BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan prestasi belajar siswa, minimal ada dua parameter yang dijadikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan prestasi belajar siswa, minimal ada dua parameter yang dijadikan"

Transkripsi

1 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA Sebagai agen pembelajaran guru memiliki peran sentral dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, minimal ada dua parameter yang dijadikan rujukan bagi keberhasilan guru dalam mengemban peran tersebut yaitu kualifikasi pendidikan dan kompetensi. Menurut UUGD pasal 10 kompetensi guru meliputi : 1. Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan guru mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan potensi siswa, 2. Kompetensi Kepribadian, kemampuan guru yang memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berakhlak mulia. 3. Kompetensi Sosial, kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan lingkungan sekitar, dan 4. Kompetensi Profesional, kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam dalam dan melakukan pengelolaan pembelajaran secara real untuk membimbing siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Dalam hal ini keterampilan mengajar guru merupakan bagian tak terpisahkan dari kompetensi profesional guru seperti yang diungkap Oemar Hamalik (1991 : 47) sebagai berikut : Profesional guru mengandung pengertian yang meliputi kepribadian, keilmuan, dan keterampilan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa, kompetensi profesional guru tentu saja akan meliputi ketiga unsur itu kendatipun tekanan yang

2 10 lebih besar terletak pada unsur keterampilan sesuai dengan peranan yang dikerjakannya. Profesional guru yang dimaksud bahwa untuk menjadi guru yang profesional guru harus memiliki ketiga unsur tersebut, dan unsur yang paling berperan adalah keterampilan mengajar guru Pengertian Keterampilan Mengajar Guru Keterampilan belajar menurut Yulius S (1984 : 268), adalah tingkat kemampuan, kemahiran atau ketangkasan terhadap sikap atau perilaku. Sedangkan keterampilan menurut DEKDIKBUD (1984 : 84) ialah kemampuan khusus untuk memanipulasi alat, ide, prinsip dalam melaksanakan suatu kegiatan maupun memasalahkan suatu persoalan, yang meliputi aspek komunikasi (hubungan), komputerisasi dan mekanis (penggunaan alat). bahwa : Selain itu Moh. Uzer Usman (1989) mengemukakan pengertian mengajar, Mengajar ialah membimbing siswa dalam kegiatan belajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan peserta didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar Sehingga yang dimaksud dengan keterampilan mengajar guru ialah kemampuan khusus guru sebagai tenaga pendidik dalam mengorganisir lingkungan belajar bagi siswa dalam hal bimbingan belajar di kelas yang meliputi berbagai aspek pembelajaran yang menimbulkan terjadinya kegiatan belajar mengajar.

3 Lingkup Keterampilan mengajar guru Secara umum keterampilan mengajar guru merupakan gambaran dari kemampuan guru dalam proses pembelajaran mulai dari persiapan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan dalam menutup pelajaran beserta aspekaspeknya. Merujuk pengertian mengajar menurut Muh Uzer Usman, Dalam hal ini proses mengajar guru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1) Set Induction, yaitu usaha/kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang dipelajari 2) Closure, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran/kegiatan belajar mengajar Disamping membuka dan menutup pelajaran menutur Muh. Uzer Usman dikatakan juga bahwa dalam proses mengajar dan belajar ada yang disebut dengan langkah-langkah pembelajaran yang menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 67) langkah-langkah pembelajaran merupakan Usaha dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud yang dicapai kondisi yang optimal, sehingga kegiatan belajar dapat terlaksana seperti yang diharapkan Merujuk lingkup keterampilan mengajar di atas penilaian keterampilan mengajar guru menurut Instrumen Penilaian Kinerja Guru II (IPKG II) dalam sertifikasi guru meliputi : 1. Membuka Pembelajaran 2. Kegiatan inti pembelajaran, dan 3. Penutup

4 12 Sehingga jelaslah bahwa keterampilan mengajar guru di depan kelas, meliputi : 1) Set Induction/membuka 2) Langkah-langkah pembelajaran 3) Closure/menutup 2. 3 Program Latihan Profesi (PLP) Undang-undang tentang guru bagian kesatu kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi. Salah satu kompetensi guru sebagai guru yang profesional adalah didapatkan melalui pendidikan profesi yang merupakan keterampilan mengajar guru di dalam kelas secara langsung atau real, salah satunya adalah PLP. Pelaksanaan kurikulum baru UPI menuntut adanya acuan baru dalam PLP. Acuan baru itu ditandai oleh pengalaman dalam praktik yang mengembangkan berbagai wawasan dan kemampuan teknis yang diperlukan oleh seorang guru atau tenaga kependidikan serta keakraban calon guru di lapangan (DEPDIKNAS UPI, 2003 : 15). Untuk itu guru PLP harus diberi kesempatan mencoba dan melatih diri dalam melaksanakan tugas professional guru dengan memperhatikan perubahan di lapangan serta inovasi dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, dalam PLP calon guru tidak hanya melakukan pengembangan kemampuan mengajar, melainkan juga hal hal yang berkenaan dengan bantuan untuk menanggulangi penyelesaian berbagai hal yang berkaitan dengan kesulitan belajar siswa dan permasalahan pendidikan lainnya.

5 13 Dalam latihan praktik itu para calon guru bukan hanya berkesempatan menerapkan/mengaktifkan pengetahuan teoritisnya, tetapi juga akan memperoleh pengalaman baru yang tidak akan didapat dalam teori yang berguna untuk melengkapi pengetahuan profesi yang telah dimilkinya (Oemar Hamalik, 1975 : 8). Melalui kegiatan Program Profesi Lapangan ini, guru PLP banyak mendapat pengetahuan serta pengalaman sebagai bekal guna menghadapi tugas mengajar apabila kelak ia menjadi tenaga pengajar. 2.4 Lingkup Keterampilan Mengajar Guru PLP Perbaikan kualitas guru sejalan dengan perbaikan pendidikan di Indonesia menuntut institusi pendidikan untuk memperbaiki kualitas lulusannya agar menjadi tenaga pengajar yang berkompeten. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar siswa berada pada tingkat optimal (Jaka Herwandi, 2000 : 13). Lingkup keterampilan mengajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan mengajar guru PLP yang penilainnya disesuaikan dengan pedoman dalam kompetensi profesional guru dan yang ditetapkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Program Latihan Profesi (PLP) yang dibatasi oleh beberapa aspek, yaitu : A. Set Induction/Kemampaun membuka pelajaran a. Menarik perhatian siswa b. Memotivasi siswa c. Membuat kaitan materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya d. Memberikan acuan materi yang akan diajarkan

6 14 B. Kemampuan dalam Langkah-langkah Pembelajaran 1 Sikap guru PLP dalam proses belajar mengajar a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa b. Tidak melakukan gerakan dan atau ungkapan yang mengganggu perhatian siswa c. Antusiasme mimik dalam penampilan d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas 2 Penguasaan materi pembelajaran a. Memposisikan materi ajar yang disampaikan dengan materi lainnya yang terkait b. Kejelasan dalam menerangkan materi pelajaran sesuai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik c. Kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi d. Mencerminkan penguasaan materi pelajaran secara proporsional 3 Mengelola Kelas a. Mencerminkan komunikasi guru-siswa b. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respon dari siswa c. Cermat dalam memanfaatkan waktu 4 Penggunaan media belajar a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media b. Tepat saat penggunaan c. Terampil saat mengoperasikan d. Membantu kelancaran proses belajar mengajar

7 15 5 Evaluasi a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi b. Melakukan evaluasi sesuai alokasi waktu yang direncanakan C. Closure/Kemampuan menutup pelajaran a. Meninjau kembali/menyimpulkan materi pelajaran b. Memberi kesempatan bertanya c. Menugaskan kegiatan ko-kulikuler d. Menginformasikan materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya A. Set induction/kemampuan membuka pelajaran Secara sederhana membuka pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan untuk menciptakan suasana siap mental. (Soli Abimanyu, 1984 : 2). Untuk lebih jelasnya, di bawah ini merupakan penjelasan tentang kemampuan membuka pelajaran Yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Kegiatan membuka pelajaran semacam itu tidak saja harus dilakukan guru pada awal jam pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. B. Kemampuan dalam Langkah-langkah Pembelajaran 1. Sikap Guru dalam Proses Belajar Mengajar

8 16 Informasi dan ilmu yang disampaikan ketika proses belajar mengajar di dalam kelas berkaitan dengan sikap guru dalam kelas. Untuk menciptakan suasana siap mental siswa terhadap hal-hal yang akan dipelajari, guru dapat melakukan usaha-usaha memberikan acuan dan membuat kaitan antara materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dengan bahan baru yang akan dipelajari. Hal ini tentu saja menuntut guru untuk bersikap lebih baik dan luwes saat berada dalam kelas terutama dalam proses belajar mengajar. Sikap guru dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya meliputi kejelasan suara, tidak melakukan gerakan atau ungkapan yang mengganggu perhatian siswa, antusiasme mimik dan penampilan, dan mobilitas posisi guru dalam kelas. Sikap guru tersebut akan menimbulkan pendapat dan kesan siswa yang didapat melalui pengamatan secara audio dan visual. 2. Penguasaan Materi Pelajaran Ketika menyampaikan atau mentransfer ilmu kepada siswa, guru harus mempersiapkan materi apa yang akan disampaikan. Materi sendiri merupakan objek yang akan disampaikan kepada subjek atau peserta diklat dengan sempurna. Kesempurnaan materi yang disampaikan tergantung dari sejauh mana guru menguasai materi itu sendiri. Maka sebelum menyajikan bahan materi yang disampaikan, guru harus dapat menguasai materi atau bahan ajar dengan baik. Adapun penjabaran mengenai penguasaan materi pelajaran diantaranya materi pelajaran disampaikan secara bertahap, kejelasan dalam menerangkan materi pelajaran, kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi, dan mencerminkan penguasaan materi pelajaran secara proporsional.

9 17 3. Mengelola Kelas Langkah-langkah guru dalam pembelajaran yang menyangkut materi ajar harus menggunakan materi ajar yang sesuai menurut rencana pengajaran pembelajaran. Kemudian ketika pembelajaran berlangsung guru harus dapat berkomunikasi baik dengan siswa khususnya menyangkut masalah belajar. Selain itu guru harus dapat tanggap dan antusias terhadap respon dari siswa. Dan selanjutnya guru harus dapat mencermati waktu dengan memanfaatkan waktu sesuai alokasi yang direncanakan. 4. Penggunaan Media Belajar Penyampaian materi yang monoton tanpa didukung media belajar dapat menimbulkan rasa bosan siswa terhadap pelajaran, apabila rasa bosan mulai timbul, maka penyampaian materi kepada siswa tidak akan sempurna. Media belajar sebagai salah satu unsur penting dalam melengkapi bahan ajar yang disampaikan, dan memiliki efek yang cukup tinggi untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan. Sehingga siswa merasa tertarik dan memiliki rasa ingin tahu tinggi terhadap pelajaran yang disampaikan. Media dapat digolongkan menjadi jenis media yang dapat dilihat (visual), media yang dapat didengar (visual), media yang dapat dilihat dan didengar (audio visual), media yang dapat diraba, ataupun media yang dapat dilihat, didengar dan diraba. Langkah-langkah yang dilakukan guru ketika menggunakan media yaitu dengan : a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media b. Tepat saat menggunakan media

10 18 c. Terampil saat mengoperasionalkan media, dan d. Menggunakan media yang membantu kelancaran proses belajar mengajar 5. Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu tes atau uji kompetensi siswa selama mengikuti pelajaran. Evaluasi dapat dilihat pada proses dan hasil belajar. Pada aspek ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu melakukan penilaian awal, memantau kemajuan belajar, dan melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi. Melakukan penilaian awal dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi yang akan dicapai, termasuk prasyarat pada awal pembelajaran. Memantau kemajuan belajar dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi yang akan dicapai, selama proses pembelajaran termasuk assessment otentik dan melakukan penilaian dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan juga tugas terkait kompetensi yang dicapai, pada akhir pembelajaran sesuai alokasi waktu yang direncanakan. C. Closure/Kemampuan menutup pelajaran Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran, yaitu dengan meninjau kembali dan menyimpulkan materi pelajaran yang telah diterima peserta didik, setelah menyimpulkan guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa dengan maksud agar guru mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap pelajaran yang disampaikan, kemudian menugaskan atau memberikan pekerjaan rumah agar siswa tidak segera melupakan apa yang dipelajarinya. Dan yang terakhir adalah menginformasikan

11 19 materi pelajaran yang akan diberikan pada pertemuan selanjutunya dengan maksud agar siswa dapat mempersiapkan dan membaca materi sebelum diterangkan lebih jauh dan mendalam. 2.5 Pengertian Persepsi Persepsi merupakan istilah serapan dari bahasa Inggris yaitu perception yang dapat diterjemahkan dengan arti penglihatan, keyakinan, dapat melihat atau mengerti. Menurut Gunawan Jiwanto (1985 : 15) Persepsi sebagai proses pengamatan yang dilakukan individu terhadap objek psikologik tertentu dengan komponen kognisi yang akan menimbulkan ide, kemudian konsep apa yang telah diamati dan berdasarkan norma yang telah dimiliki yang akhirnya terjadi keyakinan terhadap objek tertentu Dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses pemberian makna atau kesan oleh seseorang berupa pandangan dan pendapat terhadap objek tertentu, sehingga melalui prosesnya seseorang dapat menyimpulkan sesuatu mengenai suatu objek. Dalam penelitian ini, yang ingin diketahui adalah pendapat dan kesan siswa pada kenyataan yang sebenarnya terhadap keterampilan mengajar guru PLP. 2.6 Proses Pembentukan Persepsi Menurut Santhy Handayani (2005 ; 8), persepsi pada dasarnya hanya akan terjadi bila individu menerima rangsangan dari luar dirinya, sehingga persepsi akan timbul setelah adanya pengamatan terhadap objek.

12 20 Persepsi seseorang tidaklah timbul begitu saja, melainkan dipengaruhi beberapa faktor baik eksternal maupun internal, seperti yang dikatakan Jalaludin Rakhmat (1986 : 72), sebagai berikut : a. Faktor-faktor yang bersifat fungsional, diantaranya kebutuhan, pengalaman, motivasi, perhatian, emosi, dan suasana hati. b. Faktor yang bersifat struktural, diantaranya intensitas rangsangan, ukuran rangsangan, perubahan rangsangan, dan pertentangan dari rangsangan. c. Faktor kultural atau kebudayaan yaitu norma-norma yang dianut oleh individu. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi seseorang/individu dipengaruhi oleh faktor bersifat fungsional, struktural, dan kutural yang dirasakan berbeda-beda oleh tiap individu. Oleh karena itu persepsi tiap individu berbeda-beda. 2.7 Persepsi Siswa Seringkali timbul pendapat bahwa tidaklah layak siswa dimintai pendapat atau tanggapan bahkan menilai mengenai keterampilan mengajar guru. Alasan pendapat ini adalah pengetahuan siswa tentang keterampilan mengajar gurunya tidak sepadan dengan pengetahuan guru. Pada kenyataannya alasan ini dapat dibenarkan, akan tetapi siswa sebagai salah satu indikator/parameter tarcapainya tujuan pendidikan justru merupakan objek yang paling berkepentingam di dalam interaksi belajar mengajar. Bagaimanapun juga tindakan-tindakan guru harus berorientasi pada kemampuan dan kebutuhan siswa.

13 21 Guru tidak boleh menganggap baik dengan menilai dirinya sendiri. Seorang guru yang baik dan bijaksana ditinjau dari sudut murid dan bukan dari sudut guru itu sendiri. (Winarno Surakhmad 1980 : 138). 2.8 Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah keseluruhan kecakapan hasil capai (achievement) yang diperoleh melalui proses-proses belajar di sekolah, yang dinyatakan dengan nilainilai dari prestasi belajar berdasarkan hasil tes prestasi belajar. (Moh. Surya, 1979: 174). Demikian pula dengan pendapat Abas Nurdin (1984: 41) yang berkenaan dengan prestasi belajar : Prestasi belajar pada hakikatnya adalah hasil belajar yang dimanifestasikan kedalam diri individu dan dimanifestasikan kedalam pola tingkah laku dan perubahan skill pada pengetahuan dan dapat dilihat pada nilai hasil belajar itu sendiri. yaitu : Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam pengajaran menurut B.S Bloom, 1) Domain kognitif adalah sekelompok tingkah laku yang tergolong dalam kemampuan berfikir atau intelektual atau disebut juga bidang kemampuan intelektual/pengetahuan.yang termasuk dalam domain kognitif, yaitu : Ingatan/pengetahuan siswa, yaitu kemampuan siswa mengenal dan mengingat materi yang sudah dipelajari Pemahaman siswa, yaitu kemampuan siswa untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat dan memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari

14 22 Penerapan/aplikasi, yaitu kemampuan menggunakan atau menerapkan pengetahuan atau menggunakan ide-ide umum, prinsip-prinsip yang sudah dimiliki pada situasi baru dan konkret Analisis, yaitu kemampuan mengkaji atau menguraikan sesuatu bahan atau keadaan ke dalam komponen-komponen yang lebih spesifik, serta mampu memahami hubungan diantara keduanya Sintesis, yaitu kemampuan memadukan berbagai konsep atau komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Evaluasi, yaitu kemampuan memberikan pertimbangan atau penilaian terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan norma-norma kriteria tertentu. 2) Domain Afektif adalah kelompok tingkah laku dalam belajar yang tergolong dalam kemampuan dalam sikap dan nilai, yang termasuk dalam domain afektif adalah : Kemampuan menerima (receiving atau attending), yaitu kemampuan siswa untuk mengikuti atau menerima fenomena khusus atau stimuli atau rangsangan (misalnya kegiatan kelas, buku teks, dll) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Kemampuan menganggapi (responding), yaitu kemampuan memberikan respon yang berkenaan dengan partisipasi aktif dari siswa (misalnya membaca untuk kesenangan). Kemampuan menilai (valuing), yaitu kemampuan siswa dalam memberi penghargaan atau memberi penilaian terhadap suatu subyek, gejala atau

15 23 tingkah laku.(misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan kelompok). Kemampuan mengorganisasi (organization), yaitu kemampuan memberi penilaian yang menyangkut atau berhubungan dengan mempersatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan pertentangan antara nilai-nilai tersebut dan mulai membangun satu sistem nilai-nilai yang konsisten.(misalnya mengenal tanggung jawab dari setiap individu untuk meningkatkan hubungan manusia). Kemampuan menyatakan (characterization), yaitu kemampuan menyatakan/melukiskan watak yaitu kemampuan mengontrol tingkah lakunya untuk jangka waktu yang cukup lama. (misalnya personal, sosial, emosional). 3) Domain psikomotorik adalah kelompok tingkah laku dalam bentuk keterampilan otot atau keterampilan fisik atau kemampuan skill dan bertindak. Yang termasuk dalam domain psikomotorik adalah : Berdasarkan Kebiasaan/gerak dasar yang fundamental, misalnya segera memasuki kelas saat guru datang. Keterampilan karena bimbingan/kemampuan, misalnya kemampuan membedakan permukaan halus dan kasar. Keterampilan berdasarkan kesiapannya/kemampuan fisik, misalnya daya tahan, kekuatan, keluwesan Keterampilan berdasarkan pemahaman (misalnya setelah memahami pelajaran siswa langsung pergi ke perpustakaan)

16 24 Kemampuan berkomunikasi nondiskursive, yaitu kemampuan berkomunikasi secara non-verbal (misalnya mengacungkan tangan). Kemampuan psikomotorik tidak berdiri sendiri, melainkan saling berhubungan dengan kemampuan afektif. Kemampuan psikomotorik bertindak setelah menerima pengalaman belajar tertentu atau hasil belajar domain afektif dapat menjadi hasil belajar psikomotorik. Penilaian dalam mata diklat praktik konstruksi batu dan beton aspek yang dinilai adalah aspek psikomotorik yang terlahir dari aspek kognitif dan afektif, yaitu penilaian terhadap kemampuan skill dalam bertindak, sebab dalam mata diklat praktik konstruksi batu dan beton hasil yang dinilai berupa hasil kerja praktik siswa dalam membuat suatu konstruksi batu dan beton. 2.9 Mengukur Prestasi Belajar Mengukur prestasi belajar yang dilaksanakan oleh seorang guru dengan menggunakan alat ukur akan memberikan hasil ukur yang bersifat kuantitatif atau nilai. Pengukuran adalah penetapan/pemberian angka terhadap objek atau fenomena menurut aturan tertentu. (Stevens, 1951) Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1994 : 21) Prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai nilai yang terdapat di dalam kurikulum. Dan Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1989) penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

17 25 Sehingga prestasi belajar merupakan hasil penilaian tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar, yang dituangkan dalam bentuk nilai perolehan siswa pada akhir kenaikan tingkat. Hal ini menunjukkan prestasi tidak dapat diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa, atau dengan kata lain melakukan evaluasi merupakan cara mengukur prestasi. Evaluasi berfungsi mengukur tingkat pencapaian prestasi belajar siswa, juga memiliki fungsi psikologis yang cukup berpengaruh bagi siswa, guru, dan orang tua. Pada umumnya, guru menggunakan sekumpulan soal untuk mengukur dan menilai hasil belajar siswa. Hamzah B. Uno (2006: 94) memaparkan Apabila guru mengukur siswa sebagai objek yang akan diukur dengan alat ukur berupa sekumpulan soal, maka hasil pengukuran yang didapat berupa angka. Kemudian untuk mengambil keputusan, angka yang diperoleh itu ditransformasikan kedalam nilai A, B, C, dan seterusnya Dalam penelitian ini prestasi belajar yang akan diperoleh berupa nilai pada setiap pertemuan atau pada setiap kegiatan belajar mengajar yang diakumulasikan dengan tes akhir, sehingga didapatkan nilai rapor kelas X TKB dan X TSP 2 pada mata diklat praktik konstruksi batu dan beton. Hal ini juga berdasarkan pada nilai yang didapatkan dari sejumlah kemampuan psikomotor. Sehingga nilai rapor ini dapat dikatakan telah dapat menunjukkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dilihat dari aspek pskomotorik yaitu keterampilan praktik di bengkel yang penilaiannya terdiri dari enam kriteria sesuai dengan standar penilaian di SMKN 5 Bandung, yaitu: a. Konstruksi b. Penampilan

18 26 c. Profesionalisme Kerja d. Kerapihan area konstruksi e. Kebersihan lingkungan praktik f. Penggunaan alat praktik g. Ketepatan waktu praktik Dan masing-masing kriteria dibenikan skor maksimal, sehingga diperoleh skor tertinggi untuk satu konstruksi sebesar 90. Dalam praktik batu dan beton guru tidak memberikan nilai diatas 90, karena nilai 90 keatas termasuk nilai kesempurnaan konstruksi sehingga tidak diperlukan lagi proses perbaikan atau koreksi. Untuk menentukan nilai rapor, guru mengikuti keriteria nilai kelulusan untuk kelas X TKB dan TSP 2 pada mata diklat produktif di bawah ini Tabel 2.1 Kriteria Nilai Kelulusan Produktif Kelas X Rentang Nilai Hasil A Amat Baik B Baik C Cukup Sumber : SMK negeri 5 Bandung 2.10 Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru Program Latihan Profesi (PLP) terhadap Prestasi Belajar Siswa Keterampilan mengajar guru tidak lepas dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, yaitu aspek yang menunjang keberhasilan guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Aspek kognitif yang merupakan kemampuan

19 27 dalam penguasaan ilmu pengetahuan, aspek afektif merupakan kesadaran atau keinginan siswa dalam menerima pelajaran, dan psikomotorik adalah kemampuan gerak tubuh siswa atau rangsangan setelah menerima pengalaman belajar. Dan tugas guru dalam membina ke 3 aspek tersebut agar tercapai tujuan pendidikan yang diinginkan.sehingga jelas bahwa keterampilan mengajar merupakan salah satu unsur kompetensi profesional seorang guru yang mutlak diperlukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Gambar 2.1 Diagram faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

20 28 (Purwanto, 2004 : 107) Menurut Purwanto prestasi belajar siswa dipengaruhi 2 faktor, yaitu faktor luar dan dalam, dan keterampilan mengajar guru merupakan salah satu faktor luar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Tujuan yang diharapkan guru sebagai salah satu faktor luar prestasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar ialah optimalnya prestasi belajar siswa, namun hal tersebut tentu saja menuntut guru untuk senantiasa memperbaiki keterampilan mengajarnya apabila tujuan tersebut belum dapat tercapai. Dengan demikian, ada timbal balik antara apa yang dikerjakan oleh guru dengan hasil yang dicapai. Hal ini sekaligus menjadi ukuran bagi guru untuk mengetahui kualitas keterampilan mengajarnya.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Pada Bab V penulis menguraikan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Pada Bab V penulis menguraikan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi 110 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN Pada Bab V penulis menguraikan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi yang akan disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian Pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena dengan pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 25 STUDI PELAKSANAAN STANDAR PROSES DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Astrada 1, Amay Suherman 2, Yayat 3 DepartemenPendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154 astradadedek@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan Indonesia saat ini belum optimal karena banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan Indonesia saat ini belum optimal karena banyak faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan Indonesia saat ini belum optimal karena banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, diantaranya lingkungan sekolah, kurikulum pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan setiap manusia, karena melalui pendidikan akan dihasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih berkualitas. Sebagaimana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si 1 Dr. Suwatno, M.Si. Drs. Ade Sobandi, M.Si. Rasto, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan mengemban tugas untuk menyiapkan dan menghasilkan guru serta tenaga kependidikan lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang di sengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Profesional Guru Agus F. Tamyong dalam Usman (2010:15) menyatakan pengertian guru profesional adalah orang yang meliki kemampuan dan keahlian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN

IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN Suwatno, A. Sobandi, Rasto 1 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) tingkat implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki kemampuan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar. Pendidikan di sekolah mempunyai

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu jenjang. pendidikan formal yang salah satu tujuannya adalah untuk menghasilkan Calon

Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu jenjang. pendidikan formal yang salah satu tujuannya adalah untuk menghasilkan Calon 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu jenjang pendidikan formal yang salah satu tujuannya adalah untuk menghasilkan Calon Guru yang berkualitas sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang professional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Niken Ayu Larasati 10502247004 ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan dirasakan semakin penting, baik yang bersifat formal maupun nonformal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses pendidikan merupakan suatu proses pembinaan, pengayoman, pengajaran dan pembentukan karakter manusia baik secara fisik dan mental untuk mencapai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. usaha (Depdikbud, 1997:343). Sedangkan pengertian belajar adalah suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. usaha (Depdikbud, 1997:343). Sedangkan pengertian belajar adalah suatu II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Menurut bahasa pengertian hasil adalah sesuatu yang diperoleh karena adanya usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia dan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan dapat menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh sebuah lembaga pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya berkembang sangat pesat. Perubahan yang sangat cepat dalam bidang ini merupakan fakta

Lebih terperinci

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan

BAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan Tentang Kesiapan Menjadi Guru Salah satu tugas pokok Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah menyiapkan mahasiswa calon guru untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan di Indonesia belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini dikarenakan masih banyaknya lembaga pendidikan yang tenaga pengajarnya masih belum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Eksperimen Eksperimen adalah bagian yang sulit dipisahkan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Eksperimen dapat dilakukan di laboratorium maupun di alam terbuka. Metode ini mempunyai

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon Abstrak Guru merupakan titik sentral dalam mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan. Selain ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU SEKOLAH DASAR Astri Sutisnawati, email : astrisutisna@gmail.com ABSTRAK Magang adalah upaya pengembangan pengetahuan, pembentukan keterampilan,

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran BAB II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran A. Kajian Teori 1. PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Menurut buku panduan PPL FKIP UNPAS (2017, h. 1) PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) merupakan kegiatan akademik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat indonesia. Pembangunan yang dimaksud disini adalah pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses budaya, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Muhammadiyah 4 Sambi merupakan perubahan dari Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah Sambi yang berdiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompetensi Guru Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa inggris competence yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya pendidikan merupakan proses pengembangan kemampuan peserta didik sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikis dan emosinya dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Guru Profesional a. Pengertian Guru Definisi guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1) bahwa Guru adalah pendidik profesional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut

Lebih terperinci

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Persepsi menurut Irwanto, et al (dalam Rangkuti & Anggaraeni, 2005), adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa) sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Pada dasarnya, pendidikan bertujuan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA A. Variasi Pembelajaran 1. Pengertian Variasi Pembelajaran Membuat variasi adalah suatu hal yang sangat penting dalam mengajar. Yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk variabel X (Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru PLP) yang terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini sedang berkembang pesat membuat persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media pengetahuan dapat di peroleh dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga pendidik profesional yaitu guru. Guru memiliki tugas utama mendidik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kebutuhan masyarakat atas sumber daya manusia yang berkualitas, perlahan namun pasti semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK Oleh : Rita Mariyana, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 APA ITU KOMPETENSI? Istilah kompetensi (competence) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kecakapan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan di jaman sekarang semakin berkembang karena dengan adanya perubahan kurikulum yang semakin pesat. Model pembelajaran yang dipakai pun bermacam-macam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari sekolah umum yaitu terdapat mata pelajaran produktif.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray a) Pengertian model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray Menurut Isjoni (2010, h.15 ) model pembelajaran

Lebih terperinci

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif, terampil dan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, Desember 2016 256 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF Saepuloh 1, Dede Suhayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari https://www.slideshare.net/mobile/suprapto/uu-no-20-tahun- Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari https://www.slideshare.net/mobile/suprapto/uu-no-20-tahun- Pendidikan Nasional Bab II pasal 3, menyatakan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pengajaran yanng memerlukan keahlian khusus, serta sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak didik agar dapat menemukan kediriannya agar menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pencapaian tujuan pendidikan adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar, BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Belajar Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU KIMIA (STUDI PADA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN MAHASISWA TADRIS KIMIA)

ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU KIMIA (STUDI PADA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN MAHASISWA TADRIS KIMIA) Analisis Keterampilan Dasar Mengajar... ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU KIMIA (STUDI PADA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN MAHASISWA TADRIS KIMIA) ABSTRAK Mulyatun Pembekalan praktis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Guru Berprestasi 1. Pengertian Guru Berprestasi Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Guru Berprestasi Pendidikan Dasar Tingkat Nasional Tahun 2013 yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang

Lebih terperinci

Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI KONSEP DASAR PEMBELAJARAN

Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI KONSEP DASAR PEMBELAJARAN KONSEP DASAR PEMBELAJARAN Kompetensi 1. Menganalisis beberapa konsep dan teori yang berhubungan dengan Pembelajaran 2. Menganalisis bagaimana perkembangan konsep belajar dan pembelajaran ditinjau dari

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak individu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa depannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang dengan menempatkan pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II) PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd

Lebih terperinci

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M.

¹ Sofyan Kasiaradja Mahasiswa pada Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo: Prof.Dr.H. Ansar M.Si dan Dr. Asrin M. KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI DI KECAMATAN POSIGADAN Sofyan Kasiaradja,Ansar,Asrin ¹ Jurusan Manajemen Pendidikan, Program Studi S1, Manajemen Pendidikan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana atau wahana yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun kewajiban sebagai warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di antaranya adalah masalah belajar. Permasalahan belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor,

Lebih terperinci

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT The study was set out to compare analytically the pedagogical competence of the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Peran

Lebih terperinci

2016 PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP KETERAMPILAN MENJELASKAN MAHASISWA PPL DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI UPI SEMSETER GENAP TAHUN

2016 PERSEPSI SISWA SMA TERHADAP KETERAMPILAN MENJELASKAN MAHASISWA PPL DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI UPI SEMSETER GENAP TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tentu harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah karena tidak hanya sekedar menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi melibatkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penyiapan sumber daya manusia merupakan masalah yang mendasar dalam era globalisasi, jika kita tidak ingin kalah bersaing dengan negaranegara lain. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45.

BAB I PENDAHULUAN. Barnawi M Arifin, Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2013, hlm. 45. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi sebuah pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan watak anak bangsa yang bermartabat sesuai dengan ajaran agama, sebagaimana yang tertuang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu rumusan nasional tentang istilah Pendidikan adalah sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkna suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau dikenal juga dengan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan manusia akan berdaya dan berkarya sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB II MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM. 1. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick

BAB II MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM. 1. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick BAB II MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MATERI SUMBER DAYA ALAM A. Model Pembelajaran Talking Stick 1. Pengertian Model Pembelajaran Talking Stick Talking stick (tongkat berbicara)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan setiap individu. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1.1, tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA SYAFRIMAR Guru SMP Negeri 2 Pangkalan Kuras syafmar1@gmail.com ABSTRAK Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

Lebih terperinci