Pembuatan Dan Karakterisasi Briket Bioarang Dengan Variasi Komposisi Kulit Kopi
|
|
- Yulia Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pembuatan Dan Karakterisasi Briket Bioarang Dengan Variasi Komposisi Kulit Kopi Preparation and characterization of bio charcoal briquettes from sawdust and coffee shell with variation of composition coffee shell Lucky Budiawan*, Bambang Susilo, Yusuf Hendrawan Jurusan Keteknikan Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian - Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang *Penulis Korespondensi, luckyb322@gmail.com ABSTRAK Kulit Kopi merupakan limbah hasil proses pengolahan kopi. Selain itu kulit kopi dapat digunakan sebagai briket bioarang karena mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi. Briket bioarang adalah gumpalan-gumpalan atau batang-batangan arang yang terbuat dari bioarang. Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, rumput, jerami, dan limbah pertanian lainnya. Pembuatan bioarang dapat dilakukan dengan cara tradisional maupun dengan cara pembakaran pyrolisis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik dari briket bio arang dengan menggunakan bahan campuran antara kulit kopi dan serbuk kayu dimana proses pengarangan yang di gunakan adalah pyrolisis. Pada penelitian ini akan dilakukan pengamatan karakteristik dari bioarang campuran kulit kopi dan serbuk gergaji dengan rancangan percobaan berupa RAL (Rancangan Acak Lengkap) non faktorial dengan 3 level 30%, 50% dan 70% kulit kopi. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan konsentrasi kulit kopi 30% dengan karakteristik, nilai kalor 4923,9 Kkal/kg, kadar air 6,275%, Karbon terikat 43,185%, Kadar abu 32,82%, Volatile Mass 17,7 %, dan kuat tekan 0,101 kg/cm 2. Kata kunci: Briket, bioarang, kulit kopi, serbuk kayu, pyrolisis ABSTRACT Coffee Shell is a waste of coffee processing which can be used as a bio briquette charcoal due to its high calorific value. Bio charcoal briquettes are clots or rods charcoal that made from bio charcoal. Bio charcoal is charcoal (one fuel type) that made from various kinds of biological material or biomass, such as wood, twigs, grass, straw and other agricultural wastes. Bio charcoal can be processed by traditional or pyrolysis carbonization. The purpose of the study was to determine the characteristics of coffee Shell-Sawdust bio-charcoal briquettes processed by pyrolysis carbonization. This research used a CRD experimental design (completely randomized design) non-factorial with 3 level experiment; 30%, 50% and 70% of coffee shell. The best results is shell-sawdust bio-charcoal briquettes contained shell concentration of 30% with the characteristic calorific value of Kcal / kg, moisture content of 6.275%, % bound carbon, ash content of 32.82%, 17.7% volatile mass, and compressive strength kg / cm 2. Keywords: Briquettes, bio charcoal, coffee shell, sawdust, pyrolisis PENDAHULUAN Bahan bakar merupakan kebutuhan energi yang sangat di butuhkan oleh masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk maka berbanding lurus dengan jumlah konsumsi bahan bakar fosil yang digunakan, hal inilah yang mengantarkan indonesia pada krisis energi. Salah satu cara untuk mengatasi masalah konsumsi energi fosil adalah dengan mengembangkan sumber energi alternatif yang dapat terbaharukan. Energi alternatif terbarukan yang potensial 152
2 adalah limbah perkebunan dan limbah industri yang saat ini masih belum di manfaatkan secara optimal. Salah satu limbah perkebunan yang belum di manfaatkan secara optimal adalah limbah kulit kopi, khususnya di daerah Jawa Timur yang menjadi sentra perkebunan kopi. Kulit kopi sendiri masih sangat melimpah dan menurut Direktorat Pascapanen Dan Pembinaan Usaha Direktorat Jenderal Perkebunan- Kementerian Pertanian (2010), dalam 1 ha areal pertanaman kopi akan memproduksi limbah segar sekitar 1,8 ton. Selama ini pabrik pengolahan kopi memanfaatkan limbah kulit kopi sebagai pakan ternak, pupuk tanaman dan biogas. Mengingat bahwa kulit kopi memiliki nilai kalor yang tinggi, kadar air yang rendah, serta kandungan sulfur yang cukup rendah maka perlu dilakukan pemanfaatan limbah kulit kopi pada pabrik pabrik digunakan sebagai briket. Sehingga dari briket limbah tersebut dapat digunakan sebagai penunjang proses pengolahan kopi khususnya dalam proses pembakaran. Pembuatan briket kulit kopi menggunakan bahan campuran lain yakni serbuk kayu, diharapkan dapat menambah nilai kalor dari briket bioarang. Diharapkan hasil dari penelitian briket bioarang kulit kopi dan serbuk kayu dapat dimanfaatkan untuk mengurangi konsumsi energi pada proses pengolahan kopi. Dalam proses pembuatan briket nantinya juga menentukan variasi komposisi yang tepat terhadap kualitas fisik dan kimia dari briket sehingga menghasilkan briket yang baik dengan nilai heating value yang tinggi. Selain itu dari penelitian briket bioarang dari kulit kopi dan serbuk kayu diharapkan dapat menghasilkan nilai kalor, kadar air, kadar abu, volatile mass, karbon terikat dan kuat tekan yang optimal dari perbendaan parameter kulit kopi pada campuran briket bioarang. Alat dan Bahan METODE PENELITIAN Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah; Furnace merek Heraeus dengan suhu Maksimal 1200 o C dengan kapasitas 9 liter, Oven merek MMM Medconter dengan Suhu 10 o 250 o C dengan Kapasitas 55 liter, Timbangan Analitik, Brazilian Test, Pencetak Briket Manual menggunkan ulir, Hammer Mill, Ayakan 40 mes, Destikator, Silica jell, Cawan petry, Crucible porcelain. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu; Serbuk gergaji, Tepung tapioka, Air, Kulit kopi. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah penelitian experimental deskriptif dengan menggunakan kombinasi komposisi kulit kopi dan serbuk kayu sebagai bahan baku briket bioarang yang menggunakan proses karbonisasi pyrolisis. Penelitian ini menggunakan perbedaan komposisi kulit kopi dengan 3 level (30%, 50% dan 70%) dan dengan komposisi perekat sama pada setiap perlakuannya yakni 20% dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali pada setiap komposisi kulit kopi sehingga diperoleh 9 satuan percobaan. Data diperoleh dari proses pengujian nilai kalor, kadar air, kadar abu, volatile mass, karbon terikat, dan kuat tekan aksial yang kemudian dilakukan analisa deskriptif pada presentase grafik hasil pengujian pada setiap perlakuan penelitian. Tahapan yang dilakukan dalam proses pembuatan briket bioarang yaitu dengan proses karbonisasi terlebih dahulu kulit kopi dan serbuk kayu selama 1 jam dengan suhu 500 o C. Menghaluskan kulit kopi dan serbuk kayu yang sudah dikarbonisasi dengan hammer mill dan kemudian disaring dengan ayakan 40 mesh. Setelah proses penyaringan dilanjutkan pencampuran bahan baku sesuai perlakuan (30%, 50%, 70%) dengan perekat 20% dan 100 ml air hangat. Kemudian dilakukan pencetakan briket bioarang dengan tekanan 100 kg/cm 2. Setelah dicetak bioarang dikeringkan dengan suhu 60 o C selama 24 jam. 153
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Pendahuluan Hasil uji pendahuluan digunakan untuk menentukan suhu pada proses karbonisasi untuk mendapatkan nilai kalor yang maksimal. Dimana proses karbonisai menggunakan suhu 300 o, 400 o, dan 500 o C selama 1 jam. Hasil dari Uji pendahuluan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Data Uji Pendahuluan Proses Karbonisasi Jenis Bahan Nilai kalor (Kkal /Kg) 300 o C 400 o C 500 o C Kulit Kopi 5091, , , , , ,64 Pada Tabel 1. Dapat dilihat, pada karbonisasi pada suhu 500 o C mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi. Jadi suhu optimal untuk proses karbonisasi menggunakan suhu 500 o C. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi temperatur karbonisasi maka semakin sempurna karbonisasi yang terjadi. Selain itu, semakin tinggi suhu maka semakin tinggi juga kadar fixed carbon dalam arang yang dihasilkan sedangkan kadar airnya akan semakin berkurang sehingga nilai kalor dari briket bioarang akan semakin meningkat juga (Setiawan et all, 2012). Pengaruh Komposisi Terhadap Nilai Kalor Nilai kalor perlu diketahui dalam pembuatan briket, karena untuk mengetahui nilai panas pembakaran yang dapat dihasilkan oleh briket sebagai bahan bakar. Semakin tinggi nilai kalor yang dihasilkan oleh bahan bakar briket, maka akan semakin baik pula kualitasnya (Arganda, 2007).Pada penelitian didapatkan data dari pengaruh perbedaan komposisi kulit kopi terhadap nilai kalor dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Grafik nilai kalor Pada gambar 1 dapat diketahui pada persentase 30% mempunyai nilai kalor 4923,906 Kkal/kg tetapi, terjadi penurunan pada persentase kulit kopi 50% menjadi 4792,68 Kkal/kg dan terjadi sedikit kenaikan menjadi 4882,613 Kkal/kg pada persentase 70% tetapi tidak melebihi nilai kalor dengan persentase kulit kopi 30%. Hal ini disebabkan bahan campuran briket yakni serbuk kayu mempunyai nilai kalor yang lebih tinggi dari pada nilai kalor kulit kopi. Hal ini didukung data hasil penelitian pendahuluan didapatkan nilai kalor maksimal arang Kulit Kopi mencapai 6246,31 Kkal/kg sedangkan serbuk kayu mempunyai nilai kalor 6893,64 Kkal/kg. Pengaruh Komposisi Terhadap Kadar Air Kadar air sangat mempengaruhi kualitas briket arang yang dihasilkan. Semakin rendah kadar air maka nilai kalor dan daya pembakaran akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin 154
4 tinggi kadar air maka nilai kalor dan daya pembakaran akan semakin rendah. Penentuan kadar air dilakukan untuk mengetahui sifat higroskopis briket arang. Pengaruh komposisi kulit kopi briket terhadap kadar air dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Grafik kadar air Berdasarkan pada gambar 2 dapat diketahui semakin banyak komposisi dari kulit kopi maka semakin tinggi kadar air yang dihasilkan. Bisa dilihat pada persentase 30% kulit kopi menghasilkan kadar air 6,275% kemudian terjadi kenaikan pada persentase 50% dengan kadar air mencapai 6,801% dan pada persentase 70% menjadi 8,08%. Hal ini di sebabkan oleh perbedaan luas permukaan dari kulit kopi dan serbuk kayu, dimana kulit kopi mempunyai luas permukaan yang lebih besar daripada serbuk kayu. Maka semakin besar luas permukaan butiran serbuk kulit kopi menyebabkan banyak pori pada briket yang mudah mengikat air yang terdapat pada udara. Pengaruh Komposisi Terhadap Kadar Abu Unsur utama abu adalah mineral silika dan pengaruhnya kurang baik terhadap nilai kalor yang dihasilkan, sehingga semakin tinggi kadar abu yang dihasilkan maka kualitas briket akan semakin rendah. Menurut Andes dan Rizal (2012), abu yang terkandung dalam bahan bakar padat adalah mineral yang tidak dapat terbakar tertinggal setelah proses pembakaran dan reaksireaksi yang menyertainya selesai. Abu akan menurunkan mutu bahan bakar padat karena dapat menurunkan nilai kalor. Berdasarkan penelitian didapatkan data pengaruh komposisi kulit kopi terhadap kadar abu dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Grafik kadar abu Dari gambar 3 dapat disimpulkan semakin tinggi kadar kulit kopi maka akan menurunkan nilai kadar abu yang dihasilkan. Dapat dilihat pada persentase kulit kopi 30% menghasilkan kadar abu sekitar 32,82% dan terus terjadi penurunan menjadi 24,28% dan 19,304% pada 155
5 persentase kulit kopi 50% dan 70%. Hal ini disebabkan kulit kopi mempunyai kandungan unsur organik yang tinggi sehingga akan mudah terikat pada proses pembakaran dan menghasilkan sedikit zat sisa yang menjadi abu. Pengaruh Komposisi Terhadap Volatile mass Kadar zat yang hilang (Volatile mass) pada suhu 900ºC adalah zat yang dapat menguap sebagai hasil dekomposisi senyawa - senyawa yang masih terdapat di dalam briket arang selain air, karbon terikat dan abu. Pada penelitian didapatkan data dari pengaruh komposisi kulit kopi terhadap zat hilang yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Grafik volatile mass Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat pada kulit kopi dengan persentase 30% menghasilkan zat hilang 11,434% tetapi pada komposisi kulit kopi 50% terjadi peningkatan menjadi 12,209% dan pada komposisi kulit kopi 70% terjadi penurunan menjadi 9,862 %. Dilihat dari ketiga hasil volatile mass dari ketiga perlakuan telah memenuhi standart briket minimal 8 15%. Volatile mass pada proses pembakaran mempengaruhi jumlah asap yang dihasilkan maka, semakin kecil nilai volatile mass semakin kecil pula asap yang dihasilkan. Menuru t Hendra dan Pari (2000), zat mudah menguap yang tinggi pada briket akan menimbulkan asap yang relatif lebih banyak pada saat briket dinyalakan. Hal tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara karbon monoksida (CO) dengan turunan alkohol. Volatile mass dapat menurunkan nilai kalor, bisa dilihat pada grafik volatile mass pada persentase kulit kopi 50% didapatkan volatile mass sebesar 12,209% merupakan hasil pengujian volatile mass yang paling tinggi, sedangkan pada nilai kalor dengan persentase kulit kopi yang sama menghasilkan nilai kalor 4792,68 Kkal/kg yang merupakan nilai kalor paling kecil dari hasil pengujian nilai kalor semua perlakuan. Pengaruh komposisi terhadap karbon terikat Karbon terikat merupakan kadar karbon hasil dari reaksi selulosa maupun dari hemiselulosa saat pembakaran. jumlah selulosa maupun hemiselulosa sangat mempengaruhi kadar karbon pada arang. Selain itu karbon terikat sangat berpengaruh, karena akan terikat dengan oksigen saat proses pembakaran. Dari hasil penelitian dapat dilihat hubungan antara komposisi kulit kopi terhadap karbon terikat seperti pada gambar 5. Dari gambar 5 dapat diketahui bahwa semakin tinggi komposisi kulit kopi semakin tinggi pula kadar karbon terikat yang dihasilkan. Dapat dilihat pada persentase kulit kopi 30% didapatkan nilai karbon terikat 49,46% terus meningkat karbon terikat menjadi 56,707% dan 62,751% pada persentase kulit kopi 50% dan 70%. Hal ini disebabkan kulit kopi mempunyai lebih banyak kandungan selulosa maupun hemiselulosa yang mempunyai nilai karbon yang tinggi yang terikat pada proses karbonisasi dari pada serbuk kayu. 156
6 Gambar 5. Grafik Karbon terikat Karbon terikat dapat meningkatkan nilai kalor yang dihasilkan, tetapi pada hasil penelitian terjadi penurunan nilai kalor pada komposisi kulit kopi 30% didapatkan nilai kalor 4923 Kkal/kg dan pada komposisi kulit kopi 70% nilai kalor menjadi 4882 Kkal/kg. Hal ini disebabkan banyaknya kadar air pada komposisi kulit kopi 70% sehingga terjadi penurunan nilai kalor. Menurut Arif dkk (2007) nilai kalor akan meningkat dengan semakin bertambahnya nilai karbon terikat, akan tetapi nilai kalor akanmenurun dengan semakin meningkatnya kadar abu dan kadar air. Pengaruh komposisi terhadap kuat tekan aksial Kuat tekan merupakan kemampuan fisik yang dapat mengoptimalkan proses penyimpanan agar tidak mudah hancur ketika dibebani bahan biomassa lainya. Pada penelitian dapat diketahui pengaruh dari komposisi kulit kopi terhadap kuat tekan briket dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6. Grafik Kuat tekan Pada gambar 6 dapat dilihat pada persentase kulit kopi 30% menghasilkan kuat tekan 0,198 kg/cm 2 dan kemudian terjadi penurunan menjadi 0,127 kg/cm 2 pada persentase kulit kopi 50% dan kemudian sedikit kenaikan menjadi 0,189 kg/cm 2 pada persentase 70%. Penurunan kuat tekan dengan meningkatnya persentase kulit kopi disebabkan ukuran partikel dari kulit kopi lebih besar daripada ukuran partikel serbuk kayu meski dilakukan pengayakan yang sama menggunakan 40 mesh. Selain itu serbuk kayu mempunyai selulosa yang relatif tinggi yakni sebesar 40,99 % sehingga dapat meningkatkan elistisitas briket yang dihasilkan. Menurut 157
7 Sugeng (2009) semakin tinggi kandungan selulosa dalam biomassamaka kuat tekan briket biomassaakan semakin tinggi. Selulosa memiliki sifat yang elastis dan tidak mudah putus Perbandingan Hasil dengan Penelitian Sebelumnya Hasil penelitian briket bioarang dengan variasi kulit kopi dibandingkan dengan penelitian sebelumnya maupun dengan standart briket batubara, agar dapat diketahui hasil penelitian yang lebih baik dari penelitian sebelumnya dan mendekati standar briket batu bara. Perbandingan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Perbandingan uji penelitian Jenis Briket Kadar Air (%) Volatil Matter (%) Kadar Abu (%) Fixed Karbon (%) Nilai Kalor (Kkal/kg) KK1(70%) 8,08 17,94 19,30 54, ,61 KK2(50%) 6,80 19,01 24,28 49, ,68 KK3(30%) 6,27 17,70 32,82 43, ,90 Briket Kulit kopi dan 10,76 81,12 1,23 6, ampas kopi*) Briket Batubara**) 7, Briket kulit kopi, 0,28 27,06 72, ,21 lumpur IPAL PT. SIER dan sampah plastik LPDE***) *) Wahyu Kusuma dkk, 2012 **) Dirjen Pertambangan Umum No a.k /213/DDJP/93 ***) Putri Eka Rizky dan Sudarsono, 2009 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa briket bioarang KK1 dan KK2 sudah memenuhi standart briket bioarang. Tetapi briket KK1, KK2 dan KK3 masih belum memenuhi standart volatile matter, kadar abu maupun nilai kalor, meskipun pada briket KK3 sudah mendekati minimal standarisasi briket batu bara. Dengan sedikit mengubah pada komposisi memungkinkan akan lebih meningkatkan kualitas briket bio arang. Hasil penelitian dibandingkan dengan briket kulit kopi dan ampas kopi mempunyai beberapa perbedaan. Nilai kalor hasil penelitian cenderung lebih tinggi yakni 4923,90 Kkal/kg pada perlakuan KK3 dengan briket campuran ampas kopi yang mempunyai nilai kalor 4713 Kkal/kg. Pada kadar air mempunyai nilai lebih kecil yakni 6,27 % pada perlakuan KK3 sedangkan pada briket campuran ampas kopi didapatkan kadar air 10,76 %. Volatile matter pada hasil penelitian lebih kecil yakni 17,70 % pada perlakuan KK3 sedangkan pada briket campuran ampas kopi mencapai 81,12%. Sedangkan kadar abu dan fixed karbon hasil penelitian yakni 19,30% pada perlakuan KK1 dan 43,185% pada perlakuan KK3 yang nilainya lebih besar daripada briket campuran ampas kopi yakni 1,23% dan 6,89%. Sehingga dapat diketahui hasil penelitian lebih optimal pada nilai kalor, kadar air dan volatile matter akan tetapi masih kurang optimal pada hasil kadar abu yg dihasilkan. Hasil penelitian juga dibandingkan dengan briket kulit kopi dengan campuran Lumpur IPAL dan Sampah Plastik LPDE mempunyai beberapa perbedaan pada hasil uji proximate. Nilai kalor pada hasil penelitian mencapai 4923 Kkal/kg pada Perlakuan KK3 yang cenderung lebih besar dari pada briket campuran lumpur dan sampah plastik yang sebesar 4615, 21 Kkal/kg. Pada kadar air hasil penelitian sebesar 6,27% pada perlakuan KK3, lebih besar daripada kadar air briket campuran lumpur dan sampah plastik yang sebesar 0,28%. Volatile matter pada hasil penelitian yakni 17,70% pada perlakuan KK3 yang nilainya lebih kecil dari briket campuran lumpur dan sampah plastik yang sebesar 27,06%. Untuk kadar abu hasil penelitian yakni 19,30% pada perlakuan KK1 lebih kecil daripada briket campuran lumpur dan 158
8 sampah plastik yakni sebesar 72,66%. Maka dapat disimpulkan hasil penelitian lebih optimal nilai kalor, volatile matter dan kadar abu daripada briket kopi dengan campuran Lumpur IPAL dan Sampah Plastik LPDE, akan tetapi sama optimalnya nilai kadar air antara hasil penelitian dengan briket kulit kopi dengan campuran Lumpur IPAL dan Sampah Plastik LPDE. KESIMPULAN Komposisi kulit kopi dan serbuk kayu berpengaruh terhadap nilai kalor, kadar abu, kadar air, volatile mass, karbon terikat dan kuat tekan aksial, dimana hasil optimal pada tiap parameter uji berbeda pada tiap komposisi kulit kopi 30%, 50% dan 70%. Nilai kalor yang paling optimal yakni 4923,9 Kkal/kg pada presentase kulit kopi 30%, masih kurang dari standart briket batubara rumah tangga yang memiliki standart minimal Kkal/Kg. Kadar air yang paling kecil yakni pada persentase kulit kopi 30% sebesar 6,275% memenuhi standart Dirjen Pertambangan < 7,5%. Sedangkan pada volatile mass yang paling kecil sebesar 9,862% pada persentase 70% kulit kopi, masih kurang dari standart minimal sebesar 12% - 15%. Nilai kadar abu yang paling rendah yakni sebesar 19,304 % pada persentase 70% kulit kopi dan yang tertinggi pada persentase 30% yakni sebesar 32,82% masih kurang dari standart minimal < 8%. Dan pada nilai karbon terikat yang terendah sebesar 49,46 % pada persentase kulit kopi 30% dan yang paling tinggi pada persentase 70% kulit kopi yakni sebesar 62,751%. Kuat tekan yang paling tinggi yakni 0,198 kg/cm 2 pada persentase kulit kopi 30%, tetapi masih kurang dari standart minimal yang mencapai 3 kg/cm 2. DAFTAR PUSTAKA Andes, I dan M. Rizal A Pengaruh Jenis Dan Kadar Bahan Perekat Pada Pembuatan Briket Blotong Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. J. Tek. Ind. Pert. Vol. 21 (3), Arganda, M Pemanfaatan Tandan Kosong dan Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Briket Arang. Tesis Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan Arif, Helmi dan Arnaldo Pembuatan Briket Arang Dari Serbuk Gergaji Kayu dan Tempurung Kelapa. Jurusan Teknik Kimia UNSRI. Inderalaya Direktorat pascapanen dan Pembinaan Usaha, Hasil Samping Proses Produksi Kopi Bubuk Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian pertanian. Jakarta Dirjen Pertambangan Umum, Standarisasi Briket Batubara Rumah Tangga dan Industri No a.k/213/ddjp/93. Kementrian Energi dan Sumber daya Mineral. Jakarta Hendra D dan G Pari Penyempurnaan Teknologi Pengolahan Arang. Laporan Hasil Penelitian Hasil Hutan. Balai Penelitian dan Pengembangan kehutanan, Bogor. Putri Eka, R dan Sudarsono Eco-Briquette Dari Komposit Kulit Kopi, Lumpur IPAL PT. SIER, dan Sampah Plastik LDPE. Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS. Surabaya. Setiawan, A, O. Adriano dan P. Coniwanti Pengaruh Komposisi Pembuatan Biobriket Dari Campuran Kulit Kacang Dan Serbuk Gergaji Terhadap Nilai Pembakaran. Tehnik Kimia, Fakultas Tehnik, Universitas Sriwijaya. Jurnal Tehnik Kimia no.2 Vol. 18. Sugeng, R Uji Kualitas Fisik Dan Uji Kinetika Pembakaran Briket Jerami Padi Dengan Dan Tanpa Bahan Pengikat. Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret. Surakarta 159
9 Wahyu Kusuma A, Sarwono dan Ronny D. N Kajian Experimental Terhadap Karakteristik Pembakaran Briket Limbah Ampas Kopi Instan dan Kulit Kopi. Jurnal Tehnik Pomits Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya 160
SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes
SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH AMPAS KOPI INSTAN DAN KULIT KOPI ( STUDI KASUS DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA ) Oleh : Wahyu Kusuma
Lebih terperinciANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG
ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG ABSTRACT Mochamad Agil Yogi Parama, Erlinda Ningsih, Yustia Wulandari Mirzayanti Teknik-Kimia ITATS,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET
RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET Muhammad Taufik 1), Adi Syakdani 2), Rusdianasari 3), Yohandri Bow 1),2),3 ), 4) Teknik Kimia, Politeknik Negeri
Lebih terperinciJurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :
Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal : 95-102 ISSN NO:2085-580X PENGARUH JUMLAH TEPUNG KANJI PADA PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG PALA THE EFFECT OF TAPIOCA STARCH VARIATION
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET
KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET Siti Hosniah*, Saibun Sitorus dan Alimuddin Jurusan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI
PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI Yunus Zarkati Kurdiawan / 2310100083 Makayasa Erlangga / 2310100140 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS 1
JURNAL TEKNIK POMITS 1 Kajian Eksperimental Terhadap Karakteristik Pembakaran Briket Limbah Ampas Kopi Instan Dan Kulit Kopi (Studi Kasus Di Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao Indonesia) Wahyu Kusuma A, Sarwono
Lebih terperinciANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH
ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH Hidro Andriyono 1), Prantasi Harmi Tjahjanti 2) 1,2) Prodi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) Jalan Raya Gelam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Karakterisasi Briket Arang Pengujian karakteristik briket meliputi kadar air, kadar abu, dekomposisi senyawa volatil, kadar karbon terikat, kerapatan dan nilai kalor.
Lebih terperinciKarakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri
EBT 02 Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri Abdul Rahman 1, Eddy Kurniawan 2, Fauzan 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus Bukit Indah,
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH BAHAN PEREKAT TERHADAP KUALITAS BRIKET BIOARANG DARI TONGKOL JAGUNG
PENGARUH JUMLAH BAHAN PEREKAT TERHADAP KUALITAS BRIKET BIOARANG DARI TONGKOL JAGUNG RIWAN MANALU 040308041 DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 PENGARUH JUMLAH
Lebih terperinciKUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU
KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU (Rhizophora mucronata Lamck) DAN KAYU RAMBAI (Sonneratia acida Linn) DENGAN BERBAGAI TEKANAN Oleh/by: Gt. A. R. THAMRIN Program Studi Teknologi Hasil Hutan
Lebih terperinciEKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY
EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY POLYETHYLENE PLASTIC WASTE AND MUNICIPAL SOLID WASTE CARBON
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi
Lebih terperinciDylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih
PEMANFAATAN LIMBAH TONGKOL JAGUNG DAN TEMPURUNG KELAPA MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI Dylla Chandra Wilasita 2309105020 Ragil Purwaningsih
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Bahan/material penyusun briket dilakukan uji proksimat terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sifat dasar dari bahan
Lebih terperinciPEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT DAN LIMBAH KELAPA SAWIT (SLUDGE) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOBRIKET ARANG SKRIPSI
PEMANFAATAN CANGKANG KELAPA SAWIT DAN LIMBAH KELAPA SAWIT (SLUDGE) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOBRIKET ARANG SKRIPSI OLEH : MUHAMMAD GINTA MUNTHE PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciPemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi
Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses dan Non Dylla Chandra Wilasita (2309105020) dan Ragil Purwaningsih (2309105028) Pembimbing:
Lebih terperinciPEMBUATAN BRIKET DARI SEKAM PADI DENGAN KOMBINASI BATUBARA
PEMBUATAN BRIKET DARI SEKAM PADI DENGAN KOMBINASI BATUBARA SKRIPSI Oleh : KASTA EFRATA BARUS 100308040 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016 PEMBUATAN BRIKET
Lebih terperinciStudi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 5, Nomor 1, Januari 2013 Hal. 27-35 Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi Hijrah Purnama Putra 1)
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN MASSA ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET
PENGARUH PERBANDINGAN MASSA ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET Iriany, Meliza*, Firman Abednego S. Sibarani, Irvan Departemen Teknik Kimia, Fakultas
Lebih terperinciUJI VARIASI KOMPOSISI BAHAN PEMBUAT BRIKET KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PERTANIAN
UJI VARIASI KOMPOSISI BAHAN PEMBUAT BRIKET KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PERTANIAN HASRIL AMRI LUBIS 050308011 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 UJI VARIASI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biomassa Kata Biomassa terdiri atas bio dan massa, dan istilah ini mula-mula digunakan dalam bidang ekologi untuk merujuk pada jumlah hewan dan tumbuhan. Setelah
Lebih terperinciPemanfaatan Kulit Buah Kakao Menjadi Briket Arang Menggunakan Kanji Sebagai Perekat
Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Menjadi Briket Arang Menggunakan Kanji Sebagai Perekat Muzakir MT *, Muhammad Nizar, Cut Safarina Yulianti Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Serambi
Lebih terperinciYenni Ruslinda, Fitratul Husna, Arum Nabila
KARAKTERISTIK BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH BUAH, SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF DI RUMAH TANGGA Yenni Ruslinda, Fitratul Husna, Arum
Lebih terperinciEKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH KEBUN ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY
EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH KEBUN ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) AND YARD WASTE CHARCOAL Ratna Srisatya Anggraini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Konsumsi bahan bakar di Indonesia sejak tahun 1995 telah melebihi produksi dalam negeri. Dalam kurun waktu 10-15 tahun kedepan cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR
ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR (Acacia mangium Wild) DENGAN BATUBARA Oleh/By NOOR MIRAD SARI, ROSIDAH R. RADAM & RANIFA DWINA Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Indonesia sedang berkembang menjadi sebuah negara industri. Sebagai suatu negara industri, tentunya Indonesia membutuhkan sumber energi yang besar. Dan saat
Lebih terperinciANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS
ANALISIS PEGARUH KOMPOSISI TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET BIOBATUBARA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN OLI BEKAS Rr.Harminuke Eko Handayani*, RR.Yunita Bayuningsih, Ade Septyani *)Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Lebih terperinciBRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM
Briket Arang dari Serbuk Gergajian Kayu Meranti dan Arang Kayu Galam...Yuniarti dkk. BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM CHARCOAL BRIQUETTE FROM MERANTI WOOD SAW DUST AND
Lebih terperinciA. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku
A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 1. Kadar Air (%) 4,5091 4,7212 4,4773 5,3393 5,4291 5,2376 4,9523 2. Parameter Pengujian Kadar
Lebih terperinciKARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU
KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU Erna Rusliana M. Saleh *) Prodi Teknologi Hasil Pertanian, Fak. Pertanian, Universitas Khairun Jln. Raya Pertamina, Gambesi, Ternate,
Lebih terperinciBerapa Total Produksi Sampah di ITS..??
Berapa Total Produksi Sampah di ITS..?? Dalam sehari terjadi 6x pengangkutan sampah menggunakan mobil pengangkut sampah menuju TPS. Total produksi Sampah di ITS setiap harinya sebanyak 4,8 m3 Setara dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Uji proksimat merupakan sifat dasar dari bahan baku yang akan digunakan sebelum membuat briket. Sebagaimana dalam penelitian ini bahan
Lebih terperinciMAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KOMPOSISI DAN UKURAN BAHAN
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Joko Triyanto, Subroto, Marwan Effendy Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.
Lebih terperinciKonsumsi BB yang meningkat. Biobriket. Pencarian BB alternatif. Yang ramah lingkungan. Jumlahnya Banyak
Konsumsi BB yang meningkat SDA semakin menipis Pencarian BB alternatif Biobriket Yang ramah lingkungan Jumlahnya Banyak Kulit kacang dan serbuk gergaji yang digunakan berasal dari limbah home industri
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI OLEH : ANDY CHRISTIAN 0731010003 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciECO-BRIQUETTE DARI KOMPOSIT BONGGOL PISANG, LUMPUR IPAL PT.SIER DAN PLASTIK JENIS LDPE
ECO-BRIQUETTE DARI KOMPOSIT BONGGOL PISANG, LUMPUR IPAL PT.SIER DAN PLASTIK JENIS LDPE Feiza Amelia C., Rachmat Boedisantoso dan IDAA Warmadewanthi Environmental Engineering of Civil Engineering and Planning
Lebih terperinciANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT
ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT Oleh : Harit Sukma (2109.105.034) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT. JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan program dilakukan dibeberapa tempat yang berbeda, yaitu : 1. Pengambilan bahan baku sampah kebun campuran Waktu : 19 Februari 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini sedang bergerak menjadi sebuah negara industri. Sebagai negara industri, Indonesia pasti membutuhkan sumber energi yang besar yang bila tidak diantisipasi
Lebih terperinciPENGARUH PERBANDINGAN TEMPURUNG KELAPA DAN ECENG GONDOK SERTA VARIASI UKURAN PARTIKEL TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET
Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 5, No. 3 (September 2016) PENGARUH PERBANDINGAN TEMPURUNG KELAPA DAN ECENG GONDOK SERTA VARIASI UKURAN PARTIKEL TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET Iriany, Firman Abednego Sarwedi
Lebih terperinciEKO-BRIKET DARI KOMPOSIT BONGGOL JAGUNG, LUMPUR IPAL PT. SIER, DAN SAMPAH PLASTIK LDPE
EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT BONGGOL JAGUNG, LUMPUR IPAL PT. SIER, DAN SAMPAH PLASTIK LDPE Riza Octaviany, IDAA Warmadewanthi, dan Rachmat Boedisantoso Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram Kondisi Energi Nasional 2014 (Sumber: Badan Geologi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis energi pada saat ini sangat kental kita rasakan dan sedanghangat dibicarakan, dimana ditandai dengan semakin langkanya bahan bakar minyak (BBM) ditengah-tengah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengujian briket dengan
Lebih terperinciPEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG DAN LIMBAH TEH SEBAGAI BAHAN BRIKET
Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 3 Th. 2015 PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG DAN LIMBAH TEH SEBAGAI BAHAN BRIKET (Utilization of Corncob and Tea Waste as Charcoal Briquettes) T. Anwari
Lebih terperinciKarakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 1, No. 1, November 2009 15 Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung Danang Dwi Saputro Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang Abstrak : Potensi biomass
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan ini merupakan salah satu cara untuk mengetahui dapat atau tidaknya limbah blotong dibuat menjadi briket. Penelitian pendahuluan
Lebih terperinciPEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG SAWIT DENGAN PERLAKUAN WAKTU PENGARANGAN DAN KONSENTRASI PEREKAT
Pembuatan briket arang tempurung sawit dengan perlakuan pengarangan.djoko Purwanto PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG SAWIT DENGAN PERLAKUAN WAKTU PENGARANGAN DAN KONSENTRASI PEREKAT The Manufacture of Charcoal
Lebih terperinciRatna Srisatya Anggraini ( )
EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH KEBUN Oleh : Ratna Srisatya Anggraini (3305 100 053) Dosen Pembimbing: Prof. DR. YULINAH TRIHADININGRUM, MAppSc
Lebih terperinciUJI KEHALUSAN BAHAN DAN KONSENTRASI PEREKAT BRIKET BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU BRIKET
UJI KEHALUSAN BAHAN DAN KONSENTRASI PEREKAT BRIKET BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU BRIKET HASNUL JEIN 050308026 PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI. Oleh : REZY PUTRI RAGILIA ( )
LAPORAN PENELITIAN BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI Oleh : REZY PUTRI RAGILIA (0731010040) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
Lebih terperinciKUALITAS ARANG BRIKET BERDASARKAN PERSENTASE ARANG BATANG KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ) DAN ARANG KAYU LABAN (VITEX PUBESCENS VAHL)
KUALITAS ARANG BRIKET BERDASARKAN PERSENTASE ARANG BATANG KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS JACQ) DAN ARANG KAYU LABAN (VITEX PUBESCENS VAHL) The Quality of Charcoal Briquette Based on Percentage of Charcoal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sentra industri sekarang tidak lepas dari kebutuhan bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang semakin meningkat sehingga
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Nilai densitas pada briket arang Ampas Tebu. Nilai Densitas Pada Masing-masing Variasi Tekanan Pembriketan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Densitas Densitas atau kerapatan merupakan perbandingan antara berat dengan volume briket. Besar kecilnya kerapatan dipengaruhi oleh ukuran dan kehomogenan penyusun
Lebih terperinciBRIKET KULIT BATANG SAGU (Metroxylon sagu) MENGGUNAKAN PEREKAT TAPIOKA DAN EKSTRAK DAUN KAPUK (Ceiba pentandra) Nurmalasari, Nur Afiah
Jurnal Dinamika, April 2017, halaman 1-10 P-ISSN: 2087-889 E-ISSN: 2503-4863 Vol. 08. No.1 BRIKET KULIT BATANG SAGU (Metroxylon sagu) MENGGUNAKAN PEREKAT TAPIOKA DAN EKSTRAK DAUN KAPUK (Ceiba pentandra)
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGARANGAN TERHADAP KUALITAS BRIKET ARANG DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SAWIT
Jurnal Litbang Industri, Vol. 4 No. 1, Juni 014: 9-8 PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGARANGAN TERHADAP KUALITAS BRIKET ARANG DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SAWIT The Effect of Carbonization Temperature and Carbonization
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA
PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA Subroto, Tri Tjahjono, Andrew MKR Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciAditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
ANALISA KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN VARIASI PEREKAT DAN TEMPERATUR DINDING TUNGKU 300 0 C, 0 C, DAN 500 0 C MENGGUNAKAN METODE HEAT FLUX CONSTANT (HFC) Aditya Kurniawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan energi semakin meningkat pula. Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka mendukung kelangsungan
Lebih terperinciPEMBUATAN BRIKET ARANG DARI CAMPURAN BUAH BINTARO DAN TEMPURUNG KELAPA MENGGUNAKAN PEREKAT AMILUM
PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI CAMPURAN BUAH BINTARO DAN TEMPURUNG KELAPA MENGGUNAKAN PEREKAT AMILUM Indah Suryani *, M. Yusuf Permana U., M. Hatta Dahlan Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS
ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS Tri Tjahjono, Subroto, Abidin Rachman Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAHAN BAKAR PADAT DARI PELEPAH SAWIT MENGGUNAKAN PROSES KARBONISASI DENGAN VARIASI UKURAN BAHAN BAKU DAN SUHU
BAHAN BAKAR PADAT DARI PELEPAH SAWIT MENGGUNAKAN PROSES KARBONISASI DENGAN VARIASI UKURAN BAHAN BAKU DAN SUHU Qurotullaili 1, Komalasari 1, Zuchra Helwani 1,* 1 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciKELAYAKAN LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA SEBAGAI BRIKET BLOTONG BERPORI UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF. Rekyan Sesutyo Ediy **) dan Sri Widyastuti *)
KELAYAKAN LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA SEBAGAI BRIKET BLOTONG BERPORI UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF Rekyan Sesutyo Ediy **) dan Sri Widyastuti *) Abstrak Pemanfaatan Limbah Padat Pabrik Gula (Blotong) selama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang akan dilakukan selama 4 bulan, bertempat di Laboratorium Kimia Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biomassa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Biomassa meliputi semua bahan yang bersifat organik ( semua makhluk yang hidup atau mengalami pertumbuhan dan juga residunya ) (Elbassan dan Megard, 2004). Biomassa
Lebih terperinciANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
ANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF Paisal 1), Muhammad Said Karyani. 2) 1),2) Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Lebih terperinciEKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH-DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA
EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH-DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA Disusun oleh : Deqi Rizkivia Radita NRP. 3305 100 025 Dosen Pembimbing : Prof. DR. Yulinah Trihadiningrum,
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN TEMPURUNG KELAPA MENJADI BIOBRIKET DENGAN VARIASI KOMPOSISI BAHAN BAKU
PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN TEMPURUNG KELAPA MENJADI BIOBRIKET DENGAN VARIASI KOMPOSISI BAHAN BAKU Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Lebih terperinciANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU
SNTMUT - 214 ISBN: 978-62-712--6 ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU Eddy Elfiano, M. Natsir. D, Doni Indra Program Studi Teknik Mesin FakultasTeknik Universitas
Lebih terperinciAnalisis Variasi Suhu Tekan Pada Karakteristik Briket Arang Ampas Tebu sebagai Bahan Bakar Alternatif
Analisis Variasi Suhu Tekan Pada Karakteristik Briket Arang Ampas Tebu sebagai Bahan Bakar Alternatif Digdo Listyadi Setyawan, 1 Nasrul Ilminnafik 2, Hary Sutjahjono 3 1,2,3) Program Studi Teknik Mesin
Lebih terperinciEKO-BRIKET DARI KOMPOSIT BONGGOL JAGUNG, LUMPUR IPAL PT. SIER, DAN SAMPAH PLASTIK LDPE ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE OF CORNCOB, SLUDGE
EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT BONGGOL JAGUNG, LUMPUR IPAL PT. SIER, DAN SAMPAH PLASTIK LDPE ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE OF CORNCOB, SLUDGE WWT PT. SIER, AND LDPE PLASTIC WASTE Riza Octaviany dan IDAA Warmadewanthi
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING. Oleh Emilia Usman
PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul Karakterisasi Briket campuran Arang Tempurung Kelapa dan Serbuk Kayu sebagai Bahan bakar Alternatif Ramah Lingkungan Oleh Emilia Usman 441 410 057 Telah diperiksa
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PADAT HASIL HIDROLISIS DARI KULIT SINGKONG MENJADI BIOBRIKET
PEMANFAATAN LIMBAH PADAT HASIL HIDROLISIS DARI KULIT SINGKONG MENJADI BIOBRIKET Irmawati Syahrir 1), Muhammad Syahrir 2), Sirajuddin 3) 1),2),3 ) Teknik Kimia, Politeknik Negeri Samarinda Jl. Dr. Ciptomangunkusumo
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BOTTOM ASH P L T U DENGAN BIOMASSA CANGKANG KOPI
PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BOTTOM ASH P L T U DENGAN BIOMASSA CANGKANG KOPI Budi Gunawan Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro Universitas Muria Kudus Email: budi.gunawan02@gmail.com Sugeng
Lebih terperinciOPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.2 ; November 2016 ISSN 2407-4624 OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET * DWI SANDRI 1, FAJAR SAPTA HADI 1 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini menguraikan secara rinci langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian agar terlaksana secara sistematis. Metode yang dipakai adalah
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN SERBUK GERGAJI, KULIT SINGKONG DAN BATUBARA TERHADAP NILAI PEMBAKARAN
PENGARUH KOMPOSISI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN SERBUK GERGAJI, KULIT SINGKONG DAN BATUBARA TERHADAP NILAI PEMBAKARAN Ir. Hj. Rosdiana Moeksin, M.T (*), Adi Kunchoro, Rengga Ulil Ambri Zecy (*)Jurusan
Lebih terperinciAnalisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi
Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi Eddy Elfiano, N. Perangin-Angin Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau
Lebih terperinciPengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran
Pengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran Jeffrie Jacobis Malakauseya, Sudjito, Mega Nur Sasongko Jurusan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN CANGKANG DAN SERABUT BUAH KELAPA SAWIT TERHADAP NILAI KALOR DI PROPINSI BANGKA BELITUNG
KARAKTERISTIK CAMPURAN CANGKANG DAN SERABUT BUAH KELAPA SAWIT TERHADAP NILAI KALOR DI PROPINSI BANGKA BELITUNG Yudi Setiawan Jurusan Teknik Mesin, Universitas Bangka Belitung Jl.Merdeka no. 04 Pangkalpinang
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di : 1. Observasi lapang di sentra produksi pertanian dan/atau industri penghasil limbah padat pertanian yang berada di sekitar
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN SABUT DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP NILAI KALOR BIOBRIKET DENGAN PEREKAT MOLASE
Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika Vol. 02, No. 01 (2018) 8 14 Departemen Fisika FMIPA Universitas Padjadjaran PENGARUH KOMPOSISI CAMPURAN SABUT DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP NILAI KALOR BIOBRIKET DENGAN PEREKAT
Lebih terperinciPEMBUATAN BRIKET BIORANG DARI CAMPURAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SAWIT DAN CANGKANG BIJI KARET
PEMBUATAN BRIKET BIORANG DARI CAMPURAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA SAWIT DAN CANGKANG BIJI KARET Rosdiana Moeksin*, KGS. Ade Anggara Pratama, Dwi Riski Tyani * Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil Randemen Arang Tempurung Kelapa
26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rendemen Arang Briket Tempurung Kelapa Nilai rata-rata rendemen arang bertujuan untuk mengetahui jumlah arang yang dihasilkan setelah proses pirolisis. Banyaknya arang
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR KARBONISASI DAN JUMLAH BAHAN PEREKAT PADA PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI CANGKANG KOPI
PENGARUH TEMPERATUR KARBONISASI DAN JUMLAH BAHAN PEREKAT PADA PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI CANGKANG KOPI A. Rasyidi Fachry *, Maiya Aprilia Kurniasari, Sarah Safadina *Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari sumber energi alternatif. Energi alternatif yang diteliti dan terus dikembangkan di Indonesia dari
Lebih terperinciKUALITAS BIOPELET DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT DAN LIMBAH KAYU PENGGERGAJIAN
KUALITAS BIOPELET DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT DAN LIMBAH KAYU PENGGERGAJIAN The Quality of Biopellet Made from Oil Palm Trunk Waste and Wood Sawing Waste Tri Wibowo, Dina Setyawati, Nurhaida, Farah
Lebih terperinciKARBONISASI PELEPAH SAWIT DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU KARBONISASI Mesakh Fridolin Sitorus 1, Komalasari 1, Zuchra Helwani 1,*
KARBONISASI PELEPAH SAWIT DENGAN VARIASI TEMPERATUR DAN WAKTU KARBONISASI Mesakh Fridolin Sitorus 1, Komalasari 1, Zuchra Helwani 1,* 1 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina
Lebih terperinci4.1.1 Nilai Kalor (Heating value)
4.1.1 Nilai Kalor (Heating value) Lanjutan. 4.2 ANALISA EKSPERIMEN Laju Pengurangan Massa Briket Laju Perubahan Temperatur Briket Laju Pembakaran Briket Lanjutan. 4.3 ANALISA SIMULASI KONTUR TEMPERATUR
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN BAHAN BAKU DAUN PISANG DAN TEMPURUNG KELAPA
LAPORAN AKHIR PENGARUH VARIASI TEKANAN PADA PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN BAHAN BAKU DAUN PISANG DAN TEMPURUNG KELAPA Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik
Lebih terperinciPEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI
PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI Angga Yudanto (L2C605116) dan Kartika Kusumaningrum (L2C605152) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN LIMBAH AMPAS DAN DAUN TEBU MENGGUNAKAN PEREKAT LIGNIN DENGAN PROSES PIROLISIS PENELITIAN. Oleh :
PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN LIMBAH AMPAS DAN DAUN TEBU MENGGUNAKAN PEREKAT LIGNIN DENGAN PROSES PIROLISIS PENELITIAN Oleh : ARIEANTHI LAKSMININGSIH 0931010040 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciPEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN LIMBAH KULIT PISANG DAN SERBUK GERGAJI MENGGUNAKAN PEREKAT TETES TEBU
PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN LIMBAH KULIT PISANG DAN SERBUK GERGAJI MENGGUNAKAN PEREKAT TETES TEBU Eko Yudi Aristiyanto S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail:
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah spent bleaching earth dari proses pemurnian CPO yang diperoleh dari PT. Panca Nabati Prakarsa,
Lebih terperinciSTUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG
Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG 1 Enny Sholichah dan 2 Nok Afifah 1,2 Balai
Lebih terperinci