UNIVERSITAS DIPONEGORO
|
|
- Hartanti Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MASYARAKAT DAN KESENIAN INDONESIA SEJARAH WAYANG KULIT SEBAGI KESENIAN INDONESIA Disusun Oleh: Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Masyarakat dan Kesenian Indonesia AHMAD ISLAHUDIN ALI JURUSAN ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO Jl. Jalan Prof. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang Telp./Faks. (024) Website : M a s y a r a k a t K e s e n i a n I n d o n e s i a
2 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, serta sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Kesenian wayang sangat populer dimasyarakat indonesia karena sangat menarik, menghibur. Wayang kulit juga kaya akan pesan-pesan baik pada kisah yang diceritakan. Umumnya menceritakan tentang kisah Mahabaratha & Ramayana yang merupakan kisah-kisah dari India.. Budaya wayang, yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan. Makalah ini tidak menjelaskan kesenian wayang secara keseluruhan tetapi semoga bisa menjadi bacaan yang mungkin menarik bagi para pembaca dan penulis juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna maka kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini. Semarang, 22 April 2012 Penulis 2 M a s y a r a k a t K e s e n i a n I n d o n e s i a
3 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kesenian merupakan sebagian dari kebudayaan yang merupakan pengungkapan rasa keindahan seseorang. Seni dapat diungkapkan atau dapat ditampilkan dengan menggunakan perantara alat-alat komunikasi yang dapat ditangkap oleh Indra kita seperti, Indra Pendengaran, Indra penglihatan atau ditampilkan dalam gerak. Pesonanya hanya bisa dinikmati oleh pencipta seni, pengamat dan hasil seninya bersifat aktif dan kreatif. Seni juga bisa disebut sebagai proses, yaitu proses dalam membentuk ide dan proses dalam pengungkapannya. Seni adalah sesuatu yang tidak tampak (Nyata tetapi sesuatu yang tersirat dalam wujud yang nyata. Seni bukan sekedar refleksi hal-hal yang nampak, tetapi terpancar melalui batin/jiwa. Wayang sebagi seni sudah memenuhi semua kriteria dalam pengertian seni dimana dalam pertunjukan wayang ada yang namanya proses, dan kesenian wayang ini juga bisa ditangkap indra kita, pokok utama dalam cerita hanya bisa dinikmati oleh pencipta seni, pengamat dan hasil seninya bersifat aktif dan kreatif Semua itu sudah terdapat dalam kesenian wayang kulit dan dalam makalah ini akan dipaparkan tentang kesenian wayang kulit yang merupakan aikon Indonesia. Pada mulanya wayang kulit di tampilkan untuk hiburan, tetapi dalam perkembangannya dapat pula dijadikan sebagai wahana penyampaian pesan didalam agama (dakwah). Sejak dulu sampai sekarang wayang kulit sangat populer dalam masyarakat indonesia, biasanya ditampilkan jika ada upacaraupacara seperti sedekah bumi, sedekah laut bahkan Kesenian ini sangat digemari dari lapisan masyarakat bawah sampai atas. Dalam pementasan wayag kulit sering menceritakan tentang kisah-kisah seperti Mahabaratha&Ramayana. Ceritacerita itu berasal dari India mungkinkah keseniah wayang kulit berasal dari india atau dari indonesia yang merupakaan tempat berkembangnya. Ini menjadi sangat menarik untuk di buat makalah karena dapat menambah wawasan pembaca mengenai Kesenian wayang kulit yang sekarang sudah mulai jarang kita jumpai. 3 M a s y a r a k a t K e s e n i a n I n d o n e s i a
4 Adapun rumusan masalah dari makalah ini antara lain: 1. Sejarah asal-usul kesenian wayang kulit, 2. Unsur-unsur seni dalam kesenian wayang kulit, 4 M a s y a r a k a t K e s e n i a n I n d o n e s i a
5 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah dan Asal-usul kesenian wayang Kesenian wayang diperkirakan sudah ada di Indonesia (Nusantara) pada jaman pemerintahan Prabu Airlangga, Raja Kahuripan ( ), yaitu ketika kerajaan di Jawa Timur ini mencapai puncak kejayaan (Kenakmuran). Dalam karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang sudah ditulis oleh pujangga Indonesia (Nusantara) sejak Abad ke-x, antara lain naskah kitab Ramayana Kakawin berbahasa jawa kuna yang ditulis pada masa pemerintahan Raja Dyah Balitung ( ) yang merupakan gubahan dari kitab Ramayana karya pujangga India, Walmiki. Selanjutnya para pujangga Jawa tidak hanya menterjemahkan kitab Mahabarata dan Ramayana kedalam bahasa jawa kuna, tetapi juga mengubah dan menceritakan kembali dengan falsafah jawa didalamnya (Asimilasi Kebudayaan dan Kesenian). Asimilasi atau perpaduan kesenian Indonesia, yaitu wayang dengan cerita-cerita dari India, yaitu Mahabarata dan Ramayana menghasilkan cerita-cerita baru, seperti karya Empu Kanwa Arjunawiwaha kakawin, yang merupakan cerita yang berinduk pada kitab Mahabarata. Gubahan lain yang lebih nyata bedanya dengan cerita asli versi India adalah Baratayuda Kakawin karya Empu Sedah dan Empu Panuluh. Karya Agung ini kemudian diterjemahkan pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya, Raja Kediri ( ) Wayang sebagai pagelaran dan tontonan pun sudah mulai ada sejak jaman pemerintahan Airlangga. Adapun beberapa prasasti yang dimuat pada masa itu sudah menyebutkan kata-kata Mawaying dan Aringgit yang maksutnya dalah pertunjukan /pagelaran wayang.mengenai kelahiran wayang, Ir. Sri Mulyono dalam bukunya yang berjudul Simbiosisme dan Mistikisme dalam wayang (1979), memperkirakan bahwa wayang sudah ada sejak jaman neolithikum, yaitu kira-kira tahun 1500 sebelum masehi. Pendapatnya ini didasarkan atas tulisan Robert van Heine-Geldern Ph.D, Prehistoric Research in The Nederland Indie (1945) dan tulisan Prof. K.A.H. Hiddingdi Ensiklopedia Indonesia halaman M a s y a r a k a t K e s e n i a n I n d o n e s i a
6 Kata Wayang diduga berasal dari kata Wewayangan yang berati bayangan. Dugaan ini sesuai dengan kenyataan dalam pagelaran wayang yang menggunakan kelir, secarik kain, sebagi pembatas antara dalang yang memainkan wayang, dan para penonton dibalik kelir. Penonton hanya menyaksikan gerakangerakan wayang melalui bayangan yang jatuh pada kelir. Pada masa itu pagelaran wayang hanya diiringi oleh seperangkat gamelan sederhana yang terdiri atas saron, todung (sejenis seruling), dan keranak. Jenis gamelan lain dan pesinden pada masa itu diduga belum ada. Untuk menjawakan kesenian wayang, awal jaman kerajaan Majapahit diperkenalkan cerita wayang yang tidak berinduk pada kitab Ramayana dan Mahabarata. Sejak itulah muncul cerita-cerita panji, yaitu cerita tentang leluhur Raja-raja Majapahit, mulai diperkenalkan sebagai salah satu bentuk wayang yang lain. Cerita panji ini kemudian lebih banyak digunakan untuk pertunjukan wayang beber. Tradisi menjawakan cerita wayang juga dilakukan oleh beberapa ulama islam, diantaranya adalah Wali Songo. Mereka mulai mewayangkan kisah para Raja Majapahit, diantaranya cerita Drmawulan. Masuknya agama islam pada abad ke-xv juga memberi banyak pengaruh pada budaya wayang, terutama pada konsep Religi dan Filsafat wayang itu. Pada awal abad XV yakni pada jaman Kerajaan Demak, mulai digunakan lampu minyak berbentuk khusus yang disebut Blencong pada pagelaran wayang kulit. Sejak jaman Kartasura, pengubahan cerita wayang yang berinduk pada Ramayana dan Mahabarata makin jauh dari aslinya. Sejak jaman itulah masyarakat penggemar wayang mengenal silsilah tokoh wayang, termasuk tokoh-tokoh Dewanya,yang berasal dari Nabi Adam. Silsilah itu terus berlanjut sampai pada raja-raja di Pulau Jawa. Selanjutnya mulain dikenal pula cerita wayang pakem (Sesuai dengan Standar cerita) dan wayang carangan (diluar garis standar). Ada pula tokoh sempalan yang sudah terlalu jauh dan keluar dari cerita pakem. Mengenai asal-usul wayang ada dua (2) pendapat darp para ahli budaya, yaitu antara lain: 6 M a s y a r a k a t K e s e n i a n I n d o n e s i a
7 1. Wayang berasal dan lahir di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini selain di anut dan dikemukakan oleh oleh para peneliti dan ahli-ahli bangsa Indonesia, juga merupakan hasil-hasil penelitian sarjana Barat. Diantaranya adalah Hazeau, Brandes, Kats, Rentse, dan Kruyt. Alasan mereka juga sangat kuat. Diantaranya, bahwa seni wayang masih sangat erat kaitannya dengan keadaan sosial kultural dan religi bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Punokawan merupakan tokoh terpenting dalam pewayangan, yakni Semar, Gareng, Petruk,dan Bagong hanya terdapat pada pewayangan Indonesia dan tidak ada dinegara lain. Selain itu, nama dan istilah teknis pewayangan semua berasal dari bahasa jawa (kuna), dan bukan bahasa lain. 2. Wayang berasal dari India, yang dibawa bersama dengan agama hindu ke Indonesia. Mereka antara lain adalah Rischel, Hidding, Krom, Poensen, Gosligt, dan Rassers. Sebagian besar kelompok ke dua ini adalah sarjana Inggris Bangsa Eropa yang pernah menjajah India. B. Unsur-unsur seni dalam kesenian wayang kulit Dalam pementasan kesenian wayang terdapat banyak sekali unsur-unsur seni yang saling berkaitan dan berhubungan membentuk sebuah pagelaran seni yang menarik. Setidaknya ada enam (6) unsur seni pewayangan, yaitu: 1. Seni Drama Melalui seni drama ini kita dapat menghayati dan mengetahui makna kefalsafahan setiap cerita atau lakon dalam pewayangan klasik. Seperti cerita Dewa Ruci dari kitab Mahabarata yang mengisahkan ketika Werkudoro berguru kepada Dewa Ruci mengenai Ilmu Kesempurnaan dan kemudian werkudoro diperintahkan untuk masuk kebadannya. Kisah tersebut memberi gambaran bahwa kejiwaan manusia lebih luas dari pada dunia dengan segala isinya. 7 M a s y a r a k a t K e s e n i a n I n d o n e s i a
8 2. Seni Lukis dan Seni Rupa Seni lukis atau seni rupa ini dapat dilihat dari bentuk wayang, sunggingan, dan tatawarna yang masing-masing warna mewakili simbol kejiwaan. Yang antara lain: bentuk wayang yang menunjukkan karakter atau watak tokoh dari wayang tersebut. Sunggihan yang serasi, komposisi warna yang sempurna, tidak mengacaukan pandangan dan menyelaraskan jiwa bagi mereka yang melihatnya. Contohnya adalah untuk busana (kain) tokoh wayang Arjuna dan Kresna tidak aakan disungging dengan corak Kawung ataupun Parang Rusak, karena kedua tokoh tersebut merupakan adhiluhung bagi seniman-seniman pencipta wayang. 3. Seni Tatah (Pahat) Seni tatah (Pahat) dapat dilihat dari wujud wayang yang dibuat dari kulit (Sapi/Kerbau) dan kayu. Melalui proses yang lama dan memerlukan ketekunan, rumit dan rapi. Dalam pembuatan wayang biasanya menggunakan beberapa jenis pahatan, antara lain : pahatan untuk pedalangan (wayang pedalangan) agar dalam pementasan dengan sinar lampu dapat nampak lebih jelas ukirannya, dan ada pula pahatan kasar yang ditunjukan untik komersil. 4. Seni Sastra Seni sastra dalam pewayangan dapat didengar dari bahasa pedalang yang begitu indah dan menawan. Bahasa dalam pementasan wayang sangat banyak dan beraneka ragam, yaitu bahasa pedalangan untuk daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur biasanya menggunakan tata bahasa Jawa dengan menggunakan idiom kawi yang menciptakan rasa luhur dan angker. Unggah-ungguh dalam penggunaan bahasa seperti ngoko, ngoko alus, tengahan, krama inggil, kedatonan, kadewan, dan bahasa bagongan. 8 M a s y a r a k a t K e s e n i a n I n d o n e s i a
9 5. Seni Suara Seni suara yang kita tangkap dalam pagelaran wayang dikumandangkan secara ngerangi oleh para wiraswara ( penyanyi) dan swarawati (pesinden) serta kidalang yang diiringi dengan perpaduan musik gamelan dengan alunan dan irama lagu yang begitu indah. Bagi seorang pedalang seni suara dengan vokal yang mantap merupakan syarat utama dalam mempertahankan mutu pagelarannya. Selaras dengan nada dan irama gamelan karena suara tokoh wayang berpedoman pada seni karawitan. Contoh voleme suara Prabu Duryudhana lain dengan volume suara Arjuna, berbeda pula dengan nada (laras) untuk tokoh yudistira atau tokoh-tokoh wayang lain. 6. Seni Karawitan Seni karawitan yang dapat dinikmati dari lagu-lagunya yang etis dan estetis. Seni karawitan merupakan pengiring lagu harmonis, laras, dan anggun untuk lakon yang dipergelarkan ki dalang. Peranan gamelan sangat penting dalam parkeliran atau pagelaran wayang, terlebih dengan tuntutan yang khidmat, nges, harmonis, dan luhur merupakan perpaduan dari gamelan, kandha (dialog) serta tuluk (pengucapan kidalang tentang situasi cerita) menjadi sangat penting. Penggambaran suasana dari tiap adegan dibagi dalam tiga (3) bagian, yaitu : pathet enem (6) dengan iringan gamelan antara pukul pathet songo (9) dengan iringan gamelan antara pukul , dan pathet manyura antara pukul bagian pertama menggambarkan suasana netral, bagian kedua menunjukkan suasana yang agak tenang, dan bagian ketiga menunjukkan suasana yang telah berubah menjadi dinamik yang menentukan penyelesaian. 9 M a s y a r a k a t K e s e n i a n I n d o n e s i a
10 BAB III KESIMPULAN Jadi, kesenian wayang merupakan kesenian asli Indonesia dan bukan kesenian india. Memang dalam pementasan pewayangan sering menceritakan cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi itu merupakan Asimilasi ( perpaduan dua kesenian) antara Indonesia dan India. Kesenian wayng sebagai kesenian asli Indonesia juga didukung oleh tokoh-tokoh, seperti Hazeau, Brandes, Kats, Rentse, dan Kruyt. Alasannya adalah bahwa seni wayang sangat erat kaitannya dengan keadaan sosial kultural dan religi di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Ir. Sri Mulyono dalam bukunya yang berjudul Simbiosisme dan Mistikisme dalam wayang (1979), memperkirakan bahwa wayang sudah ada sejak jaman neolithikum, yaitu kira-kira tahun 1500 sebelum masehi. Dalam sejarah wayang sudah ada pama masa pemerintahan Airlangga, raja Kahuripan ( ), dan terus berkembang pada masa pemerintahan Dyah Balitung, dan Prabu Jayabaya. Pada masa Airlangga ini juga sudah ditemukan prasasti yang sudah menyebutkan kata-kata Mawaying dan Aringgit yang maksutnya dalah pertunjukan /pagelaran wayang. Pada masa itu juga sudah menjawakan cerita pewayangan sesuai cerita jawa. Tradisi menjawakan cerita wayang juga dilakukan oleh beberapa ulama islam, diantaranya adalah Wali Songo. Mereka mulai mewayangkan kisah para Raja Majapahit, diantaranya cerita Drmawulan. Masuknya agama islam pada abad ke-xv juga memberi banyak pengaruh pada budaya wayang, terutama pada konsep Religi dan Filsafat wayang itu. Pada awal abad XV yakni pada jaman Kerajaan Demak, mulai digunakan lampu minyak berbentuk khusus yang disebut Blencong pada pagelaran wayang kulit. Sejak jaman Kartsura, pengubahan cerita wayang yang berinduk pada Ramayana dan Mahabarata makin jauh dari aslinya 10 M a s y a r a k a t K e s e n i a n I n d o n e s i a
11 DAFTAR PUSTAKA Supriyono Pedalangan Jilid II untuk SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Tirtohamidjojo, S Wayang: ilmu pengetahuan hidup. Universitas Michigan: Wiratama Prasetya Sakti. Yudoseputro, Wiyoso, dkk Wayang Dalam Seni Indonesia. Jakarta: Senawangi. Sumber Internet M a s y a r a k a t K e s e n i a n I n d o n e s i a
Written by Administrator Monday, 03 December :37 - Last Updated Monday, 28 January :28
Wayang dikenal oleh bangsa Indonesia sudah sejak 1500 th. sebelum Masehi, karena nenek moyang kita percaya bahwa setiap benda hidup mempunyai roh/jiwa, ada yang baik ada yang jahat. Agar tidak diganggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerangan, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat, serta hiburan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wayang salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang terus berkembang dari zaman ke zaman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seni Wayang Jawa sudah ada jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu ke indonesia. Wayang merupakan kreasi budaya masyarakat /kesenian Jawa yang memuat berbagai aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,
Lebih terperinciABSTRAK PROMOSI KEBUDAYAAN TOKOH PUNAKAWAN WAYANG KULIT GAGRAK CIREBON MELALUI EVENT FESTIVAL. Oleh Michael Aldi Limanta NRP
ABSTRAK PROMOSI KEBUDAYAAN TOKOH PUNAKAWAN WAYANG KULIT GAGRAK CIREBON MELALUI EVENT FESTIVAL Oleh Michael Aldi Limanta NRP 0664021 Wayang Cirebon merupakan budaya dan ciri khas asli Indonesia yang sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Wayang Wayang salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol diantara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak. Dialog di keluarga, baik antara anak dan orang tua, antara orang tua, antar
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts.
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Dan Literatur Metode penelitian yang digunakan: Literatur : - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts. - Buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara Etimologi istilah seni berasal
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Wayang Kulit
BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Wayang Kulit 1. Pengertian Wayang Kulit Wayang dalam bahasa Jawa berarti bayangan dalam bahasa Melayu disebut bayang-bayang, dalam bahasa Aceh bayeng, dalam bahasa Bugis wayang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang kulit purwa. Kesenian wayang kulit purwa hampir terdapat di seluruh Pulau Jawa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu dalam rangka membentuk generasi bangsa yang memiliki karakter dengan kualitas akhlak mulia, kreatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan boneka tiruan rupa manusia yang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggabungkan beberapa unsur seni. Wayang Golek
Lebih terperinciData kongkrit tentang lahir asal usul wayang sedikit jumlahnya. Perbedaan adanya disiplin ilmu untuk mendekati masalah dan konsep tentang maksud
Data kongkrit tentang lahir asal usul wayang sedikit jumlahnya. Perbedaan adanya disiplin ilmu untuk mendekati masalah dan konsep tentang maksud lahir atau asal usul. Wayang apakah asli Indonesia, berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan aneka ragam kebudayaan dan tradisi. Potensi merupakan model sebagai sebuah bangsa yang besar. Kesenian wayang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia dan juga merupakan suatu kekayaan yang sampai saat ini masih kita miliki dan patut kita pelihara. Tiap masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayang merupakan representasi kehidupan manusia yang memuat nilai, norma, etika, estetika, serta aturan-aturan dalam berbuat dan bertingkah laku yang baik. Wayang
Lebih terperinciINTERAKSI KEBUDAYAAN
Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan
BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Perancangan adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip dengan tujuan untuk menginformasikan hasil analisa kedalam bentuk yang memudahkan mengimplementasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian skripsi yang telah penulis bahas tersebut maka dapat diambil kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus menjadi inti sari daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai budaya masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan turun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia eksotisme penuh dengan berbagai macam seni budaya, dari pulau Sabang sampai Merauke berbeda budaya yang dimiliki oleh setiap daerahnya. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberagaman kesenian tradidisional adalah salah satu potensi budaya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagaman kesenian tradidisional adalah salah satu potensi budaya yang perlu dibina dan dikembangkan agar tetap terjaga kelestariannya. Perkembangan kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan bentuk masyarakat Heterogen, baik dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan bentuk masyarakat Heterogen, baik dari keanekaragaman suku bangsa, agama, kepercayaan, serta latar belakang sosial yang berbedabeda, sehingga
Lebih terperinciMenguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global
Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global Oleh: Dyah Kustiyanti Tradisi biasanya didefinisikan sebagai cara mewariskan pemikiran, pandangan hidup, kebiasaan,
Lebih terperinciFalsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan. Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip
Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip letak georafisnya Gamelan salendro biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai berbagai suku bangsa dan warisan budaya yang sungguh kaya, hingga tahun 2014 terdapat 4.156 warisan budaya tak benda yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Manusia adalah makhluk budaya, dan penuh simbol-simbol. Dapat dikatakan bahwa budaya manusia diwarnai simbolisme, yaitu suatu tata pemikiran atau paham yang menekankan
Lebih terperinciTONTONAN, TATANAN, DAN TUNTUNAN ASPEK PENTING DALAM AKSIOLOGI WAYANG
TONTONAN, TATANAN, DAN TUNTUNAN ASPEK PENTING DALAM AKSIOLOGI WAYANG Oleh: Kasidi Hp. Disampaikan dalam Sarasehan Senawangi Dalam Rangka Kongres IX Senawangi 25-26 April 2017 Jakarta PENGERTIAN AKSIOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULULAN. sebenarnya ada makna yang terkandung di dalamnya yang diharapkan dimengerti oleh sasaran
BAB I PENDAHULULAN A. Latar Belakang Komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk menyampaikan pesan yang ditujukan pada sasaran, tetapi komunikasi juga berarti makna dan proses. Ketika seseorang mengirimkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lilis Melani, 2014 Kajian etnokoreologi Tari arjuna sasrabahu vs somantri di stsi bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat yang dilatarbelakangi oleh keadaan sosialbudaya, ekonomi, letak geografis, pola kegiatan keseharian,
Lebih terperinciberbicara dan membawa diri harus sesuai dengan tata karma. Selain itu dalam menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari, pembawaan diri dan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Raymond Williams mendefinisikan budaya sebagai struktur keluarga, struktur masyarakat dan organisasi produksi yang mengekspresikan serta mengatur hubungan sosial serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam khazanah sastra Jawa Kuna (kawi) memang telah sejak lama memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan sastra Jawa Kuna yang berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional memiliki arti penting
Lebih terperincimisalnya : puisi, lukisan, tarian, kerajinan, dan sebagainya8. Sedangkan
Pusat Seni Tradisional Jogjakarta BAB II KESENIAN TRADISIONAL JOGJAKARTA 2.1. DEFINISI SENI TRADISIONAL Seni dapat diartikan sebagai penjelmaan rasa indah yang terkandung di dalam hati setiap orang, yang
Lebih terperinciyang di gunakan pada pertunjukan wayang seperti kelir, blencong, kepyak,
BAB II ASAL-USUL WAYANG A. Sejarah Wayang Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya dengan budaya. Di antara sekian banyak seni budaya yang ada, wayang dan seni pedalangan yang bertahan dari masa
Lebih terperinci1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa. 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS?
Lampiran 1 KUISIONER 1. Bagaimana radio Gema Surya FM berupaya melestarikan kesenian Jawa di Ponorogo? 2. Apa tujuan dari program acara kesenian jawa di RGS? 3. Program kesenian jawa apa saja yang disiarkan
Lebih terperinciHasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde
Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde Laras - Bagaimana perkembangan kesenian wayang kulit saat ini ditengahtengah perkembangan teknologi yang sangat maju, sebenarnya semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk menanamkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan. Dasar dari pengembangan pendidikan karakter
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesenian wayang golek merupakan salah satu kesenian khas masyarakat
143 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesenian wayang golek merupakan salah satu kesenian khas masyarakat Sunda yang sangat digemari bukan saja di daerah Jawa Barat, melainkan juga di daerah lain
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni
147 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni tradisional wayang kulit purwa di Kabupaten Tegal, maka terdapat empat hal yang ingin penulis
Lebih terperinciPagelaran Wayang Ringkas
LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT NASIONAL XIV Jakarta, 12 16 Juni 2006 KODE : 33 NAS Bidang Lomba Keahlian Seni Pedalangan Pagelaran Wayang Ringkas Test Project DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional daerah dengan kekhasannya masing-masing senantiasa mengungkapkan alam pikiran dan kehidupan kultural daerah yang bersangkutan. Adanya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat game bergenre rhythm bertema
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat game bergenre rhythm bertema cerita wayang Ramayana yang diperuntukkan bagi remaja usia 15-18 tahun. Hal ini dilatar
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Pertunjukan wayang kulit hingga sekarang tetap populer serta sering
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pertunjukan wayang kulit hingga sekarang tetap populer serta sering dipergelarkan. Wayang kulit merupakan seni pertunjukan tertua di Jawa, yang sudah digelarkan selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa
BAB V KESIMPULAN Wayang wong gaya Yogyakarta adalah segala bentuk drama tari tanpa topeng (meski sebagian tokoh mengenakan topeng, terminologi ini digunakan untuk membedakannya dengan wayang topeng) yang
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. wayang yang digunakan, yaitu wayang kulit purwa dan wayang kulit madya.
104 BAB IV PENUTUP Lakon Anoman Mukswa merupakan lakon transisi dari wayang purwa menuju wayang madya sehingga dalam pementasannya terdapat dua jenis wayang yang digunakan, yaitu wayang kulit purwa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh masingmasing guru di kelas. Guru yang profesional dapat ditandai dari sejauh mana
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini menjawab dua persoalan yaitu bagaimana. Pertunjukan berlangsung selama dua jam sepuluh menit dan
253 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini menjawab dua persoalan yaitu bagaimana intertekstualitas struktur lakon dan mengapa dramatisasi diperlukan dalam sanggit lakon Hana Caraka Nabi Elia. Pertunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, dengan banyak suku dan budaya yang berbeda menjadikan Indonesia sebagai bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak diminati pembaca, sekaligus salah satu bentuk wacana yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra Padhalangan merupakan salah satu bentuk karya sastra yang banyak diminati pembaca, sekaligus salah satu bentuk wacana yang mengungkapkan suatu kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai ada di Indonesia sejak pemerintahan Prabu Erlangga Raja Kahuripan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu produk budaya asli Indonesia yang terus berkembang seiring perkembangan sejarah nusantara adalah Wayang. Wayang tercatat mulai ada di Indonesia
Lebih terperinciPewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.
Pewayangan Pada Desain Undangan Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan untuk membantu dan mendukung Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Wawancara dilakukan dengan beberapa sumber dari dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya dalam berbagai hal, termasuk dalam segi kebudayaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang besar dan luas. Dengan kondisi geografis yang demikian, membuat Indonesia menjadi negara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku etnis dan bangsa yang memiliki ciri khas masing-masing. Dari berbagai suku dan etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, tidak hanya suku yang berasal dari nusantara saja, tetapi juga suku yang berasal dari luar nusantara.
Lebih terperinci48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK
48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman seni dan budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena proses akulturasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah menghasilkan film dokumenter yang mengenalkan kebudayaan Wayang Krucil dari Desa Gondowangi Kabupaten
Lebih terperinci3. Karakteristik tari
3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wayang orang atau wayang wong dalam bahasa Jawa-nya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayang orang atau wayang wong dalam bahasa Jawa-nya yang mementaskan cerita tentang Ramayana dan Mahabarata yang dimainkan oleh aktor dengan memerankan tokoh
Lebih terperinciWayang dan Mahabharata. Written by Pitoyo Amrih Saturday, 23 August :57 - Last Updated Saturday, 23 August :16
Pengantar tulisan: Salah satu sahabat saya, Muhammad Ihwan, seorang yang berprofesi sebagai staf ahli di sebuah perusahaan kimia besar, telah merampungkan satu buku tebal tentang risalah kisah Mahabharata
Lebih terperinciKRITIK SOSIAL DAN PESAN MORAL LEWAT PEMENTASAN WAYANG KULIT LAKON BIMA SUCI DALANG NI PAKSI RUKMAWATI
KRITIK SOSIAL DAN PESAN MORAL LEWAT PEMENTASAN WAYANG KULIT LAKON BIMA SUCI DALANG NI PAKSI RUKMAWATI (Pentas di Desa Kedung Wangan Ungaran Semarang Jawa Tengah Acara Ruwatan Keluarga) SKRIPSI Untuk memenuhi
Lebih terperinciKOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)
DRAF EDISI 27 FEBRUARI 2016 KOMPETENSI INTI DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK) Dokumen ini telah disetujui Pada tanggal: Kepala
Lebih terperinciINTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM
INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM AKULTURASI : menerima unsur baru tapi tetap mempertahankan kebudayaan aslinya jadi budaya campuran ASIMILASI : pernggabungan kebudayaan lokal dan unsur baru tapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wayang adalah suatu kebudayaan yang ada di Indonesia sejak ajaran Hindu masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat, 1990:329). Daerah
Lebih terperinciMATA PELAJARAN : SENI PEDALANGAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK
MATA PELAJARAN : SENI PEDALANGAN JENJANG PENDIDIKAN : SMK Pedagogi Inti 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bercerita memang mengasyikkan untuk semua orang. Kegiatan bercerita dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun karakter seseorang terutama anak kecil. Bercerita
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebudayaan. Perkembangan seni dan budaya didalamnya terdapat kesenian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni dan kebudayaan Indonesia memiliki kearifan lokal yang berkembang di setiap daerah di Indonesia bahkan mempunyai ciri khas dalam bentuk kebudayaan. Perkembangan seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masuknya pengaruh Islam merupakan pelabuhan yang penting di pesisir utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cirebon merupakan perpaduan kota budaya, kota niaga dan kota wisata di pesisir pantai utara. Sebagai daerah pesisir, Cirebon sejak sebelum dan sesudah masuknya
Lebih terperinciARTIKEL TENTANG SENI TARI
NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi
Lebih terperinciWAYANG SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN IN FORMAL DAN NON FORMAL Anak Agung Ngurah Sumantri (Pamong Belajar SKB Kota Denpasar)
Edisi 7 ISSN : 2085-9368 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN TANI MELALUI PEGUATAN JARINGAN PEMBELAJARAN (Studi Kasus pada KSU Annisa Lombok) Dr. Safuri, M.Pd (Dosen STKIP Siliwangi Bandung) WAYANG SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) Sekolah : SMP Negeri 2 Gerokgak Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Pertemuan ke : 1-2 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Satandar
Lebih terperinci\PESAN-PESAN MORAL PADA PERTUNJUKAN WAYANG KULIT
\PESAN-PESAN MORAL PADA PERTUNJUKAN WAYANG KULIT \PESAN-PESAN MORAL PADA PERTUNJUKAN WAYANG KULIT (Studi Kasus Pada Lakon Wahyu Makutharama dengan Dalang Ki Djoko Bawono di Desa Harjo Winangun, Kecamatan
Lebih terperinciMATERI STUDI RELIGI JAWA
MATERI STUDI RELIGI JAWA Bahasa dan sastra; karya sastra Jawa Kuna yang tergolong tua; karya sastra Jawa Kuna yang bertembang; karya sastra Jawa Kuna yang tegolong muda; karya sastra yang berbahasa Jawa
Lebih terperinciBAB V MENGANALISA PEMIKIRAN REKONSTRUKSI TRADISI PEWAYANGAN. Setelah memperhatkan secara seksama atas data-data yang penulis dapatkan
BAB V MENGANALISA PEMIKIRAN REKONSTRUKSI TRADISI PEWAYANGAN Setelah memperhatkan secara seksama atas data-data yang penulis dapatkan dilapangan, ada beberapa catatan mendasar atas fenomena kemunculan komunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu tonggak utama pembangun bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mengedepankan pendidikan bagi warga negaranya, karena dengan
Lebih terperinciOleh: Alief Baharrudin G
METODE TRANSFER NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM CERITA WAYANG KULIT DITINJAU DARI PENDIDIKAN AKHLAK (Studi Tentang Lakon Dewaruci) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Hasil dari penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka ini, menghasilkan kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panjalu merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Ciamis Utara. Secara geografis Panjalu mempunyai luas wilayah sebesar 50,60 Km² dengan jumlah penduduk 46.991
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia adalah Suku Sunda. Dengan populasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan peranannya di masyarakat serta ciri khasnya
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN Sebuah konsep adalah ide utama suatu desain untuk mengkomunikasikan suatu strategi desain secara visual (Marianne & Sandra, 2007: 194). Konsep akan menggambarkan perspektif segar
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki latar belakang budaya yang beraneka ragam. Budaya adalah hasil budi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai etnik dan memiliki latar belakang budaya yang beraneka ragam. Budaya adalah hasil budi dan daya yang berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan terikat oleh suatu rasa identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya
Lebih terperincidari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Musik sebagai bagian dari kebudayaan suatu bangsa, merupakan ungkapan serta ekspresi perasaan bagi pemainnya. Kebudayaan juga merupakan cerminan nilai-nilai personal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun di bumi Indonesia. Berbagai bentuk kesenian, upacara keagamaan, ritual, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa Indonesia tak terlepas dari seni dan budaya yang lahir dari 300 lebih suku bangsa maupun dari pengaruh asing yang telah berakar selama ribuan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Hadiprayitna dapat dipahami sebagai sikap kreatif dalang sebagai pelaku seni
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sanggit Gugurnya Bisma di dalam lakon Bisma Gugur sajian Ki Timbul Hadiprayitna dapat dipahami sebagai sikap kreatif dalang sebagai pelaku seni pedalangan dalam rangka mengubah
Lebih terperinciBABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA
BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA 2.1. Pengertian Seni Pengertian Seni sering dikaitkan dengan keindahan atau kesenangan tertentu. Batasan yang diketahui ataupun kesenangan tertentu. Batasan yang diketahui pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar belakang penelitian, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup penelitian,
Lebih terperinci