BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berkomukasi melalui bahasa yang tingkatannya paling tinggi. Kemampuan menulis menulis
|
|
- Suharto Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis Pengertian Menulis Cerita Rumpang Menurut Hardini dan Puspitasari (2012: 203) bahwa menulis merupakan kemampuan berkomukasi melalui bahasa yang tingkatannya paling tinggi. Kemampuan menulis menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Kemampuan menulis merupakan usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri seorang pemakai bahasa melalui bahasa tulis. Menurut Suparno dan Yunus (2007: 1.3) bahwa menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa sangat dibutuhkan pada masa sekarang. Keterampilan menulis tidak mudah dimiliki dan memerlukan waktu yang lama untuk memperolehnya. Dengan menulis seseorang dapat mengekspresikan ide-ide atau gagasannya melalui bahasa tulis. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa selain menyimak, membaca, dan berbicara. Sebagai keterampilan, makna yang terkandung didalamnya tentunya tidak sekedar menulis tanpa isi, melainkan menulis dalam konteks yang teratur, sistmatis, dan logis. Mulyati (2007: 5.3) mengemukakan bahwa menulis adalah suatu proses berpikir dan menuangkan pemikiran dalam bentuk wacana atau karangan. Sedangkan menurut Semi (2007: 14) bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan dalam lambing-lambang tulisan. 8 Menurut Semi (2007: 17) menulis merupakan kemampuan seseorang mengungkapkan ide-ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtun, gagasan, ekspresif, enak dibaca dan dipahami orang lain Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern dan merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa
2 terpelajar. Kegiatan menulis merupakan kegiatan untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Konsep ini mencakupi kegiatan menggunakan bahasa tulis, seperti membuat teks percakapan cerita rumpang, mengungkapkan pengalaman, menulis surat baik huruf tegak bersambung maupun tidak resmi. Mulyati (dalam Anwar, 2011: 9-10) mengemukakan bahwa menulis pada hakekatnya menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis (tulisan) seperti halnya pada pembelajaran membaca, pembelajaran menulis di SD juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu menulis permulaan di kelas rendah dan menulis lanjutan di kelas tinggi. Gagasan atau pesan yang akan disampaikan tergantung pada perkembangan dan tingkat pengetahuan dan daya nalar siswa. Kemampuan menulis adalah kemampuan menurunkan atau melukiskan gambar-gambar grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Sedangkan menurut Nurgiyantoro (2012:191) bahwa menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola berbahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Lebih lanjut Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Kedua pendapat tersebut sama-sama mengacu pada menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran berdasarkan aturan-aturan tertentu. Artinya segala ide, pikiran dan gagasan yang ada pada penulis disampaikan dengan cara menggunakan lambang-lambang bahasa yang berpola. Melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat apa yang dikomunikasikan penulis. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah adalah menurunkan atau melukiskan gambar-gambar grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut.
3 2.1.2 Tujuan Menulis Cerita Rumpang Pada dasarnya tujuan menulis adalah sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulisan.setiap jenis tulisan memiliki tujuan masing-masing.tujuan tersebut sangat bervariasi. Tarigan (dalam Hendrapuspita, 2011: 9) membagi tujuan menulis dilihat dari penulisnya yang belum berpengalaman sebagai berikut. 1) Memberitahukan atau mengajar, 2) Meyakinkan atau mendesak, 3) Menghibur atau menyenangkan, dan 4) Mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api. Untuk mengetahui tujuan menulis maka penulis mengutip teori yang diungkapkan oleh Semi (2007: 14) yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mencerita rumpangkan sesuatu Mencerita rumpangkan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami yang bersangkutan. Pembaca tahu apa yang dimpikan, dikhayalkan, dan dipikirkan penulis. Dengan begitu terjadi kegiatan berbagi pengalaman, perasaan, dan pengetahuan. 2. Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan Tujuan menulis yang kedua ialah memberikan petunjuk atau pengarahan. Bila seorang mengajari orang lain bagaimana mengerjakan sesuatu dengan tahapan yang benar, berarti dia sedang member petunjuk atau pengarahan. 3. Untuk menjelaskan sesuatu Apabila kita menghadapi atau membaca berbagai buku pelajaran, tentu kita akan merasakan bahwa buku itu berisi berbagai penjelasan. 4. Untuk meyakinkan Orang menulis adalah untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat atau pandangannya mengenai sesuatu. Mengapa seseorang perlu meyakinkan orang lain tentang pandangan atau buah pikirannya? Karena orang sering berbeda pendapat tentang banyak hal. 5. Untuk merangkum Biasanya orang menulis untuk merangkum sesuatu. Tujuan menulis semacam ini umumnya dijumpai pada kalangan siswa sekolah, baik yang berada di sekolah dasar, sekolah menengah mapun para mahasiswa yang berada diperguruan tinggi. Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan menulis adalah
4 untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para pembaca tentang berbagai macam informasi yang terkandung dalam sebuah tulisan yang dibacanya Fungsi Menulis Cerita Rumpang Dalam kegiatan berbahasa, fungsi menulis yang utama adalah sebagai alat komukasi secara tertulis dan tidak langsung. Hubungannya dengan kemampuan berbahasa, kegiatan menulis makin mempertajam kepekaan terhadap kesalahan-kesalahan baik ejaan, struktur maupun tentang pemilihan kosa kata. Hal ini disebabkan karena gagasan perlu dikombinasikan dengan jelas, tepat, dan teratur, sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi penulis sendiri dan pembacanya. Menurut Rusyana (dalam Hendrapuspita, 2011: 9-10) fungsi menulis dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi kegunaan dan segi peranannya. 1) Fungsi menulis berdasarkan kegunaan a) Melukiskan, penulis menggambarkan atau mendeskripsikan sesuatu, baik menggambarkan wujud benda atau mendeskripsikan keadaan sehingga pembaca dapat membayangkan secara jelas apa yang dibayangkan atau dideskripsikan penulisnya. b) Memberi petujuk, penulis memberikan petunjuk tentang cara melaksankan sesuatu. c) Memerintahkan, penulis memberikan perintah melakukan sesuatu dan juga perintah untuk tidak melakukan sesuatu. d) Mengingat, penulis mencatat peristiwa, keadaan dengan tujuan untuk mengingat hal-hal penting agar tidak terlupakan. e) Berkorespondensi, penulis melakukan surat menyurat dengan orang lain guna memberitahukan, menanyakan atau meminta sesuatu dan berharap orang yang dituju dapat membalasanya. 2) Fungsi menulis berdasarkan peranan a) Fungsi penataan, yaitu penataan gagasan, imajinasi dan penggunaan bahasa saat mengarang. b) Fungsi pengawetan, yaitu mengawetkan pengutaraan sesuatu dalm wujud dokumentasi tertulis. c) Fungsi penciptaan, yaitu mewujudkan suatu hal yang baru. d) Fungsi penyampaian, yaitu menyampaikan dapat terjadi bukan saja pada orang yang
5 berdekatan tempatnya melainkan pada orang yang berjauhan. Malahan penyampaian ini dapat terjadi pada masa yang berlainan Manfaat Menulis Cerita Rumpang Akahadiah (dalam Hendrapuspita, 2011: 13) mengemukakan beberapa manfaat menulis, yaitu sebagai berikut. 1) Dalam kegiatan menulis kita lebih mengenali kemampuan dan potensi diri dan mengetahui sampai dimana pengetahuan kita tentang topik. 2) Dapat mengembangkan berbagai gagasan. 3) Lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis. 4) Dapat mengkomunikasikan gagasan serta sisitematis dan mengungkapkannya secara tersurat. 5) Dapat menilai diri kita secara obyektif. 6) Dapat memecahkan permasalahan yaitu dengan menganalisanya secara tersurat dalam konteks yang konkret. 7) Mendorong kita belajar lebih aktif, kita menjadi penemu, serta pemecah masalah. 8) Membiasakan berpikir secara konkret. Dari beberapa manfaat di atas, penulis menyimpulkan bahwa manfaat dari membaca dapat memperoleh informasi tidak hanya dari lisan tetapi juga informasi berupa tulisan, serta menulis mempunyai peranan dalam memperluas pengetahuan seseorang dan sebagai wadah dalam menuangkan segala ide, gagasan, ideologi, dan imajinasi yang dimiliki seseorang Tahap-tahap Proses Menulis Cerita Rumpang meliputi: Tompkins (dalam Nurbayus, 2011:16) menguraikan proses menulis menjadi lima tahap a) Tahap 1: Pramenulis (prewriting) Pramenulis merupakan tahap siap menulis.aktivitas tahap ini meliputi 1) memilih topik, 2)memikirkan tujuan, bentuk dan audiens, 3) memanfaatkan dan mengorganisir gagasan-gagasan. b) Tahap 2: Penyusunan Draf Tulisan (Drafting) Dalam proses menulis, siswa menulis dan menyaring tulisan mereka melalui sejumlah konsep. Selama tahap penyusunan konsep siswa terfokus dalam mengumpulan gagasan. Aktivitas ini
6 meliputi: 1) menulis draf kasar, 2) menulis konsep utama, dan 3) menekankan pada pengembangan isi. c) Tahap 3: Perbaikan (Refisi) Dalam tahap perbaikan, Penulis menyaring ide-ide dalam tulisan mereka. Siswa biasanya mengakhiri proses menulis begitu mereka mengakhiri dan melengkapi draf kasar, mereka percaya bahwa tulisan mereka telah lengkap. Aktivitas ini meliputi: 1) membaca ulang draf kasar, 2) menyempurnakan draf kasar dalam proses menulis, dan 3) mempehatikan bagian yang mendapat balikan kelompok menulis. d) Penyuntingan (Editing) Siswa menyempurnakan tulisan mereka dengan mengoreksi ejaan dan kesalahan mekanikal lain. Aktivitas dalam tahap ini meliputi: 1) mengambil jarak dari tulisan, 2) mengoreksi awal dengan menandai kesalahan, dan 3) mengoreksi kesalahan. e) Pemublikasian (Publishing) Siswa mempublikasikan tulisan mereka dan menyempurnakannya dengan membaca pendapat dan komentar yang diberikan teman atas siwa lain, orang tua dan komunitas mereka sebagai penulis. Berdasarkan teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis meliputi 1) Pra Menulis 2) Saat Menulis 3) Merevisi 4) Mengedit 5) Mempublikasikan Pengertian Cerita Rumpang Cerita rumpang merupakan bentuk lain tulisan/karangan fiksional yang memiliki struktur yang berbeda dengan puisi Tarigan (dalam Hendrapuspita, 2011: 11). Hal ini terjadi karena cerita rumpang secara konvensional lebih dimaksudkan untuk memaparkan peristiwa tertentu yang dialami oleh tokoh tertentu di tempat tertentu dalam rentang waktu tertentu dengan pola tulis yang khas, berbeda dengan pola tulis puisi ataupun naskah drama. Karenanya, kegiatan dan tahapan menulis sebuah cerita rumpang menjadi lebih kompleks. Sebagai penulis pemula, Anda sebaiknya membuat corat-coret kasar sebagai pegangan awal untuk pengembangan cerita rumpang Anda. Rekan-rekan Anda yang sudah menulis cerita rumpang lazimnya menyebut hal itu sebagai kerangka cerita rumpang atau jembatan keledai. Dalam kerangka itu termuat:
7 1) Pokok persoalan yang akan dicerita rumpangkan; 2) Tokoh yang mengalami persoalan tersebut; 3) Tempat dan waktu terjadinya peristiwa; 4) Konflik yang dialami oleh tokoh; 5) Cara tokoh menyelesaikan konflik; 6) Nasib tokoh pada akhir cerita rumpang; 7) Dan posisi Anda sebagai pencerita rumpang Pengertian Majalah Anak Majalah anak merupakan majalah yang berisi tentang cerita rumpang anak-anak. Permainan anak-anak, kisah-kisah, dan lain-lain yang berhubungan dengan anak-anak. Dalam Kamus Besas Bahasa Indonesia disebutkan bahwa majalah anak-anak adalah majalah yg isinya khusus mengenai dunia kanak-kanak. Menurut Muda (2006: 356) bahwa majalah adalah alat media masa berupa buku ukuran besar berisi informasi yang terbit secara berkala. Sebagai media cetak berkala majalah memiliki andil besar sebagai sarana peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat pembacanya karena majalah memuat berbagai informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang relatif, termasuk majalah anak. Sedangkan menurut Sminonof (dalam Rahim, 2008:94) bahwa majalah merupakan sumber belajar dikelas yang efektif karena menawarkan berbagai keuntungan untuk program membaca. Dalam situasi formal (di kelas maupun nonformal (di keluarga), majalah dianggap merupakan sarana pembelajaran yang paling menarik akrena tampilannya cukup bervariasi, baik dari segi model pembelajaran, gambarnya yang berwarna-warni, maupun tampilan bahsanya yang mudah diikuti anak. Selain itu majalah anak merupakan media belajar yang mudah di jangkau oleh sekolah dan keluarga karena harganya relatif murah dan tersedia di mana-mana. Karena itu, bukan hal yang mengejutkan kalau sekarang omsetnya semakin lebih besar. Dengan melihat performasinya, akan
8 dapat diketahui letak kemenarikan dan kelebihan majalah anak. Dilihat dari isinya, majalah anak yang selama ni difungsikan di SD memuat berbagai kompetensi dasr yang harus dikuasai siswa, diantaranya kompetensi berbahasa, daya pikir, dan keterampilan. Ketiga kompetensi ini disajikan dengan berbagai variasi strategi pembelajaran. Menurut Anneahira majalah anak sebagai salah satu media pembelajaran di SD setidaknya memenuhi tiga syarat, yaitu: 1. Edukatif, sarana pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum dan didaktik metodik. Artinya, sarana pembelajaran harus sesuai dengan tingkat kemampuan anak, dapat medorong kelancaran dan keberhasilan kegiatan belajar mengajar. 2. Teknis, sarana pembelajaran harus memnuhi syarat, kebenaran ditinjau dari konsep ilmu, ketelitian, keawetan, ketahanan, kejelasan teknik, kemudahan pemakaian, keamanan, ketepatan ukuran, dan kontabilitas (keluwesan) 3. Estetika, sarana pembelajaran harus memenuhi syrata estetis, ukurannya sesuai, dan warnyanya serta kombinasinya serasi. Majalah anak ditinjau dari performansinya memiliki karakteristik khas yang berbeda dari majalah untuk orang dewasa. Ditinjau dari berbagai segi, terbagi menjadi: 1) segi bahasa, 2) segi isi, 3) segi tekniknya. Dan segi bahasa majalah anak memiliki ciri: 1) kosakata yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan anak, 2) kalimatnya sederhana Langkah-langkah Penggunaan Majalah Anak Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas: a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam b. Guru menyampaikan apersepsi dan memberikan motivasi kepada siswa, c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran d. Membagi cerita rumpang rumpang dari majalah anak yang telah diketik ulang menjadi suatu cerita rumpang yang berlum lengkap dan perlu dilengkapi, e. Memerintahkan kepada setiap siswa untuk melengkapi kalimat menggunakan kata-kata dalam pilihan kata. f. Memeriksa pekerjaan siswa dan memberikan penilaian Kelebihan dan Kelemahan Media Majalah Anak
9 berikut. Vandenbosh (2013: 2) menyebutkan kelebihan dan kekurangan media majalah anak sebagai 1. Kelebihan: a. Karena media ini hasilnya adalah berupa tulisan atau teks maka media ini bisa disimpan dan bisa di baca berulang- ulang. Di saat pembaca ingin lebih memahami isi berita, maka pembaca bisa mengulang ulang membacanya. b. Selain itu juga bisa dikumpulkan dan dibuat kliping. Terutama mengenai sebuah berita yang fenomenal ataupun berita- berita yang dianggap menarik. c. Biasanya informasi di dalamnya lebih jelas dan mampu menjelaskan hal- hal yang bersifat kompleks ataupun investigatif. Terkadang disertai gambar atau foto yang lebih memperjelas isi berita yang ditampilkan. Dan ada kalanya bila berita tersebut bersifat continue maka ada sedikit pengulangan mengenai berita sebelumnya, sehingga pembaca benar- benar mengerti dan faham tentang isi dan alur berita tersebut. d. Jika dilihat dari harganya, media cetak bisa didapat oleh khalayak dengan harga yang cukup murah. Karena dengan biaya yang cukup murah kita bisa mendapatkan informasi yang lebih banyak. Misalnya koran Jawa Pos, dengan harga Rp kita bisa mendapatkan informasi atau berita sebanyak 30an halaman berbeda dengan media lain yang terbatas. Ini yang lebih membedakan antara media cetak dengan media elektronik( baik radio maupun televisi). e. Bahkan kita bisa memilih berita mana yang ingin kita baca terlebih dahulu,misal tentang politik,ekonomi,olahraga atau yang lainnya. Jadi tidak ada keharusan untuk menyimak informasi satu per satu atau tidak harus berurutan. 2. Kekurangan Untuk kekurangan dari majalah anak adalah: a. Media cetak lebih lambat penyampaian beritanya daripada media- media yang lain. Karena memang harus melewati proses yang panjang sampai di tangan khalayak. Bahkan berita yang terjadi hari ini baru bisa diterima oleh khalayak pada hari esoknya. b. Selain itu media cetak hanya terbatas pada tulisan atau teks saja meskipun beberapa didukung oleh foto atau gambar, sehingga pembaca harus memahami sendiri berita tersebut karena memang visualisasi yang terbatas. c. Untuk biaya produksi media cetak tergolong mahal, karena media cetak harus dicetak dan
10 didistribusikan sebelum dapat dinikmati masyarakat. Biaya percetakan dan pendistribusian itulah yang tergolong mahal. 2.2 Kajian Penelitian yang Relavan Penelitian yang berkaitan dengan meningkatkan kemampuan membaca sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Sarifudin pada tahun 2008 dengan judul Kemampuan Siswa Menulis Permulaan Melalui Pemanfaatan Majalah Anak di kelas II SDN 86 Kota Tengah Kota Gorontalo. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan siswa pada pelaksanaan tindakan observasi awal hanya sebesar 30%, siklus I meningkat 55% dan pada tindakan siklus II meningkat menjadi 85%. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Muliani (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Pemnafaatan Media cerita Rumpang berbasis Majalah Bobo Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Rumpang Anak Siswa Kelas IV SD Santo Paulus Singaraja mengemukakan bahwa pemanfaatan media cerita rumpang anak berbasis majalah Bobo (1) dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita rumpang anak, (2) ditemukan langkah-langkah yang efektif dalam penggunaan media cerita rumpang berbasis majalah Bobo, dan (3) respons siswa terhadap pemanfaatan media cerita rumpang berbasis majalah Bobo dalam pembelajaran menulis cerita rumpang anak cukup positif. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada guru untuk menggunakan media cerita rumpang berbasis majalah Bobo dalam pembelajaran menulis cerita rumpang anak dengan menerapkan langkah-langkah pembelajaran yang telah ditemukan. Berdasarkan kajian penelitian yang relevan dapat dilihat adalah persamaan dan perbedaan. Persamaan yang dimaksud adalah dalam hal penggunaan majalah anak-anak. Sedangkan perbedaannya terletak pada indikator penelitian. 2.3 Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Jika guru menggunakan majalah anak maka kemampuan siswa dalam menulis cerita rumpang rumpang di kelas IV SDN 3 Bulango Ulu Kabupaten Bone Bolango dapat meningkat.
11 2.4 Indikator Kinerja Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah minimal 75 % dari 13 siswa kelas IV SDN 3 Bulango Ulu yang dikenai tindakan mampu menulis cerita rumpang rumpang melalui majalah anak.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA RUMPANG MELALUI MAJALAH ANAK PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BULANGO ULU KABUPATEN BONE BOLANGO
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA RUMPANG MELALUI MAJALAH ANAK PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BULANGO ULU KABUPATEN BONE BOLANGO MARYAM MOHAMAD MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menulis Menurut Nurgiyantoro (2001:191) bahwa menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola berbahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di SD memiliki nilai strategis. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA
PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA Oleh Novita Tabelessy Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Abstrak:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menyangkut bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia dan sebagai bahasa persatuan antar warga, yang merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Nurgiyantoro (2001: 191) Menulis merupakan kemampuan
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Pengertian Menulis Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menurut Nurgiyantoro (2001: 191) Menulis merupakan kemampuan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh peserta didik. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis atau mengarang ialah kemampuan mengekspresikan pikiran, perasaan, pengalaman, dalam bentuk tulisan yang disusun secara sistematis dan logis, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa tersebut yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi semakin pesat. Hal ini menyebabkan kemudahan pemerolehan informasi secara cepat dan efisien. Perkembangan tersebut menjangkau dunia
Lebih terperinci2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa yang mumpuni serta dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuniar Afrilian, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi negara yang digunakan secara meluas di dalam kehidupan masyarakat. Tetapi, tidak semua pengguna bahasa Indonesia dapat memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung pada kemampuan dan keterampilannya dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat
Lebih terperinciJurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan
Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan ISSN 2252-6676 Volume 4, No. 1, April 2016 http://www.jurnalpedagogika.org - email: jurnalpedagogika@yahoo.com KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Ketentuan Menulis a. Pengertian Menulis Tarigan (1986) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa
Lebih terperinciMata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan lingkunganya 1 Menulis sebagai proses
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
14 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Pembelajaran di sekolah saat ini terlihat monoton dan membosankan sehingga ketika pembelajaran berlangsung siswa terlihat tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi sertiap manusia, dengan pendidikan kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan hidup di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia yang harus dilakukan secara terus menerus dan berlangsung seumur hidup. Isi dan proses pembelajaran
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS PERCAKAPAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI KELAS IV SDN 1 LIMBOTO KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO Evi Hasim (Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan) Masalah dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar harusnya dikembangkan proses pembelajaran yang mengacu pada pencapaian tujuan
Lebih terperinci34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)
34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam kehidupan modern saat ini, penguasaan bahasa bagi seseorang mutlak diperlukan. Keterampilan berbahasa seseorang harus mengacu
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA Herlina, Kaswari, Heri Kresnadi Prodi PGSD FKIP Untan Pontianak
Lebih terperinci35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)
35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinci32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)
32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu ciri dari suatu orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sehubungan dengan hal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. bahasa itu akan dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Menulis 2. 1. 1 Pengertian Menulis Menulis berarti mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan. Sarana mewujudkan
Lebih terperinciUNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG SOAL TUGAS TUTORIAL III Nama Mata Kuliah : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kode/SKS : PDGK 4504/3 (tiga) Waktu : 60 menit/pada pertemuan ke-7 I. PILIHLAH SALAH
Lebih terperinci2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekpresif. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara
Lebih terperinciKelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan
Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Juli Membedakan berbagai bunyi bahasa Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dengan bahasa yang santun nyaring suku kata dengan lafal Menyalin berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan (emosi), imajinasi, ide dan keinginan yang diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah
8 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakekat Menulis Menulis bukan hanya menyalin tetapi juga mengekspresikan pikiran dan perasaan ke dalam lambang-lambang tulisan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Seorang penulis berkomunikasi melalui tulisan mereka untuk mempengaruhi
Lebih terperinciPROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2
PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia KELAS / SEMESTER : VI (Enam) / 2 (dua) Standar Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Standar Guru C C2 C3 C4 C5 C6 Menggunakan secara lisan wacana wacana lisan untuk wawancara Menggunakan wacana lisan untuk wawancara Disajikan penggalan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI) Icah 08210351 Icah1964@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa memiliki arti penting bagi kehidupan yang ditunjukkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berperan penting dalam dunia pendidikan, yaitu pada saat menyampaikan materi kepada peserta didik di sekolah khususnya saat penyampaikan materi bahasa
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK
KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan keterampilan dan aktivitas yang dapat dilakukan oleh semua orang. Asalkan mereka telah melek huruf dan memiliki kemauan untuk menulis. Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang sangat kompleks, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang dimaksud adalah guru. Guru merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang membelajarkan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Komunikasi ini dapat dilakukan dengan baik secara
Lebih terperinci33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B)
33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana agar
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran
KELAS XII SEMESTER 1 SILABUS Semester : 1 Standar : Mendengarkan 1. Memahami informasi dari berbagai laporan 1.1 Membedakan antara fakta dan opini dari berbagai laporan lisan Laporan laporan kegiatan OSIS
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dipahami oleh siswa sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik, sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup dua aspek, yaitu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Menulis merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang dipelajari oleh siswa, selain keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca di sekolah.
Lebih terperinciSEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS IV SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : Tahun Pelajaran : Kelas : IV Smt
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa. Tanpa adanya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Keterampilan Menulis Menulis adalah sebuah kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang, apapun bentuknya. Mendengar kata menulis tidak banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan
Lebih terperinciMENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK
MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI Nurmina 1*) 1 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Almuslim, Bireuen *) Email: minabahasa1885@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7
Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Kenyataannya di SMK Farmasi Bakti Kencana Banjar beberapa siswa diantaranya kurang mampu menggunakan imajinasi atau
Lebih terperinci31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekalang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang akan senantiasa memerlukan interaksi dengan manusia lainnya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan media untuk berinteraksi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana yang strategis untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia, sebab pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi bahasa Indonesia dibagi menjadi 4 aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek ini saling berkaitan satu dengan yang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pada bab ini akan diuraikan empat hal pokok yaitu: (1) kajian pustaka, (2) landasan teori, (3) kerangka berpikir, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia diharapkan dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, saling berbagi pengalaman dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan berbahasa berhubungan erat dan saling melengkapi dengan pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di sekolah berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bercerita diperoleh lewat komunikasi dalam keluarga dan juga dikembangkan secara sistematis di dalam pembelajaran formal di sekolah. Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa memiliki empat komponen penting yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan membaca, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran bagi manusia sangat penting karena dengan dilakukannya
Lebih terperinci34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)
279 34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B) A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu Negara dan Bangsa. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sangat berperan penting perannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu, bahasa Indonesia juga memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia secara umum merupakan bahasa resmi negara Indonesia yang digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting dalam dunia
Lebih terperinci