PENGENALAN SUARA BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN ALGORITME SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) IKRA DEWANTARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENALAN SUARA BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN ALGORITME SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) IKRA DEWANTARA"

Transkripsi

1 PENGENALAN SUARA BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN ALGORITME SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) IKRA DEWANTARA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengenalan Suara Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Menggunakan Algoritma Support Vector Machine (SVM) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2013 Ikra Dewantara G

4 ABSTRAK IKRA DEWANTARA. Pengenalan Suara Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Menggunakan Algoritma Support Vector Machine (SVM). Dibimbing oleh TOTO HARYANTO. Pengenalan suara manusia dengan bantuan komputer dapat dilakukan karena masing-masing suara memiliki ciri serta frekuensi yang berbeda-beda. Pengelompokan ciri suara berdasarkan jenis kelamin, dapat dikelompokan menjadi laki-laki dan perempuan, sedangkan berdasarkan umur dapat dikelompokan menjadi anak-anak, remaja, dan dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengenali suara yang dikelompokan ke dalam salah satu kelas berdasarkan usia dan jenis kelamin. Data yang digunakan berasal dari penelitian Fransiswa (2010). Data terdiri dari 6 penggolongan kelas, yaitu anak laki-laki (AL), anak perempuan (AP), remaja laki-laki (RL), remaja perempuan (RP), tua laki-laki (TL), dan tua perempuan (TP). Metode ekstraksi ciri yang digunakan adalah Mel Frequency Cepstrum Coefficient (MFCC), pengenalan pola menggunakan Support vector machine (SVM) dengan berbagai variasi kernel seperti linear, polynomial, dan Radial Basis Function (RBF). Parameter-parameter yang mempengaruhi dalam proses MFCC di antaranya: nilai koefisien, overlap, time frame, dan sampling rate. Hasil rata-rata akurasi tertinggi yaitu 98.24% diperoleh menggunakan kernel RBF. Kata kunci: identifikasi suara, kernel RBF, MFCC, pengenalan suara, support vector machine (SVM). ABSTRACT IKRA DEWANTARA. Voice Recognition Based on Age and Gender Using Support Vector Machine (SVM) Algorithm. Supervised by TOTO HARYANTO. Voice recognition using computers is made possible due to the unique characteristics and frequencies that each voice possesses. These vocal characteristics can be grouped according to gender (male or female) or age (child, teenager, or adult). The purpose of this research is to identify individual voices that have been placed within one of the groups based on age and gender. The data used comes from the research of Fransiswa (2010) and consists of six classes: boys (AL), girls (AP), teenage boys (RL), teenage girls (RP), men (TL), and women (TP). The method used to extract vocal characteristics was the Mel Frequency Cepstrum Coefficient (MFCC) and pattern recognition was performed using a Support Vector Machine (SVM) with several variations of the kernel such as Linear, Polynomial, and Radial Basis Function (RBF). The parameters affecting the MFCC process include: The value of the coefficients, overlap, time frame, and the rate of sampling. The average highest accuracy value of 98,24% was obtained using the RBF Kernel. Keywords: radial basis function (RBF) kernel, support vector Machine (SVM), voice identification, voice Recognition.

5 PENGENALAN SUARA BERDASARKAN USIA DAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) IKRA DEWANTARA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komputer pada Departemen Ilmu Komputer DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

6 Penguji: 1 Mushthofa, SKom MSc 2 Muhammad Asyhar Agmalaro, SSi MKom

7 Judul Skripsi: Pengenalan Suara Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Menggunakan Algoritme Support Vector Machine (SVM) Nama : Ikra Dewantara NlM : G Disetujui oleh Toto Haryanto, SKom MSi Pembimbing TanggaJ Lulus: 25 JU L 3

8 Judul Skripsi : Pengenalan Suara Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Menggunakan Algoritme Support Vector Machine (SVM) Nama : Ikra Dewantara NIM : G Disetujui oleh Toto Haryanto, SKom MSi Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Agus Buono, MSi MKom Ketua Departemen Ilmu Komputer Tanggal Lulus:

9 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wata ala, yang telah memberikan nikmat yang begitu banyak sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan tulisan ini. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam, keluarga, sahabat, serta umatnya hingga akhir zaman. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang penulis lakukan sejak November 2012 hingga Juli Tulisan ini mengambil topik pengenalan pola suara untuk mengidentifikasi suara berdasarkan usia dan jenis kelamin. Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah berperan membantu dalam penelitian ini, yaitu: 1 Ayahanda Sudirah, Ibunda Titien Sulistyowati, serta Adik Maulana Husada dan Trias Prastyoningrum atas kasih sayang, doa, dan dorongan semangat yang telah diberikan kepada penulis agar penelitian ini cepat selesai. 2 Bapak Toto Haryanto, SKom MSi selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan saran selama penelitian ini berlangsung. 3 Bapak Mushthofa, SKom MSc dan Bapak Muhammad Asyhar Agmalaro, SSi MKom selaku dosen penguji yang telah bersedia menguji serta memberikan masukan-masukan dalam penelitian ini. 4 Rekan-rekan Ilkom Alih Jenis Angkatan 5. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juli 2013 Ikra Dewantara

10 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR vii DAFTAR LAMPIRAN viii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan 1 Manfaat 2 Ruang Lingkup 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Sinyal Suara 2 Transformasi Suara Analog ke dalam Suara Digital 2 Ekstraksi Ciri dengan MFCC 4 K-Fold Cross Validation 5 Pengenalan Pola dengan SVM 6 Multi Class SVM 8 METODE PENELITIAN 8 Kerangka Pemikiran 8 Pengambilan Data 9 Tahan Pra Proses 9 Ekstraksi Ciri Menggunakan MFCC 10 Standardisasi 10 Proporsi Data Latih dan Data Uji 10 K-Fold Cross Validation 10 Pemodelan SVM 12 Lingkungan Pengembangan 12 Pengujian 12 HASIL DAN PEMBAHASAN 12 Ekstraksi Ciri Menggunakan MFCC 12 Pemodelan dan Klasifikasi SVM 13 Perbandingan Kernel-Kernel SVM 14

11 Perbandingan SVM dan PNN 15 Implementasi 17 SIMPULAN DAN SARAN 19 Simpulan 19 Saran 19 DAFTAR PUSTAKA 19 LAMPIRAN 21

12 DAFTAR TABEL 1 Penggolongan kelas berdasarkan kisaran usia dan jenis kelamin 9 2 Proporsi data latih dan data uji 10 3 Pembagian data latih dan data uji berdasarkan subset untuk data latih 75% 11 4 Pembagian data latih dan data uji berdasarkan subset untuk data latih 50% 11 5 Pembagian data latih dan data uji berdasarkan subset untuk data latih 25% 11 6 Contoh tabel akurasi berdasarkan data latih, data uji, dan subset yang digunakan 11 7 Parameter-parameter untuk masing-masing kernel SVM 12 8 Hasil perbandingan akurasi pengujian kernel linear (C = 2) 14 9 Hasil perbandingan akurasi pengujian kernel polynomial (C = 2 dan d = 2) Hasil perbandingan akurasi pengujian kernel RBF (C = 2 dan σ = 4) Perbandingan rata-rata akurasi berdasarkan usia dan jenis kelamin menggunakan SVM dengan kernel RBF Perbandingan rata-rata akurasi berdasarkan usia dan jenis kelamin menggunakan PNN Akurasi tertinggi kernel RBF (koefisien 26 dengan subset 2) 17 DAFTAR GAMBAR 1 Tahapan transformasi sinyal menjadi informasi 3 2 Ilustrasi sampling 3 3 Blok diagram teknik MFCC 4 4 Ilustrasi SVM untuk linear separable data 6 5 Ilustrasi SVM untuk non-linear separable data 7 6 Proses pengambilan suara sampai mendapatkan informasi 9 7 Contoh hasil MFCC untuk koefisien Pemodelan SVM 13 9 Perbandingan rata-rata akurasi berdasarkan jenis kelamin dan koefisien menggunakan SVM dengan kernel RBF Perbandingan rata-rata akurasi berdasarkan jenis kelamin dan koefisien menggunakan PNN Antarmuka aplikasi 18

13 DAFTAR LAMPIRAN 1 Akurasi pengenalan pola suara menggunakan kernel linear dilihat dari pengaruh parameter C 21 2 Akurasi pengenalan pola suara menggunakan kernel polynomial dilihat dari pengaruh parameter C 21 3 Akurasi pengenalan pola suara menggunakan kernel polynomial dilihat dari pengaruh parameter d 22 4 Akurasi pengenalan pola suara menggunakan kernel RBF dilihat dari pengaruh parameter C 22 5 Akurasi pengenalan pola suara menggunakan kernel RBF dilihat dari pengaruh parameter σ 23 6 Akurasi kernel linear dengan C = 2 berdasarkan subset (S) yang digunakan 24 7 Akurasi kernel polynomial dengan C = 2 dan d = 2 berdasarkan subset (S) yang digunakan 24 8 Akurasi kernel RBF dengan C = 2 dan σ = 4 berdasarkan subset (S) yang digunakan 24

14 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengenalan biometrik adalah salah satu metode pengenalan manusia yang dapat dilakukan oleh mesin. Pengenalan ini dilakukan untuk proses autentikasi dalam sistem. Sistem autentikasi yang berkembang saat ini di antaranya seperti pengenalan iris mata, pengenalan wajah, pengenalan sidik jari, dan pengenalan suara. Pengenalan suara dapat diaplikasikan menjadi sistem autentikasi karena setiap pembicara memiliki gelombang suara yang bervariasi (Pelton 1993). Sebagai contoh jika seseorang mengucapkan sebuah kata, maka polanya akan berbeda dengan pola suara orang lain. Pola suara juga akan berbeda jika dilihat dari jenis kelamin maupun kisaran umur. Jika seseorang hanya mendengarkan suara saja tanpa tahu orangnya, untuk suara dengan pola yang mirip, sebagian besar orang akan sulit mengenali kisaran usianya. Suara dalam bentuk analog harus dikonversi menjadi digital. Hasilnya adalah sebuah representasi vektor dalam ukuran besar dengan tidak menghilangkan ciri dari suara tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah teknik ekstraksi ciri untuk mengubah vektor suara menjadi vektor ciri tanpa mengurangi karakteristik suara tersebut. Menurut Buono et al. (2009), mel-frequency cepstrum coefficients (MFCC) dapat merepresentasikan ekstraksi ciri sinyal lebih baik dibandingkan dengan linear prediction ceptrum coefficient (LPCC) dan teknik ekstraksi ciri lainnya. Penelitian pengenalan pola suara telah dilakukan oleh Fransiswa (2010) menggunakan MFCC sebagai ekstraksi ciri dan probabilistic neural network (PNN) sebagai pengenalan pola. Penelitian pola suara lainnya juga telah dilakukan oleh Ganapathiraju (2002) menggunakan SVM sebagai pengenalan pola suara. Menurut Ganapathiraju (2002) SVM telah banyak digunakan dan menghasilkan pengenalan pola suara yang sangat baik. SVM dapat menyelesaikan permasalahan pengelompokan 2 kelas secara sempurna menggunakan metode pembagian 2 wilayah linear. Adapun kendala yang dihadapi dalam pengenalan pola menggunakan SVM adalah dalam penyelesaian masalah pengelompokan kelas non-linear/banyak kelas. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pada penelitian ini ditujukan untuk membandingkan hasil akurasi SVM untuk melakukan identifikasi suara terhadap PNN yang telah digunakan pada penelitian Fransiswa (2010). Adapun metode ekstraksi ciri yang digunakan adalah sama, yaitu MFCC. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Menerapkan MFCC sebagai ekstraksi ciri. 2 Menerapkan SVM sebagai salah satu metode pengenalan suara berdasarkan kisaran usia dan jenis kelamin. 3 Membandingkan hasil pengujian kernel-kernel SVM seperti kernel linear, kernel polynomial, dan kernel radial basis function (RBF).

15 2 4 Membandingkan rata-rata akurasi antara pengenalan pola menggunakan SVM dengan kernel RBF dengan skripsi Fransiswa (2010) yang menggunakan PNN sebagai pengenalan suara berdasarkan usia dan jenis kelamin. Manfaat Penelitian ini diharapkan menghasilkan sistem yang cukup efektif dalam pengenalan suara suara berdasarkan kisaran usia dan jenis kelamin dengan MFCC sebagai ekstraksi ciri dan SVM sebagai algoritme klasifikasi. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada: 1 Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data penelitian Fransiswa (2010). 2 Kata yang direkam adalah awas ada bom. Kata ini dipilih karena tidak mengandung diftong sehingga susunan vokalnya berselingan. Diftong adalah 2 buah vokal yang berurutan, misal: buah, lauk, daun, dsb. Selain itu juga karena kata awas ada bom terdiri dari 3 kata, sehingga memiliki variasi warna suara. 3 Metode ekstraksi ciri yang digunakan adalah MFCC. MFCC dapat merepresentasikan sinyal lebih baik dibandingkan dengan LPCC dan teknik ekstraksi ciri lainnya (Buono et al. 2009). 4 Kelompok usia dibagi menjadi anak-anak memiliki kisaran usia antara 8 tahun sampai 11 tahun, remaja antara 12 tahun sampai 21 tahun dan dewasa antara 22 tahun sampai 50 tahun (IDAI 2009). TINJAUAN PUSTAKA Sinyal Suara Sinyal suara merupakan gelombang analog yang merambat melalui medium (zat perantara). Suara manusia menghasilkan gelombang yang berasal dari paruparu, kemudian diatur dan dibentuk oleh pita suara. Sinyal suara yang dapat didengar oleh manusia berkisar antara frekuensi 20 Hz sampai dengan 20 KHz. Adapun sinyal suara yang dapat didengar baik oleh manusia yang memiliki frekuensi di atas 10 KHz (Pelton 1993). Transformasi Suara Analog ke dalam Suara Digital Pemrosesan suara digital dapat dilakukan jika suara dalam bentuk sinyal analog yang bersifat kontinyu ditransformasi ke dalam bentuk digital yang bersifat diskret. Menurut Buono et al. (2009), pemrosesan suara merupakan teknik transformasi sinyal suara menjadi informasi yang berarti sesuai dengan yang diinginkan. Secara umum proses transformasi diawali dari digitalisasi sinyal,

16 3 ekstraksi ciri dan diakhiri dengan pengenalan pola untuk klasifikasi. Tahapan transformasi sinyal analog sampai menghasilkan informasi disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 Tahapan transformasi sinyal menjadi informasi (Buono et al. 2009) Menurut Orfanidis (2010) pemrosesan sinyal analog menjadi sinyal digital harus melalui proses sampling dan kuantisasi. Sampling merepresentasikan sinyal analog x(t) yang diukur secara berkala setiap t detik sehingga waktu didiskritisasi dalam satuan sampling interval T. Ilustrasi sampling disajikan pada Gambar 2. Gambar 2 Ilustrasi sampling (Orfanidis 2010) Hasil dari sampling adalah representasi sebuah vektor yang terdiri atas nilainilai amplitudo terhadap waktu. Amplitudo merepresentasikan besar/kecilnya volume suara. Panjang suatu vektor ini ditentukan oleh durasi suara tersebut dan sampling rate yang digunakan. Sampling rate adalah banyaknya sampling yang diambil dalam waktu tertentu (t). Hubungan antara panjang vektor dan sampling rate dapat dinyatakan dalam Persamaan 1. S = Panjang vektor Fs = Sampling rate yang digunakan (Hz) t = waktu (detik) s t (1)

17 4 Tahapan selanjutnya ialah kuantisasi. Kuantisasi adalah pemetaan nilainilai amplitudo ke dalam representasi nilai 8 bit atau 16 bit. Ekstraksi Ciri dengan MFCC MFCC merupakan teknik ekstraksi ciri yang telah luas dipakai pada pemrosesan sinyal suara, terutama pada pengenalan pembicara. Penggunaan teknik ini pada sistem pemrosesan sinyal memberikan pengenalan yang lebih baik dibandingkan dengan metode lain yang sudah ada (Buono et al.2009). Menurut Do (1994) MFCC adalah teknik ekstraksi ciri yang populer dan paling banyak digunakan. Blok diagram teknik MFCC disajikan pada Gambar 3. continuous speech Frame Blocking frame Windowing FFT spectrum mel cepstrum Cepstrum mel spectrum Mel-frequency Wrapping Gambar 3 Blok diagram teknik MFCC Frame blocking dan overlapping: Sinyal suara dibaca per blok (frame), terdiri dari sejumlah N titik samples, dan antara dua frame yang bersebelahan terdapat overlap. Overlap ini dipisahkan oleh M (M < N). Frame pertama diawali dengan titik sample N, sedangkan frame kedua diawali dengan M samples setelah frame pertama. Overlap terjadi pada N - M atau frame pertama yang saling tumpang tindih terhadap frame kedua. Windowing: Proses windowing dilakukan pada setiap frame dengan tujuan untuk meminimumkan diskontinuitas antar dua frame yang bersebelahan, khususnya pada bagian awal dan akhir. Jika window didefinisikan sebagai w ( n), 0 n N 1, windowing dapat dihitung menggunakan perkalian vektor seperti pada Persamaan 2. y ( n) x ( n) w( n), 0 n N 1 l l Fungsi Hamming window atau w(n) yang disajikan pada Persamaan 3. 2 n w( n) cos, 0 n N 1 N 1 dengan: N = banyaknya samples dalam setiap frame n = frame ke-n y l (n) = fungsi windowing w(n) = fungsi Hamming window FFT: Fast fourier transform (FFT) bertujuan melakukan konversi pada setiap frame yang terdiri atas N sampel dari domain waktu ke domain frekuensi. FFT adalah algoritma yang cepat untuk mengimplementasikan discrete fourier (2) (3)

18 5 transform (DFT) yang didefinisikan pada N sampel {x n }. Fungsi FFT disajikan pada Persamaan 5. Xk Xn N j X k N 1 n 0 x e n j2 kn / N, k 0,1,2,..., N 1 = nilai-nilai sampel yang akan di proses ke dalam domain frekuensi = magnitudo frekuensi = jumlah data pada domain frekuensi = bilangan imajiner Secara umum X k adalah bilangan kompleks dan hanya dilihat bilangan absolutnya saja. Hasil dari tahap FFT ini disebut dengan nama spektrum atau periodogram. Mel-frequency wrapping: Tahap ini merupakan proses pemfilteran dari spektrum setiap frame yang diperoleh dari tahapan sebelumnya, menggunakan sejumlah M filter segitiga dengan tinggi satu. Filter ini dibuat dengan mengikuti persepsi telinga manusia dalam menerima suara. Persepsi ini dinyatakan dalam skala mel (berasal dari melody) yang mempunyai hubungan tidak linear dengan frekuensi suara, dalam hal ini skala mel-frequency adalah linear untuk frekuensi kurang dari 1000 Hz dan logaritmik untuk frekuensi di atas 1000 Hz. Hubungan antara skala mel dengan frekuensi (Hz) disajikan pada Persamaan 6. (5) mel. log z (6) Cepstrum: Langkah terakhir yaitu mengubah spektrum log mel menjadi domain waktu. Hasilnya disebut dengan MFCC. Cepstral dari spektrum suara merepresentasikan sifat/ciri spektral lokal sinyal untuk analisis frame yang diketahui. Koefisien mel spectrum dapat dikonversi ke dalam domain waktu menggunakan discrete cosine transform (DCT) seperti ditunjukkan dalam Persamaan 7 dan 8. - m k (n m) k mel n n (7) - c s (n,m) k. log(m k ) cos ( ( n )k k ), n,,, - (8) dengan k = 0, 2,..., K-1 K-Fold Cross Validation Cross validation disebut juga sebagai rotation estimation. Dataset V dibagi menjadi k subset (fold) yang saling bebas secara acak, yaitu D1, D2,, Dk dengan ukuran yang sama. Pemodelan dan pengujian dilakukan sebanyak k kali, setiap kali iterasi ke-t (t,,3,, k) dilatih pada D/Dt dan diuji pada Dt. Perkiraan akurasi pada cross validation dengan membagi jumlah keseluruhan klasifikasi yang benar dengan seluruh instances pada dataset (Kohavi 1995).

19 6 Pengenalan Pola dengan SVM Menurut Cortes dan Vapnik (1995) SVM adalah sistem pembelajaran untuk mengklasifikasikan data menjadi 2 kelompok menggunakan fungsi-fungsi linear dalam sebuah ruang fitur (feature space) berdimensi tinggi. Klasifikasi SVM dilakukan dengan cara menemukan hyperplane terbaik sehingga diperoleh ukuran Gambar 4 Ilustrasi SVM untuk linear separable data (Wang et al. 2009) margin yang maksimal. Margin adalah jarak antara hyperplane tersebut dengan titik terdekat dari masing-masing kelas. Titik yang paling dekat ini disebut dengan support vector. Ilustrasi SVM untuk linear separable data disajikan pada Gambar 4. Menurut Cortez dan Vapnik (1995) Gambar 4 di atas mengilustrasikan dua kelas yang dapat dipisahkan secara linier menggunakan sepasang bidang batas yang sejajar. Bidang batas pertama membatasi kelas pertama (y i = 1), dan bidang batas kedua membatasi kelas kedua (y i = 1). Persamaan bidang pembatas jika data terpisah secara linier dapat dihitung menggunakan perkalian vektor antara vektor bobot dengan data set seperti disajikan pada Persamaan 9. w i b untuk kelas 1 = 1 w i b - untuk kelas 2 = 1 (9) dengan: = data set = kelas dari data w = vektor bobot yang tegak lurus terhadap hyperplane b = menentukan fungsi pemisah relatih terhadap titik asal Bidang pemisah terbaik adalah bidang pemisah yang memiliki margin (jarak antara dua bidang pembatas) maksimal atau berada di tengah-tengah kedua kelas yang berbeda. Nilai margin antara dua bidang pembatas adalah m =. Margin maksimal diperoleh dengan menggunakan fungsi Lagrangian seperti pada Persamaan 10.

20 7 l min w,b p (w,b,a) w - i ( i y i ((w.x b)- )) i i (10) Vektor w sering kali bernilai sangat besar bahkan tidak terhingga, tetapi untuk nilai terhingga. Persamaan Lagrange primal problem perlu diubah ke dalam Lagrange dual problem seperti Persamaan 11. l l l D i i - i j i j y i y j x i.x j (11) Karena min w,b Lp = max L d. Sehingga solusi pencarian bidang pemisah terbaik disajikan dalam Persamaan 12. l l l max i i - i j i j y i y j x i.x j (12) l s.t i y i, i Persamaan 12 akan menghasilkan nilai i untuk setiap data pemodelan. Nilai tersebut digunakan untuk menentukan bobot (w). Data yang memiliki nilai i adalah support vector, sedangkan sisanya dianggap bukan support vector. Setelah i ditemukan, maka kelas dari data pengujian dapat ditentukan berdasarkan Persamaan 13. dengan: = support vector NS = jumlah support vector = data yang akan diklasifikasikan f(x d ) i y i x i x d b i (13) Jika data terpisah secara non-linear, data terlebih dahulu diproyeksikan oleh fungsi kernel ke ruang vektor baru yang berdimensi tinggi sedemikian sehingga data itu dapat terpisah secara linear, seperti pada Gambar 5. l Gambar 5 Ilustrasi SVM untuk non-linear separable data (Wang et al. 2009) Selanjutnya di ruang vektor baru tersebut SVM mencari hyperplane terbaik untuk memisahkan dua kelas secara linear. Pencarian hyperplane bergantung kepada dot product dari data yang dipetakan pada ruang berdimensi tinggi, yaitu ( ) ( ). Perhitungan transformasi ( ) ini sangat sulit, namun dapat digantikan dengan fungsi yang disebut dengan kernel sesuai pada Persamaan 14. K(u,v) (u). v (14)

21 8 Sehingga jika disubtitusi ke dalam persamaan Lagrangian menjadi seperti Persamaan 15 dengan fungsi yang dihasilkan pada Persamaan 16. l l l i i - i j i j y i y j K u.v (15) f(x d ) i y i K(u.v) b i (16) Menurut Cortez dan Vapnik (1995) beberapa fungsi kernel yang umum digunakan adalah: 1 Linear kernel K(u,v) u.v (17) 2 Polynomial kernel K(u,v) u.v d (18) 3 Radial basis function (RBF) kernel K(u,v) exp (- u-v ), (19) dengan: u = data latih v = kelas pada data latih d dan γ adalah parameter kernel Pemodelan pada kernel linear dan polynomial merupakan perkalian vektor antara data latih dan kelas yang bersesuaian. Adapun data latih (u) harus ditranspose terlebih dahulu menjadi (u T ) agar dimensi datanya sesuai. Multi Class SVM Matlab menyediakan fungsi SVM untuk melakukan pemodelan dan klasifikasi, namun memiliki keterbatasan yaitu hanya mampu melakukan pemodelan dan klasifikasi untuk 2 kelas. Adapun penelitian ini terdiri dari 6 kelas yang harus dibedakan. Oleh karena itu diperlukan sebuah metode untuk melakukan pemodelan dan klasifikasi untuk data yang memiliki lebih dari 2 kelas. Menurut Hsu dan Lin (2002) untuk mengklasifikasikan data yang lebih dari 2 kelas, terdapat suatu metode yaitu one-againts-all. Metode ini dibangun n buah model SVM (dimana n = jumlah kelas). Setiap model klasifikasi ke-i dilatih dengan menggunakan keseluruhan data. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian ini dikembangkan dengan metode yang terdiri atas beberapa tahap, seperti disajikan pada Gambar 6.

22 9 Mulai Pengambilan suara 5 = 100 suara per kelas Praproses Ekstraksi Ciri MFCC Standardisasi Data Latih ditentukan oleh proporsi dan subset yang digunakan Data Uji ditentukan oleh proporsi dan subset yang digunakan Pelatihan SVM (Mencari kernel terbaik) Model Pengujian Analisis Hasil Selesai Gambar 6 Proses pengambilan suara sampai mendapatkan informasi Pengambilan Data Data suara yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari penelitian Fransiswa (2010). Data tersebut terdiri atas 6 penggolongan kelas. Tabel 1 menunjukkan penggolongan kelas berdasarkan kisaran usia dan jenis kelamin. Tabel 1 Penggolongan kelas berdasarkan kisaran usia dan jenis kelamin No. Usia Jenis kelamin Kisaran usia (tahun) 1 Anak Laki-laki Anak Perempuan Remaja Laki-laki Remaja Perempuan Tua Laki-laki Tua Perempuan Sumber: Fransiswa (2010) Masing-masing kelas terdiri atas 5 orang. Masing-masing orang merekam Awas Ada Bom, diulang sebanyak 20 kali, sehingga total terdapat 600 suara. Tahan Pra Proses Suara yang sudah dalam bentuk digital, pada tahap ini akan dilakukan normalisasi. Proses normalisasi suara umunya dilakukan pada tinggi amplitudo yang berbeda-beda serta menghilangkan suara kosong (diam) pada awal dan akhir rekaman. Normalisasi amplitudo dilakukan dengan cara membagi setiap nilai

23 10 dengan nilai maksimumnya sehingga diperoleh sebuah nilai yang sudah dinormalisasi. Ekstraksi Ciri Menggunakan MFCC Suara yang sudah dinormalisasi dan dihilangkan suara diamnya, kemudian diekstraksi ciri dengan menggunakan MFCC. Adapun parameter-parameter MFCC yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya: time frame 40, sampling rate Hz, overlap 0.5, dan jumlah koefisien yang digunakan pada setiap frame yaitu 13, 20, dan 26. Standardisasi Standardisasi merupakan teknik mengambil nilai rata-rata ciri untuk semua frame dari matrix hasil MFCC. Jumlah baris menyatakan banyaknya ciri, sedangkan jumlah kolom menyatakan banyaknya frame. Sebagai contoh jika memiliki matriks dengan ukuran 13 33, maka matriks tersebut memiliki penciri sebanyak 13 dan jumlah frame sebanyak 33. Standardisasi diperlukan agar masing-masing data suara diwakilkan oleh sebuah kolom. Tahapan selanjutnya adalah melakukan transpose terhadap semua hasil standardisasi agar diperoleh matriks berukuran (jumlah data koefisien). Proporsi Data Latih dan Data Uji Proporsi data latih dan data uji yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Fransiswa (2010) agar hasilnya bisa dibandingkan. Adapun proporsinya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Proporsi data latih dan data uji Data latih Data uji 75% 25% 50% 50% 25% 75% K-Fold Cross Validation K-Fold Cross Validation digunakan untuk mencari akurasi terbaik di antara berbagai macam variasi data latih dan data uji yang digunakan. Pembagian data untuk proporsi data latih 75% menggunakan 4-fold cross validation dan untuk data latih 50% menggunakan 2-fold cross validation. Adapun pembagian data untuk proporsi data latih 25% tidak menggunakan metode k-fold. Pembagian data latih dan data uji jika dilihat berdasarkan subset (S) untuk data latih 75% disajikan pada Tabel 3.

24 11 Tabel 3 Pembagian data latih dan data uji berdasarkan subset untuk data latih 75% Pengujian (P) Data latih Data uji P1 S2, S3, S4 S1 P2 S1, S3, S4 S2 P3 S1, S2, S4 S3 P4 S1, S2, S3 S4 Data pada masing-masing subset (S), yaitu S1, S2, S3, dan S4 diperoleh dari total data suara masing-masing orang dibagi menjadi 4. Jika terdapat 6 kelas, masing-masing kelas terdiri dari 5 orang, dan masing-masing orang merekam 20 kali perulangan, maka setiap subset terdiri atas 6 5 (20 / 4) = 150 data suara. Pembagian data latih dan data uji jika dilihat berdasarkan subset (S) untuk data latih 50% disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Pembagian data latih dan data uji berdasarkan subset untuk data latih 50% Pengujian (P) Data latih Data uji P1 S1 S2 P2 S2 S1 Data pada masing-masing subset (S), yaitu S1 dan S2 diperoleh dari total data suara masing-masing orang dibagi menjadi 2. Jika terdapat 6 kelas, masingmasing kelas terdiri atas 5 orang, dan masing-masing orang merekam 20 kali perulangan, maka setiap subset terdiri atas 6 5 (20 / 2) = 300 data suara. Pembagian data latih dan data uji jika dilihat berdasarkan subset (S) untuk data latih 25% disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Pembagian data latih dan data uji berdasarkan subset untuk data latih 25% Pengujian (P) Data latih Data uji P1 S1 S2, S3, S4 P2 S2 S1, S3, S4 P3 S3 S1, S2, S4 P4 S4 S1, S2, S3 Data pada masing-masing subset (S), yaitu S1, S2, S3, dan S4 diperoleh dari total data suara masing-masing orang dibagi menjadi 4. Jika terdapat 6 kelas, masing-masing kelas terdiri dari 5 orang, dan masing-masing orang merekam 20 kali perulangan, maka setiap subset terdiri atas 6 5 (20 / 4) = 150 data suara. Adapun hubungan proporsi data latih, data uji, dan subset yang digunakan disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Contoh tabel akurasi berdasarkan data latih, data uji, dan subset yang digunakan Data Latih Data Uji Subset 1 Subset 2 Subset 3 Subset 4 75% 25% Akurasi P1 Akurasi P2 Akurasi P3 Akurasi P4 50% 50% Akurasi P1 Akurasi P2 25% 75% Akurasi P1 Akurasi P2 Akurasi P3 Akurasi P4

25 12 Pemodelan SVM Pemodelan SVM dibentuk sesuai dengan kernel SVM yang akan digunakan. Masing-masing kernel memiliki parameter-parameter yang berbeda seperti disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Parameter-parameter untuk masing-masing kernel SVM Kernel Parameter Linear C Polynomial C d RBF C σ dengan: C = besarnya nilai penalti akibat kesalahan klasifikasi d = derajat kernel polynomial = Lingkungan Pengembangan Spesifikasi perangkat keras yang digunakan untuk penelitian ini adalah prosesor AMD Phenom X6 2.8GHz, memori 4GB DDR3, hard disk 1TB, VGA ATi Radeon GB, dan Standard Microphone/Headset. Adapun untuk perangkat lunak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Windows 7 Ultimate 64bit, Matlab R2010b 64 bit, dan Microsoft Excel Pengujian Pengujian dapat dilakukan dengan cara mencocokan hasil dari data uji dengan data pada kelas sebenarnya. Data yang sama dijumlahkan dan hasilnya dibagi dengan keseluruhan data uji. Secara matematis rumus untuk menghitung akurasi dapat dilihat seperti rumus di bawah ini: asil akurasi suara uji teridentifikasi benar suara pada kelas sebenarnya (20) HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi Ciri Menggunakan MFCC Data yang digunakan berupa suara digital yang direkam menggunakan perintah wavrecord pada Matlab, dan dibaca kembali dengan perintah wavread. Data terdiri atas 6 kelas dengan masing-masing kelas terdapat 5 orang. Masingmasing orang merekam suara sebanyak 20 kali sehingga diperoleh 600 data suara dengan format WAV.

26 13 Setiap suara memiliki ciri yang berbeda-beda. Ciri ini diperoleh dari hasil ekstraksi MFCC. Hasil ekstraksi menghasilkan matriks berukuran n koefisien MFCC, dengan n adalah jumlah data. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan untuk melakukan ekstraksi ciri di antaranya: 1 Menggunakan koefisien 13 Suhartono (2007). 2 Menggunakan koefisien 20 Do (1994). 3 Menggunakan koefisien 26 Buono (2009). Penelitian ini menggunakan fungsi MFCC yang diperoleh dari penelitian Buono et al. (2009). Fungsi tersebut memiliki fitur dinamis yang berarti koefisiennya dapat diubah-ubah menjadi 13, 20, atau 26. Parameter-parameter yang digunakan untuk ekstraksi ciri di antaranya: sampling rate Hz, time frame 40 ms, jumlah koefisien (13, 20, dan 26), dan overlap 0,5. Contoh hasil MFCC untuk koefisien 13 dengan jumlah data sebanyak 600 disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Contoh hasil MFCC untuk koefisien 13 Pemodelan dan Klasifikasi SVM Data hasil MFCC yang sudah distandaridsasi, kemudian dipilah sesuai dengan proporsi data latih dan data uji yang digunakan. Berbagai macam variasi data juga diujikan untuk mendapatkan akurasi yang terbaik, dalam hal ini menggunakan teknik k-fold. Pemodelan dilakukan dengan cara melatih data sesuai dengan kelasnya, sisa data dianggap bukan kelasnya (konsep one against all) sehingga menghasilkan sebuah model untuk masing-masing kelas. Proses pemodelan dilakukan dengan bantuan aplikasi Matlab menggunakan perintah svmtrain dengan berbagai macam variasi parameter-parameter kernel. Hasilnya adalah dalam masing-masing subset terdiri dari 6 buah model, yaitu model AL, model AP, model RL, model RP, model TL, dan model TP. Pemodelan SVM disajikan pada Gambar 8. Data: Proporsi Data Latih dan Data Uji - 75% : 25% - 50% : 50% - 25% : 75% Penentuan Subset: - Subset 1 - Subset 2 - Subset 3 - Subset 4 Pemilihan Kernel: - Linear - Polynomial - RBF Model: - Model AL - Model AP - Model RL - Model RP - Model TL - Model TP Gambar 8 Pemodelan SVM

27 14 Fungsi dari model itu sendiri adalah untuk melakukan klasifikasi terhadap data baru yang diujikan. Klasifikasi dilakukan dengan cara menguji data baru dengan model-model yang telah diperoleh dari pemodelan SVM. Perbandingan Kernel-Kernel SVM Matlab menyediakan beberapa kernel yang dapat digunakan dalam pemodelan SVM. Beberapa kernel yang umum digunakan yaitu linear, polynomial, dan RBF. Masing-masing kernel memiliki waktu pemodelan, parameter serta tingkat akurasi yang berbeda-beda. Hasil akurasi terbaik masingmasing kernel disajikan pada Tabel 8, 9, dan 10. Tabel 8 Hasil perbandingan akurasi pengujian kernel linear (C = 2) Data latih Data uji Koefisien 13 (%) Koefisien 20 (%) Koefisien 26 (%) Rata-rata (%) Waktu pemodelan (detik) 75% 25% % 50% % 75% Rata-Rata (%) Tabel 9 Hasil perbandingan akurasi pengujian kernel polynomial (C = 2 dan d = 2) Data latih Data uji Koefisien 13 (%) Koefisien 20 (%) Koefisien 26 (%) Rata-rata (%) Waktu pemodelan (detik) 75% 25% % 50% % 75% Rata-Rata (%) Tabel 10 Hasil perbandingan akurasi pengujian kernel RBF (C = 2 dan σ = 4) Data latih Data uji Koefisien 13 (%) Koefisien 20 (%) Koefisien 26 (%) Rata-rata (%) Waktu pemodelan (detik) 75% 25% , % 50% % 75% Rata-Rata (%) Waktu Pemodelan Berdasarkan Tabel 8, 9, dan 10 jika dilihat dari waktu pemodelan untuk mendapatkan model, semakin banyak data latih yang digunakan maka akan semakin cepat untuk mendapatkan model. Waktu pemodelan tercepat diperoleh dengan menggunakan kernel RBF (Tabel 10). Akurasi Berdasarkan Tabel 8, 9, dan 10, jika dilihat dari sisi akurasi, kernel RBF menghasilkan akurasi yang paling tinggi yaitu 98.24% dibandingkan dengan kernel linear yang menghasilkan akurasi 91.99% dan polynomial dengan akurasi 96.22%. Hal ini menunjukkan bahwa pada kernel RBF, merupakan kernel yang menghasilkan pemodelan paling cepat dengan menghasilkan akurasi tertinggi.

28 15 Oleh karena itu penelitian ini menggunakan SVM dengan kernel RBF untuk mencapai akurasi tertinggi. Kernel Linear Berdasarkan Lampiran 1, terlihat bahwa pada kernel linear semakin kecil nilai C (yaitu ), semakin tinggi akurasi yang dihasilkan. Akurasi tertinggi yang diperoleh oleh kernel linear sebesar 92.81% pada koefisien 26 dengan waktu pemodelan terlama yaitu 2201 detik. Jika ditarik kesimpulan, jumlah koefisien, dan lama pemodelan berbanding lurus dengan akurasi yang dihasilkan. Kernel Polynomial Berdasarkan Lampiran 2, terlihat bahwa parameter C tidak mempengaruhi akurasi, melainkan mempengaruhi waktu pemodelan. Semakin besar nilai C, maka waktu pemodelan akan semakin lama. Jika dilihat dari sisi koefisien, akurasi relatif stabil hanya selisih 1%. Berdasarkan Lampiran 3, terlihat bahwa akurasi kernel polynomial sangat bergantung kepada nilai d (derajat kernel). Semakin kecil nilai d (yaitu 2), semakin tinggi akurasi yang dihasilkan. Jika dilihat dari sisi waktu pemodelan, semakin besar nilai d yang digunakan, semakin cepat pemodelannya, namun semakin kecil akurasi yang diperoleh. Adapun polynomial dengan derajat d=2 disebut juga sebagai kernel quadratic. Kernel RBF Berdasarkan Lampiran 4, terlihat bahwa akurasi tidak terlalu dipengaruhi parameter C pada nilai C = sampai dengan C = 2 4 memiliki akurasi antara 92.44% sampai dengan 97.20%. Namun pada nilai C = 2 5 untuk semua koefisien (13, 20, dan 26) akurasinya turun drastis hingga 76.46% pada koefisien 26. Akurasi tertinggi diperoleh dengan menggunakan nilai C sekecil mungkin, dalam penelitian ini C =. Berdasarkan Lampiran 5 jika dilihat dari parameter σ akurasinya relatif stabil (baik dari koefisien 13, 20, dan 26) berkisar antara 93.04% sampai dengan 98.41%. Akurasi tertinggi diperoleh dengan menggunakan koefisien 20 (yaitu 98.41%), dan akurasi terendah diperoleh dengan menggunakan koefisien 26 (yaitu 93.04%). Perbandingan SVM dan PNN Perbandingan SVM dan PNN ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil rata-rata akurasi berdasarkan koefisien dan data latih menggunakan data hasil ekstraksi ciri yang sama. Hasil rata-rata akurasi menggunakan SVM dari keenam kelas yang diujikan jika dilihat dari kelas dan koefisien dapat dilihat pada Tabel 11.

29 16 Tabel 11 Perbandingan rata-rata akurasi berdasarkan usia dan jenis kelamin menggunakan SVM dengan kernel RBF Koefisien 13 Koefisien 20 Koefisien 26 Rata-rata Kelas (%) (%) (%) (%) AL (Anak laki-laki) AP (Anak Perempuan) RL (Remaja laki-laki) RP (Remaja perempuan) TL (Tua laki-laki) TP (Tua Perempuan) Rata-rata (%) Hasil rata-rata akurasi menggunakan PNN dari keenam kelas yang diujikan jika dilihat dari kelas dan koefisien dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Perbandingan rata-rata akurasi berdasarkan usia dan jenis kelamin menggunakan PNN (Fransiswa 2010) Koefisien 13 Koefisien 20 Koefisien 26 Rata-rata Kelas (%) (%) (%) (%) AL (Anak laki-laki) AP (Anak Perempuan) RL (Remaja laki-laki) RP (Remaja perempuan) TL (Tua laki-laki) TP (Tua Perempuan) Rata-rata (%) Berdasarkan Tabel 11 jika dilihat dari sisi koefisien, rata-rata akurasi yang diperoleh menggunakan koefisien 13, 20, dan 26 sangat stabil dan sangat tinggi. Rata-rata akurasi tertinggi diperoleh dengan menggunakan koefisien 26 yaitu 98,13%. Adapun jika dilihat dari sisi usia dan jenis kelamin, data dengan akurasi tertinggi berasal dari kelas TP (tua perempuan) yaitu sebesar 99.32%. Hasil ratarata akurasi berdasarkan usia dan jenis kelamin menggunakan PNN disajikan pada Tabel 12. Berdasarkan Tabel 12 di atas, penggunaan koefisien 20 pada pengenalan pola menggunakan PNN menghasilkan akurasi rata-rata yang paling tinggi dibandingkan dengan penggunaan koefisien 13 dan koefisien 26. Hal ini menunjukkan banyaknya jumlah koefisien belum tentu mempengaruhi akurasi. Jika dilihat dari penggolongan kelas, berbeda dengan pengenalan pola menggunakan SVM, kelas anak laki-laki menghasilkan akurasi yang lebih tinggi dan stabil mulai dari penggunaan koefisien 13, 20, dan 26 dengan rata-rata akurasi 96.69%. Perbandingan SVM dan PNN jika dilihat berdasarkan grafik disajikan pada Gambar 9 dan Gambar 10.

30 17 akurasi (%) Gambar 9 Perbandingan rata-rata akurasi berdasarkan jenis kelamin dan koefisien menggunakan SVM dengan kernel RBF akurasi (%) koefisien 13 (%) koefisien 20 (%) koefisien 26 (%) koefisien 13 (%) koefisien 20 (%) koefisien 26 (%) AL (Anak Laki) AP (Anak Perempuan) RL (Remaja Laki) RP (Remaja Perempuan) TL (Tua Laki) TP (Tua Perempuan) AL (Anak laki-laki) AP (Anak Perempuan) RL (Remaja laki-laki) RP (Remaja perempuan) TL (Tua laki-laki) TP (Tua Perempuan) Gambar 10 Perbandingan rata-rata akurasi berdasarkan jenis kelamin dan koefisien menggunakan PNN (Fransiswa 2010) Implementasi Tahapan-tahapan implementasi terdiri atas beberapa tahap, dimulai dari pemilihan model terbaik berdasarkan subset fold (Lampiran 1), pemilihan data latih, dan pemilihan koefisien yang digunakan. Berdasarkan Lampiran 8, model dengan akurasi tertinggi diperoleh pada kernel RBF dengan koefisien 26 subset 2 sebesar 98.67% disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Akurasi tertinggi kernel RBF (koefisien 26 dengan subset 2) Data latih Data uji AL (%) AP (%) RL (%) RP (%) TL (%) TP (%) Rata-rata (%) 75% 25% % 50% % 75% Rata-rata (%) Berdasarkan Tabel 14 disarankan menggunakan koefisien 26 dengan data latih 75% karena menghasilkan akurasi yang paling tinggi.

31 18 Antarmuka Aplikasi Aplikasi yang dikembangkan memiliki tiga menu, di antaranya: 1 Menu Pengaturan Menu ini pengguna dihadapkan kepada pilihan option box yaitu pemilihan koefisien (13, 20, 26) dan jumlah data latih (25%, 50%, 75%). 2 Menu Identifikasi Berdasarkan Suara yang Sudah Ada Menu ini memiliki fitur identifikasi berdasarkan suara yang sudah ada pada sistem. Tombol Cari untuk mencari lokasi file, tombol Dengarkan untuk mendengar suara yang sudah dipilih, dan tombol Identifikasi untuk melakukan identifikasi terhadap suara yang telah dipilih. 3 Menu Identifikasi Berdasarkan Suara Rekam Menu ini memiliki fitur identifikasi berdasarkan suara luar/suara yang direkam secara langsung menggunakan microphone. Tombol rekam untuk merekam suara dengan durasi maksimal 2 detik, tombol dengarkan untuk mendengarkan suara yang telah direkam, dan tombol indentifikasi untuk mengidentifikasi suara yang telah direkam. Antarmuka aplikasi disajikan pada Gambar 11. Gambar 11 Antarmuka aplikasi

32 19 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelititan yang sudah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1 MFCC dapat diterapkan sebagai salah satu teknik ekstraksi ciri suara. MFCC menghasilkan representasi vektor ciri tanpa mengurangi karakteristik suara. 2 SVM dapat diterapkan sebagai pengenalan suara berdasarkan kisaran usia dan jenis kelamin. SVM menghasilkan akurasi yang bervariasi sesuai dengan parameter-parameter yang digunakan, seperti jumlah data latih, jumlah koefisien, dan kernel yang digunakan. 3 Pengujian kernel-kernel menghasilkan tingkat akurasi yang berbeda-beda. Pemodelan tercepat diperoleh menggunakan kernel RBF yaitu 662 detik dengan rata-rata akurasi tertinggi yaitu 98.24%. 4 Hasil rata-rata akurasi yang diperoleh dari penelitian Fransiswa (2010) yaitu 91.32%, sedangkan pengenalan pola menggunakan SVM dengan kernel RBF menghasilkan rata-rata akurasi 98.24%. Akurasi kernel RBF lebih tinggi 6.92%. Saran Penelitian ini memungkinkan untuk dikembangkan menjadi yang lebih baik lagi. Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah: 1 Menambahkan data pembicara pada setiap kelompok, sehingga sesuai dengan standar jumlah data statistik, yang berjumlah 30 orang pada setiap kelompoknya (Mattjik 2006). 2 Menguji kernel RBF dengan menggunakan noise cancelling (sinyal suara ditambahkan noise). Tujuannya adalah ingin mengetahui apakah kernel RBF selain cepat dalam pemodelan, juga tahan terhadap noise. DAFTAR PUSTAKA Buono A, Jatmiko W, Kusumo P Perluasan metode MFCC 1D ke 2D sebagai esktraksi ciri pada sistem identifikasi pembicara menggunakan hidden markov model (HMM). Jurnal Makara Sains 13(1): Cortes C, Vapnik V Support vector networks [Internet]. [diunduh 2013 Mar 22]. Tersedia pada K238JX04HM87J80G.pdf Do MN DSP mini-project: an automatic speaker recoginiton system. Fransiswa R Pengembangan PNN pada pengenalan kisaran usia dan jenis kelamin berbasis suara [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Ganapathiraju A Application of support vector machine to speech recognition. [disertasi]. Mississippi (US): Mississippi State University.

33 20 Hsu C, Lin C A comparison of methods for multiclass support vector machines. IEEE Transaction on Neural Networks. 13(2): [IDAI] Ikatan Dokter Anak Indonesia Overview adolescent health problems and services [Internet]. [diunduh 2010 Januari 26]. Tersedia pada: Kohavi R A study of cross validation and bootstrap for accuracy estimation and modem selection. Di dalam: Proceedings of the 14 th International Joint Conference on Artificial Intelligence. Quebec, Kanada. hlm Mattjik AA Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Orfanidis SJ Introduction to Signal Processing. New Jersey (US): Rutgers Univ. Pelton GE Voice Processing. Singapura (SG): McGraw Hill. Suhartono MN Pengembangan model identifikasi pembicara dengan probabilistic neural network [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Wang S, Mathew A, Chen Y, Ci L, Ma L, Lee J Empirical analysis of support vector machine ensemble classifiers. Expert System with Applications. 36:

34 21 Lampiran 1 Akurasi pengenalan pola suara menggunakan kernel linear dilihat dari pengaruh parameter C Kernel Linear Cepstral Parameter C Waktu pemodelan (detik) Akurasi (%) Total: 1305 Rata-Rata: Total: 1717 Rata-Rata: Total: 2201 Rata-Rata: Total: 5223 Rata-Rata: Lampiran 2 Akurasi pengenalan pola suara menggunakan kernel polynomial dilihat dari pengaruh parameter C Kernel Polynomial Cepstral Parameter C d Waktu pemodelan (detik) Akurasi (%) Total: 1317 Rata-Rata: Total: 1340 Rata-Rata: Total: 1317 Rata-Rata: Total: 3974 Rata-Rata: 96.17

35 22 Lampiran 3 Kernel Polynomial Akurasi pengenalan pola suara menggunakan kernel polynomial dilihat dari pengaruh parameter d Cepstral Parameter C d Waktu pemodelan (detik) Akurasi (%) Total: 1507 Rata-Rata: Total: 1509 Rata-Rata: Total: 1469 Rata-Rata: Total:4485 Rata-Rata: Lampiran 4 Akurasi pengenalan pola suara menggunakan kernel RBF dilihat dari pengaruh parameter C Kernel RBF Cepstral Parameter C σ Waktu pemodelan (detik) Akurasi (%) Total: 1119 Rata-Rata: Total: 1077 Rata-Rata: Total: 950 Rata-Rata: Total: 3146 Rata-Rata: 90.94

36 23 Lampiran 5 Akurasi pengenalan pola suara menggunakan kernel RBF dilihat dari pengaruh parameter σ Kernel RBF Cepstral Parameter C σ Waktu pemodelan (detik) Akurasi (%) Total: 758 Rata-Rata: Total: 851 Rata-Rata: Total: 827 Rata-Rata: Total: 2436 Rata-Rata: 97.10

37 24 75% 25% % 50% % 75% % 25% % 50% % 75% Lampiran 8 Akurasi kernel RBF dengan C = 2 dan σ = 4 berdasarkan subset (S) yang digunakan Data latih Data uji 75% 25% , % 50% % 75% Lampiran 6 Akurasi kernel linear dengan C = 2 berdasarkan subset (S) yang digunakan Koefisien 13 Rata- Koefisien 20 Rata- Koefisien 26 Data latih Data uji S1 S2 S3 S4 Rata S1 S2 S3 S4 Rata S1 S2 S3 S4 Rata- Rata Lampiran 7 Akurasi kernel polynomial dengan C = 2 dan d = 2 berdasarkan subset (S) yang digunakan Koefisien 13 Rata- Koefisien 20 Rata- Koefisien 26 Data latih Data uji S1 S2 S3 S4 Rata S1 S2 S3 S4 Rata S1 S2 S3 S4 Rata- Rata Koefisien 13 Rata- Koefisien 20 Rata- Koefisien 26 S1 S2 S3 S4 Rata S1 S2 S3 S4 Rata S1 S2 S3 S4 Rata- Rata

38 25

39

40 25 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 19 Juli Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Sudirah dan Titien Sulistyowati. Penulis lulus dari SMAN 2 Bogor pada tahun Tahun 2007 penulis diterima di Diploma IPB jurusan Teknik Komputer melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan kemudian melanjutkan studi di Departemen Ilmu Komputer IPB Jurusan Ilmu Komputer.

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz Data yang pada awalnya berupa chanel stereo diubah ke dalam chanel mono. Kemudian data tersebut disimpan dengan file berekstensi WAV. Praproses Pada tahap ini dilakukan ekstraksi ciri menggunakan metode

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK Ade Fruandta dan Agus Buono Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Genre musik adalah pengelompokan musik sesuai dengan kemiripan satu dengan yang lain, seperti kemiripan dalam hal frekuensi musik, struktur ritmik, dan konten harmoni. Genre

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Manusia dianugrahi oleh Tuhan dua telinga yang memiliki fungsi untuk menangkap sinyal-sinyal suara. Namun untuk mengoptimalkan dari fungsi telinga tersebut manusia harus belajar

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR ARVIANI RIZKI

PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR ARVIANI RIZKI PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR ARVIANI RIZKI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR PERNYATAAN

Lebih terperinci

Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI.

Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI. Pengenalan Pembicara dengan Ekstraksi Ciri MFCC Menggunakan Kuantisasi Vektor (VQ) Yoyo Somantri & Erik Haritman dosen tek elektro fptk UPI. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

Perbandingan Sistem Perhitungan Suara Tepuk Tangan dengan Metode Berbasis Frekuensi dan Metode Berbasis Amplitudo

Perbandingan Sistem Perhitungan Suara Tepuk Tangan dengan Metode Berbasis Frekuensi dan Metode Berbasis Amplitudo Tersedia secara online di: http://journal.ipb.ac.id/index.php.jika Volume 2 Nomor 1 halaman 29-37 ISSN: 2089-6026 Perbandingan Sistem Perhitungan Suara Tepuk Tangan dengan Metode Berbasis Frekuensi dan

Lebih terperinci

PENERAPAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS

PENERAPAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS PENERAPAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI PADA PENGENALAN FONEM DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) SEBAGAI CLASSIFIER CLARA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR TONI HARYONO

PENGEMBANGAN MODEL CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR TONI HARYONO PENGEMBANGAN MODEL CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR TONI HARYONO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan dalam penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan satu set komputer dengan prosesor berkecepatan 1,18 GHz,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem pendengaran manusia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menangkap dan mengenali sinyal suara. Dalam mengenali sebuah kata ataupun kalimat bukanlah hal yang sulit

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Perkembangan penelitian di dunia telekomunikasi sangat pesat beberapa tahun terakhir ini. Salah satunya adalah penelitian di bidang suara. Suara adalah salah satu cara manusia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian penerapan Hidden Markov Models : 40 Studi Literatur dan Kepustakaan Rumusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengenalan Suara

TINJAUAN PUSTAKA. Pengenalan Suara Pengenalan Suara TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peacock (1990), pengenalan suara merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan. Terdapat 5 faktor yang dapat mengontrol dan menyederhanakan

Lebih terperinci

SISTEM PENILAIAN BERDASARKAN TEPUK TANGAN MENGGUNAKAN MFCC DAN CODEBOOK PUSPITA KARTIKA SARI

SISTEM PENILAIAN BERDASARKAN TEPUK TANGAN MENGGUNAKAN MFCC DAN CODEBOOK PUSPITA KARTIKA SARI SISTEM PENILAIAN BERDASARKAN TEPUK TANGAN MENGGUNAKAN MFCC DAN CODEBOOK PUSPITA KARTIKA SARI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PENERAPAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

PENERAPAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION PENERAPAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DAN EKSTRAKSI CIRI MENGGUNAKAN MEL- FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) UNTUK TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS LAKSMI NIRMALA SARI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR YOSI NURHAYATI

PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR YOSI NURHAYATI PENGEMBANGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN RESILIENT BACKPROPAGATION UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR YOSI NURHAYATI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK

PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN MODEL PROPAGASI BALIK ABSTRAK PENGENALAN SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN Dosen Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar Pada penelitian ini dibuat sebuah sistem pengenalan suara manusia dengan

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG

PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG PENGENALAN SUARA BURUNG MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENT DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA SISTEM PENGUSIR HAMA BURUNG TUGAS AKHIR MUHAMMAD AGUNG NURSYEHA 2211100164 Pembimbing: Dr. Muhammad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Emosi Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu dan juga merupakan reaksi terhadap seseorang atau kejadian.emosi dapat ditunjukkan ketika merasa

Lebih terperinci

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN:

Seminar Nasional Ilmu Komputer (SNIK 2016) - Semarang, 10 Oktober 2016 ISBN: Perintah Suara Berbahasa Indonesia untuk Membuka dan Menutup Aplikasi dalam Sistem Operasi Windows Menggunakan Metode Mel Frequency Cepstrum Coefficient dan Metode Backpropagation Zakaria Ramadhan 1, Sukmawati

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN METODE CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ARMEN MARTA

PEMBANGUNAN METODE CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ARMEN MARTA PEMBANGUNAN METODE CODEBOOK UNTUK IDENTIFIKASI CHORD GITAR DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI CIRI MFCC ARMEN MARTA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION

PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION PENDETEKSIAN TINGKAT USIA MUDA, DEWASA DAN TUA MENGGUNAKAN METODE MFCC DAN FUZZY LOGIC BERBASISKAN SPEECH RECOGNITION DETECTION OF THE LEVEL OF YOUTH, ADULTS AND ELDERLY BY USING MFCC METHOD AND FUZZY

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Pengenalan fonem adalah implementasi dari speech to teks yang merupakan bagian dari speech recognition atau pengenalan ucapan. Pengenalan ucapan lebih dikonsentrasikan pada ekstraksi

Lebih terperinci

PENERAPAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ENDRIK SUGIYANTO

PENERAPAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ENDRIK SUGIYANTO PENERAPAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ENDRIK SUGIYANTO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CODEBOOK UNTUK TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS DENGAN EKSTRAKSI CIRI MEL-FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) MEGGA DARA NINGGAR SUHARTO

PENERAPAN MODEL CODEBOOK UNTUK TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS DENGAN EKSTRAKSI CIRI MEL-FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) MEGGA DARA NINGGAR SUHARTO PENERAPAN MODEL CODEBOOK UNTUK TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS DENGAN EKSTRAKSI CIRI MEL-FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS (MFCC) MEGGA DARA NINGGAR SUHARTO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari voice recognition. Voice recognition dibagi menjadi dua jenis, yaitu speech recognition dan speaker

Lebih terperinci

vii MODEL FONEM DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL UNTUK PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI ADITYA DWI HAPSARI

vii MODEL FONEM DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL UNTUK PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI ADITYA DWI HAPSARI vii MODEL FONEM DENGAN PENDEKATAN DISTRIBUSI NORMAL UNTUK PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI ADITYA DWI HAPSARI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN KATA PADA BERBAGAI KONDISI KESEHATAN PEMBICARA BAYU INDRAYANA

PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN KATA PADA BERBAGAI KONDISI KESEHATAN PEMBICARA BAYU INDRAYANA PEMODELAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN KATA PADA BERBAGAI KONDISI KESEHATAN PEMBICARA BAYU INDRAYANA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI METODE UKURAN JARAK UNTUK PENGENALAN FONEM DENGAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI YULIANA SURI

PERBANDINGAN BERBAGAI METODE UKURAN JARAK UNTUK PENGENALAN FONEM DENGAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI YULIANA SURI PERBANDINGAN BERBAGAI METODE UKURAN JARAK UNTUK PENGENALAN FONEM DENGAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI YULIANA SURI DAPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. mahasiswa Binus University secara umum. Dan mampu membantu

ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. mahasiswa Binus University secara umum. Dan mampu membantu BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI 3.1. Analisa Sistem 3.1.1. Sejarah Umum Perusahaan Binus Learning Community adalah komunitas belajar binus yang berada dibawah sub unit mentoring Student

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Genre Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, genre adalah jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya. Jadi genre musik merupakan pengelompokan musik berdasarkan kemiripan

Lebih terperinci

Digital Signal Processing To Identify chords Singer Using Mel Frequency Cepstral Coefficients (MFCC) and Neural Network Backpropagation Methods

Digital Signal Processing To Identify chords Singer Using Mel Frequency Cepstral Coefficients (MFCC) and Neural Network Backpropagation Methods Pemrosesan Sinyal DigitalUntuk Mengidentifikasi Akord Dasar Penyanyi Dengan Metode Mel Frequency Cepstral Coeficients (MFCC) Dan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation Digital Signal Processing To Identify

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM. Ivanna K. Timotius, Danie Kurniawan. Intisari

SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM. Ivanna K. Timotius, Danie Kurniawan. Intisari SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM SISTEM PENGENALAN WICARA BERDASARKAN CEPSTRUM Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga,

Lebih terperinci

NTIFIKASI PEMBICARA DENGAN PEMODELAN IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN SVM SEBAGAI PENGENALAN POLA LUTHFAN ALMANFALUTHI

NTIFIKASI PEMBICARA DENGAN PEMODELAN IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN SVM SEBAGAI PENGENALAN POLA LUTHFAN ALMANFALUTHI NTIFIKASI PEMBICARA DENGAN PEMODELAN IDENTIFIKASI PEMBICARA DENGAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN SVM SEBAGAI PENGENALAN POLA LUTHFAN ALMANFALUTHI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Lebih terperinci

PENERAPAN LVQ DENGAN INISIALISASI K-MEANS UNTUK PENGENALAN NADA GITAR DENGAN EKSTRAKSI CIRI MFCC ARIF BUDIARTO

PENERAPAN LVQ DENGAN INISIALISASI K-MEANS UNTUK PENGENALAN NADA GITAR DENGAN EKSTRAKSI CIRI MFCC ARIF BUDIARTO PENERAPAN LVQ DENGAN INISIALISASI K-MEANS UNTUK PENGENALAN NADA GITAR DENGAN EKSTRAKSI CIRI MFCC ARIF BUDIARTO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Membuat aplikasi pengenalan suara untuk pengendalian robot dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan sebagai algoritma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.

Lebih terperinci

Sistem Verifikasi Penutur menggunakan Metode Mel Frequensi.

Sistem Verifikasi Penutur menggunakan Metode Mel Frequensi. SISTEM VERIFIKASI PENUTUR MENGGUNAKAN METODA MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENTS-VECTOR QUANTISATION (MFCC-VQ) SERTA SUM SQUARE ERROR (SSE) DAN PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN METODA LOGIKA FUZZY Oleh : Atik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi telekomunikasi, internet menjadi sesuatu yang tidak lagi sulit dan mahal. Kemudahan ini menyebabkan internet dipenuhi berbagai

Lebih terperinci

PEMODELAN SUPPORT VECTOR MACHINE UNTUK PENGENALAN CHORD PADA ALAT MUSIK GITAR MENGGUNAKAN METODE MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI WIDO ARYO ANDHIKA

PEMODELAN SUPPORT VECTOR MACHINE UNTUK PENGENALAN CHORD PADA ALAT MUSIK GITAR MENGGUNAKAN METODE MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI WIDO ARYO ANDHIKA PEMODELAN SUPPORT VECTOR MACHINE UNTUK PENGENALAN CHORD PADA ALAT MUSIK GITAR MENGGUNAKAN METODE MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI WIDO ARYO ANDHIKA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

INDEPT, Vol. 3, No.1, Februari 2013 ISSN

INDEPT, Vol. 3, No.1, Februari 2013 ISSN SISTEM SPEAKER RECOGNITION (PENGENAL PENGUCAP) UNTUK MENCARI KARAKTERISTIK UCAPAN SESEORANG DENGAN METODE MEL FREQUENCY CEPTRUM COEFFISIENT (MFCC) MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB Andriana, ST., MT. Dosen Fakultas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN VECTOR QUANTIZATION UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI SUARA

PERBANDINGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN VECTOR QUANTIZATION UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI SUARA SKRIPSI PERBANDINGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN VECTOR QUANTIZATION UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI SUARA MADE GDE JAYA HARRY KHESA S JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK BERTINGKAT MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA. Oleh : VICKY ZILVAN G

PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK BERTINGKAT MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA. Oleh : VICKY ZILVAN G PENGEMBANGAN MODEL PROBABILISTIC NEURAL NETWORK BERTINGKAT MENGGUNAKAN FUZZY C-MEANS UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA Oleh : VICKY ZILVAN G64103043 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV Marianus Hendra Wijaya 1), Linggo Sumarno 2) 1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universtas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wicara atau ucapan adalah cara berkomunikasi yang paling sederhana dan sering digunakan oleh manusia. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, proses komunikasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI FILE DENGAN PASSWORD SUARA Rendy Sesario 0600615431 Samanta Limbrada

Lebih terperinci

Jurnal Komputer Terapan Vol. 1, No. 2, November 2015, Jurnal Politeknik Caltex Riau

Jurnal Komputer Terapan Vol. 1, No. 2, November 2015, Jurnal Politeknik Caltex Riau Jurnal Komputer Terapan Vol. 1, No. 2, November 2015, 121-132 121 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Aplikasi Pengenalan Ucapan Dengan Ekstraksi Ciri Mel- Frequency Cepstrum Coefficients

Lebih terperinci

KLASIFIKASI WILAYAH DESA-PERDESAAN DAN DESA-PERKOTAAN WILAYAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

KLASIFIKASI WILAYAH DESA-PERDESAAN DAN DESA-PERKOTAAN WILAYAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KLASIFIKASI WILAYAH DESA-PERDESAAN DAN DESA-PERKOTAAN WILAYAH KABUPATEN SEMARANG DENGAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) SKRIPSI Disusun Oleh : MEKAR SEKAR SARI NIM. 24010210120008 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES

BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES Agustini, Biometrik Suara Dengan Transformasi Wavelet 49 BIOMETRIK SUARA DENGAN TRANSFORMASI WAVELET BERBASIS ORTHOGONAL DAUBENCHIES Ketut Agustini (1) Abstract: Biometric as one of identification or recognition

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

Identifikasi Pembicara Menggunakan Algoritme VFI5 dengan MFCC sebagai Pengekstraksi Ciri

Identifikasi Pembicara Menggunakan Algoritme VFI5 dengan MFCC sebagai Pengekstraksi Ciri Identifikasi Pembicara Menggunakan Algoritme VFI5 dengan MFCC sebagai Pengekstraksi Ciri Vicky Zilvan, S.Kom. UPT LPSN - LIPI v_q1e@yahoo.com Furqon Hensan Muttaqien, S.Komp. P2 Informatika - LIPI fh.muttaqien@informatika.lipi.go.id

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 21 PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMBUKA APLIKASI PADA KOMPUTER DENGAN PERINTAH SUARA MENGGUNAKAN METODE MEL FREQUENCY CEPSTRUM COEFFICIENTS Anna Dara Andriana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Karakteristik Spesifikasi

Karakteristik Spesifikasi Sinyal yang masuk difilter ke dalam sinyal frekuensi rendah (low-pass filter) dan sinyal frekuensi tinggi (high-pass filter) Lakukan downsampling pada kedua sinyal tersebut Low-pass frekuensi hasil downsampling

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan multimedia saat ini sangat cepat. Dengan multimedia, pengguna dapat menyerap informasi dengan lebih mudah, sehingga pemilihan informasi yang tepat menjadi penting. Pemilihan informasi

Lebih terperinci

Identifikasi Pembicara dengan Menggunakan Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) dan Self Organizing Map (SOM)

Identifikasi Pembicara dengan Menggunakan Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) dan Self Organizing Map (SOM) Pembicara dengan Menggunakan Mel Frequency Cepstral Coefficient (MFCC) dan Self Organizing Map (SOM) Inggih Permana 1, Benny Sukma Negara 2 1 Universitas Sultan Sarif Kasim Riau 2 Universitas Sultan Sarif

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK ADE FRUANDTA

IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK ADE FRUANDTA IDENTIFIKASI CAMPURAN NADA PADA SUARA PIANO MENGGUNAKAN CODEBOOK ADE FRUANDTA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 IDENTIFIKASI CAMPURAN

Lebih terperinci

PENGENALAN CHORD PADA GITAR DENGAN MFCC SEBAGAI METODE EKSTRAKSI CIRI DAN JARINGAN SARAF TIRUAN SEBAGAI METODE PENGENALAN POLA FAUZI SISWOYO

PENGENALAN CHORD PADA GITAR DENGAN MFCC SEBAGAI METODE EKSTRAKSI CIRI DAN JARINGAN SARAF TIRUAN SEBAGAI METODE PENGENALAN POLA FAUZI SISWOYO PENGENALAN CHORD PADA GITAR DENGAN MFCC SEBAGAI METODE EKSTRAKSI CIRI DAN JARINGAN SARAF TIRUAN SEBAGAI METODE PENGENALAN POLA FAUZI SISWOYO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENGENALAN CITRA TULISAN TANGAN DOKTER DENGAN MENGGUNAKAN SVM DAN FILTER GABOR

PENGENALAN CITRA TULISAN TANGAN DOKTER DENGAN MENGGUNAKAN SVM DAN FILTER GABOR PENGENALAN CITRA TULISAN TANGAN DOKTER DENGAN MENGGUNAKAN SVM DAN FILTER GABOR Angga Lisdiyanto (1), Lukman Zaman P.C.S.W (2) Teknik Informatika, Universitas Islam Lamongan (1) Teknik Informatika, Sekolah

Lebih terperinci

Penerapan Metode Mel Frequency Ceptral Coefficient dan Learning Vector Quantization untuk Text-Dependent Speaker Identification

Penerapan Metode Mel Frequency Ceptral Coefficient dan Learning Vector Quantization untuk Text-Dependent Speaker Identification Jurnal Telematika, vol. 11 no. 1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Penerapan Metode Mel Frequency Ceptral Coefficient dan Learning Vector Quantization untuk Text-Dependent Speaker

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBERADAAN TIKUS BERDASARKAN SUARANYA MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

IDENTIFIKASI KEBERADAAN TIKUS BERDASARKAN SUARANYA MENGGUNAKAN SMS GATEWAY IDENTIFIKASI KEBERADAAN TIKUS BERDASARKAN SUARANYA MENGGUNAKAN SMS GATEWAY Erni Seniwati 1), Ninik Tri Hartanti 2) 1 Sistem Informasi, STMIK Amikom erni.s@amikom.ac.id 2 Sistem Informasi, STMIK Amikom

Lebih terperinci

TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS BAHASA INDONESIA BERBASIS SUKU KATA MENGGUNAKAN CODEBOOK DAN 2-LEVEL DYNAMIC PROGRAMMING SINTYA ROSDWIANTY

TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS BAHASA INDONESIA BERBASIS SUKU KATA MENGGUNAKAN CODEBOOK DAN 2-LEVEL DYNAMIC PROGRAMMING SINTYA ROSDWIANTY TRANSKRIPSI SUARA KE TEKS BAHASA INDONESIA BERBASIS SUKU KATA MENGGUNAKAN CODEBOOK DAN 2-LEVEL DYNAMIC PROGRAMMING SINTYA ROSDWIANTY DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR (SD) DI KABUPATEN MAGELANG

PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR (SD) DI KABUPATEN MAGELANG ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 811-820 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masin-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

Kata Kunci: Suara; Mel Frequency Cepstral Coefficient; K-NEAREST NEIGHBOUR

Kata Kunci: Suara; Mel Frequency Cepstral Coefficient; K-NEAREST NEIGHBOUR 120 Dielektrika, [P-ISSN 2086-9487] [E-ISSN 2579-650X] Vol. 4, No. 2 : 120-126, Agustus 2017 KLASIFIKASI SUARA BERDASARKAN USIA MENGGUNAKAN MEL FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT (MFCC) DAN K-NEAREST NEIGHBOUR

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KATA DENGAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN CODEBOOK SEBAGAI PENGENALAN POLA MOHAMMAD LUTHFI SYAFRUL

PENDETEKSIAN KATA DENGAN MFCC SEBAGAI EKSTRAKSI CIRI DAN CODEBOOK SEBAGAI PENGENALAN POLA MOHAMMAD LUTHFI SYAFRUL PENDETEKSIAN KATA DENGAN MF SEBAGAI EKSTRAKSI IRI DAN ODEBOOK SEBAGAI PENGENALAN POLA MOHAMMAD LUTHFI SYAFRUL DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PENGGABUNGAN ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINE DAN SIMULATED ANNEALING PADA PERMASALAHAN KLASIFIKASI POLA

PRESENTASI TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PENGGABUNGAN ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINE DAN SIMULATED ANNEALING PADA PERMASALAHAN KLASIFIKASI POLA PRESENTASI TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI PENGGABUNGAN ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINE DAN SIMULATED ANNEALING PADA PERMASALAHAN KLASIFIKASI POLA Penyusun Tugas Akhir : Astris Dyah Perwita (NRP : 5110.100.178)

Lebih terperinci

Verifikasi Suara menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Ekstraksi Ciri Mel Frequency Cepstral Coefficient

Verifikasi Suara menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Ekstraksi Ciri Mel Frequency Cepstral Coefficient 32 Jurnal Sistem Informasi Bisnis 0(207) On-line : http://ejournalundipacid/indexphp/jsinbis Verifikasi Suara menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Ekstraksi Ciri Mel Frequency Cepstral Coefficient Andi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SIMULASI DAN ANALISIS PEMANTAUAN KAMAR PASIEN RAWAT INAP DENGAN DETEKSI DAN KLASIFIKASI SINYAL AUDIO 1

BAB I PENDAHULUAN SIMULASI DAN ANALISIS PEMANTAUAN KAMAR PASIEN RAWAT INAP DENGAN DETEKSI DAN KLASIFIKASI SINYAL AUDIO 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasien rawat inap di rumah sakit membutuhkan perawatan yang intensif dari dokter atau perawat. Hal ini dilakukan dengan memantau kesehatan pasien secara fisik dan psikologi

Lebih terperinci

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA MODUL PENGHIUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA I. UJUAN - Mahasiswa mampu melakukan proses penghitungan energi pada sinyal wicara dengan menggunakan perangkat lunak. II. DASAR EORI.1. Energi Suatu Sinyal

Lebih terperinci

APLIKASI SPEECH RECOGNITION BAHASA INDONESIA DENGAN METODE MEL-FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT

APLIKASI SPEECH RECOGNITION BAHASA INDONESIA DENGAN METODE MEL-FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT APLIKASI SPEECH RECOGNITION BAHASA INDONESIA DENGAN METODE MEL-FREQUENCY CEPSTRAL COEFFICIENT DAN LINEAR VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENDALIAN GERAK ROBOT Anggoro Wicaksono, Sukmawati NE, Satriyo Adhy,

Lebih terperinci

Bab 3. Perancangan Sistem

Bab 3. Perancangan Sistem 34 Bab 3 Perancangan Sistem 3.1 Gambaran Umum Sistem Aplikasi yang kami namakan Voice Protect ini, mempunyai alur program sebagai berikut: Start Enkripsi Dekripsi Pilih File Buka file enkripsi Rekam Suara

Lebih terperinci

MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA

MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA I. TUJUAN - Mahasiswa mampu melakukan estimasi frekuensi fundamental sinyal wicara dari pengamatan spektrumnya dan bentuk gelombangnya - Mahasiswa mampu menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz

Lebih terperinci

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola Generalisasi Hasil penelitian ini diukur menggunakan nilai konvergen dan generalisasi. Nilai konvergen adalah tingkat kecepatan jaringan untuk mempelajari pola input yang dinyatakan dalam satuan iterasi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. yang akan menjalankan perintah-perintah yang dikenali. Sistem ini dibuat untuk

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. yang akan menjalankan perintah-perintah yang dikenali. Sistem ini dibuat untuk BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Voice Command pada demonstrasinya merupakan aplikasi pengenalan suara yang akan menjalankan perintah-perintah yang dikenali. Sistem ini dibuat untuk menampung

Lebih terperinci

DIAGNOSA KETIDAKLURUSAN (MISALIGNMENT) POROS MENGGUNAKAN METODE MULTICLASS SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

DIAGNOSA KETIDAKLURUSAN (MISALIGNMENT) POROS MENGGUNAKAN METODE MULTICLASS SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) DIAGNOSA KETIDAKLURUSAN (MISALIGNMENT) POROS MENGGUNAKAN METODE MULTICLASS SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: WANTO NIM.

Lebih terperinci

Pengenalan Fonem Vokal Bahasa Jawa Mataraman Menggunakan Metode Liner Predictive Model Dan Hidden Markov Model

Pengenalan Fonem Vokal Bahasa Jawa Mataraman Menggunakan Metode Liner Predictive Model Dan Hidden Markov Model Pengenalan Fonem Vokal Bahasa Jawa Mataraman Menggunakan Metode Liner Predictive Model Dan Hidden Markov Model Ziaul Haq, Teknik Informatika S1,Universitas Dian Nuswantoro Semarang Abstract Pengenalan

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENALAN SUARA DIGITAL NADA DASAR PIANO SKRIPSI M. ARDIANSYAH

APLIKASI PENGENALAN SUARA DIGITAL NADA DASAR PIANO SKRIPSI M. ARDIANSYAH APLIKASI PENGENALAN SUARA DIGITAL NADA DASAR PIANO SKRIPSI M. ARDIANSYAH 091402062 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PLAT NOMOR MENGGUNAKAN FITUR ZONING DENGAN KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE INTAN AYU OCTAVIA

IDENTIFIKASI PLAT NOMOR MENGGUNAKAN FITUR ZONING DENGAN KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE INTAN AYU OCTAVIA IDENTIFIKASI PLAT NOMOR MENGGUNAKAN FITUR ZONING DENGAN KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE INTAN AYU OCTAVIA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Suara Suara adalah sebuah sinyal yang merambat melalui media perantara. suara dapat didefinisikan sebagai gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu. Suara

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi Suara Tangisan Bayi

Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi Suara Tangisan Bayi A476 Rancang Bangun Aplikasi Pendeteksi Suara Tangisan Bayi Welly Setiawan Limantoro, Chastine Fatichah, dan Umi Laili Yuhana Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi

Lebih terperinci

2.4. Vector Quantization Kebisingan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Requirements Definition...

2.4. Vector Quantization Kebisingan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Requirements Definition... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset di bidang sistem pengenalan ucapan otomatis (Automatic Speech Recognition) merupakan salah satu riset yang banyak ditekuni dan terus dikembangkan hingga saat

Lebih terperinci

SVM untuk Regresi Ordinal

SVM untuk Regresi Ordinal MMA10991 Topik Khusus - Machine Learning Dr. rer. nat. Hendri Murfi Intelligent Data Analysis (IDA) Group Departemen Matematika, Universitas Indonesia Depok 16424 Telp. +62-21-7862719/7863439, Fax. +62-21-7863439,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MARKOV TERSEMBUNYI UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA. Oleh : WINI PURNAMASARI G

PENGEMBANGAN MODEL MARKOV TERSEMBUNYI UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA. Oleh : WINI PURNAMASARI G PENGEMBANGAN MODEL MARKOV TERSEMBUNYI UNTUK IDENTIFIKASI PEMBICARA Oleh : WINI PURNAMASARI G64102051 DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan bidang yang berkembang pesat pada akhir-akhir ini mengingat perkembangan teknologi yang mengarah kepada bidang

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN SUARA MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

SISTEM PENGOLAHAN SUARA MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT (FAST FOURIER TRANSFORM) SISTEM PENGOLAHAN SUARA MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT (FAST FOURIER TRANSFORM) Harun Sujadi 1, Ii Sopiandi 2, Agis Mutaqin 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : PUSPHITA ANNA OCTAVIANI NIM PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

SKRIPSI. Oleh : PUSPHITA ANNA OCTAVIANI NIM PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PENERAPAN METODE KLASIFIKASI SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) PADA DATA AKREDITASI SEKOLAH DASAR (SD) DI KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Oleh : PUSPHITA ANNA OCTAVIANI NIM. 24010210120043 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

LAPORAN APLIKASI DIGITAL SIGNAL PROCESSING EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA. Disusun Oleh : Inggi Rizki Fatryana ( )

LAPORAN APLIKASI DIGITAL SIGNAL PROCESSING EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA. Disusun Oleh : Inggi Rizki Fatryana ( ) LAPORAN APLIKASI DIGITAL SIGNAL PROCESSING EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA Disusun Oleh : Inggi Rizki Fatryana (1210147002) Teknik Telekomunikasi - PJJ PENS Akatel Politeknik Negeri Elektro Surabaya 2014-2015

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN VECTOR QUANTIZATION UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI SUARA

PERBANDINGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN VECTOR QUANTIZATION UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI SUARA PERBANDINGAN METODE HIDDEN MARKOV MODEL DAN VECTOR QUANTIZATION UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI SUARA M. G. J. Harry Khesa S 1, W. Setiawan 2, I.G.A.K. Diafari Djuni H 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro dan Komputer,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI

IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI IDENTIFIKASI JENIS SHOREA (MERANTI) MENGGUNAKAN ALGORITME VOTING FEATURE INTERVALS 5 BERDASARKAN KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAUN EVI SUSANTI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENGENALAN KUALITAS BUAH JERUK KINTAMANI MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI KOMANG SONIYA GUNAWAN

PENGENALAN KUALITAS BUAH JERUK KINTAMANI MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI KOMANG SONIYA GUNAWAN PENGENALAN KUALITAS BUAH JERUK KINTAMANI MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KOMPETENSI KOMPUTASI SKRIPSI KOMANG SONIYA GUNAWAN 1008605032 JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Dalam proses pembuatan suatu sistem harus dilakukan penelitian dan penganalisaan tentang sistem yang akan dibangun, berikut adalah beberapa analisis

Lebih terperinci

PENGENALAN SUARA CHORD DENGAN TIGA NADA PENYUSUN PADA INSTRUMEN PIANO MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION SARAH RAHMANIA HANIF

PENGENALAN SUARA CHORD DENGAN TIGA NADA PENYUSUN PADA INSTRUMEN PIANO MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION SARAH RAHMANIA HANIF PENGENALAN SUARA CHORD DENGAN TIGA NADA PENYUSUN PADA INSTRUMEN PIANO MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION SARAH RAHMANIA HANIF DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Keamanan data pribadi merupakan salah satu hal terpenting bagi setiap orang yang hidup di era dimana Teknologi Informasi (TI) berkembang dengan sangat pesat. Setiap orang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Suara (Wicara) Suara khususnya wicara merupakan cara yang natural bahkan paling penting dalam melakukan proses komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan berbagai

Lebih terperinci