eco labeling. Selain itu semakin meningkatnya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "eco labeling. Selain itu semakin meningkatnya"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang Pajak sebagai suatu sumber penghasilan negara semakin penting peranannya dari hari ke hari, semakin menipisnya sumber daya alam sebagai sumber devisa membuat pajak semakin vital peranannya. Indonesia diperkirakan akan menjadi "net oil importer" dalam kurun waktu antara tahun. Hutan tropis sebagai sumber devisa akan semakin sulit masuk kepasaran dunia karena adanya isu lingkungan dan kebijakan eco labeling. Selain itu semakin meningkatnya kebutuhan dana untuk pembangunan dan semakin besarnya hutang luar negeri, tiada lain pilihan yang harus dilakukan adalah peningkatkan penghasilan dari sektor pajak. Peranan RAPBN 2004 sangat penting dan strategis mengingat untuk pertamakalinya sejak krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia pertengahan tahun 1997, bangsa Indonesia menyusun RAPBN sendiri dengan menutup pembayaran luar negeri dengan sumber pembiayaan dalam negeri sehubungan dengan berakhimya kontrak kerja sama dengan IMF. Sebagaimana diketahui bahwa dalam RUU tentang APBN 2004 disebutkan bahwa sektor pajak masih akan dijadikan andalan oleh pemerintah, dalam rancangan belanja negara 2004, tax ratio akan dinaikkan menjadi 13,5% dibandingkan tahun 2003 sebesar 13,1%. Dan selama 3 tahun terakhir, peranan sektor pajak terus dinaikkan. Penerimaan negara dari sektor pajak pada tahun 2001 mencapai 61,6%, pada tahun 2002 meningkat menjadi 70% dan tahun 2003 meningkat menjadi 75%.

2 Menurut Menteri Keuangan RI Budiono mempertegas bahwa pajak adalah sektor andalan, karena berperan cukup besar dalam RAPBN 2004 yakni sebesar Rp. 217 trilliun atau naik 6,6% dari APBN tahun 2003 dengan rincian 49,1% dari PPh, 31,8% dari PPN dan PPnBM, 3,9% dari PBB dan BPHTB diluar tersebut sebanyak 15,2% dari penerimaan pajak berasal dari bea masuk, cukai, pungutan ekspor dan pajak lainnya. Dan pajak adalah salah satu sektor penerimaan negara yang paling aman karena tidak beresiko seperti halnya pinjaman-pinjaman. Komitmen Pemerintah untuk tidak semakin tergantung kepada utang luar negeri menjadikan penerimaan pajak telah menjadi tulang punggung pemerintah dalam pembiayaan icegiatannya. Sejalan dengan komitmen tersebut, Direktorat Jenderal Pajak melakukan pembaharuan untuk lebih memberikan rasa keadilan dan meningkatkan pelayana, serta lebih menciptakan kepastian hukum bagi wajib pajak. Saat ini kebijakan perpajakan Nasional dari Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan adalah "Mewujudkan Citra dan Target Pajak Menjadi Nyata Melalui Program Sadar dan Peduli Pajak". Tema tersebut secara konsisten di tuangkan dalam kebijaksanaan startegis guna mengoptimalkan penerimaan negara melalui ekstensifikasi dan instensifikasi pajak dengan langkahlangkah startegis sebagai berikut : 1. Konsolidasi internal DJP 2. Meningkatkan penyuluhan dan pelayanan kepada Wajib Pajak (WP) 3. Meningkatkan pengawasan kepatuhan terhadap WP 4. Memanfaatkan pertukaran informasi 5, Elektronik Intelegent Revenue Service.

3 Seiring dengan Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak, peranan pelayanan sangat penting terutama kepada masyarakat wajib pajak. Sebagaimana diketahui bahwa objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) meliputi semua lapisan masyarakat, sehingga secara nasional mempunyai nilai strategis dan mencerminkan kegotongroyongan seluruh unsur masyarakat dalam pembiayaan pembangunan (Soeharno, 2003). Pada hakekatnya pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu sarana penvujudan kegotong royongan nasional dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional, sehingga dalam pengenaannya has memperhatikan prinsip-prinsip kepastian hukum, keadilan dan kesederhanaan serta ditunjang oleh system administrasi perpajakan yang memudalkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajaknya. Menurut Machfud Sidiq dalam Soehamo (2003) pajak bumi dan bangunan yang dikenal dengan istilah pajak property (property tax) sangat sulit pengadministrasiannya. Kesalahan dalam menentukan kebijaksanaan dalam pengenaan pajak akan menyebabkan gejolak sosial dan politik yang mahal harganya. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, Direktorat PBB dm BPHTB Direktorat Jenderal Pajak telah mengembangkan system penunjang Sismiop berupa Sistem Informasi Geografis (SIG), Payment On-line System (POS) PBB dm Pelayanan Informasi Telepon (PIT). POS PBB merupakan suatu aplikasi pendukung Sismiop yang berfungsi untuk meningkatkan pelayanan kepada Wajib pajak yang berhubungan dengan pembayaran PBB dan pemantauannya, sebagai tindak lanjut dengan pengembangan Payment On-line System (POS) PBB, juga telah dikembangkan aplikasi layanan pembayaran online PBB melalui ATM.

4 Tugas Pokok Kantor Pelayanan PBB (KPPBB) Jakarta Selatan Satu adalah unit operasional Ditjen Pajak pada Kanwil Ditjen Pajak Jakarta I11 yang melaksanakan sebagian tugas pokok di bidang administrasi penerimaan negara dari sektor PBB dan BPHTB untuk wilayah kerja kecamatan Pancoran, Setiabudi, dan Tebet. Sedangkan fungsi KPPBB Jakarta Selatan Satu merupakan salah satu unit operasional di bidang pelayanan, penyuluhan dan pengawasan administrasi PBB dan BPHTB. Bila memperhatikan Jumlah objek pajaktwajib pajak dengan realisasi penerimaan PBB 5 tahun terakhir (tahun 1999 s.d. 2002) sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 1, bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya selama 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan namun collection rate rasio masih rendah rata-rata + 83%, sedangkan collection rate atas tunggakan rata-rata + 20%. Tabel 1. Jumlah Objek Pajak, Pokok Ketetapan PBB dan realisasi penerimaan PBB KPPBB Jakarta Selatan Satu tahun 1998 s.d Coll. rate atas pokok (%) Coll. rate atas tunggakan (Yo) Coll. rate pokok + tunggakan (%) Coll. rate renpen (Yo) Sumber : Profil KPPBB Jakarta Selatan Satu tahun 2003

5 Beberapa permasalahan dalam pelayanan pembayaran PBB antara lain : 1. Permasalahan pelayanan kepada Wajib pajak a. Bank Tempat Pembayaran menolakltidak melayani pembayaran PBB dikarenakan Bank Tempat pembayaran (Bank TP) tersebut bukan Bank TP atas objek dimaksud. b. Terdapatnya Wajib Pajak yang telah membayar PBB namun masih terdafiar di daftar penunggak pajak. c. Perubahan data objek pajak tidak dapat diikuti langsung oleh data di Bank TP d. Waktu pelayaanan yang relatif terbatas. 2. Permasalahan hardware dan jaringan a. "Up loading data" oleh Bank TP ke " Central data Base" di KP DJP sering tidak berjalanlterputus. b. Jaringan yang digunakan masih dengan list line (jaringan melalui kabel telepon) c. 161 Bank TP dalam pengoperasiannya cenderung bersarnaan mengakibatkan jalur komunikasi up-load data padat Menururt Djamaludin Ancok (1995) bahwa banyak ahli yang berpendapat orang pada umumnya tidak suka membayar pajak.hanya sekelompok kecil orang merasa bahwa pajak tidak memberatkan mereka karena mereka merasa membayar pajak terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jurnlah yang seharusnya mereka bayar. Hasil survey di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekilas terkesan bahwa orang tidak selalu anti dengan pajak narnun hasil

6 penelitian jangka panjang menunjukkan adanya kecenderungan orang semakin antipati pada pajak. Upaya penghindaran pajak dapat dikategorikan tiga tipe yaitu penghindaran pajak dengan cara legal (tax avoiden), penghindaran pajak secara illegal (tax evasion) dan penunggakan pajak. Dari tiga tipe penghindaran pajak tersebut merupakan refleksi dari ketidakgairahan orang membayar pajak. Wajib pajak adalah merupakan pelanggan dari Kantor pelayanan pajak dikarenakan salah tugas dan fungsi KPPBB adalah melayani pengadministrasian dan pelayanan pembayaran PBB dari Wajib Pajak, maka wajar bila KPPBB selalu berusaha meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dimaksud. Seorang pelanggan merasa puas jika kebutuhan, secara nyata atau hanya harapan, terpenuhi atau melebihi harapannnya, jadi bila sebuah produk atau jasa memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, biasanya pelanggan merasa puas (Richard F Gerson, 2002) Philip Kotler menyebutkan bahwa Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsikesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapanharapannya. Seperti dijelaskan diatas, kepuasan merupakan fimgsi dari persepsi kesan atau kine rja harapan, jika berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas, jika kinerja memenuhi harapan pelanggan puas dan jika kineraja melebihi harapan pelanggan amat puas atau senang (Philip Kotler, 2002). Pelayanan yang bagaimana diperlukan oleh masyarakat? Pelayanan publik yang ideal, dalam pandangan Adam Wirahadi (Harkat Bangsa) adalah efisien, cepat, akuntabel, murah, transparan, dan nondiskriminatif. Kondisi yang tampak

7 DAFTAR IS1 halaman Daftar Isi... xi Daftar Tabel xi11 Daftar Gambar... xv Daftar Lampiran... xvii I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelltian Manfaat Penelltlan Ruang Lingkup Penelitian I1. TINJAUAN PUSTAKA Kerangka Teorltis Pengertian Pajak Pelayanan Publik Kepuasan Pelanggan Analisa Kepuasan Pelanggan Analisis Faktor Analisis Klaster Konsep Servqual Analisis Thurstone Kajian Penelitian Pendahuluan Kerangka Pemikiran... I11. METODOLOGI PENELITIAN lokasi dan Waktu... : Jenis dan Sumber Data Teknik Pengambilan Data Teknik Pengolahan dan Analisis Data IV. GAMBARAN UMUM KPPBB JAKARTA SELATAN SATU Tugas Pokok dan Fungsi Visi dan Misi Organisasi Data Objek Pajak... 43

8 V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Demografi Responden Perilaku Wajib Pajak Kepuasan Wajib Pajak Secara Umum Pandangan Wajib Pajak atas Pelayanan Perpajakan Segmentasi Demografi Responden Segmentasi Wajib Pajak Berdasarkan Karakteristik Demografi Dalam Penilaian Kepuasan Pelayanan Pembayaran PBB Faktor-faktor Pelayanan Pembayaran PBB Tingkat Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Kinerja Pelayanan Pembayaran PBB Pertimbangan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB Pada Bank TP Strategi Peningkatan Pelayanan Pembayaran PBB Kendala dan Hambatan Dalam Penelitian VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

9 DAFTAR TABEL No. halaman 1 Jumlah Objek Pajak, Pokok Ketetapan PBB dan realisasi penerimaan PBB KPPBB Jakarta Selatan Satu tahun 1998 s.d. Monografi Wilayah KPPBB Jakarta Selatan Satu...: Pokok Ketetapan PBB KPPBB Jakarta Selatan Satu Tahun Realisasi Penerimaan PBB Tahun 1999 s.d KPPBB Jakarta Selatan Satu Nilai Jual Objek Pajak wilayah KPPBB Jakarta Selatan Satu Th Jumlah Responden Pada Masing-Masing Kelurahan Final Klaster Untuk Variabel Demografi Wajib Pajak Final Klaster Kepuasan Wajib Pajak Atas Pelayanan Pembayaran PBB Jumlah responden yang mengisitmenjawab pertanyaan demografi.. 65 Komposisi usia respondedwajib pajak pada masing-masing klaster Komposisi responden pada masing-masing kluster berdasarkan jenis kelarnin Komposisi respondenlwajib pajak pada masing-masing klaster berdasarkan jenis pekerjaan Komposisi respondedwajib pajak pada masing-masing klaster berdasarkan tingakat pendidikan Komposisi respondenlwajib pajak pada masing-masing klaster berdasarkan penghasilan per bulan

10 15 Komposisi terbesar masing-masing klaster penilaian kepuasan berdasarkan demografi Wajib Pajak Faktor pelayanan pembayaran PBB di Bank Tempat Peinbayaran Atribut-atribut pelayanan pembayaran PBB di Bank TP yang berada pada diagram kartesius di kuadran IV Peringkat kepentingan yang menjadi pertimbangan wajib pajak dalam membayar PBB pada Bank Tempat Pembayaaran xiv

11 DAFTAR LAMPIRAN No. halaman 1 Peta Wilayah KPPBB Jakarta Selatan Satu Kuisoner Anallsls Klaster Analisis Faktor Atribut Dimensi Pelayanan Pada Masing-Masing Kuadran Diagram Kartesius

12 DAFTAR GAMBAR No Alur Penerimaan PBB Alur Informasi POS Prosedur Pembayaran PBB dengan ATM Usia wajib pajak PBB di wilayah KPPBB Jakarta Selatan Satu Jenis kelamin wajib pajak PBB di wilayah KPPBB Jakarta Selatan Satu halaman Jenis pendidikan Selatan Satu wajib pajak PBB di wilayah KPPBB Jakarta Jenis pekerjaan wajib pajak PBB di wilayah KPPBB Jakarta Selatan Satu Perilaku wajib pajak dalam mendapatkan informasi PBB di wilayah KPPBB Jakarta Selatan Satu Diterimanya SPPT PBB oleh Wajib Pajak Jakarta Selatan Satu di wilayah KPPBB Wajib Pajak Membayar PBB pada Bank Tempat Pembayaran di wilayah KPPBB Jakarta Selatan Satu Kepuasan wajib pajak atas pelayanan pembayaran PBB di wilayah KPPBB Jakarta Selatan Satu Kepuasan wajib pajak atas pelayanan perpajakan oleh KPPBB Jakarta Selatan Satu Kepuasan Wajib Pajak atas Pelaksanaan Pembangunan oleh Pemerintah DKI Jakarta Diagram Kartesius dari faktor-faktor dimensi fisik yang mempengaruhi kepuasan wajib pajak dalam pelayanan pembayaran PBB

13 15 Diagram Kartesius dari atribut-atribut dimensi kehandalan yang mempengaruhi kepuasan wajib pajak dalam pelayanan pembayaran 79 PBB 16 Diagram Kartesius dari dimensi ketanggapan yang mempengaruhi kepuasan wajib pajak dalam pelayanan pembayaran PBB Diagram Kartesius dari atribut dimensi jaminan yang mempengaruhi kepuasan wajib pajak dalam pelayanan pembayaran PBB Diagram Kartesius dari dimensi kesungguhan yang mempengaruhi kepuasan wajib pajak dalam pelayanan pembayaran PBB 88 xvi

14 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang Pajak sebagai suatu sumber penghasilan negara semakin penting peranannya dari hari ke hari, semakin menipisnya sumber daya dam sebagai surnber devisa membuat pajak semakin vital peranannya. Indonesia diperkirakan akan menjadi "net oil importer" dalam kurun waktu antara tahun. Hutan tropis sebagai surnber devisa akan semakin sulit masuk kepasaran dunia karena adanya isu lingkungan dan kebijakan eco labeling. Selain itu semakin meningkatnya kebutuhan dana untuk pembangunan dan semakin besarnya hutang luar negeri, tiada lain pilihan yang hams dilakukan adalah peningkatkan penghasilan dari sektor pajak. Peranan RAPBN 2004 sangat penting dan strategis mengingat untuk pertamakalinya sejak krisis ekonomi melanda bangsa Indonesia pertengahan tahun 1997, bangsa Indonesia menyusun RAPBN sendiri dengan menutup pembayaran luar negeri dengan sumber pembiayaan dalam negeri sehubungan dengan berakhimya kontrak kerja sama dengan IMF. Sebagaimana diketahui bahwa dalam RUU tentang APBN 2004 disebutkan bahwa sektor pajak masih akan dijadikan andalan oleh pemerintah, dalam rancangan belanja negara 2004, tax ratio akan dinaikkan menjadi 13,5% dibandingkan tahun 2003 sebesar 13,1%. Dan selama 3 tahun terakhir, peranan sektor pajak terus dinaikkan. Penerimaan negara dari sektor pajak pada tahun 2001 mencapai 61,6%, pada tahun 2002 meningkat menjadi 70% dan tahun 2003 meningkat menjadi 75%.

15 Menurut Menteri Keuangan RI Budiono mempertegas bahwa pajak adalah sektor andalan, karena berperan cukup besar dalam RAPBN 2004 yakni sebesar Rp. 217 trilliun atau naik 6,6% dari APBN tahun 2003 dengan rincian 49,1% dari PPh, 31,8% dari PPN dan PPnBM, 3,9% dari PBB dan BPHTB diluar tersebut sebanyak 15,2% dari penerimaan pajak berasal dari bea masuk, cukai, pungutan ekspor dan pajak lainnya. Dan pajak adalah salah satu sektor penerimaan negara yang paling aman karena tidak beresiko seperti halnya pinjaman-pinjaman. Komitmen Pemerintah untuk tidak semakin tergantung kepada utang luar negeri menjadikan penerimaan pajak telah menjadi tulang punggung pemerintah dalam pembiayaan kegiatannya. Sejalan dengan komitmen tersebut, Direktorat Jenderal Pajak melakukan pembaharuan untuk lebih memberikan rasa keadilan dan meningkatkan pelayana, serta lebih menciptakan kepastian hukum bagi wajib pajak. Saat ini kebijakan perpajakan Nasional dari Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan adalah "Mewujudkan Citra dan Target Pajak Menjadi Nyata Melalui Program Sadar dan Peduli Pajak". Tema tersebut secara konsisten di tuangkan dalam kebijaksanaan startegis guna mengoptimalkan penerimaan negara melalui ekstensifikasi dan instensifikasi pajak dengan langkahlangkah startegis sebagai berikut : 1. Konsolidasi internal DJP 2. Meningkatkan penyuluhan dan pelayanan kepada Wajib Pajak (WP) 3. Meningkatkan pengawasan kepatuhan terhadap WP 4. Memanfaatkan pertukaran informasi 5. Elektronik Intelegent Revenue Service.

16 Seiring dengan Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak, peranan pelayanan sangat penting terutama kepada masyarakat wajib pajak. Sebagaimana diketahui bahwa objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) meliputi semua lapisan masyarakat, sehingga secara nasional mempunyai nilai strategis dan mencerminkan kegotongroyongan seluruh unsur masyarakat dalam pembiayaan pembangunan (Soeharno, 2003). Pada hakekatnya pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan merupakan salah satu sarana penvujudan kegotong royongan nasional dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional, sehingga dalam pengenaannya hams memperhatikan prinsip-prinsip kepastian hukum, keadilan dan kesederhanaan serta ditunjang oleh system administrasi perpajakan yang memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajaknya. Menurut Machfud Sidiq dalam Soeharno (2003) pajak bumi dan bangunan yang dikenal dengan istilah pajak property (property tax) sangat sulit pengadministrasiannya. Kesalahan dalam menentukan kebijaksanaan dalam pengenaan pajak akan menyebabkan gejolak sosial dan politik yang mahal harganya. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, Direktorat PBB dan BPHTB Direktorat Jenderal Pajak telah mengembangkan system penunjang Sismiop berupa Sistem Informasi Geografis (SIG), Payment On-line System (POS) PBB dan Pelayanan Informasi Telepon (PIT). POS PBB merupakan suatu aplikasi pendukung Sismiop yang berfungsi untuk meningkatkan pelayanan kepada Wajib pajak yang berhubungan dengan pembayaran PBB dan pemantauannya, sebagai tindak lanjut dengan pengembangan Payment On-line System (POS) PBB, juga telah dikembangkan aplikasi layanan pembayaran online PBB melalui ATM.

17 Tugas Pokok Kantor Pelayanan PBB (KPPBB) Jakarta Selatan Satu adalah unit operasional Ditjen Pajak pada Kanwil Ditjen Pajak Jakarta 111 yang melaksanakan sebagian tugas pokok di bidang administrasi penerimaan negara dari sektor PBB dan BPHTB untuk wilayah kerja kecamatan Pancoran, Setiabudi, dan Tebet. Sedangkan fungsi KPPBB Jakarta Selatan Satu merupakan salah satu unit operasional di bidang pelayanan, penyuluhan dan pengawasan administrasi PBB dan BPHTB. Bila memperhatikan Jumlah objek pajaklwajib pajak dengan realisasi penerimaan PBB 5 tahun terakhir (tahun 1999 s.d. 2002) sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 1, bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya selama 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan namun collection rate rasio masih rendah rata-rata + 83%, sedangkan collection rate atas tunggakan rata-rata + 20%. Tabel 1. Jumlah Objek Pajak, Pokok Ketetapan PBB dan realisasi penerimaan PBB KPPBB Jakarta Selatan Satu tahun 1998 s.d Coll. rate atas pokok (Yo) Coll. rate atas tunggakan (Yo) Coll. rate pokok + tunggakan (%) Coll. rate renpen (%) Sumber : Protil KPPBB Jakarta Selatan Satu tahun 2003

18 Beberapa permasalahan dalam pelayanan pembayaran PBB antara lain : 1. Permasalahan pelayanan kepada Wajib pajak a. Bank Tempat Pembayaran menolakltidak melayani pembayaran PBB dikarenakan Bank Tempat pembayaran (Bank TP) tersebut bukan Bank TP atas objek dimaksud. b. Terdapatnya Wajib Pajak yang telah membayar PBB namun masih terdaftar di daftar penunggak pajak. c. Perubahan data objek pajak tidak dapat diikuti langsung oleh data di Bank TP d. Waktu pelayaanan yang relatif terbatas. 2. Permasalahan hardware dan jaringan a. "Up loading data" oleh Bank TP ke " Central data Base" di KP DJP sering tidak berjalanlterputus. b. Jaringan yang digunakan masih dengan list line (jaringan melalui kabel telepon) c. 161 Bank TP dalam pengoperasiannya cenderung bersamaan mengakibatkan jalur komunikasi up-load data padat Menururt Djamaludin Ancok (1995) bahwa banyak ahli yang berpendapat orang pada umumnya tidak suka membayar pajak.hanya sekelompok kecil orang merasa bahwa pajak tidak memberatkan mereka karena mereka merasa membayar pajak terlalu sedikit jika dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya mereka bayar. Hasil survey di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekilas terkesan bahwa orang tidak selalu anti dengan pajak namun hasil

19 penelitian jangka panjang menunjukkan adanya kecenderungan orang semakin antipati pada pajak. Upaya penghindaran pajak dapat dikategorikan tiga tipe yaitu penghindaran pajak dengan cara legal (taw avoiden), penghindaran pajak secara illegal (tax evasion) dan penunggakan pajak. Dari tiga tipe penghindaran pajak tersebut merupakan refleksi dari ketidakgairahan orang membayar pajak. Wajib pajak adalah merupakan pelanggan dari Kantor pelayanan pajak dikarenakan salah tugas dan fungsi KPPBB adalah melayani pengadministrasian dan pelayanan pembayaran PBB dari Wajib Pajak, maka wajar bila KPPBB selalu berusaha meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dimaksud. Seorang pelanggan merasa puas jika kebutuhan, secara nyata atau hanya harapan, terpenuhi atau melebihi harapannnya, jadi bila sebuah produk atau jasa memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, biasanya pelanggan merasa puas (Richard F Gerson, 2002) Philip Kotler menyebutkan bahwa Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsiikesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapanharapannya. Seperti dijelaskan diatas, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi kesan atau kinerja harapan, jika berada di bawah harapan, pelanggan tidak puas, jika kinerja memenuhi harapan pelanggan puas dan jika kineraja melebihi harapan pelanggan amat puas atau senang (Philip Kotler, 2002). Pelayanan yang bagaimana diperlukan oleh masyarakat? Pelayanan publik yang ideal, dalam pandangan Adam Wirahadi (Harkat Bangsa) adalah efisien, cepat, akuntabel, murah, transparan, dan nondiskriminatif. Kondisi yang tampak

20 sekarang adalah tidak transparan, akuntabilitas rendah, diskriminatif, profesionalisme rendah, kuantitas dan kualitas kerja pelindung hak-hak publik belum maksimal, serta belum efisien dan efektif dari sisi biaya, waktu, prosedur berikut jangkauan layanan Kepuasan pelanggan terhadap suatu pelayanan sangatlah bergantung pada proses interaksi atau waktu dimana pelanggan dan penyedia jasa bertemu. Pemahaman seperti ini sungguh penting bagi setiap penyedia jasa yang bertekad untuk memuaskan setiap pelanggannya. Salah satu sifat dari jasa atau pelayanan adalah diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Tidak seperti produk manufaktur di mana hasil produksi dapat disimpan di gudang, dikirim ke toko, dibeli oleh konsumen dan kemudian dikonsumsi. Oleh karena sifat inilah, kepuasan pelanggan terhadap suatu pelayanan sangatlah bergantung pada proses interaksi atau waktu dimana pelanggan dan penyedia jasa bertemu. Pemahaman seperti ini sungguh penting bagi setiap penyedia jasa yang bertekad untuk memuaskan setiap pelanggannya Berdasarkan ha1 tersebut, penulis mengambil judul dalam penulisan tesis ini adalah "Analisis Kepuasan Wajib Pajak Atas Pelayanan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) " (Studi Kasus Di Wilayah Kerja KPPBB Jakarta Selatan Satu) 1.2. Rumusan Masalah : Pertanyaan manajemen a. Bagaimana tingkat kepuasan wajib pajak atas pelayanan pembayaran PBB

21 b. Bagaimana pelayanan pembayaran PBB dalam pemenuhan kepuasan wajib pajak. c. Strategi apa yang dibutuhkan guna meningkatkan kepuasan wajib pajak atas pelayanan pembayaran PBB Pertanyaan penelitian a. Faktor-faktor apa yang mempengamhi kepuasan wajib pajak dalam pelayanan pembayaran PBB b. Variable pelayanan pembayaran PBB apa yang perlu ditingkatkan dalam pelayanan pembayaran PBB di Bank Tempat Pembayaran c. Segmentasi/klasifikasi wajib pajak dalam penilaian kepuasan atas atribut-atribut pelayanan pembayaran PBB d. Sejauh mana tingkat kepuasan wajib pajak terhadap kinerja pelayanan pembayaran PBB di Bank TP Pertanyaan investigasi a. Bagaimana meningkatkan tingkat kepuasan wajib pajak dalam pelayanan pembayaran PBB. b. Bagaimana meningkatakan kualitas pelayanan pembayaran PBB c. Bagaimana Segmentasitklasifikasi wajib pajak dalam penilaian kepuasan atas atribut-atribut pelayanan pembayaran PBB Pertanyaan pengukuran a. Berapa besar performance/tingkat kepuasan Wajib pajak atas atribut-atribut pelayanan pembayaran PBB b. Berapa faktor atributlvariabel pelayanan pembayaran PBB di Bank TP

22 c. Berapa banyak segmentasi demografis wajib pajak atas penilaian kepuasan pelayanan pembayaran PBB d. Berapa tingkat kepuasan wajib pajak atas pelayanan pembayaran PBB di Bank TP 1.3.Tujuan Penelitian Menganalisa perbedaan karakteristik segmentasi wajib pajak berdasarkan karakteristik demografi Menganalisa faktor-faktor variabellatribut pelayanan pembayaran PBB di Bank Tempat Pembayaran. guna perancangan strategi meningkatkan pelayanan pembayaran PBB Menganalisa tingkat kepuasan wajib pajak terhadap kinerja pelayanan pembayaran PBB di Bank TP Merumuskan strategi meningkatkan pelayanan pembayaran PBB di Bank TP guna meningkatkan kepuasan wajib pajak Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan bahan masukan dan pertimbangan bagi manajemen KPPBB Jakarta Selatan Satu dalam menetapkan kebijaksanaan dan menentukan langkah-langkah strategis guna meningkatkan kepuasan wajib pajak atas pelayanan pembayaran PBB, sehingga diharapkan kesadaran dan kepedulian perpajakan masyarakatlwajib pajak meningkat.

23 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dititik beratkan pada manajemen pemasaran khususnya analisis kepuasan konsumen

Pajak sebagai suatu sumber penghasilan negara semakin penting peranannya. dari hari ke hari, semakin menipisnya sumber daya dam sebagai surnber devisa

Pajak sebagai suatu sumber penghasilan negara semakin penting peranannya. dari hari ke hari, semakin menipisnya sumber daya dam sebagai surnber devisa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang Pajak sebagai suatu sumber penghasilan negara semakin penting peranannya dari hari ke hari, semakin menipisnya sumber daya dam sebagai surnber devisa membuat pajak semakin

Lebih terperinci

Organisasi Data Objek Pajak... 43

Organisasi Data Objek Pajak... 43 DAFTAR IS1 Daftar Isi...... xi... Daftar Tabel... xi11 Daftar Gambar... xv Daftar Lampiran... xvi~ I PENDAHULUAN... 1 1. 1. Latar Belakang...... 1 1.2. Rumusan Masalah... 7 1.3. Tujuan Penelltian... 9

Lebih terperinci

BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM. Direktorat Jenderal Pajak perlu diubah, baik dilevel kantor pusat sebagai pembuat

BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM. Direktorat Jenderal Pajak perlu diubah, baik dilevel kantor pusat sebagai pembuat BAB II PROFIL KPP PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah Instansi Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang beriorentasi pada pelayanan dan pengawasan, maka stuktur organisasi Direktorat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya berasal dari penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya berasal dari penerimaan pajak. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemandirian suatu negara tidak terlepas dari tingkat pendapatannya yang baik. Pendapatan negara bersumber dari danaeksternal maupun internal. Dana eksternal diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Angka pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan yang sangat vital bagi negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa pajak memiliki peranan penting dalam menunjang penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009. 1 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen kebijakan fiskal dan implementasi perencanaan pembangunan setiap tahun. Strategi dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan yang sangat penting artinya bagi perekonomian suatu Negara. Demikian juga dengan Indonesia sebagai negara yang sedang membangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki jumlah populasi penduduk yang sangat besar, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah terwujudnya masyarakat

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

BAB II PROFIL INSTANSI. 2.1Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam BAB II PROFIL INSTANSI 2.1Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Pada tahun 1987 Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inspeksi Pajak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemakmuran rakyat, dan memelihara fakir miskin dan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemakmuran rakyat, dan memelihara fakir miskin dan anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila. Dalam UUD 1945 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang mengandalkan penerimaan pajak sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan negara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak dalam memberikan kontribusi yang signifikan bagi penerimaan Negara.Yaitu dengan melalui salah satu alat ukur yang bernama

Lebih terperinci

Keuangan Negara dan Perpajakan. Avni Prasetia Putri Fadhil Aryo Bimo Nurul Salsabila Roma Shendry Agatha Tasya Joesiwara

Keuangan Negara dan Perpajakan. Avni Prasetia Putri Fadhil Aryo Bimo Nurul Salsabila Roma Shendry Agatha Tasya Joesiwara Keuangan Negara dan Perpajakan Avni Prasetia Putri Fadhil Aryo Bimo Nurul Salsabila Roma Shendry Agatha Tasya Joesiwara SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA SUMBER PENERIMAAN Pajak Retribusi Keuntungan BUMN/BUMD

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9 Agustus 2007 tentang Penerapan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Sukabumi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi terbentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 9

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 10 1.3 Tujuan Penelitian... 11 1.4 Manfaat Penelitian... 11

Lebih terperinci

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres adalah instansi vertikal Direktorat

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Kosambi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kosambi dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.01/2006

Lebih terperinci

ABSTRAK Analisis Kualitas Pelayanan PT Garuda Indonesia Terhadap Tingkat Kepuasan Penumpang Sektor Semarang.

ABSTRAK Analisis Kualitas Pelayanan PT Garuda Indonesia Terhadap Tingkat Kepuasan Penumpang Sektor Semarang. ABSTRAK Semakin banyaknya perusahaan penerbangan yang beroperasi di Indonesia baik itu perusahaan domestik maupun perusahaan mancanegara tentunya akan membuat persaingan semakin ketat untuk memperebutkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Terbentuknya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan moderen yang berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pemerintah dalam suatu negara adalah : 1) fungsi stabilisasi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pemerintah dalam suatu negara adalah : 1) fungsi stabilisasi, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi pemerintah dalam suatu negara adalah : 1) fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hukum, pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang. Pembayar pajak tidak mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran negara, baik untuk pembiayaan pemerintah, pembangunan maupun

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran negara, baik untuk pembiayaan pemerintah, pembangunan maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peran penting dalam sumber penerimaan pajak. Besar kecilnya pajak akan menentukan kapasitas anggaran negara dalam

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berada di wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta jiwa 1. Sedangkan usia produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat inflasi,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Tebet adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak ( DJP) yang berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan tanpa adanya kontraprestasi langsung sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka menjalankan roda pemerintahan dan untuk melaksanakan pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia membutuhkan dana yang tidak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yaitu dapat melaksanakan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR Nama : Anisa Ulfasari NPM :40211927 Pembimbing :Dr. Misdiyono PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia termasuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penelitian...

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari

Lebih terperinci

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat kepuasan wajib pajak dan kualitas pelayanan dalam instansi publik merupakan prioritas utama yang tidak bisa diabaikan. Keduanya memiliki makna dalam menjaga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL...... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN...... xvii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah..... 7 1.3 Tujuan Penelitian.... 8 1.4 Manfaat Penelitian.....

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada mulanya pajak merupakan suatu pemberian secara cuma-cuma (upeti) namun sifatnya merupakan suatu kewajiban yang dipaksakan dan harus dilaksanakan oleh

Lebih terperinci

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya

pemungutan pajak dimana wajib pajak menghitung sendiri pajak terutangnya serta secara mandiri menyetorkan ke bank atau kantor pos dan melaporkannya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu, Jawatan Pajak yang bertugas melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah),

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Negara (Milyar Rupiah), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat potensial, selain karena jumlahnya yang relatif stabil juga merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang cukup besar, maka pemerintah berusaha untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak ini. Sehingga target dari tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang terus melakukan pembangunan demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sesuai dengan sila kelima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah penerimaan dari sektor perpajakan. Hal ini membuat pajak mempunyai peranan yang sangat besar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xiv xvi xvii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian... 5 1.4. Manfaat Penelitian... 6 1.5.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah. masyarakat Indonesia, karena berdasarkan tax ratio Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah. masyarakat Indonesia, karena berdasarkan tax ratio Indonesia dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah memanfaatkan dua sumber pokok penerimaan pajak, yaitu sumber dana dari dalam negeri misalnya penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pajak untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. pajak untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jumlah pertumbuhan penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk menjalankan roda perekonomian, negara memerlukan pajak untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB III. III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Matraman KPP ini merupakan pecahan dari KPP Jakarta Timur I yang telah

BAB III. III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Matraman KPP ini merupakan pecahan dari KPP Jakarta Timur I yang telah BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN III.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Matraman Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Matraman merupakan Kantor Pajak Type A yang berdiri pada bulan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor

BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor 29 BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPP Madya Tangerang Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang, dimana struktur organisasinya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran umum objek penelitian KPP Jakarta Kebayoran Lama, yang kini berubah menjadi KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang berada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK/LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut, maka pemerintah perlu banyak memperhatikan masalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut, maka pemerintah perlu banyak memperhatikan masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu hingga sekarang pemerintah terus melakukan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu hingga sekarang pemerintah terus melakukan peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak dulu hingga sekarang pemerintah terus melakukan peningkatan pembangunan di segala sektor yang bertujuan agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Penelitian mengenai beban akhir pajak dianggap sangat penting untuk mengetahui sejauh mana perpajakan dapat dipergunakan sebagai salah satu instrumen utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring pertumbuhan ekonomi dewasa ini, saat ini Pajak menjadi tulang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring pertumbuhan ekonomi dewasa ini, saat ini Pajak menjadi tulang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pertumbuhan ekonomi dewasa ini, saat ini Pajak menjadi tulang punggung bagi penerimaan Negara. Lebih dari 80% penerimaan Negara bersumber dari penerimaan Pajak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sektor terpenting bagi pemerintah karena pajak adalah sumber pemasukan Negara yang terbesar. Menurut Chandra Kepala Seksi Hubungan Eksternal

Lebih terperinci

DAFTARISI

DAFTARISI DAFTARISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN xvi xvii xviii I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang ~ 1 1.2 Identifikasi Masalah 8 1.3 Rumusan Masalah 10 1.4 Tujuan Penelitian 10 1.5 Manfaat Penelitian

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Sawah Besar Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Sawah Besar Dua dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena pajak mempunyai peranan yang sangat besar dalam menjalankan roda pemerintahan. Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peranan penerimaan perpajakan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase terhadap seluruh pendapatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Perusahaan Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM. Jawatan Lelang yang bertugas melakukan pelelangan terhadap barang-barang BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Direktorat Jenderal Pajak Organisasi Direktorat Jenderal Pajak pada mulanya merupakan perpaduan dari beberapa unit organisasi, yaitu : a. Jawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya pembangunan yang berkesinambungan. Pemerintah melalui Dirjen

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya pembangunan yang berkesinambungan. Pemerintah melalui Dirjen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penerimaan pajak merupakan sumber utama pembiayaan dan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, banyak negara dimasa krisis global

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007 BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 KPP Pratama Serpong 3.1.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Serpong Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber : Perhitungan Anggaran Negara & Nota RAPBN, diolah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber : Perhitungan Anggaran Negara & Nota RAPBN, diolah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak adalah sumber penerimaan negara untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan di Indonesia. Peran pajak terhadap penerimaan negara dari tahun ke tahun semakin

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pencairan Tunggakan Pajak, Penagihan Pajak. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Pencairan Tunggakan Pajak, Penagihan Pajak. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan tanpa adanya kontraprestasi langsung sehubungan tugas negara melaksanakan pembangunan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak merupakan salah satu penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang memiliki peranan penting dalam menunjang penyelenggaraan negara.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN... xix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah... 7 1.3. Batasan Masalah... 10 1.4. Rumusan Masalah... 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk. pembangunan dan pengeluaran pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk. pembangunan dan pengeluaran pemerintahan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber pemasukan utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena melalui pajak pemerintah dapat membiayai pengeluaran negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Menurut Gunadi (2012:9)

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Menurut Gunadi (2012:9) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber penerimaan Negara Indonesia yang paling potensial adalah penerimaan pajak. Penerimaan pajak akan digunakan untuk membiayai pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

SE - 88/PJ/2010 PENGAWASAN KEPATUHAN PEMBAYARAN MASA

SE - 88/PJ/2010 PENGAWASAN KEPATUHAN PEMBAYARAN MASA SE - 88/PJ/2010 PENGAWASAN KEPATUHAN PEMBAYARAN MASA Contributed by Administrator Monday, 16 August 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 6 Agustus 2010 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 88/PJ/2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia maupun negara lainnya dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia maupun negara lainnya dalam menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia maupun negara lainnya dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunannya tentu memerlukan anggaran yang sangat besar. Penerimaan anggaran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia Sesuai dengan keputusan Menteri Keungan Republik Indonesia No. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat dengan usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak sebagai sumber penerimaan negara digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan juga membiayai pembangunan. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah direktorat jenderal dibawah Kementerian Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini peranan pajak sebagai tulang punggung penerimaan dalam

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini peranan pajak sebagai tulang punggung penerimaan dalam Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini peranan pajak sebagai tulang punggung penerimaan dalam negeri menjadi semakin diperhitungkan. Dengan adanya pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan mekanisme pajak (Anshari Ritonga, 2010). pajaknya kurang adil dan kurang mencerminkan ketentuan dalam Undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan mekanisme pajak (Anshari Ritonga, 2010). pajaknya kurang adil dan kurang mencerminkan ketentuan dalam Undang-undang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permasalahan perpajakan sampai saat ini masih saja sama, banyak masyarakat yang menolak membayar pajak karena ketidakpuasan masyarakat atas pelayanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur memerlukan dana yang besar. Kebutuhan yang besar itu harus

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung. 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta Kantor Pelayanan Pajak Purwakarta berdiri pada tanggal 1 April 1989, yang terbentuk berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah terakhir kali menjadi No. 28 tahun 2007 pada pasal 1 angka 1 mendefenisikan pajak sebagai kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengadaan dana merupakan masalah yang penting bagi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Sumber pembiayaan pembangunan berasal dari dalam negeri dan luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak sebagai sumber penerimaan Negara digunakan untuk mebiayai pengeluaran rutin dan juga membiayai pembangunan. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang terutang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. negara yang terutang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak memiliki peran penting dalam sumber penerimaan negara, karena pendapatan terbesar negara berasal dari sektor pajak. Pajak sendiri banyak memberikan kontribusi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Gambaran Umum Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Gambaran Umum Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Gambaran Umum Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I Surabaya Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menciptakan kemakmuran yang berasaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran umum KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran umum KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Gambaran umum KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No: 132/PMK.01/2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin meningkat setiap tahunnya. Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Penjualan atas Barang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin meningkat setiap tahunnya. Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Penjualan atas Barang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Masalah Pajak merupakan unsur penerimaan terbesar negara sampai dengan dekade 2010, yaitu mencakup kurang lebih dua per tiga dari penerimaan negara (Widayanti,2010).

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan Keterbatasan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...105

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan Keterbatasan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...105 DAFTAR ISI TESIS... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...xiii ABSTRAK... xiv ABSTRACT...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, negara yang memiliki administrasi pemerintahan modern termasuk Indonesia, menjadikan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai tulang punggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang dominan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Namun, dewasa ini banyak kasus terjadi dalam bidang perpajakan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Dalam rangka pengamanan penerimaan pajak sebagaimana amanat Anggaran

Lebih terperinci