TEKNOLOGI AKUAPONIK UNTUK MEMPERKUAT EKONOMI WARGA RW 10 KELURAHAN BANDUNGREJOSARI KOTA MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNOLOGI AKUAPONIK UNTUK MEMPERKUAT EKONOMI WARGA RW 10 KELURAHAN BANDUNGREJOSARI KOTA MALANG"

Transkripsi

1 TEKNOLOGI AKUAPONIK UNTUK MEMPERKUAT EKONOMI WARGA RW 10 KELURAHAN BANDUNGREJOSARI KOTA MALANG Mikael Adri Budi Sulistyo 1, Taufikkurrahman 2, dan Djohar Noeriati 3 1 Fakultas Pertanian Universitas Wisnuwardhana Malang 2 Fakultas Teknik Universitas Wisnuwardhana Malang 3 Fakultas Pertanian Universitas Wisnuwardhana Malang Jl. Danau Sentani No. 99, Malang, Telp /Fax adribudi29@yahoo.co.id, taufikkurrahman73@gmail.com, djoharnoer@yahoo.com Abstrak Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dilaksanakan sejak Tahun 2011 di Kelurahan Bandungrejosari-Kecamatan Sukun-Kota Malang, namun belum berhasil di semua RW, salah satunya di RW 10. Hal ini disebabkan keterbatasan kepemilikan luas lahan pekarangan dengan rata-rata luas sekitar 2 hingga 10 m2, dan kondisi pekarangan tertutup beton dan paving serta minimnya pengetahuan serta ketrampilan budidaya tanaman di lahan sempit. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, solusi yang ditawarkan adalah instalasi teknologi akuaponik di pekarangan warga, yang menjadi fokus dan lokus program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) di Tahun Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk membantu mewujudkan kemandirian pangan dan gizi keluarga dan memperkuat perekonomian rumah tangga mengingat terdapat peluang bisnis yang dapat diambil dari kegiatan budidaya tanaman dan ikan di pekarangan Teknologi akuaponik merupakan perpaduan dua kegiatan budidaya yaitu budidaya tanaman dan budidaya ikan dalam satu lahan.metode yang digunakan adalah metode penyuluhan, pelatihan, demoplot dan pendampingan perakitan instalasi teknologi akuaponik untuk budidaya ikan dan tanaman hortikultura di pekarangan dengan pelibatan aktif kelompok masyarakat di RW X. Hasil kegiatan adalah penerimaan yang diperoleh per unit akuaponik bervariasi antara Rp 2,16 juta Rp 2,76 juta. Nilai R/C Akuaponik hortikultura dan ikan air tawar sebesar di tahun pertama berkisar 0,55-0,71 (adanya beban investasi pembuatan instalasi) dan akan mendapatkan keuntungan mulai tahun kedua perkiraan nilai R/C tahun kedua 1,36-1,73. Kata kunci: akuaponik, budidaya pertanian, lahan terbatas. 1. PENDAHULUAN Sejak dicanangkan oleh Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan pada Tahun 2010 di Jakarta tentang ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah, pelaksanaan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) telah berhasil diselenggarakan di sejumlah wilayah di Indonesia. Di Jawa Timur, program ini telah berhasil dilaksanakan di Kecamatan Kota Pacitan [2]. Program KRPL juga digalakkan oleh Gubernur Provinsi Jatim di berbagai wilayah Jawa Timur termasuk di Kota Malang. Salah satu kelurahan di Kota Malang mengikuti program KRPL adalah kelurahan Bandungrejosari. Sejak tahun 2011, Kelurahan Bandungrejosari memiliki program Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari. Namun demikian hasil diskusi dengan Bapak Zainul Amali, Kepala Kelurahan Bandungrejosari, dari 13 RW yang ada di kelurahan Bandungrejosari, hanya satu RW yang berhasil melaksanakan program tersebut yaitu RW 12. Hal ini menjadi pemikiran Kepala Kelurahan dan perangkatnya untuk menemukan solusi agar warga di kelurahan Bandungrejosari dapat mendukung sepenuhnya pelaksanaan program KRPL dengan lebih baik dan menyeluruh. Tujuan utama program KPRL untuk memperkuat perekonomian warga di Kelurahan Bandungrejosari dan mendukung program pemerintah mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan di tingkat keluarga. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

2 Warga di lingkungan RW 10 Kelurahan Bandungrejosari termasuk salah satu yang belum berhasil melaksanakan program KRPL. Hasil diskusi dengan Ketua RW 10 dan warga setempat diketahui bahwa sebenarnya minat warga sangat tinggi untuk melaksanakan program kawasan rumah pangan lestari (KRPL), namun kesulitan warga untuk melaksanakan program KRPL di lingkungannya adalah keterbatasan kepemilikan lahan pekarangan. Keterbatasan lahan menjadi kendala umum bagi pengembangan tanaman sayuran di Indonesia [8]. Hasil survey yang dilakukan oleh tim pengusul di RW 10 Kelurahan Bandungrejosari menunjukkan bahwa lingkungan di RW 10 memiliki tingkat hunian atau kepadatan penduduk cukup tinggi. Sebagaimana cirikhas umum perkampungan di daerah perkotaan, rata-rata menempati rumah yang saling berdempetan satu sama lain dengan celah gang antar kelompok rumah yang cukup terbatas. Jalan utama memasuki perkampungan hanya cukup dilalui satu kendaraan roda empat, sehingga dapat dikatakan warga memiliki keterbatasan ruang di lingkungan tempat tinggalnya. Gambaran situasi bahwa rata-rata kepemilikan lahan pekarangan termasuk kategori sempit, yaitu berkisar antara 2-10 m2. Disamping lahan pekarangan yang sempit, hampir semua lahan pekarangan warga RW 10 telah tertutup oleh lantai beton atau paving, sehingga praktis lahan pekarangan yang masih memiliki permukaan tanah jarang sekali dijumpai. Hal inilah yang menyebabkan warga masih kesulitan untuk mewujudkan kawasan rumah pangan lestari di lingkungan tinggalnya. Warga RW 10 beranggapan bahwa untuk bercocoktanam tanaman harus memerlukan lahan dan media tanah yang cukup. Selain permasalahan keterbatasan lahan pekarangan rumah, kelurahan juga sering mengadakan penyuluhan tentang rumah pangan lestari, namun sebagian besar warga RW 10 masih belum memiliki keterampilan dalam berbudidaya tanaman sayuran dan pangan di pekarangan rumah. Disamping itu, warga belum memiliki pengalaman dalam: (1) memproduksi tanaman, (2) budidaya tanaman dan ikan di lahan terbatas, (3) penyediaan benih atau bibit, (4) menyiapkan media penanaman yang baik, dan (5) teknik pemeliharaan tanaman yang baik. Keterbatasan lahan dan keterampilan yang dimiliki warga RW 10 untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan di lingkungan tinggalnya membutuhkan solusi yang tepat dan disesuaikan dengan sumberdaya lokal yang ada, agar program menuju kawasan rumah pangan lestari dapat dilaksanakan dan didukung masyarakat sepenuhnya. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam mewujudkan kemandirian pangan melalui diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal, dan konservasi tanaman pangan untuk masa depan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan kembali budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) di RW 10 Kelurahan Bandungrejosari adalah paket teknologi instalasi akuaponik di pekarangan warga RW 10 untuk memperkuat perekonomian warga dalam rangka menuju kemandirian pangan dan gizi keluarga secara mandiri. Teknologi akuaponik selama ini dikenal sebagai alternatif teknologi budidaya tanaman di lahan terbatas. Akuaponik merupakan kombinasi sistem akuakultur dan budidaya tanaman tanpa harus menggunakan tanah sebagai media tanam tanaman. Akuaponik belum banyak dikenal di masyarakat, berbeda dengan hidroponik yang sebagian orang sudah mengenalnya. Hidroponik hanya dikhususkan untuk tanaman sayuran atau bunga-bungaan yang ditanam pada media nontanah dan untuk pemenuhan nutrisi disuplai melalui pupuk cair atau zat-zat kimia sebagai nutrisinya.sedangkan akuaponik merupakan perpaduan usaha antara budidaya ikan dan bertanam sayuran.hanya saja perolehan nutrisi sayuran lebih ditekankan pada pemanfaatan sumber air dari budidaya ikan,karena pada air sisa kotoran dan pakan ikan dapat menjadi bahan nutrisi bagi sayuran.sehingga dengan sistem ini anda dapat menghemat tempat, air bahkan biaya dan tentunya lebih sehat dengan menghasilkan produk organik[4].teknologi ini cocok diterapkan di lahan-lahan yang tidak memiliki cukup banyak tanah seperti lahan pekarangan warga padat penduduk di perkotaan. Pada teknologi akuaponik didalamnya terdapat teknologi pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan tanah. Teknologi budidaya tanaman tanpa tanah di perkotaan menjamin kebersihan lingkungan sekitar, karena media tanam yang digunakan mudah ditemukan di lingkungan sekitar dan tidak membutuhkan 100 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

3 jumlah terlalu banyak. Beberapa media tanam yang dapat digunakan dalam budidaya tanpa tanah diantaranya media air, pakis, arang, kerikil, sekam, styrofoam, rockwool, dan bahan-bahan lainnya selain tanah [1]. Disamping itu, teknologi akuaponik, cukup mudah dilakukan karena dapat memanfaatkan berbagai media yang mungkin selama ini hanya terbuang sebagai sampah rumah tangga. tempat penanaman yang dapat digunakan seperti kaleng bekas, botol plastik minuman bekas, panci bekas, plastik-plastik bekas, kontainer atau baskom bekas, pecahan styrofoam, paralon yang tidak terpakai, talang-talang bekas dan sampah-sampah rumah tangga lainnya yang sering terbuang percuma. Pemanfaatan benda-benda bekas sebagai media penanaman dapat diatur secara bertingkat, menyesuaikan bentuk lahan pekarangan yang dimiliki warga di perkotaan, sehingga diupayakan tidak memakan tempat yang luas di pekarangan, dan dapat diinstalasi atau dibangun berdasarkan nilai fungsi dan estetika penanaman [6]. Dengan instalasi akuaponik yang memadukan budidaya tanaman sayuran dan ikan secara terpadu di halaman pekarangan rumah. Diharapkan dapat menjadi sumber pemenuhan gizi keluarga baik dari segi nabati maupun hewani. Selain itu, hasil yang bisa dipanen diharapkan juga dapat memperkuat perekonomian keluarga, karena tanaman sayuran maupun ikan yang dibudidayakan, sebagian dapat dikonsumsi oleh keluarga dan sebagian lagi dapat dijual ke pasar. Untuk mencapai tujuan itu dapat dibentuk koordinasi kerja dalam satu wilayah RW yang akan didampingi selama kegiatan budidaya maupun untuk menampung produk-produk yang dihasilkan warga dari pekarangan rumah masing-masing untuk selanjutnya dijual kembali baik di sekitar pemukiman warga maupun di luar lingkungan RW. Unit koordinasi ini, nantinya beranggotakan seluruh warga RW khususnya di bawah tim penggerak PKK RW, dan akan dibagi dalam sub-sub unit yang memiliki tugas dan fungsi untuk tetap menjaga keberlangsungan kawasan rumah pangan lestari di lingkungan RW METODE Metode yang digunakan adalah metode sederhana dengan pelibatan aktif kelompok masyarakat yang tinggal di RW 10, melalui penyuluhan, pelatihan, demoplot dan pendampingan perakitan instalasi teknologi akuaponik untuk budidaya ikan dan tanaman hortikultura di pekarangan. Kelompok masyarakat yang dipilih adalah warga masyarakat PKK RW 10 dengan kriteria memiliki kepedulian, kemauan dan berkomitmen, serta menyediakan lahan berukuran minimal 1 x 2 m yang digunakan untuk budidaya sayuran tanpa tanah dan budidaya ikan secara terpadu. Pemilihannya dilakukan secara musyawarah dan mufakat sesuai kriteria sebelumnya dari usulan setiap RT dalam lingkungan RW 10, untuk setiap RT mengusulkan 1 atau 2 orang. Rincian kegiatan adalah sebagai berikut: 1. Penyuluhan budidaya akuaponik, bertujuan untuk menyamakan persepsi warga tentang nilai positif budidaya aquaonik dalam kerangka mengoptimalkan keterbatasan kepemilikan lahan dan tambahan pendapatan yang akan diperoleh warga. 2. Pelatihan instalasi teknologi akuaponik, untuk kegiatan ini warga dilibatkan dalam kegiatan pelatihan berupa metode menggabungkan budidaya tanaman sayuran tanpa menggunakan tanah (soiless culture) dan teknik membudidayakan ikan dalam satu tempat. Dilanjutkan dengan pelatihan teknik perawatan tanaman dan ikan dari instalasi akuaponik, hingga penanganan pascapanennya, teknik pemilihan komoditas tanaman dan ikan yang bernilai ekonomis, dan penghitungan analisis usahataninya. 3. Demoplot atau praktek langsung dalam instalasi /perakitan teknologi akuaponik yaitu merakit media penanaman untuk tanaman sayuran tanpa menggunakan tanah (soiless culture) yang dipadukan dengan teknik budidaya ikan (sistem akuakultur ) dalam bak sistem terbuka dengan bantuan mesin pompa untuk mengalirkan nutrisi dan air ke wadah atau kontainer penanaman sayuran. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

4 4. Pendampingan pemeliharaan tanaman dan ikan dalam teknologi akuaponik, untuk mendampingi warga selama pemeliharaan tanaman sayuran dan ikan yang dibudidayakan dalam instalasi akuaponik hingga dapat dipanen. Selain pendampingan dalam pemeliharaan tanaman dan ikan, warga juga akan didampingi dalam menghitung analisis usahatani teknologi akuaponik agar bisa menyisihkan sebagian hasil produksi untuk tujuan komersial dalam rangka memperkuat perekonomian keluarga. Prosedur pelaksanaan program ipteks bagi masyarakat (IbM) yang dilaksanakan bagi warga RW 10 Kelurahan Bandungrejosari ditampilkan dalam Gambar 1 berikut ini. Gambar 1. Prosedur Pelaksanaan Kerja Program IbM warga RW 10 Kelurahan Bandungrejosari 102 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

5 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pelaksanaan kegiatan IbM instalasi teknologi akuaponik dalam memperkuat ekonomi rumah tangga bagi masyarakat RW 10 Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang seperti dalam Tabel 1. Tabel 1. Hasil Kegiatan Pelaksan No. Uraian Kegiatan Kendala Capaian Hasil 1 Sosialisasi program untuk mitra RW10 Kelurahan Bandungrejosari 2 Penyuluhan tentang konsep akuaponik dengan mengkombinasikan sayuran dengan ikan dalam satu paket teknologi, yaitu: 1. Sistem akuaponik dengan mengalirkan air melalui saluran yang secara terus menerus sebagai media tanam sayuran 2. Budidaya Hortikultura (sayuran mayur) sebagai komponen utama penerapan hidroponik 3. Budidaya ikan air tawar dengan pakan sebagai pendukung nutrisi bagi tanaman hortikultura 4. Usahatani terintegrasi hortikultura dengan ikan air tawar 3 Pelatihan teknik budidaya hortikultura secara hidroponik sederhana Peserta pertemuan masih belum tahu tentang akuaponik, keuntungan dan kekurangannya. 1. Partisipasi peserta lebih dominan ibu ibu tim penggerak PKK tiap RT (dengan pertimbangan PKK sebagai penggerak tanaman TOGA), sedangkan peserta laki laki diwakili beberapa Ketua RT, Ketua RW dan bidang pembangunan RW X % peserta sudah bertanam tanaman hortikutura (program RKPL), namun belum pernah melakukan budidaya hidroponik. 3. Alokasi waktu penyuluhan terbatas disesuaikan dengan waktu longgar peserta. Peserta pelatihan baru mengenal bahan tanam berupa sekam bakar, pakis rajangan dan cocopeat, sebab media tanam selama ini menggunakan tanah dan pupuk kompos Dihadiri oleh Ketua RW 10, Ketua Penggerak PKK RW 10, perwakilan pengurus RT dan mitra kelompok 1 (Ibu Sulikah) dan kelompok 2 (Ibu Tunggal) % Peserta penyuluhan memiliki persepsi sama untuk melaksanakan budidaya akuaponik (kombinasi sayurmayur yang cepat tumbuh, tahan air dengan ikan air tawar yang cepat besar, tahan pengaruh nutrisi tanaman dan kotorannya banyak) 2. Dukungan sistem pertanian akuaponik dari pengurus RW dan Kelurahan Bandungrejosari sebagai salah satu pendukung program kawasan rumah pangan lestari dapat terwujud dan dapat memperkuat ekonomi rumah tangga % Peserta pelatihan antusias mengikuti pelatihan penanaman bibit sayur dalam media pakis (rajangan) dan sekam bakar. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

6 4 Pelatihan teknik budidaya ikan dalam bak sederhana 5 Pelatihan instalasi teknologi akuaponik 6 Pembuatan demoplot pembangunan bak dan instalasi akuaponik. 7 Demoplot: media penanaman baik untuk bibit atau benih tebar langsung 8 Pendampingan budidaya hortikutura secara akuaponik Tidak ada masalah Tidak ada kendala 1.KelompokMenyerahkan pembuatan bak dan instalasi kepada bidang pembangunan RW X untuk membuatnya. 2. Instalasi saat dijalankan air dengan pengaturan penuh terjadi tumpahan bagian atas karena outlet terlalu kecil (1/2) 1. Terdapat kematian cukup tinggi hasil pembibitan (sawi, pak coy, seledri) karena kurang penyiraman. 2. Hasil pembibitan sawi, pakcoy, yang hidup mengalami etiolasi 1. Penanaman secara tebar langsung dalam media akuaponik (kangkung dan bayam) daun berwarna kuning (kekurangan nutrisi nitrogen) 9 Pendampingan budidaya ikan 1. Kematian bibit ikan mas dan nila (kurang adaptasi dengan lingkungan air baru) % peserta pelatihan menyiapan media tanam bibit (kombinasi cocopeat dan sekam bakar dalam tray) Peserta memiliki akuarium di rumah untuk memelihara ikan hias, bahkan Bu Tunggal pernah melakukan ternak lobster air tawar. Warga menyediakan tempat membuat dan merangkai instalasi akuaponik 1. Terbangun dua lokasi demoplot dengan bak permanen (ukuran 1 x 2 x 0,6 m). 2. Terbangun Satu lokasi demoplot bak permanen (ukuran 3 x 2 x 0,5 m) partisipasi warga. 3. Enam set akuaponik portabel dengan bak plastik kapasitas 200 liter telah terbangun 4. Semua instalasi ditambahkan selang tambahan untuk pengaturan outlet 1. Anggota kelompok mau menanam ulang sambil proses pendampingan 1. Penambahan pupuk cair organik 1. Waktu pengambilan ikan dari Batu ke lokasi cukup jauh, sehingga selama 104 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

7 2. Kematian benih ikan akibat pengaturan air yang belum sesuai, seperti pengisian baik tidak dihentikan saat sampai ¾ dari volume total sehingga bibit ikan keluar dari tempatnya 3. Masuknya katak beracun dalam bak menyebabkan benih ikan mati perjalanan ikan mengalami shock meskipun telah diadaptasikan dalam kolam baru sekitar menit 2. Perlu kontrol volume air akibat proses penguapan dan kehilangan alir saat dialirkan 3. Memasang ram perlindungan 3.2. Pembahasan Kegiatan IbMakuaponik untuk meningkatkan ekonomi rumah tangga warga RW 10, Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang, difokuskan pada ketersediaan dan komitmen warganya. Langkah awal dilakukan melakukan sosialisasi program bersama perwakilan warga di Tahun 2015 yang terdiri dari Ketua RW dan pengurusnya dan beberapa perwakilan ketua RT. Dalam pertemuan tersebut diambil beberapa kesepakatan yaitu: (1) RW X dibagi menjadi dua kelompok yaitu Kelompok 1 yang terdiri dari RT 1, 2, 3, 4, dan 5 serta Kelompok 2 yang terdiri dari RT, 6, 7, 8, 9 dan 10, (2) setiap RT menghimbau pada warganya dan memilih satu warga sebagai tempat peletakan demoplot, dan (3) kegiatan rumah tangga di RW 10 biasanya dilakukan oleh kelompok PKK, sehingga sasaran program ini diperuntukkan untu Ibu Ibu PKK sedangkan bapakbapak akan berperan dalam perbaikan instalasi. Sosialisasi ulang program dilakukan di awal Bulan Maret 2016 dengan mengundang perwakilan pengurus PKK RT, PKK RW, perwakilan RT, dan pengurus RW. Pertemuan dilakukan di rumah Ketua RW 10. Ketua RW 10 menyampaikan bahwa program ini dapat pendukung program Kota Malang yaitu pembuatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) sehingga warga mendapatkan berbagai keuntungan yaitu (1) ketersediaan sayur mayur dalam skala rumah tangga dalam waktu yang pendek, sebagai contoh bayam atau kangkung dapat dipanen setiap 3 minggu atau satu bulan sekali setelah tebar, sawi, pakcoy, seledri dapat dipanen 1 bulan setelah tranplantasi, (2) warga dapat memanen ikan sebagai sumber protein setiap 3-4 bulan sekali, (3) dapat menurunkan biaya pengeluaran rumah tangga sehingga dapat dialokasikan untuk pengeluaran yang lain, (4) jika panen sayur mayur dan ikan berlebihan dapat dijual ke pasar atau pengepul. Langkah selanjutnya setelah sosialisasi program akuaponik adalah melaksanakan penyuluhan yang dilakukan selama 2 hari di Kelompok Pos Pelayanan Terpadu Adenium, RW 10. Materi penyuluhan terdiri dari: 1. Penyuluhan hari pertama meliputi: a. penyuluhan budidaya hortikultura secara akuaponik b. penyuluhan budidaya ikan yang terintegrasi dengan akuaponik c. penyuluhan analisa usaha tani sederhana untuk akuaponik 2. Penyuluhan hari kedua, meliputi: a. penyuluhan pembuatan instalasi akuaponik Kegiatan penyuluhan yang diikuti sekitar 20 orang sebagian besar terdiri dari diikuti oleh Tim Penggerak PKK RT dan RW, dan hanya sedikit diikuti oleh pengurus RT atau RW. Peserta penyuluhan sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan proses dialog interaktif antara peserta pelatihan dengan narasumber berjalan melalui mekanisme dua arah.kegiatan penyuluhan dapat dilihat dalam Gambar 2 s.d. Gambar 4. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

8 Selanjutnya peserta penyuluhan bersepakat untuk melaksanakan tiga kegiatan yaitu: (1) pelatihan pembuatan bibit serta media tanam dalam akuaponik, (2) pelatihan pembuatan instalasi akuaponik dan (3) pelatihan budidaya ikan. Rangkaian kegiatan pelatihan budidaya tanaman hortikultura, meliputi penyediaan bahan tanam, bibit dan bibit yang telah jadi sebagai contoh dapat dilihat dalam gambar di bawah ini. Persiapan pengadaan benih dan media tanam dilaksanakan satu minggu sebelum pelatihan. Pelatihan budidaya hortikultura, ikan dan intalasi dilakukan. Bahanbahan yang digunakan untuk pelatihan dan hasilnya tertera dalam Gambar 5 s.d. Gambar 9. Setelah melakukan praktik maka dilakukan pembuatan demoplot akuaponik. Model aquoponik terdapat dalam 3 bentuk disesuikan dengan lokasi penempatan demoplot oleh warga dan 106 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

9 dimodifikasikan sesuai dengan kebutuhan terutama dalam penataan kolam terhadap kondisi pekarangan [6]. Adapun model akuaponik dengan tanaman tersusun secara vertikultur aau tersusun secara vertical [7] adalah sebagai berikut (Gambar 10): 1. Portable segitiga dengan bak kontainer plastik 2. Menempel pada dinding dan terdapat bak permanen 3. Paralon diusun paralel dengan bak permanen Ketiga model akuaponik diserahkan kepada warga RW X dan selanjutnya warga RW X yang mengikuti program melakukan berbagai kegiatan yaitu: (1) penyiapan pembibitan oleh warga, (2) penebaran benih ikan bersama warga dan (3) pengelolaan aquoponik oleh warga. Hasil pembibitan kelompok warga berupa penyebaran langsung dalam media tanam pakis yang ditempatkan dalam sistem akuaponik (Gambar 11), dan melakukan pembibitan dalam tray (Gambar 12). Kegiatan selanjutnya adalah penebaran benih ikan nila dan ikan mas, pemilihan jenis ikan ini karena cepat besar, banyak kotorannya dan mudah memeliharanya [6]. Benih dibeli dari Balai Benih Ikan Dinas Perikanan Provinsi Jawa Timur di Kota Batu sehingga perlu diadaptasikan dengan cara menempatkan plastik yang berisi benih ikan dalam kolam ikan yang telah diisi 1/2-2/3 kedalaman airnya untuk menekan kematian benih ikan (Gambar 13). Benih ikan yang digunakan adalah berukuran 3-5 cm dengan pertimbangan memiliki kemampuan beradaptasi secara cepat dengan kepadatan rata-rata ekor per/m2. Hasil ini sesuai hasil penelitian kepadatan benih berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan menggunakan sistem akuaponik, khususnya pada panjang total ikan, serta perbaikan kualitas air media pendederan ikan nila dan reduksi kandungan ammonia (NH3) [3].Setelah anggota kelompok penerima program akuaponik selesai menerima satu set instalasi akuaponik, benih ikan dan pakan serta benih tanaman sayur mayur beserta media tanam, maka dilakukan kegiatan pendampingan. Temuan pendampingan adalah ditemukan kasus kematian benih ikan di awal tebar sekitar 5-10 ekor, yang disebabkan antara lain : (1) kurang pengendalian dalam pemberian air, sehingga air dalam bak tumpah dan beberapa ikan keluar bak, (2) anak-anak sering mengaduk-aduk kolam, dan (3) masuknya katak beracun dalam kolam dan sempat bertelur Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

10 sehingga mengkontaminasi air. Solusi mengurangi kematian ikan dengan cara memasang ram di atas bak dan pengendalian pengisian air. Temuan lainnya adalah banyak tumbuhan kangkung dan bayam, pakcoy, selada berwarna hijau kekuningan seperti kekurangan nitrogen, hal ini diatasi dengan pemberian pupuk orgaik cair yang tidak meracuni ikan [9] (Gambar 14). Aplikasi probiotik dengan menggunakan Boster probiotik dan Probiotik MK 3 diberikan dipagi hari dengan konsentrasi 10 ml/2 m2. Aplikasi probiotik dilakukan setiap 1 minggu sekali, probiotik ini berfungsi sebagai pengurai sisa bahan makanan ikan dan kotoran ikan sehingga terurai menjadi unsur mikro yang tersedia bagi tanaman [4]. Kegiatan budidaya aquaponik ini telah diperoleh beberapa kali panen yaitu sayuran berumur pendek hari panen, seperti kangkung, bayam, dan sawi, sedangkan untuk ikan baru satu kali panen (Gambar 15). Gambar 15. Panen pertama berat ikan rata-rata g per ekor Hasil perhitungan analisis usaha akuaponik tertera untuk tahun pertama bervariasi tergantung model akuaponiknya, seperti terlihat dalam Gambar 16 dan Gambar 17. Gambar 16. Penerimaan usaha akuaponik Gambar 17. Nilai R/C usaha aquaponik 108 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

11 4. KESIMPULAN Kegiatan sistem pertanian terpadu dengan mengintegrasikan budidaya hortikultura dan budidaya ikan dalam sistem aquaponik ini, merupakan pengetahuan/ ketrampilan baru bagi masyarakat RW 10. Selama pelaksanan kegiatan penyuluhan, pelatihan, pembuatan demoplot, pelaksanaan kegiatan serta pendampingan dapat disimpulkan bahwa kelompok wrga RW 10 haus akan informasi dan pengetahuan praktis untuk budidaya hortikultura dan ikan air tawar dengan aquaponik. Hal ini terlihat mulai sejak mengikuti penyuluhan sampai mengelola aquaponik sampai saat ini, dan warga telah memperoleh hasilnya. Harapannya di masa datang tumbuh kesadaran masyarakat untuk menjalankan program aquaponik secara mandiri dan tersebar di seluruh Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang. DAFTAR PUSTAKA [1] Jones, J.B Hydroponics-A Practical Guide for the Soiless Grower.2nd Edition.CRC Press.New York Washington DC. [2] Saliem, H. P Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL): Sebagai solusi pemantapan Ketahanan Pangan. Makalah pada Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS),Tanggal 8-10 November Jakarta. [3] Nugroho, R.A, L.T. Pambudi, S. Chilmawati, dan A.H.C. Haditomo Aplikasi Teknologi Aquaponic pada Budidaya Ikan Air Tawar untuk Optimalisasi Kapasitas Produksi.Jurnal Saintek Perikanan 8(1):46-51 [4] Saparianto, C. dan Susiana, R Panduan Lengkap Budidaya Ikan dan Sayuran dengan Sistem Akuaponik. Lily Publisher. Yogyakarta. [5] Susila, A.D Vegadsc : Perencanaan Produksi Tanaman Sayuran. IPB Press. Bogor. [6] Susanto, H Aneka Kolam Ikan: Ragam Jenis dan Cara Membuat. Penebar Swadaya. Jakarta. [7] Sutarminingsih, L Vertikultur: Pola Bertanam secara Vertikal. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. [8] Wijaya, K.A Pengantar Agronomi Sayuran: Manfaat, Potensi Pengembangan, Kendala dan Dampak Lingkungannya. Prestasi Pustaka. Jakarta. [9] Yuwono, D Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK)

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK) IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK) Uswatun Chasanah 1), Dian Ermawati 2), Andri Tilaqsa 3) 1,2,3) Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

RUMAH PANGAN LESTARI ORGANIK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA

RUMAH PANGAN LESTARI ORGANIK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA 65 Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 1: 65 72, 2016 RUMAH PANGAN LESTARI ORGANIK SEBAGAI SOLUSI PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA Amir Hamzah dan Sri Umi Lestari Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI Kelurahan Tegalgede merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember yang berjarak sekitar 2 km dari kampus UNEJ. Batas-Batas wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur Oleh Liferdi Lukman Balai Penelitian Tanaman Sayuran Jl. Tangkuban Perahu No. 517 Lembang Bandung 40391 E-mail: liferdilukman@yahoo.co.id Sesuai dengan

Lebih terperinci

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR

MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) KABUPATEN LUWU TIMUR Ir. PETER TANDISAU, MS., dkk. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) menjadi focus perhatian pemerintah saat

Lebih terperinci

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap

Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap Penganekaragaman Konsumsi Pangan Proses pemilihan pangan yang dikonsumsi dengan tidak tergantung kepada satu jenis pangan, tetapi terhadap bermacam-macam bahan pangan. TUJUAN PEMANFAATAN PEKARANGAN 10.3

Lebih terperinci

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN Menghias rumah tinggal dengan tanaman hias? Itu sudah biasa. Lain halnya yang dilakukan para ibu anggota Kelompok Wanita Tani

Lebih terperinci

BUDIDAYA AKUAPONIK (YUMINA-BUMINA)

BUDIDAYA AKUAPONIK (YUMINA-BUMINA) BUDIDAYA AKUAPONIK (YUMINA-BUMINA) IMAM TAUFIK email: imam_opik67@yahoo.co.id HP: 08128333142 BALAI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR TAWAR BOGOR PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERIKANAN BADAN

Lebih terperinci

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. Menyempitnya lahan-lahan pertanian ternyata bukan suatu halangan untuk mengusahakan budidaya tanaman sayuran. Sistem vertikultur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Pertanian menyusun suatu konsep yang disebut dengan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang merupakan himpunan dari Rumah Pangan Lestari (RPL) yaitu rumah

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id

Lebih terperinci

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga

Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Kontribusi Pemanfaatan Lahan Pekarangan terhadap Pemenuhan Gizi Keluarga dan Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Neneng Ratna, Erni Gustiani dan Arti Djatiharti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO

PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN RUMAH SECARA VERTICULTURE SEBAGAI SARANA UNTUK BUDIDAYA SAYURAN DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH KABUPATEN BUNGO Ahmad Agus.W, Nurkayati, Ico Silvia.S, Ardiansyah dan

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH

MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH MEMANFAATKAN PEKARANGAN PEROLEH RUPIAH Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) merupakan program yang dicanangkan pemerintah dengan tujuan pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah

Lebih terperinci

AKUAPONIK. Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto,

AKUAPONIK. Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto, AKUAPONIK Sutrisno Estu Nugroho Anang Hari Kristanto, 1 PENDAHULUAN Budidaya perikanan umumnya memerlukan lahan yang luas dan sumber air yang melimpah Keterbatasan lahan dan air merupakan kendala, terutama

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin VOLUME 3 NO.3 OKTOBER 2015 EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan

Perkembangan m-krpl Di Kabupaten Dompu Dan Dukungan Penyuluh Pertanian Lapangan Prinsip Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yaitu dibangun dari kumpulan rumah tangga agar mampu mewujudkan kemandirian pangan melalui pemanfaatan pekarangan dengan berbagai jenis tanaman pangan, sayuran,

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL)

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR Setyowati dan Fanny Widadie Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta watikchrisan@yahoo.com

Lebih terperinci

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi   Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 BUDIDAYA SAYURAN Paramita Cahyaningrum Kuswandi Email : paramita@uny.ac.id Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014 Budidaya Tanaman Sayuran Langkah-langkah yang perlu dilakukan

Lebih terperinci

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I BUDI DAYA 122 Peta Materi IV Budi daya Tanaman Sayuran Jenis-Jenis Tanaman Sayuran Alternatif Media Tanam Tanaman Sayuran Tujuan Pembelajaran Prakarya 123 Bab IV Budi Daya Tanaman Sayuran Gambar 4.1 Tanaman

Lebih terperinci

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2 KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL): Sebagai Solusi Pemantapan Ketahanan Pangan 1 Oleh: Handewi Purwati Saliem 2 PENDAHULUAN Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI

OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI Media Pengabdian kepada Masyarakat Qardhul Hasan ISSN 2442 3726 Volume 1 Nomor 1, April 2015 31 OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN DI DESA BABAKAN, KECAMATAN CISAAT, KABUPATEN SUKABUMI OPTIMALISATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki tanah yang sangat subur dan bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan, seperti padi, jagung, kopi, teh, cengkeh dan lain

Lebih terperinci

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI Dewi Mustikaningtyas 1, Wiyanto 2, Noor Aini Habibah 3 1,3 Jurusan Biologi

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK LELE DESA TAMBAKMAS MELALUI BUDIDAYA CACING SUTERA (Tubifex sp) DENGAN SISTEM NAMPAN BERTINGKAT

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK LELE DESA TAMBAKMAS MELALUI BUDIDAYA CACING SUTERA (Tubifex sp) DENGAN SISTEM NAMPAN BERTINGKAT PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK LELE DESA TAMBAKMAS MELALUI BUDIDAYA CACING SUTERA (Tubifex sp) DENGAN SISTEM NAMPAN BERTINGKAT Farida Huriawati1), Nurul Kusuma Dewi2), Wachidatul Linda Yuhanna3) 1,2,3

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN MEMBUAT DAN MEMANFAATKAN LIMBAH ORGANIK

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN MEMBUAT DAN MEMANFAATKAN LIMBAH ORGANIK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN MEMBUAT DAN MEMANFAATKAN LIMBAH ORGANIK 1 Sufianto, 2 Wiyono dan 3 Sri Mursiani Arifah Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Raya Tlogomas 264, Malang 65144, Jawa Timur Abstrak

Lebih terperinci

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR

INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR INTRODUKSI BUDIDAYA SAYURAN ORGANIK MENGGUNAKAN PIPA PARALON DI DESA TANJUNG SETEKO KECAMATAN INDRALAYA UTARA KABUPATEN OGAN ILIR Selly Oktarina, Yulian Junaidi, Idham Alamsyah, Thirtawati, Desi Aryani

Lebih terperinci

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR

PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA. Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR PERANAN PKK DALAM MENDUKUNG PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA Oleh: TP. PKK KABUPATEN KARANGANYAR LATAR BELAKANG Lebih dari 50 % dari total penduduk indonesia adalah wanita (BPS,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi sayuran hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat. Selada banyak dipilih oleh masyarakat karena tekstur dan

Lebih terperinci

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi Abstrak Kegiatan program Ipteks Bagi Wilayah (IbW) Kota Sungai Penuh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... viii RIWAYAT HIDUP... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii

Lebih terperinci

IbM PETERNAK LELE DESA KARANGPATIHAN KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO

IbM PETERNAK LELE DESA KARANGPATIHAN KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO IbM PETERNAK LELE DESA KARANGPATIHAN KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO Munaji,Arif Hartono,Didik Riyanto Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Ponorogo Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA HIDROPONIK SEBAGAI PENGHASIL SAYUR-SAYURAN ORGANIK DENGAN MEDIA LIMBAH RUMAH TANGGA DI DESA BABAKAN, KECAMATAN DARMAGA Bidang Kegiatan : PKM Pengabdian Masyarakat

Lebih terperinci

PENERAPAN BUDIDAYA LELE SISTIM BIOFLOK UNTUK DAERAH LAHAN SEMPIT DAN KEKURANGAN AIR

PENERAPAN BUDIDAYA LELE SISTIM BIOFLOK UNTUK DAERAH LAHAN SEMPIT DAN KEKURANGAN AIR PENERAPAN BUDIDAYA LELE SISTIM BIOFLOK UNTUK DAERAH LAHAN SEMPIT DAN KEKURANGAN AIR Akhmad Jufriadi 1) Wignyo Winarko 2) Hena Dian Ayu 3) 1 Program Studi Pendidikan Fisika,Universitas kanjuruhan malang

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id ini adatah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan

bio.unsoed.ac.id ini adatah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan SISTEM AQUAPONIK SEBAGAI SOLUSI BUDIDAYA IKAI{ DAN SAYURAN PADA LAHAI\I DA}[ AIR TERBATAS Oleh: Dr. Endang Widyastutr, M.S. PENDAHULUAN Perminkan bahan pangan dipastikan meningkat seiring pertambahan penduduk

Lebih terperinci

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu

padi-padian, umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, dan pangan dari hewani yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang kaya dengan ketersediaan pangan dan rempah yang beraneka ragam.berbagai jenis tanaman pangan yaitu padi-padian, umbi-umbian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang

BAB I PENDAHULUAN. Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEBAGIAN DIDANAI OLEH UNIVERSITAS NASIONAL PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DENGAN BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DALAM POT DI BOJONGGEDE JAWA BARAT Oleh Ir.Yenisbar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan (food security) telah menjadi isu global selama dua dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan disebutkan

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE Wahjoe Mawardiningsih Program Studi Komunikasi, Fakultkas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta Jl. Raya Palur Km. 5, Surakarta

Lebih terperinci

Kata kunci : pupuk,biopestisida, tanaman organik, barter, mandiri

Kata kunci : pupuk,biopestisida, tanaman organik, barter, mandiri Nasionalisasi Pengolahan Sampah (Zero Waste Concept) dalam Rangka Menyukseskan Indonesia Mandiri Pangan sekaligus Membudayakan Barter Bahan Pangan agar Terjalin Hubungan Rukun Antar Tetangga Wulan Fatimah

Lebih terperinci

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah

KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DAN PERKEMBANGANNYA DI SULAWESI TENGAH BPTP Sulawesi Tengah Pendahuluan Indonesia memiliki potensi sumber daya lahan hayati yang sangat kaya dengan berbagai jenis tanaman pangan,

Lebih terperinci

BUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI

BUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI (Tema: 8 (Pengabdian Kepada Masyarakat) BUDIDAYA CACING RAMBUT (Tubifex sp.) DENGAN FERMENTASI LIMBAH ORGANIK SEBAGAI PAKAN ALAMI LARVA IKAN GURAMI Oleh Nuning Setyaningrum, Sugiharto, dan Sri Sukmaningrum

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM- KEWIRAUSAHAAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM- KEWIRAUSAHAAN LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MR. SIMBA : SIMBIOSIS MUTUALISME BAWAL AIR TAWAR (Collossoma macropomum) DAN SAYURAN HIJAU DENGAN METODE AKUAPONIK BIDANG KEGIATAN: PKM- KEWIRAUSAHAAN Disusunoleh:

Lebih terperinci

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF 1 M. Syarif, 2 Wiwaha Anas Sumadja dan 1 H. Nasution 1 (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 (Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA

PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA PEMANFAATAN LIMBAH PETERNAKAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM USAHATANI SAYUR-SAYURAN ORGANIK DI TIMOR TENGAH UTARA Amirudin Pohan dan Yohanes Leki Seran Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Pengembangan

Lebih terperinci

IbM Bagi KELOMPOK BUDIDAYA AIR TAWAR

IbM Bagi KELOMPOK BUDIDAYA AIR TAWAR IbM Bagi KELOMPOK BUDIDAYA AIR TAWAR A. H. C. Haditomo, R. W. Ariyati, R. A. Nugroho, D. Chilmawati Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro e-mail korespondensi : condrohaditomo@undip.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik Murniaty Simorangkir Ratih Baiduri Idramsa Abstrak Program tanaman organik adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuakultur merupakan sektor yang berkembang dengan pesat. Pada tahun 1990, akuakultur hanya mampu menyumbang 13% total produksi ikan dunia, namun pada tahun 2010,

Lebih terperinci

IBM BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN SECARA VERTIKULTUR

IBM BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN SECARA VERTIKULTUR IBM BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN SECARA VERTIKULTUR Gumoyo Mumpuni Ningsih 1), Harun Rasyid 2) dan Muhidin 3) 1,2,3 Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang Alamat Korespondensi ; Jl.

Lebih terperinci

I. GAMBARAN UMUM SL PHT

I. GAMBARAN UMUM SL PHT HASIL MONITORING PUG PADA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA TAHUN 2012 SL PHT PADA KELOMPOK TANI BUNGA MEKAR KABUPATEN BANDUNG BARAT DAN KELOMPOK TANI PASIR KELIKI KABUPATEN SUMEDANG I. GAMBARAN UMUM SL

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN HIDROPONIK MEMBENTUK WIRAUSAHAWAN BARU PADA PERUM KUWAK UTARA KELURAHAN NGADIREJO KOTA KEDIRI

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN HIDROPONIK MEMBENTUK WIRAUSAHAWAN BARU PADA PERUM KUWAK UTARA KELURAHAN NGADIREJO KOTA KEDIRI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN HIDROPONIK MEMBENTUK WIRAUSAHAWAN BARU PADA PERUM KUWAK UTARA KELURAHAN NGADIREJO KOTA KEDIRI Ema Nurzainul Hakimah 1, Rino Sardanto 2, Subagyo 3 emahakimah@unpkediri.ac.id

Lebih terperinci

P r o s i d i n g 233

P r o s i d i n g 233 P r o s i d i n g 233 BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) MENGGUNAKAN WIREMESH TOWER GARDEN UNTUK PEMANFAATAN PEKARANGAN BERUPA PERKERASAN Warid (1), Mutiara Dewi Puspitawati (2) (1) Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI PEMBUATAN DAN APLIKASI PESTISIDA NABATI PADA DEMPLOT SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN TALANG KERAMAT KABUPATEN BANYUASIN M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali,

Lebih terperinci

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN

PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KELURAHAN PAAL V KOTA JAMBI MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI Widya Sari Murni dan Rima Purnamayani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT

PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT PENDAMPINGAN PEMBUATAN RUMAH PUPUK KOMPOS DI KAMPUNG BELAKANG KAMAL JAKARTA BARAT 1 Anggraeni Dyah S., 2 Putri Suryandari, 3 Sri Kurniasih Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur anggraeni.dyah@budiluhur.ac.id

Lebih terperinci

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN: PEMANFAATAN LIMBAH DRUM CAT MENJADI DEKOMPOSTER SISTEM KIPAS SEBAGAI TEKNOLOGI UNTUK MENGOLAH LIMBAH PERTANIAN 1 Elis Kartika, Made Deviani Duaja, Lizawati, Gusniwati and Arzita 2 ABSTRAK Tujuan dari penyuluhan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:

Lebih terperinci

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO

POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO POLA PENATAAN LAHAN PEKARANGAN BAGI KELESTARIAN PANGAN DI DESA SEBORO KRAPYAK, KABUPATEN PURWOREJO Cahyati Setiani, Iswanto, dan Endang Iriani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Email: cahyati_setiani@yahoo.com

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM

Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua. By. M. Abror, SP, MM Pemberdayaan Lingkungan untuk kita semua By. M. Abror, SP, MM Tema utama Pengolahan sampah Program kali bersih Biopori Lahan sempit dan lahan tidur Pengembangan desa wisata Lingkungan adalah???????????

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 08 TAHUN 2017 TENTANG PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Melalui M-KRPL di Kabupaten Cianjur Arti Djatiharti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat E-mail: artidjatiharti@gmail.com Abstrak Model Kawasan Rumah Pangan

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali

Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Pekarangan Sebagai Pendongkrak Pendapatan Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Boyolali Pendahuluan Sri Murtiati dan Nur Fitriana Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Jln. BPTP No. 40 Sidomulyo, Ungaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena permintaannya terus meningkat setiap

Lebih terperinci

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN SASARAN 1 : Meningkatkan ketersediaan pangan utama (food availability) SASARAN : INDIKATOR KINERJA : KINERJA PROGRAM : INDIKATOR KINERJA :

Lebih terperinci

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3 Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3 No. HP 081317040503¹, 085398014496², 085242945887³ ¹Alamat

Lebih terperinci

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI Qanytah dan Trie Reni Prastuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Bukit Tegalepek,

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI Candra Wahyu Hidayat Universitas Kanjuruhan Malang hidayatcandra76@yahoo.com Ida Nuryana Universitas Kanjuruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Highmore, 2008 (dalam Bambang,2010: 33), Pangan adalah sebuah barang pemenuh kebutuhan manusia yang merupakan hasil dari usaha budidaya, artinya bahwa keberadaan

Lebih terperinci

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan 13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN PEKARANGAN RUMAH

PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN PEKARANGAN RUMAH Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 2, Mei 2013 Halaman 82-87 PENDAMPINGAN PEMBUATAN MEDIA VELTIKULTUR UNTUK PENANAMAN TUMBUHAN OBAT DALAM PEMAKSIMALAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PROGRAM INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG

IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG IBM KELOMPOK IBU-IBU PKK : PENERAPAN TEKNOLOGI BIOPORI YANG DIPERKAYA INOKULAN MIKROBA DI PERUMAHAN BANYUMANIK SEMARANG S. Utami, R. Rahadian, L. K. Perwati Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MUREY-RES TECHNOLOGY : APLIKASI MULTI-STOREY AND RESIRCULATION TECHNOLOGY DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESA CARANGPULANG, DRAMAGA, BOGOR BIDANG KEGIATAN: PKM-PENGABDIAN

Lebih terperinci

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU

LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU LAPORAN SPEKTRUM DISEMINASI MULTI CHANEL (SDMC) MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) BPTP BENGKULU Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Bengkulu dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif

Lebih terperinci

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB I I. PENDAHULUAN BAB I I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Kondisi lahan pertanian yang kian hari semakin berkurang sementara disisi lain pemenuhan

Lebih terperinci

Hidroponik Untuk Pemula. Feri Ferdinan

Hidroponik Untuk Pemula. Feri Ferdinan Hidroponik Untuk Pemula Feri Ferdinan A. 0813-1100-5930 Hidroponik Bercocok tanam menggunakan media air, hidroponik adalah bercocoktanam tanpa menggunakan media tanah. Soilless 2 Media Tanam Rockwool,

Lebih terperinci

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU

KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU KEGIATAN M-KRPL KABUPATEN BARRU Ir. Abdul Fattah, MP, dkk I.Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta International Convention Center (JICC) bulan

Lebih terperinci

HIDROPONIK, AEROPONIK, VERTIKULTUR DAN TABULAMPOT (BUDIDAYA TANAMAN NON KONVENSIONAL) 3 SKS (2-1)

HIDROPONIK, AEROPONIK, VERTIKULTUR DAN TABULAMPOT (BUDIDAYA TANAMAN NON KONVENSIONAL) 3 SKS (2-1) HIDROPONIK, AEROPONIK, VERTIKULTUR DAN TABULAMPOT (BUDIDAYA TANAMAN NON KONVENSIONAL) 3 SKS (2-1) MINGGU KE JADWAL KULIAH MK HIDROPONIK POKOK BAHASAN MATERI TIM DOSEN I Pendahuluan 1. Penjelasan aturan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian dan peternakan merupakan satu kesatuan terintegrasi yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi. Pembangunan kedua sektor ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan baik pada tingkat rumah tangga, nasional, regional, maupun global merupakan salah satu wacana yang sering muncul dalam pembahasan dan menjadi sebuah

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PANGAN DAN GIZI KELUARGA MELALUI RUMAH HIJAU DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI. Refliaty dan Endriani Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

VERTIKULTUR MEDIA PRALON SEBAGAI UPAYA MEMENUHI KEMANDIRIAN PANGAN DI WILAYAH PERI URBAN KOTA SEMARANG

VERTIKULTUR MEDIA PRALON SEBAGAI UPAYA MEMENUHI KEMANDIRIAN PANGAN DI WILAYAH PERI URBAN KOTA SEMARANG VERTIKULTUR MEDIA PRALON SEBAGAI UPAYA MEMENUHI KEMANDIRIAN PANGAN DI WILAYAH PERI URBAN KOTA SEMARANG Nurmawati, Sri Kadarwati UPBJJ Universitas Terbuka Semarang email: nurmawati@ecampus.ut.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk organik cair adalah ekstrak dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini bisa berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan Maret sampai September 2014 di Laboratorium UPT Kolam Pembenihan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN MELALUI KONSEP RUMAH PANGAN LESTARI BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI.

POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI. POTENSI AYAM GALUR BARU KUB LITBANG PERTANIAN DALAM MENDUKUNG RUMAH PANGAN LESTARI DI PROVINSI JAMBI Sari Yanti Hayanti 1, Masito 1 dan Harun Kurniawan 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi 2

Lebih terperinci

JURNAL INFO ISSN :

JURNAL INFO ISSN : IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IBM) KELOMPOK DASAWISMA S. Sumarsih, C. S. Utama Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP e-mail korespondensi : ssumarsih71@gmail.com ABSTRAK Permasalahan sampah organik pasar dan

Lebih terperinci

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2014 TENTANG ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGGAMUS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya kemiskinan dan pengangguran yang meningkat menjadi ketimpangan masyarakat merupakan tantangan dalam pembangunan, Masyarakat miskin umumnya lemah dalam

Lebih terperinci