BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berakibat pada rendahnya kepadatan ( densitas ) tulang. Orang-orang acap kali
|
|
- Erlin Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Osteoporosis Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya massa tulang secara nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan ( densitas ) tulang. Orang-orang acap kali tidak tahu bahwa mereka menderita osteoporosis sampai ketika tulang mereka sedemikian lemah, regangan tubuh yang mendadak, persinggungan, ataupun jatuh menyebabkan patah tulang. Karena itu, tak berlebihan jika penyakit ini disebut silent disease (penyakit diam-diam). 5 Osteoporosis disebut juga penyakit tulang rapuh atau tulang keropos. Di istilahkan silent disease karena sering tidak memberikan gejala hingga pada akhirnya terjadi fraktur (patah). 12,13. Dengan kata lain osteoporosis adalah penyakit yang dicirikan oleh rendahnya massa tulang dan kemunduran struktural jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan tulang. Bila tidak dicegah atau bila tidak ditangani, proses pengeroposan akan terus berlanjut sampai tulang menjadi patah dan penderitanya mengalami kesakitan dalam melakukan pergerakan anggota tubuhnya Tulang Untuk memahami osteoporosis, harus memahami tulang Struktur tulang Tulang merupakan penunjang kokohnya tubuh, sebagai rangka, tulang mempunyai banyak sendi-sendi yang memungkinkan pergerakan dan juga merupakan struktur padat yang hidup, karena terdiri atas sel-sel dan jaringan tulang yang mempunyai sistem aliran darah sebagai pembawa nutrisi untuk metabolisme tulang
2 kedalam jaringan tulang, lalu kalsium di depositkan sehingga tulang menjadi lebih keras dan kokoh. 14,15. Selain itu, fungsi tulang juga sebagai pengungkit untuk bermacam-macam aktivitas selama pergerakan. Sebagai penyokong berat badan dan sebagai proteksi, melindungi organ tubuh yang halus seperti; otak, jantung, paru-paru, alat-alat dalam perut dan panggul. Sebagai immunologi, limposit B yang di bentuk dalam sumsum tulang di ubah menjadi sel-sel plasma. 14,15. Dari keterangan di atas, ada 4 fungsi utama jaringan tulang: 1. Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot untuk pergerakan. 2. Fungsi protektif, melindungi alat vital dalam tubuh dan juga sumsum tulang. 3. Fungsi metabolik, yaitu mengatur keseimbangan berbagai mineral tubuh, juga sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai mineral yang penting seperti kalsium dan phospat. 4. Fungsi hemopetik, berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan sel darah Komposisi Tulang Komposisi tulang terdiri dari 2 bahan, yaitu: 1. Matrik yang kaya mineral (70%) sama dengan tulang yang sudah matang (bone). 2. Bahan organik (30%) yang terdiri dari:
3 a. Sel (2%): - Sel osteoblast yaitu yang membuat matrik (bahan) tulang/ sel pembentuk tulang, merupakan sel tulang muda yang kerjanya berlawanan dengan osteoclast. - Sel osteocyte yaitu mempertahankan matrik tulang. - Sel osteoclast yaitu sel yang menyerap tulang atau menyerap (resorbsi) osteoid. b. Osteoid (98%) sama dengan tulang muda yaitu matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit mineral Pembentukan Tulang Pembentukan tulang manusia dimulai pada saat masih janin dan umumnya akan bertumbuh dan berkembang terus sampai umur 30 sampai 35 tahun. Jaringan tulang dibentuk oleh kristal-kristal kecil kalsium dan fosfor yang melekat dalam jaringan yang menahan serat protein. Kristal kalsium memberikan kekuatan, kepadatan dan kekerasan pada tulang. Mineral lainnya juga terdapat dalam tulang, termasuk flour, sodium, potasium, sitrat dan mineral lainnya. Jaringan tulang secara konstan diganti, dengan membuang jaringan lama dan menggantikannya dengan jaringan baru. Proses ini dikenal dengan siklus remodeling tulang. Remodeling tulang terjadi ketika sejumlah kecil hilang atau pecah karena sel yang dikenal dengan osteoclast. Setelah mengalami proses resorpsi, jenis sel lainnya atau osteoblast, bergerak kedaerah tulang yang hilang dan menggantikannya dengan tulang baru. Proses ini berlanjut pada bagian-bagian kecil seluruh tulang sepanjang hidup. Seluruh siklus membutuhkan 4 hingga 8 bulan atau setidaknya 3 bulan. Proses
4 resopsi berlangsung cepat, hanya membutuhkan 4 hingga 6 minggu, sedangkan proses pembentukan tulang baru, berlangsung lambat yang membutuhkan hingga 2 bulan untuk setiap siklus remodeling. Semua tulang akan melalui siklus perubahan tulang yang diatur oleh sistem hormonal Densitas (Kepadatan) Tulang Kepadatan tulang adalah jumlah kandungan mineral tulang dalam setiap cm tulang yang diukur dengan alat bone densitometer. Kepadatan tulang yang rendah yaitu osteopenia dan osteoporosis. Osteopenia merupakan prediktor awal akan terjadinya osteoporosis (keropos tulang) diwaktu yang akan datang. Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen dan Kesehatan bekerjasama dengan PT. Fonterra Brands Indonesia (2005) ditemukan bahwa prevalensi osteopenia di Indonesia mencapai 41,8% dan 10,3% menderita osteoporosis, sekitar 40% dari sampel berusia kurang dari 45 tahun Proses Terjadinya Osteoporosis Seiring dengan bertambahnya usia, keseimbangan sistem mulai terganggu. Tulang kehilangan kalsium lebih cepat dibanding kemampuannya untuk mengisi kembali. Alasan mengapa hal ini terjadi belum jelas. Secara umum dapat kita katakan bahwa osteoporosis terjadi saat fungsi penghancuran sel-sel tulang lebih dominan dibanding fungsi pembentukan sel-sel tulang. 3 Masa tulang mengalami perubahan selama hidup melalui tiga fase, yaitu:
5 Fase Pertumbuhan Sekitar 90% massa tulang di bentuk pada fase pertumbuhan. Dimulai dini dari kehidupan janin sampai pada masa pubertas, dan hanya sedikit setelah umur 20 tahun. Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang, antaralain: 1. Herediter (genetik). Tinggi badan anak secara umum tergantung dari orang tua. 2. Nutrisi. Suplai makanan yang mengandung kalsium, fosfat, protein, dan vitamin A,C,D adalah hal yang penting untuk generasi pertumbuhan tulang serta untuk memelihara rangka yang sehat. 3. Faktor-faktor endokrin. a. Paratiroid hormon (PTH). Dalam memelihara kadar kalsium darah, sehingga merangsang terjadinya sekresi PTH dengan cara melepas kalsium kedalam darah; merangsang absorpsi kalsium dan fosfat dari usus; meresorpsi kalsium dari tubulus renalis. b. Tirokalsitonin adalah hormon yang dihasilkan sel-sel parafolikuler dari kelenjar tiroid. Cara kerjanya menghambat resorbsi tulang. c. Tiroksin. Bertanggung jawab dalam pertumbuhan tulang yang layak, dan kematangan tulang. 4. Persarafan. Gangguan suplai persarafan mengakibatkan penipisan tulang seperti pada kelainan poliomielitis. 5. Penyakit-penyakit mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap pertumbuhan tulang. 15
6 Fase konsolidasi Setelah fase pertumbuhan berhenti, mulai fase konsolidasi yang berlangsung sekitar tahun. Pada fase ini kepadatan tulang akan bertambah dan mencapai puncaknya pada usia tahun. Keadaan ini disebut massa tulang puncak (peak bone mass). Seseorang yang mempunyai massa tulang puncak yang tinggi akan mempunyai kekuatan tulang yang cukup bila terjadi penurunan densitas tulang akibat usia, atau sakit berat Fase involusi Memasuki fase involusi, mulai terjadi pengurangan massa tulang sesuai dengan pertambahan usia. Pada usia tahun, baik laki-laki maupun perempuan mulai terjadi proses penipisan massa tulang yang penyusutannya berkisar 0,3-0,5% per tahun. Penurunan massa tulang tidak sama di seluruh tulang rangka. Penurunan yang paling cepat terjadi di tulang telapak tangan, leher tulang paha, dan ruas tulang belakang. Tulang kerangka lain juga mengalami proses tersebut, tetapi berlangsung lebih lambat. 12 Dalam keadaan normal, tulang kita senantiasa berada dalam keadaan seimbang antara proses pembentukan dan penghancuran. Fungsi penghancuran (resorpsi) yang dilaksanakan oleh osteoklas, dan fungsi pembentukan yang dijalankan oleh osteoblas senantiasa berpasangan dengan serasi. Fase yang satu akan merangsang terjadinya fase yang lain. Dengan demikian tulang senantiasa beregenerasi. 3 Keadaan tersebut menyebabkan kepadatan massa tulang dan kekuatannya selalu tetap. Proses tersebut berbeda pada osteoporosis.
7 Pada osteoporosis, osteoclast bekerja lebih aktif di bandingkan dengan osteoblas, akibatnya kepadatan tulang berkurang karena kehilangan banyak kalsium dan menyebabkan kerapuhan tulang. Tulang yang rapuh ini menjadi mudah patah karena tidak tahan pada benturan, walaupun benturan ringan sekalipun. Keseimbangan kalsium, antara yang masuk dan keluar, juga memainkan peranan penting. Bahkan faktor penentu utama untuk terjadinya osteoporosis adalah kadar kalsium yang tersisa pada tulang. Orang-orang yang sebelumnya memiliki densitas tulang yang tinggi (tulang yang padat), mungkin tidak akan sampai menderita osteoporosis. Kehilangan kalsium yang dialami tidak mencapai tingkat dimana terjadi osteoporosis.lebih kurang 99% dari keseluruhan kalsium tubuh kita berada di dalam tulang dan gigi. Bila kadar kalsium darah turun dibawah normal, tubuh akan mengambilnya dari tulang untuk mengisinya lagi. 3 Pada osteoporosis, resorpsi tulang meningkat sehingga kepadatan massa tulang menurun. Bila massa tulang yang hilang sedemikian besarnya maka benturan ringan pun dapat menyebabkan fraktur tulang. Pada osteoporosis, tulang-tulang yang sering mengalami fraktur yaitu ruas tulang belakang, tulang paha bagian atas dan pergelangan lengan bawah Penyebab dan Faktor Risiko Osteoporosis Penyebab Osteoporosis Penyebab osteoporosis dapat di klasifikasikan menjadi: 1. Osteoporosis Primer Osteoporosis primer dapat timbul tanpa keadaan yang mendasari (secara tibatiba). Bisa terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan pada segala usia. Namun,
8 lebih sering terjadi pada perempuan setelah menopause, sedangkan pada laki-laki terjadi di usia yang lebih tua. Tipe osteoporosis primer terdiri dari : Tipe 1. Osteoporosis pascamenopause Timbul setelah haid berhenti (menopause) sebagai akibat rendahnya hormon estrogen. Tipe ini terjadi pada usia tahun. Pada usia tersebut perempuan lebih banyak terkena osteoporosis. Fraktur yang terjadi biasanya di ruas tulang belakang dan pergelangan tangan. 12 Tipe 2. Osteoporosis senilis Timbul pada usia berkisar tahun. Perempuan resikonya 2 kali lebih besar daripada laki-laki. Pada laki-laki timbulnya osteoporosis lebih lambat karena penurunan hormon seks yang lebih lambat. Fraktur biasanya terjadi di ruas tulang belakang, bagian leher tulang paha, dan tulang panjang (seperti tulang lengan bawah dan tulang tungkai bawah). 12 Tipe 3. Osteoporosis idiopatik (juvenil) Osteoporosis idiopatik tidak disebabkan oleh menopause atau berkurangnya hormon. Lebih banyak ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Gejalanya, terjadi fraktur kompresi di ruas tulang belakang pada usia tahun, juga dapat menyerang sebelum pubertas, baik laki-laki maupun perempuan, dan dapat mengenai seluruh tulang. Tipe ini jarang sekali ditemukan, apabila terjadi, berlangsung akut selama 2-4 tahun, kemudian terjadi kesembuhan spontan tanpa pengobatan Osteoporosis Sekunder Osteoporosis sekunder terjadi karena adanya penyakit tertentu atau akibat dari pengobatan. Kondisi yang mempengaruhi osteoporosis sekunder seperti:
9 1. Penyakit menahun (reumatik sendi, kencing manis). 2. Penyakit keganasan (leukemia, limfoma, metastasis kanker tulang). 3. Penggunaan obat tertentu (anti-konvulsan, antasida yang mengandung alumenium, tetrasiklin). 4. Tidak bisa bergerak total (stroke yang menyebabkan kelumpuhan, sakit berat yang lama). 5. Gangguan metabolisme kalsium (turunnya penyerapan kalsium oleh usus, gangguan metabolisme vitamin D). 6. Kelainan endokrin (kekurangan hormon estrogen, progestogen). 7. Pengangkatan kedua indung telur, atau pengangkatan sebagian lambung) Faktor Risiko Osteoporosis Karena pola pembentukan dan resopsi tulang berbeda antar individu, para ahli memperkirakan ada banyak faktor yang berperan antara lain: 1. Perempuan Perempuan mempunyai risiko 6 kali lebih besar dari laki-laki untuk terkena osteoporosis primer. Disebabkan kehilangan massa tulangnya lebih cepat setelah menopause, karena pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya sejak usia perempuan 35 tahun dan menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun. 2. Usia Semakin lanjut usia, semakin besar kehilangan massa tulang, dan semakin besar pula kemungkinan timbulnya osteoporosis. Di samping itu, semakin tua akan semakin berkurang kemampuan saluran cerna untuk menyerap kalsium. 3. Ras/Suku
10 Ras/suku juga membuat perbedaan, seperti suku Asia cenderung memiliki kerangka tulang kecil. Orang yang rangka tulang kecil lebih sering mengalami osteoporosis, daripada orang dengan rangka besar. 4. Keturunan Penderita Osteoporosis Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu, seperti kesamaan perawakan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama. 5. Gaya Hidup 1). Konsumsi daging merah dan minuman bersoda. Daging merah dan minuman bersoda mengandung fosfor yang merangsang pembentukan hormon parathyroid, penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah. 2). Minuman berkafein dan beralkohol. Kafein akan meningkatkan pembuangan kalsium melalui urin. 3). Malas olahraga Proses osteoblas atau pembentukan massa tulang akan terhambat bagi yang malas bergerak atau olahraga. Semakin banyak bergerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa tulang. 4). Merokok Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang. Disamping itu,rokok juga membuat penghisapnya mengalami hipertensi, penyakit jantung dan tersumbatnya aliran darah keseluruh tubuh. Bila darah sudah tersumbat, maka proses
11 pembentukan tulang sulit terjadi. Saat masih berusia muda, efek nikotin pada tulang tidak akan terasa karena proses pembentukan tulang masih terus terjadi. Namun saat melewati umur 35 tahun, efek rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur tersebut sudah berhenti. 5). Kurang kalsium Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang. 6. Mengkonsumsi Obat Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi bila sering dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi akan mengurangi massa tulang, sebab kotikosteroid menghambat proses osteoblast. Selain itu, obat heparin dan antikejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis. 7. Kurus dan Mungil Perawakan kurus dan mungil memiliki bobot tubuh cenderung ringan misal kurang dari 57 kg, padahal tulang akan giat membentuk sel asal ditekan oleh bobot yang berat, karena posisi tulang menyangga bobot maka tulang akan terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada bagian pinggul dan panggul. Jika bobot tubuh ringan maka massa tulang cenderung kurang terbentuk sempurna Diagnosis Pemeriksaan jasmani penderita osteoporosis seringkali tidak menunjukkan kelainan yang khas, kecuali tubuh yang bungkuk dan berkurangnya tinggi badan. Untuk menegakan diagnosis, selain gejala-gejala di atas, diperlukan pemeriksaan penunjang seperti:
12 1. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan ini meliputi darah lengkap, albumin, fosfor, ureum, T3, T4, serum protein elektroforesis, dan urin lengkap. Juga dilakukan pemeriksaan kadar kalsium, kreatinin, dan osteokalsin untuk mengetahui secara tidak langsung adanya gangguan keseimbangan resorpsi dan pembentukan tulang. Namun tidak semua pemeriksaan di atas dilakukan mengingat harganya yang mahal Penilaian densitas tulang Pengukuran densitas atau kepadatan tulang adalah pengukuran kepadatan mineral seperti kalsium dengan menggunakan alat seperti: Single photon absorptiometry (SPA) memakai sumber photon antara lain iodine125 dan pancaran photon akan menembus sejumlah jaringan mineral tulang yang akan dihitung dan dilaporkan sebagai densitas mineral. Single energy X-ray Absorptiometry (SXA) pada saat ini telah digantikan dengan Single Photon Absorptiometry (SPA) dan teknik ini digunakan untuk scanning pergelangan tangan saja sedang untuk mengukur densitas vertebra dan panggul teknik ini tidak dapat memberikan hasil secara tepat. Vertebra dan panggul hanya dapat diukur dengan tepat memakai teknik dual energy absorptiometry memakai photon (DPA) atau x-ray (DXA atau DEXA). Metoda Quantitative Ultrasound (QUS) termasuk Broad-band Ultrasound Attenuation (BUA), Speed of Sound (SOS) atau Ultrasound Velocity (UV) akhir-akhir ini telah dipasarkan dan telah dilakukan evaluasi secara luas manfaatnya untuk mengukur status tulang (osteoporosis) pada tumit dan jari. Hal yang menarik dalam pemakaian alat ini adalah pada biaya (low cost), mudah dibawa (portability) dan
13 tanpa radiasi, serta disamping dapat memberikan informasi mengenai massa tulang juga dapat menilai organisasi struktur tulang. Computerised Tomography (CT) telah dipakai untuk mengukur densitas tulang baik pada tulang tangan maupun pada vertebra. Keuntungan utama metoda ini dalam mengukur densitas tulang trabekula, menunjukkan densitas tulang secara volumetrik murni, berbeda dengan DEXA yang hanya mampu memberikan densitas tulang areal. CT tidak dapat memberikan hasil yang cukup baik seperti halnya pada teknik DEXA. Kerugian teknik ini adalah adanya radiasi dan biaya pemeriksaannya mahal. Pemeriksaan densitas tulang merupakan komponen utama dan merupakan salah satu penentu dalam menegakkan diagnosis osteoporosis. Dari hasil pengukuran, dapat diperkirakan kekuatan tulang. 19 Berdasarkan densitas massa tulang (pemeriksaan massa tulang dengan menggunakan alat densitometri). WHO membuat kriteria sebagai berikut : Normal :Nilai T pada BMD > -1 Osteopenia :Nilai T pada BMD antara -1 dan -2,5 Osteoporosis :Nilai T pada BMD < -2,5 Osteoporosis Berat :Nilai T pada BMD, -2,5 dan ditemukan fraktur Sumber: Medicastore Pencegahan Pencegahan dilakukan agar tidak timbul osteoporosis yaitu dengan mencegah terjadinya massa tulang yang rendah, sehingga faktor risiko osteoporosis karena lingkungan tidak terjadi. Upaya yang diperlukan antaralain: 1). Memberi obat pengganti hormon
14 Hormon replacement therapy (HRT) atau terapi sulih hormon bisa diberikan pada perempuan di masa perimnenopause bila dibutuhkan dan tidak ada kontraindikasi. Sewaktu haid sudah tidak teratur dan telah timbul beberapa keluhan menopause, seperti gejolak panas, badan terasa sakit, mudah marah, dan rambut rontok, pemberian HRT sudah dapat dimulai. Pemberian HRT berupa estrogen alamiah bisa di berikan selama tahun agar tulang masih kuat walaupun usia telah lanjut. 12 2). Asupan kalsium dan vitamin D yang adekuat sepanjang hidup Jumlah kalsium pada tubuh orang dewasa sekitar 1-2 kg, dan 98% tersimpan di dalam tulang. Selain dibutukan oleh sel tubuh, kalsium juga di butuhkan untuk mencegah rapuhnya tulang. Untuk menjaga keseimbangan kalsium darah, dibutuhkan hormon paratiroid (PTH), vitamin D dan kalsitonin. Hormon tersebut bekerja di tempat kalsium memasuki tubuh yaitu saluran cerna, tempat pembuangan kalsium yaitu urin, tinja, dan keringat, dan tempat penyimpanannya yaitu tulang. 12,16 Dari tempat penyimpanannya, kalsium dapat diambil dan disimpan kembali tergantung dari kebutuhan. Kebutuhan kalsium akan meningkat pada masa pertumbuhan, kehamilan, selama menyusui, dan setelah menopause. Berkurangnya kadar kalsium darah di usia lanjut akan mengakibatkan naiknya kadar hormon paratiroid sehingga tulang melepaskan kalsium agar kadar kalsium darah tetap normal. Selanjutnya terjadi proses penipisan massa tulang dan terjadi osteoporosis. 12 Kalsium dalam tubuh akan bekerja efektif setelah kulit terkena sengatan singkat radiasi sinar ultraviolet, karena paparan sinar matahari dapat merangsang produksi vitamin D. Vitamin ini berfungsi sebagai pembuka kalsium masuk kedalam
15 aliran darah, sampai akhirnya bersatu dengan tulang. Namun, pada umumnya orang menghindari sinar matahari karena takut menjadi hitam, sehingga diduga hal ini menjadi salah satu penyebab tingginya kasus osteoporosis di Indonesia, padahal Indonesia termasuk daerah tropis. Ditambah dengan pola hidup orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan yang kurang mendapat sinar matahari. 16 Vitamin D merupakan hormon yang di butuhkan untuk penyerapan kalsium di usus. Sumber vitamin D di peroleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Tubuh seseorang yang cukup mendapat sinar matahari, tidak memerlukan vitamin D dari makanan. Kulit dapat membuat vitamin D sendiri dengan bantuan sinar ultraviolet matahari. Berjemur di bawah sinar matahari selama 30 menit pada pagi hari mulai pukul hingga sebelum pukul dan sore sesudah pukul hingga mencukupkan kebutuhan vitamin D. Kekurangan vitamin D kemungkinan banyak terjadi di daerah yang tidak selalu mendapat sinar matahari dan kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D seperti; hati, kuning telur, krim, mentega, minyak ikan, ikan berlemak seperti sarden, salmon, serta belut. 12,16 Berbagai penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa vitamin D dapat menyembuhkan dan mencegah riketsia, yaitu tulang tidak mampu melakukan kalsifikasi.. Kebutuhan vitamin D sehari pada orang dewasa adalah 400 IU. 6,13 3). Kurangi asupan kopi, garam, dan minuman ringan Diet tinggi kafein, fosfat dan garam (natrium) dapat mengganggu keseimbangan kalsium. Kafein akan meningkatkan pembuangan kalsium melalui urin. Makanan yang diasinkan juga mempercepat timbulnya rapuh tulang. Dalam
16 minuman ringan terdapat kandungan fosfat. Tingginya asupan fosfat, tanpa asupan kalsium yang cukup akan meningkatkan risiko osteoporosis. 12 4). Jangan merokok dan batasi minum alkohol Merokok dan minum alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan osteoporosis menjadi 2 kali lipat. 12 Dari hasil pemeriksaan densitas mineral tulang (DMT) didapat bahwa jumlah penderita osteoporosis usia produktif (25-34 tahun) sekitar 6%. Dimana jumlah pria lebih banyak dibandingkan perempuan. Menurut DR.Abas Basuni Jahari,MSc.,ahli gizi dari Puslitbang Gizi Depkes RI, kondisi itu di duga karena faktor gaya hidup orang muda di kota metropolitan yang tidak sehat, seperti merokok dan mengasup minuman beralkohol. Orang yang suka merokok dan konsumsi minuman beralkohol biasanya sering lupa makan, karena minuman alkohol menimbulkan efek kenyang. Kalau sudah begitu, asupan kalsium tentu saja akan berkurang. 17 5). Kurangi asupan protein yang brlebihan Makanan yang kaya protein bila di konsumsi lebih dari 120 g per hari malah akan meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urin. 12 6). Melakukan latihan fisik atau olahraga teratur Olahraga seperti lari, naik gunung, bela diri, serta pekerjaan berat yang membangun massa otot yang telah dilakukan sejak muda akan meningkatkan massa tulang menjadi padat. Sebaliknya, tidak pernah berolahraga, sakit berat yang menyebabkan harus berbaring di tempat tidur (imobilisasi), dan pekerjaan dengan banyak duduk akan menyebabkan otot mengecil dan berkurangnya massa tulang. Karena ada hubungan langsung antara massa otot dan massa tulang. 12
17 2.7. Kerangka Konsep Kerangka konsepsional yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Pegawai Balai Riset Pengukuran Densitas tulang -Jenis Kelamin -Umur -Gaya Hidup -Normal -Osteopenia -Osteoporosis -Osteoporosis Berat
OSTEOPOROSIS DEFINISI
OSTEOPOROSIS DEFINISI Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS TINJAUAN TEORI 1. Definisi Osteoporosis adalah penyakit metabolisme tulang yang cirinya adalah pengurangan massa tulang dan kemunduran mikroarsitektur tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat. menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakatakan hidup sehat menyebabkan jumlah usia lanjut menjadi semakin banyak, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah usia lanjut di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan manusia saat ini telah meningkatkan kualitas hidup manusia, baik kemajuan dalam bidang sosioekonomi maupun dalam bidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup pada masa dewasa awal sebagai masa transisi dari masa remaja memberikan dampak pada masalah kesehatan. Salah satu perhatian khusus adalah masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya patah tulang. Selama ini osteoporosis indentik dengan orang tua tapi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada tulang, penyakit ini ditandai dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah
Lebih terperinciPEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
ETIOLOGI Kadar hormon tiroid dan paratiroid yang berlebihan dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dalam jumlah yang lebih banyak. Obat-obat golongan steroid pun dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dari
Lebih terperinciOsteoporosis. Anita's Personal Blog Osteoporosis Copyright anita handayani
Osteoporosis Mengapa Masalah Osteoporosis Pasca Menopause Akhir-Akhir Ini Menjadi Masalah? - Menghadapi tahun 2010-an terjadi peningkatan harapan hidup wanita sampai usia 70 tahun dan - Pada usia 2000-
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daur hidup manusia akan melewati fase usia lanjut (proses penuaan). Proses penuaan merupakan hal yang tidak dapat dihindari, dimana mulai terjadi perubahan fisik dan
Lebih terperinciEFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI
EFEK JALAN KAKI PAGI TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG PADA WANITA LANSIA DI DESA GADINGSARI SANDEN BANTUL SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK MENDAPATKAN GELAR SARJANA SAINS ILMU TERAPAN FISIOTERAPI
Lebih terperinciCalcium Softgel Cegah Osteoporosis
Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium softgel mampu mencegah terjadinya Osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya
Lebih terperinciLATIHAN FISIK DAN OSTEOPOROSIS PADA WANITA POSTMENOPAUSE. Ni Made Sri Dewi Lestari
LATIHAN FISIK DAN OSTEOPOROSIS PADA WANITA POSTMENOPAUSE Ni Made Sri Dewi Lestari Jurusan Penjaskesrek, FOK Universitas Pendidikan Ganesha email: gedeagungnara@yahoo.com ABSTRAK Osteoporosis merupakan
Lebih terperinciMANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI
MANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mendapatkan gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis adalah kondisi atau penyakit dimana tulang menjadi rapuh dan mudah retak atau patah. Osteoporosis sering menyerang mereka yang telah berusia lanjut
Lebih terperinciBAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS)
BAB II KEROPOS TULANG (OSTEOPOROSIS) Bab kedua ini memberikan penjelasan umum tentang tulang dan keropos tulang, meliputi definisi keropos tulang, struktur tulang, metabolisme tulang, fungsi tulang, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang. menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi permasalah global di bidang kesehatan termasuk di Indonesia. Osteoporosis merupakan penyakit ditandai
Lebih terperinciLEMBARAN KUESIONER. Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis
LEMBARAN KUESIONER Judul Penelitian : Analisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan penyakit osteoporosis pada wanita premenopause di Komplek Pondok Bahar RW 06 Karang Tengah Tangerang
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA HIDUP TERHADAP KEJADIAN BUNGKUK OSTEOPOROSIS TULANG BELAKANG WANITA USIA LANJUT DI KOTA BANDAR LAMPUNG Merah Bangsawan * Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya kepadatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit kronik yang ditandai dengan pengurangan massa tulang yang disertai kemunduran mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang pada tahap awal belum memberikan gejala-gejala yang diketahui (asymtomatic disease). Osteoporosis baru diketahui ada apabila
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Osteoporosis Secara harfiah kata osteo berarti tulang dan kata porosis berarti berlubang atau dalam istilah populer adalah tulang keropos. Zat kapur, kalsium adalah mineral terbanyak
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian kopi Kopi merupakan salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulant
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pembentukan tulang. Salah satu penyakit yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembentukan tulang didalam tubuh disebut Osteogenesis. Pembentukan tulang terdiri dari penyerapan dan pembentukan yang terjadi secara terus menerus atau selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Osteoporosis Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang
Lebih terperinciLATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT
LATIHAN, NUTRISI DAN TULANG SEHAT Tulang yang kuat benar-benar tidak terpisahkan dalam keberhasilan Anda sebagai seorang atlet. Struktur kerangka Anda memberikan kekuatan dan kekakuan yang memungkinkan
Lebih terperinciMENCEGAH DAN MENGATASI OSTEOPOROSIS DENGAN BEROLAHRAGA
MENCEGAH DAN MENGATASI OSTEOPOROSIS DENGAN BEROLAHRAGA OLEH: FARIDA MULYANINGSIH, M.KES. PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 MENCEGAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tulang yang sehat adalah tulang yang kuat dan tidak mudah patah. Kekuatan tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus terjadi seiring
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengindraan terhadap suatu objek tertantu yang terjadi melalui panca indra manusia yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertantu yang terjadi melalui panca indra manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perimenopause adalah suatu fase dalam proses menua (aging) yaitu ketika seorang wanita mengalami peralihan dari masa reproduktif ke masa nonreproduktif. Pada fase ini,
Lebih terperinciHIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.
1. Hipokalsemia HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dl darah. PENYEBAB Konsentrasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok Pengetahuan tentang merokok yang perlu diketahui antara lain meliputi definisi merokok, racun yang terkandung dalam rokok dan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh rokok.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hiperurisemia telah dikenal sejak abad ke-5 SM. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada perempuan, karena pria memiliki kadar asam urat yang lebih tinggi daripada perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoporosis didefinisikan sebagai kondisi rendahnya kepadatan mineral tulang disertai dengan perubahan mikroarsitektural tulang, peningkatan kerapuhan tulang dan peningkatan
Lebih terperinciOBAT YANG MEMPENGARUHI HOMEOSTASIS MINERAL TULANG
OBAT YANG MEMPENGARUHI HOMEOSTASIS MINERAL TULANG www.rajaebookgratis.com FISIOLOGI TULANG Tulang merupakan bentuk khusus jaringan ikat yang tersusun oleh kristal-kristal mikroskopis kalsium dan fosfat
Lebih terperinciOSTEOPOROSIS. Penyebab Osteoporosis dan Faktor Risiko Osteoporosis
OSTEOPOROSIS Penyebab Osteoporosis dan Faktor Risiko Osteoporosis Sebenarnya, apa yang menyebabkan terjadinya osteoporosis? Berikut ini beberapa penyebab osteoporosis: 1. Osteoporosis postmenopausal terjadi
Lebih terperinciGambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung
Gambaran Kepadatan Tulang Wanita Menopause Pada Kelompok X di Bandung Adam BH Darmawan, Slamet Santosa Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Abstrak Osteoporosis
Lebih terperinciOleh: Yudik Prasetyo Dosen IKORA-FIK-UNY
LATIHAN BEBAN BAGI PENDERITA OSTEOPOROSIS Oleh: Yudik Prasetyo Dosen IKORA-FIK-UNY Abstrak Osteoporosis ialah keadaan berkurangnya massa tulang, sehingga keropos dan mudah patah. Puncak massa tulang pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya (WHO, 2004). Jumlah populasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut (lansia) merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya (WHO, 2004). Jumlah populasi lansia di Indonesia meningkat
Lebih terperinciLATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti
LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti TUJUAN MODUL Setelah mempelajari modul ini, diharapkan peserta dapat: 1. Memahami konsep dukungan latihan fisik untuk asuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Karakteristik kasus menopause..., Herdiana Christanty Sihombing, FKM UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Osteoporosis merupakan masalah kesehatan dunia (global issue). Hal ini dikarenakan, meskipun prevalensi osteoporosis tertinggi diderita oleh wanita usia lanjut, namun
Lebih terperinciTulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi
Tulang Rawan Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi Suatu tulang rawan memiliki khondrosit yang tersimpan di dalam ruangan (lacunae) dalam matriks ekstraselular. Tulang rawan mengandung banyak air (menyebabkannya
Lebih terperinciGIZI DAUR HIDUP: Gizi Lansia/Manula
GIZI DAUR HIDUP: Gizi Lansia/Manula By Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Usia Lanjut/Lanjut Usia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit, hanya sebagian kecil dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Sekitar 99 persen total kalsium dalam tubuh ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi
Lebih terperinciFase Penuaan KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA. Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun)
KESEHATAN REPRODUKSI LANJUT USIA Windhu Purnomo FKM Unair, 2011 Fase Penuaan Fase Subklinis (25-35 tahun) Fase Transisi (35-45 tahun) Fase Klinis ( > 45 tahun) 1 2 Fase penuaan manusia 1. Fase subklinis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di indonesia kesadaran akan osteoporosis masih rendah, terutama dalam pencegahannya. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit degeneratif di mana terjadi proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan
Lebih terperinciUPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009
BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa remaja puncak pertumbuhan masa tulang (Peak Bone Massa/PBM)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa remaja puncak pertumbuhan masa tulang (Peak Bone Massa/PBM) yang menyebabkan kebutuhan kalsium paling tinggi pada masa ini dibandingkan dengan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalsium merupakan salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak. Oleh karena itu kalsium disebut sebagai makro mineral. Kalsium juga merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Lebih terperinciPatogenesis dan Metabolisme Osteoporosis pada Manula
Patogenesis dan Metabolisme Osteoporosis pada Manula Hikmat Permana Sub Bagian Endokrinologi dan Metabolisme Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Perjan Hasan Sadikin FK Universitas Padjadjaran Bandung Osteoporosis
Lebih terperinciBab IV Memahami Tubuh Kita
Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. OBESITAS. 2.1.1. Pengertian Obesitas. Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran
30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Konsumsi pangan merupakan faktor penentu yang penting dalam menentukan status kepadatan tulang khususnya pada saat pertumbuhan seperti pada masa remaja.
Lebih terperinciAida Minropa* ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESIKO OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI KENAGARIAN API-API WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASAR BARU KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2013 Aida Minropa* ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Menurut Soekirman (2000) status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya,
Lebih terperinciII. PENGETAHUAN RESPONDEN Petunjuk pengisian: Berilah tanda (x) pada jawaban yang saudara anggap benar.
KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN JATI MAKMUR KECAMATAN BINJAI UTARA TAHUN 2010 I. IDENTITAS RESPONDEN Nama :...
Lebih terperinciMAKALAH GIZI ZAT BESI
MAKALAH GIZI ZAT BESI Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN
Lebih terperinciPOLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id
POLA MAKAN Sumber: Kiat Sehat diusia Emas - vegeta.co.id Manfaat utama : Sumber energi untuk seluruh aktivitas dan metabolisme tubuh. (Lihat Tabel I : Sumber Makanan) Akibat bagi kesehatan Kelebihan :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Penyakit Hiperurisemia 1. Pengertian Penyakit Hiperurisemia Penyakit hiperurisemian adalah jenis rematik yang sangat menyakitkan yang disebabkan oleh penumpukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
53 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Departemen Pendidikan Nasional Departemen Pendidikan Nasional merupakan suatu lembaga pemerintahan yang bertanggung jawab pada usaha pencerdasan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciApa itu Kalsium (Ca)?
19 Sumber Makanan yang Mengandung Kalsium Tinggi Selain Susu - Selama ini kita mengenal bahwa susu adalah sumber kalsium tertinggi. Tapi tahukah anda, masih banyak makanan lainnya yang mengandung kalsium
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal monosodium urat di dalam tubuh. Asam
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Unit Percobaan
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Unit Percobaan Karakteristik unit percobaan yang diambil dalam penelitian ini meliputi usia saat mengikuti penelitian, daerah asal dan rata-rata jumlah kiriman uang dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hal yang paling penting bagi masyarakat, terutama remaja yang memiliki aktivitas yang padat. Salah satu cara agar tubuh tetap sehat adalah
Lebih terperinciBAB I PEN DAHULUAN. prasarana pendidikan yang dirasakan masih kurang khususnya didaerah pedesaan.
BAB I PEN DAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah pembangunan nasional adalah rendahnya kualitas SDM. Masalah ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti gizi makanan, sikap masyarakat terhapat pendidikan,
Lebih terperinciMengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan
Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu jenis organisme laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Berdasarkan data DKP (2005), ekspor rajungan beku sebesar
Lebih terperinciAWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT
AWAL YANG SEGAR: KIAT-KIAT POLA MAKAN YANG SEHAT Ingin menerapkan pola makan yang sehat tapi tidak tahu harus memulai dari mana? Artikel ini adalah panduan mudah untuk mengiring anda ke arah yang tepat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan telah muncul sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko untuk kanker, hipertensi, hiperkolesterolemia,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Menurut Dr. Robert P. Heaney dalam Reitz
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Penyakit Osteoporosis 2.1.1. Osteoporosis Menurut Hartono (2000) osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya masa tulang secara nyata yang berakibat pada rendahnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh, sekitar 99%
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kalsium darah Kalsium merupakan mineral yang paling banyak di dalam tubuh, sekitar 99% dari kalsium dalam tubuh berada di tulang dan gigi, dan 1% sisanya berada dalam darah dan
Lebih terperinciKOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN II.
KOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN Lansia merupakan salah satu bagian dari siklus hidup manusia yang menjadi tahap akhir dari kehidupan. Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kejadian Osteoporosis terutama pada lansia akan mempunyai dampak yang sangat buruk bagi penderitanya. Osteoporosis pada lansia akan mengakibatkan terjadinya fraktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Obesitas dan Persentase Lemak 2.1.1 Prevalensi Obesitas Secara global, prevalensi obesitas telah meningkat sejak tahun 1980 dan peningkatannya sangat cepat. 11
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk lanjut usia pria lebih rendah dibanding wanita. Terlihat dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi dan proyeksi
Lebih terperinciMilik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia
umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang
Lebih terperinciPMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.
Menjelang haid atau menstruasi biasanya beberapa wanita mengalami gejala yang tidak nyaman, menyakitkan, dan mengganggu. Gejala ini sering disebut dengan sindrom pra menstruasi atau PMS, yakni kumpulan
Lebih terperinciOsteoporosis Apakah tulang anda beresiko?
Osteoporosis Apakah tulang anda beresiko? Apakah itu Osteoporosis? Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan massa tulang rendah dan hilangnya jaringan tulang yang dapat menyebabkan tulang lemah
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Usia tulang merupakan indikator utama untuk menilai maturitas tulang
21 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Usia tulang merupakan indikator utama untuk menilai maturitas tulang yang digunakan dari kelahiran sampai dewasa. Dengan menentukan usia tulang, berarti menghitung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalsium adalah mineral yang paling banyak kadarnya dalam tubuh manusia (hampir 2% dari berat total tubuh) dan kebanyakan bergabung dengan unsur fosfor menjadi kalsium
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Susu adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat tulang sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja sebagai mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila anak telah mencapai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Osteoporosis Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus
Lebih terperinciBAB II PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA USIA DEWASA Definisi Osteoporosis
BAB II PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA USIA DEWASA 1.1 Perihal Osteoporosis 2.1.1 Definisi Osteoporosis Kata osteoporosis berasal dari bahasa yunani yaitu osteo yang berarti tulang dan porous yang berarti
Lebih terperinci