Gambar 1. Jaringan PLN Secara Keseluruhan (Marsudi, 2006)
|
|
- Irwan Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jaringan PLN Secara Keseluruhan Menurut Djiteng (2006), Penyampaian tenaga listrik dari tempat dibangkitkan (PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTD) sampai ke tempat pelanggan, baik pelanggan besar, menengah maupun kecil, memerlukan jaringan penghubung, yaitu transmisi dan distribusi. Jaringan yang berada antara Pusat Pembangkit dan Pusat Beban (Gardu Induk/GI) (Gambar 1), disebut Sistem Transmisi, dimana tersalur tenaga listrik dalam skala besar yang bisa berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sebesar 70 kv dan 150 kv, dan berupa Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) sebesar 500 kv. SUTT Pembangkit Interbus Transformer Pemutus Tenaga / Circuit Breaker Interbus Transformer Trafo Distribusi Load Break Switch / LBS 500 kv 150 kv 20 kv 6,3 kv Gambar 1. Jaringan PLN Secara Keseluruhan (Marsudi, 2006)
2 Saluran antara Pusat Beban (Gardu Induk/GI) dan Sub Pusat Beban (Gardu Distribusi) membentuk Jaringan Tegangan Menengah (JTM), yaitu bisa berupa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dan Kabel Tanah, dimana keduanya dialiri listrik sebesar 3 kv, 6 kv, 7 kv, 12 kv atau 20 kv, namun umumnya PLN menyalurkan listrik sebesar 20 kv. Sementara sistem yang berada diantara Sub Pusat Beban (Gardu Distribusi) ke pelanggan menengah dan kecil disebut Jaringan Tegangan Rendah (JTR), yang bisa berupa Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dan Saluran Kabel Tanah Tegangan Rendah (SKTTR), dimana keduanya dialiri listrik sebesar 380 V, 220 V, atau 127 V, namun pada umumnya PLN mengaliri listrik sebesar 220 V Penelitian Sebelumnya Yang Relevan Penelitian ini, merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang berjudul Analisa Koordinasi OCR-Recloser Penyulangan Kaliwungu 03 oleh Darmanto dan Handoko (2006). Dalam penelitian tersebut, dijelaskan tentang proses kerja pemutus tegangan jika terjadi gangguan di Saluran Udara sepanjang Pusat Penyulang (Pusat Pembangkit Tenaga Listrik) sampai dengan Gardu Induk yang biasa disebut Saluran Transmisi (yang berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET)). Sementara gangguan yang terjadi di sepanjang Gardu Induk sampai dengan Sambungan Perumahan tidak dibahas. Inilah yang membedakan dengan penelitian ini, pada penelitian ini selain menggunakan sistem pakar, juga di analisa gangguan yang terjadi secara keseluruhan. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Purnomo, et al (2003), obyek penelitian yang dilakukan adalah merancang dan membuat perangkat keras (Hardware) dan Perangkat Lunak (Software) MAS E3200 yaitu master yang berfungsi untuk memonitor (status dan telemarketing) dan kontrol Gardu Induk dalam satu grup, dimana peralatan hardware dipasang disetiap Gardu Induk. Sedangkan master MAS E3200 dipasang di kantor grup yang berfungsi sebagai pusat pengelolaan Gardu Induk sehingga jika terjadi gangguan pada suatu Gardu Induk dapat segera terdeteksi dan segera di perbaiki. Tapi pada penelitian tersebut tidak diperhatikan faktor gangguan yang terjadi diluar Gardu Induk tersebut.
3 2.3. Pengertian Gangguan Yang dimaksud gangguan (fault), yaitu peristiwa tripnya atau bekerjanya PMT (Pemutus Tenaga) tidak atas kehendak operator sehingga timbul interupsi (pemutusan) pasokan daya kepada pemakai tenaga listrik (pelanggan). Namun pasokan daya yang masih tersedia ini, mengalami distorsi pada tegangan atau arusnya atau keduanya, sehingga bisa mengganggu operasi dari peralatan pemakaian tenaga listrik, misalnya timbulnya pemanasan yang berlebihan. Selain fault, ada juga gangguan yang disebut disturbance, yaitu berupa gangguan yang belum sampai menyebabkan putusnya pasokan daya, atau bisa dikatakan sebagai gangguan mutu pasokan daya listrik (Djiteng 2006) Jenis-Jenis Gangguan Pada Jaringan Distribusi Penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat merupakan hal yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak, maka gangguan yang besar dalam sistem tenaga akan sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Dalam hal ini yang dimaksud dengan gangguan yang besar, menurut Djiteng (2006) adalah gangguan yang meliputi sebagian besar dari sistem, termasuk pula gangguan total yang merupakan gangguan yang menyebabkan seluruh sistem padam dan gangguan tersebut dapat terjadi di Pusat Listrik, Saluran Transmisi, Gardu Induk (GI), Jaringan Distribusi, Sambungan Rumah (SR). Sementara dalam hal ini hanya akan dibahas tentang gangguan pada Jaringan Distribusi dibagian Jaringan Tegangan Rendah (JTR). Jaringan Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan. Ditinjau dari volume fisiknya, jaringan distribusi pada umumnya lebih panjang dibanding dengan jaringan transmisi dan jumlah gangguannya dalam per 100 km per tahun juga paling tinggi dibandingkan dengan jumlah gangguan pada saluran transmisi. Secara garis besar, jaringan distribusi terbagi atas dua bagian yaitu Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR).
4 Jaringan Tegangan Menengah (JTM) Menurut Djiteng (2006), JTM mempunyai tegangan antara 3 kv sampai 20 kv. Untuk saat ini PLN hanya mengembangkan tegangan menengah 20 kv. Sebagian besar JTM berupa SUTM dan kabel tanah. Sementara pada saat ini juga mulai dikembangkan kabel udara yang isolasinya tidak penuh dengan tujuan untuk mengurangi jumlah gangguan di JTM. Gangguan di SUTM termasuk tinggi jumlahnya, dalam hal ini data kuantitatif tidak dapat disajikan secara terperinci, tetapi dapat disampaikan bahwa gangguan pada SUTM ada yang mencapai 100 kali pertahun dan sebagian besar gangguan pada SUTM tidak disebabkan oleh petir, melainkan oleh sentuhan pohon. SUTM yang ada di kota, letaknya banyak yang ada ditepi jalan, karena jalurnya yang memasuki kota terhalang oleh bangunan-bangunan dan pohon-pohon yang lebih tinggi dibandingkan tiang SUTM. Sehingga SUTM yang ada di daerah perkotaan terlindung dari sambaran petir, tetapi banyak diganggu oleh sentuhan pohon. Sementara SUTM yang berada di daerah pedesaan banyak yang jalurnya melalui tanah terbuka, misalnya sawah, tetapi juga melalui daerah yang banyak pohonnya sehingga disamping gangguan petir, juga banyak mengalami gangguan karena sentuhan pohon. Gangguan karena petir maupun karena sentuhan pohon sebagian besar bersifat temporer, oleh karena itu penggunaan penutup balik (recloser) otomatis akan sangat mengurangi waktu pemutusan penyediaan daya (supply interrupting time). PLN mulai menggunakan kabel udara yang berisolasi tidak penuh, misalnya pada SUTM 20 kv dipakai kabel udara yang secara fisik berupa konduktor dengan isolasi tipis dan diletakkan di atas isolator seperti halnya SUTM biasa. Maksud penggunaan kabel udara ini adalah mengurangi gangguan yang disebabkan sentuhan pohon tidak akan menimbulkan arus hubungan tanah yang cukup besar untuk mengerjakan relay hubungan tanah sehingga PMT tidak trip. Dengan demikian gangguan karena sentuhan pohon akan banyak berkurang. Kabel tanah yang digunakan pada JTM gangguannya jauh lebih sedikit dibandingkan SUTM, tetapi harga kabel tanah lebih mahal dari pada SUTM. Menurut Djiteng (2006) gangguan kabel tanah umumnya disebabkan oleh: a. Tekanan cangkul atau alat gali lainnya. b. Terdesak oleh akar pohon.
5 c. Pergerakkan tanah misalnya, karena tanah tidak stabil atau mendapat tekanan mekanis. d. Pemasangan yang kurang hati-hati sehingga ada bagian kabel yang retak dan kemasukan air. e. Penyambungan bagian-bagian yang kurang sempurna sehingga ada kontak yang lepas atau kendur. Gangguan kabel tanah umumnya bersifat permanen, oleh karenanya tidak dipakai penutup balik (recloser) otomatis dalam pengoperasian kabel tanah. Dibandingkan dengan SUTM, waktu yang diperlukan untuk mencari tempat gangguan permanen serta waktu untuk memperbaiki kerusakan kabel tanah umumnya adalah lebih lama dibandingkan pada saluran udara. Oleh karenanya di dalam perencanaan pengembangan jaringan kabel tanah, jika tidak dikehendaki adanya kemungkinan terjadinya pemutusan penyediaan tenaga listrik yang terlalu lama, harus ada kabel tanah cadangan dalam bentuk ring atau express feeder pada system spindle. Waktu yang diperlukan untuk mencari tempat gangguan dan kemudian memperbaiki kerusakan yang merupakan penyebab gangguan permanen pada kabel tanah adalah berkisar antara 1 sampai 5 hari (Djiteng 2006) Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Jaringan Tegangan Rendah mula-mula sebagian besar terdiri dari Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan konduktor tanpa isolasi. Penggunaan Saluran Kabel Tanah Tegangan Rendah (SKTTR) tidak banyak dipakai PLN, hanya dipakai untuk jarak yang pendek, misalnya dari transformator dalam gardu distribusi ke tiang pertama SUTR. Gangguan pada SUTR relatif banyak dan penyebab utamanya adalah pohon. Sentuhan pohon pada konduktor SUTR dapat menimbulkan gangguan satu fasa, dua fasa maupun tiga fasa ke tanah. Jika penarikan konduktor fasa dari SUTR kurang tegang, sehingga konduktor mudah mengayun, maka sentuhan dahan pohon yang disertai angin dapat menimbulkan gangguan antar fasa. Gangguan fasa ke tanah dan gangguan antar fasa terkadang tidak menyebabkan sekering SUTR lebur (putus). Hal ini disebabkan karena arus hubungan singkat yang terjadi tidak cukup besar untuk dapat memutuskan sekering tersebut. Sehingga hal itu
6 tidak menjadikan pemutus penyediaan daya sehingga tidak terasa gangguan, tetapi menimbulkan bahaya karena pohon yang menyentuh konduktor SUTR dapat menjadi bertegangan terutama jika keadaannya basah, misalnya pada waktu hujan. Sebaliknya jika keadaan kering, loncatan api (busur listrik) yang timbul dapat membakar pohon tersebut. Berhubung dengan banyaknya gangguan yang disebabkan sentuhan pohon pada konduktor SUTR, maka PLN mulai dengan penggunaan Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR) yang berbentuk kabel yang dipilin (twisted cable) dan dipasang pada tiang. Jika ditinjau dari segi harga, SKUTR lebih murah dibanding dengan SUTR, karena instalasi kabel tegangan rendah relatif lebih murah dibanding dengan isolator yang diperlukan pada SUTR. Pada SKUTR gangguan karena sentuhan pohon praktis tidak ada lagi. Gangguan yang masih terjadi pada SKUTR kebanyakan disebabkan karena kontak yang kurang baik atau tertimpa pohon (bukan sentuhan) sehingga SKUTR putus Unit Pengatur Distribusi Menurut Djiteng (2006), tugas pengoperasian jaringan dari hari ke hari makin bertambah kompleks dengan makin besarnya jaringan. Keadaan pelayanan kepada konsumen perlu ditingkatkan, sementara di pihak lain PLN juga menghadapi masalah dalam keleluasaan memonitor seluruh sistem. Sehingga diperlukan suatu sistem yang mempunyai ciri-ciri cepat serta berkemampuan, yang dapat mengatasi masalah kelangsungan penyaluran listrik karena stabilitas dan keandalan sistem telah ditunjang oleh bertambahnya jumlah gardu dengan pesat. Untuk menjawab masalah tersebut, maka dibuatlah suatu system dispatching dengan control terpusat, yaitu jika kondisi normal, kondisi operasi seluruh sistem memenuhi batas-batas frekuensi, batas tegangan dan memenuhi pula syarat keandalan yang telah ditentukan, sementara kondisi gangguan, adalah kondisi dimana pada saat real time operational terjadi, terlihat adanya perubahan besarnya beban yang terjadi di suatu lokasi dan terlihat juga adanya pemutusan tenaga (PMT trip), sehingga kejadian tersebut terdeteksi oleh Operator Sistem atau biasa disebut Dispatcher, yang ada di Pusat Pengatur Beban, dimana tugas dari Dispatcher adalah : 1. Memonitor seluruh sistem. 2. Mendeteksi segala jaringan yang terjadi dengan cepat. 3. Optimasi dalam penyaluran distribusi
7 Selanjutnya dalam operasi sistem, pengaturan distribusi terdiri dari 2 bagian, yaitu : 1. Operasi di dalam ruang kontrol yang dilakukan oleh operator ruang control (Dispatcher). 2. Operasi di lapangan, yaitu di gardu-gardu dan sepanjang saluran tegangan menengah, yang dilakukan oleh operator lapangan PLN Cabang Sistem Proteksi Menurut Komari (2003), sistem proteksi diberikan dengan tujuan untuk mengamankan sistem yang dapat meminimumkan kerusakan akibat gangguan dan memaksimalkan keandalan supply tenaga listrik ke konsumen. Selain itu sistem proteksi berfungsi : 1. Sebagai pendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya pada bagian sistem jaringan distribusi yang diamankan. 2. Melepaskan bagian sistem yang terganggu sehingga bagian sistem lainnya dapat terus beroperasi. Di bawah ini ada beberapa contoh alat pengaman : 1. Relay Pengaman, sebagai alat perasa yang mendeteksi adanya gangguan. 2. Pemutus Tenaga (PMT), sebagai pemutus arus di dalam sirkuit tenaga untuk melepas bagian sistem yang terganggu (membebaskan sistem dari gangguan). 3. Trafo arus atau trafo tegangan, untuk meneruskan arus atau tegangan pada sirkuit tenaga (sirkuit primer) ke sirkuit relay (sirkuit sekunder). 4. Battery aki, sebagai sumber tenaga untuk melakukan PMT dan catu daya untuk relay static dan relay bantu Sistem Pakar (Expert System) Sistem Pakar (Expert System), menurut Turban (2001), adalah sistem yang menggunakan pengetahuan seorang pakar yang tersimpan di dalam komputer untuk menyelesaikan masalah yang biasanya memerlukan kepakaran seseorang. Desain sistem pakar meniru proses penalaran pakar dalam menyelesaikan masalah yang spesifik.
8 Konsep dasar dari sistem pakar menurut Turban (2001), mengandung : 1. Keahlian (expertise), suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca dan pengalaman. 2. Pakar atau ahli (expert), orang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalahan, menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecahkan aturan-aturan jika dibutuhkan dan menentukan relevan atau tidaknya keahlian mereka. 3. Pengalihan keahlian (transferring expertise), sistem pakar mempunyai tujuan yaitu memindahkan keahlian dari seorang pakar ke sistem komputer dan kemudian ke orang lain. Proses ini melibatkan empat aktifitas, seperti : akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan, inferensi pengetahuan dan pemindahan pengetahuan kepada pengguna. 4. Mekanisme inferensi (inferencing), suatu fitur dari sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar. Pengetahuan dari para pakar disimpan di dalam basis pengetahuan. Inferensi dilaksanakan di dalam komponen yang disebut dengan inference engine (mesin inferensi). 5. Aturan-aturan (rules), sebagian besar sistem pakar dibuat dalam bentuk rulebased system, maksudnya adalah pengetahuan disimpan dalam bentuk aturanaturan. Aturan tersebut umumnya berbentuk IF-THEN. 6. Kemampuan menjelaskan (explanation capability), fitur lain dari sistem pakar adalah kemampuan untuk menjelaskan saran-saran atau rekomendasi. Selain itu sistem pakar (expert system) menurut Setiarso (2006), merupakan salah satu teknologi andalan dalam knowledge management, terutama melalui empat skema penerapan dalam suatu organisasi, yaitu : 1) Case-Based Reasoning (CBR), merupakan representasi pengetahuan berdasarkan pengalaman, termasuk kasus dan solusinya. 2) Rule-Based Reasoning (RBR), mengandalkan serangkaian rules yang merupakan representasi dari pengetahuan karyawan/manusia dalam memecahkan kasus-kasus yang rumit.
9 3) Model-Based Reasoning (MBR), melalui representasi pengetahuan dalam bentuk atribut, perilaku, antar-hubungan maupun simulasi proses terbentuknya pengetahuan. 4) Constraint-Satisfaction Reasoning (CSR), yang merupakan kombinasi antara RBR dan MBR Struktur Sistem Pakar Menurut Turban (2001), struktur sistem pakar terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu : lingkungan pengembangan (development environment), yang biasanya digunakan sebagai pembangun sistem pakar baik itu dari segi pembangun komponen maupun basis pengetahuan dan lingkungan konsultasi (consultation environment), biasanya digunakan oleh seorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi. Struktur sistem pakar dapat disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Struktur Sistem Pakar (Turban & Aronson, 2001)
10 Dari Gambar 2, komponen-komponen yang ada pada sistem pakar terdiri dari: 1. Subsistem akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition subsystem), suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dari pakar, buku, dokumentasi,penelitian, basis data dan gambar. 2. Basis pengetahuan, berisi tentang pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, menformulasikan dan menyelesaikan masalah. Menurut Turban (2001), ada dua elemen dasar yang termasuk pada basis pengetahuan, yaitu : a. Fakta, yaitu situasi permasalahan dan teori dari bidang permasalahan b. Aturan (Rules), yaitu langsung menggunakan pengetahuan secara langsung untuk menyelesaikan permasalahan pada domain tertentu. 3. Mesin inferensi (Inference Engine), program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran terhadap informasi-informasi dalam basis pengetahuan dan blackboard serta digunakan untuk menformulasikan kesimpulan. 4. Blackboard, merupakan daerah dalam memory yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. 5. Antarmuka pemakai (user interface), merupakan suatu fasilitas komunikasi yang digunakan sebagai penghubung antara komputer dengan pengguna. 6. Penjelasan subsistem (explanation subsystem), merupakan suatu kemampuan untuk menemukan dan menjelaskan tingkah laku sistem pakar dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. 7. Sistem penyaring pengetahuan, sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan di masa mendatang. Proses pengetahuan dari para pakar dan membangun basis pengetahuan disebut dengan knowledge engineering. Tujuan yang ingin dicapai dari knowledge engineering adalah membantu para pakar menyampaikan dengan mudah apa yang mereka ketahui dan mendokumentasikan pengetahuan dalam bentuk yang daoat digunakan (Turban, 2001).
11 Menurut Turban (2001), ada lima kegiatan utama dari knowledge engineering yaitu : 1. Akuisisi Pengetahuan (knowledge acquisition), merupakan kegiatan untuk memperoleh pengetahuan dari pakar, buku, dokumen, sensor, gambar dan penelitian. Pengetahuan tersebut harus spesifik terhadap permasalahan yang dihadapi atau terhadap prosedur pemecahan masalah tersebut. Cara memperoleh pengetahuan tersebut tidaklah mudah, karena mencakup kegiatan-kegiatan seperti mengidentifikasi pengetahuan, merepresentasikan pengetahuan ke dalam bentuk yang sesuai, menstrukturkan pengetahuan tersebut dan mentransfer pengetahuan tersebut ke dalam mesin pengolah. 2. Repesentasi pengetahuan (knowledge representation), setelah pengetahuan diperoleh dari pakar atau diinduksi dari suatu set data, maka harus direpresentasikan ke dalam suatu bentuk yang dapat di mengerti oleh manusia dan dapat dieksekusi di dalam komputer. Terdapat berbagai cara untuk melakukan representasi pengetahuan, yaitu rule-based, frame-based, object-based dan casebased. 3. Validasi pengetahuan (knowledge validation), proses selanjutnya adalah menvalidasikan dan menguji pengetahuan tersebut agar kualitasnya dapat diterima. Hasil uji sering ditampilkan kepada pakar untuk menguji akurasi dan sistem pakar tersebut. 4. Penarikan kesimpulan (Inferencing), kegiatan ini melibatkan desain dari perangkat lunak agar memungkinkan komputer untuk membuat simpulansimpulan berdasarkan pengetahuan dan permasalahan yang spesifik tersebut. Kemudian sistem akan menyediakan nasihat dan saran pengguna. 5. Penjelasan dan justifikasi (explanation and justification), seorang pakar sering diminta untuk menjelaskan tentang pandangan, rekomendasi dan keputusan yang dibuatnya. Jika sistem pakar menggambarkan perilaku manusia dalam melakukan suatu kegiatan khusus, maka sistem ini juga harus mampu menjelaskan tentang kegiatannya tersebut. Sebuah penjelasan merupakan jawaban bagi sistem pakar tersebut untuk menjelaskan alasan, rekomendasi dari aksi-aksinya tersebut. Bagian dari suatu sistem pakar yang menyediakan penjelasan tersebut dinamakan dengan fasilitas penjelasan (explanation facility).
12 Case-Based Reasoning Menurut Aamont and Plaza (1994), Case-Based Reasoning (CBR) merupakan sebuah pendekatan untuk membangun pengetahuan berdasarkan kasus dan solusi pada masa lalu untuk mendapatkan dan menggunakan kembali kasus dan solusi tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang sama, yang terjadi di masa lalu. Case-Based Reasoning (CBR) merupakan metode yang digunakan untuk mengimplementasikan sistem diagnosa intelligent ke dalam aplikasi di dunia nyata. CBR juga dapat digunakan untuk menganalisa suatu masalah sesuai dengan kasus yang dihadapi dan untuk selanjutnya mengklasifikasikan kasus tersebut berdasarkan pada pengalaman masa lalu pengklasifikasian. Kelebihan dari CBR yaitu memungkinkan penggunaan contoh kasus masa lalu untuk mengakuisisi pengetahuan dan akhirnya diketahui pokok permasalahannya. Selain itu CBR juga dapat mencari solusi dari permasalahan tersebut berdasarkan dari pengalaman kasus masa lalu sehingga segala permasalahan dapat diselesaikan untuk selanjutnya kasus serta solusinya disimpan untuk kemudian dapat digunakan kembali untuk memecahkan kasus baru, jika kasus tersebut hampir sama atau mungkin sama dengan kasus terdahulu. Menurut Aamont & Plaza (1994), secara garis besar kerangka kerja dari metode CBR dapat digambarkan dengan dua bagian, yaitu : 1. Model proses dari CBR yang berbentuk lingkaran (CBR Cycle) 2. Struktur tugas untuk CBR CBR Cycle Menurut Aamont & Plaza (1994), secara keseluruhan model CBR Cycle dapat digambarkan dengan proses sebagai berikut : 5. RETRIEVE, merupakan proses untuk mendapatkan kembali kasus terdahulu yang serupa dengan kasus yang sedang dihadapi. 6. REUSE, merupakan proses untuk menggunakan kembali informasi dan pengetahuan dalam kasus terdahulu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. 7. REVISE, merupakan proses memperbaiki solusi yang telah ada sebelumnya. 8. RETAIN, merupakan proses penyimpanan kasus baru dan solusinya untuk digunakan dalam menyelesaikan kasus berikutnya.
13 Keempat proses di atas akan terus dilakukan ketika menghadapi kasus baru. Model CBR tersebut dapat disajikan pada Gambar 3 Confirmec Solution Suggestea Solution Gambar 3. CBR Cycle (Aamodt & Plaza, 1994) Struktur CBR Menurut Aamont & Plaza (1994), selain CBR cycle, gambaran dari struktur CBR dapat lebih memperjelas proses dari CBR secara detail seperti tampak pada Gambar 4. Dari keempat proses yang telah dilakukan pada CBR Cycle, semuanya masih dapat dipecah kembali menjadi beberapa bagian pekerjaan yang harus dilakukan, seperti keterangan berikut : 1. RETRIEVE, dipecah Identify (mengidentifikasi kasus), Search (mencari kumpulan kasus dimasa lalu), Initial match (membandingkan kasus yang baru dengan kasus yang terjadi dimasa lalu) dan Select (memilih kasus yang mirip).
14 2. REUSE, dipecah menjadi Copy (mengambil dan mengumpulkan kasus yang berbeda dengan kasus yang pernah dihadapi) dan Adapt (mencari solusi yang tepat dan menyimpannya untuk digunakan dimasa datang). 3. REVISE, dipecah menjadi Evaluate Solution (mengevaluasi solusi yang sesuai untuk menyelesaikan kasus yang dihadapi) dan Repair Fault (mendeteksi kesalahan solusi dan memberikan penjelasan tentang kesalahan tersebut, serta memperbaiki solusi tersebut). 4. RETAIN, dipecah menjadi Extract (memperbaharui kasus lama dengan kasus baru tanpa melihat solusinya. Jika kasus tersebut sudah diselesaikan dengan menggunakan kasus sebelumnya, maka kasus baru atau kasus lama akan dibuat sama atau mirip untuk memasukkan atau menggolongkan kasus tersebut), Index (memberikan index solusi yang baru diinput) dan Integrate (memperbaharui data kasus dan solusi yang sudah ada dengan kasus dan solusi yang baru, jika tidak ada kasus baru dan index sudah dibuat, maka kasus yang sudah ada akan dimodifikasi indexnya.) Secara keseluruhan proses yang dilakukan oleh sistem CBR adalah dengan menggunakan pengetahuan secara umum untuk menambahkan pengetahuan baru yang ditunjukkan oleh suatu kasus. Gambaran dan penggunaan pengetahuan tersebut meliputi penggabungan dari metode yang berbasis kasus (Case-Based Method) dengan metode-metode lain dan gambaran-gambaran dari solusinya, untuk mempermudah sistem berbasis aturan (Rule- Based System) atau model-model yang lebih dalam lagi seperti hubungan sebab akibat (causal reasoning) untuk mendapatkan solusinya.
15 Retrieve Identify feature Search Collect descriptors Interpret problem Inferdescriptors Follow direct indexes Search index structure Case-Based Reasoning Initially match Select Copy Search general knowledge Calculate similarity Explain similarity Use selection criteria Alaborate exlpanations Copy solution Copy solution method Reuse Modify solution Adapt Modify solution method Problem solving and learning from experiece Evaluate solution Evaluate by teacher Evaluate in real world Revise Evaluate in model Self repair Repair fault User repair Rerun problem Integrate Update general knowledge Adjust indexes Retain Index Extract Generalize indexes Determine Extract solution method Extract justtifications Extract solutions Extract relevant descriptions Gambar 4. Struktur CBR (Aamodt & Plaza, 1994)
16 Secara keseluruhan arsitektur dari sistem CBR telah menentukan hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi dan pengaturan kekuasaan antara metode CBR dengan komponen-komponen lain Metode Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle/SDLC) Menurut Marakas (2006), metodologi merupakan langkah-langkah yang digunakan sebagai pendekatan kepada konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang akan digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan seperti menganalisa dan merancang sistem selama pengembangan sistem informasi tersebut berlangsung, Menurut Martin et al (2002), metodologi pengembangan sistem yang akan digunakan dalam hal ini adalah pendekatan terstruktur. Yang dimaksud dengan pendekatan terstruktur adalah pendekatan yang mengenalkan penggunaan alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah dirawat. Menurut Marakas (2006), dalam pengembangan sistem banyak metode yang dapat digunakan, metode yang paling dikenal disebut juga sebagai System Development Life Cycle (SDLC). Siklus tersebut sering disebut dengan siklus pengembangan sistem, atau siklus hidup pengembangan sistem (SDLC). Sementara metode-metode lain yang dikenal antara lain: Prototyping, Rapid Application Development (RAD), Soft System, Joint Application Development (JAD) dan lain-lain. Menurut McLeod (1998), SDLC merupakan metode pengembangan sistem paling tua dan SDLC adalah salah satu metode pengembangan sistem yang populer pada saat sistem informasi pertama kali berkembang. Menurut O Brien (1999), biasanya SDLC ini digunakan untuk pengembangan sistem yang besar, dimana SDLC adalah tahapantahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem. Menurut O Brien (1999), SDLC juga merupakan alat untuk manajemen proyek yang bisa digunakan untuk merencanakan, memutuskan dan mengontrol proses
17 pengembangan sistem. Tahapan-tahapan yang terdapat dalam siklus perkembangan sistem informasi tradisional dapat disajikan pada Gambar 5 Gambar 5. Siklus hidup pengembangan sistem (SDLC) (O Brien, 1999) Penjelasan tentang tahapan-tahapan SDLC antara lain : 1. Pemeriksaan (Investigation) 2. Analisa (Analysis) 3. Perancangan (Design) 4. Mengimplementasikan (Implementation) 5. Pemeliharaan (Maintenance) Pemeriksaan Sistem (System Investigation) Tahap pemeriksaan sistem merupakan langkah pertama dalam proses pengembangan sistem. Tahap ini termasuk menampilkan, memilih, dan studi awal dalam usulan pemecahan sistem untuk menentukan pokok-pokok permasalahan atau kasuskasus yang sering terjadi. Pemeriksaan sistem tertentu meliputi langkah - langkah yang
18 dapat dilihat dalam Gambar 6, dimana sistem besar diusulkan untuk perkembangan sistem. Pemilihan dan Perencanaan Sistem Peninjauan ke kantor untuk mengetahui serta menggambarkan dan memilih sistem yang potensial. Studi Kelayakan Membuat laporan untuk menentukan sistem yang sesuai bagi pengguna akhir dan mengukur kelayakan dari sistem yang baru untuk memenuhi kebutuhan user serta rencana pengembangan kebutuhan yang akan terjadi. Laporan Kelayakan Penyimpanan tentang hasil laporan yang dibuat dan penghubungan hasil laporan-laporan yang sesuai dengan studi kelayakan yang telah dilakukan oleh user. Gambar 6. Aktivitas Dalam Tahap Pemeriksaan Sistem (jbptgunadarma, 2005) Analisis Sistem (System Analysis) Menganalisis dan mendefinisikan permasalahan yang terjadi berdasarkan kasus di masa lalu dan kemungkinan solusi yang pernah digunakan untuk sistem yang akan dibuat. Dalam tahapan analisis ini, analisa sistem yang dilakukan oleh sistem analis digunakan untuk : a. Membuat keputusan apabila sistem di kantor tersebut saat ini bermasalah atau memang sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem tersebut. b. Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya, seperti menentukan komponen apa saja yang dibutuhkan atau yang akan di buat untuk menerima laporan permasalahan serta pertanyaan-pertanyaaan apa saja yang biasa digunakan untuk menentukan jenis permasalahan yang sering terjadi, berdasarkan keterangan dari para pakar, seperti petugas yang menangani permasalahan di kantor tersebut. c. Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, seperti : bagaimana prosedur yang harus di lakukan oleh petugas lapangan jika ada kasus atau masalah.
19 d. Mengidentifikasi kasus yang terjadi dan mencari solusinya, seperti : menanyakan ke para pakar gejala-gejala yang terjadi ketika terdapat sebuah kasus yang timbul selain itu juga mencari solusi yang tepat untuk masalah tersebut. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini adalah : 1. Scope Definition Tujuan : Mendeteksi sistem yang telah berjalan selama ini, apakah sistem yang ada saat ini semakin berkurang manfaatnya (memburuk) atau masih layak digunakan dan juga mengevaluasi kelayakan sistem yang akan dikembangkan. Hasil : Memberikan laporan pendahuluan tentang permasalahan yang terjadi dalam sistem tersebut, seperti : apakah sistem yang biasa digunakan tersebut, layak untuk dikembangkan atau tidak 2. Problem Analysis Tujuan : Menganalisa penyebab dan akibat dari sistem yang telah diidentifikasi pada tahapan sebelumnya. Hasil : Penjelasan tentang sistem yang telah dijalankan selama ini Perancangan Sistem (System Design) Merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem yang akan dibuat, dimana dalam tahap perancangan (Design) memiliki tujuan, yaitu untuk : mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, berdasarkan hasil pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan ini adalah : 1. Output design Tujuan : Merancang bentuk-bentuk laporan sistem yang akan dibuat berdasarkan hasil penelitian di lapangan berdasarkan dari pengalaman para pakar tersebut yang hasilnya nanti dapat simpan ke dalam database supaya dapat digunakan untuk menangani kasus berikutnya. Hasil : Bentuk (forms) dari dokumentasi keluaran (output).
20 2. Input design Tujuan : Merancang bentuk-bentuk masukan dari sistem yang akan dikembangkan berdasarkan dari pakar yang melayani laporan pelanggan untuk mengetahui posisi, gejala dan jenis kasus yang terjadi untuk selanjutnya hasil tersebut disimpan untuk menangani kasus dimasa yang akan datang. Hasil : Bentuk (forms) dari dokumentasi masukan (input). 3. Database design Tujuan : Merancang tabel-tabel yg dibutuhkan sesuai dengan data modelling (ER-Diagram) dari sistem yang telah dibuat sebelumnya, dalam hal ini program database yang digunakan adalah SQL server. Hasil : Skema database berdasarkan pada sistem yang akan dikembangkan. 4. User Interface design Tujuan: Merancang interface atau tampilan sistem dengan menggunakan prinsip-prinsip user interface, supaya user dapat dengan mudah menggunakan sistem tersebut, sehingga mempercepat proses kerja. Hasil : Rancangan user interface berupa screen Implementasi Sistem (System Implementation) Ketika akan melakukan peralihan dari sistem lama ke sistem baru, maka hal-hal yang perlu dilakukan adalah mengadakan pelatihan dan panduan seperlunya. Dimana dalam tahap implementasi ini memiliki beberapa tujuan, yaitu : a. Memberikan pengarahan yang spesifikasi sesuai dengan rancangan logika ke dalam kegiatan yang sebenarnya dari sistem baru yang akan dibangun atau dikembangkannya. b. Mengimplementasikan sistem yang baru. c. Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara optimal, sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap implementasi ini adalah : 1. Programming & testing Tujuan : Mengkonversikan perancangan logika ke dalam kegiatan operasi coding dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu, dalam hal ini
21 bahasa yang pemrograman yang digunakan adalah Visual Basic.Net, dan mengetes semua program serta memastikan semua fungsi atau modul program dapat berjalan secara benar, sesuai dengan yang di harapkan. Hasil : Koding program dan spesifikasi program. 2. Training Tujuan : Memimpin (conduct) pelatihan dalam menggunakan sistem yang baru di kembangkan dan akan di implementasikan, persiapan lokasi latihan dan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan pelatihan seperti : mempersiapkan peralatan-peralatan yang digunakan untuk pelatihan. Hasilnya : Rencana pelatihan sistem baru dan peralatan yang digunakan untuk pelatihan. 3. System changeover Tujuan : Mengubah pemakaian sistem lama ke sistem baru. Dalam melakukan perubahan dari sistem lama ke sistem baru ini merupakan tanggungjawab team designer ke pemakai sistem (user organization). Hasilnya : Berupa rencana pergantian sistem seperti jadwal dan metode perubahan sistem (contract) Operasi dan Perawatan (Maintenance and Operation) Untuk melakukan operasi dan perawatan sistem yang baru, maka hal-hal yang perlu dilakukan untuk mendukung operasi sistem tersebut adalah melakukan perubahan atau menambah fasilitas yang diperlukan dari sistem tersebut. System support tersebut berupa teknik pendukung yang sedang berlangsung dan yang digunakan oleh user untuk memperbaiki error, omission, atau new requirements yang mungkin muncul. Kegiatan-kegiatan yang tergolong System Support seperti : a. Assisting users b. Fixing software defects c. Recovering the system yang mengalami kegagalan akibat human error atau hardware/software failure d. Adapting the system to new requirements
SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING TITI RATNASARI G
SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING TITI RATNASARI G651050064 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Lebih terperinciGambar 7. Tahapan Proses penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara umum, metode penelitian yang digunakan tersusun dalam suatu diagram alur penelitian yang dapat disajikan Gambar 7. Diagram alur tersebut memperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebutuhan energi listrik terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja menuntut PLN guna meningkatkan pasokan tenaga listrik. Di dalam penyaluran energi listrik,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat
Lebih terperinciBAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR
BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR DEFINISI System yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. ES dikembangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat
Lebih terperinciJenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN UKDW
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia yang harus diselesaikan dengan baik dan benar. Dalam hal ini adalah masalah penyakit pada ikan khususnya
Lebih terperinciMODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi
1 MODEL HEURISTIK N. Tri Suswanto Saptadi 2 Capaian Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami dan mampu mengaplikasikan model Heuristik untuk menyelesaikan masalah dengan pencarian solusi terbaik. 1 3 Model
Lebih terperinciEXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS
EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS Agus Sasmito Aribowo Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV
BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan
Lebih terperinciBab V JARINGAN DISTRIBUSI
Bab V JARINGAN DISTRIBUSI JARINGAN DISTRIBUSI Pengertian: bagian dari sistem tenaga listrik yang berupa jaringan penghantar yang menghubungkan antara gardu induk pusat beban dengan pelanggan. Fungsi: mendistribusikan
Lebih terperinciStruktur Sistem Pakar
Sistem Pakar Struktur Sistem Pakar Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses jonh.fredrik.u@gmail.com Definisi Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan
Lebih terperinciSALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd. Artikel Elektronika I. Sistem Distribusi Merupakan system listrik tenaga yang diawali dari sisi tegangan menengah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan
Lebih terperinciArsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.
Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Desain Sistem "Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah
Lebih terperinciJARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik : Pembagian /pengiriman/pendistribusian/pengiriman energi listrik dari instalasi penyediaan (pemasok) ke instalasi pemanfaatan
Lebih terperinciPengenalan Sitem Pakar
Pengenalan Sitem Pakar Sistem Pakar (Expert System) Diderifasikan dari term Sistem Pakar Berbasis Pengetahuan (Knowledgebased expert System) Merupakan sebuah sistem mengunakan pengetahuan manusia dan mengimplementasikannya
Lebih terperinciBAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat
Lebih terperinciPengelompokan Sistem Tenaga Listrik
SISTEM DISTRIBUSI Sistem Distribusi Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.
Lebih terperinciSDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE. Materi ke-2. Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14
SDLC SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE Materi ke-2 Pengembangan Sistem Informasi 5KA28 // 4KA14 PENGEMBANGAN SISTEM METODE PENGEMBANGAN SISTEM Banyak metode pengembangan sistem yang tersedia Metode yang paling
Lebih terperinciPengembangan Sistem Informasi
Pengembangan Sistem Informasi Tujuan Menjelaskan definisi pengembangan sistem dan fase dan kegiatan pada system development lifecycle (SDLC) Menjelaskan perbedaan antara model, teknik, dan metodologi pengembangan
Lebih terperinciSistem Pakar Dasar. Ari Fadli
Sistem Pakar Dasar Ari Fadli fadli.te.unsoed@gmail http://fadli84.wordpress.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan
Lebih terperinciSistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining
Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining Maria Shusanti F Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pakar Definisi Pakar (Human Expert) adalah seseorang yang telah mempelajari fakta- fakta, buku teks, dan pengetahuan bidangnya, serta mengembangkan pengetahuan yang telah terdokumentasi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Informasi Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat. (Eka Pratama, 2014). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciSISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING
SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING Agus Sasmito Aribowo 1), Siti Khomsah 2) 1) Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciDisusun Oleh : Dr. Lily Wulandari
PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk
Lebih terperinciSISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING TITI RATNASARI G
SISTEM PAKAR UNTUK ANALISA DAN PENANGANAN GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI POWER SYSTEM MENGGUNAKAN CASE BASED REASONING TITI RATNASARI G651050064 SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Lebih terperinciAnalisa Sistem Dan Desain
Modul 13. Analisa Sistem Dan Desain System Life Style Adalah proses terorganisasi dari pengembangan dan pemeliharaan suatu sistem. Siklus ini membantu dalam menetapkan rencana proyek pengembangan sistem,
Lebih terperinciBAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1. Perancangan Sistem Setelah melakukan tahapan pemeriksaan dan tahapan analisa, langkah selanjutnya adalah tahapan perancangan sistem. Tahapan perancangan merupakan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pakar 2.1.1 Pengertian Sistem Pakar Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge based system yaitu suatu aplikasi komputer yang ditujukan untuk membantu
Lebih terperinciUntung Subagyo, S.Kom
Untung Subagyo, S.Kom Keahlian ahli/pakar pengalihan keahlian Mengambil keputusan Aturan kemampuan menjelaskan Keahlian bersifat luas dan merupakan penguasaan pengetahuan dalam bidang khusus yang diperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik skripsi yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK pengembangan perangkat lunak (PL) dapat dianggap sebagai lingkaran pemecahan masalah. Untuk menyelesaikan masalah besar, dipecah menjadi kecil terus-menerus sampai paling kecil,
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Kinerja Distribusi PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang Secara umum kinerja distribusi di PT. PLN (Persero) Area Jaringan Tangerang mengalami penurunan yang baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi berperan penting dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi berperan penting dalam berbagai sektor kehidupan manusia. Teknologi informasi yang terus berkembang sampai
Lebih terperinciDefinisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya
Sistem Pakar Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Referensi Giarrantano, J. and G.Riley bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Trafo Distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Trafo Distribusi dapat dipasang
Lebih terperinciPendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR
(Sistem Pakar) Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR Kecerdasan Buatan adalah salah satu bidang ilmu komputer yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berperilaku cerdas seperti manusia. Cabang-cabang
Lebih terperinciSISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL)
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL) Armansyah, Dwi Yuli Prasetyo Program Studi Sistem Informasi, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Resep Elektronik Sistem resep elektronik adalah pemanfaatan sistem elektronik untuk menfasilitasi dan meningkatkan komunikasi urutan resep atau obat, membantu pilihan, administrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun data
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi sangat banyak membantu seperti dalam hal proses pengolahan data, baik itu data siswa, guru, administrasi sekolah maupun
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil proses penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dengan merujuk pada pertanyaan penelitian. Penulis menemukan kesimpulan
Lebih terperinciPengembangan Sistem Informasi
Pengembangan Sistem Informasi Tujuan Menjelaskan definisi pengembangan sistem dan fase dan kegiatan pada system development lifecycle (SDLC) Menjelaskan perbedaan antara model, teknik, dan metodologi pengembangan
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,
BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik
Lebih terperinciSISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS
SISTEM PAKAR Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS Defenisi Sistem Pakar 1. Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)
Lebih terperinciSISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom
SISTEM PAKAR Entin Martiana, S.Kom, M.Kom EXPERT SYSTEM (SISTEM PAKAR) Definisi : Sebuah program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu
Lebih terperinciExpert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi
Siapakah pakar/ahli Expert System Seorang pakar atau ahli adalah: seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman superior dari suatu masalah By: Uro Abdulrohim, S.Kom, MT Definisi Program komputer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tenaga listrik disuplai ke konsumen melalui sistem tenaga listrik. sistem tenaga listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu pembangkitan, transmisi, dan
Lebih terperinciOperasi Sistem Tenaga Listrik
Daftar Isi i ii Operasi Sistem Tenaga Listrik Daftar Isi iii OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK Oleh: Djiteng Marsudi Edisi Kedua Cetakan Pertama, 2006 Hak Cipta Ó 2006 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah menjelaskan seluruh kegiatan selama berlangsungnya penelitian untuk menghasilkan informasi yang lebih akurat sesuai dengan permasalahan yang akan
Lebih terperinciPENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
PENDAHULUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Pengembangan Sistem Pengembangan sistem informasi sering disebut sebagai proses pengembangan sistem (System Development) Pengembangan sistem didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa sekarang kebutuhan energi listrik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya teknologi. Perkembangan yang pesat ini harus diikuti dengan perbaikan mutu
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR
SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 3.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan
Lebih terperinciPUSPA LITA DESTIANI,2014
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem yang digunakan di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan yaitu sistem pembangkit tenaga listrik terisolir. Sistem Pembangkit Terisolir merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT PLN (Persero) adalah BUMN yang menangani aspek kelistrikan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT PLN (Persero) adalah BUMN yang menangani aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Penyaluran tenaga listrik ke pelanggan merupakan tugas pokok dari PT PLN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun
BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan
Lebih terperinciSISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MELON
SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MELON Bambang Yuwono, Ario Wibowo, Dessyanto Boedi P Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari 2 Tambakbayan
Lebih terperinciSIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC)
SIKLUS REKAYASA PERANGKAT LUNAK (SDLC) 1. Pengertian DLC atau Software Development Life Cycle adalah proses mengembangkan atau mengubah suatu sistem perangkat lunak dengan menggunakan model-model dan metodologi
Lebih terperinciAPLIKASI SHELL SISTEM PAKAR
APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR Yeni Agus Nurhuda 1, Sri Hartati 2 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Teknokrat Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam 9-11 Labuhan Ratu,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. teknis yang dikosentrasikan untuk produk atau layanan yang spesifik. Helpdesk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Helpdesk Menurut Donna Knapp (2004), definisi helpdesk adalah sebuah alat untuk mengatasi persoalan yang didesain dan disesuaikan untuk menyediakan layanan teknis yang dikosentrasikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Barang Milik Daerah Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai struktur rancangan desain penelitian disertai metode penelitian beserta alat dan bahan yang akan digunakan dalam mengerjakan tugas akhir.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat
Lebih terperinciREKAYASA PERANGKAT LUNAK
REKAYASA PERANGKAT LUNAK A. Pengertian Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa perangkat lunak (RPL, atau dalam bahasa Inggris: Software Engineering atau SE) adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot jantung mati sewaktu
Lebih terperinciMeskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama
Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama saja Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak
BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan pertumbuhan kelistrikan di Indonesia, maka kebutuhan proteksi listrik semakin di butuhkan. Begitu pula keandalan sistem tenaga listrik dari pembangkitan
Lebih terperinciANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI
ANALISIS, DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI Cobalah untuk tidak menjadi seorang orang yang sukses, tetapi menjadi seorang yang bernilai, Albert Einstein Dosen: Heru Prasetyo, Mkom DEFINISI DATA:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit gigi merupakan salah satu penyakit yang dapat menyerang semua orang, namun di sisi lain jumlah dokter gigi di Indonesia masih sangat sedikit
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
16 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan bentuk energi yang cocok untuk dan nyaman bagi manusia. Tanpa listrik, infrastruktur masyarakat sekarang tidak akan menyenangkan. Pemanfaatan secara
Lebih terperinciBrigida Arie Minartiningtyas, M.Kom
Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Pendahuluan Membangun sebuah DSS, apalagi yang besar, merupakan proses yang rumit. Melibatkan hal-hal : teknis (hardware, software) perilaku (interaksi manusia-mesin),
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 PNDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi pada era globalisasi telah berkembang pesat dan selalu mengalami perubahan disetiap masanya. Perkembangan ini dapat dilihat dari pemakaian berbagai
Lebih terperincihttp://www.brigidaarie.com INPUT [ Source ] [ Requirements ] Process ACTIVITIES (TASKS), CONSTRAINTS, RESOURCES PROCEDURES TOOLS & TECHNIQUES OUTPUT [ Results ] [ Product ] [ Set of Goals ] [ Standards
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini antara lain adalah: 1. Studi literatur, yaitu cara menelaah, menggali, serta mengkaji teoremateorema
Lebih terperinciLANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk
II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM
BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM Informasi adalah sebuah sumber organisasi dimana harus diatur secara baik seperti sumber daya lainnya. Biaya dihubungkan dengan proses informasi. Proses Informasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Herlambang (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan,
Lebih terperinciANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Ref: 1. Analysis & Design of Information System, James A Senn. 2. Modern Systems Analysis and Design, 3/e, Jeffrey A. Hoffer, Joey F. George Joseph S. Valacich.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Monte Carlo, nilai yang didapat telah mencapai standar yang sudah diterapkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Menurut Agung Arief Wibowo dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Keandalan Transformator Gardu Induk Wilayah Surabaya Menggunakan Metode
Lebih terperinciP12 AI, ES & DSS. A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta
P12 AI, ES & DSS A. Sidiq P. Universitas Mercu Buana Yogyakarta 1 AI Artifical Intellegence Kecerdasan buatan Adalah aktifitas penyediaan mesin seperti komputer yang memiliki kemampuan menampilkan perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses belajar setiap individu memiliki cara sendiri. Kemajuan teknologi saat ini banyak mendukung berbagai aspek kebutuhan salah satunya dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinci