PENGOLAHAN ROTI BERBAHAN SAGU. Oleh: Djukrana Wahab 1) ABSTRACT
|
|
- Yuliana Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 226 PENGOLAHAN ROTI BERBAHAN SAGU Oleh: Djukrana Wahab 1) ABSTRACT Sago starch has been long used as a staple food for making traditional foods such as Sinonggi and kapurung. especially for people living in the eastern part of Indonesia, including Souteast Sulawesi. The purpose of the present study was to production of bread made from wheat flour substituted with sago starch. The research was done by using Descritive Design and organoleptic assessment. Parameters observed were contents of color, tecture, aroma and the appearance of fungi miselim. The results showed that substitution of sago starch affected the color, tecture contents and aroma as well as wheat flour. Unpleasant aroma occurred on the third day with the appearance of mold mycelium. Keywords: Sago, starch, bread, wheat four PENDAHULUAN Sagu merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang dapat dipergunakan sebagai sumber karbohidrat potensial di Indonesia terutama di wilayah Bagian Timur Indonesia, termasuk Sulawesi Tenggara. Sagu di daerah diolah sebagai bahan makanan tradisional seperti sinonggi, kapurung serta berbagai penganan makanan lainnya. Sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, sementara sagu telah dibudidayakan oleh masyarakat kepulauan Maluku, Papua dan sebahagian Sulawesi Tenggara. Pertanaman sagu masih berupa hutan sagu dan masih tumbuh secara liar. Petani sagu umumnya belum melakukan pembudidayaan sagu seperti pada pembudidayaan tanaman yang lain, sehingga setelah panen belum ada upaya untuk melakukan penanaman kembali. Potensi sagu di Sulawesi Tenggara dapat dilihat dari profile luas area pertanaman sagu mencapai ha, produksi 4.923, produktivitas kg/ha dengan jumlah kepala keluarga yang mengusahakan sagu KK (Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara, 2010). Produksi sagu tersebut masih dijual dalam bentuk hasil ekstraksi kasar atau produk tepung sagu yang masih perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut. Sementara itu jika dilakukan pengolahan lebih lanjut dengan menghasilkan tepung sagu yang siap pakai diharapkan dapat mengurangi impor gandum. Menurut catatan impor gandum yang mencapai ton, senilai 503,31 juta dolar AS (Aini, 2004). Gandum merupakan bahan dasar untuk membuat tepung terigu yang banyak digunakan sebagai bahan utama membuat roti. Oleh karena itu diversifikasi pangan merupakan bentuk mengurangi impor gandum sebagai bahan utama tepung terigu dan meningkatkan ketahanan pangan. Upaya menekan impor beras dan tepung terigu melalui program peningkatan produksi bahan pangan dalam negeri dan diversifikasi pangan pada dasarnya adalah meningkatkan ketahanan pangan nasional yang sekaligus meningkatkan kesempatan ekonomi bangsa Indonesia (Kasno et al., 2006). Pengembangan tepung sagu menjadi bahan pensubtitusi dalam pembuatan roti berbahan sagu menjadi langkah-langka penting dan nyata dalam melakukan diversifikasi pangan dan mengurangi impor gandum. Hal ini disebabkan roti telah menjadi bahan makanan yang popular di masyarakat. Perkembangan industri rumah tangga yang memproduksi roti telah mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir ini, khususnya di Kota Kendari. Jika di dalam pembuatan roti, semuanya 1 )Staf Pengajar Jurusan AGRIPLUS, Ilmu dan Teknologi Volume Pangan 23 Nomor Fakultas : 03 Pertanian September Universitas 2013, Halu ISSN Oleo, Kendari 226
2 227 menggunakan tepung terigu yang berasal dari gandum dapat dibayangkan kebutuhan akan gandum semakin meningkat dari waktu ke waktu. Tepung sagu (pati sagu) dapat digunakan sebagai bahan substitusi maupun sebagai bahan utama produk pangan bergantung dari jenis produk yang akan dihasilkan. Pati sagu mengandung karbohidrat dalam jumlah besar, tetapi kandungan gizi lainnya yang dihasilkan berjumlah kecil. Namun perlu dicatat bahwa produk makanan yang dihasilkan dari pati sagu perlu ditambahkan dengan bahan yang memiliki kandungan gizi yang lebih baik dari pati sagu seperti Modified Cassava Flour (MOCAF) (Pato et al., 2012). Oleh karena itu tujuan percobaan ini adalah melakukan pengolahan roti dengan subtitusi tepung sagu. METODE PENELITIAN diaduk hingga terbentuk adonan yang kalis. Tanda telah kalis yaitu adonan halus dan tidak lengket serta dapat dibentuk bulat seperti bola. Bila tidak ada mixer, pencampuran bahan dilakukan dengan menekan-nekan dan membanting-banting di atas meja sampai kalis. Adonan didiamkan Adonan yang telah kalis dibentuk bulat dan didiamkan selama 20 menit. Bila suhu ruangan panas, adonan ditutup kain basah supaya tidak kering. Tujuan tahap ini adalah untuk memperbaiki susunan fisik gluten yang rusak selama pengadukan dan mempermudah penanganan adonan selanjutnya. Pembagian adonan Adonan yang sudah diistirahatkan di bagi-bagi atau ditimbang sesuai ukuran akhir roti yang diinginkan. Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan, FP-UHO pada bulan Maret Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah mixer merck Philips, oven, timbangan, baskom dan wadah plastik dan aluminium lainnya. Bahan yang digunakan adalah tepung sagu 30%, tepung terigu 70%, mentega 10%, gula 10%, ragi 3%, telur 10%, air 60%, sedangkan garam dan pelembut sesuai kebutuhan. Prosedur Percobaan Persiapan alat dan bahan Alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu pada tempat yang memudahkan untuk dijangkau selama proses kerja berlangsung. Pencampuran dan pengadukan bahan Seluruh bahan kering dicampur merata, kemudian ditambahkan mentega dan telur, bila campuran telah merata, ditambahkan air sedikit demi sedikit sambil Fermentasi Setelah adonan dibagi-bagi sesuai ukuran, adonan difermentasi selama 20 menit. Cara ini membuat adonan akan menjadi semakin halus dan mudah dibentuk Pembentukan Roti Roti dibentuk sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan serta ditempatkan dalam wadah-wadah yang disiapkan untuk proses pemanggangan. Fermentasi akhir Fermentasi pada tahap ini berlangsung selama 1 jam. Fermentasi akhir sebaiknya dilakukan pada suhu yang lebih hangat (± 35 ᴼC). Hal ini dilakukan dalam ruang kecil dan tertutup. Selama fermentasi adonan tidak boleh goyang atau bergerak agar mengembang yang menyebabkan mutu produk akhir menjadi baik. Pada tahap ini akan terjadi pembentukan gas CO 2 yang mengakibatkan roti mengembang. Pemanggangan Adonan yang telah mengembang selanjutnya dibakar/dipanggang dalam oven pada suhu sekitar 200 ᴼC selama satu jam.
3 228 Sebelum dipanggang sebaiknya adonan dilapisi dengan kuning telur agar roti mengkilap setelah dipanggang. Variabel Pengamatan Pengamatan yang dilakukan dengan tes organoleptik mengacu pada Kartika, et al. (1998) meliputi penilaian keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 1 dan pengamatan keberadaan koloni kapang, aroma dan bau apek pada roti manis yang dilakukan oleh 15 orang panelis. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Tabel 1. Kriteria penilaian sensoris terhadap roti manis berbahan tepung sagu Skor Penilaian Keseluruhan 1 Sangat tidak suka 2 Tidak suka 3 Netral 4 Suka 5 Sangat Suka HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil percobaan menunjukkan bahwa tepung sagu dapat digunakan sebagai bahan pensubtitusi dalam pembuatan roti dengan komposisi 30% tepung sagu, 10% mentega, 10% gula, 3% ragi, 1,5% garam, 8% susu, dan telur 10% menghasilkan roti sagu yang berwarna kuning kecoklatan. Warna ini mencerminkan bahwa dari segi pewarnaan sudah baik dan menarik untuk dikonsumsi dibandingkan dengan warna yang lebih mudah atau lebih gelap. Tekstur yang dihasilkan cukup lembut dan tidak kalah dengan roti yang dibuat dari 100% tepung terigu asal gandum namun sedikit agak keras ketika telah disimpan (Gambar 1). Gambar 1. Roti sagu substitusi dari tepung sagu dengan penampakan warna kecoklatan Diduga tekstur roti sagu yang agak keras disebabkan oleh jumlah air 60% yang digunakan pada saat membuat adonan mungkin belum mencukupi kebutuhan air dalam bahan menjadi salah satu penyebab tekstur roti sedikit keras. Masih dibutuhkan percobaan lanjut untuk mendapatkan konsentrasi air yang tepat. Selain daripada itu, tepung terigu mempunyai Nilai Penyerapan Air (NPA) lebih rendah dari tepung ubikayu (Yulmar et al., 1997). Hal ini disebabkan tepung terigu mempunyai kandungan karbohidrat lebih rendah dari pati sagu dan Mocaf. Pada saat pemanggangan, air yang terdapat dalam gluten akan berpindah ke pati yang dalam proses pemanggangan mengalami gelatinisasi. Proses tersebut menyebabkan adonan roti yang dipanggang memiliki struktur yang kokoh (Amendola,et.al, 1992) dalam (Pato et al., 2012). Gelatinisasi adalah suatu proses pemecahan bentuk kristalin granula pati, sehingga setiap lapisan permukaan molekulnya dapat menyerap air atau larut dan bereaksi dengan bahan lain, dan kondisinya tidak dapat kembali seperti semula. Beberapa manfaat gelatinisasi pada pati yaitu mampu meningkatkan penyerapan sejumlah air, dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis amylase untuk memecah ikatan pati menjadi bentuk lebih sederhana yang mudah larut, dan meningkatkan konversi dan kecernaan pakan (Smith, 1982). Untuk itu, disarankan menggunakan pelembut yang dapat lebih memperhalus lagi tekstur roti sagu meskipun telah lama disimpan. Namun demikian masih dibutuhkan
4 229 percobaan yang lebih lengkap untuk menghasilkan tekstur yang setara dengan roti tepung asal gandum. Tabel 2. Hasil penilaian terhadap keberadaan miselium kapang pada permukaan roti dan bau apek pada roti berbahan sagu Variabel Ada tidaknya variabel berikut pada hari ke- Pengamatan Miselium Kapang Aroma Tidak Sedap Ketengikan Keterangan : 0 = tidak ada; 1 = ada Berdasarkan hasil uji organoleptik dari 15 panelis memberikan penilaian bahwa rasa dan aroma roti yang dihasilkan disukai dan memiliki keunikan tersendiri yang tidak ditemukan pada roti yang terbuat dari tepung terigu asal gandum. Keunikan tersebut karena adanya aroma sagu. Aroma merupakan sensasi bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia senyawa volatil yang tercium oleh saraf-saraf indera penciuman ketika bahan pangan tersebut masuk ke dalam mulut (Saloko et al., 1997). Sensasi bau tersebut yang mempengaruhi tingkat penerimaan panelis terhadap produk roti sagu. Daya simpan roti sagu yang dihasilkan selama tiga hari. Pada hari ketiga sudah ditemukan adanya kapang roti sehingga aroma tidak sedap menjadi apek (Tabel 2). Oleh karena itu roti tersebut harus segera dikonsumsi paling lambat dua hari setelah dibuat. Penting untuk dicatat bahwa roti sagu tersebut tidak menggunakan bahan pengawet. Munculnya kapang pada hari ketiga setelah pemanggangan menunjukkan bahwa proses pengolahan yang telah dilakukan telah cukup baik atau telah berhasil mengurangi kontaminasi kapang selama proses pembuatannya. Hasil ini sama yang telah dilaporkan oleh Mudjajanto (2005) bahwa roti manis termasuk makanan yang mudah busuk dengan masa simpan 3-4 hari setelah keluar dari pemanggangan. Namun hasil ini berbeda dengan yang dilaporkan oleh Pato et al. (2012) bahwa koloni kapang roti yang diberi Mocaf nampak pada hari ke enam setelah penyimpanan. Perbedaan hasil tersebut disebabkan oleh adanya perlakuan Mocaf yang diberikan. Hasil percobaan masih memerlukan kajian lanjutan sehingga dapat dihasilkan roti yang memenuhi standar yang telah ditentukan. Pato et al. (2012) menyatakan bahwa dengan menggunakan formulasi perlakuan TSM (Tepung terigu 70%, pati sagu 15% dan Mocaf 15%) merupakan perlakuan subtitusi terbaik yang menghasilkan roti manis mendekati mutu yang dibuat dari tepung terigu 100% dan sesuai standar mutu roti (SNI ). Hasil memberikan informasi yang sangat baik bahwa potensi pengembangan tepung asal sagu dapat digunakan untuk mengurangi peran tepung terigu dimasa datang. Percobaan berhasil membuktikan bahwa penggunaan tepung sagu sebagai bahan subtitusi tepung terigu dapat menghasilkan roti berbahan sagu yang memiliki warna, aroma, tekstur yang cukup disukai dan dapat disimpan selama dua hari tanpa bahan pengawet. KESIMPULAN Tepung sagu dapat digunakan sebagai bahan subtitusi tepung terigu dalam pembuatan roti dengan warna kecoklatan, aroma yang baik dengan tekstur halus dengan sedikit kasar, dan aroma tidak sedap terjadi pada hari ketiga bersamaan dengan munculnya miselium kapang.
5 230 DAFTAR PUSTAKA Aini, N Pengolahan Tepung Ubi Jalar dan Produk-produknya Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan. Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara Statistik Perkebunan tahun Kartika, B., P. Hastuti dan W. Supartono Pedoaman Uji Indrawi Bahan Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta. Kasno, Astanto., dkk Pengembangan Pangan Berbasis Kacang-Kacangan Dan Umbi-Umbian Guna Pemantapan Ketahanan Pangan Nasional. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbiumbian. Diakses tanggal 11 Maret Mudjajanto, E. S Keamanan Makanan Jajanan Tradisional Penebar Swadaya Jakarta. Pato, U., F. Restuhadi, A. Ali R. Ulfah dan Mukmin Evaluasi Mutu dan Daya Simpan Roti Manis yang Dibuat Melalui Substitusi Tepung Terigu Dengan Pati Sagu dan Mocaf. Agricultural Science and Technology Journal. 11 (1): 1-12 Saloko, S. I.W.S. Yasa dan B.R. Handayani Pemanfaatan produk bijibijian potensial untuk pembuatan biskuit protein tinggi pada wilayah pertumbuhan di Kabupaten Lombok Barat. Prosiding Seminar Teknologi Pangan : Smith, P.S Starch Derivatives and Their Use in Foods. In : Lineback, D.R. dan Paschall, G.E Food Carbohydrates. (eds) avi Publishing Company. Inc. Westport. Connecticut Yulmar, J., E.A. Azman dan K. Iswari Penggunaan tepung komposit (terigu, ubi kayu dan jagung) dalam pembuatan mie. Prosiding Seminar Teknologi Pangan:
I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : 1.1 Latar Belakang, 1.2 Identifikasi Masalah, 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian, 1.4 Manfaat Penelitian, 1.5 Kerangka Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah. hipotesis dan sekaligus untuk menjawab permasalahan penelitian.
I PENDAHULUAN Umumnya dalam sebuah penelitian diawali dengan identifikasi masalah berdasarkan latar belakang tertentu. Dengan maksud dan tujuan yang sudah jelas selanjutnya dikembangkan kerangka pemikiran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor pertanian yang cukup besar. Berbagai komoditas pertanian memiliki kelayakan yang cukup baik
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya
I PENDAHULUAN Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya dibutuhkan penulisan laporan mengenai penelitian tersebut. Sebuah laporan tugas akhir biasanya berisi beberapa hal yang meliputi
Lebih terperinciPEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:
PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH: NEZLY NURLIA PUTRI No. BP 07117037 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciEVALUASI MUTU DAN DAYA SIMPAN ROTI MANIS YANG DIBUAT MELALUI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN PATI SAGU DAN MOCAF
EVALUASI MUTU DAN DAYA SIMPAN ROTI MANIS YANG DIBUAT MELALUI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN PATI SAGU DAN MOCAF Usman Pato 1*, Fajar Restuhadi 1, Akhyar Ali 1, Rahmawati Ulfah 2, dan Mukmin 2 1 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Industri makanan di Indonesia tidak lepas dari bahan baku tepung terigu. Tepung terigu digunakan untuk pembuatan mie, roti, kue sebagai bahan utamanya. Hal ini menyebabkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,
Lebih terperinciPERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR
PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program
Lebih terperinciPERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN
PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sidang Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cookies merupakan alternatif makanan selingan yang cukup dikenal dan digemari oleh masyarakat. Cookies dikategorikan sebagai makanan ringan karena dapat dikonsumsi setiap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,
I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciSUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR PADA TEPUNG BERAS DALAM PEMBUATAN APEM DAN KUE MANGKOK
SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR PADA TEPUNG BERAS DALAM PEMBUATAN APEM DAN KUE MANGKOK SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Teknologi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang
I PENDAHULUAN Cookies merupakan salah satu produk yang banyak menggunakan tepung. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang dihasilkan. Tepung kacang koro dan tepung
Lebih terperinciSUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG SWEET POTATO FLOUR SUBSTITUTION OF ROLL CAKE
SUBTITUSI TEPUNG UBI JALAR DALAM PEMBUATAN BOLU GULUNG SWEET POTATO FLOUR SUBSTITUTION OF ROLL CAKE 2) 1) Anton Ramadhan Ketra 1, Okta Wulandra 2 Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian UNIVED
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini
I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : 1. Latar Belakang, 2. Identifikasi Masalah, 3. Maksud dan Tujuan Penelitian, 4. Manfaat Penelitian, 5. Kerangka Pemikiran, 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia pembuatan roti pada umumnya terbuat dari bahan dasar tepung terigu. Roti bukan makanan pokok masyarakat Indonesia, akan tetapi sering dikonsumsi sebagai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penilitian,
Lebih terperinci1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.
1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah industri kuliner atau makanan. Salah satu makanan yang sedang digemari oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI
KARAKTERISTIK ROTI TAWAR DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor (L) MOENCH) TERFERMENTASI DAN TANPA FERMENTASI CHARACTERISTICS OF WHITE BREAD WITH FERMENTED AND UNFERMENTED SORGHUM FLOUR (Sorghum
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)
I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Naan bread merupakan salah satu olahan roti tradisional dari daerah Timur Tengah yaitu India. Naan bread biasanya berbentuk bulat hingga agak lonjong, terbuat dengan
Lebih terperinciCARA PEMBUATAN ROTI MANIS
CARA PEMBUATAN ROTI MANIS Tahap persiapan - Semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan di sediakan dalam jumlah dan takaran masing- masing (sehingga tidak memperlama proses pembuatan nanti), timbang terigu
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari. anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan masalah dari segi ekonomi dan gizi.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan (food additives). Penggantian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat tumbuh dengan mudah di Indonesia. Singkong juga mudah diolah menjadi berbagai olahan pangan, sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biskuit Menurut SNI 2973-2011, biskuit merupakan salah satu produk makanan kering yang dibuat dengan cara memanggang adonan yang terbuat dari bahan dasar tepung terigu atau
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat dan Kegunaan Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciTabel 1.1 Daftar Impor Bahan Pangan Indonesia Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu produk pertanian yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia adalah tepung terigu. Tepung terigu merupakan salah satu bahan dasar kebutuhan
Lebih terperinciProses Pembuatan Roti
Tekno Pangan 8 Agmindusfri, Volume f Nornor6 Roti adalah makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang. Ke dalam adonan boleh ditambahkan garam, gula, susu, lemak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati
1 I. PENDAHULUAN Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat yang banyak mengandung pati (lebih banyak mengandung amilopektin dibanding amilosa). Untuk keperluan yang lebih luas lagi seperti pembuatan biskuit,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang penting bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia. Sekitar 30 % ubi kayu dihasilkan di Lampung. Produksi tanaman ubi kayu di Lampung terus meningkat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu (Manihot Esculenta) merupakan tanaman umbi berupa perdu dengan nama lain singkong atau kasape. Ubi kayu berasal dari benua Amerika Selatan, tepatnya dari negara
Lebih terperinciNatallo Bugar dan Hermansyah, Uji Sensoris Pada Pembuatan Mie Basah Dengan Penambahan Surimi
UJI SENSORIS PADA PEMBUATAN MIE BASAH DENGAN PENAMBAHAN SURIMI DAGING IKAN TOMAN (Channa micropeltes) NATALLO BUGAR DAN HERMANSYAH Dosen pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman bahan pangan yang melimpah. Bahan pangan memang melimpah namun Indonesia masih memiliki ketergantungan dengan impor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tepung terigu sangat dibutuhkan dalam industri pangan di Indonesia. Rata-rata kebutuhan terigu perusahaan roti, dan kue kering terbesar di Indonesia mencapai 20 ton/tahun,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian dan (7)
Lebih terperinciLOGO BAKING TITIS SARI
LOGO BAKING TITIS SARI PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan yang dilakukan untuk mengubah karakteristik sensorik sehingga lebih diterima konsumen KHUSUS Pemanasan adonan dalam
Lebih terperinciPENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI. Oleh MARGI KUSUMANINGRUM
PENGARUH BERBAGAI FILLER (BAHAN PENGISI) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN DAYA TERIMA CHICKEN NUGGET SKRIPSI Oleh MARGI KUSUMANINGRUM FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO S E M A R A N G
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis
Lebih terperinciTabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung memiliki banyak tempat wisata oleh karena itu banyak wisatawan yang datang mengunjungi kota Bandung, baik dari luar kota, luar pulau bahkan dari luar negeri.
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)
SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott) SUBSTITUTION OF GREEN BEAN FLOUR (Phaseolus radiathus L) IN MAKING KIMPUL BISCUIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan proyeksi Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun lalu sebesar 5,08 juta ton karena
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya dalam melakukan aktivitas sehari-hari manusia memerlukan beberapa asupan kedalam tubuh. Beberapa asupan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia antara lain
Lebih terperinciTEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani
TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kadar Air Rata-rata kadar air kukis sagu MOCAL dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil uji lanjut DNMRT terhadap kadar air kukis (%) SMO (Tepung sagu 100%, MOCAL 0%) 0,331"
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Gandum merupakan salah satu tanaman biji-bijian
Lebih terperinciPEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis
4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik 4.1.1. Volume Pengembangan Roti Manis Adonan roti manis yang tersusun dari tepung terigu dan tepung gaplek dapat mengalami pengembangan, hal ini dikarenakan adanya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen di bidang Teknologi Pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pembuatan cake rumput laut dan mutu organoleptik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diare, dan lain-lain, bagi orang-orang yang menderita lactose intolerance.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuatan roti telah berlangsung sejak 30,000 tahun yang lalu, yang pada awalnya hanya berasal dari air dan tepung gandum yang dicampur sehingga menjadi adonan pasta
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan menggunakan tepung terigu, namun tepung terigu adalah produk impor. Untuk mengurangi kuota impor terigu tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biskuit merupakan makanan kecil (snack) yang termasuk ke dalam kue kering dengan kadar air rendah, berukuran kecil, dan manis. Dalam pembuatan biskuit digunakan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penduduk di Indonesia kini mulai meminati makan mi sebagai pengganti nasi. Mi termasuk produk pangan populer karena siap saji dan harga yang terjangkau
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian. Jamur tiram putih atau dalam bahasa latin disebut Plerotus
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI ABSTRACT ABSTRAK
PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI Effect of Dough Mixing Speed on Bread Physical Characteristic Asih Priyati 1, Sirajuddin Haji Abdullah 1, Guyup Mahardhian Dwi Putra
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN
KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN Muflihani Yanis, Noveria Sjafrina, Syarifah Aminah BPTP DKI Jakarta Jl raya ragunan no.30 ABSTRAK Tepung
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI
PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGADUKAN ADONAN TERHADAP SIFAT FISIK ROTI Effect of Dough Mixing Speed on Bread Physical Characteristic Asih Priyati 1,*), Sirajuddin Haji Abdullah 1, Guyup Mahardhian Dwi Putra
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki konsumsi yang besar terhadap produk tepung terigu baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu nasional masih belum
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN PATI SAGU
SAGU, Maret 23 Vol. 2 No. : 8-7 ISSN 42-4424 EVALUASI MUTU DAN DAYA SIMPAN ROTI MANIS YANG DIBUAT MELALUI SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN PATI SAGU [STUDY ON THE QUALITY AND SELF LIFE OF SWEET BREAD MADE
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,
Bab 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Pangan tradisional adalah makanan yang dikonsumsi masyarakat golongan etnik dan wilayah spesifik, diolah dari resep yang dikenal masyarakat, bahanbahannya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur relatif pendek, mudah diproduksi pada berbagai lahan dengan produktifitas antara 20-40 ton/ha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan pola hidup, masyarakat Indonesia dituntut untuk beraktivitas serba cepat. Pola hidup demikian
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta L.Schoott) TERHADAP NILAI SENSORIK DAN NILAI GIZI ROTI MANIS
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TALAS (Colocasia esculenta L.Schoott) TERHADAP NILAI SENSORIK DAN NILAI GIZI ROTI MANIS [Substitution Effect of Taro Flour (Colocasia esculenta L.Schoott) on Sensory Value and
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : 1.1. Latar Belakang, 1.2. Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : 1.1. Latar Belakang, 1.2. Identifikasi Masalah, 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian, 1.4. Manfaat Penelitian, 1.5. Kerangka Pemikiran, 1.6. Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat keempat di Indonesia, setelah beras dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun relatif rendah.
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN
ARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah Diploma Gizi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan tepung terigu di Indonesia saat ini terus meningkat. Asosiasi Produsen
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan tepung terigu di Indonesia saat ini terus meningkat. Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) melaporkan bahwa terjadi kenaikan konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah nasi dan menjadi makanan populer dikalangan masyarakat. Roti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roti tawar sekarang ini sudah menjadi makanan pokok kedua setelah nasi dan menjadi makanan populer dikalangan masyarakat. Roti tawar adalah salah satu produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mie merupakan salah satu masakan yang sangat populer di Asia, salah satunya di Indonesia. Mie adalah produk pangan yang terbuat dari terigu dengan atau tanpa penambahan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi
53 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia yang berfungsi sebagai pemeliharaan, pertumbuhan, kerja dan penggantian jaringan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang banyak melakukan impor tepung terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor gandum di Indonesia pada tahun 2012
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG UBI KAYU TERMODIFIKASI DAN EKSTRAK DAUN KELOR TERHADAP NILAI ORGANOLEPTIK MIE INSTAN ABSTRACT
(JSTP) ISSN: 2527-6271 2016 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG UBI KAYU TERMODIFIKASI DAN EKSTRAK DAUN KELOR TERHADAP NILAI ORGANOLEPTIK MIE INSTAN (Effect of Substitution of Modified Cassava Flour and Kelor Leaf
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORIS PRODUK PATISERI BERBASIS MOCAF (Physicochemical and Sensory Characteristics of Patisseries Made from Mocaf)
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN SENSORIS PRODUK PATISERI BERBASIS MOCAF (Physicochemical and Sensory Characteristics of Patisseries Made from Mocaf) Satrijo Saloko, Nazaruddin, Dody Handito, Siska Cicilia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), legum (polong-polongan) dan umbi-umbian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Fase perkembangan fisik dan fungsi fisiologis bayi sangat didukung oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama, kebutuhan gizi bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu dekat adalah tepung yang berkualitas
Lebih terperinciTabel 1.1 Volume Impor Gandum di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas kuliner tersendiri. (Bondan, 2014) Ragam
Lebih terperinciPengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim
JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Ainun Mardhiah 1* dan Marlina Fitrika 2 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya status ekonomi masyarakat dan banyaknya iklan produk-produk pangan menyebabkan perubahan pola konsumsi pangan seseorang. Salah satunya jenis komoditas pangan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar
Lebih terperinciOPTIMALISASI ROTI MANIS BERBASIS TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG MOCAF MENGGUNAKAN APLIKASI DESIGN EXPERT METODE D-OPTIMAL TUGAS AKHIR
OPTIMALISASI ROTI MANIS BERBASIS TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG MOCAF MENGGUNAKAN APLIKASI DESIGN EXPERT METODE D-OPTIMAL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Sidang Sarjana Program Studi Teknologi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari
19 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian analisis nilai kalori dan uji sensori roti gula sukrosa dengan substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari
Lebih terperinci