Komunitas Belajar Kelurahan/Desa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Komunitas Belajar Kelurahan/Desa"

Transkripsi

1 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C02 Komunitas Belajar Kelurahan/Desa PNPM Mandiri Perkotaan

2 Modul 1 KBK dan Penanggulangan Kemiskinan 1 Kegiatan 1: KBK dan Komunitas Pembelajaran Masyarakat 2 Kegiatan 2: Tahapan Pembelajaran Masyarakat 4 Modul 2 Metode Belajar KBK 15 Kegiatan 1 : Diskusi Pendidikan Orang Dewasa 16 Kegiatan 2 : Diskusi Metode Belajar 17 Modul 3 Identifikasi Kebutuhan Belajar 31 Kegiatan 1 : Identifikasi Kebutuhan Pengetahuan Masyarakat 32 Kegiatan 2 : Prioritas Materi Belajar 34 Modul 4 Perencanaan Proses Belajar 35 Kegiatan 1 : Menyusun Rencana Belajar Masyarakat 36

3 Modul 1 Topik: KBK dan Penanggulangan Kemiskinan Peserta memahami dan menyadari: Peran KBK sebagai kelompok strategis dalam penaggulangan kemiskinan di kelurahan/desa Tahapan pembelajaran masyarakat Peran relawan dalam KBK Kegiatan 1: KBK dan kelompok pembelajaran masyarakat Kegiatan 2: Tahapan pembelajaran masyarakat 3 Jpl ( 135 ) Bahan Bacaan: 1. Lembar Kasus Cerita dari Gondolayu 2. Lembar Kasus Perempuan Penggerak Perubahan 3. Bahan Bacaan Belajar Bersama Membebaskan diri dari Kemiskinan 4. Bahan Bacaan Komunitas Belajar Kelurahan 5. Media Bantu Tahapan Pembelajaran Masyarakat Kerta Plano Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 1

4 KBK dan Kelompok Pembelajaran Masyarakat 1) Sampaikan kepada peserta bahwa selanjutnya kita akan mendiskusikan bagaimana mengelola dan merawat relawan agar bisa terus bersama-sama mendorong upaya penanggulangan kemiskinan di desa/kelurahan kita. Perkenalkan istilah komunitas belajar kelurahan (KBK). 2) Bagi peserta dalam empat kelompok. Tugaskan setiap kelompok untuk membaca bersama dan mendiskusikan lembar kerja kasus yang dibagikan. Kelompok 1 dan 2 mendiskusikan Lembar Kasus 1 Cerita dari Gondolayu, sedangkan kelompok 3 dan 4 mendiskusikan Lembar Kasus 2 Perempuan Penggerak Perubahan. Pertanyaan diskusi : Apa yang mendorong berkembangnya kelompok pembelajaran masyarakat dalam cerita tersebut? Bagaimana dengan desa/kelurahan dampingan kita? Apakah di desa/kelurahan ada ruang atau kesempatan bagi warga untuk membicarakan masalah-masalah bersama? 3) Setelah diskusi kelompok selesai, persilahkan juru bicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. 4) Lontarkan pertanyaan retoris (tidak perlu didiskusikan) untuk memastikan kesadaran peserta : Pentingkah adanya kelompok-kelompok warga yang membicarakan masalah desa/kelurahan? Untuk memperkuat kesadaran peserta, ajak peserta untuk membaca bersama Bahan Bacaan 4 Belajar Bersama Membebaskan Diri dari Kemiskinan. 5) Jelaskan mengenai KBK, dan keterkaitan KBK dengan kelompok-kelompok pembelajaran di masyarakat tersebut. Ajak peserta membaca bersama Bahan Bacaan 5 Komunitas Belajar Kelurahan KBK merupakan satu dari sekian alat intervensi program penanggulangan kemiskinan ini untuk mendorong terjadinya proses pembelajaran di masyarakat. Melalui KBK, kelompokkelompok pembelajaran di masyarakat yang selama ini tumbuh dan berkembang diarahkan untuk secara aktif mendiskusikan dan memberikan solusi-solusi penanggulangan kemiskinan di kampungnya. 2

5 Masalah, Kebutuhan, dan Potensi Komunitas KOMUNITAS BELAJAR Hubungan Sosial Kelompok Sosial Berbagai Media Pelatihan, Coaching, Belajar Mandiri Pengembangan Komunikasi Informasi Komunitas Open Menu (sesuai kebutuhan komunitas) Horizontal & Vertikal Produksi pengetahuan KBK merupakan rumah relawan. KBK merupakan titik berangkat (institusi) bagi relawan-relawan penanggulangan kemiskinan untuk membangun komitmen seluruh masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan. Kewajiban moral relawan ini menjadi satu keniscayaan ketika program ini hanya mampu memfasilitasi pengembangan kapasitas segelintir orang. Jadi, selain bertugas memfasilitasi aktivitas siklus, relawan juga berperan melakukan pemberdayaaan masyarakat. Menggunakan KBK, proses getok tular komitmen dan proses pembelajaran penanggulangan kemiskinan di masyarakat dan aparat kelurahan/desa diharapkan dapat berjalan secara terencana. Karena itu, KBK harus memiliki misi (agenda), aturan main, dan rencana proses belajar yang jelas. Setiap orang dalam KBK berperan setara. Apa yang menjadi ukuran bahwa KBK berfungsi baik? Salah satunya, semakin banyak orang jadi relawan (anggota KBK). Mengapa perlu membangun kelompok pembelajaran (KBK)? Fakta bahwa banyak orang masih buta huruf. Fakta bahwa banyak perempuan tidak mengetahui bahwa terlibat dalam kegiatan masyarakat adalah hak. Fakta bahwa banyak warga tidak mengetahui masalah-masalah desa/kelurahannya, bahkan masalah-masalah hidup yang dihadapi dirinya sendiri. Fakta bahwa banyak warga tidak mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah mereka. Strategi pengembangan KBK 1) Menghimpun relawan-relawan yang peduli terhadap persoalan warganya; 3

6 2) Menghimpun potensi-potensi lokal termasuk potensi kelompok-kelompok masyarakat yang exist (LSM/KSM) sebagai basis pembelajaran bagi masyarakat; 3) Menggalang semangat (power) para pemeduli untuk bahu membahu secara bersamasama duduk dalam satu forum belajar yang generiknya dinamakan Komunitas Belajar Kelurahan (KBK); 4) Memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut andil/berperan serta dalam kegiatan KBK sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya. 5) Memberikan peran kepada anggota KBK untuk : Membantu memfasilitasi masyarakat dalam aktivitas siklus kelurahan PNPM Mandiri Perkotaan. Membantu memfasilitasi masyarakat dalam program-program pembangunan partisipatif pemerintah desa/kelurahan. Membantu memfasilitasi terjadinya kemitraan masyarakat, baik dengan pengelola PNPM Mandiri Perkotaan, pemerintah daerah, swasta, perguruan tinggi dan pihakpihak lainnya. Melakukan diskusi-diskusi pemecahan masalah praktis masyarakat maupun kajian pembangunan desa/kelurahan. Melakukan monitoring evaluasi partisipatif terhadap pelaksanaan dan hasil kegiatan program-program penanggulangan kemiskinan dan program-program pembangunan di wilayahnya. Tahapan Pembelajaran Masyarakat 1) Nyatakan bahwa kita yang hadir di sini merupakan tenaga penggerak KBK. Kewajiban moral ini otomatis melekat karena kita berada di sini sekarang dan menerima fasilitas belajar ini dari negara. Setelah kita bersama-sama berdiskusi mengenai konteks KBK, saat ini kita mulai akan bekerja merumuskan skema belajar masyarakat. 2) Tampilkan atau bagikan Media Bantu Pembelajaran Masyarakat. Jelaskan tahap demi tahap secara garis besar saja karena diskusi lebih jauh akan kita lakukan di tiap sessi. 3) Beri kesempatan peserta untuk mengajukan satu dua pertanyaan. Diskusikan bersama seluruh peserta 4) Tutup diskusi dengan menyampaikan kembali pokok-pokok pembelajaran yang telah diraih. 4

7 Lembar Kasus 1 Bacalah cerita ini dengan seksama Jendela Kompas, Jumat, 28 Januari 2005 Belajar Bersama, Membebaskan Diri dari Kemiskinan (1) ROMBONGAN aktivis dari sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik yang berkunjung ke Kampung Gondolayu, yang berada di tengah Kota Yogyakarta, hampir-hampir tidak percaya dengan pemberian sebutan "miskin" untuk kampung itu. Bukannya empati dan belas kasihan yang tergambar di mata mereka, tetapi justru pujian dan decak kagum. SAYA telah mengunjungi kampung-kampung miskin di banyak negara, tetapi tidak pernah saya jumpai lingkungan sebagus ini. Rumah di sini bagus-bagus, jalan-jalan bersih sekalipun sempit, sanitasi dan air minum cukup higienis," kata Seario Sarvodaya, aktivis organisasi nonpemerintah dari Sri Lanka. Komentar serupa juga dikemukakan oleh tamu-tamu lain, yang sore itu bermaksud mengunjungi kelompok ibu-ibu "kaum miskin kota" yang membentuk kelompok tabungan di kampung Gondolayu. "Rumah-rumah di sini bagus dan bersih meski dibangun dari material yang tidak mahal. Anakanak di sini juga bersih-bersih," kata Thomas Webster dari Papua Niugini. KAMPUNG Gondolayu tersembunyi di balik deretan gedung-gedung megah di Jalan Sudirman, Yogyakarta. Akses menuju kampung itu hanyalah lorong sempit-kurang dari dua meterdengan panjang sekitar 300 meter, terjepit di antara dua bangunan megah. Sisi timur kampung itu dibatasi oleh Kali Code yang membelah kota. Meski masih banyak rumah berdinding bambu, namun kampung itu tampak asri. Pot-pot bunga berjajar di depan rumah warga. Di beberapa tempat, tanaman rambat menjulur menaungi lorong-lorong sempit rumah penduduk dari sengatan matahari. Kampung yang disebut oleh sejumlah aktivis sebagai "kampung miskin" itu jauh dari suasana kumuh. Suasana kampung yang bersih dan asri itu terwujud karena kepedulian berbagai pihak, dari lingkungan lurah, ketua rukun wilayah (RW) dan rukun tetangga (RT), serta warga setempat. Tiap Jumat warga turun kerja bakti untuk membersihkan lingkungan. Papan pengumuman didirikan di tiap RT. Kegiatan ibu-ibu PKK berjalan baik. Sesekali petugas kesehatan atau polisi datang memberikan penyuluhan. Di balik kampung yang asri dan dinamis itu masih ada kegiatan kelompok ibu-ibu yang berinisiatif membentuk kelompok menabung. Kelompok ini dibentuk setahun lalu. Ide dari Ny Sumarni berkat interaksinya dengan seorang aktivis organisasi nonpemerintah. Sumarni kemudian menjual gagasannya kepada sejumlah ibu-ibu di kampungnya. Kelompok yang terdiri atas 10 ibu rumah tangga itu pun sepakat menyisihkan uang belanja sehari-hari untuk 5

8 ditabung bersama dan dipinjamkan bila ada anggota yang membutuhkan. Tiap hari, salah satu anggota kelompok berkeliling mendatangi seluruh anggota kelompok, mengumpulkan uang tabungan harian. Jumlah yang disetor per hari tidak seberapa. Setoran selembar uang Rp 500 atau Rp pun diterima. Tiap minggu, uang yang terkumpul-antara Rp sampai Rp disetorkan ke bank. "Kami harus melakukan cara ini karena tidak mungkin kami menabung Rp 500 langsung ke bank," kata Sumarni. Menurut Sumarni, dengan terbentuknya kelompok menabung, mereka juga bisa belajar dan berbagi pengalaman satu sama lain. Dari berkumpul itulah muncul ide berjualan bihun, membuat rempeyek, membuka warung jus, dan kegiatan produktif lainnya. Ny Elisati (53) merasa terbantu dengan kegiatan kelompok menabung tersebut. Sejak ditinggal suaminya, Elisati harus memenuhi kebutuhannya sendiri bersama seorang putrinya. Tidak ada harta tertinggal saat suaminya meninggal. Elisati membanting tulang menjadi buruh cuci untuk menghidupi keluarganya. Dari penghasilannya yang pas-pasan, ia masih bisa menyisikan uangnya untuk menabung dan mulai membuka warung kecil-kecilan. Dengan modal seadanya ia mulai berjualan sabun, gula, teh, dan kebutuhan rumah tangga seharisehari. "Saya ingin menabung supaya tidak perlu berutang bila ada kebutuhan mendadak. Saya juga ingin cucu saya bisa terus bersekolah," kata Elisati. KELOMPOK menabung kedengarannya sangat sepele. Akan tetapi, bertolak dari kegiatan semacam inilah proses pembelajaran berkelanjutan terjadi. Tanpa kurikulum, tanpa buku pelajaran, tanpa kehadiran seorang guru, warga masyarakat yang dianggap tidak berpendidikan bisa mencerdaskan dirinya. Ketika mereka mulai berkumpul tiba-tiba hari esok menjadi tidak terbatas. Dari mengenali masalah yang ada pada diri mereka sendiri, lingkungan rukun tetangga, mereka mulai mengenal hak-hak sebagai seorang warga negara, berbicara tentang hak-hak perempuan, dan lain-lainnya. Mereka pun kemudian mulai bergerak, membuka usaha kecilkecilan, untuk keluar dari kemiskinan yang mengimpit tanpa harus menunggu uluran tangan dari pemerintah. Di Yogyakarta setidaknya ada enam kelompok tabungan, yakni Komunitas Gadjah Wong I dan II, Kampung Iromejan, Kampung Gondolayu, Kampung Kepuh, dan Kampung Brandan. Kehadiran kelompok tabungan ibu-ibu ini bersama komunitas pembelajaran yang tumbuh di sejumlah tempat makin menyemarakkan identitas Yogya sebagai kota pelajar. 6

9 Lembar Kasus 2 Bacalah dengan seksama Potret Hidup di Bantaran Sungai (2) Perempuan-perempuan Itu Penggerak Perubahan Rabu 17 Januari :41 wib Bisakah Anda bayangkan ada orang mencuci piring dan gelas dengan menggunakan air sungai yang begitu kotor? Tak usah heran bila kejadian itu telah menjadi semacam rutinitas yang dilakoni warga yang tinggal di salah satu sudut Ibu Kota. Mau melihat sendiri? Sesekali turun ke bantaran Sungai Ciliwung yang membelah kota Jakarta. Untuk menyiasati pekatnya air sungai, KOMPAS/ Priyombodo seorang ibu yang tinggal di kawasan Aktivitas mandi dan mencuci warga yang tinggal di Jatinegara, Jakarta Timur, bahkan mencoba bantaran Sungai Ciliwung di Kawasan Bukit Duri, Jakarta mencampurkan cairan kimia pemutih baju Selatan, akhir Desember 2006, ini telah menjadi pemandangan biasa. Aliran sungai dengan kualitas air yang ke air sungai yang ditimbanya untuk buruk menjadi pilihan warga miskin akibat minimnya fasilitas MCK umum. Kondisi ini menjadi salah satu faktor berkembangnya berbagai penyakit. mencuci piring. Sang ibu, tentu saja tidak sadar akan bahaya lain yang mengancam. Sebab, mencampur air sungai yang kotor dengan cairan kimia pemutih baju jelas tindakan yang membahayakan kesehatan. Lalu, mengapa tidak menggunakan air bersih? Justru di sana pokok masalahnya. Bagi warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung, pertanyaan semacam ini boleh jadi justru terdengar naif. Air bersih harus dibeli. Selain berarti menambah pengeluaran sehari-hari dari pendapatan yang begitu terbatas, bagi mereka, air bersih sudah seperti identik dengan kemewahan. Kalau setiap kali mencuci piring dan peralatan dapur harus membeli air bersih, jelas mereka tak mampu. Oleh karena itu, memberi pengetahuan dan pemahaman kepada perempuan di bantaran sungai sangat penting untuk dilakukan. Bagaimanapun, perempuan dan anak-anaklah yang menjadi 7

10 korban utama akibat kotornya sungai-sungai kita. Setiap hari merekalah yang sangat dekat dengan kehidupan sungai. Kaum perempuan itu pula yang lebih banyak bersentuhan dengan sungai kotor itu, lewat aktivitas sehari-hari, seperti mencuci baju dan atau peralatan dapur/makan. Pada seminar "Perempuan di Bantaran Sungai Ciliwung" medio Desember 2006, salah seorang peserta, Ny Pini warga Pasar Pintu Air, RT 05 RW 11, Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat mengeluhkan sampah pasar yang menumpuk di depan rumahnya. Letak sampah yang berada di pinggir sungai sangat rawan jatuh ke sungai. Belum lagi penumpang kereta yang kerap melempar sampah keluar jendela dan jatuh ke sungai. "Kami minta dibuatkan bak sampah yang besar karena sampah tidak setiap hari diangkut," kata Ny Pini. Jika sampah menumpuk, bau tidak sedap pun akan segera tercium. "Untung saja sampah ikan tidak dibuang di depan rumah saya. Kalau ikut dibuang di situ, wah pasti banyak lalat," tambahnya. Situasi sama juga dirasakan Ny Mariam, yang tinggal di dekat Kali Lagoa Kanal dan Kali Sindang di Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Karena sampah dari Pasar Sindang menumpuk, tidak jarang belatung pun ada di mana-mana. Hal semacam ini tentu tidak nyaman dan mengganggu kesehatan warga, terutama kesehatan anak-anak. Belum lagi bau busuk "pulau-pulau" sampah yang membuat Kali Lagoa Kanal mampet.. Sudah enam bulan ini Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Quadrant Utama mendampingi perempuan di bantaran sungai di wilayah Jakarta. Mereka mengadvokasi, melakukan pendampingan, dan memberi penyuluhan mengenai bagaimana menjaga kebersihan sungai. Sejak didampingi, kini sudah tidak ada lagi ibu-ibu yang mencuci piring dengan air sungai yang dicampur dengan cairan kimia pemutih baju. Setidaknya mereka kian sadar akan bahayanya. "Getok tular" Menurut Ny Mariam, Ketua RT 08 RW 08, Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, dari 300 perempuan yang ada di dua RW di sana terbentuklah kelompok inti yang terdiri atas 100 perempuan. 100 perempuan di wilayah Koja inilah yang secara intensif mendapatkan pendidikan, pengetahuan, dan makin luas pemahamannya tentang pentingnya fungsi sungai. Karena tidak semua perempuan teradvokasi, para perempuan di kelompok inti melakukan upaya penyebaran informasi kepada rekan dan tetangga-tetangganya dengan cara "getok tular". Mereka, misalnya, memberi masukan kepada ibu-ibu lain agar sebaiknya tidak 8

11 membuang sampah dan buang air besar di sungai supaya sungai tidak mampet dan bau busuk. "Tapi ada saja tetangga yang berkomentar negatif saat diberi saran. Seperti mengucapkan kata-kata belagu loe... Begitulah, mereka belum sepenuhnya sadar," kata Ny Mariam. Mereka pun diajak untuk membersihkan lingkungan masing-masing, membuang sampah di tempat sampah yang mereka buat bersama, mengajak anak-anak untuk tidak sembarangan membuang sampah. Hal yang sama juga dilakukan di Kebon Melati, Pintu Air, di Kelurahan Petamburan, di Manggarai, Jatinegara, dan Kampung Melayu. Bahkan, di Pasar Pintu Air, Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, meskipun rumah-rumah yang ada adalah rumah-rumah petak, kini mereka telah memiliki kaleng bak sampah di depan pintu rumah masing-masing. "Anak-anak di sini pun kami larang untuk berenang di sungai karena berbahaya," kata Ny Pini tentang meningkatnya kesadaran para perempuan di bantaran sungai di sana. Apalagi menjelang banjir tahunan, mereka harus lebih waspada dan tidak lagi membuang sampah seenaknya. "Kami juga melakukan lomba kebersihan di sini," tutur Ny Pini. Mereka yang tinggal di bantaran sungai tak mau mengulang duka saat kebanjiran, saat perabot rumah tangga mereka seperti kursi, kasur, televisi, dan piring terendam air dan rusak. "Kalau sudah begitu, mau tidak mau kami terpaksa mengungsi di pelataran rumah susun sampai air surut kembali. Jadi, kami tidak mau kebanjiran lagi," papar Ny Pini, dan diamini para perempuan tetangganya. Kesadaran perempuan dan upaya memberdayakan perempuan yang hidup di bantaran sungai harus terus-menerus dibangun agar suatu saat kita bisa benar-benar mendapatkan sungai yang bersih. Penulis: KOMPAS, M Puteri Rosalina dan Elok Dyah Messwati 9

12 Jendela Kompas, Jumat, 28 Januari 2005 Belajar Bersama, Membebaskan Diri dari Kemiskinan (2) Berbagai bentuk komunitas pembelajaran yang muncul dalam berbagai jenis organisasi bisa dijumpai di Yogyakarta. Serikat Petani Jamu (SePeJam) lahir dari keinginan untuk melestarikan tanaman obat. Serikat ini memiliki 562 anggota, 85 persen anggotanya perempuan dan 75 persen anggotanya hanya berpendidikan sampai tingkat sekolah dasar (SD). Mereka mencoba membudidayakan tanaman obat-obatan seperti empon-empon, sere, dan mahkota dewa. Sambil berproduksi mereka saling berdiskusi tentang masalah lingkungan, pertanian organik, dan cara-cara budidaya tanaman obat yang lain. Kelompok pembelajaran juga muncul di kalangan para pengamen yang tergabung dalam Tim Advokasi Arus Bawah (Taabah). Kelompok ini bermula dari masalah penggarukan yang sering mereka hadapi lantaran tidak memiliki kartu identitas. Berkat pertolongan LBH Yogyakarta, para pengamen, pemulung, dan mereka yang hidup di jalanan bisa mengurus surat keterangan sebagai penduduk musiman. Berangkat dari situ, tujuh pengamen mengontrak rumah di Keparakan Kidul, Yogyakarta, untuk bekerja sama dan belajar bersama. Di Kampung Nitiprayan, yang terletak di perbatasan selatan Yogyakarta, saat ini menjadi sebuah kampung yang hidup karena berbagai kegiatan pembelajaran. Bermula dari kegiatan anak-anak yang diorganisir melalui Sanggar Anak Alam, kelompok ibu-ibu di kampung itu kini mengelola kelompok bermain, TK PKK, kelompok simpan pinjam, pelatihan pertanian organik, pinjaman untuk renovasi dan kepemilikan rumah sederhana, dan lain-lainnya. Kegiatan kerajinan dan kesenian juga tumbuh di kampung ini. Tidak ketinggalan pula kelompok pembelajaran di komunitas marginal, seperti pembelajaran di kalangan pekerja seks komersial dalam program "Kamis Sehat". Mereka bertemu dua minggu sekali tiap Kamis untuk mendiskusikan masalah kesehatan reproduksi, alat kontrasepsi, kesehatan reproduksi dan latihan-latihan keterampilan. Untuk pembantu rumah tangga, Rumpun Tjoet Njak Dien membentuk Sekolah PRT dengan mengadakan pertemuan dua minggu sekali. Pertemuan rutin ini dipergunakan untuk latihan keterampilan dan kegiatan diskusi. PENDIDIKAN merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Pendidikan tidak terbatas pada institusi bernama sekolah dan berlangsung sepanjang hayat, sejak manusia dilahirkan sampai masuk ke liang kubur. Bagi yang beruntung mereka dapat memperoleh pendidikan yang terstruktur: dari taman bermain sampai perguruan tinggi, mengantongi berbagai jenjang ijazah dan sertifikat, terus memperbarui keterampilan dan ilmu pengetahuan melalui berbagai pelatihan, kursus, atau rapat-rapat kerja. Bagi sebagian besar masyarakat yang berada dalam posisi marginal, pendidikan semacam itu berada di luar jangkauan. Sebagian mereka tidak bisa membaca dan menulis, tidak memperoleh pendidikan dasar yang baik, dan tidak pernah tersentuh oleh pendidikan formal atau nonformal. Betapa pun demikian, mereka tetap berhak memperoleh pembelajaran untuk mengaktualisasikan diri sebagai makhluk belajar dan mencoba membebaskan diri dari belenggu 10

13 kemiskinan yang mengimpit secara turun-menurun. Belajar sepanjang hayat atau life long learning yang gencar dikampanyekan oleh Organisasi Pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB (UNESCO) sebenarnya merupakan nilai yang melekat pada masyarakat sejak dulu. Di Afrika hidup nilai-nilai yang mendorong setiap manusia untuk mencari kebijaksanaan yang dipikirkan secara terus-menerus pada setiap waktu. Agama-agama mendasarkan ajarannya pada kitab suci, yang mengharuskan para pemeluk untuk mempelajarinya terus-menerus sepanjang hayat. Belajar merupakan jendela yang memungkinkan seseorang belajar dari masalah-masalah yang pernah dihadapinya sehingga siap menghadapi masalah-masalah baru yang datang. "Belajar merupakan sebuah proses yang berlangsung terus-menerus dan bersifat universal. Kita belajar tidak hanya pada seorang guru, tetapi juga pada anak-anak. Kita dituntut rendah hati untuk belajar pada semua orang," kata Admiral Ramdes, seorang aktivis perdamaian dari India. Pembelajaran sepanjang hayat menjadi esensial bagi masyarakat marginal, yang pada umumnya tidak memiliki akses dan gagal dijangkau oleh pendidikan formal yang wajib diselenggarakan oleh pemerintah. Liberalisasi dan komersialisasi pendidikan semakin menyisihkan kelompok-kelompok marginal dari peluang mendapatkan pendidikan dasar yang bermutu. Ironinya pendidikan nonformal, apalagi pendidikan informal, yang bisa menjadi jalan pintas bagi mereka yang tersisih dari pelayanan pendidikan formal justru tidak mendapatkan perhatian yang memadai dari pemerintah. Inisiatif mesti datang dari masyarakat sendiri. Diinspirasi oleh pendekatan komunikasi masyarakat yang diperkenalkan oleh Paolo Friere, gerakan pembelajaran di kelompok-kelompok akar rumput berkembang dengan pendekatan yang kreatif. Mereka bergerak dengan suatu keyakinan bahwa tidak benar kalangan marginal, suku-suku terasing, merupakan orang-orang yang kemampuan belajarnya lamban dan kemampuan intelektualnya lebih rendah dari ratarata. Sekalipun mungkin tak pernah berada dalam ruang kelas, tidak bergaul dengan buku, mereka belajar melalui pengalaman atau melalui cerita turun-temurun. "Pembelajaran dalam masyarakat tidak perlu menghadirkan orang-orang yang ahli dalam bidang lingkungan, jender, atau suku-suku asli. Kami punya keyakinan bahwa kekuatan ada pada komunitas itu sendiri," kata Nani Zulminarni, Ketua Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) Jakarta. Dodo Albasya, pengamen jalanan di Yogya, tidak tamat SD. Namun kemampuan berargumentasi dan kemampuan berorasi Dodo tidak kalah dengan seorang sarjana, pemuka agama, ataupun seorang aktivis politik. Berbekal kemampuan baca tulis yang dimilikinya, Dodo belajar bersama dengan kalangan pengamen dan anak jalanan yang terhimpun dalam komunitas Taabah di Yogyakarta. Ia menciptakan lagu, bermusik, dan memberikan inspirasi pada masyarakat miskin untuk bergerak. Ia berteriak ketika pendidikan menutup diri untuk orang-orang miskin. Dodo memang tidak pernah berhenti berteriak. "Saat pendidikan makin mahal, orang miskin harus belajar bersama-sama dan bekerja bersama sama," kata Dodo, yang dituangkan dalam syair lagu dan kegiatan nyata komunitas pengamen jalanan Taabah di Keparakan Kidul, Yogyakarta. Tidak salah bila dikatakan bahwa learning is freedom. Belajar adalah kemerdekaan. (wis) 11

14 KOMUNITAS BELAJAR : MEMBANGUN KULTUR PEMBELAJARAN YANG TERORGANISASI UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN INFORMASI DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT MISKIN Hakikatnya, PNPM Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran masyarakat dan pemerintah untuk memulihkan dan melembagakan kembali kapital sosial (social capital) yang telah ada, yakni nilai-nilai dan prinsip-prinsip universal sebagai landasan kokoh untuk membangun tatanan masyarakat madani (good governance) yang mampu mandiri dan berkelanjutan menangani kegiatan penanggulangan kemiskinan serta pembangunan lingkungan perumahan permukiman di wilayahnya secara terpadu. Dengan orientasi pembelajaran seperti itu, proses pembelajaran merupakan tanggung jawab semua pelaku : masyarakat, organisasi masyarakat sipil, swasta dan kelompok/organisasi peduli, pemerintah daerah, pemerintah pusat, ataupun konsultan pengelola program. Untuk memastikan bahwa komitmen pembelajaran ini tercapai secara terencana daripada sekedar mempercayai bahwa pembelajaran akan terjadi dengan sendirinya PNPM Mandiri Perkotaan mengembangkan proses pembelajaran yang tak terlepas dari berbagai aktivitas program melalui pengembangan komunitas-komunitas belajar: Komunitas Belajar Kelurahan/Desa (KBK atau KBD), Komunitas Belajar Perkotaan (KBP), Komunitas Belajar Nasional (KBN) dan Komunitas Belajar Internal Konsultan (KBIK). Masalah, Kebutuhan, dan Potensi Komunitas KOMUNITAS BELAJAR Hubungan Sosial Kelompok Sosial Berbagai Media Pelatihan, Coaching, Belajar Mandiri Pengembangan Komunikasi Informasi Komunitas Open Menu (sesuai kebutuhan komunitas) Horizontal & Vertikal Produksi pengetahuan Komunitas belajar dirancang untuk menjawab persoalan kesenjangan informasi dan pengetahuan, baik di tingkat masyarakat, pemerintah, swasta maupun konsultan. Karena itu, setiap komunitas belajar akan terdiri dari 2 aktivitas utama sebagai berikut. 12

15 Pelatihan/Coaching/Belajar Mandiri. PNPM Mandiri Perkotaan meyakini bahwa secara alamiah semua orang melakukan pengembangan kapasitas selama hidupnya. Proses aksi-refleksi-aksi, baik tidak sadar atau terencana, selalu digunakan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Berangkat dari asumsi tersebut, pengembangan kapasitas yang didorong oleh PNPM Mandiri Perkotaan lebih ditujukan untuk memastikan bahwa proses pembelajaran dilakukan secara terencana sehingga efektif mencapai hasil yang diinginkan. Secara programatik, PNPM Mandiri Perkotaan mengembangan berbagai pelatihan dan coaching untuk memastikan proses pembelajaran berjalan efektif. Sebagai supporting bagi pengembangan kapasitas masyarakat dan pemerintah daerah, pelatihan/coaching yang dilakukan di PNPM Mandiri Perkotaan bertujuan untuk : a. Menumbuhkan komitmen para pelaku PNPM Mandiri Perkotaan dalam penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat sesuai tugas dan fungsinya. b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman para pelaku PNPM Mandiri Perkotaan terhadap program untuk mencapai standard kompetensi dasar yang ditetapkan. c. Meningkatkan keterampilan para pelaku PNPM Mandiri Perkotaan. d. Menciptakan para pelatih yang memiliki kapasitas untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan dan mampu menumbuhkan sikap dan motivasi para pelaku untuk menuju kemandirian masyarakat. Pengembangan Komunikasi- Informasi Komunitas. Sebagaimana dinyatakan di atas, tujuan pengembangan komunikasiinformasi komunitas tidak semata-mata menginformasikan atau mempromosikan gagasan pembangunan kepada masyarakat agar program ini memperoleh legitimasi. Komunikasi yang hendak dikembangkan adalah berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menganalisis masalah kemiskinan, mengidentifikasi penyelesaiannya dan melaksanakannya. PNPM Mandiri Perkotaan meletakkan keterlibatan Metode - Media NAIKKAN UPAH!!! pesan masalah/kebutuhan komunikasi-informasi Pengembangan komunikasi informasi komunitas tujuan aktif para pemangku kepentingan, terutama masyarakat miskin, di dalam keseluruhan proses komunikasi pembangunan (komunikasi partisipatoris) baik yang sifatnya horizontal (warga ke warga, pemerintah ke pemerintah, swasta ke swasta) maupun vertikal (warga ke pemerintah, kelurahan ke kota, kota ke nasional). Setiap komunitas menyusun sendiri rancangan strategi komunikasi-informasi komunitasnya, mulai dari menyusun kelompok sasaran komunikasi, perubahan pengetahuan-keterampilansikap-perilaku yang diharapkan, tujuan komunikasi, indikator pencapaian tujuan komunikasi, serta menentukan model pendekatan komunikasi, metode, teknik, saluran/media, dan alat komunikasi yang diharapkan secara tepat bisa membangun proses pembelajaran dan dialog. kelompok sasaran 13

16 Tahapan Pembelajaran Masyarakat Sumber: Membangun Masyarakat Pembelajar, Panduan Metodologi Pendidikan Non-Formal untuk Fasilitator Lapang, SPPM,

17 Modul 2 Topik: Metode Belajar KBK Peserta memahami dan menyadari: Pendidikan Orang Dewasa sebagai metode belajar dalam KBK Prinsip prinsip pendidikan dan daur orang dewasa Beberapa metode dalam pendidikan orang dewasa Kegiatan 1: Diskusi Pendidikan Orang Dewasa Kegiatan 2: Diskusi Metode Belajar 3 Jpl ( 135 ) Bahan Bacaan: 1. Pendiidkan Orang Dewasa 2. Metode Pendidikan Orang Dewasa Kerta Plano Spidol, selotip kertas dan jepitan besar 15

18 Diskusi Pendidikan Orang Dewasa 1) Ajukan pertanyaan kepada peserta: Siapa yang akan menjadi peserta belajar? Siapapun yang disebutkan oleh peserta entah ibu-ibu atau bapak-bapak, laki-laki atau perempuan, petani atau karyawan pada pokoknya peserta belajar kita adalah orang dewasa. Dan ternyata cara belajar orang dewasa itu berbeda dengan cara belajar anak-anak. Di sessi ini kita akan mempelajari karakteristik cara belajar orang dewasa. 2) Bagikan gambar/komik Tuan Guru dan Tukang Perahu. Biarkan peserta membacanya sebentar. Ajukan pertanyaan kepada peserta : Apakah cerita ini mungkin terjadi. Apa tanggapan anda tentang kedua tokoh tersebut. Apa yang bisa dipetik dari cerita tersebut. 3) Minta peserta untuk diskusi berpasangan dengan teman sebelahnya (tak lebih dari 10 menit). Dari komik tersebut diskusikan berdua: Bagaimana proses sang guru dan tukang perahu memperoleh ilmu. Bagaimana cara sang guru dan tukang perahu menyimpulkan pengalaman masing-masing. Bagaimana cara sang guru dan tukang perahu mengambil keputusan dari kesimpulankesimpulan yang diambil. 4) Setelah selesai diskusi berpasangan, persilahkan siapa saja yang mau mengungkapkan hasil diskusinya. semua orang dewasa belajar dengan cara yang berbeda beda, ada yang belajar melalui pengalaman, pengamatan dan pengalaman orang lain. Dalam kasus komik tadi guru mengambil kesimpulan dari kegiatan belajar formal yang cenderung teoritik sedangkan tukang perahu belajar dari pengalaman/kenyataan yang dialami. 5) Jelaskan tentang prinsip-prinsip orang dewasa, daur belajar orang dewasa, perbedaan andragogi dan pedagogi serta perbedaan guru (sikap menggurui) dan fasilitator (sikap fasilitasi). Gunakan Bahan Bacaan Pendidikan Orang Dewasa. (Apabila ada keluangan waktu, ajak peserta untuk membaca bersama). 6) Lakukan diskusi tanya jawab untuk memperkuat pemahaman peserta. 7) Simpulkan hasil diskusi. Sampaikan bahwa selanjutnya kita akan berdiskusi metode-metode yang biasa digunakan dalam proses belajar orang dewasa. 16

19 Model pendekatan pendidikan menurut Knowles dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk pendekatan yang kontradiktif yakni antara pedagogi dan andragogi. Perbedaan antara kedua pendidikan tersebut, sesungguhnya tidak semata perbedaan obyek nya. Pedagogi sebagai seni mendidik anak merupakan proses pendidikan yang menempatkan obyek pendidikannya sebagai anak anak walaupun secara biologis mereka sudah termasuk dewasa. Konsekuensi logis dari pendekatan ini adalah menempatkan peserta didik sebagai murid yang pasif. Murid sepenuhnya menjadi obyek suatu proses belajar seperti misalnya : guru menggurui, murid digurui, guru memilihkan apa yang harus dipelajari, murid tunduk pada pilihan tersebut, guru mengevaluasi, murid dievaluasi dan seterusnya. Kegiatan belajar mengajar model ini menempatkan guru sebagai inti terpenting, sementara murid menjadi bagian pinggiran. Sebaliknya, andragogi atau pendekatan pendidikan orang dewasa merupakan pendekatan yang menempatkan peserta belajar sebagai orang dewasa. Di balik pengertian ini Knowles ingin menempatkan murid sebagai subyek dari sistem pendidikan. Murid sebagai orang dewasa diasumsikan memiliki kemampuan aktif untuk merencanakan arah, memilih bahan dan materi yang dianggap bermanfaat, memikirkan cara terbaik untuk belajar, menganalisis dan menyimpulkan serta mampu mengambil manfaat pendidikan. Fungsi guru adalah sebagai fasilitator, dan bukan menggurui. Oleh karena itu relasi antara guru murid bersifat multi arah. Diskusi Metode Belajar 1) Sampaikan kepada peserta, sekarang ini kita akan mendiskusikan beberapa metode belajar orang dewasa yang akan sering kita gunakan dalam berbagai diskusi KBK. 2) Bagi peserta dalam kelompok-kelompok kecil sesuai jumlah metode. Diskusikan dalam kelompok pertanyaan berikut. Tuliskan hasil diskusi di kertas plano. Kapan sebaiknya metode tersebut digunakan? Langkah-langkah umum penggunaan metode. 3) Setelah selesai, persilahkan juru bicara kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya. Buka kesempatan peserta bertanya, menambahkan atau memperkuat hasil diskusi kelompok. 4) Perkuat pemahaman peserta dengan menjelaskan kembali metode-metode yang biasa digunakan dalam pendidikan orang dewasa. 5) Tutup diskusi. Sampaikan setelah ini kita akan berdiskusi merancang aktivitas-aktivitas KBK. Kita nanti akan mulai dengan mengidentifikasi kebutuhan belajar masyarakat. 17

20 18 Pemilihan metode harus berdasarkan beberapa pertimbangan : Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai. Fasilitator mampu menjalankan metode tersebut. Warga belajar mampu melibatkan diri dalam metode tersebu.t Murah, artinya tidak terlalu memakan alat bantu yang banyak. Besarnya kelompok yang difasilitasi. Ketersediaan waktu. Kombinasi antar metode akan membuat proses belajar semakin menarik dan tidak membosankan.

21 19

22 PENDIDIKAN ORANG DEWASA (POD) Berbicara mengenai Pendidikan Orang Dewasa, masalahnya lebih dari sekedar mengajarkan suatu pengetahuan baru kepada orang dewasa, karena orang dewasa telah memiliki sikap dan pengetahuan sehingga informasi baru akan mereka bandingkan dengan pengalaman, pengetahuan dan konsep konsep mereka selama ini. Bagaimana Proses Belajar Bagi Orang Dewasa? Pendidikan orang dewasa meliputi segala bentuk pengalaman belajar yang dibutuhkan oleh orang dewasa, pria maupun wanita, sesuai dengan bidang perhatian dan kemampuannya. Akibat atau hasil dari belajarnya orang dewasa nampak pada perubahan perilakunya. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan, keterampilan yang dimilikinya serta dalam hal tertentu oleh sarana yang mendukungnya. Maka proses belajar manusia dewasa ke arah perubahan perilaku hendaknya digerakkan melalui usaha perubahan sikap baru, memberinya pengetahuan baru, melatihkan keterampilan baru dan dalam hal tertentu penyediaan sarana baru. Perubahan perilaku seseorang akan terjadi jika isi dan cara pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan yang dirasakannya. Pada prinsipnya, proses belajar bagi orang dewasa adalah suatu proses belajar dari pengalaman. Lakukan Refleksi/ Analisis Mulai dari Pengalaman Peserta Tarik Kesimpulan 1 Terapkan dalam Kehidupan Peserta Mulai dari Pengalaman Peserta. Fasilitator mendorong peserta untuk memanggil kembali ingatannya atas pengalaman 4 20

23 yang sudah lampau dan menyampaikan apa yang sudah terjadi. Fasilitator menggali kesan peserta atas kenyataan tersebut Lakukan Refleksi/Analisis Fasilitator mendorong peserta untuk mengkaji hubungan sebab akibat dan keterkaitan berbagai hal dengan kenyataan tersebut seperti aturan, sistem, kebijakan, perilaku, dsb. Diskusi didorong untuk menjawab tapi, mengapa... Tarik Kesimpulan Fasilitator mengajak peserta merumuskan makna kenyataan tersebut sebagai suatu pelajaran baru yang lebih utuh. Terapkan dalam Kehidupan Peserta Peserta menyadari dan memahami pelajaran yang telah dipetik dari pengalaman dahulu. Hasil pembelajaran baru ini menjadi bekal untuk melakukan tindakan-tindakan yang lebih baik. Orang dewasa akan bisa belajar secara efektif, bila melalui ke empat tahap tersebut. Namun, setiap orang berbeda kemampuannya dalam melalui proses belajar. Ada yang belajar dari pengalaman nyata, ada yang dari pengamatan, dan sebagainya. Yang jelas proses belajar adalah pengalaman individual, yang akan sangat tergantung dari karakteristik orang bersangkutan. Prinsip Prinsip Belajar Orang Dewasa? Orang dewasa sesungguhnya tidaklah seperti gelas kosong yang dengan mudah dapat kita tuangi sesuatu ke dalamnya. Beberapa prinsip Pendidikan Orang Dewasa yang perlu diperhatikan dan diterapkan dalam penyelenggaraan program, yaitu : 1. Orang dewasa mempunyai konsep diri Orang dewas menganggap dirinya mampu untuk membuat keputusan dan mampu menghadapi segala risiko atas keputusannya, serta mengatur hidupnya agar mandiri. Harga diri sangat penting bagi orang dewasa. Seorang dewasa menuntut dihargai terutama dalam hal pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan kehidupannya. Sikap yang terkesan menggurui cenderung ditanggapi negatif. Mereka cenderung menghindar, menolak dan merasa tersinggung apabila diperlakukan seperti anak anak. Mereka akan menolak situasi belajar yang kondisinya bertentangan dengan konsep dirinya sebagai individu yang mandiri. Sehingga mereka perlu dilibatkan secara penuh dalam menentukan kebutuhan belajar dan merancang belajar secara partisipatif. Sumber belajar berfungsi sebagai pembimbing, fasilitator serta narasumber. 2. Orang Dewasa Kaya Akan Pengalaman Makin lanjut usia seseorang, makin banyak pengalaman yang ia miliki. Adapun pengalaman orang dewasa diperoleh dari : Peristiwa yang dialami pada masa lalu dan masa kini. Hubungan dengan lingkungan di sekitarnya. Pengalaman dengan dirinya sendiri pada masa kini dan masa lampau. 3. Orang Dewasa Mempunyai Kesiapan Belajar Masa kesiapan belajar orang dewasa berubah sejalan dengan usia dan peran sosial yang mereka tampilkan. Untuk itulah, urutan program belajar berdasarkan tahapan yang relevan dengan peran mereka menjadi penting untuk diutamakan. 4. Orang Dewasa Berpandangan Untuk Segera Menerapkan Hasil Belajarnya 21

24 Orang dewasa senantiasa berorientasi pada kenyataan. Oleh karena itu, kegiatan belajar bagi orang dewasa sebaiknya diarahkan pada kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. 5. Orang Dewasa Itu Dapat Belajar Sesungguhnya orang dewasa dapat melakukan kegiatan belajar. Apabila orang dewasa tidak menampilkan kemampuan belajar yang sebenarnya, kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya perubahan faktor fisiologis seperti menurunnya pendengaran, penglihatan, atau tenaga sehingga mempengaruhi kecepatan belajarnya. Fasilitator perlu mendorong dan membantu warga belajar untuk belajar sesuai dengan langkah yang mereka inginkan dan terapkan sendiri. 6. Belajar Merupakan Proses yang Terjadi Pada Diri Orang Dewasa Setiap warga belajar akan mengontrol langsung proses belajarnya, termasuk potensi intelektual, emosi serta fisik. Ia merasa adanya kebutuhan untuk belajar dan melihat tujuan pribadinya yang akan tercapai melalui belajar. Proses belajar akan terpusatkan pada pengalaman sendiri melalui interaksi dirinya dengan lingkungannya. Dengan demikian seni pembelajaran orang dewasa merupakan upaya mengelola lingkungan dan proses belajar itu sendiri. Untuk itu, digunakan metode dan teknik dimana warga belajar terlibat secara intensif dalam mendiagnosa kebutuhan belajar serta menilai proses belajar. Orang dewasa tidak suka diperintah untuk melakukan sesuatu, kecuali jika mereka diberi kesempatan untuk bertanya mengapa? dan mengambil keputusannya sendiri. 22

25 Metode Pembelajaran (Membangun Masyarakat Pembelajar, Panduan Metodologi Pendidikan Non Formal; UNESCO APPEAL SPPM) Fasilitator perlu memiliki metode yang memungkinkan warga belajar mengalami 4 tahap proses daur belajar dari pengalaman, dan mempraktekan metode tersebut dalam sebuah proses belajar yang menyenangkan. Untuk dapat memilih metode yang tepat fasilitator perlu mengetahui karakteristik dan ranah belajar dari setiap metode. Metode Wawancara/Tanya jawab Curah pendapat Ceramah Diskusi kelompok Diskusi kelompok terfokus Penugasan/praktek Permainan Bermain peran Analisis situasional Kunjungan silang Simulasi Ranah belajar Pengetahuan Sikap Keterampilan Bagaimana Memilih Metode dan Alat Bantu? Suatu metode dipilih biasanya didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain : Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai Fasilitator mampu menjalankan metode tersebut Warga belajar mampu melibatkan diri dalam metode tersebut Murah, artinya tidak terlalu memakan alat Bantu yang banyak Besarnya kelompok yang difasilitasi Ketersediaan waktu Metode metode tersebut tidak boleh berdiri sendiri. Kombinasi antar metode akan membuat proses belajar semakin menarik dan tidak membosankan. Metode metode yang disebut di atas, memiliki karakter dasar yang cenderung merangsang partisipasi. Tetapi memilih metode dan media tersebut belum tentu menjamin proses fasilitasi berlangsung secara partisipatif. Yang paling penting adalah fasilitatornya sendiri. Kita bisa memodifikasi atau mengembangkan metode metode yang ada di dalam tulisan ini disesuaikan dengan masalah atau kebutuhan yang kita hadapi di lapangan. 23

26 Penggunaan Metode dalam Proses Pembelajaran Bersama Masyarakat Metode Brainstorming (Curah Pendapat) Metode asah otak adalah suatu cara yang cocok untuk menghasilkan ide-ide baru. Asah otak memungkinkan warga belajar saling bekerjasama mengumpulkan ide-ide untuk memecahkan masalah mereka. Metode ini umumnya kita gunakan untuk kegiatan yang berhubungan dengan pemecahan masalah tertentu, atau kegiatan kegiatan lain yang membutuhkan munculnya gagasan-gagasan baru. Ada dua tahap pengorganisasian dan peraturan dari kegiatan asah otak : Tahap pertama adalah untuk menghasilkan sebanyak mungkin ide-ide tersebut bisa ditulis di atas lembaran kertas dan memperkenalkannya di atas papan atau menuliskannya secara langsung dalam sebuah bagan bagan. Warga dilarang berkomentar selama tahap ini. Tahap kedua adalah mengevaluasi ide ide yang dihasilkan selama tahap pertama. Kemudian, warga belajar diminta mengelompokan ide ide yang sama, lalu memberikan tanda pada setiap kelompok dalam sebuah prioritas ( ada kelompok ide dengan prioritas paling penting, kedua terpenting, dan seterusnya) Langkah Umum Penggunaan Metode Identifikasi dan tulis masalah masalah yang dihadapi oleh warga belajar di papan tulis atau lembaran kertas Mintalah warga belajar untuk memikirkan masalah masalah tersebut selama beberapa menit Mintalah ide ide/gagasan seketika warga belajar (tanpa perlu dipikirkan terlebih dahulu) terhadap pemecahan masalah tersebut. Mintalah warga belajar untuk memberi tanggapan atau mendebat ide ide yang dilontarkan tersebut. Tunjuklah seseorang untuk menulis ide ide tersebut di papan tulis Hentikan kegiatan brainstorming pada beberapa titik permasalahan dan mintalah warga belajar untuk menjelaskan setiap ide tersebut. Kelompokkan ide ide tersebut, lalu tentukan tingkat prioritasnya Diskusikan dan garis bawahi ide ide yang telah disetujui bersama Metode Ceramah Metode ini biasa kita lakukan untuk menyampaikan suatu pesan atau materi secara lisan, dengan maupun tanpa menggunakan alat Bantu/media. Biasanya penggunaan metode ini harus dibarengi dengan penggunaan metode lainnya. 24

27 Langkah Umum Penggunaan Metode Persiapan Susun materi yang akan kita sampaikan dengan sistematika yang berurutan. Biasanya, materi ini akan menjadi bahan serahan untuk warga belajar. Tulislah beberapa pokok pikiran penting dari bahan serahan di atas lembar kertas Pelaksanaan Sampaikan pokok bahasan materi secara berurutan di hadapan warga belajar Setelah semua materi selesai disampaikan, atau pada tengah tenagh sesi, persilakan warga belajar untuk mengajuka pertanyaan Setelah Tanya jawab/diskusi selesai, simpulkan materinya Bagikan bahan serahan kepada seluruh warga belajar Metode Tanya Jawab Metode ini kita terapkan untuk melakukan pendalaman materi. Sesuai dengan prinsip, bahwa orang dewasa adalah orang yang telah memiliki berbagai pengalaman, proses Tanya jawab tidak berari pertanyaan dari warga belajar harus kita jawab. Kita bisa memberikan kesempatan kepada warga belajar yang bersangkutan untuk menggali pengalamannya sendiri, atau memberikan kesemoatan kepada warga belajar lain untuk memberikan jawaban. Biasanya metode ini digunakan setelah kita menyampaikan materi ( seperti ceramah, demonstrasi, atau penugasan ). Langkah umum penggunaan metode Jika proses diawali dengan pertanyaan dari warga belajar : Persilakan warga belajar untuk bertanya tentang topik yang disampaikan Ketika sebuah pertanyaan diajukan, persilakan warga belajar yang lain untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan tersebut berdasarkan pengalaman mereka. Pada saat Tanya jawab berlangsung, jaga proses agar tetap mengarah pada persoalan yang sedang dipertanyakan, tidak melebar ke mana mana Simpulkan jawaban-jawaban tersebut, jika perlu kita bisa memberikan masukan. Jika proses diawali dengan pertanyaan dari fasilitator : Persiapkan beberapa pertanyaan kunci untuk memperdalam pemahaman materi yang akan disampaikan Ajukan pertanyaan kunci tersebut dan minta warga belajar untuk menanggapinya Pada saat Tanya jawab berlangsung, jaga proses agar tetap mengarah pada persoalan yang sedang dipertanyakan, tidak melebar kemana mana Simpulkan jawaban jawaban tersebut, jika perlu kita bisa memberikan masukkan. Metode Diskusi Kelompok dan Pleno Metode ini bermanfaat agar warga belajar dapat : saling mendengarkan pandangan orang lain; menghormati ide ide orang lain; tidak melukai atau mempermalukan satu sama lain; belajar berkomunikasi secara ringkas, jelas dan tepat. 25

28 Metode ini biasa digunakan dalam berbagai kegiatan. Pada saat menerapkan metode ini, kita atau orang yang berperan sebagai pemimpin diskusi tidak boleh berbicara terlalu panjang, tetapi harus lebih banyak mendengarkan dan memandu proses diksusi di antara warga belajar. Langkah Umum penggunaan metode Diskusi Kelompok Metode ini digunakan kalau jumlah warga belajar cukup banyak, misalnya lebih dari 10 orang. Jadi, agar semua orang bisa terlibat aktif dalam proses diskusi, bagi warga belajar dalam kelompokkelompok kecil. Langkah umum metode ini adalah sebagai berikut : Agar proses diskusi dapat berlangsung lancr, sepakati dahulu aturan main Bagilah warga belajar ke dalam kelompok-kelompok kecil Tuliskan topik yang akan didiskusikan dalam kelompok Mintalah kepada setiap kelompok untuk memilih fasilitator yang akan memimpin diskusi dalam kelompok. Sepakati waktu yang dibutuhkan untuk diskusi kelompok Minta setiap kelompok untuk menuliskan hasil kerja mereka Doronglah setiap anggota kelompok menyampaikan pendapat mereka. Setiap orang harus punya kesempatan untuk berbicara dan membagi idenya. Kumpulkan hasil kerja dari setiap kelompok, lalu lanjutkan pembahasan dalam diskusi pleno. Diskusi Pleno Metode ini umumnya dipergunakan setelah selesai melakukan diskusi kelompok Minta setiap kelompok memilih satu orang untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran hasil diskusi kelompoknya. Sepakati lamanya waktu bagi setiap kelompok dalam menyampaikan hasil kelompoknya, jangan lebih dari 10 menit. Ingatkan warga belajar, bahwa pembahasan hasil diskusi akan dilakukan setelah presentasi. Setalah seluruh kelompok selesai menyampaikan hasil diskuisnya, persilakan warga belajar untuk mengajukan pertanyaan atau penjelasan terhadap hasil kelompok yang sudah disampaikan sebelumnya Setelah semua hasil kerja kelompok dibahas, ajak warga belajar menyimpulkan hasilhasil diskusi, dengan cara membandingkan hasil setiap kelompok dan menarik benag merah dari hasil diskusi. Simpulkan hasil diskusi pleno, atau minta salah seorang warga belajar untuk menyimpulkannya sendiri Metode Penugasan/Praktek Metode penugasan adalah cara belajar dengan jalan menugaskan kepada warga belajar untuk melakukan sesuatu. Tugas yang diberikan harus khusus atau jelas obyek dan waktunya. Metode ini lebih bertujuan untuk membawa warga belajar ke dunia nyata dalam mempraktekan pengetahuan yang diperoleh. Oleh karena itu, metode ini akan sangat mempengaruhi wilayah keterampilan warga belajar. 26

29 Langkah umum penggunaan metode Persiapkan pedoman tugas yang akan diberikan ( bisa berupa topik yang berhubungan dengan materi, dan lain-lain) Jelaskan kepada warga belajar tentang tugas yang akan dilakukan Persilakan warga belajar untuk mengajukan pertanyaan tentang tugas tersebut Buat kesepakatan tentang lamanya waktu penugasan tersbut (kapan mulai dan kapan selesai) dan bentuk laporannya serta cara mempresentasikannya Metode Permainan Metode ini digunakan dalam kegiatan belajar. Dari pengalaman, metode ini terbukti sangat efektif untuk melibatkan warga belajar, membuat warga belajar merasa nyaman dan segar mengikuti kegiatan. Metode permainan dapat dilakukan dengan bermacam cara, seperti nyanyian, cerita, gambar atau permainan lainnya. Tema tema permainan bisa berhubungan dengan kepemimpinan, sikap, kerjasama, koordinasi, pemecahan masalah, komunikasi, pemantauan, evaluasi, isu gender, teknik fasilitasi, dan sebagainya yang relevan dengan materi belajar. Dalam proses belajar, metode permainan bertujuan untuk : Mengubah suasana belajar yang kaku atau tegang menjadi lebih santai dan nyaman, dan megubah warga belajar yang pasif dan jenuh menjadi lebih aktif dan semangat. Menumbuhkan sikap dan pandangan pribadi, dalam hal penalaran, wawasan, perbaikan sikap, dan introspeksi Mengantarkan atau memulai pokok bahasan dengan suasana aktif, gairah, riang, luwes atau akrab. Untuk mencapai tujuan /manfaat tersebut perlu dipertimbangkan karakteristik warga belajar, yaitu (1) latar belakang budaya atau kebiasaan, agama, pekerjaan dan status sosial warga belajar; (2) Pengalaman, pendidikan, atau wawasan warga belajar pada umumnya; (3) kecenderungan perilaku atau sikap tertentu dari warga belajar ayng berkembang dalam proses belajar, baik yang positif maupun negatif. Metode Bermain Peran Selain digunakan dalam kegiatan belajar, metode bermain peran dapat juga dipakai untuk menilai proses dan hasil belajar. Biasanya bermain peran menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi warga belajar. Dengan bermain peran dalam situasi tertentu, warga belajar dapat mengungkapkan gagasan mereka dan memperdalam pemahaman warga belajar terhadap apa yang dipelajari. Metode ini juga dapat dijadikan sebagai alat untuk memotivasi dalam memecahkan masalah melalui diskusi. Untuk bermain peran ini, tidak perlu latihan terlebih dahulu, tidak perlu ada naskah atau kata-kata kunci yang harus diucapkan warga belajar. Yang penting diberikan adalah gambaran tentang situasi apa yang mereka perankan. 27

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif

Modul 10. POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Modul 10 POD dan Metode Pelatihan Partisipatif Peserta memahami dan menyadari: 1. Semua warga belajar adalah narasumber 2. Pendiidkan orang dewasa sebagai metode pendekatan fasilitasi 3. Metode-metode

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan 1. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan 2. Diskusi Kelompok Lembar

Lebih terperinci

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan BUKU 1 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan 3 Membangun BKM 2 Pemetaan Swadaya KSM 4 BLM PJM Pronangkis 0 Rembug Kesiapan Masyarakat 1 Refleksi Kemiskinan 7 Review: PJM,

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan BUKU 4e SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR F12. Pelatihan Dasar 2. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 2 F12 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pemetaan Swadaya 1 Kegiatan 1: Diskusi

Lebih terperinci

Tahapan Pemetaan Swadaya

Tahapan Pemetaan Swadaya Langkah Satu : Persiapan Agar proses Pemetaan Swadaya memperoleh hasil yang optimal, dan memperkecil resiko kegagalan, serta mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka perlu persiapan yang baik. Di bawah

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi BUKU 4c SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM

Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM BUKU 5a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Musyawarah Pengembangan KSM Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-P2KP Panduan Fasilitasi Pengembangan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan BUKU 4d SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN 7.1. Latar Belakang Rancangan Program Kemiskinan di Desa Mambalan merupakan kemiskinan yang lebih disebabkan oleh faktor struktural daripada faktor

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4a SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Pemetaan Wilayah, Sebaran Warga Miskin, Sarana dan Prasarana Lingkungan Perumahan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo

BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo Kampung Wonorejo merupakan Kampung yang mempunyai masalah pada lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO A. Proses Pendampingan Awal mula pendamping datang ke Kampung Wonorejo ini yaitu bermaksud untuk bertemu dengan perangkat Kampung Wonorejo. Pada hari Sabtu

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)

Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada Proses peralihan kepemilikan lahan kosong terjadi sejak akhir 2004 dan selesai pada tahun 2005, dan sejak

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar Modul 1 Topik: Orientasi Belajar 1 Peserta Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2 Peserta mampu menciptakan keakraban 3 Peserta memahami tujuan, Apa yang akan diperoleh dan bagaimana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

H., 2014 PROGRAM PENYED IAAN AIR MINUM D AN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT ( PAMSIMAS ) D ALAM MENUMBUHKAN PERILAKU HID UP SEHAT

H., 2014 PROGRAM PENYED IAAN AIR MINUM D AN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT ( PAMSIMAS ) D ALAM MENUMBUHKAN PERILAKU HID UP SEHAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembangunan nasional secara umum adalah membangun bangsa yang maju, mandiri dan sejahtera. Hal ini sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam alinea

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis

Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis BUKU 6 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM Pronangkis Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi PJM

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Kapasitas

Strategi Pengembangan Kapasitas DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS FASILITATOR Pelatihan Dasar 1 F04 Strategi Pengembangan Kapasitas PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Strategi Pengembangan Kapasitas 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan sebagai suatu kegiatan nyata dan berencana, menjadi menonjol sejak selesainya perang dunia II. Inayatullah (dalam Nasution, hlmn 28) mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR Bab 9 Kesimpulan Kehidupan rumah tangga nelayan tradisional di Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal pada umumnya berada di bawah garis kemiskinan. Penyebab kemiskinan berasal dari dalam diri nelayan sendiri

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN Non Pro Poor Policies Pro-Poor Policies Pro-Poor Program & Budgeting Good Local Governance PEMBELAJARAN YANG DIHARAPKAN Merubah cara pandang terhadap pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa

Pemilu BKM. Buletin Warta Desa Pemilu BKM 3 Minta salah seorang warga menjelaskan tentang hasil FGD Kelembagaan dan FGD Kepemimpinan yang telah dilakukan pada siklus PS, terutama berkaitan dengan: (1) kriteria-kriteria lembaga komunitas

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM A. Latar Belakang Dalam Strategi intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk mendorong terjadinya proses transformasi sosial di masyarakat, dari kondisi masyarakat yang tidak berdaya menjadi berdaya, mandiri

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DESA PANGAN AMAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DESA PANGAN AMAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DESA PANGAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pemerintah Kota Bandung, dalam hal ini Walikota Ridwan Kamil serta Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, telah menunjukkan pentingnya inovasi dalam dalam program

Lebih terperinci

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM BUKU 7 SERI SIKLUS PNPM- Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM Perkotaan DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Ruang lingkup Ekonomi tersebut merupakan cakupan yang amat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan bertahap dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan yang menjabarkan pernyataan singkat hasil temuan penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan penelitian akan dimulai

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN 11/4/2010 [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR...3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI...4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...8

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya

KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA

KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA MUKADIMAH Konsil LSM Indonesia menyadari bahwa peran untuk memperjuangkan partisipasi masyarakat dalam segala proses perubahan membutuhkan pendekatan dan pentahapan yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada BAB II GAMBARAN UMUM PENGRAJIN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI SIKAMBING D MEDAN 2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 2.1.1 Letak Geografis Kelurahan Sei Sikambing D merupakan salah satu kelurahan dari

Lebih terperinci

Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat

Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat Membelajarkan dan Memberdayakan Masyarakat APA ITU MEMBELAJARKAN? Apakah artinya membelajarkan? Agar Fasilitator Infomobilisasi (FI) dapat menjalankan peran dan tugasnya secara baik, mari kita mulai dengan

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian ini yang ingin menggambarkan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan berbasis komunitas dan menjelaskan kebermanfaatan

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENGEMBANGAN MEDIA INFORMASI KABUPATEN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR... 3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI... 4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 156 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dari penelitian ini didapati kesimpulan dan temuan-temuan sebagai berikut: 1. Karakteristik fisik permukiman kampung

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP

KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP KERANGKA ACUAN PELATIHAN DASAR P2KP BAGI KONSULTAN PELAKSANA DAERAH DAN FASILITATOR REPLIKASI PROGRAM P2KP I. LATAR BELAKANG Usaha mendorong kemandirian dan kemitraan masyarakat bersama Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan menurut Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia (TKPKRI, 2008) didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Permasalahan kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah.

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta. No.1602, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB II TARGET DAN LUARAN

BAB II TARGET DAN LUARAN BAB II TARGET DAN LUARAN 2.1.1 Melaksanakan Kerja Bakti Kerja bakti merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik dan memperindah lingkungan. Biasanya

Lebih terperinci

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN

PEMBELAJARAN/ PENDAMPINGAN 1 125 1 126 Metode-metode pembelajaran seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini, biasa digunakan dalam pelatihan atau kegiatan pendampingan kelompok belajar mandiri desa (KBMD) seperti yang dipaparkan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya. pemberdayaan dan modal sosial, namun bagaimanapun unsur-unsur BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pengertian Participatory Action Research Berbagai kajian dalam rumpun ilmu sosiologi membenarkan bahwa modal sosial menempati posisi penting dalam upaya-upaya pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

Oleh: Elfrida Situmorang

Oleh: Elfrida Situmorang 23 Oleh: Elfrida Situmorang ELSPPAT memulai pendampingan kelompok perempuan pedesaan dengan pendekatan mikro kredit untuk pengembangan usaha keluarga. Upaya ini dimulai sejak tahun 1999 dari dua kelompok

Lebih terperinci

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator

Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Modul 9 Transformasi Peran Fasilitator Peserta menyadari perlunya perubahan peran fasilitator Peserta memahami transformasi peran dari fasilitator umum ke fasilitator wirausaha ke konsultan pembangunan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini: 50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data wawancara langsung kepada responden

Lebih terperinci

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU

KUMPULAN PANDUAN PEMANDU KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI P E R K O TA A N KUMPULAN PANDUAN PEMANDU PELATIHAN PENGUATAN BKM/UP/RELAWAN/LURAH PP.03 LOKASI SIKLUS TAHUN KE 4 Modul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya berbagai macam masalah di dalam kehidupan masyarakat seperti terjadinya PHK pada buruh kontrak, jumlah pengangguran

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN TINGKAT MASYARAKAT

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN TINGKAT MASYARAKAT KERANGKA ACUAN PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN TINGKAT MASYARAKAT I. PENDAHULUAN Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan bathin.

Lebih terperinci

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 KONFLIK ORGANISASI Salah satu yang sering muncul dalam upaya melakukan inovasi organisasi adalah terjadinya konflik di dalam organisasi. Sebagaimana lazim diketahui bahwa suatu organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan kerap kali menjadi persoalan yang tidak kunjung selesai, mulai dari kesadaran masyarakat sampai kemampuan pemerintah dalam menganalisis masalah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci