HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN ORANG TUA ANAK AUTISME

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN ORANG TUA ANAK AUTISME"

Transkripsi

1 1 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENERIMAAN ORANG TUA ANAK AUTISME Emylia Prayitna Sumi Lestari Yoyon Supriyono Program Studi Psikologi, FISIP Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT This study aims to determine whether there is the relationship between support social and acceptance parents autism in Malang. This study used quantitative correlation. The sampling technique used purposive sampling study. The number of subjects in this study of 50 people. Data collection tools in the form of a questionnaire with Likert scale is a scale of support social and scale acceptance parents autism. Hypothesis test uses Pearson Product Moment correlation using SPSS 20 with significance of The result show there is a relationship between suppotr social andacceptance parents autism in city malang with a correlation value of keywords: social support, acceptance, parents autism ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan orang tua autisme di Malang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat hubungan. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan purposive sampling. Jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang tua autisme. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dengan skala likert yaitu skala dukungan sosial dan skala penerimaan. Uji hipotesis menggunakan korelasi Product Moment Pearson menggunakan SPSS 20 dengan signifikansi sebesar 0,001. Hasil yang didapat yaitu terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan orang tua autisme di kota malang dengan nilai korelasi sebesar kata kunci: dukungan sosial, penerimaan, orang tua autisme LATAR BELAKANG Orang tua, pasti menginginkan buah hatinya lahir dalam keadaan sempurna, sehat, baik sehat dari segi fisik maupun sehat secara psikis atau mental, orang tua mendambakan anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas, berhasil dalam pendidikannya, dan sukses dalam hidupnya. Orang tua merasa bangga dan bahagia ketika harapan tersebut menjadi kenyataan, tidak jarang orang tua mengungkapkan perasaan bangga tersebut dengan menceritakan kesuksesan anaknya kepada sanak keluarga, tetangga dekat maupun jauh, teman sejawat, bahkan kepada siapa pun yang menjadi lawan bicaranya (Ulyatin, 2012). Keadaan akan menjadi berubah ketika anak yang dilahirkan, berbeda dengan anak lainnya, yakni anak yang memerlukan perhatian atau kebutuhan khusus, tentunya orang tua merasa kecewa karena memiliki anak yang tidak sesuai dengan harapan. Harapan untuk mendapat anak normal dapat berubah menjadi kecewa karena anak yang selama ini didambakan atau diinginkan mengalami gangguan perkembangan, salah satunya karena memiliki

2 2 anak autisme, sebab anak-anak dengan gangguan autisme mengalami banyak hambatan dalam perkembangan normal seperti hubungan dalam komunikasi dan interaksi sosial, serta hambatan dalam mengelola emosi pada anak. Orang tua yang memiliki anak autisme pada umumnya tidak dapat menerima kenyataan bahwa anak yang selama ini didambakan seperti tidak membutuhkan kehadirannya. Pelukan dan belaian yang dapat merekatkan hubungan emosi antara orang tua dan anak tidak dapat dirasakan, karena anak autisme cenderung menarik diri dari lingkungan sekitarnya ( Safaria, 2005). Menurut Ulyatin (2012), autisme adalah suatu gangguan perkembangan neurobiologist yang berat atau luas. Penyebab autisme adalah multifaktor. Kemungkinan besar disebabkan adanya kerentanan genetik, kemudian dipicu oleh faktor-faktor lingkungan yang multifaktor, seperti infeksi (rubella, cytomegalovirus) saat anak masih dalam kandungan, bahan-bahan kimia (pengawet makanan, pewarna makanan, perasa makanan dan berbagai food additives lainnya) serta polutan seperti timbal, timah hitam atau air raksa dari ikan yang tercemar merkuri sebagai bahan pengawet vaksin. Bagaimanapun kelahiran anak yang mengalami gangguan autisme adalah kenyataan yang berat yang harus dipikul oleh orang tua, kenyataan ini akan mempengaruhi keseluruhan hidup orang tua dan keluarga. Setiap orang tua yang memiliki anak dengan gangguan perkembangan autisme tentunya akan punya sikap penerimaan yang berbeda. Ada orang tua yang mampu menerima dengan penuh syukur atas apapun kenyataan yang dialami orang tua tersebut, namun adapula orang tua yang tidak mampu menerima kenyataan anak autisme (Ismail, 2012). Kebanyakan orang tua saat mengetahui anaknya autisme akan merasa dirinya yang mengakibatkan anak menjadi autisme. Perasaan bersalah akan semakin besar saat melihat keadaan anak autisme yang tidak bisa diketahui kesembuhannya (Safaria, 2005). Orang tua sangat mengharapkan dan menginginkan buah hatinya dapat lahir secara normal dan sehat. Akan tetapi keinginan dan harapan tersebut tentunya tidak selalu sejalan dengan apa yang diharapkan oleh orang tua. Keadaan anak yang serba terbatas kemampuannya akan menimbulkan kekecewaan yang sangat mendalam dan merupakan kenyataan pahit yang harus dihadapi orang tua. Jika anak yang dinanti-nanti gagal memenuhi harapan orang tua, maka orang tua akan merasa kecewa dan mulai bersikap menolak (Hurlock, 1978). Menurut Mangungsong, (1998) orang tua yang anaknya terdiagnosa mengalami gangguan autisme, tidak mudah bagi mereka untuk menerima kenyataan, reaksi pertama orangtua ketika anaknya dikatakan bermasalah adalah tidak percaya, shock, sedih, malu, kecewa, merasa bersalah, marah dan menolak, sebelum akhirnya sampai pada tahap penerimaan (acceptance), pada dasarnya setiap orang tua menginginkan yang terbaik bagi anaknya walaupun anak mengalami gangguan atau berkebutuhan, namun dalam proses ke arah sana orang tua mempunyai tanggung jawab untuk dapat menerima keadaan anaknya dengan apa adanya secara keseluruhan, selain itu juga orang

3 3 tua tetap menghargai dan memahami serta mendukung perkembangan anaknya. Penerimaan (acceptance) orang tua akan berpengaruh terhadap keadaan psikologis anak berkebutuhan. Menerima anak berarti menyadari anak sebagai seorang individu yang memiliki perasaan, keinginan, dan kebutuhan yang sama dengan anak-anak lainnya. Penelitian mengenai penerimaan orang tua telah dilakukan oleh Astuti (2007) yang hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua dapat menerima anaknya yang menyandang autisme. Bentuk penerimaannya adalah dengan mencintai, merawat, mendidik, dan mengasuh dengan baik. Orang tua autisme juga memahami kondisi, emosional, dan komunikasi anak-anak mereka. Perasaan subjek terhadap anaknya yang menyandang autisme berbeda-beda, ada yang merasa biasa-biasa saja. Tindakan dan upaya untuk anaknya yang menyandang autisme yang dilakukan oleh orang tua satu dengan yang lainnya hampir sama, mereka ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya yang menyandang autisme dengan memberikan perhatian yang besar yaitu menyekolahkan anaknya di yayasan atau sekolah autisme, melakukan terapi secara rutin dan selalu mencari informasi yang terbaru tentang autisme. Chaplin (2004) berpendapat bahwa penerimaan merupakan sikap yang mencerminkan perasaan seseorang sehubungan dengan kenyataan yang ada pada dirinya, sehingga individu yang menerima dirinya dengan baik akan mampu menerima kelemahan atau kelebihan yang dimilikinya. Menurut Hurlock (1978), mengemukakan banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menyukai dan menerima keadaan dirinya adalah pemahaman diri, harapan yang realistis, tidak hadirnya hambatan-hambatan dari lingkungan, tingkah laku sosial yang mendukung (dukungan sosial), tidak adanya tekanan emosi yang berat, sukses yang terjadi, identifikasi bagi orang yang mempunyai penyesuaian yang baik, konsep diri, dan tingkat pendidikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pada orang tua yang memiliki anak autisme adalah dukungan sosial. Penerimaan orang tua terhadap anak dipengaruhi oleh ada atau tidaknya dukungan sosial dari orang-orang disekitar karena manusia takkan lepas dari orang lain (Saraswati, 2004). Johnson dan Medinnus (1974) berpendapat bahwa dukungan sosial adalah pemberian bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Dukungan sosial juga dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang yang berarti, yang dapat dipercaya untuk membantu, mendorong, menerima, dan menjaga individu. Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peranan atau pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti anggota keluarga, teman, saudara, dan rekan kerja. Dukungan sosial terhadap orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus berasal dari pihak keluarga, teman dan tetangga. Dukungan sosial dapat berupa, materi fisik, psikologis dan informasi. Dukungan yang paling utama bagi orang tua adalah dukungan dari anak (saudara dari anak yang mengalami gangguan atau berkebutuhan), dukungan dari orang tua, mertua,

4 4 kerabat dekat, teman atau sahabat, dan tetangga, sebaliknya jika tanpa adanya dukungan sosial dari keluarga maupun dari lingkungan sosial, dapat menyebabkan orang tua akan menjadi sulit untuk dapat menerima keadaan. Penulis memilih melakukan penelitian ditujukan kepada orang tua autisme, karena banyak orang tua dari anak autisme tidak mudah dapat menerima anaknya yang telah terdiagnosa autisme dikarenakan kurang adanya dukungan sosial yang mendukung dari pihak keluarga maupun dari lingkungan sosial, oleh sebab itu dari judul yang diangkat pada penelitian ini hipotesis yang muncul yaitu terdapat hubungan positif antara antara dukungan sosial dengan penerimaan orang tua anak autisme di Kota Malang. METODE a. Partisipan Dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan subjek penelitian sejumlah 50 orang tua, yang terdiri dari 22 perempuan dan 28 merupakan orang tua di Pusat Layanan Autis Kota Malang dan di Sekolah Dasar Laboratorium Autis Universitas Negeri Malang. Sampel penelitian memiliki kriteria yaitu, orang tua yang memiliki anak autisme berdomisili Kota Malang, anaknya sudah didiagnosa oleh dokter maupun psikolog, orang tua yang tinggal satu rumah dengan anak autisme, orang tua yang memiliki anak autisme yang berumur lima sampai dua belas tahun. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang digunakan bersifat hubungan (korelasi), yaitu menghubungkan antara variabel satu dengan yang lain (Azwar, 2013). b. Skala Penelitian 1. Dimensi dari dukungan sosial menurut Kumalasari & Ahyani (2012), adalah emosi (emotional), penghargaan (esteem), instrumental (instrumental), informatif (informational), dengan jumlah item yang lolos sebanyak 23 item dengan realibilitas sebesar 0, Dimensi penerimaan orang tua menurut HASIL Sheere (Satyaningtyas & Abdullah, 2010)), yaitu keyakinan, berharga, objektif, mengenali kelemahan, dengan item yang lolos sebanyak 19 item dengan realibilitas sebesar 0,659. a. Hasil Analisi Deskriptif Tabel 1. Deskripsi Data Variabel Variabel Statistik Hipotetik Empirik X Skor (Dukungan Sosial) Minimum Skor Maksimum Mean Standar Deviasi Y Skor (Penerimaan Orang Tua) Minimum Skor Maksimum Mean Standar Deviasi Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui skor empirik untuk variabel dukungan sosial memiliki rata-rata yang berarti bahwa subjek yang ada memiliki dukungan sosial cukup baik/positif. Nilai terendah dari nilai empirik adalah 54 dengan nilai

5 5 tertinggi sebesar 98, sedangkan standar deviasinya sebesar Skor hipotetik variabel dukungan sosial diperoleh dari perhitungan manual. Total aitem dalam skala variabel dukungan sosial adalah 23 aitem. Skor terendah untuk pilihan jawaban adalah 1, dan skor tertinggi untuk pilihan jawaban adalah 4, sehingga dapat diperoleh total nilai terendah/minimum = 1 x 23 = 23 dan total nilai tertinggi/maksimum = 4 x 23 = 92. Untuk luas sebarannya adalah = 69, dengan demikian dapat diketahui satuan deviasi standarnya bernilai SD = 75/6 = 12,5 dan rata-rata/mean hipotetiknya adalah µ = = Pengolahan data diketahui skor empirik untuk variabel penerimaan orang tua memiliki rata-rata yang berarti bahwa subjek yang ada memiliki harga diri yang cukup baik. Nilai terendah dari nilai empirik adalah 48 dengan nilai tertinggi 74, sedangkan standar deviasinya sebesar Skor hipotetik variabel penerimaan diperoleh dari perhitungan manual. Total aitem dalam skala variabel penerimaan adalah 19 aitem. Skor terendah untuk pilihan jawaban adalah 1, dan skor tertinggi untuk pilihan jawaban adalah 4, sehingga dapat diperoleh total nilai terendah/minimum = 1 x 19 = 19 dan total nilai tertinggi/maksimum = 4 x 19 = 76. Untuk luas sebarannya adalah = 57, dengan demikian dapat diketahui satuan deviasi standarnya bernilai SD = 57/6 = 9.5 dan ratarata/mean hipotetiknya adalah µ = = b. Hasil Uji Normalitas Dan Linieritas Penelitian ini, teknik statistik yang diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 20 for Windows. Setelah dilakukan uji normalitas, hasil uji normalitas yang didapatkan pada tabel berikut: Variabel X (Dukungan Sosial) Y (Penerimaa n) Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Kolmogoro v-smirnov Asymp. Signifan ce Keterang an Distribusi normal Distribusi normal Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai kolmogorov-smirnov untuk variabel dukungan sosial adalah sebesar yang berarti bahwa skala variabel \terdistribusi secara normal karena > Sedangkan nilai kolmogorovsmirnov untuk variabel penerimaan adalah sebesar yang berarti bahwa skala variabel penerimaan juga terdistribusi secara normal karena nilainya > Dapat disimpulkan bahwa uji normalitas kedua variabel terpenuhi. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan uji F yang dihitung dengan bantuan SPSS versi 20 for windows. Hasil peghitungan uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Hasil Uji Linieritas Variabel F Hitung Signifikan Dukungan Sosial * Penerimaan Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa nilai signifikan uji F sebesar Nilai signifikansi ini lebih besar dari taraf signifikansi yang telah ditentukan, yaitu 0.05 (18.24 > 0.05) dengan demikian dapat dikatakan bahwa distribusi data

6 6 penelitian ini linier atau memiliki hubungan garis lurus dan uji linieritas terpenuhi. c. Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment dari Karl Pearson. Hasil pengujian korelasi product moment yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Product Moment Variabel Korelasi Signifikan Dukungan Sosial * Penerimaan Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi pada model korelasi ini sebesar dan signifikansi sebesar Nilai tersebut lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0.05 maka dapat dikatakan bahwa pengujian berpengaruh signifikan. Dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial ada hubungan secara signifikan terhadap orang tua yang memiliki anak autisme di Kota Malang. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial, maka semakin tinggi penerimaan orang tua autisme, sebaliknya semakin rendah dukungan sosial, maka semakin rendah penerimaan orang tua autisme. d. Hasil Uji Regresi Uji regresi digunakan untuk mengukur pengaruh variabel dukungan sosial dengan penerimaan orang tua anak autisme. Analisis regresi ini menggunakan teknik regresi linier sederhana. Berikut hasil dari analisis regresi linier sederhana: Tabel 5. Pengaruh Variabel Dukungan Sosial Terhadap Variabel Penerimaan Orang Tua Variabei Dukungan Sosial Penerimaan Orang Tua R (Koefisien Korelasi) Pengaruh % Koefesiensi determinasi R sebesar 0,461yang berarti kemampuan variabel dukungan sosial dalam menjelaskan variabel penerimaan orang tua sebesar 21,2%, sehingga terdapat 78,8% yang dipengaruhi oleh faktor lain. DISKUSI Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan penerimaan orang tua anak autisme di Kota Malang. Berdasarkan nilai korelasi r diperoleh sebesar 0,461 yang menandakan besarnya hubungan kedua variabel, nilai tersebut dapat dikategorikan ke dalam kategori cukup dan hubungan kedua variabel ini bersifat positif, artinya dalam penelitian ini dukungan sosial semakin tinggi, maka penerimaan orang tua autisme juga semakin tinggi. Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan Ningrum (2007) dan Ismail (2008) yang berpendapat salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan orang tua adalah dukungan sosial (Support Social). Orang tua yang menghargai terhadap dirinya, orang tua yang lebih sering diberikan dukungan oleh lingkungannya cenderung bersikap lebih menerima anak-anak mereka yang

7 7 terhambat secara fisik. Seseorang yang mendapat support dari lingkungan dan sosial akan membuat orang tersebut lebih merasa diterima keadaan dirinya oleh lingkungan. Perlakuan lingkungan sosial terhadap seseorang membentuk tingkah laku orang tersebut. Hal ini yang membuat seseorang yang mendapatkan perlakuan dari lingkungan sosial yang mendukung akan dapat menerima dirinya sendiri dengan lebih baik. Kebanyakan orang tua mengalami shock bercampur bersama perasaan sedih, khawatir, cemas, takut, menolak dan marah ketika pertama kali mendengar diagnosa bahwa anaknya mengalami gangguan (Safaria, 2005). Setiap orang tua pasti berbeda-beda emosionalnya, bagaimanapun reaksi emosional yang dimunculkan oleh para orang tua tersebut adalah hal wajar yang alamiah. Hal ini adalah persoalan yang sangat sulit dihadapi para orang tua dan mereka dipaksa untuk berhadapan dengan keadaan tersebut, serta dipaksa untuk menerima kenyataan. Penerimaan terhadap anak sangat penting, sebab individu yang menerima akan memiliki pandangan yang positif mengenai dirinya sehingga mampu menghadapi kegagalan dalam kehidupan, dalam hal ini adalah memiliki anak yang autisme. Proses penerimaan kenyataan memiliki kesadaran intelektual mengenai gangguan yang dialami oleh anak dan proses penyesuaian secara emosional perlu diperhatikan oleh orang tua sehingga mampu menjalani kehidupannya (Mangungsong, 1998). Dukungan sangat dibutuhkan oleh setiap orang (individu) dalam menjalani suatu kehidupan. Dukungan dapat diperoleh dari manapun bahkan siapapun. Adanya dukungan yang diberikan oleh keluarga, pasangan, teman, membuat orang tua tersebut mencoba untuk selalu semangat dan tidak merasa sendiri karena banyak yang mendukung serta membantu. Hal ini yang dapat membuat orang tua mampu menghadapi masalah yang dialami dalam kehidupannya yang berkaitan dengan status subjek sebagai orang tua anak dari anak autisme. Dukungan sosial tersebut melibatkan hubungan sosial yang berarti, sehingga dapat memberikan pengaruh positif yang dapat mengurangi gangguan psikologis sebagai pengaruh dari tekanan. Tanpa adanya dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan sosial menyebabkan orang tua yang mempunyai anak autisme akan menjadi sulit untuk dapat menerima dirinya. Dukungan sosial yang dirasakan paling mempengaruhi penerimaan orang tua anak autisme adalah dukungan emosi dan informasi, kedua dukungan tersebut diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya keluarga, teman, media cetak, media elektronik, dan jaringan sosial (Ismail 2008). Adapun pengaruh antara variabel dukungan sosial dengan penerimaan orang tua, koefisiensi determinasi square R adalah 0,212 yang berarti kemapuan variabel dukungan sosial dalam menjelaskan variabel penerimaan orang tua adalah sebesar 21,2% sehingga terdapat 78,8% yang dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang mempengaruhi variabel penerimaan menurut Hurlock (1978), yaitu (1) pemahaman diri, (2) harapan yang realistis, (3) tidak hadirnya hambatanhambatan dari lingkungan, (4) tingkah laku sosial yang mendukung (dukungan sosial), (5) tidak adanya tekanan emosi yang berat, (6) sukses yang terjadi, (7) identifikasi bagi orang yang mempunyai

8 8 penyesuaian diri baik, (8) konsep diri, dan (9) tingkat pendidikan, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laurent (Subhan, 2011) faktor lain juga yang mempengaruhi penerimaan orang tua pada anak autisme adalah agama. Berdasarkan beberapa hal yang sudah dipaparkan di atas, maka karakter seorang orang tua anak autisme yang harus dimiliki salah satunya adalah dukungan sosial. Dengan adanya dukungan sosial dari anak (saudara dari anak yang mengalami gangguan autisme), orang tua, kerabat dekat, teman atau sahabat dan dukungan dari tetangga, dapat membuat orang tua anak autisme dapat hidup seperti selayaknya orang tua yang memiliki anak normal, serta karakter yang harus dimiliki oleh orang tua yaitu penerimaan yang baik. Walaupun orang tua memiliki anak yang tidak di diharapkan serta diinginkan, diharapkan kepada seluruh orang tua anak autisme agar untuk mempersiapkan karakter dukungan sosial dan penerimaan yang baik agar dapat menjadi orang tua yang tangguh, menerima kenyataan apa yang telah ditetapkan atau diberikan oleh Tuhan, tidak mudah menyerah, dapat menyelesaikan berbagai macam tantangan maupun permasalahan yang ada, ikhlas, serta menjalaninya dengan baik. Tahapan-tahapan pelaksanaan yang telah dilakukan, peneliti tidak terhindar dari beberapa keterbatasan yang ditemui selama penelitian, yaitu: (1) Subjek penelitian yang dipilih sebagai sampel kurang representatif karena jumlah sampel hanya berjumlah 50 orang tua autisme, serta peneliti kesulitan dalam mencari subjek penelitian karena tidak semua tempat terapi atau sekolah memberikan ijin untuk dilakukannya penelitian. (2) Menurut Sheere (Satyaningtyas & Abdullah, 2010) aspek penerimaan diri terdapat lima aspek, akan tetapi peneliti hanya menggunakan empat aspek saja, dikarenakan peneliti mengalami kekeliuran atau kesalahan dalam pengolahan atau penggunaan aspek. KESIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukkan dukungan sosial ada hubungan secara signifikan terhadap penerimaan orang tua autisme di Kota Malang. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial, maka semakin tinggi penerimaan orang tua autisme, sebaliknya semakin rendah dukungan sosial, maka semakin rendah penerimaan orang tua autisme. Penelitian selanjutnya perlu mengembangkan penelitian tentang penerimaan orang tua yang berhubungan dengan variabel lainnya selain dukungan sosial. Misalnya seperti status sosial ekonomi, serta peneliti lebih teliti dan cermat lagi untuk menggunakan aspek-aspek dalam penelitian (instrumen penelitian) variabel yang akan digunakan, serta untuk penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan keterbatasan dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Astuti, Indah Suryaningrum. (2007). Sikap Penerimaan Orang Tua Terhadap Anaknya Yang Menyandang Autisme. Jurnal Psikologi. Volume 1 (1). Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta Ayu, Anastasia Retno Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Teman Sebaya. Jurnal Psikologi. Tidak Diterbitkan. Universitas: Gunadarma Depok Azwar, Saifuddin. (2013). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

9 9 Chaplin, C. P. (2004). Kamus Lengkap Psikologi. Rajawali: Pers. Jakarta Hurlock, EB Perkembangan Anak. Jilid 1. Edisi Keenam. Ahli Bahasa: dr. Med Meitasari Tjandrasa: Jakarta Ulyatin Nur Alfina. (2012). Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Religiusitas Dengan Penerimaan Orang Tua Pada ABK. Jurnal Psikologi. Volume 1 (2). Universitas: Maria Kudus Ismail Amalia. (2008). Hubungan Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri Ibu dari Anak Autis. Jurnal Psikologi. Volume 4 Universitas: Maria Kudus Johnson, R & Medinnus, Gene. (1974). Child Psychology Behaviour And Develipment. Edisi Keenam. United State Of America: John Wiliey and Sonc, Inc Kumalasari Fani & Ahyani Latifah Nur Hubungan Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja di PantibAsuhan. Jurnal.Vol. 1. No.1. Universitas:Maria Kudus Mangunsong, F. (1998). Psikologi dan pendidikan anak luar biasa. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi. Depok: (LPSP3) UI Ningrum, Diah Putri. (2007). Pengaruh penerimaan orang tua terhadap penyesuaian diri anak tuna rungu di sekolah tahun Ajaran Diambil dari website anchives/hasho152.dir/doc.pdf. Tanggal 12 Oktober 2014 Safaria T. (2005). Autisme: Pemahaman Baru untuk Hidup Bermakna Bagi Orang Tua. Yogyakarta: Graha Ilmu Satyaningtyas, Rahayu & Abdullah, Muliati Sri. (2010). Penerimaan Diri Dan Kebermaknaan Hidup Penyandang Cacat. Jurnal Psikologi. Volume 8 (1). Fakultas Psikologi: Universitas Mercu Buana Yogyakarta Subhan, Sabira.`(2011). Pengaruh Dimensi-Dimensi Religiusitas Terhadap Penerimaan Orang Tua Anak Autis. Jurnal Psikologi.. Tidak Diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki buah hati tentunya merupakan dambaan bagi setiap orang yang telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah terbesar nan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

Hubungan antara Hardiness dengan Penerimaan Ibu yang memiliki Anak Autis di Rumah Autis Bandung

Hubungan antara Hardiness dengan Penerimaan Ibu yang memiliki Anak Autis di Rumah Autis Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Hardiness dengan Penerimaan Ibu yang memiliki Anak Autis di Rumah Autis Bandung The Relationship Between Hardiness and Parental Acceptance of Children

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi data hasil penelitian tersebut. Setelah dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan linieritas selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN HARGA DIRI REMAJA YANG MENGIKUTI SEKOLAH MODELLING

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN HARGA DIRI REMAJA YANG MENGIKUTI SEKOLAH MODELLING HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN HARGA DIRI REMAJA YANG MENGIKUTI SEKOLAH MODELLING M. Rinna Rosalia S. mariarosalia69@yahoo.co.id Dian Putri Permatasari, S. Psi., M.Si. Yoyon Supriyono, S. Psi., M.Psi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi harus terlebih dahulu dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis. Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas, uji linieritas, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa sedih apabila anak yang dimiliki lahir dengan kondisi fisik yang tidak. sempurna atau mengalami hambatan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa sedih apabila anak yang dimiliki lahir dengan kondisi fisik yang tidak. sempurna atau mengalami hambatan perkembangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelahiran anak merupakan dambaan setiap keluarga yang tidak ternilai harganya. Anak adalah anugerah yang diberikan Tuhan, yang harus dijaga, dirawat, dan diberi bekal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Sampel dalam penelitian ini adalah 75 anggota aktif. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai gambaran sampel berdasarkan usia dan Masa bekerja. Selanjutnya akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan oleh penelitian adalah persiapan penelitian terlebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Subjek yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah ibu muda yang baru saja menjalani proses persalinan dan memeriksakan diri di Puskesmas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) Imam Hidayatur Rohman, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB V ANALISI DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Data Subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian berjumlah 30 orang. Setelah memperoleh data yang diperlukan, maka dilakukan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab permasalahan yang diselidiki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Penelitian. melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam Riau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan pengumpulan data yang diawali dengan melakukan uji coba (try out) kepada mahasiswa Psikologi Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Item BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan terpercaya dan terandalkan. Dalam pengujian ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variable yang digunakan dalam penelitian ini. Variable-variable 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, korelasi (hubungan) digunakan untuk melihat hubungan antar variable yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI SUBJEK Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor brand image dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand

Lebih terperinci

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP. Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP. Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KONTROL DIRI PADA ANGGOTA INTELKAM POLRES CILACAP Oleh : Fajar Kurniawan*) Retno Dwiyanti**) ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara religiusitas dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab permasalahan yang diselidiki berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 Gambaran Umum Subjek Pengambilan data lapangan berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA IBU KHUSUS AUTISME

TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA IBU KHUSUS AUTISME PENGARUH PENERIMAAN DIRI TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS AUTISME Disusun Oleh : Ayu Wulandari 11510260 Pembimbing : I. Dr. Ira Puspitawati, M.Si., Psi II. dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga bisa menjadi sebuah impian setiap orang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari skala perilaku konsumtif dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan

Lebih terperinci

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Hubungan Density Pada Rumah Kos Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Abstract This study aims to determine whether there is a relationship between the density (density) in a boarding house with student learning

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dari penemuan masalah yang telah terjadi di lapangan. Dari permasalahan tersebut peneliti mencoba mencari penelitianpenelitian

Lebih terperinci

Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta. Dini Amalia Ulfah Dr. Intaglia Harsanti

Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta. Dini Amalia Ulfah Dr. Intaglia Harsanti Hubungan kematangan Emosi dan Kebahagiaan Pada Remaja yang Mengalami Putus Cinta Dini Amalia Ulfah 12512192 Dr. Intaglia Harsanti BAB 1: Latar Belakang Masa remaja adalah masa dimana individu mulai menyukai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA (STUDI KORELASI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO) Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data, langkah yang perlu peneliti lakukan adalah uji asumsi variabel penelitian. Uji asumsi yang dilakukan yaitu uji normalitas dan uji linieritas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasi yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara kepercayaan diri dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak sehat, baik fisik maupun mental adalah harapan bagi semua orang tua, akan tetapi pada kenyataannya tidak semua pasangan dikaruniai anak yang normal. Melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian baik secara deskriptif maupun uji hipotesis serta Pembahasan. A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun A. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia 17-23 tahun yang berjumlah 80 orang. Dalam 80 orang subjek penelitian dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA Pembahasan metode penelitian ini akan menguraikan: a) jenis penelitian. b) Identifikasi variabel penelitian, c) Defenisi oprasional penelitian, d) populasi dan teknik pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya barat, tepatnya di Jalan Manukan Wasono. SMK ini berjumlah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom) yang diakibatkan oleh kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Penyandang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identivikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini rancangan penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB 4 Analisis Hasil

BAB 4 Analisis Hasil BAB 4 Analisis Hasil 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah gay dewasa muda yang berusia 20-40 tahun, mengidentifikasikan diri sebagai penyuka sesama jenis serta berdomisili

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR ARTIKEL JURNAL SKRIPSI HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR ARTIKEL JURNAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012

PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 PERBEDAAN EFIKASI DIRI AKADEMIK PADA MAHASISWA TINGKAT AWAL DAN TINGKAT AKHIR FARHAND DIANSYAH 10508075 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Mahasiswa Tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Sebelum analisis data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data dan linear atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Telekomunikasi Tunas Harapan yang beralamat di Jalan Umbul Senjoyo No. 3 Kab.Semarang. Populasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii DAFTAR ISI Hal PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah. 6 C. Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah salah satu unsure penting dalam suatu pendekatan ilmiah, karena ketepatan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada akan menentukan hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memiliki anak merupakan hal yang ditunggu-tunggu dan sangat. menggembirakan bagi pasangan suami istri. Kehdiran anak bukan saja

BAB I PENDAHULUAN. Memiliki anak merupakan hal yang ditunggu-tunggu dan sangat. menggembirakan bagi pasangan suami istri. Kehdiran anak bukan saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memiliki anak merupakan hal yang ditunggu-tunggu dan sangat menggembirakan bagi pasangan suami istri. Kehdiran anak bukan saja mempererat tali cinta pasangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1 Variabel Variabel penelitian pada dasarnya merupakan sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Awal Persiapan awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah mematangkan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum partisipan. mengenai gambaran umum partisipan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum partisipan. mengenai gambaran umum partisipan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Gambaran umum partisipan terlihat dari tabel distribusi frekuensi.distribusi frekuensi juga digunakan untuk memaparkan persentase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Untuk menjawab tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut: BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction dan perilaku diet

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction dan perilaku diet BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek Penelitian ini dimulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu mengenai lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016 Artikel Publikasi: HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B DI TK DHARMA WANITA GENENGSARI KEMUSU BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat self-esteem dengan normative social influence pada remaja di SMA X yang meliputi hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menentukan tempat penelitian. Orientasi tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Orientasi Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Amino Gondohutomo yang terletak di Jalan Brigjend Sudiarto No. 347 Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah pendekatan dalam penelitian atau biasa disebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang menggunakan paradigma

Lebih terperinci