MAKALAH SIDANG TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH SIDANG TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011"

Transkripsi

1 PENGENALAN MOTIF BATIK DENGAN ROTATED WAVELET FILTER DAN NEURAL NETWORK Bernardinus Arisandi - Nanik Suciati - Arya Yudhi Wijaya Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember bernard10@cs.its.ac.id Batik merupakan kriya tekstil yang menjadi kekayaan intelektual dari bangsa Indonesia dan telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober Namun, bagaimana perkembangannya dan jenis apa saja yang membedakan batik dari negara lain masih belum banyak masyarakat Indonesia sendiri yang mengetahui. Dengan adanya metode pengenalan pola sangatlah reliable diterapkan pada pengenalan motif batik. Dalam tugas akhir ini diimplementasikan ekstraksi fitur menggunakan Rotated Wavelet Transform. Selanjutnya, hasil ekstraksi akan dikelompokan ke dalam motifnya menggunakan metode klasifikasi Neural Network. Kedua metode ini merupakan metode yang telah terbukti efektif dalam menganalisis tekstur. Penggunaan Neural Network varian Multi Layer Perceptron untuk mengklasifikasi fitur motif batik yang didekomposisi dengan transformasi wavelet memberikan hasil yang cukup akurat. Dari hasil uji coba bisa disimpulkan bahwa akurasi tertinggi dicapai 100% untuk testing data sama dengan training data dan dicapai 78,26% untuk testing data yang berbeda dengan training data. Kedua akurasi didapat pada nilai learning rate 0.8, menggunakan momentum 0.9, pada jumlah komposisi node hidden layer [ ] di level dekomposisi ke-5. Kata kunci: pengenalan motif batik, rotated wavelet filter, Daubechies-4, neural network, multi layer perceptron. 1. PENDAHULUAN Perhatian yang telah dilakukan untuk melakukan inventaris data batik sebenarnya telah dilakukan beberapa peneliti seperti oleh IAIC [1]. Meskipun demikian, banyak kendala dalam melakukan pengklasifikasian data batik. Kendala ini dikarenakan data batik tidak seluruhnya diklasifikasikan berdasarkan jenis motif tetapi berdasarkan nama daerah pembuatan. Oleh karenanya dalam tugas akhir ini, dikembangkan sebuah perangkat lunak yang dapat mengenali batik berdasarkan klasifikasi jenis motifnya.. Paper Texture Image Retrieval using Rotated Wavelet Filter oleh Manesh Kokare, Biswas, dan Chatterji [3] berhasil membuktikan rotated wavelet memiliki tingkat akurasi sebesar 79% untuk mengenali 116 citra tekstur. Pada buku Digital Image Processing Using Matlab oleh Gonzalez,Wood dan Eddins [4] memberikan pengertian bahwa wavelet mempunyai kehandalan yang lebih jika dibandingkan fourier transform dalam menganalisis image spatial dan frequency characteristic. Karena sebab inilah, Rotated Wavelet Transform menjadi metode yang sesuai untuk tahap Ekstraksi Fitur pada pengenalan motif batik. Pada tahap Klasifikasi, diperlukan metode yang dapat menampung seluruh hasil dekomposisi Rotated Wavelet Transform. Proses klasifikasi inilah yang menganalisis dan mempelajari hasil output untuk menentukan suatu citra input termasuk dalam jenis yang mana. Salah satu metode terbaik adalah Neural Network Multi-Layer Perceptron yang berhasil diterapkan pada Wavelet Packet Multi-layer Perceptron for Chaotic Time Series Prediction [5]. Dengan Multi Layer Perceptron, sistem mampu mengatasi massive paralelisme hasil dekomposisi wavelet dengan lebih cepat. 2. BATIK DAN PENGGOLONGANNYA Menurut pengertian buku H. Santosa Doellah [6], Batik adalah sehelai wastra yaitu sehelai kain yang dibuat secara tradisional dan digunakan dalam acara tradisional, beragam hias pola batik dibuat menggunakan teknik celup rintang dengan malam atau lilin batik sebagai bahan perintang warna. Sedangkan pengertian motif batik adalah suatu kerangka bergambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif batik dapat disebut juga corak batik atau pola batik. Motif batik terbagi menjadi dua kelompok besar, yakni motif geometri dan non-gemetri, lihat Tabel 1. Pada buku Danar Hadi karangan H. Santosa Doellah [6], terdapat motif terakhir pada pola non geometri yaitu motif pola khusus. Motif khusus memuat motif yang tidak dapat dimasukan ke dalam kelas yang lain. Motif ini banyak mempertemukan dua atau lebih motif lain yang digabung menjadi satu motif baru sehingga sulit jika diklasifikasikan. Oleh karena sebab inilah batik pola khusus masuk menjadi batasan aplikasi dan tidak dimasukkan dalam kelas pengenalan. 1 Bernardinus Arisandi

2 Tabel 1. Penggolongan Motif Batik Motif Geometri Nama Motif Deskripsi Contoh Batik Parang Ceplok Lereng Semen Lung-Lungan Buketan Pola Khusus Pola ini terdiri atas satu atau lebih ragam hias yang tersusun membentuk garis-garis sejajar dengan sudut miring 45 o. Terdapat ragam hias berbentuk belah ketupat sejajar dengan deretan ragam hias utama pola parang, disebut mlinjon. motif batik yang didalamnya terdapat gambar-gambar segi empat, lingkaran dan segala variasinya dalam membuat sebuah pola yang teratur. Pada dasarnya sama dengan pola parang tetapi memiliki perbedaan pada tidak adanya hias mlinjon dan hias gareng. Motif Non-Geometri Ragam hias utama yang merupakan ciri pola semen adalah meru. Hakikat meru adalah lambang gunung atau tempat tumbuhan bertunas atau bersemi sehingga motif ini disebut dengan semen, yang diambil dari kata dasar semi. Sebagian besar motif lung-lungan mempunyai ragam hias utama serupa dengan motif semen. Berbeda dengan pola semen, ragam hias utama lung-lungan tidak selalu mengandung ragam hias meru. Pola buketan mudah dikenali melalui rangkaian bunga atau kelopak bunga dengan kupu-kupu, burung, atau berbagai satwa kecil mengelilinginya Motif khusus memuat motif yang tidak dapat dimasukan ke dalam kelas yang lain. Motif ini banyak mempertemukan dua atau lebih motif lain yang digabung menjadi satu motif baru sehingga sulit jika diklasifikasikan. Parang Barong, Parang Kesit Barong, Parang Surakarta Ceplok Indramayu, Sidamukti, dan Sembagen Liris Cemeng, Lereng Madura, dan Liris Indramayu Semen Rante, Semen Gajah Birawa, Semen Surakarta Alas-alasan Kupu, Lung-lungan Ukel, Lung-lungan Merak Buket Isen Latar, Snow white, Buketan Pekalongan Tambal, Banji, Lunglungan dengan Lereng 3. TRANSFORMASI WAVELET Wavelet adalah fungsi yang memenuhi persyaratan matematika tertentu yang mampu melakukan dekomposisi terhadap sebuah fungsi tunggal. Wavelet digunakan untuk mendefinisikan ruang multiresolusi [4]. Pengembangan untuk kasus sinyal pada dimensi 2-D biasanya dilakukan dengan menerapkan struktur bank filter secara terpisah terhadap sinyal citra. Digunakan sebuah Low-Pass Filter atau LPF (L) dan High Pass Filter atau HPF (H). LPF dan HPF memiliki dua tipe yakni dekomposisi dan rekonstruksi. Mengacu pada Kokare, Biswas, dan Chatterji [3], wavelet filter yang digunakan untuk mengekstraksi fitur adalah tipe dekomposisi dengan varian wavelet Daubechies-4. LPF dan HPF pada Daubechies-4 memiliki panjang sebanyak 8 koefisien. LPF dan HPF dari Daubechies-4 dapat dilihat pada tabel 2 sedangkan proses dekomposisi Daubechies-4 dijelaskan pada Gambar 1. Tabel 2. Low Pass Filter (L) dan High Pass Filter (H) L [ ] H [ ] Gambar 1. Proses dekomposisi Daubechies-4 level 2 2 Bernardinus Arisandi

3 Pada data masukan f(x,y) yang berupa matriks dari citra akan didekomposisi menjadi empat subbidang domain (H) dengan bank filter : 1. Hll (LPF-LPF) Image Approximation. 2. Hlh (LPF-HPF) Image Horizontal Detail 3. Hhl (HPF-LPF) Image Vertical Detail 4. Hhh (HPF-HPF) Image Diagonal Detail Setiap subbidang merupakan representasi dari frekuensi terhadap arah yang spesifik. Subbidang ini didapatkan dari hasil konvolusi terhadap bank filternya dan mengalami proses downsampling. Downsampling merupakan proses penghilangan nilai matriks dengan index ganjil dan mengambil matriks yang berindeks genap. Setiap sub bidang memenuhi fungsi: j:r,s(x,y)= j,r(x) j,s(y) ψj:r,s(x,y)= j,r(x) ψj,s(y) ψj:r,s(x,y)= ψj,r(x) j,s(y) ψj:r,s(x,y)= ψj,r(x) ψj,s(y) dimana r,s є Z, dan j adalah level downsampling, ψ adalah koefisien tap wavelet induk dan adalah nilai diskrit dari fungsi skala resolusi yang didefinisikan pada fungsi 1-D. Pada setiap level dekomposisi, bidang Hll akan didekomposisi menjadi empat bidang dan begitu juga untuk level selanjutnya. 4. ROTATED WAVELET FILTER Pada Rotated Wavelet Filter, wavelet filter awal akan dirotasi sebesar 45 o dan frekuensi domain akan menjadi seperti Gambar 3. Manesh Kokare *, P.K. Biswas, dan Chatterji [3] membuktikan bahwa menggunakan filter yang dirotasi sebsesar 45 o akan memperlihatkan karakteristik motif yang lebih jelas pada setiap bidang yang terdekomposisi Dari penelitian inilah maka dipilih metode dengan menggabungkan fitur hasil Diskrit Wavelet Transform (DWT) dan Rotated Wavelet Transform (RWT) untuk memberikan karakteristik yang lebih baik dibandingkan menggunakan metode secara terpisah. Konsekuensi dari metode ini adalah tahap ekstraksi fitur yang lebih lama dan panjang fitur lebih banyak. Namun hasil akurasi yang diteliti dapat mendapatkan nilai yang lebih optimal. DWT+RWT menghasilkan akurasi 5% lebih besar daripada fitur DWT saja dan 12,2% lebih besar dari RWT saja. 5. ENERGI DAN STANDART DEVIASI Untuk mengidentifikasi motif perlu dihitung terlebih dahulu energi dan standart deviasi dari setiap subbidang. Energi tersebut berupa koefisien yang merupakan ciri dari bidang wavelet yang telah didekomposisi. Energi dan standart deviasi ditulis dalam persamaan 2 dan 3: Energi : j......( 2 ) Standart Deviasi: [ j j ] 1/2..( 3 ) Dimana M x N adalah besaran bidang wavelet terdekomposisi, X(i,j) adalah koefisien wavelet pada setiap bidang dan μ(i,j) adalah nilai mean dari koefisien wavelet. Nilai inilah yang akan dimasukan dalam database untuk menjadi fitur ekstraksi untuk setiap level dekomposisi. Level dekomposisi optimal pada level llima sehingga panjang fitur total adalah ((2 fitur x 4 bidang) x 5 level) = 40 Gambar 2. Diskrit Wavelet Filter dekomposisi level 1 Gambar 3. Rotated Wavelet Filter dekomposisi level 1 3 Bernardinus Arisandi

4 6. PENGENALAN BATIK BERBASIS ROTATED WAVELET FILTER DAN NEURAL NETWORK Proses pengenalan batik dengan menggunakan rotated wavelet filter dan neural network dijelaskan tahap per tahap seperti pada Gambar 4. Offline Mulai Mulai Online B. PREPROSES Tujuan dari preprosesing adalah objek batik siap untuk diekstraksi fitur dengan wavelet transform. Masukan dari tahap ini adalah citra batik yang telah bertipe data uint8. Langkah yang pertama kali dilakukan dengan melakukan grayscale image kemudian me-rezise ukuran image ke 128 x 128 pixel. Proses merubah citra berwarna menjadi citra grayscale dapat dilakukan sesuai pada Persamaan 4 Data Batik Image Query red green blue grayscale...(4) 3 Preproces Preproces Selesai Ekstraksi RWT+DWT Ekstraksi RWT+DWT Tampilkan Kelas Ekstraksi Fitur Hitung Energi & Standart Deviasi Hitung Energi & Standart Deviasi Perhitungan Similaritas Gambar 5. Contoh Preproses Citra Batik Normalisasi Fitur Training Simpan Network Dan Dataset Fitur Klasifikasi MLP Normalisasi Fitur Testing Gambar 4. Diagram Alur Sistem Pengenalan Motif Batik Denormalisasi A. DATASET Dataset yang digunakan berjumlah 228, yang terbagi menjadi training sebanyak 182 citra dengan jumlah kelas yaitu 6 dan testing 46 buah dengan jumlah kelas yang sama. Dataset training merupakan kumpulan data citra batik yang diambil dari koleksi buku Danar Hadi karangan H. Santosa Doellah (2002) [2]. Untuk motif batik khusus tidak dimasukan karena memiliki unsur modernisasi, sehingga seperti yang telah dibahas pada batasan permasalahan tugas akhir ini motif yang dimasukan adalah parang, semen, lung-lungan, ceplok, lereng dan buketan. Sedangkan testing diambil dari buku batik Hamidin A.S.[13] sebanyak 46 citra batik atau 25 % dari training. C. EKSTRAKSI FITUR Algoritma ekstraksi dimulai dari pengambilan data hasil preproses. Data preproses merupakan matriks uint8 128 x 128 yang dikonvolusi dengan wavelet filter kemudian di-downsampling. Empat koefisien dari konvolusi inilah yang menjadi matriks hasil RWT. Untuk level selanjutnya data yang menjadi masukan adalah koefisien LL atau yang disebut Image Approximation. Hasil ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 6. Hasil dari Wavelet Transform berupa koefisien wavelet dan bukan fitur yang akan dijadikan nilai yang unik pada setiap citra batik. Untuk identifikasi motif diperlukan fitur energi dan standart deviasi dari setiap koefisien wavelet di setiap subbidang. Dengan fitur Energi dan Standart Deviasi tersebut digunakan secara bersamaan menunjukan hasil akurasi retrieval yang lebih baik dibanding menggunakan fitur tersebut secara terpisah. Rumus pada Persamaan 2 dan Persamaan 3 digunakan untuk menghitung nilai Energi dan Standart Deviasi. 4 Bernardinus Arisandi

5 Secara teori, jaringan dengan sebuah hidden layer sudah cukup bagi MLP untuk mengenali pasangan input dan target. Akan tetapi penambahan jumlah hidden layer seringkali membuat pembelajaran lebih efektif, walaupun dengan waktu yang lebih lama. Dalam penelitian Texture Classification by Wavelet Packet Signatures[12], jumlah hidden layer yang disarankan adalah tiga hidden layer. Gambar 6. Hasil dekomposisi RWT 5 level Energi = Standart Deviasi= Nilai inilah yang dimasukan dalam database untuk menjadi fitur untuk setiap level dekomposisi. Mengacu pada penelitian Kokare, Biswas, dan Chatterji [3], level dekomposisi optimal pada level lima sehingga panjang fitur adalah ((2 fitur x 4 bidang) x 5 level) = 40. Penelitian meraka pun membuktikan nilai akurasi lebih tinggi 5% jika fitur dari RWT dan DWT digabung sehingga total panjang fitur setiap citra batik adalah 80 fitur. D. KLASIFIKASI MULTI LAYER PERCEPTRON Klasifikasi pada neural network terdiri dari dua proses yaitu training dan testing. Alur training dimulai dari pengambilan dari ekstraksi fitur beserta nilai 182 target motif yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sebelum melakukan training, fitur dan target dinormalisasi sehingga memiliki nilai minimal -1 dan maksimal 1. Metode yang digunakan dalam training adalah Metode Penurunan Gradien dengan Momentum. Metode pelatihan yang sederhana dengan kecepatan iterasi yang cepat. Dengan adanya momentum, perubahan bobot tidak hanya didasarkan atas error yang terjadi setiap 1 iterasi tetapi juga dengan memperhitungkan perubahan bobot dari iterasi sebelumnya. Setelah selesai training network yang telah terbentuk disimpan dalam bentuk.mat dalam matlab sehingga dalam aplikasi tidak perlu melakukan tainning kembali melainkan pemanggilan testing saja. E. SIMILARITAS Data keluaran yang dihasilkan dari sistem yang diharapkan ini adalah nama motif suatu citra batik apakah termasuk dalam kelas parang, semen, lung-lungan, ceplok, lereng, atau buketan. Data keluaran yang kedua adalah nilai similaritas citra yang merupakan hasil penghitungan jarak antara prediksi kelas hasil NN dengan nilai kelas yang terdekat dengan rumus fuzzy similarity yang dapat dilihat pada rumus x (5) F. AKURASI Penghitungan akurasi sebagai tolak ukur evaluasi dalam sistem dapat diperoleh dengan menggunakan recognition rate seperti pada Persamaan 6. Dimana dari recognition rate tersebut kemudian akan dihitung prosentase total pengenalannya. Recognition Rate = 7. UJI COBA DAN EVALUASI 100%...( 6) Pada subbab ini akan dibahas evaluasi dari rangkaian hasil uji coba yang telah dilakukan. Mulai dari uji coba pertama yang mencoba pengaruh learning rate sampai pada uji coba keempat yang mecoba pengaruh level dekomposisi. Tabel 3 memberikan rangkuman hasil uji coba yang dilakukan pada pengaruh Learning Rate. Nilai optmial diperoleh pada learning rate 0.8 dengan nilai akurasi 96,15% untuk testing training data dan 50% untuk testing dengan testing data. Tabel 3. Evaluasi dengan Uji Coba Pengaruh Learning Rate Learning Rate Waktu (Detik) training testing ,67% 41,30% ,26% 45,65% ,15% 50% 30 5 Bernardinus Arisandi

6 Semakin besar learning rate maka rentang untuk menentukan perubahan bobot dalam neural network semakin besar dan berpengaruh dengan kedekatan fitur kepada kelas yang lain. Saat learning rate kecil maka perubahan bobot semakin kecil dan kedekatan pola ke kelas lain dari inisial target juga semakin jauh. Dari hasil uji coba pertama terlihat learning rate optimum pada 0.8 yang memberikan pengertian juga bahwa pola nilai pada fitur memiliki rentang yang hampir sama rata membuat pola semakin sulit dikenali jika hanya menggunakan learning rate yang kecil. Uji coba kedua yang dilakukan merupakan bentuk uji coba untuk mencari nilai momentum dengan nilai akurasi yang terbesar dengan mengaplikasikan nilai learning rate yang diperoleh pada uji coba pertama. Pengaruh Momentum pada akurasi aplikasi ditunjukan pada Tabel 4. Dengan nilai akurasi terendah pada momentum 0.1 dan nilai akurasi terbesar pada momentum 0.9. Proses pembelajaran MLP dengan variasi momentum digunakan selain untuk mempercepat proses training juga digunakan untuk mencapai akurasi yang optimum namun dengan melihat keseimbangan nilai learning rate dan momentum. Pada percobaan sebelumnya dengan learning rate yang sama namun momentum yang berbeda memiliki nilai akurasi yang berbeda, ini membuktikan dengan menetapkan nilai learning rate saja sistem belum mencapai optimal. Penambahan momentum digunakan untuk menghindari perubahan bobot yang mencolok akibat data fitur yang sangat berbeda. Apabila beberapa data fitur terakhir yang dimasukan pada neural network memiliki pola yang jauh berbeda, maka perubahan bobot dilakukan semakin kecil. Nilai dari momentum berbanding lurus dengan akurasi. Tabel 4. Evaluasi dengan Uji Coba Pengaruh Momentum Momentum Waktu (Detik) training testing ,9% 43,47% % 54,3% % 78,26% 28 Uji coba ketiga adalah bentuk uji coba untuk mencari komposisi jumlah node dengan nilai akurasi yang terbesar dengan mengaplikasikan nilai learning rate yang diperoleh pada uji coba pertama dan momentum yang diperoleh pada uji coba kedua. Digunakan sampel komposisi jumlah node yang dipakai yaitu; [ ], [ ], dan [ ]. Dimana komposisi ini digunakan untuk jumlah node setiap layer pada hidden layer. Pengaruh jumlah node hidden layer terhadap akurasi aplikasi ditunjukan pada Tabel 5. Dengan nilai akurasi terbesar diperoleh pada komposisi [ ]. Berdasar pada Analysis Of Hidden Nodes For Multi-Layer Perceptron Neural Networks [10], tidak ada kepastian tentang berapa banyak jumlah node yang paling optimal. Dalam neural network jumlah node bergantung pada keunikan pola setiap. Tabel 5. Evaluasi dengan Uji Coba Pengaruh Jumlah Node Waktu (Detik) training testing Jumlah Node [ ] 13,7% 15,2% 72 [ ] 67,58% 47,3 % 32 [ ] 100% 78,26% 28 Uji coba yang terakhir merupakan uji coba dengan mengevaluasi level dekomposisi terbaik yang dapat diaplikasikan pada sistem ini. Melalui Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa level dekomposisi terbaik dapat diperoleh pada level 5. Hasil ini membuktikan bahwa kesimpulan dari penelitian Manesh Kokare, P.K. Biswas, B.N. Chatterji [3] benar dan dapat diaplikasikan pada pengenalan motif batik. Tabel 6. Evaluasi dengan Uji Coba Pengaruh Level Dekomposisi Level Wavelet Waktu (Detik) training testing Level 5 100% 78,26% 28 Level 4 79,12% 54,34% 26 Level 3 68,7% 47,8% 23 Uji coba parameter dilakukan secara heuristik dimana setiap uji coba menggunakan nilai variabel yang optimal dari hasil uji coba sebelumnya sehingga diharapkan hasil yang diperoleh adalah yang paling optimal pada uji coba terakhir. Evaluasi yang dapat disimpulkan pada keempat uji coba tersebut adalah diperoleh akurasi tertinggi 100% untuk testing data sama dengan training data dan 78,26% untuk testing data yang berbeda dengan training data, dimana kedua akurasi didapat pada nilai learning rate 0.8, menggunakan momentum 0.9, pada jumlah komposisi node hidden layer [ ] dan didekomposisi pada level ke KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang bisa diambil dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan transformasi Rotated Wavelet Filter dalam ekstraksi fitur pengenalan batik cukup efektif untuk menghasilkan citra 6 Bernardinus Arisandi

7 dekomposisi khususnya dalam representasi citra detail diagonal. 2. Penggunaan Neural Network varian Multi Layer Perceptron untuk mengklasifikasi fitur motif batik yang dikombinasikan dengan transformasi wavelet memberikan hasil yang cukup akurat. 3. Representasi vektor fitur dengan dekomposisi level 5 lebih efektif daripada dekomposisi pada level dibawahnya. 4. Dari hasil uji coba bisa disimpulkan bahwa akurasi tertinggi yaitu 100% untuk data testing sama dengan data training dan dicapai 78,26% untuk data testing yang berbeda dengan data training. Kedua akurasi didapat pada nilai learning rate 0.8, menggunakan momentum 0.9, pada jumlah komposisi node hidden layer [ ] di level dekomposisi ke-5. Saran-saran untuk pengembangan tugas akhir ini lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan data citra batik yang lengkap dari dinas kebudayaan dan pariwisata nasional. 2. Adanya proses seleksi untuk motif batik yang memiliki unsur modern atau pola khusus yang tidak dapat diklasifikasi berdasarkan kerumitan motif. 3. Pengembangan aplikasi ke sistem pengenalan isen-isen dalam batik yang juga mempengaruhi definisi dari setiap motif tidak hanya dibedakan dengan melihat pola batik tapi juga ragam hias yang mengisi di dalamnya. 4. Penilitian lebih lanjut untuk menggunakan algoritma training neural network yang lain seperti algoritma Lavenberg Marquard (TRAINLM) dan Gradient Descent with Adaptive learning rate backpropagation (TRAINGDA). [5] Teo,K.K., Wang, L., Lin,Z Wavelet Packet Multi-layer Perceptron for Chaotic Time Series Prediction: Effects of Weight Initialization. School of Electrical and Electronic Engineering Nanyang Technological University. [6] H. Santosa Doellah Batik : Pengaruh Zaman dan Lingkungan. Batik Danar Hadi Solo. [7] Veronica S. Moertini & Benhard Sitohang Algorithms of Clustering and Classifying Batik Images Based on Color, Contrast and Motif. Department of Informatics Engineering Bandung Institute of Technology. [8] Wikipedia. Definisi Jaringan Saraf Tiruan. Mei <URL: saraf_tiruan#definisi>. [9] Ani1 K. Jain, Jianchang Mao, K.M. Mohiuddin Artificial Neural Networks: A Tutorial. IEEE Document Transactions. [10] Chang Jou, Shih-Shien You, Long-Wen Chang Analysis Of Hidden Nodes For Multi-Layer Perceptron Neural Networks. Department of Computer Science, National Tsing Hua University, Hsinchu, Taiwan. [11] Jong Jek Siang. Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya menggunakan Matlab. Penerbit Andi. [12] Andrew Laine dan Jian Fan Texture Classification by Wavelet Packet Signatures. IEEE Transactions On Pattern Analysis And Machine Intelligence, Vol. 15, No. 11. [13] Hamidin A.S Batik : Warisan Budaya Asli Indonesia. Narasi Yogyakarta. 9. DAFTAR PUSTAKA [1] IACI (Indonesian Archipelago Culture Initiatives). Motif dari kawasan Jawa. Juni <URL: [2] Richard Duda, Peter E, dan David G Stork Pattern Classification (Second Edition). [3] Manesh Kokare, P.K. Biswas, B.N. Chatterji Texture Image Retrieval Using Rotated Wavelet Filters. Department of Electronics and Electrical Communication Engineering, Indian Institute of Technology, India. [4] Gonzalez,Wood dan Eddins Digital Image Processing Using Matlab. Prentice Hall. 7 Bernardinus Arisandi

8 8 Bernardinus Arisandi

PENGENALAN MOTIF BATIK MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER DAN NEURAL NETWORK

PENGENALAN MOTIF BATIK MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER DAN NEURAL NETWORK PENGENALAN MOTIF BATIK MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER DAN NEURAL NETWORK Bernardinus Arisandi, Nanik Suciati, Arya Yudhi Wijaya Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom.

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom. Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [5106100108] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom. Latar Belakang Batik merupakan harta kebudayaan Indonesia yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER M. Jamaluddin 1, Nanik Suciati 2, Arya Yudhi Wiajaya 3 1,2,3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Uji Coba 1 : Learning Rate. Nama variabel Nilai. Grafik Uji Coba % Inisial Variabel : % 80.00%

Uji Coba 1 : Learning Rate. Nama variabel Nilai. Grafik Uji Coba % Inisial Variabel : % 80.00% Uji Coba 1 : Learning Rate Inisial Variabel : Nama variabel Nilai Learning Rate (α) 0.1, 0.5, 0.8, 0.9 Momentum 0.5 Jumlah hidden node [20 10 1] 120.00% 100.00% 80.00% 60.00% 40.00% Grafik Uji Coba Fungsi

Lebih terperinci

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION Suhendry Effendy Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Bina Nusantara University

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Adhika Aryantio School of Electrical Engineering and Informatics Institute Technology of Bandung 10th Ganeca Street Bandung, Indonesia. Adhikaaryantio.x6@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri atau sifat-sifat yang terdapat didalam citra dan membentuk suatu pola-pola dengan interval

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KANSEI MULTI LABEL DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN KOMBINASI FITUR WARNA, TEKSTUR, DAN BENTUK

KLASIFIKASI KANSEI MULTI LABEL DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN KOMBINASI FITUR WARNA, TEKSTUR, DAN BENTUK KLASIFIKASI KANSEI MULTI LABEL DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN KOMBINASI FITUR WARNA, TEKSTUR, DAN BENTUK Agung Nilogiri 1, *), Nanik Suciati 2) dan Diana Purwitasari 3)

Lebih terperinci

Karakteristik Spesifikasi

Karakteristik Spesifikasi Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dengan sejumlah pendekatan selama bertahun-tahun. Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dengan sejumlah pendekatan selama bertahun-tahun. Klasifikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deteksi dan klasifikasiciri pada citra sangat luas dan banyak dikembangkan dengan sejumlah pendekatan selama bertahun-tahun. Klasifikasi suatu objek dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski Junia Kurniati Computer Engineering Department Faculty of Computer Science Sriwijaya University South Sumatera Indonesia

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION 1 Andrian Rakhmatsyah 2 Sayful Hakam 3 Adiwijaya 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK Fany Hermawan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung E-mail : evan.hawan@gmail.com

Lebih terperinci

PENGENALAN MOTIF BATIK MENGGUNAKAN DETEKSI TEPI CANNY DAN K-NEAREST NEIGHBOR

PENGENALAN MOTIF BATIK MENGGUNAKAN DETEKSI TEPI CANNY DAN K-NEAREST NEIGHBOR Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 251-262 PENGENALAN MOTIF BATIK MENGGUNAKAN DETEKSI TEPI CANNY DAN K-NEAREST NEIGHBOR Johanes Widagdho Yodha 1, Achmad Wahid Kurniawan 2 1,2 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 14, terdiri dari tahap identifikasi masalah, pengumpulan dan praproses data, pemodelan

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series Oleh: ABD. ROHIM (1206 100 058) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M. Isa Irawan, MT Jurusan Matematika

Lebih terperinci

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan

100% Akurasi = (11) Lingkungan Pengembangan Algoritme Dekomposisi Wavelet Dekomposisi wavelet Haar dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Transformasi linear digunakan untuk mengubah ruang warna secara linear menjadi warna dasar. Karena citra yang

Lebih terperinci

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE Radian Rizki Triadhi NRP : 1222033 E-mail : radianrizkitriadhi@ymail.com ABSTRAK Pengenalan tulisan tangan

Lebih terperinci

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION No Makalah : 299 Konferensi Nasional Sistem Informasi 2012, STMIK - STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012 DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION Ratri Dwi Atmaja 1,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI MOTIF BATIK BESUREK MENGGUNAKAN METODE ROTATED HAAR WAVELET TRANSFORMATION DAN BACKPROPAGATION

KLASIFIKASI MOTIF BATIK BESUREK MENGGUNAKAN METODE ROTATED HAAR WAVELET TRANSFORMATION DAN BACKPROPAGATION KLASIFIKASI MOTIF BATIK BESUREK MENGGUNAKAN METODE ROTATED HAAR WAVELET TRANSFORMATION DAN BACKPROPAGATION Alda Alif Utama 1, Rusdi Efendi 2, Desi Andreswari 3 1,2,3 Program Studi Teknik Infomatika, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS DEKOMPOSISI WAVELET PADA PENGENALAN POLA LURIK DENGAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION

ANALISIS DEKOMPOSISI WAVELET PADA PENGENALAN POLA LURIK DENGAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION ANALISIS DEKOMPOSISI WAVELET PADA PENGENALAN POLA LURIK DENGAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION Bambang Robi in eure_bbg@yahoo.com Akademi Teknik PIRI Yogyakarta Abstrak Indonesia merupakan negara yang

Lebih terperinci

EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN EVALUASI PENGARUH FUNGSI AKTIFASI DAN PARAMETER KEMIRINGANNYA TERHADAP UNJUKKERJA PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (Studi Kasus pada Pengenalan Karakter Angka Tulisan Tangan) Iwan Suhardi Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan sistem aplikasi yang digunakan sebagai user interface untuk menangkap citra ikan, mengolahnya dan menampilkan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2006/2007 SPEAKER IDENTIFICATION DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan Computer Vision terutama dalam bidang pengenalan wajah berkembang pesat, hal ini tidak terlepas dari pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan. Pada hari Jumat tanggal 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO) memberikan

Lebih terperinci

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login The 13 th Industrial Electronics Seminar 011 (IES 011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 6, 011 Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika BAB III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Teknik informatika yang memiliki andil yang cukup besar dalam berbagai kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika merupakan hal yang menarik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-3230m CPU @ 2.60GHz b. Memori : 4.00 GB c.

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK ABSTRAK PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem pengenalan suara manusia dengan

Lebih terperinci

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA

TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA Iwan Suhardi, Toleransi Jaringan Syaraf Tiruan TOLERANSI UNJUK PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENAMBAHAN DERAU DAN SUDUT PUTARAN TERHADAP POLA KARAKTER TULISAN TANGAN JENIS ANGKA Iwan Suhardi Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK OLEH ARIF MIFTAHU5R ROHMAN (2200 100 032) Pembimbing: Dr. Ir Djoko Purwanto, M.Eng,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Artificial Neural Network atau jaringan syaraf tiruan merupakan bidang yang sangat berkembang saat ini. Pemanfaatan teknologi mesin dan computer yang tidak terbatas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para

Lebih terperinci

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Yudhi Andrian 1, Erlinda Ningsih 2 1 Dosen Teknik Informatika, STMIK Potensi Utama 2 Mahasiswa Sistem Informasi, STMIK

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Data Yang Digunakan Dalam melakukan penelitian ini, penulis membutuhkan data input dalam proses jaringan saraf tiruan backpropagation. Data tersebut akan digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Eksperimen Pada penelitian ini dilakukan eksperimen sebanyak dua kali. Eksperimen pertama dilakukan untuk menguji keberhasilan klasifikasi ROI ke dalam jenis keabnormalan,

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA RANCANG BANGUN SISTEM KOMUNIKASI ANTAR PEMAKAI HELM BERBASIS PENGENALAN WICARA DISUSUN OLEH : YUNUS WICAKSONO SUGIARSO NRP.2208204002 PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rentannya kesalahan yang dapat terjadi oleh pekerjaan yang dilakukan oleh manusia dalam menganalisa, atau ketika mencoba membangun relasi antar fitur yang berjumlah

Lebih terperinci

Pengaruh Fitur Warna pada Klasifikasi Impresi Citra Batik Indonesia Menggunakan Probabilistic Neural Network

Pengaruh Fitur Warna pada Klasifikasi Impresi Citra Batik Indonesia Menggunakan Probabilistic Neural Network Pengaruh Fitur Warna pada Klasifikasi Impresi Citra Batik Indonesia Menggunakan Probabilistic Neural Network Agung Nilogiri 1) 1) Prodi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Madura Pamekasan

Lebih terperinci

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES

WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 2, November 2007, 53 64 WAVELET -JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES Daryono Budi Utomo Jurusan Matematika FMIPA Institut Teknologi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK ANALISA KARAKTERISTIK SESEORANG

KLASIFIKASI POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK ANALISA KARAKTERISTIK SESEORANG KLASIFIKASI POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK ANALISA KARAKTERISTIK SESEORANG [1] Ahmad Fahrudi Setiawan, [2] Alam Katon Agung [1], [2] Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION Abdi Haqqi An Nazilli 1, Deddy Kusbianto Purwoko Aji 2, Ulla Delfana Rosiani 3 1,2 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DETEKSI TEPI DENGAN METODE LAPLACE, SOBEL DAN PREWIT DAN CANNY PADA PENGENALAN POLA

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DETEKSI TEPI DENGAN METODE LAPLACE, SOBEL DAN PREWIT DAN CANNY PADA PENGENALAN POLA Techno.COM, Vol. 13, No. 3, Agustus 2014: 189-197 PERBANDINGAN PENGGUNAAN DETEKSI TEPI DENGAN METODE LAPLACE, SOBEL DAN PREWIT DAN CANNY PADA PENGENALAN POLA Johanes Widagdho Yodha 1, Achmad Wahid Kurniawan

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION ABSTRAK Juventus Suharta (0722026) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET

CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL BERDASARKAN CIRI TEKSTUR MENGGUNAKAN WAVELET Nana Ramadijanti RG. Computer Vision, Program Studi Teknologi Informasi, Politeknik Elektronika Negri Surabaya E-mail: nana@eepis-its.edu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Sistem pengenalan objek 3 dimensi terbagi atas perangkat keras dan perangkat lunak. Spesifikasi sistem baik perangkat keras maupun lunak pada proses perancangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANS FORMAS I WAVELET DIS KRIT D AN JARINGAN S ARAF

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS KOMPRESI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN HEBBIAN BASED PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS 1 Sofyan Azhar Ramba 2 Adiwijaya 3 Andrian Rahmatsyah 12 Departemen Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Hardware a. Prosesor : AMD A8-6410 APU (4 CPUs), ~2.0 GHz b. Memori : 8192

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI

Lebih terperinci

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I Pembuatan Perangkat Lunak Untuk Menampilkan Deskripsi Mengenai Batik dan Pola Citra Batik Berdasarkan Segmentasi Objek Maulana Sutrisna, maulanasutrisna@gmail.com Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX Oleh: Intan Widya Kusuma Program Studi Matematika, FMIPA Universitas Negeri yogyakarta

Lebih terperinci

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan JURNAL TEKNIK POMITS 1-7 1 Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Dhita Azzahra Pancorowati, M. Arief Bustomi Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi =

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi = 6 Kelas Target Sidik jari individu 5 0000100000 Sidik jari individu 6 0000010000 Sidik jari individu 7 0000001000 Sidik jari individu 8 0000000100 Sidik jari individu 9 0000000010 Sidik jari individu 10

Lebih terperinci

Analisis Pengenalan Motif Songket Palembang Menggunakan Algoritma Propagasi Balik

Analisis Pengenalan Motif Songket Palembang Menggunakan Algoritma Propagasi Balik Analisis Pengenalan Motif Songket Palembang Menggunakan Algoritma Propagasi Balik Andra Riztyan (andra.riztyan@gmail.com), Rezi Berli Dariska (rezi.ezzy@gmail.com) Ir. Rusbandi, M.Eng (rusbandi@gmail.com),

Lebih terperinci

Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet

Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet Pengenalan Citra Wajah dengan Pemrosesan Awal Transformasi Wavelet Resmana Lim 1,2), Marcel J.T. Reinders 1) dan Thiang 2) 1) Information and Communication Theory Group Faculty of Information Technology

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA ISSN: 1693-6930 159 ANALISIS HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGENALAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN BANYAKNYA JUMLAH KELAS POLA YANG DIKENALI DAN TINGKAT KERUMITAN POLANYA Iwan Suhardi, Riana T. Mangesa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Citra digital saat ini sudah menjadi kebutuhan banyak orang untuk berbagai macam keperluan. Hal ini dilihat dari betapa pentingnya peranan citra digital di berbagai

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA Dina Indarti Pusat Studi Komputasi Matematika, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Tahap 1 : Identifikasi Permasalahan Mencari literatur-literatur yang berhubungan dengan bahan penelitian. Tahap 2 : Pengambilan Data Training : Testing 5 : 1 150 : 30 Dari 10 responden

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Citra Digital Citra digital adalah suatu citra elektronik yang diambil dari dokumen, seperti foto, buku, maupun sebuah video. Proses perubahan citra analog menjadi citra digital

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk penelitian ini seperti pada Gambar 9. Penelitian dibagi dalam empat tahapan yaitu persiapan penelitian, proses pengolahan

Lebih terperinci

Latar Belakang. Perlunya inventarisasi data dari tiap motif batik dari seluruh daerah di Indonesia

Latar Belakang. Perlunya inventarisasi data dari tiap motif batik dari seluruh daerah di Indonesia Latar Belakang Latar Belakang 1 Perlunya inventarisasi data dari tiap motif batik dari seluruh daerah di Indonesia 2 Pengenalan motif citra batik contoh dengan pencarian citra batik yang mirip menggunakan

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN Herfina 1) 1) Program Studi Ilmu Komputer, FMIPA Universitas Pakuan Jl. Pakuan PO BOX 452, Ciheuleut Bogora email : herfinario@yahoo.com

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 20 (SNATI 20) ISSN: 19-5022 Yogyakarta, 16 Juni 20 PERAMALAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK DAN AKAIKE INFORMATION CRITERION

Lebih terperinci

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra

Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer, Vol 15 No. 2, Desember 2010 : 38-41 Klasifikasi Citra Menggunakan Metode Minor Component Analysis pada Sistem Temu Kembali Citra Vera Yunita, Yeni Herdiyeni Departemen Ilmu

Lebih terperinci

Identifikasi Otentifikasi Citra Tanda Tangan Menggunakan Wavelet dan Backpropagation

Identifikasi Otentifikasi Citra Tanda Tangan Menggunakan Wavelet dan Backpropagation Identifikasi Otentifikasi Citra Tanda Tangan Menggunakan Wavelet dan Backpropagation Resa Abdilah 1, Esmeralda C. Djamal, Ridwan Ilyas Jurusan Informatika, Fakultas MIPA Universitas Jenderal Achmad Yani

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KLASIFIKASI TEKSTUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA PAKET WAVELET Sarwosri, Rully Soelaiman, dan Esther Hanaya Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi. dalam contoh ini variance bernilai 2000 I p I t 2 = (200-150) 2 + (150-180) 2 + (250-120) I p I t 2 = 28400. D p (t) = exp(-28400/2*2000) D p (t) = 8.251 x 10-4. Untuk bobot t-link {p, t} dengan p merupakan

Lebih terperinci

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 4, No. 2, Hal ISSN : x

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 4, No. 2, Hal ISSN : x PENGENALAN MOTIF BATIK INDONESIA MENGGUNAKAN DETEKSI TEPI CANNY DAN TEMPLATE MATCHING [1] Fera Flaurensia, [2] Tedy Rismawan, [3] Rahmi Hidayati [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL 1 SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (Human Face Detection System on Digital Images) Setyo Nugroho 1, Agus Harjoko 2 Program Studi Ilmu Komputer Program Pascasarjana Universitas Gadjah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124 dan 128 E. Terletak di Asia Tenggara, Pulau Timor merupakan bagian dari Asia Tenggara Maritim,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dhita Azzahra Pancorowati 1110100053 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi BAB 3 METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Pengenalan ekspresi wajah adalah salah satu bentuk representasi kecerdasan manusia yang dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi emosi seseorang. Hal inilah yang

Lebih terperinci

Oleh : Agus Sumarno Dosen Pembimbing : Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si

Oleh : Agus Sumarno Dosen Pembimbing : Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si APLIKASI WAVELET RECURRENT NEURAL NETWORK UNTUK PREDIKSI DATA TIME SERIES APPLICATION Of WAVELET RECURRENT NEURAL NETWORK FOR TIME SERIES DATA PREDICTION Oleh : Agus Sumarno 1206 100 706 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masing-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) Jani Kusanti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Universitas Surakarta (UNSA),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari

Lebih terperinci

TRANSFORMASI HOUGH LINEAR UNTUK ANALISIS DAN PENGENALAN BATIK MOTIF PARANG

TRANSFORMASI HOUGH LINEAR UNTUK ANALISIS DAN PENGENALAN BATIK MOTIF PARANG TRANSFORMASI HOUGH LINEAR UNTUK ANALISIS DAN PENGENALAN BATIK MOTIF PARANG Widi Hapsari 1 widi@staff.ukdw.ac.id Abstract Batik is a craft that has high artistic value. Batik also has become part of Indonesian

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI STATUS PERMOHONAN HUTANG DAN HARGA JAMINAN HUTANG MOTOR

PENERAPAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI STATUS PERMOHONAN HUTANG DAN HARGA JAMINAN HUTANG MOTOR PENERAPAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PREDIKSI STATUS PERMOHONAN HUTANG DAN HARGA JAMINAN HUTANG MOTOR Angga Wahyu Wibowo Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Indonesia

Lebih terperinci

PENGENALAN TULISAN TANGAN AKSARA BATAK TOBA MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BERBASIS MULTILAYER PERCEPTRON

PENGENALAN TULISAN TANGAN AKSARA BATAK TOBA MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BERBASIS MULTILAYER PERCEPTRON PENGENALAN TULISAN TANGAN AKSARA BATAK TOBA MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BERBASIS MULTILAYER PERCEPTRON Disusun oleh : Nama : J. Rio Sihombing NRP : 0322129 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor PENGENALAN KADAR TOTAL PADAT TERLARUT PADA BUAH BELIMBING BERDASAR CITRA RED-GREEN-BLUE MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS (PCA) SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN KLASIFIKASI K-NEAREST NEIGHBORHOOD (KNN)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penentuan Masalah Penelitian Masalah masalah yang dihadapi oleh penggunaan identifikasi sidik jari berbasis komputer, yaitu sebagai berikut : 1. Salah satu masalah dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI Royani Darma Nurfita, Gunawan Ariyanto, Implementasi Deep Learning Berbasis Tensorflow Untuk Pengenalan Sidik Jari IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI Royani Darma

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 31 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data (Data gathering). Pengumpulan data harus mampu mendeskripsikan data yang ada, serta memiliki kontribusi terhadap pengetahuan. Data yang tidak lengkap perlu

Lebih terperinci

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation Anjar Wanto STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar Pematangsiantar, Indonesia anjarwanto@amiktunasbangsa.ac.id

Lebih terperinci

PENEMUAN KEMBALI CITRA TENUN DENGAN KEMIRIPAN MOTIF MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT

PENEMUAN KEMBALI CITRA TENUN DENGAN KEMIRIPAN MOTIF MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT TUGAS AKHIR - SM141501 PENEMUAN KEMBALI CITRA TENUN DENGAN KEMIRIPAN MOTIF MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT AGISTA REGIASWURI NRP 1212 100 028 Dosen Pembimbing Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si.,

Lebih terperinci

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG) MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG) R. Ayu Mahessya, S.Kom, M.Kom, Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra adalah sebagai berikut. Gambar 3.1 Desain Penelitian 34 35 Penjelasan dari skema gambar

Lebih terperinci

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan

Lebih terperinci

Ekstraksi Ciri Citra Batik Berdasarkan Tekstur Menggunakan Metode Gray Level Co Occurrence Matrix

Ekstraksi Ciri Citra Batik Berdasarkan Tekstur Menggunakan Metode Gray Level Co Occurrence Matrix Ekstraksi Ciri Citra Batik Berdasarkan Tekstur Menggunakan Metode Gray Level Co Occurrence Matrix Rizky Andhika Surya, Abdul Fadlil, Anton Yudhana Magister Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1980

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1980 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1980 IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI KEMURNIAN SUSU SAPI BERDASARKAN PENGOLAHAN SINYAL VIDEO MENGGUNAKAN METODE DISCRETE WAVELET

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION (RBF) Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Yogyakarta, 14 Mei 2011 PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMENT INVARIANT DAN JARINGAN SYARAF

Lebih terperinci