CITRA KARISMA WISUDAWATI K

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CITRA KARISMA WISUDAWATI K"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGGUNAAN PENGGARIS TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR KANISIUS SOROGENEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 CITRA KARISMA WISUDAWATI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2010

2 PENGARUH PENGGUNAAN PENGGARIS TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR KANISIUS SOROGENEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh : Citra Karisma Wisudawati Pembimbing : Dra Emi Dasiemi,MS Dewi Sri Rejeki,S.Pd. M.Pd ABSTRAK Citra Karisma Wisudawati. NIM : K PENGARUH PENGGUNAAN PENGGARIS TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEKOLAH DASAR KANISIUS SOROGENEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguuan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan penggaris terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar matematika kelas I SD kanisius sorogenen Surakarta Tahun ajaran 2009/2010. Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi adalah seluruh siswa kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta yang berjumlah 22 anak. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, dengan jumlah sample 7 siswa. Teknik pengumpulan data prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar Matematika dengan menggunakan tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda serta dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis non parametric Sign Rank test Wilcoxon Design penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Hasil penelitian menunjukkan : 1) dari hasil analisis data diperoleh dengan bantuan SPSS For Window 12 dan memperoleh hasil P uji dua sisi untuk Z = - 2,371. Harga peroleh P = 0,018 berada dibawah 0,05 dengan hasil P untuk Z hitung lebih kecil dari P untuk Z tabel : 0,018 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan penggunaan penggaris terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta Tahun Ajaran 2009/ )Terdapat perbedaan dari nilai rata-rata kemampuan berhitung sebelum treatment (pretest) sebesar 14,299 dan nilai rata-rata kemampuan berhitung sesudah treatment (posttest) sebesar 23. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan penggais berpengaruh secara signifikansi tehadap prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta 2009/2010 terbukti kebenarannya.

3 A. PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. Dalam mendukung proses belajar mengajar yang lebih baik, sebaiknya guru memberikan media alat peraga untuk menyampaikan bahan ajaran agar dalam penerimaan pelajaran siswa dapat lebih memahami. Hal ini dibenarkan oleh Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology /AECT) di Amerika bahwa media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Matematika adalah salah satu pelajaran yang membutuhkan alat peraga dalam menjawab pertanyaan terutama dalam berhitung. Berhitung merupakan salah satu sarana komunikasi untuk mengatasi masalah yang dialami sehari-hari. Dalam berhitung pada anak dimulai dari benda atau peristiwa konkret menuju semi konkret dan akhirnya ke abstrak. Agar pemahaman berhitung pada anak menjadi konkret maka dibantu dengan media. Begitu pentingnya Mata Pelajaran Matematika, maka sudah semestinya prestasi belajar matematika menggembirakan namun pada kenyataannya tidak demikian Anak yang mengalami kesulitan belajar di bidang studi matematika sebanyak 68,9% (Munzayanah,1999:47). Prestasi belajar yang demikian tentu saja banyak penyebabnya dan kita juga perlu perhatian yang lebih untuk kemajuan pendidikan. Untuk penanganan yang lebih lanjut perlu adanya kerjasama antara sekolah, guru, dan keluarga terutama orang tua. Mata Pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan di semua sekolah, mulai dari TK hingga perguruan tinggi, baik negri maupun swasta. Hal ini menunjukkan bahwa matematika adalah suatu pelajaran yang penting. Maka di sekolah peran guru sangat penting untuk kemajuan siswanya. Apabila dalam penerimaan pelajaran siswa mengalami kesulitan guru harus mencari penyebab-penyebabnya, antara lain : materi yang diberikan terlalu sulit, siswa kurang tertarik karena metode yang digunakan tidak tepat, alat peraga yang salah atau kurangnya alat peraga sehingga menghambat penerimaan pelajaran secara maksimal.

4 Peserta didik yang mengalami kesulitan sistem pembelajaran satu arah mungkin termasuk anak berkelainan tingkat ringan yang dapat berupa berkesulitan belajar, yang pada umumnya berada di sekolah-sekolah biasa yang sementara sistem pembelajaran di sekolah juga belum memungkinkan penyediaan layanan pendidikan yang sesuai. Peraturan Pemerintah No. 72/1991 tentang Pendidikan Luar Biasa tidak memasukkan anak berkesulitan belajar sebagai salah satu jenis anak luar biasa Dilihat dari segi Prevalensi anak berkesulitan belajar maka perlu adanya penanganan dan penelitian seperti pada anak Berkebutuhan Khusus lainnya. Hal ini diperkuat dengan pendapat Herry W (1996) bahwa Anak berkesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologist, proses psikologik dasar maupun sebab-sebsb lain. Sehingga prestasi belajar yang di capai jauh berada di bawah prestasi yang sebenarnya. Penggunaan media sangat besar manfaatnya bagi anak berkesulitan belajar terutama dalam pemahaman konsep berhitung. Media ini dapat mengkonkretkan hal-hal yang bersifat abstrak dalam berhitung. Salah satu alat yang dapat digunakan sebagai media dalam berhitung adalah penggaris. Menurut M. Khafid dan Suyati dalam Pelajaran Matematika 3A (2006:110) bahwa Penggaris merupakan meteran sebagai alat untuk membantu pengukuran dalam proses belajar mengajar. Dapat pula digunakan untuk operasi penjumlahan dan pengurangan 2 angka pada bilangan asli. Dengan adanya penggaris diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak berkesulitan belajar. Dari kenyataan inilah penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul PENGARUH PENGGUNAAN PENGGARIS TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SD KANISIUS SOROGENEN KECAMATAN JEBRES KOTAMADYA SURAKARTA 2009/2010

5 Permasalahan Apakah ada pengaruh Signifikan penggunaan penggaris terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta? Tujuan. Bertolak dari rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui ada pengaruh signifikan penggunaan penggaris terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta. Ringkasan Kajian Pustaka Menurut M.Khafid dan Suyati dalam buku Belajar Matematika 3A (2006:110) bahwa Penggaris adalah merupakan salah satu jenis meteran sebagai alat untuk membantu pengukuran dalam proses belajar mengajar. Menurut Arif S. Sadiman dkk (1993:3) mengartikan Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti dan pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu, adanya perubahan tingkah laku baik bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Dari defenisi-defenisi di atas, dapat megambil kesimpulan bahwa : Belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang, yang merupakan hasil indikasi dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.adapun ciriciri dari perubahan dalam perbuatan belajar adalah sebagai berikut : 1) Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari belajar, banyak sekali bentuknya. Perubahan tersebut dapat menghasilkan tingkah laku yang lebih baik atau lebih buruk. Lagi pula perubahan itu terjadi secara disadari, sebab perubahan yang terjadi secara tidak sadar tidak dapat disebut sebagai perubahan dalam pengertian belajar.

6 2) belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman. Hai ini mengandung arti bahwa tidak akan terjadi proses belajar apabila situasi yang dihadapi hanya ditemui dalam satu kala. Barulah perubahan akan terjadi, apabila situasi tersebut ditemui secara berulang-ulang. 3) belajar merupakan suatu proses. Artinya belajar itu merupkan serangkaian kegiatan yang berkaitan yang dilakukan dengan aktif untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 4) perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar, meliputi seluruh aspek kepribadian, mencakup perubahan fisik, dan psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, sikap ketrampilan, kebiasaan, kecakapan, pengetahuan dan sebagainya. Tujuan belajar siswa menurut B.S Bloom yang dikutip oleh Soetarno (1998:12) adalah sebagai berikut : 1) Ranah kognitif (cognitive domain) terdiri dari dua aspek, yaitu aspek kemampuan mengingat informasi dan aspek kemampuan intelektual. Kemampuan mengingat informasi (knowledge) merupakan kemampuan yang paling rendah tingkatannya. Selanjutnya aspek kemampuan intelektual terdiri dari tingkatan kemampuan memahami (comprehension), menerapkan (application), mensintesakan (syntheses), menjabarkan (analysis), kemampuan menilai (evalution). 2) Ranah efektif (affective domain) terdiri dari aspek penerimaan (receiving), merespon (responding), menilai (valuing), organisasi (organizing), dan karakterisasi nilai (characterization by valui complex). 3) Ranah ketrampilan motorik (psychomotor domain) terdiri dari aspek persepsi, kesiapan, respon, terpimpin, mekanisme dan respons yang kompleks. Menurut Zainal Arifin yang dikutip Muhibbin Syah ( 1995 : 3 ) Prestasi belajar adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Menurut Sutratinah Tirtonegoro yang dikutip oleh Hery Setiyatna (2003: 2 ), Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, symbol, huruf dan kalimat yang

7 dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil maksimal yang telah dicapai oleh setiap siswa setelah melakukan usaha belajar dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka dan huruf. Palling mengemukakan dalam bukunya Mulyono Abdurrahman (2003:252), bahwa : Matematika adalah suatu cara untuk menentukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara mengemukakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang, yaitu aritmatika, aljabar, dan geometri. Di dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti pada cabang ilmu aritmatika karena aritmatika terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Atau secara singkat aritmatiaka atau berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan. Penulis mengambil penelitian pada pelajaran matematika anak kelas 1 sekolah dasar,maka aritmatika yang digunakan hanya penjumlahan dan pengurangan. Kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang dihadapi dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan. Sedangkan kesulitan belajar berkenaan dengan ketidakmampuan belajar atau kemampuan belajar yang tidak sempurna. Menurut Herry W yang dikutip oleh Munzayanah, dkk dalam jurnal Rehabilitas dan remediasi (1999 : 2) Anak berkesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologist, proses psikologik dasar maupun sebab-sebab lain, sehingga prestasi belajar yang dicapai jauh berbeda di bawah potensi yang sebenarnya. Dari berbagai definisi tentang kesulitan belajar di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa siswa berkesulitan belajar adalah siswa yang memerlukan waktu yang lebih banyak menguasai materi pelajaran yang telah ditentukan karena secara nyata mengalami kesulitan menyelesaikan tugas akademik baik disebabkan disfungsi neurologist, Proses psikologis dasar atau Hikayat Intelegensinya dalam batas normal. Sehingga prestasi belajar yang

8 dicapai jauh berada dibawah potensi yang sebenarnya atau lebih rendah dibanding sebayanya yang normal. Secara garis besar kesulitan belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (development learning disabilities) dan kesulitan yang berhubungan dengan akademik (academic learning disabilities). Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan mencakup gangguan motorik dan presepsi, kesulian belajar bahasa dan komunikasi dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku. Kesulitan belajar akademik menujuk adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan tersebut mencakup penguasaan ketrampilan dalam membaca, menulis dan atau matematika. Kesulitan belajar akademik dapat diketahui oleh guru atau orang tua ketika anak gagal dalam menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik. Kesulitan belajar dapat disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab kesulitan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, sebab internal (yang berasal dari diri anak yang belajar) dan sebab eksternal (yang berasal dari luar diri anak yang belajar). Sebab internal misalnya kemampuan, motivasi, daya penginderaan, emosi dan kebiasaan. Sedangkan sebab eksternal dapat berupa lingkungan belajar, kualitas belajar atau tuntutan keluarga. Menurut Muhibbin syah (1995 : 173) penyebab kesulitan belajar adalah : 1) Faktor Intern Siswa (Keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri) a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual / intelegensi siswa. b) yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap. c) yang bersifat psikomotor (ranah rasa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran. 2) Faktor ekstern Siswa (Keadaan yang datang dari luar diri siswa) a) Lingkungan Keluarga b) Lingkungan perkampungan / masyarakat Contoh : wilayah perkampungan, teman sepermainan c) lingkungan sekolah Contoh : letak sekolah, kondisi guru, kualitas alat belajar. Menurut Muhibbin syah (1995 : 173) penyebab kesulitan belajar adalah :

9 3) Faktor Intern Siswa (Keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri) a) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual / intelegensi siswa. b) yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap. c) yang bersifat psikomotor (ranah rasa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran. 4) Faktor ekstern Siswa (Keadaan yang datang dari luar diri siswa) d) Lingkungan Keluarga e) Lingkungan perkampungan / masyarakat Contoh : wilayah perkampungan, teman sepermainan f) lingkungan sekolah Contoh : letak sekolah, kondisi guru, kualitas alat belajar. Kesulitan belajar dapat dihubungkan dengan kesulitan belajar matematika. Lerner (Arti Sriati, 1994:4) mengatakan, matematika merupakan bidang utama kesulitan belajar matematika. Menurut Lerner (Mulyono Abdurrahman, 2003: ), ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika, yaitu : 1) Perseverasi Ada anak yang perhatiannya melekat pada suatu objek dalam jangka waktu yang relative lama. Gangguan perhatian semacam itu disebut perseverasi. Anak demikian mungkin pada mulanya dapat mengerjakan tugas dengan baik, tetapi lama-kelamaan perhatiannya melekat pada suatu objek tertentu. Misalnya : = = = = = = 9 Angka sembilan diulang beberapa kali tanpa memperhatikan kaitannya dengan soal matematika yang dihadapi. 2) Kesulitan mengenal dan memahami symbol

10 Anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami kesulitan dalam mengenal dan menggunakan symbol-simbol matematika seperti +, -, =, >, < dan selanjutnya kesulitan semacam ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan persepsi visual. 3) Kesulitan dalam bahasa dan membaca Menurut Johnson & Myklebust (Mulyono Abdurrahman, 2003:261) Matematika itu sendiri pada hakekatnya adalah simbolis. Oleh karena itu, kesulitan dalam bahasa dapat berpengaruh terhadap kemampuan anak di bidang matematika. Beberapa kekeliruan umum yang dilakukan oleh anak yang berkesulitan belajar matematika adalah kekurangan pemahaman tentang : a) Kekurangan Pemahaman Tentang Simbol Kesulitan semacam ini umumnya karena anak tidak memahami symbolsimbol seperti sama dengan (=), tidak sama dengan ( ), kurang (-), dan sebagainya. b) Nilai Tempat Ada anak yang belum memahami nilai tempat sepeti satuan, puluhan, ratusan dan sterusnya. Anak mengalami kekeliruan semacam ini dapat juga karena lupa cara menghitung persoalan pengurangan atau penjumlahan tersusun ke bawah sehingga kepada anak tidak cukup hanya diajak memahami nilai tempat tetapi juga diberi latihan yang cukup. Ketidakpahaman terhadap nilai tempat banyak dipengaruhi oleh anak-anak seperti berikut ini : c) Penggunaan Proses Yang Keliru Kekeliruan dalam penggunaan proses perhitungan dapat dilihat pada contoh berikut ini :

11 (1) Mempertukarkan symbol-simbol x (2) Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan nilai tempat (3) Semua digit ditambahkan (algoritma yang keliru dan tidak memperhatikan nilai tempat) Anak menghitung : = = 16 (4) Digit ditambahkan dari kiri ke kanan dan tidak memperhatikan nilai tempat (5) Dalam menjumlahkan puluhan digambarkan dengan satuan (6) Bilangan yang besar dikurangi bilangan yang kecil tanpa memperhatikan nilai tempat

12 (7) Bilangan yang telah dipinjam nilainya tetap d) Perhitungan Ada anak yang belum mengenal dengan baik konsep perkalian tetapi mencoba menghafal perkalian tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kekeliruan jika hafalannya salah. Kesalahan tersebut umumnya tampak sebagai berikut : x 7 x Daftar perkalian mungkin dapat membatu memperbaiki kekeliruan anak jika anak telah memahami konsep perkalian e) Tulisan Yang Tidak Dapat Dibaca Ada anak yang tidak dapat membaca tulisannya sendiri karena bentuk-bentuk huruf-hurufnya tidak tepat atau tidak lurus mengikuti garis. Akibatnya anak mengalami kekeliruan karena tidak mampu lagi membaca tulisannya sendiri. B. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian: eksperimen Tempat penelitian : SD Kanisius Sorogenen Populasi / subyek penelitian : Siswa kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta Variabel penelitian a.variabel bebas : Penggunaan penggaris. b. Variabel terikat : Peningkatan prestasi belajar matematika Desain penelitian : one group pre test post tes desaign Teknik pengumpulan data : tes dan dokumentasi

13 Teknik analisis data : analisis statistik non parametrik wilcoxon sign rank test C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian. Berdasar analisis data terdapat perbedaan nilai rata-rata antara pretest (sebelum diberikan treatment) dan posttest (sesudah diberikan treatment). Nilai rata-rata prestasi belajar matematika sebelum treatment (pretest) siswa kelas I SD Kanisius Sorogenensebesar 14,299 dan sesudah treatment (post test) sebesar 23. hasil analisis data menggunakan uji rangking bertanda wilcoxon diperoleh bahwa nilai Asymp. sig. (2-tailed) = 0,018 pada taraf signifikansi sebesar 0,05 maka nilai Asymp. sig. (2-tailed) = 0,018 < 0.05 dan n = 7.. karena nilai probabilitasnya lebih kecil daripada taraf signifikansi maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan penggunaan penggaris terhadap prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta. 2. Pembahasan. Anak berkesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologist, proses psikologik dasar maupun sebab-sebab lain sehingga prestasi belajar yang dicapai jauh berbeda di bawah petensi yang sebenarnya. Karena penyebab inilah penulis mencari metode yang lebih praktis agar memudahkan berhitung pada anak berkesulitan belajar matematika dan memahai konsep matematika yang bersifat abstrak. Salah satu metode pembelajaran dengan menggunakan penggaris. Menurut M. Khafid dan Suyati (2006 : 110) bahwa penggaris adalah merupakan salah satu jenis meteran sebagai alat untuk membantu pengukuran dalam proses belajar mengajar. Sehingga mampu membuat penyampaian pelajaran matematika yang bersifat abstrak menjadi lebih mudah diterima oleh siswa.

14 Setelah diberikan treatment yaitu menggunakan penggaris dalam pembelajaran matematika penjumlahan dan pengurangan 2 angka nilai rata-rata prestasi belajar matematika siswa berkesulitan belajar matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kemampuan berhitung sebelum treatment (pretest) sebesar 14,299 dan nilai atarata kemampuan berhitung sesudah treatment (posttest) sebesar 23. Berdasarkan perhitungan tersebut penggunaan penggaris berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta, dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan analisis di atas bahwa karakteristik anak berkesulitan belajar dengan pembelajaran matematika saling berhubungan sehingga berpengaruh tehadap peningkatan prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta. Anak berkesulitan belajar matematika biasanya sering melakukan kekeliruan yang umum dilakukan seperti kekurangan pemahaman tentang symbol sehingga sering salah, anak tidak memahami nilai tempat sehingga dalam memecahkan soal berrhitung anak sering mengalami kesulitan. Dengan demikian anak berkesulitan belajar memerlukan cara yang tepat untuk memecahkan masalah dalam konsep berhitung. Agar pemahaman berhitung pada anak berkesulitan belajar lebih mudah diperlukan suatu media yang mempermudah anak dalam memahami konsep berhitung media yang digunakan dalam pembelajaran berhitung adalah penggaris. Dalam penelitian ini, setelah pemberian treatment dengan menggunakan penggaris peningkatan prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen tahun ajaran 2009/2010, dengan taraf signifikansi 0,05 mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini sesuai dengan perhitungan yang menggunakan analisis uji rangking bertanda Wilcoxon. Hasil perhitungan data menunjukkan bahwa nilai Asymp. sig. (2-tailed) = 0,018 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Bedasar perhitungan tersebut ada pengaruh penggunaan penggaris terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta tahun ajaran 2009/2010.

15 D. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh penggunaan penggaris terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak berkesulitan belaja matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta Tahun 2009 / 2010 dapat ditarik sebagai berikut : Bahwa ada pengaruh signifikan penggunaan penggaris terhadap prestasi belajar matematika anak berkesulitan belajar matematika kelas I SD Kanisius Sorogenen Surakarta. 2. Saran. Berdasakan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Siswa berkesulitan belajar bisa membiasakan menggunakan penggaris dalam mengikuti proses belajar mengajar terutama aritmatika guna meningkatkan prestasi belajar. 2. Seyogyanya para guru selalu termotivasi menciptakan kondisi belajar yang efektif dengan menambah kompetensi dan improvisasi dengan berbagai media sesuai dengan apa yang hendak disampaikan atau diberikan. E. DAFTAR PUSTAKA. Arif S Sadiman Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hery Setiyatna Siswa Berkesulitan Belajar di Madrasah Ibtidaiyah Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Rehabilitasi dan Remediasi. Tahun ke- 13, No. 01 :1-10 M. Khafid dan Suyati Pelajaran Matematika 3A. Jakarta : Erlangga.

16 Muhibbin Syah Psikologi Pendidikan (Suatu Pendekatan Baru).Bandung : Remaja Rosdakarya. Mulyono Abdurrahman Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Munzayanah, Dkk Faktor Penyebab Kesulitan Belajar di Sekolah Dasar dan Alternatif Penanganannya. Jurnal Rehabilitasi dan Remediasi. Tahun ke-09, No.21 :

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus berkembang pesat akan membawa dampak kemajuan pada bidang kehidupan dan teknologi,

Lebih terperinci

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA Oleh: Dra.Hj.Ehan, M.Pd. A. PENDAHULUAN Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Strategi Berikan Uangnya Bambang warsita menjelaskan strategi adalah; a) ilmu siasat perang; b) siasat perang; c) bahasa pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk

Lebih terperinci

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh DELI MA RUF NIM : 151 409 192 (Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA MATEMATIKA

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA MATEMATIKA PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESULITAN SISWA SD DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA MATEMATIKA Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Perkuliahan D II PGKSD Oleh : Nama : Rifatul

Lebih terperinci

Remedial Teaching Matematika didasarkan pada Diagnosa Kesulitan Siswa Kelas II Madrasah Tsanawiyah

Remedial Teaching Matematika didasarkan pada Diagnosa Kesulitan Siswa Kelas II Madrasah Tsanawiyah Jurnal Didaktik Matematika ISSN : 2355-4185 Remedial Teaching Matematika didasarkan pada Diagnosa Kesulitan Siswa Kelas II Madrasah Tsanawiyah Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Almuslim,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan untuk memperoleh data, informasi keterangan serta hal-hal lain yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

REMEDIAL TEACHING MATEMATIKA DIDASARKAN PADA DIAGNOSA KESULITAN SISWA KELAS II MADRASAH TSANAWIYAH

REMEDIAL TEACHING MATEMATIKA DIDASARKAN PADA DIAGNOSA KESULITAN SISWA KELAS II MADRASAH TSANAWIYAH REMEDIAL TEACHING MATEMATIKA DIDASARKAN PADA DIAGNOSA KESULITAN SISWA KELAS II MADRASAH TSANAWIYAH Maisura Dosen FKIP Prodi PGSD, Universitas Almuslim email: Maisura_Ihadmi@yahoo.com Abstrak Seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh cabang matematika seperti Aljabar, Aritmatika, Analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh cabang matematika seperti Aljabar, Aritmatika, Analisis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berhitung merupakan cabang matematika yang digunakan hampir di seluruh cabang matematika seperti Aljabar, Aritmatika, Analisis dan Geometri. Operasi hitung

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA Raedix Desta Kusuma Abdul Huda Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris disebut dengan education, dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris disebut dengan education, dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris disebut dengan education, dalam bahasa latin pendidikan disebut dengan educatum yang tersusun

Lebih terperinci

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIIF SMP N 2 SRANDAKAN Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebuah bangsa yang maju memang sangat diharapkan oleh setiap Negara di belahan dunia, kemajuan sebuah bangsa tergantung pada warga Negara itu sendiri. Sudah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Matematika. Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII DI SMP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, Penulis menentukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut : (1) Menentukan Desain Penelitian, (2) Menentukan Partisipan/ Sumber Data, (3) Menentukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1. Pengertian Belajar Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar secara berbeda, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama. Pengertian

Lebih terperinci

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ABILITY GROUPING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TEKNIK SIPIL SMK NEGERI SURAKARTA Andra Noviana 1, Sri Sumarni

Lebih terperinci

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi HUBUNGAN FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Abstrak. Ria Risty Rahmawati. K8409052.

Lebih terperinci

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik

Kata kunci : Ability Grouping, Hasil belajar, Mekanika Teknik digilib.uns.ac.id 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ABILITY GROUPING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TEKNIK SIPIL SMK NEGERI SURAKARTA Andra Noviana

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI Titik Rahayu Titikrahayu857@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal 5 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal 2.1.1 Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal Kata pecahan berasal dari bahasa latin fractus (pecah).

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BENTUK ALJABAR DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Irwitadia Hasibuan Universitas Syiah Kuala irwitadiahasibuanmedan@gmail.com ABSTRAK Aljabar

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1 Program Studi PG-PAUD. DisusunOleh: BAROROH NIHAYATI A

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1 Program Studi PG-PAUD. DisusunOleh: BAROROH NIHAYATI A TERDAPAT PENGARUH MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS ANAK KELOMPOK B ( Penelitian di TK Harapan I Pabelan Tahun Pelajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN

PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN Nila Mutia Dewi*, Kadim Masjkur, Chusnana I.Y Universitas Negeri Malang Jalan Semarang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses pembelajaran selama ini. Prosedur-prosedur Penilaian konvensional

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses pembelajaran selama ini. Prosedur-prosedur Penilaian konvensional 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Penilaian Konvensional Penilaian konvensional adalah sistem penilaian yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran selama ini. Prosedur-prosedur

Lebih terperinci

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA KELUARGA DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM

Lebih terperinci

GALIH PRIAMBADA NIM K

GALIH PRIAMBADA NIM K PENGARUH PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI PANCA INDERA TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XII DI SLB C YPSLB SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI Disusun oleh : GALIH PRIAMBADA

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 81 85, Agustus 2016

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 81 85, Agustus 2016 PENGARUH METODE PART AND WHOLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANATOMI MANUSIA PADA MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN IKIP PGRI BALI Putu Citra Permana Dewi, S.Or, M.Or. Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

Nurul Dwi Yuliana* Yudi Budianti ABSTRAK

Nurul Dwi Yuliana* Yudi Budianti   ABSTRAK PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SEKOLAH DASAR NEGERI BABELAN KOTA 06 KECAMATAN BABELAN KABUPATEN BEKASI Nurul Dwi Yuliana* Yudi Budianti

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PERKALIAN BILANGAN 1 10 DENGAN MATEMATIKA GASING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PEMBELAJARAN PERKALIAN BILANGAN 1 10 DENGAN MATEMATIKA GASING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR PEMBELAJARAN PERKALIAN BILANGAN 1 10 DENGAN MATEMATIKA GASING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR Sulistiawati Pendidikan Matematika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Lebih terperinci

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online) J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 216: 11-12 ISSN 197-1744 (Cetak) PENERAPAN PENILAIAN NON TES SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SIKAP DAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Hasil penelitian tersebut meliputi:

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN BANTARGEBANG II KOTA BEKASI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN BANTARGEBANG II KOTA BEKASI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS II SDN BANTARGEBANG II KOTA BEKASI Ari Hastuti* Yudi Budianti Email: yudi_budianti@yahoo.com ABSTRAK Berdasarkan

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION SKRIPSI HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di SLB Negeri Surakarta. Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan:

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: MIA DEWANTI Dibimbing oleh : 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Vivi Ratnawati, S.Pd., M.Psi.

JURNAL. Oleh: MIA DEWANTI Dibimbing oleh : 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Vivi Ratnawati, S.Pd., M.Psi. JURNAL PENERAPAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK MENGGUNAKAN STRATEGI REFRAMING UNTUK MENGURANGIKECEMASAN BERTANYA SISWA DI DALAM KELAS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayu Pipit Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah  Ayu Pipit Fitriyani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di SD selalu mengacu kepada kurikulum SD yang telah ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab tiga ini membahas beberapa sub bab yang terdiri atas jenis penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Bab tiga ini membahas beberapa sub bab yang terdiri atas jenis penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga ini membahas beberapa sub bab yang terdiri atas jenis penelitian, prosedur penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan penentuan sampel, definisi konseptuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam

Lebih terperinci

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF SIMULATION TECHNIQUES TO IMPROVE INTERPERSONAL

Lebih terperinci

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE DRILL PADA MATERI KERTAS KERJA (WORKSHEET) MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X 5 SMA NEGERI 2 GORONTALO ROSITA

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA KARTU HURUF HIJAIYYAH TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYYAH DI KELOMPOK B TK 1 AL-KHAIRAAT KASIMBAR

PENGARUH MEDIA KARTU HURUF HIJAIYYAH TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYYAH DI KELOMPOK B TK 1 AL-KHAIRAAT KASIMBAR PENGARUH MEDIA KARTU HURUF HIJAIYYAH TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYYAH DI KELOMPOK B TK 1 AL-KHAIRAAT KASIMBAR Huzaimah 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MELALUI KONSELING KELOMPOK REALITA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON NGANJUK TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MELALUI KONSELING KELOMPOK REALITA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON NGANJUK TAHUN PELAJARAN JURNAL UPAYA MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MELALUI KONSELING KELOMPOK REALITA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 THE WAY TO INCREASE THE RESPONSIBILITY OF STUDY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 6 Bandung yang bertempat di Jl. Suakagalih Gg. H. Gojali No. 134 telepon (022) 2036179

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

PENGARUH METODE SENSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

PENGARUH METODE SENSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PENGARUH METODE SENSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN Alipin Universitas Nahdlatul Ulama Lampung muhammad_alipin@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Kegiatan Pra penelitian Tindakan Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan pra penelitian tindakan. Kegiatan pra penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari PENGARUH SIMULASI PHYSICS EDUCATION OF TECHNOLOGY (PhET) TERHADAP KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH KUTOARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan,

Lebih terperinci

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VIIF SMP NEGERI 2 GAMPING Oleh: Intan Mira Depita 11144100190 Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asep Zuhairi Saputra, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asep Zuhairi Saputra, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak yang berprestasi rendah (underachievers) umumnya banyak ditemukan di sekolah,umum karena mereka pada umumnya tidak mampu menguasai bidang studi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Hal ini menjadi tuntutan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Hal ini menjadi tuntutan dalam dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi antar pribadi. Hal ini menjadi tuntutan dalam dunia pendidikan diera

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KLEGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erma Setiasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erma Setiasih, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana belajar untuk mengembangkan potensi individu agar mencapai perkembangan secara optimal. Di tempat itulah semua potensi anak dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yang meneliti tentang sebab-akibat dengan menggunakan satu

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yang meneliti tentang sebab-akibat dengan menggunakan satu 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Jarimatika terhadap kemampuan berhitung anak TK. Jenis penelitian ini termasuk pada penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk perubahan yang nampak pada diri siswa

BAB II KAJIAN TEORETIS. tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk perubahan yang nampak pada diri siswa BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu bentuk yang diperoleh dari adanya proses belajar. Ketika proses belajar itu dilakukan, maka pada akhir rangkaian proses tersebut dapat

Lebih terperinci

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM:

OLEH: AYU RAKHMA NOVITA SARI NPM: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBEDAKAN CIRI-CIRI LINGKUNGAN SEHAT DAN LINGKUNGAN TIDAK SEHAT KELAS III SD

Lebih terperinci

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai

BAB II KAJIAN TEORI. perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Hakekat Matematika Dari berbagai bidang studi yang di ajarkan di sekolah sampai perguruan tinggi matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang harus di ajarkan karena

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam kelangsungan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini karena

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Budi Nugroho Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: buinuo@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PENGARUH METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI CARA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL

PENGARUH METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI CARA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL 38 Pengaruh Metode Stad Terhadap Pemahaman Iswa Mengenai Cara Mengembangkan Kecerdasan Emosional PENGARUH METODE STAD TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MENGENAI CARA MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL Oleh : Christiana

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Matematika GASING, Gunung lembah, Hasil belajar,

Abstrak. Kata kunci : Matematika GASING, Gunung lembah, Hasil belajar, Bidang Kajian Jenis Artikel : Pendidikan Matematika : Hasil Penelitian PENGARUH MATEMATIKA GASING (Gampang, ASyIk, dan menyenangkan) PADA MATERI PERKALIAN BILANGAN BULAT TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Lebih terperinci

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII JPK 3 (2) (2017): 143-148 Jurnal Profesi Keguruan https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SD N 89/I SENGKATI KECIL KECAMATAN MERSAM SKRIPSI OLEH M. RIDO A1D109193

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SD N 89/I SENGKATI KECIL KECAMATAN MERSAM SKRIPSI OLEH M. RIDO A1D109193 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SD N 89/I SENGKATI KECIL KECAMATAN MERSAM SKRIPSI OLEH M. RIDO A1D109193 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Permeneg PP & PA no.05 Tahun 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Permeneg PP & PA no.05 Tahun 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian merupakan lokasi yang dijadikan penelitian untuk mendapatkan data yang di butuhkan. Penelitian ini dilakukan di SLB

Lebih terperinci

73 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2015-2016 1 Mas ad, 2 Muhammad Nizaar, 3 Agus Merdeka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Psikometri. Analisis Item 2. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Psikometri Analisis Item 2 Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Metode Analisis Data 2 Menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows dengan

Lebih terperinci

oleh: Eka Yuli Astuti & Ranti Novianti Program Studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara, Bandung

oleh: Eka Yuli Astuti & Ranti Novianti Program Studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Nusantara, Bandung ASESMEN KESULITAS BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS 1 SDN SUKARASA KOTA BANDUNG oleh: Eka Yuli Astuti & Ranti Novianti Program Studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak terlepas dari peranan matematika. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

Opin Ahmad 1, Salma Bowtha 2, Radia Hafid 3

Opin Ahmad 1, Salma Bowtha 2, Radia Hafid 3 1 Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tentang Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Pada Materi Pajak Kelas VIII A SMP Negeri 2 Wonosari Opin Ahmad

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK 41 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Febri Sulistiawan 1, Kamin Sumardi 2, Ega T. Berman 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis Dan Lingkaran

Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis Dan Lingkaran SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Geometri Analitik Bidang Materi Garis Dan Lingkaran Aritsya Imswatama, Nur aini Muhassanah

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini PENGARUH PERMAINAN KOLASE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B (Penelitian di TK PERTIWI II JAMBEYAN, KARANGANOM, KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan siswa. Menyangkut soal mengapa siswa berbuat demikian dan apa tujuannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.2 Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari.

Lebih terperinci

BAB III MEDOTE PENELITIAN

BAB III MEDOTE PENELITIAN BAB III MEDOTE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya berubah-ubah. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel

Lebih terperinci

PENGARUH TUTORIAL DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 3 YOGYAKARTA. Oleh : Irwansyah NIM ABSTRAK

PENGARUH TUTORIAL DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 3 YOGYAKARTA. Oleh : Irwansyah NIM ABSTRAK PENGARUH TUTORIAL DALAM PEMBELAJARAN GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 3 YOGYAKARTA Oleh : Irwansyah NIM. 10505247002 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar yang menggunakan metode

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hal ini sejalan dengan pernyataan

TINJAUAN PUSTAKA. lebih luas dari pada itu, yakni mengalami. Hal ini sejalan dengan pernyataan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Matematika Menurut Hamalik (2008:36) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang paling penting dalam bidang pendidikan. Matematika merupakan dasar ilmu dari berbagai cabang ilmu pengetahuan baik ilmu eksak

Lebih terperinci

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SISWA SD ATHIRAH KOTA MAKASSAR 1 Nurhadifah Amaliyah, 2 Waddi Fatimah,

Lebih terperinci

WALHIDAYAH PEKANBARU TAHUN AJARAN

WALHIDAYAH PEKANBARU TAHUN AJARAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATERI GERAK TUMBUHAN DI MTs TAUFIQ WALHIDAYAH PEKANBARU TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran, dan evaluasi merupakan tiga dimensi penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. rumusan kuntitatif, rumusan institusional, dan rumusan kualitatif.

BAB II KAJIAN TEORI. lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. rumusan kuntitatif, rumusan institusional, dan rumusan kualitatif. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual. 1) Hakikat Belajar. Syah (2009) berpendapat belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi disalah satu sekolah luar biasa khusus tunalaras di surakarta. Penelitian akan dilakukan di

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING 1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Abstrak.Yulianita Diah Utami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu proses yang harus dilalui oleh setiap individu. Pendidikan laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya, pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana wahana yang sangat baik di dalam pembinaan sumber

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH MINAT BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH

Lebih terperinci