OPTIMASI PENGGUNAAN MASUKAN PADA PRODUKSI BUNGA POTONG KRISAN (Crysanthemum sp.) DI KABUPATEN SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OPTIMASI PENGGUNAAN MASUKAN PADA PRODUKSI BUNGA POTONG KRISAN (Crysanthemum sp.) DI KABUPATEN SEMARANG"

Transkripsi

1 0 OPTIMASI PENGGUNAAN MASUKAN PADA PRODUKSI BUNGA POTONG KRISAN (Crysanthemum sp.) DI KABUPATEN SEMARANG Tri Puji Astuti, Minar Ferichani, R. Kunto Adi Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta Telp./ Fax.(0271) chee.astuti@yahoo.com. Telp Abstract : This research aimed to know the effect of production inputs and the level of optimization of using inputs and determine the farming analysis. Site selection studies conducted purposively in Bandungan District, based on the amount of production and the number of farmers in Semarang Regency. The basic method of this research is description analysis of the survey technique. Data analysis method used in this research were production function Cobb- Douglass regression analysis, allocative efficiency analysis, optimization of using inputs analysis with Least Cost Combination (LCC) approach and the farming analysis with the concept of farm profits. The results showed that the input such as organic fertilizer, Phonska fertilizer and seed had positive effect to chrysanthemum cut flower production, while the input of land area, KNO 3 fertilizer, foliar fertilizer and pesticides did not had an affect to production. The allocation has not reached the highest levels of economic efficiency, however it must be knowed the optimum level of input usage to get maximum profit. Based on the results of this analysis showed that the optimum combination o with seeds at ,43 stems which requires at 2.816,38 kg of organic fertilizer and 78,82 kg of Phonska fertilizer. The total cost of producing that have to be spent by farmers was Rp ,15/1.000m 2 /MT and revenues received farmers is Rp ,06/1.000m 2 /MT so that profits received by farmers for Rp ,91//1.000 m 2 /MT and farm efficiency was 2,15. Keywords : Optimization of Input Usage, The Cut Flower, Crysanthemum Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masukan produksi yang berpengaruh, tingkat optimasi penggunaan masukan dan mengetahui analisis usahatani. Metode dasar penelitian ini adalah deskripsi analisis dengan teknik survai. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu di Kecamatan Bandungan, berdasarkan jumlah produksi dan jumlah petani yang paling banyak di Kabupaten Semarang. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglass, analisis efisiensi alokatif, analisis optimasi penggunaan masukan dengan pendekatan Least Cost Combination (LCC) dan analisis usahatani dengan konsep keuntungan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa masukan yang berupa pupuk kandang, pupuk Phonska dan bibit berpengaruh positif terhadap hasil produksi, sedangkan masukan yang berupa luas lahan, pupuk KNO 3, pupuk daun dan pestisida tidak berpengaruh terhadap hasil produksi. Alokasi penggunaan masukan belum mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi, oleh sebab itu perlu diketahui tingkat optimum penggunaan masukan agar diperoleh keuntungan maksimum bagi petani. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa tingkat optimum kombinasi penggunaan masukan dengan bibit sebesar ,43 batang membutuhkan pupuk kandang sebesar 2.816,38 kg dan pupuk Phonska sebesar 78,82 kg. Total biaya menghasilkan yaitu sebesar Rp ,15/1.000m 2 /MT dan penerimaan yang diperoleh petani yaitu sebesar Rp ,06/1.000m 2 /MT sehingga keuntungan yang diterima petani sebesar Rp ,91/1.000m 2 /MT dan efisiensi usahatani yaitu 2,15. Kata kunci : Optimasi Masukan Produksi, Bunga Potong, Krisan

2 PENDAHULUAN Usaha agribisnis hortikultura merupakan sumber pendapatan tunai bagi masyarakat dan petani baik berskala kecil, menengah maupun besar, karena didukung dengan keunggulan berupa nilai jualnya yang tinggi, jenisnya beragam, tersedianya semberdaya lahan dan teknologi, serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat. Pasokan produk hortikultura nasional saat ini telah mampu memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri, baik melalui pasar tradisional, pasar modern maupun pasar luar negeri (Kementrian Pertanian, 2010). Hortikultura terdiri dari tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman biofarmaka. Tanaman hias, khususnya bunga potong mempunyai prospek yang bagus dalam dunia pertanian. Menurut data statistik Hortikultura pada tahun 2007 sampai dengan 2011, diketahui bahwa ratarata laju produksi dari tahun 2007 sampai dengan 2011 untuk komoditas bunga potong krisan menempati urutan pertama yaitu 48,59% jika dibandingkan dengan bunga potong mawar, sedap malam, gladiol dan anggrek. Hal ini mengindikasikan bahwa bunga potong krisan mempunyai prospek yang sangat bagus sebagai komoditas unggulan bunga potong Indonesia. Kabupaten Semarang merupakan sentra krisan terluas di Provinsi Jawa Tengah. Produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang selama tahun 2008 sampai dengan 2011 selalu mengalami peningkatan (Tabel 1). Peningkatan produksi ini dapat disebabkan antara lain karena adanya keinginan petani untuk meningkatkan keuntungan usahataninya. Peningkatan produksi bunga krisan tidak terlepas dari alokasi penggunaan masukan atau input produksi. Pengalokasian penggunaan masukan produksi akan berpengaruh terhadap hasil produksi yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi keuntungan yang diperoleh petani krisan. Sesuai dengan konsep efisiensi bahwa pengalokasian masukan produksi yang optimum akan menghasilkan keuntungan yang maksimum. Oleh sebab itu diperlukan suatu penelitian tentang optimasi penggunaan masukan pada produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masukan produksi yang berpengaruh, tingkat optimasi penggunaan masukan dan mengetahui analisis usahatani pada produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang. Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Bunga Potong Krisan di Kabupaten Semarang Tahun 2008 sampai dengan 2011 No Tahun Luas Panen Produksi Produktivitas (m 2 ) (tangkai) (tangkai/m 2 ) ,450 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Semarang (2012)

3 METODE PENELITIAN Metode dasar penelitian ini adalah deskripsi analisis dengan teknik survai. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive berdasarkan jumlah produksi dan jumlah petani yang paling banyak di Kabupaten Semarang. Ukuran sampel pada penelitian ini adalah 30 orang yang diambil dari dua desa terpilih yaitu Desa Jetis dan Desa Kenteng. Pengambilan sampel berdasarkan metode proporsional random sampling sehingga sampel di Desa Jetis sejumlah 22 orang dan di Desa Kenteng sejumlah 8 orang. Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh masukan terhadap hasil produksi bunga potong krisan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglass yang secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Y = a. X b1 1.X b2 2.X b3 3.X b4 4.X b5 5.X b6 6. X b7 7. X b8 b9 8. X 9...(1) Menurut Rahim dan Hastuti (2008) untuk menaksir parameterparameternya maka harus diubah kedalam bentuk logaritma natural (ln) sehingga persamaanya yaitu : Ln Y = Ln a + b 1 Ln X 1 + b 2 Ln X 2 + b 3 LnX 3 + b 4 LnX 4 + b 5 LnX 5 + b 6 Ln X 6 + b 7 LnX 7 + b 8 LnX 8 + b 9 LnX 9...(2) dimana, Y = Hasil produksi bunga potong krisan; a = intersep; b 1 b 5 = nilai dugaan besaran parameter; X 1 = luas lahan; X 2 = tenaga kerja; X 3 = pupuk kandang; X 4 = pupuk NPK Mutiara; X 5 = pupuk Phonska; X 6 = pupuk KNO 3 ; X 7 = pupuk daun; X 8 = bibit krisan; X 9 = pestisida. Untuk mengetahui apakah penggunaan masukan pada produksi bunga potong krisan sudah mencapai efisiensi tertinggi maka digunakan pendekatan analisis efisiensi alokatif, menurut Soekartawi (2005) secara matematis dirumuskan sebagai berikut : VMP x = P x...(3) b y. x Py = P x...(4) dimana, b = elastisitas produksi; y = hasil produksi rata-rata; x = masukan rata-rata; P y = harga hasil produksi rata-rata; P x = harga masukan ratarata; VMP x = Value Marginal Product atau nilai produk marjinal Untuk mengetahui tingkat optimasi penggunaan masukan pada produksi bunga potong krisan, digunakan analisis optimasi dengan pendekatan Least Cost Combination (LCC), menurut Ghebremariam, Ortmann dan Nsahlai (2006) secara matematis dirumuskan sebagai berikut : bj. Xi. Pxi Xj = bi. Pxj...(5) dimana, bi = koefisien regresi masukan pembatas; bj = koefisien regresi masukan ke-j; Xi = penggunaan masukan pembatas; Xj = penggunaan masukan ke-j; Pxi = harga masukan pembatas; Pxj = harga masukan ke-j. Untuk mengetahui besarnya keuntungan dan efisiensi usahatani digunakan analisis usahatani dengan konsep keuntungan, yang dapat dirumuskan sebagai berikut : π = PrU BM...(6) dimana, π = keuntungan usahatani bunga potong krisan; PrU = penerimaan usahatani bunga potong krisan; BM = biaya menghasilkan usahatani bunga potong krisan.

4 R Efisiensi usahatani = C...(7) Dimana, R = penerimaan usahatani bunga potong krisan; C = biaya usahatani bunga potong krisan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Masukan terhadap Hasil Produksi Bunga Potong Krisan di Kabupaten Semarang Masukan pada produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang yaitu berupa luas lahan, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk Phonska, pupuk KNO 3, pupuk daun, bibit dan pestisida. Pada umumnya petani krisan di Kabupaten Semarang dalam menggunakan masukan produksi bunga potong krisan tidak menggunakan pedoman yang sama antara satu petani dengan petani yang lain. Hal ini karena masing-masing petani memperoleh informasi terkait berapa besarnya masukan produksi bunga krisan dari berbagai sumber seperti penyuluh, petani krisan dari desa lain, ada berapa petani juga mencari informasi dari buku dan juga internet, selain itu ada juga petani yang hanya memperkirakan sendiri Tabel 2. besarnya masukan produksi krisan (Tabel 2). Untuk mengetahui hubungan fisik masukan yang digunakan dalam produksi bunga potong krisan dengan hasil produksi, maka perlu dianalisis menggunakan analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglas. Model regresi fungsi produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut : Y = 1,902.X X X X X X X X X (8) Pada model regresi diatas dilihat dari besarnya nilai Pearson Corelation (lebih besar dari 0,8) menunjukkan adanya hubungan antara variabel bebas (multikolinearitas) yaitu antara luas lahan (X 1 ) dengan tenaga kerja (X 2 ) dan pupuk kandang (X 3 ) dengan pupuk NPK Mutiara (X 4 ). Hubungan antar variabel bebas ini sering dijumpai pada model regresi fungsi produksi pada komoditas pertanian. Menurut Setiawan dan Kusrini (2010) salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi adanya multikolinearitas yaitu dengan mengeluarkan satu atau lebih variabel yang saling berkorelasi. Rata-rata Penggunaan Masukan pada Produksi Bunga Potong Krisan November 2012-Februari 2013 di Kabupaten Semarang No. Masukan Jumlah/ Usahatani Jumlah/ 1.000m 2 1. Luas lahan (m 2 ) 1.962, ,00 2. Tenaga kerja (HKP) 68,94 35,14 3. Pupuk kandang (kg) 4.651, ,54 4. Pupuk NPK Mutiara (kg) 139,40 71,05 5. Pupuk Phonska (kg) 15,75 8,03 6. Pupuk KNO 3 (kg) 23,93 12,20 7. Pupuk daun (liter) 0,90 0,46 8. Bibit (batang) , ,43 9. Pestisida (liter) 1,52 0,78

5 Variabel bebas yang mempunyai nilai korelasi tinggi dan harus dikeluarkan dari model yaitu tenaga kerja (X 2 ) dan pupuk NPK Mutiara (X 4 ), sehingga diperoleh model regresi yang baru yaitu sebagai berikut, Y = 2,294.X X X X X X X (9) Berdasarkan model regresi tersebut menunjukan nilai R 2 sebesar 89,6%, sehingga variabel bebas yang dimasukan ke dalam model regresi yaitu berupa luas lahan, pupuk kandang, pupuk Phonska, pupuk KNO 3, pupuk daun, bibit dan pestisida dapat menjelaskan hubungannya dengan hasil produksi bunga potong krisan sebesar 89,6% sedangkan 10,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model antara lain yaitu kondisi iklim dan cuaca dan jenis varietas bunga potong krisan yang dibudidayakan. Berdasarkan uji F diketahui bahwa masukan luas lahan, pupuk kandang, pupuk Phonska, pupuk KNO 3, pupuk daun, bibit dan Tabel 3. pestisida secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi bunga potong krisan pada taraf kepercayaan 99% (Tabel 3). Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa masukan yang berpengaruh nyata terhadap produksi bunga potong krisan pada tingkat kepercayaan 95% yaitu pupuk kandang dan pupuk Phonska, sedangkan masukan bibit berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99%. Masukan yang berupa luas lahan, pupuk KNO 3, pupuk daun dan pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang. Pupuk kandang mempunyai hubungan positif dengan hasil produksi, nilai koefisien regresi sebesar 0,094 hal ini berarti setiap penambahan pupuk kandang dalam produksi bunga potong krisan sebesar 1% atau 23,70 kg, maka akan meningkatkan jumlah produksi sebesar 0,094% atau 18,71 tangkai. Pupuk kandang mempunyai fungsi yang sangat penting dalam produksi bunga potong krisan. Analisis Uji Keberartian Koefisien Regresi Penggunaan Masukan pada Produksi Bunga Potong Krisan November 2012-Februari 2013 di Kabupaten Semarang No. Variabel Koefisien regresi (bi) t hitung t tabel Sig. 1. Luas lahan -0,049 1,459 ns* 2,045 0, Pupuk kandang 0,094 2,774 *** 2,045 0, Pupuk Phonska 0,114 2,443 *** 2,045 0, Pupuk KNO 3 0,013 0,316 ns * 2,045 0, Pupuk daun 0,040 1,637 ns * 2,045 0, Bibit 0,670 5,246 *** 2,756 0, Insektisida 0,158 0,780 ns * 2,045 0,444 dimana, ** = berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%; *** = berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99%; ns = tidak berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95%

6 Menurut Puslitbanghort (2006), tanaman krisan akan tumbuh baik di tanah bertekstur liat berpasir dengan kerapatan jenis 0,2-0,8 g/cm 3, total porositas 50-75%, kandungan air 50-70%, kandungan udara dalam pori 10-20%, kandungan garam terlarut 1-1,25dS/m 2. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan penambahan pupuk kandang yang merupakan pupuk organik ke dalam media tumbuh tanaman krisan. Pupuk kandang merupakan pupuk dasar sebagai penyedia unsur makro dan mikro tanaman selain itu dengan adanya pupuk kandang akan memperbaiki tekstur tanah. Pupuk kandang berfungsi seperti spon karena mengandung unsur organik sehingga akan memperbaiki porositas tanah pada tanah liat berpasir. Selain itu kandungan bahan organik juga dapat berfungsi untuk mengikat air dalam tanah sehingga akan meningkatkan kandungan air tanah yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk Phonska mempunyai hubungan positif dengan hasil produksi, nilai koefisien regresi sebesar 0,114 hal ini berarti setiap penambahan pupuk Phonska dalam produksi bunga potong krisan sebesar 1% atau 0,803 kg, maka akan meningkatkan jumlah produksi sebesar 0,114% atau 22,69 tangkai. Salah satu unsur yang terdapat dalam pupuk Phonska yang dimanfaatkan oleh tanaman yaitu Fosfor. Menurut Puslitbanghort (2006) tanaman yang kekurangan unsur Fosfor akan menujukan gejala dengan perakaran dan batang yang lemah, kecil dan tidak berkembang sempurna. Penambahan pupuk Phonska akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil produksi bunga potong krisan, hal ini karena apabila kebutuhan tanaman akan Fosfor terpenuhi maka akar dan batang tanaman akan tumbuh dengan baik sehingga akan lebih kuat dan tidak mudah roboh, terlebih pada saat musim angin kencang, sehingga jumlah bunga potong yang rusak akibat roboh akan berkurang. Bibit mempunyai hubungan positif dengan hasil produksi, nilai koefisien regresi sebesar 0,670 hal ini berarti setiap penambahan bibit dalam produksi bunga potong krisan sebesar 1% atau 401,48 batang, maka akan meningkatkan jumlah produksi sebesar 0,670% atau 120,81 tangkai. Satu batang bibit akan menghasilkan satu tangai bunga potong, semakin banyak bibit yang ditanam maka akan semakin banyak juga hasil produksi yang dapat dipanen. Petani sebagai manusia ekonomi memiliki tujuan untuk mencari keuntungan maksimum, oleh sebab itu perlu diketahui apakah petani dalam menjalankan usahataninya sudah mencapai efisiensi ekonomi yang maksimum. Untuk mengetahui apakah petani bunga potong krisan di Kabupaten Semarang sudah mencapai keuntungan yang maksimum atau belum maka digunakan pendekatan efisiensi alokatif (allocative effeciency) (Tabel 4).

7 Tabel 4. Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan Masukan pada Produksi Bunga Potong Krisan November 2012-Februari 2013 di Kabupaten Semarang No. Masukan VMPx Px VMPx Px 1. Pupuk kandang 1.183,84 300,00 3,95 2. Pupuk Phonska , ,00 32,60 3. Bibit 498,22 150,00 3,32 dimana, VMPx = Value Marginal Product masukan x; Px = Harga masukan x Berdasarkan hasil analisis efisiensi alokatif menunjukkan bahwa penggunaan masukan produksi yang berupa pupuk kandang, pupuk Phonska dan bibit mempunyai nilai perbandingan Value Marginal Product (VMP) atau nilai produk marginal dengan harga masingmasing masukan adalah tidak sama dengan 1,00 (satu). Hal ini menunjukan bahwa petani krisan di Kabupaten Semarang belum mencapai keuntungan makimum. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan masukan pada produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang belum optimal. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis untuk mengetahui penggunaan masukan pada produksi bunga potong krisan yang optimal agar didapatkan keuntungan yang maksimal. Optimasi Penggunaan Masukan pada Produksi Bunga Potong Krisan di Kabupaten Semarang Penggunaan masukan pada produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang ternyata belum efisien atau belum optimum. Oleh sebab itu perlu diketahui kombinasi penggunaan masukan yang optimum. Untuk mengetahui kombinasi optimum penggunaan masukan digunakan pendekatan Least Cost Combination (LCC) dengan menentukan bibit sebagai masukan pembatas dapat dilihat pada Tabel 5. Masukan yang dijadikan pembatas adalah bibit, karena penggunaan bibit pada produksi krisan sudah berpedoman pada jarak tanam sehingga untuk menambah bibit yang akan ditanam maka harus menambah luas lahan untuk media pertanaman. Penambahan luas lahan sulit untuk dilakukan karena terbatasnya lahan yang digunakan untuk produksi bunga potong krisan. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 3 menujukkan bahwa untuk mencapai kondisi yang optimum, maka penggunaan pupuk kandang harus ditambah sebesar 445,84 kg dan penggunaan pupuk Phonska perlu ditambah sebesar 70,79 kg. Tabel 5. Rata-rata Penggunaan Masukan Kondisi Existing dan Kondisi Optimal dengan Masukan Pembatas Bibit ,43 Batang pada Produksi Bunga Potong Krisan November 2012-Februari 2013 di Kabupaten Semarang No. Masukan Kondisi Existing (kg) Optimum (kg) Agar mencapai optimum 1. Pupuk kandang 2.370, ,38 ditambah 445,84 kg 2. Pupuk Phonska 8,03 78,82 ditambah 70,79 kg

8 Biaya, Penerimaan, Keuntungan dan Efisiensi Usahatani pada Produksi Bunga Potong Krisan di Kabupaten Semarang Konsep biaya menghasilkan pada produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang (Tabel 6) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu biaya mengusahakan ditambah dengan biaya modal yang digunakan dalam produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang. Biaya mengusahakan terdiri dari biaya tenaga kerja (tenaga kerja dalam dan tenaga kerja luar), biaya sarana produksi, biaya sarana lain-lain dan biaya penyusutan. Bunga modal yang digunakan yaitu sebesar 10% per tahun sesuai dengan bunga modal Bank BRI yang berlaku di lokasi penelitian dan pada waktu penelitian berlangsung. Tenaga kerja yang digunakan dalam produksi bunga potong krisan terdiri dari tenaga kerja dalam atau keluarga dan tenaga kerja luar. Sarana produksi yang digunakan dalam produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang antara lain yaitu bibit krisan, pupuk kandang, pupuk NPK Mutiara, pupuk Phonska, pupuk KNO 3, pupuk daun, pestisida, karet dan kertas koran. Biaya bibit merupakan biaya yang paling besar yang harus dikeluarkan oleh petani. Pestisida terdiri dari insektisida dan fungisida, insektisida yang biasanya digunakan oleh petani yaitu Dusban sedangkan fungisida yaitu Cabrio. Biaya untuk sarana lain-lain yang harus dikeluarkan oleh petani antara lain yaitu biaya pajak tanah, biaya selametan, biaya pajak listrik dan biaya transportasi. Biaya penyusutan peralatan terdiri dari rumah lindung, instalasi lampu, instalasi air, pompa air, jaring penegak, pagar screen, cangkul dan gunting. Penerimaan merupakan hasil kali dari hasil produksi dengan harga per satuan. Rata-rata penerimaan pada produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada Tabel 7. Bunga potong krisan dijual per ikat dimana satu ikat terdiri dari 10 tangkai bunga potong krisan. Hasil produksi bunga potong krisan tidak hanya dijual di wilayah Semarang, akan tetapi sudah dijual ke daerah lain seperti Surabaya, Surakarta, Yogyakarta dan sebagian ke Jakarta. Tabel 6. Rata-rata Biaya Menghasilkan pada Produksi Bunga Potong Krisan November 2012-Februari 2013 di Kabupaten Semarang No Biaya Biaya/UT (Rp) Biaya/1.000m 2 (Rp) Persentase (%) 1. Biaya Mengusahakan a. Tenaga kerja , ,29 7,94 b. Sarana produksi , ,76 62,16 c. Sarana lain-lain , ,90 3,20 d. Penyusutan , ,15 10,44 Jumlah , ,10 2. Bunga modal 10% , ,05 16,27 Jumlah Total , ,15 100,00

9 8 Tabel 7. Rata-rata Penerimaan pada Produksi Bunga Potong Krisan November Februari 2013 di Kabupaten Semarang Keterangan Per Usahatani Per m 2 Produksi (tangkai) , ,16 Harga (Rp/tangkai) 1.500, ,00 Penerimaan (Rp) , ,06 Rata-rata harga jual bunga potong krisan di Kabupaten Semarang di tingkat petani yaitu Rp1.500,00. Harga bunga potong krisan berfluktuasi tergantung dari banyak sedikitnya permintaan. Tantangan bagi petani krisan disini adalah berapapun harga jual bunga potong krisan pada saat itu apabila sudah saatnya untuk panen maka petani harus mau menghargai hasil produksinya sesuai dengan harga pada saat itu juga, karena bunga potong krisan tidak dapat ditunda waktu panennya untuk menunggu harga yang sesuai dengan harapan petani Keuntungan didapat dari penerimaan dikurangi biaya menghasilkan pada produksi bunga potong krisan, sedangkan efisiensi usahatani merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya pada produksi bunga potong krisan. Ratarata keuntungan dan efisiensi usahatani pada produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang dapat dilihat pada Tabel 6. Keuntungan pada produksi bunga potong krisan ini cukup tinggi, hal Tabel 8. inilah yang menjadi alasan mulai banyaknya petani yang beralih dari memproduksi sayuran atau padi menjadi bunga potong krisan. Namun, banyak juga petani yang tidak ingin memproduksi bunga potong krisan karena harus menggunakan modal yang besar, selain itu resiko kerugian dalam produksi bunga potong krisan ini juga sangat besar. Beberapa resiko yang harus dihadapi oleh petani antara lain yaitu adanya kendala alam berupa angin kencang, hama penyakit yang menyerang tanaman dan rendahnya harga jual bunga potong krisan pada waktu tertentu. Kendala alam yang berupa angin kencang adalah kendala yang dapat menyebabkan kerugian paling besar, angin kencang dengan intensitas yang tinggi dapat menyebabkan robohnya rumah lindung sehingga akan merusak tanaman bunga potong krisan, selain itu petani juga harus mengelokasikan dana yang tidak sedikit untuk memperbaiki rumah lindung tersebut, sampai saat ini belum ada solusi yang tepat untuk mengatasi kendala alam ini. Keuntungan pada Produksi Bunga Potong Krisan November 2012-Februari 2013 di Kabupaten Semarang Keterangan Per Usahatani Per 1.000m 2 Penerimaan (Rp) , ,06 Biaya menghasilkan (Rp) , ,15 Keuntungan (Rp) , ,91 Efisiensi Usahatani 2,15 2,15

10 Efisiensi usahatani merupakan perbandingan antara penerimaan dengan biaya menghasilkan. Efisiensi usahatani bunga potong krisan di Kabupaten Semarang yaitu sebesar 2,15, nilai ini menunjukkan bahwa biaya yang dikorbankan oleh petani sebesar Rp1,00 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp2,15. Produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang sudah mencapai efisiensi usahatani dengan nilai R/C ratio yaitu 2,15. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Masukan yang berpengaruh terhadap hasil produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang yaitu berupa pupuk kandang, pupuk Phonska dan bibit, sedangkan masukan yang berupa luas lahan, tenaga kerja, pupuk NPK Mutiara, pupuk KNO 3, pupuk daun dan pestisida tidak berpengaruh terhadap hasil produksi bunga potong krisan. Masukan yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap hasil produksi bunga potong krisan yaitu berupa bibit. Untuk mencapai tingkat optimum pada kombinasi penggunaan bibit sebesar ,43 batang pada produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang, maka penggunaan pupuk kandang yaitu sebesar 2.816,38 kg dan penggunaan pupuk Phonska sebesar 78,82 kg. Biaya menghasilkan pada produksi bunga potong krisan di Kabupaten Semarang yaitu sebesar Rp ,15/ 1.000m 2 / MT dan penerimaan yaitu Rp ,06 /1.000m 2 /MT, sehingga keuntungan yang didapat oleh petani yaitu Rp ,91/1.000m 2 /MT. Saran Bagi petani, petani dalam mengalokasikan sumberdayanya yang terbatas sebaiknya lebih mengutamakan untuk masukan yang berpengaruh terhadap hasil produksi bunga potong krisan yaitu bibit, pupuk kandang dan pupuk Phonska. Penambahan masukan bibit dapat dilakukan apabila ada penambahan luas lahan atau memperkecil jarak tanam. Untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimum, dalam penggunaan bibit sebesar ,43 batang maka sebaiknya petani menggunakan pupuk kandang sebesar 2.816,38 kg dan pupuk Phonska sebesar 78,82 kg. Petani agar lebih memperluas jaringan pemasaran bunga potong krisan dengan menjalin lebih banyak hubungan kerjasama dengan florist yang merupakan konsumen terbesar bunga potong krisan, sehingga akan meningkatkan permintaan akan bunga potong krisan. Bagi Pemerintah, pemerintah selaku pembuat kebijakan dan peraturan sebaiknya menetapkan standar baku dosis atau anjuran dalam penggunaan masukan dalam produksi bunga potong krisan berdasarkan hasil penelitian ini, agar petani mempunyai pedoman yang benar dalam menetukan jumlah masukan yang digunakan dan dalam teknis budidaya bunga potong krisan. Bunga Potong Krisan merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Semarang, dari segi usahataninya produksi bunga potong krisan sudah menguntungkan dan efisien sehingga perlu sosialisasi dari pemerintah setempat untuk lebih meningkatkan motivasi petani dalam mengusahakan bunga potong krisan dengan cara melakukan penyuluhan, mengirimkan petani krisan untuk

11 studi banding ke petani krisan dari daerah lain dan memberikan kemudahan petani untuk mengakses permodalan dalam bentuk pinjaman dengan bunga yang rendah serta syarat jaminan yang mudah. Pemerintah sebaiknya lebih mempromosikan daerah sentra bunga potong krisan di Kabupaten Semarang agar dapat menarik stakeholder dan wisatawan sehingga juga akan meningkatkan permintaan akan bunga potong khususnya bunga potong krisan salah satunya dengan media promosi berupa baliho ataupun mengadakan pameran. Menyediakan tanah terlantar atau tanah tidur untuk bisa digunakan petani untuk menanam bunga potong krisan, sehingga areal luas lahan untuk bunga potong krisan meningkat Kementrian Pertanian Rencana Strategis Kementrian Pertanian Tahun Kementrian Pertanian. Jakarta. Puslitbanghort Budidaya Krisan Bunga Potong : Prosedur Sistem Produksi. Horticultural Research Cooperation between Indinesia and the Netherlands (HORTIN). Jakarta. Rahim dan Hastuti Ekonomika Pertanian (Pengantar, Teori dan Kasus). Jakarta : Penebar Swadaya. Setiawan dan Dwi Endah Kusrini Ekonometrika. Yogyakarta : Penerbit Andi. Soekartawi Analisis Usahatani. Jakarta : UI Press. DAFTAR PUSTAKA BPS Produksi Bunga Potong di Indonesia Periode Diakses 11 Januari Dinas Pertanian Kabupaten Semarang Keragaan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Krisan di Kabupaten Semarang Tahun 2008 sampai dengan Dinas Pertanian Kabupaten Semarang. Semarang. Ghebremariam, GF Ortmann dan IV Nsahlai A Production Function Analysis of Commercial Dairy Farms in The Highland of Eritra Using Ridge Regression. Journal of Agrekon Vol 45 No. 2 June 2006.

OPTIMASI PENGGUNAAN MASUKAN PADA PRODUKSI BUNGA POTONG KRISAN (Crysanthemum sp.) DI KABUPATEN SEMARANG

OPTIMASI PENGGUNAAN MASUKAN PADA PRODUKSI BUNGA POTONG KRISAN (Crysanthemum sp.) DI KABUPATEN SEMARANG OPTIMASI PENGGUNAAN MASUKAN PADA PRODUKSI BUNGA POTONG KRISAN (Crysanthemum sp.) DI KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Oleh: Tri Puji Astuti H 0809107 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI DESA TUKO KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI DESA TUKO KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI VARIETAS GROBOGAN DI DESA TUKO KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO 71 Buana Sains Vol 11 No 1: 71-76, 2011 KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Ana Arifatus Sa diyah dan Rikawanto Eko Muljawan PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI MELON DI KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI MELON DI KABUPATEN SRAGEN ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI MELON DI KABUPATEN SRAGEN Wahyu Tri Kusumasari, Joko Sutrisno, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun) ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun) Monika M.S.Hutagalung 1), Luhut Sihombing 2) dan Thomson Sebayang 3) 1) Alumni Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Faktor Produksi Dan Efisiensi Alokatif Usahatani Bayam (Amarathus Sp) Di Kota Bengkulu. Fithri Mufriantie*, Anton Feriady*

Analisis Faktor Produksi Dan Efisiensi Alokatif Usahatani Bayam (Amarathus Sp) Di Kota Bengkulu. Fithri Mufriantie*, Anton Feriady* Analisis Faktor Produksi Dan si Alokatif Usahatani Bayam (Amarathus Sp) Di Kota Bengkulu Fithri Mufriantie*, Anton Feriady* Abstract The purpose of this study is (1) determine the faktors that affect farm

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU Gibson F. Ginting, Hiras M.L. Tobing dan Thomson Sebayang 085372067505, franseda19@rocketmail.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA

EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI. Oleh : YULIANA EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Oleh : YULIANA PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

3-5kg/batang sehingga menghasilkan buah yang lebih baik mutunya.

3-5kg/batang sehingga menghasilkan buah yang lebih baik mutunya. usahatani pepaya MJ9. Sedangkan faktor produksi tenaga kerja dan pupuk phonska secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani pepaya MJ9 di Desa Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALYSIS EFFECT OF INPUT PRODUCTION FOR CASSAVA FARMING IN SUKASARI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis adalah metode penelitian yang berpusat pada pemecahan masalah masalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI STROBERI DI DESA DOLAT RAYAT KECAMATAN DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI STROBERI DI DESA DOLAT RAYAT KECAMATAN DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI STROBERI DI DESA DOLAT RAYAT KECAMATAN DOLAT RAYAT KABUPATEN KARO ANALYSIS OF ECONOMIC EFFICIENCY USING OF PRODUCTION FACTORS ON STRAWBERRY

Lebih terperinci

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO J. Agroland 17 (3) :233-240, Desember 2010 ISSN : 0854 641 EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO Production Factor Efficiency and Income

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU 30 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU (Manihot esculenta) DI DESA PUNGGELAN KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA Supriyatno 1), Pujiharto 2), dan Sulistyani

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Disusun Oleh: ISTIANA F0108156 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN Agricola, Vol 4 (1), Maret 2014, 1-7 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) Surel: untari_83@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Tani Bersama Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan Desy Issana Sari 1, Yudi Ferrianta 2, dan Rifiana 2 1 Alumni Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Merode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu penelitian yang merumuskan diri pada pemecahan masalah yang ada

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHATANI PADI BERAS MERAH DI LAHAN KERING KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHATANI PADI BERAS MERAH DI LAHAN KERING KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHATANI PADI BERAS MERAH DI LAHAN KERING KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI Ida purwanti, Mohd Harisudin, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis Universitas Sebelas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang... FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) (Studi Kasus Pada Gapoktan Nusa Bhakti Desa Adinuso Kecamatan Reban Kabupaten Batang) Umi Faidah, Endah Subekti, Shofia

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) Hans Putra Panggabean*),HM. Mozart B. Darus **), Thomson Sebayang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN David Hismanta Depari *), Salmiah **) dan Sinar Indra Kesuma **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi

BAB III METODE PENELITIAN. faktor produksi yang kurang tepat dan efisien. Penggunaan faktor produksi 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Produktivitas usahatani padi dapat mengalami peningkatan maupun penurunan jumlah produksi. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh penggunaan faktor produksi

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU AGRISE Volume XIII No.2 Bulan Mei 2013 ISSN: 1412-1425 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L.) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU (ALLOCATIVE EFFICIENCY

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013 ANALISIS EFISIENSI USAHATANI KUBIS (Brassica oleracea) DI DESA SUKOMAKMUR KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG Rini Utami Sari, Istiko Agus Wicaksono dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Vifi Nurul C, M. Muslich Mustadjab, Fahriyah * Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. *

Vifi Nurul C, M. Muslich Mustadjab, Fahriyah * Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. * Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA) Volume 2, Nomor 1 (2018): 10-18 ISSN: 2614-4670 (p), ISSN: 2598-8174 (e) ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI JURNAL. Oleh MOHAMMAD SHOIMUS SHOLEH

NASKAH PUBLIKASI JURNAL. Oleh MOHAMMAD SHOIMUS SHOLEH NASKAH PUBLIKASI JURNAL ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI WORTEL (Daucus carota L) DI KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU ANALYSIS ALLOCATIVE EFFICIENCY OF PRODUCTION FACTORS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JANGGELAN DI KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JANGGELAN DI KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN WONOGIRI ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI JANGGELAN DI KECAMATAN KARANGTENGAH KABUPATEN WONOGIRI Jesica Theresia 1), Erlyna Wida Riptanti 1), Susi Wuri Ani 1) Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Jurnal Ilmiah AgrIBA No2 Edisi September Tahun 2014 ANALISIS PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI PADI DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR Oleh : Siska Alfiati Dosen PNSD dpk STIPER Sriwigama Palembang

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN (Studi Kasus : Kota Tanjung Balai) Debbie Febrina Manurung, * Thomson Sebayang ** Dan Hasman Hasyim ** *) Alumni Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3)

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3) EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR SEPA : Vol. 13 No.1 September 2016 : 48 52 ISSN : 1829-9946 EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR Arya Senna Putra, Nuning Setyowati, Susi Wuri Ani Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI J. Agroland 21 (1) : 37-44, April 2014 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407-7607 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI JAGUNG MANIS DI DESA MAKU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of Production

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Di Indonesia, tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentrum produksi jagung di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 1 (2) : 185-191, Juni 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Input Efficiency Analysis

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI MENTIMUN DI KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI ANDRI JUSTIANUS SIMATUPANG NPM ABSTRAK Mentimun merupakan sayuran yang banyak digemari

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur pikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup teori produksi, konsep efisiensi,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KUBIS DI KABUPATEN KARANGANYAR. Program Studi Agribisnis

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KUBIS DI KABUPATEN KARANGANYAR. Program Studi Agribisnis NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KUBIS DI KABUPATEN KARANGANYAR Program Studi Agribisnis Oleh : Riana Dewi Kusumaningsih H 0808041 FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus Vulgaris, Scard) DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU. By :

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus Vulgaris, Scard) DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU. By : ANALISIS FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI SEMANGKA (Citrullus Vulgaris, Scard) DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU By : Reni Ismawati, Cepriadi, Roza Yulida Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah keriting ini dilakukan di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI Hesty Suryanti, Minar Ferichani, dan Suprapto Program Studi Agribisnis Universitas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat yaitu Desa Purwasari. Pemilihan Kabupaten Bogor dipilih secara

Lebih terperinci

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG (Studi Kasus: Desa Lau Bekeri, Kecamatan Kuta Limbaru, Kabupaten Deli Serdang) Amanda Rizka Nabilla *), Rahmanta Ginting **) dan Sinar

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1. ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH. (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH. (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK BERSUBSIDI PADA TANAMAN PADI SAWAH (Studi Kasus: Desa Melati II, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) Joan Octrani Siallagan, Diana Chalil, M. Jufri Program

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan

Lebih terperinci

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN BIAYA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA TANI TEMBAKAU KASTURI, PADI DAN JAGUNG TRHADAP TOTAL PENDAPATAN USAHA TANI KELUARGA ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Abstract PENDAHULUAN

PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Abstract PENDAHULUAN PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Muzalifah, Nana Danapriatna, Is Zunaini Nursinah Abstract This study aims to determine the factors that affect the amount of production

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KUBIS DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KUBIS DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO 103 Buana Sains Vol 11 No 2: 103-108, 2011 KAJIAN EKONOMI USAHATANI KUBIS DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO Ana Arifatus Sa diyah dan Rikawanto Eko Muljawan PS. Agribisnis, Fak. Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS LAHAN DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI BERDASARKAN KELEMBAGAAN LAHAN DI DUKUH SRIBIT LOR DESA SRIBIT KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN Skripsi Untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC EFFICIENCY ANALYSIS OF RICE FARMING PRODUCTION FACTORS IN KARANGANYAR REGENCY) Respikasari* ),

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO Kuncoro Wahyu Tri Utomo, Agustono, Suprapto Program Studi Agribisnis Fakultas tanian Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, 44 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, mencakup: Usahatani

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 DAMPAK PROGRAM MINAPOLITAN TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI RUMPUT LAUT (STUDI KASUS DI KECAMATAN TINANGGEA KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI

Lebih terperinci

Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah (Capsicum annum) di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah (Capsicum annum) di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan Jurnal Ilmiah ESAI Volume 5, Nomor 3, Juli 2011 ISSN No. 1978-6034 Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah (Capsicum annum) di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan The Red Chili

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan

Lebih terperinci

Agros Vol.15 No.1, Januari 2013: ISSN

Agros Vol.15 No.1, Januari 2013: ISSN Agros Vol.15 No.1, Januari 2013: 111-122 ISSN 1411-0172 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN MINGGIR KABUPATEN SLEMAN REVENUE ANALYSIS AND EFFICIENCY FARMING RED CHILLI

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO Wiwit Rahayu dan Erlyna Wida Riptanti Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agrobinis FP UNS ABSTRACT

Lebih terperinci

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

33 ZIRAA AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman ISSN

33 ZIRAA AH, Volume 37 Nomor 2, Juni 2013 Halaman ISSN 33 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI KETIMUN DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH (Factors Affecting Production of Cucumber in Hulu Sungai Tengah Regency) Arief Hidayatullah Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Guama, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan)

Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Guama, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan) Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Guama, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan) NI MADE AYU CITRA LAKSMI I KETUT SUAMBA I G.A.A AMBARAWATI Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KAKAO DI SULAWESI TENGGARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KAKAO DI SULAWESI TENGGARA DEWI SAHARA, DAHYA DAN AMIRUDDIN SYAM 1) Balai Pengkajian Teknologi Sulawesi Tenggara ABSTRACT Cocoa is Southeast

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO Kiki Diantoro 1, M. Sunarsih 2, Djoko Soejono 3 1) Alumni Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 5 (1) : 111-118, Februari 2017 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA The Analysis of Production

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN digilib.uns.ac.id ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu. 37 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI J. Agroland 22 (2) : 147-153, Agustus 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Analysis Of

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN PASIR DESA KERTOJAYAN KECAMATAN GRABAG KABUPATEN PURWOREJO Diah Setyorini, Uswatun Hasanah dan Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Pacung Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Pacung Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) Analisis Efisiensi Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus di Subak Pacung Babakan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) I GUSTI AYU CHINTYA DEWI I KETUT SUAMBA I G.A.A AMBARAWATI Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG e-j. Agrotekbis 2 (5) : 533-538, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Analysis of

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA 6.1. Analisis Fungsi Produksi Model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi Cobb- Douglas. Faktor-faktor produksi yang diduga

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KABUPATEN TAPANULI UTARA (Studi Kasus: Desa Banuaji IV, Kecamatan Adiankoting) ABSTRAK

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KABUPATEN TAPANULI UTARA (Studi Kasus: Desa Banuaji IV, Kecamatan Adiankoting) ABSTRAK ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI KABUPATEN TAPANULI UTARA (Studi Kasus: Desa Banuaji IV, Kecamatan Adiankoting) 1) Liska Simamora, 2) Thomson Sebayang, 3) Asmi Tiurland Hutajulu

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK 1 ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK FARMING ANALYSIS OF PADDY IN KEMUNINGMUDA VILLAGE BUNGARAYA SUB DISTRICT SIAK REGENCY Sopan Sujeri 1), Evy Maharani

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR (ECONOMIC ANALISIS EFISIENSI EKONOMI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tugu Kelapa Dua Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan memilih Kelompok Tani Maju Bersama sebagai responden.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

Analisis Optimasi Input Produksi Jagung di Desa Waimangurah, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya

Analisis Optimasi Input Produksi Jagung di Desa Waimangurah, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya Analisis Optimasi Input Produksi Jagung di Desa Waimangurah, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya JENETE PRISKILA MANGNGI, I DEWA GEDE AGUNG, NI WAYAN PUTU ARTINI Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least

VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU. model fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penduga metode Ordinary Least VIII. ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU 8.1. Pendugaan dan Pengujian Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi dapat dimodelkan ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang optimasi penggunaan input produksi telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain, seperti pada tanaman bawang merah dan kubis.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian survai dan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini akan dijadikan instrumen pengambilan data primer yang berisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996),

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Bachtiar Rivai (1980) yang dikutip oleh Hernanto (1996), III. KERANGKA PEMIKIRAN 3. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.. Konsep Usahatani Menurut Bachtiar Rivai (980) yang dikutip oleh Hernanto (996), mengatakan bahwa usahatani merupakan sebuah organisasi dari alam,

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN Fitri Dian Purnamasari, Sutarto, Agung Wibowo Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON

ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON ABSTRAK ANALISIS EKONOMI USAHATANI DAN TINGKAT EFISIENSI PENCURAHAN TENAGA KERJA PADA USAHATANI MELON Jones T. Simatupang Dosen Kopertis Wilayah I dpk Fakultas Pertanian Universitas Methodist Indonesia,

Lebih terperinci

ABSTRACT PENDAHULUAN ENI ISTIYANTI 1), USWATUN KHASANAH 2), ARIFAH ANJARWATI 2)

ABSTRACT PENDAHULUAN ENI ISTIYANTI 1), USWATUN KHASANAH 2), ARIFAH ANJARWATI 2) ENI ISTIYANTI 1), USWATUN KHASANAH 2), ARIFAH ANJARWATI 2) 1) Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2) Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Purworejo; Email : eniistiyanti@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG P R O S I D I N G 345 ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA PETUNGSEWU, KECAMATAN DAU, KABUPATEN MALANG Bagus Andriatno Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI KAKAO DI DESA KAWENDE KECAMATAN POSO PESISIR UTARA KABUPATEN POSO

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI KAKAO DI DESA KAWENDE KECAMATAN POSO PESISIR UTARA KABUPATEN POSO e-j. Agrotekbis 3 (2) : 222-230, April 2015 ISSN : 2338-3011 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI KAKAO DI DESA KAWENDE KECAMATAN POSO PESISIR UTARA KABUPATEN POSO Analysis of Efficiency

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO 1 Erryka Aprilia Putri, 2 Anik Suwandari & 2 Julian Adam Ridjal 1 Mahasiswa,Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian

Lebih terperinci