BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari limbah limbah kayu dan bambu. Bahan baku lainnya yang dapat
|
|
- Harjanti Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arang Aktif Arang aktif adalah suatu bahan hasil proses pirolisis arang pada suhu o C (Harsanti,et.al. 2011). Selama ini bahan baku arang aktif yang digunakan berasal dari limbah limbah kayu dan bambu. Bahan baku lainnya yang dapat digunakan adalah dari limbah pertanian antara lain sekam padi, jerami padi, tongkol jagung, batang jagung, serabut kelapa, tempurung kelapa, tandan kosong dan cangkang kelapa sawit, dan sebagainya. Pada tahap awal limbah pertanian dibuat arang melalui proses karbonisasi 5000 o C dan tahap selanjutnya dilakukan aktivasi pada suhu 8000 o C o C. Perbedaan mendasar arang dengan arang aktif adalah bentuk pori-porinya. Pori-pori arang aktif lebih besar dan bercabang serta berbentuk zig-zag. Gambar 2.1 Struktur Pori Arang (a) dan Arang Aktif (b)
2 Arang aktif bersifat multifungsi, selain media meningkatkan kualitas lingkungan juga pori-porinya sebagai tempat tinggal ideal bagi mikroba termasuk mikroba pendegradasi sumber pencemar seperti residu pestisida dan logam berat tertentu (Harsanti,et.al. 2011). Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan bahanbahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang terbentuk ini disebut sebagai arang aktif. Mengolah arang menjadi arang aktif pada prinsipnya adalah membuka poripori arang agar menjadi luas 2 m 2 /g pada arang menjadi m 2 /g pada arang aktif. Arang aktif disusun oleh atom karbon yang terikat secara kovalen dalam kisi heksagonal dimana molekulnya berbentuk amorf yaitu merupakan pelat-pelat datar. Ada 2 cara mengaktifkan arang yaitu dengan cara menggunakan reaksi oksidasi lemah menggunakan uap air pada suhu o C atau dengan cara dehidrasi menggunakan bahan kimia atau garam-garam CaCl 2, ZnCl 2, H 3 PO 4, NaOH, Na 2 SO 4 dan lain-lain (Forda, 2010).
3 Menurut Kusnaedi (2010) ada tiga jenis arang aktif yang terbuat dari tempurung kelapa yang dijual di pasaran, yaitu : 1) Serbuk yaitu arang aktif berbentuk serbuk mempunyai ukuran lebih kecil dari 0,18 mm. Arang aktif jenis ini dimanfaatkan pada industri pengolahan air minum, industri farmasi, terutama untuk pemurnian monosodium glutamaet, bahan tambahan makanan, penghilang warna asam furan, pengolahan pemurnian jus buah, penghalus gula, pemurnian asam sitrat, asam tartarat, pemurnian glukosa, dan pengolahan zat warna kadar tinggi. 2) Granula yaitu arang aktif berbentuk granula atau tidak beraturan yang berukuran 0,2-5 mm. Arang aktif jenis ini digunakan dalam pemurnian emas, pengolahan air, air limbah dan air tanah, pemurnian pelarut dan penghilang bau busuk. 3) Pelet merupakan arang aktif berbentuk pelet dengan ukuran 0,8-5 mm. Digunakan untuk pemurnian udara, kontrol emisi, tromol otomotif, penghilang bau kotoran, dan pengontrol emisi pada gas buang Cara Pembuatan Arang Aktif Ada 2 macam cara pembuatan arang aktif yaitu dengan bahan baku arang dan bahan baku aslinya seperti kayu, tempurung kelapa, serbuk gergaji dan lain-lain. Kedua cara tersebut tidak banyak berbeda hanya pada bahan baku arang langsung dilakukan proses pengaktifan menggunakan uap panas setelah terlebih dahulu arang tersebut direndam dalam bahan kimia. Pada cara kedua, perendaman bahan baku dalam bahan kimia dilakukan sebelum proses karbonisasi atau pengarangan dengan
4 mengikuti cara pengarangan kemudian dilanjutkan dengan pengaktifan. Berikut adalah tahap kerja pengaktifan arang aktif 1. Pembuatan Arang Aktif Granular Arang yang dihasilkan dari proses pengarangan atau karbonisasi, lalu dipecahpecah dalam bentuk granular kira-kira sebesar kerikil (diameter 2-3 cm) dengan menggunakan alat pemukul (hammer mill). Apabila bahan baku berupa kayu atau tempurung kelapa maka digunakan alat pencacah (crusher) sebagai alat pemecah. Tujuan kegiatan ini adalah memperbesar kontak antara bahan baku dengan bahan pengaktif. 2. Perendaman dalam Bahan Kimia Arang atau bahan baku dimasukkan kedalam wadah yang telah terisi dengan cairan ZnCl 2, CaCl 2, MgCl 2, NaOH, dan H 3 PO 4 dalam konsentrasi yang berbedabeda tergantung jenis bahan karbon tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa ZnCl 2 dan NaOH dan H 3 PO 4 merupakan bahan yang cukup baik untuk digunakan sebagai bahan pengaktivasi. Konsentrasi garam-garam klorida dan asam fosfat umumnya digunakan 10-15%, sedangkan NaOH 1-2% tergantung kekerasan bahan. Lama perendaman jam yang kemudian ditiriskan dengan cara diletakkan ditempat terbuka sambil sesekali dibalik, sampai air di bagian permukaan hilang. Cara meniriskannya juga dapat dilakukan dengan cara meletakkan bahan diatas saringan yang bagian atasnya diletakkan kasa nyamuk.
5 3. Pengaktifan dengan Uap Panas Butiran panas yang telah ditiriskan dimasukkan kedalam ruang pengaktif. Setelah terisi penuh, pintu ditutup dengan bata tahan api dibagian dalam dan bata merah dibagian luar. Pada waktu memasukkan bahan pada umumnya ruang pengaktif telah panas oleh proses sebelumnya. Suhu ruang ditingkatkan terus sampai mencapai o C, setelah mencapai o C keran uap mulai dibuka dan dialirkan selama 36 jam sampai suhu mencapai titik maksimum. Apabila suhu ruang telah turun, penyemprotan uap di hentikan sampai suhu meningkat kembali. Pemberian uap dilakukan secara periodik selama menit. Setelah penyemprotan selesai pemanasan masih terus dilanjutkan selama 12 jam untuk mengeringkan bahan dan kemudian dikeluarkan dari tanur dan terus disemprot air agar tidak terbakar. Penyemprotan air tidak mempengaruhi kadar arang aktif karena langsung menguap. Waktu yang dibutuhkan untuk pengaktifan adalah jam (Forda, 2010) Standar Kualitas Arang Aktif Kualitas arang aktif tergantung dari jenis bahan baku, teknologi pengolahan, cara pengerjaan dan ketepatan penggunaannya. Berbagai versi kualitas arang aktif telah dibuat oleh negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Korea dan Jepang. Indonesia telah membuat pula standar mutu arang aktif menurut Standar Industri Indonesia yaitu SII yang kemudian direvisi menjadi SNI Beberapa industri dan instansi membuat persyaratan tersendiri dalam penerimaan arang aktif yang ditawarkan, misalnya kualitas arang aktif menurut kementerian kesehatan, persyaratan bagi industri pengolahan minyak bekas, industri
6 gula, monosodium glutamat dan lain-lain. Salah satu syarat standar kualitas untuk arang aktif adalah kandungan kadar air arang aktif tersebut dalam satuan %. Standar mutu arang aktif di Indonesia dapat dilihat pada tabel di lampiran Kegunaan Arang Aktif Beberapa kegunaan arang aktif : a. Untuk Gas 1. Pemurnian Gas Desulfurisasi, menghilangkan gas racun, bau busuk, asap, menyerap racun. 2. Pengolahan LNG Desulfurisasi dan penyaringan berbagai bahan mentah dan reaksi gas. 3. Katalisator Reaksi katalisator atau pengangkut vinil klorida dan vinil acetat. 4. Lain-lain Menghilangkan bau dalam kamar pendingin dan mobil. b. Untuk Zat Cair 1. Industri Obat dan Makanan Menyaring dan menghilangkan warna, bau dan rasa yang tidak enak pada makanan. 2. Minuman Ringan dan Minuman Keras Menghilangkan warna dan bau pada arak/minuman keras dan minuman ringan. 3. Kimia Perminyakan Penyulingan bahan mentah, zat perantara.
7 4. Pembersih Air Menyaring atau menghilangkan bau,warna dan zat pencemar dalam air sebagai pelindung atau penukar resin dalam penyulingan air. 5. Pembersih Air Buangan Mengatur dan membersihkan air buangan dan pencemaran. 6. Penambakan Udang dan Benur Pemurnian, menghilangkan bau dan warna. 7. Pelarut yang Digunakan Kembali Penarikan kembali berbagai pelarut, sisa methanol, etil acetat dan lainlain.(lipi,1999). 2.2 Besi (Fe) Besi adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya, besi yang ada di dalam air dapat bersifat antara lain : a. Fe terlarut sebagai Fe 2+ (fero) atau Fe 3+ (feri). b. Fe tersuspensi sebagai butir koloidal (diameter < 1 μm) atau lebih besar, seperti Fe 3, FeO, FeOOH, Fe(OH) 3 dan sebagainya. c. Tergabung dengan zat organis atau zat padat yang inorganis (seperti tanah liat). Pada air permukaan jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/l, tetapi di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur. Besi masuk kedalam kedalam
8 air karena reaksi biologis pada kondisi reduksi dan anerobik (tanpa oksigen). Jika air yang mengandung besi terkena udara atau oksigen maka reaksi oksidasi besi akan timbul dan membentuk endapan atau gumpalan koloid dari oksida besi. Endapan koloid ini akan tinggal dan menempel dalam sistem perpipaan, menyebabkan noda pada cucian pakaian, serta dapat menyebabkan masalah pada sistem pipa distribusi disebabkan tumbuhnya mikroorganisme seperti Crenothrix dan Clonothrix yang dapat menyumbat perpipaan serta dapat menimbulkan warna serta bau yang tidak enak. Pada konsentrasi rendah zat besi dapat menimbulkan rasa atau bau logam pada air minum, oleh karena itu untuk air minum kadar zat besi yang diperbolehkan yakni 0,3 (Standar US.EPA) Senyawa Besi (Fe) dalam Air Besi termasuk kedalam logam golongan VII, dengan berat atom 58,85, berat jenis 7,86 dan mempunyai titik lebur 2450 o C. Di alam biasanya banyak terdapat dalam bijih besi hematite, magnetite,limonite dan pyrite (FeS), sedangkan dalam air umumnya dalam bentuk senyawa ferri atau garam ferro (valensi 2). Senyawa ferro dalam air sering kita jumpai adalah FeO, FeSO 4, FeSO 4. 7H 2 O, FeCO 3, Fe(OH) 2, FeCl 2 dan lainnya, sedangkan senyawa ferri yang sering dijumpai yakni FePO 4, Fe 3 O 3, FeCl 3 Fe(OH) 3 dan lainnya. Pada air yang tidak mengandung oksigen O2, seperti air tanah, besi berada sebagai Fe 2+ yang cukup dapat terlarut, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe 2+ teroksidasi menjadi Fe 3+. Fe 3+ ini sulit larut pada ph 6 sampai 8 (kelarutan hanya di bawah beberapa μg/l), bahkan dapat menjadi ferihidroksida
9 Fe(OH) 3, atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan bisa mengendap. Demikian juga dalam air sungai, besi berada sebagai Fe 2+, Fe 3+ terlarut dan Fe 3+ dalam bentuk senyawa organis berupa koloidal. Untuk air minum konsentrasi zat besi dibatasi maksimum 0,3 mg/l. Hal ini ditetapkan bukan berdasarkan alasan kesehatan semata, tetapi berdasarkan alasan warna, rasa, dan timbulnya kerak yang menempel pada perpipaan atau alasan estetika lainnya. Manusia dan mahluk hidup lainnya dalam kadar tertentu memerlukan zat besi sebagai nutrient tetapi untuk kadar berlebih perlu dihindari. Untuk garam ferro misalnya ferrosulfat (FeSO 4 ) dengan konsentrasi 0,1-0,2 mg/l dapat menimbulkan rasa yang tidak enak pada air minum. Dengan dasar ini standar air minum WHO untuk Eropa ditetapkan 0,1 mg/l sebagai kadar maksimum didalam air minum.` Air tanah yang mengandung CO tinggi dan O 2 2 yang terlarut sedikit, dapat mempercepat proses pelarutan besi (dari bentuk tidak terlarut menjadi terlarut). Sedangkan pada air tanah yang alkalinitasnya tinggi, biasanya memiliki konsentrasi besi yang rendah, karena besi teroksidasi dan mengendap pada ph tinggi. Air tanah yang mengandung besi dan organik yang tinggi akan membentuk ikatan kompleks yang sulit mengendap dengan aerasi. Kandungan besi yang tinggi ini sangat merugikan, karena dapat menyebabkan air minum menjadi hitam, sayuran yang direbus berwarna gelap, menimbulkan rasa besi/logam, astringent atau obat dan sangat merugikan jika dipakai. Tubuh memerlukan besi sebesar 14 mg/hr, kekurangan besi dapat menyebabkan anemia, namun pemenuhan besi dalam air
10 minum sedikit sekali karena kandungan besi dalam air tanah yang melebihi 0,3 mg/l dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan kualitas air bersih maka telah diatur batas kadar Fe yang diperbolehkan pada air bersih yaitu maksimal 1.0 mg/l Proses Penghilangan Besi (Fe) pada Air Untuk menghilangkan zat besi didalam air ada beberapa cara yang paling sering digunakan. Cara yang paling sering adalah dengan cara oksidasi yang diikuti dengan proses pemisahan padatan (Suspended Solid). Cara yang paling sering digunakan adalah proses aerasi-filtrasi, proses khlorinasi-filtrasi dan proses oksidasi kalium permanganat, filtrasi dengan mangan zeolit (manganese greensand), dan proses adsorpsi. a. Proses Aerasi-Filtrasi Proses aerasi-filtrasi biasanya terdiri dari aerator, bak pengendap serta filter atau penyaring. Aerator adalah alat untuk mengontakkan oksigen dari udara dengan zat besi atau zat lainnya yang ada didalam air agar bereaksi membentuk senya ferri (Fe valensi 3) yang relative tidak larut dalam air. Kecepatan reaksi oksidasi besi dipengaruhi oleh ph air. Umumnya makin tinggi ph air maka kecepatan reaksi oksidasinya makin cepat. Jika konsentrasi zat besi didalam air baku cukup tinggi maka perlu bak pengendap yang dilengkapi dengan pengumpul lumpur (sludge collection). Pada unit filtrasi disarankan menggunakan filter bertekanan dengan dua media yakni pasir dan anthrasite. Kelemahan yang utama dari proses aerasi dan
11 filtrasi ini adalah besarnya biaya awal untuk pembuatan unit peralatan. Disamping itu jika konsentrasi zat besi lebih besar 1 mg/l maka reaksi oksidasi cukup lama sehingga waktu tinggal lebih lama atau kadang memerlukan tambahan bahan kimia untuk mempercepat proses oksidasi tersebut sampai tingkat konsentrasi yang diharapkan. Didalam proses penghilangan besi dengan cara aerasi, adanya kandungan alkalinity (HCO 3 ) -, yang cukup besar dalam air akan menyebabkan senyawa besi berada dalam bentuk senyawa ferro bikarbonat Fe(HCO 3 ) 2, oleh karena bentuk CO 2 bebas lebih stabil dari pada HCO 3 - maka senyawa bikarbonat cenderung berubah menjadi senyawa karbonat. Reaksi yang berlangsung: Fe(HCO 3 ) 2 FeCO 3 + CO 2 + H 2 O Dari reaksi diatas dapat dilihat jika CO 2 berkurang maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kanan dan selanjutnya reaksi akan menjadi sebagai berikut : FeCO3 + CO 2 Fe(OH) 2 + CO 2 Hidroksida besi (valensi 2) masih mempunyai kelarutan yang cukup besar, sehingga jika terus dilakukan oksidasi dengan udara atau aerasi maka akan terjadi reaksi sebagai berikut : 4 Fe 2+ + O H 2 O 4 Fe(OH) H Sesuai dengan reaksi tersebut, maka untuk mengoksidasi setiap 1 mg/l zat besi dibutuhkan 0,14 mg/l oksigen. Pada ph rendah, kecepatan reaksi oksidasi besi dengan oksigen realatif lambat, sehingga untuk mempercepat reaksi dilakukan dengan cara menaikkan ph air yang akan diolah. +
12 Berikut ini adalah grafik pengaruh ph terhadap oksidasi besi dengan udara. Gambar 2.2 Grafik Pengaruh ph terhadap Oksidasi Besi dengan Udara Catatan : Air baku yang digunakan adalah air tanah. Konsentrasi Fe setelah diaerasi dan disaring dengan kertas saring. (Tatsumi, 1971)
13 Gambar 2.3 Proses Penghilangan Zat Besi dengan Metode Aerasi dan Filtrasi b. Proses Khlorinasi Filtrasi Didalam Proses Khlorinasi-Filtrasi unit peralatan yang digunakan relatif sederhana. Umumnya terdiri dari sistem pembubuhan (injeksi) bahan kimia dan beberapa unit filter. Unit filter yang digunakan sama dengan yang digunakan di dalam proses aerasi-filtrasi, diperlukan tangki resistensi kecil serta pengaturan ph dengan penambahan soda ash, soda api atau kaput tohor (Ca(OH) 2 ). Bahan kimia yang digunakan adalah gas chlorine atau hipokhlorit. Gas chlorine (Cl 2 ) dan ion hipokhlorit (OCl) - merupakaan oksidator kuat sehingga walaupun pada kondisi ph
14 rendah dan oksigen terlarut sedikit, dapat mengoksidasi dengan cepat. Reaksi antara besi dan chlorine adalah sebagai berikut : 2 Fe 2+ + Cl H 2 O 2 Fe (OH) 3 (s) + 2 Cl H + Berdasarkan reaksi diatas, maka untuk mengoksidasi setiap 1 mg/l zat besi dibutuhkan 0,64 mg/l chlorine. Tetapi pada prakteknya pemakaian chlorine ini lebih besar dari kebutuhan teoritis karena adanya reaksi-reaksi samping yang mengikutinya. Disamping itu apabila kandungan besi dalam air baku jumlahnya besar, maka jumlah chlorine yang dibutuhkan dan endapan yang terjadi juga besar sehingga beban flokulator, bak pengendap dan filter juga besar Berdasarkan sifatnya, pada tekanan atmosfer chlorine berbentuk gas, oleh karena itu untuk mengefisienkannya chlorine disimpan dalam bentuk cairan dalam suatu tabung silinder bertekanan 5-10 atmosfir. Untuk melakukan khlorinasi, chlorine dilarutkan dalam air yang jumlahnya diatur melalui orifice flowmeter atau dosimeter yang disebut khlorinator. Pemakaian kaporit atau kalsium hipokhlorit untuk mengoksidasi atau menghilangkan besi relatif sangat mudah karena kaporit berupa serbuk atau tablet yang mudah larut dalam air. Oksidasi Fe dengan chlorine dapat dilakukan dengan efektif walaupun pada kondisi ph rendah. Salah satu hasil penelitian oksidasi Fe dengan chlorine pada ph rendah ditunjukkan pada tabel 2.1.
15 Tabel. 2.1 Oksidasi Senyawa Fe 2+ dengan Chlorine pada ph Rendah Air Baku Konsentrasi Fe setelah oksidasi dengan Cl 2 ph air Fe (ppm) 15 Menit 30 Menit 60 menit 4 10, ,8 4,55 10, ,5 5,0 10,0 < 0,1 < 0,1 < 0,1 Catatan : air baku yang digunakan adalah air tanah. Konsentrasi Fe setelah di aerasi dan di saring dengan kertas saring (Tatsumi, 1971). Gambar 2.4 Diagram Proses Penghilangan Besi di dalam Air dengan Proses Khlorinasi-Filtrasi
16 c. Proses Kalium Permanganat - Filtrasi dengan Manganese Greensand (Mangan Zeolit) Untuk menghilangkan besi dalam air, dapat pula dilakukan dengan cara mengoksidasinya memakai oksidator kalium dengan persamaan reaksi sebagai berikut : 3 Fe + + KMnO H 2 O 3 Fe(OH) 3 + MnO 2 + K H Secara stokhiometri, untuk mengoksidasi 1 mg/l besi diperlukan 0,94 mg/l kalium permanganat. Dalam prakteknya, kebutuhan kalium permanganat ternyata lebih sedikit dari kebutuhan yang dihitung berdasarkan stokhiometri. Hal ini disebabkan karena terbentuknya mangan oksida yang berlebihan yang dapat berfungsi sebagai oksidator dan reaksi berlanjut sebagai berikut : 2 Fe MnO H 2 O 2 Fe(OH) 3 + Mn 2 O H Peralatan yang digunakan didalam proses ini sama dengan peralatan pada prose khlorinasi filtrasi, yang berbeda adalah bahan kimia oksidator yang digunakan yakni kalium permanganat dan media filter yang digunakan yakni manganese greensand (mangan zeolit). Larutan kalium permanganat 1-4% secara kontinu diinjeksikan kedalam air baku sebelum proses filtrasi. Injeksi larutan kalium permanganat tersebut biasanya dilakukan dengan menggunakan pompa dosing yang dapat diatur laju pembubuhannya. Biasanya reaksi oksidasi dapat berjalan pada ph 7,5-9,0. Mangan zeaolit (Manganese treated greensand) adalah mineral yang dapat menukar electron sehingga dapat mengoksidasi besi yang larut dalam air menjadi bentuk yang tidak larut agar dapat dipisahkan melalui proses filtrasi. Mangan + +
17 Zeolit (K 2 Z.MnO.Mn 2 O 7 ) dapat berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan besi yang ada dalam air teroksidasi menjadi bentuk ferri-oksida dan mangandioksida yang tidak larut dalam air. Reaksinya adalah sebagai berikut : K 2 Z.MnO.Mn 2 O Fe(HCO 3 ) 2 K 2 Z + 3 MnO Fe 2 O CO H 2 O Reaksi penghilangan besi dengan mangan zeolit tidak sama dengan proses pertukaran ion, tetapi merupakan reaksi dari Fe 2+ dan Mn 2+ dengan oksida mangan tinggi (higher mangan oxide). Filtrat yang dihasilkan mengandung ferri-oksida dan mangandioksida yang tidak larut dalam air dan dapat dipisahkan dengan pengendapan serta penyaringan. Selama proses berlangsung kemampuan reaksinya semakin lama semakin berkurang dan akhirnya menjadi jenuh. Untuk regenerasinya dapat dilakukan dengan menambahkan larutan kalium permanganat kedalam zeolit yang telah jenuh tersebut sehingga terbentuk lagi mangan zeolit (K 2 Z.MnO.Mn 2 O 7 ). d. Proses adsorpsi Adsorpsi adalah suatu proses penyerapan benda-benda terlarut yang terdapat di dalam larutan dengan melakukan kontak antara dua permukaan yaitu antara cairan dengan gas, zat padat dengan cairan serta permukaan zat padat dan zat yang kental. Adsorpsi terjadi pada permukaan akibat gaya-gaya atom dan molekul-molekul pada permukaan tersebut. Proses reaksi ini dapat terjadi pada seluruh permukaan benda, maka yang sering terjadi adalah bahan padat yang menyerap partikel yang berada dalam air yang akan diolah. Bahan yang akan diserap disebut adsorbate atau solute
18 sedangkan bahan penyerapannya dikenal sebagai adsorbent. Pada proses adsorpsi ini berlangsung 3 tahap yaitu : 1. Pergerakan Molekul-Molekul Adsorbat Menuju Permukaan Adsorben. 2. Penyebaran Molekul-Molekul Adsorbat ke dalam rongga-rongga Adsorben. 3. Penarikan Molekul-Molekul Adsorbat oleh Permukaan Aktif Membentuk Ikatan yang Berlangsung Sangat Cepat. Proses ini sering digunakan didalam menghilangkan unsur besi pada air. Proses dengan menggunakan mangananese greensand ( mangan zeolit) termasuk kedalam proses adsopsi. Bahan bahan yang sering digunakan sebagai adsorbent adalah bahan-bahan yang berpori, selain itu harus memenuhi beberapa syarat, yaitu tidak larut dalam zat cair yang akan diolah dan harus dapat di regenerasi. Bahan-bahan yang sering digunakan sebagai adsorben pada proses penghilangan besi, antara lain zeolit, karbon aktif dan molekuler sieve Dampak Besi (Fe) bagi Kesehatan Menurut Almatsier (2004), besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial di dalam tubuh : sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Akan tetapi dosis Fe yang berlebihan atau besar dapat merusak dinding usus (Soemirat, 2007).
19 Fe yang berlebihan dalam tubuh akan terakumulasi di hati, limpa, tulang sumsum, jantung dan jaringan lain sehingga merusak kerja jaringan tersebut. Kerusakan jaringan karena akumulasi Fe disebut hemokromatosis. Dapat juga merusak sel alat pencernaan secara langsung, menyebabkan karies gigi, merusak kerja pankreas, otot jantung, ginjal dan beresiko terserang kanker hati dan penyakit jantung (Widowati,2008). 2.3 Landasan Teori Menurut Reynold dan Paul (1995) Adsorpsi adalah pengumpulan substansi pada permukaan adsorban berbentuk padatan, sedangkan absorpsi adalah perembesan dari pengumpulan substansi ke dalam padatan. Adsorpsi diklasifikasikan menjadi dua yaitu adsorpsi fisik dan kimia. Adsorpsi fisik terutama dikarenakan oleh gaya van der waals dan terjadi bolak balik (reversibel). Ketika gaya antar molekul dari interaksi antara solute (zat yang dilarutkan) dan adsorban lebih besar daripada gaya atraksi antara solute dan solvent maka solute akan diserap pada permukaan adsorban. Contoh dari adsorpsi fisik adalah adsorpsi oleh karbon aktif. Berdasarkan Landasan teori tersebut maka dibuat suatu penelitian tentang proses adsorpsi fisik pada air yang mengandung Fe yang tinggi dimana pada penelitian tersebut yang menjadi adsorban adalah karbon aktif sisa dari proses pembakaran pada boiler
20 Air yang mengandung Fe tinggi Mengalami Proses Adsorbsi dengan Media adsorban Karbon Aktif Air yang mengandung Fe rendah Gambar 2.5 Kerangka Teori 2.4 Kerangka Konsep Air sumur yang mengandung Fe Proses adsorpsi (penyerapan) besi dengan menggunakan arang aktif dari cangkang sawit dan cangkang kelapa. Dengan Perbedaan : - Ukuran Partikel Karbon Aktif : 1 mm dan 3 mm - Ketebalan Karbon Aktif : 5 Cm dan 10 Cm Penurunan kadar Fe Pada air sumur Gambar 2.6 Kerangka Konsep
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia industri dapat menyebabkan persediaan minyak bumi akan semakin habis karena minyak bumi merupakan sumber
Lebih terperinciMn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut
Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga
Lebih terperinciMengapa Air Sangat Penting?
Mengapa Air Sangat Penting? Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada air. Kita banyak menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mencuci, 1 mandi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yang memenuhi syarat kebersihan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Arang Aktif Arang adalah bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengandung unsur karbon. Sebagian besar dari pori-porinya masih tertutup dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Permanganometri Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi
Lebih terperinciBAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON
BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan
Lebih terperinciRANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960
RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan
Lebih terperinciPENENTUAN KUALITAS AIR
PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi makhluk hidup. Air yang dibutuhkan adalah air bersih dan hygiene serta memenuhi syarat kesehatan yaitu air yang jernih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahkluk hidup di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga perempat bagian tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi, air sangat penting bagi pemeliharaan bentuk kehidupan. Tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: X
KARAKTERISTIK ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KELAPA DENGAN PENGAKTIVASI H 2SO 4 VARIASI SUHU DAN WAKTU Siti Jamilatun, Intan Dwi Isparulita, Elza Novita Putri Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR
NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciPENURUNAN KADAR ION BESI (Fe) DALAM AIR BERSIH SECARA AERASI DAN SEDIMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MAGNET
PENURUNAN KADAR ION BESI (Fe) DALAM AIR BERSIH SECARA AERASI DAN SEDIMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MAGNET Bastian Addy Sanjaya **) dan R.R Moekarni *) Abstrak Air merupakan salah satu komponen dalam
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM
BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle
PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK Subtitle PENGERTIAN ZAT DAN SIFAT-SIFAT FISIK ZAT Add your first bullet point here Add your second bullet point here Add your third bullet point here PENGERTIAN ZAT Zat adalah
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER
PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan pokok makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air bersih masih menjadi salah satu persoalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian air secara umum Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan digunakan.air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri
Lebih terperinciPengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA
Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu
Lebih terperinci1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia
Apakah yang dimaksud dengan reaksi kimia? Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
Lebih terperinciAnalisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)
Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS) Padatan (solid) merupakan segala sesuatu bahan selain air itu sendiri. Zat padat dalam air ditemui 2 kelompok zat yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan
Lebih terperinciPROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang membahas mengenai kualitas air dengan menggunakan metode filtrasi atau dengan mencari parameter kadar lumpur, kadar Fe, dan kadar ph dengan
Lebih terperinciKombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi
Metode Analisis Untuk Air Limbah Pengambilan sample air limbah meliputi beberapa aspek: 1. Lokasi sampling 2. waktu dan frekuensi sampling 3. Cara Pengambilan sample 4. Peralatan yang diperlukan 5. Penyimpanan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7. Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Analisis Karakterisasi Arang Aktif Hasil analisis karakterisasi arang dan arang aktif berdasarkan SNI 06-3730-1995 dapat dilihat pada Tabel 7. Contoh Tabel 7. Hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama dalam proses kehidupan di bumi, sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga jenis sumber air di bumi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian
BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu senyawa kimia yang paling dikenal dan banyak terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas dua atom hidrogen dan
Lebih terperinciPenurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-78 Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan salah satu yang banyak diperlukan oleh semua makhluk hidup. Oleh sebab itu, air harus dilindungi
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENDAHULUAN
C8 STUDI PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI TIGA JENIS ARANG PRODUK AGROFORESTRY DESA NGLANGGERAN, PATUK, GUNUNG KIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh : Veronika Yuli K. Alumni Fakultas Kehutanan Universitas
Lebih terperinciPEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT (Activated Carbon Production from Peanut Skin with Activator Sulphate Acid) Diajukan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dengan ph sekitar 7 dan kadar oksigen terlarut yang cukup, ion ferro yang bersifat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Besi Keberadaan besi pada kerak bumi menempati posisi keempat terbesar. Besi ditemukan dalam bentuk kation ferro (Fe 2+ ) dan ferri (Fe 3+ ). Pada perairan alami dengan ph sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air adalah semua air yang terdapat di alam atau berasal dari sumber air, dan terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air yang terdapat
Lebih terperinciAir merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka akan memberikan dampak yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia mengarah kepada era industrialisasi. Terdapat puluhan ribu industri beroperasi di Indonesia, dan dari tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,
Lebih terperinciANALISIS GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MEDIA ABSORBSI KARBON AKTIF JENIS GAC DAN PAC
ANALISIS GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MEDIA ABSORBSI KARBON AKTIF JENIS GAC DAN PAC Disusun Oleh: Roman Hidayat NPM. 20404672 Pembimbing : Ridwan ST., MT http://www.gunadarma.ac.id/ Jurusan Teknik
Lebih terperinciPengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air
Pengaruh Temperatur terhadap Adsorbsi Karbon Aktif Berbentuk Pelet Untuk Aplikasi Filter Air Erlinda Sulistyani, Esmar Budi, Fauzi Bakri Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar
Lebih terperinciANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK
ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya
Lebih terperinciPerancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai
Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan di pasar-pasar setiap saat, tanpa mengenal musim. Menurut sejarahnya, tanaman alpukat berasal dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Sampel Buatan Pada prosedur awal membuat sampel buatan yang digunakan sebagai uji coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah materi esensial di dalam kehidupan dan merupakkan substansi kimia dengan rumus kimia HH2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam. AZT2.5 = AA diimpregnasi ZnCl 2 5% selama 24 jam +
6 adsorpsi sulfur dalam solar juga dilakukan pada AZT2 dan AZT2.5 dengan kondisi bobot dan waktu adsorpsi arang aktif berdasarkan kadar sulfur yang terjerap paling tinggi dari AZT1. Setelah proses adsorpsi
Lebih terperinci: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan
AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry
Lebih terperinciPemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan Baku Karbon Aktif
Jurnal Teknologi Kimia Unimal 4 : 2 (November 2015) 11-19 Jurnal Teknologi Kimia Unimal http://ft.unimal.ic.id/teknik_kimia/jurnal Jurnal Teknologi Kimia Unimal Pemanfaatan Kulit Singkong sebagai Bahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi membran telah banyak digunakan pada berbagai proses pemisahan dan sangat spesifik terhadap molekul-molekul dengan ukuran tertentu. Selektifitas membran ini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
digilib.uns.ac.id Pembuatan Kitosan dari Cangkang Keong Mas untuk Adsorben Fe pada Air BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka A.1. Keong mas Keong mas adalah siput sawah yang merupakan salah satu hama
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : No.Telp./ HP : Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air. Sumber utama air yang mendukung kehidupan
Lebih terperincitertuang dalam peraturan pemerintah no.82 tahun 2001, batas maksimum untuk
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan dan pengolahan air sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah air yang akan dikonsumsi oleh masyarakat telah memenuhi standar kualitas air minum
Lebih terperinciBAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67
BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Tamiang adalah ketidaktersediaannya air bersih. Kendala itu terjadi karena
Lebih terperinciMATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1
MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat
Lebih terperinciAIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM
PENURUNAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR SUMUR SUNTIK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PNEUMATIC SYSTEM (Suatu Penelitian di RT 1 Kelurahan Wumialo Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo) Clara Shinta Dilapanga 1), Herlina
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan
Lebih terperinciPemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif
Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif Landiana Etni Laos, Arkilaus Selan Prodi Pendidikan Fisika STKIP Soe, Nusa Tenggara Timur E-mail: etni.laos@yahoo.com Abstrak. Karbon aktif merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+, atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesadahan Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+, atau dapat juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber daya alam yang paling penting bagi kehidupan manusia adalah sumber daya air. Air merupakan kebutuhan pokok manusia sehari-hari, sehingga dapat dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Fungsinya bagi kehidupan tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya.
Lebih terperinciPRAKARYA. by F. Denie Wahana
PRAKARYA by F. Denie Wahana Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :
Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa Rosita Idrus, Boni Pahlanop Lapanporo, Yoga Satria Putra Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Lebih terperinciMETODA PRAKTIS PENGHILANGAN ZAT BESI DAN MANGAN DI DALAM AIR MINUM Masalah Zat Besi dan Mangan Di dalam Air Minum
BAB 7 METODA PRAKTIS PENGHILANGAN ZAT BESI DAN MANGAN DI DALAM AIR MINUM Oleh : Nusa Idaman Said 7.1 PENDAHULUAN 7.1.1 Masalah Zat Besi dan Mangan Di dalam Air Minum Keberadaan zat besi dan mangan di dalam
Lebih terperinciFOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR
FOSFOR A. KELIMPAHAN FOSFOR Fosfor termasuk unsur bukan logam yang cukup reaktif, sehingga tidak ditemukan di alam dalamkeadaan bebas. Fosfor berasal dari bahasa Yunani, phosphoros, yang berarti memiliki
Lebih terperinci30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.
30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN DIUSULKAN OLEH : Sigit Purwito
Lebih terperinciHandout. Bahan Ajar Korosi
Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui
Lebih terperinciKIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd
KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesadahan Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg 2+, atau dapat juga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,
Lebih terperinciGAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK
GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 Witi Karwiti Dosen Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Palembang ABSTRAK Besi merupakan salah satu logam
Lebih terperinciITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH
ITM-05: PENGARUH TEMPERATUR PENGERINGAN PADA AKTIVASI ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN ASAM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT UNTUK PENYARINGAN AIR KERUH Futri Wulandari 1*), Erlina 1, Ridho Akbar Bintoro 1 Esmar Budi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan
Lebih terperinciMENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI
MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif
Lebih terperinciPEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)
Reaktor, Vol. 11 No.2, Desember 27, Hal. : 86- PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) K. Haryani, Hargono dan C.S. Budiyati *) Abstrak Khitosan adalah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Aliran Udara Kipas terhadap Penyerapan Etilen dan Oksigen Pada ruang penyerapan digunakan kipas yang dihubungkan dengan rangkaian sederhana seperti pada gambar 7.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE
PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE Deddy Kurniawan W, Fahmi Arifan, Tri Yuni Kusharharyati Jurusan Teknik Kimia PSD III Teknik, UNDIP Semarang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya air dipakai sebagai air minum, untuk mandi dan mencuci, dan kegiatan lainnya.
Lebih terperinciDAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF
DAUR ULANG LIMBAH HASIL INDUSTRI GULA (AMPAS TEBU / BAGASSE) DENGAN PROSES KARBONISASI SEBAGAI ARANG AKTIF Mohammad Mirwan Staf Pengajar Teknik Lingkungan UPN Veteran Jawa Timur ABSTRACT Active charcoal
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Resirkulasi Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memutar air secara terus-menerus melalui perantara sebuah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan hidup pokok karena tidak satupun kehidupan yang ada di dunia ini dapat berlangsung tanpa tersedianya air yang cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.
Lebih terperinci