Suyatno, Thomas Kelembagaan Perbankan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Suyatno, Thomas Kelembagaan Perbankan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta."

Transkripsi

1 Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan Bank Indonesia No. 14/24/PBI/2012 Puspitawati, Harfiah Penilaian Perusahaan Merjer PT. Bank Niaga Tbk. dan PT. Bank LippoTbk. Menjadi PT. Bank CIMB Niaga Tbk. (Terkait Single Presence Policy). Tesis. Program Studi Magister Manajemen. Universitas Indonesia, Jakarta. Samosir, Agunan P Analisis Kinerja Bank Mandiri Setelah Bergabung Sebagai Bank Rekapitalisasi, Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan vol. 7 No.1. Suprabowo, Bambang Analisis Keberhasilan Merger PT. Bank Mandiri (Persero). Tesis, Program Studi Magister Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang. Suyatno, Thomas Kelembagaan Perbankan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sekaran, U and Bougie, R Research Methods for Business. 5th edition. John Wiley & Sons, UK. Susilo, Sri, Triandaru, Sigit dan Santoso, Totok B Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta. Sutrisno dan Sumarsih Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Pemegang Saham di BEJ Perbandingan Akuisisi Internal dan Eksternal. JAAI Volume 8 No.2. Suwardi Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger Pada PD Bank BPR BKK Purwodadi. Tesis S-2 Magister Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang. Umar, Husein Metode Penelitian Untuk Skripsi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wangi, Annisa M. Cempaka Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro: Semarang. Zainuddin dan Hartono, Jogiyanto Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. 81

2 Koch, Timothy W. Dan S. Scott MacDonald Bank Management. Hartcourt College Publishers. 4 th edition, Orlando. Kurnia, Indra dan Mawardi, Wisnu Analisis Pengaruh BOPO, EAR, LAR, dan Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan. Diponegoro Journal of Management. Volume 1, Nomor 2, Tahun Kusmargiani, Ida S Analisis Efisiensi Operasional ddan Efisiensi Profitabilitas Pada Bank yang Merger dan Akuisisi di Indonesia.Tesis. Program Studi Magister Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang. Kusumaningsih, Yeni Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger Pada PD BPR BKK Kabupaten Kendal. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang. Laporan Keuangan Publikasi Bank Lippo ( Laporan Keuangan Tahunan Bank CIMB Niaga ( Martono Bank dan Lembaga Keuangan. Ekonisia FE UII, Yogyakarta Merger Report Bank CIMB Niaga Mudrajad, S. Kuncoro Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. Juli, Edisi 1. BPFE, Yogyakarta. Mutamimah Tunneling atau Value Added Dalam Strategi Merger dan Akuisisi Di Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, No. 2, Agustus Nasser, Etty M. dan Aryati Titik Model Analisis CAMEL untuk Memprediksi Financial Distress Pada Sektor Perbankan yang Go Publik. JAAI Volume 4 No.2, Surakarta. Payamta dan Machfoedz Mas ud Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan Sebelum dan Sesudah menjadi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kelola No.20/VIII/1999. Payamta dan Nursholihah Pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Perusahaan Perbankan Publik di Indonesia. Jurnal Bisnis Manajemen, Vol.1. No. 1. Payamta dan Setiawan Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7. No

3 DAFTAR PUSTAKA Arsitektur Perbankan Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No. 10/1998 Tentang Perubahan Undang-undang Republik Indonesia No. 7/1992 Tentang Perbankan. Bank Indonesia, Jakarta. Brealey, Richard A., Myers, Stewart C. Dan Marcus, Alan J Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga, Jakarta. Brigham, E. F dan Houston, J. E Fundamentals of Financial Management. Edisi 8. The Dryden Press, New York. Dendawijaya, Lukman Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta. Dewi, Made Sri Utami Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Perusahaan Go Public di PT. BEI. Skripsi, Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar. Hadiningsih, Murni Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan Perusahaan Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Skripsi, Sarjana Jurusan Manajemen Keuangan, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Hamzah, Amir Analisis Kinerja Saham Perbankan Sebelum & Sesudah Reverse Stock Spilt di PT. Bursa Efek Jakarta. Jurnal MM Vol. 4. No. 8. Artikel 2. Hartono, Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Keenam. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta Hartono, Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketujuh. BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta Helfert Techniques of Financial Analysis: A Guide to Value creation. McGraw-Hill, Singapore. Hitt, A. Michael Merger dan Akuisisi: Panduan Meraih Laba Bagi Para Pemegang Saham. Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kasmir Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Kelima. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 79

4 lebih luas. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan menambah periode tahun penelitian. 2) Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini juga hanya rasio yang digunakan dalam analisis CAMEL. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan rasio-rasio keuangan lain agar dapat menangkap hal-hal selain yang terurai dalam penelitian ini. 3) Sedangkan untuk melihat reaksi pasar, pada penelitian ini hanya menggunakan abnormal return pada 10 hari sebelum merger dan 10 hari sesudah merger. Mungkin apabila periode penelitian ditambah, akan lebih menggambarkan reaksi pasar yang terjadi akibat adanya aktivitas merger. 78

5 V.2 Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini. Beberapa keterbatasan tersebut antara lain: 1) Peneliti masih belum mengetahui metode yang lebih tepat dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan perbankan, terlebih hanya menggunakan sedikit data dan hanya ditunjukkan dengan tabel juga grafik trend. 2) Dalam menilai sinergi pun peneliti hanya melakukannya dengan melihat nilai ekuitas sebelum dan sesudah merger yang kemudian dilihat proporsi masing-masing kepemilikan untuk mengetahui tambahan kemakmuran yang didapat masing-masing bank legacy. 3) Begitupun dengan melihat reaksi pasar yang terjadi setelah merger, peneliti mengalami kesulitan. Karena hanya menggunakan satu sampel perusahaan, maka tidak dapat dilakukan uji statistika. Sehingga dalam penelitian ini data analisis hanya disajikan dengan tabel dan grafik trend. V.3 Saran Saran yang dapat diberikan peneliti kepada pembaca yang menjadikan penelitian ini sebagai bahan rujukan adalah: 1) Pada penelitian ini hanya digunakan data dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah. Sehingga belum dapat menggambarkan dampak merger yang 77

6 V.1.2 Sinergi Aktivitas merger memberikan tambahan kemakmuran bagi masing-masing bank legacy, yang kemudian disebut sinergi. Sinergi merupakan salah satu indikator keberhasilan merger dan sinergi yang diperoleh Bank Lippo dan Bank Niaga adalah sebesar Rp1.337,794 miliar. Masing-masing mantan pemegang saham bank legacy mendapat bagian saham Bank CIMB Niaga sesuai dengan proporsi kepemilikan saham pada periode sebelum merger yaitu Bank Niaga sebesar 54,67% dan Bank Lippo sebesar 45,33%. Dengan begitu sudah jelas terlihat bahwa mantan pemegang sahm Bank Niaga mendapat tambahan kemakmuran lebih besar dibandingkan tambahan kemakmuran yang diperoleh mantan pemegang saham Bank Lippo. V.1.3 Reaksi Pasar Aktivitas merger Bank Lippo dan Bank Niaga yang menghasilkan Bank CIMB Niaga mengandung informasi bagi investor dan yang ditunjukkan dari reaksi pasar dengan memberikan abnormal return. Sehingga dapat dikatakan terdapat reaksi pasar dari adanya peristiwa merger tersebut. Reaksi pasar ini juga menunjukkan efisiensi pasar bentuk setengah kuat, dimana harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Namun, dalam bentuk efisiensi pasar seperti ini, tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan abnormal return dalam jangka waktu yang lama. 76

7 2) Dari sisi kualitas aset yang diproksi dengan PPAP, menunjukkan penurunan sebesar 0,32% dari 3,41% pada tahun 2009 menjadi 3,09% di tahun Ini berarti aktivitas merger pada dua tahun setelah merger belum bisa memperbaiki kualitas aktiva perusahaan. 3) Indikator berikutnya yaitu NIM yang mencerminkan margin dari pendapatan bunga terhadap rata-rata aktiva produktif juga menurun sebesar 0,32%. 4) ROA sebagai proksi dari profitabiiltas meningkat sebesar 0,65%. Sehingga dapat dikatakan pada dua tahun kedua setelah aktivitas merger, profitabilitas Bank CIMB Niaga meningkat. 5) LDR yang menjadi proksi dari kemampuan likuiditas bank menurun sebesar 8,07% pada tahun kedua setelah merger. Berarti aktivitas merger yang terjadi belum bisa meningkatkan kemampuan likuiditas Bank CIMB niaga. 6) BOPO juga mengalami penurunan sebesar 6,18%, hal ini berarti pada tahun kedua Bank CIMB Niaga bisa menjalankan usahanya dengan lebih efisien. 7) Terakhir ROE yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam pengembalian modal terlihat meningkat cukup tajam, yaitu 7,65%. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja Bank CIMB Niaga tidak dipengaruhi oleh aktivitas merger. Karena kinerja keuangan yang terlihat tidak menunjukkan banyak perubahan dari sebelum dan sesudah merger. 75

8 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah tersaji di bab sebelumnya. Selain kesimpulan, peneliti juga akan memberikan saran yang mungkin dapat menjadi masukan bagi peneliti berikutnya yang menjadikan penelitian ini sebagai bahan rujukan. V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan beberapa perhitungan dan analisis terhadap data sekunder yang diolah pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: V.1.1 Kinerja keuangan Dari sisi kinerja keuangan yang tergambar dalam analisis kinerja keuangan, dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kecukupan modal bank yang diproksi dengan variabel CAR, meski mengalami penurunan, namun masih memenuhi batas minimum yang ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu 8%. CAR yang dimiliki Bank CIMB Niaga pada dua tahun setelah merger berturut-turut adalah sebesar 13,59% dan 13,245%, atau menurun sebesar 0,345%. Hal ini berarti aktivitas merger belum dapat memberikan peningkatan kinerja pada dua tahun setelah merger. 74

9 Sedangkan jika dilihat dengan gambar seperti di atas, terlihat abnormal return sebelum merger terjadi menunjukkan pergerakan yang positif dan cukup tajam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peristiwa merger yang terjadi pada Bank CIMB Niaga membuat pasar bereaksi atau dengan kata lain pengumuman merger memiliki informasi bagi investor juga memberikan abnormal return kepada pasar. Informasi tentang merger ini dapat diserap oleh pelaku pasar dalam waktu yang terbilang cepat. Sehingga pasar dapat dikatakan efisien secara informasi. 73

10 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0-0,05-0,1-0,15-0,2 Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah BI Approval for Merger t+10 t+8 t+6 t+4 t+2 t0 t-2 t-4 t-6 t-8 t-10 Bank Lippo Bank Niaga Gambar IV.2 Trend Perubahan Abnormal Return Bank Legacy Pada Periode Sebelum dan Sesudah BI Approval Pada gambar di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan yang cukup tajam pada t+3 setelah merger. Namun terjadi penurunan kembali pada t+5 setelah merger. 0,1 0,08 0,06 0,04 0,02 0-0,02-0,04-0,06-0,08 Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Merger Bank CIMB Niaga t+10 t+8 t+6 t+4 t+2 t0 t-2 t-4 t-6 t-8 t-10 Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga Gambar IV.3 Trend Perubahan Abnormal Return Bank Legacy Pada Periode Sebelum Merger dan Bank CIMB Niaga Pada Periode Setelah Merger 72

11 terjadi merger, dimana saham bank Lippo dan saham Bank Niaga menghilang dari bursa digantikan dengan saham Bank CIMB Niaga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi-informasi yang dipublikasikan berkaitan dengan peristiwa merger mengandung informasi bagi investor dan memberikan abnormal return. Kondisi pasar ini dapat dikatakan sebagai efisiensi pasar setengah kuat, dimana harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten, salah satunya informasi tentang pengumuman merger. Meskipun harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, namun jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan abnormal return dalam jangka waktu yang lama (Hartono, 2010). Untuk melihat lebih jelas perubahan yang terjadi pada abnormal return baik pada periode sebelum dan sesudah BI approval maupun pada periode sebelum dan sesudah merger, berikut ini disajikan dalam grafik: 71

12 Setelah melihat bahwa pasar juga cukup bereaksi pada periode setelah BI approval, berikutnya pada periode setelah merger. Apakah hal yang sama juga terjadi pada periode setelah merger dimana saham Bank Lippo dan saham Bank Niaga sudah menghilang dari bursa dan berganti menjadi saham Bank CIMB Niaga. Berikut ini tabel yang berisi data abnormal return Bank CIMB Niaga pada periode 10 hari setelah merger terjadi: Tanggal Tabel IV.23 Abnormal Return Bank CIMB Niaga Sesudah Merger Hari Abnormal Actual Return Return Pasar ke- Return 17/11/2008 t +10-0, , , /11/2008 t +9 0, , , /11/2008 t +8-0, , , /11/2008 t , , /11/2008 t +6-0, , , /11/2008 t , , /11/2008 t +4-0, , , /11/2008 t +3-0, , , /11/2008 t +2 0, , , /11/2008 t +1-0, , , /11/2008 t 0 0, , , Sumber: data sekunder yang diolah Ternyata reaksi pasar yang terjadi pun tidak jauh berbeda. Peristiwa merger yang mengandung informasi ini juga memberikan abnormal return kepada pasar. Terlihat pada tabel terdapat abnormal return sejak hari pertama saham Bank CIMB Niaga diperdagangkan di bursa atau menjadi titik analisis kedua, yaitu saat 70

13 Tabel IV.22 Abnormal Return Bank Niaga Sebelum Merger Hari Abnormal Tanggal Actual Return Return Pasar ke- Return 31/10/2008 t -1 0, , , /10/2008 t -2 0, , , /10/2008 t -3 0, , , /10/2008 t -4-0, , , /10/2008 t -5-0, , , /10/2008 t -6 0, , , /10/2008 t -7-0, , , /10/2008 t -8-0, , , /10/2008 t -9 0, , , /10/2008 t -10-0, , , Sumber: data sekunder yang diolah Hal yang sama pun terjadi pada Bank Niaga sebelum merger. Peristiwa merger Bank Lippo dan Bank Niaga mengandung informasi bagi para investor untuk mengambil keputusan berinvestasi, karena terlihat memberikan abnormal return yang positif. Ini berarti pasar bereaksi terhadap informasi akan dilakukannya merger kedua bank tersebut pada tanggal 1 November Untuk mengetahui perubahan reaksi pasar yang terjadi baik setelah BI approval maupun setelah merger, maka perlu dilihat abnormal return Bank CIMB Niaga pada periode setelah BI approval dan setelah merger untuk. Jika terdapat abnormal return yang positif, maka dapat dikatakan bahwa peristiwa merger pada Bank CIMB Niaga mempengaruhi reaksi pasar atau meningkatkan minat investor untuk berinvestasi. 69

14 Tabel IV.21 Abnormal Return Bank Lippo Sebelum Merger Hari Abnormal Tanggal Actual Return Return Pasar ke- Return 31/10/2008 t , , /10/2008 t , , /10/2008 t , , /10/2008 t -4-0, , , /10/2008 t , , /10/2008 t -6-0, , , /10/2008 t , , /10/2008 t , , /10/2008 t -9 0, , , /10/2008 t , , Sumber: data sekunder yang diolah Begitu juga dengan reaksi pasar yang timbul sejak H-9 sampai H-5 merger, mengakibatkan harga saham Bank Lippo mengalami fluktuasi hingga akhirnya turun hingga Rp 1.250,00 pada hari terakhir listing. Informasi tentang merger yang dilaksanakan pada tanggal 1 November 2008 ternyata mendorong pasar untuk membentuk harga keseimbangan baru dan menciptakan kondisi pasar yang efisien. Efisien pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) (Hartono, 2010). Ini berarti peristiwa merger mempunyai kandungan informasi bagi investor dan memberikan abnormal return kepada pasar. Namun, penurunan harga saham ini menyebabkan nilai ekuitas Bank Lippo menurun juga, seperti yang sudah tersaji pada sub bab analisis sinergi sebelumnya. 68

15 Tabel IV.20 Abnormal Return Bank Niaga Sesudah BI Approval Hari Abnormal Tanggal Actual Return Return Pasar ke- Return 29/10/2008 t +10 0, , , /10/2008 t +9-0, , , /10/2008 t +8-0, , , /10/2008 t +7 0, , , /10/2008 t +6-0, , , /10/2008 t +5-0, , , /10/2008 t +4 0, , , /10/2008 t +3-0, , , /10/2008 t +2 0, , , /10/2008 t +1-0, , , /10/2008 t 0-0, , , Sumber: data sekunder yang diolah Hal yang tidak jauh berbeda pun terjadi pada Bank Niaga, dimana pasar mulai bereaksi terhadap BI approval ini. Terlihat bahwa terdapat abnormal return pada hari kedua, keempat, ketujuh, kesembilan dan kesepuluh setelah BI approval. Interpretasi yang sama pun muncul bahwa peristiwa merger ini mengandung informasi bagi para investor dan memberikan abnormal return. Sehingga pasar dapat dikatakan efisien. Selanjutnya untuk melihat reaksi pasar pada 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah merger, akan disajikan tabel di bawah ini yang berisi abnormal return masing-masing bank legacy pada 10 hari sebelum merger dan kemudian tabel yang berisi abnormal return Bank CIMB Niaga pada 10 hari sesudah merger. 67

16 dan kelas B Bank Lippo akan mendapatkan 2,82 (dibulatkan) saham kelas B Bank CIMB Niaga setelah merger terjadi. Tabel IV.19 Abnormal Return Bank Niaga Sebelum BI Approval Hari Abnormal Tanggal Actual Return Return Pasar ke- Return 14/10/2008 t -1 0, , , /10/2008 t -2-0, , , /10/2008 t -3 0, , , /10/2008 t , , /10/2008 t -5 0, , , /09/2008 t , , /09/2008 t -7-0, , , /09/2008 t , , /09/2008 t -9 0, , , /09/2008 t -10-0, , , Sumber: data sekunder yang diolah Seperti halnya yang terjadi pada Bank Lippo pada 10 hari sebelum BI approval, reaksi pasar juga terlihat pada Bank Niaga sejak H-9 BI approval. Reaksi ini menyebabkan harga saham sempat meningkat, namun terjadi penurunan kembali pada saat BI menyetujui rencana merger ini (BI approval). Reaksi pasar yang terjadi dapat dikatakan mempunyai kandungan informasi bagi para investor dan memberikan abnormal return. Sehingga dengan kondisi seperti ini, pasar dapat dikatakan efisien dan investor mempunyai kesempatan untuk mendapatkan abnormal return. Tabel selanjutnya menyajikan data abnormal return Bank Niaga setelah BI approval. 66

17 Tabel IV.18 Abnormal Return Bank Lippo Sesudah BI Approval Hari Abnormal Tanggal Actual Return Return Pasar ke- Return 29/10/2008 t , , /10/2008 t +9-0, , , /10/2008 t , , /10/2008 t +7-0, , , /10/2008 t , , /10/2008 t , , /10/2008 t +4 0, , , /10/2008 t , , /10/2008 t +2-0, , , /10/2008 t , , /10/2008 t 0-0, , , Sumber: data sekunder yang diolah Tidak jauh berbeda dengan sebelum BI approval, ternyata pasar semakin bereaksi menjelang hari efektif merger. Hal ini terlihat dengan adanya abnormal return sejak hari pertama setelah BI approval yang kemudian kembali bereaksi pada H+4 sampai H+8 BI approval. Ternyata kabar akan segera dilakukannya penggabungan dan konversi saham mengandung informasi bagi para investor. Abnormal return tersebut juga mencerminkan bahwa pasar dikatakan efisien. Peneliti berasumsi bahwa ada kemungkinan reaksi pasar ini juga bisa saja dikarenakan adanya informasi lain mengenai konversi saham yang akan dilakukan pada saat merger. Pada tanggal 28 Mei 2008, dalam laporan yang dikeluarkan oleh PT. Ujatek Baru mengenai konversi saham, mantan pemegang saham kelas A 65

18 Tabel IV.17 Abnormal Return Bank Lippo Sebelum BI Approval Hari Abnormal Tanggal Actual Return Return Pasar ke- Return 14/10/2008 t -1-0, , , /10/2008 t , , /10/2008 t , , /10/2008 t -4-0, , , /10/2008 t , , /09/2008 t -6 0, , , /09/2008 t -7-0, , , /09/2008 t , , /09/2008 t , , /09/2008 t , , Sumber: data sekunder yang diolah Pada tabel IV.17 dapat dilihat bahwa pasar sudah mulai bereaksi sejak 10 hari sebelum BI approval. Terlihat pada abnormal return Bank Lippo yang menunjukkan angka positif pada H-10, H-8, H-6, H-5 dan H-3. Hal ini dapat diartikan bahwa informasi akan segera disetujuinya rencana merger Bank Lippo dan Bank Niaga mempengaruhi reaksi pasar yang kemudian akan membentuk harga keseimbangan yang baru dan akan memberikan abnormal return kepada pasar. Terbukti bahwa harga saham Bank Lippo sempat mengalami penurunan, namun naik kembali pada H-6 BI approval. Pada tabel IV.18 berikut ini akan disajikan data abnormal return Bank Lippo pada periode setelah BI approval: 64

19 IV.3 Analisis Reaksi Pasar Analisis ini dilakukan untuk melihat perubahan reaksi pasar karena adanya aktivitas merger. Jika aktivitas merger tersebut memberikan sinyal bagi investor, maka pasar akan bereaksi dan hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan perusahaan. Reaksi pasar tersebut dapat diukur dengan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan abnormal return yang menurut Hartono (2003) merupakan selisih antara return aktual dengan return yang diekspektasikan oleh investor. Cara untuk menghitung abnormal return telah dijelaskan pada bab sebelumnya dan daftar harga saham dicantumkan sebagai lampiran. Dalam analisis ini juga digunakan dua titik waktu terjadinya peristiwa yaitu titik analisis pertama pada saat BI menyetujui rencana merger (BI approval) dan titik kedua saat merger terjadi (Legal Day 1) pada tanggal 1 November Berikut ini tabel-tabel yang berisi rincian abnormal return masing-masing bank legacy pada periode 10 hari sebelum BI menyetujui merger Bank Lippo dan Bank Niaga (BI approval) pada tanggal 15 Oktober 2008 dan 10 hari sebelum merger yang terjadi pada tanggal 1 November

20 begitupun dengan tahun-tahun berikutnya terjadi peningkatan nilai ekuitas. Berikut ini data nilai ekuitas Bank CIMB Niaga pada empat tahun terakhir setelah merger: Tabel IV.16 Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Pada Empat Tahun Setelah Merger Tahun Jumlah lembar Harga saham saham IHSG Nilai ekuitas 2/ Rp 648 Rp 2.371,64 Rp15.509,792 1/ Rp1.346 Rp 3.645,15 Rp32.216,326 1/11/ Rp1.270 Rp 3.685,01 Rp31.917,141 1/11/ Rp1.160 Rp 4.335,36 Rp29.152,664 Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel IV.16 dapat dilihat bahwa nilai ekuitas Bank CIMB Niaga meningkat dua kali lipat pada tahun kedua setelah merger. Hal ini membuktikan bahwa bank hasil merger antara Bank Lippo dan Bank Niaga ini telah mampu membalik sinergi negatif yang sempat terjadi pada saat BI approval. Dimana sinergi negatif yang timbul karena terjadinya penurunan harga saham Bank Lippo yang cukup tajam saat merger dengan Bank Niaga dan dikonversi menjadi saham Bank Niaga. Walaupun pada saat merger terbukti menghasilkan sinergi positif, berarti merger tersebut berhasil. Tabel yang berisi nilai ekuitas di atas, hanya ingin memberikan bukti tambahan bahwa keberhasilan merger antara Bank Lippo dan Bank Niaga tercermin mulai tahun kedua merger. Pada tahun tersebut harga saham Bank CIMB Niaga naik cukup tajam dari Rp 648 pada 2 November 2009 menjadi Rp pada 1 November Sehingga dapat disimpulkan bahwa merger berhasil dan memberikan tambahan kemakmuran bagi mantan pemegang saham bank legacy, juga mampu membuat pasar bereaksi dan meningkatkan harga saham di pasar. 62

21 Tabel IV. 15 Perbandingan Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Pada Saat BI approval, H-1 LD1 dan Setelah Konversi Setelah BI approval H-1 Legal Day Konversi Bank Niaga Rp 6.701,989 Rp 5.943,031 Rp 6.573,352 Bank Lippo Rp 5.730,013 Rp 4.939,666 Rp 5.647,138 nilai ekuitas Bank CIMB Niaga Rp ,002 Rp ,00 Rp ,49 + (sinergi positif) (sinergi negatif) Sumber: data sekunder yang diolah Pada tabel IV.15 terlihat jelas bahwa nilai ekuitas Bank CIMB Niaga pada saat BI approval lebih tinggi bila dibandingkan dengan saat konversi dilakukan pada hari pertama merger (Legal Day 1) yaitu tanggal 1 November Ini berarti merger akan menghasilkan sinergi negatif, dimana masing-masing mantan pemegang saham bank legacy tidak akan mendapatkan tambahan kemakmuran dari merger yang dilakukan. Sedangkan jika dilakukan perbandingan nilai ekuitas pada H-1 LD1 dengan hari pertama merger (LD1), didapat selisih yang positif. Dapat diartikan bahwa merger yang dilakukan menghasilkan sinergi positif dan memberikan tambahan kemakmuran bagi mantan pemegang saham bank legacy. Jika dilihat uraian tentang sinergi sebelumnya, dimana merger tersebut diawali dengan sinergi negatif saat BI approval, mungkin memberikan sedikit kekhawatiran bagi para mantan pemegang saham bank legacy. Namun, ternyata pada hari pertama merger yang ditetapkan, sinergi berubah menjadi positif, 61

22 Pada tabel data saham Bank CIMB Niaga di atas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan harga saham pada hari ketiga perdagangan saham di bursa setelah peristiwa merger. Begitu juga dengan pasar yang sudah mulai bereaksi sejak hari pertama saham Bank CIMB Niaga diperdagangkan. Hal ini berarti bahwa peristiwa merger mempunyai informasi atau sinyal yang baik bagi pasar. Terlihat bahwa reaksi pasar kembali terjadi pada hari kedelapan sampai kesepuluh, ketigabelas dan kesembilanbelas. Reaksi pasar ini tentunya mendorong peningkatan penjualan saham ini di bursa. Hasilnya akan meningkatkan nilai ekuitas pada masa mendatang. Sehingga sinergi negatif yang diderita pada saat BI approval akan terbayar pada periode setelah merger seperti yang sudah diuraikan pada penjelasan sebelumnya tentang nilai ekuitas. Untuk melihat lebh jelas perubahan sinergi yang terjadi sejak BI approval sampai dengan merger terjadi (Legal Day 1). Berikut ini disajikan tabel ringkasan yang berisi perbandingan nilai ekuitas masing-masing bank legacy pada saat sebelum dan sesudah merger menjadi Bank CIMB Niaga pada tanggal 1 November 2008: 60

23 Pada periode ini juga terlihat penurunan harga saham yang cukup signifikan berpengaruh pada reaksi pasar. Sehingga, dapat disimpulkan reaksi pasar kembali terjadi setelah saham kedua bank legacy menghilang dari bursa atau merger Bank CIMB Niaga memasuki Legal Day 1 pada 1 November 2008 dan sahamnya mulai diperdagangkan pada tanggal 3 November Berikut ini tabel yang menyajikan data saham sejak hari pertama saham Bank CIMB Niaga diperdagangkan di bursa dan saham kedua bank legacy hilang dari perdagangan pada tanggal 3 November 2008 sampai dengan akhir bulan November 2008: Tabel IV.14 Data Saham Bank CIMB Niaga Setelah Merger Tanggal Harga Saham Volume IHSG Abnormal Return 28/11/ ,5411-0, /11/ ,0736 0, /11/ ,1505-0, /11/ ,1409-0, /11/ ,4011-0, /11/ ,2759-0, /11/ ,9704-0, /11/ ,3566 0, /11/ ,8620-0, /11/ ,9329-0, /11/ ,3768 0, /11/ ,7134 0, /11/ ,6214 0, /11/ ,5570-0, /11/ ,6811-0, /11/ ,3596-0, /11/ ,8974-0, /11/ ,2749 0, /11/ ,7854-0, /11/ ,7162 0, Sumber: Data sekunder yang diolah 59

24 kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Niaga = (proporsi kepemilikan mantan pemegang saham Bank Niaga x saham Bank CIMB Niaga x harga saham Bank CIMB Niaga) nilai ekuitas Bank Niaga) = (54,67% x x Rp 511,00) Rp 5.943,031 miliar = Rp 737,912 miliar kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Lippo = (proporsi kepemilikan mantan pemegang saham Bank Lippo x saham Bank CIMB Niaga x harga saham Bank CIMB Niaga ) nilai ekuitas Bank Lippo) = (45,33% x x Rp 511,00) Rp4.939,666 miliar = Rp599,882 miliar sinergi merger CIMB Niaga = kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Niaga + kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Lippo = Rp 737,912 miliar + Rp599,882 miliar = Rp 1.337,794 miliar Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa merger memberikan tambahan kemakmuran bagi masing-masing bank legacy, yang kemudian disebut sebagai sinergi yang merupakan indikator keberhasilan merger. Sinergi yang diperoleh dari merger yang dilakukan oleh Bank Lippo dan Bank Niaga adalah sebesar Rp 1.337,794 miliar. 58

25 Tabel IV. 13 Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Setelah Merger Nilai Ekuitas Bank Niaga Nilai Ekuitas Bank Lippo Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Bank CIMB Niaga Rp 6.573,352 Rp 5.647,138 Rp ,49 Sumber: data sekunder yang diolah Dari tabel IV.8 di atas dapat diketahui nilai ekuitas Bank CIMB Niaga setelah merger yang diihtung dengan menggunakan harga saham dan jumlah saham yang beredar pada hari merger adalah sebesar Rp ,49 miliar. Hal ini berarti bahwa nilai ekuitas meningkat setelah merger. Kemudian untuk menghitung saham yang diterima masing-masing bank legacy setelah merger, dapat dilakukan perhitungan seperti berikut: saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Niaga = proporsi kepemilikan saham x saham CIMB Niaga = a x saham CIMB Niaga = 54,67% x = lembar saham saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Lippo = proporsi kepemilikan saham x saham CIMB Niaga = b x saham CIMB Niaga = 45,33% x = lembar saham Sehingga dapat diketahui masing-masing tambahan kemakmuran yang diterima oleh mantan pemegang saham bank legacy setelah merger dilakukan, dengan perhitungan berikut ini: 57

26 masing-masing meningkat sebesar Rp 630,32 miliar dan Rp 707,47 miliar. Hal ini berarti merger yang dilakukan memberikan sinergi positif, atau dapat dikatakan akan memberikan tambahan kemakmuran bagi mantan pemegang saham masingmasing bank legacy. Terlihat juga bahwa Bank Niaga memiliki nilai ekuitas yang lebih besar dibandingkan dengan Bank Lippo setelah merger dilaksanakan dibandingkan dengan hari terakhir listing. Berikut ini perhitungan sinergi yang dimaksud adalah: nilai ekuitas bank legacy = Nilai ekuitas Bank Niaga + Nilai Ekuitas Bank Lippo = Rp 5.943,031 + Rp 4.939,666 = Rp ,00 (dalam miliar rupiah) Atau (a) + (b) = 54,67% + 45,33% = 100% Dari perhitungan nilai ekuitas di atas, dapat diketahui bahwa Bank Niaga memiliki proporsi kepemilikan saham sebesar 54,67%, dan Bank Lippo memiliki 45,33%. Terlihat bahwa Bank Niaga memiliki proporsi yang lebih besar dibandingkan Bank Lippo. Sehingga bisa diasumsikan bahwa setelah merger mantan pemegang saham Bank Niaga akan mendapat tambahan kemakmuran yang lebih besar. Selanjutnya setelah mengetahui nilai ekuitas masing-masing bank legacy pada periode sebelum merger, perlu diketahui juga nilai ekuitas Bank CIMB Niaga pada periode setelah merger. Berikut ini penyajian datanya: 56

27 keduabelas. Sedangkan pada tabel IV.10 terlihat bahwa reaksi pasar terjadi pada hari kedua, kelima sampai hari kesembilan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya walaupun harga saham mengalami fluktuasi, dan berdampak pada penurunan nilai ekuitas, namun para investor tetap bereaksi positif terhadap pengumuman tersebut dengan harapan di masa mendatang akan terjadi peningkatan nilai ekuitas bank hasil merger yaitu Bank CIMB Niaga. Harapan investor ini terbukti. Karena pada periode setelah merger, nilai ekuitas Bank CIMB Niaga meningkat, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini yang merupakan data pada titik analisis kedua yaitu 1 November 2008: Tabel IV. 11 Nilai Ekuitas Bank Legacy Sebelum Merger (H-1 Legal Day 1) Jumlah Lembar Nilai Ekuitas Harga Saham Saham (dalam miliar rupiah) Bank Niaga Rp 462,00 Rp 5.943,031 (a) Bank Lippo Rp 1.250,00 Rp 4.939,666 (b) nilai ekuitas sebelum merger (H-1 Legal Day 1) Rp ,00 Sumber: data sekunder yang diolah Tabel IV. 12 Nilai Ekuitas Bank Legacy Setelah Konversi Pada Saat Merger (1 November 2008) Jumlah Lembar Nilai Ekuitas Harga Saham Saham (dalam miliar rupiah) Bank Niaga Rp 511,00 Rp 6.573,352 (a) Bank Lippo Rp 511,00 Rp 5.647,138 (b) nilai ekuitas setelah merger Rp ,49 Sumber: data sekunder yang diolah Pada tabel data nilai ekuitas di atas, baik pada saat hari terakhir listing maupun pada saat merger dan dilakukannya konversi saham PT.Bank Lippo Tbk. menjadi saham Bank CIMB Niaga dapat diketahui bahwa nilai ekuitas bank legacy 55

28 Tabel IV.9 Data Saham Bank Niaga Setelah BI approval Tanggal Harga Saham Volume IHSG Abnormal Return 31/10/ ,7037-0, /10/ ,8632 0, /10/ ,6245 0, /10/ ,3904 0, /10/ ,4092-0, /10/ ,8643 0, /10/ ,2040-0, /10/ ,7434-0, /10/ ,1490 0, /10/ ,9383-0, /10/ ,4241 0, /10/ ,2512-0, /10/ ,4074-0, Sumber: Data sekunder yang diolah Tabel IV.10 Data Saham Bank Lippo Setelah BI approval Tanggal Harga Saham Volume IHSG Abnormal Return 31/10/ ,7037-0, /10/ ,8632-0, /10/ ,6245-0, /10/ ,3904-0, /10/ ,4092 0, /10/ ,8643 0, /10/ ,2040 0, /10/ ,7434 0, /10/ ,1490 0, /10/ ,9383-0, /10/ ,4241-0, /10/ ,2512 0, /10/ ,4074-0, Sumber: Data sekunder yang diolah Dari tabel IV.9 dapat dilihat bahwa terdapat reaksi pasar yang digambarkan dari abnormal return yang positif pada hari ketiga setelah BI approval. Kemudian pasar bereaksi kembali pada hari kelima, kedelapan, kesepuluh hingga 54

29 sinergi merger CIMB Niaga = kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Niaga + kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Lippo = - Rp 113,923 miliar + (- Rp97,589 miliar) = - Rp 211,512 miliar Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa masing-masing justru menderita kerugian bukan tambahan kemakmuran, yang kemudian berdampak pada sinergi yang terjadi adalah sinergi negatif. Pada tabel yang menyajikan nilai ekuitas sebelumnya juga dapat diketahui bahwa nilai ekuitas bank legacy masingmasing menurun sebesar Rp 128,637 miliar dan Rp 82,876 miliar. Hal ini secara tidak langsung menggambarkan merger yang dilakukan memberikan sinergi negatif, atau dapat dikatakan justru akan merugikan bagi mantan pemegang saham masing-masing bank legacy. Pada periode ini juga terlihat penurunan harga saham yang cukup signifikan berpengaruh pada reaksi pasar. Sehingga, dapat disimpulkan reaksi pasar sudah mulai terjadi sejak pengumuman keluarnya persetujuan dari BI tentang rencana merger Bank Niaga dengan Bank Lippo yang mengakibatkan turunnya harga saham kedua bank ini di bursa dan berdampak pada menurunnya nilai ekuitas masing-masing kedua bank tersebut. berikut ini tabel yang menyajikan data saham sejak BI approval pada tanggal 15 Oktober 2008 sampai pada hari terakhir listing yaitu tanggal 31 Oktober

30 saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Lippo = proporsi kepemilikan saham x saham CIMB Niaga = b x saham CIMB Niaga = 46,09% x = lembar saham Sehingga dapat diketahui masing-masing tambahan kemakmuran yang diterima oleh mantan pemegang saham bank legacy setelah merger dilakukan, dengan perhitungan berikut ini: kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Niaga = (proporsi kepemilikan mantan pemegang saham Bank Niaga x saham Bank CIMB Niaga x harga saham Bank CIMB Niaga) nilai ekuitas Bank Niaga) = (53,91% x x Rp 511,00) Rp 6.701,989 miliar = - Rp 113,923 miliar kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Lippo = (proporsi kepemilikan mantan pemegang saham Bank Lippo x saham Bank CIMB Niaga x harga saham Bank CIMB Niaga ) nilai ekuitas Bank Lippo) = (46,09% x x Rp 511,00) Rp5.730,013 miliar = - Rp97,589 miliar 52

31 dibandingkan Bank Lippo. Sehingga bisa diasumsikan bahwa setelah merger mantan pemegang saham Bank Niaga akan mendapat tambahan kemakmuran yang lebih besar. Selanjutnya setelah mengetahui nilai ekuitas masing-masing bank legacy pada periode sebelum merger, perlu diketahui juga nilai ekuitas Bank CIMB Niaga pada periode setelah merger. Berikut ini penyajian datanya: Tabel IV. 8 Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Pada Saat Merger (1 November 2008) Nilai Ekuitas Bank Niaga Nilai Ekuitas Bank Lippo Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Bank CIMB Niaga Rp 6.573,352 Rp 5.647,138 Rp ,49 Sumber: data sekunder yang diolah Dari tabel IV.8 di atas dapat diketahui nilai ekuitas Bank CIMB Niaga setelah merger yang dihitung dengan menggunakan harga saham dan jumlah saham yang beredar pada hari merger adalah sebesar Rp ,49 miliar. Hal ini berarti bahwa nilai ekuitas menurun setelah merger jika dibandingkan dengan pada saat BI approval. Kemudian untuk menghitung saham yang diterima masing-masing bank legacy setelah merger, dapat dilakukan perhitungan seperti berikut: saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Niaga = proporsi kepemilikan saham x saham CIMB Niaga = a x saham CIMB Niaga = 53,91% x = lembar saham 51

32 Tabel IV. 7 Nilai Ekuitas Bank Legacy Setelah Konversi Pada Saat Merger (1November 2008) Jumlah Lembar Nilai Ekuitas Harga Saham Saham (dalam miliar rupiah) Bank Niaga Rp 511,00 Rp 6.573,352 (a) Bank Lippo Rp 511,00 Rp 5.647,138 (b) nilai ekuitas setelah merger Rp ,49 Sumber: data sekunder yang diolah Dari tabel IV.6 dan IV.7 di atas terlihat bahwa Bank Niaga memiliki nilai ekuitas yang lebih besar dibandingkan dengan Bank Lippo baik setelah BI approval maupun setelah merger. Dengan begitu muncul asumsi bahwa mantan pemegang saham Bank Niaga akan mendapat tambahan kemakmuran yang lebih besar dibandingkan dengan mantan pemegang saham Bank Lippo. Untuk membuktikannya dapat dilakukan perhitungan tambahan kemakmuran yang akan diterima oleh masing-masing mantan pemegang saham bank legacy dan juga sinergi merger yang terjadi. Berikut ini perhitungan sinergi yang dimaksud adalah: nilai ekuitas bank legacy = Nilai ekuitas Bank Niaga + Nilai Ekuitas Bank Lippo = Rp 6.701,989 (a) + Rp 5.730,013 (b) = Rp ,002 (dalam miliar rupiah) Atau (a) + (b) = 53,91% + 46,09% = 100% Dari perhitungan nilai ekuitas di atas, dapat diketahui bahwa Bank Niaga memiliki proporsi kepemilikan saham sebesar 53,91%, dan Bank Lippo memiliki 46,09%. Terlihat bahwa Bank Niaga memiliki proporsi yang lebih besar 50

33 setelah merger) dan volume atau jumlah lembar saham masing-masing bank legacy pada periode setelah merger (setelah dikonversi menjadi saham Bank CIMB Niaga). Data tersebut digunakan untuk menghitung nilai ekuitas masingmasing bank legacy dan bank hasil merger yang akan dibandingkan kemudian. Berdasarkan laporan No. UB-191/Dir.060/V/ tanggal 25 Mei 2008 yang dikeluarkan oleh PT. Ujatek Baru, untuk keperluan konversi saham, manajemen menetapkan nilai pasar wajar dari aset bersih Bank CIMB Niaga dan Bank Lippo masing-masing adalah sebesar Rp 1.052,00 (nilai penuh) dan Rp 2.969,00 (nilai penuh) per saham. Dengan begitu, maka setiap satu pemegang saham kelas A dan kelas B Bank Lippo akan mendapatkan 2,82 (dibulatkan) saham kelas B Bank CIMB Niaga. Penilaian tersebut merupakan nilai intrinsik wajar dari masing-masing bank dan juga memberikan premium di atas harga perdagangan historis (Laporan Keuangan Tahunan Bank CIMB Niaga, 2010). Untuk lebih jelasnya data disajikan dalam bentuk tabel. Selain lebih mudah dipahami, penyajian data dalam bentuk tabel juga dapat langsung terlihat trend yang terjadi. Berikut ini tabel data nilai ekuitas pada titik analisis pertama yaitu saat BI approval tanggal 15 Oktober 2008: Tabel IV. 6 Nilai Ekuitas Bank Legacy Saat BI approval Jumlah Lembar Nilai Ekuitas Harga Saham Saham (dalam miliar rupiah) Bank Niaga Rp 521,00 Rp 6.701,989 (a) Bank Lippo Rp 1.450,00 Rp 5.730,013 (b) nilai ekuitas sebelum merger (BI approval) Rp ,002 Sumber: data sekunder yang diolah 49

34 antara nilai perusahaan gabungan dengan jumlah nilai perusahaan yang beroperasi secara sendiri-sendiri adalah merupakan sinergi dari penggabungan usaha. Dalam analisis ini dipilih dua titik yang menjadi pusat perhatian, yaitu satu titik pada saat BI menyetujui rencana merger Bank Niaga dengan Bank Lippo pada tanggal 15 Oktober 2008 dan titik berikutnya yaitu pada saat saham Bank Niaga dan Bank Lippo dikonversi menjadi saham Bank CIMB Niaga pada tanggal 1 November 2008, yang berarti juga saham Bank Niaga dan saham Bank Lippo sudah tidak diperdagangkan lagi di bursa. Untuk menganalisis perubahan yang terjadi pada titik pertama yaitu saat BI approval, data yang digunakan adalah data harga saham masing-masing bank legacy pada tanggal 15 Oktober 2008 (saat BI approval) dan volume atau jumlah lembar saham masing-masing bank legacy pada periode sebelum merger (sebelum dikonversi menjadi saham Bank CIMB Niaga) yang dibandingkan dengan data harga saham pada tanggal 3 November 2008 (hari pertama trading setelah merger) dan volume atau jumlah lembar saham masing-masing bank legacy pada periode setelah merger (setelah dikonversi menjadi saham Bank CIMB Niaga). Kemudian untuk menganalisis perubahan yang terjadi pada saat merger yaitu tanggal 1 November 2008, data yang digunakan adalah data harga saham masingmasing bank legacy pada tanggal 31 Oktober 2008 (H-1 LD1 atau hari terakhir saham Bank Niaga dan saham Bank Lippo listing di bursa) dan volume atau jumlah lembar saham masing-masing bank legacy pada periode sebelum merger (sebelum dikonversi menjadi saham Bank CIMB Niaga) yang dibandingkan dengan data harga saham pada tanggal 3 November 2008 (hari pertama trading 48

35 % Rasio Keuangan Tabel IV.5 Perkembangan Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga Sebelum dan Sesudah Merger Tahun CAR PPAP NIM ROA LDR BOPO ROE ,56% 0,23% -0,25% 0,68% 13,08% -0,89% 3,31% ,93% -0,61% 0,26% -1,50% 18,83% 17,61% -10,71% ,00% 2,18% 1,09% 1,00% 8,27% -5,28% 8,15% ,34% -0,32% -0,32% 0,65% -8,07% -6,18% 7,65% Sumber: data sekunder yang telah diolah Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan gambar trend dari perkembangan kinerja yang sudah tersaji dalam tabel IV.4 di atas. 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tahun ROE BOPO LDR ROA NIM PPAP CAR Gambar IV.1 Trend Perkembangan Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga IV.2 Analisis Sinergi Sinergi adalah mencapai sesuatu yang lebih besar dengan sumber daya yang sama, atau mencapai hasil yang sama dari sumber daya yang lebih kecil. Selisih 47

36 Tabel IV.4 Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga Sebelum dan Sesudah Merger Tahun CAR PPAP NIM ROA LDR BOPO ROE ,08% 1,61% 5,68% 1,92% 55,93% 71,54% 15,48% ,52% 1,84% 5,43% 2,6% 69,01% 70,65% 18,79% ,59% 1,23% 5,69% 1,10% 87,84% 88,26% 8,08% ,59% 3,41% 6,78% 2,10% 96,11% 82,98% 16,23% ,25% 3,09% 6,46% 2,75% 88,04% 76,80% 23,88% Sumber: data sekunder yang telah diolah Pada akhir tahun 2008, tepatnya setelah 2 bulan bergabung dengan Bank Lippo, terlihat bahwa ROA dan ROE mengalami penurunan yang cukup drastis. Bila dilihat dari pendapatan bunga bersih maupun pendapatan operasional bersih, memang terjadi penurunan. Namun, hal ini masih dapat dikatakan sebagai keadaan yang normal. Alasan mengapa ROA dan ROE bisa menurun cukup drastis juga bukan karena krisis yang terjadi di akhir tahun 2008, tetapi karena adanya beban penggabungan usaha sebesar Rp juta (Laporan Keuangan Tahunan CIMB Niaga, 2008) yang dibebani pada saat Bank Niaga merger dengan Bank Lippo pada tanggal 1 November Beban ini secara langsung akan berdampak pada laba baik sebelum pajak maupun sesudah pajak yang digunakan dalam perhitungan ROA dan ROE tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunana yang terjadi pada ROA dan ROE merupakan murni dampak dari peristiwa merger yang terjadi. 46

37 Tabel IV.3 Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga Sesudah Merger Tahun CAR PPAP NIM ROA LDR BOPO ROE ,59% 1,23% 5,69% 1,10% 87,84% 88,26% 8,08% ,59% 3,41% 6,78% 2,10% 96,11% 82,98% 16,23% ,25% 3,09% 6,46% 2,75% 88,04% 76,80% 23,88% Sumber: data sekunder yang telah diolah Pada tabel IV.3 di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dan penurunan pada masing-masing rasio. Seluruh rasio mengalami penurunan pada tahun kedua setelah merger, kecuali ROA yang meningkat sebesar 0,65%, yang berarti profitabilitas Bank CIMB Niaga setelah merger meningkat. Sedangkan CAR sebagai proksi dari kecukupan modal yang harus dimiliki oleh suatu bank, terlihat menurun sebesar 0,345%. Begitupun PPAP juga menurun sebesar 0,32%, yang dapat diartikan bahwa kualitas aset Bank CIMB Niaga menurun pada tahun kedua setelah merger. NIM juga menurun sebesar 0,32%, LDR menurun sebesar 8,07% yang berarti kemampuan likuiditas Bank CIMB Niaga menurun. Rasio BOPO juga mengalami penurunan sebesar 6,18%, hal ini berarti Bank CIMB Niaga bisa menjalankan usahanya dengan lebih efisien pada tahun kedua setelah merger. Terakhir ROE yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam pengembalian modal terlihat meningkat cukup tajam, yaitu 7,65%. Dari kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa rasio-rasio keuangan bank legacy dan bank hasil merger pada periode sebelum merger dan sesudah merger mengalami peningkatan dan penurunan. Untuk melihat perkembangan kinerja keuangan pada periode sebelum merger dan sesudah merger dengan lebih jelas, berikut ini disajikan tabel yang berisi besarnya peningkatan maupun penurunan yang terjadi. 45

38 dari masing-masing rasio keuangan bank legacy tersebut. Berikut ini penyajian datanya: Tabel IV.2 Rerata Kinerja Keuangan Bank Lippo dan Bank Niaga Sebelum Merger Tahun CAR PPAP NIM ROA LDR BOPO ROE ,08% 1,61% 5,68% 1,92% 55,93% 71,54% 15,48% ,52% 1,84% 5,43% 2,60% 69,01% 70,65% 18,79% Sumber: data sekunder yang telah diolah Setelah merata-rata nilai persentase dari masing-masing rasio dengan metode simple average, didapat beberapa informasi dari Tabel IV.2 seperti yang akan diuraikan berikut ini. Dari aspek kecukupan modal (capital), yang diproksi dengan rasio CAR, menunjukkan penurunan sebesar 3,56%. PPAP meningkat sebesar 0,225% berarti kesehatan bank menurun, sedangkan NIM menurun sebesar 0,245%, ROA meningkat sebesar 0,685% berarti laba meningkat, begitu pun LDR meningkat sebesar 13,08% yang berarti kemampuan likuiditas bank menurun, BOPO menurun sebesar 0,89% yang berarti operasional bank semakin efisien dan terkahir ROE yang menggambarkan profitabilitas juga meningkat sebesar 3,31%. Untuk mengetahui perbedaan kinerja sebelum dan sesudah merger, maka perlu adanya data Bank CIMB Niaga yang merupakan hasil merger dari Bank Lippo dan Bank niaga pada periode setelah merger. Data kinerja keuangan Bank CIMB Niaga tersaji dalam tabel IV.3 berikut ini: 44

BAB I PENDAHULUAN. (Pakto 88), menjadi 240 bank pada tahun Sedangkan Bank

BAB I PENDAHULUAN. (Pakto 88), menjadi 240 bank pada tahun Sedangkan Bank DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Laporan Keuangan Bank CIMB Niaga Tahun 2006, 2007 Dan 2008... 83 Lampiran II : Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Bank CIMB Niaga Tahun 2006, 2007 dan 2008... 93 Lampiran

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SESUDAH MERGER (Studi Kasuspada PT Bank CIMB NiagaTbk) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 28 Pasal 17 ayat (3) Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank

DAFTAR PUSTAKA. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 28 Pasal 17 ayat (3) Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank DAFTAR PUSTAKA Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 28 Pasal 17 ayat (3) Tahun 1999 Tentang Merger, Konsolidasi dan Akuisisi Bank Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1988 Tentang Perbankan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tidak adanya perbedaan Return On Equity yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data-data keuangan yang dibutuhkan. Data-data keuangan tersebut dapat diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya menjadi

I. PENDAHULUAN. Salah satu strategi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya menjadi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu strategi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya menjadi perusahaan yang besar dan mampu bersaing adalah melalui ekspansi, baik dalam bentuk ekspansi internal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. CAR (Capital Adequacy Ratio) menunjukkan bahwa antara kelompok bank. pemerintah dengan bank umum swasta nasional mempunyai CAR (Capital

BAB V PENUTUP. CAR (Capital Adequacy Ratio) menunjukkan bahwa antara kelompok bank. pemerintah dengan bank umum swasta nasional mempunyai CAR (Capital BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Kinerja keuangan bank berdasarkan Permodalan yang diukur dengan rasio CAR (Capital

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perbankan di indonesia yang terdaftar di BEI periode penelitian

BAB V PENUTUP. perbankan di indonesia yang terdaftar di BEI periode penelitian BAB V PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan dan kinerja keuangan terhadap harga saham perusahaan perbankan di indonesia yang terdaftar di BEI periode

Lebih terperinci

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO, NET INTEREST MARGIN, DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011 2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal, banyak sekali yang dapat diperoleh investor baik yang tersedia di publik maupun pribadi (privat). Salah satu yang ada adalah pengumuman stock split

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan 56 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh tidak

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adyani, L. R. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas. Universitas Diponegoro, Semarang.

DAFTAR PUSTAKA. Adyani, L. R. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas. Universitas Diponegoro, Semarang. DAFTAR PUSTAKA Achmad, T., & Kusumo, W. K. (2003). Analisis Rasio-Rasio Keuangan Sebagai Indikator dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan di Indonesia. Media Ekonomi dan Bisnis, 15(1). Adyani,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel LDR, LAR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO, FBIR, ROA, ROE,

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel LDR, LAR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO, FBIR, ROA, ROE, BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel LDR, LAR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. CAR mempunyai pengaruh negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya perusahaan yang muncul menyebabkan tingkat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya perusahaan yang muncul menyebabkan tingkat persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya perusahaan yang muncul menyebabkan tingkat persaingan meningkat dan menuntut perusahaan untuk melakukan investasi pada usaha yang menguntungkan.

Lebih terperinci

Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Haryetti Analisis Pengaruh Kinerja

Harahap, Sofyan Syafri Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Haryetti Analisis Pengaruh Kinerja DAFTAR PUSTAKA Alexandri, Moh. Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis. Bandung: Alfabeta. Almilia dan Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA dan NIM secara

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA dan NIM secara 89 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Variabel LDR, IPR, NPL, BOPO, FBIR, IRR dan PDN secara bersama-sama

BAB V PENUTUP. 1. Variabel LDR, IPR, NPL, BOPO, FBIR, IRR dan PDN secara bersama-sama BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel LDR, IPR, NPL, BOPO,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel bebas LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, dan

BAB V PENUTUP. dilakukan maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel bebas LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, dan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel bebas LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR,

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di tengah iklim dunia usaha yang kurang mendukung dewasa ini dan dengan semakin ketatnya persaingan baik di tingkat nasional, regional maupun internasional,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Proses Go Public pada masing-masing

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. NIM, BOPO, CAR, LDR, NPL, size, dan diversifikasi terhadap profitabilitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. NIM, BOPO, CAR, LDR, NPL, size, dan diversifikasi terhadap profitabilitas BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini mengenai pengaruh NIM, BOPO, CAR, LDR, NPL, size, dan diversifikasi terhadap profitabilitas berupa ROA dan ROE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan dengan menggunakan teori yang telah ada, serta berdasarkan perhitungan analisis faktor-faktor rasio keuangan yang terdiri dari faktor

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Bank CIMB Niaga, Tbk berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga. Pada dekade awal berdirinya, fokus utama adalah pada membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank komersial memainkan peranan penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Kondisi keuangan bank merupakan indikator sedang berkembangnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR pada Bank BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Rasio LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Variabel LDR, NPL, IRR, PDN, FBIR dan BOPO secara bersama-sama

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Variabel LDR, NPL, IRR, PDN, FBIR dan BOPO secara bersama-sama 104 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Variabel LDR, NPL, IRR, PDN, FBIR dan BOPO secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kondisi perekonomian dunia yang semakin cepat perkembangannya menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang ada. Dengan mengikuti

Lebih terperinci

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI TAHUN

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI TAHUN PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DI BEI TAHUN 2014-2015 Anita Suwandani, Suhendro, Anita Wijayanti anita.suwandani@yahoo.com FE UNIBA Surakarta

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Yang Tergabung Di Bursa Efek Indonesia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang menyebabkan merosotnya nilai rupiah hingga terjadinya krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dengan hipotesis yang telah di uji, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: dan 4 pada sampel penelitian, dimana LDR BUKU 3 lebih baik

BAB V PENUTUP. dengan hipotesis yang telah di uji, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: dan 4 pada sampel penelitian, dimana LDR BUKU 3 lebih baik BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terhadap aspek likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas, dan rentabilitas yang kemudian dihubungkan dengan hipotesis yang telah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio LDR, IPR, APB, NPL, PPAP, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan FACR

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio LDR, IPR, APB, NPL, PPAP, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan FACR BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio LDR, IPR, APB, NPL, PPAP, IRR, PDN, BOPO, FBIR

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN 2010 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya adalah sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang dan surut. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak hanya

Lebih terperinci

Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: jab.fe.uns.ac.id

Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: jab.fe.uns.ac.id Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 15, No. 2, Agustus 2015: 88-94 jab.fe.uns.ac.id Santosoadi58@gmail.com Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA,Tbk. DAN ENTITAS ANAK DAN PT BANK CIMB NIAGA,Tbk DAN ENTITAS ANAK MENGGUNAKAN METODE CAMELS Imaniar email: Imaniar_ainq888@yahoo.com Progam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang cukup besar. Dengan demikian peranan lembaga keuangan khususnya perbankan sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur pembangunan nasional adalah pembangunan ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan baik jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian

Lebih terperinci

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE 2006-2008) Sri Pujiyanti

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda maka dapat

Lebih terperinci

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN 2010- Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti Universitas Islam Batik Surakarta Jl.KH.Agus Salim No.10, Jawa Tengah 57147, Indonesia *Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. LDR, IPR, NPL, IRR, PDN, BOPO dan ROE secara bersama sama memiliki

BAB V PENUTUP. 1. LDR, IPR, NPL, IRR, PDN, BOPO dan ROE secara bersama sama memiliki BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. LDR, IPR, NPL, IRR, PDN, BOPO dan ROE secara bersama sama

Lebih terperinci

Bab V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Rasio LDR, IPR, LAR, NIM, NPL, IRR, BOPO dan FACR secara bersamasama

Bab V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Rasio LDR, IPR, LAR, NIM, NPL, IRR, BOPO dan FACR secara bersamasama Bab V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Rasio LDR, IPR, LAR, NIM, NPL, IRR, BOPO dan FACR

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Atmaja, Lukas Setia. (1994). Manajemen Investasi. Buku I. Andi Offset. Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Atmaja, Lukas Setia. (1994). Manajemen Investasi. Buku I. Andi Offset. Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. Faisal. (2005). Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Universitas Muhammadiyah. Malang. Ang, Robert. (1997). Pasar Modal Indonesia. Media Soft Indonesia. Jakarta. Atmaja, Lukas

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BOPO, CAR, LDR, ROA TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH BOPO, CAR, LDR, ROA TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ANALISIS PENGARUH BOPO, CAR, LDR, ROA TERHADAP KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan tidak

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah penilaian kinerja keuangan dan return saham perbankan yang melakukan merger dan akuisisi. Penilaian kinerja keuangan dan return

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menggunakan 15 bank umum konvensional dan 7 bank umum syariah sebagai

BAB V PENUTUP. menggunakan 15 bank umum konvensional dan 7 bank umum syariah sebagai 75 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa perbandingan atau perbedaan kinerja keuangan bank umum konvensional dan bank umum syariah yang ada di Bank Indonesia pada periode

Lebih terperinci

oleh : *) Endah Tri Kurniasih, S.IP., M.M. *) Ade Irma Suryani, S.E., M.M. **) Dosen Tetap STIE Muhammadiyah Jambi Abstrak

oleh : *) Endah Tri Kurniasih, S.IP., M.M. *) Ade Irma Suryani, S.E., M.M. **) Dosen Tetap STIE Muhammadiyah Jambi Abstrak ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL (STUDI KASUS PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PT. BANK TABUNGAN NEGARA TBK. PERIODE 2010-2015 oleh : *) Endah Tri Kurniasih,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan, antara sebelum dan sesudah

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan, antara sebelum dan sesudah BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah Initial Public Offering (IPO). Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan investasi serta bank keuangan senior dan terbesar ke-4 di Amerika merupakan awal dari terjadinya krisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi saham sangat rentan terhadap situasi politik dan ekonomi. Bursa saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan bank yang terdiri dari neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2006 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor:8/16/PBI/2006 mengenai Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia. Peraturan ini dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di dunia perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas yang tinggi dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank. Kompleksitas usaha

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijabarkan oleh penulis terhadap data

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijabarkan oleh penulis terhadap data BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan uraian-uraian yang telah dijabarkan oleh penulis terhadap data penelitian yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan terkait analisis rasio keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan suatu lembaga yang aktivitasnya menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Variabel LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA, danroe

BAB V PENUTUP. 1. Variabel LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA, danroe BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka ditarik kesimpulan : 1. Variabel LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA, danroe secara bersama-sama

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Analisis Multivariate Dengan Rencana Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

DAFTAR PUSTAKA. Ghozali, Imam Analisis Multivariate Dengan Rencana Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia. Surat Edaran No.26/5/BPPP tanggal 29 Mei tahun 1993 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Penyempurnaan ketentuan yang dikeluarkan Bank Indonesia dengan Surat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan pada semua bank syariah dan bank konvensional yang berada di Bursa Efek Indonesia. Adapun ruang lingkup penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara. Kinerja perbankan yang kuat akan menopang berbagai sektor ekonomi termasuk didalamnya sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya isu efisiensi pasar. Efisiensi bentuk pasar terbagi menjadi tiga bagian,

BAB I PENDAHULUAN. misalnya isu efisiensi pasar. Efisiensi bentuk pasar terbagi menjadi tiga bagian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal yang sangat pesat saat ini, telah memotivasi para peneliti untuk melakukan penelitian yang tekait dengan pasar modal, misalnya isu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, dan FBIR secara

BAB V PENUTUP. dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, dan FBIR secara BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, dan FBIR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Tabel 2.1. Gambar Kecepatan Penyesuaian Harga... 32

DAFTAR GAMBAR. Tabel 2.1. Gambar Kecepatan Penyesuaian Harga... 32 DAFTAR GAMBAR Tabel 2.1. Gambar Kecepatan Penyesuaian Harga... 32 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi berdampak pada peningkatan persaingan di suatu pasar termasuk juga

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. profitabilitas, leverage, dan likuiditas terhadap return saham maka terdapat

BAB V PENUTUP. profitabilitas, leverage, dan likuiditas terhadap return saham maka terdapat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan mengenai pengaruh profitabilitas, leverage, dan likuiditas terhadap return saham maka terdapat beberapa hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terhadap aspek likuiditas, kualitas

BAB V PENUTUP. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terhadap aspek likuiditas, kualitas BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terhadap aspek likuiditas, kualitas aktiva, sensitifitas, profitabilitas dan permodalan yang kemudian dihubungkan dengan hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan keputusannya untuk berinvestasi. Hipotesis pasar modal efisien menyatakan bahwa pasar yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP 5. Dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BUMN. 5.1. Kesimpulan Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Pasar modal harus bersifat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel bebas LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, BOPO, dan FBIR secara

BAB V PENUTUP. dilakukan maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel bebas LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, BOPO, dan FBIR secara BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel bebas LDR, IPR, LAR, APB, NPL, IRR, BOPO, dan FBIR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk mengakumulasikan kekayaan dengan cara memperdagangkan sekuritas-sekuritas yang ada. Dengan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. asing. Penelitian ini juga ingin menguji pengaruh capital adecuacy ratio (CAR),

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. asing. Penelitian ini juga ingin menguji pengaruh capital adecuacy ratio (CAR), BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan Penelitian ini berangkat dari rumusan masalah berupa inkonsistensi penelitian terdahulu tentang perbandingan profitabilitas bank domestik dan bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa sekarang ini dimana teknologi dan informasi berkembang dengan cepat, memberikan dampak perubahan yang cepat pula terhadap berbagai bidang termasuk di bidang bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 telah berakibat sangat berat bagi perekonomian nasional. Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ketiga (DPK), BI Rate (Suku Bunga), Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh

BAB V PENUTUP. Ketiga (DPK), BI Rate (Suku Bunga), Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh BAB V PENUTUP Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah Dana Pihak Ketiga (DPK), BI Rate (Suku Bunga), Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel IPR, LAR, LDR, NPL, IRR, NIM, dan BOPO secara bersama- sama

BAB V PENUTUP. dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel IPR, LAR, LDR, NPL, IRR, NIM, dan BOPO secara bersama- sama 83 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Variabel IPR, LAR, LDR, NPL, IRR, NIM, dan BOPO secara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perusahaan (Earning per Share, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Price to Book

BAB V PENUTUP. perusahaan (Earning per Share, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Price to Book BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental perusahaan (Earning per Share, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value) dan faktor

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Likuiditas, Leverage, Profitabilitas Sales Growth dan Sensitivitas Suku Bunga

BAB V PENUTUP. Likuiditas, Leverage, Profitabilitas Sales Growth dan Sensitivitas Suku Bunga BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah kinerja Likuiditas, Leverage, Profitabilitas Sales Growth dan Sensitivitas Suku Bunga dapat dijadikan sebagai prediktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia perusahaan perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang diberikan kepercayaan oleh masyarakat guna penyimpanan kelebihan dana yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap profitabilitas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi pasar. Efisiensi pasar membahas bagaimana pasar merespon BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bagi perusahaan memperoleh dana untuk kegiatan operasi dan ekspansi perusahaan dengan biaya yang lebih murah dibandingkan sumber

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dikemukakan pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel NOI, Pertumbuhan DPK, CAR, NPF, FDR dan OER secara

BAB V PENUTUP. dikemukakan pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel NOI, Pertumbuhan DPK, CAR, NPF, FDR dan OER secara BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab IV, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel NOI, Pertumbuhan DPK, CAR, NPF, FDR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Profitabilitas berpengaruh negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan oleh negara Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan melakukan jasa jasa lain

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebesar 0,253 dimana 0,253 0,05 yang berarti data berdistribusi normal.

BAB V PENUTUP. sebesar 0,253 dimana 0,253 0,05 yang berarti data berdistribusi normal. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ROA, ROE dan EPS terhadap harga saham. Selain itu juga untuk mengetahui pengaruh ROA, ROE dan EPS terhadap harga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. pengaruh rasio profitabilitas, economic value added dan residual income terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. pengaruh rasio profitabilitas, economic value added dan residual income terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian mengenai pengaruh rasio profitabilitas, economic value added dan residual income terhadap harga

Lebih terperinci