ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK MELALUI ANALISIS CAPITAL, ASSETS, MANAGEMENT, EARNING, DAN LIQUIDITY PADA PT BANK MANDIRI (Tbk) DI MAKASSAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK MELALUI ANALISIS CAPITAL, ASSETS, MANAGEMENT, EARNING, DAN LIQUIDITY PADA PT BANK MANDIRI (Tbk) DI MAKASSAR"

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK MELALUI ANALISIS CAPITAL, ASSETS, MANAGEMENT, EARNING, DAN LIQUIDITY PADA PT BANK MANDIRI (Tbk) DI MAKASSAR MUHAMMAD BASIR STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Memburuknya kondisi tingkat kesehatan perbankan disebabkan oleh banyak faktor yang sangat beragam. Faktor utama yang hampir dihadapi seluruh perbankan adalah membengkaknya jumlah kredit yang bermasalah dan kredit macet.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kesehatan PT Bank Mandiri Tbk Makassar selama tahun , berdasarkan metode Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity. Sesuai dengan tujuan penelitian, analisis ini menggunakan metode CAMELS untuk menilai kondisi keuangan PT Bank Mandiri Tbk Makassar selama periode Tahun Nilai rasio CAR, KAP, dan Aspek Manajemen dikategorikan sehat, sedangkan ROA dan Cash Ratio dikategorikan kurang sehat. Kata Kunci: Kesehatan bank, Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity PENDAHULUAN Dalam mendukung program pembangunan di Indonesia, peranan sektor perbankan merupakan salah satu unsur dalam sistem keuangan yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Fungsi perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2006: 12). Babak baru sektor perbankan di Indonesia mulai tampak sejak digulirkannya beberapa paket deregulasi yang membahas masalah manajemen, pengawasan, permodalan dan kesehatan bank. Istilah kesehatan bank semakin populer setelah berbagai isu aktual tentang perbankan seperti merger dan konsolidasi selalu dikaitkan dengan prediksi kesehatan bank. Tapi sebagian pengguna jasa perbankan tidak atau belum tahu bagaimana persisnya tata cara penilaian tingkat kesehatan bank yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Sehingga peranan dan pengawasan Bank Indonesia untuk menilai tingkat kesehatan bank terhadap operasional seluruh bank-bank yang ada di Indonesia sangat diperlukan dalam rangka menciptakan kinerja bank yang sehat. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan saat ini informasi mengenai tingkat kesehatan bank semakin dibutuhkan. Hal ini berkaitan dengan pentingnya informasi yang disajikan bagi pihak-pihak terkait seperti investor, kreditor, dan pihak-pihak di luar perbankan dalam rangka menciptakan kinerja bank yang sehat. Untuk menciptakan perbankan yang sehat, antara lain diperlukan pengaturan dan pengawasan bank yang efektif. Kebijakan perbankan yang dirumuskan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia pada dasarnya merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan, menjaga dan memelihara sistem perbankan yang sehat. Dan berkaitan dengan kebijakan perbankan mengenai tata cara penilaian tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia telah mengatur dan mengeluarkan ketentuan berupa surat edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP/Jakarta tanggal 31 Mei Alat analisis yang di

2 gunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank adalah Camel Rating System. Sistem penilaian ini merupakan sistem penilaian kuantitatif yang menitikberatkan pada lima aspek penilaian yaitu permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Yang hasilnya dapat digunakan oleh pihak bank dalam mengambil keputusan-keputusan tertentu (Taswan, 2006: 383). Kesehatan atau kondisi keuangan dan non keuangan Bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) Bank, masyarakat pengguna jasa Bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan Bank, dan pihak lainnya. Kondisi Bank tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja Bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko. Perkembangan industri perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin kompleks dan beragam akan meningkatkan eksposur risiko yang dihadapi Bank. Perubahan eksposur risiko Bank dan penerapan manajemen risiko akan mempengaruhi profil risiko Bank yang selanjutnya berakibat pada kondisi Bank secara keseluruhan. Memburuknya kondisi tingkat kesehatan perbankan disebabkan oleh banyak faktor yang sangat beragam. Faktor utama yang hampir dihadapi seluruh perbankan adalah membengkaknya jumlah kredit yang bermasalah dan kredit macet. Semakin banyaknya kredit bermasalah dan kredit macet yang muncul akhir-akhir ini, semakin memperkeruh suasana bahkan menjadi dampak kesulitan perbankan saat ini. Tak heran jika pada akhir-akhir ini istilah bank sehat atau tidak sehat semakin populer. Berbagai kejadian aktual, tentang perbankan seperti merger dan likuidasi selalu dikaitkan dengan kesehatan bank tadi. Oleh karenanya sebuah bank tentunya memerlukan suatu analisis untuk mengetahui kondisinya setelah melakukan kegiatan operasionalnya dalam jangka waktu tertentu. Analisis yang dilakukan disini berupa penilaian tingkat kesehatan bank. Kesehatan suatu bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Salah satu bank terbesar di Indonesia yang telah meraih kepercayaan besar dari masyarakat adalah Bank Mandiri, yang merupakan hasil merger PT Bank Bumi Daya (Persero), PT Bank Dagang Negara (Persero), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero), dan PT bank Pembangunan Indonesia (Persero) ke dalam Bank Mandiri di mana Bank Mandiri akan menjadi perusahaan hasil merger sejak tahun Besarnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank Mandiri membuat penilaian tingkat kesehatan bank menjadi semakin penting. Berdasarkan pada uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik mengambil topik untuk bahan penelitian dengan judul Analisis Tingkat Kesehatan Bank Melalui Analisis Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity pada PT Bank Mandiri (Tbk) di Makassar. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah pokok yang diajukan adalah: bagaimana kondisi tingkat kesehatan PT Bank Mandiri Tbk Makassar selama periode tahun dengan menggunakan metode Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity? Tujuan Penelitian

3 Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kesehatan PT Bank Mandiri Tbk Makassar selama tahun , berdasarkan metode Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank Menurut Stuart dalam bukunya yang berjudul Bank politik mengatakan Bank adalah suatu badan yang bertujuan memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari orang lain,maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru berupa uang giral.demikian juga Abdurrahman dalam Enseklopedi Ekonomi Keuangan dan Perdagangan menjelaskan bahwa Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberi pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai suatu tempat menyimpan barang-barang berharga, membiayai usaha perusahaaa-perusahaan dan lain-lain. Sedangkan menurut UU NO.10/1998 Pasal 1 tentang pokok-pokok perbankan adalah lembaga keuangan yang tugas utamanya memberikan kredit dan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang Sumber Dana Bank Dana bank adalah uang tunai yang dimilikim oleh bank ataupun aktiva lancar yang dikuasai oleh bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Kasmir (2006 : 63), menyatakan jenis sumber dana bank dibagi menjadi : 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri a. Setoran modal dari pemegang saham b. Cadangan-cadangan c. Laba yang ditahan 2. Dana yang berasal dari masyarakat luas a. Simpanan Giro b. Simpanan Tabungan c. Simpanan Deposito d. Jasa perbankan lainnya 3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya a. Kredit likuiditas dari Bank Indonesia b. Perjanjian antar bank c. Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lain diluar negeri d. Surat berharga pasar uang Penilaian Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL Perhitungan CAMEL berdasar Surat Edaran Bank Indonesia Nomer 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 lampiran 14 tentang pedoman perhitungan rasio keuangan. Berdasarkan lima aspek tersebut akan dapat diketahui tingkat kesehatan bank-bank dalam sampel. Sedangkan rekapitulasi faktor-faktor yang dinilai beserta masing-masing bobotnya dapat diketahui berdasarkan tatacara penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (SK BI No. 30/277/KEP/DIR 19 Maret 1998) dan akan dicantumkan dalam lampiran beserta data dari masing-masing rasio dalam CAMEL. 1 Aspek Permodalan Perhitungan CAR ini sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomer 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 lampiran 14 tentang pedoman perhitungan rasio

4 keuangan. Bank yang diangap sehat adalah bank yang memiliki CAR diatas 8% dengan bobot perhitungan sebesar 25%. Komponen modal inti meliputi modal disetor, modal sumbangan, agio saham, cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, dan laba bank setelah diperhitungkan pajak. Modal pelengkap terdiri dari modal pinjaman, pinjaman subordinasi, dan cadangan yang dibentuk tidak berasal dari laba. Pinjaman subordinasi yang diperhitungan tidak lebih dari 50% dari modal inti, sedangkan modal pelengkap yag diperhitungakan sebagai modal bank setinggi-tinginya 100% dari modal inti. CAR, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko. Rumus CAR adalah : Modal Bank CAR = x 100% Aktiva Tertimbang menurut Risiko Aktiva tertimbang menurut resiko mencakup beberapa pos dalam neraca yang dengan bobot resiko tersendiri sesuai dengan peraturan yang tercantum dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember Aspek Aktiva Produktif Kualitas aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah atau valas yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya, yaitu: pemberian kredit, kepemilikan surat-surat berharga, dan penempatan dana kepada bank lain baik dari dalam maupun luar negeri terkecuali penanaman dana dalam bentuk giro atau penyertaan (Surat Edaran Bank Indonesia Nomer 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001). Keadaan kualitas aktiva produktif akan terus dipantau oleh pihak bank karena kualitas aktiva produktif dalam neraca bank akan mempengaruhi keadaan serta perkembangan dari bank itu sendiri. Penanaman modal yang dilakukan dalam aktiva produktif akan dinilai kualitasnya dengan menentukan kolektibilitas dari aktiva yang bersangkutan. Kolektibilitas itu sendiri adalah keadaan pembayaran pokok pinjaman atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang telah ditanamkan dalam surat berharga atau penanaman dalam bentuk lain. Kesemuanya itu dapat dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu: Lancar, Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet. Penilaian kualitas aktiva produktif dapat dilakukan dengan empat rasio (Surat edaran Bank Indonesia Nomer 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001), yaitu: a. Aktiva produktif bermasalah terhadap total akitva produktif. b. NPL (Non Performing Loan). Rasio ini menghitung tingkat kredit bermasalah bila dibandingkan dengan total kredit yang telah diberikan kepada pihak ketiga namun tidak termasuk kredit yang diberikan ke bank lain. Secara umum NPL dirumuskan : Kredit Bermasalah NPL = x 100% Jumah Kredit yang Diberikan

5 c. Penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap total aktiva produktif. d. Pemenuhan penyisihan penghapusan aktiva produktif. 3. Aspek Manajemen Aspek manajemen pada penelian kinerja bank tidak dapat menggunakan pola yang ditetapkan Bank Indonesia, tetapi diproksikan dengan profit margin (Riyadi, 2006). Alasannya, seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup manajemen permodalan, manjemen kualitas aktiva, menajemen umum, manajemen rentabilitas, dan manajemen likuiditas pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba. NIM (Net Interest Margin). Rasio ini digunakan untuk mengetahui pendapatan bunga bersih dalam 12 bulan yang mampu diperoleh bank apabila dibandingkan dengan rata-rata aktiva produktif bank. Rumus NIM yaitu : Pendapatan Bersih NIM = Rata-rata Aktiva produktif 4. Aspek Rentabilitas Penilaian rentabilitas penting karena menyangkut kemampuan bank dalam memperoleh laba. Rasio yang digunakan dalam perhitungan rasio ini adalah (Surat Edaran Bank Indonesia Nomer 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001): a. ROA (Return On Assets). ROA adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aktiva. ROA dirumuskan sebagai berikut: Net Profit After Tax ROA = Total Aktiva b. ROE (Return On Equity). ROE dapat dirumuskan sebagai berikut: Net Profit After Tax ROE = Total Equity a. BOPO (Beban operasi terhadap pendapatan operasi Rumus BOPO yaitu : Beban Operasi BOPO = Pendapatan Operasi 5. Aspek Likuiditas Likuiditas diukur dengan kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhannya, misalnya untuk rasio lancar (quick ratio) digunakan untuk mengukur kemampuan aktiva lancar dalam menjamin hutang lancar perusahaan. Kasmir (2006). Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio sebagai berikut:

6 Total Loan Loan to Deposit Ratio = x 100% Total Deposit 6. Penilaian Akhir CAMEL Hasil perhitungan masing-masing rasio tersebut akan menghasilkan besaran tertentu dalam bentuk persen. Setelah digabungkan, hasil penilaian tadi dimasukkan dalam kategori tertentu yang menunjukkkan posisi bank tersebut. Kategori tersebut berdasarkan SK BI No. 30/277/KEP/DIR 19 Maret 1998 adalah sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan yang terakhir adalah tidak sehat. Batasan kategori tersebut adalah : a. Sehat berkisar diatas 81% sampai 100% b. Cukup sehat berkisar diatas 66% sampai 81% c. Kurang sehat berkisar diatas 51% sampai 66% d. Tidak sehat berkisar dibawah 51% Selain perhitungan CAMEL yang telah diuraikan diatas, bank juga dapat dinilai berdasarkan compliance/violation penalty. Dalam hal ini, bank dinilai berdasarkan pemenuhan ataupun pelanggaran terhadap ketentuan kehati-hatian dalam mengelola bank (Prudential Banking Regulation). Untuk kriteria ini, yang dinilai adalah tiga komponen, yaitu: Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), pelanggaran Giro Wajib Minimum Rupiah (GWM Rupiah), dan pelanggaran Posisi Devisa Netto (PDN). 7. Ukuran Kinerja Kamus besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kinerja (performance) adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Kinerja keuangan dapat diukur dengan efisiensi, sedangkan efisiensi bisa diartikan rasio perbandingan antara masukan dan keluaran. Dengan pengeluaran biaya tertentu diharapkan memperoleh hasil yang optimal atau dengan hasil tertentu diharapkan mengeluarkan biaya seminimal mungkin. Kinerja keuangan perusahaan diukur dari efisiensinya diproksikan dengan beberapa tolak ukur yang tercermin di dalam keuangan (Machfoedz, 1999). Kinerja perusahaan pada dasarnya merupakan cermin atas hasil kegiatan dan kondisi yang ada disebuah perusahaan, hasil kegiatan dari perusahaan ini akan dianalisis, dimana hasil dari analisis tersebut akan dapat memperlihatkan kondisi manajemen perusahaan selama periode dilakukannya analisis akan kinerja. Kinerja juga merupakan suatu tingkat dimana para individu dan organisasi dalam suatu perusahaan berusaha untuk mencapai suatu tujuan secara efektif dan efisien. Anthony dkk, (2002) menyatakan bahwa efektifitas suatu organisasi berkaitan dengan kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisiensi menggambarkan beberapa masukan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu unit keluaran. Dengan demikian pengertian kinerja perusahaan merupakan hasil dari berbagai keputusan manajemen yang terus menerus untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien sesuai dengan yang diinginkan pelanggan. Hasil perhitungan masing-masing rasio tersebut akan menghasilkan besaran tertentu dalam bentuk persen. Setelah digabungkan, hasil penilaian tadi dimasukkan dalam kategori tertentu yang menunjukkkan posisi bank tersebut. Kategori tersebut berdasarkan SK BI No. 30/277/KEP/DIR 19 Maret 1998 adalah sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan yang terakhir adalah tidak sehat. Batasan kategori tersebut adalah :

7 1. Sehat berkisar di atas 81% sampai 100% 2. Cukup sehat berkisar di atas 66% sampai 81% 3. Kurang sehat berkisar di atas 51% sampai 66% 4. Tidak sehat berkisar di bawah 51% Menurut Horngren (2003) informasi-informasi yang digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja bisa merupakan informasi keuangan maupun non keuangan dan dapat juga berdasarkan pengukuran intern dan ekstern, tipe informasi keuangan intern antara lain pendapatan operasi, penjualan dan total aktiva. Faktor-Faktor yang Menurunkan Tingkat Kesehatan Bank Menurut Mulyono (1999 :162), predikat tingkat kesehatan bank yang sehat atau cukup sehat atau kurang sehat akan diturunkan menjadi tidak sehat apabila terdapat halhal yang membahayakan kelangsungan bank, antara lain : a. Perselisihan intern yang diperkirakan akan menimbulkan kesulitan dalam bank yang bersangkutan. b. Campur tangan pihak-pihak diluar bank dalam kepengurusan bantu termasuk di dalam kerja sama tidak wajar yang mengakibatkan alah satu atau beberapa kantornya berdiri sendiri c. Windaw Dressing dalam pembukuan dan laporan bank yang secara materil dapat berpengaruh terhadap keadaan keuangan bank sehingga mengakibatkan penilaian yang keliru terhadap bank. d. Praktek-praktek bank dalam atau melakukan usaha diluar pembukuan bank. e. Kesulitan keuangan yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban kepada pihak ketigaf. Praktek lain yang menyimpang dan dapat membahayakan kelangsungan bank atau mengurangi kesehatan bank. Hipotesis Sehubungan dengan rumusan masalah dan kerangka pemikiran, maka diajukan hipotesis penelitian yaitu, bahwa kondisi keuangan PT Bank Mandiri Makassar dinyatakan sehat berdasarkan analisis CAMEL. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Mandiri Tbk. Cabang Makassar, yang berlokasi di Jalan Kartini Kota Makassar. Adapun waktu penelitian direncanakan kurang lebih selama 2 bulan. Metode Analisis Sesuai dengan tujuan penelitian, analisis ini menggunakan metode CAMELS untuk menilai kondisi keuangan PT Bank Mandiri Tbk Makassar selama periode Tahun Adapun formula yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut: a. Penilaian Aspek Permodalan (Capital) Penilaian aspek permodalan (capital) dihitung dengan menggunakan formula CAR, sebagai berikut: Modal Bank

8 CAR = x 100% Aktiva TertimbangMenurut Risiko b. Penilaian Kualitas Aktiva Produktif Penilaian aspek kualitas aktiva produktif difokuskan pada aspek Non Performance Loan (NPL) dihitung dengan menggunakan formula NPL, sebagai berikut: Kredit Bermasalah NPL = x 100% Jumlah Kredit yang Diberikan c. Penilaian Aspek Manajemen Penilaian aspek manajemen difokuskan pada aspek Net Profit Margin (NPM) dihitung dengan menggunakan formula NPM, sebagai berikut: Laba Bersih NPM = x 100% Pendapatan Operasional d. Penilaian Aspek Rentabilitas (Earning) Penilaian aspek rentabilitas difokuskan pada aspek Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE), serta Beban Operasi, dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: Net Profit After Tax ROA = Total Aktiva Net Profit After Tax ROE = Total Equity Beban Operasi BOPO = Pendapatan Operasi e. Penilaian Aspek Likuiditas Penilaian aspek likuiditas difokuskan pada aspek LDR (Loan to Deposit Ratio). dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: Total Loan Loan to Deposit Ratio = x 100% Total Deposit HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Agar suatu bank dapat menjalankan seluruh kegiatannya dengan baik, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah perencanaan, pengoperasian, pengendalian, dan pengawasan. Proses aliran keuangan secara terus menerus dan mencatatnya dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan perhitungan rugi-laba.

9 Berdasarkan hasil perhitungan rasio permodalan selama tiga tahun yaitu pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 Bank Mandiri memperoleh rasio CAR (Capital Adequecy Ratio) yang terus mengalami peningkatan. Nilai rasio CAR (Capital Adequecy Ratio) pada tahun 2007 sebesar 10,57%; pada tahun 2008 sebesar 11,88% dan pada tahun 2009 sebesar 12,46%. Rasio permodalan selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% maka rasio yang dicapai Bank Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Peningkatan nilai CAR (Capital Adequecy Ratio) ini menunjukkan adanya peningkatan pada jumlah modal dan peningkatan jumlah aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) pada Bank Mandiri. Dengan adanya peningkatan yang cukup besar dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, maka dapat dikatakan bank berhasil mempertahankan dan meningkatkan nilai rasio CAR. Hal ini dapat tercapai karena bank sangat memperhatikan faktor-faktor eksternal dan kedepannya bank dapat terus mempertahankannya. Hasil perhitungan rasio kualitas aktiva produktif (KAP) selama tiga tahun yaitu pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 Bank Mandiri memperoleh rasio KAP (kualitas aktiva produktif) yang terus mengalami penurunan. Rasio kualitas aktiva produktif (KAP) Bank Mandiri pada tahun 2007 sebesar 1,73%; pada tahun 2008 sebesar 1,05% dan pada tahun 2009 sebesar 0,52%. Rasio kualitas aktiva produktif (KAP) selama tahun 2007 sampai tahun 2009 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 10,35%. Hal ini menunjukkan bahwa rasio yang dicapai Bank Mandiri selama tahun 2007 sampai dengan 2009 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Dengan adanya penurunan yang terjadi dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 itu berarti bank belum berhasil melakukan penanaman dana bank, baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat-surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening adminstratif. Untuk kedepannya bank dapat lebih memperhatikan dalam penanaman dananya. Hasil perhitungan rasio besar rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) selama tiga tahun yaitu pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 Bank Mandiri memperoleh rasio besar rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang naik turun. Pada tahun 2007 sebesar 101,02% kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2008 menjadi 106,93% dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 101,33%. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) tahun 2007 sampai dengan 2009 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 81% maka rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang dicapai Bank Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Dengan terjadinya naik turun PPAP berarti bank dapat dikatakan kurang berhasil dalam mencapai cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari nominal berdasarkan penggolongan kualitas aktiva produktif yang telah terbentuk. Apabila PPAP semakin naik, maka semakin baik yang berarti bank telah melakukan dengan benar dalam mengantisipasi penghapusan kredit macet. Hasil perhitungan rasio Return On Assets (ROA) selama tiga tahun yaitu pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 Bank Mandiri memperoleh Rasio ROA (Return On Assets) yang terus mengalami penurunan. Pada tahun 2007 besar nilai rasio ROA adalah 2,86%; kemudian mengalami penurunan pada tahun 2008 menjadi 1,83% dan ditahun 2009 kembali mengalami penurunan menjadi 0,84%. Rasio Return On Assets

10 (ROA) pada tahun 2007 dan 2008 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan aspek rentabilitas yang ditetapkan oleh pihak Bank Indonesia sebesar 1,22% maka Rasio Return On Assets (ROA) yang dicapai Bank Mandiri pada tahun 2007 dan 2008 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan Rasio Return On Assets (ROA) pada tahun 2009 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan aspek rentabilitas yang ditetapkan oleh pihak Bank Indonesia sebesar 1,22% dan berada pada interval 0,77 0,98 %. Maka Rasio Return On Assets (ROA) yang dicapai Bank Mandiri dikategorikan dalam kelompok KURANG SEHAT. Dikarenakan bank belum mampu untuk menghasilkan keuntungan secara relatif yang dibandingkan dengan nilai total asetnya. Hal ini terlihat dari hasil ROA sebesar 0,84% yang berarti setiap Rp 100 dari aktiva akan menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp 0,084, sedangkan kriteria ROA dinyatakan sehat apabila bisa mencapai 1,22% yang berarti setiap Rp 100 dari aktiva akan menghasilkan laba sebelum pajak sebesar Rp. 0,122. Walaupun ROA ini dinyatakan kurang sehat akan tetapi Bank Indonesia biasanya tidak memberlakukan ketentuan yang ketat, sepanjang bank tersebut tidak mengalami kerugian atau tidak ada tanda-tanda atau kecenderungan untuk mengalami kerugian di masa yang akan datang, maka bagi bank sentral hal tersebut cukup dipahami. Hasil perhitungan rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO) selama tiga tahun yaitu pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 Bank Mandiri memperoleh Rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional (BOPO) yang terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 besar nilai Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) adalah 47,31%; kemudian pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 50,32% dan pada tahun 2009 kembali meningkat menjadi 57,05%. Rasio Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO) dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkatan kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Negara Indonesia sebesar 93,52% maka rasio yang dicapai Bank Mandiri dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Dengan adanya peningkatan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, itu berarti bahwa bank telah berhasil mempertahankan BOPO dari tahun ke tahun. Hasil perhitungan cash ratio selama tiga tahun yaitu pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 Bank Mandiri memperoleh cash ratio yang terus mengalami penurunan. Nilai cash ratio pada tahun 2007 sebesar 6,55%; kemudian pada tahun 2008 mengalami penurunan nilai cash ratio menjadi 4,32% dan pada tahun 2009 nilai cash ratio kembali mengalami penurunan menjadi 2,57%. Nilai Cash Ratio pada tahun 2007 dan 2008 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan aspek likuiditas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 4,05%. Dengan demikian rasio yang dicapai Bank Mandiri pada tahun 2007 dan 2008 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan Cash Ratio pada tahun 2009 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan aspek likuiditas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 4,05% dan lebih besar dari 2,54%. Dengan demikian rasio yang dicapai Bank Mandiri dikategorikan dalam kelompok KURANG SEHAT. Untuk cash ratio pada tahun 2009 dikategorikan kurang sehat dikarenakan mental pengusahanya kurang baik sehingga hanya mengejar keuntungan jangka pendek dan melupakan tujuan jangka panjangnya. Disamping itu dapat juga terjadi karena kesalahan perhitungan ataupun ada hal-hal yang diluar

11 perkiraan. Setiap perusahaan hendaknya dapat menetapkan cash ratio yang harus dipertahankan, misalnya 4,05 %, tetapi berapa seharusnya ukuran cash ratio yang harus dipertahankan tidak ada suatu ukuran mutlak, sebab semuanya tergantung pada keadaan perusahaan itu sendiri berdasar pengalamannya. Sedangkan untuk menaikkan liquid bank harus melakukan 1). Menambah modal sendiri untuk menambah aktiva lancer, 2). Mengurangi hutang lancar dan menambah modal sendiri, 3) Mengurangi hutang lancar dari hasil penjualan sebagian aktiva tetap. Hasil perhitungan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) selama tiga tahun yaitu pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 Bank Mandiri memperoleh rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang turun naik. Pada tahun 2007 besar nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) 92,50%; kemudian pada tahun 2008 nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami penurunan menjadi 83,09% dan pada tahun 2009 nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) kembali mengalami peningkatan menjadi 94,38%. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 lebih kecil dari kriteria penilaian tingkat kesehatan Bank berdasarkan aspek likuiditas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 94,75%. Maka Rasio Loan To Deposit Ratio (LDR) yang dicapai Bank Mandiri pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Dengan naik turunnya LDR dari tahun 2007 sampai dengan 2009 bank dapat dikatakan kurang berhasil dalam menyeimbangkan dari tahun ketahun. Kedepannya bank dapat menaikkan dan mempertahankannya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada PT Bank Mandiri Cabang Makassar pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai rasio CAR (Capital Adequecy Ratio) Bank Mandiri pada tahun 2007, 2008, dan 2009 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 2. Rasio kualitas aktiva produktif (KAP) Bank Mandiri pada tahun 2007, 2008, dan 2009 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 3. Dalam aspek manajemen tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 walaupun terjadi penurunan tetapi masih dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Penilaian dalam rasio ini adalah semakin besar nilai prestasi yang dicapai oleh manajemen suatu perusahaan maka semakin baik kinerja yang dicapai dalam aspek manajemennya. 4. Rasio Return On Assets (ROA) Bank Mandiri pada tahun 2007 dan 2008 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan Rasio Return On Assets (ROA) pada tahun 2009 dikategorikan dalam kelompok KURANG SEHAT. dikarenakan bank belum mampu untuk menghasilkan keuntungan secara relatif yang dibandingkan dengan nilai total asetnya. 5. Nilai Cash Ratio Bank Mandiri pada tahun 2007 dan 2008 dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan Cash Ratio pada tahun 2009 dikategorikan dalam kelompok KURANG SEHAT. dikarenakan mental pengusahanya kurang baik sehingga hanya mengejar keuntungan jangka pendek dan melupakan tujuan jangka panjangnya. Disamping itu dapat juga terjadi karena kesalahan perhitungan ataupun ada hal-hal yang diluar perkiraan atau perhitungan. DAFTAR PUSTAKA

12 Abdullah, Faisal M Manajemen Perbankan, Teknik Analisis kinerja Keuangan Bank. Edisi Revisi. UMM Press. Malang Baridwan, Zaki, 2002, Intermediate Accounting, BPFE, Yogyakarta.Bank Mandiri Prospektus PT Bank Mandiri Tbk. Jakarta. Institute for Economic and Financial Research Menilai Kinerja Bank dari Angka-angka Info Bank No. 264, Juli Kasmir Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kuncoro, Mudradjad dan Suhardjono, 2002, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama,.PFE. UGM Yogyakarta Muljono, Teguh Pudjo Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan. Jambatan. Jakarta. Riyadi, Selamet, Banking Asset Dan Liability Management, Edisi Ketiga, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Totok, Budisantoso dan Sigit Triandaru Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Umar, Husein, 2003, Research Methods in Finance and Banking, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE 2006-2008) Sri Pujiyanti

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Institusi Perbankan Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank diatur dalam Pasal 1 ayat 2. Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE 2010 DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Pandy Pramadie, LCA Robin Jonathan dan ibu Rina Masithoh Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN 2010 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return on Assets (ROA) Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui Return on Assets (ROA). Return on Assets (ROA) digunakan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA,Tbk. DAN ENTITAS ANAK DAN PT BANK CIMB NIAGA,Tbk DAN ENTITAS ANAK MENGGUNAKAN METODE CAMELS Imaniar email: Imaniar_ainq888@yahoo.com Progam

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ELY YULIASTUTI NIM. B 100 110 028 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perbankan a. Pengertian Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 Perubahan Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini menggunakan dua peneliti terdahulu sebagai rujukan. Rujukan yang pertama menggunakan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini Pudji

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3 ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda 2014 ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat -giatnya melaksanakan pembangunan segala bidang kehidupan, salah satunya adalah di bidang perekonomian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan bank yang terdiri dari neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

Lebih terperinci

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 dan 11 EMAIL: rowland dot pasaribu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Bank 1. Pengertian Bank Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian,

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Dian Risnawati 20208369 Pembimbing : 1. Hary W. Achmad Romadhon, Dr. 2. Caecilia Widi Pratiwi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Perbankan a. Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Bank 2.1.1 Pengertian Bank Para ahli dalam bidang perbankan memberikan definisi mengenai bank yang berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang sama. Menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan regional atau nasional. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk pada dua penelitian sebelumnya yaitu : 1. Sofan Hariati (2012) Peneliti terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis adalah peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis moneter sebagai akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS Dessy Ratna Sari email: DesZ_CenX93@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan institusi yang berpengaruh signifikan dalam menentukan kelancaran aktivitas perekonomian dan keberhasilan pembangunan sehingga wajar menjadi

Lebih terperinci

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 08 & 09 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia mengakibatkan menurunnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam terhadap dolar Amerika Serikat. Dari tingginya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Fundamental Teori fundamental adalah teori yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teori ini menitikberatkan pada rasio finansial

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

Lebih terperinci

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode 2009-2014 Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Pendahuluan Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara saat ini Lembaga Perbankan memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penilitian pertama yang dijadikan rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) dengan topik mengenai Pengaruh LDR, IPR,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan 2.1.1 Kinerja Perbankan Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator, antara lain melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut menandakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tinjauan dari dua penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai referensi atau rujukan dalam penelitian, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif karena menghitung nilai dengan desain kausal yang menyatakan hubungan sebab-akibat dan berpengaruh. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menyangkut perbandingan kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut: 1. Fitri Yuliana (2012) Permasalahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1 BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK A. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan merupakan hal penting dalam setiap kehidupan. Hal ini pun juga berlaku bagi lembaga keuangan. Kesehatan suatu lembaga keuangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Pengertian bank dalam UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ABSTRAK I NYOMAN KARYAWAN Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Mataram. e-mail : karyawan i nyoman@ yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada tiga penelitian sebelumnya yang sangat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan acuan, yaitu dilakukan oleh : 1. Riski Yudi Prasetyo 2012 Penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis Pengertian Bank Menurut Kasmir, secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967, bank didefinisikan sebagai Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul Pengaruh LDR, IPR, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan adalah penelitian yang ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian Tingkat kesehatan bank merupakan cerminan dari kondisi suatu bank yang dilihat dari laporan keuangan. Bank yang sudah go public wajib menerbitkan laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, bertugas menghimpun dana (Funding) dari masyarakat, menyalurkan dana (Lending)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian mengunakan dua peneliti terdahulu sebagai bahan acuan. Penelitian yang pertama yaitu Tri Yulianina Wulandari (2013) dengan topik Pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode CAMEL 1. Capital (Permodalan) Resiko yang digunakan dalam perhitungan permodalan adalah Capital Adequecy Ratio (CAR)

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL Suci Wulandari, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Penilaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Penelitian sebelumnya yang digunakan penulis sebagai referensi adalah: 1. Dewi Dharma Irawan Willy Nahak ( 2012 ) Penelitian yang berjudul Pengaruh Risiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada empat penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Nisrina Yuli Astrie (2015) Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015, 3 (2): 519-530 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Perbankan Syariah Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal didefinisikan sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau sekuritas jangka panjang (Gunawan, 2012). Kehadiran pasar modal ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu negara tergantung pada lembaga keuangannya. Lembaga keuangan terutama perbankan berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN 2013-2015 JURNAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan kepada masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos

N E R A C A Per 30 September 2009 Dan 2008 (Dalam Jutaan Rupiah) Pos - Pos N E R A C A A K T I V A 1. K a s 22,951 21,458 2. Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 117,863 165,135 b. Sertifikat Bank Indonesia 154,903 89,736 c. Lainnya - - 3. Giro pada bank lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI. DAFTAR ISI I. DAFTAR ISI i II. PENJELASAN ii III. DAFTAR SINGKATAN iv IV. DAFTAR ISTILAH v V. DAFTAR RASIO vi VI. DAFTAR TABEL viii VII. KONDISI UMUM 1 VIII. DATA 5 i PENJELASAN 1. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar menurut Kasmir (2012), yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank atau

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE 2013-2015 Nama : Yacob Berkat NPM : 27212774 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : 1. Tan

Lebih terperinci