Pemahaman Masyarakat terhadap Faktor Struktural dan Nonstruktural

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemahaman Masyarakat terhadap Faktor Struktural dan Nonstruktural"

Transkripsi

1 TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pemahaman Masyarakat terhadap Faktor Struktural dan Nonstruktural Rumah Tahan Gempa Agus Dwi Hariyanto (1), Sugeng Triyadi (2), Hanson E. Kusuma (3) (1) Mahasiswa Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung, Dosen Program Studi Arsitektur UK Petra. (2) Kelompok Keilmuan Teknologi Bangunan, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (3) Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kesadaran masyarakat terhadap kualitas bangunan rumahnya dapat mendukung pemerintah dalam program mitigasi bencana gempa bumi. Mitigasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko terhadap bencana. Mitigasi non fisik untuk gempa mencakup peran serta masyarakat dalam meningkatkan pemahaman terhadap kualitas rumah yang aman terhadap gempa. Kemampuan masyarakat menilai kondisi rumahnya bila terjadi gempa dapat mencerminkan tingkat pemahaman mereka bagaiman rumah yang aman terhadap gempa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terhadap kriteria rumah tahan gempa. Selain itu penelitian ini dilakukan mengetahui korespondensi antara rasa aman responden terhadap rumahnya dengan kriteria rumah tahan gempa. Penelitian kualitatif ini diolah dengan analisis data teks, dilanjutkan dengan analisis distribusi, korespondensi, dan cluster. Pemahaman responden cukup baik karena responden mampu menilai kondisi rumahnya bila terjadi gempa dan mampu memberikan gambaran kriteria rumah yang aman terhadap gempa. Dari hasil analisis data teks, terdapat tujuh kriteria yang dapat dikelompokan dalam kategori faktor struktural (struktur responsif, material sesuai, bentuk sederhana, kondisi tanah stabil) dan non struktural (elemen arsitektur tidak rusak, mudah menyelamatkan diri, dan pelaksanaan tepat). Faktor struktural lebih dominan dibanding dengan faktor non struktural, dengan frekuensi tertinggi kriteria struktur responsif. Selain itu terdapat hubungan yang signifikan antara variabel hasil penilaian terhadap rumah tinggal dengan kriteria tahan gempa. Kata-kunci : rumah, tahan gempa, struktural, non struktural, pemahaman masyarakat Pengantar Indonesia berada pada situasi yang disebut dengan ring of fire atau cincin api, sehingga sering terjadi gempa pada sebagian wilayahnya. Kejadian gempa yang memakan banyak korban adalah gempa di Bantul, Yogyakarta tahun 2006 (korban jiwa lebih dari 3000 orang) dan di Padang tahun 2009 (korban jiwa lebih dari 1000 orang). Faktor utama yang menyebabkan begitu banyaknya korban adalah runtuhnya bangunan pada saat terjadi gempa. Kejadian runtuhnya bangunan yang sangat cepat menyebabkan para korban tidak memiliki waktu untuk menyelamatkan diri. Bangunan yang tidak mampu bertahan sedikitpun terhadap gempa menjadi penyebab utama banyaknya korban jiwa. Masyarakat menjadi korban karena tertimpa rumahnya sendiri. Hal ini membuktikan bahwa rumah yang ditinggali sangat rawan terhadap gempa. Ketidaktahuan masyarakat terhadap ketahanan bangunan rumahnya menunjukan ketidaksiapan masyarakat ketika gempa tersebut terjadi. Rumah tinggal adalah bangunan skala domestik yang sangat penting direncanakan untuk memenuhi rasa aman penghuninya terhadap kondisi iklim maupun pengaruh lainnya seperti gempa bumi. Kesadaran masyarakat terhadap Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 109

2 Pemahaman Masyarakat terhadap Faktor Struktural dan Non-struktural Rumah Tahan Gempa kualitas bangunan rumahnya dapat mendukung pe-merintah dalam program mitigasi bencana, khususnya gempa bumi. Mitigas adalah upayaupaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko terhadap bencana. Mitigasi dapat dilakukan baik secara fisik maupun non fisik. Mitigasi non fisik untuk gempa mencakup peran serta masyarakat dalam meningkatkan pemahaman terhadap kualitas rumah yang aman terhadap gempa atau tahan gempa. Dengan latar belakang beberapa kejadian gempa besar yang terjadi di Indonesia, maka masyarakat secara umum mendapatkan gambaran dampak gempa tersebut. Untuk itu penelitian ini bertujuan yang pertama untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terhadap kriteria rumah yang tahan gempa. Yang kedua adalah untuk mengetahui korespondensi antara rasa aman responden terhadap rumahnya dengan kriteria rumah tahan gempa. Pada saat terjadi gempa di Indonesia, kerusakan terbesar terjadi pada bangunan-banguan nonengineered (Kusumastuti, D. et.al. 2008). Bangunan ini dibangun oleh masyakarat sendiri tanpa melibatkan tenaga ahli. Pada umumnya bangunan tersebut kurang memenuhi persyaratan bangunan, kualitas material bervariasi, pelaksanaan yang tidak sesuai, desain struktur yang salah. Sehingga bangunan-bangunan tersebut cenderung berkualitas struktur rendah dan rentan terhadap gempa. H 110 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Menurut K. Mora, et.al. (2015), bukan hal yang mudah bagi masyarakat untuk menilai keamanan dari bangunan terhadap gempa tanpa bantuan tenaga ahli. Sehingga masyarakat mungkin mencoba menilai dengan melihat beberapa ciri seperti misalnya material konstruksi. Berdasarkan pengalaman, masyarakat dapat menilai bahwa konstruksi dinding bata atau beton kurang aman dibandingkan dengan konstruksi dengan material baja atau kayu. Penelitian tersebut menunjukan bahwa masyarakat memiliki persepsi suatu bangunan aman dari gempa apabila dapat mencegah timbulnya korban jiwa dan cedera penghuninya. Untuk itu keterpaduan struktur (structural integrity) menjadi penting, sedangkan fungsionalitas dari bangunan menjadi aspek yang kurang penting dibandingkan struktur bangunan. Selain itu, hal yang penting dalam hal keamanan bangunan adalah adanya pintu keluar yang aman saat terjadi gempa. Hal ini dinilai lebih penting dibandingkan elemen disain lainnya. Menurut Karaesman (Ozmen,C Ali dan Unay, I, 2007) penyebab lemahnya kinerja bangunan terhadap gempa di Turki pada tahun 1999 adalah kurangnya pengetahuan umum publik yang terkait dengan bangunan tahan gempa. Selain itu publik juga mengabaikan ancaman gempa terhadap bangunan mereka. Pertumbuhan perumahan yang cepat dan kurang terkendali mengakibatkan masyarakat tidak mempedulikan kondisi geologi dan geoteknik ketika memilih lokasi untuk perumahan. Dari evaluasi yang dilakukan, kerusakan struktur terjadi karena kurangnya pemahaman pelaksana terhadap sistem struktur yang benar dan buruknya kualitas konstruksi. Harmankaya, Z.Y., & Soyluk, A (2012) meneliti tentang irregular building yang rawan mengalami kegagalan saat terjadi gempa. Penelitian ini juga dilaksanakan di Turki, yang sebagian wilayahnya merupakan daerah rawan gempa. Dari pengalaman gempa di Turki, kegagalan bangunan secara langsung maupun tidak diakibatkan oleh disain arsitekturnya. Ketidakteraturan dari bentuk bangunan menjadi penyebab kerusakan bangunan saat terjadi gempa di Turki. Metode Penelitian kualitatif ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang mendalam dari responden tentang rumah yang aman terhadap gempa. Dari kategori kriteria yang disebutkan, akan dinilai tingkat pemahaman responden terhadap faktor yang mempengaruhi rumah tahap gempa. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data survei melalui daring dengan memanfaatkan fasilitas pada google drive. Pertanyaan dalam kuesioner terdiri dari 6

3 perta-nyaan. Empat pertanyaan pertama sifatnya ada-lah data pribadi (jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan kota tempat tinggal). Pertanyaan ke lima bersifat tertutup untuk mengetahui pendapat responden tentang keamanan rumahnya bila terjadi gempa. Responden cukup menjawab dengan memilih jawabah YA, TIDAK, atau RAGU-RAGU. Pertanyaan terakhir bersifat terbuka, untuk mengetahui pendapat responden bagaimana rumah yang aman terhadap gempa. Responden diminta menjawab dalam beberapa kalimat yang membentuk 1 atau 2 paragraf. Metode Analisis Data Analisis distribusi secara khusus dilakukan untuk mengetahui prosentase data pribadi responden dan hasil evaluasi responden terhadap rumah tinggalnya (Neuman, 2014). Selain itu, analisis distribusi juga dilakukan untuk mengetahui faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keamanan rumah terhadap gempa. Data teks yang masuk dari pertanyaan terakhir diolah secara kualitatif dengan mengacu pada Creswell (2008). Open coding dilakukan untuk menemukan kata-kata kunci dari setiap pendapat. Kemudian dilakukan axial coding untuk mengelompokan kata-kata kunci dalam kategori. Selec-tive coding dilakukan dengan menggunakan contingency analysis untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel penilaian kondisi rumah tinggal dengan faktorfaktor yang mempengaruhi keamanan rumah terhadap gempa. Setelah mendapatkan hasil yang signifikan, maka dilakukan correspondence analysis untuk mengetahui tingkat kedekatan hubungan antar variabel. Kemudian dilakukan cluster analysis untuk mengetahui pengelompokan antar variabel dengan penilaian responden terhadap rumahnya. Analisis dan Interpretasi Agus Dwi Hariyanto Jumlah responden 118 orang dengan komposisi sebagai berikut: laki-laki 46% dan perempuan 54%. Responden berasal dari 21 kota di Indonesia, yang tersebar pada 11 provinsi. Data tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Gambar 1. Distribusi normal terjadi dengan prosentase terbesar adalah responden dengan pendidikan terakhir S-1 (60%) dan paling sedikit adalah SMA (5%). Dari tingkat pendidikan ini dapat diasumsikan bahwa responden memiliki pengetahuan tentang gempa yang pernah terjadi di Indonesia. Selain itu dengan tingkat pendidikan tersebut diharapkan responden dapat memberikan penilaian terhadap rumah tinggalnya sendiri. 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% SMA D3 S1 S2 S3 Gambar 1. Tingkat Pendidikan Responden Penilaian terhadap Rumah Tinggal Hasil penilaian responden terhadap kondisi rumah tinggalnya adalah 45% menjawab YA (yakin aman), 15% menjawab TIDAK (tidak yakin aman), dan 40% RAGU-RAGU. Dari jawaban tidak dan ragu-ragu (total 65%) mengindikasikan bahwa rumah mereka kurang memenuhi persyaratan secara struktural. Pada umumnya masyarakat cenderung membangun atau mere-novasi rumah tinggalnya tanpa menggunakan jasa perencana dan pelaksana. Sehingga merekapun tidak yakin dan ragu-ragu terhadap kondisi rumahnya bila terjadi gempa ringan sampai sedang. Kriteria Rumah Tahan Gempa Pendapat responden tentang rumah yang aman terhadap gempa dapat dikelompokan dalam tujuh kategori yang dapat dilihat pada Gambar 2. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 111

4 Pemahaman Masyarakat terhadap Faktor Struktural dan Non-struktural Rumah Tahan Gempa Dari ke tujuh kriteria tersebut, dapat dikelompokan dalam 2 kategori umum yaitu faktor struktural dan non struktural. Yang termasuk di dalam faktor struktural adalah struktur responsif, mate-rial sesuai, bentuk sederhana, dan kondisi tanah stabil. Sedangkan non struktural adalah elemen arsitektur tidak rusak, mudah menyelamatkan diri, dan pelaksanaan tepat. Faktor struktural terlihat lebih dominan (batang warna merah) diban-dingkan dengan faktor non struktural (batang warna biru). Sehingga dapat dinilai bahwa ma-syarakat memahami faktor struktural lebih mem-pengaruhi keamaan rumah terhadap gempa di-bandingkan non struktural. 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% yang terparah adalah sektor perumahan. Rumah yang paling banyak roboh berusia tahun, yang rata-rata tidak memenuhi persyaratan bangunan tahan gempa (Kusumasari, 2012). Jadi korban sangat banyak karena tertimpa reruntuhan rumahnya sendiri. Keruntuhan total rumah dipengaruhi terutama oleh kualitas strukturnya. Faktor struktur responsif ini telah dipahami oleh 84% responden (Gambar 2). Selain struktur reponsif, material yang sesuai juga menjadi perhatian responden. Kesesuaian merujuk pada material yang ringan (misalnya kayu), material berkualitas, dan material yang memiliki kelenturan sehingga diharapkan dapat mendukung keamanan terhadap gempa. Kualitas material yang bervariasi dan tidak sesuai standar dapat mengurangi kinerja bangunan saat terjadi gempa (Kusumastuti, D. et.al. 2008). Dalam kelompok non struktural, faktor kemudahan menyelamatkan diri dinilai paling berpengaruh dibandingkan dua lainnya. Kemudahan menyelamatkan diri ini terdiri dari dua pemahaman, yaitu ada cukup waktu bagi penghuni un-tuk menyelamatkan diri sebelum terjadi kega-galan struktur dan adanya akses yang mudah bagi penghuni untuk keluar rumah dengan cepat. Faktor ini sejalan dengan hasil penelitian dari K. Mora, et.al. (2015), bahwa safe exit building sangat penting dan dibutuhkan oleh penghuni sa-at terjadi gempa. Korespondensi antara Hasil Penilaian dan Kriteria Gambar 2. Kriteria Rumah Tahan Gempa Dari ketujuh kategori tersebut, kriteria struktur responsif menempati ranking tertinggi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mora, K., et.al. (2015), yaitu structural integrity sangat penting untuk mendukung kinerja bangunan terhadap gempa karena faktor ini sangat mempengaruhi keselamatan penghuni. Sebagai contoh, gempa yang terjadi di Yogyakarta pada tahun 2006 mengakibatkan tingkat kerusakan yang sangat tinggi yaitu mencapai VII skala MMI. Kerusakan Hasil contingency analysis data teks antara penilaian responden terhadap rumahnya dengan kriteria rumah yang aman terhadap gempa menun-jukan hubungan yang signifikan yaitu 0,037 (lihat Tabel 1). Tabel 1. Contingency Test ChiSquare Prob>ChiSq Likelihood Ratio * Pearson * H 112 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

5 Hasil correspondence analysis (Gambar 3) terlihat jawaban YA dalam menilai keamanan rumah tinggalnya paling erat hubungannya dngan kriteria struktur responsif, dan bentuk sederhana. Struktur yang responsif ini merujuk pada dua hal yaitu kekuatan dan daktilitas struktur. Sedangkan bentuk sederhana merujuk pada bentuk denah dan rumah yang tidak bertingkat. Hal ini menunjukan bahwa faktor struktural dari bangunan telah dipahami oleh responden. Faktor ini menjadi hal yang penting dalam mendukung ketahanan bangunan terhadap gempa. Agus Dwi Hariyanto dan mudah menyelamatkan diri. Hal ini menarik karena orang yang ragu dengan kondisi rumahnya membutuhkan kemudahan ketika ingin menyelamatkan diri. Kemudahan ini merujuk pada dua hal yaitu penghuni memiliki waktu untuk menyelamatkan diri sebelum terjadi kegagalan struktur dan penghuni memiliki kemudahan aksesibilitas untuk keluar rumah dengan cepat saat terjadi gempa. Pentingnya structural integrity dan safe exit of building pada bangunan di daerah rawan gempa ini juga sejalan dengan hasil penelitian hasil penelitian Mora, K., et.al. (2015). Gambar 4. Dendogram Cluster Analysis Gambar 3. Hasil Correspondence Analysis Kategori bentuk sederhana erat berkorelasi dengan penilaian YA. Bentuk merupakan bagian yang mudah diamati oleh orang awam, tetapi cenderung kurang dipahami bahwa ini menjadi salah satu kriteria bangunan tahan gempa. Menurut Harmankaya, Z.Y., & Soyluk, A (2012), bentuk bangunan yang sederhana (beraturan /regular) dan simetris lebih kuat menahan gempa dibandingkan dengan bentuk yang tidak bera-turan (irregular). Karena bentuk yang tidak bera-turan memiliki bagian-bagian yang lemah se-hingga kurang mampu bertahan saat terjadi gempa. Hal ini sering kurang dipahami oleh masyarakat, sehingga bentuk yang rumit cenderung lebih disukai. Sedangkan penilaian RAGU-RAGU paling erat hubungannya dengan kriteria material sesuai Pada Gambar 4 terlihat bahwa jawaban TIDAK berhubungan erat dengan kriteria kondisi tanah stabil. Tanah stabil berkaitan dengan lokasi rumah. Sejalan dengan Karaesman (Ozmen,C Ali dan Unay, I, 2007) penyebab lemahnya kinerja bangunan terhadap gempa di Turki pada tahun 1999 karena publik mengabaikan ancaman gempa terhadap bangunan mereka. Publik mengabaikan kondisi tanah yang kurang stabil (rawan terhadap gempa) ketika memilih lokasi untuk perumahan. Faktor non struktural yaitu elemen arsitektur tidak rusak dan pelaksanaan tepat kurang berhubungan dengan ketiga hasil evaluasi responden terhadap rumahnya. Hal ini terjadi karena hanya sedikit ( 10%) responden yang menyebutkan kriteria ini sebagai kriteria rumah tahan gempa. Tetapi bagaimanapun dua kriteria ini penting karena eleman arsitektur yang rusak, mi-salnya pintu tidak bisa dibuka saat kejadian, Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 H 113

6 Pemahaman Masyarakat terhadap Faktor Struktural dan Non-struktural Rumah Tahan Gempa akan mengakibatkan penghuni kesulitan menyelamatkan diri. Kemudian pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai persyaratan akan berakibat fatal saat terjadi gempa, misalnya penyam-bungan yang salah antar elemen balok dan kolom (Arya, A.S. et al., 2014). Dari pola korespondensi (gambar 3 dan 4), terlihat bahwa responden yang menjawab YA (45%) dan RAGU-RAGU (40%) masing-masing dalam satu cluster memiliki kedekatan dengan 2 kriteria. Sedangkan responden yang menjawab TIDAK (15%) hanya terhubung dengan 1 kriteria. Jadi sebanyak total 85% responden dapat diasum-sikan lebih memahami kriteria rumah tahan gempa dibandingkan 15% lainnya. Kesimpulan Masyarakat dengan latar belakang pendidikan menengah dan tinggi mampu menilai keamanan bangunan rumah tinggalnya bila terjadi gempa. Masyarakat memahami hal ini dengan baik sehingga mampu mendiskripsikan rumah yang aman terhadap gempa dalam 7 kriteria, yaitu struktur responsif, material sesuai, bentuk sederhana, kondisi tanah stabil, elemen arsitek-tur tidak rusak, mudah menyelamatkan diri, dan pelaksanaan tepat. Kriteria struktur responsif dinilai paling dominan dibandingkan yang lainnya. Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel hasil penilaian terhadap rumah tinggal dan variabel kriteria bangunan tahan gempa. Faktor struktural memiliki kedekatan yang lebih erat dengan hasil penilaian kondisi bangunan dibandingkan faktor non struktural. Diantara kriteria dalam faktor non struktural, kriteria mudah menyelamatkan diri adalah kriteria yang paling dominan dan memiliki kedekatan dengan hasil penilaian. Dari pola korespondensi, terlihat bahwa responden yang menjawab YA dan RAGU-RAGU dapat diasumsikan lebih memahami faktor struktural dan non strruktural bangunan terhadap gempa bila dibandingkan yang menjawab TIDAK. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memahami dengan baik kriteria rumah tahan gempa. Kekurangan dari penelitian ini adalah responden tinggal di perkotaan dan 95% berpendidikan tinggi, sehingga kurang mewakili pemahaman masyarakat di pedesaaan dan mereka yang berpendidikan rendah. Padahal rumah di pedesaan biasanya dibangun masyarakat tanpa melibatkan tenaga ahli. Selain itu, responden mengalami kesulitan saat menyatakan pendapat mereka melalui penulisan satu paragraf atau lebih. Sehingga rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah memperluas lingkup respon-den dan menggunakan metode survei yang lebih mudah diakses. Daftar Pustaka Arya, A.S., Boen, T., Ishiyama, Y. (2014). Guidelines for Earthquake Resistant Non-Engineered Construction. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. France. Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Kusumasari, B. (2012). Network organisation in supporting post-disaster management in Indonesia. International Journal of Emergency Services, Vol. 1 No. 1, Kusumastuti, D., Pribadi, K.S., dan Rildov (2008). Reducing Earthquake Vulnerability of Non- Engineered Buidings: Case Study of Retrofitting of School Building in Indonesia. The 14 th World Conference on Earthquake Engineering. Beijing, China. Mora, K., Chang, J., Beatson, A., & Morahan, C. (2015). Public perceptions of building seismic safety following the Canterbury earthquakes: A qualitative analysis using Twitter and focus groups. International Journal of Disaster Risk Reduction, 13, 1 9. Elsevier Ltd. Ozmen, C., & Unay, A.I. (2007). Commonly encountered seismic design faults due to the architectural design of residential buildings in Turkey. Building and Environment,42, Elsevier Ltd. Harmankaya, Z.Y., & Soyluk, A (2012). Architectural Design of Irregular Buildings in Turkey. International Journal of Civil & Environmental Engineering IJCEE-IJENS, Vol. 12 No. 01, Neuman, L.W. (2014). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. USA: Pearson Education Limited H 114 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku TEMU ILMIAH IPLBI 04 Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma () () Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi TEMU ILMIAH IPLBI 06 Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi Tri Amartha Wiranata Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Saat ini, isu penggunaan energi

Lebih terperinci

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D. TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.I Yogyakarta Puja Kurniawan Program Studi Magister

Lebih terperinci

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu

Lebih terperinci

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh Saiful Anwar Mahasiswa Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Bangunan

Lebih terperinci

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan Gilang I. Noegraha (1), Siti Aisyah Damiati (2), Rakhmat Fitranto (3). (1) Program Studi Magister Arsitektur,

Lebih terperinci

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja Rizky A. Achsani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kualitas pencahayaan

Lebih terperinci

Rumah Impian Mahasiswa

Rumah Impian Mahasiswa TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Rumah Impian Mahasiswa R. Kartika Abdassah (1), Gustav Anandhita (2), Mega Sesotyaningtyas (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota Dicko Quando Armas (1), Tubagus M. Aziz Soelaiman (2) dominoharvard_insert@yahoo.com (1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang Annisa Safira Riska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Merasakan ruang merupakan sebuah kegiatan yang dialami manusia

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah Astri Isnaini Dewi (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut

Lebih terperinci

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak TEMU ILMIAH IPLBI 20 Ruang Hobi Ideal Dimas Nurhariyadi Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Aktivitas hobi membutuhkan ruang yang baik untuk memaksimalkan kegiatan

Lebih terperinci

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung Riana V. Gunawan Program Studi Magister Rancang Kota/Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut

Lebih terperinci

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna TEMU ILMIAH IPLBI 206 Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna Furry A. Wilis (), Hanson E. Kusuma (2), Aswin Indraprastha (2) () Program Studi Magister

Lebih terperinci

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal R. Muhammad Amanda Catalonia Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

Lebih terperinci

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal Ardian Hario Wibowo Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

Lebih terperinci

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya Alfiani Rahmawati Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami Nurul Aini Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Pemilihan kepemilikan

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal Aulia Fikriarini Muchlis (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung (2) Kelompok

Lebih terperinci

KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA INTISARI

KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA INTISARI KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA Margeritha Agustina Morib 1) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta e-mail : margerithaagustina@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan sebagian besar wilayahnya memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa bumi. Dari kejadian kejadian gempa bumi pada beberapa

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi Aldissain Jurizat (1), Maulani Faradina (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan Agara D. Gaputra 1, Irma Handayani Lubis 2 1 Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. 2 Asisten Akademik

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik Emmelia Tricia Herliana (1) Himasari Hanan (2) (1) Mahasiswa Program Doktor Arsitektur,

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat TEMU ILMIAH IPLBI 06 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat Nurul Sucya Karya Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diantara berbagai bencana alam yang ada di bumi ini, gempa merupakan bencana yang paling membahayakan dan paling sering terjadi. Banyak daerah dengan populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gempa merupakan suatu peristiwa alam yang tidak bisa diprediksi dimana dan kapan terjadinya. Bencana alam ini memiliki efek yang sangat buruk bagi kehidupan. Gempa

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI Oleh : RONI SYALIM 07 172 043 JURUSAN TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior Devi Hanurani S (1), Hanson E. Kusuma (2) (1)Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB (2)Kelompok

Lebih terperinci

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja Fauzan A. Agirachman (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang Vicky Rizcky, Endah Wahyuni ST., MSc., PhD dan Data Iranata ST., MT., PhD Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building Try Ramadhan tryyramadhan@gmail.com Program Studi Magister Arsitektur,

Lebih terperinci

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah TEMU ILMIAH IPLBI 206 Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma (2) () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa (2)

Lebih terperinci

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan Medhiansyah P. Prawira Program Studi Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Berolahraga merupakan aktivitas

Lebih terperinci

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan Ivan Danny Dwiputra (1), Nissa Aulia Ardiani (2) ivan.danny25@gmail.com (1) Program Studi

Lebih terperinci

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran Maulani Faradina Salilana, Aldissain Jurizat Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi TEMU ILMIAH IPLBI 206 Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi Bayu Andika Putra Program Studi Magister Arsitektur, Rancang Kota, Lansekap dan Program Doktoral

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Desain Premis... BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa Bumi di Indonesia... 1

DAFTAR ISI. Desain Premis... BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa Bumi di Indonesia... 1 DAFTAR ISI Halaman Pengesahan.. Catatan Dosen Pembimbing... Halaman Pernyataan Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Gambar... Daftar Tabel... Ucapan Terima Kasih... Abstrak Desain Premis... i ii Iii iv v

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat rawan terjadi gempa bumi, menurut O. Suryawan (2008) secara geografis Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng

Lebih terperinci

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi Yulita Hanifah Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Salah satu teknologi pada sektor AEC

Lebih terperinci

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca Angela C. Tampubolon (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok

Lebih terperinci

Mushola di dalam Rumah

Mushola di dalam Rumah TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Mushola di dalam Rumah Jeumpa Kemalasari Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Mushola di dalam rumah dapat menjadi salah satu indikator sebuah

Lebih terperinci

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat Stirena Rossy Tamariska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Permukiman

Lebih terperinci

Lingkungan Rumah Ideal

Lingkungan Rumah Ideal TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Lingkungan Rumah Ideal Aria Adrian Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),ITB. Abstrak Rumah membuat penghuninya

Lebih terperinci

RASIO MANFAAT-BIAYA PADA PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR TAHAN GEMPA UNTUK RUMAH TINGGAL

RASIO MANFAAT-BIAYA PADA PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR TAHAN GEMPA UNTUK RUMAH TINGGAL Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 1 No. 3 September 2012 Halaman 159-166 RASIO MANFAAT-BIAYA PADA PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR TAHAN GEMPA UNTUK RUMAH TINGGAL Setya Winarno, Miftahul Fauziah

Lebih terperinci

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya. TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Kerusakan Ekologi dan Faktor Penyebabnya Yani Chaerina Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur,Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK VOLUME 6 NO. 1, FEBRUARI 2010 ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA Fauzan 1, Zaidir 2, Dwi Putri Nengsi 3, Indri Miswar 4 ABSTRAK Sumatera Barat merupakan

Lebih terperinci

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB TEMU ILMIAH IPLBI 06 Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB Febby Nugrayolanda Program Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Intensitas penggunaan angkutan

Lebih terperinci

Ruang Favorit dalam Rumah

Ruang Favorit dalam Rumah TEMU ILMIAH IPLBI 5 Favorit dalam Rumah Wienty Triyuly (), Hanson E. Kusuma () () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK), ITB. () Kelompok

Lebih terperinci

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan Hari H. Siregar (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli

ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN DINDING GESER DAN STEEL BRACING Nugrafindo Yanto, Rahmat Ramli Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Email: nugrafindo@gmail.com

Lebih terperinci

KAWAT ANYAM SEBAGAI PERKUATAN PADA RUMAH SEDERHANA TANPA BETON BERTULANG SKRIPSI

KAWAT ANYAM SEBAGAI PERKUATAN PADA RUMAH SEDERHANA TANPA BETON BERTULANG SKRIPSI KAWAT ANYAM SEBAGAI PERKUATAN PADA RUMAH SEDERHANA TANPA BETON BERTULANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Strata-1 Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban jiwa akibat bencana gempa perlu suatu konstruksi bangunan yang tahan terhadap gempa. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk bangunan strukturalnya, a, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk bangunan strukturalnya, a, terutama bila terletak di wilayah yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Struktur bangunan bertingkat tinggi memiliki tantangan tangan tersendiri dalam desain untuk bangunan strukturalnya, a, terutama bila terletak di wilayah yang memiliki

Lebih terperinci

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar TEMU ILMIAH IPLBI 203 Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar Umi Kalsum (), Syahriana Syam (2) () Prodi Pengembangan Wilayah

Lebih terperinci

Bab tinjauan pustaka berisi tentang masalah kejadian-kejadian gempa

Bab tinjauan pustaka berisi tentang masalah kejadian-kejadian gempa BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab tinjauan pustaka berisi tentang masalah kejadian-kejadian gempa bumi di Indonesia, perencanaan pengawasan pelaksanaan dan mutu rendah, kerusakan bangunan sederhana secara umum

Lebih terperinci

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat Ita Roihanah (1), Nurfadhilah Aslim (2), Christy Vidiyanti (3), Hibatullah Hindami (4) (1) Mahasiswa Magister, Sekolah, Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Eurasia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudra

Lebih terperinci

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

(dilatasi), sehingga memiliki perbandingan panjang dan

(dilatasi), sehingga memiliki perbandingan panjang dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya Pemodelan Bangunan Sekolah Dasar di Daerah Rawan Gempa merupakan judul penelitian dari Faizah, et.al. (2017) di Sekolah Dasar Kaligondang. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan adalah wujud fisik berupa struktur yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari mulai pondasi, dinding sampai atap secara permanen dan dibuat pada satu tempat.

Lebih terperinci

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal Angela U. Paramitasari Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Museum yang memiliki kriteria

Lebih terperinci

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter Salwa B. Gustina Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA 1 Ita Roihanah Abstrak Kota sebagai tempat berhuni dan bermukim, menjadi bagian paling intim dengan kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembebanan Struktur bangunan yang aman adalah struktur bangunan yang mampu menahan beban-beban yang bekerja pada bangunan. Dalam suatu perancangan struktur harus memperhitungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beban Struktur Pada suatu struktur bangunan, terdapat beberapa jenis beban yang bekerja. Struktur bangunan yang direncanakan harus mampu menahan beban-beban yang bekerja pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan sistem-sistem lempengan kerak bumi sehingga rawan terjadi gempa. Sebagian gempa tersebut terjadi

Lebih terperinci

RANY RAKITTA DEWI SEMINAR TUGAS AKHIR

RANY RAKITTA DEWI SEMINAR TUGAS AKHIR RNY RKITT DEWI 3107100083 SEMINR TUGS KHIR BSTRK Kerusakan terbanyak akibat gempa yang terjadi di Indonesia adalah pada bangunan sederhana dengan dinding pengisi batu bata. Hal ini disebabkan bangunan

Lebih terperinci

EVALUASI KAPASITAS SEISMIK BANGUNAN BETON BERTULANG EKSISTING DI KOTA PADANG DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH DINDING BATA

EVALUASI KAPASITAS SEISMIK BANGUNAN BETON BERTULANG EKSISTING DI KOTA PADANG DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH DINDING BATA EVALUASI KAPASITAS SEISMIK BANGUNAN BETON BERTULANG EKSISTING DI KOTA PADANG DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH DINDING BATA Oleh : Maidiawati 1), Sukma Witjaya 2) 1) Dosen Teknik Sipil 2 Mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH UKURAN BATA MERAH SEBAGAI DINDING PENGISI TERHADAP KETAHANAN LATERAL STRUKTUR BETON BERTULANG

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH UKURAN BATA MERAH SEBAGAI DINDING PENGISI TERHADAP KETAHANAN LATERAL STRUKTUR BETON BERTULANG STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH UKURAN BATA MERAH SEBAGAI DINDING PENGISI TERHADAP KETAHANAN LATERAL STRUKTUR BETON BERTULANG Jafril Tanjung 1 dan Maidiawati 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN STRUKTUR DAN RETROFITTING BANGUNAN MASJID RAYA ANDALAS PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER Fauzan 1 ABSTRAK

ANALISA KEGAGALAN STRUKTUR DAN RETROFITTING BANGUNAN MASJID RAYA ANDALAS PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER Fauzan 1 ABSTRAK VOLUME 7 NO.1, FEBRUARI 2012 ANALISA KEGAGALAN STRUKTUR DAN RETROFITTING BANGUNAN MASJID RAYA ANDALAS PADANG PASCA GEMPA 30 SEPTEMBER 2009 Fauzan 1 ABSTRAK Gempa tektonik tanggal 30 September 2009 telah

Lebih terperinci

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung Enggar Septika D. Program Magister, Jurusan Rancang Kota, Fakultas Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana Imam Adlin Sinaga, Nurul Aini, Jeumpa Kemalasari Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia berada pada zona tektonik sangat aktif karena tiga lempeng besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia berada pada zona tektonik sangat aktif karena tiga lempeng besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia berada pada zona tektonik sangat aktif karena tiga lempeng besar dunia dan membentuk jalur-jalur pertemuan lempeng yang kompleks. Keberadaan interaksi antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa akibat yang sering terlihat di daerah yang tengah berkembang seperti kota Padang adalah peningkatan bisnis dan perdagangan. Dan ini adalah dua dari banyak

Lebih terperinci

Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur

Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur TEMU ILMIAH IPLBI 206 Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur Irfan Irwanuddin (), Aswin Indraprastha (2), Hanson E. Kusuma (2) () Program Studi Magister Arsitektur,

Lebih terperinci

Urgensi Kekhasan Pola Kerja Merancang bagi Arsitek

Urgensi Kekhasan Pola Kerja Merancang bagi Arsitek TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Urgensi Kekhasan Pola Kerja Merancang bagi Arsitek Tulus Widiarso (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Mahasiswa Program Studi Doktor Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Secara keseluruhan, kesimpulan dari studi yang dilakukan adalah :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Secara keseluruhan, kesimpulan dari studi yang dilakukan adalah : BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Secara keseluruhan, kesimpulan dari studi yang dilakukan adalah : 1) Perbandingan hasil evaluasi kedua model yaitu desain awal dan desain akhir adalah sebagai

Lebih terperinci

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10-LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10-LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10-LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA Jimmy Setiawan 1, Victor Kopaloma 2, Benjamin Lumantarna 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta GAYA LATERAL IN PLANE STRUKTUR DINDING PASANGAN BATA ½ BATU MELALUI BEBAN STATIK Hakas Prayuda 1*, Martyana Dwi Cahyati 2 1, 2, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah yang memiliki tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai kejadian gempa dalam

Lebih terperinci

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Kota Palembang Wienty Triyuly, Fuji Amalia Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Assessment Kerentanan Bangunan Beton Bertulang Pasca Gempa

Assessment Kerentanan Bangunan Beton Bertulang Pasca Gempa 1 Assessment Kerentanan Bangunan Beton Bertulang Pasca Gempa M. G. Wisnu Wijaya, Endah Wahyuni dan Data Iranata Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

KAJIAN KERENTANAN GEMPABUMI PADA SEKOLAH DAN PASAR DI DKI JAKARTA MENGGUNAKAN METODE KAJI CEPAT

KAJIAN KERENTANAN GEMPABUMI PADA SEKOLAH DAN PASAR DI DKI JAKARTA MENGGUNAKAN METODE KAJI CEPAT KAJIAN KERENTANAN GEMPABUMI PADA SEKOLAH DAN PASAR DI DKI JAKARTA MENGGUNAKAN METODE KAJI CEPAT SEISMIC VULNERABILITY ASSESSMENT ON SCHOOLS AND PUBLIC MARKETS IN JAKARTA USING RAPID ASSESSMENT METHOD Mulyo

Lebih terperinci

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM KELAS III (NYATOH) DENGAN KAYU KELAS I (BENGKIRAI), KAYU KELAS II (KAMFER) DAN PELAT BAJA

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM KELAS III (NYATOH) DENGAN KAYU KELAS I (BENGKIRAI), KAYU KELAS II (KAMFER) DAN PELAT BAJA ABSTRAK STUDI ANALISIS KINERJA BANGUNAN 2 LANTAI DAN 4 LANTAI DARI KAYU GLULAM KELAS III (NYATOH) TERHADAP BEBAN SEISMIC DENGAN ANALISIS STATIC NON LINIER (STATIC PUSHOVER ANALYSIS) DAN ANALISIS PERKUATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai kota besar di dunia, diantaranya adalah akibat bertambahnya permintaan dan meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN Nurlena Lathifah 1 dan Bernardinus

Lebih terperinci

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Konsep rumah tahan gempa, dari analisa data Kementrian Ristek Indonesia: Negara Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap gempa, karena negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh faktor alam, atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam,

Lebih terperinci

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL Oleh : Fajar Nugroho Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Padang fajar_nugroho17@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Disaster Reduction) 2005, dalam rangka mengadopsi Kerangka Kerja Aksi

BAB I PENDAHULUAN. Disaster Reduction) 2005, dalam rangka mengadopsi Kerangka Kerja Aksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konferensi Sedunia tentang Pengurangan Resiko Bencana (World Conference on Disaster Reduction) 2005, dalam rangka mengadopsi Kerangka Kerja Aksi 2005-2015 dengan tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kondisi geografis Indonesia terletak di daerah dengan tingkat kejadian gempa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kondisi geografis Indonesia terletak di daerah dengan tingkat kejadian gempa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kondisi geografis Indonesia terletak di daerah dengan tingkat kejadian gempa bumi tektonik yang relatif tinggi. Maka perlu dilakukan berbagai upaya untuk memperkecil

Lebih terperinci

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia Anastasia Astrid Ronauly Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Working Paper Series. No. 1 Oktober 2013 Resilience Development Initiative

Working Paper Series. No. 1 Oktober 2013 Resilience Development Initiative Kesiapan Fisik Rumah Masyarakat terhadap Potensi Gempa Bumi di Lembang, Jawa Barat Pribasari Damayanti Jaya Obayashi, Indonesia Saut Sagala Institut Teknologi Bandung, Indonesia Resilience Development

Lebih terperinci

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA ABSTRAK STUDI ANALISIS KINERJA BANGUNAN 2 LANTAI DAN 4 LANTAI DARI KAYU GLULAM BANGKIRAI TERHADAP BEBAN SEISMIC DENGAN ANALISIS STATIC NON LINEAR (STATIC PUSHOVER ANALYSIS) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Bata Hias Cangkang

Strategi Pengembangan Bata Hias Cangkang TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Strategi Pengembangan Bata Hias Cangkang Ardiansyah (1), Muhammad Rijal (2) (1) Kelompok Keilmuan Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan Pasifik. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan Pasifik. Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara strategis yang terletak di antara tiga lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan Pasifik. Keberadaan Indonesia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Gempa yang melanda daerah Sumatera Barat khususnya Kota Padang pada tanggal 30 September 2009, mengakibatkan banyaknya kantor pemerintahan dan rumah masyarakat (non-engineered

Lebih terperinci