PEMODELAN SPASIAL GUNUNGAPI MERAPI SEBAGAI MEDIA KONTEKSTUAL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA SEKOLAH RAWAN BENCANA ALAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN SPASIAL GUNUNGAPI MERAPI SEBAGAI MEDIA KONTEKSTUAL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA SEKOLAH RAWAN BENCANA ALAM"

Transkripsi

1 PEMODELAN SPASIAL GUNUNGAPI MERAPI SEBAGAI MEDIA KONTEKSTUAL PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA SEKOLAH RAWAN BENCANA ALAM Singgih Prihadi 1, Djoko Subandriyo 2, Sugiyanto 3, Sarwono 4 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret *) zienov@yahoo.co.id ABSTRAK Bencana erupsi gunungapi di Indonesia sering terjadi sebagai konsekuensi wilayah yang berada di wilayah jalur gunungapi (ring of fire). Pengetahuan mitigasi bencana sangat besar peranannya untuk meminimalisir korban bencana alam. Salah satunya melalui integrasi pada pembelajaran di sekolah baik dari tingkat dasar sampai menengah atas. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kebutuhan media peta di sekolah rawan bencana alam, menghasilkan produk berupa media peta tiga dimensi gunungapi Merapi dan menguji efektivitas produk media tersebut dalam pembelajaran geografi. Penelitian ini menggunakan metode research & development (R&D) yang diadaptasi dari model pengembangan Borg & Gall dan Carrey. Subjek penelitian adalah guru dan peserta didik SMA. Tahapan penelitian terdiri atas (1) penelitian pendahuluan, (2) perencanaan pengembangan, (3) pengembangan produk awal, dan (4) evaluasi produk. Hasil penelitian adalah : 1) Tingkat kebutuhan pemodelan spasial berupa peta zonasi bahaya erupsi gunungapi adalah tinggi khususnya untuk sekolah-sekolah di wilayah rawan bencana erupsi gunungapi. Peta tiga dimensi zonasi bahaya erupsi gunungapi mampu meningkatkan kemampuan spatial ability, memperoleh hasil baik dan layak untuk digunakan berdasarkan beberapa tahapan pengujian, yaitu tahap analisis need assessment, tahap pengembangan produk awal, dan tahap ujicoba produk yang meliputi uji validasi oleh ahli media dan ahli materi, serta ujicoba produk kepada pengguna; 2) Pemodelan spasial berupa peta zonasi bahaya erupsi gunungapi efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan mitigasi bencana berdasarkan hasil pre-test dan post-test yang dilaksanakan. Hasil pre-test berdasarkan nilai modus sebesar 45 dengan rerata 46,5 dan nilai post-test berdasarkan nilai modus sebesar 75 dengan rerata 73,11 sehingga menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Kata Kunci : Pemodelan Spasial, Mitigasi Bencana, Peta PENDAHULUAN Pada akhir tahun 2013, ancaman bencana seperti erupsi, gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa tremor, awan panas, lahar hujan, abu vulkanik semakin familiar di telinga masyarakat. Bagi masyarakat yang memahami kondisi lingkungan akan menyikapi kejadian bencana alam dengan cara positif. Namun tidak sedikit masyarakat menyikapinya dengan cara negatif. Bencana alam yang terjadi tidak perlu dikait-kaitkan dengan hal-hal yang berbau mistik dan irasional. Masyarakat harus menggunakan akal pikiran sehat dan ilmiah. Salah satu bencana alam yang baru terjadi adalah erupsi. Bencana erupsi gunungapi di Indonesia sering terjadi sebagai konsekuensi berada di wilayah jalur gunungapi (ring of fire). Peristiwa bencana gunungapi yang baru saja terjadi seperti Gunungapi Merapi pada 18 November 2013, Gunungapi Sinabung pada 6 Desember 2013, dan Gunungapi Kelud pada 13 Februari 2014 menandakan bahwa masyarakat harus memiliki naluri yang kuat untuk menyelamatkan diri tatkala erupsi terjadi. 17

2 Pengetahuan mitigasi bencana sangat besar peranannya untuk meminimalisir korban bencana alam. Salah satunya melalui integrasi pada pembelajaran di sekolah baik dari tingkat dasar sampai menengah atas. Pembelajaran mitigasi bencana alam baik pada masyarakat umum maupun pada jalur pendidikan formal di sekolah perlu dilakukan dengan tepat. Khususnya pada jalur formal pendidikan sekolah, peserta didik perlu dibekali mengenai tingkatan bahaya bencana alam supaya kelak tidak mudah panik jika terjadi suatu bencana alam. Pembelajaran mitigasi bencana di sekolah bertujuan untuk memberi informasi pada peserta didik tentang pengetahuan yang benar mengenai bencana, memberi pemahaman tentang perlindungan secara sistematis, dan membekali peserta didik melalui practical training bagaimana melindungi dirinya dan bagaimana mereka bisa merespons bencana tersebut secara tepat dan cepat. Peserta didik tidak hanya dihadapkan penjelasan gambar-gambar gunungapi dua dimensi saja, mereka harus dihadapkan dengan penampang gunungapi secara tiga dimensi sehingga peserta didik akan mudah memahami mitigasi bencana alam. Menurut Keller (2006:6), tingkatan bahaya bencana alam ada tiga tingkat yaitu hazard jika proses bencana sekedar menjadi ancaman umat manusia seperti bencana gempa, banjir, tanah longsor, erupsi gunungapi, badai namun tidak atau belum menimbulkan korban; dissaster jika sudah memakan banyak korban jiwa dan harta; serta catastrophe jika mengakibatkan hancur leburnya bangunan dan sumber kehidupan serta banyaknya korban manusia meliputi wilayah luas. Indonesia merupakan negara yang memiliki resiko bencana alam cukup tinggi. Secara umum proses penanggulangan bencana dapat diuraikan menjadi tiga yaitu: 1) sebelum bencana, berupa pencegahan (prevention), penjinakan (mitigation), kesiapsiagaan (preparedness); 2) selama bencana, berupa tahap awal, tahap darurat (response), konsolidasi, tahap akhir, rehabilitasi; dan 3) sesudah bencana, berupa rekonstruksi, pembangunan (development). Pada penelitian ini lebih ditekankan pada kesiapsiagaan (preparedness). Menurut Halder (20 12:1), penerapan pendidikan berbasis mitigasi bencana alam dapat menjadi kunci untuk menjawab berbagai permasalahan-permasalahan lingkungan hidup secara global. Pendidikan berbasis lingkungan dan mitigasi bencana alam sudah mulai menyebar ke berbagai bentuk pembelajaran, baik formal maupun non formal. Dalam usaha mempermudah proses pembelajaran berbasis mitigasi bencana alam perlu kolaborasi pemanfaatan berbagai informasi, salah satunya adalah informasi geospasial. Folger (2009:60) mengatakan bahwa informas i geospasial adalah data yang merefensi kepada tempat (pasangan koordinat geografi) yang dapat dikumpulkan dan ditampilkan dalam waktu berlangsung. Data geospasial yang digunakan pada mitigasi bencana alam dapat berupa pemetaan daerah yang rawan terhadap bencana. Seperti permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu pemodelan spasial zonasi bahaya gunungapi, maka penekanannya adalah pada kolaborasi data geospasial pemetaan wilayah rawan bencana dan pemodelan tiga dimensi gunungapi. Bagi masyarakat umum maupun peserta didik tentunya lebih mudah untuk memahami informasi geospasial dalam bentuk peta tematik daripada peta topografi, simbol-simbol utama dibuat lebih mencolok dan dalam ukuran cukup besar untuk dapat segera terlihat bila disajikan dalam bentuk buku atau brosur, atau dapat dilihat dari jarak yang cukup jauh apabila ditempel pada papan iklan. Informasi geospasial dalam rangka untuk pembelajaran mitigasi bencana alam akan lebih mudah dipahami lagi jika didesain dalam bentuk tiga dimensi. Melalui pemodelan tiga dimensi, peserta didik seolah-olah melihat seperti aslinya karena sajiannya yang bersifat ikonik sehingga ini akan menjadi pengalaman menarik. 18

3 METODE Metode penelitian yang digunakan adalah model R&D (Research & Development) yang bertujuan untuk mengembangkan produk berupa media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan model penelitian Borg and Gall (1989 :10) untuk menghasilkan produk media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Prosedur pengembangan yang dilakukan peneliti dalam penelitian pengembangan ini meliputi tiga prosedur pengembangan yaitu prosedur pengembangan produk, prosedur pengembangan desain pembelajaran, dan prosedur pengembangan media. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrumen penilaian untuk menilai produk yang telah dikembangkan baik dari aspek instruksional, aspek isi, aspek tampilan, aspek penggunaan dan aspek manfaat. Instrumen dikembangkan berdasarkan pokok penilaian kualitas media pembelajaran sebagaimana telah dijelaskan dalam kajian teori. Instrumen yang dikembangkan dan digunakan dalam penelitian ini meliputi : kuesioner untuk ahli materi (gunungapi), kuesioner untuk ahli instruksional, kuesioner untuk guru, lembar observasi untuk mengevaluasi proses pembelajaran geografi pada peserta didik dengan menggunakan media yang dikembangkan, dan kisi-kisi wawancara bebas terpimpin. Adapun kisi-kisi dari masing-masing instrumen yang digunakan disajikan dalam Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4 berikut ini: A. Kuesioner untuk ahli materi (kegunungapian), meliputi : isi materi, kurikulum, dan tampilan produk Tabel 1. Kisi-kisi kuesioner untuk ahli materi No Komponen Penilaian Indikator Jumlah Butir 1 Isi Materi Urutan materi pada manual book 1 Cakupan materi pada manual book 1 Kejelasan materi pada manual book 1 Urgensi tiap materi 1 Aktualitas (up to date) materi 1 2 Kurikulum Kejelasan sasaran 1 Kejelasan tujuan pembelajaran 1 Struktur materi 1 Ketepatan evaluasi 1 Konsistensi antara tujuan dan latihan 1 Konsistensi antara 3 Tampilan Perbandingan bentuk, tekstur, struktur produk 1 produk media Kesesuaian warna dengan kondisi aslinya 1 Kesesuaian objek-objek geografi 1 Kesesuaian topografi 1 Jumlah 14 19

4 B. Kuesioner untuk ahli instruksional, meliputi : comunication, design, layout. Tabel 2. Kisi-kisi kuesioner untuk ahli instruksional No Komponen Penilaian Indikator Jumlah Butir 1 Komunikasi Struktur program 1 Logika berpikir 1 Interaksi pengguna dengan media 1 Pemberian contoh 1 Penggunaan bahasa 1 2 Desain Tampilan desain 1 Grafis 1 Ukuran teks 1 warna, ornamen pendukung 1 Penggunaan bahan 1 kreativitas 1 3 Format Urutan penyajian 1 Sajian Kemenarikan 1 Jumlah 13 C. Kuesioner untuk guru, meliputi : kualitas materi, kualitas strategi, dan kualitas teknis. Tabel 3. Kisi-kisi kuesioner untuk guru No Komponen Penilaian Indikator Jumlah Butir 1 Kualitas materi Mudah dimengerti 1 Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan 1 Sesuai dengan tingkat kemampuan 1 Menggunakan bahasa yang mudah 1 dipahami Ilustrasi 1 2 Kualitas strategi pembelajaran Kualitas evaluasi 1 Kualitas penyajian 1 Urutan penyajian 1 Interaktivitas media 1 Umpan balik 1 Pemberian motivasi 1 Pengayaan materi 1 3 Kualitas teknis Kejelasan petunjuk 1 Format tulisan, ukuran huruf 1 Sajian produk 1 Komposisi warna 1 Kejelasan petunjuk 1 Keamanan bahan media 1 Kemudahan penggunaan media 1 Jumlah 19 20

5 D. Kisi-kisi lembar observasi untuk mengevaluasi proses pembelajaran geografi Tabel 4. Kisi-kisi lembar observasi No Komponen Indikator Penilaian 1 Kualitas materi Mudah dimengerti Sesuai dengan tingkat kemampuan Menggunakan bahasa yang mudah dipahami Kualitas evaluasi 2 Kualitas strategi pembelajaran Interaktivitas media Umpan balik Pemberian motivasi Pengayaan materi 3 Kualitas teknis Kejelasan petunjuk Kejelasan bentuk dan ornamen pendukung HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan ( Research and development) yaitu penelitian yang berorientasi menghasilkan sebuah produk media dengan kualitas baik atau tidak untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa peta tiga dimensi zonasi bahaya erupsi gunungapi untuk mata pelajaran Geografi di SMA. Media yang dikembangkan pada dasarnya adalah media pembelajaran dalam bentuk visual cetak dengan implementasi program Google Earth Pro dan GIS. Media pemodelan spasial zonasi bahaya erupsi gunungapi mengambil contoh kasus gunungapi Merapi dan berorientasi untuk melatih mitigasi bencana bagi peserta didik SMA di wilayah yang terkena dampak erupsi Merapi. Tujuan akhir dari penelitian pengembangan produk ini adalah untuk mengetahui kelayakan dan efektivitas peta hasil pemodelan spasial zonasi bahaya erupsi gunungapi dalam proses pembelajaran di SMA pada salah satu kajian Geografi materi mitigasi bencana. Untuk mengetahui tingkat kelayakan produk peta maka dilakukan uji validasi dari ahli media, ahli materi, dan pendidik terlebih dahulu yang dalam pemilihannya peneliti mendapatkan saran dan arahan dari pembimbing serta berdasarkan atas bidang keahlian yang dikuasai. Pemodelan spasial zonasi bahaya erupsi gunungapi tersebut dalam pengembangannya melalui beberapa tahap. Tahapan dalam pengembangan pemodelan spasial dimulai dari pengumpulan data awal, pembuatan desain (rancangan), uji validasi ahli, revisi media, dan tahap uji coba. Pada tahap awal diperoleh data kebutuhan peserta didik dalam pemanfaatan peta, kemudian dari hasil analisis kebutuhan peserta didik diketahui bahwa sebesar 75% peserta didik terbiasa menggunakan peta dalam pembelajaran geografi. Gaya belajar peserta didik diketahui 50% peserta didik memiliki karakteristik belajar kinestetik dan 19% masing-masing untuk karakteristik audio dan visual sehingga mayoritas peserta didik lebih menyukai proses pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk aktif, kritis dan melibatkan peserta didik di dalamnya. Hasil analisis data observasi diperoleh skor 4 (kategori baik dalam Skala Likert) pada kualitas pembelajaran dan skor 5 (kategori sangat baik dalam Skala Likert) pada kualitas teknis. Tahapan selanjutnya berupa pembuatan desain (rancangan) media pemodelan spasial. Tahapan 21

6 selanjutnya adalah validasi oleh ahli media, ahli materi, pendidik, dan ujicoba produk. Uji ahli dilaksanakan oleh ahli media dan ahli materi pada bidang ilmu Geografi. Ahli media dan ahli materi merupakan dosen dari program studi pendidikan Geografi FKIP UNS dengan teknik pengisian angket penilaian yang telah disusun berdasarkan aspek kriteria pengembangan media. Ujicoba produk dilaksanakan kepada pendidik pada mata pelajaran Geografi dan peserta didik di SMA N 1 Boyolali. Pada ujicoba oleh peserta didik meliputi ujicoba perorangan, ujicoba kelas kecil, dan uji lapangan yangs secara rinci dideskripsikan sebagai berikut. A. Ujicoba Perorangan (one to one evaluation) Ujicoba ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2014 dan pengisian angket sebanyak 3 peserta didik kelas X SMA N 1 Boyolali. Ujicoba ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk mengamati peta kemudian mengamati tampilan dan mempelajari isi materi yang disajikan. Kemudian peserta didik mengisi angket yang telah disediakan. Ujicoba ini dilaksanakan secara mandiri oleh peserta didik dengan sebelumnya diberikan pemaparan dan penjelasan dalam penggunaan dan penilaiannya. Penentuan subjek ujicoba menggunakan teknik proporsional random sampling berdasarkan dari pendidik mata pelajaran Geografi. Berdasarkan data hasil angket diperoleh data kuantitatif persentase penilaian melalui angket sebesar 8,3% (nilai 2), 29,2% (nilai 3), 41,7% (nilai 4), dan 20,8% (nilai 5). Secara kualitatif dari data angket tersebut menunjukkan bahwa pengembangan produk peta tiga dimensi berada pada rentang kriteria baik berdasarkan kriteria Skala Likert. Gambar 1. Histogram Hasil Ujicoba One To One Evaluation B. Ujicoba Kelompok Kecil (Small Group Evaluation) Ujicoba ini dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2014 dan pengisian angket oleh user sebagai pengguna pengembangan produk peta tiga dimensi yaitu 8 peserta didik kelas X SMA N 1 Boyolali. Ujicoba ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk mengamati peta zonasi bahaya gunungapi Merapi. Kemudian peserta didik mengisi angket yang telah disediakan. Ujicoba ini dilaksanakan secara mandiri oleh peserta didik dengan sebelumnya diberikan pemaparan dan penjelasan dalam penggunaan dan penilaiannya. Penentuan subjek ujicoba menggunakan teknik proporsional random sampling berdasarkan dari pendidik mata pelajaran Geografi. Berdasarkan data hasil angket diperoleh data kuantitatif persentase penilaian melalui angket sebesar 5,2% (nilai 2), 38,5% (nilai 3), 64,6% (nilai 4), dan 25% (nilai 5). Secara kualitatif dari data angket tersebut menunjukkan 22

7 bahwa pengembangan produk peta tiga dimensi berada pada kategori baik berdasarkan kriteria Skala Likert. C. Ujicoba Lapangan (field trial) Gambar 2. Histogram Hasil Ujicoba Small Group Evaluation Ujicoba ini dilaksanakan pada tanggal 3 November 2014 dan pengisian angket oleh user sebagai pengguna pengembangan peta tiga dimensi yaitu seluruh peserta didik kelas X. S 2 SMA N 1 Boyolali sebanyak 36 orang. Ujicoba ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk mengamati peta zonasi bahaya gunungapi Merapi dalam proses pembelajaran kemudian mengamati tampilan dan mempelajari isi materi yang disajikan oleh media. Kemudian peserta didik mengisi angket yang telah disediakan. Ujicoba ini dilaksanakan secara mandiri oleh peserta didik dengan sebelumnya diberikan pemaparan dan penjelasan dalam penggunaan dan penilaiannya. Penentuan subjek ujicoba menggunakan teknik proporsional random sampling berdasarkan dari pendidik mata pelajaran Geografi. Berdasarkan data hasil angket diperoleh data kuantitatif persentase penilaian melalui angket sebesar 7,1% (nilai 2), 21,25% (nilai 3), 44,58 (nilai 4), dan 26,04% (nilai 5). Secara kualitatif dari data angket tersebut menunjukk an bahwa pengembangan produk peta tiga dimensi berada pada kategori baik berdasarkan kriteria Skala Likert. Gambar 3. Histogram Hasil Ujicoba Field Trial Evaluation 23

8 Dalam mengetahui tingkat efektivitas, peneliti menggunakan pendekatan quasi eksperimen. Pendekatan quasi eksperimen adalah melihat perbandingan persentase perubahan nilai belajar menggunakan media peta 3D dan peta 1D. Suatu media pembelajaran dikatakan efektif jika memenuhi syarat standar minimum ketuntasan belajar sebesar 75. KESIMPULAN Hasil dari penelitian dapat disimpulkan: 1) Tingkat kebutuhan pemodelan spasial berupa peta zonasi bahaya erupsi gunungapi adalah tinggi khususnya untuk sekolah-sekolah di wilayah rawan bencana erupsi gunungapi. Peta tiga dimensi zonasi bahaya erupsi gunungapi mampu meningkatkan kemampuan spatial ability, memperoleh hasil baik dan layak untuk digunakan berdasarkan beberapa tahapan pengujian, yaitu tahap analisis need assessment, tahap pengembangan produk awal, dan tahap ujicoba produk yang meliputi uji validasi oleh ahli media dan ahli materi, serta ujicoba produk kepada pengguna; 2) Pemodelan spasial berupa peta zonasi bahaya erupsi gunungapi efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan mitigasi bencana berdasarkan hasil pre-test dan post-test yang dilaksanakan. Hasil pre-test berdasarkan nilai modus sebesar 45 dengan rerata klasikal 46,5 dan nilai post-test berdasarkan nilai modus sebesar 75 dengan rerata 73,11 sehingga menunjukkan peningkatan yang sangat baik. DAFTAR PUSTAKA Borg, Walter & Gall. (1989). Educational Research. New York & London: Dick, Walter, Carey Lou & Carey James O. (2005). The Systematic Design of Instructional. Boston: Allyn & Bacon. Harvey, Jen. (1998). Evaluation Cookbook. Edinburgh:Heriot-Watt University. Heinich, Molenda, Russel, Smaldino. (1996). Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey: Printice-Hall, Inc. A Simon & Schuster Company. Joyce, Bruce, Weil. (1986). Models of Teaching. New York: Pearson Education. Keller, Edward. (2006). Natural Hazards. London: Pearson Prentice Hall. Folger. (2009). Geospatial Information and Geographic Information System (GIS): Current Issues and Future Challenges. Washington DC: Congressional Research Service. Halder, Somenath. (2012). An Appraisal of Environmental in Higher School Education System. International Journal of Environmental Sciences Vol 2, No 4, ISSN Kaliachak College. 24

Muhammad Tanwir 1*) Setya Nugraha 2) Singgih Prihadi 2) Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta 2)

Muhammad Tanwir 1*) Setya Nugraha 2) Singgih Prihadi 2) Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) PENGEMBANGAN PORTAL E-LEARNING GEOGRAFI BERBASIS MOODLE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN NETWORKING DAN SPATIAL ABILITY PESERTA DIDIK DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN 2013/ 2014 Muhammad Tanwir 1*) Setya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA MOBILE LEARNING DENGAN APLIKASI SCHOOLOGY PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI HIDROSFER KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

PENGEMBANGAN MEDIA MOBILE LEARNING DENGAN APLIKASI SCHOOLOGY PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI HIDROSFER KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR PENGEMBANGAN MEDIA MOBILE LEARNING DENGAN APLIKASI SCHOOLOGY PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI MATERI HIDROSFER KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Rani Dwi Juniarti 1*) Sarwono 2) Danang Endarto 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MATERI BERKARAKTERISTIK DOMINAN VISUAL. (Implementasi pada Materi Plate Tektonik di SMP)

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MATERI BERKARAKTERISTIK DOMINAN VISUAL. (Implementasi pada Materi Plate Tektonik di SMP) PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MATERI BERKARAKTERISTIK DOMINAN VISUAL (Implementasi pada Materi Plate Tektonik di SMP) Sugiyanto* dan Singgih Prihadi Program Studi Pendidikan Geografi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di SMA N 2 Karanganyar yang beralamat di Jalan Ronggowarsito Karanganyar Kode

Lebih terperinci

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22 P-ISSN: 2528-5688 E-ISSN: 2528-5696 VOLT Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 17-22 PENGUJIAN VALIDITAS, PRAKTIKALITAS,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS POLA PERSEBARAN DAN INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA

PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS POLA PERSEBARAN DAN INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 6 Bulan Juni Tahun 2016 Halaman: 1110 1114 PENGEMBANGAN BUKU TEKS GEOGRAFI SMA/MA PADA KOMPETENSI

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : Buku 2 ISSN (E) :

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : Buku 2 ISSN (E) : PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MERENCANA GRAFIS KOMERSIAL BERBASIS PROYEK DENGAN TEORY DICK & CARREY FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS TRISAKTI Menul Teguh Riyanti Program Studi Desain Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan jenis gunungapi tipe strato dengan ketinggian 2.980 mdpal. Gunungapi ini merupakan salah satu gunungapi yang masih aktif di Indonesia. Aktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan kepulauan Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng bumi dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan curah hujan yang relatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan merupakan pengembangan multimedia interaktif

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PENGUKURAN TEKNIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PENGUKURAN TEKNIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PENGUKURAN TEKNIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK Suyitno Pendidikan Teknik Otomotif FKIP UMP Email: yitnoback@yahoo.com ABSTRACT 101 The objectives of this

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MENGENAI TOKOH WAYANG PANDAWA LIMA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA MENGENAI TOKOH WAYANG PANDAWA LIMA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BAHASA JAWA MENGENAI TOKOH WAYANG PANDAWA LIMA UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR Nur Iswanti Hasani 1 Sunardi 2 Muhammad Akhyar 3 1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).

BAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah untuk mengembangkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI PADA MATERI KOLOID KELAS XI IPA SMA DAN MA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI PADA MATERI KOLOID KELAS XI IPA SMA DAN MA Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA

Lebih terperinci

Proceeding: The First International Seminar on Trends in Science and Science Education 2014 ISBN

Proceeding: The First International Seminar on Trends in Science and Science Education 2014 ISBN SE-036 PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN HYBRIDLEARNING MATA KULIAH PENGANTAR SOSIOLOGI DI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Trisni Andayani 1 Fakultas Ilmu Sosial, E-mail: trisniandayani@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada koordinat 95 0 BT-141 0 BT dan 6 0 LU-11 0 LS dengan morfologi yang beragam dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki karakteristik bencana yang kompleks, karena terletak pada tiga lempengan aktif yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara, Indo-Australia di bagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian & Pengembangan (Research and Development) ini terdiri dari tiga tahap, di mana langkah-langkah penelitian mengacu pada model pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan 26 III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Metode penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode pengembangan produk yang menjadi pedoman dalam penelitian ini diadaptasi dari pengembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (Musfiqon, 2012:14). Dalam penelitian ini, metode yang peneliti gunakan adalah

METODE PENELITIAN. (Musfiqon, 2012:14). Dalam penelitian ini, metode yang peneliti gunakan adalah 24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian merupakan langkah dan cara dalam mencari, menggali data, menganalisis, membahas dan menyimpulkan masalah dalam penelitian (Musfiqon,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir

BAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pengembangan media pembelajaran modul interaktif pada mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir semester

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas

III. METODE PENELITIAN. peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah atas 29 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penugasan yang berbasis peta pikiran mata pelajaran fisika kelas X pada salah satu sekolah menengah

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR BERKUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BUKU CAMBRIDGE FUNDAMENTALS OF GEOGRAPHY UNTUK SMA/MA Lintang Prawindia Program Studi Pendidikan Geografi, Pascasarjana, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2012: 297),

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2012: 297), BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (0: 97), metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X Farida Haryati 1, Mujiyono Wiryotinoyo 2, Sudaryono 2 1 SMA N 1 Kota Jambi, 2 Universitas Jambi ABSTRACT This article is

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali III. METODE PENELITIAN A. Rencana Pelaksanaan Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbentuk LKPD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL AUDIO VISUAL UNTUK PELATIHAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN MODUL AUDIO VISUAL UNTUK PELATIHAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF ABSTRACT PENDAHULUAN PENGEMBANGAN MODUL AUDIO VISUAL UNTUK PELATIHAN PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF Rahmah 1*, Rayandra Asyhar 2, Muhammad Rusdi 2 1 SMK Negeri 2 Muara Jambi, 2 Universitas Jambi ABSTRACT This article is

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pengembangan merupakan konsep yang telah ada di bidang

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pengembangan merupakan konsep yang telah ada di bidang BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian dan pengembangan merupakan konsep yang telah ada di bidang pendidikan. Ilmu pengetahuan dapat dianggap sebagai strategi mencari pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Ringkasan Temuan Penahapan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud terdapat lima tahap, yaitu tahap perencanaan penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud 2014, tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Interaktif. interakitif model pembelajaran gaya belajar VARK adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Interaktif. interakitif model pembelajaran gaya belajar VARK adalah sebagai berikut: 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pengembangan Multimedia Interaktif Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan multimedia interakitif model pembelajaran gaya belajar VARK adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). 67 III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan

Lebih terperinci

PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS

PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS PAKET PEMBELAJARAN FIQIH KELAS VII DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DICK DAN CAREY DI MADRASAH TSANAWIYAH NW PENGKELAK MAS Hanafi 1, I Nyoman Sudana Degeng 2, dan Anselmus J.E. Toenlioe 3 Teknologi Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD KELAS 3 (Studi Kasus: MI Muhammadiyah Bekangan)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD KELAS 3 (Studi Kasus: MI Muhammadiyah Bekangan) PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD KELAS 3 (Studi Kasus: MI Muhammadiyah Bekangan) Anisatul Farida STMIK Duta Bangsa Surakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN A. Metode Penelitian Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di salah satu SMA yang berstatus Sekolah Adiwiyata yang berada di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Populasi dari

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Hasil dari penelitian ini adalah RPP dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis pemecahan

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs

Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs Pengembangan Bahan Ajar Dimensi Tiga Menggunakan Pendekatan Open-Ended di Kelas VIII MTs Risnawati, Wahyunur Mardianita, Ruzi Rahmawati Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA Pengembangan Media Pembelajaran (Yanto Wibowo) 331 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA DEVELOPMENT OF MODULE AS A LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek pada penelitian yang dilakukan adalah bahan ajar kimia berbasis web pada materi karbohidrat. B. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Langkah-langkah Penelitian Penelitian ini secara umum merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu aplikasi mobile learning berbasis WAP. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and Development (R&D) adalah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS BUKU DIGITAL ELEKTRONIC PUBLICATION (EPUB) MENGGUNAKAN SOFTWARE SIGIL PADA MATA KULIAH PEMROGRAMAN DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS BUKU DIGITAL ELEKTRONIC PUBLICATION (EPUB) MENGGUNAKAN SOFTWARE SIGIL PADA MATA KULIAH PEMROGRAMAN DASAR PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS BUKU DIGITAL ELEKTRONIC PUBLICATION (EPUB) MENGGUNAKAN SOFTWARE SIGIL PADA MATA KULIAH PEMROGRAMAN DASAR Rasyid Hardi Wirasasmita 2, Muhammad Zamroni Uska 2 1,2

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan 31 III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Metode penelitian ini, yaitu research and development (penelitian dan pengembangan). Pengembangan yang dilakukan merupakan pengembangan media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Parker (1992), bencana ialah sebuah kejadian yang tidak biasa terjadi disebabkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk pula di dalamnya merupakan imbas dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan pendidikan atau Research and Development. Metode penelitian pengembangan pendidikan adalah metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau 24 III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg, Gall, &

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian

Lebih terperinci

KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN TERHADAP BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN TERHADAP BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA KESIAPSIAGAAN SISWA SMA NEGERI 1 CANGKRINGAN TERHADAP BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Fitri Chumairoh, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab 134 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HANDOUT MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HANDOUT MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HANDOUT MELAKUKAN PEKERJAAN DENGAN MESIN BUBUT DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 24 III. METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development (Penelitian dan Pengembangan). Hal ini dikarenakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa e-module pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. memvalidasi produk. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan

III. METODE PENGEMBANGAN. memvalidasi produk. Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan III. METODE PENGEMBANGAN A. Desain Pengembangan Pengembangan ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk.

Lebih terperinci

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2. Santia dan Jatmiko, Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika... 11 Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berdasarkan Proses Berpikir Relasional Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau III. METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini berupa pembuatan media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai pengembangan buku ajar untuk materi dasar pengolahan bahan hasil pertanian dilakukan di SMK, Cianjur.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS VIII SMP ISLAM YAKIN TUTUR KABUPATEN PASURUAN ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS VIII SMP ISLAM YAKIN TUTUR KABUPATEN PASURUAN ABSTRAK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK SISWA KELAS VIII SMP ISLAM YAKIN TUTUR KABUPATEN PASURUAN Agustiya Handayani 1, Punaji Setyosari 2, Sulthoni 3 Teknologi Pembelajaran, Pascasarjana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUPLEMEN PEMBELAJARAN SUB SUB MATERI TIPE TIPE GUNUNG BERAPI UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUPLEMEN PEMBELAJARAN SUB SUB MATERI TIPE TIPE GUNUNG BERAPI UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ABSTRAK i ii iii iv PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUPLEMEN PEMBELAJARAN SUB SUB MATERI TIPE TIPE GUNUNG BERAPI UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ABSTRAK Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu : (1) mengetahui

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel 69 III. METODE PENELITIAN 3. Pendekatan Penelitian Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel representasi ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development

Lebih terperinci

Imam A. Sadisun Pusat Mitigasi Bencana - Institut Teknologi Bandung (PMB ITB) KK Geologi Terapan - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian - ITB

Imam A. Sadisun Pusat Mitigasi Bencana - Institut Teknologi Bandung (PMB ITB) KK Geologi Terapan - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian - ITB Peta Rawan : Suatu Informasi Fundamental dalam Program Pengurangan Risiko Imam A. Sadisun Pusat Mitigasi - Institut Teknologi Bandung (PMB ITB) KK Geologi Terapan - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada zona rawan bencana. Posisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat unik menyebabkan Indonesia termasuk

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional pada Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Inti Wulan Sari 1), Jufrida ), dan Haerul Pathoni 3) 1)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Holifa Cahyo Ning Arif, Mimien Henie Irawati, Susilowati Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan.

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan. 51 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai pengembangan media LKS untuk materi dasar penggorengan (deep frying) dilakukan di SMK Negeri 1 Cidaun,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian ini mengacu pada model Research and Development (R & D) dari Borg

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and Development (R&D). Desain penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Indramayu Kelas X yang beralamat di Jl. Pabean No 15, Indramayu. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

F A H L I A NPM:

F A H L I A NPM: F A H L I A NPM: 10.01.02.1667 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SAMAWA SUMBAWA BESAR J U D U L KAJIAN TEORI IDENTIFIKASI MASALAH MODEL PENGEMBANGAN INSTRUMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KELAS 1 SEKOLAH DASAR Oleh: Srikandi Octaviani 1 STKIP PGRI METRO

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KELAS 1 SEKOLAH DASAR Oleh: Srikandi Octaviani 1 STKIP PGRI METRO EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar p-issn 2085-1243 e-issn 2579-5457 Vol. 9. No.2 Juli 2017 Hal 93-98 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR TEMATIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KELAS 1 SEKOLAH DASAR Oleh: Srikandi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D). Menurut Sugiyono (2012)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia bertemu, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Interaksi antar

Lebih terperinci

SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber

SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber IDENTITAS MATAKULIAH Nama Matakuliah : Pengembangan Bahan Ajar Cetak Kode Matakuliah : PMT429 Jumlah SKS : 4 SKS Dosen : Sisca Rahmadonna, M.Pd Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development (R&D). Model penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitan Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi pada pengembangan dan mengimplementasikan produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah metode

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN IPS SD DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF BAGI MAHASISWA S1 PGSD UNIROW TUBAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN IPS SD DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF BAGI MAHASISWA S1 PGSD UNIROW TUBAN Jurnal Buana Pendidikan Tahun XII, No. 22. Oktober 16 PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN IPS SD DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF BAGI MAHASISWA S1 PGSD UNIROW TUBAN Wendri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG Pengembangan Media Pembelajaran... (Drajat Nugroho) 1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG MEDIA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode penelitian yang 26 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian

Lebih terperinci

besar dan daerahnya rutin terkena banjir setiap masuk hujan. Padahal kecamatan ini memiliki luas yang sempit.hal tersebut menjadikan kecamatan ini men

besar dan daerahnya rutin terkena banjir setiap masuk hujan. Padahal kecamatan ini memiliki luas yang sempit.hal tersebut menjadikan kecamatan ini men PEMETAAN BANJIR KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Farida Angriani 1), Rosalina Kumalawati 1) 1)Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan IPS FKIP, UNLAM e-mail: rosalinaunlam@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. and Development), dengan menggunakan model pengembangan Borg and

BAB III METODE PENELITIAN. and Development), dengan menggunakan model pengembangan Borg and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development), dengan menggunakan model pengembangan Borg and Gall. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan,

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Pada metode penelitian dan pengembangan terdapat beberapa jenis model. Model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki(kamus Umum Bahasa Indonesia). Metode

Lebih terperinci