BAB IV. sudah terkenal dengan kekayaan budayanya baik pada ranah nasioanl hingga mancanegara.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. sudah terkenal dengan kekayaan budayanya baik pada ranah nasioanl hingga mancanegara."

Transkripsi

1 BAB IV Kesimpulan Kota Yogyakarta salah satu kota yang mempunyai segudang kebudayaan serta bangunan - bangunan kuno sebagai tanda peninggalan bersejarah pada zaman dahulu. Kota ini merupakan sudah terkenal dengan kekayaan budayanya baik pada ranah nasioanl hingga mancanegara. Banyak orang dari pulau lain di kawasan Indonesia berbondong bondong menuju Kota Yogyakarta hanya untuk menuntut Ilmu hingga hanya untuk bertamasya saja, sehingga kota ini dijuluki dengan Kota Pelajar. Kota Wisata juga tak luput melekat pada kota Yogyakarta dikarenakan banyaknya tempat hiburan maupun tempat tempat bersejarah yang berada di kawasan kota Yogyakarta ini. Banyaknya tempat bersejarah seperti Kraton, Candi Prambanan, benteng Van den Burgh, Pasar Ngasem hingga masih banyak lagi merupakan daya tarik tersendiri mengapa kota ini sering menjadi kunjungan wisatawan lokal mau pun mancanegara. Dalam hal ini penulis akan menuliskan beberapa temuan yang sudah penulis jabarkan dibab bab awal satu hingga tiga yang penulis dapat ketika penulis mencoba meneliti sebuah kebijakan relokasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta yang berkaitan dengan tempat bersejarah yaitu relokasi Pasar Ngasem Yogyakarta. Banyaknya temuan yang didapat oleh penulis dari awal penelitian, kelebihan dan kekurangan, pengalaman yang didapat hingga sampai akhir penelitian, hal tersebut akan penulis jabarkan lebih detailnya dibawah ini. Mulanya peneliti ini melihat apa yang dilakukan pemerintah untuk membenahi sebuah kotanya hingga terlihat lebih rapi serta nyaman untuk ditempati. Dengan hal tersebut peneiliti 68

2 menuju pada sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu kebijakan relokasi Pasar Ngasem. Kebijakan tersebut mengadung banyak arti disamping sebagai kewajiban pemerintah Kota Yogyakarta untuk selalu menata kotanya agar tampak rapi dan indah, kebijakan tersebut juga terlihat adanya keperluan masing masing kelompok, seperti halnya Kraton ingin memajukan sektor pariwisata di Yogyakarta, Pemerintah ingin memberikan fasilitas yang lebih bagi para pedagang dan masyarakat sekitar sehingga tingkat perekonomian mereka terangkat dibandingan dengan keadaan pasar yang duhulu. Banyaknya aktor yang terlibat dalam proses relokasi Pasar Ngasem ini juga memberikan gambarana dimana banyaknya ide maupun gagasan yang muncul dipermukaan ketika musyawarah maupun mufakat diadakan, sehingga banyaknya aktor yang terlibat dalam proses relokasi ini memunculkan banyaknya ide maupun gagasan yang berbeda beda, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri ketika banyaknya perbedaan atas usulan maupun ide yang dikeluarkan oleh masing - masing aktor menjadi satu tujuan yaitu tetap menjalankan proses relokasi Pasar Ngasem dengan tidak merugikan salah satu aktor yang terlibat dalam proses relokasi Pasar Ngasem ini. Ketika adanya pro dan kontra dalam proses relokasi ini upaya apa yang harus dilakukan oleh pemerintah agar relokasi ini tetap berjalan juga merupakan salah satu temuan yang didapat dalam penelitian ini, sehingga penulis melihat bagaiman langkah yang dilakukan oleh pemerintah agar terhindar dari konflik yang bisa merugikan salah satu pihak yang berkepentingan dalam proses relokasi Pasar Ngasem ini. Penulis melihat cara pemerintah untuk menghindari maupun meminimalisir sebuah konflik dengan cara membuat sebuah forum yang didalamnya membicarakan apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat ketika masyarakat mau menjalankan sebuah kebijakan relokasi Pasar Ngasem, serta ide - ide maupun gagasan yang 69

3 dikeluarkan oleh aktor - aktor yang berkepentingan, sehingga dengan adanya forum tersebut tidak ada salah satu aktor yang terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem merasa dirugikan. Dalam hal ini menghindari atau meminimalisir konflik sangatlah dibutuhkan supaya dalam relokasi Pasar Ngasem ketika terjadi ide - ide yang tidak sepaham sehingga bisa memunculkan konflik, maka konflik tersebut bisa diredam maupun dihindari agar konflik tersebut tidak semakin besar dan merugikan salah satu pihak terlibat. Dengan adanya hal tersebut semua aktor yang terlibat didalam relokasi merasa diuntungkan bukan malah dirugikan oleh kebijakan itu sendiri, seperti masyarakat Dongkelan mereka merasa diuntungkan dikarenakan banyak warganya yang dulunya belum bekerja setelah adanya pemindahan pasar di kawasan Dongkelan mereka bisa bekerja menjadi petugas parkir. Para pedagang burung yang berada di kawasan Pasar Ngasem juga merasa diuntungkan dengan adanya relokasi ini sebabnya mereka dalam menjajakan barang dagangannya lebih bersih dari segi tempat, bahkan mereka tidak perlu berdesak desakan dalam melakukan transaksi jual beli di pasar. Pihak pemerintah Kota Yogyakartapun merasa berbangga hati dikarenakan kebijakan publik yang mereka buat bisa berjalan dengan lancar tanpa merugikan salah satu orang maupun kelompok yang terlibat dalam relokasi. Pemerintah merasa sudah menjalankan kewajibannya untuk memajukan kawasan Yogyakarta bersama masyarakatnya, sehingga kota Yogyakarta diharapkan menjadi kota yang nyaman ditinggali maupun dikunjungi. Begitu pula dengan Kraton Yogyakarta, pihak Kraton ingin memajukan pariwisata dengan lebih menonjolkan kawasan Taman Sari. Hal tersebut berkaitan dengan pemindahan Pasar Ngasem, dimana ketika pasar tersebut setelah dipindahkan ke kawasan Dongkelan, 70

4 peninggalan obyek wisata berupa Taman Sari terlihat jelas dari jalan, bahkan akses jalan menuju ke kawasan tersebut sekarang menjadi jelas sehingga apabila wisatawan lokal maupun mancanegara ingin berkunjung ke tempat tersebut tidak kebingungan mencari pintu masuk ke kawasan Taman Sari Yogyakarta. Banyaknya aktor yang terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem diatas mengakibatkan banyaknya persoalan yang harus dihadapi ketika kebijakan berupa relokasi Pasar Ngasem akan dijalankan, dikarenakan banyaknya aktor yang terlibat maka akan memunculkan banyaknya ide maupun gagsan tentang sebuah kebijakan yang akan dijalankan tersebut. Gagasan maupun ide tersebut bisa berupa penolakan tentang kebijakan bisa juga berupa adanya kesamaan paham dengan si pembuat kebijakan berupa setuju akan kebijakan tersebut. Tidak hanya sampai disitu saja, permasalahan yang adapun akan timbul ketika salah satu aktor yang terlibat dalam relokasi setuju dengan kebijakan relokasi tetapi mereka meminta persyaratan agar ide maupun gagasan mereka juga harus dijalankan oleh pembuat kebijakan. Hal tersebut sudahlah sangat lazim dikarenakan dalam kebijakan relokasi Pasar Ngasem ini salah satu aktor yang terlibat tidak mau merasa dirugikan. Permasalah yang ada sangatlah banyak didalam menjalankan kebijakan relokasi Pasar Ngasem ini dikarenakan relokasi ini menyangkut kelangsungan hidup orang banyak juga. Dalam hal ini pemerintah mempunyai upaya dimana persoalan harus bisa diselesaikan tetapi tidak merugikan salah satu aktor pun, dalam hal ini cara yang ditempuh oleh aktor yang terlibat dengan cara menghindari konflik agar tidak meluas mau melebar sehingga konflik ini bisa diredam maupun diselesaiakan dengan cara yang baik - baik bukan dengan cara kekerasan. Salah satunya yang terjadi ketika adanya aktor yang tidak setuju dengan kebijakan relokasi Pasar Ngasem dengan alasan berbagai macam, pemerintah menggunakan cara berdiskusi maupun 71

5 negoisasi yang diadakan di Sasono Hinggil dengan dibantu oleh pihak Kraton yang meminjamkan tempat tersebut untuk bermusyawarah. Dengan hal tersebut gagasan maupun ide yang ada dalam masing - masing aktor dapat dikeluarkan dalam musyawarah sehingga pemerintah tau apa keinginan mereka dan apa saja gagasan, ide mereka, sehingga dengan hal tersebut kebijakan relokasi Pasar Ngasem yang dirancang oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dapat dijalankan dengan persetujuan semua aktor yang terlibat tanpa dirugikan maupun terpaksa. Dalam hal ini sebuah isu penolakan relokasi ataupun gagasan ide yang berbeda dari pedagang tidak terlihat dengan jelas, sehingga dengan hal tersebut pemerintah berupaya menyelasaikan dengan cara mengajak mereka berdiskusi di Sasono Hinggil. Dalam hal ini musyawarah dan berdiskusi merupakan cara yang tepat untuk menghindari konflik yang terjadi meminimalisir konflik sehingga tidak meluas bahkan melebar ke mana mana. Kalimat selanjutnya penulis akan menerangkan bagaimana antusias para aktor - aktor yang terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem dalam pembuatan keberlangsungan kebijakan itu sendiri. A. Proses Partisipatoris Dengan adanya gagasan maupun ide yang dikeluarkan Pemerintah Kota Yogyakarta tentang sebuah relokasi Pasar Ngasem ke daerah Dongkelan maka gagasan tersebut mulanya diinformasikan ke pihak Kraton Yogyakarta, pihak Kraton tersebut menyampaikan bahwasannya pasar ini akan direlokasi ke daerah Dongkelan kepada para pedagang ( Paguyuban Pedagang Pasar Ngasem ) beserta pihak pihak yang terkait. Banyak yang terkejut ketika mereka mendengar tempat yang biasa untuk mencari nafkah mereka akan dipindahkan ke daerah yang baru, 72

6 dikarenakan itu merupakan ancaman bagi mereka dalm mencari nafkah khususnya bagi para pedagang, hal itu ditanggapi dengan tidak senang oleh para pedagang Pasar Ngasem. Ketika itulah pihak pemerintah bersama pihak kraton bekerja sama untuk mencari gagasan agar relokasi tetap bisa dilakukan tetapi tidak merugikan salah satu pihak manapun. Dengan adanya hal tersebut pemerintah membuat sebuah forum dimana forum tersebut dijadikan tempat untuk bermusyawarah bagaimana sebaikanya relokasi ini tetap dijalankan dengan melihat kepentingan masing - masing aktor yang terlibat. Adanya forum tersebut tidak hanyak mensosialisasikan relokasi Pasar Ngasem tetapi forum tersebut digunakan untuk menampung aspirasi - aspirasi bagi para pedagang beserta aktor - aktor yang lain. Dalam hal ini pihak Kraton sebagai penjebatan antara pemerintah dan pedagang dengan memberikan pinjaman berupa tempat yaitu Sasono Hinggil yang dipergunakan sebagai tempat bermusyawarah. Sehingga dengan adanya forum tersebut banyak pedagang yang antusias dalam mengikutinya, dikarenakan dalam forum tersebut mereka akan menyampaikan gagasan mereka tentang pemindahan pasar tersebut. Antusias para pedagang beserta aktor yang terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem sangatlah banyak mengingat banyak ide maupun gagasan yang mereka ingin sampaikan. Dengan mendengarkan sosialisasi dari pemerintah tentang dipindahkannya Pasar Ngasem ke daerah Dongkelan banyak para pedagang yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, dikarenakan forum tersebut juga menyangkut keberlangsung mereka mencari nafkah. Dengan adanya forum tersebut banyak yang antusias untuk mengikutinya tidak hanya kalangan para pedagang saja tetapi tukang parkir yang sehari harinya mencari makan di kawasan Pasar Ngasem pun mengikuti forum tersebut. 73

7 Sosialisasi yang diadakan pemerintah dengan mengikut sertakan para pedagang Ngasem beserta aktor - aktor yang terlibat didalam relokasi Pasar Ngasem sangatlah disambut baik oleh kalangan pedagang maupun aktor - aktor yang lainnya, mereka berbondong bondong mengikuti forum tersebut. Partisipasi yang ditunjukan oleh aktor - aktor yang terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem ini sangatlah banyak baik dari kalangan pedagang maupun kelompok kelompok lainnya. Mereka bekerja sama dalam berforum ini untuk mencari bagaimana sebaiknya relokasi ini tetap dijalankan untuk memajukan Kota Yogyakarta bersama masyarakatnya dengan tidak merugikan salah satu pihak manapun. Selanjutnya penulis akan memaparkan lebih detail bagaimana peranan Kraton Yogyakarta dalam proses perumusan kebijakan relokasi Pasar Ngasem agar kebijakan tersebut tetap dijalankan. B. Kraton sebagai jebatan antar aktor dalam kebijakan relokasi Pasar Ngasem Sebuah upaya yang dilakukan oleh aktor yang juga terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem ini sangatlah berperan besar dimana satu aktor ini bisa disebut sebagai penghubung antar aktor yang terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem. Aktor tersebut ialah Kraton Yogyakarta, di sini Kraton bisa di katakana sebagai penengah antara para pedagang dengan Pemerintah kota Yogyakarta. Dimana informasi maupun proses relokasi dibantu oleh pihak Kraton Yogyakarta sehingga relokasi Pasar Ngasem dapat dilaksanakan dengan tertib dan aman. Sebelum relokasi Pasar Ngasem dilakukan pihak Kraton bersama Pemerintah kota Yogyakarta menemui para pedagang Pasar Ngasem, dimana pertemuan tersebut menginformasikan bahwasannya pasar akan dipindahkan ke daerah Dongkelan Yogyakarta. 74

8 Informasi perpindahan pasar diterima oleh para pedagang Pasar Ngasem. Dalam hal ini Kraton meminjamkan tempat musyawarah berupa Sasono Hinggil yang berada di kawasan Alun - alun selatan kota Yogyakarta, di tempat tersebut pihak Kraton mengutarakan maksud memindahkan pasar tersebut untuk meningkatkan sektor pariwisata berupa memperindah bangunan cagar budaya berupa Kerajaan Taman Sari yang terletak tepat di belakang Pasar Ngasem, dengan berpindahnya pasar tersebut obyek yang akan diperindah oleh pihak Kraton akan terlihat jelas dan lebih menarik, sehingga para wisatawan lokal maupun manca negara akan bertambah lebih banyak lagi mengunjungi obyek wisata tersebut. Dengan adanya musyawarah dan penejelasan yang dilontarkan pihak Kraton di Sasono Hinggil para pedagang juga mempunyai kesadaran bahwasannya tanah yang digunakan untuk berdagang tersebut adalah tanah milik Kraton, tanah tersebut merupakan tanah dalam benteng yang dimana tanah tersebut merupakan tanah milik Kraton Yogyakarta. Hal tersebut menimbulkan kesadaran yang sangat besar bagi para pedagang yang akan dipindahkan ke lokasi Dongkelan. Tidak dengan alasan itu saja para pedagang mau melaksanakan relokasi Pasar Ngasem tetapi hak - hak maupun permintaan mereka juga dipenuhi dalam musyawarah tersebut, seperti halnya diberikan lahan yang cukup luas, mengatur lokasi penempatan kios - kios para pedagang sendiri, adanya fasilitas yang lebih dibandingkan dengan pasar sebelumnya serta banyak lagi hal - hal yang didapatkan para pedagang ketika relokasi tersebut dilaksanakan. Dalam sebuah kebijakan relokasi Pasar Ngasem ini Kraton Yogyakarta merupakan sebuah aktor yang besar, dikarenakan Kraton mempunyai hak berupa tanah yang digunakan para 75

9 pedagang Pasar Ngasem serta Kraton mempunyai maksud dan tujuan meningkatkan kota Yogyakarta agar lebih maju dalam bidang pariwisata. Jadi dalam hal ini Kraton Yogyakarta merupakan sebuah aktor yang dirasa sangat kuat untuk membantu melangsungkan relokasi Pasar Ngasem Yogyakarta, dimana relokasi ini dijalankan atas dasar sama - sama menguntungkan disemua aktor yang terlibat dan tidak ada yang dirugikan dari salah satu aktor yang terlibat. Tidak hanya itu saja Kraton juga mempunyai tujuan dan maksud yang sangat jelas yaitu memajukan sektor pariwisata. Adanya kesadaran bahwasannya tanah yang digunakan para pedagang Pasar Ngasem merupakan Tanah Kraton atau Tanah Dalam Benteng, dimana tanah tersebut adalah milik Kraton Yogyakarta merupakan salah satu faktor penyebab relokasi ini berjalan dengan lancar. Dalam hal ini Pemerintah Kota Yogyakarta yang juga terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem mempunyai gagasana maupun tujuan penataan kota serta meningkatkan perekonomian, dimana maksud maupun tujuan tersebut sama dengan Kraton Yogyakarta yaitu memindahkan Pasar Ngasem ke daerah Dongkelan kota Yogyakarta. Dengan maksud dan tujuan yang sama Kraton berupaya menjadi aktor penengah diantara kedua aktor yaitu pemerintah kota Yogyakarta dengan para pedagang maupun masyarakat yang terlibat didalammnya. Jadi Kraton dalam hal ini sebagai aktor penengah maupun aktor yang berpengaruh besar dalam relokasi pasar Ngasem di Yogyakarta, dengan adanya Kraton para pedagang yang di relokasi sangat sadar tentang pemindahan ini, disebabkan pemindahan pasar bertujuan menjadikan kehidupan para pedagang menuju kehidupan yang lebih baik, sedangkan di sisi lain para pedagang juga sadar akan tanah yang mereka tempati merupakan tanah milik Kraton Yogyakarta. 76

10 Setelah konflik yang terjadi dapat ditangani secara efektif dan tidak merugikan salah satu aktor yang terlibat dalm relokasi Pasar Ngasem ini, selanjutnya masing - masing aktor akan mendapatkan hasil dari sebuah relokasi Pasar Ngasem yang telah mereka jalankan. Banyak segi positif yang dapat diambil setelah relokasi tersebut dijalankan seperti : kewajiban Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai upaya penataan kota berjalan dengan lancar, bahkan memajukan perekonomian jogja kawasan utara juga direncanakan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dengan cara relokasi ini, kawasan Taman Sari atau depan Pasar Ngasem yang dulu arus lalu lintas tidak lagi macet, Kerajaan Taman sari bisa terlihat aecara jelas dari luar dan akses pintu masuk ke kawasan tersebut tidak membingungkan sehingga wisatawan lokal maupun asing bisa lebih mudah apabila ingin menuju kawasan obyek wisata Taman Sari, hal tersebut juga sebagai langkah awal dari pihak Kraton yang ingin memajukan sektor pariwisata Yogyakarta,. Dalam sebuah kebijakan relokasi yang terjadi khususnya pada relokasi Pasar Ngasem ini banyak dampak yang muncul maupun efek dari perpindahan Pasar Ngasem, tetapi hampir semuanya aktor merasa puas terhadap kebijakan ini, adanya salah satu pedagang yang menyatakan ketidak puasannya dengan kebijakan yang telah terjadi ini merupakan sebuah resiko yang harus ditanggungnya sendiri dikarenakan mereka sejak awal musyawarah sudah setuju dengan kebijakan relokasi tersebut. Sudah sejak lahir penulis berada di kawasan kota Yogyakarta kurang lebihnya 24 tahun, penulis merasa senang dengan kota ini dikarenakan banyaknya kebudayaan yang ada di kota ini, selain itu penulis juga senang di karenakan kota Yogyakarta banyak dijuluki kota pelajar yang dimana dari berbagai penjuru tanah air banyak orang yang berdatangan ke kota ini hanya untuk mencari ilmu. Penulis tak pernah merasa kesepian dengan kota yang penuh dengan berbagai 77

11 peninggalan sejarah dan hiburan yang bisa menghibur penulis apabila ingin belajar tentang sejarah maupun hanya untuk bertamasya saja. Disini penulis akan mencoba menggabarkan kembali pengamatan penulis sejak kecil hingga dewasa ini yang berkaitan dengan peninggalan bersejarah yaitu Pasar Ngasem. Sejak kecil penulis senang dengan pasar ini, dimana pada hari libur penulis suka berjalan jalan serta membeli hewan peliharaan untuk dipelihara di rumah hanya untuk sekedar hiburan semata. Pasar ini juga sebagai daya tarik kota Yogyakarta, dimana banyak wisatawan yang berdatangan baik mancanegara maupun wisatawan lokal berdatangan di pasar ini hanya untuk sekedar berwisata. Obyek ini sangatlah terkenal di Indonesia bahkan sampai mancanegara sekaligus. Seiring waktu berjalan pasar ini banyak dipenuhi oleh pedagang maupun pembeli dari berbagai kota, tak heran dengan banyaknya pengunjung dan pembeli pasar ini menjadi ramai bahkan tak jarang apabila kita masuk kedalam pasar tersebut kita harus berdesak desakan mengingat pasar tersebut tidaklah luas. Bahkan ketika hujan datang pasar ini sangatlah bau, dikarenakan banyak pedagang yang membuang kotoran hewan mereka dipinggir kios - kios mereka. Selain itu ketika penulis ingin menuju kawasan Pasar Ngasem sering terjadi kemacetan lalu lintas, hal ini disebabkan karena akses menuju kawasan tersebut sangalah sempit tidak sepadan dengan jumlah kedaraan yang berlalu lalang di kawasan ini, bahkan mereka para pembeli yang ini menuju kawasan Pasar Ngasem menempatkan kendaraan bermotor mereka dipinggir - pinggir bibir jalan Pasar Ngasem. Hal tersebutlah yang menjadikan salah satu faktor terjadi kemacetan di kawasan Taman Sari Yogyakarta. Hingga sekitar tahun 2009 penulis mendengar kabar tentang pemindahan Pasar Ngasem menuju ke kawasan Dongkelan Yogyakarta, dulu penulis berfikir apakah karena kemacetan lalu lintas di sekitar Taman Sari serta sesaknya Pasar Ngasem sehingga pasar tersebut dipindahkan, setelah penulis meneliti langsung 78

12 dan wawancara kepada beberapa nara sumber yang berkaitan dengan relokasi Pasar Ngasem ini penulis mendapatkan jawabannya, apa yang selama ini penulis fikirkan merupakan salah satu alsan mengapa pasar tersebut di relokasikan. Sejak tahun 2009 pula pasar tersebut pindah ke kawasan Dongkelan Yogyakarta. Setelah penulis sedikit menceritakan gambaran tentang Pasar Ngasem yang dulu hingga pasar tersebut dipindahkan, penulis akan menuliskan keunggulan dan kelemahan penelitian penulis tentang relokasi Pasar Ngasem ini, setidaknya penulis akan menuliskan apa saja kelemahan yang didapat maupun keunggulan yang didapat ketika penulis terjun langsung ke lapangan guna mendaptkan hasil yang nyata dalam penelitian ini. Setelah penulis terjun ke lapangan dan meneliti tentang kajian relokasi Pasar Ngasem, penulis menemukan kelemahan didalam penelitian ini antara lain : sumber data yang didapat hanya terbatas dalam artian, misalnya penulis hanya dapat menjangkau informasi dari beberapa pedagang yang ikut terlibat dalam relokasi, dalam hal ini penulis tidak dapat menggali informasi dari seluruh pedagang yang terlibat dalam relokasi, mengingat didalam pasar tersebut pedagang mencapai ratusan sehingga penulis hanya mengambil beberapa pedagang sebagai nara sumber untuk menggali informasi tentang relokasi Pasar Ngasem Yogyakarta. Selain itu penulis juga mendapatkan kelemahan dimana dalam penelitian ini memerlukan waktu yang cukup lama dikarenakan penulis menggunakan metode studi kasus, penelitian ini tidak dapat dihitung berapa lama penelitian ini akan terselesaikan menginggat banyak informasi yang harus digali dalam penelitian ini. Setelah penulis menuliskan beberapa kelemahan dalam penelitian ini penulis akan mencoba menuliskan apa saja keunggunlan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis 79

13 menggunkan studi kasus dimana penulis terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi yang sebenar benarnya tentang relokasi Pasar Ngasem, disini penulis menggali informasi langsung dari nara sumber yang bersangkutan sehingga penulis akan memahami fakta sebenarnya yang terjadi di lapangan. Selain itu dalam penelitian ini peneliti mempunyai cukup waktu untuk menggali informasi dalam artian peneliti mempunyai banyak waktu untuk mengumpulkan beberapa informasi maupun berita tentang relokasi Pasar Ngasem, sehingga peneliti tidak harus tergesa gesa karena peneliti mempunyai waktu yang tidak terbatas serta mampu menggali informasi yang lebih dalam kepada nara sumber untuk mendapatkan apa yang akan dicari oleh peneliti. Selain itu dalam penelitian ini mempunyai kelebihan dimana informasi tentang relokasi bisa saja diambil dari mana - mana, dari media, aktor yang bersangkutan serta sumber - sumber yang lainnya, sehingga peneliti dapat bebas mengambil informasi yang berkaitan dengan relokasi ini. Tak hanya itu saja peneliti merasa diuntungkan dikarenakan rumah peneliti dengan obyek yang diteliti tidak jauh hanyak sekitar empat sampai lima kilometer saja, hal tersebut yang mempermudah peneliti untuk mendaptkan hasil yang maksimal. Dengan jarak yang cukup pendek tersebut peneliti bisa berhemat tenaga sehingga dilapangan atau obyeknya peneliti bisa memaksimalkan kemampuan bertanya sedetail mungkin dengan tenaga yang masih banyak. Dengan adanya saudara peneliti yang bekerja di Pasar Pasty peneliti juga diuntungkan dengan hal ini, di sebabkan adanya jaringan yang terkait dengan penelitian ini. Banyaknya kelebihan yang ada pada penelitian ini berimbas pada banyaknya hasil yang didapat dalam melakukan penelitian tentang kebijakan relokasi Pasar Ngasem. 80

14 Sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mewujudkan kota yang lebih nyaman terutama dalam kebijakan relokasi Pasar Ngasem ini tidak serta berjalan dengan lancar, banyak hambatan maupun konflik yang harus di selsaikan untuk mewujudkan kebijakan berupa relokasi Pasar Ngasem. Hal itu peneliti nilai sangatlah wajar, dimana dalam kebijakan terutama kebijakan relokasi Pasar Ngasem ini banyak aktor yang terlibat. Seperti kita ketahui banyak aktor yang terlibat dalam pembahasan relokasi ini tidak semuanya mempunyai ide maupun gagasan yang sama, dimana banyak pro dan kontra dalam menjalankan relokasi ini. Yang sangat menarik didalam penelitian ini terletak pada cara yang di lakukan untuk menyatukan pemikiran maupun gagasan ide yang berbeda dari mereka sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah kota Yogyakarta dapat berjalan dengan lancar tanpa merugikan berbagai aktor yang terlibat. Selain itu upaya pemerintah kota Yogyakarta juga dinilai sangatlah tepat dimana mereka dapat menghindari maupun mengatasi konflik agar konflik tersebut tidak mejadi besar maupun meluap ke mana - mana. Dengan adanya cara pemerintah mengajak aktor - aktor yang terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem untuk bermusyawarah menyebabkan konflik yang semula ada menjadi redup bahakan hilang, hal tersebut dikarenakan aktor yang terkena relokasi merasa diuntungkan dengan kebijakan yang akan dilaksanakan dibanding dengan keadaan mereka yang sekarang. Jaminan berupa fasilitas - fasilitas yang belum ada dikawasan yang lama akan diadakan dikawasan yang baru demi kenyamanan para pedagang dan masyarakat lainnya juga diberikan di dalam pasar baru tersebut. Tak hanya itu saja kewajiban Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menata kotanya agar tampak rapi dan indah juga terlaksana, bahkan akses jalan di kawasan Taman Sari juga tak seperti dulu lagi sekarang sudah menjadi lancar untuk 81

15 berlalu lalang di kawasan tersebut. Upaya Kraton untuk memajukan sektor pariwisata dengan lebih menata bagian depan obyek wisata Taman sari agar terlihat lebih jelas dari luar. Dengan adanya pasar Pasty yang merupakan pasar pindahan yang berasal dari Pasar Ngasem menjadi sebuah suasana baru bagi kota Yogyakarta, bahkan dengan adanya fasilitas yang diberikan di Pasar Pasty membuat lebih nyaman sebagian besar masyarakat kota Yogyakarta. dengan demikian perubahan yang ada di kota Yogyakarta di harapkan lebih memajukan kota Yogyakarta sendiri dalam segi ekonomi, pariwisata dan sosial. Penulis akan memberikan sebuah gambar dari pasar Pasty yang terletak di kawasan Dongkelan Yogyakarta yang juga merupakan pindahan dari Pasar Ngasem. Gambar 6. Gapura Pasar Pasty Yogyakarta Sumber : 27 november 2013, wib, Yogyakarta 82

16 Gambar diatas merupakan sebuah gambar Gapura Pasar Pasty yang terletak di depan Pasar Pasty, bisa pembaca lihat sendiri gapura yang berdiri di depan Pasar Pasty mempunyai kesan yang lebih gagah dan rapi dibandingkan dengan pintu masuk Pasar Ngasem yang dulu, selain itu akses jalan yang luas juga dimiliki pasar ini. Kesan rapi dan indah juga terlihat dari foto tersebut, dengan demikian wajah Kota Yogyakarta dengan bangunan yang bersih dan rapi diharapkan banyak pengunjung yang berdatangan di pasar ini tanpa merasa kurang nyaman, bahkan dengan bangunan maupun tempat baru ini diharapkan sebagai terobosan baru untuk memajukan sektor dibidang pariwisata. Selain itu penulis juga memberikan sebuah foto tentang keadaan Pasar Pasty. Gambar 7. Keadaan di dalam Pasar Pasty Yogyakart Sumber : 27 November 2013, wib, Yogyakarta 83

17 Bisa kita lihat akses jalan yang ada didalam Pasar Pasty terlihat sangat longgar dibandingan dengan Pasar Ngasem yang dulu, tak hanya itu saja pepohonan dan tumbuhan juga menghiasi pasar tersebut supaya terlihat sejuk. Hewan peliharaan yang dijual oleh para pedagang juga tersusun rapi dan tidak memadati jalannya para pejalan kaki, sehingga para pejalan kaki yang ingin berkunjung ke kawasan tersebut lebih leluasa untuk berjalan dan tidak perlu lagi berdesak desakan apabila pasar tersebut banyak dikunjungi oleh para wisatawan maupun konsumen. Dengan adanya fasilitas berupa jalan yang lebih luas diharapkan para pejalan kaki lebih nyaman dibandingkan dengan Pasar Ngasem yang dulu. Bahkan ketika hujan datang bau menyengat yang berasal dari kotoran hewan peliharaan tidak lagi tercium baunya dikarenakan sudah disedikan tempat khsus pembuangan kotoran hewan yang berada dilokasi pasar tersebut. Seperti kita ketahui dari segi bangunan, akses jalan, penataan barang dagangan serta pemandangan di dalam Pasar Pasty tampak lebih indah dan rapi dibandingkan dengan Pasar Ngasem yang dulu. Hal ini membuktikan adanya perubahan yang sangat besar dalam penataan kota Yogyakarta, sehingga dengan relokasi ini diharapkan terjadi perubahan maupun kemajuan bagi kota Yogyakarta. 84

18 Gambar 8. Keadaan taman yang berada di dalam Pasar Pasty Yogyakarta Sumber : 27 November 2013, wib, Yogyakarta Gambar diatas merupakan salah satu bangunan yang berada di kawasan Pasar Pasty, bangunan tersebut diisi oleh beberapa hewan peliharaan burung khususnya. Dengan demikian wisatawan yang berdatangan di kawasan tersebut terhibur dengan pemandangan yang tak ada di kawasan Pasar Ngasem. Para pengunjung yang berdatangan dikawasan tersebut diberikan fasilitas berupa jalan yang luas seperti penulis katakan diatas dan banyak tanaman yang menghiasi pinggir - pinggir jalan tersebut. Dengan banyaknya bangunan maupun ornament 85

19 berupa hiasan pepohonan maupun fasilitas fasilitas yang baru yang belum ada di kawasan Pasar Ngasem sekarang menjadikan pasar tersebut pasar yang mempunyai fasilitas maupun kenyamanan yang lebih bagus dibandingkan dengan Pasar Ngasem terlebih dahulu. Kerapian dan kebersihan cukup terlihat di lingkungan Pasar Pasty, hal tersebut sebagai cara yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta agar para pengunjung merasakan kenyaman ketika berada di kawasan Pasar Pasty. Dengan adanya sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta berupa relokasi Pasar Ngasem menjadi sebuah terobosan baru untuk membangun kota Yogyakata yang lebih nyaman, selain itu adanya cara yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta untuk merangkul banyak aktor yang terlibat dalam relokasi sebuah keberhasilan Pemerintah Kota Yogyakarta. hal itu disebabkan adanya musywaraha maupun mufakat yang dilakukan aktor - aktor yang terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem sampai mempunyai sebuah titik temu yang positif. Adanya cara mengelola konflik dalam merelokasi Pasar Ngasem sebuah keunggulan yang dilakukan oleh pemerintah, dikarenakan banyaknya aktor yang terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem mengakibatkan banyaknya ide maupun gagasan yang berbeda beda, dalam hal ini pemerintah Kota Yogyakarta berhasil menyatukan ide maupun gagasan mereka yang berbeda beda menjadi sebuah kesamaan dengan sama - sama melakukan sebuah relokasi Pasar Ngasem tanpa merugikan salah satu aktor yang terlibat dalam relokasi Pasar Ngasem. Jadi penelitian ini melihat cara menghindari maupun menyelesaikan konflik yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta agar dapat melaksanakan sebuah kebijakan relokasi Pasar Ngasem tanpa merugikan salah satu pihak yang terlibat dalam relokasi. Hal ini juga diimbangi dengan adanya cara positif yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta yaitu 86

20 musyawarah maupun mufakat untuk mendapatkan hasil yang baik bagi semua aktor, mengingat banyaknya aktor yang terlibat memunculkan banyaknya ide maupun gagasan yang muncul. Semoga penelitian ini bisa menambah wawasan bagi pembaca dalam memahami sebuah kebijakan publik yang akan dijalankan serta mengingat semakin banyaknya aktor yang terlibat dalam sebuah negoisasi semakin banyak jug ide - ide maupun gagasan yang muncul sehingga tak jarang juga hal tersebut memnculkan sebuah konflik, untuk mengatasi konflik tersebut digunakan cara menghindari maupun meminimalisir konflik sehingga konflik tersebut tidak melebar maupun meluas kemana mana. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat adanya fenomena - fenomena yang terjadi di kawasan Kota Yogyakarta khususnya. 87

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang masih kental. Tidak mengherankan bahwa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang masih kental. Tidak mengherankan bahwa Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Yogyakarta merupakan kota budaya yang dipadu dengan unsur tradisional yang masih kental. Tidak mengherankan bahwa Yogyakarta merupakan salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui efektivitas dampak kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui efektivitas dampak kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui efektivitas dampak kesejahteraan investasi yang dilakukan pemerintah daerah dengan mengeluarkan kebijakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat

Lebih terperinci

BAB I. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang. mempunyai beragam budaya dan menjadi pusat kegiatan belajar. Kota

BAB I. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang. mempunyai beragam budaya dan menjadi pusat kegiatan belajar. Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang mempunyai beragam budaya dan menjadi pusat kegiatan belajar. Kota Yogyakarta dijuluki sebagai kota budaya sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pedagang Kaki Lima (PKL) sebagai sektor formal. Selama kurun waktu 5 tahun (2005-

BAB I PENDAHULUAN. Pedagang Kaki Lima (PKL) sebagai sektor formal. Selama kurun waktu 5 tahun (2005- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Kota Yogyakarta menerbitkan Perda Nomor 26 Tahun 2002 tentang Penataan Pedagang Kaki Lima, hal ini dilakukan untuk menjadikan sektor ekonomi informal

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. mengembangkan pariwisata dengan daya tarik wisata alam. Alternatif terbaik untuk

BAB I. Pendahuluan. mengembangkan pariwisata dengan daya tarik wisata alam. Alternatif terbaik untuk BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar juga dikenal sebagai kota pariwisata. Melihat kondisi geografis Kota Yogyakarta, kecil kemungkinan untuk bisa mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan identik dengan fungsi sebagai tempat pelayanan, baik perdagangan maupun jasa. Hal ini membuat perkotaan menjadi tempat utama masyarakat beraktivitas setiap

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah menimbulkan persaingan yang ketat untuk produk dan jasa yang dihasilkan oleh setiap perusahaan. Agar sebuah perusahaan mampu terus eksis,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, 130 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulkan sebagai berikut: 1. Kawasan Cihampelas termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata saat ini tidak terlepas dari kehidupan manusia, bahkan sudah menjadi kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi. Permintaan akan wisata menyebabkan paket-paket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan pihak pembeli untuk melaksanakan transaksi dimana proses jual beli terbentuk. Pasar menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa. Tingkat kehidupan Jakarta dan sekitarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia

BAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Kuda dalam perkembangannya telah ada ketika manusia mulai melakukan aktivitas produksi yang tidak dapat dipenuhi dari hasil produksinya sendiri. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini salah satu kebutuhan remaja adalah sosialisasi diri dalam pergaulan sebayanya. Maka tidak jarang rumah makan dan cafe menjadi tempat-tempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi alam, seni dan budaya. Potensi-potensi itu tentu harus dikembangkan agar dapat membawa dampak positif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan ibukota Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) yang memiliki banyak obyek wisata. Kota Yogyakarta terkenal dengan kebudayaan yang sangat khas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat besar, dimana terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan investasi dan ekspor. Pertumbuhan ekonomi tahun 2015, berasal

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan investasi dan ekspor. Pertumbuhan ekonomi tahun 2015, berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 diperkirakan mencapai 5,2 persen, sedikit di bawah proyeksi Bank Dunia yang dirilis Juli 2014 lalu, yaitu sebesar 5,6 persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Pariwisata dikenal sebagai suatu bentuk rangkaian kegiatan kompleks yang berhubungan dengan wisatawan dan orang banyak, serta terbentuk pula suatu sistem di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya akan memberikan konsekuensi terhadap kebutuhan ruang. Pertumbuhan penduduk di kota besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara. Banyak negara menjadikan pariwisata sebagai sektor ungglan dalam memperoleh

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, kota-kota besar masih merupakan tujuan bagi mereka yang ingin memperbaiki nasib dan meningkatkan tarap kehidupannya. Dengan asumsi bahwa kota

Lebih terperinci

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR

ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR ARAHAN PENYEDIAAN RUANG PEJALAN KAKI DI KAWASAN ALUN-ALUN LOR KOTA SURAKARTA TUGAS AKHIR Oleh: M. TOGAR PRAKOSA LUMBANRAJA L2D 003 356 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang sangat unik dan berbeda-beda, selain itu banyak sekali objek wisata yang menarik untuk dikunjungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang dikaruniai potensi alam yang sangat indah dan sangat memukau. Kesuburan tanahnya, keragaman flora dan faunanya, bahkan hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi beberapa Negara, terlebih lagi bagi Negara berkembang seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Daerah Istimewa (DIY) dikenal akan kekayaan pesona alam dan budaya. Provinsi DIY merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang terkenal tidak hanya di Indonesia

Lebih terperinci

STUDI PARTISIPASI PEDAGANG DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI DALAM REVITALISASI KAWASAN ALUN-ALUN SURAKARTA TUGAS AKHIR

STUDI PARTISIPASI PEDAGANG DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI DALAM REVITALISASI KAWASAN ALUN-ALUN SURAKARTA TUGAS AKHIR STUDI PARTISIPASI PEDAGANG DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI DALAM REVITALISASI KAWASAN ALUN-ALUN SURAKARTA TUGAS AKHIR Oleh : ADIB SURYAWAN ADHIATMA L2D 000 394 JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang

I. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari padatnya aktivitas sehari-hari. Pekerjaan dan rutinitas yang dilakukan setiap hari membutuhkan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. Perkembangan suatu kota dari waktu ke waktu selalu memiliki daya tarik untuk dikunjungi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Destinasi pariwisata merupakan daya tarik bagi kedatangan wisatawan. Ketertarikan wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata berbeda satu dengan yang lainnya. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA

BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA BAB 5 KESENJANGAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA Pada bab ini akan lebih dibahas mengenai sarana prasarana penunjang kegiatan pariwisata. Permasalahan sarana prasarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Pariwisata juga merupakan suatu komponen dari pola 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kepariwisataan di Indonesia yang sedang digalakkan dewasa ini, pada hakikatnya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pariwisata juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini banyak negara berkembang menaruh perhatian yang khusus terhadap industri pariwisata, hal ini jelas terlihat dengan banyaknya program pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dusun ini terletak 20 km di sebelah utara pusat Propinsi Kota Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. memperoleh data yang berhubungan dengan Bagaimana tanggapan pedagang kaki

BAB III PENYAJIAN DATA. memperoleh data yang berhubungan dengan Bagaimana tanggapan pedagang kaki BAB III PENYAJIAN DATA Data yang penulis sajikan dalam bab ini merupakan data yang diperoleh dari penelitian lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. Daftar Alamat Lokasi Pasar Tengah Tanjung Karang

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. Daftar Alamat Lokasi Pasar Tengah Tanjung Karang BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Profil Pasar Tengah Tajung Karang Kota Bandar Lampung Pasar Tengah sudah ada sejak tahun 80an, dulunya sebenarnya merupakan pasar Tradisional yang Induknya adalah di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI PASAR YAIK SEMARANG (Studi Kasus : Persepsi Pengunjung Dan Pedagang) TUGAS AKHIR O l e h : R.B. HELLYANTO L 2D 399 247 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik merupakan salah satu variable yang menjadi ukuran

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik merupakan salah satu variable yang menjadi ukuran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pemerintahan terdiri atas pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang diatur oleh undang-undang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar aktor dalam proses negosiasi dan resolusi konflik Pasar Kranggan Yogyakarta. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. antar aktor dalam proses negosiasi dan resolusi konflik Pasar Kranggan Yogyakarta. Seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alur konflik yang terjadi dalam proyek revitalisasi Pasar Kranggan Yogyakarta. Penelitian ini juga ingin mengidentifikasi

Lebih terperinci

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang mempunyai keistimewaan tersendiri. DIY dipimpin oleh seorang sultan dan tanpa melalui pemilihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak potensi alam baik di daratan maupun di lautan. Keanekaragaman alam, flora, fauna dan, karya cipta manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi untuk kehidupan di kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Semarang,

BAB I PENDAHULUAN. Apalagi untuk kehidupan di kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Semarang, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang, persaingan dalam hidup semakin berat. Apalagi untuk kehidupan di kota-kota besar, seperti: Jakarta, Bandung, Semarang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas yang sangat potensial. Pariwisata mempunyai pengaruh besar dalam membangun perekonomian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dapat memberikan pengaruh positif sekaligus negatif bagi suatu daerah. Di negara maju pertumbuhan penduduk mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan di galakkannya kembali pemberdayaan potensi kelautan maka sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kota besar yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan adalah kota Yogyakarta. Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan banyaknya aset wisata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

Lebih terperinci

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang sangat pesat menyebabkan kemajuan di segala bidang, dan sekaligus menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN yang tertuang dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN yang tertuang dalam pasal 33 Undang-Undang Dasar Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. memaksimalkan potensi wisata. Tahap-tahap partisipasi yang dilakukan

BAB VII PENUTUP. memaksimalkan potensi wisata. Tahap-tahap partisipasi yang dilakukan BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Hasil penelitian ini berupa pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat dan strategi masyarakat untuk memaksimalkan potensi wisata yang ada didaerahnya. Pengelolaan yang

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB VIII PENUTUP. Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: BAB VIII PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap hasil-hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Taman Pintar merupakan obyek wisata pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otoriter juga dipicu oleh masalah ekonomi dan adanya perubahan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. otoriter juga dipicu oleh masalah ekonomi dan adanya perubahan sosial dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arus reformasi telah berhasil menumbangkan pemerintahan Orde Baru yang otoriter. Faktor keruntuhan Orde Baru selain karena kekuasaan yang otoriter juga dipicu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian perencanaan pembangunan, terutama di negara sedang berkembang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang tidak bisa lepas dari sektor informal. Keberadaan sektor informal di Indonesia tidak terlepas dari proses pembangunan yang sedang

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pelaku usaha yang bergerak di bidang penjualan produk barang maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus berkembang. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dan memiliki keanekaragaman flora dan fauna dunia. Terdapat banyak tempat yang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa komponen pengembangan wisata belanja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada potensi dan kemungkinan pengembangan wisata belanja Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Judul REDESAIN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER Untuk menjabarkan mengenai pengertian judul di atas maka kalimat judul dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan. Seperti diketahui, negara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan. Seperti diketahui, negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara sedang berkembang seperti Indonesia, pembangunan merupakan suatu hal yang mutlak diperlukan. Seperti diketahui, negara Indonesia dalam melakukan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lima jalan Kapten Muslim Kota Medan. Kajian penelitian ini dilatar belakangi

BAB 1 PENDAHULUAN. lima jalan Kapten Muslim Kota Medan. Kajian penelitian ini dilatar belakangi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian ini mengkaji dan menganalisis kegiatan usaha pedagang kaki lima dengan metode SWOT. Adapun fokus lokasi penelitian pada pedagang kaki lima jalan Kapten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan ekonomi Indonesia saat ini. Dalam hal ini Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia dalam programnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Bobonaro merupakan sebuah kabupaten yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan banyaknya potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan kegiatan komoditas yang dibutuhkan oleh hampir setiap orang. Marpaung (2001:13) mengatakan bahwa: Dengan melaksanakan kegiatan kepariwisataan seseorang

Lebih terperinci

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR

PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR PENGARUH PERKEMBANGAN OBYEK WISATA CANDI BOROBUDUR TERHADAP BANGKITAN LALU LINTAS DI PENGGAL RUAS JALAN SYAILENDRA RAYA TUGAS AKHIR Oleh: NUNUK KUSTANTI L2D 001 446 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan berbagai suku dan keunikan alam yang terdapat di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasi wisatawan yang cukup diminati, terbukti

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang parkir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun Gresik) SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang parkir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun Gresik) SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang parkir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun Gresik) SKRIPSI Oleh : Firasidah Hasnah 0941010036 YAYASAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan pada dasarnya merupakan sesuatu yang dilakukan secara sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

BAB VI DATA DAN ANALISIS

BAB VI DATA DAN ANALISIS BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN Dengan Judul Implementasi Kebijakan Pemerintah Daerah Ponorogo tentang Perda Nomor 5 Tahun 2011 dalam Menertibkan Pedagang Kaki Lima (Studi an pada Pedagang kaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup perhatian karena menyangkut aturan-aturan guna mensejahterakan masyarakat, bukan saja masyarakat selaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak peninggalan sejarah, baik yang berupa bangunan (candi, keraton, benteng pertahanan), maupun benda lain seperti kitab

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR oleh : T A N T A W I L2D 300 379 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu dan transportasi daerah adalah satu kesatuan yang berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian di daerah-daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci