Perubahan Mata Pencaharian Pada Nelayan Danau Limboto (suatu penelitian di desa Ilotidea Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perubahan Mata Pencaharian Pada Nelayan Danau Limboto (suatu penelitian di desa Ilotidea Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo)"

Transkripsi

1 Perubahan Mata Pencaharian Pada Nelayan Danau Limboto (suatu penelitian di desa Ilotidea Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo) Hasni Abdul Halid Dr. Rauf Hatu, M.Si Sainudin Latare, S.Pd, M.Si Program Studi Sosiologi Jurnal ini merupakan hasil penelitian mengenai Perubahan Mata Pencaharian Nelayan Danau Limboto Desa Ilotidea Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, di mana masyarakat ini mayoritasnya adalah nelayan, karena pendangkalan danau, para nelayan melakukan perubahan mata pencaharian. Dalam penelitian ini, perubahan mata pencaharian oleh para nelayan didalamnya terdapat proses sosial dimana hubungan interaksi antar nelayan sebelum dan sesudah berubah pekerjaan. mengenai perubahan mata pencaharian pastinya terdapat dampak dalam kehidupannya, yang akan di bahas pada penelitian ini yakni mengenai kehidupan oleh para nelayan sebelum dan sesudah berubah mata pencaharian. Masalah yang diteliti mencakup dua permasalahan berikut ini. 1. bagaimana proses sosial perubahan mata pencaharian nelayan danau limboto di desa Ilotidea Kecamatan. Tilango Kabupaten. Gorontalo. 2. bagaimana kehidupan nelayan sebelum dan sesudah melakukan perubahan mata pencaharian. Kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian mengenai perubahan untuk menganalisis permasalahan diatas Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka/dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan mata pencaharian nelayan danau limboto desa Ilotidea, Kec.Tilango, Kab.Gorontalo, dipengaruhi adanya pendangkalan danau limboto sehingga mereka melakukan perubahan mata pencaharian. Serta hubungan interaksi antar sesama nelayan disaat masih bekerja di danau dan setelah mereka melakukan perubahan mata pencaharian yang mengarah pada dampak kehidupan para nelayan. Kata kunci : Perubahan, proses sosial, interaksi Permasalahan mengenai sumber daya air yang terjadi di Indonesia Mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan alam terbesar di Asia Tenggara. Semestinya tidak diragukan lagi bahwa air tersedia melimpah ruah di Indonesia karena luas perairan Indonesia yang lebih besar dari luas daratan. Tetapi yang terjadi pada kenyataannya sungguh ironis, kini krisis air di berbagai daerah menjadi berita utama dalam media massa.

2 Bahkan permasalahannya tidak hanya krisis air, namun meluas pada mulai rusaknya daerah-daerah perairan seperti danau. 1 Di kawasan pesisir sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. kelompok masyarakat nelayan merupakan unsur terpenting bagi eksistensi masyarakat pesisir. Masyarakat nelayan adalah kelompok masyarakat yang pekerjaannya menangkap ikan, dan kemudian menjualnya pada sekelompok masyarakat yang membutuhkan hasil tangkapan mereka. Danau Limboto adalah salah satu danau yang terdapat di Profinsi Gorontalo, tepatnya di Kabupaten Gorontalo. Pada mulanya danau ini sering digunakan untuk tempat pelayaran, penangkapan ikan yang telah membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat disekitar danau tersebut. Namun kondisi menjadi berubah karena permukaan air menjadi dangkal,masalah ini merupakan bencana bagi masyarakat yang sumber pendapatannya ada di danau ini. Kenyataan seperti ini selain disebabkan oleh faktor alam, ini juga tidak lepas dari kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan. Karena ketidak seimbangan alam dan lingkungan tempat hidup manusia akan berakibat buruk bagi kelangsungan hidupnya, khususnya pada masyarakat yang bekerja sebagai nelayan didanau tersebut. Pendangkalan itu selain dipicu oleh erosi sungai, juga dipacu oleh para nelayan yang selama bertahun-tahun membangun perangkap ikan yang menggunakan gundukan tanah dari darat serta batang-batang pohon. Proses ini masih berlangsung hingga sekarang dan jika tidak ditanggulangi, proses tersebut akan terus berlangsung dan dapat menjadi kendala upaya membangun Kabupaten Gorontalo. Ketidak seimbangan alam dan lingkungan tempat hidup manusia akan berakibat buruk bagi kelangsungan hidup mereka. Kesehatan yang terganggu, bencana kelaparan akibat tidak ada ketersediaan bahan pangan menjadi ancaman bagi masyarakat sekitar. Pendangkalan akibat bertambahnya populasi eceng 1 Alfonsussimalango,kerusakan danau indonesia [0nline] tersedia di diakses pada tanggal 10/12/2012

3 gondok telah meresahkan masyarakat setempat. Bagaimana tidak, sebab Danau Limboto merupakan pusat mata pencaharian penduduk selama beratus-ratus tahun yang lalu. Sehingga ketika danau ini menjadi dangkal, mata pencaharian penduduk terganggu dan menimbulkan penyakit sosial. Banyak dari para nelayan mencoba beralih ke pekerjaan lain,demi untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Hal yang paling menonjol adalah tidak sehatnya aktivitas perekonomian masyarakat di lingkungan tersebut. Kemudian melahirkan penyakit sosial lainnya. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dapat terjadi jika permasalahan ini akan terus berlanjut. Untuk itu dalam mengatasi hal seperti ini Pemerintah harus ambil bagian dalam mengurusi rakyat yang melarat akibat kerusakan lingkungan hidup. Akan tetappi masalah pendangkalan ini bukan hanya semata-mata disebabkan oleh faktor alam saja, tapi juga faktor behaviorisme masyarakatnya sendiri. Oleh karena itu untuk menanggulangi masalah pendangkalan pada danau limboto, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat pada sekitar areal danau, dan terutama masyarakat nelayan yang kesehariannya memanfaatkan danau ini sebagai tempat mata pencahariannya. Desa Ilotidea merupakan desa yang sebagian besar penduduknya adalah nelayan, yang terletak di pesisir danau limboto tepatnya di Kecamatan tilango, Kabupaten gorontalo. Desa ini tidak hanya memiliki potensi alam, tetapi juga sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dalam hal sebagai nelayan. Kehidupan sosial nelayan di Desa Ilotidea dapat dikatakan belum berkecukupan, bahkan juga masih kurang termasuk dalam hal pendidikan. Maka keterbatasan sosial yang dialami nelayan memang tidak terwujud dalam bentuk keterasingan, karena secara fisik masyarakat nelayan tidak dapat dikatakan terisolasi atau terasing. Namun lebih terwujud pada ketidakmampuan mereka dalam mengambil bagian dalam kegiatan ekonomi pasar secara menguntungkan, yang ditunjukkan oleh lemahnya mereka mengembangkan organisasii keluar lingkungan kerabat mereka atau komunitas lokal. Dalam hal ini yakni dengan mencari mata pencaharian lain untuk menopang kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Selain gambaran fisik, identifikasi lain yang menonjol di kalangan nelayan adalah

4 rendahnya tingkat pendapatan mereka. Kondisi keterbatasan sosial yang diderita masyarakat nelayan Desa Ilotidea disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks. Persoalan yang terjadi pada danau Limboto, telah sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat pesisir danau Limboto yang khususnya berada pada desa Ilotidea. Karena dengan adanya pendangkalan danau Limboto kondisi danau tidak lagi dapat diharapkan bisa menopang kehidupan masyarakat pesisir danau terutama bagi masyarakat nelayan yang menggantungkan kehidupannya pada danau ini. Sehingganya para nelayan harus berfikir bagaimana cara untuk menanggulangi kondisi danau yang sudah tidak stabil dan pemanfaatanya yang sudah berkurang bahkan tidak menutup kemungkinan akan musnah untuk selamanya. Akan tetapi jika usaha-usaha yang dilakukan tidak lagi bisa untuk mengembalikan keadaan danau seperti semula, dan dengan pendapatan yang terus menurun inilah yang mendorong para nelayan untuk beralih mencari pekerjaan lain, para nelayan terpaksa harus mencoba untuk meninggalkan pekerjaan mereka sebagai nelayan dengan mencari pekerjaan lain sesuai dengan kemampuan yang mereka milki agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berbicara mengenai alih pekerjaan atau beralih profesi maka tidaklah mudah bagi seseorang yang kesehariannya menjadi nelayan dan pekerjaan yang sudah digelutinya selama bertahun-tahun ini untuk bisa beralih ke pekerjaan lain, untuk itu dibutuhkan kreatifitas yang dapat menopang kelangsungan hidup masyarakat nelayan yang sudah terancam akan kehilangan pekerjaannya ini. Karena jika terus-menerus hanya berharap pada kondisi danau yang akan kembali stabil, kebutuhan rumah tangganya tidak akan dapat terpenuhi. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses sosial terjadinya perubahan mata pencaharian bagi para nelayan danau limboto, khususnya di Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. serta untuk mengetahui dampak perubahan mata pencaharian terhadap kehidupan pada masyarakat nelayan.

5 Metodologi Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif, artinya mencatat secara teliti segala gejala yang dilihat dan didengar serta dibacanya, dan peneliti harus membanding-bandingkan, mengombinasikan, mengabstraksikan dan menarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan purposive sampling (sampling acak). Digunakan oleh peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan informannya. Pertimbangannya bahwa informan tersebut dinilai yang benar-benar menguasai situasi sosial terhadap peristiwa yang sedang diteliti. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data-data yang menyangkut realitas perubahan mata pencaharian nelayan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka faktor-faktor yang diteliti adalah kegiatan kaum nelayan, yakni aktifitas mereka sebelum dan hingga perubahan pencaharian. Data sekunder tertuju pada data-data kognitif (the cognitive data) yaitu pengetahuan ilmiah yang berupa data monografi kelurahan / desa, data responden, keadaan lingkungan dan data lokasi penelitian dan dokumen-dokumen resmi lainnya. Serta data perilaku (behavioral data) berupa aktivitas, perasaan, dan kelakuan para pelaku. 2 Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Sedangkan untuk menganalisis data dengan cara mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dan mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Penelitian ini dilaksanakan di desa Ilotidea Kecamatan Tilango kabupaten Gorontalo. Dengan pertimbangan dikarenakan peneliti melihat realitas perubahan pencaharian yang terjadi dalam masyarakat nelayan di Desa Ilotidea, tempat 2 Muhamad idrus. Metode penelitian ilmu sosial, Yogyakarta : Erlangga Hal 62

6 dimana mereka menggatungkan hidupnya, yakni danau limboto saat ini yang sedang mengalami pendangkalan dan pemanfaatan yang tidak lagi stabil, sehingga peneliti tertarik untuk menelitinya, karena mengingat hubungan solidaritas masyarakat nelayan yang sudah sangat lama memanfaatkan danau ini sebagai pencaharian sebagian besar masyarakat nelayan Desa Ilotidea, dan tiba-tiba harus beralih ke pekerjaan lain. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada umumnya masyarakat selalu mengalami perubahan, tidak ada yang tidak mengalami perubahan. Sebab suatu masyarakat adalah suatu sistem yang selalu bergerak dan tidak menetap atau diam. Walaupun dalam taraf yang paling kecil sekalipun, masyarakat akan selalu melakukan suatu perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang kecil sampai pada taraf perubahan yang sangat besar yang mampu memberikan pengaruh yang besar bagi aktivitas atau perilaku manusia. Perubahan dapat mencakup aspek yang sempit maupun yang luas. Aspek yang sempit dapat meliputi aspek perilaku dan pola pikir individu, sedangkan aspek yang luas dapat berupa perubahan dalam tingkat struktur masyarakat yang nantinya dapat mempengaruhi perkembangan masyarakat di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini, perubahan dalam masyarakat yang bisa diartikan sebagai, suatu gerak yang di lakukan oleh setiap orang atau kelompok ketika berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya dalam hal ini lebih spesifik pada masyarakat nelayan, dalam lingkungan kerjanya. Akibat dari perubahan fungsi yang terjadi pada lingkunganya, maka berdampak pada setiap orang atau kelompok yang berada disekitarnya. Perubahan yang terjadi pada nelayan Desa Ilotidea yakni perubahan dalam segi mata pencaharian yang artinya perubahan pekerjaan oleh masyarakat yang tadinya sebagai nelayan kemudian beralih menjadi pedagang ataupun pekerjaan lainnya, yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan yang menjadi tempat mata pencaharian mereka. Dari hasil observasi dilapangan, mayoritas penduduk desa Ilotidea bermata pencaharian sebagai pedagang, yang tadinya sebagian besar dari pedagang tersebut adalah nelayan. Dari segi pendidikan

7 masyarakat desa Ilotidea banyak yang tergolong pada tingkat tidak lulus sekolah dasar dan tidak sekolah. Dan hal inipun kaum perempuan berjumlah 857 jiwa, dan laki-laki berjumlah 879 jiwa. Dalam kajian ini, peneliti akan membahas mengenai Perubahan Mata Pencaharian Nelayan Danau Limboto Desa Ilotidea. Dimana dalam teorinya Menurut Zstompka konsep dasar mengenai perubahan sosial menyangkut tiga hal yakni yang pertama, studi mengenai perbedaan; yang kedua, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda; yang ketiga, pengamatan pada sistem sosial yang sama. Adapun temuan dari Pada Perubahan Mata Pencaharian Pada Nelayan Desa Ilotidea, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. yakni terkait mengenai perubahan sosial yang menurut Sztompka, studi mengenai perbedaan, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda, dan pengamatan pada sistem sosial yang sama. Peneliti menemukan pada saat observasi, perbedaan yang terlihat pada keadaan danau limboto yang menjadi sumber penghasilan oleh masyarakat nelayan yang dulunya menjadi kebanggan serta penopang hidup masyarakat nelayan kini telah terlihat berbeda dengan keadaan permukaan airnya yang penuh terselubung dengan tumbuhan enceng gondok yang menyerap air, sehingga menyebabkan pendangkalan yang terjadi secara berangsur-angsur dan tidak memakan waktu yang begitu lama. Akibat dari pendangkalan ini peneliti juga memperhatikan kegiatan masyarakat nelayan yang ada di Desa Ilotidea, terlihat dalam kegiatan mereka sehari-hari, yang tadinya banyak meluangkan waktunya untuk pergi mencari ikan di danau, oleh karena musibah yang melanda danau limboto maka para nelayan juga banyak yang telah beralih pada pekerjaan lain, yang menjadikan hubungan para nelayan juga telah bebeda tidak seperti dulu lagi, sehingga juga berdampak pada kehidupan para nelayan yang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Berdasarkan wawancara dengan bapak Abdullah Tuna (64 thn) terhadap hubungan para nelayan disaat masih bersama memanfaatkan hasil danau, seakan

8 mempertegas hubungan para nelayan di desa Ilotidea, dalam isi wawancara tersebut dengan bapak Abdullah Tuna, ia menuturkan bahwa ;...Kalo waktu masih sama-sama ba cari ikan di danau, itu torang pigi sama-sama, soalnya bagi yang ba pake jala itu harus berkelompok, sekitar enam orang itu bekerja sama ba tangkap ikan, baru nanti depe hasil tangkapan itu mo bagi sama-sama. Tp kalo yang ba pake oailo atau pancing itu jadi depe ikan sandiri, tapi kalo mo pigi turun ka danau itu tetap sama-sama... 3 Dari hasil wawancara di atas menunnjukkan bahwa kebiasaan yang sering dilakukan oleh para nelayan disetiap harinya bahkan setiap saat, dapat menimbulkan ikatan rasa kebersamaan diantara satu dengan yang lainnya. Suasana yang sangat akrab dalam kehidupan sehari-hari antar sesama nelayan dengan bersama-sama turun ke danau untuk mencari hasil tangkapan serta membagi hasil tangkapan yang di peroleh secara merata, karena para nelayan ini biasanya sering pergi berkelompok untuk pergi ke tempat dimana mereka harus bekerja memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Akan tetapi kondisi yang terjadi saat ini tidak bisa dielakan yang mau atau tidak, harus diterima oleh para nelayan. Sebab sejak dari beberapa tahun yang lalu, keadaan lingkungan Danau Limboto, berangsur-angsur telah mulai kehilangan fungsinya sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat nelayan Ilotidea. Seperti yang telah dikemukakan oleh bapak Poja Talib (45 thn) mengenai keadaan danau di saat telah mulai kehilangan fungsinya, dalam isi wawancara ini ia menuturkan bahwa ; Cuma dulu... torang banyak masyarakat disini yang jadi nelayan, ba tangkap ikan di danau situ, soalnya dulu itu, masih banyak ikan-ikan disitu, baru bukan Cuma ikan sesaja so yang paling banyak itu udang dengan payangga. tapi karna ini so jadi dangkal, karna itu eceng gondok so penuh di permukaan danau itu. torang juga kan... tidak bisa buat apaapa, soalnya so talalu banyak. 4 3 wawancara dengan bapak Abdullah Tuna pada tanggal 05 April Wawancara dengan bapak Poja Talib, pada tanggal 05 April 2013

9 Merujuk pada isi wawancara yang dikemukakan diatas yakni, penyebab pendangkalan danau tersebut tidak terlepas dari faktor alam berupa tumbuhan enceng gondok yang menyelimuti lingkungan dan permukaan air danau hingga permukaan air danau hampir tidak kelihatan, dan juga banyak menyerap air yang menyebabkan pendangkalan, serta salah satu faktor lainnya adalah faktor behavioristik atau dari perilaku yang dibuat oleh masyarakat sendiri yakni dengan tidak memperdulikan serta menjadikan areal danau sebagai tempat penbuangan sampah, yang menyebabkan begitu banyaknya sampah-sampah yang menumpuk di area tepi danau, yang lama-kelamaan menjadi sulit untuk di bersihkan lagi karena saking banyaknya, sehingga kedua faktor inilah yang menjadi penyebab utama keadaan danau menjadi seperti ini, menjadikan kondisi Danau Limboto semakin lama semakin memburuk, dan mengakibatkan makin lajunya pendangkalan yang terjadi pada air danau, hal Inilah yang membuat kerisauan pada masyarakat nelayan Ilotidea, sebab kondisi Danau Limboto yang dulunya setiap hari bahkan setiap saat dijadikan tempat untuk menopang kehidupannya kini telah ditentukan oleh curah hujan untuk mendapatkan hasil tangkapan dan memanfaatkan kembali kestabilan danau seperti fungsinya. Sebagian besar para nelayan ini bekerjasama dalam menangkap ikan, rasa solidaritas yang tinggi antar sesama nelayan begitu dapat dirasakan disaat bersama-sama dalam menempuh segala rintangan yang menghalangi para nelayan dalam melakukan aktivitasnya, Yang menjadi suatu keunikan yang menarik dalam hubungan sesama nelayan ini walaupun kondisi danau yang sudah tidak seperti dahulu, maka hasil kekayaan danau yang ada di dalamnya juga ikut berkurang, tetapi para nelayan ini jika tiba musim hujan, dan keadaan danau memungkinkan untuk para nelayan mencari tangkapan ikan, maka para nelayan ini tetap berbondong-bondong untuk pergi turun kedanau mencari tangkapan ikan, bahkan dengan keadaan danau yang telah mendangkal para nelayan ini semakin mempererat hubungan kerja sama mereka dalam mencari ikan di danau tersebut. Akan tetapi situasi dalam keluarga yang terus mendorong, demi kehidupan sehari-harinya tidak bisa terus menerus hanya berharap pada musim yang nantinya akan mendukung. Maka dari itu para nelayan harus mempunyai fikiran dalam

10 menopang penghidupannya masing-masing. Yakni dengan fikiran, modal serta kemampuan ataupun keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing individu maka para nelayan ini memutuskan untuk mencari pekerjaan lain sesuai kondisi mereka sendiri, ada yang menjadi pengemudi bentor, membuka usaha warung kecil-kecilan, menjadi petani, serta lebih banyak para nelayan tadi beralih menjadi pedagang ikan di pelelangan maupun di pasar-pasar, dan pedagang ikan keliling. Dengan demikian hubungan para nelayan dengan masing-masing pekerjaannya sudah tidak seperti disaat masih menjadi nelayan di Danau Limboto. Sebelum para nelayan melakukan perubahan mata pencaharian, kehidupan yang sangat bergantung hanya pada kondisi alam yang mendukung, tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari oleh para nelayan, bahkan jika curah hujan yang banyakpun tidak dapat menjamin bagi para nelayan untuk bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan yang sangat mereka harapkan. Kondisi Danau Limboto, yang tidak lagi bersahabat dengan para nelayan, memaksakan mereka untuk berfikir bagaimana caranya untuk merubah ketergantungan dengan kondisi Danau Limboto yang semakin lama, semakin memburuk. Penderitaan serta kesengsaraan keluarga, sehingga dalam kesehariannya apa yang menjadi kebutuhan sehari-harinya tidak lagi tercukupi, mendorong bagi para nelayan melahirkan solusi, dalam menghadapi persoalan yang sudah melilit penghidupannya. Solusi yang dilahirkan itu mengarah kepada perubahan dalam proses mata pencariannya. Ada yang beralih menjadi pedagang ikan dipelelangan, ada yang berjualan ikan dipasar-pasar, dan ada yang berkebun, serta ada yang beralih menjadi pengemudi bentor, perubahan ini terjadi karena persoalan kolektif yang dihadapi para nelayan utuk mempertahankan eksistensi kehidupan. hal yang sangat esensial atau fundamental yang merubah kehidupan para nelayan, karena keterpurukan dengan kondisi Danau Limboto sudah tidak lagi seperti fungsi dan masalah ini dirasakan secara kolektif bagi para nelayan. Sehingga ada beberapa dari informan dapat dikatakan telah berhasil dalam perubahan mata pencaharian yang dilakukannya. Sebab dengan adanya musibah yang melanda danau, maka sebagian para nelayan berani mengambil jalan untuk merubah mata pencahariannya. Hal ini membuktikan bahwa dengan adaya

11 perubahan mata pencaharian yang dilakukan oleh para nelayan pada umumya memang sangat menguntungkan daripada hanya berharap dengan danau yang belum tentu akan kembali seperti semula. Dengan ini maka kehidupan yang lebih baik ada pada saat masyarakat nelayan setelah merubah mata pencahariannya. Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah : Dari penjelasan diatas tentang penelitian ini, maka bisa ditarik beberapa kesimpulan seperti yang terulis dibawah ini: (1) Perubahan mata pencarian nelayan Danau Limboto desa ilotidea pada dasarnya, atau yang paling esensial yang mendorong perubahan mata pencarian, yakni dengan tekanan keberadaan Danau Limboto yang semakin lama keadaan danau semakin mendangkal, hal ini disebabkan karena eceng gondok, dan sampah-sampah yang dibawa luapan banjir yang mengotori lingkungan Danau Limboto. Sehingga potensi danau sebagai sumber mata pencaharian kehilangan fungsinya, sebagai tempat penengkapan ikan bagi para nelayan Danau Limboto khususnya apa yang dirasakan masyarakat Ilotidea, dimana mereka sudah terbiasa bersama-sama dalam menjalani aktivitas sehari-hari pada danau ini. keresahan, kebingungan, ketidakberdayan membuat suasana ini menghantui kehidupan seharinya, yang mengarahkan keluarga para nelayan ke penghidupan yang melarat, kelaparan, karena tidak adanya pemasukan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Kesengsaraan hidup yang dirasakan dalam keluarga yang disebabkan kehilangan fungsi Danau Limboto sebagai tempat pencarian ikan bagi para nelayan tersebut melahirkan ide untuk memikirkan bagaiman caranya, untuk mempertahankan eksistensi kelangsungan hidup para nelayan kedepannya. Sehingga dari keadaan para nelayan ini, arah hidup mereka, ada yang merubah, yang menjadi sumber mata pencahariannya, ke pedagang ikan di pelelangan, ada yang menjadi, penjual ikan dipasar-pasar, ada juga yang bertani, dan menjadi pengemudi bentor. (2) Dampak dari perubahan mata pencaharian para nelayan Danau Limboto merubah kehidupannya, tidak adanya, potensi, keterampilan kerja, dalam pekerjaan baru bagi para pelayan, sangat merasakan kesulitan dalam proses beradaptasi dengan lingkungan yang akan merubah keadaan keluarga, atau ingin keluar dari permasalahan yang melilit kehidupan keluarga bagi para nelayan.

12 Anggapan para nelayan tentang kesulitan yang dirasakan itu memang wajar, karena mereka sadar bahwa selama Danau Limboto belum kehilangan fungsinya sebagai tempat pencarian ikan. Dengan adanya pekerjaan baru, para nelayan ini, kehilangan rasa percaya diri tetang pekerjaan mereka, karena langkah mereka ambil ini akan mengarahkan kehidupan keluarganya kekehidupan yang lebih baik atau malah sebaliknya, apa yang dirasakan masyarakat nelayan Danau Limboto Desa Ilotidea selama dalam musim penceklik, keadaan ini, sangat mendidik para nelayan, dalam memikirkan, untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Keberanian yang kuat, dengan langkah yang diambil para nelayan, yang nampak dari arah perubahan mata pencahariannya, ternyata merubah pula keadaan keluarga, dari berawal dari keadaan Danau Limboto masih sesuai fungsinya, keadaan para nelayan belum terlalu nampak kesejatreaan hidup, dan ketika, Danau Limboto sudah kehilangan fungsinya, benih-benih kesejateraan hidup sudah tenggelam dengan kestabilan danau, yang sangat menceklik. Dengan adanya perubahan yang menjadi langkah mereka ternyata berubah pula kehidupanya yang lebih baik, sehingga merubah pula statusnya dalam kehidupan bermasyarakat. Saran 1) Diharapkan kepada seluruh masyarakat nelayan Danau Limboto secara umum dan pemerintah Kabupaten Gorontalo agar selalu menjaga eksistensi Danau Limboto demi menjaga kelestarian Danau Limboto, sebagai bagian dari kekayaan alam Gorontalo. 2) Dalam hal ingin mengembalikan fungsi Danau Limboto tentunya, bukan semata hanya tanggung jawab bagi masyarakat nelayan danau sendiri, akan tetapi dukungan pemerintah dalam menangani permasalahan danau terutama, eceng gondok, yang sangat mengancam keberadaan Danau Limboto, yang mengantarkan kondisi Danau Limboto bukan lagi akan mendangkal akan tetapi akan mengering. Dari permasalahan ini, sehingga keadaan danau limboto butuh perhatian yang serius dari semua instansi pemerintah Gorontalo, dalam menangani permasalahan yang melanda Danau Limboto untuk kelangsungan kebaikan lingkungannya.

13 Daftar Pustaka Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta Bungin, Burhan. Metodologi penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Basrowi dan Suwandi. Memahami penelitian kualitatif. Jakarta : PT. Rineka cipta Idrus, Muhamad. Metode penelitian ilmu social, Yogyakarta : Erlangga Sztompka, piotr. Sosiologi perubahan sosial, Jakarta : Prenada Jl. Tambra Raya No Nawawi, Ismail. Pembangunan dan problema masyarakat,surabaya: CV. Putra Media Nusantara Martono, Nanang. Sosiologi perubahan sosial,jakarta: Rajawali Pers Kusnadi.Filosofi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir,Bandung: Humaniora.2006 M. Dahlan Al Barry dan Pius A. Partanto, kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola Alfonsus, Simalango. kerusakan danau indonesia. [online] Danau-Indonesia.Html diakses pada tanggal 10/12/2012 Ajat, Sudrajat Bentuk-bentuk dan aturan dalam interaksi sosial [online] Ajat Sudrajat.Blogspot.Com/2011- Bentuk-Bentuk dan Aturan dalam Insteraksi Sosial.htm

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam terbesar di Asia Tenggara. Semestinya tidak diragukan lagi bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam terbesar di Asia Tenggara. Semestinya tidak diragukan lagi bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan mengenai sumber daya air yang terjadi di Indonesia Mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Indonesia adalah salah satu negara dengan kekayaan alam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia berubah begitu cepat, tetapi tidak semua peralihan modal produksi manusia dari berburu masalah perindustian sampai dengan aktifitas nelayan telah terjadi. Namun

Lebih terperinci

DINAMIKA KEHIDUPAN NELAYAN ( Studi Kasus Di Desa Girisa Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo )

DINAMIKA KEHIDUPAN NELAYAN ( Studi Kasus Di Desa Girisa Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo ) DINAMIKA KEHIDUPAN NELAYAN ( Studi Kasus Di Desa Girisa Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo ) Awin Miyodu, Dr. Rauf A Hatu M.Si, Ridwan Ibrahim S.Pd.,M.Si PROGRAM STUDI SOSIOLOGI ABSTRAK Jurnal Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak penduduk dengan berbagai macam ragam mata pencaharian. Dimana mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk dapat memperoleh taraf hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dalam kenyataannya lebih akrab dengan lingkungan alamnya daripada dengan lingkungan teknologi. Keadaan alam masih lebih menentukan sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara garis besar merupakan negara kepulauan yang luas lautnya mencapai 70% total wilayah. Kondisi laut yang demikian luas disertai dengan kekayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di negara kita Indonesia ini bencana merupakan sebuah peristiwa yang sangat akrab dengan masyarakat kita. Banyak yang mengatakan Negara Indonesia adalah surga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang ada, berbagai macam aktifitas manusia pasti berhubungan dengan lingkungan. Salah atu kelebihan

Lebih terperinci

2015 DAMPAK BANJIR CILEUNCANG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG

2015 DAMPAK BANJIR CILEUNCANG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir adalah salah satu bencana yang cukup populer di Indonesia pada musim hujan karena beberapa wilayah di Indonesia sering mengalami bencana banjir. Dibanding dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu wilayah yang termasuk ke dalam pesisir laut di Sumatera Utara adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah 5.625 km 2. Posisinya sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruhnya akibat pengaruh bencana tsunami. Pembangunan permukiman kembali

BAB I PENDAHULUAN. seluruhnya akibat pengaruh bencana tsunami. Pembangunan permukiman kembali BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permukiman kembali masyarakat pesisir di Desa Kuala Bubon Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat merupakan upaya membangun kembali permukiman masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan menunjukkan bahwa manusia dengan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,

Lebih terperinci

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR Cetakan ke-1, 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang IAARD Press, 2012 Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang

BAB I PENDAHULUAN. Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau merupakan sumber daya air tawar yang berada di daratan yang berpotensi untuk dikembangkan dan didayagunakan bagi pemenuhan berbagai kepentingan. Danau secara

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mengkaji hakikat dan makna dari temuan penelitian, masing-masing temuan

BAB V PEMBAHASAN. mengkaji hakikat dan makna dari temuan penelitian, masing-masing temuan BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan tentang pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan Tuna Jaya di Desa Tasikmadu Kccamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, telah dipaparkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut harus dikembangkan dan dikelola sumberdaya yang tersedia. Indonesia

Lebih terperinci

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV DISKUSI TEORITIK

BAB IV DISKUSI TEORITIK BAB IV DISKUSI TEORITIK Teori yang digunakan dalam analisa ini bermaksud untuk memahami apakah yang menjadi alasan para buruh petani garam luar Kecamatan Pakalmelakukan migrasi ke Kecamatan Pakal, Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, yaitu pengujian insentif. Data yang dikumpulkan lebih

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, yaitu pengujian insentif. Data yang dikumpulkan lebih 30 BAB III ETODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, jenis yang digunakan adalah jenis deskriptif kualitatif, yaitu pengujian insentif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil

Lebih terperinci

Kata Kunci : Perubahan, sosial, Ekonomi, Masyarakat

Kata Kunci : Perubahan, sosial, Ekonomi, Masyarakat PERUBAHAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI KECAMATAN BOKAN KEPULAUAN KABUPATEN BANGGAI LAUT Oleh; Amri, Resmiyati Yunus*, Sutrisno Mohamad** (Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu ukuran terpenting untuk mengetahui tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga. Sebagai suatu ukuran agregat, tingkat kemiskinan di suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan, yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang rawan akan bencana dapat dilihat dari aspek geografis, klimatologis, dan demografis. Letak geografis Indonesia di antara dua Benua

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak Sungai Siak sebagai sumber matapencaharian bagi masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Dalam masyarakat, interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok selalu terjadi, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kecamatan Srandakan merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bantul. Secara astronomi keberadaan posisi Kecamatan Srandakan terletak di 110 14 46 Bujur

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di

BAB V PENUTUP. terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di 95 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dusun Sremo merupakan salah satu dusun yang wilayahnya banyak terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di bangun tahun 1994 sampai 1996 merupakan program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi modal dasar pembangunan nasional disektor pertanian sebagai prioritas

BAB I PENDAHULUAN. menjadi modal dasar pembangunan nasional disektor pertanian sebagai prioritas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian sebagai petani. Luas daratan yang terbentang dari sabang sampai merauke yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk dapat menggambarkan sifat-sifat individu, kelompok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang terdapat di permukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air, tanah,

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN ALAK KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Sejak terbentuknya Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 20 Desember 1958

Lebih terperinci

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang banyak memberikan sumber kehidupan bagi rakyat Indonesia dan penting dalam pertumbuhan perekonomian. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang terdapat di permukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air, tanah,

Lebih terperinci

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun oleh : DENI HERBYANTI F 100 050 123 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram

BAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Sebagai desa yang berada di wilayah pesisir,

Lebih terperinci

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO Setya Prihatiningtyas Dosen Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehidupan Masyarakat Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun bahasa sehari-hari adalah masyarakat.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK PENGAMATAN GAMBAR FOTO PERISTIWA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA SUKOHARJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK PENGAMATAN GAMBAR FOTO PERISTIWA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA SUKOHARJO PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK PENGAMATAN GAMBAR FOTO PERISTIWA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini: 50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data wawancara langsung kepada responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Keadaan Demografis Secara administratif Desa Tabumela terletak di wilayah Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo, dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kurang lebih pulau-pulau dan memiliki garis pantai sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kurang lebih pulau-pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang meliputi kurang lebih 17.508 pulau-pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km. Sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan fenomena lingkungan yang sering dibicarakan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan fenomena lingkungan yang sering dibicarakan. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banjir merupakan fenomena lingkungan yang sering dibicarakan. Hal ini tentu saja dikarenakan banyak wilayah di Indonesia pada saat musim hujan sering dilanda

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kelurahan Nunhila memiliki 4 wilayah RW dan 17 wilayah RT, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 23 Januari 1942 merupakan catatan penting bagi masyarakat Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. 23 Januari 1942 merupakan catatan penting bagi masyarakat Provinsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 23 Januari 1942 merupakan catatan penting bagi masyarakat Provinsi Gorontalo sebagai sejarah lahirnya kemerdekaan rakyat Gorontalo yang terbebas dari penjajahan Belanda

Lebih terperinci

PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KOTA GORONTALO

PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KOTA GORONTALO 1 PEKERJA SEKTOR INFORMAL DI KOTA GORONTALO (Suatu Tinjauan Sosiologis Pekerja Anak) ABSTRAK Narti Buo, NIM 281409054, Pekerja Sektor Informal di Kota Gorontalo (suatu tinjauan sosiologis pekerja anak).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah provinsi kepulauan dengan ciri khas sekumpulan gugusan pulau-pulau kecil di bagian timur wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan yang melingkupi prosedur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterlibatan ibu rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat. Kompleksnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan oleh penulis adalah melalui pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif yaitu pendekatan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dengan morfologi yang beragam, dari daratan sampai pegunungan serta lautan. Keragaman ini dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penyusunan skripsi ini penyusun menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data tertentu sebagai suatu cara pendekatan ilmiah sehingga skripsi ini layak sebagai karya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dari tahun ke tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dari tahun ke tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tingginya tingkat curah hujan di daerah Ibukota Jakarta serta daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dari tahun ke tahun telah banyak menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Pendekatan penelitian ini dilakukan oleh peneliti sebagai upaya untuk memecahkan masalah penelitian yang menjadi objek peneliti. Penelitian

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP. I dan desa Muara II. Desa Muara I masuk kedalam areal kawasan kabupaten

BAB VIII PENUTUP. I dan desa Muara II. Desa Muara I masuk kedalam areal kawasan kabupaten BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Desa Muara-Binuangeun adalah salah satu desa pesisir yang ada di kabupaten Lebak, provinsi Banten. Desa ini dibagi menjadi dua yaitu desa Muara I dan desa Muara II. Desa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SIG UNTUK MENENTUKAN RUTE EVAKUASI BENCANA BANJIR (Studi Kasus: Kec. Semarang Barat, Kota Semarang) TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN MODEL SIG UNTUK MENENTUKAN RUTE EVAKUASI BENCANA BANJIR (Studi Kasus: Kec. Semarang Barat, Kota Semarang) TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN MODEL SIG UNTUK MENENTUKAN RUTE EVAKUASI BENCANA BANJIR (Studi Kasus: Kec. Semarang Barat, Kota Semarang) TUGAS AKHIR Oleh: ARGO MULYANTO L2D 004 299 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena umum yang menjadi masalah kependudukan di Indonesia meliputi jumlah penduduk yang sangat besar atau padat,tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya memenuhi kebutuhan hidup manusia merupakan tahap paling menentukan bagi perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Dengan perkataan lain dapat diterangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banjir merupakan bencana yang sering terjadi pada saat musim penghujan. Banjir adalah air yang melebihi kapasitas tampung di dalam tanah, saluran air, sungai, danau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja karena masih adanya suatu kenyataan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja karena masih adanya suatu kenyataan dalam BAB III METODE PENELITIAN Penelitian pada dasarnya merupakan suatu aktifitas dan metode berfikir yang digunakan oleh seseorang untuk memecahkan atau menjawab suatu masalah. Penelitian ini dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara maritim dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari wilayah perairan kurang lebih 70,8 % dari luas permukaan bumi yang luasnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Permasalahan mengenai sampah akhir-akhir ini menjadi hal yang perlu disoroti, apalagi ketika musim penghujan tiba. Pengolahan sampah yang tidak sesuai menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan masyarakat, masyarakat dengan individu, dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan masyarakat, masyarakat dengan individu, dan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari hubungan dengan sesama manusia lainnya, yang dalam hidupnya antara satu dengan yang lain selalu berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari sistem tanam paksa (cultuurstelsel) pada tahun 1830-an.

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari sistem tanam paksa (cultuurstelsel) pada tahun 1830-an. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi jenis Arabika masuk ke Jawa dari Malabar pada tahun 1699 dibawa oleh kapitalisme Belanda perkembangannya sangat pesat dan hal ini tidak bisa dilepaskan dari sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN dituangkan dalam Undang-Undang Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pasal 2

BAB I PENDAHULUAN dituangkan dalam Undang-Undang Pokok-pokok Agraria (UUPA). Pasal 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Tanah sebagai salah satu sumber daya alam yang mempunyai peran bagi keperluan pembangunan bangsa Indonesia dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam perekonomian Indonesia karena beberapa alasan antara lain: (1) sumberdaya perikanan, sumberdaya perairan

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA FISIP UNDIP TENTANG KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TUNA SOSIAL DI KOTA SEMARANG.

PERSEPSI MAHASISWA FISIP UNDIP TENTANG KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TUNA SOSIAL DI KOTA SEMARANG. PERSEPSI MAHASISWA FISIP UNDIP TENTANG KEBIJAKAN PENANGGULANGAN TUNA SOSIAL DI KOTA SEMARANG. NAMA : HANDAYANI WULANDARI NIM : D2B604084 JURUSAN : ILMU PEMERINTAHAN ABSTRAKSI Ditengah meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erupsi Merapi yang terjadi dua tahun lalu masih terngiang di telinga masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan kehilangan mata

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. dan permasalahannya di masing-masing daerah. masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional.

BAB. I PENDAHULUAN. dan permasalahannya di masing-masing daerah. masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional. BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan lingkungan semakin meningkat dan semakin kompleks, Berbagai program pengelolaan lingkungan hidup baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah dirancang

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah-tengah perkembangan dunia usaha saat ini, tepatnya yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah-tengah perkembangan dunia usaha saat ini, tepatnya yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah-tengah perkembangan dunia usaha saat ini, tepatnya yang terjadi awal millennium ke- 21 dimana bisnis di Indonesia tumbuh dengan pesat, para pelaku bisnis mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Perspektif Pendekatan Penelitian Agar dapat mengetahui serta mendeskripsikan keadaan yang sebenarnya secara rinci dan aktual dengan melihat masalah dan tujuan penelitian seperti

Lebih terperinci

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA LAMPIRAN 99 LAMPIRAN SURAT 100 LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA 101 102 103 LAMPIRAN SURAT VALIDASI PAKAR 104 105 106 107 108 109 110 LAMPIRAN SURAT SD PANGUDI LUHUR AMBARAWA 111 112

Lebih terperinci

Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan?

Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan? Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan? Beberapa bulan lagi ujian nasional akan dilaksanakan di tingkat SD hingga SMA/SMK. Nah Kemendikbud menambahkan aturan baru yaitu pelaksanaan ujian nasional secara

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan a. Pengoptimalan Sumber Dayar Air yang sangat besar untuk membantu operasi PLTA agar tercapai hasil daya listrik sesuai kebutuhan warga di Indonesia khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk memenuhi kebutuhan hidup orang harus melakukan suatu kegiatan yang dapat menghasilkan. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hujan yang terus-menerus mengguyur hampir seluruh wilayah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hujan yang terus-menerus mengguyur hampir seluruh wilayah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hujan yang terus-menerus mengguyur hampir seluruh wilayah di Indonesia sering sekali mengakibatkan banjir. Bencana banjir ini terjadi karena faktor alamiah maupun non-alamiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru di Indonesia, namun selama ini selalu dirahasiakan atau ditutup-tutupi oleh keluarga maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan industri merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Sehingga pembangunan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai pemilik kewenangan terhadap lahan kawasan Situ Bagendit di bawah pengelolaan Dinas PSDA cukup kesulitan menjalankan fungsi

Lebih terperinci

ETOS KERJA PETANI. (Studi DiDesa Sukamaju Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo) SUMIATI PAKAYA DR. RAUF A HATU M.SI

ETOS KERJA PETANI. (Studi DiDesa Sukamaju Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo) SUMIATI PAKAYA DR. RAUF A HATU M.SI ETOS KERJA PETANI (Studi DiDesa Sukamaju Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo) SUMIATI PAKAYA DR. RAUF A HATU M.SI YOWAN TAMU S.Ag MA PROGRAM STUDI SI SOSIOLOGI ABSTRAK SUMIATI PAKAYA. 281 409 106. Etos

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga Bencana (2008) adalah suatu kejadian saat air menggenani daerah yang biasanya tidak digenani air dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan fakta

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan fakta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah sehingga menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan fakta bahwa sebagian besar mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada saat musim hujan. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun permasalahan ini sampai saat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana dapat datang secara tiba-tiba, dan mengakibatkan kerugian materiil dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan menanggulangi dan memulihkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang

BAB III METODE PENELITIAN. sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pendatang yang kebanyakan berasal dari daerah Cilacap yang datang ke Pantai

BAB V PENUTUP. pendatang yang kebanyakan berasal dari daerah Cilacap yang datang ke Pantai 81 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Selain sebagai tempat pariwisata di Pantai Depok juga terdapat Tempat Pelelangan Ikan atau sering disebut TPI. Tujuan didirikannya TPI yaitu untuk membuka lapangan pekerjaan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Uraian Umum Banjir besar yang terjadi hampir bersamaan di beberapa wilayah di Indonesia telah menelan korban jiwa dan harta benda. Kerugian mencapai trilyunan rupiah berupa rumah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di sebuah lingkungan. pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya 1.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di sebuah lingkungan. pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo, dengan batas-batas pokok desa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Leato Utara adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 salah satu cita-cita perjuangan bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, seiring

Lebih terperinci

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS 3.1. ekonominya. RT. 37 ini merupakan salah satu kantong "PAKUMIS" (Padat, Kumuh, Miskin) dari seluruh kawasan Kelurahan Basirih yakni pada RT. 37 ini pula yang

Lebih terperinci

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: DINA WAHYU OCTAVIANI L2D 002 396 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci