HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI PEMILIHAN JURUSAN KULIAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI PEMILIHAN JURUSAN KULIAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 MALANG"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI PEMILIHAN JURUSAN KULIAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 3 MALANG Dwi Pratiwi Priastuti dwi.pratiwi.priastuti@gmail.com Ari Pratiwi Yoyon Supriyono Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya ABSTRACT This research aim to find the relationship of peer conformity to the intention of choosing college study field of grade XI students Senior High School. Students of grade XI show the differences attitude or opinion to choose college study field. There are many factors can be influence the individual to choosing college study field, Martini (2013) mention that factor is culture, social, individual, and peers factor. Subject of this research is students of grade XI Senior High School 3 Malang generation 2014/2015 (N = 157). The method used in this reaserch is correlational quantitative through the scale of peer conformity (r = 0,802) and the scale of intention of choosing college study field (r = 0,855). The analysis of Pearson Product Moment correlation of this research shows the value of r=0,425 which means that there is a relationship of both variable in the classification of rather low. Peer conformity contributes to the intention of choosing study field by 20,4%, while other 79,6%, contributed by other factors not examined in this research. Keywords conformity, peers, intention, college study field. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan antara konformitas teman sebaya dengan intensi pemilihan jurusan kuliah pada siswa kelas XI. Siswa kelas XI menunjukkan sikap atau pandangan yang berbeda-beda dalam hal memilih jurusan kuliah. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi individu dalam memilih jurusan kuliah, Martini (2013) menyebutkan faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan salah satunya adalah teman sebaya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Malang angkatan 2014/2015 (N = 157). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, peneliti memberikan skala konformitas teman sebaya (r = 0,802) dan skala intensi pemilihan jurusan kuliah (r = 0,855). Hasil analisis korelasi Pearson Product Moment pada penelitian ini menunjukkan r = 0,425 yang berarti ada hubungan positif antara kedua variabel dalam kategori agak rendah. Variabel konformitas teman sebaya memiliki sumbangan terhadap pembentukan intensi pemilihan jurusan kuliah pada siswa yakni sebesar 20,4 %, sedangkan 79,6 % lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci konformitas, teman sebaya, intensi, jurusan kuliah 1

2 2 LATAR BELAKANG Pemilihan jurusan kuliah pada umumnya merupakan salah satu tuntutan yang harus diambil oleh siswa pada jenjang SMA. Siswa SMA dengan rentang usia digolongkan oleh Santrock (2003) kedalam masa remaja, dimana pada masa ini remaja mengalami banyak tugas perkembangan yang harus diselesaikan, salah satu tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh siswa SMA yakni memilih dan mempersiapkan karir. Supriatna (Syamsiah, 2012) mengatakan bahwa keberhasilan menyelesaikan tugas perkembangan akan dapat membantu individu dalam menyelesaikan tugas perkembangan pada masa selanjutnya. Salah satu perkembangan yang terjadi pada siswa SMA yakni perkembangan sosial, dimana pada perkembangan sosial ini meliputi siswa dengan keluarga, siswa dengan teman sebaya, siswa dengan lingkungan disekolah, siswa dengan prestasinya di sekolah, siswa dengan karir dan perkerjaannya, serta hubungan siswa dengan budaya disekitarnya (Santrock, 2007). Myers (2012) menyebutkan bahwa adanya suatu perubahan perilaku serta kepercayaan atau belief yang disebabkan oleh adanya tekanan kelompok yang dirasakan secara nyata atau hanya sebagai imajinasi dari diri individu disebut dengan konformitas. Disebutkan pula oleh Baron dan Byrne (2002) bahwa konformitas merupakan suatu pengaruh sosial dimana pengaruh sosial merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk mengubah suatu sikap, belief, persepsi, ataupun tingkah laku orang lain agar sesuai dengan mereka atau norma yang ada. Seseorang akan cenderung melakukan konformitas jika dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran kelompok, keseragaman suara, tingkat kohesifitas, status, respon umum, dan juga adanya komitmen sebelumnya (Myers, 2012). Konformitas teman sebaya yang terjadi pada siswa kelas XI dikarenakan adanya pengaruh sosial seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa waktu siswa akan lebih banyak dihabiskan bersama dengan teman sebayanya. Adanya kebutuhan individu terhadap penerimaan teman sebaya di dalam sebuah kelompok membuat individu bersedia untuk melakukan perilaku atau tindakan sesuai dengan yang diharapkan oleh kelompok tersebut. Konformitas teman sebaya pada siswa kelas XI juga akan banyak mempengaruhi individu dalam memilih atau mengambil sebuah keputusan, dimana pada masa ini teman sebaya dianggap sebagai salah satu sumber informasi bagi individu. Ajzen (1975) menjelaskan bahwa intensi merupakan kondisi awal perilaku sampai pada saatnya nanti individu akan mewujudkannya dalam perilaku yang nyata.

3 3 Intensi pemilihan jurusan kuliah merupakan suatu upaya atau kecenderungan yang nantinya akan diambil oleh seorang individu untuk memilih jurusan kuliah yang ia ambil setelah lulus dari SMA. Ginzberg (Wicaksono, 2004) mengatakan bahwa pemilihan karier adalah suatu proses pengambilan keputusan seumur dimana individu diharuskan tetap mencari dan menemukan kecocokan yang optimal antara tujuan karier dan realita. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi individu dalam memilih jurusan kuliah. Martini (2013) disebutkan bahwa pada dasarnya faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, serta faktor psikologis. Beberapa hal yang disebutkan dalam faktor sosial salah satunya yakni adanya kelompok teman sebaya, banyak sekali hal yang dipengaruhi oleh keberadaan teman sebaya di lingkungan sekolah. Wicaksono (2004) juga menjelaskan bahwa informasi karier memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan karier siswa SMA. Siswa dengan informasi yang lengkap akan semakin memacu dirinya untuk dapat terus berkembang dalam karier kedepannya. Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, dalam penelitian ini peneliti ingin mengkaji lebih jauh keterkaitan antara konformitas teman sebaya dengan intensi pemilihan jurusan kuliah pada siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Malang. LANDASAN TEORI Konformitas Teman Sebaya Baron & Byrne (2002) mendefinisikan konformitas sebagai suatu perubahan sikap dan tingkah dari seorang individu akibat adanya pengaruh sosial agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Santrock (2007) menambahkan bahwa konformitas terjadi saat individu mengadopsi sikap dan tingkah laku orang lain karena merasa adanya desakkan oleh orang lain yang dirasakan oleh individu secara nyata atau hanya bayangan saja, dan desakan ini cenderung sangat kuat selama masa remaja. Pengertian lain dari konformitas juga dikemukakan oleh Myers (2012), merupakan suatu perubahan perilaku serta kepercayaan atau belief yang disebabkan oleh adanya tekanan kelompok yang dirasakan secara nyata atau hanya sebagai suatu imajinasi dari individu tersebut. Santrock (2003) mendefinisikan teman sebaya (peers) adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama yang memiliki peran penting

4 4 dalam kehidupan remaja. Buhrmester, Gecas & Seff, dan Laursen (Papalia, Old, Feldman, 2008) menyebutkan bahwa kelompok teman sebaya adalah suatu sumber dari afeksi, simpati, pemahaman dan panduan moral. Beberapa definisi mengenai konformitas dan juga teman sebaya yang sudah disebutkan oleh para ahli sebelumnya menjadi dasar dalam peneilitian ini untuk mendefinisikan konfomitas teman sebaya, dimana konformitas teman sebaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu kecenderungan dari dalam diri individu untuk melakukan tingkah laku, serta keyakinannya sesuai dengan anak-anak yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama dalam satu kelompok sosial yang sama. Individu terkadang melakukan konformitas karena merasakan adanya desakan atau pengaruh sosial dari teman sebayanya yang dirasakan secara nyata maupun hanya imajinasi dari individu tersebut. Intensi Pemilihan Jurusan Kuliah Horn (Vemmy, 2012) mendefinisikan bahwa intensi adalah suatu istilah yang berkaitan dengan sebuah perilaku dan menjadi salah satu unsur yang paling penting dalam terjadinya sejumlah perilaku, dimana hal tersebut merujuk pada suatu perilaku yang nantinya dilakukan atau bahkan tidak dilakukan, dan diarahkan pada perilaku yang sekarang dilakukan atau pada perilaku yang nantinya akan dilakukan. Ajzen (Sartika, Indrawati, & Sawitri, 2009) juga mendefinisikan intensi sebagai faktor motivasional dari diri individu untuk mewujudkan suatu perilaku. Dijelaskan juga bahwa intensi merupakan kondisi awal suatu perilaku sampai nantinya terdapat kesempatan untuk mewujudkannya dalam tindakan yang nyata. Choo & Wong (Vemmy, 2012) menambahkan bahwa intensi nantinya juga dapat digunakan sebagai suatu pendekatan yang paling dasar dalam memprediksi suatu perilaku. Beberapa definisi mengenai intensi dari para ahli yang sudah di sebutkan diatas menjadi dasar bagi penelitian ini untuk mendefinisikan intensi pemilihan jurusan kuliah, adapun definisi dari intensi pemilihan jurusan kuliah dalam penelitian ini adalah suatu prediksi dari perilaku atau tindakan yang merupakan faktor dari motivasional diri individu yang di khususkan dalam pemilihan jurusan kuliah, dimana hal tersebut dapat diwujudkan secara nyata atau bahkan tidak diwujudkan oleh individu.

5 5 METODE Desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Responden dan Desain Penelitian Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI jurusan MIA dan IS yang dipilih secara acak dengan menggunakan metode simple random sampling, Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 157 siswa kelas XI (XI MIA-1, XI MIA-2, XI MIA-5, XI MIA-7 dan XI IS) di SMA Negeri 3 Malang. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode penelitian yang bersifat korelasional. Alat Ukur dan Prosedur Penelitian Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan skala penelitian. Skala yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari skala konformitas teman sebaya dan skala intensi pemilihan jurusan kuliah. Kedua skala disusun sendiri oleh peneliti. Skala konformitas teman sebaya disusun berdasarkan pada aspek yang dikemukakan oleh Sears (Natalia, 2009) yaitu dimensi kekompakan, dimensi kesepakatan dan dimensi ketaatan. Skala intensi pemilihan jurusan kuliah disusun berdasarkan pada aspek yang dikemukakan oleh Ajzen (2006) yaitu dimensi sikap terhadap perilaku, dimensi norma subjektif, dan dimensi persepsi terhadap kontrol perilaku (PBC). Model skala konformitas teman sebaya dan skala intensi pemilihan jurusan kuliah pada penelitian ini mengacu pada model skala Likert, dengan respon yang diharapkan diberikan kepada subjek yang terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Aitem-aitem pada skala penelitian ini terdiri atas aitemaitem favorable (mendukung) dan aitem-aitem unfavorable (tidak mendukung). Skala konformitas teman sebaya terdiri dari 21 aitem,sedangkan skala intensi pemilihan jurusan kuliah terdiri dari 19 aitem.

6 6 Hasil uji coba alat ukur menunjukkan bahwa skala konformitas teman sebaya valid dan reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,802 dengan nilai corrected item-total correlation berada diantara 0,261-0,458. Selanjutnya, hasil uji coba alat ukur skala intensi pemilihan jurusan kuliah menunjukkan bahwa skala tersebut valid dan reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,855 dengan nilai corrected item-total correlation berada diantara 0,264-0,586. Prosedur penelitian yang dilakukan yakni dengan dengan memilih sampel sesuai dengan sampel yang sudah dipilih sebelumnya. Dalam penyebaran instrumen, peneliti akan dibantu oleh guru Bimbingan Konseling (BK) di SMA Negeri 3 Malang. Setelah itu data yang diperoleh akan dibuat analisis data agar data tersebut dapat dibaca dan diinterpretasikan sehingga mempunyai makna yang berguna untuk menjawab masalah dan bermanfaat dalam pengujian hipotesis. Dari hasil analisa kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan makna yang lebih luas dari hasil penelitian. HASIL 1. Hasil uji asumsi penelitan Uji asumsi pada penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Berikut adalah penjabaran uji normalitas dan uji linieritas. Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Variabel Konformitas Teman Sebaya Intensi Pemilihan Jurusan Kuliah Hasil Kolmogorov- Smirnov Nilai Signifikansi Keterangan 1,037 0,233 Normal 1,344 0,054 Normal Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa variabel konformitas teman sebaya dan inteni pemilihan jurusan kuliah secara normal karena keudanya memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Konformitas teman sebaya memiliki nilai signifikansi 0,233, sedangkan intensi pemilihan jurusan kuliah memiliki nilai signifikansi 0,054.

7 7 Tabel 2. Hasil Uji Linieritas Konformitas Teman Sebaya*Intensi Pemilihan Jurusan Kuliah F P Keterangan 40,874 0,000 Linier Berdasarkan hasil linieritas antar kedua variabel diperoleh bahwa variabel x (konformitas teman sebaya) dan variabel y (intensi pemilihan jurusan kuliah) memiliki hubungan yang linier, hasil tersebut diperoleh dari nilai signifikansi sebesar 0,000 atau berada di bawah 0, Hasil Uji Hipotesis Penelitian Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment yang diungkapkan oleh Pearson dengan bantuan SPSS (Statistical Package For Social Science) version 20.0 for windows. Tabel 3 berikut merupakan hasil uji korelasi product moment. Tabel 3. Hasil Uji Korelasi Product Moment Konformitas Teman Intensi Pemilihan Sebaya Jurusan Kuliah Konformitas Teman Sebaya Pearson Correlation Sig. (2-tailed) 1.452**.000 Intensi Pemilihan Jurusan Kuliah Pearson Correlation.452** Sig. (2-tailed).000 **Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) 1 Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 3 diketahui bahwa penelitian hubungan antara konformitas teman sebaya dengan intensi pemilihan jurusan kuliah pada siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Malang menunjukkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara konformitas teman sebaya dan intensi pemilihan jurusan kuliah pada siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Malang, nilai

8 8 korelasi antar variabel sebesar 0,452 dengan nilai signifikansi 0,000. Arah korelasi antara konformitas teman sebaya dan intensi pemilihan jurusan kuliah pada penelitian ini menunjukkan hubungan kearah positif. Hal ini menunjukkan suatu hubungan linear antara variabel konformitas teman sebaya dan intensi pemilihan jurusan kuliah dimana semakin tinggi nilai tingkat konformitas teman sebaya pada individu, maka semakin tinggi pula tingkat intensi pemilihan jurusan kuliah pada individu. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai konformitas teman sebaya pada diri individu maka akan rendah pula intensi pemilihan jurusan kuliah pada individu. DISKUSI Salah satu hal yang dipengaruhi dari adanya konformitas teman sebaya adalah sebuah pengambilan keputusan, yang dalam penelitian ini di fokuskan kepada intensi pemilihan jurusan kuliah. Ukuran kelompok, keseragaman suara, kohesifitas, status, respon umum dan komitmen sebelumnya juga mempengaruhi individu untuk melakukan atau tidak melakukan konformitas. Taylor, Peplau, Sears (2009) mengatakan bahwa alasan konformitas yang dilakukan karena adanya perilaku orang lain yang sering memberikan informasi yang bermanfaat, sehingga semakin besar keyakinan atau kepercayaan individu terhadap informasi dan opini kelompok, maka semakin besar individu melakukan konformitas. Pada dasarnya di dalam pengaruh normatif, konformitas yang ditimbulkan merupakan perubahan secara lahiriah di dalam sebuah kelompok, tetapi hal ini tidak selalu dapat mengubah opini dari individu. Janes & Olson (Taylor, Peplau, & Sears, 2009), menambahkan bahwa sering sekali individu menginginkan untuk dapat diterima dan disukai oleh orang lain, namun secara bersamaan individu juga ingin menghindari adanya penolakan, pelecehan atau ejekan, sehingga individu lebih memilih untuk melakukan konformitas. Berdasarkan jenis konformitas (Myers, 2012) konformitas teman sebaya yang dialami oleh siswa dalam hubungannya dengan intensi pemilihan jurusan kuliah adalah jenis konformitas acceptance atau penerimaan, dimana siswa meyakini bujukan dari kelompok, sehingga sesuai dengan kelompok yang ada. Hal ini biasanya dilakukan oleh siswa karena siswa telah setuju dengan norma kelompok yang ada. Dari data di lapangan konformitas teman sebaya memiliki nilai yang mayoritas sedang dapat disebabkan karena karakteristik subjek yang memang masih menjalin hubungan pertemanan dalam waktu yang singkat yakni baru dua tahun, dan juga program dari sekolah sendiri yang mengadakan pengacakan siswa di setiap kenaikan kelas, sehingga siswa masih

9 9 harus melakukan adaptasi lagi dengan teman dan kelas yang baru. Lingkungan SMA Negeri 3 Malang juga berpotensi untuk menjadikan siswa untuk saling berkompetisi antar siswa, hal ini ditunjukkan dengan adanya label sekolah favorit dengan hasil data nilai dari bagian akademik di sekolah ini dimana rata-rata nilai siswa pada saat seleksi masuk yang cukup tinggi, sehingga siswa memiliki rasa percaya diri yang lebih besar untuk melakukan sesuatu hal secara mandiri tanpa bergantung pada teman sebaya. Selain itu dari hasil wawancara dengan guru BK mengatakan bahwa nilai siswa untuk bidang akademis lebih tinggi dibandingkan dengan nilai non akademisnya, selain itu juga pihak sekolah yang cenderung lebih mengapresiasi prestasi siswa di bidang akademik dibandingkan dengan prestasi non akademik, hal ini juga terbukti dari dipasangnya beberapa medali di bidang akademik yang diperoleh siswa di beberapa sudut sekolah, sehingga secara tidak langsung hal ini akan mendukung siswa untuk lebih meningkatkan prestasinya di bidang akademik dibandingkan non akademiknya. Hal inilah yang juga dapat menyebabkan nilai konformitas teman sebaya pada siswa tergolong sedang, dimana kemampuan di bidang akademis terkadang lebih menuntut siswa untuk bertindak secara individual, sedangkan non akademis akan lebih melibatkan individu di dalam sebuah kelompok, seperti misalnya bidang non akademis olahraga basket, voli, dan lain sebagainya Ajzen menjelaskan bahwa intensi merupakan kondisi awal suatu perilaku sampai nantinya terdapat kesempatan untuk mewujudkannya dalam tindakan yang nyata (Sartika, Indrawati, & Sawitri, 2009). Intensi pemilihan jurusan kuliah merupakan suatu prediksi dari perilaku atau tindakan yang merupakan faktor dari motivasional diri individu yang di khususkan dalam pemilihan jurusan kuliah, dimana hal tersebut dapat diwujudkan secara nyata atau bahkan tidak diwujudkan oleh individu. Fishbein dan Azjen (Putri, Nurtjahjanti, & Widodo, 2009), juga menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi intensi individu yakni tindakan, sasaran, konteks, dan juga waktu. Dalam penelitian ini intensi pemilihan jurusan kuliah pada subjek lebih banyak dipengaruhi oleh faktor desires yakni adanya keinginan subjek untuk mulai memilih jurusan kuliah yang sesuai, faktor preferences juga mempengaruhi dimana melihat subjek merupakan siswa kelas XI SMA yang sudah cukup mendekati jenjang perkuliahan, subjek juga memiliki harapan atas pemilihan jurusan yang ia ambil nantinya (plans), sedangkan faktor intensi berdasarkan Fisbein dan Ajzen (Putri, Nurtjahjanti, & Widodo, 2009) subjek dipengaruhi oleh faktor tindakan, sasaran, dan juga waktu. Dimana faktor tindakan (action) yakni intensi subjek untuk memilih jurusan kuliah tertentu, sedangakan sasaran (target) ditunjukkan dengan

10 10 intensi subjek yang memilih jurusan kuliah yang spesifik, dan untuk faktor waktu (time) yakni intensi untuk memilih jurusan kuliah akan dimunculkan dalam sebuah perilaku oleh subjek. Dari hasil lapangan diperoleh nilai intensi pemilihan jurusan kuliah yang cukup tinggi, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yakni cukup terbukanya informasi yang diberikan oleh pihak sekolah melalui guru Bimbingan Konseling (BK) berkaitan dengan jurusan kuliah, adanya kunjungan dari beberapa alumni yang juga memberikan presentasi yang berkaitan dengan jurusan-jurusan perkuliahan, selain itu adanya kegiatan yang dilakukan oleh alumni seperti misalnya temu alumni yang diadakan di lingkungan sekolah pada jam-jam aktif sekolah yang dalam kegiatan tersebut melibatkan siswa juga akan berpengaruh untuk siswa dalam memilih jurusan kuliah, karena terkadang dari acara tersebut siswa mendapatkan informasi baru dari cerita pengalaman baru dari para alumni, namun yang juga cukup berpengaruh yakni siswa yang menjadi subjek penelitian merupakan siswa kelas XI SMA yang sudah mendapatkan penjurusan MIA dan IS pada tahun pertama atau pada awal masuk sekolah yakni di kelas X, dimana penjurusan MIA dan IS juga akan membentuk intensi siswa untuk memilih jurusan kuliah tertentu, biasanya siswa akan lebih banyak mencari informasi atau memilih jurusan kuliah yang sesuai dengan jurusannya. Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi product-moment menunjukkan bahwa hubungan antara konformitas teman sebaya dan intensi pemilihan jurusan kuliah termasuk dalam kategori agak rendah yakni dengan koefisien korelasi sebesar 0,452 dengan signifikansi 0,000. Kategori hubungan antara konformitas teman sebaya dan intensi pemilihan jurusan kuliah yang agak rendah ini dapat diartikan bahwa konformitas teman sebaya tidak terlalu memberikan sumbangan yang signifikan terhadap siswa dalam pembentukan intensi pemilihan jurusan kuliah. Hal ini juga di tunjukkan dengan hasil perhitungan statitstik juga didapatkan nilai hubungan antara konformitas teman sebaya dengan intensi pemilihan jurusan kuliah yang hanya sebesar 20,4 %, hal ini mengartikan bahwa masih terdapat 70,6% faktor lain yang mempengaruhi hubungan konformitas teman sebaya dengan intensi pemilihan jurusan pada siswa. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sartika, Indrawati, & Sawitri (2009) bahwa salah satu faktor intensi pada seorang individu adalah adanya konformitas teman sebaya. Penelitian yang juga dilakukan oleh Martini (2013) pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi tahun Ajaran 2012/2013 di salah satu perguruan tinggi di

11 11 Indonesia diketahui hasil yang signifikan dari variabel independen, yakni budaya, sosial, pribadi dan juga psikologi berpengaruh terhadap pemilihan jurusan kuliah akuntansi di perguruan tinggi tersebut. Sehingga masih terdapat 70,6% faktor lain yang tidak diteliti dalam mempengaruhi intensi pemilihan jurusan kuliah pada siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Malang, seperti pola asuh orang tua, kepribadian, jenis kelamin, inteligensi, dan juga kebudayaan.

12 12 DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. (1975). Attitudes, personality, and behavior. Diunduh pada tanggal 28 Februari (2006). Theory Personality Behaviour Diagram. Diunduh pada tanggal 28 Februari Baron R, Byrne D. (2002). Psikologi Sosial Jilid 2. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga. Martini. (2013). Jurnal: Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jurusan Akuntansi Sebagai Tempat Kuliah di Perguruan Tinggi. Jurnal Universitas Budi Luhur : Jakarta. Volume 1 no 1. Diunduh pada Myers, G D. (2012). Psikologi Sosial Buku 1. Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba Humanika. Natalia, D. (2009). Perilaku Membeli Aksesoris Pada Remaja Ditinjau dari Konformitas Teman Sebaya. Skripsi Universitas Katolik Soegijapranata : Semarang. Diunduh pada /2627/ 1/ _Dessy_Natalia.pdf Papalia D, Olds S,and Feldman R. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana. Putri I N, Nurtjahjanti H, Widodo P B. (2009). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Intensi Perilaku Organisasional Devian Pada Anggota Kepolisian Reserse Kriminal di DIT Reskrim Polda Jawa Tengah. Jurnal Universitas Diponegoro : Bandung. Diunduh Pada Santrock, J. (2007). Remaja (Edisi 11, Jilid 2). Jakarta: Erlangga.. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Jakarta: Erlangga. Sartika, Indrawati, & Sawitri. (2009). Hubungan Antara Konformitas Terhadap Teman Sebaya Dengan Intensi Merokok Pada Remaja Perempuan di SMA Ksatrian 1 Semarang. Jurnal Psycho Idea. Tahun 7 No. 1. Universitas Diponegoro : Bandung. Diunduh pada Syamsiah, Erni N. (2012). Profil Kematangan Karir Siswa Sekolah Menengah Atas Serta Impilkasinya Bagi Bimbingan Karir. Skirpsi Universitas Pendidikan Indonesia : Jakarta. Diunduh pada : Taylor, Peplau, & Sears. (2009). Psikologi Sosial. Edisi Kedua Belas. Jakarta: Kencana. Vemmy, Caecilia. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Berwirausaha Siswa SMK. Jurnal Pasca Sarjana Universitas Yogjakarta. Diunduh pada Wicaksono, Luhur. (2004). Pengaruh Informasi Karier Terhadap Pengambilan Putusan Karier Siswa SMA. Jurnal Universitas Tanjungpura Pontianak. Diunduh pada :

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI JUDI PADA KOMUNITAS FANS CLUB X INDONESIA REGIONAL SEMARANG Yahya Ghozy Baisa, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA

HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA HUBUNGAN ANTARA PRESENTASI DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA DI SMA TARUNA NUSANTARA Dwini Aisha Royyana, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di MTS Sullamul Hidayah Probolinggo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. korelasional dengan melibatkan variabel penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Untuk menjawab tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Pendekatan pendekatan kuantitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENGGUNAKAN PRODUK SKIN CARE PADA MAHASISWI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO Liestianti Surya Putri 1, Hastaning Sakti 2 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PERILAKU SEKSUAL PADA SMP NEGERI X

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PERILAKU SEKSUAL PADA SMP NEGERI X HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PERILAKU SEKSUAL PADA SMP NEGERI X Dinda Puspa Handika, Imam Setyawan* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro E-mail: dinda.handika@gmail.com, imamsetyawan.psiundip@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI MEMBELI SMARTPHONE PADA REMAJA SMA KARANGTURI SEMARANG. Julius Hammer, Sri Hartati *

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI MEMBELI SMARTPHONE PADA REMAJA SMA KARANGTURI SEMARANG. Julius Hammer, Sri Hartati * HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI MEMBELI SMARTPHONE PADA REMAJA SMA KARANGTURI SEMARANG Julius Hammer, Sri Hartati * Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro juliushammer@gmail.com, srihartati@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG)

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG) HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KESEPIAN PADA REMAJA (STUDI KORELASI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SEMARANG) Gea Lukita Sari 1, Farida Hidayati 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl.

Lebih terperinci

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG

ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG ASERTIVITAS DITINJAU DARI KEMANDIRIAN DAN JENIS KELAMIN PADA REMAJA AWAL KELAS VIII DI SMPN 1 SEMARANG Yuke Hasnabuana 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi,Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA

PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA PENGARUH KONFORMITAS DAN HARGA DIRI TERHADAP KECENDERUNGAN MENJADI KORBAN KEKERASAN (BULLYING VICTIM) PADA REMAJA NUR IKHSANIFA Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda INTISARI Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya hubungan dan

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG

PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG PERILAKU KONSUMTIF PRODUK FASHION DITINJAU DARI KONFORMITAS PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 3 SEMARANG Bagus Haryo Suseno Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan metode dalam penelitian ini, yang mencakup jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Survei (metode survei). Kasiram (2008) dalam bukunya Metodologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

Hubungan antara Self Efficacy dengan Kecerdasan Interpersonal pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Perguruan Tinggi Negeri X Malang

Hubungan antara Self Efficacy dengan Kecerdasan Interpersonal pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Perguruan Tinggi Negeri X Malang Hubungan antara Self Efficacy dengan Kecerdasan Interpersonal pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Perguruan Tinggi Negeri X Malang Cahyaning Widhyastuti, Sumi Lestari, Ika Herani Program Studi Psikologi Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA Randi Agung Pranata, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel Dependen: Perilaku mengemudi agresif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. 1. Variabel Dependen: Perilaku mengemudi agresif BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian 1. Variabel Dependen: Perilaku mengemudi agresif 2. Variabel Independen: Kepribadian kompetitif B. Definisi Operasional 1. Perilaku

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII 1 HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII Ari Widayat (ariwidayat.716@gmail.com) 1 Giyono 2 Rani Rahmayanthi 3 ABSTRACT The purpose of this study was to

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif banyak dituntut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 dan VII 7 di SMP Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian 39 BAB 3 Metode Penelitian Bab ini akan membahas metode penelitian yang terdiri atas perumusan masalah, hipotesis penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian, alat ukur atau instrumen akan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI MEMILIH SEKOLAH PADA SISWA SMP NEGERI 1 KRAYAN KALIMANTAN TIMUR Nova Devisanti Titik Muti ah Nova_dikson@yahoo.com tmutiah2000@yahoo.com Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependet (terikat).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Untuk menjawab tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan, maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dan desain penelitian korelasional

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA REMAJA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN LAPAS ANAK KELAS II A KUTOARJO

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA REMAJA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN LAPAS ANAK KELAS II A KUTOARJO HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA REMAJA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN LAPAS ANAK KELAS II A KUTOARJO Fonda Desiana Pertiwi, Achmad Mujab Masykur* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari : BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Subyek Penelitian Sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu penelitit melihat profil remaja sebagai responden. Peneliti menyertakan

Lebih terperinci

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA (STUDI KORELASI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO) Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya

Lebih terperinci

KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS XI IPS

KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS XI IPS KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DAN PERILAKU BULLYING PADA SISWA KELAS XI IPS Yasinta Amalia Febriyani, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang,

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

JURNAL PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 JURNAL PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 MOJO KABUPATEN KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 THE EFFECT OF PEER SOCIAL SUPPORT TO THE STUDENTS LEARNING

Lebih terperinci

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA

PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA PERSEPSI TERHADAP PERILAKU SENIOR SELAMA KADERISASI DAN KOHESIVITAS KELOMPOK MAHASISWA TAHUN PERTAMA Terendienta Pinem 1, Siswati 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang)

HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) HUBUNGAN ANTARA ADVERSTY INTELLIGENCE DENGAN SCHOOL WELL-BEING (Studi pada Siswa SMA Kesatrian 1 Semarang) Imam Hidayatur Rohman, Nailul Fauziah Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam penelitian karena berhasil tidaknya pengujian suatu hipotesis sangat tergantung pada ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan pertanyaan yang diajukan peneliti di bab sebelumnya maka penelitian ini termasuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KETERTARIKAN INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU PROSOSIAL PADA REMAJA SMA ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG Inggit Kartika Sari, Siswati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang melihat hubungan antara satu atau beberapa ubahan dengan satu atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas metode yang digunakan dalam menjawab permasalahan serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pendekatan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif menurut Usman (1996:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data- data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Kota Indramayu yaitu SMA PGRI 2 Sindang yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah. 2. Variabel bebas : a. 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel tergantung : Perilaku Seksual Pranikah 2.

Lebih terperinci

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang identik dengan pendekatan deduktif yang berangkat dari persoalan-persoalan umum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, hipotesis, serta metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SUKOHARJO HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SUKOHARJO Velda Fiska Saputri, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda ( Turmudi, 2008).

Lebih terperinci

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NURUL ILMI FAJRIN_ Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG NURUL ILMI FAJRIN_11410126 Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif. Metodologi penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, yang diilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA- ORANGTUA DAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 7 SEMARANG Rahayu Putranti Utami, Prasetyo Budi Widodo Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable). Pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam melakukan penelitian, metode penelitian sangat erat kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT

PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PERBEDAAN PENERIMAAN TEMAN SEBAYA DITINJAU DARI TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT Edwina Renaganis Rosida 1, Tri Puji Astuti 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian. 4.1

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG 1 HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMK AHMAD YANI JABUNG Muhammad Antos Riady Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena dalam pengolahan data peneliti menggunakan perhitungan statistik yang telah baku dan menampilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitan Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Tergantung : Perilaku Konsumtif 2. Variabel Bebas : Konformitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Konformitas 2. Variabel Bebas : Nilai Budaya Jawa B. Definisi Operasional 1. Konformitas Konformitas merupakan tendensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian. 4.1 Gambaran Umum Subjek Pengambilan data lapangan berlangsung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor dengan work-life balance pada karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang terdiri dari dua variabel penelitian yaitu variabel prediktor dan variabel kriterium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini bertempat di sebuah sekolah menengah tingkat atas yang bernama SMAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan studi korelasional yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dukungan orang tua dan minat berwirausaha pada mahasiswa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. harga diri siswa kelas X di SMA N 1 Ampel, Boyolali. Desain dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. harga diri siswa kelas X di SMA N 1 Ampel, Boyolali. Desain dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini adalah penelitian dengan metode kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan deduktif. Pendekatan deduktif adalah pendekatan yang didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi perlu dilakukan dalam menganalisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan korelasi Product Moment. Uji

Lebih terperinci