kata kunci : minat belajar, peran ibu
|
|
- Doddy Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Peningkatan Peran Ibu dalam Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa di SMA Islam Lumajang Siti Wahyuli 1 Abstrak :Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak-anak. peranan orangtua khususnya ibu sebagai pembimbing belajar di rumah bagi anak-anaknya sangatlah diharapkan. Menumbuh-kembangkan minat belajar anak dirasakan kurang jika hanya diserahkan kepada sekolah. Di SMA Islam minat belajar siswa masih relatif rendah. Upaya untuk menumbuh-kembangkan minat belajar sangat diperlukan. Untuk itu peningkatan kerja sama sekolah dengan orangtua perlu dimaksimalkan. Memperhatikan latar belakang tersebut maka tujuan penelitian adalah ingin mengetahui efektifitas menumbuh-kembangkan minat belajar siswa melalui peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah. Hasil analisis data melalui statistiak dapat disimpulkan bahwa peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah cukup efektif dalam menumbukan minat belajar anak di SMA Islam Lumajang. kata kunci : minat belajar, peran ibu Pendahuluan Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak-anak. Orangtua memiliki peran sebagai pendidik, pembimbing dan pelindung bagi anak-anaknya sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepribadiannya. Bersamaan dengan proses perkembangan anak-anak, diharapkan orangtua bisa meletakkan landasan pembentukkan watak, kepribadian, penanaman dan pengenalan agama dan budi pekerti serta dasar pergaulan. Untuk itu peranan orangtua khususnya ibu dalam proses sosialisasi maupun pendidikan anakanaknya di dalam lingkungan keluarga diharapkan mampu menciptakan kondisi yang kondusif dengan sentuhansentuhan kasih sayang sehingga anakanak merasakan terpenuhi kebutuhannya secara baik sesuai dengan kemampuan anak itu sendiri. Lebih fokus, peran ibu diharapkan bisa mengembangkan sikap demokratis sehingga salah satu dari anggota keluarga terutama orangtua tidak selalu ingin menang sendiri. Jadi kehadiran dan peran positip orangtua terutama dalam proses belajar anak sangat dibutuhkan. Dengan demikian anak-anak bisa mengembangkan belajar dengan cara belajarnya sendiri. Aspekaspek bimbingan belajar yang ada hendaknya dapat dilaksanakan oleh seorang ibu sesuai dengan kemampuan yang ada. Baik berkenaan dengan penyediaan sarana prasarana belajar, pengawasan maupun motivasi belajar. Jadi, seorang ibu mempunyai peran dalam proses membelajarkan siswa dan bisa menyadari bahwa untuk proses pembelajaran anak tidak hanya diserahkan atau menjadi tugas sekolah sepenuhnya. Pada gilirannya anak-anak mampu menumbuhkan dan mengembangkan minat belajarnya secara optimal. Tugas pendidikan dalam arti mendidik tidak hanya dibebankan kepada sekolah tetapi seorang ibu memiliki peran dan tugas jika boleh dikatakan sama dengan seorang guru di sekolah khususnya memberikan bimbingan belajar dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar. Di SMA Islam Lumajang, khususnya latar belakang pendidikan walimurid/orangtua khususnya ibu ratarata di bawah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Dalam kaitannya dengan kegiatan bimbingan belajar yang diperankan di dalam rumah tangga kepada para anaknya, tentunya memilki pengaruh terhadap minat belajar. Sementara minat belajar anak-anak di sekolah rata-rata kurang didukung minat belajar yang tinggi. Sehingga dalam hal 1 Konselor pada SMA Islam Lumajang
2 2 ini diperlukan kerja sama yang optimal antara sekolah dengan keluarga sebagai upaya menumbuh-kembangkan minat belajar. Bertolak dari kondisi tersebut memunculkan persoalan yang dapat dirumuskan yaitu apakah peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah dapat menumbuh-kembangkan minat belajar siswa di SMA Islam Lumajang?. Dari berbagai pengertian tentang peranan dapat disimpulkan bahwa bukan dari keseluruhan tugas utama melainkan bagian dari tugas utama. Bagian dari tugas utama tersebut di antaranya tugas seseorang dalam melaksanakan tugas tertentu. Berkenaan dengan pengertian peranan ibu adalah bagian tugas ibu dari tugas pokok atau tugas utama yang harus dikerjakan. Bagian tugas yang dimaksud kaitannya dengan minat belajar anak adalah tugas ibu membimbing belajar anak agar ia dapat menumbuhkembangkan minat terhadap belajar. Belajar anak yang dimaksud adalah kegiatan belajar yang dialami anak di sekolah untuk dipelajari di rumah atau di luar rumah. Dalam perdaban modern wanita mempunyai peranan ganda yaitu sebagai kodrati juga dapat mengerjakan pekerjaan kaum pria. Berarti wanita duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi dengan kaum pria. Jadi harus diakui dalam hal tertentu terdapat tugas khusus yang bersifat fitri yang hanya dapat dikerjakan kaum wanita. Hal ini sesuai dengan pendapat Rohayah (1993:34) yaitu : "Justru keberhasilan wanita karena peran gandanya yang antara lain : (a) Peranan sebagai istri; (b) Peranan sebagai ibu rumah tangga; (c) Peranan sebagai penerus/keturunan; (d) Peranan sebagai pendidik anaknya; (e) Peranan sebagai pembimbing anaknya; (f) Peranan sebagai warga masyarakat; (g) Peranan sebagai wanita karier; (h) Peranan sebagai partisipasi pembangunan. Memahami uraian di atas cukup jelas bahwa seorang ibu mempunyai peranan ganda. Masingmasing mempunyai tujuan yang berbeda. Namun secara umum tujuan peranan ibu pada masa sekarang ini sebagaiman disampaikan oleh Lestari (1992:25) yaitu : (a) Menjadikan anak yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) Mewujudkan keluarga sehat jasmani dan rohani; (c) Mewujudkan keluarga yang sejahtera dan bahagia; (d) Mendidik dan membimbing anak sesuai dengan perkembangan biologis dan psikologis agar menjadi dewasa; (e) Mengembangkan anak/remaja/ pemuda dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Memperhatikan tujuan tersebut di antaranya mengembangkan anak yakni dapat diimplikasikan salah satunya adalah kegiatan belajar khususnya pada usia sekolah sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan sosial untuk mencapai kedewasaan lahir dan batin. Untuk mencapai kedewasaan tersebut akan melalui proses pembelajaran. Agar anak dalam proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal tentunya harus disertai motivasi dan minat terhadap belajar. Di rumah hal tersebut menjadi salah satu tugas seorang ibu dalam memerankan diri sebagai pembimbing belajar di rumah. Minat Belajar Banyak ahli psikologi dan bimbingan konseling mengemukakan batasan minat. Di anataranya Anwar Kasim mengungkapkan (1994:13) bahwa minat sebagai salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi belajar merupakan kegiatan yang menyenangkan dan memberikan kepuasan untuk dilakukan serta. Sependapat pendapat tersebut dikemukakan bahwa minat belajar juga dapat diartikan sebagai perasaan suka yang sangat tinggi dalam proses belajar di sekolah. ( Lailatul M, dkk; 2010:86). Dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan aktivitas mental yang mempengaruhi seseorang menjadi ingin dan senang belajar sehingga ia lakukan kegiatan tersebut dengan tekun, giat dengan rasa senang sampai termotivasi untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dan kegiatan belajar itu dapat dilakukan di sekolah, di rumah maupun di luar dua tempat itu.
3 3 Pada dasarnya minat siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa ( intern ) dan dari luar diri siswa (ekstern ). Kedua faktor tersebut dapat mempengaruhi psikologis siswa sehingga dapat menumbuhkan minat belajarnya karena adanya stimulan yang merangsang dirinya. Kaitannya dengan orangtua utamanya ibu di dalam keluarga adalah sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari upaya-upaya yang dapat dilakukan agar anak-anaknya dapat termotivasi untuk belajar secara baik. Lebih berkembang lagi ia mampu menumbuh-kembangkan minat belajarnya. Seorang ibu yang dalam hal ini sebagai faktor eksternal yang dapat memberikan pengaruh terhadap minat belajar anak hendaknya dapat memerankan diri secara baik sebagai pembimbing belajar dalam keluarga. Walaupun realatinya seorang ibu rumah tangga harus melakukan pekerjaanpekerjaan lain seperti yang dikerjakan kaum pria. Kapan masing-masing itu dapat diperankan secara baik tentunya seorang ibu harus bisa membedakan masalah yang dihadapi. Sehingga keluarga itu benar-benar menjadi tempat untuk pendidikan dan membimbing anak-anaknya sebagaimana diungkapkan oleh Simanhadi Widyaprakosa (1982:37) bahwa : Pada dasarnya orangtua adalah sebagai pendidik bahkan mempunyai kedudukan yang sama dengan pendidikan di sekolah. Melalui peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah, keluarga menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak dalam proses pembelajaran dirinya. Dengan begitu keluarga ( orangtua ) mempunyai tugas sebagaimana layaknya seorang pendidik. Ibu sebagai pembimbing belajar anak-anaknya agar mereka menjadi anak yang memiliki motivasi dan minat belajar yang tinggi. Namun demikian tidak semua ibu rumah tangga dapat menjadi stimulan dalam menumbuh-kembangkan minat belajar anak-anaknya. Hal ini disebabkan banyaknya ibu belum mengetahui caracara sebagai stimulan dalam menumbuhkembangkan minat belajar. Selain didukung oleh latar belakang pendidikan yang rendah dan kondisi ekonomi yang pas-pasan maka kondisi tersebut semakin mempersempit bagaimana cara menjadi stimulan yang baik bagi anak-anaknya. Minimal diharapkan kepada seorang ibu dapat mengarahkan belajar mungkin melalui les privat, kursus, belajar kelompok dan sebagainya atau meningkatkan hubungan atau kerja sama dengan sekolah misalnya selalu menanyakan perkembangan belajarnya. Faktor-faktor pendorong minat belajar pada intinya ada dua yaitu faktor yang berasal dari dalam diri anak dan dari luar diri anak. Faktor yang berasal dari diri anak di antaranya adalah (a) Cita-cita, anak yang memiliki cita-cita misalnya ingin menjadi juara di sekolahnya, maka ia akan terdorong untuk melakukan kegiatan belajar. Sebab untuk mencapai cita-citanya hanya melalui belajar; (b) Faktor Kebutuhan, yaitu adanya kebutuhan memunculkan keinginan untuk melakukan apa yang diinginkan; (c) Pengetahuan yang dimiliki. Mengetahui pengetahuan yang dimilikinya berarti mengetahui kemajuan atau kemunduran yang dialami. Hal ini bisa menjadi pendorong untuk memenuhi keinginannya dan melakukan semaksimal mungkin. Oleh karena itu penting sekali adanya evaluasi terhadap seluruh kegiatan anak secara kontinyu yang hasilnya akan disampaikan. Namun demikian apabila anak itu merasa puas atau enggan untuk lebih meningkatkan yang telah diperoleh atau karena kegagalan yang dialami tidak menutup kemungkinan pengetahuan yang ada pada dirinya mengalami kemunduran. Sedangkan faktor yang muncul di luar dirinya adalah (a) Faktor keluarga, yaitu keluarga utamanya orangtua hendaknya bisa membimbing belajar anak-anak, hubungan antar anggota keluarga, kondisi ekonomi keluarga; (b) Faktor pendidikan, yakni guru dalam menggunakan pendekatan, model dan strategi pembelajaran, hubungan antarwarga sekolah, kurikulum, disiplin sekolah termasuk tersedianya sarana dan
4 4 prasarana belajar di sekolah; (c) faktor masyarakat, yakni masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi perkembangan anak termasuk menumbuh-kembangkan minat belajar. Faktor-faktor di dalam masyarakat yang dapat minat belajar di antaranya keberadaan kemajuan teknologi seperti HP., iternet, TV., faktor pergaulan, mass media dan kebiasaan sosial masyarakat di sekitar keluarga anak. Faktor-faktor tersebut oleh orangtua khususnya ibu, hendaknya dapat merespon unsur-unsur tersebut, dievaluasi dan diklasifikasi unsur-unsur mana yang sekiranya dapat dimanfaatkan untuk mempengaruhi minat belajar anak. Metode Rancangan penelitian adalah penelitian eksperimen sampel dengan menggunakan desain faktorial ( 2x2 ). Subyek penelitian adalah SMA Islam Lumajang dengan sampel siswa kelas X. Dari tiga kelas yang ada diambil sampel uantk masing-masing kelas 21, 22 dan 21 orang. Desain eksperimen sebagai berikut : X Y X 1 X 2 Y 1 X 1 Y 1 X1Y 2 Y 2 X 2 Y 1 X 2 Y 2 Keterangan : X 1 : Kelompok peran ibu baik X 2 : Kelompok peran ibu kurang Y 1 : Kelompok minat belajar baik Y 2 : Kelompok minat belajar kurang Pengambilan data menggunakan angket dan observasi berkenaan dengan peran ibu sebagai pembimbing belajar dan minat belajar siswa. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan statistik dengan rumus Chi Kuadrat ( 2 ) dan dilanjutkan dengan rumus Koefisien Kontingensi (KK). Tujuan menggunakan rumus Chi Kuadrat untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh antara dua variabel yang akan diukur. Rumus Koefisien Kontingensi ( KK ) untuk mengetahui tingkat pengaruh antara dua variabel tersebut. Untuk pengambilan kesimpulan menggunakan kriteria : 1. Jika Chi Kuadrat Hitung < Chi Kuadrat Tabel, maka Ho diterima. 2. Jika Chi Kuadrat Hitung > Chi Kuadrat Tabel, maka Ho ditolak Hasil dan Pembahasan Hasil Data yang telah dikumpulkan lebih lanjut diklasifikasi untuk selanjutnya dimasukkan dalam tabel persiapan analisis data. Tujuannya untuk memperoleh angka-angka yang harus dimasukkan dalam rumus untuk analisis data. Tabel persiapan yang dimaksud sebagaimana di bawah ini : Tabel Analisis Data Peranan Ibu dengan Minat Belajar Siswa Peranan Ibu Minat Belajar Baik Kurang A. C. Baik Kurang Jumlah 34 7 Angka-angka tersebut selanjutnya dimasukkan dalam rumus statistik dan menghasilkan angka Chi Kuadrat ( 2 ) sebesar dibulatkan menjadi 16,285. Setelah angka tersebut 2 dikonsultasikan pada tebal dengan memperhatikan taraf sqnifikansi 5% dan db ( 2-1 )( 2-1 ) = 1 terletak pada batas penerimaan 3,841. Melihat kembali pada kriteria pengambilan kesimpulan bahwa 2 2 = 16,285 > tebal = 3,841 maka Ho ( hipotesis nihil ) ditolak. Artinya bahwa hipotesis kerja (Ha) yang diajukan diterima, berarti ada pengaruh peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah dalam menumbukan minat belajar siswa. B. D Jumlah
5 5 Langkah berikutnya untuk mengetahui tingkat pengaruh dua variabel dilakukan analisis dengan Koefisien Kontingensi (KK). Hasil analisis menghasilkan angka sebesar 0,.44760, dibulatkan menjadi 0,4476. Setelah dikonfirmasikan pada table Koefisien Kontingensi, angka tersebut masuk kategori tingkat sedang. Pembahasan Jika memperhatikan tabel persiapan analisis data, secara empirik bahwa jumlah ibu yang berperan baik sebagai pembimbing belajar tetapi belum disertai minat belajar yang baik oleh anaknya sebesar 7 orang. Hal ini diasumsikan bahwa ibu yang bersangkutan adalah ibu tiri dan anak kurang menaruh perhatian. Jumlah ibu yang berperan baik sebagai pembimbing belajar sebanyak 34 orang dan disertai minat belajar baik oleh anaknya diasumsikan bahwa ibu menaruh perhatian cukup besar terhadap belajar anak walaupun tingkat pendidikan ibu mayoritas SMP. Anakanak diarahkan untuk mengikuti pelajaran tambahan di luar jam sekolah. Kemudian jumlah ibu yang berperan kurang optimal dalam membimbing anak untuk minat belajar sebesar 8 orang dan disertai minat baik anak untuk belajar. Kondisi ini diasumsikan bahwa pada diri anak didorong untuk mendapatkan Nilai Ujian Nasional (NUN) tinggi sehingga dapat memasuki perguruan tinggi dengan mudah. Walaupun latar belakang pendidikan orangtua rata-rata SD. Tetapi pada sisi lain didukung perekonomian keluarga yang baik dan ada kemauan untuk melanjutkan sekolah bagi anak. Bagi ibu yang berperan kurang optimal dalam membimbing belajar sebanyak 16 orang tidak diikuti minat belajar yang baik. Kondisi ini diasumsikan bahwa selain dari faktor ibu ada yang berstatus ibu tiri, pada sisi lain kebanyakan tingkat ekonomi lemah dan pendidikan ibu masih rendah. Sementara anak-anak selain kurang menaruh perhatian terhadap belajar juga akibat pergaulan yang kurang mendukung anak untuk meumbuhkan minat belajar. Memperhatikan hasil pengelolaan data secara empirik bahwa ibu yang berperan baik sebagai pembimbing belajar dengan disertai perilaku minat belajar anak jumlahnya lebih besar yaitu 34 anak. Sedang ibu yang kurang optimal dalam peranannya tetapi anak tetap memiliki minat belajar baik sebnyak 8 anak. Jumlah seluruh anak yang memiliki minat belajar dengan baik adalah 42 anak, angka ini mencapai 69 %. Artinya anak yang memiliki minat belajar dengan bimbingan ibu cukup baik karena lebih dari 50%. Secara statistik hasil analisis 2 menunjukkan bahwa angka yang diperoleh menunjukkan terdapat pengaruh peranan ibu sebagai pembimbing belajar dalam membimbing anak untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat belajar. Hasil analisis KK menunjukkan bahwa tingkat pengaruh itu pada tingkat sedang. Dengan begitu analisis secara empirik dengan secara statistik adalah seimbang yaitu peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah terhadap minat belajar anak adalah cukup efektif. Hasil penelitian ini sependapat dengan Rohayah (1993:34) yang mengemukakan bahwa justru keberhasilan wanita karena peran gandanya yang antara lain peranan sebagai pendidik dan sebagai pembimbing anaknya. Selaras dengan pendapat tersebut adalah Lestari (1992:25) yang mengemukakan bahwa peranan ibu di antaranya mendidik dan membimbing anak sesuai dengan perkembangan biologis dan psikologis agar menjadi dewasa. Peranan ibu dalam menumbuhkan dan mengembangkan bahkan memelihara minat belajar anak sangat diperlukan. Sementara terdapat teori yang mengatakan bahwa pada dasarnya orangtua adalah sebagai pendidik bahkan mempunyai kedudukan yang sama dengan pendidikan di sekolah. ( Widyaprakosa, 1982:37) Terkait dengan faktor yang bersumber di luar diri anak yang berpengaruh terhadap perkembangan minat belajar di antaranya adalah faktor keluarga, yaitu keluarga utamanya orangtua hendaknya bisa membimbing belajar anak-anak, hubungan antar anggota keluarga, kondisi ekonomi
6 6 keluarga. Dengan demikian secara teori dapat menjadi rujukan yaitu benar adanya bahwa peranan ibu berpengaruh terhadap menumbuhkan minat belajar anak. Bahkan mengembangkan dan memelihara minat belajar anak, peranan ibu menjadi sangat penting dan diperlukan. Simpulan Setelah data yang diperoleh dilakukan klasifikasi sesuai dengan kebutuhan yang selanjutnya dianalisis baik dikaji secara empirik maupun secara statistik, maka dapat diberikan simpulan bahwa peranan ibu sebagai pembimbing belajar di rumah cukup efektif dalam menumbukan minat belajar siswa di SMA Islam Lumajang. Saran Memperhatikan hasil penelitian dengan menghasilkan kesimpulan sebagaimana di atas maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1) dianjurkan kepada sekolah agar memberikan pemahaman dan motivasi kepada orangtua siswa bahwa bimbingan belajar orangtua di rumah sangat diperlukan dalam upaya memberlajarkan siswa secara optimal, 2) Kepada setiap orangtua utamanya ibu hendaknya dapat meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan belajar di rumah kepada anak-anaknya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. DAFTAR PUSTAKA Praktek, Jakarta, PT. Rineka Cipta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustakan. Djumhur, I, Dkk, 1981, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung, C.V. Ilmu. Kasim, Anwar, 1994, Bimbingan Kesulitan Belajar, Jakarta, IKIP-Jakarta. Lailatul Mufidah dan Mochamad Nursalim, 2010, Penggunaan Bimbingan Kelompok Dengan Tekinik Diskusi Kelompok untk Meningkatkan Minat Belajar Siswa, Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, ISSN : , Vol 11, UNESA Surabaya. Nasution, 1981, Metodologi Research, Bandung Jemmar. Poerwodarminto, WJS. 1990, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Purwanto, Ngalim, 1990, Psikologi Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya Suparto, 1978, Bimbingan dan Penyuluhan, Jilid III, FIPUNED. Thantawy, R, 1993, Kamus Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Economic Student s Group. Walgito, Walgito, 1976, Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah, Fakultas Pasikologi, Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
7 2
PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA. Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2
PENGGUNAAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA Lailatul Mufidah 1 dan Mochamad Nursalim 2 Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan
Lebih terperinciOleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung
8 Siti Halimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SEMBON KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:
KONTRIBUSI DISIPLIN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI BIAYA PADA MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2006 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Bimbingan dan Konseling
Artikel Skripsi EFEKTIVITAS PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN TKJ SMK NEGERI 1 NGASEM KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Lebih terperinciKEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Volume 3 Nomor 1, Halaman 114-122, Januari-Juni 2017 RISTEKDIK Jurnal Bimbingan dan Konseling P-ISSN: 2527-4244, E-ISSN : 2541-206X KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh
I. PENDAHULUAN A..Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.
Lebih terperinciARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA
ARTIKEL/JURNAL HUBUNGAN MINAT BACA SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS VIISMP NEGERI 30 MUARO JAMBI OLEH ROBIATUL AINI RRA1109069 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Jaka Nugraha & Choirul Nikmah Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya jaka.unesa@gmail.com
Lebih terperinciKORELASI ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI DI SMP NEGERI 8 MATARAM
KORELASI ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI DI SMP NEGERI 8 MATARAM ABSTRAK MADE PILIANI IKIP Mataram Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda dengan keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa
Lebih terperinciPENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014
PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 BLORA TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan akan membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa yang penting dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinciGambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80
Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik melalui bimbingan, pengajaran,
Lebih terperinciHUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAH LAKU SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 JEPON, KECAMATAN JEPON, KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAH LAKU SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 JEPON, KECAMATAN JEPON, KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia. Ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar baik
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA SMKN 1 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA SMKN 1 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh Mizan Ibnu Khajar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional negara kita adalah pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan nasional sebagai salah satu sistem dari supra sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi nasional cita-cita bangsa dan tujuan pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga yang
Lebih terperinciHUBUNGAN MINAT MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Arifin, Ratnasari, Hubungan minat melanjutkan... Volume 1 Nomor 1 Februari 2017. Hal 77-82 77 p-issn: 2549-1857; e-issn: 2549-4279 (Diterima: Desember-2016; di revisi: Januari-2017; dipublikasikan: Februari-2017)
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015
PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR The influence of study motivation through students study achievement in student of class XI IPS at SMA Negeri 2 Metro Academic year 2012/2013 Mar atur
Lebih terperinciNusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ) e-issn X Volume 2 Nomor 1 Januari 2018
PERANAN MODEL PEMBELAJARAN DEBATE TERHADAP PERESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DEGAN MATERI POKOK UANG PADA PESERTA DIDIK DI KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG NATAL TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Ali Nurdin
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK BATIK I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusianya. Untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas maka diperlukan suatu tujuan pendidikan
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:
PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi
Lebih terperinciDisusun Oleh: ENDANG RETNONINGSIH NPM :
PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERATURAN NILAI ANGKA KREDIT POIN PELANGGARAN TERHADAP KEPATUHAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KAUMAN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciPengaruh Motivasi Belajar Terhadap Keterampilan. Praktek Otomotif Siswa. Budi Riyanto ( ) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP veteran Semarang
Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Keterampilan Praktek Otomotif Siswa Budi Riyanto (09320046) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP veteran Semarang Abstraksi Pendidikan merupakan suatu rangkaian kegiatan komunikasi
Lebih terperinciKata kunci: Pemanfaat media oleh pendidik PAUD, prestasi belajar.
PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA OLEH PENDIDIK PAUD TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK DIDIK DI PAUD DARMA WANITA DESA KWADUNGAN KECAMATAN GAMPENGREJO KABUPATEN KEDIRI ACH. CHOLIK UPTD Pendidikan TK dan SD Kec.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia
Lebih terperinciEKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN
174 EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN Henro N. M. Faizal 1, Wowo S. Kuswana 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara. Karena pendidkan merupakan saran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan kepribadian yang baik sesuai Undang-Undang No. 20 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup. Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan. Undang-Undang tahun 2003, pendidikan nasional berfungsi untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan yang serba maju, modern dan canggih seperti saat ini, pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup. Pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Pemerintah membuktikan bahwa
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN TUGAS DENGAN KREATIVITAS PADA PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA NEGERI 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015
HUBUNGAN PEMBERIAN TUGAS DENGAN KREATIVITAS PADA PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA NEGERI 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERGAULAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 TANJUNGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA PERGAULAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 TANJUNGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Peranan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian generasi muda. Gejala kemerosotan moral antara lain diindikasikan dengan merebaknya kasus penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, yang bertujuan untuk membentuk
Lebih terperinciPengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa
Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi Pada Siswa Siti Nasirotun (11120060-ST) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang
Lebih terperinciPERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA
PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA Afiatin Nisa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial Universitas Indraprasta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,
I. PENDAHULUAN Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Hal lain yang perlu dibahas pada bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting dalam membina manusia yang memiliki pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan unsur dari berbagai bidang dalam kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya ada tiga ruang
Lebih terperinciPROSIDING ISBN :
P 26 PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI, INTELIGENSI QUOTIENT, DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI OLIMPIADE SAINS DI SMA NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 ARY WIDAYANTO SMA N 1 BANTUL ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MASALAH. 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai
69 BAB IV ANALISIS MASALAH 4.1 Analisis Tentang Kepercayaan Diri Anak Tuna Netra di Balai Rehabilitasi Data hasil penelitian lapangan memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa pada awal anak tuna netra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern, seperti sekarang ini menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat dari lembaga formal maupun non formal (Kasan, 2005). Melalui pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk sebagai negara yang sedang berkembang. Dalam mencapai tujuan nasional perlu adanya pembangunan dari segala bidang. Untuk tercapainya tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat
Lebih terperinciGardan. Vol. 4 No. 2, Nopember
PENGARUH PERAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN ALAT UKUR Veny Widayanti (123282-ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar belakang masalah. Mutu belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah, agar pendidikan dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah, agar pendidikan dapat dimiliki seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I BANYAKAN TAHUN PELAJARAN
JURNAL HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I BANYAKAN TAHUN PELAJARAN 2015 2016 The Correlation Between Background Knowledge And
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang berkualitas dan merupakan makhluk seutuhnya. Makhluk yang seutuhnya adalah mereka yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus mengalami perkembangan yang pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu upaya untuk membantu peserta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga variabel, yaitu penggunaan jam belajar di luar sekolah, pendampingan belajar orangtua, dan prestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia telah memasuki Era Globalisasi yang menuntut untuk berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan. Salah satu bukti usaha
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Study Pendidikan Ekonomi Akuntansi
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE JIGSAW DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATURETNO (TAHUN AJARAN 2009/2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.
PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 GIRIMARTO TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak pihak yang cukup memperhatikan berbagai kegiatan dan permasalahan yang ada di bidang pendidikan. Melalui kegiatan pendidikanakant erbentuk kualitas sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Suatu pendidikan
Lebih terperinciOleh: Sinta Anggun Destyanningrum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Korelasi Antara Kebiasaan Membaca dan Peran Orang Tua terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana Berbahasa Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 013/014 Oleh: Sinta Anggun Destyanningrum
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA Meta Rolisa 1, I Komang Winatha 2, Nurdin 2 Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.
Lebih terperinciDalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional dan metode penelitian. A. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang menarik pada zaman modern di Indonesia adalah pemahaman dan implementasi tentang nilai-nilai moral dalam kehidupan masyarakat kita yang semakin
Lebih terperinciOleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek
114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga adalah salah satu unsur pokok dalam masyarakat. Keluarga dalam hal ini adalah rumah tangga, yang dibentuk melalui suatu perkawinan mempunyai tujuan untuk membina
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KASIH SAYANG ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN SISWA
Pendahuluan HUBUNGAN ANTARA KASIH SAYANG ORANG TUA DENGAN KEDISIPLINAN SISWA Oleh Supatma Guru pembimbing SMP Negeri 9 Jember Abstract. The purpose of this research was to determine the correlation between
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai individu sosial dan sebagai warga Negara perlu mengembangkan kemampuan diri untuk dapat hidup di tengah-tengah komunitasnya. Salah satu cara
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING
Cooperative Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran PKn Di KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012
PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi mahluk yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai kholifah Allah di muka bumi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. 2 Salah satu pendidikan formal yaitu sekolah, dimana lingkungan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses dalam rangka perubahan pada pembentukan sikap, dimana kepribadian dan keterampilan manusia menghadapi masa depan yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Orang tua merupakan sosok penting bagi setiap keberhasilan pendidikan dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi panutan bagi anak-anaknya
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR Sri Wahyuni (sriwah@yahoo.co.id) 1 Muswardi Rosra 2 Shinta Mayasari 3 ABSTRACT The aims
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendidik mempunyai tujuan tertentu, bahwa pada umumnya dapat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan alat atau sarana yang menentukan sampai di mana kemampuan tersebut dapat dicapai. Dalam konteks lebih luas bahwa pendidikan sebagai proses pembentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK
Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi Zunita Riana Wati (09130020) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Belajar yang
Lebih terperinciPENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP N 1 Trangkil Tahun Ajaran2014/2015)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
Lebih terperinciMENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT. Budi Sutrisno dan Heri Saptadi Ismanto
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 3, September 2015 ISSN 2442-9775 MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGNMENT Budi Sutrisno
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI I PURWANTORO TAHUN JARAN 2013/2014
PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI I PURWANTORO TAHUN JARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu
Lebih terperinci