BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PROSES BISNIS DI PT S2P Proses bisnis yang terdapat di PT S2P difokuskan untuk mendukung kehandalan (reliability) dan ketersediaan (availiability) dari unit pembangkit yang dimiliki. Karenanya proses bisnis utama dari PT S2P adalah proses operasi dan pemeliharaan unit pembangkitan, proses bisnis lainnya difokuskan untuk mendukung dan berjalan lancarnya proses bisnis utama. Secara umum hampir semua proses bisnis pembangkitan serupa dalam implementasinya. Yang berbeda hanya jenis pembangkitan yang dikelola dan faktor resiko dari bisnis yang dijalankan. Konsep best practice proses bisnis pembangkitan secara umum seperti terlihat pada Gambar 2.1. Ini merupakan contoh best practice proses bisnis PT PJB dalam mengelola operasi dan pemeliharaan mesin mesin pembangkitan listriknya. Karena PT S2P merupakan joint venture company PT PJB dan PT SSP, maka secara umum proses bisnis yang terjadi di PT S2P hampir menyerupai perusahaan induknya. Gambar 2.1 Contoh Best Practice Proses Bisnis Operasi dan Pemeliharaan Pembangkitan Listrik [PT. Mincom Indoservices, MIMS Operation & Maintenance Presentation for PT. PJB] Pemeliharaan merupakan kunci bagi kelangsungan operasional pembangkitan. Proses ini terdiri dari beberapa fase yaitu: fase identifikasi dan perencanaan pemeliharaan yang 7

2 dibutuhkan, fase eksekusi pemeliharaan, fase pencatatan riwayat pemeliharaan dan fase continous improvement. Adapun proses bisnis pemeliharaan pembangkit PT S2P seperti terlihat pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Proses Bisnis Pemeliharaan PT S2P [PT. United Technologies,Maximo Entreprise Suite for PT. S2P] 2.2 PRODUKSI AIR DI PLTU CILACAP Di dalam suatu industri pembangkitan listrik, air dipergunakan dalam berbagai macam keperluan. Keperluan akan air tersebut harus terpenuhi dengan syarat syarat teknis air yang tertentu pula. Air yang digunakan dalam siklus PLTU Cilacap dihasilkan dari air laut yang diolah menjadi air tawar. Pengolahan air laut menjadi air tawar dilakukan menggunakan metode Reverse Osmosis. Gambar 2.3 menjelaskan proses pengolahan air di PLTU Cilacap. Air yang digunakan dalam siklus pembangkitan listrik ini haruslah memenuhi persyaratan tertentu dan terus dipantau untuk mengetahui kualitas air yang ada. dimana di beberapa titik diambil sampel yang digunakan untuk mengetahui dan memonitor kualitas air lalu dianalisa dalam suatu ruangan yang dinamakan ruangan sample table. Prosedur yang digunakan dalam pemeriksaan kualitas air adalah: air tersebut didinginkan terlebih dahulu dan setelah itu baru dianalisa secara kontinu 24 jam sehari. 8

3 Gambar 2.3 Proses pengolahan air PLTU Cilacap Perubahan kualitas air akan langsung diketahui dari pemeriksaan kualitas air yang berlangsung secara kontinu. Karena penurunan kualitas air akan berdampak negatif terhadap peralatan. Kualitas sifat yang dijaga adalah tingkat keasaman air, daya hantar listrik (conductivity) dan disesuaikan dengan batasan yang telah direkomendasikan oleh pabrikan pembuat mesin. Beberapa item dan sifat air yang dianalisa adalah: PH Adalah ( log) konsentrasi ion hidrogen dalam gram ion per liter (grion/liter). PH biasa digunakan untuk menentukan derajat keasaman dan kebasaan. Daya hantar (Conductivity) Adalah pengukuran kesanggupan air atau larutan untuk menghantarkan arus listrik dan dinyatakan dalam Siemen/Cm dari 1 cm 3 pada suhu yang diketahui. Silica (SiO 2 ) Silica perlu dimonitor dengan alasan : deposit silica menyebabkan kapasitas dan effisiensi turbin menurun, pengendapan silica dalam bentuk endapan silicate (deposite silicat) tidak larut dalam air dan susah untuk dihilangkan. 9

4 Chlorida (Cl ) Chlorida perlu dimonitor dengan alasan : korosif kerusakan karena hydrogen damage dan piting dalam boiler. Phospat (PO 4 ) Phospat perlu dimonitor dengan alasan : Acid attack (serangan asam) apabila ratio Na ke PO 4 rendah, menghindari NaOH bebas. Hydrazine (N 2 H 4 ) Hydrazine di injeksikan pada condensate water atau feed water. Hydrazine harus diinjeksikan disesuaikan dengan batasan yang telah ditetapkan hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan oksigen yang bisa dihilangkan. Amoniak (NH 3 ) Amoniak diinjeksikan pada condensate water atau feed water. Amoniak digunakan untuk menaikkan PH. DO (Dissolved Oksigen) Monitor DO diperlukan dengan alasan: Oksigen menyebabkan karat, oksigen bereaksi dengan chlorida mengasilkan hidrogen yang merusak (Hydrogen Damage). Air yang telah dianalisa keluar dari ruang sample table dikategorikan sebagai air limbah dan kemudian diolah di WWTP (Waste Water Treatment Plant). Pemakaian air siklus saat ini mengalami kendala sebagai berikut : Besarnya biaya produksi air raw. Besarnya biaya pengolahan limbah. Untuk itu pemanfaatan air limbah sample table mempunyai manfaat dalam pengelolaannya sehingga dapat digunakan sebagai air raw atau dapat digunakan untuk pengembangan produk sampingan dan dapat dijual langsung kepada konsumen sebagai sumber pendapatan yang didapat dari bisnis penunjang. Jika air limbah sample table ini dapat digunakan kembali dan ditampung sebagai air raw, maka keuntungan yang diperoleh adalah: Effisiensi pemakaian air siklus sehingga mengurangi biaya operasi dan diharapkan harga Rp/KWh akan lebih kompetitif. Effisiensi pengolahan limbah WWTP. 10

5 Air make up sebagai salah satu komponen dalam membangkitkan energi listrik diharapkan mampu menjamin kontinuitas pasokan energi listrik sehingga kepuasan pelanggan terjamin. Menjaga kontinuitas Perusahaan sebagai industri ramah lingkungan dengan memanfaatkan kembali limbah dalam proses siklus. 2.3 DASAR ANALISIS ASPEK ASPEK INVESTASI Pendekatan investasi dapat diartikan sebagai suatu penggunaan sumber daya. Investasi selain merupakan suatu pengeluaran yang akan meningkatkan aktiva bagi perusahaan juga akan memberikan harapan suatu pengembalian tertentu. Keputusan berkenaan dengan suatu rencana investasi haruslah mencerminkan keputusan yang rasional. Untuk itu diperlukan suatu cara analisis yang sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. [Siregar & Samadhi, 1989] Tahapan analisis kelayakan investasi dapat dilakukan dengan merujuk pada tahapan analisis pengembangan pabrik, yaitu sebagai berikut: [Siregar & Samadhi, 1989] Tahap I : Identifikasi Peluang Investasi Pada tahap ini perlu dilakukan analisis strategi guna menetapkan tujuan usaha yang akan dicapai. Pelaksanaan identifikasi peluang investasi amat bergantung kreativitas Tahap II: Analisis dan Evaluasi Aspek Usaha Pengkajian dilakukan pada aspek teknis dan operasi, aspek pemasaran, aspek legal dan lingkungan dan aspek ekonomi dan keuangan. Tahap III: Implementasi Setelah usulan investasi diputuskan untuk dilaksanakan, maka persiapan segera dilakukan seperti penyampaian proposal investasi kepada pihak berkepentingan, pembuatan kontrak, perancangan, pengadaan material dan konstruksi. Kelayakan investasi pada umumnya diukur berdasarkan aspek keuangan. Untuk menjawab semua hal di atas, perlu dilakukan proses analisa dan tahapan pemecahan masalah yang sesuai. Sehingga dapat memberikan gambaran untuk pemecahan masalah pemanfaatan air limbah sample table dengan tepat. Metode analisa yang dibangun dilakukan berdasarkan pemikiran logik dan dilakukan dengan pendekatan permasalahan secara sistematik. 11

6 Gambar 2.4 menunjukkan dan mengilustrasikan ketiga tahapan analisis pengembangan pabrik [Siregar, 1991]. Gambar 2.4 Kerangka Pendekatan Analisis Proyek Pengembangan Pabrik [Siregar, 1991] ANALISIS STRATEGIK Analisis strategik dapat dilakukan melalui analisis struktur industri. Perusahaan harus menilai dampak lima kekuatan dalam struktur industri terhadap keuntungan jangka panjangnya. Kelima kekuatan tersebut adalah [Porter, 1996]: intensitas persaingan, keberadaan pesaing potensial, produk subsitusi, kekuatan tawar pembeli, dan kekuatan tawar pemasok. Gambar 2.5 mengilustrasikan kelima kekuatan tersebut. Gambar 2.5. Lima Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan Industri [Porter, 1996] 12

7 2.3.2 ANALISIS ASPEK ASPEK INVESTASI Ruang lingkup suatu rencana investasi terdiri dari aspek aspek berikut: 1. Aspek pemasaran, mencakup: identifikasi karakteristik pasar, proyeksi permintaan, dan proyeksi harga. 2. Aspek teknologi dan operasi, mencakup: perencanaan produk, perencanaan kapasitas, perencanaan proses dan fasilitas produksi, dan perencanaan lokasi 3. Aspek manajemen, mencakup: perencanaan organisasi dan perencanaan tenaga kerja termasuk pelatihan. 4. Aspek Lingkungan, mencakup: analisis dampak dari rencana investasi terhadap lingkungan sekitar baik lingkungan fisik maupun sosial dan upaya pencegahan yang diperlukan untuk mengatasi dampak terhadap lingkungan. Proyek pemanfaatan limbah sample table PLTU Cilacap akan menimbulkan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Namun demikian tidak menutup kemungkinan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Untuk itu perlu kiranya menentukan suatu metoda dalam mengkuantifikasi dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Salah satu cara untuk mengkuantifikasi dampak atau kerugian akibat pembangunan suatu proyek adalah dengan menggunakan pendekatan nilai ekonomi sumberdaya yang hilang akibat pembangunan dengan rumus TEV. Dimana: TEV n i 1 p ( UV) ( NUV) ( 1 r) i n TEV i 1 p ( DUV IUV OV) ( EV BV) ( 1 r) i Dimana masing masing variabel mempunyai arti dan dapat dihitung dengan menggunakan definisi seperti dibawah ini: TEV adalah Total Economic Value (Nilai Ekonomis Total) yaitu nilai ekonomi diukur dalam terminologi sebagai kesediaan membayar/willingness To Pay (WTP) untuk mendapatkan komoditi tersebut. 13

8 Dengan p adalah banyaknya populasi yang ada dalam proyek. r adalah diskon rate pertahun proyek. i adalah lamanya waktu proyek berjalan. UV adalah Uses Value (Nilai Manfaat). Dimana komponen untuk menghitungnya adalah yang terdiri dari DUV, IUV, dan OV. DUV adalah Direct Uses Value (Nilai Manfaat Langsung). Perhitungan nilai manfaat langsung dari komoditas, terlepas dari ada/tidaknya nilai pasar terhadap komoditi tersebut. Metode DUV yang dapat dipakai adalah Market Value (Nilai Pasar): jika komoditi tersebut dapat diperdagangkan, CVM (Contingent Valuation Method): jika komoditi tidak diperdagangkan dipasar, tetapi seolah olah komoditi tersebut diperdagangkan. Contohnya adalah harga kenyamanan lingkungan, berapa perkiraan nilai rupiah untuk proyek perbaikan kenyamanan lingkungan (ditanyakan kepada questioner) yang pantas?, Hedonic Pricing (HP): jika komoditi tidak diperdagangkan dipasar. Nilai ekonomisnya didekati dari atribut / karakteristik yang melekat dari komoditi tersebut. Contohnya adalah nilai keindahan alam dan udara bersih dapat dinilai melalui harga rumah yang berada disuatu lokasi tersebut, dan Travel Cost Method (TCM): jika komoditi tersebut dianggap mempunyai nilai wisata. Nilai ekonomisnya merupakan nilai total dari biaya tiket, biaya perjalanan PP, biaya penginapan, biaya makan, dll selama wisata. IUV adalah Indirect Uses Value (Nilai Manfaat Tidak Langsung). Yaitu komoditas yang karena keberadaannya tidak dapat langsung diambil. Metoda yang dipakai untuk mengukur nilai ekonomis IUV: Biaya Pencegahan (Control Cost), Pendekatan Produktifitas (Productivity Approach), Biaya Pengganti (Replacement Cost), dan Biaya Relokasi / Pemindahan (Relocation Cost). OV adalah Option Value (Nilai Pilihan). Potensi langsung/tidak langsung dari komoditi tersebut dimasa yang akan datang dengan asumsi komoditi tersebut tidak mengalami kemusnahan atau kerusakan. NUV adalah Non Uses Value (Nilai Bukan Manfaat). Didapat dengan menghitung nilai dari EV dan BV. 14

9 EV adalah Eqsistence Value (Nilai Keberadaan). Yaitu komoditi yang terlepas dari manfaat yang dapat diambil daripadanya ini lebih berkaitan dengan nilai relijius yang melihat adanya hak pada setiap komponen komoditi. BV adalah Bequest Value (Nilai Warisan). Merupakan nilai komoditi yang berkaitan dengan perlindungan dan pengawetan agar dapat diwariskan kepada generasi mendatang sehingga dapat mengambil manfaat sebagaimana manfaat yang telah diambil generasi sebelumnya. 5. Aspek Finansial, mencakup: Estimasi Biaya Investasi Ketepatan dari estimasi biaya sangat tergantung pada hasil analisis pemasaran, teknis dan operasi, manajemen. Estimasi biaya investasi dapat dilakukan dengan metoda berikut: a. Metoda estimasi parametrik Biaya merupakan fungsi dari waktu, kapasitas produksi dan lokasi dimana investasi akan dilaksanakan. b. Metoda estimasi elementer Elemen biaya investasi dapat dikelompokkan atas: Investasi untuk modal kerja (Net working capital) Modal kerja adalah dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan produksi sampai diperolehnya pendapatan dari penjualan. Investasi ini meliputi kas, persediaan, dan pengeluaran tunai lainnya seperti air, listrik, perawatan mesin, bahan bakar, asuransi, dan biaya sewa. Investasi untuk aktiva tetap Termasuk untuk keperluan tangible assets seperti tanah, bangunan, mesin dan peralatan, serta peralatan kantor, dan untuk keperluan intangible assets seperti biaya persiapan dan lisensi SUMBER PEMBIAYAAN INVESTASI Berdasarkan asalnya, pembiayaan investasi dapat dikelompokkan atas: 1. Sumber internal, merupakan dana yang berasal dari perusahaan. Dana internal dapat bersumber dari: laba ditahan, dana penyusutan. 15

10 2. Sumber eksternal, merupakan dana yang berasal dai luar perusahaan. Sumber dana eksternal dapat bersumber dari: kredit, penjualan saham, penjualan obligasi, leasing. Bagaimana perusahaan merencanakan sumber pendanaan investasi akan mempengaruhi resiko yang akan ditanggung perusahaan yang akan tercermin melalui biaya modal dari investasi ESTIMASI PENYUSUNAN ARUS KAS Untuk dapat melakukan evaluasi terhadap kelayakan suatu investasi, terlebih dahulu perlu disusun perkiraan arus kas dari setiap alternatif investasi. Kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dari suatu investasi ditentukan oleh arus kas. Arus kas memberikan gambaran tentang aliran dana tunai secara menyeluruh baik berupa pemasukan tunai (arus kas masuk) maupun pengeluaran tunai (arus kas keluar). Arus kas disusun dengan mempertimbangkan setiap elemen pendapatan tunai dan elemen biaya tunai pada setiap periode selama umur investasi ASPEK RESIKO DAN IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MENIMBULKAN RESIKO Aspek resiko dalam investasi didefinisikan oleh Knight sebagai situasi dimana peluang terjadinya setiap peristiwa yang mungkin terjadi dapat ditentukan [Blair & Kenny, 1987]. Dalam investasi, resiko merupakan variabilitas dari tingkat pengembalian aktual dengan tingkat pengembalian yang diharapkan, yang dilihat melalui [Van Horne & Wachowicz, 1995]: a. Standar deviasi: makin kecil standar deviasi suatu distribusi kemungkinan kriteria investasi, makin kecil resiko investasi. b. Koefisien variansi: perbandingan antara standar deviasi dengan ekspektasi harga ratarata suatu distribusi kemungkinan kriteria investasi. Makin kecil koefisien variansi, makin kecil resiko investasi. Informasi mengenai standar deviasi dapat digunakan untuk memperkirakan peluang suatu investasi menemui kegagalan, yaitu peluang investasi gagal mencapai pengembalian yang diharapkan. Bila kita bekerja dengan distribusi probabilitas diskrit, peluang kegagalan investasi didapat dengan menjumlahkan peluang peluang diperolehnya pengembalian di bawah tingkat yang diharapkan. Bila kita bekerja dengan distribusi probabilitas kontinu, hal ini menjadi lebih sulit. Perlu diasumsikan kita menghadapi distribusi normal. Kemudian dengan rumus: 16

11 Z R R dimana, R = besarnya pengembalian yang diharapkan R = tingkat pengembalian rata rata. = standar deviasi Maka peluang kegagalan dapat diketahui yaitu dengan mengkonversi nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel luas daerah dibawah kurva distribusi normal [Van Horne & Wachowicz, 1995]. Pertimbangan resiko dalam pengambilan keputusan mengenai kelayakan perlu dilakukan karena investasi adalah kegiatan yang bersifat jangka panjang. Dalam jangka panjang hampir seluruh aspek usaha dapat mengalami perubahan yang kompleks dan sulit diperkirakan. Oleh karena itu diperlukan analisis resiko untuk memperkirakan dampak dari perubahan aspek aspek usaha [Siregar, 1999] Pertimbangan resiko harus mencakup setiap resiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam melakukan investasi, karena perusahaan berjalan dengan adanya dukungan fungsi pembiayaan, fungsi investasi, fungsi produksi dan fungsi pemasaran. [Siregar & Samadhi, 1989] Resiko dalam analisis investasi dapat dipertimbangkan dengan menggunakan pendekatan [Weston & Brigham]: a. Metode penyesuaian suku bunga kapitalisasi. Menyesuaikan suku bunga kapitalisasi arus kas dengan tingkat resiko investasi. Investor akan mensyaratkan suku bungan yang lebih tinggi untuk setiap kenaikan resiko yang ditanggungnya. Selanjutnya analisis investasi dilakukan dengan menggunakan kriteria keputusan NPV. b. Metode penyesuaian arus kas. Membandingkan arus kas beresiko dengan arus kas tanpa resiko sehingga diperoleh faktor penyesuaian arus kas (α). Nilai α makin kecil jika resiko investasi makin tinggi. 17

12 c. Metode analisis sensitivitas Ditentukan paling tidak tiga situasi yang mungkin terjadi yaitu optimistik, normal dan pesimistik. Untuk setiap skenario diperkirakan besarnya penyimpangan variabel aspek usaha dari kondisi normal, yang dibatasi pada aspek penting seperti nilai investasi, biaya produksi, harga jual, permintaan, suku bunga, dan struktur pembiayaan investasi. d. Metode simulasi Merupakan teknik analisis dengan menirukan perilaku suatu sistem. Metode simulasi memungkinkan analisis investasi dilakukan secara rinci sehingga lebih mendekati permasalahan nyata. Hertz [1964] memodelkan sistem investasi dengan menggunakan kriteria IRR dan delapan variabel acak. Model simulasi perencanaan investasi Hertz, meliputi: ukuran pasar, pertumbuhan pasar, pangsa pasar, harga jual, nilai investasi, biaya operasi, biaya tetap, umur investasi. Model simulasi Hertz dapat mempertimbangkan pengaruh resiko terhadap kinerja investasi secara lebih rinci dari ketiga metode sebelumnya. Kelebihan utamanya terletak pada kemampuannya dalam menggambarkan variabilitas kinerja investasi dalam bentuk distribusi peluang. Kelemahannya terutama adalah metode itu tidak dapt menjelaskan secara eksplisit hubungan antara resiko dengan kinerja investasi. Model simulasi perncanaan investasi Hertz ini juga masih mengandung keterbatasan. Pertama, model tersebut belum mempertimbangkan seluruh resiko yang muncul dalam proses bisnis. Kedua, variabel dari beberapa aspek usaha seperti nilai investasi dan biaya operasi masih memiliki tingkat agregasi yang tinggi. Ketiga, model Hertz belum mempertimbangkan efek pengungkitan (leverage) baik pengungkitan operasi (operating leverage) maupun keuangan (financial leverage), yang penting dalam mempertimbangkan resiko. Tetapi dengan mempertimbangkan kompleksitas permasalahan investasi, pendekatan simulasi merupkan metode analisis resiko yang memadai [Siregar, 1999]. Dalam pengembangan model simulasi analisis resiko, bertitik tolak dari keterbatasan model Hertz, pada Tabel 2.1 berikut ditunjukkan cakupan resiko yang perlu dipertimbangkan [Siregar, 1999] 18

13 Tabel 2.1 Kerangka pengembangan model simulasi analisis resiko investasi [Siregar, 1999] CAKUPAN RESIKO FAKTOR/VARIABEL ACAK YANG RELEVAN 1. Fungsi Pembiayaan Karakteristik Pasar Modal Kebijakan Moneter Ketersediaan sumber dana 2. Fungsi Investasi Kebijakan investasi perusahaan: struktur modal dan biaya, umur investasi. Kebijakan investasi pemerintah: pajak penghasilan, perijinan, subsidi dan hibah, bantuan teknis 3. Fungsi Produksi Ketersiadaan & biaya faktor input: Persediaan Bahan baku Mesin peralatan, tanah & bangunan. Tenaga kerja Keandalan proses produksi: Kapasitas produksi Perbaikan & pemeliharaan Kemajuan teknologi Kualitas produk 4. Fungsi Pemasaran Perubahan perilaku konsumen Persaingan usaha (harga produk, pangsa pasar produk subsitusi) Pertumbuhan pasar PENGARUH PADA ARUS KAS Biaya bunga dan deviden Biaya bunga Jumlah equity dan hutang, cicilan pokok Biaya bunga dan deviden Nilai sisa aktiva Pajak penghasilan Biaya persiapan Nilai investasi dan biaya operasi Investasi modal kerja Biaya bahan baku Nilai Investasi Nilai sisa dan biaya tak langsung pabrik Biaya tenaga kerja Nilai penjualan dan biaya operasi Biaya tak langsung dan investasi modal kerja Harga produk dan nilai sisa aktiva Biaya produksi dan biaya komersial Nilai penjualan dan biaya komersial Nilai penjualan dan biaya komersial Nilai penjualan EVALUASI DAN KRITERIA PENILAIAN INVESTASI Ada banyak kriteria keputusan yang digunakan untuk menganalisa suatu investasi, yaitu [Husnan & Suwarsono, 1997]: Average Rate Of Return, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate Of Return, Profitability Index. Umumnya kriteria yang digunakan diturunkan dari formulasi: P n t o Rt 1 r dimana, t = periode waktu analisa, dari 0 sampai ke n Rt = besarnya pengembalian pada selang waktu ke t t 19

14 R = tingkat bunga, yang merupakan tingkat bunga yang berlaku di pasaran atau tingkat pengembalian minimal yang ditetapkan oleh penanam modal P = besarnya nilai sekarang Kriteria keputusan yang digunakan harus bisa mencerminkan harapan hasil yang akan diperoleh di masa datang, yaitu dapat menggambarkan nilai waktu dari uang, mengukur tingkat profitabilitas, menggambarkan stabilitas proyek melalui fluktuasi arus kas, serta mengukur resiko. Average rate of return (ARR) dan Payback Period (PP) mempunyai kelemahan yang sama yaitu diabaikannya nilai waktu dari uang, padahal nilai waktu uang sangat penting bagi proyek yang memberikan manfaat jangka panjang. Kalaupun metode payback didiskontokan, masih ada kelemahan lainnya yaitu diabaikannya arus kas setelah periode payback. Selain itu tidak ada dasar konsepsi untuk menentukan berapa payback maksimum yang diperkenankan. Net Preset Value (NPV), Internal Rate Of return (IRR), dan profitability index (PI) memperhitungkan nilai waktu uang. NPV dan IRR memberikan hasil yang lebih baik dari PI, karena dengan menggunakan metode NPV dan IRR kita menggunakan nilai absolut. 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis.

ABSTRAK Kata Kunci: capital budgeting, dan sensitivity analysis. ABSTRAK PT. Usaha Panca Samitra merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor umum. Didirikan pada november tahun 2003 oleh beberapa pengusaha. Pada saat ini PT. Usaha Panca Samitra berencana

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan dan Investasi Studi kelayakan diadakan untuk menentukan apakah suatu usaha akan dilaksanakan atau tidak. Dengan kata lain

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Manfaat dan Biaya Dalam menganalisa suatu usaha, tujuan analisa harus disertai dengan definisi-definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA Nama : Restia Arenisca Wulandari NPM : 26212149 Kelas : 3EB27 Jurusan : S1 Akuntansi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI

BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI BAB VIII ASPEK KEUANGAN SYAFRIZAL HELMI Keputusan investasi Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a) kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) Prian priyatna putra (0113u254) Shinta achadya (0113u248) Kelas D FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi* A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah 150.000.000 2 Bangunan 150.000.000 3 Peralatan Produksi 1.916.100.000 4 Biaya Praoperasi* 35.700.000 B Jumlah Modal Kerja 1 Biaya bahan baku 7.194.196.807 2 Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Penganggaran Modal. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Penganggaran Modal Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com PENGANGGARANMODAL (CapitalBudgeting) ANALISIS PENGANGGARAN MODAL (ANALISIS USULAN INVESTASI)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2014 dan objek penelitian pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2014 dan objek penelitian pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Maret-Juli 2014 dan objek penelitian pada proyek perumahan Bukit Tirta Nirmala seluas ± 43.869 m² yang dikembangkan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek dan Investasi Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk memperoleh manfaat (benefit), atau suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu badan usaha, instansi, individu atau perorangan.

BAB II LANDASAN TEORI. suatu badan usaha, instansi, individu atau perorangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aset Menurut Siregar (2004:178) aset adalah barang atau sesuatu barang yang mempunyai nilai ekonomi, nilai komersial atau nilai tukar yang dimiliki oleh suatu badan usaha, instansi,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah penganggaran modal digunakan untuk menggambarkan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Istilah penganggaran modal digunakan untuk menggambarkan bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah penganggaran modal digunakan untuk menggambarkan bagaimana seseorang merencanakan investasi penting yang mempunyai keterlibatan jangka panjang. Investasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam semua aspek kehidupan manusia, air bersih merupakan kebutuhan yang sangat hakiki karena sel-sel dalam tubuh manusia terdiri dari 68% kadar air. Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Lokasi PLTU Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Lokasi PLTU Cilacap BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PLTU Cilacap yang merupakan objek dari proyek akhir ini adalah merupakan satu satunya pembangkit yang beroperasi di Pulau Jawa bagian Selatan dan terinterkoneksi dengan

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XII. Penganggaran Modal (Capita l Budgeting) i 1. Pengantar Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat perhatian karena jangka waktu pengembalian biasanya lebih dari satu tahun,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dalam arti sempit, pengertian

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut. 4.1. Biaya

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, 19 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian telah dilaksanakan di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur pada bulan April Mei 2013. Peta lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 PENGAMBILAN KEPUTUSAN STRATEGIS: KEPUTUSAN INVESTASI MODAL (Capital Budgeting) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Organisasi seringkali dihadapkan dengan peluang (atau kebutuhan) untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

Teknik Analisis Biaya / Manfaat Teknik Analisis Biaya / Manfaat Komponen Biaya Biaya Pengadaan (procurement cost) Biaya Persiapan Operasi (start-up cost) Biaya Proyek (project-related cost) Biaya Operasi (ongoing cost) dan Biaya Perawatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI Nama : Aji Tri Sambodo NPM : 10210466 Kelas : 3EA18 Pendahuluan Penilaian investasi / studi kelayakan sangat diperlukan oleh orang atau badan yang

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci