BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA. DI MTs ISTIFAIYAH NAHDLIYAH BANYURIP AGENG PEKALONGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA. DI MTs ISTIFAIYAH NAHDLIYAH BANYURIP AGENG PEKALONGAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PERATURAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI MTs ISTIFAIYAH NAHDLIYAH BANYURIP AGENG PEKALONGAN Pada bab IV akan membahas tentang analisis implementasi peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan, meliputi: Analisis implementasi peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan dan Analisis kendala yang dihadapi implementasi peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan. A. Analisis Implementasi Peraturan Sekolah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan 1. Analisis Kebijakan Peraturan Sekolah Kegiatan terpenting dalam menguji efektivitas tata tertib adalah pada pelaksanaannya. Di sini terkait dengan sejauh mana upaya pihak sekolah dalam menegakkan tata tertib yang telah disusun. Sebab betapapun baiknya tata tertib tapi jika tidak ditegakkan secara konsekuen maka tidak akan banyak artinya dalam pengembangan budaya dan iklim sekolah. Penegakan tata tertib terutama difokuskan pada upaya membantu siswa dan semua warga sekolah untuk menyesuaikan diri dengan setiap 86

2 87 No. butir dalam aturan tata-tertib tersebut. Penjatuhan hukuman atas pelanggaran tata tertib hendaknya disertai dengan penjelasan mengenai alasan dan maksud positif dari pengambilan tindakan tersebut. Sanksi penegakan tata tertib sekolah dilakukan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah urusan kesiswaan. Berdasarkan dokumentasi dan wawancara pada bab III maka dapat dianalisis kebijakan peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan berdasarkan tata tertib yang diterapkan di sekolah dapat dianalisis sebagai berikut: 1 Tabel 3 Kebijakan Peraturan Sekolah di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan Jenis Pelanggaran Yang Dilakukan Tidak tadarus atau tidak membawa Al- Qur an. 2. Tidak sholat dhuhur berjama ah atau tidak membawa alat sholat Bertutur kata / bersikap tidak baik. 2. Tidak Mengejek teman 3. Sopan pada guru / pegawai 4. Tidak Berbohong / jujur Berbuat keonaran atau melakukan perbuatan (baik di luar maupun di lingkungan sekolah) yang dapat mengakibatkan citra jelek sekolah 2. Berbuat gaduh, baik tindakan maupun ucapan pada saat jam belajar Kebijakan yang diterapkan Dengan pembiasaan Dengan contoh dan teladan Dengan penyadaran Keluar kelas pada waktu jam pelajaran tanpa Dengan 1 Dokumentasi MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan diambil pada tanggal 8 September 2014.

3 88 seizin guru. 2. Tidak mengikuti pelajaran tanpa izin. 3. Mengendarai kendaraan bermotor ke sekolah. 4. Membolos Terlambat datang ke sekolah 2. Tidak membawa buku / alat pelajaran pada jam pelajaran yang bersangkutan Tidak memakai seragam dan atribut sekolah: a. Badge atau lokasi sekolah b. Topi sekolah (saat upacara) c. Ikat pinggang tidak hitam d. Kaos kaki tidak putih e. Sepatu tidak hitam f. Pakaian seragam tidak dicorat coret g. Pakaian seragam dirobek / dijahit tidak sesuai dengan ketentuan h. Pakaian bawah tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku i. Kerudung tidak sesuai j. Kerudung dibuka / rambut kelihatan k. Baju tidak dimasukkan 2. Memakai asesoris: a. Gelang/kalung/anting/rantai b. Kaos oblong/baju luar non jaket c. Sepatu sandal d. Tas dengan corat coret e. Topi (bukan topi sekolah) 3. Membawa barang-barang tanpa rekomendasi dari guru terkait: a. Kaset / VCD b. Gitar atau radio / walkman c. Radio panggil / telepon (HP) 4. Rambut, kuku, dan tato: a. Rambut gondrong atau potongan tidak rapi atau dikucir atau dicukur gundul b. Kuku panjang atau dicat c. Rambut diwarnai / semir d. Anggota badan tato 7. Tidak berdo a baik pada awal dan akhir pelajaran Membawa atau menyimpan atau menggunakan atau mengisap atau meminum: a. Rokok b. Minuman keras / beralkohol c. Obat-obatan terlarang pengawasan Dengan perintah Dengan larangan Dengan ganjaran Dengan hukuman

4 89 d. Buku porno / gambar porno 2. Membawa alat-alat tidak terkait dengan KBM, seperti mainan, pemukul, senjata tajam dll. 3. Berjudi 4. Mencuri 3. Merusak barang orang lain atau fasilitas sekolah Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan menggunakan berbagai cara untuk melakukan kedisiplinan bagi siswanya. Dari dokumentasi juga didapatkan informasi bahwa MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan belum pernah menghadapi pelanggaran kedisiplinan yang berat sehingga sekolah baru memberi peringatan lisan atau nasihat-nasihat kepada siswa yang agar memiliki perilaku yang disiplin. Berdasarkan tingkat pelanggarannya, sanksi yang dikenakan di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan pada siswa yang melakukan tindakan pelanggaran adalah mulai dari pemanggilan secara personal karena kesalahannya kecil sampai pembinaan bersama kalau kesalahannya besar dengan melibatkan guru yang menemukan/memergoki adanya pelanggaran, wali kelas, ataupun BK. Kalau kesalahannya kecil, pembinaan cukup oleh guru yang menemukan terjadinya pelanggaran. Orang tua dilibatkan dalam pelanggaran yang sudah berat. 2. Analisis Pelaksanaan Peraturan Sekolah Dari hasil wawancara pada bab sebelumnya dapat dipahami bahwa pelaksanaan peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di

5 90 MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan adalah sebagai berikut: a. Memberikan pendekatan konseling bagi siswa Pendekatan konseling adalah sebuah pendekatan dalam menangani tingkah laku negatif peserta didik yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku negatif tersebut menjadi tingkah laku positif dengan usaha-usaha tertentu. Pendekatan konseling digunakan agar tingkah laku positif. Sementara pendekatan bimbingan adalah suatu pendekatan dalam meningkatkan tingkah laku positif agar menjadi lebih baik lagi. Meskipun dalam beberapa tingkah laku atau kasus, pendekatan bimbingan dan konseling bisa tidak berhasil atau tidak ada perubahan tingkah laku. Pada akhirnya pendekatan bimbingan konseling adalah usaha yang dapat dilakukan oleh siapapun termasuk guru untuk membantu peserta didik agar peserta didik yang memiliki tingkah laku positif menjadi lebih baik, dan peserta didik yang memiliki tingkah laku negatif berubah menjadi tingkah laku positif. Tindakan bimbingan dan konseling merupakan tindakan yang ampuh dan mengena apabila terdapat siswa yang melakukan pelanggaran di madrasah. Diharapkan dengan tindakan bimbingan dan konseling guru dapat mengetahui secara mendalam faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak didiknya, serta dapat menemukan solusi atau jalan keluar yang tepat bagi siswa yang bermasalah, tanpa menyinggung perasaannya.

6 91 MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan menerapkan bimbingan dan konseling sebagai upaya mengatasi ketidakdisiplinan terhadap siswa, agar siswanya tidak melakukan halhal yang negatif. Dengan bimbingan dan konseling maka akan tercipta hubungan yang dekat antara guru dan siswanya, sehingga dengan mudah siswa akan menceritakan perihal masalah yang sedang dihadapinya yang menyebabkan dia memiliki tingkah laku yang nakal. Dengan bimbingan dan konseling pula maka guru akan dapat memberikan solusi atau jalan keluar yang dapat diterapkan oleh siswa agar tidak lagi menjadi siswa yang bermasalah di madrasah. b. Melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan siswa MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan juga melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan siswa. Pemeriksaan ini dilakukan setiap satu bulan sekali. Tujuan dari pada pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui isi barang bawaan siswa dan untuk mengingatkan siswa agar tidak membawa barang-barang yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran di madrasah. Dengan adanya pemeriksaan barang bawaan siswa diharapkan dapat meminimalisir kenakalan siswa yang diakibatkan oleh barang yang mereka bawa ke madrasah untuk dipertontonkan kepada teman-temannya yang lain, seperti: membawa senjata tajam, buku porno, narkoba dan lain sebagainya. Melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan siswa bertujuan supaya guru dapat mengontrol dan mengetahui apa yang

7 92 dilakukan dan apa yang hendak dilakukan siswanya, sehingga kenakalan siswa dapat dicegah sejak dini. c. Menggiatkan ekstrakurikuler di madrasah Siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan memiliki kelebihan waktu yang cukup panjang, yakni ketika pulang madrasah. Dengan adanya kelebihan waktu mereka akan berkumpul dan melakukan permainan yang tidak bermanfaat dan lambat laun nantinya akan berubah menjadi perilaku yang negatif. Untuk itu maka MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan melakukan antisipasi dengan cara menggiatkan ekstrakurikuler di madrasah. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler di madrasah diharapkan kelebihan waktu yang dimiliki oleh siswa dapat digunakan untuk kegiatan yang bermanfaat serta hasrat bermain yang dimiliki pada anak dapat disalurkan kedalam kegiatan positif ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran madrasah. Ekstrakurikuler juga merupakan tempat atau wadah bagi penyaluran bakat dan minat siswa di bidang tertentu seperti olah vokal, olah tubuh, olah fikir dan lain sebagainya. Untuk mengadakan pendekatan guru kepada siswa guna menanggulangi siswa melakukan hal-hal yang negatif maka diadakan kegiatan ekstrakurikuler sebagai bentuk kegiatan positif yang berguna bagi ketajaman olah raga, olah vokal dan olah pikir siswa. Dengan

8 93 kegiatan ekstrakurikuler ini pula waktu luang dan kelebihan energi yang dimiliki oleh siswa dapat disalurkan kepada hal-hal yang positif. Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang dimiliki oleh MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan antara lain: Tabel 4 Jadwal kegiatan ekstrakurikuler MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan 2 No. Nama Kegiatan Hari Waktu 1. Kegiatan Olahraga Senin WIB 2. Kegiatan PMR Selasa WIB 3. Kegiatan Tilawatil Qur an Rabu WIB 4. Kegiatan Pramuka Jum at WIB 5. Kegiatan Kesenian Sabtu WIB Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler ini diharapkan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan dibidang olah vokal, oleh tubuh dan olah fikir dapat disalurkan dengan baik. Serta diharapkan pula dapat memanfaatkan waktu luang yang dimiliki oleh siswa untuk dipergunakan ke dalam kegiatan yang positif dan bermanfaat. 2 Dokumentasi MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan diambil pada tanggal 8 September 2014.

9 94 d. Mengajak siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan Ibadah seperti shalat dhuhur berjama ah, mengadakan PHBI, menjaga kebersihan dan lain sebagainya. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kedisiplinan siswa MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan adalah dengan cara melakukan kegiatan-kegiatan Ibadah seperti shalat dhuhur berjama ah, mengadakan PHBI, menjaga kebersihan dan lain sebagainya. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan ibadah maka diharapkan siswa menjadi tanggap dan senang terhadap kegiatan ibadah. Guru di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan mengadakan kegiatan-kegiatan ibadah, semua kegiatan ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan kualitas ibadah, serta membina kedispilinan siswa. Dengan kegiatan-kegiatan ibadah itu pula, maka tindakan-tindakan siswa yang nakal dapat diawasi dan dicegah.

10 95 Berikut adalah jadwal kegiatan shalat dhuhur berjama ah MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan: Tabel 5 Jadwal Kegiatan Shalat Dhuhur Berjma ah MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan 3 No. Hari Waktu Shalat Guru Yang Menjadi Imam 1. Senin Dhuhur Masrur Kaukab 2. Selasa Dhuhur Ahmad Rokhi 3. Rabu Dhuhur A. Subkhi 4. Kamis Dhuhur H.M.Kholil Muhdlor 5. Sabtu Dhuhur Moh.Syafi'i Dengan adanya kegiatan ibadah berupa shalat dhuhur berjama ah ini maka diharapkan tingkah laku siswa MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan dapat lebih terkontrol. Itulah beberapa implementasi peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan. Keempat hal ini saat ini dirasa sudah cukup efektif dalam meningkatkan kedisplinan siswa, menanggulangi kenakalan siswa dan mampu membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia. 3 Dokumentasi MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan diambil pada tanggal 8 September 2014.

11 96 Dibuatnya peraturan sekolah mempunyai tujuan agar semua warga sekolah mengetahui apa tugas, hak dan kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Untuk itu dibutuhkan peran serta dari segenap pihak, meliputi: kepala madrasah, guru, siswa, pihak yayasan dan juga orang tua siswa guna mentaati peraturan dan tata tertib yang telah dibuat oleh madrasah. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan telah mempunyai peraturan tersendiri bukanlah berarti madrasah tersebut tidak menemukan berbagai bentuk pelanggaran. Pelanggaran tersebut seperti: kurang hormat kepada guru dan pegawai madrasah, kurang disiplin terhadap waktu dan kurang memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan. 3. Evaluasi Peraturan Sekolah MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan juga melakukan evaluasi terhadap peraturan sekolah. Adapun bentuk evaluasi tersebut berupa melakukan rapat sekolah yang diikuti oleh kepala sekolah, guru dan wali murid untuk membahas tata tertib sekolah yang dilakukan setiap tahun. Pembahasan tata tertib sekolah di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan dilakukan menjelang penerimaan siswa baru, dan hasil pembahasan tata tertib sekolah tersebut akan disosialisasikan kepada siswa baru maupun siswa lama. Dengan adanya pembahasan tentang tata tertib sekolah ini diharapkan MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan memiliki tata tertib sekolah yang sesuai

12 97 dengan keadaan sekolah. Pembahasan tata tertib ini diikuti oleh kepala sekolah, guru dan wali murid. Itulah beberapa evaluasi terhadap peraturan sekolah di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, evaluasi ini akan berhasil dengan baik jika dilakukan bersama-sama baik kepala sekolah, guru, BK, wali murid serta siswa MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan. Tata tertib di sekolah dibuat tidak hanya untuk menekan tingkat pelanggaran kedisiplinan siswa semata, melainkan juga untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang tertib, kondusif dan teratur, dengan begitu siswa dapat belajar dengan aman dan nyaman. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan ada 4 (empat) cara yakni: memberikan pendekatan konseling bagi siswa, melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan siswa, menggiatkan ekstrakurikuler di madrasah dan mengajak siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan Ibadah.

13 98 B. Analisis Kendala Yang Dihadapi Implementasi Peraturan Sekolah Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan Guru dan orang tua bertugas untuk membina dan mengatur maupun memberi tauladan yang baik pada anak, dimana mereka memiliki tanggung jawab untuk melatih anak untuk berperilaku dan bersikap yang sesuai dengan harapan masyarakat. Ketika anak berada di madrasah para guru yang berperan sebagai pembimbing anak dan ketika anak berada di rumah orang tua yang berperan sebagai pembimbing. Namun untuk menciptakan kedisiplinan pada siswa terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh guru. Berdasarkan wawancara didapatkan informasi bahwa kendala yang dihadapi implementasi peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan, antara lain: 1. Kendala dari dalam diri siswa, meliputi: a. Kurangnya perhatian dan motivasi dari orang tua tentang sikap dan perilaku yang baik Salah satu faktor terjadinya ketidakdisiplinan pada anak dapat disebabkan karena kurangnya perhatian dan motivasi dari orang tua tentang sikap dan perilaku yang baik. Dengan ini diharapkan orang tua tidak ragu-ragu lagi untuk memberikan teguran, arahan, nasehat dan motivasi kepada anak tentang hal-hal yang baik. Dengan adanya bentuk perhatian dari orang tua di atas, dapat menciptakan anak yang

14 99 bersikap optimis, merasa dihargai, merasa diperhatikan dan lain sebagainya. b. Ketidakharmonisan dalam keluarga Salah satu faktor terjadinya kenakalan pada anak dapat disebabkan karena permasalahan dalam keluarga. Permasalahan dalam keluarga dapat berimbas pada tingkah laku yang dibawa anak ke dalam sekolah, seperti: anak akan suka berbicara kotor, suka mengejek, suka berbohong dan lain sebagainya. Sebaiknya permasalahan dalam keluarga ini harus diketahui oleh orang tua sejak dini, agar orang tua dapat ikut memberikan nasehat dan solusi kepada anak agar tidak terpengaruhi oleh permasalahan yang ada dalam keluarga. c. Adanya rasa malu dalam diri siswa untuk berkonsultasi kepada guru Rasa malu yang dirasakan oleh siswa muncul karena mereka menganggap bahwa masalah yang mereka hadapi adalah aib pribadi atau aib keluarga yang tidak perlu orang lain tahu bahkan kepada guru mereka sendiri. Untuk itulah di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan diadakan program bimbingan konseling, guna memfasilitasi siswa untuk melakukan bimbingan atas masalah yang mereka hadapi. Program bimbingan konseling ini dilakukan setiap hari. d. Adanya permasalahan dalam keluarga yang tabu untuk dibicarakan Banyak permasalahan yang terjadi dalam keluarga, antara lain: masalah ekonomi keluarga, status sosial keluarga, hingga masalah

15 100 perceraian. Dengan adanya keterbukaan dari siswa atas permasalahan dalam keluarga yang sedang dihadapi diharapkan guru ikut membantu memberikan nasehat dan solusi yang terbaik agar siswa dapat menghadapi permasalahan keluarga dengan baik dan bijaksana. 2. Kendala dari luar diri siswa, meliputi: a. Tenaga guru bimbingan konseling yang kurang MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan belum memiliki guru BK khusus yang menangani masalah bimbingan konseling, untuk sementara pelaksanaan BK dilakukan oleh A. Subkhi selaku guru BP MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan. Untuk kedepannya nanti diharapkan adanya penambahan tenaga guru bimbingna konseling di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan. Dengan adanya tambahan tenaga guru bimbingna konseling maka diharapkan segala permasalahan yang dihadapi oleh siswa dapat dipecahkan bersama-sama dengan guru selaku pendidik sekaligus pengganti peran orang tua saat di madrasah. b. Kurangnya tindakan tegas dari pihak madrasah Kurangnya tindakan tegas dari pihak madrasah tentang penerapan peraturan peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan menyebabkan siswa banyak yang beranggapan bahwa peraturan madrasah hanya bersifat angin lalu semata, artinya mereka tenang-tenang saja jika melakukan pelanggaran yang bersifat

16 101 pelanggaran kecil. Tujuan kedisiplinan adalah untuk mengontrol, mengarahkan, dan mengendalikan terhadap perilaku-perilaku yang ada dalam diri seseorang agar memperoleh hasil yang baik. Untuk itu dibutuhkan konsistensi dan ketegasan dalam menegakkan peraturan atau tata tertib di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan agar siswa dapat mencontoh dan mentaati peraturan tersebut. Salah satu contoh ketidaktegasan MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan dalam menegakkan peraturan atau tata tertib madrasah adalah pemberian sansksi atau hukuman terhadap siswa yang melanggar yang terkadang tidak sesuai dengan tata tertib yang sudah ditetapkan, seperti pelanggaran jam masuk kelas, banyak siswa yang tidak dihukum karena melanggaran peraturan jam masuk kelas, jika ada paling guru kelas hanya memberikan sanksi berupa teguran dan nasehat. Sebenarnya jika dilihat dari peraturan atau tata tertib yang telah dibuat maka siswa tersebut harus melapor kepada guru BP untuk kemudian dicatat jenis pelanggaran dan guru BP lah yang akan menentukan hukuman tersebut. Hal inilah yang membuat akhirnya siswa melihat ketidak tegasan dari pihak MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan dalam menjalankan peraturan atau tata tertib madrasah sehingga yang terjadi adalah sebagian siswa melakukan pelanggaran terhadap tata tertib marasah tersebut, namun hanya sebatas

17 102 pelanggaran yang bersifat kecil, seperti contohnya: melanggar jam masuk kelas, tidak menjaga kebersihan, membuat keonaran di dalam kelas, dan lain sebagianya. c. Tidak adanya jadwal guru piket pagi pintu gerbang yang bertugas menyalami siswa dan mengingatkan siswa yang tidak tertib (seragam, bedge lokasi, nama, rambut, jilbab dan lain-lain). MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan belum mempunyai jadwal guru piket pagi di pintu gerbang. Sebenarnya dengan adanya guru piket ini diharapkan dapat meminimalisir tingkat pelanggaran siswa khususnya pada pelanggaran siswa terhadap penampilan. Dengan mengawasi secara langsung di depan pintu gerbang maka guru akan dapat segera menegur dan meningatkan kepada siswa terhadap pelanggaran yang mereka lakukan, dengan begitu siswa yang masuk ke dalam ruang kelas adalah siswa yang sudah disiplin, baik secara penampilan luar maupun disiplin tingkah laku. Itulah beberapa kendala yang dihadapi implementasi peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan yang dapat diamati oleh peneliti dari beberapa wawancara yang telah dilakukan. Kalau dilihat dari kacamata paedagogis, maka pada dasarnya orang tuanyalah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pertumbuhan kepribadian anak. Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna

18 103 mewasiatkan akan tanggungjawab paedagogis ini yang terdapat dalam Qs. At-Tahrim ayat 6: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Qs. At-Tahrim: 6). 4 Rasulullah SAW juga memerintahkan kepada umatnya untuk mendidik anak-anaknya sepert halnya Nabi bersabda: ع ن ا ن س ع ن ى الن ب ى ص ل ى هللا ع ل ي و و س ل م ق ال : ا ك ر م ى ا ا و ال د ك م و ا ح س ن ى ا ا د ب ه م. )رواه ابن ماجو( Artinya: Dari Anas Rasulullah SAW berkata : muliakanlah anak-anakmu dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik. (HR. Ibnu Majah). 5 Ayat tersebut di atas merupakan dasar pelaksanaan pendidikan anak dalam rumah tangga atau keluarga. Hadits di atas juga menunjukkan bahwa orang tua dituntut untuk memperhatikan anaknya terutama dalam bersopan santun dengan orang lain. Apabila orang tua dapat mendidik dirinya sendiri dan seluruh anggota keluarganya dengan pendidikan agama Islam, maka mereka akan terhindar dari siksa api neraka. Jadi keluargalah yang bertanggung jawab penuh sebagai pengemban amanat atau wasiat 4 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah, (Semarang: PT. Toha Putra, 2005), hlm Imam AZ. Zabidi, Ringkasan Shahih Al-Bukhari, (Bandung: Mizan, 2000), hlm. 352.

19 104 dari ayat tersebut untuk dapat menjaga diri sendiri dan keluarga dari siksa api neraka adalah dengan melalui jalan pendidikan dan pengajaran. Untuk mengatasi kenakalan yang terjadi pada masa remaja dapat dicegah melalui pendidikan agama dalam keluarga. Pendidikan agama merupakan pendidikan yang dibutuhkan oleh anak untuk membentuk dan mengarahkan kepribadian yang baik dan benar. Karena pendidikan agama Islam adalah salah satu alat pembudaya masyarakat manusia itu sendiri. Prinsip utama belajar adalah harus mencapai kematangan jasmani dan rohani dengan tingkat yang dipelajarinya. Setiap orang yang hendak melakukan kegiatan belajar harus memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup untuk melakukan kegiatan belajar. Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak mengalami kesulitan akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang baik. 6 Itulah beberapa kendala yang dihadapi implementasi peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan. Sebenarnya ketidakdisiplinan yang terjadi pada siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan masih dapat diperbaiki, untuk itu diperlukan peran serta dari segenap pihak tidak hanya dari guru, tetapi juga dari orang tua guna ikut menciptakan faktor lingkungan yang agamis. Dengan adanya lingkungan yang agamis diharapkan ketidakdisplinan pada siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan dapat dicegah dan diredam. 6 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 12.

20 105 Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa kendala yang dihadapi implementasi peraturan sekolah dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Istifaiyah Nahdliyah Banyurip Ageng Pekalongan ada 2 (dua) macam, yakni: Kendala dari dalam diri siswa, meliputi: kurangnya perhatian dan motivasi dari orang tua tentang sikap dan perilaku yang baik, ketidakharmonisan dalam keluarga, adanya rasa malu dalam diri siswa untuk berkonsultasi kepada guru, dan adanya permasalahan dalam keluarga yang tabu untuk dibicarakan. Sedangkan kendala dari luar diri siswa, meliputi: tenaga guru bimbingan konseling yang kurang, kurangnya tindakan tegas dari pihak madrasah, dan tidak adanya jadwal guru piket pagi pintu gerbang yang bertugas menyalami siswa dan mengingatkan siswa yang tidak tertib.

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis bentuk kenakalan siswa di SDN 02 Kalijoyo Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan SDN 02

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS DAMPAK PERILAKU PERANTAU TERHADAP MORALITAS REMAJA DESA KANDANGSERANG PEKALONGAN A. Analisis Moralitas Remaja Desa Kandangserang Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada

Lebih terperinci

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa

Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Kewajiban Siswa BUKU SAKU Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Kewajiban Siswa Setiap siswa wajib : 1. Mempunyai dan membawa buku saku setiap mengikuti kegiatan di sekolah 2. Memahami, menghayati, dan melaksanakan semua ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN SISWA. Setiap siswa/ siswi Madrasah Aliyah YATPI wajib mengikuti ketentuanketentuan

PERATURAN SISWA. Setiap siswa/ siswi Madrasah Aliyah YATPI wajib mengikuti ketentuanketentuan PERATURAN SISWA Setiap siswa/ siswi Madrasah Aliyah YATPI wajib mengikuti ketentuanketentuan sebagai berikut: A. KEWAJIBAN 1. Kehadiran Siswa a. Siswa/i hadir di madrasah pada hari-hari madrasah atau hari-hari

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.15. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.10 Wib. 2. Tanda masuk berbunyi,

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah sebelum

Lebih terperinci

Petunjuk Kerja ini disusun sebagai panduan tata tertib peserta didik dan sanksi pelanggaran di SMPN 1 Mojokerto

Petunjuk Kerja ini disusun sebagai panduan tata tertib peserta didik dan sanksi pelanggaran di SMPN 1 Mojokerto 1. Tujuan Petunjuk Kerja ini disusun sebagai panduan tata tertib peserta didik dan sanksi pelanggaran di SMPN 1 Mojokerto 2. Petunjuk Kerja 2.1. Hal Masuk Sekolah 1) Semua peserta didik harus hadir di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KOTA BEKASI Jalan KH. Agus Salim No. 181 Telp Fax Bekasi 17112

PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KOTA BEKASI Jalan KH. Agus Salim No. 181 Telp Fax Bekasi 17112 Rev. : 0/051009 SMAN 1 Bekasi PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 KOTA BEKASI Jalan KH. Agus Salim No. 181 Telp. 8802538 Fax. 8803854 Bekasi 17112 FM-KSW-01 TATA TERTIB SEKOLAH I. KEWAJIBAN

Lebih terperinci

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 78 Jakarta, Menimbang : a.

Lebih terperinci

TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 10 PADANG TP 2007/2008

TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 10 PADANG TP 2007/2008 TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 10 PADANG TP 2007/2008 BAB I PASAL 1-121 12 SEBELUM DAN SELAMA PBM BERLANGSUNG Piket kelas datang ke sekolah paling lambat 15 menit sebelum bel masuk dibunyikan yang bertugas

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 45 JAKARTA

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 45 JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 45 JAKARTA JL. Perintis Kemerdekaan Kelapa Gading - Jakarta Utara (021) 4527345 Website: sman45-jkt.sch.id Email: sman45-gading@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 PURI KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: / 660 / / 2017 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 PURI KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: / 660 / / 2017 TENTANG PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PURI Jalan Jayanegara No. 2 Mojokerto, Jawa Timur Kode Pos 61363 Telp. ( 0321 ) 322636 Fax ( 0321 ) 322636 Website : www.sman1puri.sch.id

Lebih terperinci

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas diperlukan tata tertib siswa yang terdiri dari hak, kewajiban, larangan dan sanksi.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas diperlukan tata tertib siswa yang terdiri dari hak, kewajiban, larangan dan sanksi. PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 19 JAKARTA Jalan Perniagaan No 31, Tambora Telepon (021) 6904454 Email : sman19jkt@yahoo.com JAKARTA Kode

Lebih terperinci

2. Tata tertib ini sifatnya mengikat dan wajib ditaati oleh seluruh siswa

2. Tata tertib ini sifatnya mengikat dan wajib ditaati oleh seluruh siswa TATA TERTIB SISWA BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 1. Untuk mewujudkan ketertiban di sekolah dan menjamin terselenggaranya Kegiatan Proses Belajar Mengajar di sekolah, dipandang perlu ditetapkan peraturan tata

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT

BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN. PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT BAB IV ANALISIS PERANAN GURU DALAM PENANGGULANGAN PENYIMPANGAN PERILAKU PESERTA DIDIK MTs. MA ARIF NU BUARAN PEKALONGAN MELALUI SPIRITUAL TREATMENT A. Analisis Bentuk Penyimpangan Perilaku Peserta Didik

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang

Lebih terperinci

3. Tata tertib ini wajib ditaati oleh semua siswa selama mereka masih berlajar di SMK. BONAVITA TANGERANG.

3. Tata tertib ini wajib ditaati oleh semua siswa selama mereka masih berlajar di SMK. BONAVITA TANGERANG. TATA TERTIB SISWA SMK BONAVITA I. PENDAHULUAN 1. Tata tertib ini disusun untuk menciptakan disiplin peserta didik sebagai syarat utama terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. 2. Tata tertib

Lebih terperinci

FORMULIR DATA PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017

FORMULIR DATA PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Keterangan Pengisian : FORMULIR DATA PESERTA DIDIK BARU TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1. Diisi dengan huruf cetak 2. Tempat tanggal lahir diisi sesuai dengan Akta Tanggal Lahir A. KETERANGAN PRIBADI 1. Nama

Lebih terperinci

INGAT: DIISI DITANDATANGANI DIKEMBALIKAN KE SEKOLAH

INGAT: DIISI DITANDATANGANI DIKEMBALIKAN KE SEKOLAH ISI 1. Foto 3x4 dua lembar berwarna 2. Bukti Pendaftaran 3. Hasil printout formulir Online 4. F.C. SKHUS yang telah dilegalisir 1 lembar 5. Lembar pernyataan orang tua yang sudah diisi dan bermaterai 6000

Lebih terperinci

SMA NEGERI 23 JAKARTA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT. KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH SMA NEGERI 23 JAKARTA Nomor : 22 Tahun 2015 TENTANG

SMA NEGERI 23 JAKARTA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT. KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH SMA NEGERI 23 JAKARTA Nomor : 22 Tahun 2015 TENTANG SMA NEGERI 23 JAKARTA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH SMA NEGERI 23 JAKARTA Nomor : 22 Tahun 2015 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 23 JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/20116

Lebih terperinci

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Pedoman Observasi : Pedoman Wawancara : Hasil Observasi : Hasil Wawancara : Surat Validasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan lebih berpengetahuan luas dan menjadi lebih bijaksana dalam

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA POSTER 2016

TATA TERTIB PESERTA POSTER 2016 TATA TERTIB PESERTA POSTER 2016 1. Peserta wajib datang tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan (06.00 WIB). 2. Peserta yang terlambat mendapatkan sanksi dari Komisi Disiplin. 3. Peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan saat ini menghadapi berbagai masalah yang amat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah tersebut adalah menurunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam kehidupan masyarakat. Ahli psikologi pada umumnya sependapat bahwa dasar pembentukan akhlak

Lebih terperinci

KEWAJIBAN Setiap peserta didik mempunyai kewajiban sebagai berikut : 1. Memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila serta mentaati semua ketentuan

KEWAJIBAN Setiap peserta didik mempunyai kewajiban sebagai berikut : 1. Memahami, menghayati dan mengamalkan Pancasila serta mentaati semua ketentuan TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMK METHODIST 8 MEDAN BAB I KETENTUAN UMUM Dalam tata tertib Peserta Didik tahun pelajaran 2016/2017 yang dimaksud dengan : Tata tertib peserta didik adalah ketentuan-ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi Umum SMP N 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1. Letak Geografis SMP N 1 Wiradesa terletak di kelurahan Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, dari masa tanpa identitas ke masa pemilikan identitas diri.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran fiqih adalah shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Salat

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PERATURAN TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMK NEGERI 2 PENAJAM PASER UTARA

LEMBAR PENGESAHAN PERATURAN TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMK NEGERI 2 PENAJAM PASER UTARA LEMBAR PENGESAHAN PERATURAN TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMK NEGERI 2 PENAJAM PASER UTARA Waka.Kesiswaan Penajam. 10 Juli 2017 Kepala SMKN 2 PPU Arsyad Mansyur,S.Pd Nip.197907082006041009 Drs.Jukianta,M.M

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai makhluk tertinggi derajatnya daripada makhluk yang lainnya. Sebagai rujukan dalam menjaga fitrah manusia

Lebih terperinci

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 I. PENDAHULUAN Sekolah merupakan tempat/wahana pembentukan kepribadian siswa secara utuh. Disamping transfer ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

TATA TERTIB STUDI PENGENALAN DAN SIMULASI AKTIVITAS KAMPUS X (SPESIVIK X) A. TATA TERTIB SPESIVIK

TATA TERTIB STUDI PENGENALAN DAN SIMULASI AKTIVITAS KAMPUS X (SPESIVIK X) A. TATA TERTIB SPESIVIK TATA TERTIB STUDI PENGENALAN DAN SIMULASI AKTIVITAS KAMPUS X () A. TATA TERTIB SPESIVIK 1. Mematuhi peraturan dan tata tertib SPESIVIK 2. Hadir tepat waktu 30 menit sebelum acara dimulai. 3. Menerapkan

Lebih terperinci

TATA KRAMA DAN TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 1 SIDOARJO

TATA KRAMA DAN TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 1 SIDOARJO PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 SIDOARJO Jl. Jenggolo No. 1 Telp. (031) 8941493 8946606 Fax. (031) 8946606 SIDOARJO - 61251 TATA KRAMA DAN TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 1 SIDOARJO

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang 1 BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal utama bagi kemajuan bangsa dan memiliki posisi strategis dalam menumbuhkan kualitas kehidupan manusia. Pendidikan juga sebagai proses

Lebih terperinci

STATUS AKREDITASI : A. Bentuk Pelanggaran / Penyimpangan. Jumlah Peraturan Dan Tata Tertib Sekolah. No.

STATUS AKREDITASI : A. Bentuk Pelanggaran / Penyimpangan. Jumlah Peraturan Dan Tata Tertib Sekolah. No. YAYASAN ARDHYA GARINI PENGURUS CABANG LANUD ADISUTJIPTO SEKOLAH MENENGAH ATAS SMA ANGKASA ADISUTJIPTO STATUS AKREDITASI : A Alamat : Jl. Janti Lanud Adisutjipto Yogyakarta 55282 Telp. (0274) 489067 EDARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhlak akan terbentuk secara efektif apabila ditanamkan sejak usia dini. Hal tersebut untuk membekali anak agar lebih matang menghadapi permasalahan kehidupan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359.

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren), (Semarang: Walisongo Press, 2009), hlm. 19. hlm. 359. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan salah satu alat pendidikan yang digunakan oleh seorang pendidik dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan. Penerapan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan pendidikan sejalan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perubahan akhlak pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan lahir bersamaan dengan diciptakannya Nabi Adam As sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan Adam berdialog dengan Allah SWT. 1 Dialog

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN SEKOLAH TENTANG KREDIT POIN PRESTASI PESERTA DIDIK DAN KREDIT POIN PELANGGARAN BESERTA SANKSINYA

PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN SEKOLAH TENTANG KREDIT POIN PRESTASI PESERTA DIDIK DAN KREDIT POIN PELANGGARAN BESERTA SANKSINYA 1 KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH INDONESIA JEDDAH (SIJ) PO BOX 10 Jeddah 21411, KSA. Phone: +966-2-64696 http://sekolahindonesiajeddah.sch.id PEDOMAN PELAKSANAAN PERATURAN SEKOLAH TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 JOGONALAN NOMOR : 420 / 2918/13 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK

KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 JOGONALAN NOMOR : 420 / 2918/13 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK KEPUTUSAN KEPALA SMA NEGERI 1 JOGONALAN NOMOR : 420 / 2918/13 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan secara pesat. Dalam lima tahun pertama, seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar

Lebih terperinci

JADWAL KEGIATAN STUDI PENGENALAN DAN SIMULASI AKTIVITAS KAMPUS (SPESIVIK) XI 2016

JADWAL KEGIATAN STUDI PENGENALAN DAN SIMULASI AKTIVITAS KAMPUS (SPESIVIK) XI 2016 JADWAL KEGIATAN STUDI PENGENALAN DAN SIMULASI AKTIVITAS KAMPUS (SPESIVIK) XI 2016 Hari/ tanggal Ketentuan dan atribut Tempat Keterangan Kamis, 11 Agustus 2016 1. Wajib hadir pada pukul 07.00 WIB 2. Pakaian

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK

TATA TERTIB PESERTA DIDIK YAYASAN AL HASANAT JAYA SMK BAKTI 17 Jl. Persahabatan No.23 Kel. Cipedak, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan Telp : (021) 7866917 Fax : (021) 78887377 E-mail : smk_bakti17@yahoo.com A. MAKSUD DAN TUJUAN TATA

Lebih terperinci

TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 10 SAMARINDA

TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 10 SAMARINDA TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 0 Tata Tertib Ini Telah Divalidasi oleh: No Nama / NIP Jabatan Tanda tangan 1. Atik Sri Rahayu, S.Pd. / 19701128 199702 2 004 Guru

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN Anjir Muara Kota Tengah SDN Anjir Muara Kota Tengah merupakan sekolah yang berada di wilayah Kecamatan Anjir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang binasa. 1 Keluarga merupakan satu elemen terkecil dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang anak ketika pertama kali lahir kedunia dan melihat apa yang ada didalam rumah dan sekelilingnya, tergambar

Lebih terperinci

TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 59 JAKARTA

TATA TERTIB SISWA SMA NEGERI 59 JAKARTA PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 59 JAKARTA Jl. Bulak Timur I/10-11 Klender, Jakarta Timur 13470 Telpon (021) 8614101, (021) 86612548

Lebih terperinci

TATA KRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI SISWA SMA PLUS NEGERI 17 PALEMBANG

TATA KRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI SISWA SMA PLUS NEGERI 17 PALEMBANG TATA KRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI SISWA SMA PLUS NEGERI 17 PALEMBANG A. LANDASAN 1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. 2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki perundang-undangan sebagai kitab hukumnya.

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 PERAN ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI DUKUH TANON RT 07/RW 03 KELURAHAN MANJUNG KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Lebih terperinci

BAB I HAK HAK PESERTA DIDIK BAB II KEWAJIBAN PESERTA DIDIK

BAB I HAK HAK PESERTA DIDIK BAB II KEWAJIBAN PESERTA DIDIK TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA ISLAM SINAR CENDEKIA SERPONG TANGERANG SELATAN BAB I HAK HAK PESERTA DIDIK Selama masih menjadi Peserta didik SMA Sinar Cendekia secara sah, maka mendapatkan hak hak sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Undangundang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

Lebih terperinci

Tips dalam Memahami Ilmu

Tips dalam Memahami Ilmu Tips dalam Memahami Ilmu Tips dalam Memahami Ilmu Motivasi Memahami Ilmu Seorang penuntut ilmu hendaklah memiliki motivasi yang kuat dalam sanubarinya dalam menuntut ilmu. Betapa senang hati kita ketika

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH. No Hal BAB Terjemahan

DAFTAR TERJEMAH. No Hal BAB Terjemahan DAFTAR TERJEMAH No Hal BAB Terjemahan 1 2 I Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya, Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya menjadi orangorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar selanjutnya mampu membekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sebuah lembaga tempat anak didik memperoleh pendidikan dan pelajaran yang diberikan guru. Sekolah mempersiapkan anak didik memperoleh ilmu

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia membutuhkan pendidikan dalam

Lebih terperinci

Mencetak manusia yang unggul dalam intelektual dan keterampilan dalam bidang akuntansi serta terpuji dalam moral

Mencetak manusia yang unggul dalam intelektual dan keterampilan dalam bidang akuntansi serta terpuji dalam moral VISI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI Mencetak manusia yang unggul dalam intelektual dan keterampilan dalam bidang akuntansi serta terpuji dalam moral MISI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK BONAVITA TANGERANG 1.

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA BANDUNG

TATA TERTIB PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA BANDUNG TATA TERTIB PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA BANDUNG I. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN 1. Bertindak serta bersikap sopan dan santun menghormati Bapak / Ibu gurunya, Pegawai Tata Usaha dan sesama peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perilaku dan kepribadian siswa dewasa ini memang masih jauh dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang, kepribadian yang merosot dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dalam prestasi didunia kerja. emosi, mengelola emosi, memotivasi diri, empati dan kecakapan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya banyak orang berpendapat bahwa anak yang memiliki IQ tinggi pasti akan sukses dalam menjalani kehidupannya, terutama dalam kehidupan akademik. Anggapan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian tentang problematika guru dalam program pembiasaan karakter mulia siswa kelas IV di MI Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang, dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

TATA TERTIB DAN TATA KRAMA KEHIDUPAN SOSIAL SISWA SMK MAKMUR 1 CILACAP BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 WAKTU BELAJAR

TATA TERTIB DAN TATA KRAMA KEHIDUPAN SOSIAL SISWA SMK MAKMUR 1 CILACAP BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 WAKTU BELAJAR TATA TERTIB DAN TATA KRAMA KEHIDUPAN SOSIAL SISWA SMK MAKMUR 1 CILACAP BAB I KETENTUAN UMUM 1. TATA TERTIB DAN TATA KRAMA KEHIDUPAN SOSIAL SISWA ini dimaksudkan sebagai rambu-rambu bagi siswa dalam berpikir,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian ini akan dipaparkan per siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan,

Lebih terperinci

MENDIDIK (Educating), MENGINSPIRASI (Inspiring) dan MEMBENTUK (Transforming) Siswa untuk menjadi yang terbaik dalam dunia media

MENDIDIK (Educating), MENGINSPIRASI (Inspiring) dan MEMBENTUK (Transforming) Siswa untuk menjadi yang terbaik dalam dunia media 1 VISI SMK VISI MEDIA INDONESIA MENDIDIK (Educating), MENGINSPIRASI (Inspiring) dan MEMBENTUK (Transforming) Siswa untuk menjadi yang terbaik dalam dunia media MISI SMK VISI MEDIA INDONESIA Upaya mewujudkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH MADRASAH ALIYAH YAYASAN PENDIDIKAN KALANGSARI (MA YPK) CIJULANG KABUPATEN CIAMIS NOMOR : MA.i/YPK/SK/19/205/PP.

KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH MADRASAH ALIYAH YAYASAN PENDIDIKAN KALANGSARI (MA YPK) CIJULANG KABUPATEN CIAMIS NOMOR : MA.i/YPK/SK/19/205/PP. Menimbang KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH MADRASAH ALIYAH YAYASAN PENDIDIKAN KALANGSARI (MA YPK) CIJULANG KABUPATEN CIAMIS NOMOR : MA.i/YPK/SK/19/205/PP.006/15/2005 TENTANG TATA TERTIB SISWA DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman

Lebih terperinci

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan taufik- Nya, serta shalawat dan salam keharibaan Nabi Muhammad SAW.

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan taufik- Nya, serta shalawat dan salam keharibaan Nabi Muhammad SAW. داشرإلاو ةوعدلا راد كرابملا دهعم TATATERTIB Pondok Pesantren Al Mubarak DDI Tobarakka Jl. Poros Palopo - Makassar Km 100 Kel. Tobarakka Kec. Pitumpanua Kabupaten Wajo 90992 * info@ddialmubarak.sch.id PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah anugrah dan amanah dari Allah SWT yang harus dijaga dan dipelihara oleh orang tua, karena kelak akan di minta pertanggung jawabanya dihadapan-nya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan, arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak yang mandiri. Kemandirian yang diharapkan oleh orang tua untuk anaknya yaitu kemandirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah al-qur an merupakan kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantara Malaikat Jibril, sebagai kitab suci bagi umat Islam yang berisi pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah

BAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas baik jasmaniah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian serta kemampuan peserta didik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghafal Al-Qur an merupakan suatu keutamaan yang besar dan posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang bercita-cita tulus, serta berharap

Lebih terperinci

SMA NEGERI 3 PANGKALPINANG

SMA NEGERI 3 PANGKALPINANG PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG D I N A S P E N D I D I K A N SMA NEGERI 3 PANGKALPINANG Alamat : JLn K.H Abdul Rasyid Kel. Keramat Pangkalpinang 33134 Telepon (0717) 422930 Website : www.sma3-pkp.sch.id

Lebih terperinci

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI

UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN SISWA DI MAN 2 MODEL BANJARMASIN OLEH ANNISA DAMAYANTI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M/1437 H UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENDISIPLINKAN

Lebih terperinci

Materi Wawancara Apa Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Kemuning?

Materi Wawancara Apa Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Kemuning? : 01/W/22-04/2015 Nama Informan : Bapak Diyanto Tanggal : 22 April 2015 Disusun Jam : Pukul 08.00-10.00 WIB Apa Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Kemuning? 1. Visi Terwujudnya tamatan yang beriman, bertaqwa,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap bimbingan beragama dalam

Lebih terperinci

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa. 3BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan selain merupakan suatu alat bagi tercapainya suatu tujuan hidup bangsa, akan tetapi juga suatu cara untuk mengubah kualitas bangsa.

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN)

PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) PENDIDIKAN ANAK USIA 0-10 TAHUN (TELAAH BUKU ISLAMIC PARENTING KARYA SYAIKH JAMAL ABDURRAHMAN) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Gajah Mada. tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Gajah Mada. tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan. 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Yayasan Pendidikan Gajah Mada Sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

Lebih terperinci

MOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014

MOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014 MOTIVASI WALI MURID MEMASUKKAN ANAKNYA DI TPQ AL- ANWAR DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH, SEMARANG TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama Islam

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA RATAM JURUSAN PGSD TAHUN 2013

TATA TERTIB PESERTA RATAM JURUSAN PGSD TAHUN 2013 1. UMUM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PANITIA PELAKSANA DAN RATAM JURUSAN TAHUN

Lebih terperinci

TATA TERTIB PENGHUNI ASRAMA SADEWA SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018

TATA TERTIB PENGHUNI ASRAMA SADEWA SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018 TATA TERTIB PENGHUNI ASRAMA SADEWA SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018 VISI DAN MISI SMK PERTANIAN PEMBANGUNAN NEGERI SEMBAWA Visi Terwujudnya lulusan yang berakhlak mulia,

Lebih terperinci

Perancangan Teknik Industri 3

Perancangan Teknik Industri 3 Nama : NPM : Kelas : Kelompok : PANDUAN PRAKTIKUM Perancangan Teknik Industri 3 Disusun Guna Menunjang Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 (Untuk Praktikan) Oleh: Asisten Laboratorium Perancangan Teknik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru 204 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peranan Guru dalam menumbuhkan kesadaran hukum siswa terhadap Tata Tertib Sekolah di SMP Negeri 3 Depok,

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PELAJARAN BACA TULIS AL-QUR AN DI SMP HASANUDDIN 7 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi setiap pasangan pengantin yang telah disahkan dalam perkawinan suci yaitu pernikahan, kehadiran seorang bayi mungil tentu dinantikan, sebab merekalah lambang cinta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat (Muchtar, 2005:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat (Muchtar, 2005: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat (Muchtar, 2005: 43) mempunyai peranan yang sangat besar dalam mempengaruhi kehidupan dan perilaku anak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa, tidaklah cukup dengan hanya memiliki kecerdasan saja, tetapi harus disertai dengan kesehatan mental dan

Lebih terperinci

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMK DHARMA KARYA JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 BAB I KETENTUAN UMUM

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMK DHARMA KARYA JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 BAB I KETENTUAN UMUM TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMK DHARMA KARYA JAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 BAB I KETENTUAN UMUM Dalam tata tertib Peserta Didik tahun pelajaran 2014/2015 yang dimaksud dengan : 1. Tata tertib Peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam pembangunan bangsa, karena pendidikan dapat mengubah keadaan suatu bangsa menuju ke arah yang lebih baik.

Lebih terperinci