OPTIMASI TEGANGAN DAN ARUS SEL SURYA DENGAN PEMANTUL TIPE V-TROUGH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI TEGANGAN DAN ARUS SEL SURYA DENGAN PEMANTUL TIPE V-TROUGH"

Transkripsi

1 OPTIMASI TEGANGAN DAN ARUS SEL SURYA DENGAN PEMANTUL TIPE V-TROUGH Emanuel Budi Raharjo 1, Mirwan Ushada 2, Ali Parkhan 3 1 Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia 2 Departemen Teknologi Agroindustri, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada 3 Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Abstract Solar energy harvesting problem lies in cost and efficiency of the solar cell. This research offers alternative for efficiency boost by increasing cell illumination. Using v-trough reflector light is augmented to push solar cell voltage and current yield surpassing the actual non-concentrator condition. Conversion efficiency and productivity increases as the addition of both. V-trough experiment employing reflected light selection mechanism is done to raise polycrystalline solar cell output with 413 milliwatt of power and 72 cm2 area. The research design was carried out using Taguchi method referring to three level and three control factor Orthogonal Array with response factors of voltage and current. The three control factors are alpha angle, reflector height and reflector color. Solar cell output with and without v-trough usage are also compared in order to know the enhancement level. The findings revealed that both responses were affected by the control factors and optimum condition achieved on A 3 B 3 C 3 parameter settings which is 65 alpha angle, 15 cm reflector height and a red reflector color. Result shows 1,48% and 20,88% solar cell voltage and current increase in v-trough implementation over the nonimplemented. After the use of 37,96mW solar cell power, then the Rp2.860,00 cost increase in v-trough configuration can be redeemed due to Rp75,35/mW cost reduction. Keyword : solar cell, v-trough reflector, voltage, current, Taguchi AbstraK Masalah pemanenan energi surya terletak pada biaya dan efisiensi sel surya. Penelitian ini menawarkan alternatif untuk efisiensi dorongan dengan meningkatkan pencahayaan sel. Menggunakan lampu reflektor v- palung ditambah untuk mendorong tegangan sel surya dan hasil saat ini melebihi kondisi non-konsentrator yang sebenarnya. efisiensi konversi dan meningkatkan produktivitas penambahan kedua. Percobaan V-palung menggunakan mekanisme seleksi cahaya yang dipantulkan dilakukan untuk meningkatkan polikristalin keluaran sel surya dengan 413 milliwatt kekuasaan dan 72 daerah cm2. Desain penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Taguchi mengacu tiga tingkat dan tiga kontrol faktor Orthogonal Array dengan faktor respon dari tegangan dan arus. Tiga faktor kontrol yang sudut alpha, tinggi reflektor dan warna reflektor. Output sel surya dengan dan tanpa penggunaan v-palung juga dibandingkan untuk mengetahui tingkat tambahan. Temuan mengungkapkan bahwa kedua tanggapan dipengaruhi oleh faktor-faktor kontrol dan kondisi optimum dicapai pada pengaturan parameter A3B3C3 sudut alpha, 15 cm reflektor tinggi dan warna reflektor merah. yang 65 Hasil menunjukkan 1,48% dan 20,88% tegangan sel surya dan peningkatan arus dalam pelaksanaan v-palung atas non-dilaksanakan. Setelah penggunaan tenaga sel surya 37,96mW, maka kenaikan biaya Rp2.860,00 dalam konfigurasi v-palung dapat ditebus karena pengurangan biaya Rp75,35 / mw. Kata kunci: sel surya, v-palung reflektor, tegangan, arus, Taguchi 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Fakta bahwa cadangan energi fosil akan semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui lagi menimbulkan persoalan pemenuhan energi bagi manusia. Berdasarkan pertimbangan ini, maka sumber-sumber energi alternatif selain bahan bakar fosil terus diusahakan untuk dikembangkan guna mengurangi ketergantungan tersebut. Energi alternatif ini dapat berupa energi matahari, energi angin, energi air, energi panas bumi sampai energi nuklir yang masih terus menjadi perdebatan. Untuk energi matahari saja, diperkirakan bumi menerima sejumlah 1000W/m 2 radiasi cahaya matahari dalam sehari (Winston et al. dalam Sukki, 2010). Salah satu cara untuk memanfaatkan energi ini adalah menggunakan sel photovoltaik (sel surya) guna menghasilkan listrik (Ekins dan Daukes dalam Sukki, 2010). Menurut Osueke et al., 2011, biaya dan efisiensi sel surya adalah faktor yang menjadi permasalahan dalam eksplorasi energi matahari. Hanya sekitar 15% sampai 30% saja efisiensi

2 2 yang dapat dicapai sel surya tergantung dari jenis semikonduktor yang dipakai (Sukki, 2010). Jika dapat meminimalkan penggunaan sel surya sementara luaran dapat dioptimalkan maka produktifitas sel surya juga optimal (Osueke et al., 2011). Penelitian sebelumnya dari Shaltout, Ghettas, dan Sabry, 1995 mengungkapkan bahwa penggunaan sel surya polycrystalline pada konsentrator v-trough memiliki penguatan arus lebih sedikit dibanding tipe amorphous oleh karena ketidaksesuaian spectral reflectivity cermin komersial lapis alumunium terhadap spectral response sel polycrystalline. Hasil ini membuktikan bahwa menggunakan pemantul v- trough berbahan cermin saja untuk meningkatkan intensitas tanpa memperhatikan kesesuaian spectral response menghasilkan luaran arus tidak optimal. V-trough adalah konsentrator cahaya yang gunanya memantulkan sinar pada area tidak tercakup oleh sel surya. Area sel yang digunakan lebih sedikit sementara intensitas meningkat sehingga luaran sel secara teori lebih optimal. Menurut Williamson dalam Nilsson, 2005, bahwa untuk sinar yang condong (miring sudut datangnya) jumlah sinar keluar dari bidang simetri (vtrough) yaitu pecahan sinar terpantul keluar menjadi semakin besar. Penting untuk memperhatikan parameter konsentrasi geometrik (C) dan trough angle pada v-trough dalam rangka mengatasi hal ini. Pemilihan tidak tepat pada faktor ini juga mampu mengakibatkan penyinaran parsial (tidak merata), sedangkan menurut penelitian Garcia et al., 2008 penggunaan bahan reflektifitas tinggi seperti kaca dapat menimbulkan hotspot oleh sifat pemantulan specular yang dimiliki cermin. Efek hotspot harus dihindari karena bersifat mengurangi umur pakai dan merusak sel surya. Menjawab permasalahan yang telah diuraikan, maka akan dilakukan eksperimen untuk mengoptimasi tegangan dan arus luaran sel surya jenis polycrystalline menggunakan pemantul v-trough dengan memperhatikan faktor kesesuaian spectral response sel yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan dalam optimasi tegangan dan arus sel surya adalah Taguchi. Metode ini sesuai karena merepresentasikan upaya melakukan peningkatan kualitas dengan mendesain kualitas dalam setiap proses dan produk (Wuryandari et al., 2009). Kualitas yang dimaksud dalam penelitian adalah arus dan tegangan sel surya. Faktor kendali eksperimen yang dipilih adalah sudut α, tinggi pemantul dan warna permukaan pemantul. Variasi sudut α dan tinggi pemantul bersesuaian dengan parameter trough angle dan konsentrasi geometrik pemantul v-trough sementara warna pemantul berfungsi menyesuaikan spectral response sel polycrystalline. Kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap tegangan dan arus sel selama proses eksperimen sehingga untuk meminimalkan efeknya penelitian dilakukan dalam sebuah confined space. Confined space (ruang tertutup) adalah tempat dengan ruang dalam yang didesain untuk melakukan simulasi kondisi lingkungan lokal dalam sebuah sistem terkendali (Takahasi et al. dalam Ushada et al., 2014). Sebagai sumber cahaya didalam ruangan, ditempatkan lampu halogen berdaya 500 watt. 1.2 Tujuan Penelitian Mengetahui cara optimasi arus dan tegangan modul sel surya dengan memanfaatkan pemantul tipe v-trough. Mengetahui faktor-faktor pada pemantul tipe v-trough yang berpengaruh signifikan terhadap nilai arus dan tegangan sel surya. Mengetahui kombinasi level faktor optimal pemantul tipe v-trough yang mengoptimalkan tegangan dan arus sel surya. 2.1 Konsentrator Sel Surya II. ALAT DAN BAHAN Intensitas cahaya yang jatuh ke permukaan sel surya dapat ditingkatkan menggunakan konsentrator sel surya. Mengoperasikan sel surya dalam kondisi penyinaran terkonsentrasi memberikan dua keuntungan yaitu lebih sedikit area sel surya dibutuhkan untuk mengumpulkan cahaya dan adanya peningkatan efisiensi. Apabila sebuah sumber cahaya yaitu cahaya matahari dikonsentrasikan sebesar X kali maka arus hubung singkat sel surya menjadi X kali lipatnya. Peningkatan konsentrasi cahaya masukan mampu meningkatkan efisiensi sel surya penerimanya, namun seiring dengan peningkatan suhu sel akan menurunkan tegangan hubung buka dan juga efisiensi sel itu sendiri (Luque dan Hegedus, 2003).

3 3 2.2 Pemantul V-trough Konstruksinya sederhana v-trough dibentuk dari kaca yang dipasang saling bersilangan dengan sudut seperti terlihat pada Gambar 1 Gambar 1. Pemantul tipe V-trough. (Garcia et al., 2008) Geometri pemantul jenis V-trough dipengaruhi oleh dua hal: sudut pelewatan ( ) dan konsentrasi geometris (C). Nilai kosentrasi geometris merupakan perbandingan antara lebar area pelewatan (A) terhadap ukuran lebar sel surya (a) (Fraidenraich, 1998) C = A a Guna menghindari hot-spot, distribusi cahaya jatuh harus merata di permukaan area penyerapan. Sebuah konsentrator ideal posisi menghadap sempurna matahari menggunakan dua cermin pemantul akan mengikuti persamaan konsentrasi geometris: 2.3 Spectral Response C = A 1 a (1) = cos 2ψ (N = 1) (2) Spectral response, SR( ), sel surya memungkinkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh foton dengan panjang gelombang (energi) berbeda-beda terhadap nilai arus hubung singkat. Spectral response didefinisikan sebagai besarnya arus hubung singkat yang dihasilkan oleh sebuah panjang gelombang cahaya tertentu. Keterkaitan antara nilai arus hubung singkat sel surya terhadap spectral response ditunjukkan oleh rumus berikut ini (Luque dan Hegedus, 2003): I sc = SR ext λ λ f λ dλ (3) 3.1 Objek Penelitian III. METODOLOGI Objek yang akan diteliti adalah arus dan tegangan luaran sel surya yang nilainya dioptimalkan dengan cara meningkatkan perolehan intensitas cahaya memanfaatkan pemantul tipe v-through. Subjek penelitian adalah pemantul tipe v-through dengan jalan merubah level faktor sudut pemasangan antara pemantul dan sel surya (sudut ), tinggi pemantul (H) dan warna permukaan pemantul yang akan mempengaruhi nilai arus dan tegangan luaran Metode Taguchi

4 4 Teknik optimasi dengan menggunakan metode Taguchi menggunakan matrik yang disebut matrik Orthogonal Array (OA) untuk menentukan jumlah eksperimen minimal yang dapat memberi informasi sebanyak mungkin semua faktor yang mempengaruhi parameter (Peace, 1993). OA dapat digunakan menentukan kontribusi setiap faktor yang berpengaruh terhadap kualitas dan dapat diketahui tingkat faktor yang memberikan hasil yang optimal. Keuntungan penggunaan OA adalah kemampuan mengevaluasi beberapa faktor dengan jumlah eksperimen sedikit. (Wuryandari et al., 2009). Untuk memperoleh setting parameter yang optimal Taguchi menggunakan pengukuran kualitas secara statistik disebut Signal to Noise Ratio (SNR) sedangkan informasi faktor berpengaruh terhadap respon didapatkan dari analisis variansi (ANOVA). Ekperimen konfirmasi dilaksanakan jika level faktor optimal yang diperoleh berada diluar OA dengan tujuan mendapatkan konfirmasi terhadap kondisi optimal. Notasi penulisan OA menunjukkan jumlah eksperimen, jumlah faktor dan jumlah level yang digunakan dalam eksperimen. Berikut ini ditunjukkan contoh notasi dan matrik OA standar L 9 (3 4 ). Gambar 2. Notasi Orthogonal Array Sesuai grafik linier penempatan faktor dalam OA L 9 (3 4 ) dapat dilihat dalam Gambar 3. Apabila terdapat dua faktor dengan interaksi maka kolom pertama dan kedua diisi kedua faktor sedangkan kolom ketiga serta keempat diisi oleh interaksinya (Soejanto, 2009). Gambar 3. Grafik linier L 9 (Soejanto, 2009) Jika terdapat tiga buah faktor maka ketiga faktor ditempatkan kolom pertama sampai ketiga sedangkan kolom keempat tetap dipakai dan dinamakan kolom error dengan notasi e. Terdapat tiga karakteristik kualitas atau rasio S/N dalam metode Taguchi yaitu Smaller the Better, Larger the Better dan Nominal the Best dimana nilai n dan y i merupakan jumlah pengulangan eksperiman dan nilai pengamatan ke i faktor respon. Berikut ini disajikan tabel rumus rasio S/N. Tabel 1. Rumus rasion S/N 3.2 Pemilihan Faktor dan Level a. Faktor bebas Faktor bebas adalah faktor yang menjadi sebab berubahnya atau timbulnya faktor terikat/faktor respon. Faktor bebas dalam penelitian ini meliputi sudut, tinggi pemantul dan warna pemantul. Faktor sudut merupakan konversi sudut pelewatan atau trough angle (nilainya 180 dikurangi sudut pelewatan) yang berpengaruh pada konsentrasi geometrik, faktor

5 5 tinggi pemantul mempengaruhi lebar area pelewatan sedangkan warna pemantul berpengaruh terhadap kinerja konversi cahaya sel surya (unsur kesesuaian spectral response). Tabel 2. Faktor dan level b. Faktor terikat Faktor terikat adalah faktor yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Arus, tegangan, Fill Factor, efisiensi konversi dan produktifitas adalah variabel terikat yang melekat pada sebuah sel surya. Respon Fill Factor, efisiensi konversi dan produktifitas tidak dipilih sebagai faktor terikat dalam penelitian karena ketiganya tidak dapat diukur secara langsung (harus dihitung dengan rumus) dan karakteristiknya sudah diwakili oleh respon arus dan tegangan. Jika dilihat dari rumus baku dapat diketahui bahwa nilai Fill Factor, efisiensi konversi dan produktifitas sel surya akan meningkat seiring dengan peningkatan arus dan tegangan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Ettah et al., 2011 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif linier antara arus dan efisiensi seiring peningkatan intensitas cahaya. Peningkatan intensitas cahaya akan meningkatkan arus dan akhirnya memperbaiki efisiensi sel surya. Berdasarkan pertimbangan ini maka variabel terikat yang dipilih dalam penelitian ini adalah arus dan tegangan sel surya. Semakin tinggi nilai arus dan tegangan sel surya yang dihasilkan maka semakin optimal luarannya (Yates, 2003) sehingga karakteristik kualitas yang dimiliki kedua respon adalah LTB (Larger the Better). Nilai arus diukur pada kondisi rangkaian tertutup (close circuit) dengan memberi beban resisitif 1 di terminal luaran, sedangkan nilai tegangan diukur pada kondisi rangkaian terbuka. 3.3 Alat Ukur Alat ukur yang digunakan untuk mengambil data penelitian adalah sebuah data logger. Data logger merupakan alat ukur digital berbasis mikrokontroler dengan kemampuan untuk mengambil dan mengirimkan data secara serial menuju komputer. Data yang diterima di komputer kemudian ditampilkan oleh software serial chart atau serial terminal dalam bentuk informasi grafik dan atau tulisan. Penggunaan data logger menjadi sangat penting karena mampu mengambil data secara cepat dan aman tanpa merusak sel surya, terutama saat pengukuran arus. Sensor-sensor data logger yang digunakan merupakan sensor yang terkalibrasi meliputi sensor arus maksimum 100 ma dan sensor tegangan 0-10 V keduanya terkalibrasi amperemeter dan voltmeter Sanwa Electric Instrument seri CD800a, sensor cahayanya buatan ROHM semikonduktor seri BH1750FVI kemampuan maksimum lux dengan resolusi 1 lux dan sebuah busur derajat buatan butterfly untuk mengukur sudut α. 3.4 Orthogonal Array Terdapat tiga faktor kendali dengan 3 level dalam eksperimen yaitu sudut α, tinggi pemantul dan warna pemantul, sehingga totalnya memiliki enam derajat bebas. Sesuai persyaratan bahwa V OA V fl, maka dipilih matriks OA standar L 9 (3 4 ) dengan delapan derajat kebebasan. Menggunakan OA tersebut hanya perlu dilakukan sembilan kali percobaan dari keseluruhan 27 kali. Kolom terakhir OA tidak dipergunakan dalam rancangan sehingga dinamakan sebagai kolom error dengan notasi e. Berikut disajikan OA L 9 untuk pengujian tegangan dan arus sel surya dalam bentuk tabel.

6 6 Tabel 3. Orthogonal array L 9 (3 4 ) Parameter pengujian tegangan dan arus sel surya untuk trial pertama adalah kombinasi A1,B1,C1,e1 yaitu sudut antara pemantul dengan sel surya sebesar 50, tinggi pemantul 6 cm dan warna permukaan pemantul hijau. Parameter untuk trial kedua hingga ke sembilan mengikuti Tabel 3 dan disesuaikan dengan faktor level Tabel 2. IV. HASIL dan PEMBAHASAN Pengolahan data hasil eksperimen memanfaatkan fasilitas software Minitab 17 dengan tingkat kepercayaan 95% atau signifikansi 0,05. Analisis Taguchi dilaksanakan menggunakan menu DOE yang terintegrasi dalam Minitab dengan hasil berupa tabel SNR dan nilai rata-rata sesuai karakteristik kualitas LTB faktor respon. Nilai arus dan tegangan sel surya dari eksperimen tanpa menggunakan v-trough ditunjukkan oleh Tabel 4. Rata-rata arus dan tegangan yang diperoleh pada kondisi tanpa peningkatan intensitas cahaya sebesar 29,7 ma dan 8,13 V. Tabel 4. Hasil eksperimen tegangan dan arus sel surya Nilai arus dan tegangan sel surya dari eksperimen menggunakan pemantul v-trough dengan cara mengubah-ubah nilai sudut α (A), Tinggi Pemantul (B) dan Warna Permukaan Pemantul (C) masing-masing 3 level faktor ditunjukkan pada Tabel 5 dan 6 dibawah. Tabel 5. Hasil eksperimen arus sel surya tegangan sel surya Tabel 6. Hasil eksperimen Hasil perhitungan ANOVA dengan Minitab ditunjukkan pada Tabel 7 dan 8 dibawah ini. Tabel 7. Anova respon arus sel surya Tabel 8. Anova respon tegangan sel surya

7 7 Berdasarkan hasil analisis variansi respon tegangan dan arus sel surya pada Tabel 7 dan 8 terlihat bahwa seluruh faktor secara statistik memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel respon. SNR dan rata-rata untuk variabel respon arus maupun tegangan ditunjukkan oleh Tabel 9 dan Tabel 10. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi level faktor optimal adalah A 3 B 3 C 3. Tabel 10. Hasil SNR dan rata- Tabel 9. Hasil SNR dan rata-rata arus sel surya rata tegangan sel surya Karakateristik kualitas masing-masing respon penelitian menggunakan jenis yang sama yaitu LTB dengan demikian untuk membandingkan antara kondisi optimal (menggunakan pemantul v-trough) dengan normal (tanpa pemantul v-trough) perlu dilakukan uji beda satu sisi. Langkah uji beda satu sisi dilaksanakan untuk mengetahui apakah μ 2 (rata-rata nilai respon menggunakan pemantul) lebih besar dari μ 1 (rata-rata nilai respon tanpa pemantul) atau dengan kata lain μ 2 μ 1 > 0 Tabel 11. Perbandingan hasil eksperimen arus sel surya arus sel surya Tabel 12. Uji beda Tabel 13. Perbandingan hasil eksperimen tegangan sel surya tegangan sel surya Tabel 14. Uji beda Hasil menunjukkan bahwa nilai P yang diperoleh untuk uji beda tegangan dan arus sel surya adalah 0,000 dan 0,003 maka dapat disimpulkan bahwa P < 0,05 sehingga secara statistik terdapat kenaikan nilai rata-rata tegangan dan arus sel surya pada kondisi menggunakan pemantul terhadap tanpa pemantul v-trough. Perbandingan nilai rata-rata hasil uji kedua respon antara kondisi optimal dengan kondisi normal ditunjukkan pada Tabel 15. Tabel 15. Perbandingan nilai rata-rata hasil pengujian

8 8 Berdasarkan hasil uji yang tertera pada Tabel 15 terlihat bahwa nilai pada kondisi optimal lebih besar dibanding dengan kondisi normal yaitu sebesar 35,9 ma. Terdapat selisih arus sebesar 35,9 ma 29,7 ma = 6,2 ma dengan kenaikan 20,88% 20,88 % = 6,2 29,7 100 % terhadap kondisi normal. Nilai tegangan optimal juga lebih besar dibanding dengan kondisi normal yaitu 8,25 V. Terdapat selisih tegangan sebesar 8,25 V 8,13 V = 0,12 V dengan kenaikan 1,48% 1,48% = 0, % terhadap kondisi normal. Hal ini menunjukkan, bahwa kondisi 8,13 optimal dapat memaksimasi baik nilai arus (ma) maupun tegangan (V) sel surya. Tabel 16. Biaya pemasangan awal sel surya kondisi optimal (usulan) dan kondisi normal Hitungan biaya / mw dalam kondisi normal Total biaya pemasangan awal berdasarkan Tabel 16 adalah Rp ,00, sehingga biaya / mw yang didapatkan terhitung sebesar Rp ,00 dibagi dengan 241,46 mw yaitu Rp460,11 / mw Hitungan biaya / mw dalam kondisi optimal Total biaya pemasangan awal berdasarkan Tabel 16 adalah Rp ,00, sehingga biaya / mw yang didapatkan terhitung sebesar Rp ,00 dibagi dengan 296,18 mw yaitu Rp384,76 / mw Tabel 17. Biaya / mw kondisi optimal (usulan) dan kondisi normal Selisih biaya / mw pada Tabel 17 jelas memperlihatkan bahwa biaya untuk setiap mw kondisi optimal (usulan) memberikan solusi lebih baik dengan nilai Rp384,76 dibanding kondisi normal Rp460,11. Kondisi optimal memberikan pengurangan biaya listrik sel surya untuk setiap mw pada pemasangan awal sebesar Rp75,35 dibanding kondisi normal. Tabel 17 juga menunjukkan biaya pemasangan awal sel surya kondisi usulan (menggunakan pemantul v- trough) lebih mahal Rp2.860,00 dibanding kondisi normal. Dengan penghematan biaya Rp75,35 untuk tiap miliwatt, maka biaya yang lebih mahal tersebut dapat tertutup setelah pemakaian daya sel surya sebanyak 37,96 mw karena memberikan keuntungan oleh adanya penghematan biaya sebesar Rp2.860,29. Untuk mengetahui perolehan daya secara riil maka dilakukan eksperimen lapangan pada kombinasi level faktor optimal yang telah didapatkan dengan hasil sesuai yang ditunjukkan oleh Tabel 18. Tabel 18. Hasil eksperimen lapangan menggunakan v-trough pada A 3 B 3 C 3

9 9 Peningkatan arus sel surya kondisi uji lapangan terjadi karena intensitas cahaya matahari jauh lebih besar dibandingkan dengan intensitas cahaya lampu halogen. Kondisi ini membuktikan pernyataan bahwa terdapat hubungan linier antara intensitas cahaya terhadap nilai luaran sel surya, bahwa semakin tinggi intensitas maka semakin maksimal luaran arus dan tegangannya (Pepple et al., 2009). Peningkatan intensitas cahaya dan suhu lingkungan pada uji lapangan menyebabkan kenaikan suhu sel surya sehingga meningkatkan batasan panjang gelombang cahaya yang mampu dikonversi sel surya yang akhirnya akan meningkatkan arus sel (Yates, 2003). Penelitian Shaltout, 2000 menunjukkan bahwa peningkatan suhu sel akan menggeser spectral response sel surya mendekati area infra merah sehingga arus sel surya meningkat karena mendekati spectral response sel polycrystalline Kondisi uji lapangan menunjukkan kelembapan udara yang lebih rendah (suhu lingkungan tinggi), menyebabkan tidak banyak cahaya matahari terserap oleh kandungan air dalam udara sehingga intensitas cahaya menjadi tinggi dan akhirnya menaikkan arus. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pepple et al., 2009 yaitu tingkat kelembapan rendah berarti kandungan air dalam udara rendah sehingga intensitas cahaya tinggi dan akhirnya menaikkan produksi arus sel surya. Peningkatan suhu sel saat uji lapangan memiliki efek samping berupa penurunan nilai tegangan sel, sesuai yang ditunjukkan pada Tabel 18 dimana rata-rata nilai tegangan sel surya turun dari 8,25 V menjadi 8,16 V. Sesuai teori, peningkatan suhu sel menyebabkan tegangan bandgap berkurang sehingga terdapat lebih banyak elektron dalam pita konduksi yang akhirnya meningkatkan dark current. Peningkatan dark current akan menurunkan tegangan sel (Yates, 2003). Penelitian Pepple at al., 2009 menyatakan bahwa penurunan kelembapan realtif mengindikasikan terjadinya peningkatan tegangan sel, namun demikian karena suhu lingkungan dan intensitas cahaya uji lapangan lebih tinggi daripada uji laboratorium maka mendorong terjadinya peningkatan suhu sel surya sehingga pada akhirnya tegangan sel turun menjadi 8,16 V. Hal ini sesuai pernyataan bahwa peningkatan intensitas cahaya (diikuti suhu lingkungan) akan meningkatkan suhu sel surya yang akhirnya dapat menurunkan tegangan sel (Luque dan Hegedus, 2003). 5.1 Kesimpulan V. PENUTUP Berdasarkan analisa hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap nilai tegangan (V) dan arus sel surya (ma) pada pemantul tipe v-through adalah Sudut α, Tinggi Pemantul dan Warna Pemantul. Kombinasi level faktor optimal pemantul tipe v-trough yang mampu mengoptimalkan tegangan dan arus luaran sel surya adalah A 3 B 3 C 3 yaitu pada Sudut α 65 derajat, Tinggi Pemantul 15cm dan Warna Pemantul merah. Hasil menunjukkan peningkatan 1,48% dan 20,88% untuk respon tegangan dan arus sel surya pada saat menggunaan pemantul v-trough dibandingkan tanpa v-trough. DAFTAR PUSTAKA [1]. Ettah, E.B., Obiefuna, J.N., Njar, G.N., (2011). The Relationship Between Solar Radiation and the Efficiency of Solar Panels in Port Harcourt, Nigeria. International Journal of Applied Science and Technology 1(4) [2]. Fraidenraich, N. (1998). Design Procedure of V-trough Cavities for Photovoltaic Systems. Progress in Photovoltaics:Research and Applications, 6: p [3]. Garcia, M., Marroyo, L., Lorenzo, E., Perez, M. (2008). Experimental Energy Yield in 1,5x and 2x PV Concentrators with Conventional Modules. Progress in Photovoltaics:Research and Applications, 16: p [4]. Luque, A. dan Hegedus, S. (2003). Handbook of Photovoltaic Science and Engineering. Wiley: Chichester, West Sussex, UK [5]. Nilsson, J. (2005). Optical Design and Characterization of Solar Concentrators for Photovoltaics. Lund University. Swedia.

10 10 [6]. Osueke, Onyekachi, Nwabueze. (2011). Combating Problems with Solar Power : A Cost Effective Improvement on the Conversion Efficiency of Solar Panels. International Journal of Scientific & Engineering Research. 2(10) [7]. Peace, G.S. (1993). Taguchi Methods : A Hands on Approach, Addison-Wesley, Longman Incorporated [8]. Pepple, V.B.O., Cookey, C.I., Alaminokuma, G.I. (2009). Effects of Temperature, Solar Flux and Relative Humidity on the Efficient Conversion of Solar [9]. Shaltout, M.M.A., El-Nicklawly, M.M., Hassan, A.F., Rahoma, U.A., Sabry, M. (2000). Determination of suitable types of solar cells for optimal outdoor performance in desert climate. Renewable Energy. 19: p [10]. Shaltout, M.M.A., Ghettas, A., Sabry, M. (1995). V-trough Concentrator on Photovoltaic Full Tracking System at Hot Desert Climate. Renewable Energy. 6: p [11]. Sudhakar, K., Jain, N., Bagga, S. (2013). Effect of Color Filter on the Performance of Solar Photovoltaic Module. International Conference on Power, Energy and Control (ICPEC) [12]. Sukki, F.M., Iniguez, R.R., McMeekin, S.G., Stewart, B.G., Clive, B. (2010). Solar Concentrator. International Journal of Applied Science. 1(1): p [13]. Soejanto, (2009). Desain Eksperimen dengan Metode Taguchi, Graha ilmu, Surabaya [14]. Ushada, M., Suryandono, A., Falah, M.A.F., Khuriyati, N., Wicaksono, A., Murase, H. (2014) Performance Evaluation of Moss Rooftop Greening Prototype in a Confined Space. Engineering in Agriculture, Environment and Food. 7: p [15]. Wuryandari, T., Widiharih, T., dan Anggraini, S.D. (2009). Metode Taguchi untuk Optimalisasi Produk pada Rancangan Faktorial. Diambil dari Tersedia di [16]. Yates, T.A. (2003). Solar Cells in Concentrating Systems and Their High Temperature Limitations. (University of California). Santa Cruz.

BAB V PEMBAHASAN. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh

BAB V PEMBAHASAN. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh 118 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Faktor Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap peningkatan nilai arus dan tegangan sel surya. Kondisi hubung singkat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Energi matahari mulai dijadikan sebagai pilihan bagi pemenuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Energi matahari mulai dijadikan sebagai pilihan bagi pemenuhan 64 BAB III METODE PENELITIAN. Kerangka Konsep Energi matahari mulai dijadikan sebagai pilihan bagi pemenuhan kebutuhan energi karena penemuan mekanisme efek fotolistrik. Jumlah energi matahari melimpah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minyak, gas serta batu bara telah menjadi bagian tak terpisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Minyak, gas serta batu bara telah menjadi bagian tak terpisahkan dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak, gas serta batu bara telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebutuhan sehari-hari dan memiliki peranan yang penting dalam pertumbuhan dunia. Alat-alat transportasi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Artificial Lighting Types and Design. Dibaca tanggal 2 Oktober Tersedia di

DAFTAR PUSTAKA. Artificial Lighting Types and Design. Dibaca tanggal 2 Oktober Tersedia di DAFTAR PUSTAKA Artificial Lighting Types and Design. Dibaca tanggal 2 Oktober 2013. Tersedia di http://www.electrical-knowhow.com/2012/03/artificial-lighting-types-anddesign.html Aziz-ul, H., Hossain,

Lebih terperinci

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE

HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE HASIL KELUARAN SEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER CAHAYA LIGHT EMITTING DIODE A. Handjoko Permana *), Ari W., Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 * ) Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Ketergantungan dunia terhadap energi listrik sangat besar. Hal ini bisa dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil yang saat

Lebih terperinci

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar Made Sucipta1,a*, Faizal Ahmad2,b dan Ketut Astawa3,c 1,2,3 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Udayana,

Lebih terperinci

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA Ricko Mahindra*, Awitdrus, Usman Malik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

Lebih terperinci

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh filter warna kuning terhadap efesiensi Sel surya. Dalam penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR Muchammad dan Hendri Setiawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR

ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR ANALISIS PERBANDINGAN OUTPUT DAYA LISTRIK PANEL SURYA SISTEM TRACKING DENGAN SOLAR REFLECTOR I B Kd Surya Negara 1, I Wayan Arta Wijaya 2, A A Gd Maharta Pemayun 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP

PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP PERANCANGAN ALAT PENYEMPROT HAMA TANAMAN TIPE KNAPSACK BERBASIS SOLAR PANEL 20 WP Efrizal, Johan Sainima Program Studi Teknik mesin, Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah Tangerang, Jl. Perintis Kemerdekaan

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER

PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER PERBEDAAN EFISIENSI DAYA SEL SURYA ANTARA FILTER WARNA MERAH, KUNING DAN BIRU DENGAN TANPA FILTER Oleh: Muhammad Anwar Widyaiswara BDK Manado ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah kompor induksi type JF-20122 BAB III METODE PENELITIAN.. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Research and Development Akademi Teknologi Warga Surakarta Jl.Raya Solo-Baki KM. Kwarasan, Grogol, Solo Baru, Sukoharjo...

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN LAPISAN AIR PENDINGIN TERHADAP DAYA KELUARAN MODUL PHOTOVOLTAIC MONOCRYSTALLINE

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN LAPISAN AIR PENDINGIN TERHADAP DAYA KELUARAN MODUL PHOTOVOLTAIC MONOCRYSTALLINE Studi Eksperimen Pengaruh Ketebalan Lapisan Air Pendingin... (Baihaqi dkk.) STUDI EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN LAPISAN AIR PENDINGIN TERHADAP DAYA KELUARAN MODUL PHOTOVOLTAIC MONOCRYSTALLINE Ikhsan Baihaqi

Lebih terperinci

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc. Sistem MPPT Untuk PV dan Inverter Tiga Fasa yang Terhubung Jala-Jala Menggunakan Voltage-Oriented Control Andi Novian L. 2210 106 027 Dosen Pembimbing : Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN 4.. Prosedur Penelitian. 4... Tahap Persiapan Menyiapkan alat-alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan eksperimen. Yaitu ampere meter, volt meter, function generator,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Pada peneliatian ini langkah-langkah yang dilakukan mengacu pada diagram alir di bawah ini: Mulai Persiapan Alat dan Bahan Menentukan Sudut Deklinasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk energi yang lain. Saat ini kebutuhan energi, khususnya energi listrik terus meningkat dengan pesat,

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA SISTEM PANEL SURYA (PHOTOVOLTAIC SOLAR PANEL) MENGGUNAKAN METODE POWER FEEDBACK DAN VOLTAGE FEEDBACK Disusun Oleh: Nama : Yangmulia Tuanov

Lebih terperinci

APLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA. Halim Zaini 1

APLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA. Halim Zaini 1 APLIKASI DESAIN EKSPERIMEN TAGUCHI UNTUK PERBAIKAN KUALITAS AIR PDAM TIRTA MON PASE LHOKSUKON ACEH UTARA Halim Zaini 1 1 Staf Pengajar email : halimzain60@gmail.com ABSTRAK Kualitas air PDAM Tirta Mon

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Studi Eksperimental Pengaruh Sudut Kemiringan... (Nabilah dkk.) STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN Inas Nabilah

Lebih terperinci

KOMPARASI ENERGI SURYA DENGAN LAMPU HALOGEN TERHADAP EFISIENSI MODUL PHOTOVOLTAIC TIPE MULTICRYSTALLINE

KOMPARASI ENERGI SURYA DENGAN LAMPU HALOGEN TERHADAP EFISIENSI MODUL PHOTOVOLTAIC TIPE MULTICRYSTALLINE KOMPARASI ENERGI SURYA DENGAN LAMPU HALOGEN TERHADAP EFISIENSI MODUL PHOTOVOLTAIC TIPE MULTICRYSTALLINE Asrul, Reyhan Kyai Demak, Rustan Hatib Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tadulako

Lebih terperinci

Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid

Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid 208 Satwiko S / Uji Karakteristik Sel Surya Pada Sistem 24 Volt Dc Sebagai Catudaya Pada Sistem Pembangkit Tenaga Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya pada Sistem Pembangkit

Lebih terperinci

STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL

STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL STUDI ORIENTASI PEMASANGAN PANEL SURYA POLY CRYSTALLINE SILICON DI AREA UNIVERSITAS RIAU DENGAN RANGKAIAN SERI-PARALEL Ridho Ravita Wardy, Krisman, Cahyo Budi Nugroho Mahasiswa Program Studi S1 Fisika

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA 61 BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA Sebuah sel PV terhubung dengan sel lain membentuk sebuah modul PV dan beberapa modul PV digabungkan membentuk sebuah satu kesatuan (array) PV, seperti terlihat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Daya Serap Air, Metode Taguchi, Smaller The Better, Genteng Magasil.

ABSTRAK. Kata kunci: Daya Serap Air, Metode Taguchi, Smaller The Better, Genteng Magasil. ABSTRAK Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kaya akan hasil kerajinan yang berbahan baku tanah liat (clay). Dusun Klinyo merupakan daerah industri rumahan pembuatan genteng yang penduduknya pada umumnya sebagai

Lebih terperinci

PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL

PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL PENGUJIAN SUDUT KEMIRINGAN OPTIMAL PHOTOVOLTAIC DI WILAYAH PURWOKERTO HALAMAN JUDUL SKRIPSI Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro Disusun Oleh : MAULDIAN

Lebih terperinci

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL 1 Andrian Budi Pratomo, 2 Erwin, 3 Awitdrus 1 Mahasiswa Jurusan Fisika 2 Bidang Medan Elektromagnetik

Lebih terperinci

Utomo et al., Optimalisasi Daya dan Eneri Listrik pada Panel Surya Polikristal... 45

Utomo et al., Optimalisasi Daya dan Eneri Listrik pada Panel Surya Polikristal... 45 Utomo et al., Optimalisasi Daya dan Eneri Listrik pada Panel Surya Polikristal... 45 Optimalisasi Daya dan Energi Listrik pada Panel Surya Polikristal Dengan Teknologi Scanning Reflektor (Optimizing The

Lebih terperinci

SKRIPSI PERBANDINGAN PERFORMANSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MEDIA CERMIN TERPUSAT DAN TANPA MENGGUNAKAN MEDIA CERMIN

SKRIPSI PERBANDINGAN PERFORMANSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MEDIA CERMIN TERPUSAT DAN TANPA MENGGUNAKAN MEDIA CERMIN SKRIPSI PERBANDINGAN PERFORMANSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MEDIA CERMIN TERPUSAT DAN TANPA MENGGUNAKAN MEDIA CERMIN Oleh : I GUSTI BAGUS ARDI UTAMA NIM : 0704305041 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA

KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA EKSPERIMEN II KARAKTERISTIK ARUS DAN TEGANGAN SEL SURYA Oleh : 1. Riyanto H1C004006 2. M. Teguh Sutrisno H1C004007 3. Indri Kurniasih H1C004003 4. Gita Anggit H1C004014 Tanggal

Lebih terperinci

KOMBINASI DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PAVING RUMPUT DI CV. X SURABAYA. Irwan Soejanto ABSTRACT

KOMBINASI DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PAVING RUMPUT DI CV. X SURABAYA. Irwan Soejanto ABSTRACT KOMBINASI DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PAVING RUMPUT DI CV. X SURABAYA Irwan Soejanto ABSTRACT As a product, grass paving has its own characteristic. The producers always try to

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN REFLEKTOR PARABOLA

PENINGKATAN EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN REFLEKTOR PARABOLA PENINGKATAN EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DENGAN REFLEKTOR PARABOLA Sanni Ilyas & Ishak Kasim Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri, Universitas Trisakti Jalan Kiai Tapa No. 1, Grogol,

Lebih terperinci

PENINGKATAN SUHU MODUL DAN DAYA KELUARAN PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR

PENINGKATAN SUHU MODUL DAN DAYA KELUARAN PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR PENINGKATAN SUHU MODUL DAN DAYA KELUARAN PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR I h s a n Dosen pada Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Email: ihsan_physics@ymail.com Abstract.

Lebih terperinci

Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535

Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535 SIMETRI, Jurnal Ilmu Fisika Indonesia Volume 1 Nomor 1(C) Mei 2012 Pengukuran Arus dan Tegangan pada Sistem Pembangkit Listrik Hybrid (Tenaga Angin dan Tenaga Matahari) Menggunakan Atmega 8535 Handjoko

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM M Denny Surindra Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Polines Jl.Prof. H. Sudartho, SH, Semarang

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia DIPO PV COOLER, PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN TEMPERATUR HEATSINK FAN PADA PANEL SEL SURYA (PHOTOVOLTAIC) SEBAGAI PENIINGKATAN KERJA ENERGI LISTRIK BARU TERBARUKAN Adhi Warsito *), Erwin Adriono, M.Yudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Perkembangan era globalisasi saat ini berdampak pada kebutuhan konsumsi energi listrik yang semakin meningkat. Saat ini energi listrik menjadi energi yang sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga

Lebih terperinci

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Wahyudi Budi Pramono 1, wi Ana Ratna Wati 2, Maryonid Visi Taribat Yadaka 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meningkatnya kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi maka dibutuhkan pula sumber-sumber energi listrik

Lebih terperinci

Perbandingan Efisiensi Energi Pengontrol T2FSMC dan Pid pada Prototype Panel Surya

Perbandingan Efisiensi Energi Pengontrol T2FSMC dan Pid pada Prototype Panel Surya A18 Perbandingan Efisiensi Energi Pengontrol T2FSMC dan Pid pada Prototype Panel Surya Gresela Sitorus, Mardlijah, dan Noorman Rinanto Departemen Matematika, Fakultas Matematika Komputer dan Sains Data,

Lebih terperinci

Kajian Fisis Energi Terbarukan Panel Surya Melalui Eksperimen Sederhana untuk Siswa SMA

Kajian Fisis Energi Terbarukan Panel Surya Melalui Eksperimen Sederhana untuk Siswa SMA p-issn: 2461-933 e-issn: 2461-1433 Halaman 81 Naskah diterbitkan: 3 Desember 215 DOI: doi.org/1.219/1.1213 Kajian Fisis Energi Terbarukan Panel Surya Melalui Eksperimen Sederhana untuk Siswa SMA Sunaryo

Lebih terperinci

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA TUGAS ke 5 Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi Oleh : ZUMRODI NPM. : 250120150017 MAGISTER ILMU LINGKUNGAN

Lebih terperinci

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2 UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2 Prodi Teknik Elekro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (SOLAR CELL) A. TUJUAN 1. Merancang sensor sel surya terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor sel surya terhadap besaran fisis. 3. Menganalisis karakteristik sel surya. B. DASAR

Lebih terperinci

Muchammad, Eflita Yohana, Budi Heriyanto. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Phone: , FAX: ,

Muchammad, Eflita Yohana, Budi Heriyanto. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Phone: , FAX: , Pengaruh Suhu Permukaan Photovoltaic Module 50 Watt Peak Terhadap Daya Keluaran yang Dihasilkan Menggunakan Reflektor Dengan Variasi Sudut Reflektor 0 0, 50 0, 60 0, 70 0, 80 0. Muchammad, Eflita Yohana,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, ketergantungan manusia terhadap energi sangat tinggi. Sementara itu, ketersediaan sumber energi tak terbaharui (bahan bakar fosil) semakin menipis

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK

PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK PERBANDINGAN KELUARAN PANEL SURYA DENGAN DAN TANPA SISTEM PENJEJAK Reni Listiana 1) Tri Hardiyanti Yasmin ) E-mail: renilistiana@poltektedc.ac.id E-mail : hardiyantiyasmin@gmail.com Prodi Teknik Otomasi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data dengan Metode Taguchi 4.1.1. Identifikasi Faktor-faktor yang Berpengaruh Tidak semua faktor diteliti pada penelitian

Lebih terperinci

Pemodelan Kurva I(V) Normal Light dan Dark Current Modul PV Untuk Menentukan Unjuk Kerja Solar Sel

Pemodelan Kurva I(V) Normal Light dan Dark Current Modul PV Untuk Menentukan Unjuk Kerja Solar Sel Pemodelan Kurva I(V) Normal Light dan Dark Current Modul PV Untuk Menentukan Unjuk Kerja Solar Sel Lazuardi Umar, Yanuar, ahmondia N. Setiadi Jurusan Fisika FMIPA Universitas iau Kampus Bina Widya, Jl.

Lebih terperinci

Available online at Website

Available online at Website Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENGARUH SUHU PERMUKAAN PHOTOVOLTAIC MODULE 50 WATT PEAK TERHADAP DAYA KELUARAN YANG DIHASILKAN MENGGUNAKAN REFLEKTOR DENGAN VARIASI

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN I.W.G.A Anggara 1, I.N.S. Kumara 2, I.A.D Giriantari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

EFISIENSI PANEL SURYA UNTUK CATU DAYA LAMPU JALAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA PALEMBANG

EFISIENSI PANEL SURYA UNTUK CATU DAYA LAMPU JALAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA PALEMBANG EFISIENSI PANEL SURYA UNTUK CATU DAYA LAMPU JALAN PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA PALEMBANG LAPORAN AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

OPTIMASI KUALITAS HALLOW BLOCK DENGAN METODE TAGUCHI INTISARI

OPTIMASI KUALITAS HALLOW BLOCK DENGAN METODE TAGUCHI INTISARI Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01 (2017), hal 61 68. OPTIMASI KUALITAS HALLOW BLOCK DENGAN METODE TAGUCHI Suwarno, Naomi Nessyana Debataraja, Setyo Wira Rizki INTISARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dalam sektor pencahayaan yang berfungsi untuk pencahayaan jalan perkotaan, industri, dan pencahayaan rumah. Banyak ilmuwan menciptakan

Lebih terperinci

Jurnal Teknika Atw 36

Jurnal Teknika Atw 36 DESAIN FREKUENSI, TEGANGAN, ARUS DAN CAPACITOR UNTUK OPTIMASI DAYA LISTRIK Pius Sri Winarno 1, Hari Purnomo 2, Ali Parkhan 3 1, 2, 3 Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi Implementasi mikrokontroler atmega 8535 pada panel surya statis dan panel surya dinamis berdasarkan waktu

Lebih terperinci

MULTIRESPON PCR-TOPSIS

MULTIRESPON PCR-TOPSIS OPTIMALISASI PARAMETER TEKNIK PENGELASAN FLUX CORED ARC WELDING (FCAW) MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI MULTIRESPON PCR-TOPSIS SKRIPSI Disusun oleh : MEILIA KUSUMAWARDANI 24010211130027 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN SAMPUL DALAM... HALAMAN PRASYARAT... HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...... HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH... HALAMAN ABSTRAK... DAFTAR

Lebih terperinci

SKRIPSI PERFORMANSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN CERMIN TERPUSAT PADA BERBAGAI VARIASI SUDUT KEMIRINGAN PANEL SURYA

SKRIPSI PERFORMANSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN CERMIN TERPUSAT PADA BERBAGAI VARIASI SUDUT KEMIRINGAN PANEL SURYA SKRIPSI PERFORMANSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN CERMIN TERPUSAT PADA BERBAGAI VARIASI SUDUT KEMIRINGAN PANEL SURYA Oleh : IDA BAGUS MADE ARI CANDRA NIM : 0704305033 JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap menggambarkan jalannya proses penelitian atau pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT ANALISIS INTENSITAS CAHAYA MATAHARI DENGAN SUDUT KEMIRINGAN PANEL SURYA PADA SOLAR WATER PUMP Muhamad Fahri Iskandar 24411654 Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT Latar Belakang Konversi energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Listrik telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat modern. Hampir semua aktivitas manusia, baik di rumah tangga, perkantoran,

Lebih terperinci

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH : PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. minyak bumi memaksa manusia untuk mencari sumber-sumber energi alternatif.

I. PENDAHULUAN. minyak bumi memaksa manusia untuk mencari sumber-sumber energi alternatif. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi memaksa manusia untuk mencari sumber-sumber energi alternatif. Negara-negara maju

Lebih terperinci

ABSTRAK. Optimisasi Proses Freis dengan Nicholas Baskoro. Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung

ABSTRAK. Optimisasi Proses Freis dengan Nicholas Baskoro. Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung ABSTRAK Judul Optimisasi Proses Freis dengan Nicholas Baskoro Metode Taguchi Program Studi Teknik Mesin 13102099 Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Bandung Abstrak Dalam dunia Industri manufaktur,

Lebih terperinci

Orthogonal Array dan Matriks Eksperimen. Pertemuan Oktober 2015

Orthogonal Array dan Matriks Eksperimen. Pertemuan Oktober 2015 Orthogonal Array dan Matriks Eksperimen Pertemuan - 4 28 Oktober 2015 Today s Outline Review Matriks Eksperimen Interaksi antar Faktor Memilih karakteristik kualitas Review Mereduksi loss melalui reduksi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN Program Studi Fisika Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKUR KARAKTERISTIK I-V SEL SURYA DALAM KEADAAN PENYINARAN DAN TANPA PENYINARAN Latar Belakang

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC. Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti

KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC. Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti KONVERSI ENERGI CAHAYA MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN DIODA SILIKON 6A10 MIC Retno Wulandari*, Maksi Ginting, Antonius Surbakti Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menanggapi isu penggunaan clean energy yang sangat santer saat ini, pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh kebijakan dunia dan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Vol. 5 No.1. April 2011 (98-102) Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap Made Sucipta, Ketut

Lebih terperinci

Tenaga Surya sebagai Sumber Energi. Oleh: DR. Hartono Siswono

Tenaga Surya sebagai Sumber Energi. Oleh: DR. Hartono Siswono Tenaga Surya sebagai Sumber Energi Oleh: DR Hartono Siswono Energi memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia Bangsa yang tidak menguasai energi akan menjadi bangsa yang tidak merdeka seutuhnya Adalah

Lebih terperinci

BAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008.

BAB II SEL SURYA. Simulator algoritma..., Wibeng Diputra, FT UI., 2008. BAB II SEL SURYA 2.1 PRINSIP KERJA SEL SURYA Sel surya bekerja berdasarkan efek fotoelektrik pada material semikonduktor untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Berdasarkan teori Maxwell tentang

Lebih terperinci

ENERGY SUPPLY SOLAR CELL PADA SISTEM PENGENDALI PORTAL PARKIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

ENERGY SUPPLY SOLAR CELL PADA SISTEM PENGENDALI PORTAL PARKIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 ENERGY SUPPLY SOLAR CELL PADA SISTEM PENGENDALI PORTAL PARKIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 LAPORAN AKHIR Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan sumber energi listrik terus meningkat seiring meningkatnya peradaban manusia yang saat ini tidak lepas dari penggunaan peralatan listrik. Pasokan listrik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring Sel Surya dengan Raspberry Pi Berbasis Web Sebagai Sarana Pembelajaran di Akademi Teknik dan Penerbangan Surabaya Hartono Indah Masluchah Program Studi Diploma

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating

Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-5 1 Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating Hendra

Lebih terperinci

OPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI BATAKO YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DENGAN PENDEKATAN RESPON SERENTAK

OPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI BATAKO YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DENGAN PENDEKATAN RESPON SERENTAK OPTIMASI KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR DARI BATAKO YANG MENGGUNAKAN BOTTOM ASH DENGAN PENDEKATAN RESPON SERENTAK Ricky Afi Damaris (), Bobby O. P. Soepangkat () Mahasiswa MMT ITS, Staf Pengajar MMT ITS

Lebih terperinci

Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar pada Mono- Crystalline Silikon Sel Solar. Abstract

Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar pada Mono- Crystalline Silikon Sel Solar. Abstract Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar pada Mono- Crystalline Silikon Sel Solar Rifani Magrissa Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. HALAMAN MOTO...

DAFTAR ISI. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. HALAMAN MOTO... ix DAFTAR ISI PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

EVALUASI NILAI TAHANAN INTERNAL MODUL PANEL FOTOVOLTAIK (PV) BERDASARKAN PEMODELAN KURVA I(V) NORMAL LIGHT DAN DARK CURRENT

EVALUASI NILAI TAHANAN INTERNAL MODUL PANEL FOTOVOLTAIK (PV) BERDASARKAN PEMODELAN KURVA I(V) NORMAL LIGHT DAN DARK CURRENT EVALUAS NLA TAHANAN NTERNAL MODUL PANEL FOTOVOLTAK (PV) BERDASARKAN PEMODELAN KURVA (V) NORMAL LGHT DAN DARK CURRENT Yanuar, Lazuardi Umar, Rahmondia N. Setiadi Jurusan Fisika FMPA Universitas Riau Kampus

Lebih terperinci

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN

MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN MEMAKSIMALKAN KONVERSI ENERGI PV MODULE BERDASARKAN KURVA KARAKTERISTIK PADA LERENG TEGANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH : FRANCISCO BOBBY HERMAWAN 06.50.0002 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan Mahasiswa Program S1 Fisika Bidang Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: 2355-3553 STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP Ambo Intang Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tamansiswa,

Lebih terperinci

PROTOTYPE BOAT ENERGI SURYA MENGGUNAKAN SOLAR CELL LAPORAN TUGAS AKHIR

PROTOTYPE BOAT ENERGI SURYA MENGGUNAKAN SOLAR CELL LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE BOAT ENERGI SURYA MENGGUNAKAN SOLAR CELL LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Program Studi Teknik Konversi Energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Maxwell adalah salah seorang ilmuwan yang melakukan penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Maxwell adalah salah seorang ilmuwan yang melakukan penelitian 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gelombang Elektromagnetik Maxwell adalah salah seorang ilmuwan yang melakukan penelitian mengenai gelombang elektromagnetik. Persamaan-persamaan yang dikemukakan oleh Maxwell

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia membuat meningkatnya kebutuhan masyarakat, khususnya meningkatnya kebutuhan akan energi listrik.

Lebih terperinci

Kata kunci : Arsitektur Bali, Panel surya, rangkaian seri, rangkaian paralel.

Kata kunci : Arsitektur Bali, Panel surya, rangkaian seri, rangkaian paralel. DAFTAR ISI COVER... ii LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... iii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv LEMBAR PENGESAHAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xi DAFTAR

Lebih terperinci

PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA

PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA Fariz Hasbi Arsanto *), Susatyo Handoko, and Bambang Winardi Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ G.17 DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAICBATERAI MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ Soedibyo 1*, Dwiana Hendrawati 2 1 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENAMBAHAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA MATAHARI

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENAMBAHAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA MATAHARI PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENAMBAHAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA MATAHARI Oleh: Budhi Priyanto ABSTRAK: Sel surya sebagai penghasil energi listrik dari sinar matahari secara langsung saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan kebutuhan energi listrik saat ini terus mengalami peningkatan. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut eksploitasi

Lebih terperinci

PENGUJIAN PANEL SURYA DINAMIK DAN STATIK DENGAN MELAKUKAN PERBANDINGAN DAYA OUTPUT

PENGUJIAN PANEL SURYA DINAMIK DAN STATIK DENGAN MELAKUKAN PERBANDINGAN DAYA OUTPUT PENGUJIAN PANEL SURYA DINAMIK DAN STATIK DENGAN MELAKUKAN PERBANDINGAN DAYA OUTPUT Wahyu Fajaryanto 1, Adhy Prayitno 2 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Riau, Kampus Bina Widya Panam, Pekanbaru, 28293

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang elektronika. Hampir semua peralatan menggunakan komponen elektronika, bahkan peralatan rumah tangga

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan

1.1 Latar Belakang Penelitian. menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, energi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari arsitektur. Ketergantungan bangunan terhadap

Lebih terperinci

REKAYASA KUALITAS DALAM PENENTUAN SETTING MESIN DENGAN METODE TAGUCHI (PRODUK KAIN POLYESTER) Rudy Wawolumaja, Lindawati

REKAYASA KUALITAS DALAM PENENTUAN SETTING MESIN DENGAN METODE TAGUCHI (PRODUK KAIN POLYESTER) Rudy Wawolumaja, Lindawati REKAYASA KUALITAS DALAM PENENTUAN SETTING MESIN DENGAN METODE TAGUCHI (PRODUK KAIN POLYESTER) Rudy Wawolumaja, Lindawati Abstrak Penelitian ini dilakukan di pabrik tekstil, P. X Bandung. Masalah yang dihadapi

Lebih terperinci