BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan Refrigeran CFC dan HFC dengan Mesin 3R. Penelitian ini dilakukan terhadap 27 responden mencakup
|
|
- Hamdani Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 65 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengelolaan Refrigeran CFC dan HFC dengan Mesin 3R Penelitian ini dilakukan terhadap 27 responden mencakup perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R dari World bank melalui KLH di Denpasar-Bali. Responden mencakup kepala bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R. Variabel yang diukur dalam proses pengelolaan refrigeran CFC-12/R-12 dan HFC-134a/R-134a menggunakan mesin 3R, mencakup proses recovery, recycle dan recharging. Efektivitas pengelolaan dilihat dari efektivitas pada masing masing tahap pengelolaan untuk mendapatkan tingkat efektivitas pengelolaan refrigeran CFC-12/R-12 pada perusahaan/bengkel AC mobil. Data hasil pengukuran proses pengelolaan pada masing-masing proses (Lampiran 3) diklasifikasikan menggunakan Pedoman Acuan Patokan (PAP) tingkat pencapaian (Depdiknas, 1999) Variabel Recovery Variabel yang diamati dalam proses recovery adalah langkah-langkah perusahaan/bengkel service AC mobil dalam pengambilan refrigeran dari suatu sistem pendingin dan memindahkannya ke dalam suatu tabung/tangki penampung, adalah : a) Pengambilan refrigeran dari dalam suatu sistem pendingin dan memindahkannya ke dalam suatu tabung/tangki penampung, dari hasil 65
2 66 pengukuran 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapatkan bantuan mesin 3R didapat 67% (18) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik dan sisanya 33% (9) perusahaan/bengkel service AC mobil melakukan dengan baik. Pada proses ini berjalan sangat efektif, 93% perusahaan/bengkel service AC mobil telah menampung refrigeran dalam tangki penampung untuk pemakaian berulang (refillable) pada saat service AC mobil, sehingga tidak terjadi emisi CFC ke atmosfir pada saat service. b) Refrigeran yang sejenis dengan hasil recovery dikumpulkan dalam tangki penampung, dari 27 perusahaan/bengkel service AC mobil didapat 63% (17) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik dan 37% (10) perusahaan/bengkel service melakukan dengan baik. Pada proses ini berjalan sangat efektif, 93% perusahaan/bengkel service AC mobil telah menampung refrigeran dalam tangki penampung yang sejenis pada saat melakukan service, sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan terjadi kontamisi antar refrigeran pada saat service dan emisi CFC ke atmosfir dapat dicegah. c) Refrigeran hasil recovery diberi label yang menyatakan jenis refrigeran, dari hasil pengukuran 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapatkan bantuan mesin 3R didapat 48% (13) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik, 41% (11) perusahaan/bengkel service melakukan dengan baik, 7% (2) perusahaan/bengkel service netral dan 4% (1) perusahaan/bengkel service
3 67 melakukan dengan kurang baik. Dalam proses ini tergolong efektif, 87% perusahaan/bengkel service AC mobil telah memberi label pada refrigeran hasil recovery. Namun demikian masih ada perusahaan yang tidak memberikan label pada refrigeran hasil recovery, sehingga perlu ditingkatkan pemahamannya untuk mencegah refrigeran bercampur/terkontaminasi dengan refrigeran lain. Jika refrigeran hasil recovery tidak diberi label dikhawatirkan dalam pemakaian akan terjadi kesalahan, misalnya refigeran bercampur/kontminasi akan dapat menyebabkan komponen dan sistem AC mobil mengalami kerusakan dan dapat mengurangi unjuk kerja AC mobil. Untuk itu sangat penting dilakukan pelabelan refrigeran, disamping untuk mencegah salah pemakaian juga untuk mempermudah penggunaan. d) Tangki penampung atau tabung refrigeran hasil recovery dirancang untuk pemakaian berulang (refillable), dari 27 perusahaan/bengkel service AC mobil didapat 37% (10) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik, 48% (13) perusahaan/bengkel service melakukan dengan baik, 11% (3) perusahaan/bengkel service netral dan 4% (1) perusahaan/bengkel service melakukan dengan kurang baik. Dalam proses ini tergolong efektif, 84% perusahaan/bengkel service AC mobil telah menampung refrigeran hasil recovery untuk pemakaian berulang (refillable), tapi masih ada perusahaan/bengkel yang tidak penampung refrigeran hasil recovery untuk pemakaian berulang (refillable). Hal ini disebabkan karena komponen dari mesin 3R ada yang mengalami
4 68 kerusakan sehingga proses ini tidak bisa dilakukan. Berarti masih terjadi pelepasan refrigeran pada saat service. Maka dipandang perlu perusahaan/bengkel service AC mobil ditingkatkan pemahamannya sehingga refrigeran pada saat melakukan service tidak terlepas ke atmosfir karena CFC dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan HFC merupakan salah satu gas rumah kaca yang dapat menimbulkan pemanasan global. e) Pada suatu kondisi dimana kompresor hermatik terbakar atau mengalami kerusakan akibat temperatur berlebih, refrigeran hasil recovery dibuang ke udara bebas (pertanyaan dalam bentuk negatif, jadi jawaban yang benar adalah berlawanan dengan standar/panduan), dari 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapatkan bantuan mesin 3R didapat hasil sebagai berikut ; 22% (6) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik, 63% (17) perusahaan/bengkel service melakukan dengan baik, 4% (1) perusahaan/bengkel service netral dan 11% (3) perusahaan/bengkel service melakukan dengan kurang baik. Pada proses ini tergolong cukup, 79% perusahaan/bengkel service AC mobil tidak membuang refrigeran hasil recovery kompresor hermatik terbakar atau mengalami kerusakan akibat temperatur berlebih ke udara bebas. Tapi masih ada perusahaan/bengkel service AC mobil yang melepas refrigeran CFC dan HFC ke udara bebas. Hal ini terjadi karena tidak adanya tempat pemusnahan/penghancuran refrigeran CFC di Bali, tidak adanya tempat reklamasi refrigeran CFC di Bali. Kalau mau melakukan pemusnahan
5 69 refrigeran CFC sesuai dengan anjuran KLH mesti bawa ke Jakarta, jadi menurut perusahaan/bengkel service perlu dana untuk sampai kesana. Dengan demikian perlu ditingkatkan pemahamannya agar refrigeran hasil recovery dari kompresor hermatik terbakar atau mengalami kerusakan akibat temperatur berlebih tidak dilepas ke udara bebas tetapi ditampung dalam suatu tabung penampung khusus untuk di daur ulang atau dimusnahkan. Dilarang membuang refrigeran yang tercemar ke udara terbuka. R-12 akan beracun kalau terbakar, pemusnahan dilakukan dengan cara khusus melalui penguraian secara kimia. Secara keseluruhan untuk proses recovery yang dilakukan pada 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R di Denpasar-Bali, hasil pengolahan datanya ada pada lampiran 4. Proses pengelolaan refrigeran CFC-12/R-12 dan HFC-134a/R-134a pada proses recovery terkatagori berjalan efektif, 87% perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R telah menampung refrigeran dalam tangki penampung untuk pemakaian berulang (refillable) pada saat service dilakukan untuk dipergunakan kembali pada sistem yang sama. Belum berjalan optimalnya proses recovery pada pengelolaan CFC dan HFC di beberapa perusahaan/bengkel service AC mobil di Denpasar disebabkan karena; 1) Komponen mesin 3R telah mengalami kerusakan, 2) Tidak adanya tempat service mesin 3R di Bali, 3) Sulitnya mendapatkan spare part mesin 3R di Bali, 4) Harga spare part mahal, 5) Tidak adanya tempat pemusnahan/penghancuran refrigeran hasil recovery kompresor hermatik terbakar atau mengalami kerusakan akibat temperatur berlebih, dan 6) Tidak adanya pusat
6 70 reklamasi refrigeran CFC dan HFC di Bali. Untuk itu perlu adanya kerjasama berbagai pihak terkait baik pemerintah, swasta, akademisi dan pihak-pihak terkait lainnya untuk membantu perusahaan/bengkel service AC mobil sehingga pengelolaan refrigeran CFC dan HFC di Denpasar berjalan optimal, sehingga bumi kita yang satu ini dapat terhindar dari kerusakan lapisan ozon oleh oleh emisi CFC dan pemanasan global oleh emisi HFC pada saat service AC mobil Variabel Recycle Variabel yang diamati dalam proses recycle adalah langkah-langkah perusahaan/bengkel service AC mobil dalam proses peningkatan kemurnian refrigeran dari proses sirkulasi didalam mesin 3R.laluan tunggal melalui proses fisika dengan jalan pemisahan minyak pelumas dan penyaringan refrigeran untuk digunakan kembali, adalah : a) Sebelum dilakukan recycle, dilakukan pengkajian/verifikasi terhadap sistem refrigerasi dan keadaan sekitarnya, dari hasil pengukuran 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapatkan bantuan mesin 3R didapat 48% (13) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik, 44% (12) perusahaan/bengkel service telah melakukan dengan baik dan 8% (2) perusahaan/bengkel service netral. Dalam proses ini tergolong efektif, 88% perusahaan/bengkel AC telah melakukan pengkajian/verifikasi terhadap sistem refrigerasi dan keadaan sekitarnya sebelum melakukan recycle. Namun demikian masih ada yang tidak melakukan pengkajian. Verifikasi sangat penting dilakukan untuk mencegah kemungkinan refrigeran bercampur/terkontaminasi disamping
7 71 untuk menjaga keselamatan teknisi, dan alat. Untuk itu perlu ditingkatkan pemahamannya untuk dapat mencapai sangat efektif, sehingga tidak menimbulkan masalah baik bagi teknisi maupun lingkungan. b) Dalam melaksanaan proses recycle refrigeran jenis CFC dan HFC dilepas udara bebas (pertanyaan dalam bentuk negatif, jadi jawaban yang benar adalah berlawanan dengan standar/panduan), dari hasil pengukuran 27 perusahaan/bengkel service AC mobil didapat 26% (7) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik, 70% (19) perusahaan/bengkel service telah melakukan dengan baik dan 4% (1) perusahaan/bengkel service netral. Pada proses ini tergolong efektif, 84% perusahaan/bengkel service AC mobil tidak melepas refrigeran CFC dan HFC pada waktu melaksanakan proses recycle. Namun demikian masih ada perusahaan/bengkel service yang melepas refrigeran CFC dan HFC ke atmosfir. Hal ini terjadi karena di beberapa perusahaan/bengkel service AC mobil komponen mesin 3R mengalami kerusakan. Terlepasnya refrigeran CFC dan HFC ke atmosfir dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan pemanasan global oleh karena HFC merupakan salah satu gas rumah kaca. c) Setelah proses recycle, dilakukan pencatatan informasi dalam buku log (log book), dari hasil pengukuran terhadap 27 perusahaan/bengkel service AC mobil didapat 33% (9) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik, 52% (14) perusahaan/bengkel service telah melakukan dengan baik dan 15% (4) perusahaan/bengkel service netral.
8 72 Pada proses ini tergolong efektif, 84% perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan pencatatan informasi dalam buku log (log book) setelah proses recycle. Namun demikian masih ada perusahaan/bengkel service AC yang tidak mencatat dalam buku log (log book), kemungkinan disebabkaan oleh komponen mesin 3R mengalami kerusakan dan masih rendahnya kesadaran/pemahaman tentang pentingnya pencatatan informasi refrigeran recycle. Pencatan dalam buku log (log book) sangat penting dilakukan untuk mengetahui jenis dan jumlah refrigeran yang telah di recycle dan sebagai bahan informasi ke KLH bilamana diperlukan sebagai bahan pertimbangan pengelolaan selanjutnya. d) CFC dan HFC hasil daur ulang disimpan dan diberi label yang menunjukkan jenis refrigeran, dari hasil pengukuran 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapatkan bantuan mesin 3R didapat 41% (11) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik, 44% (12) perusahaan/bengkel service melakukan dengan baik, 11% (3) perusahaan/bengkel service netral dan 4% (1) perusahaan/bengkel service melakukan dengan kurang baik. Pada proses ini tergolong efektif, 84% perusahaan/bengkel service AC mobil telah menyimpan dan memberi label terhadap jenis refrigeran CFC dan HFC hasil daur ulang. Namun demikian ada perusahaan/bengkel service AC yang tidak memberi label terhadap jenis refrigeran CFC dan HFC yang disimpan dari proses hasil daur ulang. Ini dapat menimbulkan kekhawatiran akan terjadi bercampurnya refrigeran yang satu dengan yang
9 73 lainnya. Tidak dibenarkan mencampur refrigeran, sebab masing-masing refrigeran mempunyai karakteristik yang berbeda. Apabila refigeran bercampur di pakai pada sistem AC akan dapat menyebabkan kerusakan komponen dan sistem AC serta unjuk kerjanya tidak akan maksimal. e) Refrigeran hasil recycle ditampung dalam tangki penampung sekali pakai (disposable) (pertanyaan dalam bentuk negatif, jadi jawaban yang benar adalah berlawanan dengan standar/panduan), dari 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapatkan bantuan mesin 3R didapat 26% (7) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik, 52% (14) perusahaan/bengkel service telah melakukan dengan baik, 11% (3) perusahaan/bengkel service netral dan 11% (3) perusahaan/bengkel service melakukan dengan kurang baik. Pada proses ini tergolong cukup, 77% perusahaan/bengkel service AC mobil telah menampung refrigeran hasil recycle dalam tangki untuk pemakaian berulang (refillable) bukan dalam tangki sekali pakai (disposable). Namun demikian masih ada perusahaan/bengkel service AC yang tidak melakukan. Hal ini disebabkan oleh karena komponen mesin 3R pada beberapa perusahaan/bengkel service AC mobil telah mengalami kerusakan, disamping itu perlu ditingkatkan pemahamannya bahwa refrigeran hasil recycle masih dapat dipergunakan kembali pada sistem yang sama. Secara keseluruhan untuk proses recycle yang dilakukan pada 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R dari
10 74 World bank melalui KLH di Denpasar-Bali, hasil pengolahan datanya ada pada lampiran 4. Proses pengelolaan refrigeran CFC-12/R-12 dan HFC-134a/R-134a, pada proses recycle terkatagori berjalan efektif (84%). Belum berjalan optimalnya proses recycle pada pengelolaan CFC dan HFC di perusahaan/bengkel AC mobil disebabkan karena; 1) Terjadinya kerusakan pada mesin 3R, 2) Komponen mesin 3R (solenoid) pada beberapa perusahaan/bengkel service AC mobil telah mengalami kerusakan, 3) Tidak adanya tempat service mesin 3R di Bali, 4) Ketiadaan atau sulitnya mendapatkan spare part di Bali dan 5) Mahalnya harga spare part. Untuk itu perlu kerjasama antara pihak terkait, baik pemerintah, pengusaha, perusahaan/bengkel AC, akademisi dan pihak yang lain untuk mengatasi kendala tersebut diatas sehingga proses recycle refrigeran CFC dan HFC dapat dilakukan secara optimal. Serta penting adanya sosialisasi peningkatan pemahaman terhadap proses recycle sehingga tidak terjadi emisi CFC dan HFC ke atmosfir pada saat service AC mobil Variabel Recharging Variabel yang diamati dalam proses recycle adalah langkah-langkah perusahaan/bengkel service AC mobil dalam proses pengisian kembali refrigeran yang diambil atau ditangkap pada waktu proses recovery pada sistem mesin pendingin tersebut, adalah : a) Sebelum sistem diisi dengan refrigeran baru, harus dilakukan pemakuman, dari hasil pengukuran terhadap 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapatkan bantuan mesin 3R didapat 81% (22) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik
11 75 dan 19% (5) perusahaan/bengkel service melakukan dengan baik. Pada proses ini berjalan sangat efektif, 96% perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan pemakuman sebelum sistem diisi dengan refrigeran baru. Pemakuman wajib dilakukan sebelum sistem AC mobil di isi refrigeran baru untuk mengeluarkan uap air dan atau kontaminan lain yang ada dalam sistem sehingga performansi/unjuk kerja AC mobil dapat mencapai maksimal. Apabila tidak dilakukan pemakuman dapat dipastikan bahwa didalam sistem AC ada udara yang negandung sehingga akan mengganggu kerja sistem AC dan pada akhirnya menurunkan performansi/unjuk kerja AC mobil. b) Pemakuman untuk membersihkan sistem dari sisa refrigeran lama dan gas lain yang tidak diinginkan, dari hasil pengukuran terhadap 27 perusahaan/bengkel service AC mobil didapat 74% (20) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik dan 26% (7) perusahaan/bengkel service melakukan dengan baik. Pada proses ini berjalan sangat efektif, 95% perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan pemakuman untuk membersihkan sistem dari sisa refrigeran lama dan gas lain yang tidak diinginkan. Pemakuman wajib dilakukan sebelum sistem AC mobil diisi refrigeran baru untuk mengeluarkan refrigeran lama dan kontaminan lain yang ada dalam sistem. Apabila tidak dilakukan pemakuman dapat mengganggu kinerja sistem AC dan pada akhirnya menurunkan performansi atau unjuk kerja AC mobil.
12 76 c) Sebelum sistem diisi dengan refrigeran baru, dilakukan pemeriksaan kebocoran, dari hasil pengukuran terhadap 27 perusahaan/bengkel service AC mobil didapat 81% (22) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik dan 19% (5) perusahaan/bengkel service melakukan dengan baik. Pada proses ini berjalan sangat efektif, 96% perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan pemeriksaan kebocoran sebelum sistem diisi dengan refrigeran baru. Pemeriksaan kebocoran sangat penting dilakukan sebelum sistem AC mobil di isi refrigeran baru. Apabila tidak dilakukan pemeriksaan kebocoran terlebih dahulu, sistem AC mobil langsung diisi refrigeran, misalnya CFC bilamana terjadi kebocoran berarti CFC yang terlepas ke Atmosfir. Pemeriksaan kebocoran yang baik adalah sistem diisi dengan gas nitrogen, bilamana terjadi kebocoran gas nitrogen yang terlepas ke lingkungan. Tidak dibenarkan mengetes kebocoran sistem diisi dengan refrigeran, disamping harga refrigeran mahal, bilamana terjadi kebocoran, refrigeran CFC yang terlepas ke atmosfir sehingga dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan bilamana HFC yang dipakai bila terlepas ke atmosfir dapat menyebabkan pemanasan global. d) Jika ternyata ada kebocoran, sistem diperbaiki dahulu sebelum dilakukan pengisian refrigeran, dari hasil pengukuran terhadap 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapatkan bantuan mesin 3R didapat 78% (21) perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik dan 22% (6) perusahaan/bengkel service
13 77 melakukan dengan baik. Pada proses ini berjalan sangat efektif, 96% perusahaan/bengkel service AC mobil telah memperbaiki sistem sebelum dilakukan pengisian refrigeran. Jadi, perbaikan kebocoran wajib dilakukan untuk dapat bekerjanya sistem AC mobil. Setelah tidak bocor sistem wajib di vaccum kembali, setelah itu baru diisi refrigeran sesuai dengan petunjuk pengisian dan karakteristik refrigeran untuk mendapatkan performansi atau unjuk kerja yang maksimal. Secara keseluruhan untuk proses recharging dari 27 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R dari World bank melalui KLH di Denpasar-Bali, hasil pengolahan datanya ada pada lampiran 4. Proses pengelolaan refrigeran CFC-12/R-12 dan HFC-134a/R-134a pada proses recharging terkatagori sangat efektif, terbukti dengan 96% perusahaan/bengkel service AC mobil telah melakukan dengan sangat baik. Para pemilik dan teknisi perusahaan/bengkel service AC mobil telah melaksanakan proses recharging refrigeran yang diambil atau ditangkap pada waktu proses recovery pada sistem mesin pendingin sesuai dengan standar KLH. Secara ekonomis dapat meningkatkan pendapatan perusahaan/bengkel karena tidak perlu membeli refrigeran baru untuk pengisian kembali, dari segi lingkungan terhindar dari emisi CFC dan HFC ke atmosfir yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan pemanasan global. Data hasil pengukuran masing-masing variabel tersebut di atas secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3. Analisis statistik deskriptif variabel pengelolaan disajikan pada rangkuman analisis deskriptif pada tabel 5.1.
14 78 Tabel 5.1 Rangkuman Analisis Statistik Deskriptif Data Hasil Pengukuran Variabel Pengelolaan Refrigeran CFC dan HFC Statistics Proses Recovery Recycle Recharging Total Proses N Mean 21,78 20,89 19,15 61,81 Median 22,00 20,00 20,00 62,00 Mode Std. Deviation 2,439 2,665 1,512 5,643 Variance 5,949 7,103 2,285 31,849 Minimum Maximum Sum Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dijelaskan bahwa variabel recovery diperoleh mean (nilai rerata hitung) sebesar 21,78. Artinya secara rata-rata skor hasil pengukuran secara keseluruhan responden adalah 21,78, median (nilai tengah ) sebesar 22,00. Artinya di bawah dan di atas nilai tersebut masing-masing terdapat 50% nilai (data). Modus (frekuensi yang paling sering muncul) didapat sebesar 24, skor minimum 16, skor masksimum 25, simpangan baku (standar deviasi) 2,439, dan variansi sebesar 5,949. Hasil Pengukuran variabel recycle diperoleh mean (nilai rerata hitung) sebesar 20,89. Artinya, secara rata-rata skor hasil pengukuran secara keseluruhan responden adalah 20,89 median (nilai tengah ) sebesar 22, Modus (frekuensi yang paling sering muncul) didapat sebesar 24, skor minimum 16, skor masksimum
15 79 25, simpangan baku (standar deviasi) yaitu rata-rata penyimpangan hasil pengukuran dari rata-rata sebesar 2,665, dan variansi sebesar 7,1. Hasil Pengukuran variabel recharging diperoleh mean (nilai rerata hitung) sebesar 19,15. Artinya, secara rata-rata skor hasil pengukuran secara keseluruhan responden adalah 19,15, median (nilai tengah ) sebesar 20, Modus (frekuensi yang paling sering muncul) didapat sebesar 20, skor minimum sebesar 16, skor masksimum sebesar 20, simpangan baku (standar deviasi) yaitu rata-rata penyimpangan hasil pengukuran dari rata-rata sebesar 1,5 dan variansi 2,285. Secara total pengelolaan refrigeran CFC dan HFC pada perusahaan/bengkel service AC mobil menggunakan mesin 3 R, mean (nilai rerata hitung) sebesar 61,81. Artinya secara rata-rata skor hasil pengukuran secara keseluruhan responden adalah 61,81, median (nilai tengah ) sebesar 62.0, Modus (frekuensi yang paling sering muncul) didapat sebesar 56, skor minimum 50, skor masksimum 69, simpangan baku (standar deviasi) yaitu rata-rata penyimpangan hasil pengukuran dari rata-rata sebesar 5,63, dan variansi 31,849. Histogram Pengelolaan Refrigeran CFC dan HFC pada Bengkel AC Mobil di Denpasar - Bali disajikan pada Gambar 5.1.
16 80 Gambar 5.1 Histogram Pengelolaan Refrigeran CFC dan HFC pada Bengkel AC Mobil di Denpasar - Bali Data hasil pengukuran variabel recovey terhadap responden menunjukkan bahwa rata-rata skor 21,78, proporsi pencapaian skor maksimum ideal 87,11 % terkategori efektif. Hasil pengukuran variabel recycle terhadap responden menunjukkan bahwa rata-rata skor 20,89, proporsi pencapaian skor maksimum ideal 83,56 % terkategori efektif. Hasil pengukuran variabel recharging terhadap responden menunjukkan bahwa rata-rata skor 19,15, proporsi pencapaian skor maksimum ideal 95,74 % terkategori sangat efektif. Selanjutnya secara keseluruhan dapat direkapitulasi tingkat efektivitas masing-masing proses pada variabel pengelolaan refrigeran CFC dan HFC
17 mengunakan mesin 3R pada perusahaan/bengkel AC mobil di Denpasar Bali seperti disajikan pada Tabel Tabel 5.2 Rekapitulasi Hasil Analisis Tingkat Efektivitas Variabel Pengelolaan Refrigeran CFC dan HFC Mengunakan Mesin 3 R No. Proses Skor Rata-Rata Persentase Pencapaian (%) Kategori 1. Recovery 21,8 87,11 Efektif 2. Recycle 20,9 83,56 Efektif 3. Recharging 19,1 95,74 Sangat Efektif Total Proses 61,8 88,3 Efektif Secara keseluruhan rata-rata skor menunjukkan 61,81, proporsi pencapaian skor maksimum ideal 88,3% terkatagori efektif. Pengelolaan refrigeran CFC dan HFC pada perusahaan/bengkel AC mobil yang menggunakan mesin 3 R di Denpasar - Bali dapat disimpulkan efektif. Jadi perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapatkan bantuan mesin 3R telah dapat melaksanakan pengelolaan refrigeran CFC-12 dan HFC-1234a secara efektif. Hasil analisis data mendapatkan bahwa pengelolaan refrigeran CFC dan HFC oleh perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapatkan bantuan mesin 3R di Denpasar-Bali termasuk katagori efektif. Pengelolaan belum termasuk optimal, karena rata-rata skor hasil evaluasi pengelolaan menunjukkan 61,81 atau hanya 88,31 % prosedur pengelolaan dapat dilaksanakan oleh para
18 82 perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R di Denpasar-Bali. Sedangkan sisanya 11, 69 % belum dapat dilaksanakan secara optimal. Terutama dalam tahapan proses, yaitu recovery, dan recycle, masih belum dapat dilaksanakan secara optimal. Prosedur recycle menunjukkan paling tidak optimal. Para pengusaha/bengkel service dalam proses recycle cenderung masih membuang atau melepas refrigeran CFC dan HFC ke udara bebas, kurang melakukan pencatatan dala buku informasi (log book), dan cenderung tidak menampung hasil recycle dalam tangki khusus penampung. Prosedur lainnya yang belum optimal, yakni pada proses recovery dimana pada suatu kondisi dimana kompresor hermatik terbakar atau mengalami kerusakan akibat temperatur berlebih, refrigeran hasil recovery dibuang ke udara bebas. Belum optimalnya pelaksanaan pengelolaan refrigeran CFC dan HFC pada perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R di Denpasar, terutama dalam tahapan proses recovery dan recycle karena ; 1) Adanya kerusakan komponen mesin 3R khususnya solenoid, 2) Sulit mendapatkan spare part di Denpasar, 3) Harga spare part sangat mahal,. 4) Tidak adanya tempat service mesin 3R di Denpasar, 5) Tidak adanya tempat pemusnahan/penghancuran refrigeran bilamana refrigeran dari hasil recovery kompresor terbakar atau temperatur berlebih di Denpasar, di Indonesia baru ada di PT. Holcim di Jakarta, jadi para pengusaha/bengkel service menghadapi kendala di biaya, 6) Belum adanya pusat reklamasi refrigeran CFC dan HFC di Denpasar Bali.
19 83 Proses recharging dari hasil penelitian merupakan salah satu tahapan proses pelaksanaan pengelolaan refrigeran CFC dan HFC yang dapat berjalan dengan sangat efektif dibandingkan dengan pelaksanaan proses yang lain seperti recovery dan recycle. Optimalnya proses recharging refrigeran dapat dilaksanakannya oleh pengusaha/bengkel service AC mobil karena pengisian refrigeran ke dalam sistem pendingin dapat dilakukan dengan pompa vakum (Pasek et al., 2004). Jadi, walaupun mesin 3R mengalami kerusakan proses recharging masih dapat dilaksanakan dengan baik. Berbeda dengan proses recovery dan recycle, bilamana mesin 3R salah satu komponen mengalami kerusakan secara otomatis tidak bisa dipakai maka dari itu pada proses ini pengelolaan refrigeran CFC dan HFC menjadi tidak optimal. Menurut Key and Powel (1998) dan Andika (2006) menjelaskan cara kerja mesin 3R laluan tunggal sebagai berikut : a) Recovery. Proses pengambilan refrigeran dari dalam suatu sistem pendingin dan memindahkannya ke dalam suatu tabung/tangki penampung. Prosedur pada tahap recovery yaitu: 1) untuk refrigeran yang sejenis refrigeran hasil recovery harus dikumpulkan dalam tangki penampung 2) refrigeran hasil recovery harus diberi label yang menyatakan jenis refrigeran, 3) tangki penampung refrigeran hasil recovery yang direkomendasikan adalah yang dirancang untuk pemakaian berulang (refillable), bukan tangki sekali pakai (disposable) yang biasa digunakan untuk kemasan refrigeran baru, dan 4) pada kondisi dimana kompresor hermatik atau semi hermatik terbakar atau mengalami
20 84 kerusakan akibat temperatur berlebih, maka refrigeran hasil recovery harus disimpan dalam tangki penampung khusus untuk reklamasi atau dimusnahkan. b) Recycle (daur ulang). Proses peningkatan kemurnian refrigeran dari proses sirkulasi didalam mesin 3R.melalui proses fisika dengan jalan pemisahan minyak pelumas dan penyaringan refrigeran untuk digunakan kembali. Refrigeran yang berasal dari sistem refrigerasi dengan kompresor hermatik dan semi hermatik yang terbakar tidak boleh di recycle karena banyak mengandung kotoran dan tingkat keasaman yang tinggi. Prosedur pelaksanaan recycle yaitu : 1) sebelum dilakukan recycle, wajib dilakukan pengkajian/verifikasi terhadap sistem refrigerasi dan keadaan sekitarnya, 2) dilarang melepas refrigeran jenis CFC dan HFC ke atmosfir dalam pelaksanaan recycle, 3) setelah proses recycle, wajib dilakukan pencatatan dalm buku log dengan mencantumkan informasi informasi : jenis dan jumlah refrigeran yang di recycle, penanganan keadaan khusus, tanggal pelaksanaan recycle, dan nama teknisi yang melakukan recycle; dan 4) CFC dan HFC hasil daur ulang harus disimpan dan diberi label yang menunjukkan jenis refrigeran yang disimpan. Refrigeran hasil recycle ditampung dalam tangki penampung. Beberapa hal yang perlu dperhatikan dalam penggunaan tangki penampung yaitu: 1) refrigeran hasil recycle harus ditampung dalam tangki yang dirancang untuk pemakaian berulang (refillable), bukan dalam tangki sekali pakai (disposable) yang biasa digunakan untuk kemasan refrigeran baru dan 2) untuk menginformasikan
21 85 jenis refrigeran, tangki penampung harus diberi label identitas yang menginformasikan jenis refrigeran secara jelas. c) Recharging. Proses pengisian kembali mesin pendingin (AC mobil) dengan refrigeran yang diambil atau ditangkap pada waktu proses recovery. Sebelum sistem diisi dengan refrigeran baru, harus dilakukan: 1) Pemakuman, untuk membersihkan sistem dari sisa refrigeran lama dan gas lain yang tidak diinginkan; 2) Pemeriksaan kebocoran sesuai dengan standar yang berlaku. Jika ternyata ada yang kebocoran, sistem harus diperbaiki dahulu sebelum dilakukan pengisian refrigeran. 5.2 Unjuk Kerja (COP) Mesin Pendingin Data yang diperoleh dari hasil pengujian (Lampiran 5 sampai 10), diolah dengan menggunakan sifat-sifat termofisik refrigeran berupa entalpi refrigeran. Dari P-h diagram refrigeran CFC-12/R-12 (Lampiran 11), dengan memasukan temperatur (T ) dalam 0 C dan tekanan (P) dalam bar abs pada program CoolPack yang digunakan maka didapat besarnya entalpi masing-masing titik pengukuran. Data yang didapat dari hasil pengujian, kemudian dirata-ratakan. Data rata-rata inilah kemudian dihitung (contoh perhitungan Lampiran 12) dengan rumus-rumus yang ada sehingga didapat hasil seperti pada Lampiran 13 dan 15. Kemudian dilakukan pengujian terhadap refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle Mesin 3R yang tidak terkontaminasi/bercampur dengan refrigeran lain yang peneliti bisa dapatkan dari perusahaan/bengkel service AC mobil di Denpasar. Data yang didapat dari hasil pengujian, kemudian dirata-
22 86 ratakan. Data rata-rata inilah kemudian dihitung dengan rumus-rumus yang ada sehingga didapat hasil seperti pada Lampiran 16 sampai 18. Selanjutnya untuk dapat membandingkan unjuk kerja (COP) CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle dengan refrigeran CFC-12/R-12 murni, maka dilakukan pengujian juga untuk enam tabung refrigeran CFC-12/R-12 murni. Data yang didapat dari hasil pengujian, kemudian dirata-ratakan. Data rata-rata inilah kemudian dihitung dengan rumus-rumus yang ada sehingga didapat hasil seperti pada Lampiran 19 sampai 20. Prestasi mesin pendingin dapat dilihat dari pengujian massa optimum masing-masing refrigeran yang ditunjukkan oleh koefisien unjuk kerja (COP) mesin pendingin. Rekafitulasi data hasil pengujian tingkat unjuk kerja (COP) mesin pendingin menggunakan refrigeran murni dibandingkan dengan unjuk kerja (COP) mesin pendingin menggunakan refrigeran hasil recovery dan recycle mesin 3R disajikan pada Tabel 5.3.
23 Tabel 5.3 Rekafitulasi Data Hasil Pengujian Tingkat Unjuk Kerja (COP) Mesin Pendingin Menggunakan Refigeran Murni Dibandingkan dengan Hasil Recovery dan Recycle COP m ref No R-12 hasil (gram) R-12 R-12 murni R-12 hasil recovery dan murni recovery dan recycle recycle ,51 2,50 0, ,52 2,49 0, ,53 2,45 0, ,52 2,40 0, ,55 2,40 0, ,50 2,37 0,13 Rata-rata 2,524 2,435 0, Berdasarkan pengujian refrigeran pada massa optimum 330 gram dari rekafitulasi hasil pengujian pada tabel 5.3 didapatkan bahwa rata-rata unjuk kerja (COP) mesin pendingin yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 murni, yaitu 2,54. Sedangkan unjuk kerja (COP) mesin pendingin yang menggunakan refrigeran hasil recovery dan recycle mesin 3R satu laluan didapatkan 2,435. Terdapat perbedaan unjuk kerja (COP) mesin pendingin terhadap penggunaan refrigeran CFC-12/R-12 murni dengan refrigeran hasil recovery dan recycle mesin 3R dengan rata-rata pebedaannya 0,089 atau 3,53 %. Signifikansi perbedaan rata-rata unjuk kerja (COP) mesin pendingin selanjutnya diuji menggunakan uji beda rata-rata dengan taraf signifikan 5%. Kriteria Pengujian dengan taraf signifikan 5%, jika sig t < 0,05 hipotesis H 0 ditolak dalam kondisi lainnya H a diterima.
24 88 Print out hasil pengujian pada lampiran 21 mendapatkan t hitung = 3,397 dengan sig t = 0,004. Nilai sig t < 0,05 maka Hipotesis H 0 ditolak dan H a diterima. Artinya, secara signifikan unjuk kerja (COP) AC mobil yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle mesin 3R laluan tunggal lebih rendah dibanding dengan unjuk kerja AC mobil yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 murni. Unjuk kerja (COP) AC mobil yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 murni 3,53% lebih tinggi dibandingkan unjuk kerja (COP) AC mobil yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle mesin 3R. Artinya, Unjuk kerja (COP) AC mobil yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle mesin 3R 3,53% kurang dingin dibandingkan unjuk kerja AC mobil yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 murni Penyebab unjuk kerja (COP) mesin kendingin menjadi lebih rendah Nilai unjuk kerja (COP) mesin pendingin yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle mesin 3R laluan tunggal lebih rendah dari CFC-12/R-12 murni, antara lain disebabkan oleh : Refrigeran bercampur atau terkontaminasi Para teknisi hampir tidak pernah menanyakan kemurnian refrigeran, dan mereka menganggap bahwa refrigeran pada AC kendaraan cukup murni. Jika terdapat gejala aneh atau terjadi masalah pada sisem AC, meskipun mereka mencurigai kemurnian refrigeran yang digunakan, tapi para teknisi tidak bisa berbuat apa-apa, karena banyak tempat penjual/distributor tidak mempunyai alat
25 89 deteksi/identifikasi kemurnian refrigeran dan pengetahuan mereka masih terasa kurang. Adalah sangat penting memiliki fasilitas dan peralatan untuk mewaspadai kemungkinan resiko terkontaminasinya refrigeran, jika tempat penjual/distributor/toko tidak punya alat pemeriksa kemurnian refrigeran lalu refrigeran yang tidak murni tersebut terjual pada konsumen/bengkel AC, hal ini akan dapat merusak perlengkapan service AC pada bengkel dan AC kendaraan itu sendiri sekaligus merusak serta mencemarkan lingkungan bahkan dapat membahayakan teknisi dan pemilik kendaraan. Jika R-134a, atau zat lainnya yang tidak dikenal tercampur pada refrigeran yang secara kebetulan saat itu sedang dilaksanakan service AC, dapat menyebabkan kerusakan mesin recovery-charging AC pada bengkel tersebut, kerusakan bisa bernilai jutaan rupiah untuk penggantian filter-dryer dan membersihkan pompa vakum pada alat tersebut. Pencemaran juga terjadi pada tangki penampung alat recovery-charging AC akibatnya refrigeran yang sudah ada pada tangki tersebut juga harus dibuang, hal ini menyebabkan kerugian yang cukup besar pada bengkel service AC. Bahaya yang lebih besar akan terjadi bila distributor/tempat penjual tidak memiliki alat deteksi/identifikasi kemurnian refrigeran, mereka tidak saja merugikan bengkel service AC, juga merugikan dan mencemari kendaraan yang memakainya, karena pemakaian refrigeran yang tidak murni dapat menyebabkan kerusakan pada sistem AC. Hasil survei yang dilakukan oleh Environment Protection Agency (EPA) Florida sungguh mengejutkan. EPA Florida melakukan survei untuk studi
26 90 refrigeran pada tempat service atau penjualan yang besedia disurvei secara suka rela, EPA menjelaskan bahwa tidak akan ada effek atau resiko apapun dari hasil survei terhadap tempat yang disurvei. Hasilnya adalah; sepertiga dari tempat yang dihubungi keberatan untuk disurvei dengan berbagai alasan dan hampir dua pertiga pedagang mobil yang dihubungi juga menolak. Akhirnya EPA Florida hanya menguji kemurnian zat pendingin pada tangki alat recovery-charging AC di 100 tempat service AC. Secara keseluruhan ditemukan bahwa 38% dari tangki recovery-charging AC terkontaminasi. Di bengkel service indepeden merupakan tempat terkotaminasinya refrigeran yang paling rendah, tetapi masih 32%, namun pada tempat service dan penjualan mobil bekas yang paling besar persentasenya yaitu 71% dari tangki alat recovery-charging AC telah terkontaminasi. Refrigeran yang terkontaminasi dengan udara adalah yang paling buruk yaitu 22% dari keseluruhan yang diuji. Tercampurnya R-12 dan R-134a juga ditemukan sebanyak 15% dari hasil disurvei. (diantaranya 29% ditemukan di tempat service dan penjualan mobil bekas). Sedangkan, The Mobile Air Conditioning Society (MACS) melakukan studi lapangan pada lima refrigeran alternatif; untuk membandingkan unjuk kerja refrigeran R-12 dan R-134a serta tiga refrigeran yang lainnya (Freeze 12, FRIGC and McCool Chill-It). Studi tersebut menemukan bahwa semua refrigeran alternatif (termasuk R-134a) tidak sebaik R-12 pada kendaraan uji yaitu Grand Pontiac tahun 1990 dan Honda Accord tahun tetapi studi juga menemukan
27 91 bahwa campuran R-134a di Honda (tetapi tidak pada Pontiac); menaikkan suhu udara keluar pada grill AC kisaran 1 sampai 11 derajat (Berh-Hella, 2008). Ahmad Junaidi (2008) menyebutkan bahwa unjuk kerja (COP) mesin pendingin sangat dipengaruhi oleh kualitas refrigeran. Refrigeran yang paling banyak dipakai sebagai fluida kerja pada AC mobil adalah dari jenis R-12 karena sifat termodinamikanya yang baik akan tetapi jenis ini termasuk kelompok CFC (Chloro Fluoride Carbonate) yang terbukti merusak lingkungan. Sebelum pengujian dilakukan pembilasan untuk menjamin instalasi bersih dari zat lain. Dalam pengujian akan dilihat unjuk kerja mesin pendingin yang dioperasikan menggunakan R-12, dibandingkan dengan unjuk kerja mesin pendingin jika dioperasikan menggunakan Petrozon, R-134a serta Musicool. Hasil pengujian untuk 4 refrigeran uji adalah Musicool menghasilkan COPmaks, = 2,1 pada beban rendah dengan tekanan kerja evaporator rata-rata 2,6 bar, R-134a sesuai untuk beban rendah maupun beban tinggi dengan COP rata-rata = 2,4, Petrozon sesuai pada beban pendinginan yang tinggi dengan COPmaks = 2,2 dan R-12 menghasilkan COP maksimum 2,3 pada tekanan kerja evaporator rata-rata 1,6 bar. Hukum Negara telah melarang mencampur refrigeran pada sistem AC R- 12 atau R-134a dengan refrigeran yang lain. Anda harus menggunakan jenis refrigeran yang sama saat melakukan pengisian atau penambahan pada sistem AC, jika melakukan perubahan pada sistem AC, kita harus mengeluarkan semua refrigeran yang lama sebelum menggantinya dengan yang baru. R-12 dan R-134a tidak bisa dicampurkan, karena refrigeran R-134a tidak akan dapat bergabung dengan R-12, oli kompressor R-12 adalah oli mineral dan
28 92 akan menyebabkan rusakan kompressor jika digunakan untuk R-134a. Dryer pada sistem R-12 juga berbeda dengan R-134a dan komponen ini tidak dapat saling dipertukarkan. Mencampur refrigeran dapat juga menyebabkan masalah atau bahaya pada sistem AC misalnya tekanan pada kompressor, menambahkan R-22 (yang banyak digunakan pada sism AC stationer tetapi tidak dirancang untuk digunakan pada sistem AC kendaraan) ke R-12 atau R-134a akan menaikkan tekanan pada sistem A/C secara drastis dan dapat mengakibatkan kerusakan kompressor. Hubungan suhu dan tekanan pada R-22 sangat jauh berbeda dengan R-134a, oleh karena itu pemakaian R-22 pada sistem AC kendaraan akan menyebabkan tekanan yang berlebihan pada kompressor (sampai 500 psi). Dryer yang dipakai untuk kedua sistem ini juga berbeda dan tidak dapat saling dipertukarkan. R-134a memerlukan oli khusus jenis; polyalkylene oil (oli PAG) atau polyol ester oil (oli POE) kadang-kadang diperlukan tingkat kekentalan oli PAG yang berbeda untuk masing-masing kompressor (kendaraan buatan General Motors hanya memerlukan satu jenis oli PAG utuk semua produknya). Ada juga oli AC yang dijual pada aftermarket (oli POE) yang bisa dipakai untuk kedua sistem AC R-12 dan R-134a, tidak seperti (oli PAG), (oli POE) akan dapat bercampur dengan oli mineral yang lazimnya dipakai pada sistem AC R Refrigeran bercampur atau terkontaminasi dengan udara Udara adalah sesuatu yang tidak diinginkan pada sistem AC, karena udara sangat sulit/tidak bisa dikondensasikan. udara tidak dapat berubah wujud dari gas menjadi cair melalui tekanan yang dibangkitkan oleh kompresor AC, jika terdapat
29 93 udara pada refrigeran, maka volume refrigeran yang diisikan pada sistem AC juga tidak seperti yang diharapkan, akibatnya unjuk kerja AC akan menurun. Udara yang beredar pada sistem AC juga menyebabkan freeze-up (pembekuan) pada evaporator, kejadian tersebut dapat menyebabkan pendinginan ruangan kadangkadang terasa dingin dan kadang-kadang tidak, suara yang timbulkan oleh kompressor semakin berisik, bahkan kalau dibiarkan hal tersebut dapat merusak kompressor. Udara dapat masuk pada sistem AC melalui berbagai cara, misalnya saat sistem AC dibuka waktu service lakukan, meskipun sistem AC divakum sebelum pengisian refrigeran, akan tetapi udara tetap beredar dalam instalasi sistem AC karena adanya udara yang dikandung oleh refrigeran yang terkontaminasi. Udara dapat juga masuk ke instalasi sistem AC melalui kebocoran, bahkan ketika sistem berisi refrigeran dan jika tekanan berada di bawah 0, udara dan uap lembab akan tetap berada dalam intalasi sistem AC. Komponen dryer atau filter hanya akan menyerap kelembaban udara tapi tidak akan mengurangi volume udara yang terkandung dalam refrigeran, tidak ada cara untuk mencegah kekosongan ruang yang ditempati udara bila refrigeran terkontaminasi udara. Udara juga sering masuk ke instalasi sistem AC ketika melakukan penambahan refrigeran, jika tangki alat recovery-charging AC terkontaminasi udara, maka udara akan masuk ke sistem AC bersama-sama dengan refrigeran. Sebagian alat recovery-charging AC didisain ke secara otomatis agar dapat memisahkan udara dari tangki, dan sebagian alat yang lain harus diakukan secara manual, sekali sehari direkomendasikan untuk membuang kandungan udara
30 94 yang ada dalam tangki alat recovery-charging AC, agar kemurnian refrigeran dapat dijaga, kadang-kadang teknisi melakukan pekerjaan itu dengan teliti, akan tetapi peralatan yang sudah tua tidak secara otomatis membersihkan udara dari tangki dengan akurat, akibatnya pencemaran refrigeran oleh udara menjadi masalah yang sudah umum terjadi. Untuk memeriksa kemungkinan refrigeran terkontaminasi oleh udara, teknisi di tempat penjual refrigeran harus mencatat tekanan pada tangki penyimpan/penampung, jika melebihi tekanan maksimum yang dizinkan sesuai dengan suhu lingkungan, maka berkemungkinan terdapat udara dalam tangki penampung, oleh sebab itu tangki perlu divakum sebelum dimasukan refrigeran. Masalah yang paling sulit adalah mendiagnosa refrigeran terkontaminasi oleh udara, sebagian alat deteksi/identifikasi dapat mengetahui prosentase kontaminasi udara pada refrigeran, sedangkan alat yang lain tidak bisa medeteksinya, hanya akibat dari refrigeran yang tercampur udara dapat didiagnosa setelah AC bekerja, yaitu adanya freeze-up pada sistem AC dan suara kompressor yang lebih berisik. AC yang bekerja dengan normal dan refrigeran yang tidak terkontaminasi udara akan dapat menurunkan suhu 25 sampai 30 derajat C lebih dingin dari suhu udara luar dan juga dapat menurunkan kelembaban udara menjadi tingkat kelembaban yang lebih nyaman. Sebagai contoh; bagaimana kontaminasi udara dapat menyebabkan kesalahan diagnosa pada mobil Cadillac tahun Pada kendaraan ini ditemukan kode kesalahan A047 hal itu menandakan refrigeran pada sistem AC mobil ini kurang, waktu memeriksa tekanan dengan manometer terlihat semua dalam keadaan normal.
31 95 Mengosongkan dan memvakum serta mengisi kembali refrigeran pada kendaraan tersebut akan dapat memecahkan masalah untuk sementara waktu, tetapi apabila beberapa hari kemudian kendaraan kembali lagi dengan masalah yang sama, berarti tangki alat recovery-charging AC anda terkontaminasi oleh udara. Hanya ada satu jalan untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan memastikan kemurnian refrigeran yang diisikan pada sistem AC Cadillac itu Terjadinya multi kontaminasi refrigeran Kontaminasi silang atau multi kontaminasi yang sering terjadi akhir-akhir ini disebabkan berbagai alasan, salah satunya adalah para penjual yang dahulunya hanya menyediakan satu jenis refrigeran, saat ini juga memasarkan jenis refrigeran yang lain, sebagai contoh bahwa R-12 dipakai pada kendaraan yang lebih tua dan R-134a untuk kendaraan yang baru. Pengganti R-12 telah berkembang pesat, saat ini sekurangnya terdapat enam jenis refrigeran yang beredar di pasaran seperti Freeze 12, FRIGC, Free Zone, Hot Shot, McCool Chill- It GHG-X4 and R-406A dan berjuta-juta kg bahan ini telah terjual kepada konsumen. Mahalnya harga R-12 telah menyebabkan berkembang biaknya refrigeran alternatif, tetapi harga yang tinggi dari R-12 juga telah mendorong orang menyelundupkannya, meskipun sebagian mereka telah ditangkap dan penegakan hukum terus dilaksanakan, akan tetapi masih ada orang yang mencari keuntungan dengan jalan pintas melalui cara mendaur ulang R-12 dengan refrigeran murah lainnya seperti R-22. Mahalnya harga R-12 juga telah telah menyebabkan
32 96 sebagian orang menggunakan refrigeran yang mudah terbakar secara tidak sah. sebagai konsekuensinya banyak dan semakin banyak "barang rombengan" yang dimasukan ke dalam sistem AC, hal ini tidak saja menyebabkan masalah untuk pengendara mobil tetapi membawa petaka bagi orang yang menggukan alat recovery-charging AC, seperti halnya virus yang akan menular dari satu kendaraan ke kendaraan yang lain. Karakter pendinginan R-134a hampir sama dengan R-12, tidak beracun dan tidak dapat menyala serta tidak merusak ozon-berwawasan lingkungan. Guna mengurangi resiko kontaminasi silang diantara dua zat pendingin ini, EPA menyarankan bahwa diperlukan perbedaan service valve untuk R-134a dan juga label yang berbeda dari R-12 agar para teknisi segera dapat mengenali jenis zat pendingin yang digunakan pada kendaraan. Demikian juga service valve yang berbeda dibuatkan untuk jenis zat pendingin yang lain, akan tetapi dengan semakin banyaknya kendaraan yang memakai R-134a yang sudah berada diluar garansi maka timbul persoalan terkontaminasinya zat pendingin tersebut Refrigeran alternatif Dengan meningkatnya harga R-134a, maka refrigeran alternatif juga menjadi banyak dan kontaminasi silang semakin lebih sering terjadi. Agar menjadi pengganti alternatif yang sah dari R-12, refrigeran harus mendapat ijin dari EPA (Environment Protection Agency), dilakukan penetapan kriteria refrigeran yaitu tidak merusak lingkungan, tidak mudah terbakar, tidak merusak lapisan ozon dan lain-lain.
33 97 Meskipun kriteria tersebut telah sesuai dengan yang ditetapkan EPA, bukan berarti refrigeran baru itu disetujui atau ditetapkan sebagai pengganti R-12, oleh karena itu tidak sah mencampur refrigeran yang berbeda pada sistem AC kendaraan. Semua refrigeran yang lama harus dipindahkan sebelum refrigeran baru dimasukkan ke dalam sistem AC secara legal. Satu-satunya refrigeran alternatif sebagai pengganti R-12 pada sistem AC kendaraan adalah R-134a, refrigeran ini lebih baik dari R-12 bila semua prosedur dikuti dengan benar, dan R-134a tidak boleh sedikitpun tercampuran dengan refrigeran lain. Fraksinasi adalah pemisahan komposisi yang dapat terjadi pada campuran yang disebabkan oleh perbedaan kimia diantara zat pendingin (molekul ringan dan yang unsur yang lebih berat tidak bisa bercampur), serta perbedaan indek tingkat kebocoran melalui seal dan hose instalasi AC (lebih kecil molekul, tingkat kebocoran lebih tinggi dari pada molekul yang lebih besar), indek penyerapan oli kompressor dan drier juga berbeda. Fraksinasi dapat merubah susunan campuran secara keseluruhan, juga menyebabkan kesulitan saat melakukan daur ulang karena komposisi campuran tersebut sudah tidak sesuai saat daur ulang dan yang akan diisikan pada sistem AC. Alternatif penggati zat pendingin R-12 hanya R-134a, karena lebih sederhana dan mudah melaksankannya, mengurangi resiko kontaminasi dan mengeliminasi kebutuhan pada alat recovery-charging AC yang beragam jika penganti R-12 juga banyak. Para pemasok yang lain mengatakan bahwa produk mereka lebih baik dari R-134a, sistem mereka telah dirancang untuk pengganti R- 12. juga tidak perlu mengganti oli kompresor atau drier (yang biasanya
34 98 direkomendasikan bila mengubah R-12 ke R-134a). Mereka juga mengatakan bahwa fraksinasi adalah masalah yang dibesar-besarkan, bukan merupakan masalah utama saat mendaur ulang produk mereka (mendaur ulang campuran yang dilakukan sekarang tidak perlu, akan tetapi EPA melihat bahwa pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan) Refrigeran illegal Akibat buruk yang lain dari kenaikan harga R-12 adalah pemakaian refrigeran illegal, yaitu penggunaan refrigeran yang tidak sesuai dengan kriteria EPA (mengacu pada faktor pencemaran, keamanan dan lingkungan). Refrigeran yang mudah terbakar terdiri dari sebagian besar hidrokarbon (sejenis metan, gas hidrokarbon, isobutane, dan lain-lain). Sudah diumumkan bahwa refrigeran yang mudah terakar tidak boleh lagi dipakai pada AC kendaraan, tapi karena harganya yang murah masih ada sebagian kecil kendaraan memakai refrigeran tersebut sampai saat ini. Refrigeran yang mudah terbakar berbahaya jika digunakan pada kendaraan, bila terjadi kebocoran refrigeran dapat menyebabkan ledakan kebakaran yang sangat hebat pada ruang penumpang. Jika terjadi tabrakan/kecelakaan dikawatirkan juga terjadi kebocoran refrigeran yang akan menyebabkan bahaya kebakaran dan kerusakan lebih fatal pada kendaraan, demikian juga resiko kebocoran dan bahaya kebakaran akan mengancam teknisi saat melukakan service. Refrigeran mudah terbakar hanya digunakan pada beberapa aplikasi sistem AC stasioner.
35 Kelarutan dalam minyak pelumas Refrigeran dan pelumas dapat bercampur dan tidak dapat bercampur tergantung pada jenis dan ukuran kompresor. Pada kompresor torak jenis kecil dimana tidak memungkinkan untuk dipasang pemisah oli, maka diperlukan pasangan refrigeran, oli-refrigeran yang larut dengan baik satu sama lain agar pelumas tidak tertinggal di kondensor, katup ekspansi atau evaporator. Pada sistem kompresor yang memungkinkan terjadinya pencampuran refrigeran-oli, maka perlu diperhatikan adanya penurunan kerapatan dan viskositas minyak pelumas tersebut agar tidak terjadi kegagalan pelumasan. Pelumas refrigeran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu oli mineral yang berasal dari mnyak bumi dan oli sintetik. Terdapat dua jenis oli mineral Napthenic dan Paraffinic, keduanya merupakan senyawa hidrokarbon jenuh, tetapi oli mineral napthenic mempunyai ikatan cyclic yang menyebabkan oli jenis ini viskositas dan temperatur curahnya lebih rendah dibandingkan oli mineral Parafficnic yang banyak mengandung lilin paraffin. Dalam praktek keduanya terdapat dalam mineral oli dengan komposisi yang berbeda-beda. Refrigeran sintetik yang banyak digunakan adalah alkyl-benzene, polyo ester (POE), dan polyalkylglycol (PAG). Hampir semua refrigeran halokarbon larut dengan baik dalam oli mineral, kecuali R-22, R-114, R-502 yang hanya larut sebagian. Oleh sebab itu, penggunaan refrigeran yang hanya terlarut sebagian ini pada sistem refrigerasi yang kecil dan refrigeran tercampur dengan minyak pelumas memerlukan perhatian pada sistem pemipaan yang memungkinkan minyak pelumas kembali ke
36 100 kompresor secara gravitasi. R-134a tidak bercampur dengan oli mineral, sehingga pasangan refrigeran-minyak pelumas ini tidak digunakan pada mesin refrigerasi kapasitas kecil yang tidak memungkinkan dipasangnya pemisah oli. Pada umumnya viskositas dan massa jenis oli pelumas akan menurun jika bercampur dengan refrigeran. Besarnya penurunan viskositas dan massa jenis ini meningkat dengan meningkatnya jumlah refrigeran yang terlarut, temperatur dan tekanan. Oleh sebab itu perlu diperhatikan agar penurunan viskositas dan massa jenis ini tidak sampai menyebabkan kegagalan pelumasan. Pelumas kompresor dibutuhkan untuk memberi pelumasan pada bantalan kompresor (bearing), dan komponen yang bergerak dan bergesekan. Pelumas kompresor bersikulasi bersama-sama refrigeran sehingga harus digunakan pelumas khusus yang dapat bercampur dengan refrigeran dan tidak membeku pada temperatur rendah (evaporator). Jenis pelumas yang biasa digunakana adalah PAG (polyalkyleneglycol) untuk refrigeran R-134a dan minyak pelumas mineral untuk R-12. Minyak pelumas R-12 tidak dapat digunakan untuk R-134a, karena tidak akan bercampur dengan refrigeran ini. Saat sistem MAC (Mobile Air Conditioning) beroperasi, sebagian pelumas yang bercampur dengan refrigeran akan terbawa keluar kompresor, sehingga sejumlah pelumas akan ditemukan di kondensor, evaporator, receiver dryer, dan komponen lainnya. Namun, sejumlah tertentu pelumas harus bersikulsi berasamasama refrigeran untuk melumasi bagian-bagian yang memerlukan.
37 101 Jumlah pelumas di dalam kompresor tidak boleh terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jika jumlah pelumas terlalu banyak, maka pelumas akan menempel pada dinding pipa kondensor dan evaporator dan menghalangi perpindahan panas. Akibatnya kapasitas pendinginan akan menurun. Kandungan pelumas dalam refrigeran yang mencapai 10% dapat menurunkan kapasitas pendinginan 8%. Jika jumlah pelumas dalam kompresor terlalu sedikit akan menyebabkan temperatur kompresor meningkat, komponen cepat aus dan rusak akibat temperatur yang tinggi. Dalam menangani pelumas untuk R-134a perlu diperhatikan agar pelumas ini tidak terkena udara bebas terlalu lama karena sifatnya yang sangat higroskopik dan iritasi. Dengan beberapa plastik dan cat minyak pelumas ini bereaksi. Pelumasan pada silinder dan torak biasanya dilakukan dengan percikan oleh batang penghubung, atau pelat swash dan wobble. Pada jenis kompresor TV terdapat pemisah pelumas di dalam kompresor. Hal ini dibuat dengan maksud untuk memperbaiki efek pendinginan dengan mencegah pelumas terbawa ke kondensor dan evaporator. Pemisah pelumas ditempatkan pada sisi tekanan tinggi (discharge). Campuran refrigeran dan pelumas yang keluar dari katup keluaran dengan dipandu oleh deflektor di alirkan ke arah bawah. Akibat adanya perbedaan massa jenis dan efek gravitasi, pelumas akan terpisah dengan uap refrigeran. Pelumas yang terkumpul akan kembali ke ruang tengah kompresor yang tekanannya lebih kecil dari tekanan keluaran melalui lubang pelumas atau katup.
38 Cara meningkatkan unjuk kerja (COP) mesin pendingin Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan unjuk kerja (COP) mesin pendingin yang menggunakan refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle dari hasil penelitian diatas adalah antara lain : a) Meningkatkan kemurnian refrigeran CFC-12/R-12 dengan mendaur ulang (proses recycle) menggunakan mesin 3R multi laluan. b) Mereklamasi refrigeran (Reclamation) adalah upaya untuk menperoleh ulang refrigeran yang melekulnya telah rusak dan tidak dapat dimurnikan dengan cara recycling. Berbeda dengan proses recycling yang hanya melibatkan proses-proses fisik seperti penyaringan kotoran dan pemisahan pelumas, proses reclaiming melibatkan proses kimia untuk memperbaiki susunan melekul. c) Penanganan refrigeran CFC-12/R-12 hasil recovery dan recycle mesin 3R yang baik dan benar; pengosongan, pemakuman, uji kebococoran, pemakuman, isi oli dan pengisian refrigeran sesuai dengan tekanan optimal. d) Perawatan termasuk menjaga kebersihan AC mobil Retrofitting CFC-12 ke HFC-134a HFC-134a digunakan secara luas sebagai alternatif CFC-12 untuk MAC baru. Diharapkan bahwa kapasitas pendinginan HFC-134a dibandingkan dengan CFC-12 sedikit lebih rendah (sekitar 9% penurunan kapasitas pendinginan). HFC-134a tidak bercampur dengan pelumas mineral. Sehingga, pelumas mineral yang umumnya digunakan untuk CFC-12 dan refrigeran hidrokarbon
39 103 tidak dapat digunakan untuk HFC-134a. Pelumas polyalkyleneester (POE) saat ini digunakan sebagai pelumas pada sistem HFC-134a, pelumas ini bersifat sangat higroskopis, yang menyerap uap air dari udara dalam jumlah yang besar. Kombinasi pelumas POE dan HFC-134a merupakan pelarut yang sangat baik. Disebabkan oleh karakteristik yang tidak menguntungkan ini, terdapat masalah ketahanan dan kesukaran selama service. Sistem POE dan HFC-134a membutuhkan tingkat kebersihan yang tinggi. Hal ini harus dijaga walaupun untuk sistem MAC bekas pakai saat dilakukan retrofitting. Hal-hal berikut perlu diperhatikan : a) Pelumas kompresor harus dikeluarkan seluruhnya sebelum menggantinya dengan pelumas POE. Sisa pelumas lama walau dalam jumlah sedikit dapat menjadi kontaminan dalam sistem. b) Pelarut seperti CTC dan CFC-11 tidak boleh digunakan untuk flushing. c) CFC-12 dan pelumas kompresornya lebih toleran terhadap kontaminan, sedangkan HFC-134a dan POE memerlukan penangan lebih khusus. d) Saat retrofitting ke HFC-134a diketahui bahwa kontaminan mulai berdeposisi di dalam pipa kapiler. e) Tekanan kerja akan meningkat jika terdapat kontaminan atau pengotor seperti udara atau refrigeran lain berada di dalam sistem. Karena karakteristik campuran HFC-134a/POE, sejumlah komponen harus diganti saat melakukan retrofitting dari CFC-12 ke HFC-134a. Komponen yang perlu diganti adalah :
40 104 a) Kompresor b) Filter dryer dan c) Katup ekspansi Pada kasus kompresor, ada kemungkinan pembentukan kerak akibat dekomposisi termal atau hidrolis atau keduanya. Ada beberapa komponen tertentu yang terbuat dari bahan non logam digunakan dalam kompresor CFC-12, yang tidak sesuai dengan sistem HFC-134a/POE. Material non logam ini secara perlahan digerus dan membentuk kerak di dalam kompresor. Pada kompresor HFC-134a baru, material non logam telah diganti dengan bahan yang lebih sesuai. Katup ekspansi juga perlu diganti dengan yang khusus untuk HFC-134a dengan bahan tembaga yang lebih baik. Dengan demikian, biaya penggantian komponenkomponen ini sangat tinggi. Hal ini menyebabkan retrofitting ke HFC-134a tidak ekonomis. 5.3 Pemakaian Refrigeran CFC-12/R-12 dan HFC-134a/R-134a Pemakaian refrigeran CFC-12/R-12 dan HFC-134a/R-134a pada perusahaan/bengkel AC mobil di Denpasar - Bali disajikan pada Tabel 5.4.
41 Tabel 5.4 Rekapitulasi Refrigeran CFC-12 dan HFC-134a pada Bengkel AC Mobil di Denpasar - Bali 105 Berdasarkan rekafitulasi pemakaian refrigeran pada perusahaan/bengkel AC mobil di Denpasar-Bali seperti ditunjukkan pada tabel 5.4, terlihat rata-rata pemakaian refrigeran CFC-12/R-12 dari tahun 2007, 2008, 2009 hingga Mei 2010, yaitu: 185,36 kg, 145,57 kg, 110,31 kg, hingga 47,85 kg. Dari tahun 2007
42 106 hingga Mei 2010 terjadi penurunan pemakaian dengan rata-rata penurunannya 31,87 kg atau 21,44% pertahun. Secara rinci penurunan pemakaian refrigeran CFC-12/R-12 disajikan pada Gambar 5.2. Pemakaian (kg) Gambar 5.2 Pemakaian Refrigeran CFC-12/R-12 pada Bengkel AC Mobil di Denpasar-Bali dari Tahun 2007 sampai Mei 2010 Sedangkan pemakaian refrigeran HFC-134a/R-134a dari tahun 2007, 2008, 2009 hingga Mei 2010, yaitu: 195,44 kg, 232,71 kg, 294,67 kg, dan 167, 23 kg. Bila diprediksi sampai akhir tahun 2010 nampak pemakaiannya dari tahun ke tahun meningkat dengan rata-rata peningkatan 33,45 kg atau 23,4 % per tahun. Secara rinci peningkatan pemakaian refrigeran HFC-134a/R-134a disajikan pada Gambar 5.3.
43 107 Pemakaian (kg) Gambar 5.3 Pemakaian Refrigeran HFC-134a/R-134a pada Bengkel AC Mobil di Denpasar- Bali dari Tahun 2007 sampai 2010 Terjadinya penurunan penggunaan CFC-12/R-12 pada AC mobil karena terjadi kelangkaan CFC setelah diberlakukan pemberhentian import CFC ke tanah air, kecuali oleh importer terdaftar dan hanya untuk kesehatan (dalam bidang kedokteran). Dengan demikian pemakaian refrigeran jenis CFC-12/R-12 suatu saat akan habis. Sedangkan terjadi peningkatan pemakain refrigeran HFC-134 dengan rata-rata peningkatan 33,45 kg atau 23,4 % per tahun. Terjadi peningkatan pemakaian HFC-134a/R-134a pada AC mobil karena dengan dilarang atau diberhentikan import CFC-12/R-12 ketanah air berarti terjadi kelangkaan CFC di tanah air. Sementara belum ada pengganti refrigeran CFC-12/R-12 yang baik kecuali HFC-123/R-134a.
REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan
REFRIGERAN & PELUMAS Persyaratan Refrigeran Persyaratan refrigeran (zat pendingin) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut : 1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Daftar nama perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R di Denpasar-Bali
LAMPIRAN 1 Daftar nama perusahaan/bengkel service AC mobil yang mendapat bantuan mesin 3R di Denpasar-Bali No. Nama Perusahaan/Bengkel Alamat 1 UD. Asia Ban Jl. Gunung Agung No.55, Pemecutan. 2 CV. Bagus
Lebih terperinciLampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 02 Tahun 2007 Tanggal : 8 Pebruari 2007
Lampiran : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 02 Tahun 2007 Tanggal : 8 Pebruari 2007 A. UMUM Refrigerasi adalah suatu proses penyerapan energi ( panas atau kalor ) dari suatu ruang atau
Lebih terperinciGambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN Prinsip Kerja Instalasi Instalasi ini merupakan instalasi mesin pendingin kompresi uap hibrida yang berfungsi sebagai mesin pendingin pada lemari pendingin dan pompa kalor pada
Lebih terperinciKemas. Ridhuan PROSES DAUR ULANG REFRIGERAN YANG TERCEMAR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN PENGHEMATAN
PROSES DAUR ULANG REFRIGERAN YANG TERCEMAR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN PENGHEMATAN Kemas. Ridhuan Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar Dewantara No. 116 Kota Metro
Lebih terperinciPenggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT
Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sistem refrigerasi telah memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya terbatas untuk peningkatan kualitas dan kenyamanan hidup, namun juga telah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media
Lebih terperinciMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PELAKSANAAN RETROFIT DAN RECYCLE PADA SISTEM REFRIGERASI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN
Lebih terperinciMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PELAKSANAAN RETROFIT DAN RECYCLE PADA SISTEM REFRIGERASI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara di sekitar kita dewasa ini sangat peka terhadap pencemaran, hal ini erat hubungannya dengan aktivitas manusia untuk mengejar kehidupan modern. (Darmono, 2001).
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan pengerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahapan ini akan dilakukan studi literatur dan pendalaman
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Udara Pengering udara adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghilangkan kandungan air pada udara terkompresi (compressed air). Sistem ini menjadi satu kesatuan proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi udara yang digunakan dengan tujuan untuk memberikan rasa nyaman bagi penghuni
Lebih terperinciTugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika
Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Oleh : Robbin Sanjaya 2106.030.060 Pembimbing : Ir. Denny M.E. Soedjono,M.T PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Lebih terperinciSISTEM AC (AIR CONDITIONING)
SISTEM AC (AIR CONDITIONING) Pengetesan Sistem AC Bermacam cara dapat dilaksanakan untuk pengetesan sistem AC, antara lain : 1. Tes tekanan 2. Tes temperatur Tes kebocoran A. Bagian tekanan rendah B. Bagian
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciPERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL
M O D U L PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciMUSICOOL HYDROCARBON REFRIGERANT OVERVIEW
{sidebar id=3} MUSICOOL HYDROCARBON REFRIGERANT OVERVIEW MUSICOOL adalah refrigerant dengan bahan dasar hydrocarbon alam dan termasuk dalam kelompok refrigerant ramah lingkungan, dirancang sebagai alternatif
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : pendingin dengan refrigeran R-22 dan MC-22.
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Data data yang diperoleh dari penulisan Tugas Akhir ini : 1. Data dari hasil pengujian Data diperoleh dari hasil pengujian alat praktikum mesin pendingin
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING
Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENGUJIAN Sistem cascade yang digunakan dalam pengujian ini terdapat di gedung P2M (Salemba). Sebelumnya sistem ini dimanfaatkan untuk mendinginkan komponen pesawat
Lebih terperinciMULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng
MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi
Lebih terperinciBAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur
BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Refrigerasi adalah suatu proses penyerapan panas dari suatu zat atau produk sehingga temperaturnya berada di bawah temperatur lingkungan. Mesin refrigerasi atau disebut juga mesin
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK SISTEM AC PENGOSONGAN DAN PENGISIAN REFRIGERANT
LAPORAN PRAKTIK SISTEM AC PENGOSONGAN DAN PENGISIAN REFRIGERANT Disusun oleh: Susilawati 11504279015 PROGRAM S1 KKT UNY JURUSAN PENDIDIKAN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA 2012 A.
Lebih terperinciPELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL
PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL PRINSIP PENDINGINAN PROSES MEMINDAHKAN ATAU MENAMBAHKAN PANAS DARI SUATU BENDA ATAU TEMPAT KE
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi Mesin pendingin icyball beroperasi pada tekanan tinggi dan rawan korosi karena menggunakan ammonia sebagai fluida kerja. Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.
3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian
Lebih terperinciMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN PERSYARATAN KOMPETENSI PELAKSANAAN RETROFIT DAN RECYCLE PADA SISTEM REFRIGERASI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
Lebih terperinciPENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA AIR CONDITIONING (AC)
PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA AIR CONDITIONING (AC) PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA AIR CONDITIONING (AC) Oleh : Agus Maulana, Drs, MT Praktisi Mesin Pendingin Staf Pengajar Mesin Pendingin PT Mitra
Lebih terperinciSistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada
Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Refrigerasi adalah proses pengambilan kalor atau panas dari suatu benda atau ruang tertutup untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk dari energi,
Lebih terperinciPENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA AIR CONDITIONING (AC)
PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA AIR CONDITIONING (AC) Oleh : Agus Maulana, Drs, MT Praktisi Mesin Pendingin Staf Pengajar Mesin Pendingin PT Mitra Lestari Bumi Abadi (MILBA) Disampaikan Pada Acara Bimbingan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Pengujian sistem refrigerasi..., Dedeng Rahmat, FT UI, Universitas 2008 Indonesia
BAB II DASAR TEORI 2.1 REFRIGERASI DAN SISTEM REFRIGERASI Refrigerasi merupakan proses penyerapan kalor dari ruangan bertemperatur tinggi, dan memindahkan kalor tersebut ke suatu medium tertentu yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selanjutnya jumlah dan kualitas dari udara yang dikondisikan tersebut dikontrol.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan kondisi udara yang nyaman pada saat ini sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, terutama pada kendaraan seperti
Lebih terperinciBAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR
BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.
Lebih terperinciHUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN
HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN Eko Budiyanto Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyan Metro Jl. KH. Dewantara No.
Lebih terperinciCatatan : *) BPO : Bahan Perusak Ozon GRK : Gas Rumah Kaca
Catatan : *) BPO : Bahan Perusak Ozon GRK : Gas Rumah Kaca Jakarta, 8 Nopember 2011 ACUAN KEBIJAKAN PEMERINTAH 1. Penghapusan BPO & GRK - Keppres RI No. 23 / 1992 (perlindungan lapisan ozon) - UU No. 17
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Garis Besar Penelitian Penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah melakukan pengujian pengaruh putaran mesin terhadap performansi sistem pengkondisian udara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan
Lebih terperinciSISTEM AIR CONDITIONER (AC)
SISTEM AIR CONDITIONER (AC) KOMPETENSI Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat : 1. Menjelaskan prinsip terjadinya pendinginan pada sistem AC. 2. Menjelaskan Fungsi AC pada mobil. 3. Menjelaskan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :
LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan
Lebih terperinciOleh: Daglish Yuliyantoro Dosen Pembimbing: Ari Bachtiar K.P. ST.MT.PhD
Oleh: Daglish Yuliyantoro 2107100518 Dosen Pembimbing: Ari Bachtiar K.P. ST.MT.PhD JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 Konvensi Wina dan Protokol
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin Penemuan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi merintis jalan bagi pembuatan dan penggunaan mesin penyegaran udara. Komponen utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dilihat dengan semakin banyak digunakannya perlengkapan ini secara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pengkondisian udara dewasa ini memegang peranan penting. Hal tersebut dilihat dengan semakin banyak digunakannya perlengkapan ini secara luas di berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan
Lebih terperinciPenggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
Lebih terperinciCompressor (a) Condenser (b) Expansion Valve (c) Evaporator (d)
Pedoman Servis A/C Terapan Komponen Utama Sistem A/C Sisi HP Sisi LP Compressor (a) Condenser (b) Expansion Valve (c) Evaporator (d) Normally Closed Distribusi Oli Sepanjang Sistem A/C Normally Closed
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik
Lebih terperinciPengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin
Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin BELLA TANIA Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya May 9, 2013 Abstrak Mesin
Lebih terperinciPENDINGINAN KOMPRESI UAP
Babar Priyadi M.H. L2C008020 PENDINGINAN KOMPRESI UAP Pendinginan kompresi uap adalah salah satu dari banyak siklus pendingin tersedia yang banyak digunakan. Metode ini merupakan yang paling banyak digunakan
Lebih terperinciSeminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12
ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12 Suroso, I Wayan Sukania, dan Ian Mariano Jl. Let. Jend. S. Parman No. 1 Jakarta 11440 Telp. (021) 5672548
Lebih terperinciPenggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :
SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desalinasi Desalinasi merupakan suatu proses menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.
Lebih terperinciSISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer
SISTEM REFRIGERASI Sistem refrigerasi sangat menunjang peningkatan kualitas hidup manusia. Kemajuan dalam bidang refrigerasi akhir-akhir ini adalah akibat dari perkembangan sistem kontrol yang menunjang
Lebih terperinciPERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR-22 UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN
PERFORMANSI RESIDENTIAL AIR CONDITIONING HIBRIDA DENGAN STANDBY MODE MENGGUNAKAN REFRIGERAN HCR- UNTUK PENDINGIN DAN PEMANAS RUANGAN Eko Prasetyo 1, Azridjal Aziz, Rahmat Iman Mainil 3 Laboratorium Rekayasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sistem pengkondisian udara pada saat ini bukan lagi. merupakan suatu kemewahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem pengkondisian udara pada saat ini bukan lagi merupakan suatu kemewahan, namun telah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Tanpa adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air
Lebih terperinciJurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober
Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober 2016 114 PENGUJIAN PENGARUH VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP PERFORMANSI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA PADA KENDARAAN PENUMPANG 1.500 cc Suadi Program Studi
Lebih terperinciMekatronika Modul 11 Pneumatik (1)
Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersebut memerlukan suatu alat untuk mengkondisikan udara. didalam ruangan bangunanbangunan tersebut seperti Air Conditioner
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis dimana sebagian besar bangunan-bangunannya dibuat dengan ketinggian ruang tidak lebih dari 3m, sehingga mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin
BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Sistem refrigerasi kompresi uap paling umum digunakan di antara
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...
Lebih terperinciKomponen mesin pendingin
Komponen mesin pendingin Berdasarkan fungsi atau kegunaannya komponen mesin pendingin sistem kompresi dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : A. Komponen pokok Yang dimaksud dengan komponen pokok adalah komponen
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PERKULIAHAN Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik otomotif Mata Kuliah & kode : SISTEM AC ; OTO 330 SKS : Teori 2, Praktik 1 Semester : IV (D3), VI (S1) Mata Kuliah prasyarat
Lebih terperinciTROUBLESHOOTING AC MOBIL
M O D U L TROUBLESHOOTING AC MOBIL Oleh: Drs. Ricky Gunawan, MT. Ega T. Berman, S.Pd., M.Eng. BIDANG KEAHLIAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN 3.1.1 Pengertian AC Air Conditioner(AC) merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara. Dengan kata lain,ac berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret Yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Maret 2015. Yang meliputi uji coba dan pengolahan data, dan bertempat di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciANALISIS BEBAN PENDINGINAN DAN KALOR UNIT PENGKONDISIAN UDARA DAIHATSU XENIA
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISIS BEBAN PENDINGINAN DAN KALOR UNIT PENGKONDISIAN UDARA DAIHATSU XENIA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),
Lebih terperinciPENGGUNAAN REFRIGERAN HIDROKARBON (HC) DALAM BISNIS PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC
PENGGUNAAN REFRIGERAN HIDROKARBON (HC) DALAM BISNIS PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC Isnanda (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang ABSTRAK Sesuai dengan program Pemerintah tentang
Lebih terperinciOverview of Existing SNIs for Refrigerant
One day Seminar on Energy Efficient Machinery for Building 19 Mei 2016 Bromo Room, Gedung Pusat Niaga, 6th Floor JAKARTA INTERNATIONAL EXPO, KEMAYORAN Overview of Existing SNIs for Refrigerant Ari D. Pasek
Lebih terperinciPENGOSONGAN & PENGISIAN FREON DENGAN MESIN RECYCLE AC
JOB SHEET 10 PENGOSONGAN & PENGISIAN FREON DENGAN MESIN RECYCLE AC Oleh: Sutiman, M.T (sutiman@uny.ac.id) Ibnu Siswanto, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF Semester IV Revisi : 01
Lebih terperinciGambar 1 menunjukkan komponen-komponen yang menjalankan mobil kriogenik (cryocar) ini. Nitrogen cair yang sangat dingin disimpan dalam tangki
Mobil Hijau Mobil Hijau? Jangan salah sangka dulu! Mobil-mobil masa depan ini disebut Mobil Hijau bukan karena warnanya. Justru warna mobil-mobil ini bermacam-macam, bukan hanya hijau. Mobil ini disebut
Lebih terperinciPengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika
Pengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika ISSN 1907-0500 Desi Heltina, Yusnimar, Marjuki, Ardian Kurniawan Jurusan Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Riau Pekanbaru 28293 Abstrak Seiring dengan meningkatnya
Lebih terperinciBab III Metodelogi Penelitian
Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Dalam pengujian analisa kinerja AC split merk TCL 3/4 PK mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 dengan variasi tekanan tanpa pembebanan terdapat beberapa
Lebih terperinciBAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI
BAB IV ANALISA EKSPERIMEN DAN SIMULASI Selama percobaan dilakukan beberapa modifikasi atau perbaikan dalam rangka usaha mendapatkan air kondensasi. Semenjak dari memperbaiki kebocoran sampai penggantian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel
BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel Cooling Tunnel atau terowongan pendingin merupakan sistem refrigerasi yang banyak digunakan di industri, baik industri pengolahan makanan, minuman dan farmasi. Cooling
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SISTIM AC KOMPRESOR TIPE WOBBLE PLATE Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistim AC Disusun Oleh : Cahyono (5201410028) Naufal Farras Sajid (5201410029) Riwan Setiarso (5201410030) Rifki Yoga Kusuma
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL
METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang Lingkup Metode pengujian ini membahas ketentuan persiapan dan tata cara pengujian kadar air
Lebih terperinciBab III. Metodelogi Penelitian
Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga
Lebih terperinciROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli
ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli 2005 25 PENGARUH PERUBAHAN TEMPERATUR EVAPORATOR TERHADAP PRESTASI AIR COOLED CHILLER DENGAN REFREGERAN R-134a, PADA TEMPERATUR KODENSOR TETAP Bambang Yunianto 1) Abstrak Pengujian
Lebih terperinciMenggunakan Musicool HC yang Hemat Listrik & Ramah Lingkungan Pada Mesin AC Sebagai Pengganti Freon
Musicool Refrigerant Hemat listrik dan Ramah Lingkungan Menggunakan Musicool HC yang Hemat Listrik & Ramah Lingkungan Pada Mesin AC Sebagai Pengganti Freon {sidebar id=3} Seperti yg kita ketahui sekarang
Lebih terperinciBAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI
BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pendinginan Proses pendinginan merupakan proses pengambilan kalor/panas dari suatu ruang atau benda untuk menurunkan suhunya dengan jalan memindahkan kalor yang terkandung
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air conditioner atau yang biasa di sebut AC merupakan sebuah alat yang mampu mengondisikan udara. Dengan kata lain, AC berfungsi sebagai penyejuk udara. Penggunaan
Lebih terperinci