Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 2

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Bab 2"

Transkripsi

1 LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan

2 Bab 2 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan 2.1 Lokasi Pekerjaan dan Aksesibilitas Posisi Administratif dan Geografis Lokasi pekerjaan Survei Investigasi dan Desain Pelabuhan Garongkong ini terletak di lingkungan Garongkong, Kelurahan Mangempang, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Propinsi Sulawesi Selatan. Lokasi pekerjaan dapat dilihat selengkapnya pada peta orientasi Gambar 2.1. Kabupaten Barru dengan Kota Barru sebagai ibukota kabupaten terletak di ketinggian antara m di atas permukaan laut. Kota Barru berjarak ±100 km sebelah Utara Kota Makassar, dan ± 50 km di sebelah selatan Kota Pare-Pare. Kabupaten ini memiliki garispantai sepanjang ± 78 km. Secara administratif, kabupaten ini terdiri atas 7 kecamatan, 14 kelurahan, dan 40 desa. Luas wilayah kabupaten ini adalah km 2 dengan batasbatas sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Sidrap dan Kota Pare-Pare Sebelah Selatan : Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kabupaten Singkang atau Kabupaten Soppeng : Selat Makassar 2-1

3 LOKASI PEKERJAAN Gambar 2.1 Peta orientasi lokasi pekerjaan Pelabuhan Garongkong. 2-2

4 Gambar 2.2 Situasi Pantai Garongkong (sumber: Google Earth) Aksesibilitas Kawasan Pelabuhan Garongkong berjarak ± 100 km (ke arah Utara) dari Kota Makassar, sedangkan dari Pare-Pare berjarak sejauh ± 55 km. Kondisi jalan darat yang menghubungkan Makassar dengan Garongkong serta Pare-Pare dengan Garongkong cukup baik Gambaran Umum Lokasi Pada saat ini kawasan pelabuhan belum memiliki fasilitas kepelabuhanan yang beroperasi, kawasan yang terletak di tepi pantai ini masih kosong dan belum ditempati masyarakat. Sejauh ini hanya terdapat bagian dari pembangunan Pelabuhan Ferry Garongkong yang belum selesai. Progres sementara yang telah dilaksanakan adalah pembangunan causeway dan trestle. 2-3

5 2.2 Kondisi Fisik Lokasi Pekerjaan Topografi dan Bathimetri Kondisi topografi kawasan Pelabuhan Garongkong berupa daratan rendah yang berada pada ketinggian 1-5 m dari permukaan laut, dan terletak di sepanjang pantai Kabupaten Barru. Kondisi dasar laut di sepanjang pesisir Pantai Garongkong pada umumnya landai dengan kemiringan sekitar 2%. Material pasir putih dan batu karang dijumpai di seluruh permukaan pantai. Pada bagian belakang pantai banyak tambak milik penduduk sekitar Gelombang Pantai Garongkong terletak di sebelah Timur Selat Makassar. Berdasarkan studi terdahulu yang pernah dilakukan Dinas Perhubungan Kabupaten Barru, ketinggian gelombang ratarata di pantai sekitar 0,5 m sampai 1,5 m. Pada saat musim angin ketinggian gelombang dapat mencapai 2,0 m Pasang Surut dan Arus Berdasarkan studi terdahulu, tinggi pasang surut di lokasi pelabuhan adaalah 2,0 m. Sementara itu arus yang mengalir di perairan Garongkong bergerak dari arah utara ke selatan. Kecepatan arus maksimum sekitar 2 knot Klimatologi Kecepatan maksimum angin sekitar 7 knot dan biasanya terjadi pada musim hujan. Data angin dikumpulkan dari Stasiun Meteorologi milik BMG di Makassar. Iklim wilayah kabupaten Barru adalah bulan basah berturut-turut terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret, sedangkan bulan kering berturut-turut terjadi pada bulan April sampai dengan September Erosi dan Sedimentasi Sejauh ini tidak ada erosi yang terjadi di kawasan Garongkong, demikian pula halnya dengan sedimentasi yang terjadi. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi vegetasi bukit yang mengelilingi kawasan darat Garongkong yang memiliki kondisi baik Kondisi Tanah Tanah di Kabupaten Barru umumnya merupakan jenis tanah regosol yang meliputi 38 % dari luas seluruh wilayah. Jenis-jenis tanah lain yang dikandung adalah litosol, alluvial, dan mediterran. Kabupaten Barru juga memiliki sifat geologi yaitu sari endapan gunung berapi yang meliputi 27,59% dari total wilayah kabupaten. 2-4

6 2.2.7 Gempa Berdasarkan kode gempa Indonesia (SNI ), Pelabuhan Garongkong terletak pada zona gempa 3, dengan koefisien gempa horizontal sebesar 0, Kabupaten Barru Kependudukan dan Perekonomian Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.174,72 km² dan berpenduduk sebanyak ± jiwa. Menurut Registrasi Penduduk sampai akhir tahun 2004 di Kabupaten Barru berjumlah jiwa yang terdiri atas atau 48,09 % laki-laki dan atau 54,91 % perempuan dengan pendapatan penduduk sebesar 135,62 jiwa/km 2 dan memiliki Kepala Keluarga. Pendapatan perkapita penduduk Kabupaten Barru berdasarkan harga berlaku pada tahun 2004 sebesar Rp ,82. Kepadatan penduduk yang tertinggi terdapat di Kecamatan Tanete Rilau. Sedangkan kepadatan penduduk yang paling rendah terdapat di Kecamatan Pujananting. Tenaga kerja produktif (usia 10 tahun keatas) yang bekerja pada tahun 2004 berjumlah jiwa dan yang mencari pekerjaan sebesar jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 49,14 % dan pengangguran terbuka sebesar 3,43 %. Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Barru No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Sumber : BPS Sulawesi Selatan Rencana Tata Ruang Kabupaten Barru Dalam rencana tata ruang Kabupaten Barru diarahkan pada beberapa kawasan andalan sebagai kawasan yang diharapakan tumbuh dan berkembang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Penetapan kawasan ini berdasarkan potensi wilayah secara keseluruhan dan memiliki nilai strategis, kawasan andalan yang dimaksud adalah sebagai berikut. 1. Kawasan andalan Barru dan sekitarnya dengan pusat kawasan di Kota Barru. Kawasan ini ditetapkan dengan fungsi sebagai pengembangan pendidikan, perdagangan, pemerintahan, simpul jasa transportasi, dan perikanan darat. 2. Kawasan andalan Pekkae dan sekitarnya yang berpusat di Pakkae. Kawasan ini diarahkan sebagai kawasan pengembangan tanaman pangan, palawija, dan holtikultura serta perikanan laut. 2-5

7 3. Kawasan andalan Batu Pute sebagai pusat pengembangan transportasi laut yakni Pelabuhan Awerange. 4. Kawasan andalan Mangkoso, kawasan ini diarahkan sebagai pusat pengembangan pendidikan keislaman, perikanan, palawija, dan holtikultura. 5. Kawasan andalan Palanro dan sekitarnya diarahkan sebagai kawasan pengembangan bahari, tanaman pangan, palawija, dan holtikultura Pertanian Pada tahun 2004 sektor pertanian mempunyai andil besar dalam PRDB Kabupaten Barru yaitu sebesar 49,22%. Mata pencaharian penduduk Kabupaten Barru pada umumnya adalah bertani, komoditas unggulan yang dikembangkan saat ini antara lain : Padi Areal persawahan ha, didukung oleh irigasi sederhana (setengah teknik) dan irigasi dengan rata-rata produksi per han 5,41 ton GKG/ tahun. Produksi ini cenderung meningkat, Namur penanganan pasca panen relatif tradisional sehingga kualitas beras yang dihasilkan belum mencapai kualitas ekspor khususnya bila panen bertepatan dengan musim hujan oleh karena itu peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya pada sektor industri pengolahan pasca panen. Pemasaran hasil panen saat ini meliputi Makassar dan sekitarnya, Kalimantan Timur, dan Jakarta. Jagung Kabupaten Barru sangat cocok untuk tanaman jagung. Areal panen jagung saat ini mencapai ha dengan produksi rata-rata ton/ha. Produksi rata-rata ini masih rendah karena masih dilakukan dengan budidaya tradisional. Areal untuk pertanaman jagung meliputi: Lahan sawah Lahan kering : ha : ha Pertanaman jagung di Kabupaten Barru didukung oleh industri pakan ternak yang dibangun sebagai hasil kerjasama investor lokal dengan investor dari Belanda yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Barru. Pabrik ini mulai beroperasi pada bulan Februari 2004 dengan kapasitas 50 ton/ hari. Kacang Tanah Kacang tanah adalah salah satu komoditas unggulan yang telah dikembangkan secara turun temurun oleh masyarakat Kabupaten Barru. Varietas yang dikembangkan selama ini adalah varietas kelinci dan varietas gajah. Pada tahun 2005 dilakukan penanaman yang diperuntukkan untuk pengadaan bibit sehingga merupakan peluang bagi investor menanamankan modalnya pada industi pengelolaan hasil. Bagi investor yang berminat dapat bermitra dengan kelompok tani antara pengusaha lokal dan dapat difasilitasi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Barru. Cabe Merah Tanaman cabe merah sangat cocok dikembangkan di Kabupaten Barru, karena produksinya sangat tinggi rata-rata mencapai 15 ton/ hari. Teknologi budidaya cabe telah banyak dikuasai masyarakat berkat kerjasama teknologi dengan JICA Jepang. Produksi cabe cenderung meningkatkan, namun belum didukung oleh industri pengeliolaan cabe sehingga mengalami kesulitan pemasaran. Komoditas tersebut merupakan peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya pada industri pengolahan cabe untuk dipasarkan ke konsumen atau pabrikan. 2-6

8 2.3.4 Perkebunan Kebijaksanaan yang ditempuh dalam membangun perkebunan yang diarahkan untuk peningkatan kebutuhan dalam daerah, sekaligus mendorong kegiatan agrobisnis. Sasaran pembangunan perkebunan adalah terbentuknya perkebunan yang potensial, terciptanya perwilayahan komoditi perkebunan, pemantapan kemitraan, dan peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini dapat dilakukan melalui : Optimalisasi usaha tani perkebunan pada lahan potensial. Pelestarian dan fungsi sumber daya alam. Perwilayahan komoditas. Pemberdayaan sumber daya manusia. Memacu pertumbuhan ekonomi pedesaan. Jenis komoditi hasil perkebunan di Kabupaten Barru antara lain : Kopi Jenis kopi yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Barru adalah kopi robusta dan kopi arabika. Tanaman kopi ini tersebar pada 5 Kecamatan yaitu Kecamatan Barru, Kecamatan Tanete Rilau, Kecamatan Tanete Riaja, Kecamatan Soppeng Riaja, dan Mallusetasi. Jambu Mete Komoditi jambu Mete' di Wilayah Kabupaten Barru merupakan 1 emas komoditi andalan pada sektor perkebunan, mencapai areal tanaman sekitar 5593 Ha. Kemiri Tanaman Kemiri manempati tempat kedua setelah jambu mete'. Hal ini terlihat bahwa luas areal yang ditanami kemiri sekitar 2121 Ha. Komoditas kelapa Di Kabupaten Barru tahun 2003 dikembangkan dua jenis kelapa yaitu kelapa dalam dan kelapa hibrida dengan luas areal 1933 Ha. Komoditas Cengkeh Cengkeh yang dikembangkan diwilayah Kabupaten Barru tidaklah sama dengan komoditas lainnya, karena tidak semua wilayah yang ada, bisa ditanami cengkeh. Komoditas Tembakau Tembakau pun tidak dapat ditanami pada sembarang tempat. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah. Namun demikian tembakau yang diproduksi dengan jumlah yang sangat terbatas, tetapi dibandingkan dengan harga pasaran, maka tembakau dari Kab. Barru lebih tinggi harganya dibanding dengan tembakau dari daerah sekitar yaitu antara Rp 25000/kg. Kakao Komoditas Kakao yang selama ini dikembangkan diwilayah Kabupaten Barru sangat dipengaruhi oleh keadaan musim, sehingga kelihatan bahwa sampai akhir tahun 2003 mampu menghasllkan sekitar 69,60 Ton. Tanaman Pala Untuk Komoditas pala pada tahun 2003, hanya dikembangkan pada 2 Wilayah Kecamatan, yaitu Kecamatan barru dan Kecamatan soppeng Riaja. Dengan luas 63 Ha, 13 Ha di Kecamatan Barru dan 50 Ha di Kacamatan Soppeng Riaja. 2-7

9 2.3.5 Perindustrian Potensi Kabupaten Barru yang merupakan daerah potensial untuk pengembangan industri memiliki keunggulan lokasi yakni terletak diantara Kota Makassar dan Kota Pare-Pare serta masuk dalam Kawasan Pengembangan Ekonomi Trepadu (KAPET) Pare-Pare, sehingga segala fasilitas/ insentif fiskal dan non fiskal untuk wilayah KAPET dapat dinikmati oleh investor yang menanamkan modalnya di Kabupaten Barru. Jenis industri yang mempunyai peluang untuk dikembangkan investor antara lain industri yang berbasis pada sumber daya alam sperti industri pengolahan hasil pertanian, kehutanan, dan pertambangan (industri semen dan industri marmer) serta industri pendukung pertanian dan kelautan serta industri jasa lainnya. Disamping itu berbagai kemudahan perizinan yang menjadi kewenangan daerah danterutama dapat diberikan kemudahan dan dijamin oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Barru. Selain peluang investasi tersebut di atas terdapat pula peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya pada Pembangunan Kawasan Industri di Desa Bojo Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru Perikanan Perikanan laut di Kabupaten Barru memiliki potensi yang potensial yang terdiri dari : 1. Areal penangkapan ikan : Ha 2. Areal budidaya laut : Ha 3. Areal budidaya tambak : Ha 4. Areal budidaya kolam/air tawar : 39 Ha 5. Taman laut dan pulau-pulau kecil untuk wisata bahari eco tourism sebanyak 7 buah. Tingkat pemanfaatan/ eksploitasi potensi sumber daya kelautan dan perikanan Kab. Barru belum maksimal karena petani dan nelayan tradisonal menghadapi kendala pada keterbatasan pengetahuan dan teknologi serta dana untuk biaya pengadaan sarana dan prasarana penangkapan dan budidaya. Sarana dan prasarana kelautan dan perikanan yang ada saat ini diantaranya : Hatchery (udang/ bandeng) : 11 unit Backyard (udang/ bandeng) : 47 unit Cold Storage PPI/ TPI Pabrik Es Bagang Rambo Armada penangkapan : 1 unit : 2 unit : 4 unit : 72 unit : 1388 unit Pabrik pakan ternak & udang : 1 unit 2-8

10 Perkembangan produksi kelautan dan perikanan Kabpaten Barru selama 3 (tiga) tahun terakhir, baik budidaya maupun hasil tangkapan para nelayan adalah sebagai berikut. Tahun 2001 sebesar ton Tahun 2002 sebesar ton atau naik 2,4 % Tahun 2003 sebesar ton atau naik 1.4 % Komoditi unggulan perikanan laut adalah ikan kerapu, cakalang/ tuna, dan kakap. Komoditas bududaya tambak unggulan adalah udang, bandeng dan rumput laut. Pembangunan pada sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Barru belum menunjukkan hasil yang maksimal karena pengelolaannya masih relatif tradisional dan terbatasnya pengetahuan dan teknologi serta dana untuk investasi sarana dan prasarana yang memadai Peternakan Pengembangan bidang peternakan di Kabupaten Barru diprioritaskan pada pengembangan peternakan rakyat guna mendorong diversifikasi pangan dalam rangka mencukupi kebutuhan protein hewani, yaitu daging dan telur. Usaha Dinas Peternakan dalam memenuhi kebutuhan yaitu: Penyebaran bibit ayam buras. Penyebaran bibit ternak itik. Penyebaran ternak sapi. Penyebaran bibit ternak kambing. Penyebaran pejantan unggul. Penyebaran inseminasi buatan. Penyebaran bibit rumput. Penyebaran rumah potong hewan. Pengendalian dan pencegahan penyakit hewan. Selain itu Pemerintah telah mengeluarkan Perda Nomor 10 Tahun 2003 tentang pemeliharaan dan penertiban ternak dalam rangka upaya untuk meningkatkan populasi ternak dan tetap terciptanya keamanan dan ketertiban pemakaian jalan dari gangguan hewan yang berkeliaran secara bebeas, yang senantiasa menimbulkan kecelakaan lalu lintas maka telah dilakukan penanganan untuk mengurangi dampak negatif tersebut dengan menetapkan kebijaksanaan ternak secara teratur. Kondisi protein dan sumber daya yang dimiliki sub sektor peternakan yang pengembangannya akan terus dipacu yaitu : 1. Sapi dan Kerbau Hewan ternak ini cukup menjanjikan karena disamping dilakukan pengembangann ternak juga dilakukan penggemukan. Jumlah populasi ternak sapi mencapai ekor. Sementara produksi daging sapi mencapai ,36 kg dan daging kerbau mencapai kg. 2. Kuda Jumlah populasi ternak kuda mencapai ekor, dan dikembangkan diseluruh wilayah kecamatan, karena disamping dagingnya dikonsumsi, juga dipakai untuk membajak sawah. 2-9

11 3. Kambing Ternak kambing di Kabupaten Barru juga cukup berkembang. Sesuai data dari Dinas Peternakan Kabupaten Barru, jumlah populasi ternak sekitar 4925 ekor, produksi daging kambing sebesar 142,50 kg. 4. Unggas Pengembangana ayam ras, khususnya pedagang dan petelur di Kabupaten Barru cukup berhasil walau dalam situasi kritis dan merebaknya penyakit flu burung dan penyakit lainnya. Jumlah populasi ternak ayam buras sebanyak ekor, ayam ras petelur ekor, ayam ras pedaging ekor, dan itik sebanyak ekor. Untuk produksi telur ayam buras butir, ayam ras butir, dan telur itik sebanyak butir. Prospek pengembangan sub sektor peternakan di Kabupaten Barru di masa mendatang masih sangat terbuka mengingat potensi lahan yang tersedia yaitu padang penggembalaan seluas ha yang didukung lahan untuk layanan makanan ternak ha, sehingga peluang investasi ternak sapi yang bisa dikembangkan adalah unit ternak Kehutanan Luas hutan yang ada di Kabupaten Barru saat ini adalah ha yang terdiri dari hutan lindung ha dan muatan produksi terbata ha. Pada hutan produksi terbatas terdapat pohon yang tumbuh subur antara lain: Pohon pinus mercury : ha Pohon eboni Pohon jati unggul : 1450 ha : ha Untuk pengembangan ketiga jenis tanaman kehutanan yang bernilai ekonomis tertinggi tersebut, tersedia lahan seluas ha. Dengan kondisi dan potensi lahan tersebut membuka peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya pada pengembangan ketiga jenis kayu tersebut Pariwisata Kabupaten Barru adalah salah satu kabupaten yang berada pada pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan, yang memiliki garis pantai sepanjang ± 78 km.kabupaten Barru berada pada jalur trans Sulawesi dan merupakan daerah lintas wisata antara kota Makassar dengan Kabupaten Tanah Toraja sebagai tujuan wisata serta berada dalam kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET) Pare-Pare. 2-10

12 2.4 Provinsi Sulawesi Selatan Kependudukan dan Perekonomian Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2005 mengalami kenaikan ±1,56 % menjadi jiwa dengan rata-rata laju pertambahan sebesar 1,67 % per tahun selama lima tahun terakhir, sedangkan kabupaten yang memiliki penduduk terendah adalah Kabupaten Selayar yang berjumlah jiwa dengan rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 1,69 % per tahun. Untuk mengetahui jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Selatan tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Sumber BPS Sulawesi Selatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PRDB) untuk Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2000 hingga 2004, disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 2.3 Pertumbuhan PRDB Provinsi Sulawesi Selatan No. Tahun PRDB Menurut Harga Berlaku PRDB Menurut Harga Konstan Pertumbuhan (Persen) , , , , , , , , , , Sumber BPS Sulawesi Selatan 2-11

13 2.4.2 Rencana Tata Ruang Provinsi Sulawesi Selatan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRWP), Sulawesi Selatan yang berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 44 tahun 2001, didasarkan pada Undang-undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang dan Kebijakan Pembangunan Daerah yang tertuang dalam Rencana Strategis Provinsi Sulawesi Selatan. RTRWP Sulawesi Selatan merupakan arahan pengaturan pemanfaatan ruang wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang berfungsi mewujudkan keterkaitan dan kesinambungan perkembangan antar wilayah di dalam Provinsi Sulawesi Selatan. Arahan pengembangan kawasan pada RTRWP meliputi arahan pengembangan kawasan budidaya, kawasan pesisir, dan laut. Kawasan andalan dan kawasan penunjangan pertanahan. Sistem kota-kota dan arahan pengembangan prasarana wilayah. RTRWP Sulawesi Selatan menghasilkan hierarki pusat-pusat pelayanan sebagai dasar penyusunan struktur tata ruangnya. 2.5 Prasarana dan Sarana Transportasi Jaringan Transportasi Darat A. Jaringan Jalan Raya Jaringan jalan trans Sulawesi dari Makassar kearah lokasi Garongkong, menyusuri pesisir barat Kabupaten Barru. Kondisi jalan ini relatif baik dan sejauh ini menjadi urat nadi utama perhubungan darat di kabupaten ini. Lokasi Pelabuhan Garongkong terletak 2 km dari jalan trans Sulawesi ini. Kondisi jalan arteri primer umumnya relatif baik dengan konstruksi jalan aspal hotmix yang menjadi jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Barru dengan kabupaten atau kota lainnya. Panjang jalan di kabupaten ini mencapai 633,12 km dimana 85 % diantaranya dalam kondisi bagus. Jalur transportasi darat antar desa dan dari desa ke ibukota kecamatan atau kabupaten belum terbuka lancar. Untuk transportasi darat, tersedia jenis oplet minibus dan bentor yaitu sejenis becak yang digerakkan dengan sepeda motor. Kedua jenis angkutan tersebut beroperasi di dalam kota, sedangkan untuk luar kota tersedia bus-bus berukuran sedang. B. Jaringan Penyebrangan Di Sulawesi Selatan telah beroperasi lima pelabuhan penyebrangan yang dari tahun ke tahun arus mobilitas penumpang dan barang melalui pelabuhan penyebrangan ini mengalami peningkatan. Kelima pelabuhan penyebrangan ini adalah 1. Pelabuhan Penyebrangan Bajoe yang menghubungkan Provinsi Sulawesi Selatan dengan Sulawesi Tenggara. 2. Pelabuhan Penyebrangan Bira Pamatata yang menghubungkan Pulau Sulawesi dengan Pulau Selayar. 3. Pelabuhan Penyebrangan Siwa yang menghubungkan Siwa dengan Lasasua/ Batunong di Sulawesi Tenggara. 4. Pelabuhan Penyebrangan Pattubukan (Pulau Selayar) yang menghubungkan Pulau Sulawesi dan Pulau NTT (Reo). 2-12

14 5. Pelabuhan Bira yang menghubungkan Pulau Sulawesi dengan Pulau Muna di Sulawesi Utara. C. Pelabuhan Ferry Andi Mattalatta Selain dari lima pelabuhan penyebrangan yang telah disebutkan di atas, di Provinsi Sulawesi Selatan ini terdapat pelabuhan penyebrangan yang sedang dalam proses pembangunan yaitu Pelabuhan Ferry Andy Mattalata. Pelabuhan ferry ini menggunakan sistem dolphin dan sistem bongkar muat tipe pelencengan. Pelabuhan penyebrangan ini direncanakan akan melayani kapal ferry dengan kapasitas 3000 GRT yang menghubungkan Provinsi Sulawesi Selatan dengan Batulicin, Provinsi Kalimantan Selatan serta Lamongan di Jawa Timur. Pelabuhan ferry ini direncanakan sebagai penghubung antara dermaga dengan fasilitas darat berupa trestle sepanjang 84 m, lebar 6,5 m, lajur pejalan kaki 1,5 m, dan lebar lajur kendaraan 5 m, dan juga causeway trestle sepanjang 65,5 m dan lebar lajur kendaraan 6,5 m yang terbuat dari konstruksi beton bertulang di atas tiang pancang Jaringan Transportasi Air A. Pelabuhan Makassar Pelabuhan Makassar adalah pelabuhan terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang terletak di pesisir barat Kota Makassar, ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Pelabuhan Makassar ini merupakan pusat perdagangan, sehingga dengan lokasinya yang sangat strategis Pelabuhan Makassar yang berada di posisi Alur Laut Kepulauan Indonesia 2 (ALKI 2) ini menjadi jalur pelayaran yang menghubungkan antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia. Pelabuhan Makassar ini terdiri atas empat buah pangkalan yaitu Pangkalan Soekarno dan Pangkalan Hatta sebagai dermaga kargo, Pangkalan Paotere sebagai dermaga untuk kapal tradisional, dan Pangkalan Hasanuddin sebagai dermaga khusus kapal ferry. Tabel 2.4 Fasilitas Umum Pelabuhan Makassar No. Uraian Volume Satuan 1 Daratan 66,66 Ha 2 Kolam Perairan 319,38 Ha 3 Dasar Perairan m 4 Breakwater m 5 Galangan Kapal - 6 Gedung Kantor m 2 7 Terminal Penumpang 4000 m 2 8 Lapangan Parkir 5,39 m

15 Arus perpindahan barang dan penumpang dari dan ke Kota Makassar yang melalui Pelabuhan Makassar ini dinilai cukup ramai, yaitu dengan daerah tujuan sepertu Pulau Kalimantan, Jawa, dan Kepulauan Timur Indonesia dibandingkan dengan pelabuhanpelabuhan kecil yang berada di Pulau Sulawesi. Hal ini memperlihatkan Pelabuhan Makassar layak sebagai pelabuhan pintu gerbang bagian Timur Indonesia dan memilki peran penting sebagai pendorong perkembangan pelabuhan-pelabuhan relatif kecil yang berada di sekitarnya. B. Pelabuhan Awerange Pelabuhan Awerange ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Barru yang selama ini digunakan untuk melayani pelayanan kargo namun terbatas pada kapal-kapal pelayaran rakyat. C. Pelabuhan Pare-Pare Pelabuah Pare-Pare terdiri atas tiga buah pangkalan, yaitu Pangkalan Nusantara, Pangkalan Cappa Ujung, dan Pangkalan Lontangnge. Pelabuhan Pare-Pare memilik permasalahan terbatasnya aksesibilitas dari dan ke pelabuhan karena lokasi pelabuhan berbatasan langsung dengan pemukiman penduduk sehingga menyulitkan manuver kendaraan kargo dengan ukuran besar Jaringan Transportasi Udara Di Kabupaten Barru tidak terdapat lapangan udara, sehingga tidak terdapat jaringan transportasi udara yang berkembang di kabupaten ini. Prasarana dan sarana transportasi udara yang terdekat dari lokasi Garongkong berada di Makassar (Ujung Pandang) yaitu Bandar Udara Hassanuddin. Di kota tersebut terdapat jaringan penerbangan komersil yang melayani beberapa rute penerbangan antar pulau dan internasional. 2.6 Arah dan Strategi Pembangunan Pelabuhan Pembangunan Kawasan Pelabuhan Garongkong secara garis besar dilandasi oleh pertimbangan sebagai berikut : Pertimbangan terhadap Kondisi Pelabuhan Sekitar Di Kawasan Pelabuhan Garongkong terdapat beberapa pelabuhan yang telah beroperasional yaitu Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Biringkasi, Pelabuhan Awerange, dan Pelabuhan Pare-Pare. Akan teteapi sejauh ini Kabupaten Barru hanya dilayani oleh Pelabuhan Awerange dan Provinsi Sulawesi Selatan secara umum dilayani oleh Pelabuhan Makassar dan Pelabuhan Pare-Pare. A. Pelabuhan Makassar Sebagai pelayan kegiatan perekonomian dan pintu gerbang utama Provinsi Sulawesi Selatan, Pelabuhan Makassar masih memiliki kendala pelayanan transportasi yaitu: 1. Akses dari daerah hinterland ke lokasi pelabuhan yang harus melalui Kota Makassar. Adapun kondisi transportasi darat saat ini di Kota Makassar memiliki tingkat kemacetan yang cukup tinggi, selain mengakibatkan waktu jalan yang lebih lama juga menimbulkan biaya transportasi yang tinggi. Kondisi ini pada jangka panjang akan berdampak tidak baik bagi iklim perekonomian, terutama dalam skala besar dalam lingkup Provinsi Sulawesi Selatan. 2-14

16 2. Pengembangan Pelabuhan Makassar terkendala masalah ketersediaan lahan. Pengembangan ke arah samping selatan terhambat oleh cagar budaya (Fort of Rotterdam). Sementara pengembangan ke arah utara akan berbenturan dengan Pelabuhan Paotere. Pengembangan pelabuhan ke arah sisi daratan pun akan mendapati kendala ketersediaan lahan yang telah padat oleh kegiatan masyarakat di Kota Makassar. B. Pelabuhan Pare Pare Sebagai pendukung Pelabuhan Makassar sebagai pintu gerbang alternatif bagi wilayah utara Provinsi Sulawesi Selatan, Pelabuhan Pare-Pare masih memiliki kendala yang hampir serupa dengan kendala yan dimiliki oleh Pelabuhan Makassar, diantaranya ialah sebagai berikut. 1. Aksesibilitas atau pintu masuk menuju pelabuhan kurang cukup memadai terutama untuk angkutan besar seperti trailer. 2. Akses masuk ke lokasi pelabuhan yang harus melalui jalanan yang sempit dan cukup padat oleh pemukiman penduduk di sebelah kiri dan kanan jalan tersebut. C. Pelabuhan Awerange Pelabuhan yang terdapat di sebelah utara Pelabuhan Garongkong ini memiliki permasalahan yang identik, yaitu kendala masalah lahan atau areal darat untuk pengembangan lebih lanjut. Selain itu akses dari dan keluar masukpelabuhan pun terbatas, tidak dapat dilalui oleh kendaraan kontainer. Namun sejauh ini, Pelabuhan Awerange memegang peranan penting bagi kegiatan kargo umum, seperti beras dan ternak (outgoing cargo) serta pupuk (incoming cargo), yang secara langsung menunjang kegiatan perekonomian Kabupaten Barru dan sekitarnya. D. Pelabuhan Biringkasi Terdapat pula Pelabuhan Biringkasi yang terletak di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (pangkep). Pelabuhan ini berperan untuk melayani kegiatan perekonomian di wilayah Kepulauan Sangkarang dan Kepulauan Pabiring yang terletak di bagian barat dari Provinsi Sulawesi Selatan Pertimbangan Menyangkut Kondisi Kawasan Pelabuhan Garongkong Dari uraian sebelumnya diketahui bahwa pengembangan pelabuhan alternatif di Kawasan Garongkong strategis, mengingat masih terdapat kendala-kendala pada pelabuhan sekitar, terutama guna pengembangan jangka panjang. Diantaranya ialah sebagai berikut. 1. Areal darat yang masih kosong, sehingga penataan ruang kawasannya akan lebih mudah untuk jangka pendek maupun sebagai lahan cadangan untuk pengembangan selanjutnya. 2. Berada tidak jauh dari jalan negara di lintasan Makassar - Pare-pare. Kawasan Pelabuhan Garongkong berada ± 2 km dari poros jalan negara tersebut. Untuk memudahkan akses dari dan menuju kawasan, Pemerintah Kabupaten Barru dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan saat ini sedang membangun jalan dengan lebar 24 m. Jalan yang berada tepat di muka rencana Pelabuhan ferry Andi Mattalatta yang sedang dibangun. 3. Areal laut yang terlindung dari gelombang yang datang dari laut lepas dengan adanya Pulau Panikiang sebagai barrier alami dan kondisi air laut yang tenang. 2-15

17 4. Berada di lintasan kapal dari Laut Jawa ke arah utara Pulau Sulawesi. 5. Faktor internal yaitu kemacetan pada jalur darat yang menghabiskan biaya tinggi sehingga solusi alternatif pembangunan pelabuhan di Kawasan Garongkong menjadi kian efisien. Maka dapat disimpulkan arah dan strategi pengembangan Pelabuhan Garoingkong seperti diuraikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.5 Arah dan Strategi Pengembangan Pelabuhan No. Hal Uraian 1. Arah Pengembangan Sebagai solusi alternatif kendala keterbatasan lahan pengembangan pelabuhan di sekitar Provinsi Sulawesi Selatan 2. Strategi Pengembangan Tahap pertama: Pembangunan Infrastruktur Pelabuhan Tahap selanjutnya : Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan 2.7 Peranan Pelabuhan Garongkong di Masa yang Akan Datang Pada bulan Juni 1997, pemerintah Indonesia menerbitkan Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) sebagai langkah pertama dalam merumuskan rencana transportasi berskala nasional. SISTRANAS diharapkan mampu mendukung dan mendorong perkembangan nasional dan wilayah, memperkuat kesatuan negara dan juga untuk meningkatkan hubungan internasional. Dilihat dari konteks SISTRANAS, Pelabuhan Garongkong nantinya diharapkan menjadi Pelabuhan Pengumpan Nasional (Feeder). Agar dapat memenuhi fungsi tersebut, maka perkembangan Pelabuhan Garongkong harus disesuaikan agar keseimbangan seluruh wilayah dan bahkan keseimbangan nasional dapat tercapai. Dengan perannya sebagai Pelabuhan Pengumpan, maka Pelabuhan Garongkong melayani Pelabuhan Utama Primer seperti Pelabuhan Tanjung Priok. 2-16

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1. LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan 2.1 Lokasi Lokasi pekerjaan terletak

Lebih terperinci

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report KATA PENGANTAR Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah Laporan Akhir () kegiatan Pekerjaan Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung Percepatan dan Perluasan Pembangunan Koridor

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau

Lebih terperinci

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah

I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas dan Batas Wilayah KABUPATEN JOMBANG I. KONDISI UMUM WILAYAH A. Luas Batas Wilayah Secara administrasi, Kabupaten Jombang terbagi menjadi 21 kecamatan yang terdiri dari 302 desa 4 kelurahan serta 1.258 dusun. Luas wilayah

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

4 GAMBARAN UMUM LOKASI 21 4 GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Keadaan Geografis Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletak terletak di bagian selatan dengan jarak kurang lebih 153 kilometer dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.1.1 Dasar Hukum... 1 1.1.2 Gambaran Umum Singkat... 1 1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan... 3 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.2.1 Maksud Studi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah

Lebih terperinci

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA TUGAS AKHIR Oleh: FARIDAWATI LATIF L2D 001 418 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA POTENSI SUMBERDAYA ALAM DAN PEMBANGUNAN DI SULAWESI TENGGARA H. NUR ALAM GUBERNUR SULAWESI TENGGARA PERTH, FEBRUARI 2013 GAMBARAN UMUM LUAS SULAWESI TENGGARA TERDIRI DARI LUAS WILAYAH DARATAN 38.140

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam

Kegiatan Ekonomi. Berdasarkan Potensi Alam Bab 7 Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Potensi Alam Bab ini akan membahas tentang kegiatan ekonomi yang didasarkan pada potensi alam. Pelajarilah dengan saksama agar kamu dapat mengenal aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan transportasi sangat diperlukan dalam pembangunan suatu negara ataupun daerah. Dikatakan bahwa transportasi sebagai urat nadi pembangunan kehidupan politik,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1.1 Kelembagaan Agro Ekonomi Kelembagaan agro ekonomi yang dimaksud adalah lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persinggahan rute perdagangan dunia.

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa Pelabuhan Sunda Kelapa berlokasi di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara, pelabuhan secara geografis terletak pada 06 06' 30" LS,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perikanan adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan dalam bidang perikanan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan paket-paket teknologi. Menurut Porter (1990)

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif Luas wilayah Kabupaten Sampang 1 233.30 km 2. Kabupaten Sampang terdiri 14 kecamatan, 6 kelurahan dan 180 Desa. Batas administrasi

Lebih terperinci

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Isi Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... xiv I. PENDAHULUAN......1 1.1. Latar Belakang......1 1.2. Maksud dan Tujuan Studi......8 1.2.1. Maksud......8

Lebih terperinci

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH Oleh : Ida Mulyani Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat beraneka ragam dan jumlahnya sangat melimpah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Hindia Belanda bermula. Sebelumnya Luwu telah menjadi

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Hindia Belanda bermula. Sebelumnya Luwu telah menjadi BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV.1 Profil Kabupaten Luwu A. Sejarah Luwu Sejarah Tanah Luwu sudah berawal jauh sebelum masa pemerintahan Hindia Belanda bermula. Sebelumnya Luwu telah menjadi sebuah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang No 12 Tahun 1999 sebagai hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN, : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan telah diatur ketentuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 2.1 Geografis dan Administratif Sebagai salah satu wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal memiliki karakteristik daerah yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Transportasi merupakan kebutuhan turunan (devired demand) dari kegiatan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi suatu negara atau wilayah tercermin pada peningkatan intensitas

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04 ' 27 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul terletak di sebelah selatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PRODUKSI PANGAN INDONESIA 65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga PENDAHULUAN Propinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah penghasil beras di luar Pulau Jawa, yang berperan penting dalam upayah pelestarian swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial Kabupaten Tulang Bawang merupakan wilayah yang dilalui oleh jalan lintas sumatera. Kecamatan Menggala merupakan pertemuan antara jalan lintas timur sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi luas perairan 3,1 juta km 2, terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai ± 81.000 km. (Dishidros,1992).

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU RI No 38 Tahun 2004 tentang Jalan, dijelaskan bahwa jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 3-8 VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN AWAL TARGET INDIKATOR 3 4 5 6 7 8 8 3 4 5 6 7 8 9 3 4 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah yang dimanfaatkan sebagian besar penduduk dengan mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan penyokong utama perekonomian rakyat. Sebagian besar masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim, kurang lebih 70 persen wilayah Indonesia terdiri dari laut yang pantainya kaya akan berbagai jenis sumber daya hayati dan

Lebih terperinci

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

Ekonomi Pertanian di Indonesia

Ekonomi Pertanian di Indonesia Ekonomi Pertanian di Indonesia 1. Ciri-Ciri Pertanian di Indonesia 2.Klasifikasi Pertanian Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia serta klasifikasi atau

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci