ANALISIS TATA LETAK FASILITAS DAN SARANA PROYEK DALAM MENDUKUNG METODE PEKERJAAN KONSTRUKSI TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TATA LETAK FASILITAS DAN SARANA PROYEK DALAM MENDUKUNG METODE PEKERJAAN KONSTRUKSI TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 ANALISIS TATA LETAK FASILITAS DAN SARANA PROYEK DALAM MENDUKUNG METODE PEKERJAAN KONSTRUKSI TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI PERSYARATAN MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK Oleh: Nama : Samsul Ma arif NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2009

2 LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA Q No.Dokumen Distribusi Tgl.Efektif 7 Maret 2005 Judul Tugas Akhir : ANALISIS PROSES TENDER PROYEK PEMBANGUNAN DINAS KESEHATAN DITINJAU DARI PERATURAN PEMERINTAH Disusun Oleh : Nama : Dwi Handayani Nomor Induk Mahasiswa : Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan pada Sidang Tugas Akhir Pembimbing : Ir.Mawardi Amin, MT Jakarta, Januari 2009 Mengetahui : Koordinator Tugas Akhir Sipil Ketua Program Studi Teknik Ir.Sylvia Indriany, MT Ir.Mawardi Amin, MT ii

3 LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA Q No.Dokumen Distribusi Tgl.Efektif 7 Maret 2005 Judul Tugas Akhir : ANALISIS TATA LETAK FASILITAS DAN SARANA PROYEK DALAM MENDUKUNG METODE PEKERJAAN KONSTRUKSI Disusun Oleh : Nama : Samsul Ma arif Nomor Induk Mahasiswa : Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan pada Seminar Tugas Akhir Pembimbing : Ir.Mawardi Amin, MT Jakarta, Pebruari 2009 Mengetahui : Koordinator Tugas Akhir Ketua Program Studi Teknik Sipil Ir.Sylvia Indriany, MT Ir.Mawardi Amin, MT iii

4 ABSTRAK Analisis Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek Dalam Mendukung Metode Pekerjaan Konstruksi, Samsul Ma arif, , Ir. Mawardi Amin, MT, Tahun Mengoptimalkan pekerjaan konstruksi harus dimulai sejak pekerjaan persiapan, khususnya pengaturan tata letak fasilitas dan sarana proyek, karena kesalahan dalam perencanaan dapat mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek dan bertambahnya anggaran proyek. Untuk itulah perlu dilakukan analisis mengenai tata letak fasilitas dan sarana proyek agar nantinya berfungsi secara optimal sesuai perencanaan awal. Metodologi yang digunakan dengan cara menganalisis secara deskripsi terhadap kondisi tata letak dan sarana dari ketiga proyek yang diambil secara purpose sampling, kemudian penulis mengambil kesimpulan berdasarkan analisis penulis berupa pernyataan-pernyataan dalam bentuk kuisoner yang dibagikan kepada 20 responden. Dalam pengolahannya, penulis mengadakan wawancara kembali sehingga hasil akhir pembahasan masalah merupakan kesimpulan yang diambil berdasarkan analisa penulis dan expert opinion. Hasil akhir dari tugas ini meliputi aktivitas dalam pekerjaan persiapan dalam menempatkan fasilitas dan sarana proyek yang optimal yang mendukung seluruh metode pekerjaan konstruksi. Faktor dominan yang harus diidentifikasi terlebih dahulu sebelum merencanakan tata letak fasilitas dan sarana proyek adalah metode yang digunakan, lokasi dan lingkup pekerjaan. Kata kunci : Pekerjaan konstruksi, pekerjaan persiapan, tata letak fasilitas proyek, efektif dan efisien. iv

5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERSEMBAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL......xi DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang..... I Maksud dan Tujuan... I Ruang Lingkup... I Sistematika Penulisan Tugas Akhir... I-4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... II Tinjauan Umum... II Perencanaan Site Plan ( Site Installation ) Proyek... II Pintu Keluar Masuk Proyek... II Definisi... II Peraturan Penempatan... II Jalan Kerja... II Definisi... II-6 vii

6 Peraturan Penempatan... II Direksi Keet... II Definisi... II Peraturan Penempatan... II Base Camp Staf Proyek dan Barak Pekerja... II Definisi... II Peraturan Penempatan... II Gudang Material dan Peralatan... II Definisi... II Peraturan Penempatan... II Los Kerja Besi dan Kayu... II Definisi... II Peraturan Penempatan... II Penempatan Alat Berat, Tower Crane, Passenger Hoist dan Lift Bahan... II Definisi... II Peraturan Penempatan... II Disposal Area... II Definisi... II Peraturan Penempatan... II Rumah Genset dan Tangki Air... II Definisi... II Peraturan Penempatan... II-15 viii

7 Pos Jaga dan Pagar Kerja... II Definisi... II Peraturan Penempatan... II-15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN... III Tinjauan Umum... III Persiapan... III Metode Pengumpulan Data... III Data Primer... III Data Sekunder... III Pengolahan dan Analisa Data... III Pembahasan... III Hipotesa... III Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir... III-8 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... IV Tinjauan Umum... IV Hasil Penelitian... IV Proyek Emporium Pluit... IV Data Proyek... IV Analisa Lay Out Fasilitas dan Sarana pada Proyek... IV Proyek The View Pakubuwono... IV Data Proyek... IV Analisa Lay Out Fasilitas dan Sarana ix

8 pada Proyek... IV Proyek Sudirman Park... IV Data Proyek... IV Analisa Lay Out Fasilitas dan Sarana pada Proyek... IV Pembahasan... IV Hasil Analisa... IV-59 BAB VI PENUTUP... V Kesimpulan... V Saran... V-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

9 DAFTAR TABEL Hal TABEL 4.1 ANALISA TOWER CRANE 1... IV-17 TABEL 4.2 ANALISA TOWER CRANE 2... IV-18 TABEL 4.3 ANALISA TOWER CRANE 3... IV-18 TABEL 4.4 ANALISA TOWER CRANE 4... IV-19 TABEL 4.5 TABEL 4.6 DAFTAR IDENTITAS RESPONDEN... IV-42 PERNYATAAN TATA LETAK PINTU KELUAR DAN MASUK PROYEK... IV-46 TABEL 4.7 PERNYATAAN TATA LETAK JALAN KERJA KENDARAAN DIDALAM PROYEK... IV-47 TABEL 4.8 TABEL 4.9 PERNYATAAN TATA LETAK DIREKSI KEET... IV-49 PERNYATAAN TATA LETAK BASE CAMP STAF PROYEK DAN BARAK PEKERJA..... IV-50 TABEL 4.10 PERNYATAAN TATA LETAK GUDANG MATERIAL DAN PERALATAN...IV-51 TABEL 4.11 PERNYATAAN TATA LETAK LOS KERJA BESI DAN KAYU..... IV-52 TABEL 4.12 PERNYATAAN TATA LETAK TOWER CRANE... IV-53 TABEL 4.13 PERNYATAAN TATA LETAK PASSENGER HOIST DAN LIFT BAHAN IV-55 TABEL 4.14 PERNYATAAN TATA LETAK DISPOSAL AREA... IV-56 TABEL 4.15 PERNYATAAN TATA LETAK RUMAH GENSET... IV-57 TABEL 4.16 PERNYATAAN TATA LETAK.. TANGKI AIR... IV-58 TABEL 4.17 PERNYATAAN TATA LETAK POS JAGA DAN PAGAR KERJA.... IV-59 xi

10 DAFTAR GAMBAR Hal PROYEK EMPORIUM PLUIT GAMBAR 4.1 GAMBAR 4.2 GAMBAR 4.3 GAMBAR 4.4 GAMBAR 4.5 GAMBAR 4.6 GAMBAR 4.7 GAMBAR 4.8 DENAH LOKASI PROYEK... IV-2 LAY OUT SITE PLAN SEBELUM LANTAI GF DICOR... IV-9 LAY OUT SITE PLAN SETELAH LANTAI GF DICOR... IV-10 LAY OUT JALAN KERJA... IV-11 SIRKULASI KENDARAAN DI ZONA IE... IV-12 SIRKULASI KENDARAAN DI ZONA 2D... IV-12 SIRKULASI KENDARAAN DI ZONA 1A... IV-13 SIRKULASI KENDARAAN DI ZONA 2B... IV-13 PROYEK THE VIEW PAKUBUWONO GAMBAR 4.9 DENAH LOKASI PROYEK... IV-21 GAMBAR 4.10 LAY OUT FASILITAS DAN SARANA PROYEK... IV-27 GAMBAR 4.11 LAY OUT PENEMPATAN TOWER CRANE... IV-27 PROYEK SUDIRMAN PARK GAMBAR 4.12 DENAH LOKASI PROYEK... IV-32 GAMBAR 4.13 LAY OUT FASILITAS DAN SARANA PROYEK... IV-36 GAMBAR 4.14 HISTOGRAM DATA IDENTITAS PERUSAHAAN RESPONDEN... IV-43 GAMBAR 4.15 HISTOGRAM DATA IDENTITAS JABATAN RESPONDEN... IV-43 GAMBAR 4.16 HISTOGRAM DATA IDENTITAS LAMA PENGALAMAN KERJA RESPONDEN... IV-44 GAMBAR 4.17 HISTOGRAM DATA IDENTITAS LAMA PENGALAMAN KERJA RESPONDEN... IV-44 xii

11 GAMBAR 4.18 DIAGRAM HASIL RESPONDEN PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS DAN SARANA (SITE PLAN / SITE INSTALLATION PADA PROYEK MERUPAKAN HAL PENTING DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI... IV-45 GAMBAR 4.19 DIAGRAM HASIL RESPONDEN FAKTOR YANG DIIDENTIFIKASI SEBELUM PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS DAN SARANA PROYEK... IV-46 GAMBAR 4.20 DIAGRAM HASIL RESPONDEN PINTU MASUK DAN KELUAR PROYEK... IV-47 GAMBAR 4.21 DIAGRAM HASIL RESPONDEN JALAN KERJA KENDARAAN DIDALAM PROYEK... IV-48 GAMBAR 4.22 DIAGRAM HASIL RESPONDEN DIREKSI KEET... IV-50 GAMBAR 4.23 DIAGRAM HASIL RESPONDEN BASE CAMP STAF PROYEK DAN BARAK PEKERJA... IV-51 GAMBAR 4.24 DIAGRAM HASIL RESPONDEN GUDANG MATERIAL DAN PERALATAN... IV-52 GAMBAR 4.25 DIAGRAM HASIL RESPONDEN LOS KERJA BESI DAN KAYU... IV-53 GAMBAR 4.26 DIAGRAM HASIL RESPONDENTOWER CRANE... IV-55 GAMBAR 4.27 DIAGRAM HASIL RESPONDEN PASSENGER HOIST DAN LIFT BAHAN... IV-56 GAMBAR 4.28 DIAGRAM HASIL RESPONDEN DISPOSAL AREA... IV-57 GAMBAR 4.29 DIAGRAM HASIL RESPONDEN RUMAH GENSET... IV-58 xii

12 GAMBAR 4.30 DIAGRAM HASIL RESPONDEN TANGKI AIR... IV-59 GAMBAR 4.31 DIAGRAM HASIL RESPONDEN POS JAGA DAN PAGAR KERJA... IV-60 xii

13 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sebuah pekerjaan konstruksi aspek teknologi berperan penting. Umumnya, aplikasi teknologi banyak diterapkan pada metode metode pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, cepat, praktis dan aman, sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan pada suatu proyek konstruksi, sehingga target waktu, mutu dan biaya dapat tercapai. Dalam menunjang metode pelaksanaan konstruksi, pekerjaan pertama yang harus dilaksanakan adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan merupakan tahap pekerjaan yang harus direncanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan pokok suatu proyek konstruksi. Bahkan pekerjaan ini harus telah dipersiapkan pada saat tender proyek dan dijadikan bagian dari penawaran tender proyek yang bersangkutan. Dalam merencanakan pekerjaan persiapan harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang optimal yang bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut. Pekerjaan persiapan, khususnya pengaturan tata letak fasilitas dan sarana proyek ( site plan / site installation ) merupakan syarat penting dalam pekerjaan konstruksi karena kesalahan dalam perencanaan site plan / site installation dapat mengakibatkan keterlambatan proyek dan bertambahnya anggaran proyek. Keterlambatan proyek umumnya selalu menimbulkan akibat yang merugikan baik bagi pemilik maupun kontraktor, karena I - 1

14 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN dampak keterlambatan adalah timbulnya konflik dan perdebatan tentang apa dan siapa yang menjadi penyebab, serta tuntutan waktu dan biaya tambah. Sebagai contoh pada proyek Sudirman Park yang diambil penulis sebagai studi kasus dalam tugas akhir ini, pada perencanaan awal di design dengan menggunakan 4 unit tower crane, tetapi pada pertengahan pelaksanaannya ditambahkan 1 unit tower. Hal tersebut sangat merugikan pihak kontraktor karena adanya penambahan biaya pengadaan 1 unit tower crane yang sebelumnya belum direncanakan. Hal lain yang berpengaruh pada pelaksanan proyek adalah jalan kerja sementara yang harus diperhitungkan secara cermat karena sangat berpengaruh terhadap mobilisasi & demobilisasi alat kerja dan material. Hal tersebut melatar belakangi penulis untuk menganilisa tata letak fasilitas dan sarana proyek secara deskriptif pada beberapa proyek, sehingga nantinya didapat analisis akhir tentang bagaimana membuat perencanaan tata letak fasilitas dan sarana proyek yang nantinya dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan awal. 1.2 MAKSUD dan TUJUAN Adapun maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Mengantisipasi terjadinya kesalahan penempatan tata letak / lay out yang mempengaruhi pelaksanaan proyek sehingga dapat merugikan baik pemilik maupun kontraktor. 2. Mengidentifikasi & menganilisis pekerjaan persiapan khususnya dalam perencanaan site plan / site installation yang meliputi tata letak I - 2

15 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN bangunan fasilitas dan sarana proyek pada beberapa jenis proyek yang berbeda. 3. Mengetahui dan dapat membuat perencanaan site plant secara cermat dan tepat dalam penempatan masing-masing fasilitas sarana proyek yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek, sehingga nantinya dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. 1.3 RUANG LINGKUP Ruang lingkup penulisan tugas akhir ini adalah menganalisa tata letak fasilitas dan sarana proyek dari beberapa proyek, dimana beberapa proyek tersebut memenuhi kriteria sebagai berikut : Proyek Engineering-Konstruksi pada daerah urban Merupakan proyek high rise building Nilai proyek 150 milyar milyar rupiah Lokasi proyek berada pada lingkungan dengan lalu lintas padat Untuk menghindari kerancuan dan mempermudah pemahaman dalam menganalisa tata letak fasilitas dan sarana proyek, sehingga penulis dapat menarik kesimpulan tentang perencanaan tata letak fasilitas dan sarana proyek yang efektif dan efisien, dengan batasan permasalahan sebagai berikut : 1. Tata letak fasilitas dan sarana yang akan dianalisa pada sebuah proyek meliputi tata letak : Pintu Keluar Masuk Proyek Jalan Kerja Kantor Proyek / Direksi Keet I - 3

16 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Base Camp Staf Proyek dan Barak Pekerja Gudang Material dan Peralatan Los Kerja Besi dan Kayu Tower Crane, Passenger Hoist dan Lift Bahan Disposal Area, Rumah Genset dan Tangki Air Pos Jaga dan Pagar Proyek 2. Lingkup pekerjaan proyek Dalam penulisan tugas akhir ini, batasan lingkup pekerjaan yang ditinjau pada masing-masing proyek adalah penempatan fasilitas dan sarana proyek pada saat pelaksanaan pekerjaan struktur sampai dengan pekerjaan finishing. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN TUGAS AKHIR Sistematika penulisan Tugas Akhir, sebagai berikut : Pada bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang tentang pemilihan judul tugas akhir, maksud dan tujuan penulisan tugas akhir dan batasan masalah tugas akhir. Pada bab II Dasar Teori berisikan tinjauan pustaka tentang perencanaan tata letak fasilitas sarana proyek. Pada bab III Metodologi memuat tata cara pengumpulan data dan pembahasan flow chart tugas akhir. Pada Bab IV Memuat analisis mengenai data data layout fasilitas dan sarana proyek dari beberapa proyek dan berisikan pembahasan dan pengolahan kuisioner. I - 4

17 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pada bab V Penutup berisi tentang simpulan dan saran dari penulisan tugas akhir ini. I - 5

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi. (KEPPRES No.19/1999) Sebelum memulai pekerjaan pelaksanaan konstruksi, terlebih dahulu diadakan peninjauan keadaan lapangan ( project site / field ) untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai keadaan lapangan dalam rangka menyusun kegiatan persiapan pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan persiapan merupakan salah satu metode dalam pelaksanaan kontruksi. Penerapan metode tersebut, terkait erat dengan kondisi lapangan dan jenis proyek yang dikerjakan. Setiap proyek adalah unik, tidak ada dua proyek yang sama persis. Semua jenis proyek konstruksi umumnya dimulai dengan pelaksanaan pekerjaan persiapan. (Djojowirono, 1991) Salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pekerjaan persiapan adalah penyusunan rencana lapangan ( perencanaan site plan / site installation ). Tujuan pokok dalam perencanaan site plan / site installation adalah mengatur letak bangunan - bangunan fasilitas dan sarana pada proyek sedemikian rupa, sehingga pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat berjalan dengan Optimal. II - 1

19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Yang dimaksud dengan optimal yaitu hasil paling baik yang dapat dicapai dengan memperhatikan kondisi dan kendala dari proyek tersebut. Kriteria optimal dalam hal ini adalah sebagai berikut : Efisien Penempatan dari bangunan-bangunan fasilitas dan sarana pada proyek perlu diatur menurut kebutuhan sehingga diperoleh efisiensi kerja. Efisiensi kerja adalah pencapaian perbandingan terbaik antara sumber tenaga / daya dengan hasil pelaksanaan. (Djojowirono, 1991) Oleh karena itu, letak bangunan-bangunan fasilitas dan sarana tersebut tidak boleh saling mengganggu satu dengan yang lainnya, baik jarak maupun ukurannya. Efektif Penempatan bangunan-bangunan fasilitas dan sarana yang efektif pada proyek juga dibutuhkan dalam menunjang pekerjaan konstruksi. Efektif adalah dapat diselesaikannya suatu pekerjaan sesuai dengan rencana (schedule) kerja yang telah disusun. (Djojowirono, 1991) Perencanaan site plan / site installation yang tidak efektif dapat mengakibatkan terjadinya keterlambatan proyek dan bertambahnya anggaran biaya proyek. Lancar Yang dimaksud dengan lancar dalam perencanaan site plan / site installation adalah kelancaran pelaksanaan pekerjaan, terutama kelancaran transportasi / angkutan di lokasi proyek. (Djojowirono, 1991) II - 2

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pembuatan jalan kerja untuk mendukung kelancaran transportasi sangat erat hubungannya dengan perletakan bangunan-bangunan fasilitas dan sarana proyek lainnya. Terganggunya kelancaran transportasi dapat mengakibatkan timbulnya hambatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sehingga jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat menyimpang dari rencana kerja yang telah tersusun. Aman Salah satu tujuan dibuatnya bangunan-bangunan fasilitas dan sarana pada proyek adalah untuk keperluan keamanan dan keselamatan pekerjaan selama berlangsungnya kegiatan proyek. Yang dimaksud dengan keamanan adalah menghindarkan gangguan pencurian, kehilangan dan kerusakan peralatan serta bahanbahan bangunan. Sedangkan yang dimaksud dengan keselamatan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keselamatan para tenaga kerja. (Djojowirono, 1991) 2.2 PERENCANAAN SITE PLAN / SITE INSTALLATION PROYEK Perencanaan penataan site plant meliputi identifikasi fasilitasfasilitas penunjang proyek, perencanaan bentuk dan ukuran fasilitas serta penempatannya di lapangan. Perencanaan site layout memegang peranan penting dalam meningkatkan keselamatan kerja, koefisien operasional, meminimalkan waktu tempuh, mengurangi material handling dan menghindari adanya gangguan/halangan dalam pergerakan material dan peralatan. (Tommelein, 1992) II - 3

21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penataan site (site layout) adalah tata letak penempatan fasilitasfasilitas penunjang proyek seperti kantor, gudang, penyimpanan bahan, peralatan maupun material, jalan keluar masuk dan lain sebagainya dalam suatu proyek konstruksi, sehingga proses konstruksi dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Dalam merencanakan site plan / site installation untuk pekerjaan persiapan, perlu diperhitungkan secara cermat penempatan masing masing fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan metode pekerjaan konstruksi. Dalam memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan disesuaikan dengan desain lay out yang akan dikerjakan, penempatan fasilitas dan sarana proyek diharapkan nantinya dapat berfungsi secara optimal sesuai perencanaan. Perlu dipertimbangkan bahwa seluruh fasilitas dan sarana proyek yang dibangun untuk pekerjaan persiapan tersebut adalah bersifat sementara dan nantinya akan dibongkar setelah pelaksanaan proyek selesai. Walaupun demikian, pemilihan bahan bangunan dan jenis konstruksi harus dipertimbangkan agar bangunan fasilitas dan sarana tersebut dapat bertahan selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan bangunan utama / pokok serta dapat menjamin keamanan dan keselamatan para penggunanya. II - 4

22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA PINTU KELUAR MASUK PROYEK Definisi Pintu keluar masuk proyek merupakan tempat yang dilalui orang / pekerja dan kendaraan proyek untuk mobilisasi material sebagai gerbang yang membatasi area lokasi proyek dengan lingkungan sekitar. Pada pembuatan pintu masuk dan keluar orang / pekerja harus mempertimbangkan hal - hal sebagai berikut : a. Pintu dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap keluar masuknya orang-orang yang bekerja / berkepentingan, dengan ukuran lebar pintu minimal 1,20 (satu koma dua puluh) meter, atau selebar 2 (dua) badan orang. b. Harus dilengkapi dengan gardu untuk penjaga yang terlindung dari panas dan hujan. c. Dilengkapi sistem kunci yang aman apabila sewaktu-waktu kegiatan proyek terhenti. d. Dilengkapi penerangan yang cukup untuk memudahkan pemeriksaan pada malam hari, minimal menjangkau penerangan dalam radius 6 (enam) meter. Pintu masuk dan keluar untuk kendaraan proyek dapat dibuat terpisah, dengan pertimbangan : a. Ukuran / lebar disesuaikan dengan peralatan / kendaraan, dengan diberikan kelebihan lebar minimal 50 (lima puluh) cm. b. Tidak mengganggu kendaraan lain. II - 5

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA c. Perlu pengamanan yang berbeda dengan pintu keluar masuk untuk umum dan kendaraan kecil. ( Kepmen. Kimpraswil No.384/2004) Peraturan Penempatan Lokasi pintu masuk dan keluar berada pada area proyek yang berhadapan langsung dengan jalan utama. Hal ini bertujuan agar memudahkan semua pihak yang berkepentingan dengan proyek menuju lokasi proyek JALAN KERJA Definisi Jalan kerja adalah jalur lalu lintas kendaraan proyek, baik untuk truk material, truk mixer maupun untuk mobilisasi alat alat berat, seperti: tower crane, lift bahan, dan lainnya. Konstruksi jalan kerja bersifat sementara, tetapi dalam perencanaannya harus tetap memperhitungkan beban lalu lintas yang akan melewatinya. Oleh karena itu, jalan kerja biasanya dibuat dengan perkerasan, baik menggunakan sirtu maupun aspal. Terutama, jika kondisi tanah di lokasi proyek cukup labil dan tidak cukup kuat untuk menahan beban lalu lintas proyek. Membuat jalan kerja, harus diperhitungkan dengan matangarus keluar masuk kendaraan. Arus kendaraan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan stagnasi dan kemacetan di lingkungan proyek, yang berakibat dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan proyek. II - 6

24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Penempatan Penempatan pintu keluar masuk jalan kerja proyek tidak boleh mengganggu arus lalu lintas dan prasarana kota. Apabila jalan masuk proyek tersebut melintasi trotoar dan saluran umum maka perlu dibuat konstruksi pengaman berupa jembatan sementara untuk lalu lintas kendaraan keluar dan masuk proyek dengan terlebih dahulu melaporkan ke Dinas/Suku Dinas dan instansi terkait. Jalan kerja dibuat searah agar memudahkan atau tidak mengganggu kegiatan pembangunan. ( Kep.Gub. DKI Jakarta No72 / 2002 ) DIREKSI KEET Definisi Direksi keet adalah ruangan yang dibangun sebagai tempat pekerja bagi para staf dari kontraktor, pengawas, maupun pemilik proyek dilapangan. Ruangan ini dilengkapi beberapa fasilitas seperti ruang pimpinan, ruang rapat, ruang kerja staf, mushola dan toilet. Bangunan ini didesain mulai dengan ukuran 60 m 2 sampai dengan 200 m 2, baik bertingkat maupun tidak yang disesuaikan dengan bentuk di lapangan. Direksi keet dapat dibangun dengan berbagai macam cara, seperti menggunakan container dan yang umum digunakan adalah cara sistem rakitan. Pada sistem rakitan, konstruksi terdiri dari rangka baja sebagai struktur atas, dilapisi dinding plywood. Penutup atapnya terbuat dari bahan seng atau asbes, sedangkan pada plafon menggunakan bahan material II - 7

25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA plywood. Lantai bangunan direksi keet tak bertingkat menggunakan finishing keramik, sedangkan pada bangunan bertingkat, lantai atasnya menggunakan plywood setebal 20 mm Peraturan Penempatan Pada umumnya dibangun diatas lahan yang tidak akan pernah terpakai. Letak bangunan tersebut dibangun sesuai dengan keinginan pemilik proyek, tetapi penempatannya tidak boleh mengganggu transportasi atau kegiatan yang sedang dan akan berlangsung BASE CAMP STAF PROYEK dan BARAK PEKERJA Definisi Base camp dan barak pekerja merupakan tempat tinggal staf dan tenaga kerja proyek. Masing-masing dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi, toilet dan dapur Peraturan Penempatan Penempatan base camp dan barak pekerja dibuat terpisah. Base camp dan barak pekerja dibangun tidak jauh dari lokasi proyek. Penempatan base camp dan barak pekerja diluar lokasi proyek harus memperhatikan faktor lingkungan sekitar, terutama dalam pembuatan sanitasi. II - 8

26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA GUDANG MATERIAL dan PERALATAN Definisi Gudang material adalah tempat penyimpanan material, dimana kondisi tempat tersebut harus dijaga agar tetap kering dan tidak lembab. Kondisi gudang sangat mempengaruhi kualitas bahan dan peralatan yang digunakan. Area penyimpanan ini harus tidak mengganggu kemajuan kerja (progress kerja). Ukuran dari area/tempat penyimpanan tergantung dari jumlah dan ukuran material yang datang. (Haryanto, 1997) Gudang peralatan adalah tempat penyimpanan alat - alat ringan, seperti mesin genset, vibrator untuk pemadatan beton, alat alat pengukuran ( waterpass, theodolit ) serta berbagai komponen peralatan lainnya. Konstruksi gudang penyimpanan material dan peralatan dibangun seperti direksi keet, yaitu menggunakan container atau dirancang dengan sistem rakitan sehingga dapat digunakan berulang kali. Untuk lantai pada bangunan gudang tidak menggunakan keramik, hanya difinishing dengan semen Peraturan Penempatan Lokasi gudang material dan peralatan berada diluar area bangunan yang akan dikerjakan. Untuk mempermudah proses bongkar muat material, penempatan gudang tidak jauh dari jalan kerja dan dapat dijangkau oleh tower crane. Untuk mempermudah proses penerimaan barang, gudang material sebaiknya diletakkan dekat dengan pintu masuk. II - 9

27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Gudang material dan peralatan juga harus diletakkan pada tempat yang mudah dimonitor, sehingga terjamin keamanannya LOS KERJA BESI dan KAYU Definisi Los kerja besi adalah tempat pemotongan dan pembengkokan besi beton. Los kerja kayu digunakan sebagai tempat pembuatan bekisting dan pekerjaan kayu lainnya. Kedua fasilitas tersebut dibangun tanpa dinding ( los ) tetapi tetap diberi penutup atap. Bentuk, ukuran dan konstruksi dari los kerja besi dan kayu harus dapat menjamin keselamatan dan ketentraman para pekerja yang bekerja di tempat tersebut Peraturan Penempatan Penempatan los kerja besi dan kayu tidak jauh dari penumpukan material dan berada di dekat jalur kerja agar memudahkan proses pelaksanaannya TOWER CRANE, PASSENGER HOIST dan LIFT BAHAN Definisi Tower crane merupakan alat berat yang berfungsi sebagai system transportasi vertikal maupun horisontal untuk mobilisasi material dan elemen konstruksi. Ketinggian tower crane dapat disesuaikan dengan ketinggian bangunan serta memiliki jarak jangkauan yang luas. Karena itu II - 10

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA tower crane dapat menjangkau lokasi-lokasi yang berada di ketinggian atau kejauhan tertentu. Passenger hoist adalah alat transportasi vertikal yang berfungsi memudahkan para staf dan pekerja proyek naik turun dilokasi proyek. Lift bahan adalah alat transportasi vertikal yang berfungsi untuk pengangkutan material pekerjaan finishing. Tower Crane pada proyek konstruksi bangunan bertingkat digunakan untuk memindahkan material, material yang akan dipindahkan oleh tower crane telah disiapkan pada tempat-tempat tertentu (workshop) dan akan dipindahkan oleh tower crane sesuai dengan jadwal kerja tower crane yang telah dibuat oleh project manager. Material yang dipindahkan antara lain scafolding, multiplex, besi beton, dinding precast. Tower Crane juga digunakan untuk pengecoran kolom, core wall dan shear wall. Campuran beton dari truck mixer dituangkan kedalam buket, kemudian buket tersebut diangkut oleh tower crane ketempat tujuan pengecoran. Bagian dasar buket dilengkapi dengan katup dan saluran untuk mengalirkan campuran beton ke dalam bekisting. Pada proyek konstruksi produktivitas alat adalah hasil kerja dari sebuah alat per satuan waktu. Satuan produktivitas TC tergantung pada pekerjaan yang dilakukan. Produktivitas TC sangat dipengaruhi oleh waktu siklus. Waktu siklus adalah waktu tempuh yang diperlukan TC untuk melakukan satu kali putaran yang terdiri dari gerakan vertikal (hoist), horisontal (trolley), dan berputar (swing), dimana ketiga gerakan utama ini terdiri dari enam tahap pekerjaan yaitu: mengikat material, II - 11

29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA mengangkat, memutar, menurunkan dan melepas material sampai kembali lagi menuju lokasi persediaan material (Varma, 1979). Waktu siklus meliputi waktu tetap (fixed time) dan waktu variabel (variable time). Waktu tetap meliputi waktu mengikat dan melepas material yang tergantung pada jenis material yang diangkat, untuk setiap pekerjaan memiliki waktu tetap yang berbeda misalnya: waktu untuk mengikat tulangan berbeda dengan waktu untuk mengikat bekisting. Waktu variabel tergantung pada jarak tempuh TC yaitu waktu tempuhvertikal tergantung tinggi angkat, waktu tempuh rotasi tergantung sudut putar, dan aktu tempuh horizontal tergantung pada jarak titik tujuan dari sumber material Peraturan Penempatan Penempatan tower crane harus direncanakan dapat menjangkau seluruh area proyek konstruksi bangunan yang akan dikerjakan dengan manuver yang aman tanpa halangan. Konstruksi tower crane yang perlu direncanakan dengan cermat adalah pondasi dan penempatan bracing sebagai pengaku pada saat bangunan telah mencapai ketinggian tertentu. Scara umum tujuan utama dari penentuan tata letak TC adalah untuk mndapatkan susunan yang paling efektif. Penyusunan tata letak TC yang aik akan memperlihatkan suatu penyusunan daerah kerja dan peralatan (site ayout) yang paling ekonomis untuk dilaksanakan. Disamping itu, juga harus tetap menjamin keamanan dan kenyamanan kerja dari para pekerja sehingga prestasi kerja dapat meningkat. Dalam II - 12

30 BAB II TINJAUAN PUSTAKA penentuan tata letak TC ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain (Gray dan Little, 1985): 1. TC harus mampu menjangkau seluruh area bangunan yang dikerjakan. 2. Pada Lokasi penempatan TC minimal harus ada lahan bebas selebar 10 meter (clearance area) untuk kepentingan pemasangan dan pembongkaran dengan menggunakan kendaraan seperti mobile crane. 3. TC tidak boleh diletakkan di atas fasilitas lain, seperti septic tank, poer, dan tandon. Passenger hoist dan lift bahan diletakkan pada sisi bangunan yang tidak memiliki halangan secara vertikal. Konstruksi passenger hoist dan lift bahan dibuat seperti pada tower crane yang meliputi pondasi struktur rangka untuk rail lift, diperkuat dengan bracing yang diangkur ke struktur bangunan yang sudah jadi DISPOSAL AREA Definisi Lingkungan proyek yang bersih, rapi dan sehat akan membantu meningkatkan produktivitas pekerja dan mengurangi terjadinya resiko kecelakaan. Oleh karena itu, setiap proyek memerlukan tempat pembuangan ( disposal area ) untuk membantu menjaga kebersihan di lokasi kerja. II - 13

31 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umur sampah paling lama 1 x 24 jam sudah harus diangkut keluar lokasi proyek. Pengelompokkan sampah sesuai dengan jenisnya diperlukan untuk memudahkan proses pengangkutan. Bahan bongkaran dan lain-lain yang sudah tidak terpakai tersebut harus dibuang / diangkut ke luar lokasi pekerjaan atau ke tempat pembuangan yang aman. Tidak diperbolehkan membuang bahan kimia dan bahan beracun dan berbahaya atau bahan / sisa bahan yang mengandung zat tersebut yang dapat mencemari tanah dan air dan lingkungan Peraturan Penempatan Tempat sampah berada pada setiap lokasi yang berpotensi menimbulkan sampah. Pekerja housekeeping akan mengangkut sampah dari setiap tempat sampah yang sudah terkumpul dan akan dibuang menuju tempat pembuangan yaitu berupa bak sampah besar. Bak sampah besar terletak pada area yang tidak akan dibangun, dan daerah yang jauh dari lokasi pekerjaan. Hal ini mencegah terganggunya produktivitas kerja akibat bau yang bersasal dari tempat pembuangan sampah RUMAH GENSET dan TANGKI AIR Definisi Genset berfungsi sebagai pencipta daya listrik dilokasi proyek. Tangki air merupakan sarana proyek yang berfungsi sebagai sumber air. II - 14

32 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Penempatan Genset dan tangki air diletakkan pada daerah yang tidak akan dibangun sampai dengan pembangunan proyek selesai. Masing - masing diletakkan pada area yang berpotensial membutuhkan listrik dan air POS JAGA dan PAGAR PROYEK Definisi Pos jaga adalah tempat petugas keamanan proyek yang berfungsi memudahkan pengawasan keamanan seluruh kegiatan proyek. Pagar proyek merupakan batas lokasi yang berfungsi untuk membatasi dan menjaga keamanan kerja dalam lingkungan proyek. Konstruksi pagar proyek tergantung lokasi dan tempat pekerjaan, dapat dibuat dengan menggunakan dinding beton atau seng dan didukung oleh tiang-tiang besi atau kayu dan diikat dengan baut pengikat pada jarak tertentu Peraturan Penempatan Pos jaga mutlak diperlukan, yaitu sebagai tempat para petugas keamanan dapat bekerja selama 24 jam. Pos jaga diletakkan pada pintu masuk dan keluar proyek serta pada daerah rawan. Pembuatan pagar dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi merupakan suatu keharusan. Penempatannya mengitari lokasi proyek dengan tinggi minimal 2,5 meter dan memperhatikan keamanan serta estetika lingkungan. Pembuatan pagar tersebut tidak melampaui garis sepadan jalan. ( Kep.Gub. DKI Jakarta No72 / 2002 ) II - 15

33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TINJAUAN UMUM Metode penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Jenis penelitian deskriptif yang digunakan, meliputi : Metode Survei Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta. Dalam metode survei juga dikerjakan evaluasi serta perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani masalah serupa sehingga hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa datang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, baik secara sensus maupun dengan menggunakan sample. Studi Kasus Studi kasus adalah penelitian yang bertujuan memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat maupun karakter yang khas dari suatu kasus. Metodologi penulisan tugas akhir ini meliputi tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan persiapan, pengumpulan data, pengolahan dan analisa data serta pembahasan. III - 1

34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.2 PERSIAPAN Persiapan merupakan rangkaian sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap persiapan disusun hal hal yang harus dilakukan dengan tujuan untuk efektifitas waktu dan pekerjaan penulisan tugas akhir, tahap persiapan ini meliputi kegiatan antara lain : Survey lokasi untuk mendapat gambaran umum proyek Menentukan kebutuhan data Studi pustaka terhadap materi desain Mendata narasumber dari instansi terkait Pengadaan persyaratan administrasi untuk perencanaan data 3.3 METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam metodologi ilmiah, karena pada umunya data yang dikumpulkan akan digunakan. Dalam proses ini, diperlukan analisa yang teliti, semakin rumit permasalahan yang dihadapi maka semakin kompleks pula analisis yang akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis yang baik, diperlukan data / informasi, teori konsep dasar dan alat bantu memadai, sehingga kebutuhan data sangat mutlak diperlukan Data Primer Merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari responden. Sumber data primer dalam penulisan Tugas III - 2

35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Akhir ini adalah tata letak fasilitas dan sarana pada proyek yang optimal melalui observasi langsung terhadap 3 sampel proyek yang diambil. Pengambilan sampel menggunakan metode sampling. Tujuan dari metode sampling adalah untuk mengadakan estimasi dan mengkaji hipotesis tentang parameter populasi dengan menggunakan keteranganketerangan yang diperoleh dari sampel. Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, dan biaya, maka penulis meggunakan metode purposive sampling dalam penulisan tugas akhir ini. Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan struktur penelitian, dimana pengambilan sampel dengan mengambil sample orang-orang yang dipilih oleh penulis menurut ciri-ciri spesifik dan karakteristik tertentu. Dalam hal ini penulis langsung memilih 3 contoh proyek yang berbeda kasus, antara lain sebagai berikut : 1. Proyek Emporium Pluit Bangunan pada proyek ini terdiri dari tower apartment dan mall yang berada dalam satu luasan bangunan dengan perbandingan antara luas dasar bangunan dan luas lahan adalah 95 : 100. Karena luasnya bangunan hampir sama dengan luasnya lahan, proyek ini tidak memiliki lahan untuk membangun bangunan fasilitas proyek. Proyek ini terletak dikawasan padat bangunan, sehingga tidak memungkinkan untuk menyewa lahan sekitarnya. Bagaimana menempatkan bangunan fasilitas dan sarana pada proyek ini sehingga pelaksanaan pekerjaan III - 3

36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN konstruksi tetap dapat berlangsung secara optimal merupakan hal menarik dalam kasus ini. 2. Proyek The View Pakubuwono Pada proyek ini Kontraktor utama membawahi beberapa Nominated Subkontraktor. 3. Proyek Sudirman Park. Hal yang menarik dalam kasus ini adalah bagaimana menentukan tata letak tower crane sehingga dapat menunjang pelaksanaan pekerjaan konstruksi menjadi efektif dan efisien, Dikarenakan pada waktu perencanaan metode tower crane menggunakan 4 unit tower crane, sedangkan pada pertengahan pelaksanaannya ditambahkan 1 unit tower crane Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi yaitu diolah dan disajikan oleh pihak lain. meliputi : Studi pustaka Site Plan Lokasi Proyek Data Teknis Proyek Keputusan Presiden No.19 tahun 1999 Keputusan Presiden No.28 tahun 2002 Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 72 tahun 2002 III - 4

37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.4 PENGOLAHAN dan ANALISA DATA Analisa dan pengolahan data juga merupakan bagian penting dalam metodologi ilmiah, karena dengan dianalisa dan diolah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Analisa dan pengolahan data yang dibutuhkan, dikelompokkan sesuai identifikasi permasalahannya, sehingga didapat penganalisaan dan pemecahan yang efektif dan terarah, analisa data yang perlu dilakukan adalah analisa tata letak fasilitas dan sarana dari ketiga sampel proyek. Dalam menganalisa, penulis menerangkan atau memberikan deskripsi terhadap kondisi tata letak dan sarana masing-masing proyek. 3.5 PEMBAHASAN Dalam pembahasan, penulis menggunakan metode delphi sehingga hasil akhir pembahasan masalah dalam tugas akhir ini merupakan kesimpulan yang diambil berdasarkan analisa penulis dan expert opinion. Metode delphi adalah teknik yang menggunakan suatu prosedur yang sistematik untuk mendapat suatu konsensus pendapat-pendapat dari suatu kelompok ahli. Kelebihan dalam penggunaan metode ini adalah dapat menggambarkan keadaan di masa datang lebih akurat dan profesional sehingga penelitian diharapkan mendekati aktual. Penentuan dalam memilih kelompok ahli untuk memberikan expert opinion tentang tata letak fasilitas dan sarana proyek yang efektif dan efisien, penulis menggunakan metode purposive sampling. Expert opinion adalah pendapat / pemikiran dari seorang spesialis / ahli yang memiliki kemampuan intelektual di bidangnya. III - 5

38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan hasil analisa deskriptif layout bangunan fasilitas dan sarana dari ketiga sempel proyek, penulis menarik kesimpulan berupa pernyataan pernyataan dalam bentuk kuesioner. Kuesioner tersebut dibagikan kepada 20 responden yang ahli dibidang jasa konstruksi dengan tujuan : 1. Menguatkan analisis deskriptif dari penulis tentang bagaimana membuat/merencanakan tataletak fasilitas dan sarana proyek yang optimal. 2. Mempermudah/mengetahui pendapat para ahli tentang tata letak fasilitas dan sarana proyek yang efektif dan efisien. Adapun ciri-ciri spesifik dan karakteristik para kelompok ahli yang dipilih oleh penulis memenuhi kriteria sebagai berikut : a. Bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi b. Berpengalaman di bidang pekerjaan pembangunan high rise building minimal 3 proyek c. Memiliki jabatan dalam perusahaan selaku (minimal) engineer proyek. Yang dimaksud dengan engineer proyek adalah seseorang yang sudah ahli dan diberi wewenang untuk menangani sebuah tugas dalam proyek, seperti project manager, site manager, project coordinator, cost control, estimator, supervisor, dan / atau setingkatnya. 3.6 HIPOTESA Selanjutnya dari urain analisis tersebut, diharapkan akan didapat hipotesa sebagai berikut : Dengan memperhatikan kondisi lapangan yang ada dan disesuaikan dengan desain site plan / site installation yang akan III - 6

39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN dikerjakan, diharapkan penempatan fasilitas dan sarana proyek nantinya akan dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan perencanaan, sehingga dapat menghindari terjadinya keterlambatan waktu pelaksanaan dan bertambahnya angaran biaya proyek. III - 7

40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.7 BAGAN ALIR PENULISAN TUGAS AKHIR START Persiapan Penentuan Jenis Proyek dengan Metode Sampling Survey Pendahuluan Studi Pustaka Peraturan Perundangundangan Tidak Pengumpulan Data 3 Proyek Analisa dari 3 Proyek A Ya Tata Letak: 1. Pintu Masuk dan Keluar Proyek 2. Jalan Kerja Kendaraan Didalam Proyek 3. Direksi Keet 4. Base Camp Staf Proyek dan Barak Pekerja 5. Gudang Material dan Peralatan 6. Los Kerja Besi dan Kayu 7. Tower Crane, Passenger Hoist dan Lift Bahan 8. Disposal Area 9. Rumah Genset dan Tangki Air 10. Pos jaga dan Pagar kerja III - 8

41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Analisa Deskriptif Lay Out Emporium Pluit Analisa Deskriptif Lay Out The View Pakubuwono Analisa Deskriptif Lay Out Sudirman Park Pembahasan : Kesimpulan Analisa Deskriptif dari 3 Proyek Tersebut Design Kuesioner Pengumpulan data Kuesioner Olah Data Kuesioner Hasil Analisa Kesimpulan dan Saran Finish III - 9

42 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 TINJAUAN UMUM Analisis data merupakan tahapan penelaahan dan penguraian data sehingga menghasilkan kesimpulan. Data yang akan dianalisis pada tugas akhir ini adalah tata letak fasilitas dan sarana ( site plan / site installation ) pada proyek Emporium Pluit, The View Pakubuwono,Sudirman Park. Dari hasil akhir analisis ketiga proyek tersebut akan ditarik suatu kesimpulan bagaimana merencanakan tata letak bangunan fasilitas dan sarana pada sebuah proyek yang optimal. Dalam merencanakan tata letak fasilitas dan sarana sebuah proyek yang optimal, ada beberapa faktor yang harus diidentifikasi terlebih dahulu, antara lain : 1. Lokasi proyek 2. Luas area proyek 3. Luas dasar bangunan 4. Bentuk bangunan 5. Lingkup pekerjaan pada proyek 6. Metode pekerjaan konstruksi 7. Waktu pelaksanaan proyek 8. Biaya pelaksanaan proyek Faktor-faktor tersebut akan sangat menentukan posisi letak serta jumlah dari fasilitas dan sarana pada proyek bersangkutan. IV - 1

43 4.2. HASIL PENELITIAN PROYEK EMPORIUM PLUIT Data Proyek a. Lokasi Proyek. Gambar 4.1 Denah Lokasi Proyek Proyek Emporium Pluit terletak di Jalan Pluit Raya No. 10 Jakarta. Proyek ini berada di kawasan perbelanjaan CBD Pluit. Disebelah utara proyek ini berbatasan langsung dengan Jalan Pluit Raya, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Masjid Raya Pluit, sebelah timur berbatasan langsung dengan Jalan Raya Jembatan Tiga dan sebelah barat berbatasan dengan CBD Pluit. b. Luas Area Proyek. Proyek yang dibangun sebagai pusat perbelanjaan / pertokoan, perkantoran dan hotel ini memiliki luas area ± m2 c. Luas Bangunan Dengan area lahan yang luas, pemilik proyek memanfaatkan hampir 96.91% area lahan tersebut sebagai bangunan, luas total IV - 2

44 bangunan dari proyek ini ± m 2 yang memiliki 4 Basement dengan luas m2 dan 8 lantai area Podium (retail mall) dengan luas m2, 11 lantai area tower hotel dengan luas m2, dan untuk atap dan ruang M&E adalah m2, sedangkan luas dasar bangunan ± m2. d. Lingkup Pekerjaan Pada Proyek Jakarta Emporium Pluit, lingkup pekerjaan yang dikerjakan kontraktor utama PT. ADHI KARYA adalah sebagai berikut : ~ Pekerjaan Struktur, meliputi 1. Pekerjaan Sub Struktur : Galian,Bobok Tiang Pancang, Struting, Dinding & plat Lower Ground. 2. Pekerjaan Upper Struktur : Struktur beton area Podium (Retail & mall)) dan Hotel serta Konstruksi atap baja. ~ Pekerjaan Arsitektur, meliputi 1. Pekerjan Dinding bata ringan & pelapis dinding 2. Pekerjaan Lantai Keramik & marmer 3. Pekerjaan Plafond 4. Pekerjaan Railling 5. Pekerjaan Sanitair 6. Pekerjaan Luar, dll IV - 3

45 ~ Pekerjaan Plumbing, meliputi 1. Pekerjan air bersih 2. Pekerjaan air kotor 3. Pekerjaan air panas (hotel) 4. Pekerjaan air hujan 5. Pekerjaan air vent e. Waktu Pelaksanaan Masa pelaksanaan proyek ini selama 16 bulan terhitung sejak tanggal 09 Juli 2007 sampai dengan 08 November Sedangkan masa pemeliharaan adalah 12 bulan, terhitung sejak tanggal 09 November 2008 sampai dengan 08 November f. Biaya Pelaksanaan Nilai kontrak proyek ini adalah Rp ,- termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN 10%). c. Metode Pekerjaan konstruksi Dalam menunjang pekerjaan konstruksi agar dapat memenuhi waktu pelaksanaan yang telah direncanakan, pelaksanaan pekerjaan struktur diprioritaskan pada area hotel mulai dari area sub struktur sampai dengan roof, sedangkan pada area retail/mall pekerjaan struktur dimulai simultan / overlaping terhadap pekerjaan struktur area hotel. Metode pekerjaan struktur yang dilaksanakan pada proyek ini terbagi menjadi 2 metode, yaitu : IV - 4

46 Metode Konvensional Biasa Metode ini merupakan metode yang umumnya dilaksanakan pada proyek pembangunan gedung / apartement / perkantoran. Dalam pelaksanaan dilapangan metode ini terbilang manual, segala proses pelaksanaannya terjadi dilapangan, mulai dari pekerjaan kolom, balok, plat lantai, dinding dengan tahap pemasangan bekisting, tulangan, sampai proses pengecoran semua terjadi dilapangan. Pada metode ini pelaksanaan pekerjaannya tidak ada bantuan pabrikasi sama sekali. Kelebihan metode ini dibanding metode yang lain adalah dalam kekuatan dan kekakuan struktur lebih kuat dibanding metode pekerjaan lainnya karena seluruh elemen struktur bangunan bersifat monolit. Sedangkan kelemahan metode ini terletak pada waktu pelaksanaan proyek, umumnya metode ini lebih lama dibanding metode pelaksanaan pekerjaan lainnya. Metode konvensional biasa pada proyek ini dilaksanakan pada area tower perkantoran dan tower hotel, karena pada area tersebut ketinggian bangunan melebihi 10 lantai dan model struktur pada area tersebut tidak presisi satu sama lain, sehingga proses pelaksanaan dilapangan lebih mudah menggunakan metode ini. IV - 5

47 Metode Balok Prestress Metode balok prestress merupakan metode terobosan terbaru dalam dunia konstruksi. Tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut : 1. Penampatan bahan Strand didatangkan dalam bentuk gulungan, yang mana tiap gulungan merupakan 1 potong strand dengan panjang yang sesuai dengan panjang tendon pada bentang balok bangunan tersebut. Penempatan strand pada ruang yang terlindung cuaca, memiliki sirkulasi udara yang baik, serta diletakkan diatas balok penumpu. Duct didatangkan dalam bentuk batangan dengan panjang 4.00 m, Duct dan komponen angkur disimpan pada ruangan yang terlindung terhadap cuaca, memiliki sirkulasi udara yang baik, serta diletakkan diatas beberapa tumpuan balok. 2. Fabrikasi Strand Strand dipotong dengan panjang lay out kabel ditambah ± 1.00 m (sesuai panjang alat stressing/jack yang dipakai) sebagai stressing length untuk tiap angkur hidup. Untuk bentang yang panjang strand dipotong langsung dari gulungan. Area pemotongan yang diperlukan adalah 1x bentang terpanjang dengan lebar area 2 meter. Area pemotongan ini harus rata dan kering. IV - 6

48 3. Pemasangan Strand Pada dasarnya pemasangan strand mengikuti pekerjaan pembesian. Pekerjaan didahului dengan pemasangan pembesian arah memanjang dan pemasangan besi sengkang selanjutnya dipasang support bar sebagai dudukan duct pada tiap jarak 1 meter (mengikuti gambar kerja) Selanjutnya duct diletakkan diatas support bar dan diikat dengan kawat ikat pada setiap support bar. Karena panjang duct hanya 4 m, maka diperlukan duct dengan diameter lebih 3mm sepanjang 20cm untuk menyambung duct tersebut. Pada setiap sambungan diikat dengan masking tape. Pada tiap support bar harus diperiksa ketinggian terhadap bekisting bawah, dan harus sesuai dengan elevasi yang tertera pada gambar kerja. Selanjutnya pemasangan strand dilakukan dengan cara menusuk tiap satuan strand ke dalam duct dengan cara menusuk dari satu arah ke dalam duct satu per satu. 4. Pemasangan angkur hidup Pemasangan bagian angkur hidup (casting) disesuaikan dengan koordinat yang ada pada gambar kerja. Dibaut pada box bekisting dan sambungan dengan duct dibalut dengan masking tape, untuk mencegah masuknya air semen kedalam duct. Di belakang angkur dipasang bursting steel IV - 7

49 sebagai tambahan perkuatan tulangan pada saat stressing. Ukuran bentuk dan jarak disesuiakan dengan gambar kerja. Untuk selanjutnya setelah pemasangan duct, strand dan angkur selesai, maka dilakukan pengecekan terakhir terhadap elevasi tendon secara keseluruhan. 5. Pekerjaan Stressing Pekerjaan ini dilakukan setelah mutu beton mencapai mutu seperti yang ditetapkan perencana. Sebelumnya akan dikirimkan proposal perhitungan prestessing yang mencakup perhitungan elongation, data pembacaan manometer dan kalibrasi peralatan stessing jack yang digunakan. Pekerjaan ini akan dilakukan bila konsultan perencana/pengawas telah mengeluarkan surat perintah stressing dan setelah proposal stressing mendapat persetujuan. 6. Pekerjaan Grouting Pekerjaan ini adalah mengisi rongga udara antara strand dengan duct dan rongga pada bagian dalam casting dengan bahan grout. Tujuannya adalah untuk menjaga bahaya korosi juga untuk mengikat strand dengan beton disekelilingnya menjadi kesatuan. Digunakan campuran semen dengan air dan ditambahkan non shrikage additive. Bahan grout ini dimasukkan kedalam duct dengan pompa grouting dengan tekanan sebesar 5 kg/cm2. Bahan ini IV - 8

50 dimasukkan dari salah satu titik angkur sampai keluar di ujung angkur lainnya. Biasanya digunakan pada balok yang mempunyai mempunyai bentang panjang, dikarenakan kalau menggunakan balok konvensional dimensinya terlalu besar. Metode ini digunakan pada area podium (retail dan mall) Gambar 4.2 Lay Out Site Plant sebelum Lantai GF dicor IV - 9

51 Gambar 4.3 Lay Out Site Plant setelah Lantai GF dicor Analisis Lay Out Fasilitas dan Sarana pada Proyek 1. Pintu masuk dan keluar proyek Pada proyek ini terdapat 2 Pintu keluar masuknya kendaraan dan staf proyek. Pintu 1 terletak dijalan Jembatan Tiga sedangkan Pintu 2 terletak pada jalan Pluit Selatan Raya. Pintu tersebut dibuat terpisah karena lahan yang tersedia sangat sempit untuk dibuatkan jalan kerja didalam proyek. Pemilihan jalan tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa jalan Jembatan Tiga dan jalan Pluit Selatan Raya merupakan sarana lalulintas yang sudah tersedia, sehingga selama proyek berlangsung, jalan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai akses keluar masuknya kendaraan proyek dan pihak yang berkepentingan. Pada saat menentukan letak pintu keluar masuk proyek, kontraktor harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat agar jalannya IV - 10

52 pekerjaan konstruksi tidak menggangu aktifitas lalulintas diluar area proyek yang sudah ada sebelumnya. Ukuran lebar pintu keluar masuk pada proyek ini ±8 m. 2. Jalan kerja kendaraan didalam proyek Pada proyek ini lahan yang tidak terpakai atau lahan yang tidak terbangun sangatlah sempit, sehingga kontraktor membuat 2 jalan kerja yang satu pada lahan yang area yang tidak terpakai dan pada area yang terpakai bangunan dengan cara menssupport atau memperkuat konstruksi tersebut dengan PD. 8. Karena lahan yang tersedia tidak dapat dibuat jalan kerja dengan jalur yang searah, maka dibutuhkan lahan untuk manuver kendaraan pada kendaraan tersebut. Untuk lebih jelasnya akan digambarkan pada gambar dibawah ini. Gambar 4.4 Lay Out Jalan Kerja IV - 11

53 Gambar 4.5 Sirkulasi kendaraan di Zona 1E Gambar 4.6 Sirkulasi kendaraan di Zona 2D IV - 12

54 Gambar 4.7 Sirkulasi kendaraan di Zona 1A Gambar 4.8 Sirkulasi kendaraan di Zona 2B IV - 13

55 3. Direksi keet Direksi keet merupakan bangunan sebagai tempat pekerja bagi para staf dari kontraktor maupun pengawas, dalam proyek ini dikarenakan lahan yang terbatas dan hampir seluruh lahannya dibagun untuk konstruksi, terpakasa direksi keet harus berada diluar lokasi proyek dengan pertimbangan agar tidak mengganggu transportasi atau kegiatan proyek yang sedang dan akan berlangsung. Maka kontraktor menyewa Ruko di samping proyek untuk direksi keet, tetapi pada nantinya akan pindah ke dalam proyek jika pekerjaan lower ground selesai. 4. Base camp staf proyek dan Barak pekerja Base camp staf proyek dan Barak pekerja terletak diluar lokasi proyek, pemilihan lokasi tersebut dikarenakan tidak tersedianya lahan yang cukup dilokasi proyek. Area lokasi Base camp staf proyek dan Barak pekerja berada tidak jauh dari lokasi proyek, hal tersebut untuk memudahkan pemantauan aktifitas para pekerja terhadap lingkungan sekitar. Area ini harus dilengkapi dengan pos jaga, sanitasi yang baik, mushola, toilet dan kantin. 5. Gudang Material dan Peralatan Tempat ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan material dan peralatan. Pada proyek ini gudang material dan peralatan dibuat terpisah. Luas gudang material 5 x 7,2 m dan luas gudang peralatan 5 x 6 m. Kondisi tempat tersebut harus dijaga tetap kering dan tidak lembab agar tidak merusak kualitas material dan peralatan. Gudang IV - 14

56 material dan peralatan terletak pada area yang tidak akan dibangun, mudah dikontrol, berada dekat dengan jalan kerja dan juga terjangkau Tower Crane. Gudang material pada proyek ini terletak diarea dekat Pintu masuk pos 2 dan juga terjangkau oleh Tower crane Los Kerja Besi dan Kayu Penempatan los kerja besi dan kayu berdekatan dengan area pekerjaan yang akan dilaksanakan, hal tersebut untuk memudahkan proses pabrikasi perangkaian material besi maupun kayu yang akan digunakan pada area tersebut, luas bangunan ini 5 x 15 m. Proyek ini sebelum lantai GF di cor memiliki 4 los kerja besi dan kayu, masingmasing Tower crane memiliki 1 buah los kerja kayu dan besi, tetapi setelah lantai GF di cor hanya tinggal 2 los kerja besi dan kayu yang terdapat pada TC 2 dan TC Tower Crane, Passenger Hoist dan Lift Bahan Passenger Hoist dan Lift Bahan Passenger Hoist dan lift bahan dibuat setelah pembangunan proyek ini mencapai lantai 5. Penempatannya terletak pada area yang memiliki kebebasan vertikal. Dalam penggunaannya kedua alat tersebut tidak dapat saling bertukar fungsi. Pada proyek ini passenger hoist dan lift bahan sebanyak 5 unit passenger hoist dan 5 unit lift bahan yang letaknya saling berdekatan. Jadi 1 unit passanger hoist / lift bahan untuk area podium melayani ± 2800 m2 per lantai, sedangkan pada tower ± 550 m2 per lantai. IV - 15

57 Tower Crane Tower crane merupakan alat berat yang berfungsi sebagai sistem transportasi vertikal untuk mobilisasi material dan elemen konstruksi. Pada awal proyek ini terdapat 4 buah tower crane yang letaknya 3 unit berada diluar area bangunan dan 1 unit berada dalam bangunan. Penentuan letak tower crane pada proyek ini berdasarkan luas jangkauan radius putar tower crane dan pekerjaan yang harus dikerjakan masing - masing tower crane. Jadi 1 unit towe crane untuk area podium melayani ± 3500 m2 per lantai, sedangkan pada tower ± 690 m2 per lantai. Dalam penempatan tower crane tidak hanya membandingkan suatu luas area jangkauan dengan radius putar tower crane saja, tetapi juga pekerjaan yang akan dilaksanakan tower crane pada area tersebut. Penempatan tower crane pada area dalam bangunan dikarenakan lahan yang tersedia diluar bangunan tidak cukup untuk menempatkan tower crane. Analisis letak tower crane pada proyek ini berdasarkan pembagian zone kerja. Analisis letak tower crane pada proyek ini berdasarkan pembagian zone kerja. Dari masing masing zone kerja dapat diidentifikasi jumlah dan kapasitas maksimum yang dapat dilayani oleh tower crane dalam waktu satu hari kerja (14 jam). Untuk mengevaluasi efektifitas letak tower crane dapat diketahui dengan menghitung durasi angkat masing masing aktivitas dikalikan volume pengangkatan tiap hari. Jika total akumulasi waktu satu IV - 16

58 hari kerja tower crane melebihi kapasitas waktu satu hari kerja tower crane (14 jam), maka area tersebut tidak dapat tercover oleh satu tower crane, sehingga pada area tersebut jumlah tower crane harus ditambah. Tabel 4.1 Analisis Tower Crane Zona 1 No Uraian Volume /hari Waktu Total (kali angkat) (menit) (jam) 1 Pekerjaan Kolom (10 buah) - Instal besi Instal bekisting Cor kolom (per kolom 2,8 m3 1 angkat = 0.75 m3) Bongkar bekisting Pekerjaan lainnya - Angkat besi untuk plat & balok - Angkat material bekisting plat & balok - Angkat scafolding Angkat bongkaran bekisting plat & balok Total waktu kebutuhan Kapasitas waktu tower crane Sisa waktu 1.10 Keperluan Unit TC 1.00 IV - 17

59 Tabel 4.2 Analisis Tower Crane 2 No Uraian Volume /hari Waktu Total (kali angkat) (minute) (jam) 1 Pekerjaan Kolom (8 buah) - Instal besi Instal bekisting Cor kolom (per kolom 2,5 m3 1 angkat = 0.75 m3) Bongkar bekisting Pekerjaan lainnya - Angkat besi untuk plat & balok - Angkat material bekisting plat & balok - Angkat scafolding Angkat bongkaran bekisting plat & balok Total waktu kebutuhan Kapasitas waktu tower crane Sisa waktu 3.50 Tabel 4.3 Analisis Tower Crane 3 No Uraian Volume /hari Waktu Total (kali angkat) (minute) (jam) 1 Pekerjaan Kolom (8 buah) - Instal besi Instal bekisting Cor kolom (per kolom 2,5 m3 1 angkat = 0.75 m3) Bongkar bekisting IV - 18

60 2 Pekerjaan lainnya - Angkat besi untuk plat & balok - Angkat material bekisting plat & balok - Angkat scafolding Angkat bongkaran bekisting plat & balok Total waktu kebutuhan Kapasitas waktu tower crane Sisa waktu 3.50 Tabel 4.4 Analisis Tower Crane 4 No Uraian Volume /hari Waktu Total (kali angkat) (minute) (jam) 1 Pekerjaan Kolom (8 buah) - Instal besi Instal bekisting Cor kolom (per kolom 2,5 m3 1 angkat = 0.75 m3) Bongkar bekisting Pekerjaan lainnya - Angkat besi untuk plat & balok - Angkat material bekisting plat & balok - Angkat scafolding Angkat bongkaran bekisting plat & balok Total waktu kebutuhan Kapasitas waktu tower crane Sisa waktu 3.50 Keperluan Unit TC 1.00 IV - 19

61 11. Disposal Area Disposal area adalah tempat pembuangan sampah, distribusi pembuangan sampah tergantung besarnya sampah pada proyek tersebut. Disposal area pada proyek ini terletak pada daerah jalan jembatan tiga. 12. Rumah Genset dan Tangki Air Rumah genset pada proyek ini terletak disebelah barat bangunan, pada lahan yang tidak terpakai. Selain rumah genset, proyek ini memiliki genset pembantu lainnya yang terletek dekat dengan gudang logistik dan peralatan serta los kerja kayu dan besi. Tangki air utama diletakkan pada lahan yang tidak terpakai sampai akhir masa pelaksanaan proyek, pada proyek ini terletak didekat jalan Pluit Selatan Raya. 13. Pos Jaga dan Pagar Kerja Selain terletak pada pintu keluar masuk, pos jaga juga didirikan pada daerah rawan. Di proyek ini terdapat 3 buah pos jaga, 2 pos jaga pada pintu masuk keluar proyek dan 1 pos jaga pada daerah yang dianggap rawan yaitu daerah dibagian belakang proyek yang berbatasan langsung dengan permukiman penduduk. Pagar kerja pada proyek ini terbuat dari seng yang mengelilingi seluruh area lahan proyek. Hal ini dimaksudkan untuk memberi batas batas antara lahan yang menjadi milik owner dengan lahan yang menjadi milik pihak lain. Tinggi pagar pada proyek ini ± 2,5 m IV - 20

62 4.2.2 PROYEK THE VIEW PAKUBUWONO Data Proyek a. Lokasi Proyek Gambar 4.9 Lokasi Proyek The View Pakubuwono merupakan proyek apartment, yang terletak di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. b. Luas Area Proyek ini memiliki luas area ± 8.023,65 m 2 dengan dikelilingi pagar yang terbuat dari seng sebagai pembatas dengan bangunan-bangunan disebelahnya. c. Luas Dasar Bangunan Proyek ini adalah bangunan gedung bertingkat yang terdiri dari Podium, Tower B, dan Tower C dengan luas dasar bangunan m2, Untuk elevasi tertinggi 155,62 m. Adapun rincian luas bangunan adalah sebagai berikut : IV - 21

63 1. Lantai Podium terdiri dari 4 lantai yaitu basement 3,2,1, dan dasar dengan luasan ,41 m2 diperuntukkan untuk parkir. 2. Tower B terdiri dari lantai 2, lantai 3, lantai 4-32, lantai yang diperuntukkan untuk unit-unit apartement, lantai atap, lantai RMR, dan crown 1,2,3. dengan luas total tower B adalah ,76 m2. 3. Tower C terdiri dari lantai 2, lantai 3, lantai 4-29, lantai 30-32, yang diperuntukkan untuk unit-unit apartement, lantai atap, lantai LMR, dan crown 1,2,3 dengan luasan adalah ,24 m2. d. Lingkup Pekerjaan. Fasilitas yang ada dalam gedung ini antara lain : 1. Pada basement lantai 1 dan 3 terdapat fasilitas parkir, pada lantai basement 2 terdapat fasilitas parkir, lapangan badminton, lapangan squash, ATM, car wash, musholla, pada lantai dasar terdapat kolam renang indoor dan out door, kolam renang anak, barbeque, serta tenis court. 2. Fasilitas penunjang lainnya seperti alat transportasi vertikal berupa lift untuk akses ke apartement terdiri dari 5 buah pada tower B dan 4 buah pada tower C. Pondasi yang digunakan : 1. Pada area podium menggunakan pondasi bored pile diamenter 1,00 m (dikerjakan oleh owner/pemilik proyek) dan pile caps dengan volume 404,46 m3. IV - 22

64 2. Pada area tower B menggunakan matt foundation dengan volume 2.092,8 m3. 3. Pada area tower C menggunakan matt foundation dengan volume 3.352,4 m3. Untuk pekerjaan finishing/arsitektur menggunakan dinidng hebel, beton pre cast finish cat untuk pekerjaan kulit luar, curtain wall, GRC, dan adanya crown pada atas bangunan. Untuk unit-unit interior apartement menggunakan lantai marmer, keramik, parquete, dinidng gypsum finish cat dan wallpaper, pintu kayu, cabinet dan dapur dan kelengkapan sanitair pada toilet. Di area parkir dan ramp, dinidng parapet menggunakan beton cor, hal ini mengacu pada peraturan DKI untuk mengurangi resiko kecelakaan pada bangunan parkir gedung tingkat tinggi. Didalam item item pekerjaan tersebut terdiri dari lingkup dari Main contractor, Supply by owner (SBO) / Direct supply (DS), Nominated sub contractor (NSC), Direct contractor (DC). Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor Utama sebagai kontraktor meliputi : Pekerjaan galian tanah, pile caps, dan struktur atas Pekerjaan arsitektur dasar Pekerjaan plumbing Pekerjaan koordinasi NSC/DS/DS Sedangkan Scope pekerjaan Nominated Subcontraktor adalah sebagai berikut : IV - 23

65 Precast Pintu besi & pintu tahan api STP Wardrobe dan kitchen, vanity cabinets Wooden cabinet termasuk ironmongeris Finishing crown & spire Pekerjaan softscape Shower cubicle Fire fithting & fire alarm MVAC Electrical, general lighting fixtures and lighting protection work Security sistem, BAS, CCTV, Integrator and acces systems Telephone and data, network and telecomunication system PA, car call and sound systems MATV, video phone works BAS/BMS Install marmer Sedangkan Scope pekerjaan Memorandum of understanding (MOU) adalah sebagai berikut : Beton Pekerjaan Cat IV - 24

66 Pekerjaan Gypsum Pipa P-EX Sedangkan Scope pekerjaan Direct Contractor (DC) adalah sebagai berikut : Pintu dan jendela alumunium (curtain work) Finishing publick area Elevator & gondolas Genset Sauna and steam, Jacuzzi, and spa system Sigange Swimming pool and reflecting pool, finishing work and systems Finishing Tennis court, squash and badminton courts. Sedangkan material yang di supply by owner (SBO) / direct supply (DS) adalah sebagai berikut : Besi Pipa CIP Marble, granite and vanity tops, and homogenous Sanitary fixtures and fittings. Laminated floor Water heater IV - 25

67 e. Waktu Pelaksanaan. Waktu pelaksaan adalah 24 bulan mulai 09 juni 2008 sampai dengan 09 juni 2010 dan waktu pemeliharaan 12 bulan sampai dengan 09 juni f. Biaya Pelaksanaan. Besarnya biaya yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini adalah Rp ,00 termasuk PPN 10%. g. Metode Pekerjaan Konstruksi. Pembangunan proyek The View Pakubuwono secara keseluruhan menggunakan metode pembekistingan konvensional yaitu bekisting peri. Sedangkan pada strukturnya secara keseluruhan menggunakan metode flat slab dan beton konvensional ( cor ditempat ) pada shear wall dan kolomnya. Keunikan proyek ini terletak pada banyaknya Nominated Subcontractor dan Direct Suplier. Untuk itu Kontraktor Utama bertanggung jawab terhadap menyediakan sarana penunjang termasuk Passanger Hoist maupun Tower Crane IV - 26

68 Gambar 4.10 Lay Out Fasilitas Dan Sarana Proyek Gambar 4.11 Lay Out Penempatan Tower Crane IV - 27

69 Analisis Lay Out Fasilitas dan Sarana pada Proyek 1. Pintu masuk dan keluar proyek Pintu masuk dan pintu keluar pada proyek ini dibuat terpisah. Terbatasnya lahan yang dapat digunakan untuk perencanaan site plan pada proyek ini, menyebabkan dibuatnya 2 buah pintu keluar masuk kendaraan proyek. Pintu tersebut berada pada Jl. Pakubuwono 6 dan berfungsi sebagai pintu parkir kendaraan yang menghantarkan material. Untuk pintu keluar pekerja / staf proyek, proyek ini memiliki 1 buah pintu keluar yang terdapat pada jalan yang sama. 2. Jalan Akses kendaraan didalam proyek Karena terbatasnya lahan yang dapat digunakan, pada pembangunan proyek ini, maka jalan kerja dibuat pada area plat lantai dasar dengan memperkuat struktur balok dan plat pada area jalan kerja tersebut. Karena waktu pelaksanaan yang sangat lama maka kontraktor memilih membuat perkuatan yang permanent dengan meperbesar dan memperbanyak tulangan pada balok dan juga mempertebal dan menambah tulangan pada plat beton lantai dasar podium. 3. Direksi keet Direksi keet pada awalnya berada didaerah belakang bangunan berbatasan dengan pagar proyek antara Apartement Pakubuwono Resident. Karena lahan yang dapat digunakan untuk direksi keet pada proyek ini terbatas, dengan mengoptimalkan lahan yang tersedia, pada awal pelaksanaan proyek dan nantinya terganggu dengan pekerjaan urugan, direksi keet dibangun menggunakan alternatif rumah IV - 28

70 panggung. Setelah basement selesai dibangun, direksi keet dipindahkan ke basement. Konstruksi bangunan ini dibuat tidak permanen, dengan ukuran 2 x 20 m x 5 m. 4. Barak pekerja. Barak pekerja berada pada luar area proyek, karena manajemen konstruksi atas perintah pemilik proyek tidak mengijinkan barak pekerja berada di dalam proyek. Dalam hal ini kontraktor menyewa lahan di luar proyek, barak pekerja dibangun menggunakan alternatif rumah panggung. Konstruksi bangunan ini dibuat tidak permanen, dengan ukuran 22,15 m x 5 m, dan juga terdapat pos jaga untuk keamanan. 5. Gudang Material dan Peralatan Gudang material dan peralatan berada didaerah belakang bangunan berdekatan dengan direksi keet. Karena lahan yang dapat digunakan untuk gudang material dan peralatan pada proyek ini terbatas, dengan mengoptimalkan lahan yang tersedia, gudang material dan peralatan dibangun menggunakan alternatif rumah panggung, konstruksi bangunan menggunakan 2 buah kontainer ditumpuk dengan ukuran 2,5 m x 12,5 m, setelah basement selesai dibangun, direksi keet dipindahkan ke basement 6. Los Kerja Besi dan Kayu Karena terbatasnya lahan yang dapat digunakan, proyek ini hanya memilki 2 buah tempat los kerja besi dan kayu. Los kerja besi dan kayu terletak pada sisi Tower B, dan los kerja lainnya terletak pada IV - 29

71 sisi Tower C. Pemilihan lokasi los kerja besi dan kayu berdasarkan pada pertimbangan area jangkauan tower crane. 7. Tower Crane, Passenger Hoist dan Lift Bahan Tower crane merupakan alat berat yang berfungsi untuk mobilisasi material dan elemen konstruksi. Pada proyek ini terdapat 3 buah tower crane yang letaknya berada didalam area bangunan. Penentuan letak tower crane pada proyek ini berdasarkan luas jangkauan radius putar tower crane dan pekerjaan yang harus dikerjakan masing - masing tower crane. Jadi 1 unit tower crane untuk area pada tower ± 780 m2 per lantai. Tower crane 1 memiliki panjang lengan 60 m, area yang tercover pada tower crane 1 hanya area pembangunan dan jalan kerja, konsentrasi kerja tower crane ini dikhususkan untuk mengcover area pembangunan podium dan tower B. Tower crane 2 memiliki lengan 45 m, dengan lengan yang panjang tower crane 2 dapat menjangkau area jalan kerja, area podium, dan tower B dan tower C, tower crane ini juga berfungsi mengangkut material material dari luar kedalam area pembangunan dan menghantar material material bangunan untuk area pembangunan tower crane 1 dan 2. Tower crane 3 memiliki lengan 50 m, hanya mengcover area pembangunan tower C dan podium. Supply material tower C hanya bisa dilayani dengan 2 kali handling dari tower crane 2 menuju tower crane 3. IV - 30

72 Karena banyaknya beton corewall yang harus di cor pada proyek ini ditambahkan 2 unit placing boom, 1 di tower B dan 1 lagi di tower C. Untuk passanger hoist kontraktor utama menyediakan 2 unit passanger hoist, dan 4 unit lift bahan, masing-masing tower 1 unit passanger hoist dan 2 unit lift bahan. Jadi 1 unit passanger hoist untuk area pada tower ± 1175 m2 per lantai, Jadi 1 unit lift bahan untuk area pada tower ± 590 m2 per lantai. Dikarenakan banyaknya pekerjaan yang harus dikoordinasi, kontraktor menambahkan waktu passanger hoist selama 3 bulan untuk pekerjaan DS, DS maupun NSC, karena merupakan tanggung jawab kontraktor utama. 8. Disposal Area Disposal area harus ditempatkan pada daerah yang dilalui kendaraan pengangkut sampah dan terletak pada daerah yang tidak dibangun. Pada proyek ini disposal area terletak didekat pintu masuk kendaraan proyek pada sisi Jl. Pakubuwono Raya. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pertimbangan karena terbatasnya lahan yang dapat digunakan untuk penampungan sampah dan lahan yang dilalui kendaraan. 9. Rumah Genset dan Tangki Air Proyek ini memiliki 2 buah area lokasi genset, penempatannya terletak disebelah barat bangunan berbatasan dengan apartement pakubuwono resident dan disebelah timur bangunan. Pemilihan lokasi IV - 31

73 tersebut berdasarkan lahan yang tidak terpakai dan pada daerah tersebut membutuhkan aliran listrik yang banyak. Proyek ini memiliki 2 buah tangki air yang terletak pada area yang tidak terpakai, lokasi pertama terletak disudut kanan sebelah barat bangunan, dan satu lagi terletak disebelah selatan bangunan 10. Pos Jaga dan Pagar Kerja Selain terletak pada pintu keluar masuk, pos jaga juga didirikan pada daerah rawan. Di proyek ini terdapat 4 buah pos jaga, 2 pos jaga jaga tersebut terletak pada pintu keluar masuk proyek, dan 2 diletakkan pada area dekat direksi keet dan area bagian belakang proyek yang dianggap daerah rawan. Pagar kerja pada proyek ini terbuat dari seng yang mengelilingi seluruh area lahan proyek. Hal ini dimaksudkan untuk memberi batas - batas antara lahan yang menjadi milik owner dengan lahan yang menjadi milik pihak lain. Tinggi pagar pada proyek ini ± 2,5 m PROYEK SUDIRMAN PARK Data Proyek a. Lokasi Proyek Gambar 4.12 Lokasi Proyek IV - 32

74 Sudirman Park merupakan proyek pembangunan apartment eksklusif 40 lantai dilengkapi fasilitas ruko yang berada pada Jl. KH. Mas Mansyur KAV.35 - Jakarta Pusat, dengan batas proyek sebagai berikut : Sebelah utara Sebelah timur Sebelah barat : Perumahan Penduduk : Pavilion Park : Jl. KH. Mas Mansyur Sebelah selatan : Perumahan Penduduk dan Lahan Perkarangan Kebon Pisang b. Luas Area Proyek ini memiliki luas area ± m 2 dengan dikelilingi pagar beton sebagai pembatas dengan bangunan-bangunan disebelahnya. d. Luas Dasar Bangunan Bangunan proyek ini memiliki luas dasar bangunan ± m 2 dan luas total bangunan ± m 2, yang terdiri dari 2 buah tower (tower A dan tower 40 lantai berbentuk U, 2 buah ruko (ruko strata dan ruko 4 lantai dan 1 buah bangunan penghubung 3 lantai. e. Lingkup Pekerjaan. Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT Adhi Karya, Tbk selaku kontraktor pelaksana adalah pekerjaan struktur, arsitektur dan plumbing IV - 33

75 f. Waktu Pelaksanaan Kontraktor mempunyai waktu 670 hari untuk melaksanakan pembangunan proyek ini, terhitung mulai tanggal 1 November g. Biaya Pelaksanaan Biaya pelaksanaan yang digunakan pada pembangunan proyek ini Rp ,00. h. Metode Pekerjaan Konstruksi Pada pembangunan proyek ini, digunakan metode metode kerja sebagai berikut : Metode Pengecoran ( Mass Foundation ) Mass concrete adalah pengecoran satu area dengan volume yang sangat besar dan dilakukan secara terus menerus, merupakan salah satu alternatif pengecoran dengan volume yang besar atau pengecoran dengan volume kecil secara terus menerus untuk mengecor sejumlah volume besar beton yang dipengaruhi oleh faktor teknik dan ekonomi. Dan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai upaya menghasilkan suatu konstruksi yang baik. Pertimbangan utama dalam melaksanakan pengecoran secara besar-besaran adalah kontrol terhadap panas yang dihasilkan dari proses hidrasi akibat massa beton yang besar yang dapat mengakibatkan retak dan akibat dari waktu pengecoran yang lama dapat menimbulkan cold joint. Akibat kenaikan temperatur dalam beton dan juga suhu keseluruhan konstruksi ketika beton menjadi dingin secara IV - 34

76 berangsur-angsur dapat menimbulkan terjadinya retak. Menurut ACI Journal Vol. 94 No. 1997, maksimum perubahan suhu (Thermal shock) yang dapat menyebabkan retak (Thermal Cracking) adalah 40 0 C antara temperatur beton dengan lingkungan dan adanya perbedaan temperature lapisan beton lebih dari 20 C. Sebagai upaya untuk mengantisipasi hal tersebut di atas adalah dengan memperhitungkan faktor-faktor sebagai berikut : Kemampuan produsen ready mixed menyediakan volume beton dalam jumlah besar dan dalam waktu yang cepat, dengan memperhitungkan durasi pelaksanaan dan kesiapan sumber daya. Karakter beton yang dipergunakan, dengan memperhitungkan kandungan semen, jenis agregat dan kemungkinan pemakaian bahan campuran (admixture), dan lain-lain. Pengendalian temperatur, dengan melakukan perawatan beton (curing) secara efektif disesuaikan dengan keadaan cuaca sekitarnya pada saat pengecoran, selain itu perlu pengadaan tulangan distribusi yang memadai untuk mengontrol retak awal.. Metode Bekisting Konvensional Bekisting adalah konstruksi pendukung dalam pengecoran beton. Metode pembekistingan konvensional menggunakan IV - 35

77 KANTOR KONSULTAN RUMAH BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN bekisting peri yang digunakan pada pembangunan tower dari basement sampai dengan lantai 4 dan pembangunan ruko. Metode Bekisting Mesa Bekisting Mesa merupakan konsturksi pendukung yang dapat membantu pengecoran plat lantai dan dinding menjadi satu waktu. Pada proyek ini, metode bekisting mesa digunakan pada kedua buah tower, dari lantai 5 sampai dengan lantai 40. BNI TOWER PAGAR BETON RUMAH PADAT PENDUDUK MASJID RUMAH RUMAH PADAT PENDUDUK RUMAH PADAT PENDUDUK PAGAR BETON RUMAH PAGAR BETON PAGAR BETON BATAS GALIAN BATAS GALIAN LAHAN PEKARANGAN KEBON PISANG RUMAH RUMAH PAGAR BETON BATAS GALIAN PAGAR BETON PAVILION PARK RUMAH BATAS GALIAN BATAS GALIAN BATAS GALIAN RUMAH RUMAH PAGAR BETON PAGAR BETON PAGAR BETON PAGAR BETON KANTOR PEMASARAN PAGAR SENG POS SATPAM PAGAR BETON RUMAH PADAT PENDUDUK PAGAR BETON PAGAR BETON RUMAH RUMAH RUMAH RUMAH TOKO TOKO PAGAR BETON Jl. K. H. MAS MANSYUR Gambar 4.13 Lay Out Fasilitas dan Sarana Proyek Analisis Lay Out Fasilitas dan Sarana pada Proyek 1. Pintu masuk dan keluar proyek Pada proyek ini terdapat 2 buah pintu keluar masuk material dan pekerja proyek. Kedua pintu tersebut terletak dijalan KH Mas Mansyur, dengan jarak antar kedua pintu ± 120 m. Pemilihan jalan IV - 36

78 tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa jalan KH. Mas Mansyur adalah satu-satunya batas proyek yang bukan merupakan jalan perkampungan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sarana lalulintas kendaraan proyek dan pihak yang berkepentingan. 2. Jalan kerja kendaraan didalam proyek Pada proyek ini terdapat dua buah jalan kerja. Jalan kerja I sepanjang ± 60m dari pintu masuk dan merupakan area kosong disebelah barat ruko HGB, sedangkan jalan kerja II berada sepanjang ± 50m dari pintu keluar dan merupakan area kosong disebelah timur ruko HGB. Jalan ini berfungsi sebagai lalulintas kendaraan proyek yang mensuplai material dari luar kedalam proyek. Alasan penentuan letak jalan tersebut karena jalur itu merupakan area lahan yang tidak terpakai selama proses pembangunan. 3. Direksi keet Direksi keet merupakan bangunan sebagai tempat pekerja bagi para staf dari kontraktor, pengawas maupun pemilik proyek dilapangan. Pada awal pembangunan proyek ( November 2004 ), direksi keet kontraktor terletak ± 65 m dari pintu masuk dengan luas bangunan 20 x 6 m 2 sedangkan direksi keet owner dan konsultan pengawas terletak dekat pintu masuk dan berjarak ± 0.75 m dari jalan kerja I dengan luas bangunan 50 x 10 m 2. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan pada pertimbangan penggunaan lahan, yaitu daerah tersebut tidak akan dibangun untuk sementara waktu. Bangunan direksi IV - 37

79 keet ini terdiri dari 2 lantai, dan konstruksinya menggunakan rangka baja dengan dinding menggunakan bahan plywood. Pada bulan Oktober 2005, seluruh direksi keet dipindakan ke ruko Strata, hal itu dikarenakan lahan tersebut akan mulai digunakan untuk membangun ruko HGB dan pelebaran jalan akses. 4. Base camp staf proyek dan Barak pekerja. Base camp staf proyek terletak diluar lokasi proyek, pemilihan lokasi tersebut dikarenakan tidak tersedianya lahan yang cukup dilokasi proyek. Barak pekerja terletak didalam area pembangunan, pada lahan yang tidak terpakai dibelakang ruko HGB. Barak pekerja pada proyek ini dibatasi pagar beton terhadap area pembangunan, hal tersebut bertujuan unutk kemudahan monitoring keamanan dalam proyek. Area ini dilengkapi fasilitas seperti pos jaga, sanitasi yang baik, mushola, toilet dan kantin. 5. Gudang Material dan Peralatan Tempat ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan material dan peralatan. Kondisi tempat tersebut harus dijaga tetap kering dan tidak lembab agar tidak merusak kualitas material dan peralatan. Gudang material pada proyek ini terletak di sebelah barat direksi keet kontraktor, sedangkan gudang paralatan terletak di sebelah timur ruko HGB. Keduanya merupakan daerah yang dekat dengan jalan kerja, sehingga memudahkan mobilisasi penggunaan material dan peralatan. Luas masing-masing bangunan gudang ini adalah 8 x 4 m 2. IV - 38

80 6. Los Kerja Besi dan Kayu Penempatan los kerja besi dan kayu berdekatan dengan area pekerjaan yang akan dilaksanakan, hal tersebut untuk memudahkan proses pabrikasi besi maupun kayu yang akan digunakan pada area tersebut. Proyek ini memiliki 3 los kerja besi dan kayu, yang terletak pada daerah diluar bangunan dengan masing masing penempatan sebagai berikut : 1 buah los kerja besi dan 1 buah los kerja kayu pada area tower crane 1 1 buah los kerja besi dan 1 buah los kerja kayu pada area tower crane 2 1 buah los kerja besi dan 1 buah los kerja kayu pada area tower crane 4 Alasan penempatan tersebut dimaksudkan agar dalam pekerjaan besi dan kayu tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan lainnya dan memudahkan tower crane dalam pengangkutan material besi dan kayu ke area pekerjaan. 7. Tower Crane, Passenger Hoist dan Lift Bahan Passenger Hoist dan lift bahan dibuat setelah pembangunan proyek ini mencapai lantai 5. Penempatannya terletak pada area yang memiliki kebebasan vertikal. Dalam penggunaannya kedua alat tersebut tidak dapat saling bertukar fungsi. Pada proyek ini passenger IV - 39

81 hoist dan lift bahan terletak berdekatan pada area tower crane 1, tower crane 2, tower crane 3, dan tower crane 4. Tower crane merupakan alat berat yang berfungsi untuk mobilisasi material dan elemen konstruksi. Pada awal proyek ini terdapat 4 buah tower crane yang letaknya berada diluar area bangunan. Penentuan letak tower crane pada proyek ini berdasarkan luas jangkauan radius putar tower crane dan pekerjaan yang harus dikerjakan masing - masing tower crane. Akibat kesalahan perencanaan awal, pada akhir bulan Juli 2005 ditambah 1 buah tower crane yang diletakkan pada core wall tower A. Hal tersebut dikarenakan terdapat satu area pada proyek yang tidak tercover oleh tower crane. 8. Disposal Area Disposal area adalah tempat pembuangan sampah, distribusi pembuangan sampah tergantung besarnya sampah pada proyek tersebut. Disposal area pada proyek ini terletak pada lahan yang tidak terpakai selamam masa pelaksanaan proyek yaitu disebelah barat bagunan. 9. Rumah Genset dan Tangki Air Proyek ini tidak memiliki rumah genset utama, lokasi peempatan genset diproyek ini terletak pada lahan yang berdekatan dengan tower crane, passenger hoist dan lampu penerangan proyek. IV - 40

82 Tangki air utama diletakkan pada lahan yang tidak terpakai sampai akhir masa pelaksanaan proyek, pada proyek ini terletak disebelah timur bangunan. 10. Pos Jaga dan Pagar Kerja Selain terletak pada pintu keluar masuk, pos jaga juga didirikan pada daerah rawan. Di proyek ini terdapat 4 buah pos jaga, 1 pos jaga pada pintu masuk, 1 pos jaga pada pintu keluar dan 2 pos jaga pada daerah yang dianggap rawan yaitu daerah dibagian belakang proyek yang berbatasan langsung dengan permukiman penduduk. Pagar kerja pada proyek ini terbuat dari beton yang mengelilingi seluruh area lahan proyek. Hal ini dimaksudkan untuk memberi batas batas antara lahan yang menjadi milik owner dengan lahan yang menjadi milik pihak lain. 4.3 PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis deskriptif layout bangunan fasilitas dan sarana dari ketiga sempel proyek diatas, penulis menarik kesimpulan berupa pernyataan pernyataan dalam bentuk kuesioner. Kuesioner tersebut dibagikan kepada 20 responden yang ahli dibidang jasa konstruksi dengan tujuan memperkuat kesimpulan penulis dan untuk mengetahui pendapat para ahli tentang tata letak fasilitas dan sarana proyek yang efektif dan efisien. Tipe macam pilihan pertanyaan dalam kuesioner tersebut seperti sangat IV - 41

83 tidak setuju ( STS ), tidak setuju ( TS ), netral / tidak tahu ( N/TT ), setuju ( S ), sangat setuju ( SS ). IV - 42

84 Adapun data-data mengenai responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Daftar Identitas Responden NO RESPONDEN PERUSAHAAN JABATAN PENGALAM AN KERJA PENDIDIKAN 1 R-1 NONO SOEDYATNO ADHI KARYA (Persero) Tbk. SUPERVISOR > 10 tahun S-1 2 R-2 MARYONO ADHI KARYA (Persero) Tbk. SURVEYOR 5-10 tahun D-3 3 R-3 YAKUB ISHACS ADHI KARYA (Persero) Tbk. PROJECT MANAGER > 10 tahun S-1 4 R-4 SITI ALFIAH K ADHI KARYA (Persero) Tbk. SITE ENGINEER MANAGER 5-10 tahun S-1 5 R-5 DIDIN KURNIAWAN ADHI KARYA (Persero) Tbk. CONSTRUCTION MANAGER 5-10 tahun D-3 6 R-6 SARYO ADHI KARYA (Persero) Tbk. PROJECT MANAGER > 10 tahun S-1 7 R-7 UMAR ADHI KARYA (Persero) Tbk. SITE ENGINEER MANAGER 5-10 tahun S-1 8 R-8 AGUS SARYANTO ADHI KARYA (Persero) Tbk. STAF ESTIMATING 1-5 tahun S-1 9 R-9 TRI HARYONO ADHI KARYA (Persero) Tbk. SITE ENGINEER MANAGER 5-10 tahun S-2 10 R-10 SUPENO BAMBANG IRIANTO ADHI KARYA (Persero) Tbk. PROJECT MANAGER > 10 tahun S-1 11 R-11 RIJANTO ONGGO ADHI KARYA (Persero) Tbk. PROJECT MANAGER > 10 tahun S-1 12 R-12 ARIF WIDAYANTO ADHI KARYA (Persero) Tbk. SITE ENGINEER MANAGER 1-5 tahun S-1 13 R-13 ANTON PURNOMO ADHI KARYA (Persero) Tbk. PROJECT MANAGER 5-10 tahun D-3 14 R-14 GUNTUR SHOKIP ADHI KARYA (Persero) Tbk. COST CONTROL > 10 tahun D-3 15 R-15 IMAM SYAFI'I PP (Persero) SITE ENGINEER MANAGER > 10 tahun S-1 16 R-16 R. DODI PRIYONO DEP. PEKERJAAN UMUM STAF SUBDIT PROGRAM & ANGGARAN 1-5 tahun S-2 17 R-17 NUR LUTFI HIDAYAT ADHI KARYA (Persero) Tbk. SITE ENGINEER MANAGER > 10 tahun D-3 18 R-18 SLAMET ADHI KARYA (Persero) Tbk. STAF ESTIMATING > 10 tahun S-1 19 R-19 AGUS KARIANTO ADHI KARYA (Persero) Tbk. MANAGER ESTIMATING > 10 tahun S-1 20 R-20 ADI RIDWANSYAH ADHI KARYA (Persero) Tbk. STAF ESTIMATING 1-5 tahun D-3 IV - 42

85 Data-data responden tersebut dapat dianalisis menjadi sebuah histogram sebagai berikut : 20 Data Identitas Perusahan Responden Jumlah Responden 0 Pemilik Proyek (Owner) Konsultan Pengawas (MK) Kontraktor Gambar 4.14 Histogram Data Identitas Perusahaan Responden Data Identitas Jabatan Responden Jumlah Responden Gambar 4.15 Histogram Data Identitas Jabatan Responden IV - 43

86 Data Identitas Lama Pengalaman Kerja Responden 1 5 tahun 5 10 tahun > 10 tahun Jumlah Responden Gambar 4.16 Histogram Data Identitas Lama Pengalaman Kerja Responden Gambar 4.17 Histogram Data Identitas Pendidikan Terakhir Responden Adapun pernyataan pernyataan yang disimpulkan penulis dari hasil analisis deskriptif adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan tata letak fasilitas dan sarana (site plan / site installation) pada proyek merupakan hal penting dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : IV - 44

87 Perencanaan tata letak fasilitas dan sarana (site plan / site installation) pada proyek merupakan hal penting dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan konstruksi. 0.0% 0.0% 0.0% 70.0% 30.0% STS TS N/TT S SS Gambar 4.18 Diagram Hasil Responden Perencanaan tata letak fasilitas dan sarana (site plan / site installation) pada proyek merupakan hal penting dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan konstruksi 2. Faktor faktor berikut merupakan hal yang harus diidentifikasi terlebih dahulu sebelum merencanakan tata letak fasilitas dan sarana pada proyek yang efektif dan efisien. a. Lokasi Proyek b. Luas Area Proyek c. Luas Dasar Bangunan d. Lingkup Pekerjaan Pada Proyek e. Metode yang Digunakan Pada Proyek f. Waktu Pelaksanaan g. Biaya Pelaksanaan Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : IV - 45

88 Faktor yang diidentifikasi sebelum merencanakan tata letak fasilitas dan sarana pada proyek 0.0% 0.0% 0.0% 66.4% 33.6% STS TS N/TT S SS 3. Fasilitas dan Sarana Proyek Gambar 4.19 Diagram Hasil Responden Faktor yang Diidentifikasi Sebelum Perencanaan Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek I. Pintu Masuk dan Keluar Proyek Tabel 4.6 Pernyataan Tata Letak Pintu Masuk dan Keluar Proyek NO a. b. c. PERNYATAAN Pintu keluar masuk kendaraan dan pekerja proyek harus dibuat terpisah. Penempatan pintu keluar masuk berada pada jalan utama pada kawasan tersebut. Dibutuhkan koordinasi dengan pihak kepolisian saat menentukan letak pintu tersebut. d. Pada setiap pintu keluar masuk harus terdapat pos jaga. Jika pada proyek tidak tersedia lahan yang cukup untuk dibuat jalan e. kerja, pintu keluar masuk kendaraan proyek tidak perlu dibuat atau dibuat hanya berfungsi sebagai tempat parkir kendaraan proyek yang IV - 46

89 menghantar material. Ukuran pintu kendaraan minimal disesuaikan dengan lebar kendaraan f. proyek, dengan diberikan kelebihan lebar minimal 50 (lima puluh) cm. g. Ukuran pintu pekerja proyek minimal 1,2 m atau selebar 2 badan orang. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : Pintu masuk dan keluar proyek 1.4% 9.3% 4.3% 21.4% 63.6% STS TS N/TT S SS Gambar 4.20 Diagram Hasil Responden Pintu Masuk dan Keluar Proyek II. Jalan Kerja Kendaraan Didalam Proyek Tabel 4.7 Pernyataan Tata Letak Jalan Kerja Kendaraan didalam Proyek NO PERNYATAAN Jika pada lokasi proyek tersedia lahan yang cukup, jalan akses dibuat a. pada area yang tidak terpakai, atau dibuat pada area yang belum dibangun. IV - 47

90 b. Konstruksi jalan kerja harus kuat ( tidak amblas / longsor bila dilalui kendaraan proyek ). c. Jalur pada jalan kerja dibuat searah / tidak bolak balik. d. Jalan kerja harus berada pada area jangkauan tower crane. e. Lebar jalan kerja disesuaikan dengan lebar kendaraan. Jika lahan yang tersedia tidak bisa dibuat jalan kerja dengan jalur f. searah, maka dibutuhan lahan untuk manuver kendaraan pada jalan tersebut. Jika dalam area pembangunan tidak tersedia sama sekali lahan untuk g. jalan kerja, maka jalan kerja dibuat diluar area proyek dengan izin pemerintah setempat, tetapi jalan kerja tersebut harus berada dalam jangkauan tower crane. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : Jalan kerja kendaraan didalam proyek 0.0% 3.6% 2.1% 39.3% 55.0% STS TS N/TT S SS Gambar 4.21 Diagram Hasil Responden Jalan Kerja Kendaraan Didalam Proyek IV - 48

91 III. Direksi Keet Tabel 4.8 Pernyataan Tata Letak Direksi Keet NO PERNYATAAN Jika pada proyek tersedia lahan yang cukup, lokasi direksi keet a. dibangun pada area yang tidak terpakai atau belum terpakai untuk sementara waktu. b. c. Lokasi direksi keet dibangun dekat dengan pintu keluar masuk dan terdapat pos jaga. Dalam satu proyek, minimal disediakan keet untuk owner, konsultan pengawas, kontraktor, K3 dan keet tersebut dibuat terpisah. Fasilitas direksi keet minimal tersedia, ruang direksi, ruang tamu, d. ruang staf proyek beserta komputer, ruang administrasi, toilet, air conditioner. e. Konstruksi bangunan direksi keet dirancang tidak permanen ( bersifat sementara). Jika lahan pada proyek tidak cukup untuk dibangun direksi keet, untuk f. sementara waktu dapat menggunakan aternatif membangun direksi keet dengan model rumah panggung, atau menyewa lahan didekat lokasi proyek. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : IV - 49

92 Direksi keet 0.0% 7.5% 0.8% 30.8% 60.8% STS TS N/TT S SS Gambar 4.22 Diagram Hasil Responden Direksi Keet IV. Base Camp Staf Proyek dan Barak Pekerja Tabel 4.9 Pernyataan Tata Letak Base Camp Staf Proyek dan Barak Pekerja NO a. PERNYATAAN Lokasi Base camp staf proyek terletak diluar area proyek dan diperuntukkan bagi staf proyek yang berasal dari luar kota Lokasi barak pekerja berada didalam lingkungan proyek pada area b. yang tidak akan dibangun, dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang baik, mushola, toilet, dan kantin. c. Konstruksi bangunan barak pekerja dirancang tidak permanent ( bersifat sementara ). Jika lahan pada proyek tidak cukup untuk dibangun barak pekerja, d. untuk sementara waktu dapat menggunakan aternatif membangun barak pekerja dengan model rumah panggung, atau menyewa lahan didekat lokasi proyek. e. Jika lokasi barak pekerja berada diluar area proyek, maka harus terdapat pos jaga. IV - 50

93 Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : Base camp staff proyek dan Barak pekerja 0.0% 4.0% 3.0% 32.0% 61.0% STS TS N/TT S SS V. Gudang Material dan Peralatan Gambar 4.23 Diagram Hasil Responden Base Camp Staf Proyek dan Barak Pekerja Tabel 4.10 Pernyataan Tata Letak Gudang Material dan Peralatan NO a. PERNYATAAN Jika pada proyek tersedia lahan yang cukup, gudang dibangun pada area yang tidak terpakai atau belum terpakai untuk sementara waktu. b. Kondisi gedung sangat mempengaruhi kualitas bahan dan peralatan. c. Gudang harus dijaga tetap kering dan tidak lembab. d. Konstruksi gudang dirancang tidak permanen ( bersifat sementara ). e. Lokasi gudang harus berada didekat jalan kerja. f. Lokasi gudang mudah dimonitor atau tidak terletak pada daerah rawan, sehingga terjamin keamanannya. g. Lokasi gudang harus berada pada area jangkauan tower crane. h Jika lahan pada proyek tidak cukup untuk dibangun gudang, untuk IV - 51

94 sementara waktu dapat menggunakan alternatif membangun gudang dengan model rumah panggung. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : Gudang material dan peralatan 0.0% 5.6% 0.6% 37.5% 56.3% STS TS N/TT S SS Gambar 4.24 Diagram Hasil Responden Gudang Material dan Peralatan VI. Los Kerja Besi dan Kayu Tabel 4.11 Pernyataan Tata Letak Los Kerja Besi dan Kayu NO a. PERNYATAAN Jika pada proyek tersedia lahan yang cukup, lokasi los kerja berada dekat pada area pekerjaan yang akan dilaksanakan. b. Lokasi los kerja berada tidak jauh dari penumpukan material. c. Lokasi los kerja berada pada daerah yang terjangkau tower crane. Bentuk, ukuran dan konstruksi dari los kerja besi dan kayu harus dapat d. menjamin keselamatan dan ketentraman para pekerja yang bekerja di tempat tersebut IV - 52

95 Penempatan masing masing lokasi alat kerja disesuaikan dengan e. urutan kerja ( contoh besi : penumpukan material pemotongan pembengkokan pengelompokan ) Jika lahan pada proyek tidak cukup untuk dibangun los kerja, untuk f. sementara waktu dapat menggunakan aternatif membangun los kerja dengan model rumah panggung. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : Los kerja besi dan kayu 0.0% 5.0% 0.8% 37.5% 56.7% STS TS N/TT S SS Gambar 4.25 Diagram Hasil Responden Los Kerja Besi dan Kayu VII. Tower Crane Tabel 4.12 Pernyataan Tata Letak Tower Crane NO PERNYATAAN Dalam menentukan letak tower crane harus mempertimbangkan radius a. putar / lengan tower crane, luas area jangkauan, pekerjaan yang akan dilaksanakan pada area tersebut, dan proses pembongkaran pada saat bangunan sudah terbangun. IV - 53

96 b. c. d. Jika pada proyek tersedia lahan yang cukup, tower crane ditempatkan diluar area bangunan. Panjang lengan tower crane harus dapat mengcover seluruh area bangunan. Panjang lengan tower crane harus dapat menjangkau, tempat penumpukan material, los kerja kayu dan besi, dan jalan kerja. Pada bangunan yang membutuhkan tower crane lebih dari satu, desain e. letak tower crane harus mempertimbangkan overlaping untuk menjangkau semua area bangunan. Pada bangunan yang membutuhkan tower crane lebih dari satu, harus f. memperhatikan ketinggian masing - masing tower crane, sehingga tidak terjadi tabrakan pada saat pelaksanaan. g. Penempatan tower crane harus mempertimbangkan jarak minimal terhadap bangunan. h. Setelah ketinggian tower crane melebihi batas free standing tower crane, tower crane tersebut harus dipasang sabuk pada bangunan. i. Jika pada proyek tidak tersedia lahan yang cukup, tower crane dapat diletakkan pada area yang akan dibangun. j. Untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas letak tower crane dapat diketahui dengan menghitung durasi angkat masing masing aktivitas dikalikan volume pengangkatan tiap hari. Total akumulasi waktu satu hari kerja tower crane tidak boleh melebihi kapasitas waktu satu hari kerja tower crane ( 14 jam ) Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : IV - 54

97 Tower Carne 0.0% 2.5% 0.5% 49.5% 47.5% STS TS N/TT S SS Gambar 4.26 Diagram Hasil Responden Tower Crane VIII. Passenger Hoist dan Lift Bahan Tabel 4.13 Pernyataan Tata Letak Passenger Hoist dan Lift Bahan NO a. b. c. PERNYATAAN Pembuatan passenger hoist dan lift bahan dilaksanakan ketika pembangunan mencapai lantai 10. Lokasi penempatan passenger hoist dan lift bahan tidak terlihat dari luar / jalan utama. Passenger hoist dan lift bahan diletakkan pada daerah yang memiliki kebebasan vertikal. d. Barang tidak boleh dinaikkan melalui passenger hoist. e. Pekerja tidak boleh menggunakan lift bahan. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : IV - 55

98 Passanger Hoist dan Lift bahan 0.0% 45.0% 19.0% 32.0% 4.0% STS TS N/TT S SS Gambar 4.27 Diagram Hasil Responden Passenger Hoist dan Lift Bahan IX. Disposal Area Tabel 4.14 Pernyataan Tata Letak Disposal Area NO PERNYATAAN Bahan bongkaran dan lain-lain yang sudah tidak terpakai tersebut a. harus dibuang / diangkut ke luar lokasi pekerjaan atau ke tempat pembuangan yang aman. b. c. Umur sampah maksimal 1 x 24 jam harus sudah diangkut keluar proyek. Penempatan bak sampah besar terletak pada lokasi yang berpotensi menimbulkan sampah, dan lahan yang tidak dibangun. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : IV - 56

99 0.0% 0.0% 0.0% Disposal area 33.3% 66.7% STS TS N/TT S SS Gambar 4.28 Diagram Hasil Responden Disposal Area X. Rumah Genset Tabel 4.15 Pernyataan Tata Letak Rumah Genset NO a. PERNYATAAN Lokasi rumah genset terletak pada lahan yang tidak terpakai selama pembangunan berlangsung. b. Terletak pada daerah yang banyak membutuhkan tenaga listrik. c. Berada pada daerah yang mudah dimonitor. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : IV - 57

100 3.3% 0.0% Rumah genset 0.0% 25.0% 71.7% STS TS N/TT S SS Gambar 4.29 Diagram Hasil Responden Rumah Genset XI. Tangki Air Tabel 4.16 Pernyataan Tata Letak Tangki Air NO a. PERNYATAAN Lokasi tangki air terletak pada lahan yang tidak terpakai selama pembangunan berlangsung. b. Terletak pada daerah yang banyak membutuhkan air kerja. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : IV - 58

101 0.0% 0.0% 0.0% Tangki air 20.0% 80.0% STS TS N/TT S SS XII. Pos Jaga dan Pagar Kerja Gambar 4.30 Diagram Hasil Responden Tangki Air Tabel 4.17 Pernyataan Tata Letak Pos Jaga dan Pagar Kerja NO PERNYATAAN a. Lokasi pos jaga berada dekat pintu keluar masuk dan daerah rawan. b. Konstruksi pos jaga bersifat tidak permanen ( bersifat sementara ). c. Pagar kerja dibangun mengelilingi seluruh area proyek. d. Tinggi pagar kerja minimal 2,5 m. Berdasarkan pendapat para ahli terhadap pernyataan diatas, didapat hasil responden seperti pada diagram dibawah ini : IV - 59

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA 7 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan lapangan sampai dengan penyerahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Efisiensi Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek dalam Mendukung Metode Pekerjaan Kostruksi

BAB III METODOLOGI. Efisiensi Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek dalam Mendukung Metode Pekerjaan Kostruksi 16 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Dalam melaksanakan penelitian, para peneliti dapat memilih bermacammacam metodologi. Metodologi merupakan kombinasi tertentu yang meliputi strategi, domain, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efisiensi Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek dalam Mendukung Metode Pekerjaan Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Efisiensi Tata Letak Fasilitas dan Sarana Proyek dalam Mendukung Metode Pekerjaan Konstruksi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas / di dalam tanah

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat. BAB 3 STUDI LAPANGAN Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan Saat ini proyek konstruksi bangunan bertingkat sangat berkembang, dalam pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Suatu proyek dikatakan sukses apabila kontraktor berhasil mendapatkan laba maksimum dan owner mendapatkan hasil yang memuaskan serta tepat waktu dalam penyelesaiannya

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,

Lebih terperinci

4- PEKERJAAN PERSIAPAN

4- PEKERJAAN PERSIAPAN 4- PEKERJAAN PERSIAPAN Ketika sebuah proyek sudah memasuki tahap pelaksanaan, maka pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan adalah persiapan yang terdiri dari : 4.1 Main Schedule atau Jadwal Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN 4.1 KONDISI PROYEK 4.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan merupakan seluruh rangkaian pekerjaan yang pertama kali harus dilakukan guna memudahkan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan BAB III TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT 4.1 Bahan Bahan Yang Digunakan meliputi : Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi a. Beton Ready mix. Beton Ready mix adalah beton

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Schedule Proyek Proses pembuatan schedule proyek adalah untuk mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT

LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT LAPORAN KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE WALL PADA PROYEK BRANZ SIMATUPANG APARTMENT Jl. R.A Kartini No.9, Cilandak - Jakarta Selatan Disusun Oleh : Candra Saputro 41113110085 Yusup Ramdani 41113110109

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material. Material Konstruksi meliputi seluruh bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan pada suatu proses konstruksi, dari

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE BEKISTING ALLUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PLAT LANTAI PROYEK PEMBANGUNAN MENTENG PARK APARTEMEN JL. CIKINI RAYA NO 79 JAKARTA PUSAT Disusun oleh : FEBRIANA ZIARANTIKA ( 41110010011

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beton bertulang, beton hanya memikul tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik dipikul oleh baja sebagai penulangan ( rebar ). Sehingga pada beton bertulang, penampang beton

Lebih terperinci

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK

BAB IV: PENGAMATAN PROYEK BAB IV: PENGAMATAN PROYEK 4.1. Proses Pelaksanaan Teknis 4.1.1 Pelaksanaan Teknis Proyek Tampak Utara Tampak Timur Gambar 4.1 : Zona Pengamatan Teknis. Ketika memulai praktik profesi, proses pengamatan

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan

Lebih terperinci

Metode Pekerjaan Jembatan

Metode Pekerjaan Jembatan Metode Pekerjaan Jembatan METODE PEKERJAAN JEMBATAN SETOKO REMPANG OTORITA BATAM Pelaksanaan konstruksi merupakan rangkaian kegiatan atau bagian dari kegiatan dalam pekerjaan konstruksi mulai dari persiapan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013 BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Latar Belakang Proyek Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya di kota - kota besar seperti Jakarta, maka dibutuhkan tempat tinggal yang nyaman

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS PROYEK APARTEMENT VITTORIA RESIDENCES JAKARTA BARAT Disusun oleh : ANDREA DEVKY R. K (41112120089) NURJAYADI (41112120059) UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan

BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN. Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan BAB IV ALAT DAN BAHAN PELAKSANAAN 4.1 ALAT Pada proyek Lexington Residences hampir semua item pekerjaan menggunakan alat bantu untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Pada sub bab ini penulis akan membahas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN DAN ALAT-ALAT 4.1.1 Material Yang Digunakan Dalam menangani dan menyiapkan material maka perlu metode konstruksi, jadwal pekerjaan, pengetahuan tentang sifat-sifat material dan tata

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung dengan bantuan tenaga orang-orang atau hewan, seperti keledai. Crane ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada BAB 4 STUDI KASUS 4.1 Kapasitas Momen Tower Crane Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada gedung bertingkat Sesuai dengan objek yang di lapangan maka Pemilihan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN 4.1. Pekerjaan Struktur Pekerjaan struktur adalah satu pekerjaan tetapi dalam kenyataannya merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN WISMA KARTIKA JL. KYAI TAPA NO. 101, GROGOL JAKARTA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN WISMA KARTIKA JL. KYAI TAPA NO. 101, GROGOL JAKARTA BARAT LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK PEMBANGUNAN WISMA KARTIKA JL. KYAI TAPA NO. 101, GROGOL JAKARTA BARAT DISUSUN OLEH : LYSA RISTIYAWATI 41112110060 NURFITA ANJARSARI 41112120091 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan Proyek Aeropolis Lucent Tower BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan ketinggian 8 lantai pada lahan seluas 3500 m 2. Struktur

Lebih terperinci

BAB II DATA PROYEK DATA UMUM PROYEK

BAB II DATA PROYEK DATA UMUM PROYEK BAB II DATA PROYEK 2.1 DATA UMUM PROYEK Pembangunan Pumping Station Island 2A Pantai Indah Kapuk di Kapuk Muara Jakarta Utara adalah merupakan rancangan penanggulangan banjir yang berfungsi memindahkan

Lebih terperinci

BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS

BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS 6.1 Pengertian Umum Beton prestress adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangantegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Latar Belakang Penggunaan Tower Crane Tower crane adalah salah satu alat berat yang sering digunakan dalam proyek konstruksi, alat ini terdiri dari slewing unit, tower, dan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGAMATAN PROSES STRUKTUR PROYEK RAMAYANA CIKUPA Jl. Raya Serang Km. 19, Tangerang - Banten Di ajukan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan mata kuliah kerja praktik Jurusan

Lebih terperinci

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan,

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN. tinggi dapat menghasilkan struktur yang memenuhi syarat kekuatan, ketahanan, BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT YANG 4.1. Tinjauan Bahan dan Material Bahan dan material bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena dari berbagai macam bahan dan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR (BALOK PRESTRESS) PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL JAKARTA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTIK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR (BALOK PRESTRESS) PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL JAKARTA BARAT LAPORAN KERJA PRAKTIK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR (BALOK PRESTRESS) PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL JAKARTA BARAT Disusun Oleh : FAJAR AKHIRUDDIN H 41112120053 SAEFULLAH 41112120010 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha Oleh : Muhammad Ridha 3108.100.646 TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Dosen Pembimbing : M. Arif Rohman, ST.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil pekerjaan kostruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas / didalam tanah / air

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut:

A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG. Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut: A. METODE PELAKSANAAN GEDUNG 2 TINGKAT PONDASI TIANG PANCANG Adapun metode pelaksanaan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan Pendahuluan Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan persiapan

Lebih terperinci

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT CAST IN SITU DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN SIDOARJO Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP. 3107

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam pelaksanaan kerja praktik yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan (terhitung sejak 1 Maret s/d 30 April 2017) dan penulisan laporan akhir yang membutuhkan

Lebih terperinci

NASIONAL STUDI KASUS KLAIM KONSTRUKSI

NASIONAL STUDI KASUS KLAIM KONSTRUKSI 15 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Dalam melaksanakan penelitian, para peneliti dapat memilih bermacammacam metodologi. Metodologi merupakan kombinasi tertentu yang meliputi strategi, domain, dan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SANTIKA BINTARO

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SANTIKA BINTARO LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL SANTIKA BINTARO Diajukan untuk melengkapi persyaratan kelulusan Program Sarjana Teknik Sipil Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BASEMENT 5.1 Uraian Umum Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH...

UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v UCAPAN TERIMA KASIH... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR BAGAN... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan dan pemenuhan bahan bangunan serta alat kerja pada suatu proyek kontruksi memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN CORE LIFT DAN PELAT LANTAI PADA PROYEK TOWER C APARTEMEN THE ASPEN PEAK RESIDENCES, FATMAWATI, JAKARTA SELATAN NAMA : TOGU RIOTAMA NPM : 27312422 PEMBIMBING : REHULINA APRIYANTI,

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD

LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD LAPORAN KERJA PRAKTEK PENERAPAN METODE CHEMICAL ANCHORING SYSTEM PADA PEKERJAAN KOLOM PRAKTIS PROYEK APARTEMEN BRANZ BSD Jl. BSD Boulevard, Parcel 55-F, Grand CBD BSD City, Tangerang, Indonesia Disusun

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan proyek Apartement Wang Residence ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK APARTEMEN U RESIDENCE 2

LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK APARTEMEN U RESIDENCE 2 LAPORAN KERJA PRAKTIK PROYEK APARTEMEN U RESIDENCE 2 PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, PELAT DAN BALOK Disusun oleh : DENI RIYANTO (41110010015) WIWIT DARAYANI (41110010051) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung Bertingkat. (www.ilmusipil.com/tower-crane-proyek-gedung) Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan Proyek World Trade Center 3 Jakarta dibutuhkannya peralatan peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan pekerjaan

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Optimasi (Unequal) Site Layout Menggunakan Multi-Objectives Function Pada Proyek Pembangunan Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Daniel Tri Effendi, Tri

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT

LAPORAN KERJA PRAKTIK. PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT LAPORAN KERJA PRAKTIK PELAKSANAAN KONSTRUKSI PC WALL DAN PILE CAP PADA PROYEK GEDUNG St. CAROLUS TAHAP II, JAKARTA-PUSAT Disusun oleh : AJENG NURJAYANTI (41113010027) AHMAD BAHTIAR.R (41113010081) FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BPS PROVINSI JAWA TENGAH MENGUNAKAN BETON PRACETAK (Design of Structure of BPS Building Central Java Province using Precast Concrete) Diajukan

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5. 1 Uraian Umum Metoda konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK BINUS MAIN CAMPUS ALAM SUTERA

LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK BINUS MAIN CAMPUS ALAM SUTERA LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK BINUS MAIN CAMPUS ALAM SUTERA PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, PELAT DAN BALOK Disusun oleh : RIFKI ABDILLAH (41109010014) ZIKRI RAMDANI (41110010030) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik BAB III METODOLOGI III.1. Persiapan Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL Dalam melaksanakan proyek pembangunan dapat dipastikan digunakan alat-alat tertentu sesuai kebutuhan untuk mendukung pembangunan tersebut. Alat alat yang digunakan bisa berupa

Lebih terperinci

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat

BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI. Metode pelaksanaan di lapangan akan mudah dikerjaan dengan membuat BAB V METODE UMUM PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Metode

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29 BAB III PENDEKATAN METODE 3.1 PENDAHULUAN Metodologi adalah tatacara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL BAB IV PERALATAN dan MATERIAL 4.1 Peralatan 4.1.1. Alat Ukur (waterpass) Waterpass adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi dibutuhkannya peralatan-peralatan yang dapat memudahkan para pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya, peralatan-peralatan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTIK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STP & GWT PEMBANGUNAN MIXED USE KEBAYORAN ICON JL. CILEDUG NO.

LAPORAN KERJA PRAKTIK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STP & GWT PEMBANGUNAN MIXED USE KEBAYORAN ICON JL. CILEDUG NO. LAPORAN KERJA PRAKTIK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN STP & GWT PEMBANGUNAN MIXED USE KEBAYORAN ICON JL. CILEDUG NO.35 JAKARTA SELATAN Disusun Oleh : DANIL ARIFIN 41111110004 DHIAN PERMATA ADHI 41111110022

Lebih terperinci

BAB IV Analisis Data

BAB IV Analisis Data BAB IV Analisis Data IV.1. Studi Kasus Studi kasus penelitian ini dilakukan pada proyek pengembangan perumahan kelas menengah di wilayah Bandung. Pemilihan perumahan kelas menengah didasarkan pada pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci