FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HARGA DIRI RENDAH PADA KLIEN CA YANG DIKEMOTERAPI DI RUANG LONTARA 2 RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HARGA DIRI RENDAH PADA KLIEN CA YANG DIKEMOTERAPI DI RUANG LONTARA 2 RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR"

Transkripsi

1 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HARGA DIRI RENDAH PADA KLIEN CA YANG DIKEMOTERAPI DI RUANG LONTARA 2 RSUP. DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Pin Lolobua Lotong Menghadapi penderitaan fisik dan mental akibat penyakit yang parah seperti kanker, umumnya pasien akan memiliki harga diri yang rendah, merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan, dan takut kehilangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan harga diri rendah pada klien ca yang dikemoterapi di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan design cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 53 orang dengan besar sampel 47 orang yang diambil secara acidental sampling, variabel penelitian meliputi independen yaitu, pekerjaan, pendidikan, dukungan sosial, dan persepsi fisik serta variabel dependen yaitu harga diri. Data analisis dengan analisis univariat yaitu distribusi frekuensi dari variabel independen dan dependen serta analisis bivariat menggunakan uji Chi-square secara manual dengan batas tingkat signifikan 0,05. Hasil penelitian dari 47 orang didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan, dan pendidikan (p > α) dengan harga diri pasien kanker. Dan ada hubungan antara dukungan sosial dengan persepsi fisik (p < α) dengan harga diri rendah di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang berhubungan dengan harga diri rendah pada klien ca yang dikemoterapi adalah dukungan sosial dan persepsi fisik di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun Oleh karena itu disarankan untuk menambah pengetahuan dalam mencegah terjadinya kanker, meningkatkan hubungan dengan teman sebaya dan selalu berfikir positif dalam mengahadapi penyakitnya Kata Kunci : Kanker, Harga diri Pendahuluan Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa banyak kesesuaian tingakah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu dicintai, dihormati dan dihargai. Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan, sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai atau tidak diterima lingkungan. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar kebagian tubuh lain sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker termaksud penyakit yang tidak menular.penyakit ini timbul akibat kondisi

2 fisik yang tidak normal. (Rosita Saragih 2013). Kanker adalah penyakit yang sangat ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Hampir tidak ada kanker yang dapat sembuh dengan spontan dan bila kanker itu dibiarkan terus tumbuh, cepat atau lambat akhirnya akan menimbulkan kematian penderitanya dalam keadaan yang menyedihkan dan memilukan hati. Menghadapi penderitaan fisik dan mental akibat penyakit yang parah seperti kanker, umumnya pasien akan memiliki harga diri yang rendah, merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan, dan takut kehilangan seseorang. Banyak penelitian menunjukkan pasien kanker mengalami masalah harga diri rendah. (Imam Rasjidi, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Rifai Subagyo, 2008, dengan judul Gambaran Konsep Diri Klien dengan Kanker Leher Rahim di URJ Onkologi RSD. DR. Soegeri Lamongan dengan responden sebanyak 20 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah diskriptif dengan menggunakan metode total sampling, pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuestioner dan pengolahan data dengan menggunakan koding, skoring, tabulasi. Hasil penelitian didapatkan hampir seluruhnya (90%) klien kanker leher rahim mengalami gangguan gambaran diri, 45% responden yakni hampir sebagian mengalami gangguan ideal diri, 12 responden yang lebih dari sebagian (60%) mengalami harga diri rendah, 6 responden yaitu hampir sebagian (30%) responden mengalami gangguan dalam peran, dan lebih dari sebagian responden yaitu 12 responden (60%) mengalami gangguan identitas diri. Dari data WHO (World Health Organization) diketahui, setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah menjadi 6,25 juta orang. Di negara maju, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit-penyakit kardiovaskuler. Sepuluh tahun mendatang, diperkirakan 9 juta orang di seluruh dunia akan meninggal karena kanker setiap tahunnya.(imam Rasjidi, 2009). Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dalam penelitian Tita Febri, 2012 menyatakan di Indonesia terdapat lima jenis kanker yang banyak diderita penduduk yakni kanker rahim, kanker payudara, kanker kelenjar getah bening, kanker kulit dan kanker rectum. Dari data Rekam Medik RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar tahun 2013, jumlah penderita kanker yang dikemoterapi sebanyak 635 orang. Kemoterapi merupakan salah satu pengobatan pada pasien kanker. Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel kanker. Efek samping kemoterapi dapat menyebabkan rasa mual, muntah, rambut gugur, perubahan warna kulit, perubahan bentuk tubuh, dan kelemahan. Keadaan ini dapat menimbulkan penilaian negatif terhadap diri sendiri dan tidak percaya diri. Penelitian yang dilakukan oleh Janno Sinaga, dengan pendekatan cross sectional, dan sebanyak 47 pasien kanker yang menjalani kemoterapi menjadi responden dengan teknik pengambilan accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan 85,1 % responden mengalami efek samping kemoterapi berat dan 53,2% memiliki harga diri rendah. Metode Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin Sudirohusodo yang terletak di jalan Perintis Kemerdekaan Km. 11, Tamalanrea Makassar yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan di Sulawesi- Selatan.Penelitian dilaksananakan pada bulan 15 maret 26 maret 2014.Populasi adalah wilayah generalisasi yangterdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

3 Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasienyang didiagnosa oleh dokter yang menderita penyakit ca yang sedang menjalani kemoterapi dirawat di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebanyak 53 orang.sampel terdiri dari populasi yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian dan ditentukan dengan teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling yaitu dengan mengambil kasus atau responden yang Hasil kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai yang dikehendaki peneliti dengan jumlah sebanyak 47 orang.pengumpulan Data :Data primer dikumpulkan dengan instrumen kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai biodata, dukungan sosial dan harga diri berdasarkan cadan kemoterapi.data sekunder diperoleh dari bagian yang berhubungan dengan objek penelitian seperti bagian medical record. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, disajikan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Analisis Univariat a. Distribusi Harga Diri Rendah Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Harga Diri Rendah dirsup.dr. Wahidin Sudirihusodo Makassar Harga Diri N Presentase (%) Harga Diri Rendah 26 55,3 Harga Diri Positif 21 44,7 Jumlah Tabel 1 menunjukkan bahwa harga diri lebih banyak pada pasien harga diri rendah yaitu 26 orang (55,3%) dari pada harga diri positif yaitu 21 orang (44,7%). b. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di RSUP.Dr. Wahidin Sudirihusodo Makassar Pekerjaan N Presentase (%) Tidak Bekerja 36 76,6 Bekerja 11 23,4 Jumlah Tabel 2 menunjukkan bahwa responden paling banyak yang tidak bekerja yaitu 36 orang (76,6%) dibanding responden yang bekerja yaitu 11 orang (23,4%).

4 c. Distribusi Responden Menurut Pendidikan Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Pendidikan di RSUP.Dr. Wahidin Sudirihusodo Makassar Pendidikan N Presentase (%) Rendah Tinggi Jumlah Tabel 3 menunjukkan bahwa responden paling banyak yang mempunyai pendidikan rendah yaitu 31 orang (66%) dibanding yang mempunyai pendidikan tinggi yaitu 16 orang (34%). d. Distribusi Responden Menurut Dukungan Sosial Tabel 4 Distribusi Responden Menurut Dukungan Sosial di RSUP. Dr. Wahidin Sudirihusodo Makassar Dukungan Sosial N Presentase (%) Kurang 7 14,9 Baik 40 85,1 Jumlah Tabel 4 menunjukkan bahwa responden paling banyak yang mempunyai dukungan sosial yang baik yaitu 40 orang (85,1%) dibanding yang mempunyai dukungan sosial kurang yaitu 7 orang (14,9%). e. Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Harga Diri Rendah dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 5 Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Harga Diri Rendah Dukungan Sosial Harga Diri Rendah Harga Diri Harga Diri Positif Jumlah n % n % n % Kurang Baik 19 47, , Jumlah 26 55, , Sumber :Data Primer

5 Bahwa dari 7 orang penderita yang memiliki dukungan sosial kurang, lebih banyak yang menderita harga diri rendah yaitu sebesar 7 orang (100%) dibanding yang memiliki harga diri positif yaitu sebanyak 0 orang (0%). Sedangkan penderita yang memiliki dukungan sosial baik terdapat 40 orang (100%) dan lebih banyak yang memiliki harga diri positif yaitu sebesar 21 orang (52,5%), dibanding yang memiliki harga diri rendah sebanyak 19 orang (47,5%). Hasil uji alternatif fisher exact diperoleh X² hitung (6,643) >X² tabel (3,84) dan p = 0,012 < 0,05. Artinya ada hubungan antara dukungan sosial dengan harga diri rendah. f. Distribusi Responden Menurut Persepsi Fisik Tabel 6 Distribusi Responden Menurut Persepsi Fisik dirsup.dr. Wahidin Sudirihusodo Makassar Persepsi Fisik n Presentase (%) Negatif 29 61,7 Positif 18 38,3 Jumlah Tabel 5 menunjukkan bahwa responden yang paling banyak mempunyai persepsi fisik negatif yaitu 29 orang (61,7%) dibanding yang mempunyai persepsi fisik positif yaitu 18 orang (38,3%). 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara pekerjaan, pendidikan, dukungan sosial dan persepsi fisik dengan harga diri dengan menggunakan tabulasi silang dan hasilnya selengkapnya sebagai berikut: a. Hubungan antara Pekerjaan dengan Harga Diri Rendah dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 7 Hubungan Antara Pekerjaan dengan Harga Diri Rendah di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Harga Diri Harga Diri Harga Diri Jumlah Pekerjaan Rendah Positif p n % n % n % Tidak Bekerja 21 58, , Bekerja 5 45,5 6 54, ,341 Jumlah 26 55, , Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 36 penderita yang tidak bekerja, lebih banyak yang menderita harga diri rendah yaitu 21 orang (58,3%) dibanding yang harga diri positif yaitu 15 orang (41,7%). Sedangkan penderita yang bekerja terdapat 11 orang dan lebih banyak yang memiliki harga diri positif yaitu 6 orang (54,5%) dibanding yang mengalami harga diri rendah yaitu 5 orang (45,5%). Hasil uji alternatif fisher exact diperoleh X² hitung (0,565) <X² tabel (3,84) dan p = 0,341 > 0,05. Artinya tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan harga diri rendah.

6 b. Hubungan Antara Pendidikan dengan Harga Diri Rendah dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 8 Hubungan Antara Pendidikan Dengan Harga Diri Rendah di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Harga Diri Harga Diri Harga Diri Jumlah Pendidikan Rendah Positif p n % n % n % Rendah 19 61, , Tinggi 7 43,8 9 56, ,252 Jumlah 26 55, , Sumber: Data Primer Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 31 orang penderita yang memiliki pendidikan rendah, lebih banyak yang menderita harga diri rendah yaitu sebesar 19 orang (61,3%) dibanding yang mengalami harga diri positif yaitu sebesar 12 orang (38,7). Sedangkan penderita yang memiliki pendidikan tinggi terdapat 16 orang dan lebih banyak yang memiliki harga diri positif yaitu sebesar 9 orang (56,3%) dibanding yang memiliki harga diri rendah yaitu sebesar 7 orang (43,8%). Hasil uji statistik chi-square diperoleh X² hitung (1,314) <X² tabel (3,84) dan p = 0,252 > 0,05. Artinya tidak ada hubungan antara pendidikan dengan harga diri rendah. c. Hubungan Antara Persepsi Fisik dengan Harga Diri Rendah dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 9 Hubungan Antara Persepsi Fisik Dengan Harga Diri Rendah di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Harga Diri Harga Diri Harga Diri Jumlah Persepsi Rendah Positif p Fisik n % n % n % Negatif 24 82,8 5 17, Positif 2 11, , ,000 Jumlah 26 55, , Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 29 orang penderita yang memiliki persepsi fisik negatif, lebih banyak yang memiliki harga diri rendah yaitu sebesar 24 orang (82,8%) dibanding yang mememiliki harga diri positif yaitu sebesar 5 orang (17,2%). Sedangkan penderita yang memiliki persepsi fisik positif terdapat 18 orang dan lebih banyak yang memiliki harga diri positif yaitu sebesar 16 orang (88,9%) dibanding yang menderita harga diri rendah yaitu sebesar 2 orang (11,1%). Hasil uji statistik chi-square diperoleh X² hitung (23,066) >X² tabel (3,84) dan p = 0,000 < 0,05. Artinya ada hubungan antara persepsi fisik dengan harga diri rendah. Pembahasan Harga diri adalah penilaian pribadi menganalisa seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri terhadap hasil yang dicapai dengan diperoleh dari diri sendiri dan orang lain

7 yaitu dicintai,dihormati dan dihargai (Suliswati dkk, 2005). Kanker adalah penyakit yang sangat ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Hampir tidak ada kanker yang dapat sembuh dengan spontan dan bila kanker itu dibiarkan terus tumbuh, cepat atau lambat akhirnya akan menimbulkan kematian penderitanya dalam keadaan yang menyedihkan dan memilukan hati. Menghadapi penderitaan fisik dan mental akibat penyakit yang parah seperti kanker, umumnya pasien akan memiliki harga diri yang rendah, merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan, dan takut kehilangan seseorang (Imam Rasjidi, 2009). 1. Hubungan Pekerjaan dengan Harga Diri Rendah Yang dimaksud pekerjaan adalah kegiatan yang rutin dilakukan klien untuk memenuihi kebutuhan sehari-hari yang menghasilkan uang. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan design cross sectional yang merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) pada variabel indepnden dan dependen.populasi dalam penelitian ini adalah semua pasienyang didiagnosa oleh dokter yang menderita penyakit ca yang sedang menjalani kemoterapi dirawat di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebanyak 53 orang. Dalam penelitian ini, sampel terdiri dari populasi yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian dan ditentukan dengan teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling yaitu dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai yang dikehendaki peneliti dengan jumlah sebanyak 47 orang. Dari 36 penderita yang tidak bekerja, lebih banyak yang menderita harga diri rendah yaitu 21 orang (58,3%) dibanding yang harga diri positif yaitu 15 orang (41,7%). Sedangkan penderita yang bekerja terdapat 11 orang dan lebih banyak yang memiliki harga diri positif yaitu 6 orang (54,5%) dibanding yang mengalami harga diri rendah yaitu 5 orang (45,5%). Hasil uji statistik chi square diperoleh X² hitung (0,565) <X² tabel (3,84) dan p = 0,341 > 0,05. Artinya tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan harga diri rendah. Dari hasil pengisian kuesioner, responden yang tidak bekerja sebanyak 21 orang (58,3%) yang menderita harga diri rendah mengatakan responden merasa sedih dengan penyakit yang dia derita, aktifitasnya tergangu, dan keluarga responden juga mengatakan tidak mengizinkan keluarga mereka beraktifitas yang dapat membuat responden lelah. Sedangkan responden yang tidak bekerja dan memiliki harga diri positif sebanyak 15 orang (41,7%) mengatakan responden dapat menjalani aktifitasnya seperti biasanya, walaupun muncul efek kemoterapi responden sudah dapat menanganinya karena responden sudah terbiasa dengan munculnya efek kemoterapi. Responden yang bekerja sebanyak 5 orang (45,5%) yang menderita harga diri rendah mengatakan tidak dapat bekerja dengan baik selama menjalani pengobatan akibat munculnya efek samping kemoterapi, responden juga mengatakan tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan keluarganya seperti sebelum ia sakit dan hanya bergantung kepada orang lain. Dan responden merasa sedih dan malu dengan keadaannya sekarang. Sedangkan responden yang bekerja dan memiliki harga diri positif sebanyak 6 orang (54,5%) menyatakan dalam kuesionernya bahwa dia tidak merasa malu dengan penyakit yang dia alami sekarang karena teman sekerjanya dapat menerima dirinya apa adanya. Menurut penelitian Yulianita dan Hj.Ratna, 2006 mengatakan pasien yang

8 bekerja memiliki pola pikir yang berbeda dengan pasien yang tidak bekerja karena dengan bekerja pasien memiliki kemandirian yang lebih tinggi daripada yang tidak bekerja. Kemandirian ini dapat memunculkan percaya diri dan konsep diri positif (citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas diri). Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini Noviani dengan metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif korelasi. Teknik sampling menggunakan accidental sampling, dengan jumlah responden 53 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan metode wawancara. Analisa data berupa analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square (x2). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki harga diri rendah yakni 54,72% dan harga diri normal 45,28%. Dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan, pekerjaan, serta dukungan sosial dengan harga diri rendah pasien kecuali persepsi fisik (0,44 dan p < 0,05). 2. Hubungan pendidikan dengan harga diri rendah Menurut Ogce dan Ozkan dalam penelitian Melia dkk, 2010 mengatakan pasien kanker yang bekerja dan tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai tingkat dukungan sosial yang tinggi, hal tersebut dikarenakan dengan aktifitas pekerjaan dan pendidikan membuat jalinan sosial seseorang semakin luas. Dan menurut penelitian Yanni Nurmalasari 2007 mengatakan, individu dengan dukungan sosial yang tinggi memiliki pengalaman hidup yang lebih baik, harga diri yang lebih tinggi, serta memiliki pandangan yang lebih positif terhadap kehidupan dibanding dengan individu sosial yang rendah. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan design cross sectional yang merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) pada variabel indepnden dan dependen.populasi dalam penelitian ini adalah semua pasienyang didiagnosa oleh dokter yang menderita penyakit ca yang sedang menjalani kemoterapi dirawat di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebanyak 53 orang. Dalam penelitian ini, sampel terdiri dari populasi yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian dan ditentukan dengan teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling yaitu dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai yang dikehendaki peneliti dengan jumlah sebanyak 47 orang. Dari 31 orang responden yang memiliki pendidikan rendah, lebih banyak yang menderita harga diri rendah yaitu sebesar 19 orang (61,3%) dibanding yang mengalami harga diri positif yaitu sebesar 12 orang (38,7). Sedangkan penderita yang memiliki pendidikan tinggi terdapat 16 orang (34,0%) dan lebih banyak yang memiliki harga diri positif yaitu sebesar 9 orang (56,3%) dibanding yang memiliki harga diri rendah yaitu sebesar 7 orang (43,8%). Hasil uji statistik chi-square diperoleh X² hitung (1,314) <X² tabel (3,84) dan p = 0,252 > 0,05. Artinya, tidak ada hubungan antara pendidikan dengan harga diri rendah. Dari hasil pengisian kuesioner, responden yang berpendidikan rendah sebanyak 19 orang (61,3%) yang menderita harga diri rendah, mengatakan merasa sedih dan menyalahkan diri sendiri akibat penyakit yang dia derita. Sedangkan responden yang memiliki pendidikan rendah sebanyak 12 orang (38,7%) dan memiliki harga diri positif mengatakan menerima dirinya apa adanya dan tidak menyalahkan diri sendiri akibat penyakit yang dia derita. Responden yang memiliki pendidikan tinggi dan menderita harga diri rendah sebanyak 7

9 orang (43,8%) mengatakan dalam pengisian kuesionernya bahwa dia merasa malu, sedih dan menyalahkan diri sendiri akibat penyakit yang dia derita, sedangkan responden yang memiliki pendidikan tinggi dan memiliki harga diri positif sebanyak 9 orang (56,3%) mengatakan penyakitnya dapat disembuhkan sesuai dengan perkembangan teknologi dan peralatan rumah rumah sakit yang telah tersedia dan dalam pengisian kuesioner klien tidak merasa sedih dengan penyakit yang dia derita. Menurut penelitian Yanni Nurmalasari 2007 menyatakan ada hubungan antara pendidikan dan harga diri rendah. Analisis mean empirik variabel harga diri subjek berdasarkan tingkat pendidikan diketahui bahwa tingkat pendidikan menengah atas berjumlah 10 orang dengan mean empirik sebesar 155,3 dan tingkat pendidikan perguruan tinggi berjumlah 31 orang dengan mean empirik sebesar 158,81. Hal ini dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka cenderung semakin tinggi pula harga diri. 3. Hubungan dukungan sosial dengan harga diri rendah Dukungan Sosial adalah suatu bentuk perilaku seseorang yang dapat menimbulkan perasaan nyaman dan membuat individu percaya bahwa dia dihormati, dihargai, dicintai dan bahwa orang lain baik individu, kelompok maupun masyarakat luas memberikan perhatian dan keamanan kepada individu yang bersangkutan. (Yanni Nurmalasari 2007). Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan design cross sectional yang merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) pada variabel indepnden dan dependen.populasi dalam penelitian ini adalah semua pasienyang didiagnosa oleh dokter yang menderita penyakit ca yang sedang menjalani kemoterapi dirawat di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebanyak 53 orang. Dalam penelitian ini, sampel terdiri dari populasi yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian dan ditentukan dengan teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling yaitu dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai yang dikehendaki peneliti dengn jumlah sebanyak 47 orang. Dari 7 orang penderita yang memiliki dukungan sosial kurang, lebih banyak yang menderita harga diri rendah yaitu sebesar 7 orang dibanding yang memiliki harga diri positif yaitu 0 orang (0%) atau tidak ada. Sedangkan penderita yang memiliki dukungan sosial baik terdapat 40 orang dan lebih banyak yang memiliki harga diri positif yaitu sebesar 21 orang (52,5%), dibanding yang memiliki harga diri rendah sebanyak 19 orang (47,5%). Hasil uji alternatiffisher exactdiperoleh X² hitung (6,643) >X² tabel (3,84) dan p = 0,012 < 0,05. Artinya ada hubungan antara dukungan sosial dengan harga diri rendah. Dari hasil pengisian kuesioner, responden yang memiliki dukungan sosial kurang sebanyak 7 orang (100%) yang menderita harga diri rendah mengatakan merasa sedih dengan penyakitnya, tidak dapat berkumpul dengan keluarga selama menjalani pengobatan, dan merasa malu kepada orang jika orang mengetahui penyakitnya. Dan sebagian responden terlihat datang sendiri ke rumah sakit karena merasa tidak ada keluarganya yang mau menemani. Dan tidak ada responden yang memiliki dukungan sosial kurang yang mempunyai harga diri positif. Responden yang memiliki dukungan sosial baik dan menderita harga diri rendah sebanyak 19 orang (47,5%) mengatakan dalam pengisian kuesionernya, keluarga responden dapat menerima dan menghargai

10 klien, klien juga mengatakan sudah merasa lelah dengan pengobatan yang dijalani karena hanya menjadi beban bagi keluarga. Sedangkan responden yang memiliki dukungan sosial baik dan memiliki harga diri positif sebanyak 21 orang (52,5%) mengatakan dalam pengisian kuesionernya bahwa ia tidak merasa sedih dengan penyakit yang dia derita karena keluarganya sangat mengerti dengan keadaannya, responden mendapatkan perhatian dirumah dan responden tetap meluangkan waktunya untuk bergaul dengan orang-orang di sekitarnya dan pada saat peneliti melakukan penelitian responden sangat akrab dengan responden lainnya. Penelitian Christine Handayani, 2012 penelitian ini mengunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan sampel yang didapat adalah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga diri pasien (p=0,027< 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi harga diri 4. Hubungan Persepsi Fisik dengan Harga Diri Rendah Kondisi fisik yang cacat cenderung mempunyai harga diri yang rendah karena berkurangnya penghargaan sosial terhadap dirinya. Seseorang individu yang memiliki ukuran bentuk dan kekuatan tubuh yang kurang dibandingkan dengan orang lain akan cenderung mempunyai harga diri yang rendah. (Janno Sinaga dkk, 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara persepsi fisik dengan harga diri rendah. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan design cross sectional yang merupakan rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) pada variabel indepnden dan dependen.populasi dalam penelitian ini adalah semua pasienyang didiagnosa oleh dokter yang menderita penyakit ca yang sedang menjalani kemoterapi dirawat di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebanyak 53 orang. Dari 29 orang penderita yang memiliki persepsi fisik negatif, lebih banyak yang memiliki harga diri rendah yaitu sebesar 24 orang (82,8%) dibanding yang mememiliki harga diri positif yaitu sebesar 5 orang (17,2%). Sedangkan penderita yang memiliki persepsi fisik positif terdapat 18 orang dan lebih banyak yang memiliki harga diri positif yaitu sebesar 16 orang (88,9%) dibanding yang menderita harga diri rendah yaitu sebesar 2 orang (11,1%). Hasil uji statistik chi-square diperoleh X² hitung (23,066) >X² tabel (3,84) dan p = 0,000 < 0,05. Artinya ada hubungan antara persepsi fisik dengan harga diri rendah. Dari hasil pengisian kuesioner, responden yang memiliki persepsi fisik negatif sebanyak 24 orang (82,8%) yang menderita harga diri rendah mengatakan sedih dan malu dengan keadaannya sekarang dan tidak akan sembuh dari penyakitnya. Sedangkan responden yang memiliki persepsi fisik negatif dan memiliki harga diri rpositif sebanyak 5 orang (17,2%) mengatakan dalam pengisian kuesionernya bahwa merasa tetap menjadi diri sendiri walaupun banyak perubahan fisik. Responden yang memiliki persepsi fisik positif dan memiliki harga diri rendah sebanyak 2 orang (11,1%) mengatakan dalam pengisian kuesionernya masih terlihat menarik selama menjalani pengobatan sampai sekarang namun klien tidak dapat menahan dirinya untuk tidak menangis ketika menceritakan penyakitnya kepada orang lain. Sedangkan responden yang memiliki persepsi fisik positif dan memiliki harga diri positif sebanyak 16 orang (88,9%)

11 mengatakan dalam pengisian kuesionernya bahwa tidak merasa sedih dan malu dengan penyakit yang dia derita dan responden juga mengatakan masih terlihat menarik selama menjalani pengobatan. Penelitian yang dilakukan oleh Dini noviani dengan metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif korelasi. Teknik sampling menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah responden 53 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan metode wawancara. Analisa data berupa analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan Chi-Square (x2) dan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki harga diri rendah yakni 54,72% dan harga diri normal 45,28%, dimana terdapat hubungan yang signifikan dengan persepsi fisik. Simpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan 1. Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan harga diri rendah pada klien ca yang dikemoterapi di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan harga diri rendah pada klien ca yang dikemoterapi di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Ada hubungan antara dukungan sosial dengan harga diri rendah pada klien ca mammae yang dikemoterapi di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Ada hubungan antara persepsi fisik dengan harga diri rendah pada klien ca mammae yang dikemoterapi di ruang lontara 2 RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Saran 1. Disarankan bagi tiap individu mencegah penyebab terjadinya kanker (cancer) dengan meningkatkan pengetahuan mengenai penyebab terjadinya kanker. 2. Meningkatkan hubungan sosial dengan b teman sebaya akan merasa diri a dihormati, dicintai, dan dihargai. h 3. Fikiran yang positif akan memberikan w a : dampak yang positif terhadap perkataan dan tingkah laku sehingga hidupnya akan selalu bahagia walaupun dalam keadaan sakit. 4. Penyakit bukan sebuah hukuman tapi merupakan cobaan agar lebih dekat kepada sang pencipta. DAFTAR PUSTAKA Brown Z.K, dan Karl K Boatman, 2011, 100 Tanya Jawab Mengenai Payudara Edisi Ketiga, PT Indeks, Jakarta. Brunner dan Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi Delapan Volume Pertama, EGC,Jakarta. Brunner dan Suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi Delapan Volume kedua, EGC, Jakarta. Dahlan Sopiyudin M, 2012, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika, Jakarta. E Shirley, 2005, Keperawatan Onkologi, EGC, Jakarta. Febri Tita, 2012, Kualitas Hidup Penderita Kanker, (online),

12 diakses 20 maret Hasan Iqbal M, 2002, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Hidayat Alimul A, 2007,,Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Salemba Medika, Jakarta. Keliat A Budi, 1994, Gangguan Konsep Diri, EGC, Jakarta. Khotimah S Nur, 2009, Lampiran Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Harga Diri Pasien KankerPayudara yang Menjalani Kemoterapi, (online), defa., diakses 27 Februari Mansjoer arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua, Media Aesculapius, Jakarta. Melia dkk, 2010, Hubungan Antara Frekuensi Kemoterapi Dengan Status Fungsional Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoterapi Di RSUP Sanglah Denpasar, (online), diakses 4 April Mubarak Iqbal W, 2009, Sosiologi Untuk Keperawatam, Salemba Medika, Jakarta. Muhith A dan Nasir A, 2011, Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta. Noviana Dini, 2013, Gambaran Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Harga Diri Pasien Post Operasi Mastektomi Akibat Kanker Payudara, (online), 3D. diakses 27 januari Nurmalasari Yanni, 2007, Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Harga Diri Pada Remaja Penderita Penyakit Lupus, article.. (online), diakses 27 Februari Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Nursalam. 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika, Jakarta. Puji E, dkk. 2014, Pedoman Penulisan Skripsi, STIK Makassar, Makassar. Potter dan Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan,EGC, Jakarta. Rahayu, Wahyu, 2009, Mengenali, Mencegah dan Mengobati 5 Jenis Kanker, Victory Inti Cipta, Jakarta. Rasjidi Imam, 2009, Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita Edisi Pertama, Sagung Seto, Jakarta. Rasjidi Imam, 2010, Epidemiologi Kanker Pada Wanita, EGC, Jakarta.. Saragih Rosita, 2010, Peranan Dukungan Keluarga Dan Koping Pasien Dengan Penyakit Kanker Terhadap Pengobatan Kemoterapi di RSUP. Adam Malik Medan Tahun Jurnal Ilmu Keperawatan, (online), h2.pdf). diakses 27 januari Setyaningsih T.R. Budi dkk, 2011, Faktorfaktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Depresi Pada Kanker Payudara Yang Sudah Mendapatkan

13 Terapi Di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto, (online), diakses 6 mei Sibuarian H Christine dan Wahyuni E Sri, 2012, Dukungan keluarga dan Harga Diri Pasien Kanker Paudaradi RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2012, (online), Diakses 19 Februari Sinaga Janno, 2012,Pengaruh Efek Samping KemoterapiTerhadap Harga Diri Penderita Kanker, (online), ent?u,diakses 3 februari Subagyo Rifai, 2008, Gambaran Konsep Diri Klien Dengan Kanker Leher Rahim di URJ. Onkologi RSD. DR. Soegeri Lamongan, (online), diakses 18 februari Subawa I Gede, 2011, Info Askes Pelayanan Kesehatan Asuransi Sosial Jaminan Penyakit Berbiaya Tinggi, Askes, Jakarta Pusat. Sundeen dan Stuart, 1998, Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta. Suliswati, dkk, 2005,Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta. Sugiyono, 2008, Statistika Untuk Penelitian,Alfabetta, Bandung. Townsend C mary, 1998, Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri, EGC, Jakarta. Umar La Sula, 2000, Pengantar Pendidikan Cetakan 1, Rineka Cipta, Jakarta. Videbeck L Sheila, 2008, Buku Ajar keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta. Yulianita dan Hj.Ratna, 2006, Penerimaan Diri Wanita Penderita Kanker Payudara Ditinjau Dari Kepribadian Tahan Banting (Hardiness) Dan Status Pekerjaan,(online), ories, diakses 20 maret 2014.

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Christine Handayani Siburian*, Sri Eka Wahyuni** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). Penyakit ini juga dinamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat ditakuti oleh kebanyakan orang.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN 2014 *Dewiyusrianti Lina ABSTRAK Stress merupakan hal yang dapat terjadi pada pasien

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV. SULAWESI SELATAN Beatris F. Lintin 1. Dahrianis 2. H. Muh. Nur 3 1 Stikes Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENGOBATAN PADA WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENGOBATAN PADA WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENGOBATAN PADA WANITA PENDERITA KANKER PAYUDARA Arlyana Hikmanti 1, Fauziah Hanum Nur Adriani 2 STIKES Harapan Bangsa Purwokerto email : arlyana_0610@yahoo.com

Lebih terperinci

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar. (Alamat Respondensi: ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DALAM MENCEGAH PENYAKIT CA MAMAE PADA MAHASISWI KEBIDANAN STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR Lyssa Sumiarsih 1, H. Syamsul Rijal 2 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat menyerang siapa saja. Kanker muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari selsel jaringan tubuh

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KEPATUHAN MENJALANI KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN 5 Bandiyah ABSTRAK Pasien kanker seringkali tidak patuh terhadap pengobatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di daerah tropis seluruh dunia. Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah suatu infeksi

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama yang dapat menyusup dan menekan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen

Lebih terperinci

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjar lemak, pembuluh darah, dan persyarafan

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN. Rifai Subagyo

GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN. Rifai Subagyo GAMBARAN KONSEP DIRI KLIEN DENGAN KANKER LEHER RAHIM DI URJ. ONKOLOGI RSD. DR. SOEGIRI LAMONGAN Rifai Subagyo ABSTRAK Dampak psikologis suatu penyakit terutama kanker leher rahim mengalami gangguan gambran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pasti mengalami stres, stres normal dialami oleh setiap individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut Antonovsky & Burr

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA Lenni Sastra * Program studi S1 Keperawatan, STIKes MERCUBAKTIJAYA, Padang, Sumatra Barat* Kutipan: Sastra, L. (2016). Hubungan Dukungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN Indah Nur aini *, Rizqy Amelia 1, Fadhiyah Noor Anisa 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara disebut juga carcinoma mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar susu, jaringan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh: Inna Antriana, S.SiT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.1. Januari 2012 HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE ORGAN GENITAL DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI KOTA SEMARANG. Tatik Indrawati*) Heni Pitriyani *)Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawati@ymail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit kanker yang paling sering terjadi pada wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak 458.000 mortalitas per

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Sebagian besar klien Ca mammae mendapatkan dukungan keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu tertinggi saat ini. Gejala awal yang timbul bersifat asimtomatis yaitu perdarahan sedikit setelah

Lebih terperinci

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG Asri Rahmawati, Arena Lestari, Ferry Setiawan ABSTRAK Salah satu penyakit yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for Reasearch on Cancer (IARC)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan periode dalam kehidupan yang dimulai pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan menimbulkan krisis pada kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun 2002 menunjukkan bahwa kanker

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PASIEN TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI PADA KANKER PAYUDARA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Disususn Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO menyebutkan, di dunia pada tahun 2008 diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker dan 84 juta orang akan meninggal hingga 10 tahun kedepan. Di Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENERAPAN SADARI PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PERTIWI PEMALANG TAHUN 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENERAPAN SADARI PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PERTIWI PEMALANG TAHUN 2017 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PENERAPAN SADARI PADA MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI PERTIWI PEMALANG TAHUN 2017 Elqy Mei Zumaro 1) Ratna Dewi Handayani 2) elqi_mei@yahoo.co.id, ratna12-20@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012 Muh. Anwar Hafid Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Stroke... HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012 Muh. Anwar Hafid* *Program Studi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI Indah Risnawati STIKES Muhammadiyah Kudus, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Penelitian Keperawatan Jiwa

Penelitian Keperawatan Jiwa SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN TERHADAP KLIEN GANGGUAN JIWA DI POLIKLINIK RSJ PROF. HB SAANIN PADANG TAHUN 2010 Penelitian Keperawatan Jiwa YULIANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Penderita kanker di negara

Lebih terperinci

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN PROVINSI RIAU TAHUN 2014 ALINI Dosen STIKes Tuanku

Lebih terperinci

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

*Korespondensi Penulis, Telp: ,   ABSTRAK PENGARUH EFIKASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PENCEGAHAN KAKI DIABETIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Rina Al-Kahfi 1, Adriana Palimbo

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR Bunga Anton 1, Nursalim 2, Sri Purnama Rauf 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI Dewi Utami, Annisa Andriyani, Siti Fatmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

Hijriani Jamar. Abstract

Hijriani Jamar. Abstract HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWI KEPERAWATAN STIK MAKASSAR TAHUN 2013 FACTORS RELATED TO ANXIETY OF PREGNANT WOMEN IN THE THIRD TRIMESTER IN SITI FATIMAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara disebut juga dengan ca mammae adalah sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan mammae. Merupakan masalah global dan isu kesehatan internasional

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA HARGA DIRI RENDAH YANG RAWAT INAP DI RSKD PROVINSI SULAWESI SELATAN Rosliana Daud 1, Faisal Asdar 2, Rusly 3 1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK

Siti Nursondang 1, Setiawati 2, Rahma Elliya 2 ABSTRAK JURNAL KESEHATAN HOLISTIK Vol 9, No 2, April 2015: 59-63 HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN AKIBAT HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG ALAMANDA RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR ARTIKEL FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM PERJAN DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR TAHUN 2008 SRI SYATRIANI Dosen STIK Makassar SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker merupakan penyakit keganasan yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar. Penyakit kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Kanker

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA > 25 TAHUN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN TES PAPSMEAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA > 25 TAHUN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN TES PAPSMEAR HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA > 25 TAHUN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN PERILAKU MELAKUKAN TES PAPSMEAR Riska Aprilia Wardani Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : riskaaprilia@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN PENDERITA DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN INTERNA RSUD KOTA MAKASSAR Siti Nasrah 1, Andi Intang 2, Burhanuddin Bahar 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Nurhafizah* Erniyati** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU **Dosen Departemen Keperawatan Maternitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan berfungsi memproduksi susu untuk nutrisi. Terletak diantara tulang iga kedua dan keenam

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular yang dikategorikan sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia. Sampai saat ini, kanker masih menjadi ancaman kesehatan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M Dunda Limboto Tahun 2012. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015 Daniel¹ Warjiman² Siti Munawaroh³ Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suaka Insan aniel.green8@gmail.com, warjiman99@gmail.com,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN DIABETES MELITUS DALAM MENGONTROL GULA DARAH DI POLIKLINIK INTERNA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN DIABETES MELITUS DALAM MENGONTROL GULA DARAH DI POLIKLINIK INTERNA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN DIABETES MELITUS DALAM MENGONTROL GULA DARAH DI POLIKLINIK INTERNA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Eka Mayasari 1, Hasnah Nosi 2, Syaifuddin Zainal 3 1 STIKES

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian mengenai Identifikasi Permasalahan Dosis dan Terapi Obat pada Pasien Anak Demam Berdarah Dengue (DBD) Rawat Inap Pengguna Askes

Lebih terperinci

HUBUNGAN DETEKSI DINI (PAP SMEAR) DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI POLI OBGYN

HUBUNGAN DETEKSI DINI (PAP SMEAR) DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI POLI OBGYN Jurnal Endurance 3(1) Februari 218 (7-13) HUBUNGAN DETEKSI DINI (PAP SMEAR) DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI POLI OBGYN Indri Ramadini Program Profesi Ners STIkes YPAK Padang, Indonesia Email : Indri.ramadini@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Dian Dwi Retno Wulandari 201410104101

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu 1 BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Dewasa ini masalah penyakit kanker semakin sering terjadi di berbagai daerah, hal ini dilihat dari banyaknya laporan bahwa penyakit kanker cenderung menjadi salah

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2. Agustus 2011 FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MOLLA HIDATIDOSA DI RSUP DR.

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2. Agustus 2011 FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MOLLA HIDATIDOSA DI RSUP DR. Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2. Agustus 2011 FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA MOLLA HIDATIDOSA DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG A`idina Lailatul Mukharomah Sri Endang Wahyuningsih *) *) Akademi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara (Ca mammae) adalah Kanker yang terjadi karena terganggunya sistem pertumbuhan sel di dalam jaringan payudara. Payudara tersusun atas kelenjar susu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kondisi sehat baik secara fisik, mental, sosial maupun spiritual yang mengharuskan setiap orang hidup secara produktif baik secara sosial maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita kanker mencapai

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN PAPSMEAR (Studi Kasus Di BPS Lilik Farida Surabaya) Erlinda Aisa ¹, Sumiati ²

PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN PAPSMEAR (Studi Kasus Di BPS Lilik Farida Surabaya) Erlinda Aisa ¹, Sumiati ² Vol II, no. Januari PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN PAPSMEAR (Studi Kasus Di BPS Lilik Farida Surabaya) Erlinda Aisa ¹, Sumiati ². Mahasiswa Program Studi D III Kebidanan

Lebih terperinci

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI Desi Ariyana Rahayu 1), Tri Nurhidayati 2) 1) Departemen keperawatan jiwa, FIKKES, Unimus, Jln. Kedungmundu Raya no

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 7

Jurnal Kesehatan Kartika 7 HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara (Carcinoma mammae) merupakan keganasan yang paling banyak pada wanita. Penyakit kanker payudara merupakan penyakit yang didominasi oleh wanita (99%)

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA Lesse Maharsie, Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG MAWAR II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR Purniaty Kamahi 1, Sudirman 2, H. Muhammad Nur 3 1 STIKES Nani Hasanuddin

Lebih terperinci

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL KLIEN ISOLASI SOSIAL DI RUANG KUTILANG RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG-MALANG Rakhma Nora Ika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini jumlah penderita kanker di seluruh dunia semakin meningkat. Dari kasus kanker baru yang jumlahnya diperkirakan sembilan juta setiap tahun lebih dari setengahnya

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PENGGUNAAN DIAPER PADA ANAK USIA TODDLER (Suatu Penelitian Di Taman Kanak-Kanak PAUD Kecamatan Tilong Kabila

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Analitik dengan desain penelitian cross sectional dimana variabel independen (umur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan yang terjadi setiap daerah, banyak menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan manusia baik fisik, mental,

Lebih terperinci

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL MASIH MEMILIH DUKUN BERANAK DALAM MELAKUKAN BANTUAN PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MARITAING KECAMATAN ALOR TIMUR KABUPATEN ALOR-NTT Seprianus Lahal 1, Suhartatik

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

ABSTRAK HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR ABSTRAK HUBUNGAN PEMASANGAN KATETER DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK) PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR ARMARETA MALACOPPO Infeksi saluran kemih merupakan 40 % dari seluruh

Lebih terperinci

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G Regina Indirawati * ), Anjas Surtiningrum ** ), Ulfa Nurulita ***

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR Andriyani Puji Hastuti, Nafiisah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi, gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPATUHAN DALAM TINDAKAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 4-12 TAHUN Iis Suwanti Program Studi Keperawatan, Akademi Keperawatan Dian Husada Mojokerto Email : iis_suwanti@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker ginekologi yang paling sering terjadi pada wanita, penyebab utamanya adalah adanya infeksi virus, yaitu oleh human papilloma virus (HPV)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya,

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (WHO, 2001). Hal ini berarti seseorang dikatakan sehat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel

Lebih terperinci