SIMULASI TELEGRAF SEBAGAI SARANA INTERAKTIF PADA MUSEUM POS INDONESIA
|
|
- Leony Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain SIMULASI TELEGRAF SEBAGAI SARANA INTERAKTIF PADA MUSEUM POS INDONESIA Annisa Lutfia; Agus Sachari Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Kata Kunci : interaktif, museum, simulasi, telegraf Abstrak Museum Pos Indonesia adalah salah satu museum di Kota Bandung dimana di dalamnya tersimpan berbagai macam benda artefak yang berhubungan dengan dunia pos, khususnya perkembangan pos di Indonesia. Pesatnya sistem informasi dan teknologi, serta banyaknya ruang publik yang lebih menarik di Kota Bandung membuat kurangnya antusiasme masyarakat untuk mengunjungi museum pos. Telegraf merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat berpengaruh dalam sejarah perkembangan sistem pengiriman pesan. Pada sekitar tahun 1900-an hampir semua perusahaan jasa pengiriman, terutama Pos dan Giro menggunakan telegraf untuk mengirim pesan dan populer pada saat itu. Untuk meningkatkan antusiasme masyarakat mengunjungi museum, diperlukan alat simulasi telegraf, yaitu sarana interaktif yang berbasis simulasi dengan mengadaptasi sistem pada telegraf dan mensinergikannya dengan teknologi yang sedang berkembang pada saat ini, sehingga dapat memberikan pengalaman dan nilai-nilai tersendiri bagi pengunjung. Abstract Museum Pos Indonesia (Indonesian Postal Museum) is one of the museums located in Bandung in which there are various artifacts related to the postal service, particularly those related to the development of postal service in Indonesia. The rapid developments of information system and technology, as well as the existence of more interesting public spaces in Bandung have been dampened down the public s enthusiasm for visiting postal museum. Telegraph is one of the highly influential communication devices in the history of message delivery system development. In 1990 s, almost all of delivery service companies, particularly Postal Service and Money Transfer Service used telegraph to send message and it was a well-known device during that time. In order to generate the public s enthusiasm for visiting the museum, a telegraph simulation tool is required, a simulation-based interactive facility by adapting the telegraph system and combining it with the currently developing technology, so that it can provide particular experience and values for the visitors. Pendahuluan Saat ini terdapat beberapa sistem dan alat yang sangat digunakan oleh masyarakat dalam melakukan komunikasi jarak jauh khususnya di Indonesia. Surat menyurat merupakan salah satu sistem komunikasi jarak jauh yang dilakukan oleh manusia dalam proses pengiriman informasi. PT.Pos Indonesia merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan pos di Indonesia. Museum Pos Indonesia merupakan salah satu museum yang menyimpan benda-benda bersejarah dalam perjalanan Perusahaan Pos Indonesia sejak masa Hindia Belanda, masa pendudukan Jepang, masa kemerdekaan, hingga sekarang. Benda-benda tersebut berupa foto, maket, lukisan, katalog, prangko dan peralatan pos lainnya. Peran dan fungsi yang dijalani oleh Museum Pos Indonesia selain sebagai tempat penyimpanan benda-benda koleksi diantaranya juga mencakup fungsi sarana penelitian, pendidikan, dokumentasi, layanan informsi dan juga sebagai objek wisata edukasi. Berdasarkan hasil kuesioner pada Diagram 1, museum merupakan tempat yang jarang dikunjungi oleh masyarakat di Kota Bandung. Masyarakat lebih cenderung mengunjungi tempat-tempat sepertipusat perbelanjaan dan tempat makan dibandingkan museum sebagai salah satu tempat yang dapat menjadi alternatif, baik itu untuk rekreasi ataupun sebagai sarana pendidikan. Kurangnya sarana penunjang pada museum juga menjadi salah satu kendala bagi masyarakat untuk tertarik berkunjung dan mengetahui dengan baik mengenai konten yang hendak disampaikan oleh museum kepada pengunjung. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 1
2 Simulasi Telegraf Sebagai Sarana Interaktif pada Museum Pos Indonesia Diagram 1. Hasil Kuesioner Tentang Pandangan Masyarakat Mengenai Ruang Publik dan Museum Sumber : Data Penulis, Juni 2012 Pesatnya perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap antusiasme masyarakat untuk menggunakan jasa pelayanan pos, dan akhirnya berdampak pada minat masyarakat untuk berkunjung ke Museum Pos Indonesia yang semakin berkurang. Selain jasa pengiriman surat, PT. Pos Indonesia juga pernah menggunakan telegraf sebagai salah satu alat pengirim pesan yang populer pada tahun 1870-an sampai dengan tahun 1940-an. Namun saat ini, terutama generasi muda, tidak mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat tersebut. Dibandingkan dengan sistem pengiriman surat, sistem pengiriman dengan menggunakan telegraf lebih sesuai untuk diaplikasikan menjadi sebuah sarana interaktif karena memiliki aspek-aspek ingatan, pemahaman, penemuan, dan interaksi sebagaimana yang dijelaskan pada buku The Manual of Museum Exhibition (Barry, 2001, 19-21). Hal tersebut pula yang membuat sistem pengiriman pesan pada telegraf dapat diolah dan diaplikasikan pada suatu produk simulasi yaitu mensinergikan antara sistem analog dengan sistem digital, sehingga sistem alatnya dapat lebih mudah dipahami oleh pengunjung pada saat ini, selain dapat meningkatkan antusiasme masyarakat untuk mengunjungi Museum Pos Indonesia. Perilaku dan kegiatan pengunjung pada Museum Pos Indonesia menjadi dasar perancangan produk simulasi telegraf sebagai sarana interaktif pada Museum Pos Indonesia. Pengunjung pada Museum Pos Indonesia lebih terarik pada display prangko yang dapat bergerak, diorama, dan benda-benda peralatan tiga dimensi yang dapat disentuh secara langsung (lihat Gambar 1). Pengalaman-pengalaman yang tidak pengunjung dapatkan pada kunjungan-kunjungan museum sebelumnya, atau hal-hal yang tidak dapat mereka temukan pada museum lain akan menjadi satu memori tersendiri mengenai museum tersebut. Dalam kasus ini, Museum Pos Indonesia belum memiliki satu daya tarik yang dapat diingat oleh pengunjung. Berdasarkan hasil wawancara, pengunjung Museum Pos pada umumnya merasa suasana yang ada di dalam museum terlalu monoton. Display karya yang paling menarik bagi mereka adalah diorama. Letak museum yang ada di bawah tanah pun menjadi salah satu faktor terbentuknya citra tersebut. 2 Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
3 Annisa Lutfia Gambar 1. Perilaku Pengunjung Pada Museum Pos Indonesia Bandung Gambar 2. Studi Ergonomi Proses Studi Kreatif Sarana interaktif yang berbasis simulasi dirancang guna meningkatkan apresiasi masyarakat untuk berkunjung ke Museum Pos Indonesia. Dengan mensinergikan antara teknologi dengan sistem analog, dapat memberikan nilai-nilai dan esensi pengiriman pesan yang lebih mudah diterima dan digunakan oleh pengunjung pada saat ini. Seperti yang telah dijelaskan bahwa ada beberapa aspek yang sangat mendasar di dalam museum, seperti adanya aspek ingatan, pemahaman, penemuan, dan interaksi antara pengunjung dengan benda-benda dan lingkungan di sekitar museum dimana aspek-aspek tersebut dipadukan dengan konsep desain pada alat simulasi pengiriman pesan. Sistem kerja alat yang mensimulasikan sistem komunikasi dua arah, dapat menghasilkan interaksi antar pengunjung di dalam museum, baik itu bagi pengunjung anak-anak, remaja, dan dewasa. Berdasarkan hasil survey lapangan, studi literatur, dan wawancara dapat diketahui adanya kriteria-kriteria yang sesuai untuk menjadi sarana interaktif pada Museum Pos Indonesia. Akses yang ada di dalam museum, space yang tersedia dan kesesuaian konsep produk yang dirancang dengan konten yang ada pada Museum Pos Indonesia, membuat konsep dan gagasan utama dari alat simulasi ini dapat tercapai dengan baik. Dalam prosesnya, terdapat beberapa alternatif pemecahan yang dapat diterapkan menjadi alat simulasi sebagai sarana interakif pada Museum Pos Indonesia. Diantaranya adalah alat simulasi pengiriman surat, alat simulasi menjadi seorang filatelis, dan alat simulasi pengiriman telegram. Namun, beberapa alasan seperti sistem kerja alat yang terlalu lama, peran pengunjung sebagai pengendali yang kurang, dan sistem komunikasi yang kurang menciptakan adanya interaksi antar pengunjung, sehingga estimasi penggunaan produk yang memakan waktu cukup lama menjadi pertimbangan sehingga akhirnya alat simulasi telegraf adalah produk yang paling tepat untuk dikembangkan lebih lanjut untuk dijadikan sarana interaktif pada Museum Pos Indonesia. Terdapat satu ruangan di dalam museum yang dapat diolah menjadi area simulasi, di mana alur pengunjung pun dapat diciptakan dengan baik dan sesuai pada ruangan tersebut sebagai tempat terjadinya perputaran arus, mengingat sedikitnya space yang ada pada Museum Pos Indonesia. Hal ini dapat mengurangi adanya pemadatan jumlah pengunjung pada bagian tertentu pada museum, karena pemadatan tersebut dapat mengurangi kenyamanan pengunjung saat berada di dalam museum. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 3
4 Simulasi Telegraf Sebagai Sarana Interaktif pada Museum Pos Indonesia Gambar 3.Operasional Produk Gambar 4. Studi Bentuk Gambar 5. Layout dan Hasil Akhir Hasil Studi dan Pembahasan Melihat bahwa museum merupakan suatu ruang publik yang tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan lokal tetapi juga wisatawan asing, maka pada akhirnya pengukuran yang digunakan adalah berdasarkan pada dimensi antopometri internasional, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Dapat diketahui bahwa tinggi pinggang orang dewasa adalah 68cm 91cm d engan tinggi penglihatan 154cm 174cm, sedangkan pada anak-anak tinggi meja kerja pada umumnya adalah 80cm 106cm dengan tinggi penglihatan 122cm (Gambar 2). Hal ini menjadi dasar bagi dimensi produk yang dirancang, sehingga pada akhirnya alat simulasi telegraf ini memiliki dimensi panjang 190cm, lebar 75cm, dan tinggi 160cm. Bentuk dari alat simulasi telegraf pun dibuat dalam bentuk tiga dimensi dengan menggunakan skala 1:20, begitu pula dengan ruang di dalam museum, dibuat pula maket dengan skala yang sama sehingga produk simulasi telegraf dapat sesuai dengan space yang ada di dalam museum (Gambar 5). Pada sistemnya, produk dapat digunakan oleh dua orang atau lebih. Sistem komunikasi dua arah dapat dilakukan dengan alat simulasi telegraf sehingga dapat tercipta interaksi antar pengunjung di dalam Museum Pos Indonesia (Gambar 3 dan Bagan 1). Material yang digunakan pada produk menggunakan multipleks dengan menggunakan rangka besi. Melihat dari sifat material yang baik dari segi durability dan proses pembentukannya yang membuat material ini akhirnya dipilih. Kerja sama dengan beberapa pihak seperti dari bidang elektro dan informatika dilakukan untuk menciptakan konten pada produk yang sesuai dengan 4 Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
5 Annisa Lutfia 2 telegraf 3 simbol 1 pengunjung 4 Alfabet & bunyi 9 layar 5 layar Alfabet & bunyi 6 pengunjung 8 simbol 7 konsep produk yang dirancang. Dengan melakukan beberapa percobain menggunakan sistem pengkodean pada program penterjemah kode morse sederhana yang dapat merubah simbol morse menjadi huruf alfabet. Unsur bunyi pun dimasukkan ke dalam eksperimen program tersebut, untuk menimbulkan nilai dan esensi yang sesuai dengan sistem pengiriman pesan pada telegraf (Bagan 1). Suasana ruangan pada museum pun diubah untuk menyesuaikan dengan produk yang dirancang, serta alur dan suasana yang diharapkan. Warna yang digunakan baik pada ruangan maupun alat simulasi adalah putih, oranye, abu-abu, dan hitam. Warna-warna tersebut merupakan warna yang sangat mewakili PT.Pos Indonesia, sehingga saat diaplikasikan pada alat simulasi dan ruangan. Dengan adanya ruang simulasi pada Museum Pos Indonesia ini, merubah imej museum yang sebelumnya monoton dan kuno menjadi modern mengingat mulai berkembangnya museum-museum diberbagai negara terutama museum pos (Gambar 5). Penutup Ruang dan alat simulasi telegraf sebagai satana interaktif pada Museum Pos Indonesia sangat dibutuhkan untuk meningkatkan antusiasme masyarakat berkunjung ke museum. Selain itu terdapat nilai-nilai historis dan esensi yang dapat menjadi kesan tersendiri bagi pengunjung. Diharapkan, dengan adanya alat simulasi sebagai sarana interaktif dan edukatif pada Museum Pos Indonesia akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pelestarian sejarah pengiriman pesan yang diwakili oleh telegraf. Museum saat ini pun harus berkembang menyesuaikan konten yang disampaikan dari museum itu sendiri dengan lingkungan serta perkembangan yang terjadi disekitarnya. Pembimbing Bagan 1. Simulasi Telegraf Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Produk FSRD ITB. Pengerjaan tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing Dr. Agus Sachari, M. Sn. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 5
6 Simulasi Telegraf Sebagai Sarana Interaktif pada Museum Pos Indonesia Daftar Pustaka Cain, Linda Ruthh. Design Standards for Children s Environments. New York: McGraw-Hill. Indonesia, Pos. Sejarah PT Pos Indonesia (Persero). pos. Lord, Barry The Manual of Museum Exhibitions. United States of America: Altamira Press. Soepandi Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi. Wawancara dengan Supriyati. Staff Museum Pos Indonesia. 26 Oktober Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) ini mengambil judul Museum Telekomunikasi di Surakarta. Berikut ini adalah pengertian dari judul tersebut. 1.2 Pengertian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DESAIN KERETA RESTORASI PADA KERETA API JARAK JAUH
JurnalTingkat Sarjana Senirupa dan Desain PENGEMBANGAN DESAIN KERETA RESTORASI PADA KERETA API JARAK JAUH Sigit Sembada Sutasman Dr. Martinus Pasaribu, M.Sn. ProgramStudiSarjanaDesain Produk, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, arus penyampaian informasi berkembang dengan cepat, apalagi didukung dengan teknologi canggih melalui berbagai media. Globalisasi
Lebih terperinciPENGENALAN DASAR FOTOGRAFI DALAM INSTRUMEN PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain PENGENALAN DASAR FOTOGRAFI DALAM INSTRUMEN PENDIDIKAN PADA ANAK USIA DINI Muhammad Sandy Pirouzi Bismo Djelantik Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas
Lebih terperinciPERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, serta meningkatnya kemajuan akan ilmu pengetahuan menuntut manusia
Lebih terperinciSENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D
Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Seni Rupa SENI RUPA MODERN INDONESIA : ANAGLYPH 3D Nama Mahasiswa : Wingki Adhi Pratama Nama Pembimbing : Drs. Tisna Sanjaya, M.Sch. Program Studi Sarjana Bidang Seni Rupa,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada orang lain. Informasi dapat disampaikan maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal penting dalam kehidupan manusia. Tanpa komunikasi manusia sulit untuk mendapatkan informasi dari orang lain maupun menyampaikan informasi
Lebih terperinciRANCANGAN PANEL INFORMASI INTERAKTIF MENGENAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI KOTA BANDUNG
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain RANCANGAN PANEL INFORMASI INTERAKTIF MENGENAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI KOTA BANDUNG Aldin Meidani Algatia Achmad Syarief, MSD, PhD Program Studi Sarjana Desain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum adalah lembaga permanen dan tempat terbuka yang bersifat umum. Museum memiliki fungsi sebagai tempat atau sarana untuk merawat, menyajikan, menyimpan, melestarikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam buku Penghargaan Konservasi Bangunan Cagar Budaya karya Dr.Dibyo Hartono tahun 2104, sejarah sebuah kota adalah sejarah kehidupan manusia yang tercermin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bentuk kesenian keramik sampai saat ini. 1. Menurut The Concise Colombia Encyclopedia (1995) kata keramik berasal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah sebuah negara yang dikenal dengan keanekaragaman tradisi dan kebudayaan, salah satu keragaman yang dimiliki oleh Indonesia adalah tradisi pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya merupakan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbetuk dari banyak unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar sebagai media seni rupa. Peninggalan manusia sejak masa prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN. Adapun maksud dan tujuan perancangan Multimedia Interaktif ini
BAB II METODE PERANCANGAN A. Maksud dan Tujuan Perancangan Adapun maksud dan tujuan perancangan Multimedia Interaktif ini adalah: 1. Membuat media promosi Museum Seni Rupa dan Keramik berbasis multimedia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pos Indonesia yang selanjutnya disebut Kantor Pos merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang layanan sarana komunikasi seperti mengirimkan
Lebih terperinciPAMERAN (EKSPRESI DAN APRESIASI SENI KRIYA)
PAMERAN (EKSPRESI DAN APRESIASI SENI KRIYA) Oleh : Drs. Hery Santosa, M.Sn. Drs. Tapip Bahtiar, M.Ds. SK/KD EKSPRESI DIRI STANDAR KOMPETENSI Mengekspresikan diri melalui karya seni kriya KOMPETENSI DASAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan ujung tombak bagi kemajuan perekonomian negara. Pariwisata juga bertanggung jawab untuk membawa citra bangsa ke dunia Internasional. Semakin tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, museum-museum baik di Indonesia maupun di dunia telah mengalami suatu perkembangan. Museum tidak lagi ingin disebut sebagai gudang tempat
Lebih terperinciI.1 LATAR BELAKANG I.1.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Kasus Kebudayaan memiliki unsur budi dan akal yang digunakan dalam penciptaan sekaligus pelestariannya. Keluhuran dan kemajuan suatu
Lebih terperinciMUSEUM FOTOGRAFI ANALOG (ANALOG PHOTOGRAPHY MUSEUM)
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain MUSEUM FOTOGRAFI ANALOG (ANALOG PHOTOGRAPHY MUSEUM) Juliva Sesiria Dr. Tendy Y. Ramadin, M.T Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya Indonesia memiliki kekayaan budaya yang berlimpah dan beragam. Namun dengan kekayaan budaya yang Indonesia miliki ternyata tidak memberikan bukti nyata
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah Fokus Permasalahan Permasalahan Perancangan Maksud dan Tujuan Perancangan...
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Fokus Permasalahan... 6 1.3 Permasalahan Perancangan... 7 1.4 Maksud dan Tujuan Perancangan... 8 BAB II TINJAUAN TEORI DAN DATA 2.1 Studi
Lebih terperinciDESAIN INSTALASI PUBLIK INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN MUSIK UNTUK TAMAN MUSIK CENTRUM BANDUNG
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain DESAIN INSTALASI PUBLIK INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN MUSIK UNTUK TAMAN MUSIK CENTRUM BANDUNG Aryo Pangestu Dr. Deddy Wahjudi, M.Eng Program Studi Sarjana Desain
Lebih terperinciJURNAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM BENTENG VANDER WIJCK, GOMBONG, KEBUMEN JURNAL. Oleh. Toni Herwanto
JURNAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM BENTENG VANDER WIJCK, GOMBONG, KEBUMEN JURNAL Oleh Toni Herwanto PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan atau permintaan pihak pemberi tugas. Tahapan perencanaan yang. kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing.
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Perencanaan interior merupakan proses kreatif menciptakan elemen elemen pembentuk ruang, pengisi ruang dan perlengkapan lain agar mempunyai fungsi bagi kegiatan manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang tidak lepas dari masa lampau dalam menjalani masa kini dan masa yang akan datang dan tidak mungkin lepas dari budayanya sendiri. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Permainan tradisional merupakan permainan yang diciptakan oleh leluhur kita, mereka membuat permainan dari benda benda atau tumbuhan yang terdapat di alam sekitar.
Lebih terperinciSTRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan yang akan dibuat mengenai bangunan bersejarah di kawasan Dago adalah dengan merancang buku sebagai media informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I.1.1. Perkembangan Pos di Dunia. Pada Tahun 1505 munculah sebuah rute pengantar pos pertama di Eropa dan pada abad ke-19 lahirlah sebuah Kantor Pos yang melayani
Lebih terperinciUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Museum Bank Mandiri adalah salah satu museum perbankan yang memiliki nilai histori tinggi. Terletak di Area Cagar Budaya Kota Tua Jakarta, juga dikenal dengan sebutan Batavia
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PERENCANAAN INTERIOR MUSEUM FILATELI DAN KANTOR DI KANTOR POS BESAR YOGYAKARTA
PERANCANGAN DAN PERENCANAAN INTERIOR MUSEUM FILATELI DAN KANTOR DI KANTOR POS BESAR YOGYAKARTA PERANCANGAN Mutiara Arbaita Aulia NIM 1211863023 Tugas Akhir ini diajukan Kepada Fakultas Seni Rupa Institut
Lebih terperinci1.1.2 Perpustakaan dan Museum Budaya Sebagai Fasilitas Belajar Budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Indonesia dan Yogyakarta Kaya akan Budaya Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mempelajari sejarah bukan hanya bertujuan untuk mengetahui kejadian atau peristiwa penting di masa lalu namun juga mengajarkan berbagai bentuk pengalaman yang terjadi sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, era pembangunan teknologi sudah sangat cepat berkembang di mana suatu produk dari hari ke hari akan memberikan suatu perkembangan yang mana perkembangan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya Sunda kini tengah menghadapi tantangan besar dalam proses regenerasi budaya. Banyak faktor yang mempengaruhinya, di antaranya terjadi degradasi nilai budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Galeri merupakan sebuah bangunan yang memiliki fungsi mirip dengan museum dan memiliki kegiatan utama yang sama yaitu kegiatan pameran. Galeri memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan kesenian. Keberagaman budaya inilah yang membuat Indonesia dikenal oleh negara-negara
Lebih terperinciDESAIN ALAT BANTU PENGAYAAN PENDIDIKAN BACA TULIS ANAK JALANAN
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain DESAIN ALAT BANTU PENGAYAAN PENDIDIKAN BACA TULIS ANAK JALANAN Triana Hapsari Dr. Agus Sachari, M.Sn. Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas Seni Rupa
Lebih terperinciUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala bisa digolongkan ke dalam jenis museum militer karena koleksi yang dimiliki. Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla) sempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN REDESAIN MUSEUM JAWA TENGAH RONGGOWARSITO 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berangkat dari Semarang is Gateway to Java, kota Semarang merupakan pintu gerbang menuju Jawa Tengah. Semua wisatawan yang akan menuju Jawa Tengah akan melewati kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Keadaan Museum di Indonesia Keberadaan museum di dunia dari zaman ke zaman telah melalui banyak perubahan. Hal ini disebabkan oleh berubahnya fungsi dan tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, bahwa segala sesuatu
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA Ignatius Deo Grasianto ; Dra. Dona Saphiranti, MT. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA
PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA 1501204956 SCHOOL OF DESIGN INTERIOR DESIGN DEPARTMENT UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2015 2 BAB
Lebih terperinciREVITALISASI INTERIOR MUSEUM ZOOLOGI KOTA BOGOR
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain REVITALISASI INTERIOR MUSEUM ZOOLOGI KOTA BOGOR Aninditya S. Soesilo Drs. Budi Isdianto, M.Sn Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan
Lebih terperinciREDESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN ETNIK RUMAH ADAT MAKASSAR
e-proceeding of Art & Design : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 1409 REDESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN ETNIK RUMAH ADAT MAKASSAR Reza Pahlefi Ridwan Program Studi Desain Interior Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor perdagangan, sektor perekonomian, dan sektor transportasi. Dari segi. transportasi, sebelum ditemukannya mesin, manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kereta Kuda dalam perkembangannya telah ada ketika manusia mulai melakukan aktivitas produksi yang tidak dapat dipenuhi dari hasil produksinya sendiri. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciPERANCANGAN INDONESIAN COFFEE CENTER MILIK PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO DI JEMBER, JAWA TIMUR
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PERANCANGAN INDONESIAN COFFEE CENTER MILIK PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO DI JEMBER, JAWA TIMUR Irina Anwar 17310002 Bagus Handoko, S.Sn, M.T Program
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA
PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI KAWASAN KOTA TUA JAKARTA Fauziah Citra Sari Anes Putri fauziahcitras@gmail.com Abstrak Museum Seni Rupa dan Keramik (MSRK) adalah salah satu wisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Legenda merupakan salah satu warisan budaya yang harus dilestarikan. Di Indonesia terdapat berbagai macam legenda yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya: 1. Literatur: artikel dari media elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan sebuah drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelar di panggung. Pertunjukan kesenian yang berasal dari Jombang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Astronomi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan murni yang melibatkan pengamatan dan penjelasan tentang kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya.
Lebih terperinciDESAIN INTERIOR MUSEUM PURBAKALA TROWULAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP MODERN
DESAIN INTERIOR MUSEUM PURBAKALA TROWULAN DENGAN PENDEKATAN KONSEP MODERN Disusun untuk Memenuhi Syarat mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas
Lebih terperinciABSTRAK PERANCANGAN BUKU TAMAN PURBAKALA CIPARI DI KABUPATEN KUNINGAN. Oleh Haniel Moody Rondonuwu NRP
ABSTRAK PERANCANGAN BUKU TAMAN PURBAKALA CIPARI DI KABUPATEN KUNINGAN Oleh Haniel Moody Rondonuwu NRP 1064159 Salah satu situs museum prasejarah yang lengkap adalah Situs Taman Purbakala Cipari. Situs
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan tradisional atau sering disebut dengan permainan rakyat yang merupakan permainan anak yang sudah ada pada zaman nenek moyang kita dan kemudian turun menurun
Lebih terperinci1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Surakarta atau sering disebut dengan nama kota Solo adalah suatu kota yang saat ini sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas kota dengan berbagai strategi. Dan
Lebih terperinciEVALUASI ANTARMUKA WEBSITE SMK MUHAMMADIYAH 2 SRAGEN MENGGUNAKAN METODE USABILITY TESTING
EVALUASI ANTARMUKA WEBSITE SMK MUHAMMADIYAH 2 SRAGEN MENGGUNAKAN METODE USABILITY TESTING Lucky Satrya Wiratama Fakultas Teknik Elektro dan Informatika, Program Studi Teknik Informatika Universitas Surakarta
Lebih terperinciPERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain PERHIASAN KONTEMPORER DENGAN SISTIM BONGKAR PASANG UNTUK WANITA URBAN Emiria Larasati Drs. Adhi Nugraha, MA, Ph.D Program Studi Sarjana Desain Produk, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata ke museum selain bertujuan untuk berlibur juga dapat menambah ilmu pengetahuan sekaligus ikut menjaga pelestarian kekayaan budaya bangsa. Menurut situs kebudayaan.kemdikbud.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mengalami kemajuan pesat sejak Perang Dunia ke 2. Salah satu bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang mengalami kemajuan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan
BAB V KONSEP PERANCANGAN A. Ide dan Gagasan Perancangan Penulis akan merancang sebuah metode multimedia interaktif untuk dijadikan media promosi, sebuah format multimedia dapat dikemas dalam sebuah CD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Sejarah merupakan hal penting yang harus dipelajari turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Lewat sejarah generasi muda belajar untuk mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali ditemukan benda-benda kuno yang berharga. Benda-benda tersebut dikoleksi dan dikumpulkan menjadi
Lebih terperinciPerancangan Sistem Komunikasi Training Center X
Robby Tan, Kevin Kurniawan Jurusan S1Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri no. 65, Bandung email: robby.tan@itmaranatha.org, kevin.kurniawan@hotmail.com
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : augmented reality, marker, 3-dimensi, villa, brosur. viii
ABSTRAK Bali merupakan salah satu tujuan wisata yang sangat berkembang di Indonesia. Kedatangan wisatawan yang berlibur ke Bali menyebabkan meningkatnya kebutuhan hunian lengkap dengan fasilitasnya. Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi sebagai kebutuhan utama untuk berhubungan satu dengan yang lain, surat menjadi sebuah alat atau media
Lebih terperinciBANDOENG TEMPOE DOELOE
Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain BANDOENG TEMPOE DOELOE Trina Luftiany Dr. Imam Santosa, Msn Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: t.mardhika@gmail.com Kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan dalam segala bidang. Pesatnya laju pembangunan di Indonesia menyebabkan
Lebih terperinciDESAIN MEJA KERJA PEMBAKARAN ARANG BONGKARPASANG UNTUK FESTIVAL KULINER DI AREA TERBUKA
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain DESAIN MEJA KERJA PEMBAKARAN ARANG BONGKARPASANG UNTUK FESTIVAL KULINER DI AREA TERBUKA Andini Danita Dra. Nedina Sari, M. Sn. Program Studi Sarjana Desain Produk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Projek 1.1.1 Gagasan awal Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi Biota Laut Endemik di Jepara merupakan pendekatan sebuah perancangan baru kompleks
Lebih terperinciGaleri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini
Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok Ni Made Dristianti Megarini 3407100128 Potensi perkembangan kreatifitas dan seni Lombok sangat pesat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, suku dan kesenian yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM
BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi
Lebih terperinciABSTRAK MEMPERKENALKAN DAN MEMPROMOSIKAN LEGENDA SANGKURIANG DI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU MELALUI ENVIRONMENTAL GRAPHIC DESIGN
ABSTRAK MEMPERKENALKAN DAN MEMPROMOSIKAN LEGENDA SANGKURIANG DI GUNUNG TANGKUBAN PERAHU MELALUI ENVIRONMENTAL GRAPHIC DESIGN Oleh Clarissa Shephina NRP 0964216 Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia di kenal sebagai salah satu Negara yang memiliki beragam macam budaya dan tradisi yang sangat menarik serta bervariasi, diantaranya ialah permainan tradisional,
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
103 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Museum Taman Prasasti adalah salah satu museum di Jakarta yang mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri. Daya tarik tersebut berupa lokasi museum yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Museum merupakan lembaga yang bertugas untuk mengumpulkan, merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi kebudayaan dan ilmu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Perusahaan 2.1.1 Sejarah PT Pos Indonesia Berdasarkan sejarahnya, kantor pos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron van
Lebih terperinciSOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
Lebih terperinciUPAYA PENGELOLA OBJEK WISATA MUSEUM SULTAN MAHMUD BADARUDIN II PALEMBANG DALAM MENYAMPAIKAN EDUKASI KOMUNIKASI
UPAYA PENGELOLA OBJEK WISATA MUSEUM SULTAN MAHMUD BADARUDIN II PALEMBANG DALAM MENYAMPAIKAN EDUKASI KOMUNIKASI SKRIPSI Dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Program Studi Usaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Komunikasi dan edukasi..., Kukuh Pamuji, FIB UI, 2010.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas permuseuman kini makin berkembang sebagai akibat dari terjadinya perubahan paradigma. Apabila pada awalnya aktivitas permuseuman berpusat pada koleksi,
Lebih terperinciABSTRAKSI Kata kunci:
ABSTRAKSI Laporan Tugas Akhir ini membahas tentang perancangan Pusat Kebudayaan Batak Toba di Bandung, yang didesain dengan konsep Ulos. Konsep Ulos diambil berdasarkan penyesuaian dengan adat masyarakat
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR LEGO DISCOVERY CENTRE
PERANCANGAN INTERIOR LEGO DISCOVERY CENTRE Ida Ayu Pratidhwani Padangratha Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kemanggisan / Palmerah Jakarta Barat 11530, +6221 534 5830/ +6221 530 0244, dayuprati@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang peran penting
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Museum, Moluccas, History, Era
ABSTRAK Historical Museum of Moluccas Movement merupakan suatu rancangan untuk tujuan studi, pendidikan, dan rekreasi. Perancangan Museum ini bertujuan agar pengunjung berkesan dan mampu mengingat segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.
PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Museum Negeri Provinsi Papua telah dirintis sejak tahun 1981/ 1982 oleh Kepala Bidang Permuseuman, Sejarah dan Kepurbakalaan Departemen Pendidikan
Lebih terperinciDAFTAR ISI JUDUL... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...
ABSTRAK Budaya Sunda pada masyarakat kota Bandung dirasakan sudah tidak kental lagi. Karena pola pikir masyarakat yang kurang akan budaya dan kurangnya aturan yang kuat dari pemerintah, maka dibuat fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri atas 17.504 pulau besar dan kecil. Hal inilah yang membuat Indonesa kaya akan bentang alam yang indah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan yang semakin pesat membuat masyarakat modern bertambah jenuh dengan rutinitas sehari-hari yang dikerjakanya. Masyarakat mulai melupakan pentingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki tingkat mobilitas yang semakin tinggi sehingga mereka rentan mengalami kejenuhan. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kejenuhan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah yang disusun sebagai kerangka garis besar laporan Tugas Akhir Rancang bangun Aplikasi
Lebih terperinciEstetika Visual Pada Ruang Penelitian Cilik Di Museum IPTEK
JURNAL ILMIAH PENELITIAN MarKa, ISSN: 2580-8745 Estetika Visual Pada Ruang Penelitian Cilik Di Museum IPTEK Program Studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Matana Abstrak Museum merupakan wujud berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG 1.1 MUSEUM Dalam suatu lingkaran kehidupan tentu ada yang mati dan ada yang lahir, bertahan hidup dan mati meninggalkan dunia. Seni dan budaya yang tumbuh bersama manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman suku, budaya, adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya asing yang
Lebih terperinci