Urgensi Kekhasan Pola Kerja Merancang bagi Arsitek
|
|
- Shinta Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Urgensi Kekhasan Pola Kerja Merancang bagi Arsitek Tulus Widiarso (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Mahasiswa Program Studi Doktor Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB; Dosen Arsitektur FTSP-Usakti. (2) Dosen pada Program Studi Doktor Arsitektur, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB. Abstrak Tuntutan eksternal dan kebutuhan internal bagi arsitek dalam melaksanakan tugas perancangan arsitektur, memiliki sifat yang sangat berbeda: tuntutan eksternal sifatnya umum dan terstandar, sementara kebutuhan internal menuntut kekhususan. Seorang arsitek perlu mengambil sikap terhadap dikotomi tersebut. Penelitian penjajagan (eksploratif) ini bertujuan menggali pendapat para lulusan pendidikan tinggi arsitektur tentang perlu/tidaknya seorang arsitek mengembangkan pola kerja tertentu bagi dirinya dalam melaksanakan kerja perancangan arsitektur. Metode kualitatif digunakan untuk menjajagi informasi awal fenomena terkait dengan pendapat arsitek terhadap pola kerja perancangan serta alasan yang mendasari pendapat tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui survey dengan alat bantu kuesioner pertanyaan terbuka yang disebarkan melalui media sosial dan dapat diakses responden secara daring (online). Responden yang dituju adalah individu lulusan pendidikan tinggi arsitektur. Terhadap data teks, dilakukan analisis isi (content analysis). Korespondensi antar fakta dianalisis dengan bantuan perangkat lunak pengolah data statistic JMP. Hasil eksplorasi menemukan indikasi bahwa para lulusan pendidikan tinggi arsitektur memiliki kesadaran tinggi atas tuntutan standar profesional arsitek, serta sadar akan urgensi manajemen perancangan dalam industri konstruksi. Terdapat tiga kategori alasan yang mendasarinya yaitu: tujuan konsep pembentukan pola kerja, tujuan capaian desain, tujuan kinerja selama proses desain. Dari tiga kategori tersebut, kategori tujuan capaian desain arsitektur merupakan alasan yang paling berkorespondensi dengan pernyataan perlunya pola kerja tertentu bagi arsitek. Kata-kunci : arsitek, kekhasan, penelitian penjajagan, perancangan arsitektur, pola kerja. Pengantar Dalam melaksanakan kerja perancangan arsitektur, khususnya pada proyek berskala besar dan/atau dengan tingkat kerumitan tinggi, seorang arsitek perlu memenuhi sekurang-kurangnya tuntutan eksternal berikut: (1) standar layanan profesional; (2) sistem manajemen kerja tim; (3) standar kualitas karya arsitektur. Selain itu arsitek juga memiliki tuntutan kebutuhan internal diri, yaitu keleluasaan ekspresi kreatif yang unik dalam berkarya. Tuntutan eksternal dan kebutuhan internal bagi arsitek dalam melaksanakan tugas perancangan arsitektur, memiliki sifat yang sangat berbeda: tuntutan eksternal sifatnya umum dan terstandar, sementara kebutuhan internal menuntut kekhususan. Dalam melaksanakan kerja peran-cangan arsitektur, seorang arsitek perlu mana-jemen diri (self management) dari tarik-menarik dua sisi tuntutan yang berlawanan tersebut. Tiga kemungkinan langkah utama dapat di-tempuh: (1) mengutamakan pemenuhan tuntutan eksternal dengan mereduksi tuntutan internal; (2) menyeimbangkan pemenuhan tuntutan eksternal dan internal; (3) mengutamakan tuntutan internal dengan mereduksi pemenuhan tuntutan eksternal. Pada pilihan 1, seorang arsitek tidak perlu mengembangkan pola kerja perancangan yang khas dirinya. Pada pilihan 2 & 3, seorang arsitek perlu mengembangkan pola kerja tersendiri yang khas dirinya. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 D 177
2 Urgensi Kekhasan Pola Kerja Merancang bagi Arsitek Arsitek pada umumnya melakukan praktek profesional melalui biro arsitek. Biro arsitek dalam layanan jasa profesional perancangan arsitektur mengembangkan sistem manajemen yang oleh Brunton (Brunton dalam Alharbi, et.al, 2015) diistilahkan sebagai architectural management AM. Manajemen-arsitektural adalah strategi manajemen yang dikembangkan oleh firma arsitektur untuk mendukung upaya efektif mengintegrasikan antara pengelolaan aspek praktek bisnis perusahaan dan pengelolaan proyek, dalam rangka mewujudkan pengadaan karya rancangan yang memberikan nilai terbaik bagi seluruh pemangku kepentingan (Alharbi, 2013). Manajemen arsitektural dapat dibedakan dalam dua komponen yang satu sama lain terintegrasi, yaitu: (1) komponen manajemen bisnis kantor, dan; (2) komponene manajemen proyek arsitektur. Manajemen diri arsitek dalam kerja perancangan arsitektur merupakan bagian dari komponen manajemen proyek arsitektur. Pola kerja merancang layanan profesional ditentukan standardnya oleh asosiasi profesi arsitek. Proses desain merupakan tahap penting dalam merealisasikan suatu produk, terutama dalam industri konstruksi. Oleh karenanya industri konstruksi menempatkan manajemen proses desain sebagai salah satu perhatian utama. Penelitian tentang manajemen proses desain dalam industri konstruksi yang dilakukan oleh Felix Atsrim dan kawan-kawan (Atsrim.et-al, 2015) menghasilkan kesimpulan penting berikut: (1) meskipun desain bersifat kontekstual, namun memiliki karakteristik kunci tertentu yang sama yaitu adanya persyaratan, kreativitas, informasi dan pemecahan masalah; (2) tidak ada model tunggal yang diterima sebagai standar untuk pendeskripsian dan pengelolaan proses desain; (3) model-model yang ada sangat dipengaruhi oleh pemahaman, filsafat dan wilayah khusus dari para perumusnya; (4) proses desain iteratif dan kreatif sehingga sulit untuk mengatakan bahwa desainer harus mengikuti proses tertentu secara kaku; (5) lingkungan (konteks) desain harus dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum menentukan proses yang tepat sebagai acuan; (6) proses desain adalah satusatunya proses yang mendefinisikan hasil dari proyek konstruksi akan menjadi seperti apa; (7) keberhasilan mengelola proses desain secara efektif untuk hasil terbaik berarti setengah jalan menuju keberhasilan proyek telah ditempuh; (8) berbagai aspek manajemen seperti informasi, konflik dan koordinasi antar anggota tim harus dikelola dengan baik. Kajian Chodikoff terhadap Biro Perencana NOMADE - Architecture di Montreal Kanada (Chodicoff, 2003) menunjukan bahwa biro ini melakukan proses desain secara spesifik untuk setiap proyek. Hal ini selaras dengan temuan Atsrim bahwa proses desain bersifat kontekstual. Jika Atsrim mengidentifikasi adanya karakter yang sama dalam setiap desain yaitu adanya persyaratan, kreativitas, informasi dan pemecahan masalah, maka NOMADE-Architecture memilih komunikasi sebagai esensi dari proses desainnya. Mahmoodi (2001) menujukkan adanya kemungkinan melakukan proses desain dengan kriteria (pendekatan) tertentu sesuai visi arsitek. Terkait dengan kinerja arsitek, pemikiran yang digunakan arsitek dalam menggagas perancangan bersumber dari pengalaman otobiografis yang dimilikinya, termasuk di dalamnya latar belakang pendidikan (Solovyova, 2008). Proses perancangan arsitektur bersifat kontekstual dan dalam praktek biro arsitek proses tersebut spesifik untuk setiap kasus proyek. Meskipun kontekstual dan spesifik untuk setiap kasus proyek, penelitian terhadap praktek birobiro arsitek menghasilkan temuan bahwa proses perancangan arsitektur pada praktek biro arsitek memiliki karakteristik kunci tertentu yang sama (karakter inti). Jika karakter proses perancangan dalam praktek biro arsitek dipetakan secara sederhana menjadi karakter inti (core character) yang merupakan bagian yang sama (general) di berbagai proses perancangan proyek, serta karakter tepi (pheripheral character) yang spesifik untuk setiap proyek, maka dapat digambarkan sebagai bagan berikut. D 178 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
3 Laki-laki Perempuan Sarjana (S1) Magister (S2) Doktor (S3) <40 tahun tahun >50 tahun Gambar 1. Bagan Karakter Proses Perancangan Arsitektur dalam Paktek Biro Arsitek Apakah proses perancagan arsitektur pada kasus praktek biro arsitek di Indonesia memiliki karakteristik inti yang khas? Penelitian ini merupakan penelitian awal (penjajagan) dari rangkaian rencana penelitian yang perlu dibangun untuk menjawab pertanyaan di atas. Penelitian penjajagan ini bertujuan menggali pendapat para lulusan pendidikan tinggi arsitektur tentang perlu/tidaknya seorang arsitek mengembangkan pola kerja tertentu bagi dirinya dalam melaksanakan kerja perancangan arsitektur. Metode pheripheral character core character Tulus Widiarso lakukan analisis frekuensi (frequency analysis) yang merupakan salah satu bentuk sederhana analisis isi kuantitatif (Mayring, 2014). Analisis dan Interpretasi Survey pengumpulan data dilaksanakan dengan penyebaran kuesioner melalui media sosial. Sasaran responden adalah para lulusan pendidikan tinggi arsitektur. Respon terhadap kuesioner masuk secara daring (online) pada rentang waktu dari 28 Agustus 2016 hingga 4 September Responden dengan respon terhadap kuesioner memadai berjumlah 55 orang. Distribusi responden berdasarkan gender, pendidikan tinggi terakhir dan kelompok usia tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Gender, Pendidikan Tinggi Terakhir dan Kelompok Usia gender Pendidikan tinggi terakhir Kelompok Usia Penelitian ini merupakan penelitian penjajagan (eksploratif), menggunakan metode kualitatif untuk menjajagi informasi awal fenomena terkait dengan preferensi arsitek terhadap pola kerja perancangan. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan alat bantu kuesioner pertanyaan terbuka (Singarimbun & Effendi, 1995) yang disebarkan melalui media sosial dan dapat diakses responden secara daring (online). Responden yang dituju adalah individu lulusan pendidikan tinggi arsitektur. Data teks diperoleh berupa esai tanggapan responden terhadap pertanyaan terbuka kuesioner. Terhadap data teks, dilakukan analisis isi kualitatif (qualitative content analysis), yaitu mengidentifikasi struktur teks, makna yang terkandung untuk kemudian menggarisbawahi kata / frasa kunci (Mayring, 2014). Hasil identifikasi kata/frasa kunci seluruh teks yang masuk dari seluruh responden, dilakukan pengelompokan sesuai kedekatan makna. Dari setiap kelompok kata/frasa kunci kemudian dirangkum menjadi satu kata/frasa kunci sebagai representasi makna kelompok kata/frasa kunci tersebut. Terhadap kata/frasa kunci hasil ringkasan, di Jumlah 55 Jumlah 55 Jumlah 51 4 responden tdk mengisi usia Responden dominan laki-laki, dari segi pendidikan tinggi terakhir dominan sarjana (S1). Sedangkan dari segi kelompok usia, relatif merata antara kelompok usia di bawah 40 tahun, tahun dan di atas 50 tahun. Mayoritas responden (90%) berpendapat arsitek perlu pola kerja dalam perancangan arsitektur (Gambar 2.), selaras dengan tuntutan standar profesional asosiasi profesi. Hasil tersebut juga sesuai dengan konsep manajemen industri konstruksi yang menempatkan manajemen proses desain sebagai tahapan strategis (Asrim.et.al, 2015). Hasil analisis teks kuantitatif uraian alasan yang diberikan para responden terhadap Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 D 179
4 Urgensi Kekhasan Pola Kerja Merancang bagi Arsitek urgensi pola kerja bagi arsitek, teridentifikasi 7 (tujuh) alasan pokok (lihat Gambar 3). Gambar 2. Distribusi Pendapat Responden terhadap Urgensi Pola Kerja Merancang bagi Arsitek Frekuensi kemunculan yang cukup tinggi (17%) adalah alasan pola kerja tertentu diperlukan untuk membangun ciri khas arsitek. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Mahmoodi (2001) yang menujukkan adanya kemungkinan melakukan proses desain dengan kriteria (pendekatan) tertentu sesuai visi arsitek. Hasil analisis korespondensi antara pendapat responden dengan alasan yang diberikan terkait dengan perlu/tidaknya pola kerja bagi Arsitek dalam merancang, sangat signifikan (dengan angka propabilitas Pearson ) Mosaic plot hasil analisis korespondensi antara pendapat responden dengan alasan yang diberikan terkait dengan perlu/tidaknya pola kerja bagi Arsitek dalam merancang, diperlihatkan pada Gambar 4. Catatan: total frekuensi kemunculan pendapat adalah 109 Gambar 3. Distribusi Alasan Responden Terkait dengan Urgensi Pola Kerja Merancang bagi Arsitek Dari total 109 frekuensi alasan responden, frekuensi kemunculan tertinggi adalah alasan agar arsitek dapat bekerja lebih kreatif- sistematiskomprehensif-transparan, yaitu 30%. Frekuensi kemunculan tertinggi berikutnya adalah alasan karena arsitek bekerja dalam tim kerja multi disiplin (22%), disusul kemudian alasan agar dapat menghasilkan desain yang optimal dan dapat dipertanggung-jawabkan (21%). Alasan-alasan yang sering muncul tersebut sangat relevan dengan tuntutan standar profesional asosiasi profesi arsitek, serta urgensi manajemen perancangan arsitektur dalam manajemen industri konstruksi. Dari data tersebut mengindikasikan bahwa para lulusan pendidikan tinggi arsitektur yang menjadi responden penelitian ini memiliki kesadaran atas tuntutan standar profesional arsitek, serta menyadari urgensi manajemen perancangan dalam industri konstruksi. D 180 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Gambar 4. Mosaic Plot Korespondensi antara Pendapat Responden dengan Alasan yang Diberikan terkait dengan Perlu/tidaknya Pola Kerja bagi Arsitek dalam Merancang. Pendapat bahwa pola kerja tertentu perlu bagi arsitek tampak sangat dominan. Sedangkan alasan yang memiliki hubungan koensidensi tinggi dengan pendapat tersebut adalah alasan agar arsitek dapat bekerja lebih kreatifsistematis-komprehensif-transparan, untuk mendukung arsitek dapat bekerja dengan baik dalam tim kerja multi disiplin, serta agar arsitek dapat menghasilkan desain yang optimal dan dapat dipertanggung-jawabkan.
5 Dalam Scatter Plot (Gambar 5.) memperlihatkan bahwa alasan-alasan yang memiliki hubungan dengan pendapat perlunya arsitek memiliki pola kerja tertentu sesuai urutannya adalah: (1) agar dapat dicapai desain yang optimal dan dapat dipertanggung-jawabkan; (2) agar dihasilkan desain yang berciri khas; (3) agar arsitek dapat bekerja kreatif, sistematis, komprehensif dan transparan; (4) agar arsitek dapat bekerja baik dalam team-work multi disiplin. Tulus Widiarso Jika dicermati, dari ke tujuh kata/frasa kunci alasan yang dikemukakan responden, dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) menurut kepentingan yang dituju yaitu: tujuan konsep pembentukan pola kerja, tujuan capaian desain, tujuan kinerja selama proses desain. Dari tiga kategori tersebut, kategori tujuan capaian desain merupakan alasan yang paling berkorespondensi dengan pernyataan perlunya pola kerja tertentu bagi arsitek. Kesimpulan Penelitian penjajagan (eksploratif) ini berhasil menemukan indikasi bahwa para lulusan pendidikan tinggi arsitektur memiliki kesadaran tinggi atas tuntutan standar profesional arsitek, serta sadar akan urgensi manajemen perancangan dalam industri konstruksi. Terdapat tiga kategori alasan yang mendasarinya yaitu: tujuan konsep pembentukan pola kerja, tujuan capaian desain, tujuan kinerja selama proses desain. Dari tiga kategori tersebut, kategori tujuan capaian desain merupakan alasan yang paling berkorespondensi dengan pernyataan perlunya pola kerja tertentu bagi arsitek. Penelitian ini memperkuat penelitian sebelumnya (Atsrim.et-al, 2015). Gambar 5. Scatter Plot Korespondensi antara Pendapat Responden dengan Alasan yang Diberikan terkait dengan Perlu/tidaknya Pola Kerja bagi Arsitek dalam Merancang. Meskipun muncul dari beberapa responden alasan untuk mengembangkan pola kerja tertentu sesuai kekhasan arsitek sebagaimana temuan Solovyova (2008), hasil survey pada penelitian ini alasan tersebut tidak memiliki korespondensi yang dekat dengan pendapat urgensi pola kerja bagi arsitek. Pola kerja arsitek dalam menggagas perancangan bersifat khas bersumber dari pengalaman otobiografis yang dimilikinya (Solovyova, 2008). Dalam penelitian penjajagan ini, meskipun muncul alasan untuk tujuan pengembangan pola kerja khas bagi seorang arsitek sesuai potensi dirinya, namun alasan tersebut tidak memiliki kedekatan korespondensi dengan urgensi pola kerja tertentu arsitek dalm merancang. Diperlukan survai lanjutan dengan menambah jumlah responden untuk mengurangi bias dari penelitian penjajagan ini. Daftar Pustaka Alharbi. Et.al, (2015), Transferring architectural management into practice: A taxonomy framework, Frontiers of Architectural Research, 4, Atsrim, Felix.et-al. (2015), Managing the Design Process in the Construction Industry: A Literature Review. Architecture Research Journal, 5(1): Chodicoff, Ian, (2003), NOMADE architecture: a Montreal firm revisits the process of design and Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 D 181
6 Urgensi Kekhasan Pola Kerja Merancang bagi Arsitek communication in architecture. The Canadian Architect Journal, 48 (10), Mahmoodi, Amir Saeid M. (200), The Design Process in Architecture: a Pedagogic Approach Using Interactive Thinking, Unpublish Doctoral Dissertation, The University of Leeds, School of Civil Engineering, Leeds. Mayring, Philipp, (2014), Qualitative content analysis: theoretical foundation, basic procedures and software solution, Klagenfurt: Gesis, Leibnis Institue. Singarimbun, M. & Effendi, S. (eds), (1995), Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES. Solovyova, Irina, (2008), The Role of The Autobiographical Experiences With Emotional Significance of an Architect in Design Conjecturing, Unpublish Doctoral Disserttion, Texas A&M University, Architecture, Texas. D 182 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016
Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku
TEMU ILMIAH IPLBI 04 Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma () () Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan
Lebih terperinciPeran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang Annisa Safira Riska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Merasakan ruang merupakan sebuah kegiatan yang dialami manusia
Lebih terperinciAnalisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen
TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu
Lebih terperinciFaktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat Nurul Sucya Karya Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai
TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperinciKorespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja Fauzan A. Agirachman (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,
Lebih terperinciPersepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja Rizky A. Achsani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kualitas pencahayaan
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik Emmelia Tricia Herliana (1) Himasari Hanan (2) (1) Mahasiswa Program Doktor Arsitektur,
Lebih terperinciPersepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.I Yogyakarta Puja Kurniawan Program Studi Magister
Lebih terperinciKegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota Dicko Quando Armas (1), Tubagus M. Aziz Soelaiman (2) dominoharvard_insert@yahoo.com (1) Program Studi Magister
Lebih terperinciKriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan Medhiansyah P. Prawira Program Studi Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Berolahraga merupakan aktivitas
Lebih terperinciPersepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal Aulia Fikriarini Muchlis (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Doktor Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung (2) Kelompok
Lebih terperinciRespon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami Nurul Aini Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Pemilihan kepemilikan
Lebih terperinciKriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal Ardian Hario Wibowo Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
Lebih terperinciKecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna
TEMU ILMIAH IPLBI 206 Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna Furry A. Wilis (), Hanson E. Kusuma (2), Aswin Indraprastha (2) () Program Studi Magister
Lebih terperinciTingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan Hari H. Siregar (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan
Lebih terperinciKorespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya Alfiani Rahmawati Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Institut Teknologi
Lebih terperinciDokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur
Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Arsitektur Fakultas : Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Total Bidang Halaman Kode Akademik Dokumen dan Kemahasiswaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif adalah penelitian penjajagan yang sering dilakukan sebagai langkah pertama untuk penelitian yang lebih
Lebih terperinciKajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter Salwa B. Gustina Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah Astri Isnaini Dewi (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut
Lebih terperinciStudi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal R. Muhammad Amanda Catalonia Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan analisis kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan studi kasus ke tiga proyek pembangunan gedung yang
Lebih terperinciAwareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi Yulita Hanifah Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Salah satu teknologi pada sektor AEC
Lebih terperinciPreferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa Yudhistira Kusuma (1), Suhendri (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,
Lebih terperinciKriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca Angela C. Tampubolon (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan sesuatu yang menentukan jawaban terhadap suatu permasalahan, mengembangkan dan menguji kebenaran dari suatu teori dengan menggunakan cara cara ilmiah. Dengan
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi
TEMU ILMIAH IPLBI 06 Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi Tri Amartha Wiranata Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Saat ini, isu penggunaan energi
Lebih terperinciPreferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan Ivan Danny Dwiputra (1), Nissa Aulia Ardiani (2) ivan.danny25@gmail.com (1) Program Studi
Lebih terperinciRuang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak
TEMU ILMIAH IPLBI 20 Ruang Hobi Ideal Dimas Nurhariyadi Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Aktivitas hobi membutuhkan ruang yang baik untuk memaksimalkan kegiatan
Lebih terperinciPerancangan dan Evaluasi Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen
69 Bab IV Perancangan dan Evaluasi Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen IV.1 Perancangan Framework Arsitektur Pengelolaan Kompetensi Dosen Berdasarkan Perspektif Zachman Pada bab IV, telah
Lebih terperinciEkspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran Maulani Faradina Salilana, Aldissain Jurizat Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak
Lebih terperinciNASIONAL STUDI KASUS KLAIM KONSTRUKSI
15 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Dalam melaksanakan penelitian, para peneliti dapat memilih bermacammacam metodologi. Metodologi merupakan kombinasi tertentu yang meliputi strategi, domain, dan
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Penelitian
36 Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) yang merupakan kerangka kerja arsitektur di
Lebih terperinciNurhikmat Romdhona Program Studi Magister Administasi Publik, Universitas Garut
Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan di Sekolah Dasar Negeri terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mewujudkan Efektivitas Pelaksanaan Program Kerja Sekolah Nurhikmat Romdhona Program Studi Magister Administasi
Lebih terperinciHubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara Tamiya Miftau Saada Kasman Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur,
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Transportasi Umum di Jababodetabek
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Masyarakat terhadap Transportasi Umum di Jababodetabek Salwa B. Gustina Program Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 3.1. Pendekatan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan didukung dengan data kuantitatif. Pendekatan kualitatif menekankan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Bogor yang merupakan kawasan
Lebih terperincikesulitan tertentu, sehingga tahapan desain diakhiri dengan solusi terhadap kesulitan-kesulitan tersebut. Melalui penjelasan di atas, solusi desain me
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Topik Konstruksi Ide, Gagasan Awal Desain Joke Roos Interior-Consultant bagi Desain Interior Erha Clinic Surabaya 1.2 Latar Belakang Desain, sebagai tindakan kreatif, selalu diawali
Lebih terperinciRumah Impian Mahasiswa
TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Rumah Impian Mahasiswa R. Kartika Abdassah (1), Gustav Anandhita (2), Mega Sesotyaningtyas (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Lebih terperinciPenilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan Gilang I. Noegraha (1), Siti Aisyah Damiati (2), Rakhmat Fitranto (3). (1) Program Studi Magister Arsitektur,
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi (SI) dan teknologi informasi (TI) di era globalisasi ini dalam mendukung setiap kegiatan operasional organisasi semakin pesat. Tidak dapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan penedekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif ini, untuk melihat suatu gambaran
Lebih terperinciPersepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat Stirena Rossy Tamariska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Permukiman
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI DENGAN
Lebih terperinciKode Dokumen. Versi. Kemahasiswaan. Institut Teknologi. 8 April
Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi Doktor Teknik Sipil Fakultas: Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen
Lebih terperinciBAB 3 SISTEMATIKA DAN TEKNIK PENULISAN SKRIPSI
BAB 3 SISTEMATIKA DAN TEKNIK PENULISAN SKRIPSI 1. PENGERTIAN Skripsi Skripsi adalah karya tulis ilmiah atau karangan ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan dari pendapat orang lain. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat memiliki andil penting dalam proses bisnis sebuah perusahaan. Teknologi informasi dapat meringankan pekerjaan manusia
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG PETA JALAN (ROAD MAP) SISTEM PEMBINAAN PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan kondisi yang kondusif bagi pengembangan dunia usaha, maka pembangunan di bidang ketenagakerjaan harus mencerminkan terpenuhinya hak-hak dan perlindungan
Lebih terperinciKarakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah
TEMU ILMIAH IPLBI 206 Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma (2) () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa (2)
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN
22 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Lenteng Timur Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep (Gambar 13). Pemilihan lokasi penelitian ini dipilih berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah pertumbuhan penduduk tiap tahunnya maka pengembangan real estate semakin meningkat, dikarenakan permintaan akan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Institusi pendidikan tinggi di Indonesia dituntut untuk selalu melakukan peningkatan mutu atau perbaikan secara berkesinambungan / continuous improvement (Sudirman,1997)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari peran strategis sumber daya manusia yang dimilikinya, karena sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penelitian dilakukan di SMK Negeri
Lebih terperinciMushola di dalam Rumah
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Mushola di dalam Rumah Jeumpa Kemalasari Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Mushola di dalam rumah dapat menjadi salah satu indikator sebuah
Lebih terperinciA. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister
A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister a. Profil Lulusan Profil utama lulusan Program Magister Pendidikan Agama Islam
Lebih terperinciRANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems)
RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems) A. SISTEM SEBAGAI PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN DALAM PERUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM DAN PERUBAHAN DALAM PERUSAHAAN 4 Bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi Division Bandung adalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah PT. Toyota Astra Motor Auto 2000 Setiabudi Division Bandung adalah Perusahaan Dealer mobil yang bergerak dibidang penjualan cash dan kredit mobil merk Jepang.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN EVALUASI SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20
No.154, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
Lebih terperinciLingkungan Rumah Ideal
TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Lingkungan Rumah Ideal Aria Adrian Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),ITB. Abstrak Rumah membuat penghuninya
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana
36 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana cara untuk mempelajari, menyelidiki ataupun melaksanakan suatu kegiatan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah SD Negeri 3 Nagarawangi, yang beralamat di Jalan Lukmanul Hakim No. 6, Desa Tuguraja, Kecamatan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperincisedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Home industry, home yang memiliki arti rumah atau tempat tinggal, sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang ataupun perusahaan.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN. dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini menyajikan uraian lebih lanjut terkait hasil penelitian yang terdiri dari simpulan hasil penelitian, implikasi hasil penelitian, keterbatasan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi Konsep teknologi informasi khususnya Internet telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN II.1. Bentuk Penelitian Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Eksplanasi (Explanatory Research) yang mana penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara variabel
Lebih terperinciBAB III TEMUAN PENELITIAN
BAB III TEMUAN PENELITIAN Bab ini merupakan bab yang menjabarkan temuan penelitian yang mencakup : karakteristik responden, peran significant others, konsep diri, kemampuan mereduksi konflik dalam pemutusan
Lebih terperinciHMP Architects adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam jasa perancangan arsitektur yang didirikan oleh Bapak Heru Mudito Prasetyo. Didasari d
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penciptaan sebuah karya desain interior terdapat proses-proses atau tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk menghasilkan karya desain yang optimum. Desain yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model adopsi internet oleh guru SMA Negeri. Karena itu, tipe penelitian ini termasuk pada penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I - 1 REDESAIN BALAI LATIHAN KERJA DI DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan era globalisasi saat ini kebutuhan akan teknologi meningkat pesat. Penguasaan dan skill dalam bidang teknologi tentunya sangat dibutuhkan oleh para
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
III. Bab III Metodologi Penelitian Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dalam mencari jawaban. Dengan ungkapan lain metodologi adalah pendekatan umum untuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini pada akhirnya menunjukan bahwa pencapaian-pencapaian
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini pada akhirnya menunjukan bahwa pencapaian-pencapaian Bandung Berkebun di usia pergerakannya yang masih relatif singkat tidak terlepas dari kemampuannya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Sumber :
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat KISEL Koperasi Telekomunikasi Seluler (kisel) adalah lembaga penyedia jasa Distribution Channel (Penjualan dan Distribusi), General
Lebih terperinciPenelitian Kualitatif (Latar Belakang, Definisi, dan Perdedaannya)
Penelitian Kualitatif (Latar Belakang, Definisi, dan Perdedaannya) Oleh: Naufal Ishartono, M.Pd. ni160@ums.ac.id A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Banyak sekali fenomena-fenomena yang berkaitan dengan perilaku,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia pendidikan terutama bagi Akademi yang dikelola oleh masyarakat (Swasta), menuntut pihak pengelola untuk mengembangkan
Lebih terperinciPersepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur
TEMU ILMIAH IPLBI 206 Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur Irfan Irwanuddin (), Aswin Indraprastha (2), Hanson E. Kusuma (2) () Program Studi Magister Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari gejala-gejala alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan berupa fakta, konsep,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu
87 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden. 1 Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme
123 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitiaan yang digunakan dalam penelitiaan Nasionalisme Generasi Muda dalam Era Otonomi Khusus Papua ini adalah metode kualitatif. Digunakannya
Lebih terperinci2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.805, 2012 KEPOLISIAN. Indikator Kinerja Utama. Penyusunan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua pekerjaan dan segala aspek kehidupan manusia. Dimana teknologi informasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah mengubah manusia dalam menyelesaikan semua pekerjaan dan segala aspek kehidupan manusia. Dimana teknologi dan komunikasi yang berkembang
Lebih terperinciPERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang
PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang
Lebih terperinciBab. I Pendahuluan. KHARISMA KARYA, pt Engineering Consultant Review Master Plan dan DED Drainase Kota Kabupaten Majene I.
Bab I Pendahuluan I.1 LATAR BELAKANG Pada tahun anggran 2009 di Kabupaten Majene telah dilaksanakan kegiatan pembuatan rencana induk /master plan drainase melalui biaya APBD, akan tetapi hasil perencanaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode penelitian digunakan dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Dalam suatu penelitian, terdapat tata cara prosedur bertahap yang merupakan acuan peneliti dalam melakukan penelitian dilapangan. Tata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1.1.1 Judul Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual 1.1.2 Pemahaman Esensi Judul Ruang komunal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia.
Lebih terperinciPROGRAM SARJANA. Kompetensi Lulusan
PROGRAM SARJANA Kompetensi Lulusan - Mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di bidang Arsite - Mampu memecahkan permasalahan di bidang keahlian nya - Mampu menekuni kinerja
Lebih terperinciStandar Kurikulum Penilaian landasan penumbuh kembangan kompetensi abad 21 dan karakter bangsa
Standar Kurikulum Penilaian landasan penumbuh kembangan kompetensi abad 21 dan karakter bangsa Nizam Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Lebih terperinciMODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5
MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciSI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)
SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #2 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat pada sektor bisnis
Lebih terperinci