FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006 OLEH WIDIYATI PAWIT SUWARTI H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006 OLEH WIDIYATI PAWIT SUWARTI H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

3 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama : Widiyati Pawit Suwarti Nomor Registrasi Pokok : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laba Perusahaan Sektor Industri Makanan dan Minuman dan Produktifitas Tenaga Kerja di Propinsi Bali tahun 2006 Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. M. Parulian Hutagaol, MS. NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS NIP Tanggal Kelulusan :

4 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, September 2008 Widiyati Pawit Suwarti H

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 3 Januari 1975 dari pasangan Paidjan Piardjanto dan Misinem. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 17 Pagi Jakarta pada tahun 1981 sampai dengan tahun 1987, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 25 Jakarta pada tahun 1987 sampai dengan tahun 1990, Sekolah Menengah Tingkat Atas Negeri 50 Jakarta pada tahun 1990 sampai dengan tahun 1993 dan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta pada tahun 1998 sampai dengan tahun Pada tahun 2008 penulis di terima di Institut Pertanian Bogor melalui Program S2 Penyelenggaraan Khusus BPS-IPB di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

6 RINGKASAN WIDIYATI PS. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laba Perusahaan Sektor Industri Makanan dan Minuman dan Produktivitas Tenaga Kerja di Propinsi Bali Tahun 2006 (dibimbing oleh M. PARULIAN HUTAGAOL) Semakin membaiknya perekonomian Indonesia serta kondisi riil pasca krisis ekonomi akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan sektor industri. Sektor industri masih dominan dalam menopang perekonomian nasional. Secara nasional, sektor perindustrian merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB. Pada tahun 2006 peran sektor industri pengolahan diperkirakan mencapai lebih dari seperempat atau sekitar 28,05 persen komponen pembentukan PDRB. Dimana sektor migasnya sebesar 5,2 persen dan sektor non migas sebesar 22,8 persen, industri makanan dan minuman masuk ke dalam kelompok sektor non migas (Statistik Indonesia, 2007). Industri makanan dan minuman di propinsi Bali merupakan salah satu industri prioritas yang masih prospektif untuk dikembangkan. Selain itu industri makanan dan minuman juga merupakan industri yang padat karya, artinya industri ini mampu menyerap tenaga kerja yang banyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan industri makanan dan minuman di propinsi Bali, mengidentifikasi faktor dominan yang mempengaruhi laba perusahaan industri makanan dan minuman di propinsi Bali, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produktifitas tenaga kerja industri makanan dan minuman di Propinsi Bali serta menentukan langkah-langkah kebijakan yang dapat diambil Pemerintah Propinsi Bali untuk meningkatkan daya saing produk lokalnya dalam menghadapi era persaingan global Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum mengenai hubungan antara variabel tidak bebas (Dependent Variable) dengan variabel bebas (Independent Variable). Sedangkan analisis regresi berganda digunakan untuk melihat bentuk hubungan antara variabel tidak bebas dengan variabel bebas. Hasil yang didapat dari penelitian ini diantaranya yakni dengan analisis regresi berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan, terbukti bahwa faktor produktivitas tenaga kerja sektor industri makanan dan minuman di propinsi Bali turut memegang peranan penting dalam menentukan laba yang diperoleh perusahaan. Hal ini direfleksikan dengan besaran koefisien faktor produktifitas persamaan regresi sebesar 0,404, sedangkan faktor biaya aplikasi teknologi (-0,178) dan faktor jumlah input (0,602). Dari hasil analisis regresi linier berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja di propinsi Bali, terdapat empat faktor yang mempengaruhi variabel tersebut. Hasil ini juga didukung hasil analisis deskriptif dan pengujian secara empirik. Keempat faktor itu adalah upah tenaga

7 kerja produksi, biaya kesehatan pekerja, biaya aplikasi tekhnologi dan biaya peningkatan SDM. Hasil analisis regresi terhadap keempat faktor tersebut, menunjukkan bahwa tiga faktor yang paling mempengaruhi produktivitas tenaga kerja di propinsi Bali yakni, faktor upah/gaji, biaya peningkatan SDM dan biaya aplikasi tekhnologi. Namun dari ketiga faktor tersebut, faktor upah/gaji yang memiliki besaran koefisien regresinya terbesar yaitu 1,021. Dari hasil penelitian ini juga dapat direkomondasikan langkah-langkah kebijakan yang dapat diambil pemerintah propinsi Bali untuk meningkatkan daya saing produk lokalnya saat ini. Diantaranya adalah dengan meningkatkan produktifitas tenaga kerja dengan cara meningkatkan standar kesehatan tenaga kerja sektor industri dan menyediakan serta mendorong penggunaan aplikasi tekhnologi pada alat-alat produksi dan sarana-sarana pendukung proses produksi. Namun penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laba dan produktifitas tenaga kerja di propinsi Bali masih sangat diperlukan, sebab model regresi berganda yang dibuat untuk model faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja hanya mampu menjelaskan sekitar 46,7 persen dari keragaman nilai-nilainya. Sedangkan 53,3 persen sisanya, dijelaskan oleh variabel lain.

8 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kehadirat ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan petunjuk-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laba Perusahaan Sektor Industri Makanan dan Minuman dan Produktivitas Tenaga Kerja di Propinsi Bali Tahun 2006 tepat pada waktunya. Disadari dalam penulisan skripsi ini masih belum sempurna dikarenakan berbagai keterbatasan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna peningkatan penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada: 1. Ayah, Ibu dan seluruh keluarga yang telah memberikan kasih sayangnya. 2. Bapak Dr. Ir. M. Parulian Hutagaol, MS. Sebagai Pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan sampai selesainya skripsi ini. 3. Seluruh Staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Ilmu Ekonomi, FEM IPB 4. Teman teman seperjuangan, Abdul Hakim Parapat, Hariyanto, Ananta, Mbak Ika dan seluruh teman-teman di kelas khusus BPS-IPB. 5. Suami dan anakku yang telah memberikan dorongan moril. 6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermamfaat dan membantu bagi yang memerlukan. Bogor, September 2008 Penulis

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Perusahaan Merubah Faktor Input Yang Digunakan Dalam Proses Produksi Meningkatkan Produktivitas Faktor Tenaga Kerja Meningkatkan Produktivitas Faktor Kapital Memilih Teknologi Yang Sesuai Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Tinjauan Penelitian Terdahulu Kerangka Teoritis Kerangka Pemikiran...23 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Deskriptif Analisis Regresi... 26

10 iv Asumsi-Asumsi Model Linier Berganda Pengujian Model Penilaian Kelayakan Model BAB IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI BALI 4.1. Kondisi Geografis Bali Struktur Kependudukan Struktur Perekonomian Peranan Industri Makanan dan Minuman BAB V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN 5.1 Analisis Deskriptif Analisis Regresi Pemeriksaan Asumsi-asumsi Model Pengujian Model Penilaian Kelayakan Model BAB VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN 6.1 Analisis Deskriptif Analisis Regresi Pemeriksaan Asumsi-asumsi Model Pengujian Model Penilaian Kelayakan Model... 63

11 v BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 68

12 vi DAFTAR TABEL TABEL Halaman 1 Jumlah Angkatan Kerja di Propinsi Bali, Penduduk Yang Bekerja di Propinsi Bali, Penduduk Yang Mencari Pekerjaan di Propinsi Bali, Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan di Propinsi Bali Menurut Lapangan Usaha (persen), Rata-rata Nilai Keempat Faktor Yang Mempengaruhi Laba Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Hubungan antara Laba Perusahaan dengan Keempat Faktor Yang Mempengaruhinya Hasil Uji t Terhadap Laba Perusahaan dengan Keempat Faktor yang Mempengaruhinya Hasil Uji t Terhadap Laba Perusahaan dengan Ketiga Faktor yang Mempengaruhinya Rata-rata Nilai Keempat Faktor yang Mempemgaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Hubungan antara Produktivitas Tenaga Kerja dengan Keempat Faktor yang Mempengaruhinya Hasil Uji t Terhadap produktivitas Tenaga Kerja terhadap Keempat Faktor yang Mempengaruhinya Hasil Uji t Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja (Setelah Variabel Kesehatan Dikeluarkan dari Model)... 62

13 vii DAFTAR GAMBAR GAMBAR Halaman 1 Model Kerangka Pemikiran Peta Propinsi Bali... 37

14 viii DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Hasil Uji untuk Model Laba Perusahaan Lampiran 2 Hasil Uji untuk Model Produktivitas Tenaga Kerja Lampiran 3 Data untuk Model Laba Perusahaan Lampiran 4 Data untuk Model Produktivitas Tenaga Kerja Lampiran 5 Banyaknya Perusahaan dan Tenaga kerja Sektor Industri Besar dan Sedang, Lampiran 6 Nilai tambah, Produktifitas Tenaga Kerja, Banyaknya Pekerja Industri dan Upah/Gaji Industri Besar dan Sedang ( 000 Rupiah),

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin membaiknya perekonomian Indonesia serta kondisi riil pasca krisis ekonomi akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan sektor industri. Sektor industri masih dominan dalam menopang perekonomian nasional. Secara nasional, sektor perindustrian merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB. Pada tahun 2006 peran sektor industri pengolahan diperkirakan mencapai lebih dari seperempat atau sekitar 28,05 persen komponen pembentukan PDRB. Dimana sektor migasnya sebesar 5,2 persen dan sektor non migas sebesar 22,8 persen, industri makanan dan minuman masuk ke dalam kelompok sektor non migas (Statistik Indonesia, 2007). Sesuai dengan Kebijakan Pengembangan Industri Nasional (KPIN) dan Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, dalam jangka lima tahun ke depan arah pengembangan sektor industri ditujukan untuk : 1. memperkuat dan memperdalam struktur industri; 2. meningkatkan iklim persaingan yang kondusif; 3. meningkatkan revitalisasi, konsolidasi dan restrukturisasi industri; 4. meningkatkan peran industri kecil dan menengah; 5. menyebarkan pembangunan industri;

16 2 6. meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi industri (Departemen Perindustrian). Propinsi Bali adalah merupakan daerah wisata yang paling banyak dan sering dikunjungi oleh wisatawan, baik itu wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Dengan masuknya wisatawan asing ke Propinsi Bali maka akan semakin meningkatkan daya saing bagi sektor-sektor usaha yang berada di Bali. Secara regional peranan sektor industri di Bali tahun 2005 sebesar 5,11 persen dalam pembentukan PDRB propinsi Bali, sedangkan tahun 2006 kontribusinya dalam pembentukan PDRB mengalami penurunan yaitu sebesar 4,36 persen. Sektor industri pariwisata merupakan sektor yang merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB propinsi Bali tahun 2006 yaitu sebesar 6,95 persen. Dampak Positif dari Industri Pariwisata dari segi ekonomi ada dua kategori yaitu dampak langsung dan dampak tidak langsung. Dampak langsung berasal dari uang yang dibelanjakan para wisatawan di tempat tujuan wisata. Ketika seorang wisatawan membayar sebuah hotel 150 dollar untuk tiga malam, 150 dollar tersebut mempunyai akibat ekonomi langsung. Sedangkan pengaruh tidak langsung terjadi sebagai akibat uang yang 150 dollar, pemilik hotel mungkin menggunakannya untuk membeli makanan di restoran, membayar upah karyawan hotel, membayar pemasok bahan makanan yang akan membayar petani dan seterusnya. Akibat dampak tidak langsung tersebut menyebabkan sektor industri makanan dan minuman tahun 2006 menyumbang sebesar 7,22 persen terhadap PDRB.

17 3 Industri makanan dan minuman di propinsi Bali merupakan salah satu industri prioritas yang masih prospektif untuk dikembangkan. Selain itu industri makanan dan minuman juga merupakan industri yang padat karya, artinya industri ini mampu menyerap tenaga kerja yang banyak. Sehingga industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri prioritas yang harus dikembangkan bagi propinsi Bali karena dapat mengatasi masalah pengangguran. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor industri pun selalu bertambah dari tahun ke tahun. Di sektor industri ini, jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan mencapai tenaga pekerja, terdiri dari tenaga kerja produksi dan tenaga kerja lainnya. Jumlah tenaga kerja di sektor industri makanan dan minuman merupakan kelompok industri yang menduduki peringkat nomor 2 setelah industri pakaian jadi (Lampiran 5). Jumlah perusahaan yang bergerak di sektor industri pun terus bertambah dari 46 unit usaha pada 2005 menjadi 64 unit usaha pada Artinya, dalam 1 tahun terjadi pertambahan 18 perusahaan di sektor industri makanan dan minuman. Pemerintah melalui Departemen Perindustrian mengatakan bahwa Industri makanan dan minuman ditetapkan dalam KPIN (Kebijakan Pengembangan Industri Nasional) sebagai salah satu industri yang akan dikembangkan dalam jangka menengah ( ) dan jangka panjang ( ). Industri makanan dan minuman dipilih dengan pertimbangan untuk dapat memenuhi pasar dalam negeri dan potensi sumber daya alam yang cukup mendukung.(depperin). Misalnya saja industri kelapa sawit (masuk ke dalam kelompok industri makanan dan minuman), Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan kelapa sawit.

18 4 Bahkan hasil produksi kelapa sawit sudah melebihi kebutuhan dalam negeri. Beberapa waktu yang lalu saat terjadi kenaikan harga minyak kelapa sawit dunia, pengusaha kelapa sawit seperti mendapat durian runtuh. Keuntungan yang berlipat ganda mampu mereka raih. Selain itu, cabang industri ini juga dapat menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Di propinsi Bali jumlah perusahaan sektor industri makanan dan minuman lebih banyak bergerak di sektor Industri Pengolahan dan Pengawetan Daging dengan Kode Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) sebesar 4,69 persen, Industri Pengalengan Ikan dan Biota Perairan Lainnya dengan KBLI (10,9 persen), Industri Pembekuan Ikan dan Biota Perairan Lainnya dengan KBLI (10,9 persen), Industri Roti dan Sejenisnya dengan KBLI (14,1 persen), Industri Es dengan KBLI (7,8 persen) dan Industri Minuman Ringan (Soft Drink) dengan KBLI (21,9 persen). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sektor industri makanan dan minuman di propinsi Bali lebih banyak yang bergerak di sektor industri minuman ringan ( softdrink). ( BPS, 2006) Seperti telah disebutkan di atas bahwa salah satu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional adalah meningkatkan iklim persaingan yang kondusif. Masalah daya saing industri makanan dan minuman dalam pasar dunia yang semakin terbuka, merupakan isu kunci dan tantangan yang tidak ringan bagi industri makanan dan minuman dalam negeri. Upaya meningkatkan daya saing dan membangun keungulan-keunggulan kompetitif bagi produk-produk industri makanan dan minuman, sudah selayaknya menjadi perhatian para pelaku industri

19 5 itu sendiri khususnya industri makanan dan minuman. Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan daya saing yang tinggi, niscaya produk-produk dalam negeri tidak akan mampu menjadi primadona di negerinya sendiri apalagi dapat menembus pasar internasional. Daya saing suatu industri dapat dicerminkan dalam hal pengusaan pangsa pasar atau dapat juga direfleksikan dalam besarnya laba yang diperoleh suatu perusahaan. (Wihana Kirana Jaya,1993). Jika refleksi daya saing tersebut dicerminkan dengan besar kecilnya laba yang diperoleh suatu perusahaan, maka perlu dilakukan penelitian faktor-faktor apa yang mempengaruhi laba suatu perusahaan. Ada suatu pandangan umum bahwa produktivitas tenaga kerja menentukan laba perusahaan. Apakah itu benar? Jika hal tersebut benar, perlu dikaji lebih lanjut faktor-faktor apa yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja? 1.2 Perumusan Masalah Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa penelitian ini dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laba, yang dianggap mampu mencerminkan daya saing suatu perusahaan. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi laba, faktor produktivitas tenaga kerja dianggap paling berperan menentukan laba perusahaan. Penelitian ini kiranya dapat menentukan kebenaran anggapan tersebut. Jika ternyata benar bahwa produktivitas tenaga kerja merupakan faktor yang dominan mempengaruhi laba, penelitian ini juga diharapkan akan mampu

20 6 menentukan faktor-faktor apa saja yang dominan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja industri makanan dan minuman di propinsi Bali Dari uraian diatas maka dapat ditentukan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi laba perusahaan industri makanan dan minuman di propinsi Bali? 2. Apakah benar faktor produktivitas tenaga kerja memegang peranan yang dominan dalam menentukan laba perusahaan industri makanan dan minuman di propinsi Bali? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja industri makanan dan minuman di propinsi Bali? 4. Faktor-faktor apa saja yang dominan mempengaruhi produktivitas tenaga kerja industri makanan dan minuman di propinsi Bali? 5. Langkah-langkah kebijakan apa yang dapat diambil pemerintah propinsi Bali untuk meningkatkan daya saing produk lokalnya dalam menghadapi era persaingan global? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan industri makanan dan minuman di propinsi Bali 2. Mengidentifikasi faktor dominan yang mempengaruhi laba perusahaan industri makanan dan minuman di propinsi Bali

21 7 3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja industri makanan dan minuman di propinsi Bali 4. Menentukan langkah-langkah kebijakan yang dapat diambil pemerintah propinsi Bali untuk meningkatkan daya saing produk lokalnya dalam menghadapi era persaingan global. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi peneliti: Penelitian ini merupakan wahana untuk mengaplikasi teori yang telah dipelajari selama ini dengan kenyataan empirik di lapangan disamping menambah keterampilan serta wawasan penulis dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan industri makanan dan minuman di propinsi Bali. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis dalam bidang ekonomi. 2. Bagi masyarakat: sebagai informasi yang bermanfaat bagi masyarakat secara umum. 3. Bagi pengusaha: sebagai informasi yang bermanfaat bagi pengusaha supaya dapat meningkatkan laba perusahaan dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja agar daya saing industri makanan dan minuman meningkat.

22 8 4. Bagi pemerintah: Sebagai informasi yang bermanfaat bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakannya, terutama yang berkaitan dengan industri makanan dan minuman.

23 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laba Perusahaan. Sebelum membahas faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan, perlu kiranya disebutkan asumsi yang dipakai tentang perusahaan dan tujuan perusahaan yang dipakai dalam penelitian ini. Gregory Mankiw (2007) dalam bukunya Macroeconomic menyatakan pendapatnya tentang perusahaan dan tujuan pendirian perusahaan. 1. Asumsi termudah yang dapat dibuat mengenai suatu perusahaan adalah bahwa perusahaan itu bersifat kompetitif (Competitive Firm) bukan perusahaan Monopoli atau Oligopoli. Perusahaan kompetitif artinya perusahaan itu relative kecil ukurannya terhadap pasar dimana perdagangan itu berlangsung, sehingga mempunyai pengaruh yang kecil terhadap pasar. Artinya jika perusahaan itu menjual sebanyak mungkin barang yang diproduksinya, maka penjualan tersebut tidak akan mempengaruhi harga barang tersebut dipasar. Atau sebaliknya jika perusahaan tersebut menghentikan produksinya sama sekali, hal ini juga tidak akan mempengaruhi harga pasar. Demikian pula, perusahaan tersebut tidak dapat mempengaruhi upah para tenaga kerja karena banyak perusahaan lain yang juga menarik para tenaga kerja. Sehingga upah tenaga kerja bersifat kaku (Sticky) artinya upah dalam jangka pendek cenderung tetap.

24 10 2. Secara umum tujuan perusahaan adalah memaksimalkan laba. Ada 2 jenis laba yaitu: a. Laba Ekonomis ( Economic Profit) Jumlah penerimaan yang tersisa bagi pemilik perusahaan setelah seluruh faktor produksi telah dikompensasi. Hal ini karena diasumsikan bahwa Pemilik perusahaan dan pemilik modal adalah orang yang berbeda. b. Laba Akuntansi (Accounting Profit) Jumlah penerimaan yang tersisa bagi pemilik perusahaan setelah seluruh faktor produksi kecuali modal telah dikompensasi. Sebab biasanya pemilik perusahaan dan pemilik modal adalah orang yang sama. Sedangkan laba dalam penelitian ini adalah Laba Akuntansi sebab diasumsikan bahwa pemilik perusahaan dan pemilik modal adalah orang yang sama. Selanjutnya Mankiw (2007), menyatakan, untuk menghasilkan suatu produk, perusahaan memerlukan dua faktor produksi yaitu Modal dan Tenaga Kerja. Sehingga secara matematis fungsi Produksi Perusahaan adalah : Y = F (K,L). ( 1 ) Dimana Y adalah jumlah unit yang diproduksi (Output Perusahaan), K adalah jumlah Mesin yang digunakan (Jumlah Modal), dan L adalah jumlah jam kerja (Jumlah Tenaga Kerja) yang digunakan. Perusahaan menjual output nya pada harga P, menggunakan tenaga kerja pada upah W, dan menyewa modal pada bunga R.

25 11 Sedangkan laba adalah penerimaan dikurangi biaya. Atau penerimaan yang diperoleh pemilik perusahaan setelah membayar biaya produksi. Penerimaan sama dengan P x Y, harga jual barang P dikalikan dengan jumlah barang yang diproduksi Y. Biaya mencakup biaya tenaga kerja dan biaya modal. Biaya tenaga kerja sama dengan W x L, Upah W dikali jumlah tenaga kerja L. Biaya Modal sama dengan R x K, Harga sewa modal R dikali jumlah modal. Atau secara sederhana ditulis : Laba = Penerimaan Biaya Tenaga kerja Biaya Modal = PY WL RK.( 2 ) Untuk melihat bahwa laba bergantung pada faktor-faktor produksi maka digunakan fungsi produksi pada persamaan (1). Dimana fungsi produksi pada persamaan (1) sebagai pengganti Y pada persamaan (2), sehingga menjadi : Laba = P F (K,L) WL RK.( 3 ) Persamaan ini menunjukkan bahwa laba bergantung pada harga produk P, harga faktor W dan R, dan jumlah faktor L dan K. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa perusahaan kompetitif menggunakan harga produk (P) dan harga faktor (W dan R) yang sudah ditentukan pasar. Sehingga besarnya laba yang diperoleh perusahaan sangat bergantung tenaga kerja dan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk memaksimalkan laba yakni :

26 Merubah Faktor Input Yang Digunakan Dalam Proses Produksi Sebagaimana yang telah diuraikan diatas bahwa besarnya laba yang diperoleh perusahaan sangat bergantung pada tenaga kerja dan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Namun penambahan jumlah tenaga kerja dan penambahan modal tidak selamanya akan menambah keuntungan. Hal ini disebabkan adanya Penurunan Produk Marjinal Tenaga Kerja dan Penurunan Produk Marjinal Kapital Produk Marjinal Tenaga Kerja (Marginal Product of Labor atau MPL) MPL adalah jumlah tambahan Output yang diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga kerja tambahan, dengan mempertahankan jumlah modal tetap. Atau secara fungsi produksi digambarkan : MPL = F (K, L + 1) - F (K, L )..( 4 ) Tapi pada umumnya fungsi produksi memiliki sifat Produk Marjinal yang semakin menurun (Diminishing Marginal Product), artinya jumlah produk marjinal tenaga kerja menurun ketika jumlah tenaga kerja meningkat sedangkan jumlah modal tetap. Sebagai contoh sederhana disebuah pabrik roti. Pada saat jumlah tenaga kerja 5 orang, roti yang dihasilkan 100 perjam. Saat ditambah 3 tenaga kerja, produknya menjadi 145 buah roti perjam (seorang tenaga kerja tambahan rata-rata memberikan 15 produk tambahan). Namun saat perusahaan menambah 3 tenaga kerja lagi, produknya menjadi 175 buah roti perjam (seorang tenaga kerja tambahan rata-rata hanya memberikan 10 produk tambahan). Sebab

27 13 kini dapur yang luasnya tidak bertambah, telah penuh sesak dengan tenaga kerja, sehingga tenaga kerja menjadi kurang produktif. Dilain pihak penambahan seorang tenaga kerja, akan menambah biaya produksi sebesar W. Sedangkan penambahan nilai produksinya sebesar P x MPL. Sehingga penambahan laba yang diperoleh perusahaan dengan penambahan seorang tenaga kerja adalah : Perubahan Laba = Perubahan Nilai Produksi Perubahan Biaya...( 5 ) Sehingga seorang manajer akan terus menambah tenaga kerja sampai Perubahan Nilai Produksi sama dengan Penambahan Biaya atau P x MPL = W. ( 6 ) Karena pada saat tersebut penambahan jumlah tenaga kerja tidak lagi menambah laba Produk Marjinal Kapital (Marginal Product of Capital atau MPC) MPC adalah jumlah tambahan output yang diperoleh perusahaan dari satu unit modal atau kapital tambahan, dengan mempertahankan jumlah tenaga kerja tetap. Atau secara fungsi produksi digambarkan : MPC = F (K + 1, L) - F (K, L ).( 7 ) Sebagaimana dijelaskan diatas, pada umumnya fungsi produksi memiliki sifat Produk Marjinal yang semakin menurun (Diminishing Marginal Product), artinya jumlah produk marjinal kapital menurun ketika jumlah kapital meningkat sedangkan jumlah tenaga kerja tetap. Sebagai contoh sederhana disebuah pabrik roti. Pada saat jumlah mesin 5 buah, roti yang dihasilkan 200 perjam. Saat

28 14 ditambah 3 mesin, produknya menjadi 290 buah roti perjam (sebuah mesin tambahan rata-rata memberikan 30 produk tambahan). Namun saat perusahaan menambah 3 mesin lagi, produknya menjadi 350 buah roti perjam (sebuah mesin tambahan rata-rata hanya memberikan 20 produk tambahan). Sebab kini dapur penuh dengan mesin sedangkan tenaga kerja yang menjadi operatornya tetap, sehingga penggunaan mesin menjadi kurang efisien. Dilain pihak penambahan sebuah mesin, akan menambah biaya produksi sebesar R. Sedangkan penambahan nilai produksinya sebesar P x MPC. Sehingga penambahan laba yang diperoleh perusahaan dengan penambahan seorang tenaga kerja adalah : Perubahan Laba = Perubahan Nilai Produksi Perubahan Biaya = (P x MPC) R....( 8 ) Sehingga seorang manajer akan terus menambah mesin sampai Perubahan Nilai Produksi sama dengan Penambahan Biaya atau P x MPC = R...( 9 ) Karena pada saat tersebut penambahan jumlah mesin tidak lagi menambah laba Meningkatkan Produktivitas Faktor Tenaga Kerja Gregory Mankiw (2007) dalam bukunya Macroeconomic mendefinisikan Produktivitas tenaga kerja, Pl sebagai pembagian jumlah output atau unit yang diproduksi ( Y ) dengan jumlah tenaga kerja ( L ). Atau secara matematis ditulis Pl = Y/L atau

29 15 Y = Pl x L.. ( 10 ) Sehingga apabila nilai produktivitas tenaga kerja meningkat, maka jumlah output yang dihasilkan (Y) akan meningkat walaupun jumlah tenaga kerja (L) tetap. Artinya perusahaan dapat meningkatkan labanya sebab output meningkat sedangkan biaya untuk tenaga kerja, W tetap (sebagaimana dijelaskan diatas bahwa upah tenaga kerja, W ditentukan pasar dan cendrung tetap) Meningkatkan Produktivitas Faktor Kapital (Mesin-mesin) Produktivitas kapital, Pk didefinisikan sebagai pembagian jumlah output atau unit yang diproduksi (Y) dengan jumlah kapital (K). Atau secara matematis ditulis Pl = Y/K atau Y = Pl x K.( 11 ) Sehingga apabila nilai produktivitas kapital meningkat, maka jumlah Output yang dihasilkan, Y akan meningkat walaupun jumlah kapital, K tetap. Artinya perusahaan dapat meningkatkan labanya sebab output meningkat sedangkan biaya untuk sewa kapital atau modal, R tetap (sama dengan upah tenaga kerja, sewa kapital, R ditentukan pasar dan cendrung tetap) Memilih Tekhnologi Yang Sesuai Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa besarnya laba yang diperoleh perusahaan sangat bergantung tenaga kerja dan modal yang dimiliki oleh

30 16 perusahaan. Artinya perusahaan itu memperoleh lebih banyak output jika mempunyai lebih banyak mesin atau jika para tenaga kerjanya bekerja lebih lama. Artinya diasumsikan bila Input dilipat duakan, maka output perusahaan tersebut juga akan berlipat dua. Hal ini disebut Skala Hasil yang Konstan (Constant Returns to Scale). Dominick Salvatore (1997) dalam bukunya International Economics, mengatakan bahwa dalam kenyataannya pada umumnya perusahaan beroperasi atas dasar Skala Hasil yang Meningkat (Increasing Return to Scale). Artinya jika bila input dilipat duakan, maka output perusahaan tersebut akan meningkat lebih dari berlipat dua. John Hicks (2003) menyatakan adanya peran tekhnologi dalam proses produksi. Kemajuan tekhnologi sangat berperan dalam meningkatkan output yang dihasilkan. Baik kemajuan yang bersifat menghemat pemakaian tenaga kerja (Labor-saving Technical Progress) atau pun yang menghemat pemakaian modal (Capital-saving Technical Progress) atau kemajuan teknologi menghemat pemakaian kedua faktor produksi tersebut (Neutral Technical Progress). Sedangkan menurut Mankiw (2007) teknologi dapat meningkatkan output melalui 2 cara yaitu: Efisiensi Tenaga Kerja. Sebagaimana telah dijelaskan diatas, fungsi produksi pada persamaan (1) apabila dimasukkan kemajuan teknologi di dalamnya maka fungsi produksinya dapat ditulis menjadi Y = F (K,L x E) ( 12 )

31 17 Dimana E adalah variabel baru (dan abstrak) yang disebut efisiensi tenaga kerja. Efisiensi tenaga kerja mencerminkan pengetahuan tenaga kerja dalam metode-metode produksi, ketika teknologi mengalami kemajuan, Efisiensi tenaga kerja meningkat. Sebagai contoh, efisiensi tenaga kerja meningkat ketika produksi lini perakitan mentransformasi sistem manufaktur pada awal abad ke dua puluh dan meningkat lagi ketika sistem komputerisasi diperkenalkan diperkenalkan pada akhir abad kedua puluh. Efisiensi tenaga kerja juga meningkat ketika ada pengembangan dalam bidang kesehatan, pendidikan, atau keahlian angkatan kerja. Inti dari pendekatan model kemajuan teknologi adalah peningkatan efisiensi tenaga kerja E sejalan dengan peningkatan angkatan kerja L. Sebagai contoh misalkan kemajuan metode produksi telah melipat gandakan efisiensi tenaga kerja E antara tahun 1980 dan tahun Hal ini berarti bahwa dua orang pekerja ditahun 1980, sama produktifnya dengan satu orang pekerja ditahun Artinya meskipun tenaga aktual (L) sama antara tahun 1980 dan 2010, jumlah pekerja efektif (L x E) meningkat dua kali lipat dan perusahaan mendapatkan keuntungan dari peningkatan produksinya Produktivitas Faktor Total Sejauh ini asumsi yang dipakai adalah fungsi produksi tidak berubah selamanya. Namun dalam prakteknya tentu saja kemajuan tekhnologi meningkatkan fungsi produksi. Jika fungsi produksi awal adalah pada persamaan (1) maka setelah ada kemajuan teknologi fungsinya berubah menjadi Y = AF (K,L)...(13 )

32 18 Dimana A adalah ukuran tingkat teknologi terbaru yang disebut Produktivitas Faktor Total. Berdasarkan persamaan fungsi produksi yang baru, jumlah output meningkat tidak hanya karena kenaikan modal dan tenaga kerja, tetapi juga karena kenaikan produktivitas faktor total. Artinya jika produktivitas faktor total meningkat sebesar 1 persen dan jika input tidak dirubah, maka output akan meningkat 1 persen. 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Todaro dan Smith (2006) dalam buku mereka Economic Development menyebutkan beberapa faktor yang dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja yakni : 1. Pendidikan dan pelatihan untuk menambah keterampilan tenaga kerja 2. Reformasi Sistem pemamfaatan tanah 3. Pengelolaan pajak badan usaha 4. Penyaluran kredit dan penyempurnaan struktur perbankan 5. Penciptaan dan perbaikan lembaga-lembaga administrasi agar lebih independen, jujur, dan efisien Mankiw (2007) menyatakan bahwa akselerasi (percepatan) produktivitas dapat terjadi karena adanya pemakaian komputer dan penyebaran informasi yang cepat. Hal ini sebagaimana terjadi di Amerika serikat pada tahun 1995 sampai dengan tahun Selain kedua hal itu, pertumbuhan upah riil juga dianggap menjadi penyebab pertumbuhan tersebut.

33 19 Sedangkan Jhon Hicks (2003) berpendapat bahwa teknologi memegang peranan penting dalam peningkatan produktivitas. 1. Kemajuan tekhnologi yang bersifat netral (Neutral Technical Progress) Yakni kemajuan teknologi yang akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan barang modal dalam proporsi yang sama. 2. Kemajuan teknologi yang menghemat tenaga kerja (Labor-saving Technical Progress) Yakni kemajuan teknologi yang akan meningkatkan produktivitas barang modal sehingga akan menghemat pemakaian tenaga kerja. 3. Kemajuan teknologi yang menghemat pemakaian barang modal (Capitalsaving Technical Progress) Yakni kemajuan teknologi yang akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga akan menghemat pemakaian barang modal 2.3 Tinjauan Peneliti Terdahulu Berdasarkan penelitian Hadisuwito (1996), dibandingkan dengan negaranegara Asia lainnya yang telah maju, tingkat pertumbuhan produktivitas tenaga kerja sampai tahun 1990 masih terbelakang, masing-masing sekitar setengah atau dua pertiga di bawah produktivitas tenaga kerja Malaysia dan Thailand. Daya saing yang lemah tersebut disebabkan oleh produktivitas yang rendah. Produktivitas yang rendah menyebabkan biaya produksi per unit menjadi semakin mahal. Tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia yang masih rendah bila dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya yang lebih

34 20 maju tentu saja melahirkan kekhawatiran, mengingat Indonesia makin dituntut untuk mampu melakukan kompetisi di pasar internasional akibat makin kuatnya sistem perdagangan bebas. Produktivitas tenaga kerja yang tinggi merupakan salah satu variabel penting dalam keunggulan persaingan Hasil penelitian lainnya yaitu yang dilakukan oleh Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PEP LIPI) pada tahun 1996 menunjukkan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja belum meyakinkan dan pada beberapa tahun terakhir cenderung terus menurun. Kajian Tambunan (2000) menunjukkan bahwa industri padat karya, khususnya industri tekstil dan produk tekstil serta alas kaki (KLUI ) menyumbang 16,3 dan 19,4 persen dari keseluruhan nilai tambah yang dihasilkan sektor industri pengolahan Indonesia pada tahun 1990 dan Pada saat yang sama, sumbangan industri padat karya dalam penyerapan tenaga kerja meningkat dari 29,6 menjadi 33,0 persen. Peningkatan pangsa nilai tambah maupun penyerapan tenaga kerja menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran sumber daya ke sektor-sektor dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Rata-rata produktivitas tenaga kerja sektor ini meningkat dua kali lipat dengan peningkatan tertinggi pada industri tekstil dan produk tekstil. M. Fandy Jauhary (2008) menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja karyawan PT Behaestex Gresik dipengaruhi oleh variabel mentaati waktu kerja, melakukan pekerjaan dengan baik dan mematuhi peraturan perusahaan dan norma sosial. Secara parsial mematuhi peraturan perusahaan dan norma sosial tidak mempengaruhi produktivitas karyawan.

35 21 Rusniati (2005) menunjukkan bahwa faktor-faktor disiplin kerja mempunyai pengaruh nyata terhadap potensi kerja. Faktor melakukan pekerjaan dengan baik serta faktor mematuhi peraturan perusahaan dan norma sosial, keduanya mempengaruhi prestasi kerja karyawan. Faktor ketaatan waktu tidak berpengaruh terhadap prestasi karyawan. Kintarti ( 2005) menunjukkan bahwa motivasi kerja berhubungan positif terhadap produktivitas kerja karyawan. Salah satu indikator positif dari motivasi kerja adalah karyawan mematuhi peraturan perusahaan dengan baik, karyawan mau menerima sanksi atau hukuman dan rekan kerja saling memberikan dorongan dan semangat. 2.4 Kerangka Teoritis Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yakni: 1. Tingkat upah yang diterima pekerja 2. Tingkat kesehatan tenaga kerja 3. Pendidikan dan pelatihan untuk menambah keterampilan tenaga kerja 4. Aplikasi kemajuan teknologi Tingkat upah adalah balas jasa berupa uang atau barang yang diterima oleh faktor produksi tenaga kerja atas partisipasinya dalam suatu proses produksi. Tingkat kesehatan tenaga kerja dalam penelitian ini diperkirakan dengan besarnya uang yang dikeluarkan perusahaan untuk asuransi kesehatan tenaga

36 22 kerjanya. Dengan asumsi semakin besar rata-rata biaya asuransi kesehatan per tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan, akan semakin baik tingkat kesehatan tenaga kerja. Variabel pendidikan dan pelatihan untuk menambah keterampilan tenaga kerja didekati dengan jumlah pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti oleh tenaga kerja, baik yang diadakan oleh perusahaan itu sendiri maupun oleh pihak lain (swasta atau pemerintah). Untuk variabel aplikasi kemajuan teknologi didekati dengan jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aplikasi kemajuan teknologi misalnya biaya penggunaan telepon, jaringan internet, faximile, dan lain-lain. Selanjutnya untuk faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan, berdasarkan penjelasan diatas antara lain adalah : 1. Perubahan jumlah faktor input yang dipergunakan dalam proses produksi. 2. Meningkatkan produktivitas faktor tenaga kerja. 3. Meningkatkan produktivitas faktor kapital (mesin-mesin) 4. Memilih teknologi yang sesuai Dalam penelitian ini yang dimaksud laba perusahaan adalah nilai keuntungan yang diperoleh perusahaan. Yakni nilai yang didapat dengan mengurangkan total pendapatan dikurangi dengan total pengeluaran. Perubahan jumlah faktor input yang dipergunakan dalam proses produksi digambarkan dalam jumlah tenaga kerja dan jumlah mesin produksi yang digunakan oleh perusahaan dalam peroses produksi. Khusus untuk tenaga kerja, variabel yang dipakai adalah jumlah tenaga kerja produksi saja. Sehingga tenaga

37 23 kerja lainnya (tenaga manajerial, tata usaha, tenaga pemasaran/marketing dll) tidak dimasukkan dalam variabel ini. Produktivitas tenaga kerja didefinisikan sebagai hasil bagi output perusahaan dibagi dengan tenaga kerja produksi. Sedangkan produktivitas faktor kapital didefinisikan sebagai hasil bagi output perusahaan dibagi dengan jumlah mesin yang dipergunakan dalam proses produksi Sedangkan variabel teknologi dalam penelitian ini, karena keterbatasan data, sama dengan adalah jumlah komputer yang dipergunakan perusahaan secara keseluruhan. Sebelum menentukan besarnya pengaruh dari faktor-faktor terpilih terhadap laba perusahaan maupun produktivitas tenaga kerja, perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Pengujian ini penting untuk mengetahui benar tidaknya faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh sebagaimana yang disebutkan dalam tinjauan pustaka. 2.5 Kerangka Pemikiran Berdasarkan penjelasan diatas, secara sistematis kerangka pemikiran konseptual dapat dijelaskan pada gambar 1.

38 24 Gambar 1. Model Kerangka Pemikiran Produktivitas Tenaga Kerja Laba Perusahaan Kondisi Tenaga Kerja : Upah/Gaji Kesehatan Tenaga Kerja Peningkatan SDM, melalui kursus, diklat keterampilan Aplikasi Teknologi Kondisi Perusahaan : Produktivitas Kapital Input Perusahaan Teknologi Analisis Deskriptif Analisis Regresi Faktor Penentu Laba Perusahaan Kebijakan Pemerintah Daerah

39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS dan BPS Propinsi Bali. Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah upah/gaji, jumlah input, jumlah output, tenaga kerja, pengeluaran perusahaan, neraca perusahaan dan beberapa data lainnya. Data yang digunakan adalah data Usaha Menengah dan Besar (UMB) sektor industri makanan dan minuman hasil Sensus Ekonomi tahun Metode Pengolahan dan Analisis Data Alat analisis yang digunakan antara lain Analisis Deskriptif dan Analisis Regresi. Sedangkan untuk mengolah data menggunakan Software SPSS (Statistics Package for Social Science). Analisis Regresi dipergunakan untuk mengetahui fungsi persamaan yang menghubungkan variabel-variabel tersebut dengan variabel laba perusahaan dan produktivitas tenaga kerja Analisis Deskriptif Analisis ini merupakan gambaran umum atau mendeskripsikan secara sederhana mengenai hubungan laba perusahaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dan untuk mempermudah penafsiran dari hasil-hasil yang telah

40 26 diperoleh. Selain itu juga memberikan gambaran umum produktivitas tenaga kerja dengan keempat faktor yang mempengaruhinya Analisis Regresi Bentuk persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Untuk model laba perusahaan Y i = α + β X + β X β X + ε 0 1 1i 2 2i k ki i..( 14 ) Dimana : Y i = Laba perusahaan (Rp) α 0 = Intersep β 1, β 2, β 3,, β k = parameter X 1i = Variabel jumlah input (Rp) X 2i = Variabel produktivitas tenaga kerja ( Rp/orang) X 3i = Variabel kapital/mesin-mesin (Rp) X 4i = Variabel tekhnologi (Rp) ε i = Faktor gangguan (disturbance) yang stokhastik i = 1,2,3,n Untuk model produktivitas tenaga kerja Y i = α + β X + β X β X + ε 0 1 1i 2 2i k ki i.( 15 ) Dimana : Y i = Produktivitas tenaga kerja (Rp/orang)

41 27 α 0 = Intersep β 1, β 2, β 3,, β k = parameter X 1i = Variabel upah/gaji (Rp) X 2i = Variabel kesehatan pekerja produksi ( Rp) X 3i = Variabel peningkatan SDM (Rp) X 4i = Variabel teknologi (Rp) ε i = Faktor gangguan (disturbance) yang stokhastik i = 1,2,3,n Beberapa asumsi yang harus dipenuhi model regresi linier berganda ini adalah sebagai berikut : 1. Nilai harapan setiap kesalahan pengganggu adalah sama dengan nol E (ε i ) = 0, untuk semua i 2. Normalitas Regresi linier normal klasik mengasumsi bahwa tiap i, e mengikuti distribusi normal. εi Ν(0, σ 2 ) 3. Multikolinieritas Tidak terdapat hubungan linier yang kuat, diantara beberapa atau semua variable yang menjelaskan dari model regresi E ( Yi Yj ) = 0 : i j 4. Non Autokorelasi

42 28 Kesalahan pengganggu yang satu (ε i ) tidak berkorelasi dengan kesalahan pengganggu yang lainnya (ε j ) E (ε i ε j ) = 0, i j 5. Heteroskedastisitas Kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama atau konstan Var (u i ) = σ 2, untuk semua i Asumsi-Asumsi Model Linier Berganda Metode Ordinary Least Squares (OLS) dapat diterapkan jika asumsiasumsinya terpenuhi. Asumsi yang harus dipenuhi adalah kenormalan, multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Adapun uji terhadap asumsi tersebut digunakan alat statistik sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Pemeriksaan kenormalan sisaan bertujuan untuk melihat distribusi sisaan (εi). Prosedur pemeriksaan kenormalan sisaan didasarkan pada asumsi bahwa faktor kesalahan u i didistribusikan secara normal. Dimana kita mempunyai residu atau sisaan εi yang merupakan taksiran untuk u i. Pemeriksaan kenormalan dapat dilihat salah satu prosedurnya dengan menggunakan Gambar Probabilitas Normal. (Gujarati, 2006) Gambar Probabilitas Normal (GNP) Merupakan perangkat grafik yang relatif sederhana untuk mempelajari fungsi kepadatan probabilitas (FKP) dari suatu variabel acak. Pada sumbu

43 29 horizontal (sumbu X, menggambarkan nilai variabel yang diamati, misalnya residu OLS εi) dan pada sumbu vertikal (sumbu Y) menunjukkan nilai harapan dari variabel seandainya distribusinya normal, maka GNP akan mendekati bentuk garis lurus. 2. Pendeteksian Multikolinearitas Dalam menguji ada tidaknya korelasi linear antar peubah bebas dilakukan dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan F hitung. Jika F hitung cukup besar sementara nilai t hitung tidak nyata pada taraf nyata α maka diduga terjadi multikolinearitas. Selain itu digunakan nilai Variance Inflation Faktor (VIF). Adapun hubungan varians dari tiap koefisien regresi parsial, dalam k-peubah regresi model, dengan VIF adalah: Var 2 σ ( ) 1 β = j 2 2 X j 1 R j..( 16 ) Dimana VIF 1 1 = 2 R j..( 17 ) Maka Var 2 ( ) = σ β j VIFj X 2 j ( 18 )

44 30 Apabila nilai koefisien determinasi (R 2 ) makin menuju satu maka nilai VIF akan ikut naik yang berarti hubungan antara X j dengan variabel lainnya meningkat. Adapun nilai VIF dibawah 5 menunjukkan tidak adanya multikolinearitas. Untuk memperkuat uji tersebut digunakan nilai Condition Index (CI) yang diperoleh dari : CI = akar ciri maksimum akar ciri minimum.( 19 ) Dimana tidak adanya multikolinearitas jika CI berada dibawah nilai Pendeteksian Autokorelasi Autokorelasi merupakan suatu kondisi berurutan antara gangguan atau E(ε i ε j ) = ρ 0. Pendeteksian autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson dw-test, yang rumusnya : dw ( e e 1) t t = 2 et 2.( 20 ) Kemudian untuk pengambilan keputusannya apakah terjadi autokorelasi atau tidak dengan membandingkan antara nilai dw pengujian dengan nila d U dan d L Dimana: d U = Nilai batas atas dari tabel Durbin-Watson d L = Nilai batas bawah dari tabel Durbin-Watson

45 31 Hipotesis yang digunakan adalah: a. H 0 : ρ = 0 H 1 : ρ 0 Selanjutnya aturan keputusannya adalah sebagai berikut: dw < d L : H 0 ditolak dw > (4-d L ) : H 0 ditolak du < dw < (4-du) : H 0 diterima d L dw du atau (4-du) dw (4-d L ) : pengujian tidak dapat diambil keputusan b. H 0 : ρ 0 H 1 : ρ < 0 Selanjutnya aturan keputusannya adalah sebagai berikut: dw < d L : H 0 ditolak dw > du : H 0 diterima d L dw : pengujian tidak dapat diambil keputusan c. H 0 : ρ 0 H 1 : ρ > 0 Selanjutnya aturan keputusannya adalah sebagai berikut: dw < d L : H 0 ditolak

46 32 dw > (4-d u ) : H 0 diterima (4-d u ) < dw < (4-d L ) : pengujian tidak dapat diambil keputusan Jika terjadi autokorelasi maka data dapat ditransformasikan dengan menggunakan rumus Theil-Nagar. Nilai Y dan X yang telah ditransformasi (Y dan X ) dapat diperoleh dari: Y ' 2 ' 1 = Y1 ρ sedang X 1 = X ρ Y t = Y t - ρ Y t 1 ; t 1 kemudian X t = X t - ρ X t 1 ; t 1 Nilai ρ dapat diperoleh dari rumus sebagai berikut ρ = N 2 d 1 + k N k 2.( 21 ) dimana k N d W = Banyaknya koefisien termasuk intersep yang ditaksir = Banyaknya sampel = Nilai Durbin Watson Selain menggunakan statistik Durbin Watson, pendeteksian autokorelasi juga dapat dilihat melalui plot antara residual dengan waktu. Jika plotnya random atau tidak mengikuti suatu pola tertentu, dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.

47 33 4. Pendeteksian Heteroskedastisitas Untuk membuktikan homogenitas setiap error atau varians (ε j )= σ 2 dapat dideteksi dari sebaran peubah tidak bebas yang distandarkan (Z prediksi) terhadap nilai residualnya. Jika sebaran membentuk pola tertentu maka dapat dikatakan telah terjadi heterokedastisitas. Jika terjadi penyebaran residual yang semakin meningkat atau menurun bersamaan dengan besaran-besaran nilai prediksi atau besaran nilai peubah bebas, atau dengan kata lain penyebaran nilai residual mengikuti pola tertentu maka model terjadi pelanggaran heteroskedastisitas. Pengujian dilakukan dengan memplotkan data regression standardized predicted value dengan regression studentized residual. Jika sebaran membentuk pola tertentu maka dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas Pengujian model Setelah semua asumsi terpenuhi maka model akan diuji dengan: 1. Pengujian Koefisien Regresi (Uji F ) Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah semua peubah bebas yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap peubah bebas. Uji ini disebut juga prosedur regresi bertatar (The Stepwise Regression Procedure). Yaitu peubah bebas yang dimasukkan ke dalam model apabila tidak mempunyai pengaruh yang nyata terhadap peubah tak bebas maka peubah tersebut dikeluarkan dari model.

48 34 Langkah-langkah pokok dalam prosedur ini adalah sebagai berikut : 1. Menghitung semua persamaan regresi yang mengandung semua peubah peramal. 2. Menghitung nilai F parsial untuk setiap peubah peramal Tentu saja, nilai F parsial ini berkaitan dengan uji Ho : β = 0 lawan H 1 : β 0 untuk sembarang koefisien koefisien regresi ( Analisis Regresi Terapan, Norman Draper dan HarrySmith, hal 292). Hal ini dilakukan seolah-olah peubah tersebut merupakan peubah terakhir yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi. 3. Membandingkan nilai F parsial yang terendah, misalnya F L ; dengan nilai F bertaraf nyata tertentu dari tabel misalnya F 0 4. Keputusan Jika F L < F 0, buang peubah Z L yang menghasilkan FL, dari persamaan regresi tanpa menyertakan peubah tersebut dan kembali ke langkah (2). Jika F L > F 0, ambillah persamaan regresi tersebut. 2. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji t) Kemudian untuk mengetahui seberapa penting suatu peubah bebas mempengaruhi peubah tak bebas, maka tiap koefisien diuji dengan menggunakan uji t. a. Hipotesis H 0 : β i = 0 H 1 : β i 0 b. Uji Statistik t

49 35 b S i t =....( 22 ) bi Dimana b i merupakan penduga dari β i c. Jika t > dari t tabel (α/2,n-k) dan atau peluangnya < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa peubah bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap peubah tak bebasnya Penilaian Kelayakan Model Untuk menilai kelayakan model dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan Uji F dan Koefisien Determinasi. Uji F diatas juga dapat dijadikan pembuktian bahwa model cocok untuk menduga populasi. Ukuran lainnya yang dapat dijadikan sebagai uji kesesuaian adalah besarnya koefisien determinasi yang dapat diukur dengan menggunakan koefisien determinasi (R 2 ) maupun R 2 yang disesuaikan. Nilai R 2 menyatakan dari proporsi total variasi variabel dependent Y yang dijelaskan oleh variabel independent X1, X2, X3 dan X4 secara bersama-sama. Adapun secara matematis nilai tersebut dapat diperoleh dari persamaan berikut: TSS = ESS + RSS ( 22 ) Dimana : 2 TSS = total jumlah kuadrat variabel tak bebas Y = y i ESS RSS = Jumlah kuadrat yang dijelaskan oleh semua variabel X = Jumlah kuadrat residu

50 36 R 2 = ESS TSS......( 23 ) Dalam hal ini, R 2 merupakan rasio antara jumlah kuadrat yang dijelaskan terhadap total jumlah kuadrat. Dimana : ESS = b 2 y t X 2t + b 3 y t X 3t + b 4 y t X 4t + b 5 y t X 5t... (24) RSS = y i 2 - b 2 y t X 2t - b 3 y t X 3t - b 4 y t X 4t - b 5 y t X 5t (25) R 2 = b 2 y t X 2t + b 3 y t X 3t + b 4 y t X 4t + b 5 y t X 5t y i 2...(26) Akar kuadrat yang positif dari R 2, yakni R disebut sebagai koefisien korelasi berganda. R dapat ditafsirkan sebagai derajat hubungan linear antara Y dan semua variabel X secara bersama-sama. Sedangkan R 2 yang disesuaikan dinotasikan dengan simbol R 2, secara matematis nilai tersebut dapat diperoleh dari persamaan berikut: R 2 = 1 ( 1- R 2 ) n 1 (27) n k Dimana : n = Banyaknya perusahaan industri makanan dan minuman k = Derajat kebebasan R 2 = Koefisien determinasi ( Gujarati, 2006 )

51 BAB IV GAMBARAN UMUM PROPINSI BALI 4.1 Kondisi Geografis Bali Gambar 2. Peta Propinsi Bali Propinsi Bali merupakan salah satu dari 33 Propinsi yang ada di Indonesia. Dibandingkan dengan beberapa Propinsi lain di Indonesia, luas wilayah Propinsi Bali dapat dikatakan relatif kecil yaitu hanya 5.623,86 km 2 atau 0,29 persen dari luas kepulauan Indonesia. Jika dilihat dari luas wilayah per kabupaten/kota, maka Kabupaten Buleleng memiliki luas terbesar 1.365,88 km 2 atau 24,25 persen dari luas Propinsi, diikuti oleh Jembrana 841,80 km 2 (14,94 persen), Tabanan seluas 839,3 km 2 (14,90 persen) dan Karangasem seluas 839,54 km2 (14,90 persen), sedangkan sisanya adalah masing-masing Badung 418,52 km 2, Kota Denpasar 127,78 km 2, Gianyar 368,00 km 2, Klungkung 315,00 km 2 dan Bangli 520,81 km 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI BALI TAHUN 2006 OLEH WIDIYATI PAWIT SUWARTI H14084010 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN INDUSTRI DAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2006

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN INDUSTRI DAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2006 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LABA PERUSAHAAN INDUSTRI DAN PRODUKTIFITAS TENAGA KERJA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2006 OLEH ABDUL HAKIM PARAPAT H14084012 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), Perpustakaan IPB,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Sampel dan Data Penelitian ini menggunakan 30 data, sampel yang diamati selama 15 tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun 2015. Data yang diambil

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bogor, Provinsi Jawa Barat dengan studi kasus Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan 2003-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Dalam Angka, Badan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisa Statistik Deskriptif Statistik deskriftif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti minimum, maksimum, mean, dan standar

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun 2010 sampai tahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai obyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriftif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Jenis Penelitian ini termasuk penelitian kausal, yang bertujuan menguji hipotesis tentang pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain. Penelitian kausal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis 1. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang 52 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data tahunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari 2015. Data perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan 49 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, inflasi dan kualitas sumber daya manusia terhadap tingkat pengangguran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat dan akurat dibantu dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least

menggunakan fungsi Cobb Douglas dengan metode OLS (Ordinary Least III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan pegawai divisi produksi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder dengan jenis data bulanan mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 (bulan September).

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga 53 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Faktor yang Memengaruhi Tabungan Rumah Tangga Analisis ini dilakukan dengan memasukkan variabel-variabel independen yang diduga memengaruhi variabel dependen (tabungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian Menurut Winarno Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto (1997:8) metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. independent yaitu dana pihak ketiga, tingkat suku bunga SBI, tingkat Non

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. independent yaitu dana pihak ketiga, tingkat suku bunga SBI, tingkat Non BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Statistik Deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, nilai maksimum, mean, dan standar deviasi dari tiga variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, variabel operasional, metode analisis data serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskripsi Data 1. Analisis Dana Pihak Ketiga Bank BCA Syariah Dana Pihak Ketiga adalah komponen dana yang paling penting, besarnya keuntungan (profit) yang akan dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kudus. Dipilihnya Koperasi karyawan tersebut sebagai obyek penelitian karena

BAB III METODE PENELITIAN. Kudus. Dipilihnya Koperasi karyawan tersebut sebagai obyek penelitian karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Sebagaimana diketahui bahwa koperasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Koperasi karyawan PT. Nojorono Tobacco International Tbk di Kudus. Dipilihnya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Statistika Deskriptif Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang digunakan untuk mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, penyajian data, dan penarikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada pemerintah Provinsi Jawa Timur. Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota, akan tetapi ada penelitian

Lebih terperinci

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data sekunder untuk keperluan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan juli hingga bulan agustus 2011 selama dua bulan. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

Oleh : Fuji Rahayu W ( )

Oleh : Fuji Rahayu W ( ) Oleh : Fuji Rahayu W (1208 100 043) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012 Indonesia sebagai negara maritim Penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan analisis yang berupa angka-angka sehingga dapat diukur dan dihitung dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan standar

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan topik penulisan dalam rangka penyusunan laporan dari suatu penelitian.

Lebih terperinci

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi 57 BAB IV HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan di bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai populasi dan proses pengumpulan data untuk kepentingan analisis data penelitian. Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA 2010-2015 Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Septi Eka Wulandari : 2A214142

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data yang menggambarkan karakteristik sampel yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan BUMD Dan Pendapatan Lain Daerah Terhadap Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menerangkan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan atas data sekunder yaitu berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan penulis dari bulan April sampai dengan Juni 2013. Dan yang menjadi objek penelitian adalah seluruh perusahaan perbankan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian Dari data yang telah dikumpulkan, didapat hasil perhitungan sebagai berikut : 1) Beta saham Beta merupakan suatu pengukur volatilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software Microsoft

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Ketenagakerjaan merupakan isu penting dalam sebuah aktivitas bisnis dan perekonomian Indonesia. Angkatan kerja, penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunanan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN IV.1 Analisis Deskriptif IV.1.1 Gambaran Mengenai Return Saham Tabel IV.1 Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Saham 45 2.09-0.40

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil analisis deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2013. Teknik yang digunakan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. BUMN di Indonesia yang berupa jumlah penyaluran kredit UMKM dan Non-

III. METODE PENELITIAN. BUMN di Indonesia yang berupa jumlah penyaluran kredit UMKM dan Non- III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder Bank BUMN di Indonesia yang berupa jumlah penyaluran kredit UMKM dan Non- Performing

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data (N) yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Untuk mendapatkan beberapa informasi dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengadakan penelitian perusahaan perbankan di Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan 48 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan PT Unilever Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel independent

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan informasi karakteristik variabel-variabel dan data penelitian. Data yang digunakan pada tabel statistik deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Tabel 4.1. Hasil Perolehan Data Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Analisa Perkembangan Derivatif Analisa perkembangan derivatif di Indonesia dengan mengunakan 49 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau kuatitatif. Data kuantitatif ialah data yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar perusahaan manufaktur dalam bidang industri dasar dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minumum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan waktu penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di Jalan Pembangunan Gg. Samoa No. 12 Rumbai - Pekanbaru. Penelitian ini di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi pada bank umum di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada Bank Syariah Mandiri dari periode Maret 2006 Juni 2014.Setelah seluruh data yang diperlukan dikumpulkan, selanjutnya dilakukan analisis data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Reformasi yang telah terjadi membuat perubahan politik dan administrasi, salah satu bentuk reformasi tersebut adalah perubahan bentuk pemerintahan yang sentralisasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti di bagian awal, penelitian ini menghasilkan berbagai hal yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja

BAB V ANALISIS DATA. untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja 75 BAB V ANALISIS DATA Analisis data dalam penelitiaan ini menggunakan regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh modal perusahaan (X1), produktivitas tenaga kerja (X2), upah tenaga kerja (X3),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian pada bulan November 2010. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuatitatif yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuatitatif yang III. METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data kuatitatif yang bersifat sekunder yaitu data yang berasal dari pihak lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi 48 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang dianalisis adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi karet di Indonesia periode 1990-2006. Adapun variabelnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah masing-masing unsur motivasi yang meliputi: motivasi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Estimasi Variabel Dependen PDRB Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan metode pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan karateristik masalah yang diteliti, jenis penelitian yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan karateristik masalah yang diteliti, jenis penelitian yang akan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Indra Karya Kantor Cabang 1 Malang yang bergerak di bagian konsultan. 3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian Berdasarkan karateristik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Runtun Waktu Data runtun waktu (time series) merupakan data yang dikumpulkan, dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat berupa

Lebih terperinci