BAB 3 SOLUSI ISU BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 SOLUSI ISU BISNIS"

Transkripsi

1 BAB 3 SOLUSI ISU BISNIS Dengan melihat permasalahan yang terjadi pada SJV, maka perlu adanya cara untuk menganalisis UKM yang layak untuk dijadikan PPU dengan menggunakan konsep pendanaan penyertaan saham yang sesuai dengan konsisi internal dari SJV Alternatif Solusi Bisnis Beberapa alternatif solusi dapat dilakukan untuk pemecahan masalah yang terjadi diantaranya: 1. Pihak SJV mencari PPU yang memenuhi kriteria untuk penyertaan saham. 2. Pihak SJV melakukan pendampingan manajemen untuk PPU yang memenuhi kriteria awal. 3. Melakukan perubahan struktur modal internal SJV agar memenuhi kebutuhan untuk melakukan pendanaan dengan konsep penyertaan saham. 4. Pihak SJV melakukan penunjukan kepada pihak lain untuk melakukan pemilihan PPU serta melakukan pendampingan yang dibutuhkan. Dari keempat alternatif solusi bisnis yang telah disebutkan tersebut, solusi pertama dan ke dua untuk melakukan pencarian PPU dan melakukan pembinaan terhadap PPU tersebut, memerlukan tambahan sumber daya manusia pada struktur organisasi SJV. Mengingat kurangnya sumber daya manusia yang ada pada SJV dan hal ini menimbulkan biaya baru, solusi ini kurang tepat untuk dilaksanakan. 29 P age

2 Untuk solusi ke tiga, yaitu melakukan perubahan struktur modal dengan cara mencari sumber modal baru yang sesuai untuk SJV dalam menjalankan investasi berupa penyertaan saham. Hal ini sangat terkait dengan pinjaman SJV dari Bank Jexim yang hingga saat ini masih mempunyai sisa sebesar Rp 15 Milyar, sehingga solusi ini cocok untuk solusi jangka panjang dan dapat dijalankan setelah pinjaman pada Bank Jexim berakhir. Solusi yang paling cocok untuk diterapkan adalah solusi ke empat yaitu melakukan penunjukan terhadap pihak lain untuk melakukan pencarian dan pembinaan PPU dengan standar rating yang telah ditentukan. Dengan memberikan pembagian hasil dengan pihak ketiga dari pengembalian yang dilakukan oleh PPU terhadap SJV, SJV akan mengurangi resiko hilangnya biaya yang dikeluarkan untuk pihak ketiga dan mengurangi resiko penambahan sumber daya manusia dalam struktur organisasi SJV. Selain itu, dengan adanya perjanjian dengan pihak ketiga ini diharapkan akan mengurangi biaya operasional yang ditanggung oleh SJV. Dengan demikian, untuk mengatasi permasalahan yang ada tersebut, sebaiknya diterapkan solusi ke empat yaitu, melakukan penunjukan kepada pihak ketiga untuk melakukan pencarian dan penilaian PPU, serta melakukan pembinaan terhadap PPU yang terpilih tersebut agar tercapai hasil yang diinginkan. 30 P age

3 Tabel 3.1. Kelebihan dan Kekurangan dari Solusi Solusi Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan I Pihak SJV mencari PPU yang memenuhi Kriteria untuk Dapat melakukan pencarian secara Perlu tambahan sumber daya penyertaan saham langsung manusia dan biaya operasional II Pihak SJV melakukan pendampingan manajemen untuk Dapat memantau secara langsung PPU Perlu tambahan sumber daya PPU yang memenuhi kriteria awal yang diinvestasikan manusia dan biaya operasional III Melakukan perubahan struktur modal internal SJV agar Dapat mengurangi cost of capital dari Pencarian dana sulit untuk memenuhi kebutuhan untuk melakukan pendanaan SJV dan lebih fleksibel dalam mencari dilakukan dan saat ini sudah terikat dengan konsep penyertaan saham PPU kontrak dengan pihak lain IV Pihak SJV melakukan penunjukan kepada pihak lain untuk Tidak perlu tambahan sumber daya Pemilihan dan pendampingan melakukan pemilihan PPU serta melakukan pendampingan manusia dan dapat mengurangi biaya dilakukan oleh pihak ketiga sehingga yang dibutuhkan operasional perlu adanya kendali kepada pihak ketiga tersebut. 31 P age

4 3.2. Analisis Solusi Bisnis Untuk menganalisa UKM tersebut akan dibuatkan metode tersendiri, yaitu Venture Capital Rating yang dibuat berdasarkan conceptual framework yang dijelaskan sebelumnya. Dengan Venture capital Rating ini akan dibuatkan cara untuk menilai peringkat dari PPU. Gambar 3.1. Skema Penentuan Rating Perusahaan 32 P age

5 Dasar pemikiran yang akan digunakan dalam Venture Capital Rating ini, yang digunakan untuk menentukan peringkat dari UKM adalah terdiri dari lima aspek yaitu, analisis administrasi dan legal, analisis karakter entrepreneur, analisis industri/market, analisis manajemen, dan analisis laporan keuangan. Kelima aspek tersebut diberi bobot sesuai dengan proporsi dan tingkat kepentingannya. Berdasarkan hasil diskusi dengan Bapak Dharmo Widhagdo, selaku Manajer Legal, Keuangan & SDM, aspek indusri dan keuangan merupakan faktor yang paling penting sehingga diberi bobot 25%, sedangkan untuk karakter entrepreneur serta administrasi dan legal diberi bobot 20%, untuk aspek manajemen diberi bobot 10% karena untuk aspek ini dirasa dapat dilakukan perbaikan. Kriteria kriteria yang terdapat didalam setiap analisis juga diberi bobot sesuai dengan proporsinya dalam pengembangan suatu usaha. Semakin kriteria tersebut menjadi faktor penunjang dalam pengembangan suatu usaha, maka bobot yang diberikan untuk kriteria tersebut akan semakin besar sehingga pada akhir pemeringkatan akan didapatkan rating yang semakin tinggi. Untuk mendapatkan nilai dari rating tersebut, setiap analisis diberi nilai antara dua sampai tiga poin sesuai dengan kelengkapan kriteria kriteria dari perusahaan yang dianalisis. Semakin lengkap kelengkapan kriteriakriteria dari perusahaan tersebut, maka akan semakin tinggi poin yang diberikan untuk kiteria kriteria tersebut. Detail alternatif kombinasi dapat dilihat pada Lampiran 3B. Detail Alternatif Kombinasi. 33 P age

6 34 P age Gambar 3.2. Flow Chart Metode Venture Capital Rating

7 Untuk menganalisis administrasi dan legalitas dari perusahaan, hal hal yang harus diperhatikan diantaranya mengenai legalitas dari usaha yang dijalankan, ijin untuk melakukan usaha, dan kelengkapan administrasi lainnya untuk mendukung semua aktivitas usaha. Selain itu, terdapat hal utama yang menjadi syarat berdasarkan kebijakan dari SJV seperti dijelaskan pada bab sebelumnya. Sehingga untuk perusahaan berbadan hukum berupa Perseroan Terbatas memungkinkan untuk mendapatkan pendanaan dengan konsep apapun. Namun, untuk perusahan yang tidak berbadan hukum berupa Perseroan Terbatas, konsep pendanaan yang dapat dilakukan hanyalah berupa pola bagi hasil dan pinjaman. Gambar 3.3. Pembobotan untuk Analisis Adm. & Legal Berdasarkan product life cycle terdapat empat fase siklus perusahaan yaitu introduction, growth, mature, dan decline. Dari empat fase tersebut, fase growth merupakan fase yang paling baik untuk melakukan pendanaan, karena pada fase ini perusahaan sedangan berkembang sehingga untuk pendaaan dengan menggunakan konsep penyertaan saham, capital gain yang didapat dengan penjualan saham pada kemudian hari akan sangat besar. Sedangkan untuk fase introduction, belum dapat terlihat kemampuan perkembangan dari perusahan, sehingga masih menjadi 35 P age

8 pertanyaan apakah perusahaan tersebut dapat berkembang atau tidak. Untuk fase ini pendanaan yang paling cocok adalah berupa obligasi konversi agar lebih fleksibel dalam menentukan keputusan untuk perubahan menjadi konsep penyertaan saham pada kemudian hari. Sedangkan untuk fase mature, konsep pola bagi hasil cocok diterapkan pada fase ini karena perusahan berada pada market share yang maksimum sehingga akan didapatkan pengembalian dana yang cepat dengan menggunakan pola bagi hasil. Untuk fase terakhir, yaitu fase decline, pendanaan berupa pinjaman merupakan pendanaan yang paling aman dibandingkan ketiga konsep lainya. Gambar 3.4. Pembobotan Untuk Analisis Industri/Market Pada awal berdirinya perusahaan, entrepreneur sebagai pendiri perusahaan menjadi salah satu faktor penentu tumbuh dan berkembangnya perusahaan, sehingga semakin baik karakter entrepreneurnya diharapkan semakin baik juga perkembangan perusahaan. Entrepreneur dengan karakter yang baik mampu untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih besar, investasi berupa saham yang ditanamkan 36 P age

9 pada saat ini dalam perusahaan tersebut akan memberikan pengembalian yang besar pada saat divestasi saham tersebut. Begitu pula sebaliknya, dengan karakter yang buruk, entrepreneur tersebut tidak mampu untuk mengembangkan perusahaannya sehingga pendanaan akan lebih baik dengan pola bagi hasil ataupun hanya berupa pinjaman. Gambar 3.5. Pembobotan untuk Analisis Karekter Entrepreneur Seperti pada umumnya, untuk mengetahui kelayakan dari suatu pendanaan, perlu adanya proyeksi keuangan terutama laba rugi usaha untuk mengetahui proyeksi pengembalian dari dana yang diinvestasikan. Selain itu, untuk konsep pendanaan berupa penyertaan saham dan obligasi konversi, perlu dilakukan valuasi proyeksi nilai dari perusahaan pada masa yang akan datang. Hal ini diperlukan untuk mengetahui besaran total dari pengembalian untuk dana dana yang diinvestasikan dalam bentuk konsep penyertaan saham dan obligasi konversi. 37 P age

10 Gambar 3.6. Pembobotan Untuk Analisis Laporan Keuangan Untuk konsep pendanaan berupa penyertaan saham, pengembalian dari investasi diperoleh dari pembagian dividend dan capital gain dari penjualan saham pada saat keluar dari perusahaan. Maka dari itu, hal hal yang paling diperhatikan secara keuangan yaitu, ROE, nilai perusahaan pada saat pendanaan dan nilai perusahaan pada saat keluar dari pendanaan. Untuk konsep pendanaan berupa obligasi konversi, pengembalian investasi diperoleh dari pengembalian berupa coupon dan pengembalian principal pada akhir investasi jika opsi konversi tidak dipergunakan sampai dengan obligasi tersebut berakhir. Untuk investasi ini, hal yang paling diperhatikan secara keuangan yaitu, bunga dari coupon tersebut dan kemampuan perusahaan untuk membayar coupon tersebut. Pengembalian investasi dari konsep pendanaan pola bagi hasil berupa profit sharing berdasarkan laba bersih yang diperoleh dari operasional perusahaan dengan pembagian sesuai perjanjian yang ditetapkan. Untuk 38 P age

11 konsep pendanaan ini perlu diperhatikan mengenai laba bersih dari perusahaan dan kemampuan manajemen untuk mengelola perusahaan sehingga mampu menghasilkan laba. Sedangkan pengembalian investasi berupa konsep pinjaman diperoleh dari cicilan dengan bunga menurun sesuai dengan outstanding pinjaman yang diinvestasikan pada perusahaan. Kemampuan dari perusahaan untuk melakukan pengembalian berupa cicilan beserta bunganya menjadi hal yang penting. Analisis terakhir adalah analisis manajemen perusahaan, analisis ini digunakan untuk mengetahui performa dari perusahaan yang dapat mendukung pertumbuhan dari perusahaan. Gambar 3.7. Pembobotan Untuk Analisis Manajemen Penjelasan rating yang didapat dari hasil mengenai venture capital rating tersebut adalah seperti pada Tabel 3.1. Struktur Rating untuk Venture Capital Rating berikut ini. 39 P age

12 Tabel 3.2. Struktur Rating untuk Venture Capital Rating Rating AA ( ) Keterangan Perusahaan Pasangan Usaha yang memenuhi kriteria untuk pendanaan penyertaan saham dengan kualitas manajemen yang sangat baik. A (1.34 < 1.57) AB (0.91 < 1.34) Perusahaan Pasangan Usaha yang memenuhi kriteria untuk pendanaan penyertaan saham dengan kualitas manajemen yang baik. Perusahaan Pasangan Usaha yang memenuhi kriteria untuk pendanaan penyertaan saham dengan kualitas manajemen yang kurang baik sehingga memerlukan pendampingan manjemen atau yang memenuhi kriteria untuk pendanaan obligasi konversi dengan kualital manajemen yang sangat baik. B (0.79 < 0.91) BC (0.67 < 0.79) Perusahaan Pasangan Usaha yang memenuhi kriteria untuk pendanaan obligasi konversi dengan kualitas manajemen yang baik. Perusahaan Pasangan Usaha yang memenuhi kriteria untuk pendanaan obligasi konversi dengan kualitas manajemen kurang baik sehingga memerlukan pendampingan manajemen atau yang memenuhi kriteria untuk pendanaan pola bagi hasil dengan kualitas manajemen yang sangat baik. C (0.60 < 0.675) CD (0.55 < 0.60) Perusahaan Pasangan Usaha yang memenuhi kriteria untuk pendanaan pola bagi hasil dengan kualitas manajemen yang baik. Perusahaan Pasangan Usaha yang memenuhi kriteria untuk pendanaan pola bagi hasil dengan kualitas manajemen kurang baik sehingga memerlukan pendampingan manajemen atau yang memenuhi kriteria untuk pendanaan berupa pinjaman dengan kualitas manajemen sangat baik D (0.51 < 0.55) DE (0.42 < 0.51) Perusahaan Pasangan Usaha yang memenuhi kriteria untuk pendanaan berupa pinjaman dengan kualitas manajemen yang baik. Perusahaan Pasangan Usaha yang memenuhi kriteria untuk pendanaan berupa pinjaman dengan kualitas manajemen kurang baik sehingga memerlukan pendampingan manajemen. E (0.28 < 0.42) Perusahaan Pasangan Usaha tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pendanaan. 40 P age

13 Untuk melakukan analisis keuangan perlu dilihat terlebih dahulu mengenai sumber pendanaan dari SJV yang menjadi batasan yang harus dipenuhi SJV dalam melakukan pendanaan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sumber dana dari SJV terdiri dari tiga komponen yaitu modal sendiri, dana pinjaman dan dana kelolaan. Dengan melihat besaran dari komposisi ketiga komponen tersebut dana pinjaman merupakan hal yang paling mempengaruhi tingkat pengembalian yang diharapkan oleh SJV. Dengan adanya pinjaman pada Bank Jexim sebesar Rp 40 Milyar pada awal pinjaman yang pada Agustus 2007 mempunyai outsanding sebesar Rp 15 Milyar dengan bunga efektif pinjaman sebesar 8.5%, SJV mempunyai kewajiban untuk melakukan pengembalian cicilan beserta bunganya pada Bank Jexim yang dilakukan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus (Dharmo Widhagdo, Manajer Legal, Keuangan & SDM, Wawancara Pribadi, 22/04/2008). Melihat dari besaran bunga yang dibayarkan pada periode agustus 2007 dan dari data data lainnya, diperkirakan bahwa kewajiban cicilan beserta bunganya yang harus dikembalikan oleh SJV kepada Bank Jexim sebesar ± Rp Milyar untuk setiap periodenya (setiap enam bulan) dan pinjaman tersebut diperkirakan akan berakhir pada periode Februari Hal ini mengakibatkan setiap investasi yang dilakukan oleh SJV dalam bentuk apapun harus menghasilkan pengembalian sebesar minimum ± 8% untuk setiap enam bulan atau sebesar ± 16% untuk setiap tahunnya dan hal ini merupakan keharusan. 41 P age

14 Tabel 3.3. Perkiraan Cicilan PT. Sarana Jabar Ventura pada Bank Jexim Source: Analisis dari penulis 42 P age

15 Dengan demikian, untuk investasi berupa penyertaan saham harus mempunyai ROE (Return on Equity) minimum sebesar 32% dengan asumsi DPR (Dividend Payout Ratio) sebesar 50%. Untuk investasi berupa obligasi konversi harus mempunyai coupon rate minimum sebesar 16% per tahun. Untuk investasi berupa pola bagi hasil harus mempunyai ROE (Return on Equity) minimum sebesar 16% per tahun. Sedangakan untuk investasi berupa pinjamam, cicilan yang harus dikembalikan dari investasi adalah minimum sebesar 1.4% per bulan dengan bunga minimum 11% per tahun. Hal ini merupakan besaran minimum dari pengembalian investasi, karena besaran ini belum memasukan biaya operasional yang harus ditanggung oleh SJV. Berdasarkan laporan keuangan pada Agustus 2007, biaya operasional SJV secara umum terbagi dua yaitu Rp 1,114,036, untuk biaya administrasi dan umum, dan Rp 943,762, untuk biaya bunga Bank Jexim, dengan pendapatan sebesar Rp 2,081,444,755. Hal ini terlihat bahwa untuk setiap satu rupiah pendapatan investasi memerlukan biaya administrasi dan umum sebesar 53.52% dan biaya bunga sebesar 45.34%. Dengan demikian setiap batasan minimum dari masing masing investasi harus ditambahkan sebesar 53.52%. Untuk besaran return dari investasi akan sangat bergantung dari jenis industri yang diinvestasikan. Namun, besaran ini akan mengacu pada prinsip awal investasi yaitu, semakin besar resiko yang mungkin diterima, makan return yang diharapkan dari investasi tersebut akan semakin tinggi. 43 P age

16 Berdasarkan hal hal diatas maka didapatkan batasan minimum untuk analisis keuangan seperti pada tabel berikut ini. Tabel 3.4. Batasan Minimum Analisis Keuangan Tipe Investasi Penyertaan Obligasi Pola Bagi hasil Pinjamam Saham Konversi ROE (per tahun) Coupon rate (per tahun) 49.13% 24.56% 24.26% Bunga Pinjaman (per tahun) Cicilan (per bulan) 16.89% 2.15% Source: Analisis dari penulis 44 P age

USULAN KONSEP VENTURE CAPITAL RATING PADA PT. SARANA JABAR VENTURA PROYEK AKHIR

USULAN KONSEP VENTURE CAPITAL RATING PADA PT. SARANA JABAR VENTURA PROYEK AKHIR USULAN KONSEP VENTURE CAPITAL RATING PADA PT. SARANA JABAR VENTURA PROYEK AKHIR Oleh: HENDRIEK TIRTA HERYAWAN NIM : 29106329 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini diawali dari pembicaraan dengan Bapak Abdul Chamid, selaku Direktur Utama dari PT. Sarana Jabar Ventura yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini diawali dari pembicaraan dengan Bapak Abdul Chamid, selaku Direktur Utama dari PT. Sarana Jabar Ventura yang BAB 1 PENDAHULUAN Penelitian ini diawali dari pembicaraan dengan Bapak Abdul Chamid, selaku Direktur Utama dari PT. Sarana Jabar Ventura yang mengungkapkan bahwa fungsi dari PT. Sarana Jabar Ventura sebagai

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN Business Plan adalah dokumen yang berisi narasi mengenai hal yang ingin dicapai sebuah perusahaan dan cara mencapainya. Secara umum, terdapat

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Penilaian Saham dan Obligasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Penilaian Saham dan Obligasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Penilaian Saham dan Obligasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Penilaian Obligasi Penilaian Saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat akan memberikan peluang kepada perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat akan memberikan peluang kepada perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan pertumbuhan penjualan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan serta kemajuan teknologi yang sangat pesat dapat memudahkan suatu perusahaan untuk berinvestasi di pasar modal, sebagaimana diketahui pasar modal

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05

PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK. Nama : Nadia Larasati NPM : Kelas : 3EB05 PENENTUAN HARGA WAJAR SAHAM DENGAN METODE GORDON GROWTH MODEL DAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT MULTI BINTANG INDONESIA, TBK Nama : Nadia Larasati NPM : 21209090 Kelas : 3EB05 LATAR BELAKANG Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen perusahaan untuk dapat bekerja lebih efektif dan efesien. Perusahaan yang dapat bekerja dengan efektif

Lebih terperinci

Bab V. Kesimpulan dan Saran

Bab V. Kesimpulan dan Saran Bab V Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 1. Meskipun pada kondisi sekarang (2006) Indonesia Power sudah memiliki tingkat pengembalian terhadap investasi maupun terhadap asset yang relatif tinggi, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah investasi yang dimaksudkan untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat perusahaan. Investasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR SINGKATAN 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 10 Manfaat Penelitian 10 Ruang Lingkup Penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. earning per share, book value per share, dan cash flow per share

BAB V KESIMPULAN. earning per share, book value per share, dan cash flow per share BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini mencoba untuk meneliti apakah dividend per share, earning per share, book value per share, dan cash flow per share berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya. Laporan keuangan tahunan merupakan sumber informasi internal

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya. Laporan keuangan tahunan merupakan sumber informasi internal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Harga saham merupakan fokus utama perusahaan yang berperan sebagai indikator kekuatan yang dimiliki di pasar modal (Hunjra et al, 2014). Informasi yang berkaitan

Lebih terperinci

Kasus Posisi: Dalam kasus ini, telah terjadi wanprestasi serta perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PPU, yaitu CV. Surya Kencana terhadap PMV,

Kasus Posisi: Dalam kasus ini, telah terjadi wanprestasi serta perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh PPU, yaitu CV. Surya Kencana terhadap PMV, Para pihak dalam perjanjian modal ventura terdiri dari : Perusahaan Modal Ventura (PMV), yaitu badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. BUMN di Indonesia yang terdaftar di BEI periode diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. BUMN di Indonesia yang terdaftar di BEI periode diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 77 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen secara parsial maupun secara simultan terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi saham mempunyai daya tarik bagi investor karena dengan investasi berupa saham, investor mempunyai harapan untuk memperoleh keuntungan berupa capital

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Economic Value Added (EVA) 1. Definisi Economic Value Added (EVA) EVA menurut John D.Martin et al (2010:44), menyatakan bahwa: Nilai Tambah Ekonomi (Economic Value Added EVA),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari BAB I PENDAHULUAN Dalam perkembangannya sebuah perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lain agar tidak tersingkir dari persaingan. Perkembangan industri yang semakin pesat tentunya akan membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta I. Pendahuluan 1. Fungsi Manajemen Keuangan 1.1. Keputusan Alokasi Dana Keputusan alokasi dana meliputi: investasi jangka pendek (kas, piutang, persediaan dan efek atau short term investment) maupun keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Dividen Menurut Baridwan (2004) Dividen merupakan sebagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti, apakah faktor fundamental

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti, apakah faktor fundamental BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk meneliti, apakah faktor fundamental perusahaan yaitu ROE, DER, dan DPR, dan makro ekonomi yaitu Inflasi, Suku Bunga, dan Kurs

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Dividen 1. Pengertian Dividen Sebagian keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam operasinya akan didistribusikan kepada pemegang saham dan sebagaian lagi akan ditahan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam meningkatkan serta memperlancar bisnis, perusahaan akan berupaya untuk mengembangkan usahanya dan melakukan kegiatan guna medapatkan dana agar bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu untuk tumbuh menjadi lebih besar sesuai dengan kebutuhan ekspansi yang akan dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu keharusan bagi setiap perusahaan yang didirikan adalah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu keharusan bagi setiap perusahaan yang didirikan adalah memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu keharusan bagi setiap perusahaan yang didirikan adalah memiliki tujuan yang jelas. Terdapat beberapa tujuan perusahaan yaitu tujuan pertama adalah untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Bird In The Hand Theory Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon (1956) dan John Lintner

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 55 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa dan Pembahasan Dalam bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham PT. Bank Mandiri Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian investasi baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian investasi baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor mempunyai tujuan yang utama dalam menanamkan dananya di suatu perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau untuk memperoleh tingkat pengembalian investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen. Ketiga fungsi manajemen dilakukan dalam rangka. yang disimpan perusahaan sebagai laba ditahan.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen. Ketiga fungsi manajemen dilakukan dalam rangka. yang disimpan perusahaan sebagai laba ditahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini di mana kita masuk dalam era globalisasi yang ketat, manajer keuangan mempunyai peranan yang sangat penting. Tugas manajer keuangan pada era ini tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon oleh pasar. Menurut Kurnia (2008), pengumuman dividen dan pengumuman laba pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. keuntungan yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. keuntungan yang dihasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dengan pasti memiliki harapan dan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. keuntungan yang dihasilkan perusahaan selanjutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana yang harus dibeli oleh perusahaan misalnya pemilihan proyek atau

BAB I PENDAHULUAN. mana yang harus dibeli oleh perusahaan misalnya pemilihan proyek atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam teori keuangan perusahaan, terdapat tiga keputusan mendasar yang harus dipertimbangkan secara cermat dan hati-hati, pertama: keputusan investasi (investment decision)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Tujuan para investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal adalah untuk memperoleh pendapatan tambahan berupa dividen atau capital gain. Menurut

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen II. LANDASAN TEORI 2.1 Kebijakan Dividen 2.1.1 Pengertian Dasar Dividen Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pasar modal memungkinkan pemilik dana memeproleh keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak ekonomi di Indonesia karena menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi serta fungsi keuangan. Dalam fungsi ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal. Pasar modal ( capital

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu komponen pembiayaan struktur modal

Bab I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu komponen pembiayaan struktur modal Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu komponen pembiayaan struktur modal perusahaan yang sudah terdaftar untuk mengelola assetnya, disamping dengan pembiayaan melalui hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi atau penanaman modal adalah suatu penanaman modal yang diberikan oleh perseorangan atau perusahaan atau organisasi baik dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke periode, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Keberhasilan suatu perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi hak para pemegang saham, dan laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya nilai perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya nilai perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan, meningkatnya nilai perusahaan dapat meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan (Prihadi, 2013:8).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Signal (Signalling Theory) Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh dana, baik dari dalam maupun luar negeri dimana terjadi alokasi dana dari pihak

Lebih terperinci

PENILAIAN SURAT BERHARGA

PENILAIAN SURAT BERHARGA PENILAIAN SURAT BERHARGA PENILAIAN Ada beberapa konsep nilai: 1. Nilai Likuidasi : jumlah yang dapat direalisasi jika seluruh/sekelompok aktiva dijual secara terpisah dari organisasi yang menggunakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan seperti: corporate finance managers, bank, real estate, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan seperti: corporate finance managers, bank, real estate, perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan merupakan suatu bidang pengetahuan yang menyenangkan sekaligus menantang. Seorang yang ahli dibidang manajemen keuangan akan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. 95 Universitas Indonesia

BAB 5 PENUTUP. 95 Universitas Indonesia BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menyelidiki hubungan dan pengaruh kebijakan dividen terhadap future abnormal return dan future profitability pada perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

MANAJEMEN MODAL VENTURA. Muh. Ridwan Hasan Dameria Simalango Linda Mery Yana Ranti Astuti St. Hajrah

MANAJEMEN MODAL VENTURA. Muh. Ridwan Hasan Dameria Simalango Linda Mery Yana Ranti Astuti St. Hajrah MANAJEMEN MODAL VENTURA Muh. Ridwan Hasan Dameria Simalango Linda Mery Yana Ranti Astuti St. Hajrah Pengertian Modal Ventura Istilah ventura berasal dari kata venture yang secara harfiah dapat berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dapat menghasilkan laba dan juga mengalami kerugian dalam aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan ada dalam dua bentuk yaitu diinvestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Pengembangan perusahaan terus dilakukan, baik oleh perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal dewasa ini telah menjadi salah satu indikator perkembangan perekonomian sebuah negara. Dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield)

BAB 1 PENDAHULUAN. kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang itu pasar modal di negara kita masih konvensional,sementara itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang itu pasar modal di negara kita masih konvensional,sementara itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang itu pasar modal di negara kita masih konvensional,sementara itu pasar modal di negara tetangga sudah banyak memiliki pasar modal syariah.maka dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan BAB I PENDAHULUAN 1.6 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi lebih produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan kebijakan dalam menentukan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan, yaitu apakah laba tersebut akan dibagikan kepada pemegang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang dapat memberikan kontribusi pada harga saham yang dapat berpengaruh pada Bursa Efek Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham Menurut Anoraga, Pakarti (2006:54) pengertian saham dapat diartikan sebagai tanda penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas dan memiliki manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan. Dalam perusahaan sering kita dengar istilah principle dan agency.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan. Dalam perusahaan sering kita dengar istilah principle dan agency. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Insider Ownership merupakan kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Dalam perusahaan sering kita dengar istilah principle dan agency. Seringkali

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1 Teori Agency Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond)

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini kegiatan investasi yang dilakukan semakin beragam. Salah satunya adalah investasi dalam bentuk saham. Investasi dalam bentuk saham dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan, perkembangan industri yang pesar membawa implikasi pada persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan penilaian atas nilai wajar dari suatu saham, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Pertumbuhan menggambarkan sesuatu yang hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Pertumbuhan menggambarkan sesuatu yang hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari suatu yang belum ada menjadi ada, dari yang kecil berubah menjadi lebih besar. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam menghadapi situasi perekonomian yang semakin terbuka, dimana teknologi berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu: PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia. Analisis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Pada hakekatnya Pasar Modal merupakan suatu kegiatan yang mempertemukan antara penjual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Teori sinyal (signaling theory) dibangun sebagai upaya untuk memaksilalkan nilai Teori sinyal menunjukkan aya asimetri informasi antara manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber :  Selain itu salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang penuh akan potensi dari segi ekonomi Indonesia menjadi salah satu negara favorit baik bagi para investor asing maupun investor

Lebih terperinci

RMK MANAJEMEN KEUANGAN

RMK MANAJEMEN KEUANGAN RMK MANAJEMEN KEUANGAN Analsis Biaya Modal OLEH : I Putu Putra Wasista 1515351136 39 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ANALISIS BIAYA MODAL PENGERTIAN BIAYA MODAL Biaya Modal memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau pinjaman dari luar negeri. Beberapa kelebihan pasar modal adalah peluang

BAB I PENDAHULUAN. atau pinjaman dari luar negeri. Beberapa kelebihan pasar modal adalah peluang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada dasarnya, pasar modal merupakan sarana pembiayaan usaha. Melalui penerbitan saham atau obligasi, perusahaan dapat membiayai berbagai kebutuhan modal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pembangunan di Indonesia kian tahun semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pembangunan di Indonesia kian tahun semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pembangunan di Indonesia kian tahun semakin berkembang. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang didirikan setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan salah satu instrument pembangunan yang diperlukan oleh suatu bangsa untuk meningkatkan kesajahteraan masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia.

Lebih terperinci