FAKTOR-FAKTOR PENGARUH BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR-FAKTOR PENGARUH BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMEN"

Transkripsi

1 FAKTOR-FAKTOR PENGARUH BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI KECAMATAN ALIAN KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Norra Hendarni Wijaya ABSTRACT Background: Based on data from the Health Service Sector Yankes in Kebumen 2013 the number of babies born with low birth weight (LBW) was 2.9% (600 infants) from live-born infants. The highest number of cases found in Alian clinic namely 52 cases of low birth weight (5.6%) from 912 live births, while the lowest in Buayan, Croton, and Petanahan Health Center. There were not cases of infants with low birth weight. Alian Health Center is a health center that had the highest Low Birth Weight Infants in Kebumen as many as 52 cases from 912 live births. Low Birth Weight Infants were the most common cause of infant mortality / neonatal in Alian District. Objective: the aimed of this research was to identify factors that affect low birth weight infants. Method: This research used the comparative method. The number of respondents who used as many as 52 respondents with full sample sampling techniques less than 100 respondents. Result: Parity maternal influenced on lifestyles (0.001 <0.05) with a change contribution of 79.1%. Education did not give effect to the mother's lifestyle (0.249> 0.05) with a contribution of 10%. The work did not give effect to the mother's lifestyle (0.362> 0.05) with a contribution of 7.9%. Maternal parity effect on low birth weight (0.001 <0.05) with a contribution of 53.6%. The work did not affect the nutritional status (0.058> 0.05) with the contributions made by -18.5%. Lifestyle influence on nutritional status (0.002 <0.05) with a contribution of 7 0.8%. Lifestyle did not affect the LBW (0.736> 0.05) with a contribution of 6.6%. No effect on the nutritional status of low birth weight (0.659> 0.05) with a contribution of 9.7%. Maternal parity factor contributing nutritional status change of 56%. Educational factors contribute to changes in the nutritional status of 7.1%. Job factor gave change toward nutritional status of 5.6%. Parity factor of maternal gave effect toward LBW change of 10.7%. Educational factors influence toward LBW change of 7.1%. Occupational factors influence toward LBW change of -0.7%. Conclusion: Maternal parity was effected toward lifestyle. Partially education and employment did not effect toward the lifestyle. Maternal parity influence toward LBW. The work did not effect toward nutritional status. Lifestyle was influenced toward nutritional status. Lifestyle was not effected toward LBW. Nutritional status was not effected toward LBW. Indirectly maternal parity factor provided highest impact toward nutritional status and low birth weight. Keywords: maternal parity, education, occupation, lifestyle, nutritional status and low birth weight STIKES Surya Global Yogyakarta

2 PENDAHULUAN Salah satu tujuan Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah pembangunan Indonesia Sehat. Salah satu cara Departemen Kesehatan Republik Indonesia mencapai tujuan tersebut adalah dengan meningkatkan persalinan yang berlangsung aman, bayi dilahirkan dengan hidup dan sehat. Sasarannya adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125 per kelahiran hidup dan angka neonatal menjadi 15 per kelahiran hidup. Namun kenyataannya di Indonesia angka kematian maternal mencapai 307 per kelahiran hidup dan kematian neonatal per kelahiran hidup (BKKBN, 2005). Hal tersebut menunjukkan bahwa derajat kesehatan di Indonesia masih rendah. Berat bayi Lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu indikator penting kesehatan reproduksi dan kesehatan umum pada masyarakat dan merupakan prediktor utama penyebab kematian pada bulan pertama kelahiran seorang bayi. Kejadian BBLR akan menyebabkan berbagai dampak kesehatan masyarakat baik dimasa bayi dilahirkan maupun pada masa perkembangannya di waktu yang akan datang (Jayant, 2011). Salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian perinatal adalah berat bayi lahir rendah, dimana bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Berat bayi lahir rendah menempati urutan kedua setalah afiksia (bayi segera tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir) sebagai kematian perinatal. Di seluruh dunia terdapat sekitar (dua juta) atau % berat bayi lahir rendah, dimana terdapat (sembilan belas juta) diantaranya lahir di negara yang sedang berkembang. Di Indonesia, diperkirakan prevalensi BBLR mencapai 7-14 persen, bahkan di beberapa kabupaten mencapai 16%. Di beberapa negara berkembang kejadian BBLR diakibatkan oleh ibu dengan status gizi buruk, anemia, malaria dan menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi, preeklamasi/ eklamasi, jantung, gangguan pembuluh darah, life style atau gaya hidup (perokok, alkoholik, pecandu narkoba) atau faktor ibu seperti usia dan paritas (Indah, 2006). Ibu dengan paritas tinggi juga mempengaruhi BBLR. Hal tersebut terjadi karena sistem reproduksi ibu sudah mengalami penipisan karena terlalu sering melahirkan. Pendidikan ibu juga menjadi aspek yang mempengaruhi BBLR. Latar belakang pendidikan yang rendah menjadi pemicu rendahnya pengetahuan ibu, utamanya pengetahuan akan merawat dan menjaga diri pada saat kehamilan. Nursalam (2007) menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan ibu akan memberikan pengaruh dalam penerimaan informasi yang diberikan. Jenis pekerjaan yang berkaitan erat dengan pendapatan merupakan salah satu penyebab BBLR. Jenis pekerjaan akan menentukan pendapatan dan pendapatan akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan makanan bagi keluarga yang secara langsung akan menunjang perkembangan dan pertumbuhan anggota keluarga (Soetjiningsih, 1995). Gaya hidup ibu yang dapat menyebabkan terjadinya BBLR diantaranya perokok, peminum alkohol, pekerja berat dan penggunaan obat terlarang (Depkes RI, 1999). Kebiasaan merokok mengakibatkan keguguran, perdarahan vagina, kelahiran prematur dan bayi

3 dengan BBLR. Ibu perokok memiliki risiko dua kali melahirkan bayi dengan BBLR dibandingkan dengan bukan perokok dan perokok ringan (kurang dari 5 batang per hari). Secara keseluruhan tingkat kejadian BBLR adalah 8,8% untuk kelahiran perokok dan 4,5% untuk kelahiran bukan perokok (Ventura, 2003). Selain faktor yang telah dipaparkan di atas, status gizi waktu ibu hamil juga berpengaruh terhadap kelahiran berat bayi lahir rendah. Satus gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mepengaruhi pertumbuhan janin yang dikandung (Solihin Pudjiadi, 2003). Asupan gizi Ibu akan mempengaruhi berat badan ibu. Ibu yang berrisiko melahirkan bayi dengan BBLR adalah ibu dengan berat badan kurang dari 45 kg atau turun 10 kg. Terlepas dari faktor-faktor di atas, kasus bayi lahir dengan berat badan rendah masih menjadi persoalan, bahkan di negara maju. Prevalensi BBLR secara global hingga saat ini masih tetap berada dikisaran 10-20% dari seluruh bayi yang lahir hidup setiap tahunnya. WHO (2011) memperkirakan sekitar 25 juta bayi mengalami BBLR setiap tahun dan hampir 5% terjadi di negara maju sedangkan 95% terjadi di negara berkembang. Di India prevalensi BBLR mencapai 26%, dan di Amerika Serikat mencapai 7%. Di seluruh dunia, kematian bayi adalah 20 kali lebih besar pada bayi yang mengalami BBLR dibandingkan dengan yang tidak BBLR (Jayant, 2011; Malekfour, 2004). Di Indonesia Prevalensi BBLR diperkirakan mencapai 2103 dari bayi (11,1%) yang ditimbang dalam kurun waktu 6-48 jam setelah melahirkan. Prevalensi ini menyebar secara tidak merata antara satu provinsi dengan provinsi lainya dengan prevalensi tertinggi berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur sekitar 19.2%, dan terendah berada di Provinsi Sumatera Barat yakni 6,0% (Riskesdas, 2010). Berdasarkan data Bidang Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen tahun 2013 jumlah bayi lahir dengan BBLR sebanyak 2,9 % (600 bayi) dari bayi lahir hidup. Jumlah kasus tertinggi terdapat di Puskesmas Alian yaitu 52 kasus BBLR (5,6%) dari 912 kelahiran hidup sedangkan yang terendah di Puskesmas Buayan, Puring dan Petanahan tidak terdapat kasus bayi dengan BBLR. Puskesmas Alian merupakan Puskesmas yang kejadian berat bayi lahir rendah tertinggi di Kabupaten Kebumen yaitu sebanyak 52 kasus dari 912 kelahiran hidup. Berat bayi lahir rendah merupakan penyebab terbanyak kematian bayi/neonatal di Kecamatan Alian. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka perlu dilakukan penelitian mengenai paritas ibu, pendidikan, pekerjaan, gaya hidup dan status gizi. Faktor-faktor tersebut diteliti untuk mengetahui pengaruh terhadap BBLR secara langsung maupun tidak langsung. TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum : Mengetahui faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir rendah. Tujuan Khusus : Mengetahui pengaruh paritas ibu, pendidikan dan pekerjaan terhadap gaya hidup, Mengetahui pengaruh paritas ibu terhadap Berat Badan Bayi Lahir Rendah, Mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap status gizi, Mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap status gizi, Mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap berat bayi lahir rendah, Mengetahui

4 pengaruh status gizi terhadap berat bayi lahir rendah, Mengetahui faktor-faktor tidak langsung (paritas ibu, pendidikan dan pekerjaan) yang mempengaruhi status gizi, Mengetahui faktor-faktor tidak langsung (paritas ibu, pendidikan dan pekerjaan) yang mempengaruhi berat bayi lahir rendah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian komparatif. Metode komparatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui secara mendasar tentang sebab-akibat dengan menganalisis faktor-faktor penyebab kejadian ataupun munculnya suatu fenomena tertentu (Nazir, Mohammad, 200:58). Nursalam (2003: 85) menjelaskan bahwa komparatif difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subjek tanpa adanya suatu perlakuan/ rekayasa dari penelitian. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi dengan BBLR di wilayah kerja Puskesmas Alian yaitu sebanyak 52 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, dimana penulis menggunakan sampel sebanyak populasi. Teknik ini digunakan karena jumlah populasi kurang dari 100 orang. Sehingga total responden atau sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 52 orang. penelitian ini adalah KMS (Kartu Menuju Sehat) dan timbangan berat badan. ANALISIS DATA Analisis data mengunakan the Structural Equation Model (SEM) dalam model dan pengujian hipotesis. SEM atau model persamaan struktural adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit, secara simultan (bersama -sama) (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian analisis data yang digunakan meliputi analisis kelayakan model ( gooness of fit), reggression weights, direct effects dan indirect effects. Reggression weights menunjukkan pengaruh antar variabel. Direct effects menunjukkan kontribusi yang diberikan oleh dua variabel secara langsung, sedangkan indirect effects menunjukkan kontribusi yang diberikan oleh dua variabel secara tidak langsung. Analisis kelayakan model dilakukan dengan mengetahui nilai Comparative Fit Index (CFI). Nilai CFI yang direkomendasikan adalah lebih besar dari 0,90. Berdasarkan hasil olah data diketahui nilai CFI sebesar 0,936 (>0,90). Artinya penelitian memenuhi kriteria gooness of fit, sehingga dalam penelitian ini model layak digunakan dan tidak perlu dilakukan modifikasi model. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Catatan medis atau rekam medis yang dilakukan oleh puskesmas yang digunakan dalam

5 HASIL PENELITIAN Hasil uji reggression weights penulis sajikan pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Reggression Weights No. Hipotesis Nilai P Keterangan 1 Y1 <--- X1 0,001 0,001<0, Y1 <--- X2 Y1 <--- X3 Y2 <--- X3 Y2 <--- Y1 Y3 <--- X1 Y3 <--- Y1 Y3 <--- Y2 0,249 0,362 0,058 0,001 0,002 0,736 0,510 0,249>0,005 0,362>0,005 0,058>0,005 0,001< 0,005 0,002< 0,005 0,736>0,005 0,510>0,005 Apabila nilai Pvalue< taraf signifikansi yang ditentukan maka hipotesis diterima yang artinya ada pengaruh antar variabel. Dapat diamati pada tabel 1, bahwa hipotesis yang diterima meliputi (1) Adanya pengaruh antara paritas ibu terhadap gaya hidup, (2) Adanya pengaruh antara gaya hidup dengan status gizi, (3) Adanya pengaruh paritas ibu terhadap berat bayi lahir rendah. PEMBAHASAN Responden yang digunakan sebayak 52 orang yang terdiri atas 31 ibu melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah dan 21 ibu melahirkan bayi dengan berat bayi normal. Berikut ini diagram responden berdasarkan BBLR. berrisiko Gambar 1. Diagram keping distribusi frekuensi responden berdasarkan risiko BBLR a. Pengaruh Paritas Ibu, Pendidikan dan Pekerjaan terhadap Gaya Hidup Dari tiga variabel yang akan diuji hanya paritas ibu yang memberikan pengaruh terhadap gaya hidup. Hasil uji Regression Weight menunjukan bahwa nilai P (0,001)< 0,005 yang artinya ada pengaruh. Ada pengaruh disini artinya paritas ibu secara parsial memberikan pengaruh terhadap gaya hidup. Besar kontribusi yang diberikan oleh paritas ibu terhadap perubahan gaya hidup adalah sebesar 79,1%. Dalam uji pengaruh pendidikan ibu terhadap gaya hidup tidak memberikan pengaruh. Nilai P (0,249)> 0,005. Pengaruh antara pendidikan ibu terhadap gaya hidup. Nilai P pada uji regression weight antara pekerjaan dan gaya hidup sebesar 0,362> 0,005 yang artinya tidak ada pengaruh antara pekerjaan dan gaya hidup ibu. Hawkinds (2007) menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah nilai, demografi, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga serta karakteristik individu. Artinya jelas bahwa pendidikan dan pekerjaan bukan merupakan faktor yang mempengaruhi gaya hidup. Sedangkan paritas ibu dijelaskan dalam faktor keluarga. Gaya hidup seseorang memberikan motivasi kepada seseorang dalam pengadaan dan penggunaan barang ( Hawkinds, 2007). Anggota keluarga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Artinya keluarga besar (yang dapat dilihat dari tinggi rendahnya paritas ibu) memberikan pengaruh terhadap gaya hidup. Pengambilan keputusan dalam keluarga juga akan mempengaruhi dalam menentukan gaya hidup anggota keluarga. Termasuk didalamnya gaya hidup yang berkaitan dengan rokok, alkohol dan makanan (pola makan).

6 b. Pengaruh Paritas Ibu terhadap BBLR Uji regression weight menunjukkan nilai P (0,002) < 0,005 artinya terdapat pengaruh. Artinya Paritas ibu memberikan pengaruh terhadap kelahiran berat bayi lahir rendah. Kontribusi yang diberikan oleh paritas ibu terhadap berat bayi lahir rendah secara langsung sebesar 64,3%. Sedangkan secara tidak langsung paritas ibu memberikan kontribusi terhadap berat bayi lahir rendah sebesar 10,7%. Kehamilan dengan paritas tinggi menyebabkan kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali direngangkan akibat kehamilan. Sehingga cenderung timbul kelainan letak ataupun kelainan pertumbuhan plasenta dan pertumbuhan janin sehinga melahirkan bayi berat badan lahir rendah. Pada kehamilan >4 anak/ jarak kelahiran < 2 tahun dapat mempengaruhi berat bayi lahir rendah karena nutrisi yang kurang serta tumbuh kembang lebih lambat (Hartanto, 2004:23). c. Pengaruh Pekerjaan terhadap Status Gizi Pekerjaan memiliki nilai P (0,058)> 0,005 yang artinya tidak ada pengaruh. Dalam penelitian ini tidak ada pengaruh artinya pekerjaan tidak memberikan pengaruh terhadap status gizi seseorang, khususnya pada ibu. Status Gizi adalah keadaan tubuh seseorang sebagai akibat penggunaan makanan zat gizi oleh tubuh (Sufiati,2008). Status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan berdasarkan (1) keadaan kesehatan dan status gizi waktu konsepsi, (2) Keadaan sosial dan ekonomi pada waktu hamil, (3) Derajat pekerjaan, (4) Asupan pangan, dan (5) Pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi (Notobroto, Wahyuni, 2002). d. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Status Gizi Gaya hidup tidak berpengaruh terhadap status gizi ibu hamil. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil uji regression weight, yaitu nilai P (0,058)> 0,005. Gaya hidup seseorang dapat berubah, namun perubahan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan kebutuhan. Artinya gaya hidup seseorang tidak memengaruhi status gizi ibu yang secara praktis mengalami perubahan kebutuhan asupan gizi ibu dan janin. e. Pengaruh Gaya Hidup terhadap BBLR Uji hipotesis dengan menggunakan regression weight menunjukkan nilai P (0,736) > 0,005, artinya tidak ada pengaruh. Tidak ada pengaruh artinya gaya hidup tidak memberikan pengaruh terhadap berat bayi lahir rendah. Gaya Hidup ibu yang dapat menyebabkan terjadinya BBLR diantaranya perokok, peminum alkohol, pekerja berat, dan pengguna obat terlarang. (Depkes RI, 2009). Kemunculan gaya hidup ibu hamil yang berrisiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah di Kecamatan Alian tidak memberikan kontribusi terhadap munculnya kasus BBLR. Hal tersebut didukung dengan hasil analisis direct effects yang menunjukkan bahwa pengaruh gaya status gizi terhadap

7 berat bayi lahir rendah hanya sebesar 6,6%. Angka tersebut sangat kecil dalam memberikan kontribusi pengaruh BBLR. f. Pengaruh Status Gizi terhadap BBLR Uji hipotesis dengan menggunakan regression weight menunjukkan nilai P (0,510) > 0,005, artinya tidak ada pengaruh. Tidak ada pengaruh artinya status gizi tidak memberikan pengaruh terhadap berat bayi lahir rendah. Selama masa kehamilan makanan yang diasup oleh ibu akan berpengaruh terhadap perkembangan janin. Namun dalam penelitian ini status gizi tidak memberikan kontribusi yang besar terhadap kelahiran bayi dengan berat bayi lahir rendah. Hal tersebut didukung dengan hasil uji direct effect yang menunjukkan nilai 0,097. Artinya status gizi hanya memberikan kontribusi sebesar 9,7% dalam memberikan perubahan terhadap BBLR. g. Pengaruh Paritas Ibu, Pendidikan dan Pekerjaan terhadap Satus Gizi Secara tidak langsung paritas ibu, pendidikan dan pekerjaan memberikan pengaruh terhadap status gizi ibu. Paritas ibu, pendidikan dan pekerjaan secara langsung berpengaruh terhadap gaya hidup. Dimana gaya hidup yang secara langsung berpengaruh terhadap status gizi. Dalam penelitian ini, paritas, pendidikan dan pekerjaan secara diuji untuk mengetahui besaran kontribusi pengaruh masing-masing variabel terhadap variabel status gizi secara parsial. Berikut ini hasil analisis uji indirect effect tersaji pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Indirect Effect Variabel Paritas Ibu, Pendidikan, Pekerjaan terhadap Status Gizi Ibu No. Hipotesis Indeks Y2 <--- X1 Y2 <--- X2 Y2 <--- X3 0,560 0,071 0,056 Besar Kontribusi 56% 7,1% 5,6% Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa variabel paritas ibu memberikan kontribusi tertinggi dalam memberikan pengaruh tidak langsung terhadap status gizi ibu. Hal tersebut selaras dengan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya dimana secara langsung paritas ibu berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup ibu. Sedangkan gaya hidup juga berpengaruh terhadap status gizi ibu. h. Pengaruh Paritas Ibu, Pendidikan dan Pekerjaan terhadap Berat Bayi Lahir Rendah Secara tidak langsung paritas ibu, pendidikan dan pekerjaan memberikan kontribusi terhadap perubahan BBLR. Paritas ibu secara langsung memberikan perubahan terhadap gaya hidup dan gaya hidup memberikan kontribusi perubahan terhadap BBLR. Pendidikan secara langsung mempengaruhi perubahan gaya hidup yang secara langsung mempengaruhi BBLR. Demikian halnya dengan pekerjaan yang secara langsung mempengaruhi gaya hidup, sedangkan gaya hidup secara langsung mempengaruhi BBLR. Berikut ini penulis

8 sajikan hail uji indirect effect pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Indirect Effect Variabel Paritas Ibu, Pendidikan, Pekerjaan terhadap Status Gizi Ibu No. Hipotesis Indeks Y3 <--- X1 Y3 <--- X2 Y3 <--- X3 0,107 0,013 0,007 Besar Kontribusi 10,7% 1,3% -0,7% Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa variabel paritas ibu, pendidikan maupun pekerjaan tidak memberikan kontribusi yang besar dalam memberikan perubahan terhadap variabel BBLR. Dari tabel tersebut dapat dibandingkan bahwa variabel paritas ibu memberikan kontribusi tertinggi terhadap perubahan variabel BBLR yaitu sebesar 10,7%. Merujuk pada hasil analisis penelitian sebelumnya (lihat tabel 1), hanya variabel paritas ibu yang berpengaruh terhadap variabel BBLR. Paritas ibu memberikan pengaruh secara langsung terhadap perubahan variabel gaya hidup dengan kontribusi secara langsung sebesar 79,1%. Namun kontribusi yang diberikan oleh variabel gaya hidup terhadap BBLR secara langsung hanya sebesar 6,6%. Angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan kontribusi yang diberikan oleh variabel paritas ibu terhadap gaya hidup, sehingga kontribusi paritas ibu terhadap BBLR secara langsung juga menjadi lebih kecil yaitu 10,7%. Kontribusi yang diberikan oleh variabel pendidikan ibu terhadap BBLR hanya sebesar 1,3%. Merujuk pada hasil uji reggression weight secara langsung pendidikan ibu tidak berpengaruh terhadap gaya hidup. Tidak adanya pengaruh langsung antara pendidikan terhadap pekerjaan mengakibatkan kontribusi yang diberikan variabel pendidikan secara tidak langsung terhadap BBLR bernilai kecil. Demikian juga dengan pengaruh secara tidak langsung antara pekerjaan ibu terhadap BBLR. Kontribusi yang diberikan pekerjaan ibu terhadap BBLR sebesar -0,7%. Pekerjaan ibu berbanding terbalik dengan BBLR. Secara tidak langsung, seorang ibu hamil yang bekerja atau tidak bekerja, tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap tingginya angka BBLR. Paritas ibu yang merujuk pada jumlah anggota keluarga memberikan pengaruh terhadap pengabilan keputusan dalam pembelian dan penggunaan barang yang artinya bahwa gaya hidup perokok, peminum alkohol dan pola makan akan berpengaruh di dalamnya. Hal tersebut memberikan kontribusi dan pengaruh dalam penentuan gaya hidup. Gaya hidup seorang ibu yang berrisiko akan mempengaruhi perkembangan janin, khususnya gaya hidup perokok, peminum alkohol dan pola makan. Dalam populasi yang penulis teliti gaya hidup tidak memberikan kontribusi yang besar dalam kemunculan kasus BBLR. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan teori yang dikaji disimpulkan bahwa: Paritas ibu berpengaruh terhadap gaya hidup dengan nilai P (0,001)< 0,05. Besar kontribusi perubahan paritas ibu terhadap

9 gaya hidup sebesar 79,1%, Pendidikan tidak memberikan pengaruh terhadap gaya hidup ibu dengan nilai P (0,249)> 0,05. Besar kontribusi yang diberikan oleh pendidikan terhadap gaya hidup ibu hanya sebesar 10%, Pekerjaan tidak memberikan pengaruh terhadap gaya hidup ibu dengan nilai P (0,362)> 0,05. Besar kontribusi perubahan yang diberikan oleh pekerjaan terhadap gaya hidup hanya sebesar 7,9%, Paritas ibu berpengaruh terhadap Berat Badan Bayi Lahir Rendah dengan nilai P (0,001)< 0,05. Besar kontribusi perubahan yang diberikan oleh paritas ibu terhadap berat bayi lahir rendah sebesar 53,6%, Pekerjaan tidak berpengaruh terhadap status gizi dengan nilai P (0,058)> 0,05. Besar kontribusi yang diberikan pekerjaan terhadap status gizi sebesar -18,5%. Gaya hidup berpengaruh terhadap status gizi dengan nilai P (0,002)< 0,05. Besar kontribusi yang diberikan oleh gaya hidup terhadap status gizi sebesar 70,8%, Gaya hidup tidak berpengaruh terhadap berat bayi lahir rendah dengan nilai P (0,736)> 0,05. Besar kontribusi yang diberikan sebesar gaya hidup terhadap perubahan berat bayi lahir rendah sebesar 6,6%, Status gizi tidak berpengaruh terhadap berat bayi lahir rendah dengan nilai P (0,659)> 0,05. Besar kontribusi yang diberikan oleh status gizi terhadap BBLR sebesar 9,7%, Faktor paritas ibu memberikan kontribusi perubahan status gizi sebesar 56%. Faktor pendidikan memberikan kontribusi perubahan status gizi sebesar 7,1%. Faktor pekerjaan memberikan perubahan terhdapa status gizi sebesar 5,6%, Faktor paritas ibu memberikan pengaruh terhadap perubahan BBLR sebesar 10,7%. Faktor pendidikan memberikan pengaruh terhadap perubahan BBLR sebesar 7,1%. Faktor pekerjaan memberikan pengaruh terhadap perubahan BBLR sebesar -0,7%. DAFTAR PUSTAKA BKKBN. (2005). Gaya hidup barat pertinggi risiko kanker payudara. Depkes RI, Pedoman Pelayanan Kesehatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Keperawatan Metode Kangguru di Rumah Sakit dan Jajarannya. Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen Tahun Hartanto, Hanafi Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hawkinds, Best, Mothersbaugh Consumer Behavior, Building Marketing Strategy 10 th Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Indah Buku Panduan Resusitasi Neonatus Edisi ke 5. Jakarta. Jayant, D, Maternal Risk Factors for Low Birth Weight Neonatus: A Hospital Based Case-Control Study in Rural Area of Westrn Maharashtra, India, Pravara Institute of Medical Science, Loni, Maharashtra. India: Pravara Institude of Medical Science. Nazir, Mohammad Metode Penelitian. Bogoor: Ghalia Indonesia.

10 Notobroto, H, B., Wahyuni C, U, Penggunaan Pertambahan Berat Badan Dan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Untuk Memprediksi Berat Badan Lahir Bayi, Laporan Penelitian Fakultas Kedokteran Airlangga; 2002 Nursalam Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pudjiadi, Solihin Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. RISKESDAS. (2010). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Soetjiningsih Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC. Ventura Serba Serbi Kehamilan. Jakarta: Intisari Medika. WHO. (2011). WHO Child Growth Standars. Geneva.

11

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Supiati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Age, Parity, Incidence of LBW. One indicator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan selama siklus hidup manusia. Gangguan gizi pada awal kehidupan akan mempengaruhi kualitas kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5) 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang baru lahir dengan berat badan < 2500 gram. BBLR merupakan salah satu indikator untuk melihat bagaimana status kesehatan

Lebih terperinci

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014 142 Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 3, Desember 2015 GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014 1 Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Choirul

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi, Juli Desember 00 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI A.Esse Puji ), Sri Satriani ), Nadimin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bayi sehat adalah modal utama dalam mewujudkan manusia berkualitas. Keadaan ibu sebelum dan saat hamil akan menentukan berat bayi yang

Lebih terperinci

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012 Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012 Tirta A, Dewiarti AN, Wahyuni A Medical Faculty of Lampung University Abstract

Lebih terperinci

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR ABSTRACT N. Kadek Sri Eka Putri 1, Hastutik 1 Dosen Prodi

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014 Ady Muhammad Hartono, 1210218 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., Mkes Pembimbing II: Winsa Husin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan suatu bentuk dari kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan suatu bentuk dari kebutuhan dasar manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan suatu bentuk dari kebutuhan dasar manusia. Indikator kesehatan suatu bangsa salah satunya yaitu masih dilihat dari tinggi atau rendahnya angka kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai berat saat lahir kurang dari 2500 gram. 1 Berdasarkan data dari WHO dan United

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BBLR penting diperhatikan karena sangat erat berkaitan dengan kelangsungan hidup bayi tersebut selanjutnya. BBLR akan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3 FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3 1 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan dan BBLR cukup bulan/lebih

Lebih terperinci

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013)

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013) ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013) Susan Ristiyanti Nurlina dan Siti Novianti Mahasiswa Fakulatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia lebih dari 20 juta setiap tahunnya dilahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Di negara berkembang kejadian BBLR 16,5%, 2 kali lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Liza Salawati Abstrak. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari. ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS Abstract: La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari ali_imran@gmail.com his article is to determine the risk factors

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

FAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG

FAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG FAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG NIA LAFINIA 1211010072 Subject: Faktor,BBLR, Ibu hamil DESCRIPTION Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) pada saat ini masih banyak di jumpai

Lebih terperinci

SKRIPSI. FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (Studi Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Kendangsari Surabaya)

SKRIPSI. FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (Studi Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Kendangsari Surabaya) SKRIPSI FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (Studi Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Kendangsari Surabaya) Oleh : ANJAS DWI PURWANTO NIM. 101311123085 UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011 ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011 Alvin Ferbian S. 2012. Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp. OG Pembimbing II : Winny

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil wawancara dengan partisipan penelitian dan hasil dokumentasi dari data rekam medik dan data buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menggambarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 3, Oktober 2015: 116-120 HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Neneng Siti Lathifah(¹), Nurul

Lebih terperinci

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian 2 22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian anemia di Kota Yogyakarta meningkat menjadi 25,38%

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: EVI YULIA HANDANINGRUM NIM. J2E009046

SKRIPSI. Disusun Oleh: EVI YULIA HANDANINGRUM NIM. J2E009046 ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA USIA IBU, KADAR HEMOGLOBIN, DAN MASA GESTASI TERHADAP BERAT BAYI LAHIR (Studi Kasus di Rumah Sakit Aisyiyah Kudus) SKRIPSI Disusun Oleh:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil

Lebih terperinci

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul Rudi Harjanto 1 dan Alfaina Wahyuni 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Lebih terperinci

PENELITIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

PENELITIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) PENELITIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) Sumiaty 1), Sri Restu ) 1) ) Poltekkes Kemenkes Palu/Dosen/Kebidanan Email: sumiatyakbid@yahoo.com ABSTRACT Pregnant

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG Sri Rahayu Universitas Singaperbangsa Karawang 1,2 Jl. HS Ronggowaluyo Teluk Jambe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. bayi berat lahir rendah (BBLR), dan infeksi (Depkes RI, 2011). mampu menurunkan angka kematian anak (Depkes RI, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan adalah angka kematian bayi (AKB) karena dapat mencerminkan status kesehatan masyarakat. Sebagian besar penyebab

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Disusun Oleh : FEBRI MARYANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa prenatal. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah gizi menjadi penyebab kematian ibu dan anak

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR Afif Maulidiyah & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Bayi dengan berat lahir rendah atau

Lebih terperinci

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL Arifah Istiqomah, Ari Sulistyawati, Dianata Nikmah Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Jl. Pemuda Gandekan

Lebih terperinci

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI KESMAS, Vol.7, No.2, September 2013, pp. 55 ~ 112 ISSN: 1978-0575 83 PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Lina Handayani Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi (AKB) pada lebih dari satu dasawarsa mengalami penurunan sangat lambat dan cenderung stagnan di beberapa negara sedang berkembang, oleh karena jumlah

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN PREMATUR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2011

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN PREMATUR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2011 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN PREMATUR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2011 Dhany Saptari C., 2012, Pembimbing 1: Dani, dr., M.Kes. Pembimbing 2: Rimonta F. Gunanegara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. Prevalensi bayi dengan berat badan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. Prevalensi bayi dengan berat badan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) pada bayi masih merupakan masalah di bidang kesehatan terutama kesehatan perinatal. Prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO SANTI WANTI NIM

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO SANTI WANTI NIM HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO MOJOKERTO SANTI WANTI NIM.1212020025 Subject : Anemia, Asfiksia Neonatorum, bayi Description : Asfiksia neonatorum

Lebih terperinci

ABSTRAK. Yuliana Elisabeth Eluama, 2015 Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II: dr. Jeanny E. Ladi, M.Kes., PA

ABSTRAK. Yuliana Elisabeth Eluama, 2015 Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II: dr. Jeanny E. Ladi, M.Kes., PA ABSTRAK HUBUNGAN KEMATIAN IBU MELAHIRKAN DENGAN FAKTOR RISIKO DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG-NUSA TENGARA TIMUR PERIODE 2012-2014 Yuliana Elisabeth Eluama, 2015 Pembimbing I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mendefinisikan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebagai bayi yang terlahir dengan berat kurang dari 2500gram. BBLR masih terus menjadi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BERAT LAHIR BAYI DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BERAT LAHIR BAYI DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BERAT LAHIR BAYI DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 Vitrianingsih 1, Kusharisupeni 2 dan Luknis Sabri 3 ABSTRAK Kematian neonatus sebagian besar disebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. janin guna memenuhi peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. janin guna memenuhi peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari beberapa indikator. Salah satunya adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Semakin tinggi AKB maka akan semakin rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator peningkatan kualitas kehidupan manusia dapat dilihat secara internasional dalam Millenium Development Goals (MDG s) yaitu bertujuan menurunkan kematian anak

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2012-2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Wahyuni Kartika Sari 201410104317 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

ASFIKSIA FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL

ASFIKSIA FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL ASFIKSIA FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL Siti Masitoh, Theresia EVK, Karningsih Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes KemenKes Jakarta III Jalan Arteri JORR Jatiwarna Kec. Pondok Melati Bekasi 17415

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara

Lebih terperinci

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 3-5 TAHUN DI TK PERMATA HATI TAHUN 2015 Sun Aidah Andin Ajeng Rahmawati Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BARU LAHIR RENDAH DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BARU LAHIR RENDAH DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BARU LAHIR RENDAH DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh HIFZOTUL AINI 041313a001 PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI,

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG DAN PENDORONG TERHADAP PEMANFAATAN PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUTAR KECAMATAN PAGARAN KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN Sri Wahyuni 1, Nurul Ayu Safitri 2 Abstrak : Pre eklamsia adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan usia lebih

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DENGAN RIWAYAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DENGAN RIWAYAT BAYI BERAT LAHIR RENDAH JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 5 Nomor 01 Maret 2014 Artikel Penelitian FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DENGAN RIWAYAT BAYI BERAT LAHIR

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016 Chetrine Andiani, 2016, Pembimbing I : Cindra Paskaria, dr., MKM. Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator angka kematian yang berhubungan dengan bayi baru lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator yang memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BBLR DI PUSKESMAS PEDESAAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BBLR DI PUSKESMAS PEDESAAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DI PUSKESMAS PEDESAAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 Dewie Sulistyorini, S. SiT, M. Kes 1), Shinta Siswoyo Putri, S. SiT,M. Kes. 2) 1) Dosen Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN Khotijah, Tri Anasari, Amik Khosidah Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto Prodi D3 Kebidanan Email : dindaamik@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 4 Nomor 01 Maret 2013 Artikel Penelitian HUBUNGAN STATUS GIZI (PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS) DENGAN BERAT BADAN BAYI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko mengalami permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan kesehatan masyarakat, dimana angka kematian bayi di Indonesia

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Reflita a Hasni Mastian a a Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Abstract : Data birth in January-November 2009 the hospital Dr.M.Jamil

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. calon ibu dan bayi yang dikandung harus mendapatkan gizi yang cukup banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. calon ibu dan bayi yang dikandung harus mendapatkan gizi yang cukup banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang sehat dan sempurna

Lebih terperinci

DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAHANAN HIDUP BAYI NEONATAL DI INDONESIA

DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAHANAN HIDUP BAYI NEONATAL DI INDONESIA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAHANAN HIDUP BAYI NEONATAL DI INDONESIA lngan Ukur Tarigan1, dan Tati Suryati1 ABSTRACT Background: Health care for children under five year in Indonesia was still

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KASIH IBU MANADO TAHUN

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KASIH IBU MANADO TAHUN ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KASIH IBU MANADO TAHUN 2014-2015 Berlianti Inggrit Pinoa*, Angela F. C. Kalesaran*, Windy Wariki** * Fakultas

Lebih terperinci

A ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA G MEMPE GARUHI KEJADIA BBLR DI RSUD TUGUREJO SEMARA G TAHU 2013

A ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA G MEMPE GARUHI KEJADIA BBLR DI RSUD TUGUREJO SEMARA G TAHU 2013 A ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA G MEMPE GARUHI KEJADIA BBLR DI RSUD TUGUREJO SEMARA G TAHU 2013 Prita Adisty Handayani *) Wagiyo **), Elisa***) *) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DATA BERAT BAYI LAHIR MENGGUNAKAN. (Studi Kasus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2014)

KLASIFIKASI DATA BERAT BAYI LAHIR MENGGUNAKAN. (Studi Kasus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2014) KLASIFIKASI DATA BERAT BAYI LAHIR MENGGUNAKAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK DAN REGRESI LOGISTIK (Studi Kasus di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang Tahun 2014) SKRIPSI Disusun oleh: ERFAN SOFHA 24010211130060

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGKAWANG TIMUR DAN UTARA KOTA SINGKAWANG

FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGKAWANG TIMUR DAN UTARA KOTA SINGKAWANG FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGKAWANG TIMUR DAN UTARA KOTA SINGKAWANG Artikel Penelitian Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada

Lebih terperinci

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb.

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb. Abstrak PREVALENSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA IBU ANEMIA DEFISIENSI BESI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang sering terjadi dan 50% dari wanita hamil di negara

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSIA PERTIWI MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSIA PERTIWI MAKASSAR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSIA PERTIWI MAKASSAR Factors Associated With Low Birth Weight Infants Incident At Pertiwi Maternity And Children Hospital

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014 Wachyu Amelia Dosen STIKES Al-Ma arif Baturaja Program Studi DIII Kebidanan Email: amelia.wachyu@yahoo.com

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN An Nadaa, Vol 1 No.2, Desember 2014, hal 72-76 ISSN 2442-4986 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN The Associated

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini perkembangan berbagai penyakit degeneratif sangatlah pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang mengiringi proses penuaan. Penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu upaya yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu upaya yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menimbang berat badan bayi merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan bayi sehingga diketahui normal atau tidaknya pertumbuhannya.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR ANALISIS FAKTOR RESIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR Ningsih Jaya 1 1 Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan, Makassar ABSTRACT Latar Belakang:

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: GERI ANGGRENI 201410104154

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Rani Puspitasari 201310104359 PROGRAM STUDI DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok adalah suatu kebiasaan yang sudah umum dan meluas di masyarakat, dan pada faktanya kebiasaan merokok susah untuk dihilangkan. Merokok telah menjadi

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 1336 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Okky Kezia Kainde*, Nancy S.H Malonda*, Paul A.T Kawatu*

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN BBL DI BPS MEI SUWARSONO KLEDOKAN TAHUN 2012

SKRIPSI HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN BBL DI BPS MEI SUWARSONO KLEDOKAN TAHUN 2012 SKRIPSI HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN BBL DI BPS MEI SUWARSONO KLEDOKAN TAHUN 2012 Disusun untuk memenuhi sebagaian persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang, karena tumbuh kembang anak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kejadian kematian ke dua (16%) di kawasan Asia (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kejadian kematian ke dua (16%) di kawasan Asia (WHO, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Malaria masih menjadi salah satu penyebab kematian di dunia. Menurut laporan WHO, kejadian malaria di dunia telah mengalami penurunan. Sebanyak 57 negara

Lebih terperinci

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DI DALAM RUMAH TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS TALAGA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator penilaian status kesehatan masyarakat adalah dengan melihat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Kematian ibu telah lama menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan ancaman serius dan tantangan utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Global

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015 UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015 PUTU AYU PEGGY ARISTYA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG (The Description of Nutritional Status for 0-5 Years in Puton Village Jombang) Luki Indrawan, Mumpuni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan adalah periode kritis sekaligus unik dari seluruh daur hidup manusia. Ibu dan janin merupakan satu kesatuan yang erat, sejak konsepsi hingga masa kelahiran.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KELAHIRAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI PUSKESMAS KECAMATAN KRAMAT JATI JAKARTA-TIMUR

HUBUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KELAHIRAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI PUSKESMAS KECAMATAN KRAMAT JATI JAKARTA-TIMUR HUBUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN KELAHIRAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI PUSKESMAS KECAMATAN KRAMAT JATI JAKARTA-TIMUR Yatnita Parama Cita 1, Tety Mulyati Arofi 1, Rosalinda 2, Win Kartini 2 1,2,3

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS FACTORS THAT INFLUENCE LOW BIRTH WEIGHT BABIES IN PUBLIC HEALTH THE REGION DISTRICT BANYUMAS. Ossie Happinasari*

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI UPTD PUSKESMAS AJANGALE

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI UPTD PUSKESMAS AJANGALE FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI UPTD PUSKESMAS AJANGALE Musni 1, St. Malka 2, Ria Asriyani 3 1 AKBID Bataritoja Toja Watampone 2 AKBID Bataritoja

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas pelayanan kesehatan sangat berkaitan erat dengan kejadian kematian pada neonatus. Penyebab utama kematian neonatus berhubungan secara intrinsik dengan kesehatan

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL LUARAN BAYI ANTARA IBU PARITAS TINGGI DAN IBU PARITAS RENDAH

PERBEDAAN HASIL LUARAN BAYI ANTARA IBU PARITAS TINGGI DAN IBU PARITAS RENDAH PERBEDAAN HASIL LUARAN BAYI ANTARA IBU PARITAS TINGGI DAN IBU PARITAS RENDAH Differences Result Of Infant Outcome Between High Parity Mother And Low Parity Mother Yogi Andhi Lestari 1*, Sohimah 2, Evy

Lebih terperinci

GAMBARAN PERUBAHAN BERAT BADAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS SELAMA PENGOBATAN DOTS DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN 2009

GAMBARAN PERUBAHAN BERAT BADAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS SELAMA PENGOBATAN DOTS DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN 2009 GAMBARAN PERUBAHAN BERAT BADAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS SELAMA PENGOBATAN DOTS DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN 2009 Oleh: MIRNA RAMZIE 070100217 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT (THE RELATION BETWEEN THE CHARACTERISTICS OF PREGNANT WOMEN WITH CHRONIC SHORTAGE OF ENERGY IN THE EVENT OF HEALTH ABORTION BANJARHARJO BREBES DISTRICT YEAR 2013) Dea Riskha Fitriliana 1 1 ) Dosen tetap

Lebih terperinci

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR

FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR FAKTOR MATERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN BBLR Isy Royhanaty 1), Dwi Indah Iswanti 2), Linda Saraswati 3) 1 Prodi Kebidanan, STIKes Karya Husada Semarang 2 Prodi Keperawatan, STIKes Karya Husada Semarang

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (Studi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2014 ) Nurlia Savitri e-mail : savitri.nurlia@gmail.com Program Studi

Lebih terperinci