BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum E-Learning Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. E- Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. (Darin E.Hartley, 2011) Edukasi Edukasi atau biasa disebut dengan pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Kamus Bahasa Indonesia) Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya manusia, yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada manusia agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota mansyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. (Ki Hajar Dewantara) Gambaran Umum Transportasi udara merupakan satu sarana transportasi menggunakan jalur udara; sarana ini lazim disebut dengan penerbangan. Sarana transportasi ini lebih 3

2 4 tepat disebut transportasi udara dan menggunakan peralatan angkut yang sangat berbeda dibandingkan sarana transportasi lainnya yaitu transportasi darat dan laut. Peralatan yang digunakan disebut pesawat terbang, kapal terbang, pesawat udara, atau kapal udara. Dalam tulisan ini, alat transportasi tersebut akan disebut pesawat terbang atau secara singat pesawat, yang dalam teknik penerbangan dibedakan dari pesawat udara atau kapal udara. (Kapten Desmon Hutagaol, 2013) Pesawat Udara Pesawat udara adalah alat yang digunakan atau yang dimaksudkan untuk penerbangan di udara. Pesawat terbang (airplane) adalah pesawat udara bersayap tetap yang lebih berat dari udara dan digerakkan oleh mesin, yang dapat melayang akibat reaksi dinamik udara terhadap sayapnya. Dengan kata lain, pesawat terbang merupakan pesawat udara bersayap tetap. Sayapnya membentang disisi kiri dan kanan badan pesawat. Ukuran pesawat terbang yang lebih besar dengan sendirinya membutuhkan sayap yang lebih panjang dan luas agar menghasilkan gaya angkat yang cukup untuk mengangkat berat maksimum pesawat itu sendiri. (Kapten Desmon Hutagaol, 2013) Gambar 01. Pesawat Terbang (Sumber :

3 Keselamatan Penerbangan (Flight Safety) Keselamatan penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. Beberapa alat dan prosedur yang digunakan untuk menjaga keselamatan pada saat penerbangan antara lain adalah : a) Sabuk Pengaman (Safety Belt) Sabuk pengaman (Safety Belt) merupakan alat keselamatan yang berada di kendaraan yang dibuat untuk melindungi penggunanya dari bahaya yang berakibat kecelakaan. Fungsi dari sabuk pengaman adalah untuk mengurangi kemungkinan kematian atau luka yang serius dari kecelakaan. Sabuk pengaman pada pesawat terbang disempurnakan oleh Hugh DeHaven. DeHaven pernah selamat dari kecelakaan pesawat terbang ketika ia sedang melakukan pelatihan pada masa perang dunia kedua dan akhirnya dia tertarik untuk menyempurnakan alat keselamatan yang berada di dalam pesawat. Gambar 02. Sabuk Pengaman Pesawat Terbang (Sumber :

4 6 b) Masker Oksigen (Oxygen Mask) Masker oksigen adalah salah satu peralatan keselamatan darurat yang dipasang di dalam pesawat, dirancang untuk digunakan apabila tekanan udara dalam kabin berkurang atau tidak dalam berada tingkat yang aman. Pada setiap kursi penumpang di pasang masker oksigen di atas tempat duduk sehinnga setiap penumpang mendapatkan alat kesalamatan darurat. Gambar 03. Masker Oksigen Pesawat Terbang (Sumber : mask_dsc06035.jpg) c) Baju Pelampung (Life Vest) Baju pelampung adalah peralatan keselamatan yang dirancang untuk membantu pemakainya dalam keadaan sadar maupun tidak untuk tetap mengambang di perairan yang dalam sehingga tidak tenggelam.

5 7 Gambar 04. Baju Pelampung Pesawat Terbang (Sumber : AAAACBA/nwSs0-ltZh0/Alat keselamatan_9.jpg) d) Kartu Keselamatan Penerbangan (Safety Information Card / Safety Leaflet) Kartu keselamatan penerbangan adalah kartu yang menjelaskan tentang cara penggunaan alat keselamatan yang berada di dalam kabin pesawat dan menjelaskan kapan waktu yang tepat untuk menggunakan alat tersebut sehinnga para penumpang tidak kebingungan untuk menggunakan alat keselamatan tersebut. Gambar 05. Kartu Keselamatan Penerbangan (Sumber : Card2.jpeg) (Baiq Saufil Wida Mulyati, 1997)

6 Animasi Menurut Bustaman, animasi adalah suatu proses dalam menciptakan efek gerakan atau perubahan dalam jangka waktu tertentu, dapat juga berupa perubahan warna dari suatu objek dalan jangka waktu tertentu dan bisa juga dikatakan berupa perubahan bentuk dari suatu objek ke objek lainnya dalam jangka waktu tertentu. Animasi atau Animate memiliki arti yaitu menghidupkan, menghidupkan atau menggerakan benda mati, dengan menggunakan rekayasa visual berupa kumpulan gambar-gambar atau frame yang saling kontinuiti sehingga memberikan efek ilusi visual bergerak. (Bustaman) Psikologi Pra-Remaja Segment audience yang akan dicapai dari film animasi edukasi ini adalah remaja sekitar kelas 1-3 SMP (12-14). Hal ini dikarenakan dari psikologi yang dimiliki anak dengan umur tersebut merupakan tahapan pra-remaja. Dimana anak secara intelektual sudah dapat berpikir secara logis tentang gagasan yang abstrak. Di masa ini anak remaja sudah dapat membedakan mana yang konkrit dan mana yang abstrak, munculnya kemampuan nalar secara ilmiah dan mulai belajar menguji hipotesis, mulai menyadari proses berpikir yang efisien, dan juga yang paling penting adalah mulai belajar untuk berinstropeksi diri sendiri. Namun pada masa ini, remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi yang tinggi. Perkembangan ini biasa ditunjukan dengan sifat sensitive, reaktif yang kuat, emosi yang bersifat temperamental (cepat marah, sedih, tersinggung, dan lain-lain). Remaja yang mampu berperilaku tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja dikarenakan perkembangan seksual mereka yang mulai matang, namun juga meningkatkan pada tatanan psikologis mereka sendiri, contohnya ingin dihargai, merasakan diterima di suatu kelompok, mendengarkan hal-hal yang positif tentang dirinya dari orang lain. Menurut Muhibbin, proses belajar akan berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhan bagi seorang individu. Untuk memberikan informasi edukasi kepada

7 9 remaja pada masa ini, perlunya memahami pertumbuhan dan perkembangan mereka sehinnga dapat dipahami pola-pola perilaku yang seharusnya diinteraksikan kepada mereka. Para remaja di masa ini biasa tidak memedulikan yang tidak membuat mereka tertarik kepada hal tersebut. Maka dari itu banyak dari anak remaja yang bisa dikatakan nilai dari beberapa pelajarannya jelek dikarenakan ketidaktertarikannya kepada mata pelajaran tersebut. Remaja ini akan lebih mudah diberi informasi yang penting jika informasi tersebut disampaikan dengan cara yang mereka sukai. Dikarenakan di masa ini para remaja mengalami puncak emosionalitasnya, maka mereka lebih suka hal-hal yang bersifat menantang atau ekstrim. Hal-hal yang bagi mereka menegangkan dan memacu adrenalin mereka. (Syah. Muhibbin, 2000) Mata-Mata Mata-mata adalah seseorang atau kelompok yang bekerja di bawah lembaga pemerintahan yang bertugas untuk mengumpulkan atau mengambil informasi atau benda yang bersifat rahasia tanpa mendapatkan izin dari pemiliknya. Sejak di abad ke-20, informasi mengenai mata-mata ini sudah banyak diketahui oleh masyarakat luas sehinnga sejak saat itulah banyak cerita yang menceritakan tentang mata-mata di dalam literature maupun film. Salah satu cerita mata-mata yang paling dikenal adalah cerita James Bond. Mata-mata dalam cerita-cerita memiliki tugas yang ekstrem, seperti diam-diam menyelinap kesuatu tempat untuk mendapatkan informasi atau benda dengan alat mata-mata yang canggih. Penulis menggunakan cerita mata-mata karena sesuai dengan minat para remaja yang menyukai hal-hal yang berbau ekstrim dan memacu adrenaline mereka informasi yang ingin disampaikan sehingga mudah diterima.

8 Teori Taksonomi Banyak aspek yang bisa memberikan pengajaran pada setiap manusia. Pengalaman, perasaan ataupun aspek dari pendidikan. Pemberian pendidikan ini terbagi atas psikologi taksonomi bloom, dimana taksonomi bloom terbagi atas 3 yaitu: Domain kognitif; pengetahuan tentang fakta, bersifat intelektual Domain afektif; pengetahuan dari perilaku, keinginan, minat dari hal yang dipelajari Domain psikomotor; dimana pengetahuan dimengerti dari hal yang bersifat keterampilan motorik Animasi edukasi yang diberikan ini merupakan suatu film animasi yang menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman akan suatu informasi (kognitif). Dari domain kognitif terdapat 6 tingkatan yaitu : Pengetahuan Dalam tingkatan ini merupakan tingkat terendah dimana orang-orang mengingat kembali materi yang telah dipelajari. Pengetahuan tentang istilah, fakta khusus. Pemahaman Tingkat kedua merupakan kemampuan untuk memahami materi tertentu, dapat membandingkan satu bentuk ke bentuk yang lain. Aplikasi Tingkat kemampuan untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata. Misalnya mengurutkan, menentukan, menggambarkan suatu masalah. Analisis Kemampuan menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya. Mengidentifikasikan bagian materi, menganalisis hubungan. Sintesis Kemampuan untuk memproduksi. Dapat menghasilkan seperangkat hubungan abstrak. Memproduksi sebuah rencana. Evaluasi Evaluasi merupakan kemampuan menilai suatu manfaat benda untuk tujuan

9 11 tertentu. Dapat menyimpulkan hasil pembelajaran yang sudah diterima. Teori taksonomi ini diterapkan dalam animasi edukasi dimana menggabungkan cerita yang digemari oleh para remaja dengan informasi-informasi yang akan disampaikan kepada mereka. Taksonomi bloom ini digunakan dalam melakukan kegiataan mengajar dan juga biasanya dipakai dalam kurikulum persekolahan.karena untuk mengajarkan seseorang, butuh tingkatan yang dipakai untuk membuat orang tersebut mengerti. Karena ketika mempelajari sesuatu, apabila mendapat tingkatan yang paling tinggi dan langsung diajarkan untuk yang baru memasuki pelajaran tersebut maka akan memberikan kebingungan untuk anak tersebut. Film animasi edukasi ini memasukan prinsip bloom dimana sebelum mengetahui tingkatan pembelajaran mengenai informasi mengenai flight safety, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui istilahnya, mengetahui bagaimana terjadinya hal semua itu baru bisa memasuki inti permasalah yang akan disampaikan dari animasi edukasi ini Sinopsis Julian seorang mata-mata dengan misi mengambil sesuatu barang yang berada di dalam suatu ruangan. Namun untuk mendapatkan benda itu dia harus melewat banyak rintangan yang menghalanginya. Julian menggunakan benda-benda yang berada di dalam kabin pesawat untuk flight safety untuk digunakan membantunya dalam mengambil benda tersebut. Dalam penggunaan benda tersebut, Julian menggunakannya sama seperti halnya dengan penggunaan di dalam kabin.

10 Tinjauan Khusus Prinsip Dasar Animasi Ada 12 prinsip animasi yang bisa di katakan wajib dipenuhi untuk membuat sebuah animasi yang hidup S quash & Stretch Squash and Stretch adalah aksi yang memberikan sebuah ilusi berat dan value dari sebuah objek atau karakter ketika bergerak sehingga gerakan tersebut tambak realistis dan memiliki massa. Anticipation Aksi ini mempersiapkan para audiens untuk sebuak gerakan utama yang akan dilakukan. Setiap aksi utama diawali dengan gerakan spesifik yang mengantisipasi para audiens apa yang akan terjadi selanjutnya. Staging Staging adalah sebuah presentasi yang menjelaskan ide-ide dari animasi tersebut sehinnga para audiens jelas menerimanya. Straight Ahead and Pose to Pose Straight Ahead adalah cara pembuatan animasi dengan cara menggambar satu per satu (frame by frame) gerakan sampai pada akhir scene. Pose to pose adalah cara pembuatan animasi dengan cara menggambar hanya di keyframe tertentu, lalu interval (in-between) di gambar oleh animator lainnya. Dalam 3D, interval bisa di buat oleh software 3D yang digunakan sehinnga menghemat waktu animator untuk meng-animate. Dalam pengerjaan ini, penulis menggunakan teknik pose to pose untuk mengerjakan film animasi yang dibuat oleh penulis. Follow Through and Overlapping

11 13 Follow Through adalah ketika tubuh utama dari sebuah karakter berhenti, bagian lainnya akan tetap bergerak sesaat sampai berhenti total. Misalkan seseorang yang berhenti berlari, rambutnya akan tetap bergerak sesaat. Overlapping adalah aksi dimana ada gerakan lain pada gerakan utama atau serangkaian gerakan yang saling mendahului. Misalkan orang yang sedang berjalan, pergerakan kaki dan tangan yang saling menyilang. Slow in & Slow Out Ketika sebuah aksi dimulai, kita menggambar satu atau dua gerakan di tengah-tengah dekat gerakan awal dan gerakan selanjutnya (in-between). Semakin sedikit gambar tersebut, maka gerakannya akan semakin cepat. Semakin banyak gambar tersebut, maka gerakannya semakin lambat. Slow in adalah merupakan aksi dari percepatan gerakan yang di awali dengan gerakan yang pelan dan berakhir cepat. Dalam hal ini, banyaknya interval gambar dari gerakan awal adalah banyak sehinnga terlihat lambat, dan interval gambar dari gerakan akhir adalah sedikit sehingga terlihat cepat. Arcs Arcs merupakan semua gerakan makhluk hidup bergerak mengikuti pola / jalur tersendiri. Arcs memberikan gerakan animasi lebih alami dan terlihat lebih baik. Secondary Action Secondary action adalah gerakan tambahan dalam sebuah adegan yang digunakan sebagai suplemen untuk memperkuat gerakan utama sehingga gerakan tersebut terlihat lebih realistik. Timing Semakin banyak gambar di in-between akan terlihat lambat, dan semakin sedikit gambar di in-between akan terlihat cepat. Timing mengatur dan mempertahankan gerakan dari sebuah objek atau karakter menurut hukum alam sehinnga gerakan tersebut terlihat realistis.

12 14 Slow out adalah aksi dari perlambatan gerakan yang di awali dengan gerakan yang cepat dan diakhiri dengan gerakan lambat. Dalam hal ini, interval gambar di gerakan awal sedikit sehinnga terlihat cepat, dan interval gambar di gerakan akhir adalah banyak sehingga terlihat lambat. Exaggeration Tetap di dalam realita yang ada, sebuah gerakan terkadang dilakukan dengan cara yang bersifat hiperbola bertujuan untuk memberikan sebuah interest tersendiri. Exaggeration adalah aksi dari sebuah gerakan yang dibuat mendramatisir atau ekstrim. Solid Drawing Prinsip daripada solid drawing berarti menggambar sebuah objek atau karakter ke dalam bentuk 3 dimensi, memberikan objek atau karakter tersebut volume dan berat sehingga tampak realistis. Di jaman sekarang, animator jarang sekali menggambar karena fasilitas komputer dan sebagainya yang dimilikinya. Namun dengan menggabungkan prinsip ini dengan basis dasar penggunaan fasilitas pembuatan animasi sekarang, maka bisa diciptakan sebuah animasi yang lebih baik lagi. Appeal Animasi harus memiliki daya tarik bagi para audiens sehinnga para audiens tertarik menontonnya. Appeal merupakan gaya visual dalam animasi. Tujuan daripada appeal supaya para audiens melihat para karakter dalam animasi terlihat nyata dan menarik. Meskipun karakter tersebut adalah monster atau yang lainnya yang terlihat jelek, namun tetap memiliki appealing yang membuat para audiens tertarik melihatnya. (Ollie Johnston, 1995) Teori Simplicity Simplicity merupakan suatu keadaan, kondisi, maupun bentuk dimana meringkas segala sesuatu yang ada menjadi lebih sederhana sekaligus bermakna.

13 15 Berbanding terbalik dengan sesuatu yang kompleks, simplicity berupaya meminimalisir informasi sepadat dan seakurat mungkin sehingga audiens menerima dengan cepat. (John Maeda, 2006) Studi Warna Warna adalah fenomena yang terjadi karena adanya 3 unsur yang terjadi, yaitu Cahaya, Objek, dan Obeserver (dapat berupa mata kita ataupun alat ukur). Dalam pembagian warna, kita menggunakan Lingkaran warna (color wheel). Warna-warna dalam lignkaran warna terdiri atas 3 bagian yaitu : Warna primer yang teridi atas warna merah, kuning, biru. Warna primer merupakan warna dasar dalam lingkaran warna Warna sekunder terdiri oren, hijau, dan ungu. Warna sekunder merupakan pencampuran 2 warna primer dengan perbandingan yang sama. Warna oren merupakan pencampuran warna merah dan kuning, warna hijau merupakan pencampuran warna biru dan kuning, sedangkan warna ungu adalah pencampuran antara warna merah dan biru. Warna tersier merupakan pencampuran antara warna primer dan sekunder disebelahnya dengan perbandingan yang sama. Warna tersier terlihat unik dan cantik, seperti warna hijau limau dihasilkan dari campuran warna hijau dan kuning. Ada wara hijau toska dihasilkan dari campuran hijau dan biru. Warna indigo dihasilkan dari campuran ungu dan biru. Warna netral adalah warna yang tidak bersifat dominan yang apabila dipadukan dengan warna lain, warna netral akan menjadi warna latar belakang. Ada beberapa warna yang dapat dikategorikan sebagai warna netrail yaitu abu-abu, krem, beige, coklat, hitam, dan putih. Warna netral cocok dipadukan dengan warna apapun, khususnya dengan warna yang lebih kuat. Perpaduan sesame warna netral akan menciptakan komposisi yang rata atau tidak ada yang menonjol. Perpaduan warna netral dengan warna yang mencolok akan mengurangi rasa bosan para audiens dalam

14 16 warna netral. Penulis menngunakan warna netral seperti abu-abu, hitam, dan coklat pada latar belakang yang akan ditampilkan dalam film animasi dan warna yang mencolok untuk karakter seperti warna oren kekuningan, coklat terang, putih, dan hitam sehinnga point of interest dari film tersebut adalah karakter sehinnga para audiens tidak terpaku pada latar belakang tetapi pada karakter yang menyampaikan informasi. Perpaduan warna netral dan warna mencolok yang digunakan juga bertujuan supaya para audiens tidak bingung membedakan karakter dan latar belakang sehinnga audiens tidak terganggu dengan perbedaan warna karakter dan latar belakang dan lebih terfokus pada informasi yang di sampaikan. (Anne Dameria, 2007) Gambar 06. Colow Wheel (Sumber :

15 Studi Shading animasi. Penulis melakukan beberapa studi terkait dengan shading dari beberapa film Gambar 07. Studi shading dari cinematic game Wolf Among Us Gambar 08 Studi shading dari cinematic game Wolf Among Us (Sumber : (Sumber : /11/wolf-among-episode-4-teasersurfaces/) Wolf-Among-Us Gambar-gambar di atas merupakan beberapa adegan dari cinematic game Wolf Among Us. Perpaduan dari warna yang digunakan pada tekstur karakter dan environment film animasi tersebut menggunakan style flat shading namun tidak menghilangkan sentuhan 3 dimensi dari gambar tersebut. Flat Shading adalah tipe render non-photorealistic untuk membuat sebuah objek 3 dimensi terlihat flat dengan menggunakan sedikit warna shading dibangingkan shade gradient Material Ink and Paint Material Ink and Paint menciptakan efek seperti kartun. Material ini memberikan shading flat (bayangan yang rata) dengan inked sebagai garis luarnya. Material ini ada pada software Autodesk 3ds Max yang akan digunakan penulis untuk membuat animasi ini. Penulis melakukan beberapa studi yang terkait dengan warna dari beberapa render dengan ink and paint.

16 18 Gambar 09. Snake rendered with ink and paint Gambar 10. Car rendered with ink and paint (Sumber : (Sumber : Penulis menggunakan material ini karena seperti teori simplicity sebelumnya dengan tujuan untuk meminimalisir visual sehingga audiens bisa menerima informasi yang disampaikan seakurat dan sedetail mungkin tanpa terpengaruh visual yang rumit Analisa Data Penulis menggunakan aspek atau perspektif analisa citra visual dari data-data yang sudah didapatkan untuk analisa dataa yang digunakan dalam animasi ini. Aspek yang digunakan yaitu : Etis Etis adalah hal baik dan buruknya dalam suatu situasi. Dalam animasi ini nilai etis yang didapatkan untuk para remaja yaitu para remaja dapat mengetahui bahwa pentingnya dari peraturan keselamatan dan penjelasan yang menjelaskan kegunaan dari peralatan keselamatan yang berada di dalam pesawat. Untuk memberikan nilai etis bahwa jangan menghiraukan peraturan yang penting yang dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Kritikal Animasi mengenai penjelasan tentang flight safety ini memberikan makna yang mendalam untuk mengetahui betapa pentingnya mengetahui dan

17 19 mengerti dari penggunaan peralatan keselamatan. Estetis Animasi edukasi ini memberikan nuansa visual yang dapat memberikan ketertarikan pada para remaja karena dengan penggabungan informasi tersebut dengan cerita mata-mata maka akan memberikan gambaran cerita yang ekstrim dan penggunaan alat yang tea\pat dan benar. Pragmatis Aspek pragmatis dari animasi ini sehinnga para remaja dapat memahami dan mengindahkan flight safety yang disampaikan adalah penggunaan desain visual yang dipakai untuk memberikan keringanan dan ketertarikan dalam belajar karena untuk memudahkan remaja menyerap dan mau menerima informasi yang disampaikan. Nilai Tambah Dalam animasi ini, nilai tambah yang diperolah yaitu memberikan pengetahuan yang lebih baik dari hasil menonton dari film. Teori Dale mengatakan bahwa manusia akan lebih mudah mengingat suatu informasi dari melihat dan mendengar sekitar 50% dibandingkan dari hanya dengan membaca, informasi yang diserap hanya sekitar 10%.

18 20

12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN. Matakuliah Dasar Animasi

12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN. Matakuliah Dasar Animasi 12 PRINSIP ANIMASI FILM ALADDIN Matakuliah Dasar Animasi Oleh: 1. Bayu Sedono 702012601 2. Dany Caesar 692013004 3. Rex Fritz Sidupa 682012027 4. Andrie Adriansyah 692012058 Fakultas Teknologi Informasi

Lebih terperinci

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing

1. Solid Drawing. 2. Timing & Spacing 12 Prinsip Animasi Ada berbagai macam teori dan pendapat tentang bagaimana seharusnya animasi itu dibuat. Tetapi setidaknya ada 12 prinsip yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah animasi yang hidup. Ke-12

Lebih terperinci

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan )

ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Film animasi merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. ANIMATION = illusion of motion ( image statis yang ditampilkan secara berurutan ) Animasi dapat dikembangkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI)

BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) BAB 3 METODE/PROSES PERANCANGAN (METODOLOGI) 3.1 METODE PERANCANGAN 3.1.1 Metode Pengumpulan Data a. Studi Literatur Merupakan jenis metode studi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1. Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Fakta kunci yang akan diambil untuk melakukan proyek animasi ini: 1. Film e-learning yang menjelaskan tentang flight safety untuk para penumpang

Lebih terperinci

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi

3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi 3 Kegiatan Belajar 3 :Prinsip prinsip Dasar Animasi a. Tujuan Pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan belajar 3 diharapkan siswa dapat: Mengetahui12 Jenis Prinsip prinsip Animasi Memahami Prinsip Squash

Lebih terperinci

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright

Pengertian Animasi. Jean Ann Wright ANIMASI 2D Pengertian Animasi Jean Ann Wright Kata animate berasal dari kata kerja Latin animare, yang berarti membuat jadi hidup atau mengisi dengan nafas. Pada animasi kita benar-benar bisa merestrukturisasi

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 1 PENDAHULUAN. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Sesi 1 PENDAHULUAN Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 Sejarah Animasi Sudah ada semenjak 15.000 tahun yang lalu, dengan ditemukannya lukisan bergambar pada dinding gua zaman

Lebih terperinci

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III. DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Data Berkaitan Fungsi Produk Rancangan 1. Animasi Menurut Vaughan (2004), animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D dengan menggunakan background matte painting tentang anak pecandu video game. Dalam proses pembuatannya diperlukan teori-teori pendukung. Berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk mendapatkan pesan yang hendak disampaikan. Seseorang yang sedang membaca berarti berarti

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial.

BAB IV KONSEP. Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu produksi dan. animasi karakter kartun yang digambar manusial. 20 BAB IV KONSEP 4.1 Landasan Teori. A. Teori Animasi Prinsip Animasi: 12 prinsip animasi dibuat dibuat di awal tahun 1930an oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L

Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L Perancangan Film Animasi Edukasi Rambu-Rambu Berlalu Lintas Untuk Anak Usia 5-7 Tahun. Elianda Mardi L 3404100122 Penyebab kecelakaan lalu lintas di jalan antara lain 91% disebabkan oleh faktor manusia,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh

BAB II LANDASAN TEORI. gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Cerita Rakyat Leungli Cerita ini berasalah dari Jawa Barat. Cerita ini berkisah tentang seorang gadis bernama Rarang. Rarang adalah anak terakhir (bungsu) dari tujuh bersaudara.

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN ANIMASI No 1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Motion Graphic di indonesia saat ini cukup mengalami perkembangan, hal tersebut terlihat dari maraknya penggunaan

Lebih terperinci

UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI

UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI UKA 2015 MATA PELAJARAN / PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI Kompetensi Utama Kompetensi Inti Standar Kompetensi Guru 1A Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial,

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R.

PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R. PENERAPAN PRINSIP ANIMASI DALAM PEMBUATAN ANIMASI 2 DIMENSI BERDASARKAN CERITA KOMIK R. Yadi Rakhman Alamsyah, Citra Cynthia Agustriani Konsentrasi Multimedia & Desain Grafis, Program Studi Manajemen Informatika,

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Animasi adalah tampilan cepat dari urutan gambar

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PEMBAHASAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PEMBAHASAN BAB V PEMBAHASAN Produksi karya KARTA & LOBANG, merupakan sebuah film animasi yang dirancang dengan melalui banyak proses pengembangan ide kreatif mulai dari karakter, cerita hingga concept art dibangun.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana

PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI LILO MENGGUNAKAN TEKNIK TOON SHADER NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Eva Wahyu Fitriana 10.12.4890 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM KARTUN AIR SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI PDAM KLATEN NASKAH PUBLIKASI

PEMBUATAN FILM KARTUN AIR SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI PDAM KLATEN NASKAH PUBLIKASI PEMBUATAN FILM KARTUN AIR SEBAGAI MEDIA SOSIALISASI PDAM KLATEN NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Asep Rudi Cahyanto 09.11.2710 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Dalam perancangan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan data-data dari berbagai media antara lain buku, video, dan artikel & jurnal. Semua sumber yang digunakan

Lebih terperinci

Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom

Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom 12 Prinsip Animasi Dirangkum oleh: Mawan A. Nugroho, S.Kom, M.Kom 1. Pose dan gerakan antara (Pose-To-Pose and Inbetween) Misalkan kita mengambil adegan orang berjalan dengan menggunakan kamera. Bentangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data Data-data dan literatur didapat dari berbagai media buku, dan internet. Semua sumber merupakan bahan-bahan untuk membantu memperkuat data untuk cerita dan visual

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar Film Animasi 1. Stretch and Squash 2. Anticipation 3. Staging BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Prinsip Dasar Film Animasi Prinsip-Prinsip dasar Animasi yang disebut juga Principal of Animation merupakan teknik mendasar dari animasi yang di kembangkan

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA KOMPETENSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH. Animisme: kepercayaan akan benda yang memiliki jiwa. Anticipation: antisipasi;lihat prinsip animasi

DAFTAR ISTILAH. Animisme: kepercayaan akan benda yang memiliki jiwa. Anticipation: antisipasi;lihat prinsip animasi 95 A DAFTAR ISTILAH Action : aksi Animasi: ilusi gerak Animisme: kepercayaan akan benda yang memiliki jiwa Anticipation: antisipasi;lihat prinsip animasi Appeal: daya tarik; lihat prinsip animasi Astral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada tanggal 25 November 2016, TVKU sebagai televisi edukasi memberikan informasi yang berkaitan dengan guru melalui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Animasi Edukasi Animasi Edukasi adalah animasi yang berisikan jalan cerita berupa pengetahuan informasi yang dbaut bertujuan untuk menambah pengetahuan pada

Lebih terperinci

BAB 4. KONSEP DESAIN

BAB 4. KONSEP DESAIN BAB 4. KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Dua Belas Prinsip Animasi Menurut Ollie Johnston dan Frank Thomas ada dua belas prinsip dasar dalam animasi. Squash & Stretch Memberikan kesan berat dan luwes

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI JANGAN ASAL KENYANG Albern Yafeta Setiabudi Universitas Bina Nusantara Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 albern_yafeta@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Film Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa, film adalah; 1. Selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Educational Animation Educational Animation adalah sebuah film atau video animasi yang berisi tentang pengetahuan akan suatu hal yang ditujukan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA

ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA ANALISIS DAN PERANCANGAN ANIMASI 3 DIMENSI SEBAGAI MEDIA PROMOSI MENGGUNAKAN 3D MAX 2009 DAN ARCHICAD 13 PADA PERUMAHAN GRIYA ABDI KENCANA Oleh : Rangga Bagus P. Teknik Informatika, STMIK Amikom Purwokerto

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Animasi adalah tampilan cepat dari urutan gambar 2-D atau 3-D karya seni atau posisi model untuk membuat ilusi gerakan. Efeknya adalah ilusi

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ABORSI

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ABORSI PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ABORSI Inggrid Stefany Jl. Keadilan I No.3 RT 007/RW 04 Jakarta Barat 11120, 021 6289441 inggrid.stefany@gmail.com Inggrid Stefany, Ahmad Faisal Choiril

Lebih terperinci

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)"

Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial Dark Blood (Princess Odyssey) Perancangan Komunikasi Visual Animasi Serial "Dark Blood (Princess Odyssey)" TUGAS AKHIR Oleh Gindu Siswo Kartapati / 1100011945 Kelas : 08 PDU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 2012 Perancangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Tinjauan Umum 2.1.1.1 Animasi Animasi yang akan penulis buat bertemakan Short animation. Dalam short animation ini penulis ingin menceritakan seorang

Lebih terperinci

PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh El Johan Kristama

PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh El Johan Kristama PEMBUATAN ANIMASI 2D BELAJAR HIRAGANA DENGAN PENDEKATAN PRINSIP ANIMASI POSE TO POSE NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh El Johan Kristama 09.11.2906 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1

Universitas Krisnadwipayana Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur 3D Animasi Arsitektur - 1 Nama Mata Kuliah : 3D Animasi Arsitektur Kode Mata Kuliah : - Program Studi : Teknik Arsitektur Dosen : Apiet Rusdiyana, ST SMT/Jml SKS

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK CAPTAIN SUGENG Gunawan Universitas Bina Nusantara, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 gunawan.leman@gmail.com

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI BAHASA DAERAH TERANCAM PUNAH Achmad Arasy Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan no.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480 flashblue12@yahoo.com Arik Kurnianto,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Penulis menggunakan font "Tondu" dimana huruf - huruf dari font tersebut memiliki kriteria gagah, besar, dan kuat sehingga penulis merasa sangat cocok

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR. Oleh. Erwin Janssen / Kelas : 08 PDU

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR. Oleh. Erwin Janssen / Kelas : 08 PDU PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK MACAN PEREDAM BAHAYA TUGAS AKHIR Oleh Erwin Janssen / 1200976655 Kelas : 08 PDU Universitas Bina Nusantara Jakarta 2012 PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Dasar 12 Prinsip Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Dasar 12 Prinsip Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Dasar 12 Prinsip Animasi 12 Prinsip animasi pertama kali diperkenalkan di awal tahun 1930 oleh animator Walt Disney. Prinsip ini digunakan untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Animasi Menurut Vaughan (2004), Animasi adalah usaha untuk membuat presentasi statis menjadi hidup. Animasi merupakan perubahan Visual sepanjang waktu yang memberi kekuatan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori / Metode BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori / Metode 4.1.1. Prinsip Animasi Prinsip film animasi merupakan standar yang harus diketahui oleh para animator. Meskipun para animator punya hak untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. ini adalah untuk mengajar dan berhati-hati pada isu sosial yang signifikan. Berdasarkan data yang diambil dari Wikipedia, iklan layanan

BAB IV KONSEP. ini adalah untuk mengajar dan berhati-hati pada isu sosial yang signifikan. Berdasarkan data yang diambil dari Wikipedia, iklan layanan 21 BAB IV KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori PSA Menurut buku Advertising by Design, iklan layanan masyarakat adalah iklan yang melayani ketertarikan public. Menurut Ad Council, tujuan dari iklan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Antrian Tiket Bioskop Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket bioskop dan situasi-situasi yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI CARA MEMBUAT BUKU POP UP 5 BANGUNAN BERSEJARAH DI DUNIA

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI CARA MEMBUAT BUKU POP UP 5 BANGUNAN BERSEJARAH DI DUNIA PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI CARA MEMBUAT BUKU POP UP 5 BANGUNAN BERSEJARAH DI DUNIA Yang Aulia Fitri Ridesa Komp. Larangan Indah, Jl. Mawar 4 Blok M1 No. 12 Ciledug, Tangerang 15154 082123507144,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1. Fakta Kunci 1) Cerita yang mengandung pesan moral merupakan cerita yang digemari oleh masyarakat Indonesia. 2) Robot merupakan salah satu karakter yang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan teori 4.1.1 Teori Prinsip Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti membuat obyek mati seolah-olah menjadi hidup dan mempunyai nyawa. Dua animator professional

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN BAB Landasan Teori/Metode

KONSEP DESAIN BAB Landasan Teori/Metode 24 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1. Landasan Teori/Metode 4.1.1 12 Prinsip Animasi 12 prinsip animasi dibuat di awal tahun 1930an oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Video animasi yang dirancang ini memiliki nilai edukasi tentang sejarah perkembangan komputer. Animasi ini akan dipertontonkan kepada murid murid

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM ANIMASI THE HAUNTING OF GARBAGE DENGAN MENEKANKAN PRINSIP DASAR ANIMASI NASKAH PUBLIKASI

PERANCANGAN FILM ANIMASI THE HAUNTING OF GARBAGE DENGAN MENEKANKAN PRINSIP DASAR ANIMASI NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN FILM ANIMASI THE HAUNTING OF GARBAGE DENGAN MENEKANKAN PRINSIP DASAR ANIMASI NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh Senja Permata Dewanti 10.11.4511 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK FIRST POINT

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK FIRST POINT PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK FIRST POINT Bayu Sanjaya Pamulang G.4 No.3, Tangerang, DKI Jakarta, Indonesia, 085776581770, bayuidolaku@yahoo.co.id Bayu Sanjaya, Ardiyan, S.Sn, Anam,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Gambar 5.1 Desain title Pada title, penulis menggunakan font Ahnberg Hand. Dikarenakan animasi pendek ini keseluruhan karakternya merupakan anak-anak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Tugas Akhir ini membuat film animasi 3D ( tiga dimensi) action dengan menggunakan teknik compositing visual effect yang berjudul The Cambo dengan tujuan animasi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI 2D SI ACENG DALAM PENGAMALAN DASA DARMA PRAMUKA EPISODE RELA MENOLONG DAN TABAH

LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI 2D SI ACENG DALAM PENGAMALAN DASA DARMA PRAMUKA EPISODE RELA MENOLONG DAN TABAH LAPORAN TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN FILM ANIMASI 2D SI ACENG DALAM PENGAMALAN DASA DARMA PRAMUKA EPISODE RELA MENOLONG DAN TABAH Dimas Eri Eka Prabowo NIM 1400089033 PROGRAM STUDI D-3

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian Gambar Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Karakteristik Gambar

Lebih terperinci

BAB I Pengantar Animasi

BAB I Pengantar Animasi BAB I Pengantar Animasi A. Pengertian Animasi Animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan ( Ibiz Fernandez McGraw - Hill/

Lebih terperinci

PEMBUATAN ANIMASI 3 DIMENSI PROSES TERJADINYA TSUNAMI AKIBAT GEMPA BUMI MENGGUNAKAN APLIKASI AUTODESK 3D MAX

PEMBUATAN ANIMASI 3 DIMENSI PROSES TERJADINYA TSUNAMI AKIBAT GEMPA BUMI MENGGUNAKAN APLIKASI AUTODESK 3D MAX PEMBUATAN ANIMASI 3 DIMENSI PROSES TERJADINYA TSUNAMI AKIBAT GEMPA BUMI MENGGUNAKAN APLIKASI AUTODESK 3D MAX LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

5.2.1 Gin. Gambar 5.2 Concept Sketch Gin dan Visualisasi 3D Gin

5.2.1 Gin. Gambar 5.2 Concept Sketch Gin dan Visualisasi 3D Gin BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Gambar 5.1 Desain title Untuk desain title trailer game BombieBoxter, penulis menggunakan font Berlin Sans FB Bold yang digabungkan ke dalam box sehingga

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI "METODE FITNESS DI RUMAH"

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI METODE FITNESS DI RUMAH PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI "METODE FITNESS DI RUMAH" Christian Lie Binus University, Jl. K H. Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah Jakarta Barat 11480, 021 534 5830 luckycharm.lie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Desain judul Introduction to Yu-Gi-Oh! yang digunakan dalam film ini adalah sebagai berikut:

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Desain judul Introduction to Yu-Gi-Oh! yang digunakan dalam film ini adalah sebagai berikut: BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1. Judul Desain judul Introduction to Yu-Gi-Oh! yang digunakan dalam film ini adalah sebagai berikut: Gambar 7: Desain Judul Intoduction to Yu-Gi-Oh! Desain kata Yu-Gi-Oh!

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Banyak orang tua yang salah dalam cara mendidik anaknya, sehingga seringkali membuat anak menjadi sangat nakal dan tidak sesuai dengan apa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Minat menonton animasi tradisional dalam bentuk 2 dimensi terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Minat menonton animasi tradisional dalam bentuk 2 dimensi terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Animasi sudah menjadi hiburan yang mendunia. Hampir setiap hari kita dapat menemukan tontonan animasi baik di televisi atau di bioskop. Setiap orang tentu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Prinsip Dasar Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Prinsip Dasar Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Prinsip Dasar Animasi Kata animasi berasal dari kata animate, yang berarti untuk membuat obyek mati menjadi seperti hidup. Seorang Animator profesional sepertinya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Animasi yang digunakan dalam video edukasi animasi ini adalah animasi jenis 2D (dua dimensi). Selain menggunakan visual dan warna yang mendukung,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip BAB IV IMPLEMENTASI KARYA Seperti yang telah dijelaskan pada bagian rumusan masalah pada Bab I, tugas akhir ini akan membuat sebuah film animasi 2D dengan gaya komik strip Pada Bab III telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari hari bagi seluruh masyarakat baik dari kalangan bawah sampai kalangan atas maupun

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM KARTUN 2D JANGAN MALAS MENCUCI TANGAN, STUDI ANIMASI AIR NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Vina Noor Martaria

PEMBUATAN FILM KARTUN 2D JANGAN MALAS MENCUCI TANGAN, STUDI ANIMASI AIR NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Vina Noor Martaria PEMBUATAN FILM KARTUN 2D JANGAN MALAS MENCUCI TANGAN, STUDI ANIMASI AIR NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Vina Noor Martaria 09.11.2644 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 3 ANIMASI KOMPUTER. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

AKTING UNTUK ANIMASI. Sesi 3 ANIMASI KOMPUTER. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. AKTING UNTUK ANIMASI Sesi 3 ANIMASI KOMPUTER Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG. 1 2 Definisi Animasi Komputer Seni dan proses menghasilkan gambar bergerak dengan menggunakan komputer. Merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI MY MOM MY HERO Annisa Erintansari Binus University, Jakarta, DKI Jakart, Indonesia Abstrak Tugas akhir berjudul My Mom My Hero ini adalah untuk memberitahukan

Lebih terperinci

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERBASIS 2D MENGGUNAKAN TEKNIK CELL SHADING BERJUDUL THE POSTMAN STORY

PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERBASIS 2D MENGGUNAKAN TEKNIK CELL SHADING BERJUDUL THE POSTMAN STORY PEMBUATAN FILM ANIMASI 3D BERBASIS 2D MENGGUNAKAN TEKNIK CELL SHADING BERJUDUL THE POSTMAN STORY Adindha Miftania D4 Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya, email: dindambem@yahoo.com Film animasi adalah

Lebih terperinci

ANIMATION PIPELINE PROSES PRODUKSI SEBUAH FILM ANIMASI

ANIMATION PIPELINE PROSES PRODUKSI SEBUAH FILM ANIMASI ANIMATION PIPELINE PROSES PRODUKSI SEBUAH FILM ANIMASI Mengapa Animasi? Cave Painting = Animasi tertua di dunia Telah ada sekitar 30.000 32.000 tahun yang lalu, cave painting didesain seolah menjelaskan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PERANCANGAN

BAB 4 METODE PERANCANGAN BAB 4 METODE PERANCANGAN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Fakta Kunci Masih kurangnya pengetahuan anak - anak tentang pemborosan air yang mereka lakukan tanpa mereka sadari. Kurangnya informasi yang diberikan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi 1. Pose to pose 2. Timing and Spacing 3. Stretch and Squash 4.

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Animasi 1. Pose to pose 2. Timing and Spacing 3. Stretch and Squash 4. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Teori Prinsip Dasar Animasi : Dalam teori dasar animasi mempunyai 12 prinsip yang dipakai para animator sebagai pegangan untuk mengeksploitasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kartun animasi terdapat pada proses pembuatan film kartun animasi, diantaranya adalah secara konvensional dan digital. Film kartun merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi "Strawberry" ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun.

BAB 4 KONSEP DESAIN. 1. Agar animasi edukasi Strawberry ini layak ditonton anak-anak usia 7 sampai 12 tahun. BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Strategi Kreatif 4.1.1 Strategi Komunikasi Animasi edukasi ini dibuat dengan penambahan narasi secara tulisan dalam bentuk pertanyaan, diharapkan dapat memperjelas isi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Komunikasi Efek Komunikasi Teori Dasar Pembuatan Cerita

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Komunikasi Efek Komunikasi Teori Dasar Pembuatan Cerita BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Komunikasi Komunikasi didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia, sehingga untuk terjadinya proses komunikasi minimal terdiri dari 3

Lebih terperinci

Perancangan Videoklip Animasi 2D pada Lagu Berjudul Empat Satu Karya Frau

Perancangan Videoklip Animasi 2D pada Lagu Berjudul Empat Satu Karya Frau Konsep Pengantar Karya Tugas Akhir Perancangan Videoklip Animasi 2D pada Lagu Berjudul Empat Satu Karya Frau Oleh : TYAS WIDYALOKA C0709074 JURUSAN S1 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan yang saya buat agar bisa menaikkan pangsa pasar clas mild dan bisa mempromosikan band band lokal agar bisa menjadi band nasional.

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Iklan Layanan Masyarakat Iklan PSA tidak memiliki definisi pasti, tetapi intinya, PSA mengiklankan sesuatu yang melayani kebutuhan atau isu masyarakat.

Lebih terperinci

LANDASAN PERANCANGAN

LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Perancangan 2.1.1 Tinjauan Data Untuk mendukung pembuatan film animasi pendek ini, penulis melakukan riset untuk mendapatkan data sementara yang mendukung dan referensi

Lebih terperinci

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Pengertian Warna Warna adalah suatu aspek yang dapat menghidupkan ruang dan membentuk/menciptakan kesan pada ruang. Merupakan sifat dasar visual yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

PENCIPTAAN KARYA FILM ANIMASI PROFAN DENGAN TEKNIK DUA DIMENSI

PENCIPTAAN KARYA FILM ANIMASI PROFAN DENGAN TEKNIK DUA DIMENSI PENCIPTAAN KARYA FILM ANIMASI PROFAN DENGAN TEKNIK DUA DIMENSI LAPORAN TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi D-3 Animasi Disusun oleh: Damon Ashaky Sanjoyo

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Data dan Literatur Dalam perancangan short animation ini, penulis melakukan riset untuk memperoleh data yang mendukung tema dan referensi visual yang sesuai. Beberapa metode yang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar dalam Animasi Disney Ollie Johnston Frank Thomas

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Prinsip Dasar dalam Animasi Disney Ollie Johnston Frank Thomas 34 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Prinsip Dasar dalam Animasi 12 prinsip animasi adalah kumpulan prinsip animasi yang diperkenalkan oleh animator Disney, Ollie Johnston dan Frank Thomas

Lebih terperinci

Algoritma Dasar Animasi. While (not done) { hapus_layar(); gambar_frame_ke(i); delay(n); i = i + 1; }

Algoritma Dasar Animasi. While (not done) { hapus_layar(); gambar_frame_ke(i); delay(n); i = i + 1; } Animasi Animasi Teknik untuk membuat gambar bergerak buatan Berbeda dengan video yang merupakan rekaman dari kejadian di dunia nyata Animasi sepenuhnya buatan manusia Animasi pada dasarnya adalah penampilan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. melatih animator untuk lebih cepat dan lebih baik. Ada pun 12 prinsip animasi tersebut adalah:

BAB 4 KONSEP DESAIN. melatih animator untuk lebih cepat dan lebih baik. Ada pun 12 prinsip animasi tersebut adalah: BAB 4 KONSEP DESAIN 4. 1. Landasan Teori 4.1.1 Teori Animasi Prinsip Animasi : Prinsip animasi dibuat di sekitar awal tahun 1930 oleh animator di Studio Walt Disney. Prinsip-prinsip ini ada 12, digunakan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Penulis memilih font Cheeseburger yang berkarakter tebal dan besar untuk melambangkan besarnya kekuatan karakter monster. Bertekstur dan menggunakan outline

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas teori-teori yang mendukung dalam pembuatan virtualisasi animasi serta penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. 2.1. Animasi 3D Animasi adalah membuat presentasi

Lebih terperinci

Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan.

Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2) Program Studi D3 Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan. ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PENUMPANG TEHADAP STANDAR KESELAMATAN PENERBANGAN DI PT GARUDA INDONESIA BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Yune Andryani Pinem 1), Made Yukta Dewanti 2)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Legenda Legenda yang dalam bahasa Latin disebut legere adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karenanya,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Animasi Animasi berasal dari kata pada bahasa latin anima, yang secara harafiah berarti jiwa (soul), atau animare yang berarti nafas kehidupan (vital

Lebih terperinci