BAB I PENDAHULUAN. atau pemberontakan yang dimulai dari Tunisia pada musim semi, Desember 2010.
|
|
- Sri Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara dan Timur Tengah mulai mengalami sebuah pergolakan yang selanjutnya dikenal dengan peristiwa Arab Spring. Peristiwa tersebut jika diartikan secara literal, bermakna musim semi Arab. Namun, secara istilah terdapat pendapat yang mengatakan bahwa Arab Spring adalah istilah untuk kebangkitan dunia Arab/Islam atau pemberontakan yang dimulai dari Tunisia pada musim semi, Desember Arab Spring telah terjadi di Tunisia sejak 18 Desember 2010, kemudian menyusul Mesir, perang saudara di Libya, pemberontakan sipil di Bahrain, Suriah, dan Oman. Protes besar di Aljazair, Irak, Yordania, Maroko, serta protes kecil di Kuwait, Lebanon, Mauritania, Arab Saudi, Sudan, dan Sahara Barat. Namun, dari keseluruhan kejadian tersebut, apa yang terjadi di Tunisia, Mesir, Aljazair, Libya, Yaman, Suriah, serta Bahrain merupakan yang paling strategis dan penting karena menjadi rebutan banyak pihak serta paling intens diberitakan oleh media massa. 1 Protes yang bernama Arab Spring ini pada awalnya menggunakan teknik pemberontakan sipil dalam kampanye yang melibatkan serangan, demonstrasi, pawai, dan pemanfaatan media sosial, seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan Skype. Tujuannya adalah mengorganisir, berkomunikasi, serta meningkatkan 1 M. Agastya ABM, Arab Spring : Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah, Jogjakarta : IRCiSoD, 2013, hal. 11 1
2 kesadaran terhadap usaha-usaha penekanan dan penyensoran internet oleh pemerintah. Dalam kejadian tersebut, banyak unjuk rasa ditanggapi keras oleh pihak berwajib, serta milis dan pengunjuk rasa propemerintah. Adapun slogan pengunjuk rasa di dunia Arab adalah ash-sha b yurid isqat an-nizam (rakyat ingin menumbangkan rezim ini). 2 Kejadian tersebut menunjukkan bahwa peristiwa Arab Spring merupakan sebentuk protes massa (revolusi) yang bertujuan menggulingkan, menurunkan, melengserkan, serta menjatuhkan para pemimpin negara karena telah bertindak diktator, otoriter, korup, dan menindas rakyat dalam memimpin. Sederhananya, massa (rakyat) turun ke jalan melakukan demonstrasi dan protes terhadap pemerintah, sekaligus menuntut presiden turun dari jabatannya. 3 Itulah revolusi yang sedang terjadi di dunia Arab, sebuah pergolakan yang berasal dari rakyat. Suriah merupakan salah satu dari negara Arab yang terkena hempasan Arab Spring. Kasus pergolakan yang terjadi di Suriah memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan negara-negara lainnya di kawasan Timur Tengah yang mengalami proses pergolakan Arab Spring. Dari segi korban, jumlahnya jauh lebih besar daripada revolusi yang terjadi di negara-negara Arab lainnya, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, mengatakan bahwa jumlah korban tewas di Suriah mencapai 90 ribu orang, data tersebut di dapatkan dari Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Saud al-faisal. PBB dan AS memperkirakan lebih dari 750 ribu warga Suriah telah meninggalkan negaranya. Sedangkan sekitar 2,5 juta lainnya 2 M. Agastya ABM, Ibid, hal Ibid 2
3 kehilangan rumah. 4 Dari segi waktu, apa yang terjadi di Suriah membutuhkan waktu yang relatif lama, karena pada faktanya aksi saling tembak antara pasukan pemerintah yang loyal terhadap Presiden Assad melawan para milisi bersenjata yang berjuang untuk perubahan di Suriah masih terus berlanjut. Sementara Bashar al-assad masih berhasil mempertahankan kekuasaannya sejak digoyang oleh pihak oposisi pada Februari Pada awalnya gerakan protes di Suriah yang terjadi dipermulaan tahun 2011 hanya dalam bentuk aksi-aksi demonstrasi yang secara terus menerus muncul di Suriah, rakyat Suriah menyuarakan tuntutannya untuk menghentikan rezim Bashar al-assad. Tetapi, dengan berjalannya waktu aksi demonstrasi yang dilakukan oleh rakyat Suriah akhirnya berkembang menjadi suatu pemberontakan nasional. Aksi pemberontakan nasional tersebut akhirnya berujung pada terjadinya konflik bersenjata internal di Suriah, karena pemerintah Suriah tidak segan-segan mempergunakan senjata api untuk merepresif dan membungkam pergolakan rakyat. Konflik yang terjadi di Suriah tersebut, menyebabkan rakyat mulai mengangkat senjata dan melakukan perlawanan terhadap pemerintah Suriah. Bahkan, berkembang menjadi sebuah gerakan yang berorientasi politik dengan kemunculan berbagai macam gerakan-gerakan yang ingin mengambil alih kekuasaan dalam rangka menggulingkan Assad. Seluruh pemimpin dunia saat ini memberikan perhatian serius kepada Suriah. Sejumlah langkah politik sudah diambil, Organisasi Kerjasama Islam 4 diakses pada 12 Mei
4 memutuskan membekukan keanggotaan Suriah menyusul krisis politik dan kemanusiaan yang makin memburuk di negara itu. Bahkan, Arab Saudi telah melontarkan inisiatif di Majelis Umum PBB agar al-assad meletakkan kekuasaannya kepada pihak oposisi dan mendorong demokratisasi. Secara geopolitik, krisis politik di Suriah menimbulkan friksi di negara-negara yang mempunyai hak veto di Perserikatan Bangsa-Bangsa karena Rusia dan China masih bertahan pada posisinya menggunakan hak veto menolak intervensi negara-negara Barat dalam masalah Suriah. Rakyat Suriah mempunyai kedaulatan politik untuk menentukan jatuh bangunnya kekuasaan al-assad. Perkara yang lebih menarik bagi penulis adalah ternyata pergolakan yang terjadi di Suriah tidak hanya mengundang kekuatan dari negara-negara besar saja, melainkan juga kekuatan tempur dari para mujahidin di berbagai wilayah. Mujahidin di Suriah yang menginginkan bentuk kekhilafahan Islam, memperoleh bantuan dari para mujahidin dari berbagai macam bangsa. Tidak hanya dari wilayah jazirah Arab, tetapi juga Kaukasus dan Eropa. Berdasarkan hal itu, konflik internal Suriah mempunyai karakternya sendiri jika dibandingkan dengan negara-negara lain dalam rentetan Arab Spring. Karakter itu terletak pada isu yang diperjuangkan oleh gerakan-gerakan perlawanan di Suriah, yang menginginkan agar Suriah pasca Assad adalah sebuah Negara Islam yang tegak di atas dasar Islam. Fenomena ini setidaknya menjadi sebuah pertanda dari kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan di Suriah. Menguatnya gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dapat kita lihat dari bermunculannya berbagai macam kelompok-kelompok 4
5 perlawanan milisi jihad Islam, salah satu diantara mereka adalah kelompok yang disebut sebagai Jabhat al-nusra (Front al-nusra), kelompok ini disebut-sebut berafiliasi dengan Al-Qaeda serta paling solid dan kuat di antara beberapa kelompok-kelompok lainnya. Jabhat al-nusra telah berhasil merebut beberapa lokasi strategis milik rezim Assad, diantaranya mereka berada di kota Idlib dan Aleppo, bahkan konsentrasi mereka sedang mengarah ke ibukota Suriah, yakni Damaskus. 5 Kelompok Jabhat al-nusra merilis video yang disebarluaskan melalui YouTube berisi pernyataan akan membawa hukum Allah kembali ke tanah-nya. Selain itu, Jabhat al-nusra bersama dengan sejumlah kelompok pejuang Islam lainnya mendeklarasikan Brigade Koalisi Pendukung Khilafah. 6 Amerika Serikat menyebut mereka sebagai kaum ekstrimis dan menjadikan Jabhat al-nusra dinyatakan sebagai organisasi teroris, melalui dimasukkannya Jabhat al-nusra ke dalam list organisasi kelompok terorisme. 7 Ketika Barack Obama berkunjung ke Timur Tengah dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Raja Abdullah II dari Yordania, beliau menyampaikan peringatan tentang bahaya Suriah pasca-assad yang digambarkan sebagai skenario mimpi buruk di mana lembaga-lembaga negara Suriah hancur dan 5 Mujiyanto, 2013 : Tahun berdirinya Khilafah?, Media Umat Edisi 96, 4-17 Januari 2013, Hal. 4 6 Dina Y. Sulaeman, Prahara Suriah : Membongkar Persekongkolan Multinasional, Depok : Pustaka Iman, Cetakan 1, Juni 2013, hal di akses pada 30 April
6 negara terpecah ke dalam sektarianisme, serta kelompok Islam mengisi kesenjangan. 8 Obama memiliki kekhawatiran terhadap prospek kelompok jihadis Islam yang mampu beroperasi secara bebas di Suriah. Obama beranggapan bahwa kaum ekstremis di Suriah tidak memiliki banyak hal yang dapat mereka tawarkan untuk membangun Suriah, namun mereka sangat baik memanfaatkan situasi konflik yang sedang berlangsung. Para analis kebijakan luar negeri di Washington berpendapat jika kaum Islam mengisi kevakuman kekuasaan hal ini bisa menimbulkan ancaman tidak hanya bagi Israel namun juga bagi negara-negara tetangga seperti Yordania dan Libanon. 9 Termasuk pula ancaman bagi kepentingan Amerika Serikat secara umum di kawasan Timur Tengah. Berangkat dari fenomena dan uraian di atas, penulis merasa sangat tertarik untuk mengetahui secara lebih mendalam lagi mengenai persepsi ancaman dari Amerika Serikat terhadap kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah, utamanya terkait dengan salah satu kelompok dari barisan pejuang Islam, yakni Jabhat al-nusra ( Front al-nusra ) yang dimasukkan oleh Amerika Serikat ke dalam list organisasi teroris dan di klaim sebagai organisasi yang merupakan cabang dari Al-Qaeda di Suriah. Fokus penulisan tesis ini bertumpu pada upaya untuk memberikan sebuah konstruksi penjelasan mengenai alasan yang menyebabkan Amerika Serikat mempersepsikan gerakan politik Islam 8 di akses pada 09 April Ibid 6
7 dalam pergolakan yang terjadi di Suriah, khususnya kelompok Jabhat al-nusra sebagai sebuah ancaman, sehingga dimasukkan kedalam list organisasi teroris. B. Rumusan Masalah Mengacu pada pemaparan yang telah dikemukan sebelumnya tentang persepsi ancaman dari Amerika Serikat terhadap kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan di Suriah utamanya terkait dengan eksistensi Jabhat al-nusra (Front al-nusra), maka kami mencoba untuk merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut, yaitu : Mengapa Amerika Serikat mempersepsikan kebangkitan gerakan politik Islam Jabhat al-nusra (Front al-nusra) dalam pergolakan yang terjadi di Suriah sebagai sebuah ancaman dan memasukkannya kedalam list organisasi teroris? C. Tinjauan Pustaka Hakikat dari penelitian ilmiah adalah untuk membuka tabir kegelapan agar menjadi terang dan lebih jelas atas fenomena atau obyek tertentu berdasarkan suatu parameter ilmiah, maka aktivitas penelitian tidak terhindar dari proses tesis, antithesis, maupun sintesis. Kajian pustaka pada intinya mengandung makna aktivitas peneliti untuk berdialog secara kritis dengan pendapat pihak lain. Dengan kajian pustaka berarti kapasitas peneliti akan berhadapan dengan konsep-konsep yang terlebih dulu ada. Kajian pustaka dilakukan secara selektif terhadap tema yang secara substansial relevan dengan kajian yang sedang dilakukan Irawati Singarimbun, Metode Penelitian Sosial, LP3ES, Jakarta, 1989, Hal
8 Tulisan-tulisan tentang Islam Politik termasuk didalamnya pembahasan tentang gerakan politik Islam dan hubungannya dengan Amerika Serikat sebenarnya telah banyak ditulis oleh para ilmuwan baik dalam bentuk buku, maupun jurnal-jurnal. Salah satu buku yang menurut penulis telah berhasil sangat baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara Amerika dan Islam politik adalah buku yang ditulis oleh Fawaz A. Gerges yang berjudul America and Political Islam : Clash of Civilization or Clash of Interest? ( Amerika dan Islam Politik : Benturan Peradaban atau Benturan Kepentingan?, edisi terjemahan ) 11. Buku tersebut menelaah pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap negara-negara Islam dari masa Carter sampai Clinton, dengan fokus pada pemikiran para elit kebijakan luar negeri AS terhadap negara-negara dan gerakan-gerakan Islam. 12 Buku tersebut mencoba memetakan berbagai penilaian masyarakat dan beberapa pandangan pribadi kalangan elit kebijakan luar negeri AS terhadap kebangkitan Islam untuk menyingkap pandangan dari beberapa era pemerintahan yang berbeda dalam kebijakan Amerika, kesinambungannya, serta ragamnya. Perbandingan yang dilakukan secara hati-hati terhadap wacana masyarakat dan pernyataan-pernyataan pribadi menunjukkan berbagai tema, nilai, serta pandanganpandangan yang bergaung saat ini, yang merupakan hal penting untuk memahami 11 Fawaz A. Gergez, America and Political Islam : Clash of Civilization or Clash of Interest? (Edisi Indonesia : Amerika dan Politik Islam : Benturan Peradaban atau Benturan Kepentingan?), Jakarta : AlvaBet, Cet.1, September Ibid, Hal. 1 8
9 perumusan dan tindakan-tindakan yang diambil dalam kebijakan AS tentang Islam. 13 Buku tersebut memaparkan bahwa ada tiga hal yang mendasari posisi Amerika terhadap Islam politik. Pertama, AS tidak ingin terlihat tak bersahabat bagi negara-negara Islam, ini dikhawatirkan bakal memperparah sikap mereka terhadap Amerika. Para pejabat pemerintah AS tidak mau mengulangi kesalahan yang dibuat saat menghadapi revolusi Islam di Iran. Alasan kedua, AS ragu-ragu untuk secara terbuka mendukung kelompok Islam manapun kecuali jika menguntungkan bagi kepentingan regionalnya ataupun kepentingan sekutunya. Pejabat-pejabat Amerika mengidap kecurigaan besar pada tujuan kebijakan luar negeri para aktivis Islam berikut agenda mereka. Alasan terakhir, di dalam lingkaran para pembuat kebijakan luar negeri AS terdapat sebentuk keyakinan tentang kemungkinan terjadinya hubungan baik antara Islam dan demokrasi. Namun, pandangan Amerika yang sudah dijejali dengan masukan-masukan implisit mengenai perilaku politik Islam, melihat Islam revolusioner itu antidemokrasi dan otoriter. Sehingga, bukannya memberikan panduan kebijakan yang konkret, pernyataan-pernyataan resmi AS jadinya berbentuk bahasa yang mendua dan bisa memunculkan beragam interpretasi. 14 Intinya buku yang ditulis oleh Gerges tersebut memberikan sebuah kesimpulan bahwa para kalangan elit kebijakan luar negeri AS dalam perkembangannya tidak memandang Islam sebagai sebuah ancaman yang bersifat 13 Ibid, Hal. 1-2, Lihat juga dalam Michael H. Hunt, Ideology and U.S. Foreign Policy (New Heaven, CT : Yale University Press, 1987), Hal Ibid, Hal. 4 9
10 monolitik dengan hanya mendasarkannya pada aspek budaya dan sejarah, tetapi juga memandang pada aspek politik dan pertahanan keamanan. Bahkan, masalah politik dan keamanan sekarang ini merupakan hal penting, mungkin jauh lebih penting ketimbang faktor budaya dan sejarah, karena berdampak langsung terhadap persepsi para pemimpin AS tentang kepentingan utama mereka. Kajian pustaka lainnya yang juga memiliki relevansi dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh International Crisis Group (ICG) yang berjudul Understanding Islamism, Middle East/North Africa Report N o 37 15, yang dipublikasikan pada 2 Maret Di dalam tulisan tersebut Islamism didefinisikan oleh International Crisis Group sama dengan Islamic Activism, yang bermakna sebuah tuntutan yang aktif, dan dukungan terhadap keyakinan, preskripsi, hukumhukum yang berasal dari karakter Islam. ICG membagi kelompok Islamism dalam dua bagian, Sunni Activism dan Syiah Activism. Sunni Activism juga kemudian dibagi dalam beberapa bagian, Pertama, kelompok politik Islam yang prioritas gerakannya fokus pada kekuasaan dan menghindari aksi-aksi kekerasan. Contoh dari gerakan ini adalah seperti Partai AKP di Turki, PKS di Indonesia dan Jamaat I Islami di Pakistan. Kedua, adalah kelompok missionary activism yang apolitis dan fokus pada dakwah menuju iman dan keshalehan individu. Contoh dari kelompok ini adalah kelompok Salafi. Selanjutnya, yang ketiga, kelompok jihadist yang bergerak di medan jihad/perang. Mereka fokus melakukan perjuangan bersenjata 15 International Crisis Group, Understanding Islamism : Middle East/North Africa Report N o 37, Cairo/Brussels, 2 March
11 untuk membela kaum muslim dari pendudukan Negara-negara Barat atau dari kekuasaan yang tunduk pada Negara-negara Barat. Berdasarkan pada sumber literatur tersebut penulis menjadi tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang persepsi ancaman dari Amerika Serikat terhadap kebangkitan gerakan politik Islam. Kasus terbaru saat ini yang menunjukkan ketegangan antara Amerika dan Islam politik adalah maraknya kemunculan berbagai macam gerakan-gerakan politik Islam yang terjadi di Suriah sebagai bagian dari Arab Spring yang dipersepsi oleh Amerika Serikat sebagai sebuah potensi ancaman karena aspek identitas Islam yang dibawanya, utamanya setelah dimasukkannya kelompok Jabhat al-nusra (Front al-nusra) oleh Amerika Serikat ke dalam list organisasi teroris. Atas dasar itu, penelitian ini berupaya untuk memberikan sebuah konstruksi penjelasan mengenai alasan yang menyebabkan Amerika Serikat mempersepsikan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah, khususnya kelompok Jabhat al-nusra sebagai sebuah ancaman, sehingga dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris. Sepengetahuan penulis, belum ada penelitian yang secara spesifik membahas tentang ancaman gerakan politik Islam (terkhusus kelompok Jabhat al-nusra) dalam pergolakan yang terjadi di Suriah. D. Kerangka Dasar Berfikir Kerangka analisis yang akan digunakan untuk menjawab perumusan masalah dan menarik suatu asumsi dasar yang berkaitan dengan masalah penelitian ini menggunakan konsep gerakan politik Islam yang nantinya akan menggambarkan apa sebenarnya yang disebut dengan gerakan politik Islam dalam 11
12 tulisan ini. Selanjutnya, kerangka teoritik yang berbasis pada perspektif konstruktivisme dalam upaya untuk menjelaskan tentang persepsi aktor yang dibentuk oleh identitas, ide, dan norma-norma yang dimilikinya. 1. Gerakan Politik Islam, Jabhat al-nusra (Front al-nusra) Gerakan Politik Islam dalam beberapa buku sering disebut sebagai Political Islam. Pengkajian yang membahas tentang fenomena kemunculan Gerakan Politik Islam tersebut, secara jelas dibahas dalam buku Joel Beinin dan Joe Stork yang berjudul Political Islam : Essays from Middle East Report yang diterbitkan oleh University of California Press pada tahun Buku tersebut mengungkapkan bahwa mengapa Joel Beinin menggunakan istilah Political Islam bukan Islam Fundamentalis, seperti yang disebutkan oleh para politisi karena istilah fundamentalisme tidak sesuai untuk gerakan politik Islam, mengingat istilah ini berasal dari gerakan Kristen Protestan pada awal abad ke-20 untuk meyakinkan bahwa Injil merupakan firman Tuhan, sedangkan gerakan politik Islam tidak ada satu pun yang menyangsikan bahwa Al-Qur an sebagai kumpulan firman Tuhan. Tepatnya dikatakan, Nonetheles, fundamentalism is a problematic comparative term. It is inescapably rooted in a specific Protestan experience whose principle theological premise is that the Bible is the true word of God and should be understood literally. 16 Gerakan politik Islam didefenisikan sebagai gerakan politik yang menggunakan Al-Qur an dan Hadist sebagai dasar gerakan mereka. 17 Ada beberapa 16 Joel Beinin dan Joe Stork, Political Islam : Essays from Middle East Report, University of California Press, 1997, hal Ibid 12
13 cara menyebut Jabhat al-nusra atau Front al-nusra, dalam bahasa Arab disebut Jabhat an-nuṣrah li-ahl ash-shām yang berarti Front Pendukung untuk warga Levant/Syam. Karena pertimbangan kelaziman bahasa Arab yang biasa diadopsi ke dalam bahasa Indonesia maka penelitian ini menggunakan nama Jabhat al-nusra (Front al-nusra). Gerakan politik Islam biasanya akan muncul dalam keadaan negara menjadi sekuler, sementara sebagian besar penduduknya mempunyai akar Islam yang kuat, penguasa terlalu dekat dengan Barat, masyarakat Islam dimarginalkan di negara yang sebagian besar beragama Islam. 18 Gerakan politik Islam ini mempunyai agenda untuk menerapkan syariah Islam dan konsep-konsep politik Islam dalam lingkup negara, menentang pemisahan antara urusan agama dengan urusan negara yang dianggap sebagai sekularisme, dan melawan segala bentuk penjajahan serta penindasan kepentingan Islam, khususnya di negara yang mayoritas beragama Islam. Selain itu, juga terkadang jalur kekerasan sering dipilih oleh gerakan politik Islam untuk mewujudkan tujuannya Perspektif Konstruktivisme Konstruktivisme muncul sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan antara empirisis dan pos-positivis. Konstruktivis mengklaim bahwa orang bertindak di dunia sesuai dengan persepsi mereka tentang dunia itu, dan bahwa dunia nyata atau obyektif membentuk persepsi itu. Persepsi ini, kata mereka, muncul dari identitas orang yang, menurut kaum konstruktivis, dibentuk oleh pengalaman dan 18 Siti Mutiah Setiawati, Mekanisme Consociational dalam Penyelesaian Konflik Internal Lebanon, Yogyakarta : Elmatera Publishing, 2010, hal Ibid, hal Lihat juga dalam Siti Mutiah Setiawati, Kekuatan Gerakan Politik Islam di Timur Tengah dari Iran Hingga Al-Jazair, laporan penelitian FISIPOL UGM, 2003, hal
14 norma-norma sosial yang berubah. Sebagai contoh, mereka yang menganggap dirinya miskin atau tak berdaya mempersepsi dunia dengan cara yang sangat berbeda dari mereka yang mengidentifikasi diri sebagai kaya atau berkuasa. Begitu orang tahu siapa mereka, mereka dapat memahami kepentingan mereka dan membuat kebijakan-kebijakan yang melayani kepentingan mereka. 20 Namun, tidak seperti kaum realis dan liberal yang menganggap identitas dan kepentingan sebagai sesuatu yang terberikan yang nyaris tak berubah, kaum konstruktivis memandang pembentukan identitas sebagai proses penting dan dinamis. Bagi kaum konstruktivis, kepentingan tidak inheren atau ditentukan sebelumnya, melainkan dipelajari melalui pengalaman dan sosialisasi. Di mana kaum realis dan liberal menganggap bahwa para aktor adalah orang-orang egois yang selalu ingin memaksimalisasikan keuntungan mereka, kaum konstruktivis memandang para aktor bersifat sosial dalam arti ide-ide dan norma-norma mereka berkembang dalam konteks sosial. Akibatnya, identitas berubah seiring waktu selama interaksi dan berkembangnya keyakinan dan norma serta akibatnya begitu juga dengan kepentingan. Kaum konstruktivis berpendapat bahwa ide-ide dan norma-norma kolektif memainkan peran utama dalam memproduksi identitas dan kepentingan. 21 Kaum Konstruktivis percaya bahwa cara orang mendefenisikan dirinya membentuk cara mereka bertindak, sikap mereka berkenaan dengan apa yang oleh 20 John Gerard Ruggie, Constructing the World Polity (New York : Routledge, 1998). Lihat juga dalam Richard W. Mansbach dan Kirsten L. Rafferty, Introduction to Global Politics (Edisi Indonesia : Pengantar Politik Global), Bandung, Nusa media : 2012, Hal Richard W. Mansbach dan Kirsten L. Rafferty, Ibid, Hal
15 teoritisi hari ini disebut masalah agen-struktur, 22 lebih cocok dengan keyakinan liberal bahwa para aktor (pemimpin atau negara, misalnya) atau agen membentuk politik global daripada dengan keyakinan neorealis bahwa faktorfaktor struktural seperti anarki, distribusi kemampuan militer pada seluruh sistem global, pasar ekonomi global, atau budaya memaksa individu-individu untuk bertindak seperti yang mereka lakukan. Bagi Konstruktivis, agen punya kemampuan untuk bertindak dengan bebas di dalam batasan-batasan struktur, dan persepsi mereka tentang lingkungan mereka, termasuk struktur, dan interaksinya dengan satu sama lain mempengaruhi perilaku mereka, yang selanjutnya membentuk struktur. Keyakinan dan tindakan mereka mengubah struktur yang selanjutnya membatasi mereka dengan cara-cara baru, sebuah siklus yang dapat dilacak secara historis. 23 Kaum konstruktivis tetap empirisis tetapi, tidak seperti banyak empirisis, mereka fokus terutama pada faktor-faktor obyektif seperti norma-norma, ide-ide, dan nilai-nilai. Kaum konstruktivis, yang sebagian percaya bahwa pendekatan mereka adalah pertengahan antara determinisme struktural neorealisme dan keyakinan liberal bahwa dunia fleksibel secara tak terbatas, berpendapat bahwa kadang-kadang peristiwa-peristiwa sangat mempengaruhi keyakinan dan norma individu dan kelompok. Misalnya ketika terjadi perang besar, para pemimpin dan elite lain mungkin mulai memandang dunia secara berbeda dan ketika mereka 22 Alexander E. Wendt, The Agent-Structure Problem in International Relations Theory, International Organization 41:3 (Summer, 1987), Hal Lihat juga dalam Richard W. Mansbach dan Kirsten L. Raffery, ibid, Hal Richard W. Mansbach dan Kirsten L. Rafferty, Ibid, hal
16 berinteraksi menghasilkan konsensus seputar norma-norma baru dan cara-cara baru dalam berperilaku. 24 Konstruktivisme mengembangkan konsep pilihan yang secara mendalam digali dari identitas pemimpin, tentang bagaimana mereka mendefinisikan Negara atau kelompok mereka, siapa mereka, dan bagaimana mereka melihat diri mereka dalam hubungan dengan orang lain. Konstruktivis telah memperluas daftar penjelasan psikologis hubungan internasional yang biasanya berfokus pada keyakinan, citra, dan penilaian pemimpin dengan memasukkan keyakinan kolektif atau keyakinan bersama yang merupakan identitas bersama, dan prosesproses penciptaan norma dan kepatuhan norma. Konstruktivis menganggap identitas dan kepentingan sebagai diciptakan terutama melalui interaksi dengan orang lain. Mereka membangun kedalam konsep identitas tidak hanya kepentingan tetapi perhatian terhadap norma-norma sebagai unsur pembentuk. 25 E. Hipotesis Melalui kerangka dasar berfikir yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat dibangun dalam penelitian ini sebagai sebuah kesimpulan sementara adalah, kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan Suriah sangat mempengaruhi persepsi Amerika Serikat. Persepsi tersebut mewujud dalam bentuk persepsi ancaman yang berasal dari Amerika Serikat terhadap kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan Suriah, utamanya melalui dimasukkannya 24 Ibid, hal Walter Carlsnaes, Thomas Risse, & Beth A. Simmons, Handbook of International Relations (Edisi Indonesia : Handbook Hubungan Internasional), Bandung : Penerbit Nusa Media, 2013, Hal
17 Jabhat al-nusra (Front al-nusra) ke dalam list organisasi teroris, yang dipandang sebagai konstruksi realitas sosial dengan menekankan pada peran ide-ide dan norma-norma kolektif yang memproduksi perbedaan antara dua identitas yang saling berlawanan dan benturan kepentingan yang berbeda. Identitas konstruksi Amerika adalah identitas sebagai bangsa Amerika yang merupakan masyarakat demokratis yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan dan hak azasi manusia, sementara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan di Suriah yang diwakili oleh Front al-nusra menunjukkan adanya sebuah gerakan politik yang berkeinginan untuk menerapkan syariah Islam dan konsep-konsep politik Islam dalam lingkup negara, dengan didasarkan pada karakter dan identitas Islam. Sebagai negara adidaya global Amerika Serikat memiliki tanggung jawab untuk melindungi pemerintah-pemerintah yang bersahabat, sekaligus menjaga kawasan Timur Tengah dari ancaman kaum ekstrimis yang semakin meningkat dengan adanya gerakan-gerakan politik Islam yang dapat berujung pada terorisme Internasional maupun domestik. F. Metode Penelitian Berkaitan dengan metode penelitian, maka dalam penulisan tesis ini penulis menggunakan pendekatan metode eksplanatif. Pendekatan ini penulis gunakan untuk menjelaskan tentang alasan yang menyebabkan munculnya persepsi ancaman dari Amerika Serikat terhadap kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah. Data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang sebagian besar berasal dari buku-buku, jurnal, laporan tertulis, 17
18 website, koran online, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan obyek penelitian kami. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelusuri berbagai dokumen tertulis yang berkaitan dengan buku-buku, laporan, jurnal, website, koran dan sebagainya. Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis dengan teknik analisis kualitatif, dimana penulis akan menjelaskan dan menggambarkan permasalahan berdasarkan fakta-fakta dan data-data yang telah diperoleh untuk selanjutnya dianalisis secara kualitatif. G. Sistematika Penulisan Untuk membuktikan hipotesis utama dan menjawab rumusan masalah, penulis akan membagi pembahasan dalam lima bab. Bab pertama akan membahas mengenai pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tinjauan pustaka, kerangka dasar berfikir, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Kemudian dalam bab dua akan dibahas tentang kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan di Suriah. Bab tiga akan menjelaskan mengenai strategi Amerika Serikat dalam pergolakan Suriah dan persepsinya terhadap gerakan politik Islam Jabhat al- Nusra. Bab empat membahas mengenai konstruksi ancaman dan peran identitas dalam membentuk persepsi Amerika Serikat terhadap gerakan politik Islam Jabhat al-nusra. Kemudian bab lima akan menjadi penutup dari pembahasan sebelumnya. 18
BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai
BAB V PENUTUP Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai hubungan antara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah dengan persepsi Amerika Serikat, yang
Lebih terperinciBAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-
166 BAB VI 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al- Assad berkaitan dengan dasar ideologi Partai Ba ath yang menjunjung persatuan, kebebasan, dan sosialisme
Lebih terperinciDalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.
Pengantar: Kerajaan Arab Saudi mengelompokkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris, sama dengan Al Qaeda, dan lainnya. Ada apa di balik semua ini? Adakah negara lain punya peran? Simak pembahasannya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator
BAB V KESIMPULAN Amerika serikat adalah sebagai negara adidaya dan sangat berpengaruh di dunia internasional dalam kebijakan luar negerinya banyak melakukan berbagai intervensi bahkan invasi dikawasan
Lebih terperinciIa mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.
Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ideologi tak pernah mati. Begitu juga Islam. Meski telah kehilangan institusinya sejak 3 Maret 1924, ideologi Islam tetap tertanam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada tahun 1991 Pecahnya Uni Soviet, banyak bagian bagian wilayah darinya membentuk negara-negara kecil baru, namun secara umum masih mempunyai kawasan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, menjadi salah satu tujuan negara-negara asing untuk merebut. kepentingan nasionalnya di Timur Tengah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rusia adalah negara terbesar di dunia yang terletak di sebelah timur Eropa dan utara Asia. Pada saat Uni Soviet, Rusia merupakan negara bagian terbesarnya dan
Lebih terperincicambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan
BAB V KESIMPULAN Arab Saudi merupakan negara dengan bentuk monarki absolut yang masih bertahan hingga saat ini. Namun pada prosesnya, eksistensi Arab Saudi sering mengalami krisis baik dari dalam negeri
Lebih terperinciBAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara
BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH A. Alasan Pemilihan Judul Liga Arab adalah organisasi yang beranggotakan dari negara-negara Arab. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan
Lebih terperinciKonstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut
Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan
BAB V KESIMPULAN Ulama merupakan salah satu entitas yang penting dalam dinamika politik di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan pemerintah atau kerajaan dan mengkafirkan
Lebih terperinciDemokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi
Rani Apriliani Aditya 6211111049 Hubungan Internasional 2011 Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Apa yang diprediksikan oleh Huntington dalam bukunya Gelombang Demokrasi Ketiga dapat dikatakan benar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara merupakan salah satu subjek hukum internasional. Sebagai subjek hukum internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu, salah satunya
Lebih terperinciLampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja
Lampiran Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Maret 2011 Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja membuat graffiti politik, puluhan orang tewas ketika pasukan keamanan menindak Demonstran Mei
Lebih terperinciBAB IV ANALISA KONFLIK SURIAH
BAB IV ANALISA KONFLIK SURIAH Pemberontak di suatu Negara dapat di jelaskan dengan mengkaji siapa yang memiliki atau tidak memiliki kemauan untuk memberontak melawan kelompok yang berkuasa. Begitupun di
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial
BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan
Lebih terperinciWestget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.
Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,
Lebih terperinciA BOON OR A BANE. P r o j e c t FOR DEMOCRACY? i t a i g k a a n. Amr Hamzawy and Nathan J. Brown. Berkah atau Kutukan Buat Demokrasi?
l Edisi 011, September 2011 A BOON OR A BANE P r o j e c t FOR DEMOCRACY? i t a i g k a a n D Amr Hamzawy and Nathan J. Brown Berkah atau Kutukan Buat Demokrasi? Review Paper oleh Nur Iman Subono 1 Edisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri Arab Saudi pada dasarnya berfokus pada kawasan Timur Tengah yang dapat dianggap penting dalam kebijakan
Lebih terperinci2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini tidak ada negara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa dewasa ini tidak ada negara yang dapat hidup sendiri tanpa ada bantuan dari negara lain. Fungsi sosial dari suatu negara terhadap
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah.
BAB V KESIMPULAN Fenomena Arab Spring yang dimulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Yaman, dan menjalar ke Suriah merupakan akar dari konflik berkepanjangan yang terjadi di Suriah. Fenomena ini menjadi momen
Lebih terperincibilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika
BAB V KESIMPULAN Amerika Serikat merupakan negara adikuasa dengan dinamika kebijakan politik luar negeri yang dinamis. Kebijakan luar negeri yang diputuskan oleh Amerika Serikat disesuaikan dengan isu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca untuk membaca apa yang ditulisnya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan gaya bahasa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak masa reformasi ditandai dengan adanya kebebasan terhadap pers dalam
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan media massa di Indonesia yang berkembang pesat terutama sejak masa reformasi ditandai dengan adanya kebebasan terhadap pers dalam menyajikan beragam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi
BAB V KESIMPULAN Gerakan Islamic State of Irak and Syiria (ISIS) atau sering juga disebut Islamic State of Irak and Levant (ISIL) yang saat ini berubah nama menjadi Islamic State (IS). Gerakan ISIS merupakan
Lebih terperincimengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea
BAB V PENUTUP Tesis ini menjelaskan kompleksitas keamanan kawasan Asia Timur yang berimplikasi terhadap program pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Kompleksitas keamanan yang terjadi di kawasan Asia
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan
BAB IV KESIMPULAN Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan kebijakan politik luar negeri Rusia terhadap keberadaan
Lebih terperinciSaleem Achia, Aktivis Hizbut Tahrir Inggris
Saleem Achia, Aktivis Hizbut Tahrir Inggris Buku Defeating the New Caliphate menyerukan kepada orang Kristen dan Yahudi untuk bersama-sama membendung tegaknya khilafah. Seruan itu bukan basi-basi, tapi
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.
BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. menolak Islamophobia karena adanya citra buruk yang ditimbulkan oleh hard
BAB V KESIMPULAN Riset ini membahas salah satu isu yang berkaitan dengan fenomena Islamophobia yang berkembang di Amerika Serikat pasca 9/11 dikarenakan kebijakan hard diplomacy George W.Bush dan motivasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Historis Kekalahan Uni Soviet dalam perang dingin membuatnya semakin lemah sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini dimanfaatkan oleh negara-negara
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN Prosperity Outhority faktor sosial ekonomi politik
BAB IV KESIMPULAN Setelah melakukan beberapa analisa data melalui pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan penelitian ini kedalam beberapa hal pokok untuk menjawab pertanyaan
Lebih terperinciKekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis.
Kekayaan alam Mali sangat menggiurkan sehingga Prancis tak mau kehilangan cengkeramannya, sementara Amerika ingin mendepat Prancis. Tanpa ada mandat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), tentara Prancis masuk
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME
PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang
Lebih terperinciPENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001
PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Kepemilikan senjata nuklir oleh suatu negara memang menjadikan perubahan konteks politik internasional menjadi rawan konflik mengingat senjata tersebut memiliki
Lebih terperinciMuhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI
Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI Survei syariah terbaru yang diselenggarakan SEM Institute menunjukkan mayoritas rakyat Indonesia (72 persen) menginginkan tegaknya syariah hingga level negara. Ini mengkonfirmasi
Lebih terperinciMempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah.
Mempertahankan sistem militer dan sistem demokrasi sama saja memperpanjang kolonialisme. Pilihan satu-satunya adalah khilafah. Luka itu belum sembuh. Mesin perang tentara dan polisi Mesir mengoyak-ngoyak
Lebih terperinciMali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing
Negara Mali menjadi rebutan negara-negara Barat. Prancis, sebelum keduluan negara lain, menginvasi negeri itu dengan mengirimkan tentaranya. Perserikatan Bangsa-Bangsa diam seribu bahasa terhadap kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar negara di Timur Tengah mulai dari Tunisia, Mesir, Libya, Suriah, sampai Yaman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gelombang musim semi Arab (Arab Sping) telah banyak mengubah konfigurasi politik di Timur Tengah. Gelombang yang di dasari oleh tuntutan akan demokratisasi ini
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. terbesar itu dilaksanakan bersamaan pada sidang tahunan ke-41 IDB di Jakarta. IDB
BAB V KESIMPULAN Meskipun Indonesia belum bisa lepas dari jerat utang, namun Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan Indonesia merupakan negara penerima bantuan IDB terbesar bila dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan
201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meyampaikan pendapatnya di pertemuan rakyat terbuka untuk kepentingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media dan demokrasi merupakan dua entitas yang saling melengkapi. Media merupakan salah satu produk dari demokrasi. Dalam sejarah berkembangnya demokrasi, salah satu
Lebih terperinciyang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan
Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup
Lebih terperinciTidak hanya di Indonesia, Amerika bermain hampir di semua kawasan negeri Islam.
Tidak hanya di Indonesia, Amerika bermain hampir di semua kawasan negeri Islam. Istilah presiden boneka sebenarnya bukan hal baru dalam politik di Indonesia. Hanya saja, penampakannya berbeda-beda dalam
Lebih terperinciHisham Albaba. Ketua Maktab I lamiy Hizbut Tahrir Suriah
Hisham Albaba Ketua Maktab I lamiy Hizbut Tahrir Suriah Beberapa bulan setelah revolusi Suriah meletus, Hisham Albaba akhirnya dapat kembali ke Suriah, setelah 25 tahun dicekal pulang ke dalam negeri lantaran
Lebih terperinciPERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115
PERSAINGAN EKONOMI INDONESIA KEPERCAYAAN KONSUMEN TERTINGGI NOMOR 3 DI DUNIA INDEKS KEPERCAYAAN KONSUMEN SEBESAR 115 SUMBER: www.indonesia-investments.com & www.m.tempo.co INDONESIA PERINGKATKEDUA DUNIA
Lebih terperinciMengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?
Hafidz Abdurrahman Ketua Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI Inggris melakukan berbagai upaya untuk mendudukkan Yahudi di Palestina namun selalu gagal. Tapi setelah khilafah runtuh dan ruh jihad mati barulah negara
Lebih terperinciDunia di Ambang Perang. Laporan Reguler SYAMINA 01/Januari 2016
Daftar Isi Invasi Rusia di Ukraina 2 Konflik Suriah 3 Negara-Negara Pemain Konflik di Suriah 4 Konflik Suriah, Ambang Pintu Perang Dunia? 6 Perang Melawan Terorisme Dengan Definisi Masing-Masing 9 Kegagalan
Lebih terperinciIDEOLOGI GERAKAN ISLAM KONTEMPORER. Fundamentalisme, Islamisme, Salafisme, dan Jihadisme
IDEOLOGI GERAKAN ISLAM KONTEMPORER Fundamentalisme, Islamisme, Salafisme, dan Jihadisme Pengantar Istilah-istilah yang muncul terkait dengan faham dan gerakan Islam kontemporer kebanyakan dari hasil kajian
Lebih terperinciIndonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia?
{mosimage} Hafidz Abdurrahman Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Tak lama lagi, rakyat Indonesia akan kembali berpesta dalam demokrasi. Setelah beberapa waktu lalu diminta memilih wakil rakyat, kini rakyat
Lebih terperinciRESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.
RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah suatu konsep dimana suatu bangsa merasa memiliki suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes (Chavan,
Lebih terperinciPidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016
Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016 Bapak Presiden SMU PBB, Saya ingin menyampaikan ucapan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. satu pemicu konflik. Sebelum Yaman Unifikasi mereka terbelah menjadi dua
BAB V KESIMPULAN Yaman merupakan sebuah negara yang terletak di jazirah arab dengan segala sumberdayanya yang melimpah. Namun hal itu tidak dapat membuat Yaman menjadi negara maju, bahkan melah menjadikan
Lebih terperinciPERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM
PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM Sebelum PD I studi Hubungan Internasional lebih banyak berorientasi pada sejarah diplomasi dan hukum internasional Setelah PD I mulai ada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cadangan minyak bumi nomer dua terbesar di dunia dan gas alamnya yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irak merupakan sebuah kawasan yang subur yang terletak didaerah lembah sungai Eufrat dan Tigris. Irak berpotensi menjadi sebuah Negara terkaya di dunia, karena cadangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada akhir tahun belakangan ini salah satu organisasi Transnasional (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pasalnya hal
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008
BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dalam sejarah terorisme di abad ke-20, dikenal sebuah kelompok teroris yang cukup fenomenal dengan nama Al Qaeda. Kelompok yang didirikan Osama bin Laden dengan beberapa rekannya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengambil kesimpulan sebagai berikut: A. Sikap Amerika Serikat Terhadap Wikileaks Dan Kebebasan Informasi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dari bab-bab diatas, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: A. Sikap Amerika Serikat Terhadap Wikileaks Dan Kebebasan Informasi
Lebih terperinciKapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini.
Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini. Mungkin hanya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menentang kedatangan Presiden Barack Obama
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik internasional antar dua negara cukup terdengar akrab di telinga kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih terganggu akibat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi. 1 Media massa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka, dapat disimpulkan bahwa, Rusia merupakan negara yang memiliki latar belakang sejarah Islam. Islam masuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.
Lebih terperinci3. Dalam memahami konflik di Timur Tengah terdapat faktor ideologi, energi, otoritarianisme, geopolitik, dan lainnya.
Keynote Speech Wakil Menteri Luar Negeri RI: HE. Dr. A.M. Fachir Pada SEMINAR INTERNASIONAL THE ROLE OF SOUTHEAST ASIA COUNTRIES IN FONCLICT RESOLUTION IN THE MIDDLE EAST A. Pendahuluan 1. Konflik dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap
BAB V KESIMPULAN BAB V merupakan bab yang berisi kesimpulan-kesimpulan dari setiap pembahasan yang ada di dalam karya tulis (skripsi) ini. Kesimpulan tersebut merupakan ringkasan dari isi perbab yang kemudian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,
Lebih terperinciKomunisme dan Pan-Islamisme
Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti
Lebih terperinciPENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bantuan luar negeri (foreign aid) digunakan saat suatu kawasan sedang dilanda bencana alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor
Lebih terperinciDalam bidang ekonomi, krisis keuangan yang menimpa negara-negara Eropa seperti Portugal
KOPI, Permasalahan dunia kian hari kian sulit dan semakin kompleks, mulai dari kemiskinan, krisis ekonomi, pemanasan global, terorisme hingga epidemi penyakit baru. Permasalahan-permasalahan itu akan sangat
Lebih terperinci4 Perubahan Geopolitik Timur Tengah Pasca Kelahiran ISIS
4 Perubahan Geopolitik Timur Tengah Pasca Kelahiran ISIS Afifah Cahyaningtyas E-mail: afi_rocket@yahoo.com Dian Muhammad Supriyatno E-mail: rdian_ahmad@yahoo.com G eopolitik merupakan aspek utama yang
Lebih terperinciINTISARI. Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan. RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005
INTISARI Nama : Lintar Setyanto NIM : 151090234 Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005 Arab Saudi merupakan salah satu negara di
Lebih terperinciPerjuangan menegakkan khilafah di Indonesia beresonansi ke seluruh dunia.
Perjuangan menegakkan khilafah di Indonesia beresonansi ke seluruh dunia. Dakwah syariah dan khilafah telah mengglobal. Seruan perjuangannya menyelusup ke seluruh pelosok dunia dengan berbagai dinamikanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan oleh para
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sejarah fundamentalisme Islam di Indonesia mengalami perkembangan yang dinamis dari era orde lama sampai orde reformasi saat ini. Varian fundamentalisme sudah banyak dikategorisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mesir, Libya, Bahrain, Yaman, Irak, dan Suriah. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Sejak 18 Desember 2010, telah terjadi suatu fenomena revolusi di Tunisia, Mesir, Libya, Bahrain, Yaman, Irak, dan Suriah. 1 Fenomena revolusi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah Arab Saudi, Lihat Goverment and Administration dalam The Kingdom of Saudi Arabia, terbitan resmi
BAB I PENDAHULUAN Arab Saudi sebagai negara dengan bentuk monarki absolut mengalami tantangan dalam mempertahankan legitimasinya. Masalah utama yang dihadapi Arab Saudi dengan bentuk monarki adalah negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek
Lebih terperinciAgen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan
Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Oleh Hardy Merriman Aksi tanpa kekerasan menjadi salah satu cara bagi masyarakat pada umumnya, untuk memperjuangkan hak, kebebasan, dan keadilan. Pilihan tanpa
Lebih terperinciTindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam
Tindakan Amerika di negeri-negeri Muslim itu berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam Presiden Barack Obama kembali menjejakkan kakinya di Indonesia. Tidak ke Jakarta sebagaimana November 2010
Lebih terperinciKEBANGKITAN MASYARAKAT SIPIL KELAS MENENGAH
KEBANGKITAN MASYARAKAT SIPIL KELAS MENENGAH Rhiza S. Sadjad 1 Allah SWT berfirman dalam al-qur'an-ul-karim 2 : إن ي م س سك م ق ر ح ف قد م س ال قو م ق ر ح مث ل ه وت ل ك ال يا م ن داو ل ها ب ي ن ال نا س
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Salah satu tujuan manusia berkomunikasi adalah mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Salah satu tujuan manusia berkomunikasi adalah mendapatkan informasi, mengungkapkan
Lebih terperinciSYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI
l Edisi 003, Agustus 2011 SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI P r o j e c t i t a i g k a a n D Saiful Mujani Edisi 003, Agustus 2011 1 Edisi 003, Agustus 2011 Syariat Islam dan Keterbatasan Demokrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Thailand merupakan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah. Meskipun demikian, negara ini tidak luput dari permasalahan konflik dalam
Lebih terperinciyang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi
BAB V PENUTUP Penelitian ini berawal dari sebuah keputusan berani yang dikeluarkan oleh Presiden Perancis Nicholas Sarkozy pada tahun 2012 terkait penarikan pasukan Perancis dari Afghanistan. Dikatakan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa
REKONSTRUKSI DATA B. NO Analisa Analisa dan koding tematik Perceive threat Adanya ketidakadilan terhadap pelebelan terorisme yang dirasakan umat Islam FGD.B..8 FGD.B..04 FGD.B.. FGD.B..79 FGD.B..989 Umat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) ( al-dawlah al-islāmīyah fī al-irāq wa-al-shām) juga dikenal sebagai Negara Islam( Islamic State (IS) ad-dawlah al- Islāmiyyah),
Lebih terperinciPROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA
PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum
Lebih terperinciOrang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.
Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris. Tidak pernah ada cerita orang Kristen disebut teroris, meski tindakannya sama persis dengan teroris.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di negara-negara Afrika Utara dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Fenomena Arab Spring merupakan sebuah fenomena yang memunculkan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di negara-negara Afrika Utara dan Timur Tengah. Fenomena
Lebih terperincisanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.
BAB. V KESIMPULAN Dunia yang terkungkung dalam persaingan kekuatan membuat negaranegara semakin aktif untuk meningkatkan persenjataan demi menjaga keamanan nasionalnya. Beberapa tahun silam, Ukraina mendapat
Lebih terperinci