BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit, hanya sebagian kecil dalam
|
|
- Sukarno Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Sekitar 99 persen total kalsium dalam tubuh ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit, hanya sebagian kecil dalam plasma cairan ekstravaskuler (Syafiq, 2007). Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam tubuh. Sebagian besar terdapat dalam bentuk kalsium fosfat yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit di dalam tulang dan gigi yang tidak larut. Proses ini diawali dengan kalsium membentuk hidroksiapatit yang memberikan kekuatan dan kekakuan pada tulang (Waluyo, 2009). Hasil penelitian Meikawati (2009) yang dilakukan pada remaja membuktikan bahwa asupan fosfor berhubungan dengan kepadatan tulang. Tubuh memerlukan kalsium karena setiap hari tubuh kehilangan mineral tersebut melalui pengelupasan kulit, kuku, rambut, dan juga melalui urine dan feses. Kehilangan kalsium harus diganti melalui makanan yang dikonsumsi oleh tubuh. Jika jumlah kalsium yang dibutuhkan oleh tubuh tidak sesuai maka dapat menimbulkan penyakit yang disebut dengan osteoporesis. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan tulang menjadi keropos lalu terkelupas. Karena kekurangan kalsium, tulang menjadi rapuh (Sumarianto, 1985). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmawati (2006), yang membuktikan pada mahasiswi bahwa ada hubungan bermakna antara intake kalsium dengan status osteoporosis.
2 Untuk menunjang kesehatan tulang dan aktivitas tubuh yang lain setiap individu tidak memiliki kebutuhan yang sama. Usia dan kondisi kesehatan menjadi faktor yang menentukan (Tagliaferri, 2007). Cara yang paling efektif adalah dengan menyesuaikan kebutuhan sehari-hari kalsium. Anjuran kalsium bervariasi tergantung pada umur dan kebutuhan khusus (Pho, 2004). Angka kecukupan kalsium menurut Angka Kecukupan Gizi tahun 2004 dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Angka Kecukupan Konsumsi Kalsium Kelompok Umur Jumlah (mg/hari) Anak : 0-6 bulan bulan tahun tahun tahun 600 Laki-laki : tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun 800 Wanita : tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun 800 Hamil (+an) : Trimester Trimester Trimester Menyusui (+an) : 6 bulan pertama bulan kedua +150 Sumber : Tubuh yang sehat akan selalu mempertahankan kalsium pada batas normal. Inilah yang disebut homeostatis kalsium. Jika dari pola makan unsur kalsium tidak
3 mencukupi, maka tubuh mempunyai cara-cara untuk menjaga agar kalsium darah tidak menurun, yaitu dengan mengandalkan peran hormon kalsitonin, hormon anak gondok, dan vitamin D (Waluyo, 2009). Homeostatis kalsium negatif disebabkan oleh kurangnya asupan makanan, penyerapan yang lemah atau pengeluaran yang berlebihan yang mengakibatkan kehilangan kalsium dari tulang dan selanjutnya dapat meningkatkan kejadian patah tulang (Ariswan, 2010) Sumber Kalsium Sumber kalsium terbagi dua, yaitu hewani dan nabati. Akan tetapi, jika bahan hewani dikonsumsi berlebihan, bisa menghambat penyerapan kalsium, karena kadar proteinnya tinggi. Kandungan proteinnya yang tinggi akan meningkatkan keasaman (ph) darah. Guna menjaga agar keasaman darah tetap normal, tubuh terpaksa menarik deposit kalsium (yang bersifat basa) dari tulang, sehingga kepadatan tulang berkurang. Karena itu, sekalipun kaya kalsium, makanan hewani harus dikonsumsi secukupnya saja. Jika berlebihan, justru dapat menggerogoti tabungan kalsium dan mempermudah terjadinya keropos tulang (Ariesi, 2007). Hal ini sejalan dengan penelitian Feskanich (1997) yang membuktikan pada wanita bahwa protein dapat meningkatkan pengeluaran kalsium dari urin. Sekitar 70% kalsium dalam makanan berasal dari susu dan hasil-hasilnya terutama keju pada orang dewasa. Hanya sedikit sayuran hijau dan buah-buahan kering merupakan sumber kalsium yang baik (16% dari asupan) dan air minum, termasuk air mineral, menyediakan 6% sampai 7% (Gueguen, 2000). Berikut akan
4 disajikan dalam bentuk tabel beberapa jenis makanan yang mengandung kalsium tinggi. Tabel 2.2. Daftar Kandungan Kalsium per 100 gr Bahan Makanan. Kelompok Bahan Makanan Bahan Makanan mg Ca / 100 gr Bahan Susu dan produknya Susu sapi Susu kambing ASI Keju Yoghurt Susu Pabrik (Kalsium) Ikan Teri kering Rebon Teri segar Sarden kaleng (dengan tulang) Sayuran Kacang-kacangan dan hasil olahannya Daun pepaya Bayam Sawi Brokoli Kacang panjang Susu kedelai (250 ml) Tempe Tahu Serealia Jali Havermut Sumber : Sayogo, Savitri, Osteoporosis dan Gizi, Seminar Sadar Dini Segah Osteoporosis Menuju Masyarakat Bertulang Sehat, Jakarta 17 September Tersedianya kalsium di dalam tubuh berasal dari beberapa bahan makanan yang dikonsumsi yang menjadi sumbernya. Selanjutnya unsur kalsium ini disimpan dalam jaringan spons tulang. Adapun dalam penggunaannya diatur oleh kelenjar anak gondok (Kartasapoetra, 1995). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmawati (2006), yang membuktikan pada mahasiswi bahwa ada hubungan yang bermakna antara variabel status osteoporosis dengan pola konsumsi susu, tempe dan telur ayam yang merupakan bahan makanan sumber kalsium
5 Dari tempat penyimpanannya, kalsium dapat diambil dan disimpan kembali tergantung dari kebutuhan. Kebutuhan kalsium akan meningkat pada masa pertumbuhan, kehamilan, selama menyusui, dan setelah menopause (Dalimartha, 2002). Selain itu, hasil penelitian Suryono dkk (2007) juga menyimpulkan bahwa pemberian susu kalsium tinggi berpengaruh pada peningkatan kepadatan tulang pinggang, semakin tinggi volume susu kalsium tinggi dikonsumsi, maka makin tinggi kepadatan tulang pinggang. Soroko (1994) dalam penelitiannya pada wanita lansia menyimpulkan bahwa mengonsumsi susu secara teratur pada remaja dan dewasa berhubungan dengan kepadatan tulang yang lebih baik pada masa lansia Absorpsi Kalsium Absorbsi kalsium dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk umur, jumlah yang dibutuhkan dan makanan apa saja yang dimakan pada waktu yang sama. Umumnya, kalsium dari sumber-sumber makanan diabsorbsi lebih baik daripada yang berasal dari suplemen. Persentase kalsium yang diabsorbsi dan dicerna anakanak lebih tinggi daripada dewasa karena kebutuhan mereka selama dorongan pertumbuhan mungkin dua atau tiga kali lebih besar per berat badan daripada dewasa (Harding, 2006). Ada beberapa faktor yang menghambat absorpsi kalsium menurut Waluyo (2009), konsumsi serat yang berlebihan, hal ini akan mengurangi penyerapan kalsium dalam usus karena serat menyebabkan waktu transit makanan di dalam saluran pencernaan menjadi lebih sedikit sehingga waktu yang tersedia untuk proses penyerapan juga menjadi hanya sebentar.
6 Penggunaan garam yang berlebihan, garam akan memaksa kalsium keluar dari tubuh, terbuang melalui urine. Konsumsi makanan dan minuman berkadar tinggi fosfor, kadar fosfor melebihi mg per hari akan berpengaruh buruk terhadap keseimbangan kalsium tubuh. Contoh bahan makanan berkadar fosfor tinggi dan rendah kalsium : daging merah, ikan tuna, minuman ringan, dan lain-lain. Perbandingan kalsium dan fosfor berpengaruh erat dalam proses absorpsi kalsium. Untuk absorpsi kalsium yang baik diperlukan perbandingan Ca : P di dalam rongga usus (dalam hidangan) adalah 1 : 1 sampai 1 : 3. Perbandingan Ca : P yang lebih besar dari 1 : 3 akan menghambat penyerapan Ca sehingga akan menimbulkan defisiensi kalsium (Syafiq, 2007). J.J Groen dkk (1970) melakukan pemeriksaan histologist 4 spesimen mayat dan menyimpulkan bahwa defisiensi kalsium dan kelebihan fosfor yang menyebabkan resorpsi tulang paling berpengaruh pada tulang rahang, diikuti tulang rusuk, tulang belakang dan tulang panjang. Bersama-sama dengan kalsium, fosfor adalah komponen utama dalam tulang. Jika fosfor dalam makanan melebihi kalsium, massa tulang dapat berkurang. Fosfor dapat meningkatkan hormon parathyroid (yang mengeluarkan kalsium dari tulang) dan menyebabkan kalsium dikeluarkan melalui urine (Lane, 1999). Konsumsi makanan berprotein tinggi, konsumsi berlebihan makanan berkadar protein yang melebihi kebutuhan tubuh, akan berpengaruh buruk pada keseimbangan kalsium tubuh. Pola hidup tidak sehat, termasuk kebiasaan minum kopi berlebihan, kecanduan rokok dan minuman keras. Semua ini akan mengganggu penyerapan kalsium dalam usus.
7 Selanjutnya alergi laktosa, ada orang-orang yang ususnya tidak bisa menyerap makanan yang mengandung laktosa, yaitu sejenis gula yang terkandung dalam produk-produk olahan susu. Biasanya sudah dimulai sejak kanak-kanak. Sindrom malabsorpsi yaitu hampir sama dengan alergi laktosa yang juga disebabkan produk olahan susu, tetapi disebabkan oleh penyakit seliak atau penyakit usus karena sensitif terhadapa zat gluten Fungsi Kalsium Tersedianya kalsium dalam tubuh adalah penting sehubungan dengan peranan-peranannya menurut Marsetyo (1995) dalam pembentukan tulang dan gigi, pada berbagai proses fisiologik dan biokimiawi di dalam tubuh (pada pembekuan darah, eksitabilitas, syaraf otot, kerekatan seluler, transmisi impul-impul syaraf, memelihara dan meningkatkan fungsi membran sel, dan mengaktifkan reaksi enzim dan pengeluaran hormon). Sehubungan dengan peranan-peranannya itu, maka fungsi zat kapur (Ca) dalam tubuh dapat diringkaskan yaitu bersama fofor membentuk matriks tulang, pembentukan ini dipengaruhi pula oleh vitamin D, membantu proses penggumpalan darah dan mempengaruhi penerimaan rangsang pada otot dan syaraf Kekurangan Kalsium Menurut Marsetyo (1995), kekurangan unsur kalsium dalam persediannya di dalam tubuh dapat menimbulkan karies dentis atau kerusakan pada gigi, pertumbuhan tulang menjadi tidak sempurna dan dapat menimbulkan rakhitis, apabila bagian tubuh terluka maka darah akan sukar membeku sehingga pengeluaran darah bertambah, dan terjadinya kekejangan pada otot.
8 2.2. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot dan sistem penunjangnya. Selain untuk metabolisme tubuh, selama aktivitas fisik berlangsung otot membutuhkan energy untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru membutuhkan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan mengeluarkan sisa-sisa (ekskresi dari seluruh tubuh). Jumlah energi yang dibutuhkan tergantung pada banyaknya otot yang bergerak, lama dan beratnya pekerjaan yang dilakukan (Almatsier, 2003). Dalam proses kehidupan selalu diperlukan aktivitas fisik yang meliputi gerak tubuh untuk berjalan dan gerakan lainnya. Pada karyawan sebaiknya lebih banyak bergerak dan lebih sering menggunakan tangga daripada lift. Selain itu, olahraga yang teratur juga dibutuhkan untuk mengurangi risiko osteoporosis. Olahraga yang baik untuk tulang misalnya jogging, bersepeda, berenang dan olahraga yang menggunakan beban Tulang Mekanisme Pembentukan Tulang Pembentukan tulang manusia dimulai pada saat masih janin dan umumnya akan tumbuh dan berkembang terus samai umur 30 sampai 35 tahun pertumbuhan tulang akan berhenti, dan tercapai puncak massa tulang. Pada usia 0 30/35 tahun, disebut modeling tulang karena pada masa ini tercipta atau terbentuk model tulang seseorang. Pada usia tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai, disebut remodeling yaitu proses pergantian tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda (Anonim, 2010).
9 Secara alami setelah pembentukan tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa tulang. Tingkat kepadatan tulang tidak lagi berupa garis yang berjalan menanjak, namun sudah bergerak turun. Irama remodeling tulang tidak lagi seimbang. Penghancuran tulang jauh lebih cepat dibandingkan dengan proses pembentukan tulang. Hal ini bisa dicegah dengan menjaga asupan kalsium setelah tercapainya puncak massa tulang (Hartono, 2001). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nurwahyuni (2009), yang membuktikan pada wanita pasca menopause bahwa kalsium berhubungan positif dengan kepadatan tulang. Vitamin D merupakan hormon yang dibutuhkan untuk penyerapan kalsium di usus (Dalimartha, 2002). Sebagian besar vitamin D terdapat di bawah kulit dalam bentuk non-aktif, namun sekitar 10% harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi (Fox-Spencer, 2007). Dengan bantuan sinar matahari pagi (sebelum pukul 9 selama menit) terutama sinar ultraviolet, vitamin D di bawah kulit tersebut diaktifkan, karena paparan sinar matahari dapat merangsang produksi vitamin D. Vitamin ini berfungsi sebagai pembuka kalsium masuk ke dalam darah, sampai akhirnya bersatu dengan tulang.karena itu, dianjurkan tubuh (terutama lengan dan wajah) terpapar sinar matahari minimal selama 15 menit tiga kali seminggu (sambil berlatih olahraga) (Waluyo, 2009). Tanpa vitamin D, hanya 15% kalsium dan 60% fosfat yang dapat diserap, dibandingkan dengan penyerapan melalui vitamin D yang meningkatkan absorbs kalsium menjadi 30-40% dan fosfat sebesar 80% (Deluca, 2004). Di samping itu, kekurangan vitamin D berdampak negatif pada kekuatan otot karena mempengaruhi
10 maturasi sel dan adanya reseptor vitamin D pada pada sel otot yang membutuhkan vitamin D untuk aksi optimal (Holick, 2006). Di samping itu, hasil penelitian Kosnayani (2007) juga membuktikan pada wanita pasca menopause bahwa ada hubungan positif yang kuat dan bermakna antara aktivitas fisik dengan kepadatan tulang responden. Aktivitas fisik terdiri dari aktivitas selama bekerja, tidur, dan pada waktu senggang. Setiap orang melakukan aktivitas fisik, atau bervariasi antara individu yang satu dengan yang lain bergantung gaya hidup perorangan dan faktor lainnya (Julianty, 1995). Aktivitas fisik yang cukup serta olahraga teratur juga mempengaruhi tingkat kepadatan tulang. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Zhang (1992) yang membuktikan pada wanita pramenopouse bahwa wanita dengan aktivitas fisik tinggi memiliki kepadatan tulang secara signifikan lebih tinggi di tulang belakang daripada wanita pramenopouse dengan aktivitas fisik yang rendah. Use them or lose them, demikian pendapat para ahli tulang di Barat, artinya gunakan dan aktifkan tulang Anda dengan berolahraga bila tidak ingin kehilangan tulang (menjadi keropos) (Waluyo, 2009). Hal ini sesuai dengan penelitian Mussolino (2001) yang membuktikan pada pria bahwa jogging berhubungan positif dengan tingkat kepadatan tulang, pria yang melakukan jogging 9 kali sebulan memiliki kepadatan tulang yang lebih tinggi daripada yang melakukan jogging 1-8 kali sebulan. Warisan genetika yang kuat dapat memberikan harapan hidup yang lebih lama, tetapi yang paling penting yaitu kekuatan, kesehatan yang baik, dan kualitas hidup bersama dengan usia hidup yang panjang (Ludington, 2002).
11 Kepadatan Tulang Kepadatan tulang adalah jumlah kandungan mineral tulang dalam setiap cm 2 tulang yang diukur dengan alat bone densimeter (Seya, 2010). Dalam masa pertumbuhan ukuran tulang, kandungan kalsium dan kebutuhan kalsium meningkat. Setelah pertumbuhan terhenti, kemungkinan fase dimana penambahan jumlah tulang dan kalsium (puncak penambahan massa tulang/ peak bone mass) akan tetap bertambah sampai usia sekitar 30 tahun (Syafiq, 2007). Pada osteoporosis, osteoklas (sel tulang yang berfungsi menghancurkan tulang) bekerja lebih aktif dibandingkan dengan osteoblas (sel tulang yang berfungsi membentuk tulang baru). Akibatnya, kepadatan tulang berkurang karena kehilangan banyak kalsium dan menyebabkan kerapuhan tulang. Tulang yang rapuh ini menjadi mudah patah karena tidak tahan terhadap benturan, walaupun benturan ringan sekalipun (Dalimartha, 2002). Seorang wanita yang ibunya pernah mengalami patah tulang terutama di bongkol leher tulang paha pada usia kurang dari 45 tahun memiliki risiko osteoporosis empat kali lebih besar dibandingkan wanita sebaya yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang sama (Hartono, 2001). Dengan mengonsumsi kalsium yang cukup dan sesuai dengan DKGA, proses pembentukan tulang akan berjalan baik sampai tercapai puncak massa tulang. Selain itu, aktivitas fisik yang teratur dan olahraga yang cukup pada masa anak-anak dan remaja juga mempengaruhi proses pembentukan tulang. Setelah puncak massa tulang tercapai, terjadi proses remodeling tulang yang juga membutuhkan asupan kalsium untuk menjaga keseimbangannya. Aktivitas fisik yang cukup pada masa dewasa dapat menjadikan tulang kuat dan padat.
12 Tes Kepadatan Tulang Oleh karena penyediaan DEXA (Dual Energy X-ray Absorbsimetry) dan pemeriksaan laboraturium masih sangat terbatas, maka untuk menegakkan diagnosis osteoporosis pemeriksaan klinis berupa anamnesis yang luas dan pemeriksaan fisik yang teliti masih merupakan pegangan (South, 2001). Anamnesis meliputi keadaan kesehatan, aktivitas sehari-hari, pemakaian obatobatan, riwayat merokok dan minum alkohol dan penyakit-penyakit sebagai faktor predisposisi misalnya penyakit ginjal, penyakit liver, penyakit endokrin defisiensi vitamin D atau kurang terpapar sinar matahari, penyakit saluran cerna, penyakit reumatik, riwayat haid/ menopause. Pemeriksaan fisik dengan melihat pada tulang vertebra, dengan melihat adanya deformitas/ kiposis, nyeri, tanda-tanda fraktur, adanya fraktur, penurunan tinggi badan dan adanya tanda-tanda penyakit yang dijumpai pada anamnesis (South, 2001). Ada tiga cara mendiagnosis penyakit osteoporosis, yaitu menggunakan alat densitometer (Lunar), pemeriksaan di laboraturium, dan radiografi menggunakan densitometer USG (Waluyo, 2009). 1. Densitometer (Lunar) mengukur massa tulang secara kuantitatif. Jika massa tulang rendah, berarti tulang sudah keropos sehingga mudah patah. Inilah cara pengukuran yang paling akurat (gold standard diagnosis) dalam hal mengukur kepadatan tulang. Ada beberapa teknik yang memungkinkan, yaitu dual x-ray absorptionmetry, quantitative CT-scan, dan ultrasonografi. 2. Laboratorium di sini dilakukan pemeriksaan osteoclacin, dioksipiridinolin, dan CTx (C-Telopeptide).
13 3. Densitometer USG merupakan pemeriksaan dengan alat radiografi. Dengan alat ini osteoporosis baru dapat dideteksi setelah kehilangan massa tulang lebih dari 30%. Namun menurut Ichramsjah A. Rachman, sebenarnya ada cara mudah untuk diagnosis awal osteoporosis, yaitu tinggi badan yang berkurang lebih dari 3 cm. Hasil tes kepadatan tulang dinamakan nilai T. Nilai T pada dasarnya membandingkan kepadatan mineral tulang dengan hasil pengukuran rata-rata yang diambil dari orang-orang dewasa muda pada jenis kelamin yang sama. Nilai T menurut WHO tahun 1992 yaitu : Tabel 2.3. Hasil tes kepadatan tulang yang dinyatakan dengan nilai T Keparahan Nilai T Risiko Fraktur Normal Lebih dari -1 Rendah Osteopenia Kurang dari -1, namun lebih dari -2,5 Di atas rata-rata Osteoporosis Kurang dari -2,5 tinggi Sumber : Fox-Spencer, R, dan Brown, P, Osteoporosis. Erlangga, Jakarta Kerangka Konsep Penelitian Untuk mengetahui gambaran konsumsi kalsium dan aktivitas fisik terhadap kepadatan tulang karyawan PT. Indosat Tbk dapat disajikan dalam kerangka konsep sebagai berikut :
14 Konsumsi Sumber Kalsium : - Jenis - Frekuensi Kecukupan Kalsium Kepadatan Tulang Aktivitas Fisik Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan skema di atas dapat dijelaskan bahwa jenis dan frekuensi konsumsi sumber kalsium akan menentukan kecukupan kalsium, selanjutnya akan menentukan kepadatan tulang dan aktivitas fisik juga akan menentukan kecukupan kalsium serta kepadatan tulang.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
Lebih terperinciCalcium Softgel Cegah Osteoporosis
Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium softgel mampu mencegah terjadinya Osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit kronik yang ditandai dengan pengurangan massa tulang yang disertai kemunduran mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas
Lebih terperinciOsteoporosis. Anita's Personal Blog Osteoporosis Copyright anita handayani
Osteoporosis Mengapa Masalah Osteoporosis Pasca Menopause Akhir-Akhir Ini Menjadi Masalah? - Menghadapi tahun 2010-an terjadi peningkatan harapan hidup wanita sampai usia 70 tahun dan - Pada usia 2000-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia (hampir 2% dari berat total tubuh) dan kebanyakan bergabung dengan unsur fosfor menjadi kalsium
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian kopi Kopi merupakan salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulant
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu jenis organisme laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Berdasarkan data DKP (2005), ekspor rajungan beku sebesar
Lebih terperinciKehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
Lebih terperinciMAKALAH GIZI KALSIUM
MAKALAH GIZI KALSIUM Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada tulang, penyakit ini ditandai dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah
Lebih terperinciLEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN
85 LAMPIRAN 1 LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN Penelitian yang berjudul : Penilaian Asupan Kalsium Berdasarakan Jenis Kelamin, Tingkat Pengetahuan, Aktivitas Olahraga, dan Tingkat Pendidikan Orang Tua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi kalsium..., Endang Mulyani, FKM UI, 2009
15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Sekitar 99 persen total kalsium ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi
Lebih terperinciPenting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui
Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia. Osteoporosis merupakan penyakit ditandai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis sering menyerang mereka yang telah berusia lanjut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
Lebih terperinciPengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si
Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu
Lebih terperinciGIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7
GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun
Lebih terperinciPengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya
Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang sehat merupakan kebahagian bagi kehidupan manusia. Hal ini memang menjadi tujuan pokok dalam kehidupan. Soal kesehatan ditentukan oleh makanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.
Lebih terperinciMasa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
Lebih terperinciGIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA
1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif
Lebih terperinciApa itu Kalsium (Ca)?
19 Sumber Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi Selain Susu - Selama ini kita mengenal bahwa susu adalah sumber kalsium tertinggi. Tapi tahukah anda, masih banyak makanan lainnya yang mengandung kalsium
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalsium merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu kalsium disebut sebagai makro mineral. Kalsium juga merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian Kopi Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi. Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Suplemen Minuman Berenergi Suplemen minuman berenergi adalah minuman penambah energi termasuk ke dalam kategori suplemen makanan. Suplemen makanan merupakan produk yang dapat
Lebih terperinciNutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati
Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Unit Percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Unit Percobaan Karakteristik unit percobaan yang diambil dalam penelitian ini meliputi usia saat mengikuti penelitian, daerah asal dan rata-rata jumlah kiriman uang dari
Lebih terperinciDIIT SERAT TINGGI. Deskripsi
DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri
Lebih terperinciMAKALAH GIZI ZAT BESI
MAKALAH GIZI ZAT BESI Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN
Lebih terperinciInformed Consent Persetujuan menjadi Responden
Informed Consent Persetujuan menjadi Responden Selamat Pagi/Siang/Sore Perkenalkan nama Saya Laila Suciati mahasiswi S1 eks 2006 Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Kimia Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara kadar Zn, Se, dan Co pada rambut siswa SD dengan pendapatan orang tua yang dilakukan pada SDN I Way Halim Lampung
Lebih terperinciLEMBARAN KUESIONER. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis
LEMBARAN KUESIONER Judul Penelitian : Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis pada wanita premenopause di Komplek Pondok Bahar RW 06 Karang Tengah Tangerang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani siklus hidupnya membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Kebutuhan zat gizi bagi tubuh meliputi kebutuhan akan zat gizi makro dan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DEPOK
LAMPIRAN 1 Kode Responden - A Sekolah Kelas No UNIVERSITAS INDONESIA KUESIONER PENELITIAN FREKUENSI KONSUMSI BAHAN MAKANAN SUMBER KALSIUM PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI DEPOK Assalammualaikum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh, sekitar 99%
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kalsium darah Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh, sekitar 99% dari kalsium dalam tubuh berada di tulang dan gigi, dan 1% sisanya berada dalam darah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembentukan tulang didalam tubuh disebut Osteogenesis. Pembentukan tulang terdiri dari penyerapan dan pembentukan yang terjadi secara terus menerus atau selalu
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran
30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Konsumsi pangan merupakan faktor penentu yang penting dalam menentukan status kepadatan tulang khususnya pada saat pertumbuhan seperti pada masa remaja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tulang yang sehat adalah tulang yang kuat dan tidak mudah patah. Kekuatan tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus terjadi seiring
Lebih terperinciMANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI
MANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mendapatkan gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa wanita masa menstruasi merupakan masa-masa yang sangat menyiksa. Itu terjadi akibat adanya gangguan-gangguan pada siklus menstruasi. Gangguan menstruasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan
Lebih terperinciGIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan
GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulang dan osteoporosis di kehidupan selanjutnya (Greer et al,2006)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa anak-anak menjadi masa kritis untuk membangun masa tulang. Tulang yang kuat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Kurangnya asupan kalsium pada anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga
Lebih terperinciEko Winarti, SST.,M.Kes
(SATUAN ACARA PENYULUHAN) Nutrisi Ibu Hamil Disusun oleh : Eko Winarti, SST.,M.Kes PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI SATUAN ACARA PENYULUHAN 1 Tema : Nutrisi
Lebih terperinciMAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H
MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK Oleh : Titian Rahmad S. H0506010 JURUSAN/PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINERAL Mineral merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada sekelompok masyarakat disuatu tempat. Hal ini berkaitan erat dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kekurangan gizi merupakan penyakit tidak menular yang dapat terjadi pada sekelompok masyarakat disuatu tempat. Hal ini berkaitan erat dengan berbagai faktor multidisiplin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daur hidup manusia akan melewati fase usia lanjut (proses penuaan). Proses penuaan merupakan hal yang tidak dapat dihindari, dimana mulai terjadi perubahan fisik dan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS TINJAUAN TEORI 1. Definisi Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang cirinya adalah pengurangan massa tulang dan kemunduran mikroarsitektur tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi merupakan jaringan keras pada rongga mulut yang berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Gigi merupakan jaringan keras pada rongga mulut yang berfungsi memotong, menghaluskan, dan mencampur makanan (Hall, 2011). Bagian keras dari gigi adalah
Lebih terperinciLATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT
LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT Tulang yang kuat benar-benar tidak terpisahkan dalam keberhasilan Anda sebagai seorang atlet. Struktur kerangka Anda memberikan kekuatan dan kekakuan yang memungkinkan
Lebih terperinciDISUSUN OLEH : 1. ISABELLA 2. NURAIDAR 3. SEPTIAN 4. WAHYU NINGSIH LASE 5. YUTIVA IRNANDA 6. ELYANI SEMBIRING. FKep USU 1
DISUSUN OLEH : 1. ISABELLA 2. NURAIDAR 3. SEPTIAN 4. WAHYU NINGSIH LASE 5. YUTIVA IRNANDA 6. ELYANI SEMBIRING FKep USU 1 PENGERTIAN NUTRISI Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting. Dengan
Lebih terperinciSIMPULAN DAN SARAN Simpulan LAKI-LAKI PEREMPUAN
135 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tinggi badan lansia dapat diprediksi dari tinggi lutut, panjang depa, dan tinggi duduk. Panjang depa memberikan nilai korelasi tertinggi pada lansia lakilaki dan perempuan
Lebih terperinciPENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL
71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa remaja puncak pertumbuhan masa tulang (Peak Bone Massa/PBM)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa remaja puncak pertumbuhan masa tulang (Peak Bone Massa/PBM) yang menyebabkan kebutuhan kalsium paling tinggi pada masa ini dibandingkan dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh
Lebih terperinciVitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin
Vitamin Pengertian Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin
Lebih terperinciPola hidup sehat untuk penderita diabetes
Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berakibat pada rendahnya kepadatan ( densitas ) tulang. Orang-orang acap kali
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Osteoporosis Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya massa tulang secara nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan ( densitas ) tulang. Orang-orang acap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah atau jumlahnya kurang dari kadar normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada
Lebih terperinciEFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI
EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS ILMU TERAPAN FISIOTERAPI
Lebih terperinciDIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT
DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat prenatal, karena: (1) penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan harta yang sangat berharga dan patut dipelihara. Gaya hidup sehat harus diterapkan untuk menjaga tubuh tetap sehat. Salah satu cara agar kesehatan
Lebih terperinciLampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura
Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia
Lebih terperinciPEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
ETIOLOGI Kadar hormon tiroid dan paratiroid yang berlebihan dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dalam jumlah yang lebih banyak. Obat-obat golongan steroid pun dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dari
Lebih terperinciOSTEOPOROSIS DEFINISI
OSTEOPOROSIS DEFINISI Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA HIDUP TERHADAP KEJADIAN BUNGKUK OSTEOPOROSIS TULANG BELAKANG WANITA USIA LANJUT DI KOTA BANDAR LAMPUNG Merah Bangsawan * Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya kepadatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup pada masa dewasa awal sebagai masa transisi dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu perhatian khusus adalah masalah
Lebih terperinciMANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK
MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK Dr Darwin Pangaribuan Dosen Universitas Lampung Bahan presentasi Seminar Perawat dan Guru Balai Keratun 6 Juni 2010 Disamping itu kekurangan gizi
Lebih terperinciGambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung
Gambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung Adam BH Darmawan, Slamet Santosa Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Abstrak Osteoporosis
Lebih terperinci12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG
12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
Lebih terperinciII. PENGETAHUAN RESPONDEN Petunjuk pengisian: Berilah tanda (x) pada jawaban yang saudara anggap benar.
KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN JATI MAKMUR KECAMATAN BINJAI UTARA TAHUN 2010 I. IDENTITAS RESPONDEN Nama :...
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka konsep : Berdasarkan tujuan penelitian diatas, kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan dan sikap terhadap osteoporosis dan asupan kalsium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu limbah yang dihasilkan dari Rumah Potong Ayam (RPA) adalah ceker
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu limbah yang dihasilkan dari Rumah Potong Ayam (RPA) adalah ceker ayam dengan volume limbah cukup banyak.ceker ayam adalah suatu bagian dari tubuh ayam yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah salah satu faktor kehidupan yang sangat penting untuk diperhatikan. Menurut data Puslitbang Gizi dan Makanan Depkes RI pada 2002, konsumsi kalsium
Lebih terperinciPola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.
Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciNutrition in Elderly
Nutrition in Elderly Hub gizi dg usia lanjut Berperan besar dalam longevity dan proses penuaan Percobaan pada tikus: restriksi diet memperpanjang usia hidup Menurunkan peny kronis Peningkatan konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini tumbuh dan menyebar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asupan Gizi Ibu Hamil 1. Kebutuhan Gizi Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 No. Responden : Kelas : Diisi oleh peneliti Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah
Lebih terperinciKontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA
Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Kontribusi Tingkat Kontribusi Tingkat Protein Konsumsi Zat Pemilihan Konsumsi Protein Besi Besar Lauk Zat Lauk Daya Protein Hewani Pengetahuan Keluarga Lauk Sayuran Besi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan absorpsi. Zat gizi tersebut adalah besi, protein, vitamin B 6 yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan dampak masalah gizi pada remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dapat karena kekurangan
Lebih terperinciOBAT YANG MEMPENGARUHI HOMEOSTASIS MINERAL TULANG
OBAT YANG MEMPENGARUHI HOMEOSTASIS MINERAL TULANG www.rajaebookgratis.com FISIOLOGI TULANG Tulang merupakan bentuk khusus jaringan ikat yang tersusun oleh kristal-kristal mikroskopis kalsium dan fosfat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini telah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi maupun dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. zat seng / zinc. Padahal zinc merupakan co-faktor hampir 100 enzim yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi pada anak sekolah dasar masih cukup memprihatinkan. Hal ini dapat terlihat dari beberapa penelitian yang dilakukan terhadap anak usia sekolah dasar di Indonesia.
Lebih terperinciGIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1
GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 OLEH : KELOMPOK 15 D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU Pengertian Gizi ibu hamil Zat gizi adalah : Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi,
Lebih terperinciPENERAPAN FINITE COVERING DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN BAGI IBU HAMIL
Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01 (2017), hal 19 28. PENERAPAN FINITE COVERING DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN BAGI IBU HAMIL Silvana Rika, Mariatul Kiftiah, Shantika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di indonesia kesadaran akan osteoporosis masih rendah, terutama dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif di mana terjadi proses
Lebih terperinci