PENDAHULUAN. Konteks Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. Konteks Masalah"

Transkripsi

1 Pemberitaan Kemenangan Pasangan Gatot Pujo Nugroho Tengku Erry Nuradi (Ganteng) Dalam Hasil Hitung Cepat Pemilukada Sumatera Utara 2013 Pada Harian Analisa Dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis Oleh: Abul Muamar Abstract The results of North Sumatera s election is something that is always awaited by the society. Therefore, the announcement of the quick count results of the regional election conducted by surveillance institutions has become a good materials for news in some medias. By Analisa Daily, the results of the regional election was created to be a discourse that contained certain ideology. This research raised up the discourse as the object tittled Pemberitaan Kemenangan Pasangan Gatot Pujo Nugroho Tengku Erry Nuradi (Ganteng) Dalam Hasil Hitung Cepat Pemilukada Sumatera Utara 2013 Pada Harian Analisa Dalam Perspektif Analisis Wacana Kritis which study how the Analisa daily creates the discourse about Ganteng s victory. The goal of this research is to find the answer about how a domination practice is occuring behind the discourse. It goes from a critical view which puts a discourse not as something that is normally occuring. The language within this view, is seen as a main tool to run a targetted social practice. This research uses the Norman Fairclough s critical analysis methode to gain the information about how media creates the discourse. By this method, the discourse is analized within three levels, which are text analysis, discourse practice analysis, and sociocultural practice analysis. Each level are related to each other. At the end of the result, this research finds that there is a tendention of Analisa daily to be in Ganteng s side. It is seen from the analysis on the representation, relation, identity, and intertextuality of the text. Meanwhile, the deep interview also tells us the same. Keywords: Analisa Daily, North Sumatera s election, Quick Count, Discourse. Konteks Masalah PENDAHULUAN Pemilihan Umum Kepala Daerah Sumatera Utara (Pemilukada Sumut) 2013 telah berakhir dengan keunggulan pasangan nomor urut lima, yakni Gatot Pujo Nugroho Tengku Erry Nuradi (Ganteng). Seperti diketahui, pemilukada Sumatera Utara dilaksanakan pada 7 Maret 2012 di seluruh wilayah yang ada di Sumatera Utara yang terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota, 422 kecamatan, dan desa/kelurahan, serta tempat pemungutan suara (TPS). Dalam hasil hitung cepat yang dirilis oleh beberapa lembaga survei yang ada beberapa jam setelah pencoblosan, pasangan Gatot-T Erry tercatat unggul di atas angka 30 persen. Keunggulan pasangan ini terjadi di hampir seluruh kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara (Analisa, 8 Maret 2013: Hitungan Cepat, Gatot-T Erry Unggul Satu Putaran). Di berbagai media, termasuk surat kabar harian yang ada di Sumatera Utara, kabar mengenai hasil hitung cepat pemilukada Sumatera Utara hadir sebagai headline di halaman paling depan dengan berbagai judul. Hadirnya berita-berita seputar hasil hitung cepat 1

2 pemilukada Sumatera Utara dengan judul yang berbeda-beda itu membuat persepsi yang timbul di masyarakat turut berbeda pula. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini tidak terlepas dari peran media massa dalam menyajikan setiap informasi tentang situasi dan kondisi yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Hal ini bersinggungan dengan keharusan media menampilkan fakta dari peristiwa yang terjadi. Penelitian ini berangkat dari realitas yang peneliti tangkap dimana saat ini metode quick count (hitung cepat) semakin mengalami peningkatan tren. Hal ini lalu peneliti coba kaitkan dengan cara menganalisis teks berita yang menyangkut hasil hitung cepat. Sementara itu, berita tentang pemilukada Sumatera Utara merupakan bagian penting dari dinamika perpolitikan di Indonesia, khususnya di Provinsi Sumatera Utara. Di samping itu, yang juga tak kalah penting, peneliti ingin mencoba membuka praktik kekuasaan yang terjadi lewat teks-teks berita yang dihadirkan. Analisis wacana yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana model Norman Fairclough. Peneliti berpedoman pada model yang dikemukakan oleh Norman Fairclough karena dengan model ini akan ditemukan adanya hubungan antara teks yang sifatnya mikro dengan konteks masyarakat yang bersifat makro. Terdapat tiga unsur yang akan dilihat melalui analisis wacana model ini, yaitu: teks, discourse practice, dan sociocultural practice. Di samping itu, masih dalam tahap analisis teks, penelitian ini juga akan melihat teks lewat kajian intertekstual. Intertekstualitas adalah sebuah istilah dimana teks dan ungkapan dibentuk oleh teks yang datang sebelumnya, saling menanggapi dan salah satu bagian dari teks tersebut mengantisipasi lainnya. Setiap ungkapan dihubungkan dengan rantai komunikasi. Semua pernyataan didasarkan oleh pernyataan yang lain, baik secara eksplisit maupun implisit. Sementara itu, discourse practice merupakan dimensi yang berhubungan dengan proses produksi dan konsumsi teks. Sebuah teks berita, khususnya yang dihasilkan oleh suatu media, pada dasarnya dihasilkan melewati suatu proses yang meliputi pola kerja, bagan kerja, serta rutinitas dalam struktur pengorganisasian media tersebut. Sebuah hasil liputan berupa teks oleh wartawan, akan diolah kembali oleh editor di ruangan redaksi. Adapun proses konsumsi teks juga dapat ditentukan oleh konteks sosial yang menyertainya (Eriyanto, 2001:316). Sedangkan sociocultural practice adalah dimensi yang berhubungan dengan konteks di luar teks. Konteks di sini memasukkan banyak hal, yang mencakup konteks situasi, konteks dari praktik institusi dari media yang bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat atau budaya atau politik tertentu. Sebagai contoh situasi politik media, budaya media, ekonomi media tertentu yang mempengaruhi pembuatan berita (Eriyanto, 2001:320). Fokus Masalah Fokus masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana berita mengenai kemenangan pasangan Gatot Pujo Nugroho Tengku Erry Nuradi (Ganteng) dalam hasil quick count (hitung cepat) pemilukada Sumatera Utara 2013 ditampilkan dalam pemberitaan di Harian Analisa? Sebagai pembatasan masalah, penelitian ini hanya akan meneliti satu berita saja dari edisi Jumat, 8 Maret 2013 sebagai objek atau data penelitian. Adapun berita yang dimaksud merupakan berita headline pada edisi tersebut dengan judul Hitungan Cepat, Gatot- T Erry Unggul dalam Satu Putaran. 2

3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana Harian Analisa mewacanakan pasangan Gatot Pujo Nugroho Tengku Erry Nuradi (Ganteng) 2. Untuk mengetahui bagaimana Harian Analisa memproduksi wacana kemenangan pasangan Gatot Pujo Nugroho Tengku Erry Nuradi (Ganteng) dalam hasil hitung cepat pemilukada Sumut Untuk mengetahui bagaimana proses konsumsi wacana oleh pembaca Harian Analisa mengenai berita tentang kemenangan pasangan Gatot Pujo Nugroho Tengku Erry Nuradi (Ganteng) dalam hasil hitung cepat pemilukada Sumut Pers, Jurnalistik, dan Surat Kabar KAJIAN PUSTAKA Pers memiliki keterkaitan yang luas dengan dunia media dan pemberitaan. Pers tidak hanya merujuk pada wartawan sebagai pihak yang mengolah berita, tetapi seluruh kegiatan yang dilakukan oleh sebuah media beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya, mulai dari proses mengumpulkan bahan berita sampai menyebarkannya. Unsur-unsur di dalamnya meliputi wartawan, editor, anggota redaksi, sampai kepada pemimpin redaksi. Pers, selanjutnya, tidak dapat dipisahkan dari dunia jurnalistik. Jurnalistik merupakan bagian penting dari pers sebab jurnalistik merupakan kegiatan atau proses yang menghasilkan berita-berita yang akan disajikan. 2. Quick Count Quick count dilakukan berdasarkan pada pengamatan langsung di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang telah dipilih secara acak. Unit analisis quick count ini adalah TPS, dengan demikian penarikan sampel tidak dapat dilakukan sebelum daftar TPS atau desa yang akan dipantau tersedia. Kekuatan data quick count sebenarnya bergantung pada bagaimana sampel itu ditarik. Sampel tersebutlah yang akan menentukan suara pemilih yang akan dipakai sebagai dasar prediksi hasil pemilu. Sampel yang ditarik secara benar akan memberikan landasan kuat untuk mewakili karakteristik populasi ( 3. Analisis Wacana Kritis Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana penggunaan bahasa dalam bentuk tuturan dan tulisan sebagai bentuk dari praktik sosial. Memandang wacana sebagai bentuk praktik sosial akan menjelaskan bagaimana suatu kegiatan diskursus memiliki hubungan dialektis terhadap situasi, institusi, dan struktur sosial yang membentuknya (Eriyanto, 2001:7). Terdapat beberapa ciri khas dari analisis wacana kritis yang diungkapkan oleh Teun A. Van Dijk, Norman Fairclough, dan Wodak. Pertama, wacana dilihat sebagai bentuk tindakan sosial. Dengan pemahaman ini, akan terlihat adanya implikasi tentang bagaimana wacana harus dipandang. Kedua, analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks dari wacana, seperti latar, peristiwa dan kondisi (Eriyanto, 2001:8). Wacana di sini dilihat sebagai sesuatu yang diproduksi, dimengerti, dan dianalisis oleh suatu konteks tertentu. Ketiga, 3

4 wacana ditempatkan dalam konteks sosial tertentu. Ini berarti bahwa wacana tidak dapat dipisahkan dari konteks yang melatarbelakanginya. Keempat, analisis wacana kritis juga mempertimbangkan elemen kekuasaan dalam analisisnya (Eriyanto, 2001:11). Di sini, wacana dipandang bukan sebagai sesuatu yang netral dan bebas nilai, melainkan merupakan hasil dari bentuk pertarungan kekuasaan. Dari teropong ini, wacana akan diketahui sebagai alat untuk melakukan kontrol. Kelima, analisis wacana kritis juga mencakup ideologi sebagai sesuatu yang sentral. Hal ini didasari oleh pandangan bahwa teks, percakapan, dan sebagainya merupakan bentuk praktik ideologi tertentu. 4. Analisis Wacana Norman Fairclough Dalam analisis wacana Norman Fairclough, terdapat tiga elemen dasar yang merupakan masalah yang akan dilihat melalui analisis teks. Pertama, ideasional yang merujuk pada representasi tertentu yang ingin ditampilkan dalam teks, yang biasanya membawa muatan ideologis tertentu. Kedua, relasi, merujuk pada bagaimana kontruksi hubungan di antara wartawan dengan pembaca, apakah teks disampaikan secara formal atau informal, terbuka atau tertutup. Ketiga, identitas, merujuk pada konstruksi tertentu dari identitas wartawan atau penulis dan pembaca, serta bagaimana kepribadian atau identitas ini hendak ditampilkan (Eriyanto, 2001:290). Sementara itu, discourse practice merupakan dimensi yang berhubungan dengan proses produksi dan konsumsi teks. Sebuah teks berita, khususnya yang dihasilkan oleh suatu media, pada dasarnya dihasilkan melewati suatu proses yang meliputi pola kerja, bagan kerja, serta rutinitas dalam struktur media tersebut. Setiap media sangat mungkin memiliki pola kerja dan kebisaan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sebuah hasil liputan berupa teks oleh wartawan, akan diolah kembali oleh editor di ruangan redaksi. Proses produksi teks oleh seorang individu sangat mungkin dimaknai secara berbeda dari sebuah teks yang diproduksi oleh sebuah lembaga seperti surat kabar, majalah, dan sebagainya. Adapun proses konsumsi teks juga dapat ditentukan oleh konteks sosial yang menyertainya (Eriyanto, 2001:316). Sedangkan sociocultural practice adalah dimensi yang berhubungan dengan konteks di luar teks. Konteks di sisni memasukkan banyak hal, yang mencakup konteks situasi, konteks dari praktik institusi dari media yang bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat atau budaya atau politik tertentu. Sebagai contoh situasi politik media, budaya media, ekonomi media tertentu yang mempengaruhi pembuatan berita (Eriyanto, 2001:320). METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini dikerjakan dengan memusatkan perhatian pada tiga level analisis, yaitu pertama, analisis teks; kedua, analisis praktik diskursus atau kognisi sosial dari pembuat teks; dan ketiga, analisis mengenai praktik sosiokultural tempat dimana teks tersebut dibuat. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah teks berita headline mengenai hasil pemilukada Sumatera Utara pada surat kabar Harian Analisa yang terbit pada Jumat, 8 Maret 2013 (satu hari setelah pencoblosan) dengan judul Hitungan Cepat, Gatot-T Erry Unggul Satu Putaran. 4

5 Subjek Penelitian Dalam penelitian berbasis analisis wacana teks, sudah diketahui bahwa subjek penelitian akan mengarah pada penulis teks yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, wartawan dan/atau pihak-pihak yang terlibat dalam produksi berita akan menjadi subjek penelitian. Di samping itu, untuk mengetahui bagaimana proses konsumsi teks oleh khalayak, peneliti juga melibatkan pembaca harian Analisa sebagai subjek penelitian. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang akan mempelajari unit-unit isi berita secara keseluruhan yang membentuk sebuah wacana serta konteks sosial masyarakatnya. Seluruh hasil penelitian dalam bab ini dijabarkan dengan menggunakan pendekatan analisis wacana Norman Fairclough. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan bagaimana data ditelaah beserta metodenya. TEKS Teks Praktik diskursus Praktik sosiokultural METODE Kajian linguistik kritis Wawancara mendalam Studi Kepustakaan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dari hasil analisis teks, dari sisi representasi dalam anak kalimat, pasangan Ganteng ditampilkan secara gamblang sebagai subjek kalimat melalui penyebutan nama Gatot- T Erry di hampir setiap kalimat. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut: Gatot-T Erry Unggul Dalam Satu Putaran. Kalimat ini menggunakan pola kalimat S-P dimana subjek (Gatot-T Erry) ditulis secara jelas. Hal ini membuat subjek yang ditampilkan langsung diketahui oleh pembaca tanpa harus berpikir lagi. Ini bertujuan untuk mendukung inti pesan yang ingin disampaikan (Gatot-T Erry Unggul). Keadaan akan berbeda seandainya subjek ditulis dengan kata ganti benda/subjek, misalnya dengan kata Pasangan nomor urut lima. Dalam keadaan seperti ini, tidak semua pembaca akan mengetahui siapa yang dimaksud dengan Pasangan nomor urut lima sehingga efektivitas pesan yang ingin disampaikan berkurang. Sedangkan dalam representasi dalam rangkaian antarkalimat, ditemukan bahwa harian Analisa menyajikan kemenangan pasangan Ganteng merupakan kemenangan yang telak. Sementara itu, dari sisi relasi, ditemukan bahwa terdapat relasi yang kuat antara wartawan dengan pihak partisipan yang memiliki pendapat yang sama. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut: Data sampel yang masuk 98,92 persen pada pukul WIB. Hasilnya, pasangan Gatot Pujo Nugroho-T Erry Nuradi dipastikan menang satu putaran, sebut Manajer Research LSI Setia Darma dalam siaran pers quick count di salah satu hotel di Medan, Kamis (7/3). Berdasarkan sampling error berkisar satu persen, katanya, maka perolehan pasangan Gatot- Erry tetap di atas 30 persen, baik error-nya naik atau kurang satu persen. Rangkaian antar kalimat di atas membentuk suatu pengertian yang seluruhnya mempertegas kemenangan calon pasangan Ganteng. Selain itu, kalimat pertama Pasangan nomor urut 5, Gatot Pujo Nugroho-T Erry Nuradi unggul dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Sumatera Utara berdasarkan 5

6 hitungan cepat (quick count) sejumlah lembaga survei, Kamis (7/3) dan kalimat kedua Keunggulan pasangan ini hampir di seluruh kabupaten/kota terangkai membentuk suatu pengertian bahwa keunggulan pasangan Ganteng sangat dominan. Dari segi relasi terdapat kalimat yang berbunyi: Data sampel yang masuk 98,92 persen pada pukul WIB. Hasilnya, pasangan Gatot Pujo Nugroho-T Erry Nuradi dipastikan menang satu putaran, sebut Manajer Research LSI Setia Darma dalam siaran pers quick count di salah satu hotel di Medan, Kamis (7/3). Penyisipan kutipan langsung oleh Manajer Research LSI Setia Darma seperti kalimat di atas menunjukkan bahwa terdapat relasi/hubungan yang setara antara wartawan dengan Manajer Research LSI sebagai partisipan publik. Selain itu, di seluruh bagian teks berita, tidak ada tertulis sesuatu yang merupakan pendapat masyarakat. Di sisi lain, identitas wartawan dalam memberitakan kemenangan pasangan Ganteng dalam hasil hitung cepat diketahui berada di pihak pasangan terkait. Hal ini didapatkan dari penggunaan kata-kata yang berbau subjektivitas wartawan, seperti kata hampir untuk merujuk pada angka 10 dari 25, seperti dalam kutipan berikut: Keunggulan pasangan ini hampir di seluruh kabupaten/kota. Kalimat yang digarisbawahi dalam kutipan ini menunjukkan identitas wartawan dalam menanggapi keadaan/fakta mengenai unggulnya pasangan Gatot Pujo Nugroho-T Erry Nuradi. Di dalam kalimat tersebut terdapat kata hampir yang merupakan kesan tersendiri dari sang wartawan. Kata tersebut mengesankan bahwa ia setuju dengan keadaan tersebut. Dengan kata lain, ia memposisikan dirinya di pihak pasangan Ganteng. Dan dalam hal intertekstualitas, ditemukan bahwa seluruh kutipan yang dicantumkan memperkuat pesan yang ingin disampaikan, seperti: Berdasarkan sampling error berkisar satu persen, katanya, maka perolehan pasangan Gatot-Erry tetap di atas 30 persen, baik errornya naik atau kurang satu persen. Kutipan langsung ini menandakan bahwa ungkapan tersebut penting untuk menyokong pesan utama yang ingin disampaikan dari teks berita tersebut secara keseluruhan. Seperti diketahui bahwa pesan inti dari teks berita tersebut adalah ingin menyampaikan keunggulan pasangan Ganteng. Sehingga pemuatan kutipan langsung tersebut merupakan bagian dari pembentukan wacana oleh wartawan/media yang bersangkutan. Cara pengutipan ini merupakan sebuah bentuk intertekstual yang manifest. Dari sisi pemroduksian teks berita, peneliti melakukan wawancara terhadap salah satu wartawan Harian Analisa yang menulis berita yang menjadi bahan kajian penelitian ini. Peneliti mendapatkan informasi bahwa dari sisi pribadi, Bang Sugiatmo merupakan pihak yang pro dengan pasangan Gatot-T Erry. Beliau juga memiliki kedekatan secara emosional dengan pasangan Gatot-T Erry yang menjadi pemenang. Beliau bersuku Jawa seperti halnya Gatot. Selain itu, beliau dan Gatot juga saling mengenal satu sama lain. Adanya suatu pesan utama yang ingin ditonjolkan membuat redaksi melakukan teknik-teknik jurnalistik tertentu untuk mendukung penyampaian pesan secara efektif. Teknik tersebut dilakukan mulai dari pemilihan diksi (kosa kata), pemilihan fakta, pemilihan komentar narasumber, sampai pengaturan tampilan pada halaman kertas. Semua teknik ini dikerjakan di ruang redaksi yang melibatkan para anggota redaksi. Dari segi tampilan berita, beliau mengakui bahwa Harian Analisa memang melakukan teknik tertentu untuk membuat pesan yang ingin disampaikan menjadi terperhatikan oleh pembaca. Hal ini dilakukan dengan membuat ukuran font yang lebih besar pada anak kalimat Gatot-T Erry Unggul dalam Satu Putaran pada judul yang lengkapnya 6

7 adalah Hitungan Cepat, Gatot-T Erry Unggul dalam Satu Putaran. Anak kalimat Hitungan cepat dibuat dengan font yang jauh lebih kecil sehingga tidak menjadi perhatian khusus, terutama bagi pembaca yang membaca secara sepintas. Di samping itu, teknik ini juga bertujuan untuk penghematan ruang kolom yang tersedia. Sementara itu, dari segi pemilihan kosa kata, redaksi Analisa tidak banyak melakukan pengeditan terhadap informasi yang ditulis wartawan, khususnya yang berupa angka. Pengeditan hanya dilakukan pada kata atau kalimat yang mubazir. Kata-kata yang digunakan untuk menonjolkan suatu pihak atau pesan dipilih berdasarkan fakta-fakta yang ada. Seperti penulisan nama pasangan Ganteng di setiap kalimat. Meskipun itu memang merupakan bagian dari teknik untuk menampilkan peristiwa tersebut sebagai tindakan, namun penentuan kata itu juga didasarkan fakta yang ada di lapangan. Kata-kata yang terkesan dramatis seperti Satu Putaran, Aman dan lancar, merupakan kata-kata yang dipilih berdasarkan fakta dan bukti yang kuat, dan bukan suatu bentuk ekspresi yang spontan. Aman dan lancar menjelaskan bahwa situasi pada saat itu memang aman, tidak ada kerusuhan atau gangguan yang terjadi. Sementara Satu Putaran merupakan bentuk prediksi pihak Analisa terhadap hasil akhir yang akan diumumkan pihak KPU berdasarkan data-data kredibel yang dirilis oleh lembaga-lembaga survei. Pada penentuan narasumber yang dipilih untuk diwawancarai, seluruh staf redaksi dan wartawan telah merencanakan matang-matang dalam rapat pagi seperti dilakukan secara rutin. Siapa-siapa saja pihak yang akan diwawancarai memang telah direncanakan sejak awal sebelum terjun ke lapangan. Karena Analisa pada saat itu memang ingin menampilkan siapa pemenang pemilukada, maka Analisa akhirnya memilih untuk mendapatkan komentar dari pihak KPU dan lembaga-lembaga survei. Sementara itu, dari sisi pembaca sebagai pihak yang terlibat dalam aktivitas konsumsi, peneliti melakukan wawancara terhadap salah satu pembaca Harian Analisa. Dalam wawancara itu, informan mengatakan bahwa dalam menkonsumsi (membaca) berita Harian Analisa, beliau hanya membaca berita apa adanya, tanpa kritik sama sekali. Hal itu dikarenakan beliau tidak mengetahui kejadian yang sesungguhnya. Alasan lain, seperti yang disebutkannya, adalah karena banyak peristiwa yang diberitakan bukan dari wilayah yang tidak terjangkau olehnya. Maksudnya, beliau berada di Kabupaten Serdang Bedagai, sedangkan berita banyak berasal dari wilayah-wilayah lain yang ada Sumatera Utara. Peneliti juga mendapati bahwa informan tidak terlalu tertarik dengan pemberitaan politik dalam Harian Analisa. Sementara untuk berita Hitungan Cepat, Gatot-T Erry Unggul dalam Satu Putaran, informan hanya membaca sekilas. Dari judul, beliau melihat Gatot-T Erry unggul, maka ia mengetahui bahwa pasangan Ganteng unggul. Hal ini menunjukkan bahwa wacana yang dibuat Harian Analisa mengenai pemenang pemilukada versi hitung cepat tidak banyak mempengaruhi pikiran pembacanya. Atau, dengan kata lain, pikiran pembaca sedemikian rupa telah terbentuk oleh sikap apatis mengenai perihal pemilu. Oleh karena itu, bentuk wacana yang dibuat media tidak banyak menggugah pikiran pembaca. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa diterima tidaknya sebuah wacana oleh khalayak pembaca lebih dipengaruhi atau ditentukan oleh minat atau ketertarikan pembaca atas topik yang diangkat. Adanya sikap apatis di masyarakat, menurut beliau, salah satunya disebabkan oleh faktor ketidakpahaman mengenai perpolitikan di Indonesia. Lebih dari itu, para kandidat yang maju juga tidak dikenali dengan baik oleh masyarakat. Hanya Gatot, sebagai calon gubernur, yang cukup dikenal karena sempat menjabat sebagai wakil gubernur bersama 7

8 mantan gubernur, Syamsul Arifin pada periode sebelumnya, sebelum akhirnya ia menjabat sebagai PLT gubernur. Dari hasil wawancara dengan kedua informan (dengan wartawan dari sisi produksi dan dengan pembaca dari sisi konsumsi), peneliti mendapati bahwa di dalam discourse practice pada berita hasil hitung cepat pemilukada Sumatera Utara tersebut, proses produksi dan konsumsi tidak selalu berjalan beriringan. Artinya, Harian Analisa hanya membuat wacana, sementara khalayak pembaca hanya mengkonsumsi wacana yang dibuat begitu saja. Harian Analisa dalam memproduksi teks berita tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan mental dimana para awak wartawan pro dengan pasangan Gatot-T Erry. Sementara itu, adanya gejolak apatis terhadap politik yang tumbuh di dalam masyarakat agaknya belum banyak mempengaruhi kebijakan politik yang dianut oleh pihak Analisa. Analisa tetap mewacanakan apa yang menjadi orientasi politiknya, sedangkan pembaca belum beranjak dari sikap apatisnya. Berita tersebut dianggap wajar bukan karena khalayak telah berada dalam satu pemikiran/ideologi yang sama dengan media, melainkan karena sikap apatis yang tinggi yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi sosial, sehingga khalayak/pembaca terkesan mengikuti wacana yang dibuat oleh media. Situasi sosial sangat berpengaruh terhadap proses pemroduksian teks berita. Pemberitaan mengenai kemenangan pasangan Gatot-T Erry dalam hasil hitung cepat pemilukada Sumatera Utara 2013 dihasilkan dalam situasi yang aman dan kondusif sehingga melahirkan teks seperti pada berita tersebut. Pada pemberitaan tersebut, Analisa hanya berfokus pada hasil hitung cepat tanpa harus memasukkan keadaan-keadaan lain yang mendesak untuk diketahui. Teks berita tersebut akan berbeda seandainya pada saat pemilu tersebut terjadi kerusuhan yang disebabkan warga yang tidak mendapat kartu pemilih, dan sebagainya. Di samping itu, teks berita tersebut juga lahir dari situasi emosional sang wartawan yang kebetulan pro dengan pasangan Gatot-T Erry yang dinyatakan unggul dalam berita tersebut. Teks berita tersebut menjadi semakin kental dengan nuansa kemenangan Gatot-T Erry karena pengaruh situasi ini. Hal berbeda akan terjadi seandainya wartawan merupakan pihak yang kontra dengan pasangan Gatot-T Erry. Setidaknya teks berita yang diproduksi akan berbeda karena pengaruh ini. Yang pertama akan lahir berita seperti yang menjadi bahan kajian penelitian ini, sedangkan yang kedua mungkin akan memaparkan kecurangankecurangan yang dialami pasangan yang lain. Situasi sosial sangat berpengaruh terhadap proses pemroduksian teks berita. Pemberitaan mengenai kemenangan pasangan Gatot-T Erry dalam hasil hitung cepat pemilukada Sumatera Utara 2013 dihasilkan dalam situasi yang aman dan kondusif sehingga melahirkan teks seperti pada berita tersebut. Pada pemberitaan tersebut, Analisa hanya berfokus pada hasil hitung cepat tanpa harus memasukkan keadaan-keadaan lain yang mendesak untuk diketahui. Teks berita tersebut akan berbeda seandainya pada saat pemilu tersebut terjadi kerusuhan yang disebabkan warga yang tidak mendapat kartu pemilih, dan sebagainya. Pada aspek institusi, berita mengenai kemenangan pasangan Gatot-T Erry tidak banyak dipengaruhi oleh faktor organisasi, baik dari dalam tubuh internal Analisa maupun dari pihak eksternal. Berita yang hadir tersebut hanya merupakan hasil perundingan pihak redaksi dan wartawan. Adapun pengiklan atau tokoh-tokoh tertentu, tidak mempengaruhi isi pemberitaan di Analisa mengenai berita yang diterbitkan. Namun, secara politis dari sisi internal media, berita tersebut masih tetap dipengaruhi oleh keadaan dimana para wartawan 8

9 dan juga banyak anggota redaksi Analisa yang pro dengan pasangan Gatot-T Erry. Adanya faktor orientasi politik ini menyebabkan berita yang lahir akan menyesuaikan dengan faktor keadaan tersebut. Pada aspek sosial, adanya krisis kepercayaan yang tinggi dalam masyarakat membuat pola konsumsi berita mengenai kemenangan pasangan Gatot-T Erry dalam Harian Analisa juga terpengaruh. Adanya gejolak krisis kepercayaan dan sikap apatis terhadap politik dalam masyarakat merupakan isu yang sangat mempengaruhi pemberitaan di media, termasuk di Harian Analisa. Sementara itu, konteks sosial ekonomi yang ada di masyarakat Sumatera Utara yang masih belum merata membuat proses konsumsi teks berita menjadi beragam. Kelompok-kelompok elite, tokoh-tokoh masyarakat, atau aktivis sosial mungkin mengkonsumsinya secara lebih serius, dibanding mayoritas kelompok kelas menengah ke bawah yang masih apatis karena lebih memikirkan persoalan mencari nafkah dan memiliki kesadaran politik yang masih rendah. Simpulan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan yang peneliti tarik dari penelitian ini meliputi tiga hasil tingkatan analisis, yaitu teks, discourse practice, dan sociocultural practice. Dari hasil analisis terhadap teks, dari sisi representasi dalam anak kalimat, pasangan Ganteng ditampilkan secara gamblang sebagai subjek kalimat melalui penyebutan nama Gatot- T Erry di hampir setiap kalimat. Sedangkan dalam representasi dalam rangkaian antarkalimat, ditemukan bahwa harian Analisa menyajikan kemenangan pasangan Ganteng merupakan kemenangan yang telak. Sementara itu, dari sisi relasi, ditemukan bahwa terdapat relasi yang kuat antara wartawan dengan pihak partisipan yang memiliki pendapat yang sama. Sementara itu, pada level discourse practice yang merupakan dimensi yang menjembatani pengaruh sosiokultur terhadap pembentukan sebuah wacana peneliti menemukan bahwa wacana yang dihasilkan oleh Analisa diterima oleh pembaca bukan karena mereka telah berada dalam satu pemikiran/ideologi yang sama dengan media, melainkan karena sikap apatis yang tinggi yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomisosial, sehingga khalayak/pembaca terkesan mengikuti wacana yang dibuat oleh media. Dan pada level ketiga, sociocultural practice, peneliti menemukan bahwa Analisa tidak terpengaruh oleh adanya krisis kepercayaan dan gejolak apatis yang tumbuh di masyarakat. Hal ini diyakini karena Analisa memiliki kepentingan yang lebih prioritas daripada harus menuruti dinamika sosial tersebut. Analisa menyadari bahwa tidak semua pihak termasuk ke dalam golongan yang apatis dan tidak percaya. Masih ada kelompokkelompok tertentu yang memang membutuhkan wacana seperti itu. Saran Peneliti menyarankan kepada media massa, mulai dari media cetak sampai media online, agar menampilkan secara berimbang fakta-fakta atau isu-isu penting yang ada di dalam setiap peristiwa dalam setiap pemberitaannya. Menyadari bahwa di dalam sebuah peristiwa terdapat banyak fakta, media harus membuat porsi yang sama dalam menampilkan fakta-fakta yang ada. 9

10 Implikasi - Implikasi Teoretis Sebuah teks lahir lewat pandangan penulis serta konteks sosial yang melatarbelakanginya. Wacana merupakan suatu bentuk tindakan yang melibatkan praktik sosial. Peneliti menemukan bahwa sebuah wacana yang lahir lebih ditentukan pandangan, kepentingan, serta pola kerja media itu sendiri daripada pengaruh konteks sosial yang ada. Adanya perubahan konteks sosial tertentu, dalam hal pemberitaan politik, tidak banyak mempengaruhi wacana yang dibentuk oleh media. - Implikasi Praktis Kajian analisis wacana kritis pada berita di media massa dapat membantu dalam mengetahui praktik kekuasaan yang terjadi di dalam media. Oleh karena itu, bagi pihak media, disarankan agar menjadi arena yang netral bagi kelompok-kelompok yang ada di masyarakat. Sementara itu, bagi pihak yang akan melakukan penelitian sejenis, perlu diperhatikan bagaimana perubahan sosial yang terjadi mempengaruhi pemberitaan di media massa. Hal ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang penelitian yang menggunakan metode analisis wacana kritis. DAFTAR REFERENSI Eriyanto Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS Morissan, M.A Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Rakhmat, Jalaluddin Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sobur, Alex Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. diakses tanggal 27 Maret diakses tanggal 27 Maret (surat kabar): diakses tanggal 20 Maret

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam menyelesaikan persoalan penelitian dibutuhkan metode sebagai proses yang harus ditempuh oleh peneliti. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rencana Revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi bukan lagi menjadi isu baru di Indonesia. Rencana tersebut sudah ada sejak tahun 2010. Dikutip dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan

BAB III METODE PENELITIAN. Muchammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian menyatakan 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bukunya metode penelitian menyatakan bahwa penelitian. menerus untuk memecahkan suatu masalah. 1 Penelitian merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA

ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA ANALISIS WACANA KRITIS : ALTERNATIF MENGANALISIS WACANA Subur Ismail Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Analisis Wacana Kritis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan & Jenis Penelitian Eriyanto (2001) menyatakan bahwa analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Berdasarkan paparan latar belakang yang peneliti sampaikan, maka jenis penelitian ini lebih cocok dengan penelitian kualitatif. Menurut Raco

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan salah satu wadah atau ruang yang berisi berbagai macam informasi. Media massa sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun ini merupakan tahun demokrasi bagi masyarakat Indonesia. Menurut Rosihan Arsyad dalam Sinar Harapan online pun menyatakan bahwa tahun 2014 adalah tahun

Lebih terperinci

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA

2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008 31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian  Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, media massa merupakan tempat penyalur aspirasi atau pikiran masyarakat yang berfungsi untuk memberikan informasi dan mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan informasi semakin cepat, dan di era informasi seperti sekarang ini banyaknya pemberitaan, informasi yang datang ke masyarakat. Penyebaran informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa sebagai four estate

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian Burhan Bungin (2003:63) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif mengacu pada prosedur penelitian yang menghasilkan data secara

Lebih terperinci

11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

11Ilmu ANALISIS WACANA KRITIS. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Modul ke: ANALISIS WACANA KRITIS Mengungkap realitas yang dibingkai media, pendekatan analisis kritis, dan model analisis kritis Fakultas 11Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi manusia yang menyatakan perasaan serta pikiran. Bahasa memiliki fungsi sebagai identitas nasional, karena di Indonesia terdapat beribu-ribu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa, seperti dikemukakan oleh para ahli, memiliki bermacam fungsi dalam kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi itu misalnya dari yang paling sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya komunikasi dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Setiap hari manusia pasti melakukan komunikasi, baik dengan antar individu, maupun kelompok. Karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah seperangkat alat pengetahuan tentang langkahlangkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kebutuhan utama bagi setiap individu karena dengan berbahasa kita dapat menyampaikan maksud yang ada di dalam pikiran untuk diucapkan dan tersampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam menjembatani atau sebagai penghubung informasi kepada khalayak luas dalam bidang politik, sosial, keamanan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hal tersebut didasari oleh penggunaan data bahasa berupa teks di media massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam

BAB I PENDAHULUAN. Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media (pers) disebut sebagai the fourth estate (kekuatan keempat) dalam kehidupan sosial-ekonomi dan politik (Sobur, 2009: 30). Dalam hal ini, media digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan alat bagi manusia dalam berkomunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaannya. Alwasilah (2014, hlm.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mencapai sesuatu, dan mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris research. Research

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum, cara memecah kompleksitas dunia nyata. Dengan demikian, paradigma yang tertanam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum, cara memecah kompleksitas dunia nyata. Dengan demikian, paradigma yang tertanam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Menurut Patton dalam Tahir 1 Paradigma adalah sebuah pandangan dunia, perspektif umum, cara memecah kompleksitas dunia nyata. Dengan demikian, paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karikatur adalah sebuah gambar atau penggambaran suatu objek konkret yang dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Karikatur sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pascaruntuhnya runtuhnya kekuasaan orde baru terjaminnya kebebasan pers telah menjadi ruang tersendiri bagi rakyat untuk menggelorakan aspirasi dan kegelisahan

Lebih terperinci

Oleh: Putri Budi Winarti 1 ABSTRAK

Oleh: Putri Budi Winarti 1 ABSTRAK 1 REPRESENTASI INTERTEKSTUAL (KUTIPAN LANGSUNG DAN KUTIPAN TIDAK LANGSUNG) DAN TEKSTUAL (KETRANSITIFAN) DALAM WACANA BERITA BOM BUNUH DIRI DI GEREJA BETHEL INJIL SEPENUH KEPUNTON, SOLO Oleh: Putri Budi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi menjadi suatu kebutuhan yang tidak lepas dari kehidupan manusia, apalagi pada zaman sekarang yang sudah semakin modern membuat kebutuhan akan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa memiliki peran strategis sebagai saluran yang menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa, kita dapat memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah ungkapan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik. bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan agenda politik lima tahunan bangsa Indonesia yang negaranya menganut paham demokrasi. Salah satu tahapan dalam proses Pemilu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan

BAB III METODE PENELITIAN. upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dengan upaya untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip dengan sabar, hati-hati

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna

Lebih terperinci

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN BAB IV KESIMPULAN dan SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh pada level teks dan konteks di masing-masing Koran, peneliti kemudian memperbandingkan temuan-temuan tersebut khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu sama lain, yakni sebagai media informasi, media pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014

BAB I PENDAHULUA A. Latar Belakang Penelitian Bayu Hendrawan, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masyarakat saat ini semakin mengerti dengankemajuan sebuah ilmu pengetahuan. Seiring berjalannya waktu, informasi yang diperoleh semakin mudah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai 9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya,

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi dan informasi berkembang pesat di era global. Imbasnya, komunikasi menjadi demikian penting bagi kehidupan masyarakat. Salah satu ciri

Lebih terperinci

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan

Lebih terperinci

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE

ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG PEMBERITAAN SUPORTER PERSIB DAN PERSIJA DALAM MEDIA PIKIRAN RAKYAT ONLINE DAN RAKYAT MERDEKA ONLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita olahraga merupakan salah satu berita yang sering dihadirkan oleh media untuk menarik jumlah pembaca. Salah satu berita olahraga yang paling diminati masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita pasti masih ingat dengan fenomena kemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki (Ahok) dalam pemilihan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang berjalan selama 2 kali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Maman (2002; 3) penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan media utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasikan dan menafsirkan dunia yang melingkupinya. Pada saat kita berbahasa atau berkomunikasi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif,

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan analisis wacana kritis. Pendekatan analisis wacana kritis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi tentang suatu fenomena atau deskripsi sejumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, dijelaskan desain penelitian yang digunakan dalam tesis ini. Desain yang dimaksud berkenaan dengan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam informasi. Hal itu berkaitan dengan semakin canggihnya industri media informasi dan komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada 22 Juni 2013, pemerintah melakukan sebuah kebijakan yaitu menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kebijakan ini merupakan kenaikan harga BBM pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ini berfokus pada bingkai sosok Jokowi sebagai Presiden dalam pemberitaan setahun pemerintahan pasangan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Jusuf

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pertarungan wacana politik Kasus Bank Century di media massa (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian menunjukkan berbagai temuan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 95 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Data penelitian ini dikumpulkan dari program tayangan berita di MetroTV dan tvone berkaitan dengan luapan lumpur di Sidoarjo. Peneliti juga melakukan pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa pada masa kini telah menjadi salah satu komponen terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Melalui media massa, masyarakat dapat mengetahui segala

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV

VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebagai televisi publik lokal dan Sindo TV VI. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bagian ini diuraikan kesimpulan, implikasi dan rekomendasi berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. 6.1. Kesimpulan Berdasarkan temuan-temuan dan analisa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk

SKRIPSI. Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Diajukan oleh: Agatha Rebecca Rajagukguk PEMBERITAAN MEDIA TERHADAP BENCANA JEPANG (STUDI ANALISIS WACANA TEUN A. VAN DIJK PADA HARIAN KOMPAS TENTANG PEMBERITAAN GEMPA DAN TSUNAMI JEPANG) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mungkin tanpa ada perlakukan terhadap objek yang diteliti 28.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mungkin tanpa ada perlakukan terhadap objek yang diteliti 28. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa menjadi penting dalam kehidupan politik dan proses demokrasi, yang memiliki jangkauan luas dalam penyebaran informasi, mampu melewati batas wilayah, kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa, baik itu media massa cetak, elektronik, atau baru-baru ini media massa online (internet) telah menjadi salah satu konsumsi wajib bagi masyarakat. Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online.

BAB I PENDAHULUAN. jenis, media massa elektronik, media massa cetak, dan media massa online. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Semenjak tumbangnya rezim orde baru media massa terus berkembang hingga di era demokrasi saat ini. Berbagai jenis media massa telah tumbuh dan berkembang di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian berita berjudul Maersk Line Wins European Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ialah hanya melaporkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammad Nazir dalam bukunya "Metode Penelitian", menyatakan bahwa. terus-menerus untuk memecahkan masalah.

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammad Nazir dalam bukunya Metode Penelitian, menyatakan bahwa. terus-menerus untuk memecahkan masalah. 34 BAB III METODE PENELITIAN Berbagai literature dalam metodologi penelitian menyatakan bahwa penelitian dilaksanakan dalam rangka memperoleh pemecahan terhadap masalah. Muhammad Nazir dalam bukunya "Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berakhirnya pemerintahan orde baru, industri pers di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan untuk mengurai atau menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Crasswell, beberapa

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Bagan 3.1 Desain Penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti mencoba mengilustrasikan desain penelitian dalam menganalisis wacana pemberitaan Partai Demokrat dalam Media Indonesia. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa bukanlah saluran yang bebas dan netral, demikian pandangan paradigma kritis. Perspektif kritis ini bertolak dari asumsi umum bahwa realitas kehidupan bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan hal-hal paling penting sehingga penelitian ini layak dilaksanakan, yakni latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Tanggal 15 Februari 2017 merupakan pesta demokrasi bagi sebagian masyarakat di Indonesia yang melaksanakan pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah

Lebih terperinci

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat

Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat (Studi Analisis Framing Pemberitaan Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat periode 27 Juli

Lebih terperinci

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi 41 PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS (Studi Analisis Framing head line Pemberitaan Kasus Korupsi Sport Center di Hambalang Pada Surat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah teks berita pelecehan seksual yang dimuat di tabloidnova.com yang tayang dari bulan Januari hingga September

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana ialah satuan bahasa yang terdiri atas seperangkat kalimat yang mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk, 2006: 49). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views (opini). Mencari bahan berita merupakan tugas pokok wartawan, kemudian menyusunnya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari peranan media yang menyebarkan visi dan misi mereka dalam kampanye untuk meraih suara pemilih.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dokumentasi teks berita

BAB III METODE PENELITIAN. Dokumentasi teks berita 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada bab ini, peneliti menggunakan desain penelitian dalam bentuk diagram seperti di bawah ini. Teks berita Dokumentasi teks berita Teori Deskripsi Teks

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian atau metode riset berasal dari Bahasa Inggris. Metode berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara. Kata penelitian merupakan terjemahan

Lebih terperinci