KEPALA SEKSI PEMETAAN DAN SUPERVISI LPMP SUMATERA UTARA. PEMBINA TINGKAT I, IV/b. MANTAN WIDYAISWARA. INSTRUKTUR NASIONAL KURIKULUM 2013.
|
|
- Herman Tanuwidjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DRS. SYAHDIAN, M.Si KEPALA SEKSI PEMETAAN DAN SUPERVISI LPMP SUMATERA UTARA. PEMBINA TINGKAT I, IV/b. MANTAN WIDYAISWARA. INSTRUKTUR NASIONAL KURIKULUM Pendidikan: Pendidikan Biologi - IKIP Medan. Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan USU Medan 1
2 Oleh Hamid Muhammad, Ph.D Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Disampaikan pada Seminar Nasional Ikatan Guru Indonesia, Gunungsitoli-Nias, 03 September 2016 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2
3 LITERASI Counting & Calculating Speaking & Listening Perceiving & Drawing Reading & Writing Komponen Literasi Basic Literacy Library Literacy Research Process Types of materials Dewey System Catalog & Indexes Kemampuan dalam MENGAKSES, MEMAHAMI, dan MENGGUNAKAN informasi secara cerdas Broadcast Types Online Print Inform Purpose Entertain Persuade Information Literacy Media Literacy Technology Literacy Visual Literacy Ethics & Etiquette Print Hardware Tools Production Software online Presentation Sumber: Clay (2001) 3
4 GERAKAN LITERASI SEKOLAH Tujuan GLS Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Target Pencapaian Menyenangkan dan ramah anak sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar. Menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan. Semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama. Memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya. Mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal sekolah. 4
5 Implementasi GLS di Sekolah Sosialisasi Strategi 1. Pemangku kepentingan 2. Pelatihan Kurikulum Sekolah Sasaran 3. Mitra pendidikan (Pegiat literasi, lembaga donor internasional [USAID, UNICEF, dll]) 5
6 Masyarakat Ekonomi Asean Perubahan di tingkat lokal dan global di bidang ekonomi, sosial, dan budaya Gerakan Literasi Sekolah Meningkatkan kemampuan berliterasi kepada siswa (literasi dini, dasar, media, perpustakaan, teknologi, visual) Permendiknas No. 84/2008 Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan Gerakan Literasi Sekolah Multiliterasi berperspektif gender 6
7 SD SMP SMA Sumber: Dapodik Kompetensi Siswa Abad XXI Literasi Dasar 1. Literasi 2. Numerasi 3. Literasi sains 4. Literasi teknologi informasi 5. Literasi finansial 6. Literasi budaya dan kewarganegaraan Kompetensi 7. Berpikir kritis/ penyelesaian masalah 8. Kreativitas 9. Komunikasi 10. Kolaborasi Kualitas Karakter 11. Rasa ingin tahu 12. Inisiatif 13. Kegigihan 14. Adaptasi 15. Kepemimpinan 16. Kepedulian sosial dan budaya 7
8 SD Kompetensi Guru Abad XXI Menggerakkan SMP SMA Mengajar Mendidik Menginspirasi Sumber: Dapodik 8
9 PEMBELAJARAN ABAD 21 9
10 Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21 Ciri Abad 21 Informasi (tersedia dimana saja, kapan saja) Komputasi (lebih cepat memakai mesin) Otomasi (menjangkau segala pekerjaan rutin) Komunikasi (dari mana saja, ke mana saja) Model Pembelajaran Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah [menanya], bukan hanya menyelesaikan masalah [menjawab] Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis [pengambilan keputusan] bukan berfikir mekanistis [rutin] Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah 10
11 Kerangka Kompetensi Abad 21 Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008 Kehidupan dan Karir Fleksibel dan adaptif Berinisiatif dan mandiri Keterampilan sosial dan budaya Produktif dan akuntabel Kepemimpinan&tanggung jawab Pembelajaran dan Inovasi Kreatif dan inovasi Berfikir kritis menyelesaikan masalah Komunikasi dan kolaborasi Informasi, Media and Teknologi Melek informasi Melek Media Melek TIK Kerangka ini menunjukkan bahwa berpengetahuan [melalui core subjects] saja tidak cukup, harus dilengkapi: -Berkemampuan kreatif - kritis -Berkarakter kuat [bertanggung jawab, sosial, toleran, produktif, adaptif,...] Disamping itu didukung dengan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,... 11
12 Mendukung Keseimbangan penilaian: tes standar serta penilaian normatif dan sumatif Menekankan pada pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja peserta didik Membolehkan pengembangan portofolio siswa KERANGKA KOMPETENSI ABAD 21 Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008 Perlunya mempersiapkan proses penilaian yang tidak hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain termasuk portofolio siswa. Disamping itu dierlukan dukungan lingkungan pendidikan yang memadai Menciptakan latihan pembelajaran, dukungan SDM dan infrastruktur Memungkinkan pendidik untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman dan integrasinya di kelas Memungkinkan peserta didik untuk belajar yang relevan dengan konteks dunia Mendukung perluasan keterlibatan komunitas dalam pembelajaran, baik langsung maupun online 12
13 PENTINGNYA KREATIVITAS
14 Competitiveness Score GRAFIK HUBUNGAN INOVASI DAN DAYA SAING Indonesia 3 2 y = 0,051x + 1,6176 Koef Korelasi = 0, GCI: Global Competitiveness Index ICI: Innovation Capability Index Innovation Score Sumber: World Economic Forum. The Global Competitiveness Report Augusto López-Claros. The Innovation for Development Report
15 Koef Korelasi = 0,84 Source: Martin Prosperity Institute Creativity and Prosperity: The Global Creativity Index. 15
16 PERGESERAN PENGERTIAN TENTANG KREATIVITAS Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif Terbatas untuk seni Murni bakat Pemahaman Lama Pemahaman Baru Untuk semua mata pelajaran Keterampilan yang dapat dipelajari Originalitas Tidak perlu pengetahuan pendukung Terobosan besar Free play (bebas) dan discovery Originalitas dan nilai (asas manfaat) Pengetahuan lapangan sangat diperlukan Keterampilan berfikir (kontribusi dalam pengembangan) Stimulation play (terarah) dan discovery Anuscha Ferrari et al Innovation and Creativity in Education and Training 16
17 PERSEPSI & PEMAHAMAN GURU TTG KREATIVITAS (tidak mudah menilai kreativitas tantangan bagi sistem pendidikan, bukan dihindari) Pengertian Kreativitas % Setuju Berlaku untuk setiap ranah pengetahuan 98 Berlaku untuk tiap mata pelajaran 96 Tidak terbatas pada seni 86 Tiap orang dapat menjadi kreatif 88 Bakat bawaan lahir 21 Keterampilan dasar yang sebaiknya dikembangkan di sekolah 95 Dapat diajarkan 70 Dapat dinilai 50 R. Cachia and A. Ferrari Creativity in Schools: A survey of Teachers in Europe. JRC Scientific & Technical Reports. 17
18 PROSES PEMBELAJARAN YANG MENDUKUNG KREATIVITAS Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: - Observing [mengamat] - Questioning [menanya] Personal - Experimenting [mencoba] - Associating [menalar] - Networking [Membentuk jejaring] Inter-personal Pembelajaran berbasis kecerdasan tidak akan memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai 200%) Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, 18 dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning 18
19 Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas Sharp, C Developing young children s creativity: what can we learn from research? Guru dapat membuat peserta didik berperilaku kreatif melalui: tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar, mentolerir jawaban yang nyeleneh, menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, memberanikan peserta didik untuk: - mencoba, - menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasi, - memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian, memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekspresif 19
20 Proses Pembelajaran Penilaian Karakteristik Penguatan Menggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar,... Menggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran Menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery learning] Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi Menekankan pada pertanyaan yang mebutuhkan pemikiran mendalam [bukan sekedar hafalan] Mengukur proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa Menggunakan portofolio pembelajaran siswa 20
21 Singapore Shanghai- Japan Hong Kong- Korea Chinese Thailand Indonesia 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Matematika Refleksi dari Hasil PISA % 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% IPA Level 6 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Below Level 1 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Bahasa Level 6 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1b Hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara negara lain banyak yang sampai level 4, 5, bahkan 6. Dengan keyakinan bahwa semua manusia diciptakan sama, interpretasi dari hasil ini hanya satu, yaitu: yang kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman penyesuaian 21
22 Chinese Taipei Korea, Rep. of Singapore Japan Turkey Thailand Malaysia Iran Indonesia Morocco Saudi Arabia Chinese Taipei Singapore Korea, Rep. of Japan Turkey Malaysia Thailand Iran Saudi Arabia Morocco Indonesia Hasil TIMSS Matematika SMP/MTs Kelas VIII Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 22
23 Singapore Chinese Taipei Japan Korea, Rep. of Malaysia Thailand Turkey Iran Indonesia Morocco Saudi Arabia Singapore Chinese Taipei Korea, Rep. of Japan Turkey Iran Malaysia Thailand Saudi Arabia Indonesia Morocco Hasil TIMSS IPA SMP/MTs Kelas VIII Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara hampir 40% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 23
24 Singapore Chinese Taipei Iran Indonesia Morocco Singapore Chinese Taipei Iran Saudi Arabia Indonesia Morocco Hasil TIMSS Membaca SD/MI Kelas IV Very Low Low Intermediate High Advance Very Low Low Intermediate High Advance 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah, sementara lebih dari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama, kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 24
25 Model Soal TIMSS TIMSS dan PIRLS membagi soal-soalnya menjadi empat katagori: Low mengukur kemampuan sampai level knowing Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying High mengukur kemampuan sampai level reasoning Advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information 25
26 Perbandingan Kurikulum Matematika SD Kelas IV dan Materi TIMSS Domain Number Geometry Shapes and Measurement Data Display Topics 1. Concepts of whole numbers, including place value and ordering 2. Adding, subtracting, multiplying, and/or dividing with whole numbers 3. Concepts of fractions 4. Adding and subtracting with fractions 5. Concepts of decimals, including place value and ordering 6. Adding and subtracting with decimals 7. Number sentences 8. Number patterns 1. Lines: measuring, estimating length of; parallel and perpendicular lines 2. Comparing and drawing angles 3. Using informal coordinate systems to locate points in a plane 4. Elementary properties of common geometric shapes 5. Reflections and rotations 6. Relationships between two-dimensional and three-dimensional shapes 7. Finding and estimating areas, perimeters, and volumes 1. Reading data from tables, pictographs, bar graphs, or pie charts 2. Drawing conclusions from data displays 3. Displaying data using tables, pictographs, and bar graphs Merah: Belum Diajarkan di Kelas IV Ada beberapa topik yang tidak terdapat pada kurikulum saat ini, sehingga menyulitkan bagi siswa kelas IV yang mengikuti TIMSS 26
27 Persentase Siswa SMP Kelas VIII yang Telah Diajar Topik TIMSS (IPA) All Science (20 Topics) Source: TIMSS 2011 International Science Report. Biology (7 Topics) Chemistry (4 Topics) Physics (5 Topics) Earth Science (4 Topics) Iran Turkey Saudi Arabia Thailand Chinese Taipei Indonesia Singapore Malaysia Morocco Japan Korea, Rep.Of Walaupun hampir semua materi IPA ada pada kurikulum, tetapi tidak semua memperoleh pelajaran tersebut. Menunjukkan banyak materi kurikulum yang tidak diajarkan. Hal ini sangat mungkin terkait dengan kemampuan profesi guru, mengajarkan apa yang mereka pahami, dan melompati yang mereka merasa kurang paham 27
28 Pesersentase Siswa SMP Kls VIII yang Telah Diajar Topik TIMSS (Matematika) All Mathematics (19 Topics) Number (5 Topics) Algebra (5 Topics) Geometry (6 Topics) Data and Chance (3 Topics) Turkey Korea, Rep.Of Saudi Arabia Japan Singapore Malaysia Iran Chinese Taipei Thailand Indonesia Morocco Mengingat tidak semua materi matematika TIMSS terdapat pada kurikulum, sehingga wajar apabila persentase siswa yang telah diajar materi TIMSS adalah rendah Source: TIMSS 2011 International Mathematics Report. 28
29 PKN KTSP 2006 Kelas IV Tingkat Kesulitan Mata Pelajaran Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pem. kecamatan Menggambarkan struktur organisasi desa dan pemerintah kecamatan Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi Menggambarkan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi Mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK Menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya PKN KTSP 2006 Kelas V Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pengertian dan pentingnya peraturan perundangundangan tingkat pusat dan daerah Memberikan contoh peraturan perundang- undangan tingkat pusat dan daerah, seperti pajak, anti korupsi, lalu lintas, larangan merokok Mendeskripsikan pengertian organisasi contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi di sekolah Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama Mematuhi keputusan bersama Warna merah: terlalu berat bagi siswa SD 29
30 Arah Pengembangan: Penguatan Materi Evaluasi ulang ruang lingkup materi: Meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi siswa Mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa Menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional Evaluasi ulang kedalaman materi sesuai dengan tuntutan perbandingan internasional [s/d reasoning] Menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan 30
31 dikdasmen.kemdikbud.go.id TERIMA KASIH
Pengembangan Kurikulum 2013
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pengembangan Kurikulum 2013 Penyegaran Instruktur PLPG untuk Implementasi Kurikulum 2013 RANCANG ULANG BANGUNAN KURIKULUM Perkembangan Kurikulum di Indonesia 1947
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si.
PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM 2013 Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si. Disajikan dalam Pelatihan Guru MI Persis Gandok Tasikmalaya, 11 Juli 2017 Outline 1. Kecenderungan
Lebih terperinciPola Pikir Guru (dan Siswa) Dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum Oleh Sri Heny Kusningsih
Pola Pikir Guru (dan Siswa) Dalam Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 Oleh Sri Heny Kusningsih Apa yang Berubah? Ilmu Teknologi Sosial Budaya Ekonomi: Kecepatan Interaksi Variasi Kualitas... Data Informasi
Lebih terperinciPerubahan Mindset. Kompetensi Keterampilan Guru. Kualitas. Perubahan Sikap. Rancangan aktivitas. Proses. Kualitas. Implementasi Kurikulum
Perubahan Mindset Kualitas Proses Kompetensi Keterampilan Guru Perubahan Sikap Rancangan aktivitas Kualitas Implementasi Kurikulum Kemauan dan Kegigihan melatih diri selama pelatihan Format: Refleksi,
Lebih terperinciKURIKULUM
KURIKULUM 2013 anang.tj@kemdikbud.go.id Bonus Demografi Sebagai Modal "Bonus Demografi" 100 tahun kemerdekaan Competence Based, LEARNING Eff, Curriculum update Strategi Pengembangan Pendidikan SD SMP SM
Lebih terperinciSosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala
Lebih terperinciPengembangan Kurikulum 2013
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Arahan Mendikbud Pengembangan Kurikulum 2013 Penyegaran Nara Sumber Pelatihan Guru untuk Implementasi Kurikulum 2013 Jakarta, 26-28 Juni 2013 Beberapa Isu Publik Tentang
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL TERSEMBUNYI DALAM GURU MATEMATIKA KREATIF
VARIABEL-VARIABEL TERSEMBUNYI DALAM GURU MATEMATIKA KREATIF P 76 Suryo Widodo Universitas Nusantara PGRI Kediri widodonusantara@yahoo.co.id Abstrak Berbagai penelitian tentang kreativitas telah banyak
Lebih terperinci12/14/2016. Indonesia berpartisipasi pada studi TIMSS sejak tahun Namun baru tahun 2015 target populasinya kelas 4 SD/MI
12/14/216 Hasil TIMSS 215 Trend in International Mathematics and Science Study Diagnosa Hasil untuk Perbaikan Mutu dan Peningkatan Capaian TIMSS adalah studi internasional yang mengukur kemampuan siswa
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Disampaikan pada Sosialisasi Kurikulum FKIP Universitas Riau 2014 dan Lokakarya Implementasi Kurikulum 2013 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Tjipto Sumadi Unit Implementasi Kurikulum Kementerian Pendidikan
Lebih terperinci16/08/2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kurikulum Penyegaran Instruktur PLPG untuk Implementasi Kurikulum 2013
KURIKULUM 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kurikulum 2013 Penyegaran Instruktur PLPG untuk Implementasi Kurikulum 2013 RASIONAL PENGEMBANGAN KURIKULUM 2013 1 Tantangan Internal 1. Reformasi
Lebih terperinciPerubahan Pola Pikir dalam Kurikulum 2013
Perubahan Pola Pikir dalam Kurikulum 2013 I. Perubahan Filosofi Pembelajaran Apa yang Berubah? Selalu berubah Ilmu Teknologi Sosial Budaya Ekonomi: Kecepatan Interaksi Variasi Kualitas... Model pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan negara dalam isi pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, jalan yang harus ditempuh adalah
Lebih terperinciHasil Uji Publik Kurikulum 2013
Paparan Mendikbud Hasil Uji Publik Kurikulum 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 21 Desember 2012 1 Daftar Isi A B C D E Analisis Hasil TIMSS dan PIRLS 2011 Kesesuaian Soal TIMSS dan PIRLS dengan
Lebih terperinciPengembangan Kurikulum KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 10 Januari 2012
Pengembangan Kurikulum 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 10 Januari 2012 Agenda A B C D E Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Pengembangan Kurikulum 2013 Uji Publik Alternatif Struktur Kurikulum
Lebih terperinciPengembangan Kurikulum KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 19 Januari 2013
Pengembangan Kurikulum 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 19 Januari 2013 Agenda A B C D E Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Pengembangan Kurikulum 2013 Uji Publik Alternatif Struktur Kurikulum
Lebih terperinciPembicara Utama 1 MANAJEMEN GURU DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Teacher & Student Growth Teacher & Student Growth Teacher & Student Growth 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 1.0 0.9 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 1.0 0.9 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 1.0 0.9 1999/00
Lebih terperinciLATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tuntutan kualitas sumber daya manusia era globalisasi abad 21 sangat tinggi dan kompleks. Kerangka kompetensi abad 21 dari 21 st Century Skills, Education,
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa. Kemampuan berpikir kritis sangat berguna untuk dapat mencermati dan menghadapi berbagai
Lebih terperinciSOSIALISASI KURIKULUM 2013 DI UNS - SURAKARTA
SOSIALISASI KURIKULUM 2013 DI UNS - SURAKARTA Oleh: Musliar Kasim Wakil Menteri Bidang Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Solo, 16 Maret 2013 Alasan untuk Pengembangan Kurikulum Tantangan
Lebih terperinciStandar Kurikulum Penilaian landasan penumbuh kembangan kompetensi abad 21 dan karakter bangsa
Standar Kurikulum Penilaian landasan penumbuh kembangan kompetensi abad 21 dan karakter bangsa Nizam Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013
ELEMEN PERUBAHAN KURIKULUM 2013 PPT - 1.2 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Elemen Perubahan Standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam upaya
Lebih terperinciKebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1
Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1 Dasar Hukum Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana
Lebih terperinci2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hal yang tidak pernah berubah dalam kehidupan yaitu perubahan itu sendiri. Semua hal akan melakukan perubahan. Perubahan yang dilakukan, tentunya ke arah
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG)
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU (KPPG) Materi A2 (Guru Pembelajar dan Literasi) Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan PROGRAM GURU PEMBELAJAR 2 PERAN STRATEGIS GURU Pengaruh
Lebih terperinciRASIONAL KURIKULUM 2013
RASIONAL KURIKULUM 2013 PPT - 1.1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Kurikulum menurut Undang-undang Nomor
Lebih terperinciPendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. Ki
Lebih terperinciSTRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. (Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013)
STRATEGI LITERASI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013) Satgas GLS Ditjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017 1 Penyusun Kisyani-Laksono
Lebih terperinciPaparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Bidang Pendidikan. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013
Paparan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Bidang Pendidikan Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jakarta, 14 Januari 2014 1 A Pengantar Alasan untuk Pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi aspek yang paling berpengaruh dalam upaya membentuk generasi bangsa yang siap menghadapi masalah-masalah di era globalisasi. Namun, kualitas
Lebih terperinciPembelajaran Matematika SD
Pembelajaran Matematika SD Yasin Yusuf, S.Pd Kurikulum 2013 1 Perkembangan Penduduk sebagai Modal SDM Usia Produktif (2020-2035) Melimpah Kompeten Tidak Kompeten Modal Pembangunan Transformasi melalui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal penting dalam kehidupan karena dapat menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Ihsan (2011: 2) menyatakan bahwa pendidikan bagi kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu berpikir kritis di era globalisasi. Salah satunya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan pada hampir semua mata pelajaran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani memiliki peran penting dalam rangka membentuk manusia seutuhnya, karena tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan jasmani. Pendidikan
Lebih terperinciGERAKAN LITERASI SEKOLAH
GERAKAN LITERASI SEKOLAH SATGAS GERAKAN LITERASI SEKOLAH Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2016 Tujuan Paham konsep dan tujuan Gerakan Literasi Sekolah
Lebih terperinci2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disampaikan pendahuluan penelitian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian
Lebih terperinciURGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN
URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN Dr. Marzuki marzukiwafi@yahoo.co.id UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 13 May 2015 1 Pendahuluan Pendidikan harus dikelola dengan baik dan benar agar
Lebih terperinciKEMAMPUAN GURU MATEMATIKA KREATIF DALAM MEMBUAT MASALAH MATEMATIKA KONTEKSTUAL
KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA KREATIF DALAM MEMBUAT MASALAH MATEMATIKA KONTEKSTUAL Suryo Widodo Universitas Nusantara PGRI Kediri widodonusantara@yahoo.co.id Abstrak Berbagai penelitian tentang kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas, dalam artian manusia terus menggali setiap celah didalam kehidupan yang dapat mereka kembangkan demi memenuhi kebutuhannya.
Lebih terperinciKEBIJAKAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) SMK
KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) SMK Dr. Junus Simangunsong Kasi Penilaian Dit. PSMK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2016 1 DAFTAR
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kata Kunci: karakter, pendekatan saintifik
IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SAINS MENYONGSONG GENERASI EMAS INDONESIA Ida Mintarina Nulfita, M.Pd, SMAN 1 Padangan Bojonegoro, 62162 Email: idaersyat@yahoo.co.id Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal (1) pendidikan itu sendiri merupakan usaha sadar
Lebih terperinciPPT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
ELEMENPERUBAHAN KURIKULUM2013 PPT - 1.2 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ElemenPerubahan Standar KompetensiLulusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalau kita cermati saat ini pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan yang diinginkan, apalagi harapan yang dituangkan dalam Undangundang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Mata pelajaran matematika diberikan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada kecakapan hidup (life skill oriented), kecakapan berpikir,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang
Lebih terperinciLAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013
LAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013 DASAR HUKUM, RASIONAL PENGEMBANGAN SERTA ELEMEN PERUBAHAN TENTANG KOMPETENSI PEMBELAJARAN, PENILAIAN PEMBELAJARAN DAN RANCANGAN KURIKULUM 2013 Oleh : Intan Mustika Noor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laswadi, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia yang unggul merupakan potensi yang sangat penting untuk dikembangkan dalam rangka membangun Indonesia. Dengan sumber daya manusia yang unggul kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang muncul, seseorang dituntut untuk memiliki pemikiran yang out of the box
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, kita menghadapi berbagai macam tantangan baik dalam ekonomi, politik, teknologi, lingkungan, kesehatan, maupun dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
Lebih terperinciPENDAMPINGAN IMPLEMENTASI PENILAIAN PENDIDIKAN DI PERGURUAN MUHAMMADIYAH WIYUNG SURABAYA
Vol.1 No.2 Januari 2016, hal. 102 109 ISSN: 2460-5514 PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI PENILAIAN PENDIDIKAN DI PERGURUAN MUHAMMADIYAH WIYUNG SURABAYA Oleh: Rudy Kustijono 1, Hermin Budiningarti 2, Titin Sunarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Deni Moh Budiman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan pendidikan fisika di sekolah adalah agar siswa dapat memahami sejumlah konsep dan dapat menerapkan atau mengaplikasikan konsep-konsep itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dari satu tempat ke seluruh penjuru dunia terjadi dengan sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang terjadi saat ini, menyebabkan penyebaran informasi dari satu tempat ke seluruh penjuru dunia terjadi dengan sangat cepat. Untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku adalah komponen penting dalam proses pembelajaran. Buku teks atau buku ajar merupakan bahan pengajaran yang paling banyak digunakan diantara semua bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan dan kemajuan suatu bangsa terletak pada sumber daya manusia yang berkualitas. Upaya penciptaan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu dengan
Lebih terperinciProf. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal
PERAN PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM MENYIAPKAN TENAGA KEPENDIDIKAN YANG PROFESIONAL DAN BERKARAKTER Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah
Lebih terperinciInspirational Talk : Experiences as a Lecturer and Other Tasks. Musliar Kasim Andalas University, Padang Indonesia
Inspirational Talk : Experiences as a Lecturer and Other Tasks Musliar Kasim Andalas University, Padang Indonesia As Rector, I endorsed several activities which later made Andalas University nationally
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika adalah ilmu yang berkembang sejak ribuan tahun lalu dan masih berkembang hingga saat ini. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa
Lebih terperinciTransformasi Pendidikan Menghadapi Abad 21 Melalui Penguatan Peran Budaya Sekolah Paparan Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing
Transformasi Pendidikan Menghadapi Abad 21 Melalui Penguatan Peran Budaya Sekolah Paparan Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diketahui bahwa literasi merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad ke-21 ini, kemampuan literasi peserta didik di Indonesia berkaitan erat dengan keterampilan membaca yang berkelanjutan pada kemampuan memahami informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan pasar bebas, perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat, perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh,
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 : QUO VADIS? SEMINAR NASIONAL KURIKULUM 2013 PROGRAM PASCASARJANA UNNES 7 APRIL 2013
KURIKULUM 2013 : QUO VADIS? SEMINAR NASIONAL KURIKULUM 2013 PROGRAM PASCASARJANA UNNES 7 APRIL 2013 1 Nama : Dr. Muhdi,SH.M.Hum Tpt/tgl/lhr. : Kebumen,27-1-1962 Alamat : Jl.Tirtomukti VIII/1 Status : Kawin
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25 ANALISIS PERBANDINGAN LEVEL KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM STANDAR ISI (SI), SOAL UJIAN NASIONAL (UN), SOAL (TRENDS IN INTERNATIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Berlakunya kurikulum 2013 yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Berlakunya kurikulum 2013 yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran,
Lebih terperincimemberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.
1. UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 50 ayat (3) 2. PP no 19 tahun 2005 (Pasal 61 ayat 1), 3. Renstra Diknas 2005-2009 4. Bervariasinya penyelenggaraan 5. Rekomendasi kajian profil SBI tahun 2006 6. Buku Pedoman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satunya adalah dengan melakukan perubahan kurikulum. UU No. 20 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan zaman telah membawa konsekuensi pada munculnya berbagai permasalahan sosial, untuk dapat beradaptasi menyikapi perubahan dan mengatasi permasalahan
Lebih terperinciKata Kunci: analisis soal; buku siswa kurikulum 2013; BSE; domain kognitif 1. PENDAHULUAN
ANALISIS DESKRIPTIF SOAL-SOAL DALAM BUKU SISWA KURIKULUM 2013 (EDISI REVISI) DAN BSE PELAJARAN MATEMATIKA SMP KELAS VII DITINJAU DARI DOMAIN KOGNITIF TIMSS 2011 Yoga Muhamad Muklis 1, Siwi Rimayani Oktora
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa depan bangsa sangat tergantung pada kondisi pendidikan karena pendidikan merupakan investasi masa depan bangsa dimana anak bangsa dididik agar bisa meneruskan
Lebih terperinciLATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai salah satu negara yang menjunjung tinggi pendidikan telah melakukan pembaharuan-pembaharuan untuk memperlancar proses pembelajaran, baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Heri Sugianto, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Trends In International Mathematics and Sciencel Study (TIMSS) adalah studi internasional tentang prestasi sains dan matematika siswa. Studi ini dikoordinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Pendidikan adalah salah satu upaya
Lebih terperinciKONSEP KURIKULUM 2013
Oleh : Pratiwi Pujiastuti pratiwi@uny.ac.id KONSEP KURIKULUM 2013 Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunus Abidin, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan paradigma dunia tentang makna pendidikan, pendidikan dihadapkan ada sejumlah tantangan yang semakin berat. Salah satu tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah, 2008). Pendidikan formal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan
Lebih terperinciSEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) KELAS IV SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan ( PKN ) Satuan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kini kita telah memasuki abad 21, abad dimana berbagai informasi dapat diperoleh oleh semua orang di penjuru dunia tanpa terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan keterbatasan produk yang dikembangkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan yang terjadi pada setiap aspek pendidikan. Penyempurnaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan nasional ditandai dengan penyempurnaan yang terjadi pada setiap aspek pendidikan. Penyempurnaan kurikulum dari kurikulum 1994
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan diberikan untuk memberikan gambaran masalah yang dialami peneliti, solusi permasalahan yang ditawarkan oleh peneliti serta batasan permasalahan yang akan diteliti. Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urip Nurdiana, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan terus berkembang, begitupun dengan keterampilan mengajar. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat sudah seharusnya dipersiapkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen penting dalam membentuk manusia yang memiliki
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan abad 21 saat ini ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi. Terutama pada pembangunan nasional yaitu bidang pendidikan. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sumber daya insani yang sepatutnya mendapat perhatian terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Upaya peningkatan mutu pendidikan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar kita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak); dalam Taman
Lebih terperinciPembelajaran Berbasis Keterampilan Abad 21. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta
Pembelajaran Berbasis Keterampilan Abad 21 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta Abad ke-20 dan Abad ke-21 Karakteristik Khas Pembelajaran Abad ke-20 dan Abad ke-21 No ABAD KE-20
Lebih terperinciKONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK PPT 2.1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Esensi Pendekatan Saintifik Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling menunjang dan saling berkaitan. Kemahiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen kehidupan yang sangat penting sebagai investasi jangka panjang bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Melalui pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang
Lebih terperinci2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dapat diwujudkan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu faktor yang berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang adalah kemampuan yang berhubungan dengan penguasaan sains. Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Deden Rahmat Hidayat,2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting untuk dipelajari. Hal ini karena matematika lahir dari fakta-fakta yang ada dalam kehidupan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang sistematis dan menyeluruh. Ilmu pengetahuan yang holistik, bukan merupakan ilmu yang parsial antara
Lebih terperinciBAB I MENGENAL PENILAIAN KURIKULUM 2013
1 BAB I MENGENAL PENILAIAN KURIKULUM 2013 A. Sekilas Tentang Kurikulum 2013 Sebelum membahas mengenai penilaian dalam Kurikulum 2013, sebaiknya kita pahami dulu tentang latar belakang, arah, dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini. Cakupan tersebut antara lain latar belakang masalah, rumasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Makhluk Hidup khususnya pada Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan termasuk ke dalam materi yang sangat menarik, tetapi
Lebih terperinci