Written by Administrator Monday, 03 December :37 - Last Updated Monday, 28 January :28
|
|
- Deddy Djaja Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Wayang dikenal oleh bangsa Indonesia sudah sejak 1500 th. sebelum Masehi, karena nenek moyang kita percaya bahwa setiap benda hidup mempunyai roh/jiwa, ada yang baik ada yang jahat. Agar tidak diganggu oleh roh jahat, maka roh-roh tersebut dilukis dalam bentuk gambaran (gambar ilusi) atau bayangan (wean/ ), disembah diberi sesajen yang kemudian dikenal kemudian dengan kepercayaan Animisme. Kepercayaan nenek moyang kita demikian berlangsung lama, tetapi dengan kedatangan A-gama Hindu kepercayaan baru yang datang dari India termasuk juga adat budayanya, maka gambaran ( gambar ilusi ) Roh, berubah fungsinya. Dahulunya untuk disembah kemudian berubah menjadi alat peraga untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama. Hal demikian kelak ditiru oleh Sunan Kalijaga ( R.M. Said ) salah satu Wali Songo untuk menyebarkan mengembang kan ajaran Islam di Indonesia, meskipun disana-sini disisipkan ajaran-ajaran filsafat agama Islam, seperti Jimat Kalimusodo yang dimaksud adalah dua kalimat syahadat. Demikian pula variasi-variasi ceritanya selain cerita, masih banyak cerita-cerita yang diadopsi dari cerita-cerita Panji, cerita Menak yang berkembang pada masa Kesultanan Ngayogjakarta Hadiningrat. Perkembangan bentuk juga menga lami perkembangan ragamnya, yakni mulai dari rumput, kulit kayu, kulit binatang ( kulit ), lukisan kain ( beber ) dlsb. Wayang bukan hanya sekedar tontonan tetapi juga tuntunan dalam kehidupan untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat dalam tingkat kesempurnaan abadi, sehingga tokoh-tokoh di pean di identikkan dengan sifat-sifat manusia alam didalam kehidupan sehari-harinya. Dalam cerita pean banyak ditemukan falsafah-falsafah hidup sering dijadikan kajian ilmiah oleh peneliti-peneliti Mahasiswa-mahasiswa baik didalam maupun diluar negeri, belajar mendalami di Indonesia. Dunia mengakui sebagai master piece (master perdamaian) karya budaya bangsa 1 / 7
2 Indonesia yang mendapat predikat THE ORAL AND INTANGIBLE WORLD HERITAGE OF HU-MANITY oleh PBB melalui UNESCO. Jika dikaji secara cermat mendalam, semua cerita pean mengandung makna filosufis yang sangat berarti bagi kehidupan ma nusia yaitu menunjukkan arah yang benar mengenai kebenaran yang hakiki. Asal Usul Wayang Wayang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, juga seni perlambang. Budaya, yang terus berkembang dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan. Menurut penelitian para ahli sejarah kebudayaan, budaya merupakan budaya asli Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Keberadaan sudah berabad-abad sebelum agama Hindu masuk ke Pulau Jawa. Walaupun cerita yang populer di masyarakat masa kini merupakan adaptasi dari karya sastra India, yaitu. Kedua induk cerita itu dalam pean banyak mengalami pengubahan penambahan untuk menyesuaikannya dengan falsafah asli Indonesia. Penyesuaian konsep filsafat ini juga menyangkut pada pangan filosofis masyarakat Jawa terhadap kedudukan para dewa dalam pean. Para dewa dalam pean bukan lagi merupakan sesuatu yang bebas dari salah, melainkan seperti juga makhluk Tuhan lainnya, kag-kag bertindak keliru, bisa jadi khilaf. Hadirnya tokoh panakawan dalam pean sengaja diciptakan para budayawan Indonesia (tepatnya budayawan Jawa) untuk memperkuat konsep filsafat bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang benar-benar baik, yang benar-benar jahat. Setiap makhluk selalu menyang unsur kebaikan 2 / 7
3 kejahatan. Dalam disertasinya berjudul Bijdrage tot de Kennis van het Javaansche Tooneel (1897), ahli sejarah kebudayaan Belanda Dr. GA.J. Hazeau menunjukkan keyakinannya bahwa merupakan pertunjukan asli Jawa. Pengertian dalam disertasi Dr. Hazeau itu adalah walulang inukir (kulit yang diukir) dilihat bayangannya pada kelir. Dengan demikian, yang dimaksud tentunya adalah Wayang Kulit seperti yang kita kenal sekarang. Mengenai asal-usul ini, di dunia ada dua pendapat. Pertama, pendapat bahwa berasal lahir pertama kali di Pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Pendapat ini selain dianut dikemukakan oleh para peneliti ahli-ahli bangsa Indonesia, juga merupakan hasil penelitian sarjana-sarjana Barat. Di antara para sarjana Barat yang termasuk kelompok ini, adalah Hazeau, Brandes, Kats, Rentse Kruyt. Alasan mereka cukup kuat. Di antaranya, bahwa seni masih amat erat kaitannya dengan keadaan sosiokultural religi bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Panakawan, tokoh terpenting dalam pean, yakni Semar, Gareng, Petruk, Bagong, hanya ada dalam pean Indonesia, tidak di negara lain. Selain itu, nama istilah teknis pean, semuanya berasal dari bahasa Jawa (Kuna), bukan bahasa lain. Sementara itu, pendapat kedua menduga berasal dari India, yang dibawa bersama dengan agama Hindu ke Indonesia. Mereka antara lain adalah Pischel, Hidding, Krom, Poensen, Goslings Rassers. Sebagian besar kelompok kedua ini adalah sarjana Inggris, negeri Eropa yang pernah menjajah India.Namun, sejak tahun 1950-an, buku-buku pean seolah sudah sepakat bahwa memang berasal dari Pulau Jawa, sama sekali tidak diimpor dari negara 3 / 7
4 lain. Budaya diperkirakan sudah lahir di Indonesia setidaknya pada zaman pemerintahan Pr abu Airlangga, raja Kahuripan ( ), yakni ketika kerajaan di Jawa Timur itu seg makmur-makmurnya. Karya sastra yang menjadi bahan cerita sudah ditulis oleh para pujangga Indonesia, sejak abad X. Antara lain, naskah sastra Kitab Kakawin berbahasa Jawa Kuna ditulis pada masa pemerintahan raja Dyah Balitung ( ), yang merupakan gubahan dari Kitab karangan pujangga India, Walmiki. Selanjutnya, para pujangga Jawa tidak lagi hanya menerjemahkan ke bahasa Jawa Kuna, tetapi menggubahnya menceritakan kembali dengan memasukkan falsafah Jawa kedalamnya. Contohnya, karya Empu Kanwa Arjunawiwaha Kakawin, yang merupakan gubahan yang berinduk pada Kitab. Gubahan lain yang lebih nyata beya derigan cerita asli versi India, adalah Baratayuda Kakawin karya Empu Sedah Empu Panuluh. Karya agung ini dikerjakan pada masa pemerintahan Prabu Jayabaya, raja Kediri ( ). Wayang sebagai suatu pergelaran tontonan pun sudah dimulai ada sejak zaman pemerintahan raja Airlangga. Beberapa prasasti yang dibuat pada masa itu antara lain sudah menyebutkan kata-kata mawa yang aringgit yang maksudnya adalah pertunjukan. 4 / 7
5 Mengenai saat kelahiran budaya, Ir. Sri Mulyono dalam bukunya Simbolisme Mistikisme dalam Wayang (1979), memperkirakan sudah ada sejak zaman neolithikum, yakni kira-kira tahun sebelum Masehi. Pendapatnya itu didasarkan atas tulisan Robert von Heine-Geldern Ph. D, Prehis toric Research in the Netherland Indie (1945) tulisan Prof. K.A.H. Hidding di Ensiklopedia Indonesia halaman 987. Kata diduga berasal dari kata wewa yangan, yang artinya bayangan. Dugaan ini sesuai dengan kenyataan pada pergelaran Wayang Kulit yang menggunakan kelir, secarik kain, sebagai pembatas antara dalang yang memainkan, penonton di balik kelir itu. Penonton hanya menyaksikan gerakan-gerakan melalui bayangan yang jatuh pada kelir. Pada masa itu pergelaran hanya diiringi oleh seperangkat gamelan sederhana yang terdiri atas saron, todung (sejenis seruling) kemanak. Jenis gamelan lain pesinden pada masa itu diduga belum ada. Untuk lebih menjawakan budaya, sejak awal zaman Kerajaan Majapahit diperkenalkan cerita lain yang tidak berinduk pada Kitab. Sejak saat itulah cerita cerita Panji 5 / 7
6 ; yakni cerita tentang leluhur raja-raja Majapahit, mulai diperkenalkan sebagai salah satu bentuk yang lain. Cerita Panji ini kemudian lebih banyak digunakan untuk pertunjukan Wayang Beber. Tradisi menjawakan cerita juga diteruskan oleh beberapa ulama Islam, di antaranya oleh para Wali Sanga. Mereka mulai mekan kisah para raja Majapahit, di antaranya cerita Damarwulan.Masuknya agama Islam ke Indonesia sejak abad ke-15 juga memberi pengaruh besar pada budaya, terutama pada konsep religi dari falsafah itu. Pada awal abad ke-15, yakni zaman Kerajaan Demak, mulai digunakan lampu minyak berbentuk khusus yang disebut blencong pada pergelaran Wayang Kulit. Sejak zaman Kartasura, penggubahan cerita yang berinduk pada Mah abarata makin jauh dari aslinya. Sejak zaman itulah masyarakat penggemar mengenal silsilah tokoh, termasuk tokoh dewanya, yang berawal dari Nabi Adam. Sisilah itu terus berlanjut hingga sampai pada raja-raja di Pulau Jawa. Dan selanjutnya, mulai dikenal pula aya cerita pakem. Yang sesuai standar cerita, cerita carangan yang diluar garis standar. Selain itu masih ada lagi yang disebut lakon sempalan 6 / 7
7 , yang sudah terlalu jauh keluar dari cerita pakem.memang, karena begitu kuatnya seni berakar dalam budaya bangsa Indonesia, sehingga terjadilah beberapa kerancuan antara cerita, legenda, sejarah. Jika orang India beranggapan bahwa kisah serta benar-benar terjadi di negerinya, orang Jawa pun menganggap kisah pean benar-benar pernah terjadi di pulau Jawa. Dan di wilayah Kulonprogo sendiri masih sangatlah diminati oleh semua kalangan. Bukan hanya oleh orang tua saja, tapi juga anak remaja bahkan anak kecil juga telah biasa melihat pertunjukan. Disamping itu juga biasa di gunakan dalam acara-acara tertentu di daerah kulonprogo ini, baik di wilayah kota Wates ataupun di daerah pelosok di Kulonprogo. Sumber: budayakulit.blogspot.com 7 / 7
UNIVERSITAS DIPONEGORO
MASYARAKAT DAN KESENIAN INDONESIA SEJARAH WAYANG KULIT SEBAGI KESENIAN INDONESIA Disusun Oleh: Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Masyarakat dan Kesenian Indonesia AHMAD ISLAHUDIN ALI 13030 1111
Lebih terperinciABSTRAK PROMOSI KEBUDAYAAN TOKOH PUNAKAWAN WAYANG KULIT GAGRAK CIREBON MELALUI EVENT FESTIVAL. Oleh Michael Aldi Limanta NRP
ABSTRAK PROMOSI KEBUDAYAAN TOKOH PUNAKAWAN WAYANG KULIT GAGRAK CIREBON MELALUI EVENT FESTIVAL Oleh Michael Aldi Limanta NRP 0664021 Wayang Cirebon merupakan budaya dan ciri khas asli Indonesia yang sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Wayang Wayang salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol diantara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara,
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Wayang Kulit
BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Wayang Kulit 1. Pengertian Wayang Kulit Wayang dalam bahasa Jawa berarti bayangan dalam bahasa Melayu disebut bayang-bayang, dalam bahasa Aceh bayeng, dalam bahasa Bugis wayang
Lebih terperinciData kongkrit tentang lahir asal usul wayang sedikit jumlahnya. Perbedaan adanya disiplin ilmu untuk mendekati masalah dan konsep tentang maksud
Data kongkrit tentang lahir asal usul wayang sedikit jumlahnya. Perbedaan adanya disiplin ilmu untuk mendekati masalah dan konsep tentang maksud lahir atau asal usul. Wayang apakah asli Indonesia, berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang terdiri atas beberapa pulau dan kepulauan serta di pulau-pulau itu terdapat berbagai suku bangsa masing-masing mempunyai kehidupan sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerangan, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat, serta hiburan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wayang salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang terus berkembang dari zaman ke zaman,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan dengan berbagai kesibukan menyimak. Dialog di keluarga, baik antara anak dan orang tua, antara orang tua, antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan boneka tiruan rupa manusia yang dimainkan oleh seorang dalang dengan menggabungkan beberapa unsur seni. Wayang Golek
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan
BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Perancangan adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip dengan tujuan untuk menginformasikan hasil analisa kedalam bentuk yang memudahkan mengimplementasikan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts.
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Dan Literatur Metode penelitian yang digunakan: Literatur : - Buku Rupa Wayang Dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia. - Buku Indonesian Heritage Performing Arts. - Buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seni Wayang Jawa sudah ada jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu ke indonesia. Wayang merupakan kreasi budaya masyarakat /kesenian Jawa yang memuat berbagai aspek
Lebih terperinciINTERAKSI KEBUDAYAAN
Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara Etimologi istilah seni berasal
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI. Keyakinan bahwa wayang merupakan produk budaya sejati bangsa. Indonesia antara lain ditegaskan oleh G.A.J. Hazeu, Brandes, N.J.
BAB II METODOLOGI A. Identifikasi Masalah Keyakinan bahwa wayang merupakan produk budaya sejati bangsa Indonesia antara lain ditegaskan oleh G.A.J. Hazeu, Brandes, N.J. Krom, Prof. Kern, dan W.H. Rassers;
Lebih terperinciWAYANG SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN IN FORMAL DAN NON FORMAL Anak Agung Ngurah Sumantri (Pamong Belajar SKB Kota Denpasar)
Edisi 7 ISSN : 2085-9368 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN TANI MELALUI PEGUATAN JARINGAN PEMBELAJARAN (Studi Kasus pada KSU Annisa Lombok) Dr. Safuri, M.Pd (Dosen STKIP Siliwangi Bandung) WAYANG SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional memiliki arti penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULULAN. sebenarnya ada makna yang terkandung di dalamnya yang diharapkan dimengerti oleh sasaran
BAB I PENDAHULULAN A. Latar Belakang Komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk menyampaikan pesan yang ditujukan pada sasaran, tetapi komunikasi juga berarti makna dan proses. Ketika seseorang mengirimkan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian skripsi yang telah penulis bahas tersebut maka dapat diambil kesimpulan untuk mengingatkan kembali hal-hal yang penting dan sekaligus menjadi inti sari daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai budaya masyarakat, adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan turun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia eksotisme penuh dengan berbagai macam seni budaya, dari pulau Sabang sampai Merauke berbeda budaya yang dimiliki oleh setiap daerahnya. Berbagai
Lebih terperinciOleh: Alief Baharrudin G
METODE TRANSFER NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM CERITA WAYANG KULIT DITINJAU DARI PENDIDIKAN AKHLAK (Studi Tentang Lakon Dewaruci) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang kaya dalam berbagai hal, termasuk dalam segi kebudayaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang besar dan luas. Dengan kondisi geografis yang demikian, membuat Indonesia menjadi negara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Manusia adalah makhluk budaya, dan penuh simbol-simbol. Dapat dikatakan bahwa budaya manusia diwarnai simbolisme, yaitu suatu tata pemikiran atau paham yang menekankan
Lebih terperinciINTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM
INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM AKULTURASI : menerima unsur baru tapi tetap mempertahankan kebudayaan aslinya jadi budaya campuran ASIMILASI : pernggabungan kebudayaan lokal dan unsur baru tapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan aneka ragam kebudayaan dan tradisi. Potensi merupakan model sebagai sebuah bangsa yang besar. Kesenian wayang
Lebih terperinciyang di gunakan pada pertunjukan wayang seperti kelir, blencong, kepyak,
BAB II ASAL-USUL WAYANG A. Sejarah Wayang Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya dengan budaya. Di antara sekian banyak seni budaya yang ada, wayang dan seni pedalangan yang bertahan dari masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wayang merupakan salah satu seni budaya yang cukup populer di antara banyak karya seni budaya yang lainnya. Seni budaya wayang dinilai cukup kompleks, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh masingmasing guru di kelas. Guru yang profesional dapat ditandai dari sejauh mana
Lebih terperinciLampiran-lampiran WAYANG KULIT SEBAGAI MEDIA DAKWAH. (Studi Pada Wayang Kulit Dalang Ki. Sudardi di Desa Pringapus Semarang)
ABSTRAK Yogyasmara. P. Ardhi, WAYANG KULIT SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Pada Wayang Kulit Dalang Ki Sudardi di Desa Pringapus Semarang), Skripsi. Jakarta : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk menanamkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan. Dasar dari pengembangan pendidikan karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman seni dan budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena proses akulturasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bercerita memang mengasyikkan untuk semua orang. Kegiatan bercerita dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun karakter seseorang terutama anak kecil. Bercerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebuah pulau kecil dengan beribu keajaiban di dalamnya. Memiliki keanekaragaman yang tak terhitung jumlahnya. Juga merupakan sebuah pulau dengan beribu kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu dalam rangka membentuk generasi bangsa yang memiliki karakter dengan kualitas akhlak mulia, kreatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki latar belakang budaya yang beraneka ragam. Budaya adalah hasil budi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai etnik dan memiliki latar belakang budaya yang beraneka ragam. Budaya adalah hasil budi dan daya yang berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat game bergenre rhythm bertema
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah membuat game bergenre rhythm bertema cerita wayang Ramayana yang diperuntukkan bagi remaja usia 15-18 tahun. Hal ini dilatar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Wayang merupakan kesenian bangsa Indonesia. Wayang dikenal sejak zaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wayang merupakan kesenian bangsa Indonesia. Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni
147 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni tradisional wayang kulit purwa di Kabupaten Tegal, maka terdapat empat hal yang ingin penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu tonggak utama pembangun bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mengedepankan pendidikan bagi warga negaranya, karena dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang kulit purwa. Kesenian wayang kulit purwa hampir terdapat di seluruh Pulau Jawa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberagaman kesenian tradidisional adalah salah satu potensi budaya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagaman kesenian tradidisional adalah salah satu potensi budaya yang perlu dibina dan dikembangkan agar tetap terjaga kelestariannya. Perkembangan kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wayang adalah suatu kebudayaan yang ada di Indonesia sejak ajaran Hindu masih tersebar diseluruh Nusantara. Menurut Kodirun (dalam Koentjaranigrat, 1990:329). Daerah
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Pertunjukan wayang kulit hingga sekarang tetap populer serta sering
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pertunjukan wayang kulit hingga sekarang tetap populer serta sering dipergelarkan. Wayang kulit merupakan seni pertunjukan tertua di Jawa, yang sudah digelarkan selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dakwah Islam di Pulau Jawa mengalami proses yang cukup unik dan berliku-liku. Hal ini disebabkan karena kekuatan tradisi budaya dan sastra Hindu
Lebih terperinci1 P a g e. Penyebaran agama..., Styvegi Arvio D, FIB UI, 2013
1 P a g e 2 P a g e PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI PULAU JAWA OLEH SUNAN KALIJAGA MELALUI MEDIA WAYANG KULIT Styvegi Arvio Dandhel Sastra Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku etnis dan bangsa yang memiliki ciri khas masing-masing. Dari berbagai suku dan etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia dan juga merupakan suatu kekayaan yang sampai saat ini masih kita miliki dan patut kita pelihara. Tiap masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayang merupakan representasi kehidupan manusia yang memuat nilai, norma, etika, estetika, serta aturan-aturan dalam berbuat dan bertingkah laku yang baik. Wayang
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN Sebuah konsep adalah ide utama suatu desain untuk mengkomunikasikan suatu strategi desain secara visual (Marianne & Sandra, 2007: 194). Konsep akan menggambarkan perspektif segar
Lebih terperinciPewayangan Pada Desain Undangan. Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar.
Pewayangan Pada Desain Undangan Yulia Ardiani Staff UPT. Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Seni Indonesia Denpasar Abstrak Sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kesenian pada dasarnya muncul dari suatu ide (gagasan) dihasilkan oleh manusia yang mengarah kepada nilai-nilai estetis, sehingga dengan inilah manusia didorong
Lebih terperinciBAB V MENGANALISA PEMIKIRAN REKONSTRUKSI TRADISI PEWAYANGAN. Setelah memperhatkan secara seksama atas data-data yang penulis dapatkan
BAB V MENGANALISA PEMIKIRAN REKONSTRUKSI TRADISI PEWAYANGAN Setelah memperhatkan secara seksama atas data-data yang penulis dapatkan dilapangan, ada beberapa catatan mendasar atas fenomena kemunculan komunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciWAYANG KULIT SEBAGAI MEDIA PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI DEMAK PADA ABAD KE XV SKRIPSI
WAYANG KULIT SEBAGAI MEDIA PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI DEMAK PADA ABAD KE XV SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: Ruli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu animisme dan dinamisme. Setelah itu barulah masuk agama Hindu ke
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebelum datangnya Islam masyarakat Indonesia masih percaya akan kekuatan roh nenek moyang yang merupakan sebuah kepercayaan lokal yaitu animisme dan dinamisme.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari sebagai ekspresi jiwa manusia dapat diwujudkan dalam bentuk simbol yang mengandung arti yang beraneka ragam salah satunya digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Budaya lokal menjadi media komunikasi di suatu daerah yang dapat mempersatukan dan mempertahankan spiritualitas hingga nilai-nilai moral yang menjadi ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, tidak hanya suku yang berasal dari nusantara saja, tetapi juga suku yang berasal dari luar nusantara.
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DISUSUN OLEH Komang Kembar Dana Disusun oleh : Komang Kembar Dana 1 MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA STANDAR KOMPETENSI Mengapresiasi karya seni teater KOMPETENSI DASAR Menunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebudayaan. Perkembangan seni dan budaya didalamnya terdapat kesenian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni dan kebudayaan Indonesia memiliki kearifan lokal yang berkembang di setiap daerah di Indonesia bahkan mempunyai ciri khas dalam bentuk kebudayaan. Perkembangan seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan wayang sebagai salah satu aset berharga budaya Indonesia yang perlu dijaga kelestariannya. Wayang sudah diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan,
Lebih terperinciMATERI STUDI RELIGI JAWA
MATERI STUDI RELIGI JAWA Bahasa dan sastra; karya sastra Jawa Kuna yang tergolong tua; karya sastra Jawa Kuna yang bertembang; karya sastra Jawa Kuna yang tegolong muda; karya sastra yang berbahasa Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1 Makna Masyarakat 2.2 Kelompok / Masyarakat yang Masih Mempertahankan Wayang Kulit
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Makna Masyarakat Masyarakat itu sendiri merupakan suatu paham yang sangat luas dan dapat dipandang dari kebudayaan. berbagai macam sudut dan juga berbicara tentang dinamika merupakan
Lebih terperinciFalsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan. Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip
Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan Falsafah hidup masyarakat jawa dalam pertunjukan musik gamelan.zip letak georafisnya Gamelan salendro biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah islam si pulau Jawa telah berlangsung sangat lama. Selama perjalanan tersebut banyak hal-hal yang terjadi pada masa itu, diantaranya yaitu dialog antar kebudayaan.
Lebih terperinci2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif
2. Fungsi tari Tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis tari dalam kategori tari tradisional dan tari non trasional disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal di daerah yang memiliki beraneka ragam budaya, adat istiadat, norma
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Dawung adalah suatu masyarakat yang hidup dan bertempat tinggal di daerah yang memiliki beraneka ragam budaya, adat istiadat, norma serta aturan.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Punakawan merupakan tokoh dalam wayang yang merupakan bagian dari dunia
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1) Tokoh Punakawan Dalam Wayang Punakawan merupakan tokoh dalam wayang yang merupakan bagian dari dunia wayang yang hanya ada di Indonesia. Punakawan adalah tokoh yang khas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sebuah karya seni tidak terlepas dari pembuatnya, yaitu lebih dikenal dengan istilah seniman. Pada umumnya, seorang seniman dalam menuangkan idenya menjadi sebuah karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizky Nugaraha,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia adalah Suku Sunda. Dengan populasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan peranannya di masyarakat serta ciri khasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi tidak ada lagi sekat yang membatasi ruang kebudayaan di negara manapun di dunia ini. Kebudayaan apapun dapat dengan mudah di konsumsi dan di adaptasi
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gamelan adalah suatu istilah untuk berbagai jenis alat musik yang dimainkan di Indonesia. Seperti diketahui bahwa seni gamelan tidak hanya dimiliki oleh daerah Jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Setiap daerah atau kota di Indonesia memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Hal itu bisa dilihat pada pengaruh karya seni rupa peninggalan kerajaan
Lebih terperinciHasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde
Hasil Wawancara Dengan Ki Kasim Kesdo Lamono dan Paguyuban Cinde Laras - Bagaimana perkembangan kesenian wayang kulit saat ini ditengahtengah perkembangan teknologi yang sangat maju, sebenarnya semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur penting situasi di mana penutur mengujarnya. Makna. merupakan hubungan antara bahasa dengan bahasa luar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Bloomfield (dalam Abdul Wahab, 1995, h.40) makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batasbatas unsur-unsur penting situasi di
Lebih terperinciRESUME MEDIA PETUNJUKAN PRIYATIN NIM.
RESUME MEDIA PETUNJUKAN PRIYATIN NIM. 8106118082 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI INFORMASI PUBLIK (KIP) KONSENTRASI STUDI PRODUKSI MEDIA INFORMASI PUBLIK SEKOLAH TINGGII MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTAA 2012 MEDIA
Lebih terperinci2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Budaya lahir dan dibentuk oleh lingkungannya yang akan melahirkan berbagai bentuk pola tersendiri bagi masyarakat pendukungnya. Berbicara tentang kebudayaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN DATA
BAB II TINJAUAN DATA 2.1 Data Literatur 2.1.1 Data Umum 1. Tinjauan Terhadap Museum A. Pengertian Museum Kata Museum berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu Museion, yang artinya kuil untuk melakukan pemujaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai ada di Indonesia sejak pemerintahan Prabu Erlangga Raja Kahuripan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu produk budaya asli Indonesia yang terus berkembang seiring perkembangan sejarah nusantara adalah Wayang. Wayang tercatat mulai ada di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Flores, Cet-1, 2001, hlm Nilai kehidupan yang ada di masyarakat ini terintegrasi dalam sebuah sistem yang kemudian menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Permasalahan Misi yang berkembang selama berabad-abad bukanlah misi yang bersifat statis. Misi dapat ditafsirkan dan diartikan dalam banyak pemahaman,
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.
BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1. Legenda Hanoman 2.1.1 Perang Wanara dan Raksasa Setelah lakon Hanoman Obong. Hanoman kembali bersama Sri Rama dan Laskmana beserta ribuan pasukan wanara untuk menyerang Alengka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada peribahasa yang menyebutkan di mana ada asap, di sana ada api, artinya tidak ada kejadian yang tak beralasan. Hal tersebut merupakan salah satu kearifan nenek
Lebih terperinciPEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA
PEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA Oleh : Ni Made Meilani Dewasa ini, hepatitis menjadi suatu permasalahan global, utamanya hepatitis B.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali dikenal sebagai salah satu penyimpanan naskah-naskah kuna warisan nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai penyimpanan naskah-naskah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi yang memiliki unsur estetis dan dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan media bahasa. Karya sastra sendiri dapat diartikan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan adalah upaya menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap insan. Potensi itu berupa kemampuan berbahasa, berfikir, mengingat menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan bentuk masyarakat Heterogen, baik dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan bentuk masyarakat Heterogen, baik dari keanekaragaman suku bangsa, agama, kepercayaan, serta latar belakang sosial yang berbedabeda, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wayang kulit adalah salah satu bentuk seni pertunjukan yang sangat popular dan disenangi oleh berbagai lapisan masyarakat di Jawa khususnya di wilayah Jawa Tengah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali telah terkenal dengan kebudayaannya yang unik, khas, dan tumbuh dari jiwa Agama Hindu, yang tidak dapat dipisahkan dari keseniannya dalam masyarakat yang berciri
Lebih terperinciISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan oleh : UTTY RAKASIWI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam khazanah sastra Jawa Kuna (kawi) memang telah sejak lama memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan sastra Jawa Kuna yang berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan a. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya di dunia manusia mengalami banyak peristiwa baik itu yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Terkadang beberapa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. kata wuri dan buri, yang berarti belakang. Bunyi b dilambangkan dangan
15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori a. Wayang Kulit 1. Pengertian Wayang Kata wayang (bahasa Jawa), bervariasi dengan kata bayang, yang berarti bayangan; seperti halnya kata watu dan batu, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku, yang memiliki seni budaya, dan adat istiadat, seperti tarian tradisional. Keragaman yang
Lebih terperinciWayang dan Mahabharata. Written by Pitoyo Amrih Saturday, 23 August :57 - Last Updated Saturday, 23 August :16
Pengantar tulisan: Salah satu sahabat saya, Muhammad Ihwan, seorang yang berprofesi sebagai staf ahli di sebuah perusahaan kimia besar, telah merampungkan satu buku tebal tentang risalah kisah Mahabharata
Lebih terperinci( ) berusaha menggabungkan semua jenis wayang yang ada menjadi satu
11 6. Wayang Madya Wayang Madya diciptakan pada waktu Pangerarn Adipati Mangkunegoro IV (1853-1881) berusaha menggabungkan semua jenis wayang yang ada menjadi satu kesatuan yang berangkai serta disesuaikan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian mengenai Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler terhadap Tarian Rakyat Ebleg Kebumen, dapat diambil kesimpulan berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai
Lebih terperinci