ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR"

Transkripsi

1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ROBBI FEBRIO H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 RINGKASAN ROBBI FEBRIO. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Solusi Modal (SM) Di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Dibawah bimbingan LUKMAN M. BAGA). Salah satu sektor perekonomian yang masih dapat bertahan pada saat krisis ekonomi Tahun 1997 adalah sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal ini menunjukkan bahwa sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memiliki keunggulan komparatif dan perlu diperhatikan agar dapat terus dikembangkan. Usaha mikro, kecil dan menengah mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional, khususnya dalam menyediakan kesempatan kerja dan merupakan sumber yang cukup besar bagi penerimaan negara. Usaha mikro, kecil dan menengah memiliki kemampuan untuk menyelamatkan roda perekonomian nasional, terlihat dari kontribusinya pada Produk Domestik Bruto (PDB) serta menciptakan lapang kerja. Usaha mikro kecil dan menengah sector non migas selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya. Sector pertanian, perikanan, peternakan dan kehutan merupakan yang paling besar didalamnya. Usaha mikro kecil dan menengah juga mampu berperan dalam menyediakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat. dan menyerap tenaga kerja sebesar orang dari total penyerapan usaha kecil, usaha menengah menyerap tenaga kerja sebesar dari total penyerapan usaha menengah, usaha besar menyerap sebesar orang dari total penyerapan usaha besaran pekerjaan. Masalah yang dihadapi dalam dunia usaha umumnya adalah modal, dimana akan melakukan perluasan atau pengembangan usaha. Dalam usaha kecil dan menengah beberapa masalah yang sering muncul adalah kurangnya permodalan, kemitraan, serta peluang usaha. Kredit merupakan salah satu jenis permodalan yang sangat penting untuk menunjang kegiatan suatu usaha. Salah satu bank swasta nasional yang merupakan pelopor dalam pemberian kredit mikro, kecil dan menengah adalah Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP). Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) menyelenggarakan bantuan kepada usaha mikro, kecil dan menengah sebagai unit usaha masyarakat golongan ekonomi lemah. Pemberian kredit ini dinamakan program SM (Solusi Modal). Solusi Modal diperuntukan khususnya bagi pengusaha sembako dan rumah makan yang usahanya minimal sudah berjalan 2 tahun. Tujuan akhir dari program kredit Solusi Modal (SM) adalah meningkatkan perekonomian, pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja. Solusi Modal (SM) diberikan untuk meningkatkan atau mengembangkan usaha-usaha kecil dan mikro khususnya warung sembako dan rumah makan yang yang berada diseluruh pelosok pedesaan juga perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis karateristik nasabah kredit Solusi Modal di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong, (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisai kredit Solusi Modal (SM) di tingkat nasabah pada Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong.

3 Penelitian ini dilakukan di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong berlokasi di Jalan Raya Mayor Oking Jaya atmadja No. 63, Ruko Centra Cibinong Blok B. 26, Cibinong-Jawa Barat. Waktu penelitian dilakukan selama Bulan Juni hingga Juli Teknik penentuan sampel responden dilakukan dengan menggunakan metode gay. Responden penelitian sebanyak 30 orang nasabah Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari data internal perusahaan, studi pustaka, dan literatur-literatur terkait yang mendukung penelitian ini. Metode yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode statistika deskriptif dan analisis inferensia. Metode statistika deskriptif terdiri atas metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data-data untuk menyajikan informasi didalam suatu kumpulan data supaya mudah diinterpretasikan. Sedangkan untuk mengetahui bagaimana tingkat permintaan Solusi Modal di wilayah Cibinong serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu dengan menggunakan analisis kuantitatif dengan menggunakan regresi linier berganda. Pengolahan data menggunakan program komputer dengan software SPSS 11. Karateristik nasabah Solusi Modal Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong secara umum responden mayoritas berumur 26 hingga 50 tahun. Sebagian besar responden Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong berjenis kelamin laki-laki, akan tetapi ada juga sebagian kecil responden berjenis kelamin perempuan. Tingkat pendidikan yang dicapai oleh responden mayoritas sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Secara umum responden berprofesi sebagai wiraswasta. Responden Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong memiliki rata-rata penghasilan juta rupiah per bulan. Pengalaman kredit perlu diperhatikan dalam menilai karateristik nasabah karena dengan frekuensi pengambilan kredit dapat diketahui nasabah-nasabah yang memiliki karakter yang baik sehinga dapat dipercaya. Dalam perelisasian Solusi Modal mayoritas tujuh hari merupakan standar yang diberikan Bank Danamon Simpan Pinjam dalam perealisasian kredit. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap perealisasian pinjaman di Bank Danamon Unit Cibinong meliputi pengalaman usaha dan sisa tanggungan pinjaman. Saran penulis mencakup hal ini, yaitu Bank Danamon Unit Cibinong diharapkan lebih memfokuskan pada pengalaman usaha dan sisa tanggungan pinjaman calon debitur dalam memenuhi perealisasian Solusi Modal guna mendapatkan calon nasabah yang memiliki kualifikasi yang baik. Bank Danamon Unit Cibinong diharapkan meningkatkan daya serap Solusi Modal bagi nasabah dengan melakukan kegiatan pembinaan dan sosialisasi yang berkaitan dengan manajemen usaha untuk meningkatkan usahanya sehingga perealisasian terhadap Solusi Modal meningkat. Bank Danamon Unit Cibinong diharapkan lebih menilai karateristik responden dalam perealisasian Solusi Modal sehingga perealisasian Solusi Modal tepat sasaran bagi pengusaha mikro dan kecil yang membutuhkan.

4 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR ROBBI FEBRIO H Skipsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

5 Judul Proposal : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Solusi Modal (SM) Di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong Kabupaten Bogor. Nama : Robbi Febrio NIM : H Disetujui Pembimbing Ir. Lukman M. Baga, MA. Ec NIP Diketahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus :

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Solusi Modal (SM) Di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong Kabupaten Bogor, adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Januari 2010 Robbi Febrio H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Koto Baru, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, pada tanggal 26 Februari Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ahda Yuler dan Ibu Darleni Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Rawa Roko I Bekasi Timur pada tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di SLTP YPI 45 Bekasi. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 1 Kubung, Sumatera Barat, diselesaikan pada tahun Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun Tahun 2007 penulis diterima pada Program Penyelenggaraan Khusus Sarjana Agribisnis, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Solusi Modal (SM) Di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong, Kabupaten Bogor. Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir dan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong pada bulan Juni sampai dengan Juli Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua Orang Tuaku, Uni Lola, Bang Ibel, Da wiko, Mak Isal, Tek Ita, Om, Zul, One, Om Maemon dan Nenek Ana atas dukungan dan bantuan moril maupun materil serta doa dan kasih sayangnya. 2. Ir. Lukman M. Baga, MA. Ec, selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta arahannya. 3. Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS dan Etriya, SP, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran pada skripsi ini. 4. Dosen dan karyawan Program Penyelenggaraan Khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 5. Pimpinan Cabang beserta seluruh karyawan PT. Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 6. Muhammad Koko Priyantono, Leonardo dan Rizky Boestommy atas partisipasi dan kerjasamanya selama bimbingan dalam proses penelitian. 7. Andi Amanda Utami, atas dukungan, semangat dan bantuannya baik moril maupun materil serta doa dan kasih sayangnya. 8. Sapta Priyantama yang telah memberi banyak masukan, arahan hingga hingga terselesaikannya skripsi ini. 9. Tak lupa teman-teman seperjuangan Angkatan III Manajemen Agribisnis atas dorongan, semangat, motivasi, dan kerjasamanya.

9 Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan gambaran singkat bagi semua pihak yang memerlukan. Amin. Bogor, Februari 2010 Robbi Febrio

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Definisi Bank Kredit Teori Tingkat Bunga Kajian Penelitian Terdahulu BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis Kerangka Pemikiran Operasional BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengambilan Sampel Metode Pengolahan dan Analisis Data Model Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Solusi Modal Model Regresi Berganda Evaluasi Model Pendugaan BAB V GAMBARAN UMUM BANK DANAMON INDONESIA 5.1 Sejarah BDI Visi, Misi, Tujuan BDI dan Sasaran Jangka Panjang Bidang Usaha Bank Danamon Indonesia Gambaran Umum Unit Bank Danamon Simpan Pinjam Cluster Bogor Gambaran Umum Unit Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Mekanisme Penyaluran Solusi Modal di Bank Danamon Unit Cibinong Analisis Realisasi Pinjaman Solusi Modal Di Bank Danamon Unit Cibinong x

11 6.3 Interpretasi Variabel bebas dan Tak Bebas Variabel Dependent Jumlah Penghasilan Responden Nasabah Frekuensi Pinjaman Nasabah Pengalaman Usaha Responden Nasabah Waktu Perealisasian Pinjaman Sisa Tanggungan Pinjaman Usia Jenis Kelamin BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Nilai Produk Domestik Bruto Kerja usaha Kecil, Menengah dan Besar Per Sektor Ekonomi di Indonesia Tahun Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil, Menengah dan Besar Menurut Sektor Ekonomi di Indonesia Tahun Pertumbuhan Realisasi Kredit Solusi Modal Bulan Januari Desember Tahun 2008 di DSP Unit Cibinong Bogor Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu Hasil Pengujian Model Regresi Linear berganda xii

13 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kerangka Kelembagaan Perbankan Unsur Unsur Kredit Perbankan Kerangka Pemikiran Operasional xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Hasil Output SPSS Regresi Linear Histogram Dependent Variable Jumlah Realisasi Kredit xiv

15 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, pada suatu Negara berkembang terdapat istilah ekonomi rakyat yang merupakan suatu konstruksi pemahaman dari realita ekonomi. Ekonomi rakyat adalah suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh usaha kecil dan mikro. Ekonomi rakyat merupakan pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia (Kementrian Koperasi dan UKM, 2007). Salah satu sektor perekonomian yang masih dapat bertahan pada saat krisis ekonomi Tahun 1997 adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini menunjukkan bahwa sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki keunggulan komparatif dan perlu diperhatikan agar dapat terus dikembangkan. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional, khususnya dalam menyediakan kesempatan kerja dan merupakan sumber yang cukup besar bagi penerimaan Negara. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memiliki kemampuan untuk menyelamatkan roda perekonomian nasional, terlihat dari kontribusinya pada Produk Domestik Bruto (PDB) serta menciptakan lapangan pekerjaan. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) kerja usaha kecil, menengah dan besar menurut sektor ekonomi di Indonesia Tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Kerja usaha Kecil, Menengah dan Besar Per Sektor Ekonomi di Indonesia Tahun 2006 Skala Usaha No Sektor Ekonomi Kecil (%) Menengah ((%) Besar (%) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 87,25 8,64 4,12 2 Pertambangan dan Penggalian 8,20 3,25 88,55 3 Industri Pengolahan 13,07 11,90 75,03 4 Listrik, Gas dan Air 0,54 7,74 91,72 5 Bangunan 44,28 21,77 33,95 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 75,47 20,79 3,75 7 Pengangkutan dan Komunikasi 29,92 24,21 45,88 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 17,03 46,89 36,09 9 Jasa-jasa 39,70 7,93 52,38 PDB 38,80 15,96 45,25 PDB Tanpa Migas 43,11 17,63 39,26 Sumber: Kementrian Negara Koperasi dan UMKM, 2007

16 Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa nilai persentase PDB kerja usaha kecil pada tahun 2006 mencapai 38,80 persen dari total PDB skala usaha lainnya dan mencapai 43,11 persen untuk nilai persentase PDB tanpa migas, sedangkan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan yang memiliki persentase paling besar dari keseluruhan persentasi di skala usaha kecil, yaitu sebesar 87,25 persen (Kementrian Negara Koperasi dan UMKM, 2007). Selain kontribusi terhadap PDB, usaha mikro kecil dan menengah juga mampu berperan dalam menyediakan lapangan kerja yang luas bagi masyarakat. Pada Tahun 2006 usaha kecil mampu menyerap tenaga kerja sebesar orang dari total penyerapan usaha kecil, usaha menengah menyerap tenaga kerja sebesar dari total penyerapan usaha menengah, usaha besar menyerap sebesar orang dari total penyerapan usaha besar (Kementrian Negara Koperasi dan UMKM, 2007). Besarnya jumlah tenaga kerja yang diserap pada sektor usaha kecil, menegah dan besar merupakan salah satu kunci solusi dalam melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Jumlah penyerapan tenaga kerja usaha kecil, menengah dan besar menurut sektor ekonomi di Indonesia Tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Usaha Kecil, Menengah dan Besar Menurut Sektor Ekonomi di Indonesia Tahun 2006 Skala Usaha No Sektor Ekonomi Kecil Menengah Besar Orang (%) Orang (%) Orang (%) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan , , ,27 dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian , , ,11 3 Industri Pengolahan , , ,82 4 Listrik, Gas dan Air , , ,57 5 Bangunan , , ,73 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran , , ,92 7 Pengangkutan dan Komunikasi , , ,33 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa , , ,06 Perusahaan 9 Jasa-jasa , , , Sumber: Kementrian Negara Koperasi dan UMKM, 2007 Masalah yang dihadapi dalam dunia usaha umumnya adalah modal, dimana akan melakukan perluasan atau pengembangan usaha. Dalam usaha kecil dan menengah beberapa masalah yang sering muncul adalah kurangnya permodalan, kemitraan, serta peluang usaha. Permasalahan tersebut dapat menghambat tumbuh dan berkembangnya usaha kecil dan menengah. Untuk 2

17 mencapai suatu keberhasilan dalam suatu usaha diperlukan dana yang cukup. Salah satu alternatif sumber pendanaan dapat diperoleh melalui kredit. Kredit merupakan salah satu jenis permodalan yang sangat penting untuk menunjang kegiatan suatu usaha. Usaha mikro, kecil, menengah dan besar adalah skala bisnis yang terdapat di Indonesia yang memerlukan kredit sebagai tambahan permodalan dalam mengembangkan suatu usaha. Aspek permodalan merupakan salah satu kendala dari berbagai kendala yang dihadapi dalam menjalankan kegiatan usahanya, seperti kurangnya kewirausahaan, teknis produksi dan lemahnya kemampuan pemasaran dan manajemen (Widi dalam Novitasari, 2006). Salah satu lembaga keuangan yang dapat melakukan peran tersebut adalah bank. Sebagai lembaga penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit, bank diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan permodalan khususnya bagi kegiatan produktif. Hal ini harus didukung dengan kebijakan yang tepat dari pemerintah. Bantuan bank dalam permodalan UMKM dapat menyokong kegiatan produktif yang dilakukannya. Bantuan modal dalam bentuk kredit tentunya diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meningkatkan produktifitas usaha mikro, kecil dan menengah. Peningkatan produktivitas tersebut mencerminkan bahwa bantuan kredit yang diberikan dapat dimanfaatkan sebaikbaiknya untuk tujuan produktif. Salah satu indikator peningkatan produktivitas ini adalah adanya peningkatan pendapatan yang diterima usaha mikro, kecil dan menengah. Salah satu bank swasta nasional yang merupakan pelopor dalam pemberian kredit mikro, kecil dan menengah adalah Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP). Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) menyelenggarakan bantuan kepada usaha mikro, kecil dan menengah sebagai unit usaha masyarakat golongan ekonomi lemah. Pemberian kredit ini dinamakan program SM (Solusi Modal). Selama tahun 2008 Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) telah menyalurkan kredit Solusi Modal sebesar lebih dari 10 trilyun diseluruh wilayah Indonesia. 3

18 1.2 Perumusan Masalah Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) Unit Cibinong sebagai salah satu dari sekian banyak kantor unit yang dibuka oleh Bank Danamon Indonesia untuk melayani masyarakat termasuk didalamnya memberikan bantuan kredit Solusi Modal (SM) bagi sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Solusi Modal (SM) merupakan fasilitas pembiayaan yang khusus diperuntukan bagi usaha mikro, kecil dan menengah yang tidak mempunyai agunan sesuai persyaratan yang ditetapkan perbankan. Solusi Modal diperuntukan khususnya bagi pengusaha sembako dan rumah makan yang usahanya minimal sudah berjalan 2 tahun. Tujuan akhir dari program kredit Solusi Modal (SM) adalah meningkatkan perekonomian, pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja. Solusi Modal (SM) diberikan untuk meningkatkan atau mengembangkan usaha-usaha kecil dan mikro khususnya warung sembako dan rumah makan yang disalurkan melalui Bank Danamon Simpan Pinjam Unit yang berada diseluruh pelosok pedesaan juga perkotaan. Program Solusi Modal (SM) ini sedikit mengadaptasi system kredit yang diterapkan oleh Grameen Bank di Bangladesh yang didirikan oleh Muhammad Yunus, yaitu pemberian kredit tanpa agunan serta adanya sistem kepercayaan yang ditujukan kepada sektor usaha mikro. Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah agribisnis di Jawa Barat, salah satunya daerah Cibinong yang terletak di pusat Kabupaten Jawa Barat. Berdasarkan besaran penyaluran Solusi Modal (SM) di setiap Unit Bank Danamon Simpan Pinjam, DSP Unit Cibinong memiliki jumlah debitur terbanyak dalam penyaluran kredit Solusi Modal (SM). Akan tetapi selalu mengalami penurunan realisasi kreditnya, ini menyatakan bahwa di wilayah Cibinong banyak usaha mikro, kecil dan menengah yang sedang tumbuh dan berkembang. Jumlah realisasi kredit Solusi Modal (SM) di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong pada Tahun 2008 setiap bulannya mengalami penurunan. Sehingga perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit Solusi Modal (SM) di Bank Danaon Simpan Pinjam Unit Cibinong agar permintaan dapat meningkat. Dengan demikian dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit Solusi Modal (SM) di Bank Danamon Simpan Unit 4

19 Cibinong. Pertumbuhan realisasi kredit Solusi Modal (SM) di Bank Danaon Simpan Pinjam Unit Cibinong dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pertumbuhan Realisasi Kredit Solusi Modal Bulan Januari- Desember Tahun 2008 di DSP Unit Cibinong Bogor Bulan Debitur (Orang) Pertumbuhan (%) Jumlah (Milyar) Pertumbuhan (%) Januari 108 0, ,5 0,34 Februari 89 0, ,5 0,23 Maret 86 0, ,2 1,33 April 81-0, ,5 0,17 Mei 93 0, ,5 1,36 Juni 92-0,08 935,5 0,20 Juli 100 0, ,22 Agustus 81-0, ,02 September 94 0,15 890,5 0,13 Oktober 79 0,00 877,2 1,01 November 79 0,23 775,6 2,13 Desember ,8 - Sumber: Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong, 2008 Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa jumlah debitur Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) unit Cibinong pada tahun 2008 sebesar orang dengan volume kredit sebesar Rp ,00 yang bergerak pada bidang usaha sembako dan rumah makan. Penyaluran kredit Solusi Modal DSP Cibinong mengalami penurunan setiap bulannya, akan tetapi belum proporsional dibandingkan dengan korporasi. Adapun dua alasan Bank Danamon untuk menyalurkan kredit kepada sektor usaha mikro, kecil dan menegah khususnya usaha warung sembako dan rumah makan, pertama risiko kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan korporasi, kedua tingkat kemacetan pada sektor ini lebih kecil dan perputaran uang pada usaha jenis ini berjalan cepat. Untuk meningkatkan jumlah pinjaman dan pencapaian target permintaan kredit Solusi Modal (SM), Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kedit Solusi Modal (SM) tersebut. Ada usaha yang telah dilakukan oleh DSP yaitu dengan memberikan kemudahan pelayanan, kedekatan dengan nasabah, bunga flat, dan jangka waktu yang dapat disesuaikan oleh nasabah. 5

20 Plafond maksimum kredit Solusi Modal (SM) di Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) Unit Sebesar lima puluh juta rupiah dan minimum sebesar dua juta lima ratus ribu rupiah. Dengan besar plafond yang dikeluarkan Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) Unit diharapkan usaha mikro, kecil dan menengah dapat tumbuh dan mengembangkan usahanya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan permintaan realisasi kredit Solusi Modal (SM) oleh nasabah. Untuk dapat mencapai peningkatan kredit Solusi Modal (SM), DSP perlu mengetahui dan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit Solusi Modal (SM) serta karateristik nasabah kredit Solusi Modal (SM). Karateristik nasabah kredit Solusi Modal di Bank Danamon Simpan Pinjam sangat penting untuk diidentifikasi karena terkait dengan karakter nasabah atau keberhasilan nasabah dalam menjalankan usahanya serta kemampuan dalam pengembalian kredit. Dengan demikian Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong dapat menentukan nasabah yang tepat dan jumlah kredit Solusi Modal yang tepat untuk nasabah tersebut. Selain itu, peningkatan kredit Solusi Modal (SM) juga didukung dengan kemudahan-kemudahan prosedur yang diberikan oleh Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong dalam pemberian kredit Solusi Modal (SM). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diperoleh perumusan masalah yang akan dibahas dipenelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi realisasi kredit Solusi Modal di Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong? 1.3 Tujuan Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisai kredit Solusi Modal (SM) di tingkat nasabah pada Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong. 1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pihak-pihak yang berwenang sebagai suatu pertimbangan dalam menentukan dan melaksanakan kebijakan dalam sektor perbankan dalam hal ini Bank Danamon Simpan Pinjam 6

21 (DSP) Unit Cibinong. Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jangkauan pelayanan Bank Danamon Simpan Pinjam terhadap Masyarakat khususnya pengusaha warung sembako dan rumah makan. Akhir kata, semoga penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca baik mahasiswa maupun kalangan akademisi lainnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ini difokuskan kepada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi persentase kredit, realisasi terhadap kredit usaha warung sembako dan rumah makan di wilayah Cibinong dan Citeureup, Kabupaten Bogor. Studi kasus pada Bank Danamon Simpan Pinjam (DSP) Unit Cibinong. 7

22 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Usaha mikro, kecil dan menengah merupakan usaha produktif milik keluarga atau perorangan warga Negara Indonesia. Menurut undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 mendefinisikan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagai berikut: 1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah). 2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (tiga ratus juta rupiah) hingga Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp ,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp ,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) hingga Rp ,00 (lima piluh milyar rupiah). 2.2 Bank Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

23 dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Sebagai lembaga keuangan, bank menyediakan berbagai jasa keuangan. Secara sederhana dapat diartikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2004). Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana, bank senantiasa berkaitan dengan uang, karena komoditi usaha bank adalah uang. Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Definisi bank menekankan bahwa bank dalam mengajukan usahanya terutama menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dananya, hendaknya bank tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik bank tetapi kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup masyarakat (Yudistira, 2004). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan dengan masalah bidang keuangan, kegiatan lembaga perbankan dapat dilihat pada Gambar 1. Tiga kegiatan utama bank yaitu: 1) Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dalam hal ini bank sebagai tempat penyimpanan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. 2) Menyalurkan dana (lending) ke masyarakat, dalam hal ini bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat. 3) Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service) yang merupakan jasa pendukung atau pelengkap kegiatan perbankan. 9

24 BANK Menghimpun Menyalurkan Jasa-jasa lainnya Gambar 1. Kegiatan Kelembagaan Perbankan Sumber : Kasmir, Jenis Bank Menurut Kasmir (1998), pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang-undang RI nomor 10 tahun Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu juga dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut bank komersil (commercial bank) Segi Kepemilikian Menurut Kasmir (1998), ditinjau dari segi kepemilikannya berarti siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikian tersebut terdiri atas: 1) Bank Milik Pemerintah Akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. 2) Bank Milik Swasta Nasional Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. 10

25 3) Bank Milik Koperasi Kepemilikan sahan-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. 4) Bank Milik Asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. 5) Bank Milik Campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara Indonesia. 2.3 Kredit Pengertian Kredit Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 12, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. (Budi Untung, 2000). Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam dimulai dari kata kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin kerditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Dalam bahasa sehari-hari kata kredit digunakan untuk memperoleh pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan dikemudian hari dengan cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian (Kasmir, 2004) Unsur-Unsur Kredit Kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Unsurunsur kredit perbankan dapat dilihar pada Gambar 2. 11

26 Kepercayaan Waktu Unsur Kredit Risiko Prestasi Gambar 2. Unsur-Unsur Kredit Perbankan Sumber : Kasmir, 2004 Unsur-unsur kredit perbankan terdiri atas kepercayaan, tenggang waktu, degree of risk dan prestasi. Kepercayaan di sini berarti bahwa si pemberi kredit yakin bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Tenggang waktu yaitu waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian nilai agro dari uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang. Degree of risk, yaitu resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin panjang jangka waktu kredit diberikan maka semakin tinggi pula tingkat risikonya, sehingga terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Sedangkan prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan pada uang maka transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan Jenis-Jenis Kredit Menurut Kasmir (2004), beragam jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan akan jenis kredit. Secara umum jenis-jenis kredit yang akan disalurkan oleh bank dilihat dari berbagai segi diantaranya: 12

27 1. Dilihat dari Segi Kegunaan a. Kredit Investasi Kredit yang biasanya digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru. Masa pemakaiannya untuk satu periode yang relatif lebih lama. b.kredit Modal Kerja Kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasinya. 2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit a. Kredit Produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. b.kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk konsumsi atau dipakai secara pribadi. Tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan. c. Kredit Perdagangan Kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. 3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu a. Kredit Jangka Pendek Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk kebutuhan modal kerja. b.kredit Jangka Menengah Kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, kredit ini dapat diberikan untuk modal kerja. c. Kredit Jangka Panjang Kredit yang masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas 3 tahun atau diatas 5 tahun dan biasabya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang. 13

28 4. Dilihat dari Segi Jaminan a. Kredit dengan Jaminan Kredit yang diberikan dengan jaminan tertentu. Jaminan dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. b.kredit tanpa Jaminan Kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan. 5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha a. Kredit Pertanian Kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Bisa berupa jangka pendek atau jangka panjang. b.kredit Peternakan Kredit diberikan untuk sektor peternakan biasanya untuk jangka waktu yang relatif pendek. c. Kredit Industri Kredit yang diberikan untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil, menengah atau besar. d.kredit Pertambangan Kredit untuk usaha tambang, biasanya dalam jangka panjang. e. Kredit Pendidikan Kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar. f. Kredit Profesi Kredit yang diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen, dokter dan pengacara. g.kredit Perumahan Kredit untuk mmbiayai pembangunan atau pembelian perumahan dan sektor-sektor usaha lainnya. 14

29 2.3.4 Faktor Penilaian Kredit Jaminan kredit yang diberikan nasabah kepada bank hanyalah merupakan tambahan, terutama untuk melindungi kredit yang macet karena suatu musibah. Tetapi apabila suatu kredit yang diberikan telah dilakukan verifikasi secara mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk memperoleh kredit, maka fungsi jaminan kredit adalah untuk berjaga-jaga. Oleh sebab itu sebelum bank menyalurkan kreditnya pada calon debitur, diperlukan beberapa penilaian. Penilaian tersebut dijadikan acuan informasi oleh pihak bank atas itikad baik dan kemampuan bayar dari debitur untuk melunasi pokok pinjaman dan bunga pinjaman (Kasmir, 2004) Tujuan kredit Tujuan kredit tidak terlepas dari misi suatu bank didirikan. Tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain: 1. Mencari keuntungan; keuntungan terutama dalam bentuk bunga yang penting untuk kelangsungan hidup bank. 2. Membantu usaha debitur; membantu debitur yang memerlukan dana investasi atau modal kerja. 3. Membantu pemerintah; semakin banyak kredit yang disalurkan bank berarti ada peningkatan pembangunan di berbagai sektor Analisa Kredit Menurut Siamat dalam Muljono (2001), analisa kredit adalah proses menganalisa dan menilai prospek calon debitur guna memperoleh indikasi kemungkinan terjadinya default (kegagalan debitur membayar kembali kredit yang diterimanya) oleh calon debitur. Langkah yang tepat untuk mengambil keputusan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pemberian kredit adalah melakukan teknik analisa pemberian kredit (Muljono, 2001). Menurut Muljono (2001) ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan menganalisa kredit: 1.Pemilihan pendekatan yang akan dipakai dalam melaksanakan analisa kredit. Pendekatan yang dimaksud yaitu: 15

30 a. Pendekatan Jaminan Kredit akan diberikan apabila jaminan yang diberikan cukup memadai baik ditinjau dari nilai ekonomis maupun yuridis. Jadi dalam analisa ini yang terpenting adalah faktor pengamanan dari (kredit) yang akan dilepaskan oleh bank kepada calon debiturnya. b.pendekatan Karakter Proses pemberian kredit didasarkan atas kepercayaan reputasi karakter bisnis calon debiturnya. c. Pendekatan Kemampuan Pelunasan Atas Kredit yang Diberikan Bank mendasarkan diri pada kemampuan pelunasan utang dari debitur, dan tidak mendasarkan dari karakternya ataupun feasibility dari proyeknya tersebut. Penilaian kemampuan pelunasan tersebut tidak terbatas pada sumber-sumber dana yang diciptakan oleh kegiatan usaha debitur untuk melunasi kreditnya. Sumber dana pelunasan kredit dapat diambil juga dari sumber dana pihak ketiga lainnya atau dari likuidasi barang jaminan yang diserahkan oleh pihak debitur, jadi kemampuan pelunasan benar-benar telah diperhitungkan oleh bank. Persoalan debitur akan bangkrut habis-habisan tidak menjadi masalah asal kredit yang diberikan dapat dilunasi. d.pendekatan Tingkat Keterlaksanaan Proyek Usaha Calon Debitur Melaksanakan studi kelayakan bisnis dimana bank harus menelaah dan menilai sejauh mana usaha bisnis calon debitur dapat melunasi kewajibannya. Dalam pendekatan ini bank sudah tidak memusatkan kepentingannya seratus persen kepada dirinya sendiri, namun bank sudah membagi resiko dengan calon debiturnya. Bank tidak lagi mengandalkan jaminan tapi semata-mata mengandalkan pada kelayakan keterlaksanaan dari proyek yang akan dibiayai dengan kredit tersebut. Jadi secara otomatis bank sudah ikut melaksanakan fungsi moneternya secara tidak langsung dalam mengembangkan suatu jenis sektor perekonomian. e. Pendekatan Bank Pembangunan Dalam pemberian kredit bank melakukan misi ganda yaitu mencari laba sekaligus aktif sebagai bank pembangunan. 16

31 2.Proses pengumpulan informasi yang lengkap yang akan diperlukan dalam kegiatan suatu analisa kredit. 3.Penerapan titik kritis suatu proyek. Critical point tiap proyek berbeda-beda, karena itu seorang credit analist harus berwawasan luas Prinsip Dasar Pemberian Kredit Walaupun telah melakukan berbagai analisis kredit, masih banyak hal yang harus diperhatikan bagi rekomendasi atau keputusan kredit. Hal ini karena dalam pemberian kredit banyak sekali judgement yang terlibat. Berbagai aspek yang harus diperhatikan dalam pemberian kredit kita sebut prinsip-prinsip dasar pemberian kredit. Menurut Jopie Jusuf (1996) ada beberapa prioritas dalam menentukan urutan prinsip dasar pemberian kredit, antara lain: a. Karakter dari debitur harus menjadi pertimbangan pertama Bila ada keraguan akan integritas dan itikad baik dari debitur, kita tidak perlu berlama-lama untuk melakukan analisis yang lain lagi. Tolak dengan tegas proposal yang diajukan, untuk itu jangan pernah lupa untuk selalu melakukan trade checking dan bank checking. b.kualitas lebih penting daripada kuantitas Prinsip ini perlu dicamkan dengan baik, terutama bila anda sedang dikejar target. Beberapa account officer mulai mengesampingkan kualitas kredit yang diberikan hanya demi mengejar target yang belum tercapai, hal benar-benar perlu untuk dihindari. c. Bad loans are made in good times Pinjaman yang bermasalah umumnya terjadi dari pinjaman yang diberikan pada saat yang bagus. d.account officer harus melakukan antisipasi, bukan reaksi Hal ini berarti, harus terus-menerus memonitoring kredit yang akan diberikan. Setiap perubahan yang terjadi pada lingkungan debitur perlu diperhatikan. Misalnya perubahan ekonomi, politik, persaingan, dan lain-lain. 17

32 e. Bila debitur menghendaki jawaban yang cepat, jawabannya adalah tidak. Perlu diperhatikan bahwa dalil ini tidak berpretensi untuk mengatakan bahwa dapat atau boleh bekerja dengan lamban. Dalam proses kredit ada langkahlangkah yang harus dilalui. f. Letakkan bank pada prioritas pertama Prioritas utama dalam perbankan tetap pada bank, walaupun debitur merupakan relasi dalam menghasilkan keuntungan bagi bank. 2.4 Teori Tingkat Bunga Menurut Mankiw (2003), tingkat bunga adalah harga pasar yang menghubungkan mentransfer sumber daya lalu dan masa depan. Tingkat bunga dibagi menjadi dua, yaitu tingkat bunga nominal dan tingkat bunga rill. Tingkat bunga nominal adalah hasil tabungan dan biaya peminjaman tanpa penyesuaian terhadap inflasi. Sedangkan tingkat bunga rill adalah pengembalian terhadap tabungan dan biaya peminjaman setelah disesuaikan dengan inflasi. 2.5 Kajian Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pursito (2003) menganalisis mengenai efektivitas dan faktor-faktor penyaluran kredit dalam pembiayaan industri kecil dan menengah pangan oleh BRI di Semarang. Hasil analisis menunjukan bahwa jumlah pegawai yang dikenal berpengaruh nyata positif terhadap pengambilan kredit ritel komersil. Dai sisi kreditur dengan dikenalnya calon nasabah oleh pegawai bank, maka akan memudahkan kreditur dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan, sehingga analisis dan evaluasi dengan prinsip 5 C diharapkan memiliki tingkat keyakinan yang tinggi. Berdasarkan analisis menggunakan model logit, peubah lama pendidikan, pengalaman, usaha, rasio pendapatan, jumlah karyawan dan jarak ke bank tidak berpengaruh nyata pada pengambilan kredit. Penelitian yang dilakukan oleh Risdwianto (2004) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi volume penyaluran kredit. Analisis yang dilakukan didalam penelitian ini mengunakan model OLS (Oldinary Least Square). Hasil yang diperoleh dari penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi volume 18

33 penyaluran kredit ini adalah rasio modal terhadap asset memberikan pengaruh yang negatif terhadap volume kredit yang disalurkan oleh BRI, pengaruhnya bersifat nyata dan signifikan pada taraf satu persen. Penelitian yang dilakukan oleh Pangabean (2005) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan tunggakan kupedes pada nasabah BRI cabang Iskandar Muda, Medan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor yang harus diperhatikan oleh BRI secara dominan dalam memberikan kupedes adalah kemampuan nasabah dalam melakukan usahanya atau capacity dan character, mengingat target kupedes adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Alat analisis yang digunakan untuk meneliti faktor yang mempengaruhi permintaan adalah regresi linear berganda dengan menggunkan model double log. Penelitian yang dilakukan oleh Tarigan (2006) berjudul Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Dalam Sektor Pertanian di BRI Unit Parung Bogor, menyimpukan bahwa faktorfaktor yang berpengaruh nyata terhadap permintaan Kupedes di BRI Unit Parung adalah jumlah agunan, pengalaman kredit, dan omzet. Agunan diguakan sebagai alat pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari usahanya yang normal. Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam pemberian kredit adalah karakter nasabah dengan kapasitas nasabah. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan uji statistik t, uji statistik f, dan koefisien determinasi. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2007) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit Umum Pedesaan (Kupedes) di wilayah perkotaan dan pedesaan pada BRI Unit Ciampea dan Unit Citeureup. Alat analisis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Variabelvariabel yang mempengaruhi permintaan adalah tingkat pendapatan, aksebillitas atau jarak, aset keluarga, aset usaha, frekuensi atau pengalaman kredit, agunan, lama usaha, modal usaha, tingkat pendidikan, lokasi dan jenis kelamin. Dari keseluruhan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan Kupedes dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ada enam, 19

34 yaitu pendapatan, aset keluarga, aset usaha, pengalaman kredit, agunan dan modal. Penelitian yang dilakukan Mulyarto (2008) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI Unit Leuwiliang. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Variabel-variabel yang mempengaruhi realisasi KUR adalah tingkat pendapatan, aset keluarga, aset usaha, pengalaman kredit, lama usaha, modal usaha, lama pendidikan. Dari keseluruhan hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi KUR adalah jumlah pendapatan, pengalaman pengambiln kredit, lama usaha dan modal usaha. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah hasil penelitian terdahulu belum ada yag membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi kredit Solusi Modal (SM) di Bank Danamon simpan Pinjam. Selain itu, penulis mengambil lokasi penelitian pada Bank Danamon Simpan Pinjam Unit Cibinong, di Kecamatan Cibinong. Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah dari beberapa variabel-variabel yang di analisis oleh Sari (2007) dan Mulyarto (2008) yaitu Lama usaha, pendapatan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini juga menggunakan analisis regresi linier berganda. Ringkasan hasil penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 4. 20

35 Tabel 4. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu No Penelti / Tahun Judul 1 Pursito Kajian Efektivitas dan Faktor-Faktor (2003) Penyaluran Kredit Dalam Pembiayaan Industri Kecil dan Menengah Pangan 2 Risdwianto ( Pangabean (2005) 4 Tarigan (2006) Oleh BRI di Semarang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Penyaluran Kredit Bank Rakya Indonesia Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan dan Tunggakan Kupedes Pada Nasabah Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Iskandar Muda medan Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) Dalam Sektor Pertanian di BRI Unit Parung Bogor Metode Penelitian Analisis Regresi Logistik (Model Logit) Model OLS (Ordinary Least Square) Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Deskriptif Analisis Regresi Linier Berganda 5 Sari (2007) 6 Mulyarto (2008) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Umum Pedesaan (Kupedes) di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan, Kasus pada BRI Unit Ciampea dan BRI Unit Citeureup Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bank Rakyat Indonesia Unit Leuwiliang Kbupaten Bogor Analisis Deskriptif Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linier Berganda 21

36 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Terdapat salah satu konsep penilaian yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C (Kasmir, 2004), sebagai berikut: 1) Character Karakter merupakan sifat atau watak seseorang, dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. Karakter merupakan salah satu tolak ukur untuk menilai dan melihat kemauan nasabah membayar kreditnya. 2) Capacity Untuk dapat melihat kemampuan dari calon debitur dalam membayar angsurannya dapat dilihat dari kemampuan calon debitur dalam mengelola usaha atau bisnisnya guna mencapai keuntungan. Sehingga pada akhirnya pihak bank dapat melihat kemampuan calon debitur dalam mengembalikan kredit. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin banyak kemampuan untuk membayar kredit. 3) Capital Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai bank. 4) Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik berupa fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang akan diberikan. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari risiko kerugian. 5) Condition Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing Perkembangan Penyaluran UMKM Bank Danamon Usaha mikro, kecil dan menengah merupakan usaha produktif milik keluarga atau perorangan warga Negara Indonesia. UMKM merupakan salah satu

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT SOLUSI MODAL (SM) DI BANK DANAMON SIMPAN PINJAM UNIT CIBINONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ROBBI FEBRIO H34076133 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi rakyat yang cukup penting dan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank Penyaluran kredit merupakan salah satu jasa perbankan yang utama dalam mendukung perputaran ekonomi. Melalui kredit, sektor usaha akan mendapatkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro (UM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu penalaran dari seorang penulis yang didasarkan atas pengetahuan, teori, dan dalil dalam upaya menjawab

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank a) Pengertian Bank Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI EKO PUTRO MULYARTO H34066038 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan salah satu sektor usaha yang paling banyak diminati oleh para pelaku usaha dan cukup prospektif untuk dikembangkan. UMKM dalam

Lebih terperinci

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR

KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR KINERJA PENYALURAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA NASABAH DI PT. BRI UNIT CITEUREUP CABANG BOGOR Disusun Oleh : SEVIA FITRIANINGSIH A 14104133 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian Indonesia secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Amsyah (1977: 11), menyatakan bahwa prosedur adalah aturan permainan atau langkah-langkah aturan yang harus dipatuhi oleh masing-masing

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Suatu penalaran dari penulis yang didasarkan atas pengetahuan,teori dan dalil dalam upaya menjawab penelitian dituangkan dalam kerangka pemikiran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu) SKRIPSI VIRGITHA ISANDA AGUSTANIA H34050921 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit Hasil analisis deksriptif (Wangi SP, 2008) memperlihatkan bahwa semakin besar nilai pengajuan dan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kredit, Teori Permintaan dan Penawaran Kredit Berdasarkan asal mulanya, Kasmir (2003) menyatakan kredit berasal dari kata credere yang artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara bisa dilihat dari minimalnya dua sisi, yaitu ciri perekonomian negara tersebut, seperti pertanian atau industri dengan sektor perbankan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Lebih terperinci

dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang

dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang II TINJAUAN PUSTAKA Penilaian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian kredit sudah banyak dilakukan sebelumnya, baik pada kredit yang disalurkan oleh lembaga keuangan (bank) maupun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,

Lebih terperinci

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH PENGERTIAN Menurut DFID (Department For International Development) sektor keuangan adalah seluruh perusahaan besar atau kecil, lembaga formal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR

Kuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR LAMPIRAN 65 66 Lampiran 1. Kuisioner penelitian Kuisioner Penelitian untuk Debitur ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KREDIT PRODUK KREDIT MASYARAKAT DESA KOMERSIL DI BANK X BOGOR Gambaran Ringkas Penelitian Sektor

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR Oleh : DIKUD JATUALRIYANTI A14105531 PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT MIKRO PT BPD JABAR BANTEN KCP DRAMAGA OLEH FRANSISCUS HALOHO H14053267 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

TINJAUAN PUSTAKA Kredit TINJAUAN PUSTAKA Kredit Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pertumbuhan suatu usaha dipengaruhi dari beberapa aspek diantaranya ketersediaan modal. Sumber dana yang berasal dari pelaku usaha agribisnis sendiri

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KERANGKA PEMIKIRAN III. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Skala Usaha, Jumlah, dan Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia Tahun 2006 s.d. 2007 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin mendapatkan perhatian terutama dari pelaku agribisnis. Perhatian ini didasari karena sektor UMKM mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sebelum krisis tahun 1998 sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak dilirik oleh perbankan karena mereka menilai sektor ini tidak layak untuk dibiayai,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan sudah banyak dilakukan sebelumnya, yaitu pada pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan bank.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Kata Prosedur Kredit terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Prosedur dan Kredit. Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari Prosedur adalah suatu bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis dengan berbagai macam bidang usaha. Dalam menjalankan usahanya setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Kredit 2.1.1. Pengertian Kredit Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai tempat meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan sarana yang strategis dalam rangka pembangunan ekonomi, peran yang strategis tersebut disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai penghimpun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kuncoro (2002:68), Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasca krisis tahun 1997 dan krisis ekonomi global tahun 2008 di Indonesia, UMKM mampu membuktikan bahwa sektor ini mampu menjadi tumpuan bagi perekonomian nasional. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang banyak dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha Kecil dan Menengah

Lebih terperinci

PENGALOKASIAN DANA BANK

PENGALOKASIAN DANA BANK PENGALOKASIAN DANA BANK Alokasi Dana : menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Wujud dari pengalokasian dana adalah kredit atau aset yang dianggap menguntungkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT DI SEKTOR AGRIBISNIS (Studi Kasus : Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT DI SEKTOR AGRIBISNIS (Studi Kasus : Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup Bogor) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT DI SEKTOR AGRIBISNIS (Studi Kasus : Danamon Simpan Pinjam Unit Citeureup Bogor) SKRIPSI RINI ANDRIANI OKTAVIATI H34076128 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Nomor 10 Tahun Menurut Pasal 1 ayat 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian bank secara otentik telah dirumuskan di dalam Undangundang Perbankan 7 Tahun 1992 yang telah diubah menjadi Undangundang Perbankan Nomor 10 Tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sebagian penduduknya bekerja di sektor pertanian. Saat ini keberpihakan pihak-pihak pemodal atau Bank baik pemerintah maupun

Lebih terperinci

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI di PT.BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)Tbk. KANTOR CABANG SIDOARJO SKRIPSI Diajukan oleh : Moch. Adam Sudharta 0513315044/FE/EA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, prosedur biasanya melibatkan

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang BAB II Kajian Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Dunia keuangan khususnya perbankan dari tahun ketahun telah mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan ini ditunjukkan dari jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam pembangunan ekonomi adalah mengalirkan dana bagi kegiatan ekonomi yaitu salah satunya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat perseorangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut menciptakan persaingan yang sangat ketat.

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

KAJIAN PUSTAKA. dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Mulyadi (2005:5) prosedur ialah urutan kegiatan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pemerintah berkewajiban mensejahterakan rakyatnya secara adil dan merata. Ukuran sejahtera biasanya dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kredit adalah salah satu faktor yang berperan penting di dalam pengembangan usaha. Pada umumnya ada dua jenis kredit, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi. Kredit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga financial intermediary yang berfungsi sebagai perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana serta sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca krisis ekonomi dan moneter di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemberian kredit pada saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Jenis kredit yang diberikan pun sudah menyesuaikan dengan berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di DIY (Jiwa)

Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota di DIY (Jiwa) BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi saat ini sedang dibangun oleh pemerintah, karena pembangunan ekonomi merupakan bagian dari pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi merupakan upaya

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI : 1. Melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Sebagai lembaga keuangan yang dipercaya masyarakat,bak merupakan perusahaan yang sangat penting yang dapat menunjang keseluruhan program pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Tentang Perbankan Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian bank, fungsi bank, dan jenis jenis bank : 2.1.1 Pengertian Bank Di Indonesia terdapat banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 dan telah berkembang menjadi krisis ekonomi dan multidimensi, pertumbuhan ekonomi nasional relatif masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang bertindak sebagai sumber permodalan dan perantara keuangan dengan menyediakan mekanisme transaksi

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian Andrian Fauline Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting bagi masyarakat, terutama dalam aktivitas di dunia bisnis. Bank juga merupakan lembaga yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank 1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan pada Bab 1 dan pasal 1 serta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik UMKM Menurut Raffinaldy (2006) dalam tulisannya yang berjudul Memeta Potensi dan Karakteristik UMKM Bagi Penumbuhan Usaha Baru bahwa karakteristik UMKM merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman kebutuhan masyarakat terus meningkat dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi sehingga kredit menjadi salah satu alternatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008:2) Bank merupakan Lembaga Keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan yang ada di masyarakat sangat beraneka ragam. selain kebutuhan sandang dan pangan, kebutuhan akan perumahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat 9 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak

Lebih terperinci

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi. Perkembangan dunia usaha di Indonesia, tidak terlepas dari peranan pemerintah yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk dapat mengembangkan diri seluas-luasnya sejauh tidak menyimpang dari sasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang 24 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kredit Dalam kehidupan sehari-hari kata kredit bukan merupakan perkataan yang asing bagi mayarakat kita. Perkataan kredit tidak saja dikenal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kredit Macet 1. Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang berarti kepercayaan, oleh karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menyadari peranan usaha kecil terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat besar, terutama karena kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto dan tingginya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk terlibat dalam kegiatan UMKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah itu semata-mata ditujukan untuk membawa pada suatu keadaan perekonomian yang diharapkan. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PENGUSAHA UMKM DALAM MENGAMBIL ATAU MENGGUNAKAN KREDIT USAHA RAKYAT (BRI) DI KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PENGUSAHA UMKM DALAM MENGAMBIL ATAU MENGGUNAKAN KREDIT USAHA RAKYAT (BRI) DI KABUPATEN SRAGEN FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PENGUSAHA UMKM DALAM MENGAMBIL ATAU MENGGUNAKAN KREDIT USAHA RAKYAT (BRI) DI KABUPATEN SRAGEN Liana Vivin Wihartanti Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas PGRI Madiun lianavivin1987@gmail.com

Lebih terperinci