PERANCANGAN PUSAT PENGEMBANGAN PENCAK SILAT DENGAN PENDEKATAN MODERNISASI NILAI
|
|
- Yulia Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PERANCANGAN PUSAT PENGEMBANGAN PENCAK SILAT DENGAN PENDEKATAN MODERNISASI NILAI Vika Haristianti Drs. Widihardjo, M.Sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Kata Kunci : desain, interior, jurnal, pencak silat, pengembangan, pusat Abstrak Dewasa ini, banyak peninggalan kebudayaan yang eksistensi dan perkembangannya tidak diperhatikan oleh masyarakat hingga beberapa mendekati kepunahan salah satunya Pencak Silat. Maka dari itu, pengadaan fasilitas berupa Pusat Pengembangan Pencak Silat menjadi penting agar permasalahan tersebut dapat ditanggulangi. Metode penelitian ini adalah metode studi lapangan dan studi literature. Studi lapangan dilakukan dengan cara wawancara dan survey lapangan. Sedangkan studi literatur dilakukan dengan cara mencari data-data dari beberapa sumber, misalnya internet dan buku panduan. Data yang didapatkan kemudian dianalisa sesuai dengan standar data kebutuhan masyarakat, data lokasi, struktur organisasi dan kebutuhan ruang. Kesimpulan yang dihasilkan adalah sebuah program perancangan dan perencanaan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan sebuah Pusat Pengembangan Pencak Silat dengan Pendekatan Modernisasi Nilai. Abstract Today, there are many cultural relics that the existence and development are not noticed by the public until some one approaching extinction. The example is Pencak Silat. Therefore, provision of facilities such as Pencak Silat Development Center becomes important so that these problems can be overcome. This research method are field studies and literature. Field studies conducted by interviews and field surveys. While the literature study done by finding data from multiple sources, such as the internet and guide books. The data obtained were analyzed according to the standard data needs of the community, location data, organizational structure and space requirements. The resulting conclusion is a program design and planning of facilities to suit the needs of a Pencak Silat Development Centers Modernization Approach Value. 1. Pendahuluan Bapak Proklamator Republik Indonesia, Ir. Soekarno pernah berkata bahwa Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Indonesia sendiri merupakan sebuah Negara yang kaya akan sejarah dan warisan budaya. Namun dewasa ini, ada banyak peninggalan kebudayaan yang eksistensi dan perkembangannya tidak diperhatikan oleh masyarakat Indonesia hingga beberapa mendekati kepunahan. Bahkan, ada pula yang pada akhirnya diklaim oleh Negara lain sebagai milik mereka karena kurangnya kepedulian masyarakat terhadap sejarah nasional dan pelestarian budaya bangsa. Pencak Silat merupakan salah satu peninggalan kebudayaan yang kini perkembangan dan eksistensinya makin memprihatinkan. Belum adanya sebuah lembaga atau institusi yang benar benar merunut sejarah dan asal usul pencak Silat serta hilangnya minat dan masalah dari Pencak Silat dimana biasanya keberadaannya diturunkan secara turun temurun melalui sistem guru murid dalam sebuah perguruan menimbulkan kesulitan akan regenerasi dan mengakibatkan suramnya masa depan seni bela diri Pencak Silat terjadi saat ini. Menurut laporan dari IPSI, setidaknya ada lebih dari seratus perguruan yang telah bubar saat ini dikarenakan tidak ada lagi peminat yang mendaftar. Jika terus dibiarkan, menurut harian Kompas, bukan tidak mungkin jika dalam kurun waktu sepuluh hingga dua puluh tahun kedepan, Pencak Silat dapat benar benar punah di Indonesia. Padahal, hal itu tentu tidak boleh terjadi karena selain Pencak Silat merupakan seni bela diri asli Indonesia, Pencak Silat sebagai olahraga prestasi juga harus dijaga regenerasinya agar cabang ini tetap dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia dan menjadi pemersatu bangsa di kancah Internasional.
2 Berdasarkan masalah di atas, maka diperlukan sebuah tempat sebagai pusat pelatihan, penyebaran dan pelestarian Pencak Silat kepada anak anak pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Dengan adanya sarana ini, diharapkan Pencak Silat akan kembali menjadi suatu hal yang popular dan digemari masyarakat dan memberikan prestasi yang lebih baik bagi Bangsa ini. Fungsi lain dari sarana ini adalah sebagai tempat melestarikan budaya bangsa yang merupakan identitas dari negeri ini. Dengan mengenal kembali seni bela diri Pencak Silat, masyarakat akan tau tatanan dan pertahanan diri yang sesuai dengan sifat dan pembawaan diri bagi bangsa Indonesia dan meningkatkan kecintaan mereka terhadap peninggalan bangsanya. Tabel Pengunjung Museum Pondok Pustaka Padepokan Pencak Silat Indonesia bulan April 1997 hingga akhir tahun 2012 Tahun Domestik Pengunjung Mancanegara Jumlah 1997 (9 bulan) Jumlah selama 15 tahun Tabel 1 data jumlah pengunjung museum pencak silat Sumber : wawancara dengan Bapak Adi Ariyono, pengelola museum pencak silat Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 2
3 Vika Haristianti Melihat tabel data diatas, walaupun sempat terjadi kenaikan ditahun tahun awal setelah pembangunannya, namun dalam kurun waktu empat tahun terakhir jumlah pengunjung Museum pencak silat di padepokan pencak silat Indonesia Jakarta terus menurun. Hal ini menunjukkan adanya urgensi yang harus dibenahi baik dari segi manajemen, desain dan juga kelengkapan koleksi serta perawatan agar dapat menjadi lebih baik. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendapatkan data dan informasi selengkap lengkapnya mengenai Pencak Silat yang diteliti untuk kebutuhan perancangan fasilitas. 2. Mendapatkan referensi untuk dijadikan pembanding dalam merancang proyek fasilitas Pusat Pelatihan dan Pengembangan Pencak Silat 3. Menangkap seluruh esensi dari subjek yang diteliti. 4. Menghasilkan suatu rumusan masalah dan program perencanaan perancangan sebagai jawaban dari masalah penelitian yang dapat dipertanggung jawabkan. Berikut merupakan kerangka penelitian yang dilakukan penulis : MASALAH PENELITIAN Hilangnya minat masyarakat terhadap Pencak Silat dikarenakan zaman yang semakin berubah dan bermunculannya seni bela diri dari luar negeri yang lebih diminati Kurangnya regenerasi yang mengakibatkan banyak perguruan pencak Silat dibubarkan karena tidak ada lagi orang yang berminat menjadi murid Tidak adanya wadah institusi yang benar benar membahas asal usul dan sejarah Pencak M Silat di Indonesia STUDI LITERATUR Buku Literatur : - Tinjauan Fasilitas - Tinjauan Pencak Silat Internet : - Website IPSI - Artikel, Karya ilmiah, Ebook dll Observasi : STUDI KASUS - Padepokan Pencak Silat Indonesia (TMII) - Komunitas dan Perguruan Silat di Bandung - Museum museum di Bandung, Jakarta dan Singapura Wawancara : WAWANCARA - Bapak Ade Garnadi - Atlet dan Guru pencak Silat - Pengelola Padepokan - Masyarakat Umum ANALISIS - Hipotesa dari hasil penelitian PERNYATAAN MASALAH PROGRAM PERANCANGAN Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 3
4 2. Proses Studi Kreatif Dalam perancangan ini dibutuhkan referensi sebagai acuan agar perancangan tetap dalam koridor desain yang terstruktur. Beberapa referensi tersebut antara lain : Wolfgang F.E Praiser, 1980, hal 129 Dalam buku berjudul Facility Programming Methods And Applications menjabarkan bahwa dalam proses modernisasi dan aktualisasi ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu traditional educational processes in modern facilities, emerging trends in education and information, the open concept dan implications for educational environtments. Notosoejitno, 2007 Dalam buku The Miscellany of pencak Silat mengatakan bahwa tujuan dari pencak silat adalah untuk membangun ketahanan nasional agar terciptanya kehidupan masyarakat yang bahagia perguruan silat di Indonesia terancam bubar karena generasi muda lebih tertarikmenekuni beladiri yang berasal dari luar negeri. Vygotsky Di artikel dia mengatakan bahwa anak anak belajar melalui pengalaman yang mereka rasakan. ICOm, 1974 Definisi museum adalah : A non-profit making, permanent institution in the service of the society and its development, and open to the public, which acquires, conserves, researches, communicates, and exhibits, for purposes of study, education and enjoyment, material evidence of man and his environment Dari beberapa sumber literature diatas penulis menyimpulkan bahwa cara yang paling baik untuk menyebarkan kembali pencak silat adalah dengan perancangan sebuah fasilitas dengan pendekatan baru dimana pengunjung tidak hanya disuguhkan sesuatu yang konstektual namun juga interaktif. Melirik kembali tujuan utama dari Pusat Pengembangan Pencak Silat ini adalah untuk memunculkan minat masyarakat Indonesia terhadap seni beladiri pencak silat, tujuannya agar pengunjung dapat mengetahui makna yang terkandung didalamnya, mendapatkan inspirasi dan tertarik mempelajari lebih jauh. Oleh karena itu, Pusat Pengembangan Pencak Silat ini harus dapat membangun sebuah impresi positif pada pengunjungnya agar dapat mewujudkan tujuan tersebut. Sesuatu yang menyenangkan, merupakan hal yang akan mudah diingat oleh setiap orang. Maka dari itu, kesan ini harus dapat ditampilkan dengan baik. Pencak silat merupakan sebuah kegiatan aktif, dan untuk dapat melakukannya dengan baik tidak dapat hanya dilakukan oleh seorang individu saja, melainkan harus dilakukan berlawanan. Didalamnya terjadi proses interaksi. Banyaknya jenis fasilitas yang ada didalam pusat pengembangan ini diwakili oleh fasilitas utama, yaitu museum. Museum sendiri merupakan sebuah tempat rekreasi dan edukasi. Karenanya, kesan yang harus ditampilkan tidak bisa terlalu formal dan konstektual. Untuk itu, seperti tujuan dari Pusat Pengembangan ini dibuat, modernisasi atau cara penyampaian baru yang lebih segar dan interaktif harus dihadirkan dalam perancangan ini. Sifat modern dan interaktif ini akan diimplementasikan melalui media digital serta konsep perancangan lainnya. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 4
5 Vika Haristianti Dari kedua hal diatas, maka didapat kesimpulan bahwa tema dari perancangan ini ialah untuk menghidupkan kembali minat masyarakat terhadap pencak silat dengan cara yang fun, melalui media yang modern dan interaktif tanpa kehilangan ciri khas budaya nya yang tetap bersifat tradisional. Gambar 1. Tema yang ingin ditampilkan 3. Hasil Studi dan Pembahasan Berdasarkan pendekatan diatas maka ditemukan tiga kata kunci yaitu modern, fun dan interaktif. Karakter dari ketiga sifat tersebut akan memunculkan sifat seperti yang dijelaskan dalam tabel yang nantinya akan diaplikasikan melalui konsep konsep lainnya didalam program perancangan fasilitas ini. Suasana ruang yang natinya terbentuk diharapkan dapat mencerminkan tema seperti yang disebutkan diatas. Tujuannya agar pemakai fasilitas dapat menerima informasi yang disampaikan secara maksimal. Adapun penjelasan konsep desain perancangan ini adalah sebagai berikut : Gambar 2. Tabel Konsep Perancangan Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 5
6 a. Konsep Bentuk Konsep bentuk mengacu pada keyword modern. Fasilitas Pusat Pengembangan Pencak Silat ini merupakan sebuah fasilitas semi-formal untuk masyarakat umum dengan berbagai latar belakang. Karenanya sifat yang dimunculkan adalah fungsional, simple dan clean. Bentuk bentuk yang dimunculkan dari sifat ini adalah bentuk geometri sederhana seperti persegi dan persegi panjang. Gambar 3. Bentuk yang dipakai didalam perancangan b. Konsep Warna Palet warna yang digunakan dibagi menjadi dua sesuai dengan keyword yang dipakai. Untuk mewakili kesan modern, warna yang dipakai dan merupakan warna dominan adalah warna netral yang meiliki kesan ringan yaitu warna warna monokrom seperti putih, abu dan hitam. Sedangkan warna kedua yaitu warna yang didapat dari keyword fun. Digunakan sebagai palet warna sekunder. Warna warna yang digunakan adalah beige, kuning dan biru. Selain dari dua keyword tersebut, diberikan juga aksen warna yang mengesankan natural yaitu warna warna organik coklat dan hijau. Tujuannya agar memberikan kesan hangat ditengah tengah desain modern yang terlihat lebih simple dan cenderung dingin. WARNA PRIMER WARNA SEKUNDER WARNA AKSEN Gambar 4. Palet warna yang digunakan c. Konsep Material Hal yang menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan material di perancangan ini adalah poin kesesuaian dengan aktivitas yang ada, kecocokan visual dengan konsep serta mencerminkan tema atau warna yang diterapkan. Oleh karena itu material yang digunakan merupakan material dengan sifat dan tekstur yang clean, warna yang simple dan modern serta aman bagi pengguna dan sesuai dengan fungsi fasilitas. Contoh material yang digunakan diantaranya parket, marmer, hpl dengan warna dan textured yang simple dan juga finishing dinding yang mencerminkan kesan simple Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 6
7 Vika Haristianti d. Konsep Pencahayaan Cahaya alami yang digunakan tidak mengenai benda pamer secara lansung, sedangkan cahaya buatan dibagi menjadi dua macam yaitu general lighting dan special lighting agar kesan dramatis dapat terbentuk pada ruang. Penciptaan suasana dilakukan dengan cara permainan warna dan eksplorasi posisi lampu. Selain itu, pada ruang pamer temporer digunakan track lighting agar memudahkan pengaturan pencahayaan ketika terjadi perubahan letak display. Objek pamer diberikan cahaya khusus (spotlight) yang mencolok dan disekelilingnya dibuat agak redup, sehingga objek pamer menjadi lebih fokus. e. Konsep Display Konsep display terbagi menjadi dua yakni yang bersifat interaktif dan yang sifatnya pasif atau satu arah. Meskipun banyak dari perancangan ini yang menggunakan kunci interaktif, namun dalam hal display, interaktif dibuat secara efisien agar pengunjung tidak terlalu lelah dan informasi yang disampaikan bisa diserap dengan maksimal oleh pengunjung. Pemilihan display yang digunakan juga berdasarkan karakteristik dari jenis benda yang dipamerkan. Berikut merupakan hasil desain yang dihasilkan dari konsep diatas : Gambar 5. Perspektif Pusat Pengembangan Pencak Silat Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 7
8 4. Penutup / Kesimpulan Pusat Pengembangan Pencak Silat dengan Pendekatan Modernisasi nilai ini merupakan sebuah sarana publik dimana pencak silat sebagai seni bela diri khas indonesia yang saat ini keberadaannya sudah semakin memprihatinkan diupayakan untuk dihidupkan kembali dengan cara penyampaian yang lebih aktual. Dengan sarana ini, diharapkan masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat luar pada umumnya dapat mengenal pencak silat dan nilai luhur yang dikandung didalamnya dengan lebih baik, sehingga dapat memiliki keinginan untuk mempelajari pencak silat dengan lebih seksama dan membuatnya kembali eksis seperti pada masa lampau. Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Interior FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Drs. Widihardjo, M.Sn. Daftar Pustaka Neufert, Ernst, Data Arsitek. Erlangga. Jakarta 1996 Panero, Julius, Dimensi Manusia & Ruang Interior. Erlangga. Jakarta 2003 Fried, Gil, Managing Sport Facilities. Human Kinetics. United States of America 2005 Notosoejitno, The Miscellany of Pencak Silat. Ebook Data dan Informasi Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. Jumlah Pengunjung Museum Di Indonesia 2008 Edson, Gary, David Dean, The Handbook of Museum Website Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 8
OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG ANAK PADA PELAYANAN PANTI ASUHAN DENGAN STUDI KASUS RUANG INTERIOR
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG ANAK PADA PELAYANAN PANTI ASUHAN DENGAN STUDI KASUS RUANG INTERIOR Citra Lestari Oktaviana Andriyanto Wibisono Program Studi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI UNSUR TRADISI DAN KEBUDAYAAN BATAK DENGAN PENDEKATAN MODERN DALAM PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM ULOS SUMATERA UTARA
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain IMPLEMENTASI UNSUR TRADISI DAN KEBUDAYAAN BATAK DENGAN PENDEKATAN MODERN DALAM PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM ULOS SUMATERA UTARA Feny Ambarsari Pembimbing:
Lebih terperinciREVITALISASI INTERIOR MUSEUM ZOOLOGI KOTA BOGOR
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain REVITALISASI INTERIOR MUSEUM ZOOLOGI KOTA BOGOR Aninditya S. Soesilo Drs. Budi Isdianto, M.Sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pesatnya tindak kriminal di Indonesia maka sering terjaditindak kriminal yang pada umumnya terjadi di kota-kota besar, ini sebabkankarena kurang perhatian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi saat ini terus melakukan inovasi baru yaitu dengan menggunakan konsep ekonomi kreatif di mana yang menjadi penopang utama dalam konsep ini adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pengertian olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak tubuh yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan kumpulan dari suatu kelompok. Namun
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Peran edukasi..., Zahir Widadi, FIB UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap museum mempunyai tanggung jawab pelayanan edukasi terhadap masyarakatnya. Ambrose dan Paine (2007:48) menyatakan bahwa secara umum museum mempunyai tiga peranan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Perancangan interior UB Sport Center bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat. Perancangan interior bertema Fragment of Spirit dengan gaya kontemporer dikemas dengan memperhatikan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DESAIN KERETA RESTORASI PADA KERETA API JARAK JAUH
JurnalTingkat Sarjana Senirupa dan Desain PENGEMBANGAN DESAIN KERETA RESTORASI PADA KERETA API JARAK JAUH Sigit Sembada Sutasman Dr. Martinus Pasaribu, M.Sn. ProgramStudiSarjanaDesain Produk, Fakultas
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR VIRENKA GYM BANTUL, YOGYAKARTA
PERANCANGAN INTERIOR VIRENKA GYM BANTUL, YOGYAKARTA PENCIPTAAN Syaifullah Al Amin NIM 1011773023 PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2017
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, suku dan kesenian yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tumbuh kembang pada usia balita sangatlah menentukan kepribadian mereka di usia mendatang, sehingga sangat dibutuhkan pendampingan dalam proses belajarnya terutama dalam
Lebih terperinciRe-Desain Interior Perpustakaan Pusat ITS Lantai 5 dengan Konsep Modern Minimalis BAB V KESIMPULAN
BAB V KESIMPULAN Pendidikan, pada dasarnya setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Namun secara formal, pendidikan baru dimulai saat usia anak mencapai usia 5 tahun dan mulai sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan adat istiadat. Indonesia terdiri dari 33 provinsi, dengan kata lain terdapat banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan tradisional atau sering disebut dengan permainan rakyat yang merupakan permainan anak yang sudah ada pada zaman nenek moyang kita dan kemudian turun menurun
Lebih terperinciPERANCANGAN INDONESIAN COFFEE CENTER MILIK PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO DI JEMBER, JAWA TIMUR
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PERANCANGAN INDONESIAN COFFEE CENTER MILIK PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO DI JEMBER, JAWA TIMUR Irina Anwar 17310002 Bagus Handoko, S.Sn, M.T Program
Lebih terperinciDESAIN INSTALASI PUBLIK INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN MUSIK UNTUK TAMAN MUSIK CENTRUM BANDUNG
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain DESAIN INSTALASI PUBLIK INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN MUSIK UNTUK TAMAN MUSIK CENTRUM BANDUNG Aryo Pangestu Dr. Deddy Wahjudi, M.Eng Program Studi Sarjana Desain
Lebih terperinciREKREASI WISATA DANAU GEDEBAGE
JurnalTingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain REKREASI WISATA DANAU GEDEBAGE Diliyan Riski Dr. Ruly Darmawan M,Sn Program StudiSarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
Lebih terperinciSIMULASI TELEGRAF SEBAGAI SARANA INTERAKTIF PADA MUSEUM POS INDONESIA
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain SIMULASI TELEGRAF SEBAGAI SARANA INTERAKTIF PADA MUSEUM POS INDONESIA Annisa Lutfia; Agus Sachari Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas
Lebih terperinciStaf Pengajar pada Jurusan Pendidikan Sejarah, FIS, UNY.
Pendekatan Contextual dalam Pembelajaran Sejarah: Pemanfaatan Museum 1 Oleh: Ririn Darini 2 Beberapa Persoalan dalam Pengajaran Sejarah Sejarah merupakan bidang ilmu yang sesungguhnya memiliki nilai penting
Lebih terperinciPerancangan Interior Destination Spa
Perancangan Interior Destination Spa LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR / DI 40Z0 SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA DARI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Oleh : Wina Pamelasari Mutia Nim : 173 03
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang tidak lepas dari masa lampau dalam menjalani masa kini dan masa yang akan datang dan tidak mungkin lepas dari budayanya sendiri. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas menggerakkan badan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang dapat mendorong pengembangan dan pembinaan diri. Pengembangan dan pembinaan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah Fokus Permasalahan Permasalahan Perancangan Maksud dan Tujuan Perancangan...
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Fokus Permasalahan... 6 1.3 Permasalahan Perancangan... 7 1.4 Maksud dan Tujuan Perancangan... 8 BAB II TINJAUAN TEORI DAN DATA 2.1 Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permainan tradisional merupakan permainan yang diciptakan oleh leluhur kita, mereka membuat permainan dari benda benda atau tumbuhan yang terdapat di alam sekitar.
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI TEKSTIL BANDUNG
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain SEKOLAH TINGGI TEKSTIL BANDUNG Putri Jayanthi Drs. Widiharjo, M.Sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik merupakan suatu seni yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Melalui Musik bisa menjadi salah satu sarana untuk mengekspresikan perasaan yang kita rasakan,dan
Lebih terperinciI.1 LATAR BELAKANG I.1.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Kasus Kebudayaan memiliki unsur budi dan akal yang digunakan dalam penciptaan sekaligus pelestariannya. Keluhuran dan kemajuan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya manusia dengan segala keindahan, dan kebebasan berekspresi dari manusia sendiri. Seiring dengan
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA
PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA Fauziah Citra Sari Anes Putri fauziahcitras@gmail.com Abstrak Museum Seni Rupa dan Keramik (MSRK) adalah salah satu wisata
Lebih terperinciKonsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic
BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.
Lebih terperinciTEoRI DAN DeSAIN TERPILIH
TEoRI DAN DeSAIN TERPILIH ARFIEL ZAQTA SURYA 13-57 Teori dan konsep interior desain merupakan sebuah gagasan atau dasar pemikiran desainer di dalam memecahkan permasalahn atau problem desain. Konsep desain
Lebih terperinciMAL MEDIS DI MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN BANGUNAN SEHAT
MAL MEDIS DI MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN BANGUNAN SEHAT Nurpuspitasari 1, Taufik Arfan 2, Mutmainnah 3 Jurusan Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin Makassar E-mail; meonk.itha@gmail.com, taufik.arfan@gmail.com,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN
BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini olahraga merupakan salah satu aktivitas yang mulai dipilih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini olahraga merupakan salah satu aktivitas yang mulai dipilih oleh sebagian besar orang sebagai cara untuk mejaga tubuh mereka tetap segar dan bugar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pencahayan merupakan sebuah elemen penting dalam desain interior. Hal ini dikarenakan peran cahaya sebagai penampil wujud warna, bentuk, tekstur, dan material
Lebih terperinciPERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, serta meningkatnya kemajuan akan ilmu pengetahuan menuntut manusia
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR RUMAH BUDAYA INDONESIA
PERANCANGAN INTERIOR RUMAH BUDAYA INDONESIA Siti Umroh Jl. Raya Cilangkap no.3, 08569379448, umroh_siti@ymail.com Mila Andria Savitri S.T., M.Ds Atridia Wilastrina, Dra. ABSTRAK Perancangan tugas akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan seni dan budayanya. Hal itu telihat dari keberagaman suku yang dimiliki Bangsa Indonesia, mulai dari cara hidup
Lebih terperinciMUSEUM FOTOGRAFI ANALOG (ANALOG PHOTOGRAPHY MUSEUM)
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain MUSEUM FOTOGRAFI ANALOG (ANALOG PHOTOGRAPHY MUSEUM) Juliva Sesiria Dr. Tendy Y. Ramadin, M.T Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai
Lebih terperinciPUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN
PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN Andi Nur Fadillah 1, Taufik Arfan 2, Irma Rahayu 3 Jurusan Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi UIN Alauddin
Lebih terperincibangunan saung dengan struktur kayu berfokus pada pengolahan layout dan furniture yang sesuai dengan karakteristik saung tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang penting dalam dunia pendidikan untuk mendidik generasi penerus bangsa. Saat ini telah banyak sekolah yang didirikan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERANCANGAN Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA Ignatius Deo Grasianto ; Dra. Dona Saphiranti, MT. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah lembaga permanen dan tempat terbuka yang bersifat umum. Museum memiliki fungsi sebagai tempat atau sarana untuk merawat, menyajikan, menyimpan, melestarikan
Lebih terperinciKONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III
BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia di kenal sebagai salah satu Negara yang memiliki beragam macam budaya dan tradisi yang sangat menarik serta bervariasi, diantaranya ialah permainan tradisional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Zoning & Grouping Terpilih BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Zoning Gambar 4.1 Zoning lt. 1 Gambar 4.2 Zoning lt. 2 Gambar 4.3 Zoning lt. 3 Gambar 4.4 Zoning lt. 4 B. Grouping Gambar 4.5 Grouping lt. 1
Lebih terperinciCOVER LEMBAR PENGESAHAN...
ABSTRAK Indonesia sangat terkenal akan keanekaragaman kesenian tradisionalnya. Kesenian tradisional merupakan salah satu warisan leluhur yang perlu dilestarikan. Masing masing daerah dari Sabang hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan pariwisata di kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari padatnya pintu tol Pasteur sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang mempunyai identitas budaya yang sangat beragam. Namun pada saat ini identitas tersebut mulai pudar karena adanya pengaruh globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah suatu tempat yang menyimpan benda-benda bersejarah yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran dan pariwisata. Menurut KBBI edisi IV, Museum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parfum atau wewangian merupakan aroma yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikasinya pun beragam, mulai dari kosmetik, aromatherapy, obat, hingga
Lebih terperinciPerancangan Interior Perpustakaan Umum di Surabaya
JURNAL INTRA Vol. 1, No. 2, (2013) 1-5 1 Perancangan Interior Perpustakaan Umum di Surabaya Yustin Anggraeni Gunawan Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki tingkat mobilitas yang semakin tinggi sehingga mereka rentan mengalami kejenuhan. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kejenuhan seperti
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR PADA GALERI LUKISAN
PERANCANGAN INTERIOR PADA GALERI LUKISAN Eric Gunawan Johannes Alamat : Kemanggisan ilir vi no 5, Jakarta Barat Email : eric.g.johannes@gmail.com Dosen Pembimbing Utama : Dimas Iman Suryono Dosen Pendamping
Lebih terperinciBATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE
BATUAN AGATE SEBAGAI INSPIRASI PADA PERHIASAN KERAMIK MENGGUNAKAN KOMBINASI MATERIAL LOGAM DENGAN TEKNIK AGATEWARE Tania Andina Kardin Deni Yana, S.Sn, M.sn Program Studi Sarjana Kriya Keramik, Fakultas
Lebih terperinciMUSEUM ANTARIKSA INDONESIA
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain MUSEUM ANTARIKSA INDONESIA Yogi Biondy Dr. Imam Santosa M.sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: biondyogi@gmail.com
Lebih terperinciMereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Asmat adalah suku terbesar di Irian Jaya yang terkenal dengan seni pahatan kayunya. Uniknya, ketika mereka membuat ukiran tersebut, mereka tidak membuat sketsa
Lebih terperinciDAFTAR ISI JUDUL... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...
ABSTRAK Budaya Sunda pada masyarakat kota Bandung dirasakan sudah tidak kental lagi. Karena pola pikir masyarakat yang kurang akan budaya dan kurangnya aturan yang kuat dari pemerintah, maka dibuat fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia
Lebih terperinciPenjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai
BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Olahraga dapat menjadi batu loncatan sebagai pemersatu bangsa, daerah dan negara lainnya, baik di dalam skala nasional maupun internasional. Dalam setiap skala, negara-negara
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Masjid merupakan tempat peribadatan umat muslim yang dapat kita temukan di mana-mana di seluruh dunia. Masjid selain sebgai tempat peribadatan juga telah menjadi
Lebih terperinciKeywords: modern, line, curve, artificial lighting
ABSTRAK Olahraga basket meupakan olahraga yang sudah berkembang jauh sejak pertama kali diciptakan hingga sekarang. Di Kota Bandung sendiri perkembangan olahraga basket cukup baik terutama untuk kalangan
Lebih terperinciSOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sejarah, budaya, dan kekayaan alamnya. Sejak masih jaman Kerajaan, masyarakat dari seluruh pelosok dunia datang ke
Lebih terperinciABSTRAK. Keyword: Penggemar, Liverpool FC, Merchandise, kick n rush, Bandung
ABSTRAK Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Head of Content Digital Media Liverpool Paul Rogers. Menurut Rogers semenjak Januari tahun ini (2014), penggemar Liverpoool yang berasal di Indonesia merupakan
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA
PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA 1501204956 SCHOOL OF DESIGN INTERIOR DESIGN DEPARTMENT UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2015 2 BAB
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan
Lebih terperinci1.6 Manfaat a. Melestarikan batik sebagai warisan kekayaan budaya indonesia. b. Menambah pengetahuan masyarakat tentang batik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perkembangan batik nusantara pun ditandai
Lebih terperinciMUSEUM SEJARAH KULINER TRADISIONAL INDONESIA
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain MUSEUM SEJARAH KULINER TRADISIONAL INDONESIA Nawangwulan Nitisuari Dr. Prabu Wardono M.Des., Ph.D. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan kota adalah kawasan yang ditutupi pepohonan yang dibiarkan tumbuh secara alami menyerupai hutan, tidak tertata seperti taman, dan lokasinya berada di dalam atau
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bagi masyarakat Indonesia, Pusat Kebudayaan dirasa sangat monoton dan kurang menarik perhatian, khususnya bagi kaum muda. Hal tersebut dikarenakankan pusat budaya
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata ke museum selain bertujuan untuk berlibur juga dapat menambah ilmu pengetahuan sekaligus ikut menjaga pelestarian kekayaan budaya bangsa. Menurut situs kebudayaan.kemdikbud.go.id
Lebih terperinciGUNDAM COMMUNITY CENTER
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain GUNDAM COMMUNITY CENTER Cynthia Drs. Bagus Handoko, MT. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: chia_kamikaze@yahoo.com
Lebih terperinci2016 BANDUNG SPORTS CLUB
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERANCANGAN
BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bangunan yang ditujukan untuk singgah dalam jangka waktu sementara dengan layanan dan fasilitas lainnya. Sebagai pokok akomodasi yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan ujung tombak bagi kemajuan perekonomian negara. Pariwisata juga bertanggung jawab untuk membawa citra bangsa ke dunia Internasional. Semakin tinggi
Lebih terperinciUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala bisa digolongkan ke dalam jenis museum militer karena koleksi yang dimiliki. Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla) sempat
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman
V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI
PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI KARYA DESAIN Oleh Debby Tiara Nauli Siregar 1211874023 TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT
Lebih terperinciMuseum Antariksa Indonesia
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain Museum Antariksa Indonesia Yogi Biondy Dr. Imam Santosa, M.Sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: biondyogi@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung
Lebih terperinciMUSEUM BATIK INDONESIA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI TMII
MUSEUM BATIK INDONESIA DENGAN PENEKANAN DESAIN MUSEUM BATIK INDONESIA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI TMII Oleh : Luthfan Alfarizi, Titien Woro Murtini, R. Siti Rukayah Museum merupakan
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR PHOTOGRAPHY SCHOOL AND CENTRE FOR CHILDREN ABSTRAK. anak yang dapat mendukung kegiatan eksplorasi dalam fotografi.
PERANCANGAN INTERIOR PHOTOGRAPHY SCHOOL AND CENTRE FOR CHILDREN ABSTRAK Anak anak memiliki kemampuan untuk belajar sesuatu dengan kemampuan dan daya serap yang baik, begitu pula dalam kegiatan fotografi.
Lebih terperinci