BAB IV KESIMPULAN. bentuk keluarga ideal dalam masyarakat Barat. Yang dimaksud dengan

Transkripsi

1 110 BAB IV KESIMPULAN Keluarga inti merupakan bentuk keluarga yang dipromosikan sebagai satusatunya bentuk keluarga ideal dalam masyarakat Barat. Yang dimaksud dengan keluarga ideal adalah keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak kandung. Salah satu bentuk produk budaya yang turut mendukung idealisasi keluarga inti adalah sastra anak. Pentingnya keutuhan keluarga inti dinyatakan melalui ceritacerita fiksi yang sebagian besar menampilkan konflik berupa keretakan sebuah keluarga dan meletakkan fokus utama pada rekonstruksi keluarga sebagai jalan penyelesaian terbaik. Idealisasi tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, di mana bentuk keluarga yang ada di dalam masyarakat Barat bersifat beragam atau heterogen. Sementara sastra anak seharusnya responsif atas perubahan sosial dan memperlihatkan kepada anak-anak tentang realitas dunia secara jujur. Maka, literatur sastra anak Inggris kemudian mulai menampilkan gambaran tentang adanya disfungsi keluarga dan bentuk-bentuk keluarga yang berbeda (different family). Karya sastra anak yang mengangkat keluarga gay dan lesbian di dalamnya merupakan salah satu bentuk pengenalan dan upaya memahamkan anak-anak akan realitas secara jujur. Hal tersebut karena keluarga gay dan lesbian merupakan

2 111 salah satu bentuk keluarga transnormatif (berada di luar normativitas keluarga ideal) yang eksis di dalam realitas masyarakat Barat. Karya-karya sastra anak berupa buku cerita bergambar yang mengangkat tema keluarga gay dan lesbian diantaranya adalah Heather Has Two Mommies (1988), Daddy s Roomate (1989), And Tango Makes Three (2005), dan In Our Mothers House (2009). Keempat karya tersebut menampilkan bentuk-bentuk transnormativitas yang ada dalam keluarga gay dan lesbian sebagai upaya memberikan pemahaman agar anak-anak dapat mengerti perbedaan yang ada di dalam masyarakat, terutama mengenai bentuk keluarga yang heterogen. Seksualitas non-normatif seperti homoseksual dan biseksual muncul sebagai salah satu bentuk transnormativitas pada karya-karya sastra anak yang diteliti. Penggambaran seksualitas non-normatif tersebut untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa ada cinta dengan bentuk yang lain, selain heteroseksualitas, yang dapat hadir di dalam keluarga. Ketidakkompletan keluarga seperti fatherless (tanpa ayah) dan motherless (tanpa ibu) sebagai bentuk transnormativitas dihadirkan tidak sebagai sebuah kekurangan, tapi semata hanya sebagai perbedaan komposisi orangtua yang tidak mempengaruhi kelangsungan sebuah keluarga. Adopsi juga hadir sebagai bentuk transnormativitas, di mana anak-anak yang ada dalam sebuah keluarga tidak harus memiliki hubungan darah dengan orangtuanya, anak-anak dapat menjadi bagian dari sebuah keluarga selama ia menjadi bagian dari orangtuanya.

3 112 Bentuk-bentuk transnormativitas pada keluarga gay dan lesbian tersebut menunjukkan adanya pergeseran paradigma keluarga. Jika keluarga inti sebagai keluarga ideal berlandaskan pada paradigma naturalisme, maka paradigma tersebut sudah bergeser pada keluarga transnormatif menjadi paradigma konstruksional. Karya-karya sastra anak dengan tema keluarga gay dan lesbian mengungkapkan adanya dialog antara transnormativitas bentuk keluarga tersebut dengan keluarga inti. Dialog tersebut berupa modifikasi. Modifikasi dilakukan oleh keluarga gay dan lesbian dalam rangka menjembatani antara keinginan untuk menyerupai dan mendekati yang ideal dengan hal-hal yang tidak bisa ia tiru dari keluarga normatif sebab adanya keterbatasan dan kenyataan bahwa keluarga tersebut memang berbeda. Modifikasi tersebut juga menunjukkan bahwa prinsip keluarga ideal masih berpengaruh pada representasi keluarga gay dan lesbian sebagai keluarga transnormatif yang ada di dalam masyarakat. Modifikasi komposisi keluarga homoseksual dilakukan dalam rangka meniru format komposisi keluarga normatif yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak, tapi tetap mempertahankan relasi homoseksual pada orangtua. Dua orang ayah pada keluarga gay dan dua orang ibu pada keluarga lesbian ditempatkan sebagai pasangan orangtua untuk menggantikan komposisi ayah dan ibu pada keluarga ideal. Keluarga gay dan lesbian pada karya-karya sastra anak yang diteliti mensubstitusikan tugas orangtua yang dalam norma keluarga ideal ditetapkan secara kaku dan berdasarkan pada pembagian tugas domestik untuk peran ibu dan non-domestik untuk peran ayah. Keluarga gay dan lesbian menjalankan substitusi

4 113 tugas orangtua secara egaliter, di mana orangtua bekerja sama dalam pengasuhan anak, pekerjaan rumah tangga, dan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Keluarga gay dan lesbian pada karya-karya sastra anak yang diteliti selalu menampilkan keluarganya sebagai keluarga yang bahagia. Di dalam internal keluarga tidak pernah dimunculkan adanya konflik atau permasalahan. Sementara konflik yang dapat muncul dari adanya interaksi antara internal keluarga dengan keluarga lain dan masyarakat luas diredam di dalam internal keluarga. Dalam hal ini keluarga diposisikan sebagai solusi atas segala permasalahan yang terjadi. Di satu sisi, yang nampak adalah bahwa keluarga homoseksual dapat berbahagia selayaknya keluarga normatif. Namun, di sisi lain ada konflik-konflik yang berpotensi menjadi masalah bagi keluarga homoseksual yang berusaha untuk diabaikan dan disamarkan. Karya-karya sastra anak yang diteliti menampilkan ideologi-ideologi yang ada di dalamnya dengan tiga level idologi, yakni eksplisit, implisit, dan wacana. Hal-hal yang disampaikan di dalamnya dapat dengan mudah diidentifikasi oleh anak-anak jika ditampilkan pada level eksplisit. Namun, butuh pemahaman lebih jika disampaikan pada level implisit dan wacana. Sesuai dengan cara pembacaan buku cerita bergambar, di mana anak-anak didampingi orang dewasa ketika membacanya. Maka, proses pemahaman buku cerita bergambar juga harus diikuti dengan adanya pemahaman dari orang dewasa yang mendampingi anak-anak membacanya. Dengan demikian, melalui karya sastra, anak-anak akan dapat memahami perbedaan yang ada di dalam kehidupan riil mereka.

5 114 Karya-karya sastra anak dengan tema keluarga yang memunculkan keluarga dalam bentuk beragam seperti keluarga homoseksual dapat memberikan pemahaman akan perbedaan yang ada di dalam masyarakat secara positif. Anakanak yang berasal dari keluarga transnormatif pun akan mendapatkan bacaan yang dapat mewakili mereka. Sementara anak-anak yang berasal dari keluarga normatif dapat belajar untuk menghargai dan menerima berbagai tipe-tipe keluarga. Penggambaran keluarga transnormatif dalam karya sastra anak sebagai keluarga yang tetap utuh dengan caranya sendiri, penuh kasih sayang, berbahagia dan tidak kekurangan apapun di satu sisi menunjukkan bahwa keluarga transnormatif juga dapat mencapai apa yang dapat dicapai oleh keluarga ideal. Namun, di sisi lain penggambaran tersebut menunjukkan bahwa keluarga transnormatif masih terpengaruh dengan norma-norma keluarga ideal. Sebagai upaya pengenalan anak-anak terhadap realitas, keluarga transnormatif semestinya juga menggambarkan kemungkinan adanya ketidakkompletan, ketidakbahagiaan, atau kekurangan yang dalam realitas dan dapat terjadi pada setiap keluarga baik keluarga transnormatif maupun keluarga ideal. Sastra anak semestinya dapat lebih jujur dalam menyajikan representasi dunia sehingga anak-anak dapat memahami realitas dunia secara nyata bukan dalam imajinasi akan yang ideal.