SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING TITI RATNASARI G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING TITI RATNASARI G"

Transkripsi

1 SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING TITI RATNASARI G SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

2 PERNYATAAN TESIS Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Sistem Pakar Untuk Analisa Dan Penanganan Gangguan Pada Jaringan Distribusi Power System Menggunakan Case Based Reasoning adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Titi Ratnasari NRP

3 RINGKASAN TITI RATNASARI. Sistem Pakar untuk analisa dan penanganan Gangguan pada Jaringan Distribusi Power System menggunakan Case Based Reasoning. Bimbingan KUDANG BORO SEMINAR dan AZIZ KUSTIYO. Terputusnya penyediaan tenaga listrik terasa sebagai hal yang sangat mengganggu kenyamanan bagi setiap pelanggan. Gangguan penyediaan tenaga listrik tidak dikehendaki oleh siapapun, tetapi merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindarkan, sehingga perlu dilakukan usaha untuk mengurangi jumlah gangguan tersebut. Gangguan yang terjadi sangat merugikan, seperti jika gangguan terjadi pada pelanggan di bagian industri yang akan berdampak pada macetnya proses produksi, sehingga akan mempengaruhi pula perekonomian nasional. Yang dimaksud gangguan di sini adalah kejadian dalam operasi sistem tenaga listrik yang menyebabkan bekerjanya relay (kontak magnet yang terpasang yang berguna untuk memutuskan arus dengan kapasitas kecil) dan menjatuhkan pemutusan tenaga (PMT) yang terjadi di luar kehendak operator. Ditinjau dari sifatnya, gangguan terbagi atas dua, yaitu gangguan yang bersifat sementara dan gangguan yang bersifat permanen. Gangguan sementara adalah gangguan yang dapat hilang dengan sendirinya setelah PMT bekerja kembali, sementara gangguan permanen adalah gangguan yang baru dapat diatasi setelah penyebab gangguan dihilangkan atau dikurangi. Dalam mencari atau menentukan letak gangguan, banyak dijumpai hal-hal yang berhubungan dengan keahlian para ahli atau pakar masalah gangguan tenaga listrik berdasarkan faktor lingkungan yang berbeda-beda di setiap lokasi, sehingga dengan adanya kemajuan teknologi, khususnya di bidang kecerdasan buatan (artificial intelegence), dimana sistem pakar (expert system) termasuk di dalamnya, maka masalah yang muncul ketika terjadi gangguan tenaga listrik di suatu tempat dapat diselesaikan dengan menggunakan perangkat lunak sistem pakar (expert system). Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan suatu sistem pakar yang dapat untuk menganalisa gangguan tenaga listrik di sekitar jaringan distribusi, berdasarkan ciri-ciri gangguan dan memberikan solusi yang sesuai dengan pengalaman yang tepat dari kasus-

4 kasus gangguan yang pernah dihadapi dan ditangani di masa lalu. Untuk itu pendekatan penalaran berbasis kasus (Case Based Reasoning/CBR), digunakan dalam sistem pakar yang diusulkan. Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah pendekatan untuk membangun pengetahuan berdasarkan kasus dan solusi pada masa lalu untuk mendapatkan dan menggunakan kembali kasus dan solusi tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang sama, yang terjadi di masa lalu. CBR juga dapat digunakan untuk menganalisa suatu masalah sesuai dengan kasus yang dihadapi dan untuk selanjutnya mengklasifikasikan kasus tersebut berdasarkan pada pengalaman masa lalu pengklasifikasian. Kelebihan dari CBR yaitu memungkinkan penggunaan contoh kasus masa lalu untuk mengakuisisi pengetahuan dan akhirnya diketahui pokok permasalahannya. Selain itu CBR juga dapat mencari solusi dari permasalahan tersebut berdasarkan dari pengalaman kasus masa lalu sehingga segala permasalahan dapat diselesaikan untuk selanjutnya kasus serta solusinya disimpan untuk kemudian dapat digunakan kembali untuk memecahkan kasus baru, jika kasus tersebut hampir sama atau mungkin sama dengan kasus terdahulu. Menurut Aamont & Plaza (1994), secara keseluruhan CBR dapat digambarkan dengan proses sebagai berikut : 1. RETRIEVE, merupakan proses untuk mendapatkan kembali kasus terdahulu yang serupa dengan kasus yang sedang dihadapi. 2. REUSE, merupakan proses untuk menggunakan kembali informasi dan pengetahuan dalam kasus terdahulu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. 3. REVISE, merupakan proses memperbaiki solusi yang telah ada sebelumnya. 4. RETAIN, merupakan proses penyimpanan kasus baru dan solusinya untuk digunakan dalam menyelesaikan kasus berikutnya. Secara keseluruhan proses yang dilakukan oleh sistem CBR adalah dengan menggunakan pengetahuan secara umum untuk menambahkan pengetahuan baru yang ditunjukkan oleh suatu kasus. Sementara metode yang digunakan untuk mengembangkan sistem dalam penelitian ini adalah metode yang paling dikenal disebut juga sebagai System Development Life Cycle (SDLC). Siklus tersebut sering disebut dengan siklus pengembangan sistem, atau siklus hidup pengembangan sistem (SDLC). Menurut O Brien (1999), biasanya SDLC ini digunakan untuk pengembangan sistem yang besar,

5 dimana dalam SDLC ada beberapa tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem yang meliputi : 1. Pemeriksaan (Investigation) 2. Analisa (Analysis) 3. Perancangan (Design) 4. Mengimplementasikan (Implementation) 5. Pemeliharaan (Maintenance) Selanjutnya adalah penjelasan tentang Jaringan Distribusi yang merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan. Ditinjau dari volume fisiknya, jaringan distribusi pada umumnya lebih panjang dibanding dengan jaringan transmisi dan jumlah gangguannya dalam per 100 km per tahun juga paling tinggi dibandingkan dengan jumlah gangguan pada saluran transmisi. Secara garis besar, jaringan distribusi terbagi atas dua bagian yaitu Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan ruang lingkup penelitian ini adalah analisa gangguan power system yang terjadi di jaringan tegangan rendah (JTR) untuk pelanggan menengah dan kecil yang berada di sepanjang gardu distribusi sampai ke pelanggan. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran dan menambah keanekaragaman penerapan sistem pakar di PLN untuk manajemen gangguan listrik yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi PLN untuk memilih sistem manajemen penanggulangan gangguan yang sistematik, efisien dan efektif, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan Keyword : Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Gangguan Power System, Case Based Reasoning (CBR), System Development Life Cycle (SDLC)

6 Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya

7 ABSTRACT TITI RATNASARI. PLN is the only company in Indonesia that serves and supplies electricity which is a necessity for many people. Various PLN s customer needs electricity to do all of their activities. However if there is an interference in the electricity distribution, then all of the activities will stop. That results the decrease of PLN s quality of service and must be increased by handling all of the interference as quickly as possible. One of the tools to solve electricity interference quickly and accurately is by developing an expert system. In this research, an expert system was developed to help identifying electricity interference quickly and accurately from customer s reports. Case based reasoning is the method that is used in developing the expert system in this research and backward chaining is the inference machine. Based on the results of the verification and validation of PLN s expert, interference unit operator, and field technician; showed that the system was able to identify the interference that occurred and gave an accurate solution toward customer s report. Keyword : Distribution Network, Power System Interference, Expert System, Case Based Reasoning (CBR).

8 SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING TITI RATNASARI Tesis Merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Megister Sains pada Programstudi Ilmu Komputer SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

9 JUDUL NAMA NRP : SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING : TITI RATNASARI : G Disetujui, Komisi Pembimbing (Prof. Dr. Ir. Kudang B. Seminar, M.Sc) Ketua (Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom) Anggota Diketahui, Ketua Program Studi Ilmu Komputer Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Sekretaris Program Magister, (Dr. Sugi Guritman) (Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S) Tanggal Ujian : 24 Januari 2009 Tanggal Lulus :

10 PRAKATA Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas segala karunia-nya sehingga tesis ini berhasil diselesaikan dengan judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah Sistem Pakar Untuk Analisa Dan Penanganan Gangguan Pada Jaringan Distribusi Power System Menggunakan Case Based Reasoning Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Ilmu Komputer, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tuaku, Bapak R. Widjanarto dan Ibu Umiyati (Alm) tercinta, yang selalu memberikan pengarahan tentang pentingnya pendidikkan dan selalu memberikan support moril dan do a. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc selaku ketua komisi pemimbing dan Bapak Aziz Kustiyo, S.Si, M.Si selaku angguta komisi pembimbingyang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran sehingga tesis ini dapat diselesaikan. 3. Bapak Sony H. Wijaya, S.Kom, M.Kom selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukkan untuk perbaikan tesis ini. 4. Bapak Dr. Sugi Guritman, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komputer atas kerjasamanya selama studi dan penelitian. 5. Bapak Sulaeman dan Bapak Moenasor Moersidi, para pakar dari PLN yang telah banyak membantu memberikan wawasan dan materi yang melandasi penelitian ini. 6. Staff pengajar Program studi Ilmu Komputer yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan. 7. Staff Administrasi Departemen Ilmu Komputer atas kerjasamanya selama studi dan penelitian. 8. Anakku tercinta M. Hafiz Reyhan, yang selalu memberikan kekuatan bathin dan semangat untuk selalu berusaha mencapai gelar Magister Sains. 9. Kakak-kakakku Mba Tuti, Mas Ono, Mas Agus dan Mas Toto serta adik-adikku, Wiwi dan Uut, yang selalu memberikan kekuatan bathin dan semangat untuk selalu berusaha mencapai gelar Magister Sains serta do a. 10. Teman-temanku Husmul Beze, Lira Ruhwina, Maria Susan A, Icam, Adhi dan teman-teman lain di kampus STT-PLN yang selalu memberikan sumbangan pemikiran dalam penyelesaian tesis ini serta do anya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan tasis ini, walaupun demikian penulis berharap tesis ini dapar bermanfaat bagi bidang Ilmu Komputer, bidang Pendidikan dan Kantor PLN di Unit Gangguan. Bogor, Januari 2009

11 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tanjung Balaikarimun, Riau pada tanggal 19 Juni 1970 dari ayah R. Widjanarto dan ibu Umiyati (Alm). Penulis merupakan putri ke-lima dari tujuh bersaudara. Pada tahun 1989 penulis lulus dari SMA Negeri 50 Jakarta, dan pada tahun 1994 berhasil menyelesaikan pendidikan S-1 Jurusan Matematika Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Jakarta. Dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2000, penulis menjadi Dosen di ISTN, dari tahun 2001 hingga tesis ini selesai, penulis masih menjadi Dosen di Sekolah Tinggi Teknik-PLN (STT-PLN).

12 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Tujuan Manfaat Ruang Lingkup II. Tinjauan Pustaka 2.1. Jaringan PLN Secara Keseluruhan Penelitian Sebelumnya Yang Relevan Pengertian Gangguan Jenis-Jenis Gangguan Pada Jaringan Distribusi Jaringan Tegangan Menengah Jaringan Tegangan Rendah Unit Pengatur Distribusi Sistem Proteksi Sistem Pakar (Expert System) Struktur Sistem Pakar Case Based Reasoning CBR Cycle Struktur CBR Metode Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC) Pemeriksaan Sistem (Investigasi System) Analisis Sistem (Analysis System) Perancangan Sistem (Design System) Implementasi Sistem (Implementation System) Operasi dan Perawatan (Maintenance and Operation) III. Metodologi Penelitian 3.1. Alur Penelitian Tahapan Pemeriksaan (Investigation) Tahapan Analisa (Analysis) Tahapan Perancangan (Design) Tahapan Implementasi (Implenetation) Tahapan Verivikasi Dan Validasi Sistem 27 ii iii iv vi

13 3.2. Data Dan Alat Waktu Dan Tempat Penelitian IV. Perancangan Dan Implementasi 4.1. Perancangan Sistem Gambaran Umum Sistem Akuisisi Pengetahuan Representasi Pengetahuan Pengembangan Mesin Inferensi Perancangan Basis Data Perancangan Antar Muka Implementasi Sistem Pembahasan Verifikasi Dan Validasi V. Simpulan Dan Saran 5.1. Simpulan Saran.. 56 DAFTAR PUSTAKA... 57

14 DAFTAR TABEL Halaman 1. Tabel-tabel yang digunakan dalam sistem pakar Tabel Validasi perbandingan sistem dengan informasi dari oprator, petugas lapangan dan pakar dari PLN Tabel Data asli Tabel Komponen Jaringan Yang Sering Rusak Tabel Basis Data Tabel Pencarian Keputusan Keluhan Tabel Pencarian Keputusan Gangguan Tabel Struktur desain Tabel.. 70

15 DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Jaringan PLN secara keseluruhan Struktur Sistem Pakar CBR Cycle Strukur CBR Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) Aktivitas Dalam Tahap Pemeriksaan Sistem Tahap Proses Penelitian Diagram Laporan Dan Penanganan Gangguan Sistem DFD level 0 Sistem pakar analisa gangguan di jaringan distribusi Diagram Hubungan Antar Entitas (ERD) Diagram relasi antartabel Form Pengaduan Form Data Kasus Form Data Gangguan Form Kasus Form Gangguan Dan Solusi Form Daftar Gangguan Tampilan Bagian Depan Sistem Pakar Untuk Analisa Dan Penanganan Gangguan Power System Pada Jaringan Distribusi Berbasis Kasus Form Pengaduan Form Data Kasus Form Data Gangguan Form Daftar Gangguan dan Solusi Form Kasus Form Daftar Gangguan Input keluhan pelanggan pada Form Pengaduan. 46

16 26. Tampilan data keluhan yang sama dengan bobot Tampilan hasil gangguan berdasarkan keluhan dengan nilai bobot Tampilan hasil solusi gangguan Proses revise gangguan dan solusi dari data kasus pelanggan Proses Edit Data Kasus Proses edit data kasus lampau pada Form Edit Data Kasus Proses memperbaiki data kasus lampau pada Form Kasus Proses penyimpanan data gangguan dan solusisnya yang baru Proses menyimpan kasus baru yang sudah diperbaiki.. 53

17 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Flowchart system Tabel data asli Tabel komponen yang sering rusak Semantik keluhan gangguan Tabel data sistem Tabel keputusan pencarian Tabel keputusan gangguan Tabel struktur desain tabel.. 70

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi para pelanggan listrik, terputusnya penyediaan tenaga listrik terasa sebagai hal yang sangat mengganggu kenyamanan. Gangguan penyediaan tenaga listrik tidak dikehendaki oleh siapapun, tetapi merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindarkan, sehingga perlu dilakukan usaha untuk mengurangi jumlah gangguan tersebut. Gangguan yang terjadi sangat merugikan, seperti jika gangguan terjadi pada pelanggan di bagian industri yang akan berdampak pada macetnya proses produksi, sehingga akan mempengaruhi pula perekonomian nasional. Yang dimaksud gangguan di sini adalah kejadian dalam operasi sistem tenaga listrik yang menyebabkan bekerjanya relay (kontak magnet yang terpasang yang berguna untuk memutuskan arus dengan kapasitas kecil) dan menjatuhkan pemutusan tenaga (PMT) yang terjadi di luar kehendak operator, sehingga menyebabkan putusnya aliran daya yang melalui PMT tersebut. Ditinjau dari sifatnya, gangguan terbagi atas dua, yaitu gangguan yang bersifat sementara dan gangguan yang bersifat permanen. Gangguan sementara adalah gangguan yang dapat hilang dengan sendirinya setelah PMT bekerja kembali, sementara gangguan permanen adalah gangguan yang baru dapat diatasi setelah penyebab gangguan dihilangkan atau dikurangi. Dari segi letaknya, gangguan dapat terjadi di bagian sekitar pembangkit tenaga listrik, saluran transmisi, gardu induk, jaringan distribusi, atau saluran perumahan, sehingga untuk mengetahui dan mengatasi gangguan yang terjadi perlu dianalisa gangguan tersebut, mencari letak gangguan dan mencari solusi yang tepat. Dalam mencari atau menentukan letak gangguan, banyak dijumpai hal-hal yang berhubungan dengan keahlian para ahli atau pakar masalah gangguan tenaga listrik berdasarkan faktor lingkungan yang berbeda-beda di setiap lokasi, sehingga dengan adanya kemajuan teknologi, khususnya di bidang kecerdasan buatan (artificial intelegence), dimana sistem pakar (expert system) termasuk di dalamnya, maka masalah yang muncul ketika terjadi

19 gangguan tenaga listrik di suatu tempat dapat diselesaikan dengan menggunakan perangkat lunak sistem pakar (expert system). Sistem pakar yang dibuat pada penelitian ini, dirancang untuk mengidentifikasi jenis gangguan dan solusi dengan memanfaatkan pengalaman kasus di masa lalu, yang disimpan secara sistematis sebagai pengalaman Tujuan Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem pakar untuk menganalisa gangguan pada jaringan distribusi tenaga listrik yang terjadi, berdasarkan ciri-ciri gangguan dan memberikan solusi yang sesuai dengan pengalaman yang tepat dari kasuskasus gangguan yang pernah dihadapi dan ditangani di masa lalu. Untuk itu pendekatan penalaran berbasis kasus (Case Based Reasoning/CBR), digunakan dalam sistem pakar yang diusulkan Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah analisa gangguan power system yang terjadi di jaringan tegangan rendah (JTR) untuk pelanggan menengah dan kecil yang berada di sepanjang gardu distribusi sampai ke pelanggan Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran dan menambah keanekaragaman penerapan sistem pakar di PLN untuk manajemen gangguan listrik yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi PLN untuk memilih sistem manajemen penanggulangan gangguan yang sistematik, efisien dan efektif, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jaringan PLN Secara Keseluruhan Menurut Djiteng (2006), Penyampaian tenaga listrik dari tempat dibangkitkan (PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTD) sampai ke tempat pelanggan, baik pelanggan besar, menengah maupun kecil, memerlukan jaringan penghubung, yaitu transmisi dan distribusi. Jaringan yang berada antara Pusat Pembangkit dan Pusat Beban (Gardu Induk/GI) (Gambar 1), disebut Sistem Transmisi, dimana tersalur tenaga listrik dalam skala besar yang bisa berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sebesar 70 kv dan 150 kv, dan berupa Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) sebesar 500 kv. SUTT Pembangkit Interbus Transformer Pemutus Tenaga / Circuit Breaker Interbus Transformer Trafo Distribusi Load Break Switch / LBS 500 kv 150 kv 20 kv 6,3 kv Gambar 1. Jaringan PLN Secara Keseluruhan (Marsudi, 2006)

21 Saluran antara Pusat Beban (Gardu Induk/GI) dan Sub Pusat Beban (Gardu Distribusi) membentuk Jaringan Tegangan Menengah (JTM), yaitu bisa berupa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dan Kabel Tanah, dimana keduanya dialiri listrik sebesar 3 kv, 6 kv, 7 kv, 12 kv atau 20 kv, namun umumnya PLN menyalurkan listrik sebesar 20 kv. Sementara sistem yang berada diantara Sub Pusat Beban (Gardu Distribusi) ke pelanggan menengah dan kecil disebut Jaringan Tegangan Rendah (JTR), yang bisa berupa Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dan Saluran Kabel Tanah Tegangan Rendah (SKTTR), dimana keduanya dialiri listrik sebesar 380 V, 220 V, atau 127 V, namun pada umumnya PLN mengaliri listrik sebesar 220 V Penelitian Sebelumnya Yang Relevan Penelitian ini, merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang berjudul Analisa Koordinasi OCR-Recloser Penyulangan Kaliwungu 03 oleh Darmanto dan Handoko (2006). Dalam penelitian tersebut, dijelaskan tentang proses kerja pemutus tegangan jika terjadi gangguan di Saluran Udara sepanjang Pusat Penyulang (Pusat Pembangkit Tenaga Listrik) sampai dengan Gardu Induk yang biasa disebut Saluran Transmisi (yang berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET)). Sementara gangguan yang terjadi di sepanjang Gardu Induk sampai dengan Sambungan Perumahan tidak dibahas. Inilah yang membedakan dengan penelitian ini, pada penelitian ini selain menggunakan sistem pakar, juga di analisa gangguan yang terjadi secara keseluruhan. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Purnomo, et al (2003), obyek penelitian yang dilakukan adalah merancang dan membuat perangkat keras (Hardware) dan Perangkat Lunak (Software) MAS E3200 yaitu master yang berfungsi untuk memonitor (status dan telemarketing) dan kontrol Gardu Induk dalam satu grup, dimana peralatan hardware dipasang disetiap Gardu Induk. Sedangkan master MAS E3200 dipasang di kantor grup yang berfungsi sebagai pusat pengelolaan Gardu Induk sehingga jika terjadi gangguan pada suatu Gardu Induk dapat segera terdeteksi dan segera di perbaiki. Tapi pada penelitian tersebut tidak diperhatikan faktor gangguan yang terjadi diluar Gardu Induk tersebut.

22 2.3. Pengertian Gangguan Yang dimaksud gangguan (fault), yaitu peristiwa tripnya atau bekerjanya PMT (Pemutus Tenaga) tidak atas kehendak operator sehingga timbul interupsi (pemutusan) pasokan daya kepada pemakai tenaga listrik (pelanggan). Namun pasokan daya yang masih tersedia ini, mengalami distorsi pada tegangan atau arusnya atau keduanya, sehingga bisa mengganggu operasi dari peralatan pemakaian tenaga listrik, misalnya timbulnya pemanasan yang berlebihan. Selain fault, ada juga gangguan yang disebut disturbance, yaitu berupa gangguan yang belum sampai menyebabkan putusnya pasokan daya, atau bisa dikatakan sebagai gangguan mutu pasokan daya listrik (Djiteng 2006) Jenis-Jenis Gangguan Pada Jaringan Distribusi Penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat merupakan hal yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak, maka gangguan yang besar dalam sistem tenaga akan sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Dalam hal ini yang dimaksud dengan gangguan yang besar, menurut Djiteng (2006) adalah gangguan yang meliputi sebagian besar dari sistem, termasuk pula gangguan total yang merupakan gangguan yang menyebabkan seluruh sistem padam dan gangguan tersebut dapat terjadi di Pusat Listrik, Saluran Transmisi, Gardu Induk (GI), Jaringan Distribusi, Sambungan Rumah (SR). Sementara dalam hal ini hanya akan dibahas tentang gangguan pada Jaringan Distribusi dibagian Jaringan Tegangan Rendah (JTR). Jaringan Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan. Ditinjau dari volume fisiknya, jaringan distribusi pada umumnya lebih panjang dibanding dengan jaringan transmisi dan jumlah gangguannya dalam per 100 km per tahun juga paling tinggi dibandingkan dengan jumlah gangguan pada saluran transmisi. Secara garis besar, jaringan distribusi terbagi atas dua bagian yaitu Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR).

23 Jaringan Tegangan Menengah (JTM) Menurut Djiteng (2006), JTM mempunyai tegangan antara 3 kv sampai 20 kv. Untuk saat ini PLN hanya mengembangkan tegangan menengah 20 kv. Sebagian besar JTM berupa SUTM dan kabel tanah. Sementara pada saat ini juga mulai dikembangkan kabel udara yang isolasinya tidak penuh dengan tujuan untuk mengurangi jumlah gangguan di JTM. Gangguan di SUTM termasuk tinggi jumlahnya, dalam hal ini data kuantitatif tidak dapat disajikan secara terperinci, tetapi dapat disampaikan bahwa gangguan pada SUTM ada yang mencapai 100 kali pertahun dan sebagian besar gangguan pada SUTM tidak disebabkan oleh petir, melainkan oleh sentuhan pohon. SUTM yang ada di kota, letaknya banyak yang ada ditepi jalan, karena jalurnya yang memasuki kota terhalang oleh bangunan-bangunan dan pohon-pohon yang lebih tinggi dibandingkan tiang SUTM. Sehingga SUTM yang ada di daerah perkotaan terlindung dari sambaran petir, tetapi banyak diganggu oleh sentuhan pohon. Sementara SUTM yang berada di daerah pedesaan banyak yang jalurnya melalui tanah terbuka, misalnya sawah, tetapi juga melalui daerah yang banyak pohonnya sehingga disamping gangguan petir, juga banyak mengalami gangguan karena sentuhan pohon. Gangguan karena petir maupun karena sentuhan pohon sebagian besar bersifat temporer, oleh karena itu penggunaan penutup balik (recloser) otomatis akan sangat mengurangi waktu pemutusan penyediaan daya (supply interrupting time). PLN mulai menggunakan kabel udara yang berisolasi tidak penuh, misalnya pada SUTM 20 kv dipakai kabel udara yang secara fisik berupa konduktor dengan isolasi tipis dan diletakkan di atas isolator seperti halnya SUTM biasa. Maksud penggunaan kabel udara ini adalah mengurangi gangguan yang disebabkan sentuhan pohon tidak akan menimbulkan arus hubungan tanah yang cukup besar untuk mengerjakan relay hubungan tanah sehingga PMT tidak trip. Dengan demikian gangguan karena sentuhan pohon akan banyak berkurang. Kabel tanah yang digunakan pada JTM gangguannya jauh lebih sedikit dibandingkan SUTM, tetapi harga kabel tanah lebih mahal dari pada SUTM. Menurut Djiteng (2006) gangguan kabel tanah umumnya disebabkan oleh: a. Tekanan cangkul atau alat gali lainnya. b. Terdesak oleh akar pohon.

24 c. Pergerakkan tanah misalnya, karena tanah tidak stabil atau mendapat tekanan mekanis. d. Pemasangan yang kurang hati-hati sehingga ada bagian kabel yang retak dan kemasukan air. e. Penyambungan bagian-bagian yang kurang sempurna sehingga ada kontak yang lepas atau kendur. Gangguan kabel tanah umumnya bersifat permanen, oleh karenanya tidak dipakai penutup balik (recloser) otomatis dalam pengoperasian kabel tanah. Dibandingkan dengan SUTM, waktu yang diperlukan untuk mencari tempat gangguan permanen serta waktu untuk memperbaiki kerusakan kabel tanah umumnya adalah lebih lama dibandingkan pada saluran udara. Oleh karenanya di dalam perencanaan pengembangan jaringan kabel tanah, jika tidak dikehendaki adanya kemungkinan terjadinya pemutusan penyediaan tenaga listrik yang terlalu lama, harus ada kabel tanah cadangan dalam bentuk ring atau express feeder pada system spindle. Waktu yang diperlukan untuk mencari tempat gangguan dan kemudian memperbaiki kerusakan yang merupakan penyebab gangguan permanen pada kabel tanah adalah berkisar antara 1 sampai 5 hari (Djiteng 2006) Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Jaringan Tegangan Rendah mula-mula sebagian besar terdiri dari Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan konduktor tanpa isolasi. Penggunaan Saluran Kabel Tanah Tegangan Rendah (SKTTR) tidak banyak dipakai PLN, hanya dipakai untuk jarak yang pendek, misalnya dari transformator dalam gardu distribusi ke tiang pertama SUTR. Gangguan pada SUTR relatif banyak dan penyebab utamanya adalah pohon. Sentuhan pohon pada konduktor SUTR dapat menimbulkan gangguan satu fasa, dua fasa maupun tiga fasa ke tanah. Jika penarikan konduktor fasa dari SUTR kurang tegang, sehingga konduktor mudah mengayun, maka sentuhan dahan pohon yang disertai angin dapat menimbulkan gangguan antar fasa. Gangguan fasa ke tanah dan gangguan antar fasa terkadang tidak menyebabkan sekering SUTR lebur (putus). Hal ini disebabkan karena arus hubungan singkat yang terjadi tidak cukup besar untuk dapat memutuskan sekering tersebut. Sehingga hal itu

25 tidak menjadikan pemutus penyediaan daya sehingga tidak terasa gangguan, tetapi menimbulkan bahaya karena pohon yang menyentuh konduktor SUTR dapat menjadi bertegangan terutama jika keadaannya basah, misalnya pada waktu hujan. Sebaliknya jika keadaan kering, loncatan api (busur listrik) yang timbul dapat membakar pohon tersebut. Berhubung dengan banyaknya gangguan yang disebabkan sentuhan pohon pada konduktor SUTR, maka PLN mulai dengan penggunaan Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR) yang berbentuk kabel yang dipilin (twisted cable) dan dipasang pada tiang. Jika ditinjau dari segi harga, SKUTR lebih murah dibanding dengan SUTR, karena instalasi kabel tegangan rendah relatif lebih murah dibanding dengan isolator yang diperlukan pada SUTR. Pada SKUTR gangguan karena sentuhan pohon praktis tidak ada lagi. Gangguan yang masih terjadi pada SKUTR kebanyakan disebabkan karena kontak yang kurang baik atau tertimpa pohon (bukan sentuhan) sehingga SKUTR putus Unit Pengatur Distribusi Menurut Djiteng (2006), tugas pengoperasian jaringan dari hari ke hari makin bertambah kompleks dengan makin besarnya jaringan. Keadaan pelayanan kepada konsumen perlu ditingkatkan, sementara di pihak lain PLN juga menghadapi masalah dalam keleluasaan memonitor seluruh sistem. Sehingga diperlukan suatu sistem yang mempunyai ciri-ciri cepat serta berkemampuan, yang dapat mengatasi masalah kelangsungan penyaluran listrik karena stabilitas dan keandalan sistem telah ditunjang oleh bertambahnya jumlah gardu dengan pesat. Untuk menjawab masalah tersebut, maka dibuatlah suatu system dispatching dengan control terpusat, yaitu jika kondisi normal, kondisi operasi seluruh sistem memenuhi batas-batas frekuensi, batas tegangan dan memenuhi pula syarat keandalan yang telah ditentukan, sementara kondisi gangguan, adalah kondisi dimana pada saat real time operational terjadi, terlihat adanya perubahan besarnya beban yang terjadi di suatu lokasi dan terlihat juga adanya pemutusan tenaga (PMT trip), sehingga kejadian tersebut terdeteksi oleh Operator Sistem atau biasa disebut Dispatcher, yang ada di Pusat Pengatur Beban, dimana tugas dari Dispatcher adalah : 1. Memonitor seluruh sistem. 2. Mendeteksi segala jaringan yang terjadi dengan cepat. 3. Optimasi dalam penyaluran distribusi

26 Selanjutnya dalam operasi sistem, pengaturan distribusi terdiri dari 2 bagian, yaitu : 1. Operasi di dalam ruang kontrol yang dilakukan oleh operator ruang control (Dispatcher). 2. Operasi di lapangan, yaitu di gardu-gardu dan sepanjang saluran tegangan menengah, yang dilakukan oleh operator lapangan PLN Cabang Sistem Proteksi Menurut Komari (2003), sistem proteksi diberikan dengan tujuan untuk mengamankan sistem yang dapat meminimumkan kerusakan akibat gangguan dan memaksimalkan keandalan supply tenaga listrik ke konsumen. Selain itu sistem proteksi berfungsi : 1. Sebagai pendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian sistem jaringan distribusi yang diamankan. 2. Melepaskan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian sistem lainnya dapat terus beroperasi. Di bawah ini ada beberapa contoh alat pengaman : 1. Relay Pengaman, sebagai alat perasa yang mendeteksi adanya gangguan. 2. Pemutus Tenaga (PMT), sebagai pemutus arus di dalam sirkuit tenaga untuk melepas bagian sistem yang terganggu (membebaskan sistem dari gangguan). 3. Trafo arus atau trafo tegangan, untuk meneruskan arus atau tegangan pada sirkuit tenaga (sirkuit primer) ke sirkuit relay (sirkuit sekunder). 4. Battery aki, sebagai sumber tenaga untuk melakukan PMT dan catu daya untuk relay static dan relay bantu Sistem Pakar (Expert System) Sistem Pakar (Expert System), menurut Turban (2001), adalah sistem yang menggunakan pengetahuan seorang pakar yang tersimpan di dalam komputer untuk menyelesaikan masalah yang biasanya memerlukan kepakaran seseorang. Desain sistem pakar meniru proses penalaran pakar dalam menyelesaikan masalah yang spesifik.

27 Konsep dasar dari sistem pakar menurut Turban (2001), mengandung : 1. Keahlian (expertise), suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman. 2. Pakar atau ahli (expert), orang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan, menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecahkan aturan-aturan jika dibutuhkan dan menentukan relevan atau tidaknya keahlian mereka. 3. Pengalihan keahlian (transferring expertise), sistem pakar mempunyai tujuan yaitu memindahkan keahlian dari seorang pakar ke sistem komputer dan kemudian ke orang lain. Proses ini melibatkan empat aktifitas, seperti : akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan, inferensi pengetahuan dan pemindahan pengetahuan kepada pengguna. 4. Mekanisme inferensi (inferencing), suatu fitur dari sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar. Pengetahuan dari para pakar disimpan di dalam basis pengetahuan. Inferensi dilaksanakan di dalam komponen yang disebut dengan inference engine (mesin inferensi). 5. Aturan-aturan (rules), sebagian besar sistem pakar dibuat dalam bentuk rulebased system, maksudnya adalah pengetahuan disimpan dalam bentuk aturanaturan. Aturan tersebut umumnya berbentuk IF-THEN. 6. Kemampuan menjelaskan (explanation capability), fitur lain dari sistem pakar adalah kemampuan untuk menjelaskan saran-saran atau rekomendasi. Selain itu sistem pakar (expert system) menurut Setiarso (2006), merupakan salah satu teknologi andalan dalam knowledge management, terutama melalui empat skema penerapan dalam suatu organisasi, yaitu : 1) Case-Based Reasoning (CBR), merupakan representasi pengetahuan berdasarkan pengalaman, termasuk kasus dan solusinya. 2) Rule-Based Reasoning (RBR), mengandalkan serangkaian rules yang merupakan representasi dari pengetahuan karyawan/manusia dalam memecahkan kasus-kasus yang rumit.

28 3) Model-Based Reasoning (MBR), melalui representasi pengetahuan dalam bentuk atribut, perilaku, antar-hubungan maupun simulasi proses terbentuknya pengetahuan. 4) Constraint-Satisfaction Reasoning (CSR), yang merupakan kombinasi antara RBR dan MBR Struktur Sistem Pakar Menurut Turban (2001), struktur sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu : lingkungan pengembangan (development environment), yang biasanya digunakan sebagai pembangun sistem pakar baik itu dari segi pembangun komponen maupun basis pengetahuan dan lingkungan konsultasi (consultation environment), biasanya digunakan oleh seorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi. Struktur sistem pakar dapat disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Struktur Sistem Pakar (Turban & Aronson, 2001)

29 Dari Gambar 2, komponen-komponen yang ada pada sistem pakar terdiri dari: 1. Subsistem akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition subsystem), suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dari pakar, buku, dokumentasi,penelitian, basis data dan gambar. 2. Basis pengetahuan, berisi tentang pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, menformulasikan dan menyelesaikan masalah. Menurut Turban (2001), ada dua elemen dasar yang termasuk pada basis pengetahuan, yaitu : a. Fakta, yaitu situasi permasalahan dan teori dari bidang permasalahan b. Aturan (Rules), yaitu langsung menggunakan pengetahuan secara langsung untuk menyelesaikan permasalahan pada domain tertentu. 3. Mesin inferensi (Inference Engine), program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi dalam basis pengetahuan dan blackboard serta digunakan untuk menformulasikan kesimpulan. 4. Blackboard, merupakan daerah dalam memory yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. 5. Antarmuka pemakai (user interface), merupakan suatu fasilitas komunikasi yang digunakan sebagai penghubung antara komputer dengan pengguna. 6. Penjelasan subsistem (explanation subsystem), merupakan suatu kemampuan untuk menemukan dan menjelaskan tingkah laku sistem pakar dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. 7. Sistem penyaring pengetahuan, sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang. Proses pengetahuan dari para pakar dan membangun basis pengetahuan disebut dengan knowledge engineering. Tujuan yang ingin dicapai dari knowledge engineering adalah membantu para pakar menyampaikan dengan mudah apa yang mereka ketahui dan mendokumentasikan pengetahuan dalam bentuk yang daoat digunakan (Turban, 2001).

30 Menurut Turban (2001), ada lima kegiatan utama dari knowledge engineering yaitu : 1. Akuisisi Pengetahuan (knowledge acquisition), merupakan kegiatan untuk memperoleh pengetahuan dari pakar, buku, dokumen, sensor, gambar dan penelitian. Pengetahuan tersebut harus spesifik terhadap permasalahan yang dihadapi atau terhadap prosedur pemecahan masalah tersebut. Cara memperoleh pengetahuan tersebut tidaklah mudah, karena mencakup kegiatan-kegiatan seperti mengidentifikasi pengetahuan, merepresentasikan pengetahuan ke dalam bentuk yang sesuai, menstrukturkan pengetahuan tersebut dan mentransfer pengetahuan tersebut ke dalam mesin pengolah. 2. Repesentasi pengetahuan (knowledge representation), setelah pengetahuan diperoleh dari pakar atau diinduksi dari suatu set data, maka harus direpresentasikan ke dalam suatu bentuk yang dapat di mengerti oleh manusia dan dapat dieksekusi di dalam komputer. Terdapat berbagai cara untuk melakukan representasi pengetahuan, yaitu rule-based, frame-based, object-based dan casebased. 3. Validasi pengetahuan (knowledge validation), proses selanjutnya adalah menvalidasikan dan menguji pengetahuan tersebut agar kualitasnya dapat diterima. Hasil uji sering ditampilkan kepada pakar untuk menguji akurasi dan sistem pakar tersebut. 4. Penarikan kesimpulan (Inferencing), kegiatan ini melibatkan desain dari perangkat lunak agar memungkinkan komputer untuk membuat simpulansimpulan berdasarkan pengetahuan dan permasalahan yang spesifik tersebut. Kemudian sistem akan menyediakan nasihat dan saran pengguna. 5. Penjelasan dan justifikasi (explanation and justification), seorang pakar sering diminta untuk menjelaskan tentang pandangan, rekomendasi dan keputusan yang dibuatnya. Jika sistem pakar menggambarkan perilaku manusia dalam melakukan suatu kegiatan khusus, maka sistem ini juga harus mampu menjelaskan tentang kegiatannya tersebut. Sebuah penjelasan merupakan jawaban bagi sistem pakar tersebut untuk menjelaskan alasan, rekomendasi dari aksi-aksinya tersebut. Bagian dari suatu sistem pakar yang menyediakan penjelasan tersebut dinamakan dengan fasilitas penjelasan (explanation facility).

31 Case-Based Reasoning Menurut Aamont and Plaza (1994), Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah pendekatan untuk membangun pengetahuan berdasarkan kasus dan solusi pada masa lalu untuk mendapatkan dan menggunakan kembali kasus dan solusi tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang sama, yang terjadi di masa lalu. Case-Based Reasoning (CBR) merupakan metode yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem diagnosa intelligent ke dalam aplikasi di dunia nyata. CBR juga dapat digunakan untuk menganalisa suatu masalah sesuai dengan kasus yang dihadapi dan untuk selanjutnya mengklasifikasikan kasus tersebut berdasarkan pada pengalaman masa lalu pengklasifikasian. Kelebihan dari CBR yaitu memungkinkan penggunaan contoh kasus masa lalu untuk mengakuisisi pengetahuan dan akhirnya diketahui pokok permasalahannya. Selain itu CBR juga dapat mencari solusi dari permasalahan tersebut berdasarkan dari pengalaman kasus masa lalu sehingga segala permasalahan dapat diselesaikan untuk selanjutnya kasus serta solusinya disimpan untuk kemudian dapat digunakan kembali untuk memecahkan kasus baru, jika kasus tersebut hampir sama atau mungkin sama dengan kasus terdahulu. Menurut Aamont & Plaza (1994), secara garis besar kerangka kerja dari metode CBR dapat digambarkan dengan dua bagian, yaitu : 1. Model proses dari CBR yang berbentuk lingkaran (CBR Cycle) 2. Struktur tugas untuk CBR CBR Cycle Menurut Aamont & Plaza (1994), secara keseluruhan model CBR Cycle dapat digambarkan dengan proses sebagai berikut : 5. RETRIEVE, merupakan proses untuk mendapatkan kembali kasus terdahulu yang serupa dengan kasus yang sedang dihadapi. 6. REUSE, merupakan proses untuk menggunakan kembali informasi dan pengetahuan dalam kasus terdahulu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. 7. REVISE, merupakan proses memperbaiki solusi yang telah ada sebelumnya. 8. RETAIN, merupakan proses penyimpanan kasus baru dan solusinya untuk digunakan dalam menyelesaikan kasus berikutnya.

32 Keempat proses di atas akan terus dilakukan ketika menghadapi kasus baru. Model CBR tersebut dapat disajikan pada Gambar 3 Confirmec Solution Suggestea Solution Gambar 3. CBR Cycle (Aamodt & Plaza, 1994) Struktur CBR Menurut Aamont & Plaza (1994), selain CBR cycle, gambaran dari struktur CBR dapat lebih memperjelas proses dari CBR secara detail seperti tampak pada Gambar 4. Dari keempat proses yang telah dilakukan pada CBR Cycle, semuanya masih dapat dipecah kembali menjadi beberapa bagian pekerjaan yang harus dilakukan, seperti keterangan berikut : 1. RETRIEVE, dipecah Identify (mengidentifikasi kasus), Search (mencari kumpulan kasus dimasa lalu), Initial match (membandingkan kasus yang baru dengan kasus yang terjadi dimasa lalu) dan Select (memilih kasus yang mirip).

33 2. REUSE, dipecah menjadi Copy (mengambil dan mengumpulkan kasus yang berbeda dengan kasus yang pernah dihadapi) dan Adapt (mencari solusi yang tepat dan menyimpannya untuk digunakan dimasa datang). 3. REVISE, dipecah menjadi Evaluate Solution (mengevaluasi solusi yang sesuai untuk menyelesaikan kasus yang dihadapi) dan Repair Fault (mendeteksi kesalahan solusi dan memberikan penjelasan tentang kesalahan tersebut, serta memperbaiki solusi tersebut). 4. RETAIN, dipecah menjadi Extract (memperbaharui kasus lama dengan kasus baru tanpa melihat solusinya. Jika kasus tersebut sudah diselesaikan dengan menggunakan kasus sebelumnya, maka kasus baru atau kasus lama akan dibuat sama atau mirip untuk memasukkan atau menggolongkan kasus tersebut), Index (memberikan index solusi yang baru diinput) dan Integrate (memperbaharui data kasus dan solusi yang sudah ada dengan kasus dan solusi yang baru, jika tidak ada kasus baru dan index sudah dibuat, maka kasus yang sudah ada akan dimodifikasi indexnya.) Secara keseluruhan proses yang dilakukan oleh sistem CBR adalah dengan menggunakan pengetahuan secara umum untuk menambahkan pengetahuan baru yang ditunjukkan oleh suatu kasus. Gambaran dan penggunaan pengetahuan tersebut meliputi penggabungan dari metode yang berbasis kasus (Case-Based Method) dengan metode-metode lain dan gambaran-gambaran dari solusinya, untuk mempermudah sistem berbasis aturan (Rule- Based System) atau model-model yang lebih dalam lagi seperti hubungan sebab akibat (causal reasoning) untuk mendapatkan solusinya.

34 Retrieve Identify feature Search Collect descriptors Interpret problem Inferdescriptors Follow direct indexes Search index structure Case-Based Reasoning Initially match Select Copy Search general knowledge Calculate similarity Explain similarity Use selection criteria Alaborate exlpanations Copy solution Copy solution method Reuse Modify solution Adapt Modify solution method Problem solving and learning from experiece Evaluate solution Evaluate by teacher Evaluate in real world Revise Evaluate in model Self repair Repair fault User repair Rerun problem Integrate Update general knowledge Adjust indexes Retain Index Extract Generalize indexes Determine Extract solution method Extract justtifications Extract solutions Extract relevant descriptions Gambar 4. Struktur CBR (Aamodt & Plaza, 1994)

35 Secara keseluruhan arsitektur dari sistem CBR telah menentukan hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi dan pengaturan kekuasaan antara metode CBR dengan komponen-komponen lain Metode Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle/SDLC) Menurut Marakas (2006), metodologi merupakan langkah-langkah yang digunakan sebagai pendekatan kepada konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang akan digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan seperti menganalisa dan merancang sistem selama pengembangan sistem informasi tersebut berlangsung, Menurut Martin et al (2002), metodologi pengembangan sistem yang akan digunakan dalam hal ini adalah pendekatan terstruktur. Yang dimaksud dengan pendekatan terstruktur adalah pendekatan yang mengenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah dirawat. Menurut Marakas (2006), dalam pengembangan sistem banyak metode yang dapat digunakan, metode yang paling dikenal disebut juga sebagai System Development Life Cycle (SDLC). Siklus tersebut sering disebut dengan siklus pengembangan sistem, atau siklus hidup pengembangan sistem (SDLC). Sementara metode-metode lain yang dikenal antara lain: Prototyping, Rapid Application Development (RAD), Soft System, Joint Application Development (JAD) dan lain-lain. Menurut McLeod (1998), SDLC merupakan metode pengembangan sistem paling tua dan SDLC adalah salah satu metode pengembangan sistem yang populer pada saat sistem informasi pertama kali berkembang. Menurut O Brien (1999), biasanya SDLC ini digunakan untuk pengembangan sistem yang besar, dimana SDLC adalah tahapantahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem. Menurut O Brien (1999), SDLC juga merupakan alat untuk manajemen proyek yang bisa digunakan untuk merencanakan, memutuskan dan mengontrol proses

36 pengembangan sistem. Tahapan-tahapan yang terdapat dalam siklus perkembangan sistem informasi tradisional dapat disajikan pada Gambar 5 Gambar 5. Siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) (O Brien, 1999) Penjelasan tentang tahapan-tahapan SDLC antara lain : 1. Pemeriksaan (Investigation) 2. Analisa (Analysis) 3. Perancangan (Design) 4. Mengimplementasikan (Implementation) 5. Pemeliharaan (Maintenance) Pemeriksaan Sistem (System Investigation) Tahap pemeriksaan sistem merupakan langkah pertama dalam proses pengembangan sistem. Tahap ini termasuk menampilkan, memilih, dan studi awal dalam usulan pemecahan sistem untuk menentukan pokok-pokok permasalahan atau kasuskasus yang sering terjadi. Pemeriksaan sistem tertentu meliputi langkah - langkah yang

37 dapat dilihat dalam Gambar 6, dimana sistem besar diusulkan untuk perkembangan sistem. Pemilihan dan Perencanaan Sistem Peninjauan ke kantor untuk mengetahui serta menggambarkan dan memilih sistem yang potensial. Studi Kelayakan Membuat laporan untuk menentukan sistem yang sesuai bagi pengguna akhir dan mengukur kelayakan dari sistem yang baru untuk memenuhi kebutuhan user serta rencana pengembangan kebutuhan yang akan terjadi. Laporan Kelayakan Penyimpanan tentang hasil laporan yang dibuat dan penghubungan hasil laporan-laporan yang sesuai dengan studi kelayakan yang telah dilakukan oleh user. Gambar 6. Aktivitas Dalam Tahap Pemeriksaan Sistem (jbptgunadarma, 2005) Analisis Sistem (System Analysis) Menganalisis dan mendefinisikan permasalahan yang terjadi berdasarkan kasus di masa lalu dan kemungkinan solusi yang pernah digunakan untuk sistem yang akan dibuat. Dalam tahapan analisis ini, analisa sistem yang dilakukan oleh sistem analis digunakan untuk : a. Membuat keputusan apabila sistem di kantor tersebut saat ini bermasalah atau memang sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem tersebut. b. Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya, seperti menentukan komponen apa saja yang dibutuhkan atau yang akan di buat untuk menerima laporan permasalahan serta pertanyaan-pertanyaaan apa saja yang biasa digunakan untuk menentukan jenis permasalahan yang sering terjadi, berdasarkan keterangan dari para pakar, seperti petugas yang menangani permasalahan di kantor tersebut. c. Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, seperti : bagaimana prosedur yang harus di lakukan oleh petugas lapangan jika ada kasus atau masalah.

38 d. Mengidentifikasi kasus yang terjadi dan mencari solusinya, seperti : menanyakan ke para pakar gejala-gejala yang terjadi ketika terdapat sebuah kasus yang timbul selain itu juga mencari solusi yang tepat untuk masalah tersebut. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah : 1. Scope Definition Tujuan : Mendeteksi sistem yang telah berjalan selama ini, apakah sistem yang ada saat ini semakin berkurang manfaatnya (memburuk) atau masih layak digunakan dan juga mengevaluasi kelayakan sistem yang akan dikembangkan. Hasil : Memberikan laporan pendahuluan tentang permasalahan yang terjadi dalam sistem tersebut, seperti : apakah sistem yang biasa digunakan tersebut, layak untuk dikembangkan atau tidak 2. Problem Analysis Tujuan : Menganalisa penyebab dan akibat dari sistem yang telah diidentifikasi pada tahapan sebelumnya. Hasil : Penjelasan tentang sistem yang telah dijalankan selama ini Perancangan Sistem (System Design) Merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem yang akan dibuat, dimana dalam tahap perancangan (Design) memiliki tujuan, yaitu untuk : mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, berdasarkan hasil pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah : 1. Output design Tujuan : Merancang bentuk-bentuk laporan sistem yang akan dibuat berdasarkan hasil penelitian di lapangan berdasarkan dari pengalaman para pakar tersebut yang hasilnya nanti dapat simpan ke dalam database supaya dapat digunakan untuk menangani kasus berikutnya. Hasil : Bentuk (forms) dari dokumentasi keluaran (output).

39 2. Input design Tujuan : Merancang bentuk-bentuk masukan dari sistem yang akan dikembangkan berdasarkan dari pakar yang melayani laporan pelanggan untuk mengetahui posisi, gejala dan jenis kasus yang terjadi untuk selanjutnya hasil tersebut disimpan untuk menangani kasus dimasa yang akan datang. Hasil : Bentuk (forms) dari dokumentasi masukan (input). 3. Database design Tujuan : Merancang tabel-tabel yg dibutuhkan sesuai dengan data modelling (ER-Diagram) dari sistem yang telah dibuat sebelumnya, dalam hal ini program database yang digunakan adalah SQL server. Hasil : Skema database berdasarkan pada sistem yang akan dikembangkan. 4. User Interface design Tujuan: Merancang interface atau tampilan sistem dengan menggunakan prinsip-prinsip user interface, supaya user dapat dengan mudah menggunakan sistem tersebut, sehingga mempercepat proses kerja. Hasil : Rancangan user interface berupa screen Implementasi Sistem (System Implementation) Ketika akan melakukan peralihan dari sistem lama ke sistem baru, maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah mengadakan pelatihan dan panduan seperlunya. Dimana dalam tahap implementasi ini memiliki beberapa tujuan, yaitu : a. Memberikan pengarahan yang spesifikasi sesuai dengan rancangan logika ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem baru yang akan dibangun atau dikembangkannya. b. Mengimplementasikan sistem yang baru. c. Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal, sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah : 1. Programming & testing Tujuan : Mengkonversikan perancangan logika ke dalam kegiatan operasi coding dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu, dalam hal ini

40 bahasa yang pemrograman yang digunakan adalah Visual Basic.Net, dan mengetes semua program serta memastikan semua fungsi atau modul program dapat berjalan secara benar, sesuai dengan yang di harapkan. Hasil : Koding program dan spesifikasi program. 2. Training Tujuan : Memimpin (conduct) pelatihan dalam menggunakan sistem yang baru di kembangkan dan akan di implementasikan, persiapan lokasi latihan dan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan pelatihan seperti : mempersiapkan peralatan-peralatan yang digunakan untuk pelatihan. Hasilnya : Rencana pelatihan sistem baru dan peralatan yang digunakan untuk pelatihan. 3. System changeover Tujuan : Mengubah pemakaian sistem lama ke sistem baru. Dalam melakukan perubahan dari sistem lama ke sistem baru ini merupakan tanggungjawab team designer ke pemakai sistem (user organization). Hasilnya : Berupa rencana pergantian sistem seperti jadwal dan metode perubahan sistem (contract) Operasi dan Perawatan (Maintenance and Operation) Untuk melakukan operasi dan perawatan sistem yang baru, maka hal-hal yang perlu dilakukan untuk mendukung operasi sistem tersebut adalah melakukan perubahan atau menambah fasilitas yang diperlukan dari sistem tersebut. System support tersebut berupa teknik pendukung yang sedang berlangsung dan yang digunakan oleh user untuk memperbaiki error, omission, atau new requirements yang mungkin muncul. Kegiatan-kegiatan yang tergolong System Support seperti : a. Assisting users b. Fixing software defects c. Recovering the system yang mengalami kegagalan akibat human error atau hardware/software failure d. Adapting the system to new requirements

41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara umum, metode penelitian yang digunakan tersusun dalam suatu diagram alur penelitian yang dapat disajikan Gambar 7. Diagram alur tersebut memperlihatkan tahap-tahap proses penelitian yang harus dilakukan sampai pada tahap pembuatan suatu sistem untuk menganalisa gangguan power system di jaringan distribusi. Tahapantahapan tersebut merupakan tahapan dari metode SDLC. Mulai Investigasi Analisa Perancangan Implementasi Verifikasi dan Validasi Sistem Tidak Mewakili Human Expert? Ya Selesai Gambar 7. Tahapan Proses penelitian

42 Selanjutnya penjelasan tahapan-tahapan sebagai berikut : Tahapan Pemeriksaan (Investigation) Tahapan pemeriksaan, meliputi : a. Pemeriksaan sistem yang dijalankan oleh kantor distribusi bagian pelayanan gangguan. b. Pemeriksaan keterangan-keterangan yang harus dilaporkan pelanggan ke operator di bagian pelayanan gangguan untuk mengidentifikasikan posisi gangguan serta jenis gangguan. c. Pemeriksaan tempat dan software yang digunakan untuk menyimpan kasus-kasus lampau maupun kasus-kasus baru Tahapan Analisa (Analysis) Tahapan analisa, meliputi : Diskusi dengan pakar sebagai sumber pengetahuan. Pakar yang diwawancarai adalah orang-orang yang pernah bekerja di PT. PLN dan saat ini bekerja sebagai dosen di STT-PLN, Cengkareng. Jakarta Barat, serta operator yang bekerja di bagian pelayanan gangguan, Kantor Distribusi Cabang Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Wawancara tersebut meliputi hal-hal yang mencakup: a. Batasan jaringan distribusi yang sering mengalami gangguan. b. Urutan-urutan tugas yang harus dijalankan oleh petugas lapangan untuk mencari posisi gangguan. c. Solusi yang harus dilakukan oleh petugas lapangan untuk mengatasi gangguan yang terjadi Tahapan Perancangan (Design) Tahapan perancangan, meliputi : 1. Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan yang dilakukan adalah a. Wawancara pakar b. Studi literatur, yaitu mencari beberapa istilah-istilah yang belum pernah di berikan oleh pakar c. Mencari contoh-contoh kasus gangguan di kantor area pelayanan jaringan unit gangguan.

43 2. Representasi Pengetahuan Fakta dan informasi yang diperoleh dari pakar selanjutnya dirumuskan dan dipresentasikan dengan Metode Case-Based Reasoning (CBR), yaitu metode yang menggunakan kasus-kasus lampau untuk menyelesaikan kasus yang sedang dihadapi. 3. Pengembangan Mesin Inferensi Untuk mengembangkan mesin inferensi, ada beberapa faktor yang harus dilakukan supaya mesin inferensi tersebut dapat bekerja dengan baik, yaitu : a. Penentuan input yang akan digunakan b. Penentuan proses penalaran yang biasa dilakukan oleh seorang pakar 4. Basis Data Dalam perancangan basis data ini di lakukan dalam dua tahapan yaitu dimulai dengan menentukan entity relationship (ER), tahapan berikutnya adalah dengan membuat kamus data. 5. Antar Muka Pemakai Pada tampilan awal antar muka pemakai, dibuat dalam bentuk menu bar, yang bertujuan supaya dapat mempermudah pemakai mengakses sistem tersebut. Tampilan awal tersebut merupakan tampilan utama sistem. Untuk perancangan outputnya, maka sistem yang dikembangkan akan menghasilkan output yang berupa : a. Output Data Kasus, merupakan hasil pencarian kasus-kasus terdahulu b. Output Data Gangguan, merupakan hasil pencarian gangguan diinginkan berdasarkan bobotnya c. Output Gangguan dan Solusi, merupakan hasil pencarian gangguan dan solusi yang diinginkan berdasarkan bobot dari solusinya. d. Output Kasus, sebagai hasil menyimpan kasus baru. e. Output Daftar Gangguan, merupakan hasil untuk memperbaiki atau menambah data gangguan dan solusinya.

44 Tahapan Implementasi (Implementation) Dalam pengembangan sistem, akan dibuat sebuah program aplikasi dengan menggunakan bahasa program VB.Net untuk membuat tampilan antarmuka dan SQL untuk pengembangan query sistem. Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki 4 kemampuan dasar yaitu retrieve, reuse, revise dan retain. Dengan 4 kemampuan tersebut sistem mampu melakukan proses konsultasi dan pengembangan terhadap basis pengetahuan Tahapan Verifikasi dan Validasi Sistem Dalam melakukan pengujian sistem, harus memperhatikan apakah sistem yang dihasilkan sudah mewakili Human Expert atau belum, dengan cara melakukan verifikasi, validasi serta mengujikan sistem tersebut ke pakar. Verifikasi dan validasi sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan oleh pakar dari PLN, operator di unit gangguan dan petugas lapangan gangguan listrik Data dan Alat Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan gangguan tenaga listrik, data lokasi gangguan, jenis gangguan, penyebab gangguan dan solusi gangguan. Adapun alat yang digunakan untuk mendukung pengembangan perangkat lunak sistem pakar ini antara lain seperangkat komputer yang memiliki spesifikasi hardware, diantaranya prosessor Intel Pentium 4, 1.7 GHz, memori 512 MB, HDD 80 GB. Perangkat lunak yang digunakan untuk pengembangan sistem antara lain bahasa pemrograman VB.Net untuk pengembangan antarmuka sistem dan SQL untuk pengembangan query sistem Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di dua tempat yaitu di Kantor Distribusi PLN Cabang Cengkareng Jakarta Barat dan Laboratorium Pascasarjana Departemen Ilmu Komputer IPB. Penelitian dilakukan mulai Maret 2007 sampai Oktober 2007 di Kantor Distribusi

45 PLN Cabang Cengkareng Jakarta Barat. Proses pengembangan dan dokumentasi sistem dilakukan di Laboratorium Pascasarjana Departemen Ilmu Komputer IPB.

46 BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1. Perancangan Sistem Setelah melakukan tahapan pemeriksaan dan tahapan analisa, langkah selanjutnya adalah tahapan perancangan sistem. Tahapan perancangan merupakan proses untuk menerjemahkan kebutuhan pengguna dari hasil pemeriksaan sistem yang ada dan analisa kebutuhan pengguna dalam bentuk representasi perangkat lunak, sehingga dapat dimengerti oleh pengguna. Perancangan sistem ini meliputi perancangan basis data dan perancangan antar muka pengguna Gambaran Umum Sistem Sistem pakar analisa dan penanganan gangguan pada jaringan distribusi power system menggunakan metode CBR ini dikembangkan untuk mengatasi gangguan listrik berdasarkan laporan dari pelanggan. Perangkat lunak sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini berfungsi sebagai penganalisa gangguan listrik yang dilaporkan pelanggan. Kemudian sistem, lewat operator akan memberikan solusi penanganan gangguan listrik berdasarkan pengalaman kasus-kasus gangguan listrik sebelumnya atau hasil analisa pakar yang mengerti tentang penanganan gangguan listrik yang telah dijadikan sebagai pengetahuan di dalam basisdata sistem. Pelanggan Status kerusakan & solusi Laporan Operator Teknisi Lapangan Penanganan gangguan Kasus Gangguan Saran Penanganan Sistem Gambar 8. Diagram laporan gangguan dan penanganan oleh sistem

47 Untuk menggambarkan proses-proses yang terjadi dalam sistem pakar yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka dibuat data flow diagram. Data flow diagram (DFD) sistem pakar dimulai dari DFD level 0 sampai DFD yang lebih rinci. Adapun DFD level 0 sistem pakar yang dikembangkan dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 9 dan DFD level 1 yang disajikan pada Lampiran 1. Gambar 9. DFD level 0 Sistem pakar analisa gangguan di jaringan distribusi Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan sistem pakar analisa dan penanganan gangguan pada jaringan distribusi power system dilakukan dengan tiga cara, yaitu (1) belajar dari kasuskasus di masa lalu, (2) Studi literatur pustaka dan (3) wawancara dengan pakar. Akuisisi pengetahuan lewat belajar dari kasus-kasus lampau dilakukan dengan cara mendapatkan contoh-contoh kasus yang pernah terjadi gangguan di lokasi sekitar kantor area pelayanan jaringan tersebut serta solusi yang dilakukan oleh petugas unit gangguan (Lampiran 2). Akuisisi melalui studi literatur dilakukan dengan cara mencari tahu beberapa istilah material yang mengalami kerusakan yang mungkin belum pernah di berikan oleh pakar yang didapatkan dari buku-buku tentang operasi tenaga listrik dan jaringan distribusi. Hasil akuisisi pengetahuan lewat studi literatur bisa dilihat pada Lampiran 3. Wawancara dengan pakar meliputi identifikasi terhadap kelompok peralatan yang biasa mengalami terjadi gangguan, material-material yang biasa mengalami kerusakan dan sumber kerusakan. Salah satu contoh hasil akuisisi pengetahuan lewat wawancara dengan pakar bisa dilihat pada Lampiran 4.

48 Representasi Pengetahuan Informasi di dalam basis pengetahuan dimasukkan ke dalam program komputer oleh proses yang disebut representasi pengetahuan. Pengetahuan sistem tersebut direpresentasikan dalam bentuk kasus. Kasus-kasus di masa lampau akan dijadikan sebagai basis pengetahuan oleh sistem. Untuk merepresentasikan pengetahuan sistem pakar ini maka dibuat sebuah tabel kasus. Tabel kasus sistem terdiri dari beberapa variabel antara lain nomor kontrak pelanggan, nama pelapor/pelanggan, alamat gangguan, keluhan pelanggan, gangguan dan solusi penanganan. Tabel pengetahuan secara lengkap bisa dilihat pada Lampiran 5. Pengetahuan sistem yang didapat direpresentasikan dalam bentuk aturan pencarian menggunakan format if-then. Aturan pencarian dipilih karena memiliki kelebihan : 1. Pengetahuan yang direpresentasikan dalam bentuk aturan pencarian kasus dengan format if-then cukup mudah dipahami. 2. Pengetahuan bisa dimodifikasi yaitu pengetahuan bisa ditambah, dihapus atau diperbaiki. Langkah-langkah yang dilakukan untuk merepresentasikan pengetahuan meliputi pembuatan tabel keputusan dan pengubahan tabel keputusan menjadi aturan pencarian keluhan dan gangguan. 1. Tabel keputusan Tabel keputusan merupakan suatu metode untuk mendokumentasikan pengetahuan sistem pakar analisa dan penanganan gangguan pada jaringan distribusi power system. Fungsi tabel keputusan ini untuk menentukan hubungan antara keluhan pelanggan dan gangguan serta solusi penanganan. Ada dua tabel keputusan yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu (1) tabel keputusan pencarian keluhan dan (2) tabel keputusan pencarian gangguan. Tabel keputusan pencarian keluhan dan tabel keputusan pencarian gangguan bisa dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

49 2. Pengubahan tabel pencarian kasus menjadi aturan pencarian Ada aturan umum yang ditetapkan dalam hubungan tabel keputusan, keluhan pelanggan, gangguan dan solusi penanganan. Aturan umum pencarian keluhan yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain : IF No. Kontrak dan Alamat dan Keluhan sama THEN Bobot 0.8 IF No. Kontrak dan Keluhan sama THEN Bobot 0.7 IF Alamat dan Keluhan sama THEN Bobot 0.6 IF Keluhan sama THEN Bobot 0.5 IF No. Kontrak sama THEN Bobot 0.4 IF Alamat sama THEN Bobot 0.3 Aturan pencarian gangguan yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran Pengembangan Mesin Inferensi Untuk mengembangkan mesin inferensi, ada beberapa faktor yang harus dilakukan supaya mesin inferensi tersebut dapat bekerja dengan baik, yaitu : c. Penentuan input yang akan digunakan, seperti : - No. Kontrak (Merupakan Nomor Pelanggan) - Nama Pelapor/Pelanggan - Alamat Gangguan - Waktu Gangguan - Jam Gangguan - Keluhan

50 d. Penentuan proses penalaran yang biasa dilakukan oleh seorang pakar, seperti : - Menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. - Mesin ini akan memulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. - Mesin inferensi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penalaran aturan backward chaining dan forward chaining. Pada mesin inferensi penalaran backward chaining dilakukan pada saat mesin inferensi akan memilih kasus dengan keluhan yang sama. Selanjutnya dari keluhan tersebut, sistem akan mencari jenis gangguan yang terjadi. Sementara penalaran forward chaining dilakukan saat mesin inferensi mencari jenis gangguan untuk kemudian dicari solusi penanganan gangguan listrik yang terjadi. Aturan yang digunakan dalam mesin inferensi pada tahap ini didasarkan pada tabel keputusan pencarian keluhan dan tabel keputusan pencarian gangguan yang disajikan pada Lampiran 6 dan 7. Aturan yang dikembangkan dalam penelitian ini diurutkan berdasarkan skala prioritas. Skala prioritas yang dimaksud dalam penelitian ini didasarkan pada nilai bobot keputusan. Semakin besar nilai bobot pada sebuah keputusan artinya semakin tinggi nilai prioritasnya. Untuk menentukan prioritas pada setiap keputusan ditentukan oleh pakar. Untuk melihat nilai-nilai bobot masing-masing keputusan secara lengkap bisa dilihat pada Lampiran 6 dan Perancangan Basis Data Basis data merupakan kumpulan data yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sistem. Perancangan basis data merupakan komponen yang paling penting dalam pembuatan sustu sistem. Basis data berisi data-data kasus yang akan digunakan untuk mencari solusi kasus yang dihadapi dari hasil dari proses pelacakan. Untuk melihat hubungan antar entitas basis data sistem pakar yang dikembangkan dalam penelitian ini bisa disajikan pada Gambar 10.

51 Gambar 10. Diagram Hubungan Antar Entitas (ERD) Ada empat tabel yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu tabel pelanggan, tabel kasus, tabel petugas dan tabel gangguan. Untuk melihat hubungan antartabel di atas Gambar 11 berikut ini akan menggambarkan relasi antar tabel basis pengetahuan. Gambar 11. Diagram relasi antartabel

52 Sementara Kamus data : 1. Kasus = {IdKasus, NoKontrak, Alamat, NamaPelapor, Keluhan, Gangguan, Solusi, TglPadam, JamPadam, TglNyala, JamNyala} 2. Petugas = {IdPetugas, NamaPetugas} 3. Keluhan = {IdKeluhan, IdKasus, Gangguan, Bobot, Solusi} 4. Pelanggan = {NoKontrak, NamaPelanggan, Alamat} 5. Perbaikan = {IdKasus, IdPetugas} Struktur tabel dalam sistem pakar ini terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel-tabel yang digunakan dalam sistem pakar Nama Tabel Field Deskripsi Keterangan tkasus tpetugas tpelanggan tperbaikan tkeluhan IdKasus Identitas Kasus Primary Key NoKontrak No Kontrak Pelanggan Foreign Key 1 (Pertama) NamaPelapor Nama Pelanggan yang melapor Alamat Alamat pelapor Keluhan Keluhan Gangguan Jenis Gangguan yang di cari Solusi Solusi yang di cari TglPadam Tanggal Listrik Padam JamPadam Jam Listrik Padam TglNyala Tanggal Listrik Menyala JamNyala Jam Listrik Menyala IdPetugas Identitas Petugas Primary Key NamaPetugas Nama Petugas Yang Memperbaiki NoKontrak No Kontrak Pelanggan Primary Key NamaPelanggan Nama Pelanggan Alamat Alamat Pelanggan IdKasus Identitas Kasus Foreign Key 1 (Pertama) IdPetugas Identitas Petugas Foreign Key 2 (Kedua) IdKasus Identitas Kasus Foreign Key 1 (Pertama) Gangguan Jenis Gangguan dalam database Bobot Bobot Gangguan Solusi Solusi Gangguan dalam database Perancangan Antarmuka Antarmuka pengguna merupakan bagian dimana terjadi komunikasi antara operator dengan sistem. Kemudahan operator memahami cara penggunaan sistem dapat

53 dijadikan indikasi keberhasilan antarmuka melakukan komunikasi dengan pengguna. Antarmuka yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari Form Pengaduan, Form Data Kasus, Form Data Gangguan, Form Kasus, Form Gangguan dan Solusi serta Form Daftar Gangguan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 12, 13, 14, 15, 16 dan 17. Gambar 12. Form Pengaduan Gambar 13. Form Data Kasus

54 Gambar 14. Form Data Gangguan Gambar 15. Form Kasus

55 Gambar 16. Form Gangguan Dan Solusi Gambar 17. Form Daftar Gangguan

56 4.2. Implementasi Sistem Sistem pakar analisa dan penanganan gangguan pada jaringan distribusi power system ini dikembangkan berbasis komputer. Implementasi sistem terdiri dari proses pemasukkan data ke sistem dan konsultasi gangguan listrik pelanggan. Untuk pengembangannya diperlukan suatu alat bantu untuk membuatnya yaitu menggunakan perangkat lunak Visual Basic.Net. Dengan menggunakan perangkat lunak Visual Basic.Net, mesin inferensi dibuat untuk menjalankan aturan-aturan yang sudah dibuat dalam basis pengetahuan tanpa harus mengubah kode program dari mesin inferensi tersebut. Proses pelacakan aturan-aturan tersebut menggunakan metode penalaran runut balik. Pada sistem pakar yang menggunakan penalaran runut balik, sistem berupaya untuk membuktikan sub tujuan yang mendukung konklusi dengan cara merunut balik. Gambar 18. Tampilan Bagian Depan Sistem Pakar Untuk Analisa Dan Penanganan Gangguan Power System Pada Jaringan Distribusi Berbasis Kasus Ada beberapa antarmuka yang dikembangkan dalam sistem pakar ini. Antarmuka dalam bentuk form tersebut berfungsi sebagai sarana melakukan konsultasi dan pengembangan sistem pakar antara sistem dengan operator pengguna. Form-form yang dikembangkan tersebut antara lain : 1. Form Pengaduan : berfungsi untuk menerima pengaduan dari pelanggan. Berisi No. Kontrak, Nama Pelapor, Alamat, Waktu Gangguan, Jam Gangguan, Keluhan, serta Tombol Cari Kasus Lampau dan tombol close. Fungsi tombol Cari Kasus Lampau

57 adalah untuk menampilkan Form Data Kasus yang berisi data-data kasus lampau untuk mencari kasus-kasus lampau yang mungkin pernah ada dan sama dengan kasus yang sedang dihadapi. Sementara tombol close berfungsi untuk menutup form tersebut (Gambar 19). Gambar 19. Form Pengaduan 2. Form Data Kasus : berisi data kasus lampau, tombol cari gangguan serta tombol close. Data kasus lampau digunakan untuk membandingkan apakah dalam data kasus tersebut pernah ada kasus yang sama dengan kasus yang dihadapi atau tidak. Tombol cari gangguan yang ada di dalam Form Data Kasus digunakan untuk mencari gangguan yang ada dalam Form Data Gangguan. Sementara tombol close berfungsi untuk menutup form tersebut (Gambar 20).

58 Gambar 20. Form Data Kasus 3. Form Data Gangguan : berisi data gangguan, tombol analisa gangguan, simpan kasus dan tombol close (Gambar 21). Data gangguan yang ditampilkan berisi NoKontrak, alamat, keluhan, gangguan, solusi dan bobot dari gangguan tersebut. Data gangguan yang ditampilkan bertujuan untuk melihat gangguan serta solusi yang diinginkan tersebut apakah sesuai atau tidak. Jika gangguan yang ditampilkan sesuai dengan yang diperkirakan oleh petugas lapangan, maka gangguan dan solusi tersebut dapat di simpan dengan menggunakan tombol simpan kasus, sementara jika gangguan dan solusinya tidak sesuai dengan perkiraan petugas lapangan, maka gangguan yang diinginkan dapat di cari pada Form Daftar Gangguan (Gambar 24) dengan menggunakan tombol analisa pakar.

59 Gambar 21. Form Data Gangguan 4. Form Gangguan Dan Solusi : berisi tentang gangguan, solusi, tombol Cari Solusi, tombol Simpan, tombol Input Gangguan dan tombol Close. Gangguan yang di tampilkan pada window gangguan adalah seluruh gangguan yang mempunyai keluhan yang sama, selanjutnya tinggal operator yang memilih gangguan yang terjadi sesuai dengan informasi dari petugas lapangan. Untuk menampilkan solusi yang sesuai dengan gangguan yang dipilih, maka tekan tombol Cari Solusi, maka solusi akan ditampilkan pada window solusi, sesuai dengan gangguan yang dipilih oleh operator. Jika gangguan dan solusi yang diinginkan telah di dapat, maka gangguan dan solusi tersebut dapat disimpan beserta data tentang pelanggan sebagai data kasus baru dengan menggunakan tombol Simpan Kasus. Jika gangguan yang diinginkan tidak terdapat dalam daftar gangguan yang ada, maka operator dapat menginput gangguan, solusi serta bobotnya, untuk digunakan sebagai data gangguan baru dengan menggunakan tombol Input Gangguan. Sementara tombol Close berfungsi untuk menutup form tersebut (Gambar 22).

60 Gambar 23. Form Gangguan dan Solusi 5. Form Kasus : berisi No. Kontrak, Nama Pelanggan, Nama Pelapor, Waktu Gangguan, Jam Gangguan, Keluhan, Gangguan, Solusi, Tanggal Menyala, Jam Menyala serta petugas. Selain itu juga tombol Simpan. No. Kontrak, Nama Pelanggan, Nama Pelapor, Waktu Gangguan, Jam Gangguan, Keluhan, Gangguan, Solusi, Tanggal Menyala, Jam Menyala serta petugas, merupakan data dari sebuah kasus yang nantinya akan disimpan dalam tabel Kasus. Sementara Tombol Simpan berfungsi untuk menyimpan kasus yang data kasusnya telah terisi dan telah ada gangguan serta solusinya (Gambar 23).

61 Gambar 23. Form Kasus 6. Form Daftar Gangguan : berisi tentang gangguan dan solusi, tombol tampilkan, tombol tambah, tombol simpan, dan tombol hapus. Dalam daftar gangguan berisi tentang semua jenis-jenis gangguan serta solusi yang pernah terjadi yang nantinya dapat dipilih oleh operator untuk menangani gangguan yang dihadapi, untuk selanjutnya gangguan serta solusi tersebut disimpan. Masukkan Gangguan berisi tentang jenis gangguan yang telah dipilih oleh operator berdasarkan gangguan yang dihadapi. Solusi berisi tentang penyelesaian gangguan yang pernah dilakukan oleh petugas dari unit gangguan. Tombol Solusi berfungsi untuk menampilkan solusi berdasarkan jenis gangguan yang telah diinput oleh operator. Tombol Simpan Kasus berfungsi untuk menyimpan kasus baru yang gangguan serta solusinya telah ditemukan. Tombol Input Gangguan berfungsi untuk menambahkan gangguan baru,

62 jika gangguan yang dihadapi serta solusinya belum pernah ada dalam Form Daftar Gangguan (Gambar 24). Gambar 24. Form Daftar Gangguan 4.3. Pembahasan Sistem pakar ini terdiri dari bagian konsultasi dan bagian pengembangan. Pada bagian konsultasi, sistem pakar untuk analisa dan penanganan gangguan power system pada jaringan distribusi berbasis kasus ini memiliki sifat kemampuan retrieve dan reuse. Sementara pada bagian pengembangan sistem pakar ini memiliki kemampuan retain dan revise. Sebagai contoh ada sebuah pengaduan dari pelanggan dengan keterangan sebagai berikut : No. Kontrak : FF Nama Pelapor : -

63 Alamat : Klingkit Waktu Gangguan : 8/21/2008 Keluhan : sebagian padam Operator yang menerima keluhan, akan memasukkan keterangan di atas ke dalam form pengaduan yang disediakan sistem pakar (Gambar 25). Gambar 25. Input keluhan pelanggan pada Form Pengaduan Selanjutnya operator mencari keluhan yang sama pada basis pengetahuan yang dimiliki oleh sistem. Jika keluhan pelanggan tersebut ditemukan dalam basis pengetahuan sistem, maka data kasus lampau yang dicari akan ditampilkan seperti Gambar 26. Keluhan sama yang dimunculkan sistem akan diurutkan berdasarkan bobotnya. Urutan keluhan pertama yang dimunculkan sistem merupakan prioritas paling tinggi. Semakin ke bawah urutan keluhan yang dimunculkan berarti keakuratan keluhan semakin rendah. Kemudian operator akan mencari kemungkinan gangguan yang terjadi berdasarkan laporan pelanggan tersebut. Operator bisa menggunakan keluhan dengan bobot tertinggi sebagai masukan untuk mencari penyebab gangguan.

64 Gambar 26. Tampilan data keluhan yang sama dengan bobot Pencarian kemungkinan gangguan yang dilakukan oleh sistem juga menggunakan skala prioritas yang dipresentasikan dalam bentuk bobot. Semakin tinggi bobot yang dimiliki gangguan hasil pencarian gangguan berarti semakin besar kemungkinan gangguan tersebut terjadi. Hasil pencarian gangguan berdasarkan bobot tersebut bisa dilihat pada Gambar 27. Gambar 27. Tampilan hasil gangguan berdasarkan keluhan dengan nilai bobot.

65 Kemampuan sistem mencari kasus lampau yang sama dengan kasus yang tengah dihadapi seperti kasus di atas, disebut sebagai kemampuan retrieve sistem. Jika hasil pencarian kasus lampau masih belum ditemukan gangguan dan solusi yang sesuai dengan keluhan yang terjadi pada kasus di atas, sistem juga menyediakan pencarian gangguan berdasarkan analisa pakar. Pada keluhan sebagian padam dalam Form Gangguan dan Solusi, gangguan yang paling tinggi bobotnya adalah aftak JTR terbakar dan ternyata gangguan dan solusi yang didapat berdasarkan keluhan seperti yang dilaporkan pelanggan dengan nomor identitas FF ini sama. Solusi ganti 2 buah tap konektor yang disarankan sistem pada kasus kedua yang akan ditampilkan seperti pada Gambar 28. Gambar 28. Tampilan hasil solusi gangguan

66 Selain memiliki kemampuan retrieve, sistem juga memiliki kemampuan reuse. Kemampuan reuse sistem bisa dilihat pada kasus yang dialami FF di Jl Klingkit. Gangguan dan solusi yang diinginkan telah didapat, maka gangguan dan solusinya dapat digunakan oleh petugas lapangan tersebut untuk menangani gangguan yang terjadi. Namun jika pada kasus lampau gangguan dan solusi yang sama dengan kasus yang dihadapi masih tidak ditemukan atau tidak tepat, maka operator dapat menggunakan kemampuan sistem untuk menambah gangguan baru atau menghapus gangguan yang telah ada yang terdapat dalam form daftar gangguan yang tersimpan di dalam sistem yang tidak sesuai. Caranya dengan memanfaatkan tombol Input Gangguan. Operator kemudian dapat menambahkan jenis gangguan dan solusi yang sesuai dengan hasil pemeriksaan dan perbaikan dari petugas lapangan atau menghapus gangguan dan solusi yang tidak sesuai dengan yang terjadi. Proses tersebut diatas disebut proses revise untuk gangguan dan solusinya. Kemampuan revise sistem untuk menambah gangguan dan solusi penanganan keluhan bisa dilakukan dengan memanfaatkan tombol tambah. Sebaliknya, jika operator ingin menghapus gangguan dan solusi yang telah ada dapat menggunakan fasilitas hapus seperti yang terlihat pada Gambar 29. Gambar 29. Proses revise gangguan dan solusi dari data kasus pelanggan

67 Selain memperbaiki data gangguan dan solusinya, sistem juga dapat memperbaiki data kasus lampau dengan cara memilih fasilitas edit data kasus pada tampilan bagian depan Sistem Pakar Untuk Analisa Dan Penanganan Gangguan Power System Pada Jaringan Distribusi Berbasis Kasus (Gambar 30). Gambar 30. Proses Edit Data Kasus Jika fasilitas edit data kasus pada tampilan bagian depan di klik akan tampil Form Edit Data Kasus seperti tampak pada Gambar 31. Gambar 31. Proses edit data kasus lampau pada Form Edit Data Kasus

68 Untuk memperbaiki data kasus lampau, operator bisa memanfaat fasilitas form kasus. Caranya dengan memasukkan No. Kontrak pelanggan yang ingin di edit, selanjutnya tekan tombol cari untuk menampilkan data kasus lampau yang ingin di edit. Proses selanjutnya adalah menekan tombol edit sehingga akan tampil Form Kasus yang berisi data kasus lampau yang akan diperbaiki, selanjutnya setelah proses perbaikan selesai, maka data yang sudah di perbaiki dapat disimpan kembali dengan menggunakan fasilitas simpan seperti tampak pada Gambar 32. Gambar 32. Proses memperbaiki data kasus lampau pada Form Kasus Proses memperbaiki data kasus lampau seperti tampak pada gambar di atas dalam metode CBR disebut dengan proses revise. Selain memperbaiki basis pengetahuan gangguan dan solusi, proses revise dapat dilakukan untuk memperbaiki data kasus lampau.

69 Proses selanjutnya dalam metode CBR adalah retain. Proses retain dalam metode CBR adalah proses menyimpan data, baik itu data gangguan dan solusinya dengan menggunakan fasilitas simpan setelah dilakukan proses perbaikian dapat disajikan pada Gambar 33. Gambar 33. Proses penyimpanan data gangguan dan solusisnya yang baru Proses penyimpanan kasus baru ini yang disebut dengan proses retain. Form Kasus (Gambar 34) ini dapat ditampilkan dengan menggunakan tombol simpan. Fasilitas tombol simpan ini digunakan jika gangguan dan solusi yang diinginkan telah ditemukan dalam Form Data Gangguan Atau Form Gangguan dan Solusi.

70 Gambar 34. Proses menyimpan kasus baru yang sudah diperbaiki 4.4. Verifikasi dan Validasi Sistem Hasil verifikasi dan validasi dilakukan oleh penulis ke pakar untuk mendapatkan hasil atau sistem yang mendekati atau dapat mewakili pakar. Dalam hal ini, penulis meminta kepada pakar untuk mengecek kembali sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini. Ada tiga pihak yang akan dijadikan sebagai pakar untuk melakukan verifikasi dan validasi terhadap sistem yaitu pakar dari PLN, petugas lapangan dan operator di unit pelayanan gangguan. Validasi bersama pakar dari PLN dilakukan penulis di STT PLN Meruya Jakarta Barat pada Bulan Juli Sementara verifikasi dan validasi sistem bersama petugas lapangan dan operator di unit pelayanan gangguan dilakukan pada Bulan Agustus 2008 di Kantor Unit Pelayanan Jaringan Cengkareng Jakarta Barat. Secara umum, hasil verifikasi terhadap pengembangan sistem yang dilakukan dalam penelitian ini bersama ketiga pakar yaitu pakar dari PLN, operator di

SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING TITI RATNASARI G

SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING TITI RATNASARI G SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING TITI RATNASARI G651050064 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Lebih terperinci

Gambar 1. Jaringan PLN Secara Keseluruhan (Marsudi, 2006)

Gambar 1. Jaringan PLN Secara Keseluruhan (Marsudi, 2006) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jaringan PLN Secara Keseluruhan Menurut Djiteng (2006), Penyampaian tenaga listrik dari tempat dibangkitkan (PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTD) sampai ke tempat pelanggan, baik

Lebih terperinci

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian

Gambar 7. Tahapan Proses penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara umum, metode penelitian yang digunakan tersusun dalam suatu diagram alur penelitian yang dapat disajikan Gambar 7. Diagram alur tersebut memperlihatkan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1. Perancangan Sistem Setelah melakukan tahapan pemeriksaan dan tahapan analisa, langkah selanjutnya adalah tahapan perancangan sistem. Tahapan perancangan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan energi listrik terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja menuntut PLN guna meningkatkan pasokan tenaga listrik. Di dalam penyaluran energi listrik,

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR ONLINE MENGGUNAKAN RULE BASE METHOD UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM SKRIPSI KIKI HENDRA SITEPU

SISTEM PAKAR ONLINE MENGGUNAKAN RULE BASE METHOD UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM SKRIPSI KIKI HENDRA SITEPU SISTEM PAKAR ONLINE MENGGUNAKAN RULE BASE METHOD UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT AYAM SKRIPSI KIKI HENDRA SITEPU 060823019 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Maria Shusanti F Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung

Lebih terperinci

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS Agus Sasmito Aribowo Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi 1 MODEL HEURISTIK N. Tri Suswanto Saptadi 2 Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan model Heuristik untuk menyelesaikan masalah dengan pencarian solusi terbaik. 1 3 Model

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN TRANSMISI DAN DIMENSI PONDASI STRAP FOOTING UNTUK TOWER LISTRIK SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT)

SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN TRANSMISI DAN DIMENSI PONDASI STRAP FOOTING UNTUK TOWER LISTRIK SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) SISTEM PAKAR PERENCANAAN JALUR SALURAN TRANSMISI DAN DIMENSI PONDASI STRAP FOOTING UNTUK TOWER LISTRIK SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) ADHI KUSNADI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G651034074 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR DEFINISI System yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. ES dikembangkan

Lebih terperinci

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI

PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI PELABELAN OTOMATIS CITRA MENGGUNAKAN FUZZY C MEANS UNTUK SISTEM TEMU KEMBALI CITRA MARSANI ASFI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Struktur Sistem Pakar

Struktur Sistem Pakar Sistem Pakar Struktur Sistem Pakar Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses jonh.fredrik.u@gmail.com Definisi Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan

Lebih terperinci

APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR

APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR Yeni Agus Nurhuda 1, Sri Hartati 2 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Teknokrat Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam 9-11 Labuhan Ratu,

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database TAKARIR artificial intelligence backward chaining Data Flow Diagram (DFD) Database Decision Tree expert system forward chaining Flowchart Hardware Input Interface knowladge base Login Logout Output kecerdasan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING Agus Sasmito Aribowo 1), Siti Khomsah 2) 1) Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli Sistem Pakar Dasar Ari Fadli fadli.te.unsoed@gmail http://fadli84.wordpress.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan

Lebih terperinci

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G

PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G PREDIKSI STATUS KEAKTIFAN STUDI MAHASISWA DENGAN ALGORITMA C5.0 DAN K-NEAREST NEIGHBOR IIN ERNAWATI G651044054 SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 3.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom SISTEM PAKAR Entin Martiana, S.Kom, M.Kom EXPERT SYSTEM (SISTEM PAKAR) Definisi : Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HERNIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING SKRIPSI

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HERNIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING SKRIPSI PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT HERNIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING SKRIPSI Ahmad Doli Hutagalung 081421037 PROGRAM EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Aplikasi, Sistem Pakar, dan Sepeda Motor. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Aplikasi, Sistem Pakar, dan Sepeda Motor. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cara mendeteksi kerusakan sepeda motor dan mengetahui cara penanganan pada kerusakan yang telah terdeteksi. Aplikasi ini dirancang mengunakan metode

Lebih terperinci

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. Artikel Elektronika I. Sistem Distribusi Merupakan system listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pakar Definisi Pakar (Human Expert) adalah seseorang yang telah mempelajari fakta- fakta, buku teks, dan pengetahuan bidangnya, serta mengembangkan pengetahuan yang telah terdokumentasi

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI HASDYA MUTIA RAMBEY

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI HASDYA MUTIA RAMBEY SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI HASDYA MUTIA RAMBEY 091421011 PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW

Bab 1 PENDAHULUAN UKDW Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia yang harus diselesaikan dengan baik dan benar. Dalam hal ini adalah masalah penyakit pada ikan khususnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PAKAR PENANGANAN GANGGUAN HAID MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI SRI MELVANI HARDI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PAKAR PENANGANAN GANGGUAN HAID MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI SRI MELVANI HARDI PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PAKAR PENANGANAN GANGGUAN HAID MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI SRI MELVANI HARDI 061401026 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji 1 SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Agam Krisna Setiaji Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :

Lebih terperinci

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI Bab V JARINGAN DISTRIBUSI JARINGAN DISTRIBUSI Pengertian: bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa jaringan penghantar yang menghubungkan antara gardu induk pusat beban dengan pelanggan. Fungsi: mendistribusikan

Lebih terperinci

Pengenalan Sitem Pakar

Pengenalan Sitem Pakar Pengenalan Sitem Pakar Sistem Pakar (Expert System) Diderifasikan dari term Sistem Pakar Berbasis Pengetahuan (Knowledgebased expert System) Merupakan sebuah sistem mengunakan pengetahuan manusia dan mengimplementasikannya

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT TANAMAN KARET MENGGUNAKAN METODE FAKTOR KEPASTIAN (CERTAINTY FACTOR) PADA SMARTPHONE

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT TANAMAN KARET MENGGUNAKAN METODE FAKTOR KEPASTIAN (CERTAINTY FACTOR) PADA SMARTPHONE i ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT TANAMAN KARET MENGGUNAKAN METODE FAKTOR KEPASTIAN (CERTAINTY FACTOR) PADA SMARTPHONE SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SCALABLE VECTOR GRAPHICS (SVG) TERHADAP APLIKASI e-learning STUDI KASUS UNIVERSITAS TERBUKA (UT) RUSTAM EFFENDY

IMPLEMENTASI SCALABLE VECTOR GRAPHICS (SVG) TERHADAP APLIKASI e-learning STUDI KASUS UNIVERSITAS TERBUKA (UT) RUSTAM EFFENDY IMPLEMENTASI SCALABLE VECTOR GRAPHICS (SVG) TERHADAP APLIKASI e-learning STUDI KASUS UNIVERSITAS TERBUKA (UT) RUSTAM EFFENDY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge

BAB II DASAR TEORI. Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pakar 2.1.1 Pengertian Sistem Pakar Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge based system yaitu suatu aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Trafo Distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Trafo Distribusi dapat dipasang

Lebih terperinci

Untung Subagyo, S.Kom

Untung Subagyo, S.Kom Untung Subagyo, S.Kom Keahlian ahli/pakar pengalihan keahlian Mengambil keputusan Aturan kemampuan menjelaskan Keahlian bersifat luas dan merupakan penguasaan pengetahuan dalam bidang khusus yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

Expert System. MATA KULIAH : Model & Simulasi Ekosistem Pesisir & Laut. Syawaludin A. Harahap 1

Expert System. MATA KULIAH : Model & Simulasi Ekosistem Pesisir & Laut. Syawaludin A. Harahap 1 MATA KULIAH : Model & Simulasi Ekosistem Pesisir & Laut KODE MK : M10B.116 SKS : 3 (2-1) DOSEN : Syawaludin Alisyahbana Harahap EXPERT SYSTEM (SISTEM PAKAR/AHLI) UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SISTEM DATA MINING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT DIABETES MENGGUNAKAN ALGORITME CLASSIFICATION BASED ASSOCIATION HERWANTO

PEMBANGUNAN SISTEM DATA MINING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT DIABETES MENGGUNAKAN ALGORITME CLASSIFICATION BASED ASSOCIATION HERWANTO PEMBANGUNAN SISTEM DATA MINING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT DIABETES MENGGUNAKAN ALGORITME CLASSIFICATION BASED ASSOCIATION HERWANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 1 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH

PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH PERANCANGAN PROTOKOL AKTA NOTARIS DIGITAL INAYATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis Perancangan

Lebih terperinci

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Sistem Pakar Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Referensi Giarrantano, J. and G.Riley bab

Lebih terperinci

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K.

INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. INTEGRASI DATA SEMITERSTRUKTUR SECARA SKEMATIK BERBASIS XML (EXTENSIBLE MARKUP LANGUAGE) TITIN PRAMIYATI K. SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA INFEKSI PENYAKIT TROPIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI ELLYS R. SITUMEANG

SISTEM PAKAR DIAGNOSA INFEKSI PENYAKIT TROPIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI ELLYS R. SITUMEANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA INFEKSI PENYAKIT TROPIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI ELLYS R. SITUMEANG 091421001 PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS SISTEM PAKAR Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS Defenisi Sistem Pakar 1. Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer

Lebih terperinci

Operasi Sistem Tenaga Listrik

Operasi Sistem Tenaga Listrik Daftar Isi i ii Operasi Sistem Tenaga Listrik Daftar Isi iii OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK Oleh: Djiteng Marsudi Edisi Kedua Cetakan Pertama, 2006 Hak Cipta Ó 2006 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

Lebih terperinci

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik SISTEM DISTRIBUSI Sistem Distribusi Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik

Lebih terperinci

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR (Sistem Pakar) Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR Kecerdasan Buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berperilaku cerdas seperti manusia. Cabang-cabang

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL)

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL) SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL) Armansyah, Dwi Yuli Prasetyo Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

MEMBANGUN SISTEM PAKAR UNTUK MELAKUKAN DIAGNOSIS KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION) DENGAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI

MEMBANGUN SISTEM PAKAR UNTUK MELAKUKAN DIAGNOSIS KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION) DENGAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI MEMBANGUN SISTEM PAKAR UNTUK MELAKUKAN DIAGNOSIS KECANDUAN INTERNET (INTERNET ADDICTION) DENGAN METODE FORWARD CHAINING SKRIPSI FATINA FACHRAINI ELFA 091421021 PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik skripsi yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan

Lebih terperinci

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik : Pembagian /pengiriman/pendistribusian/pengiriman energi listrik dari instalasi penyediaan (pemasok) ke instalasi pemanfaatan

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK Pengenalan jenis kayu yang sering dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G

PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM UNTUK SELEKSI METODE PENINGKATAN PEROLEHAN MINYAK TINGKAT LANJUT INDAH MUSI INDRIA DEWI G651034074 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang semua orang, namun di sisi lain jumlah dokter gigi di Indonesia masih sangat sedikit

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMISASI FORMULA DISTRIBUTED QUERY DALAM BASIS DATA RELASIONAL R. SUDRAJAT

ANALISIS OPTIMISASI FORMULA DISTRIBUTED QUERY DALAM BASIS DATA RELASIONAL R. SUDRAJAT ANALISIS OPTIMISASI FORMULA DISTRIBUTED QUERY DALAM BASIS DATA RELASIONAL R. SUDRAJAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 RINGKASAN ii Proses join query dalam sistem basis data terdistribusi

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SISTEM DATA MINING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT DIABETES MENGGUNAKAN ALGORITME CLASSIFICATION BASED ASSOCIATION HERWANTO

PEMBANGUNAN SISTEM DATA MINING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT DIABETES MENGGUNAKAN ALGORITME CLASSIFICATION BASED ASSOCIATION HERWANTO PEMBANGUNAN SISTEM DATA MINING UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT DIABETES MENGGUNAKAN ALGORITME CLASSIFICATION BASED ASSOCIATION HERWANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 1 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

SDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE. Materi ke-2. Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14

SDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE. Materi ke-2. Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14 SDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE Materi ke-2 Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14 PENGEMBANGAN SISTEM METODE PENGEMBANGAN SISTEM Banyak metode pengembangan sistem yang tersedia Metode yang paling

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR MENGGUNAKAN ELLIPTICAL FOURIER DESCRIPTOR UNTUK PENGENALAN VARIETAS TANAMAN KEDELAI HERMAWAN SYAHPUTRA

EKSTRAKSI FITUR MENGGUNAKAN ELLIPTICAL FOURIER DESCRIPTOR UNTUK PENGENALAN VARIETAS TANAMAN KEDELAI HERMAWAN SYAHPUTRA EKSTRAKSI FITUR MENGGUNAKAN ELLIPTICAL FOURIER DESCRIPTOR UNTUK PENGENALAN VARIETAS TANAMAN KEDELAI HERMAWAN SYAHPUTRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. Di dalam bidang kecerdasan buatan, termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Kinerja Distribusi PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang Secara umum kinerja distribusi di PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang mengalami penurunan yang baik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANG SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN DENGAN METODE FORWARD CHAINING

RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANG SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN DENGAN METODE FORWARD CHAINING RANCANG BANGUN PERANGKAT LUNAK PENGEMBANG SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN DENGAN METODE FORWARD CHAINING Merwin dan Maria Irmina P. Universitas Multimedia Nusantara,Tangerang merwin.law@gmail.com dan maria@unimedia.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini antara lain adalah: 1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teoremateorema

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK PADA MANUSIA SKRIPSI ELVOUMAR PASKAHNSEN PURBA

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK PADA MANUSIA SKRIPSI ELVOUMAR PASKAHNSEN PURBA SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT KATARAK PADA MANUSIA SKRIPSI ELVOUMAR PASKAHNSEN PURBA 041401054 PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 16 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program

Lebih terperinci

Diagnosis Desease of Down Syndrome In Children with Forward Chaining Methods

Diagnosis Desease of Down Syndrome In Children with Forward Chaining Methods Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017 ISBN: 978-602-70570-5-0 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017 Diagnosis

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING SKRIPSI. Oleh : HERU ANDRIAWAN

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING SKRIPSI. Oleh : HERU ANDRIAWAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT VERTIGO DENGAN METODE FORWARD DAN BACKWARD CHAINING SKRIPSI Oleh : HERU ANDRIAWAN 0734010271 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa sekarang kebutuhan energi listrik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan yang pesat ini harus diikuti dengan perbaikan mutu

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN FASILITAS DAN KINERJA SEARCH ENGINES DALAM PENCARIAN DOKUMEN BERBASIS WEB HERY WIDHIARTO

STUDI PERBANDINGAN FASILITAS DAN KINERJA SEARCH ENGINES DALAM PENCARIAN DOKUMEN BERBASIS WEB HERY WIDHIARTO STUDI PERBANDINGAN FASILITAS DAN KINERJA SEARCH ENGINES DALAM PENCARIAN DOKUMEN BERBASIS WEB HERY WIDHIARTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TESIS Dengan ini

Lebih terperinci

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi Siapakah pakar/ahli Expert System Seorang pakar atau ahli adalah: seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman superior dari suatu masalah By: Uro Abdulrohim, S.Kom, MT Definisi Program komputer

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan bentuk energi yang cocok untuk dan nyaman bagi manusia. Tanpa listrik, infrastruktur masyarakat sekarang tidak akan menyenangkan. Pemanfaatan secara

Lebih terperinci

DESAIN APLIKASI HELPDESK TROUBLESHOOTING HARDWARE DAN SOFTWARE. Tugas Matakuliah Interaksi Manusia dan Komputer. Narti Prihartini, S.T.

DESAIN APLIKASI HELPDESK TROUBLESHOOTING HARDWARE DAN SOFTWARE. Tugas Matakuliah Interaksi Manusia dan Komputer. Narti Prihartini, S.T. DESAIN APLIKASI HELPDESK TROUBLESHOOTING HARDWARE DAN SOFTWARE Tugas Matakuliah Interaksi Manusia dan Komputer Oleh: Mutammimah Rahayu Wulandari Siti Fajarwati H. Dellyla Hermanidiya Agus Gatot Purwanto

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN METODE BACKWARD CHAINING MARIATI BR TARIGAN

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN METODE BACKWARD CHAINING MARIATI BR TARIGAN 1 PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN METODE BACKWARD CHAINING SKRIPSI MARIATI BR TARIGAN 091421047 PROGRAM STUDI EKSTENSI S-1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Desain Sistem "Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah

Lebih terperinci

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI Cobalah untuk tidak menjadi seorang orang yang sukses, tetapi menjadi seorang yang bernilai, Albert Einstein Dosen: Heru Prasetyo, Mkom DEFINISI DATA:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resep Elektronik Sistem resep elektronik adalah pemanfaatan sistem elektronik untuk menfasilitasi dan meningkatkan komunikasi urutan resep atau obat, membantu pilihan, administrasi

Lebih terperinci

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan. Hal 1 dari 90

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan.  Hal 1 dari 90 Pengembangan Sistem Pakar Berbasis Web Mobile untuk Mengidentifikasi Penyebab Kerusakan Telepon Seluler dengan Menggunakan Metode Forward dan Backward Chaining 1 Wamiliana 2 Aristoteles 3 Depriyanto 1

Lebih terperinci