Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung
|
|
- Sonny Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung Roida Sihombing 1, Anni Sinaga 1 & Sari Sarce A. 1* 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung Abstrak Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengunaan zat-zat gizi, dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih. Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang berada dalam rentang usia tertentu. Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai srategi dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Gangguan gizi pada awal kehidupan mempengaruhi kualitas kehidupan berikutnya. Gizi kurang pada balita tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi kualitas kecerdasan dan perkembangan dimasa mendatang. Oleh karena itu, peran makanan yang bernilai gizi tinggi sangat penting. Dalam hal ini pemerintah mengadakan pelayanan Posyandu sebagai wadah bagi masyarakat dalam mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balitanya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi upaya kader Posyandu dalam peningkatan status gizi balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel secara total sampling dengan jumlah 80 responden. Dari hasil analisa data menunjukan bahwa upaya kader Posyandu dalam peningkatan status gizi balita sebelum hari Posyandu yaitu hampir setengahnya dari responden (40%) berupaya kurang, saat hari Posyandu yaitu hampir setengahnya dari responden (46%) berupaya kurang, setelah hari Posyandu yaitu hampir setengahnya dari responden (46%) berupaya cukup. Dengan data dasar dari penelitian ini Puskesmas dapat menentukan kebijakan-kebijakan seperti melakukan pelatihan atau pendidikan kesehatan kepada kader Posyandu untuk meningkatkan pelaksanaan upaya kader Posyandu dalam peningkatan status gizi balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung. Kata kunci: Status Gizi, Balita, Posyandu, Kader 501
2 Pendahuluan Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan syarat mutlak menuju pembangunan di segala bidang. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Balita adalah individu atau sekelompok individu dari suatu penduduk yang berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat dikelompokan menjadi tiga golongan yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun), golongan batita (2-3 tahun) dan golongan praksekolah (> 3-5 tahun) (Adriani, 2012). Pada masa balita perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, dan inteligensia berjalan sangat cepat. Faktor gizi sangat berperan sekali dalam pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Status gizi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas SDM terutama yang terkait dengan kecerdasan, produktivitas dan kreativitas (Adriani, 2012). Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 54 persen kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80 persen kematian anak (WHO, 2011). Menurut data RisKesDas (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun 2010 di Indonesia diketahui prevalensi balita berdasarkan berat badan dengan gizi buruk 4,9%, gizi kurang 13,00%, gizi baik 76,2% dan gizi lebih 5,8% (Riskesdas 2010 dalam Kemenkes RI 2012). Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2005, suatu masyarakat disebut tidak mempunyai masalah kesehatan bila hanya ada 2,0% balita mempunyai status gizi kurang dan 0,5% balita mempunyai status gizi buruk (Depkes RI 2011). Berdasarkkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pembangunan sumber daya manusia Indonesia belum menunjukan hasil yang mengembirakan. Pada tahun 2003, IPM Indonesia menempati urutan 112 dari 174 negara (UNDP, 2003). Pada Tahun 2004 IPM Indonesia menempati 111 dari 177 negara (UNDP, 2004). Rendahnya IPM ini dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia (Hadi, 2005). Pada bayi di bawah usia 3 tahun di Indonesia didapatkan 27,56% menderita gizi buruk. Saat ini ada 19 provinsi yang memiliki angka penderita busung lapar. Dari 19 propinsi tersebut ada 6 propinsi yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan salah satunya adalah Propinsi Jawa Barat. Status gizi balita di Jawa Barat pada tahun 2010 yaitu gizi buruk 0,91%, gizi kurang 7,98%, gizi baik 89,40% dan gizi lebih 1,71% (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2011). Status gizi balita di kota Bandung pada tahun 2011 yaitu gizi buruk 0,49%, gizi kurang 3,70%, gizi baik 502
3 91,22%, dan gizi lebih 4,59% (Dinkes kota Bandung, 2011). Puskesmas Cibolerang adalah Puskesmas yang terletak di dalam kota yang bekerja sama dengan Puskesmas Kopo dalam hal memberikan penyuluhan kepada masyarakat di kelurahan Margasuka, jika tenaga kesehatan dari Puskesmas Cibolerang kurang untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat di kelurahan Margasuka maka Puskesmas Cibolerang meminta bantuan tenaga dari Puskesmas Kopo. Puskesmas Cibolerang juga adalah salah satu Puskesmas yang selalu berusaha meningkatkan status gizi, khususnya pada balita. Puskesmas Cibolerang termasuk kedalam salah satu kategori Puskesmas yang termasuk dalam status gizi kurang sesuai dengan data yang di dapatkan oleh peneliti dari Dinas Kesehatan Kota Bandung bahwa Puskesmas Cibolerang termasuk kedalam urutan ke empat yang mengalami status gizi balita kurang. Laporan bulanan status gizi balita pada Kelurahan Margasuka di wilayah kerja Puskesmas Cibolerang (Maret 2012-Maret 2013) dapat dilihat pada table berikut: Tabel 1 Status Gizi Balita Di Kelurahan Margasuka Wilayah Kerja Puskesmas Cibolerang Pada Maret 2012-Maret 2013 Bulan, Tahun Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk Gizi Lebih April, ,7% 10,8% 1,23% 7,26% Mei 87,27% 5,63% 0,96% 6,11% Juni 82,28% 8,00% 0,85% 8,85% Juli 81,90% 12,15% 0,69% 5,58% Agustus 80,2% 12,9% 0,34% 4,70% September 90,0% 4,33% 0,49% 5,08% Oktober 87,9% 5,62% _ 6,46 November 84,40% 8,93% 1,35% 5,68% Desember 86,9% 5,37% 0,55% 7,16% Januari, ,32% 5,49% 0,46% 18,77% Februari 81,78% 8,93% 0,46% 8,81% Maret 65,74% 7,29% 0,46% 26,50% Sumber Data : Laporan Bulanan Puskesmas Cibolerang 2013 Banyaknya kejadian balita yang menderita gizi buruk akhirakhir ini adalah salah satu cerminan lemahnya infrastruktur kesehatan, pangan dan gizi; serta terjadinya kesenjangan, ketidakadilan, kemiskinan, kebijakan ekonomi dan politik sehingga dengan banyaknya kasus gizi buruk dapat menurunkan citra bangsa Indonesia dimata dunia, dimana kasus gizi buruk yang muncul merupakan fenomena gunung es yang memerlukan penanganan serius. Akibat gizi buruk 503
4 terhadap pertumbuhan anak, dapat menyebabkan stunting (postur tubuh kecil pendek). Jika gizi buruk terjadi pada masa balita perkembangan otak pada usia 1-3 tahun, maka kondisi ini akan sulit untuk dapat pulih kembali. Beberapa penelitian menjelaskan, dampak jangka pendek gizi buruk terhadap perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara dan gangguan perkembangan yang lain. Dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes IQ, penurunan perkembangan kognitif, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan menurunnya prestasi akademik (Endang Elis, 2009). Upaya meningkatkan peran serta masyarakat antara lain melalui sistem pengkaderan. Peran serta kader dalam upaya peningkatan status gizi balita merupakan hal yang sangat penting guna mendukung program pemerintah untuk mengatasi agar gizi buruk pada anak tidak bertambah melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan revitalisasi Posyandu. Dalam melaksanakan tugasnya, kader kesehatan sebelumnya akan diberikan pelatihan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan peningkatan status gizi balita. Pelatihan ini biasanya diadakan dua kali dalam setahun (Depkes, 2002). Kader adalah tenaga suka rela yang dipilih oleh dan dari masyarakat yang bertugas mengembangkan masyarakat. Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat DepKes RI memberikan batasan kader, bahwa kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela (Efendi, 2009). Upaya peningkatan gizi balita oleh kader Posyandu dapat dilihat pelaksanaanya melalui sistem lima meja dalam Posyandu, yaitu: Pendaftaran (meja satu), Penimbangan (meja dua), Pencatatan (meja tiga), Penyuluhan (meja empat), Pelayanan tenaga professional meliputi KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan setempat (meja lima). Dalam penelitian Sukiarko, 2007 mengenai pengaruh pelatihan dengan metode belajar berdasarkan masalah terhadap pengetahuan dan keterampilan kader gizi dalam kegiatan Posyandu yaitu untuk meningkatkan kemampuan seorang kader perlu menerapkan keterampilan dengan memberikan latihan secara berkesinambungan. Sebagai contoh setelah kader mempelajari modul mengenai status gizi akan dilanjutkan dengan keterampilan melakukan kegiatan penimbangan balita dengan benar, pengisian KMS dengan benar dan lain-lain. Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti pada tanggal 15 April 2013 dengan melakukan wawancara kepada kader Posyandu dan petugas di Puskemas Cibolerang dapat diketahui bahwa di Kelurahan 504
5 Margasuka ada 8 RW, masingmasing RW memiliki 5-14 orang kader. Jumlah kader di Kelurahan Margasuka adalah 80 orang. Terdapat 10 Posyandu di Kelurahan Margasuka diantaranya 6 termasuk Posyandu Pratama dan ada 3 Posyandu Madya dan 1 Posyandu Purnama. Berikut ini adalah hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada ketua kader Posyandu Kelurahan Margasuka wilayah kerja Puskesmas Cibolerang. Tabel 2 Kader Posyandu Margasuka Kota Bandung Lama menjadi kader Jumlah kader % Kader yang ikut pelatihan di luar wilayah Kader yang aktif mengikuti pelatihan di Puskesmas <10 Tahun 42 orang 52,5% 8 orang 68 orang >10 Tahun 38 orang 47,5% 2 orang 57 orang Sumber Data: Laporan Dari Ketua Kader di Puskesmas Cibolerang Ketua kader Posyandu di Puskesmas Cibolerang mengatakan setiap bulannya ada penyuluhan kepada kader mengenai penyakitpenyakit yang terbaru dan juga mengenai status gizi balita Peneliti juga melakukan wawancara kepada kader Posyandu, ada 10 orang kader yang sudah diwawancarai dan 8 orang mengatakan bahwa kader Kelurahan Margasuka pernah mendapat pelatihan mengenai upaya peningkatan status Gizi balita, mereka mengatakan bila ada undangan dari luar wilayah Puskesmas Cibolerang untuk pelatihan, ketua kader Puskesmas memilih 2 0rang perwakilan untuk mengikuti pelatihan tersebut dan setelah mendapat pelatihan, 2 orang kader yang menjadi perwakilan tersebut menjelaskan kembali kepada kader-kader lain yang ada di Kelurahan Margasuka mengenai pelatihan yang mereka ikuti. Setelah peneliti wawancara kepada 8 kader yang telah mengikuti pelatihan hanya 1 orang kader yang masih mengingat bagaimana upaya meningkatkan status gizi. Setelah peneliti melihat kegiatan Posyandu yang dilakukan di RW 07 Pos 2 Kelurahan Margasuka, kader hanya melakukan penimbangan pada balita dan jika ada timbangan yang kurang atau lebih kader tidak memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibuibu yang membawa balita, masih banyak alat yang belum dilengkapi kader sebelum hari Posyandu dan tempat Posyandu juga tidak tertata dengan rapi. Dari hasil studi pendahuluan, saat ini yang menjadi masalah di Kelurahan Margasuka adalah belum adanya upaya yang sunguh-sunguh dari kader Kelurahan Margasuka untuk meningkatkan status gizi balita, dimana setiap bulannya dilakukan penyuluhan oleh Puskesmas kepada kader Posyandu, akan tetapi kader Posyandu tidak 505
6 menyampaikannya kepada ibu-ibu yang memiliki balita. Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengambil judul upaya kader Posyandu dalam peningkatan status gizi balita di Kelurahan Margasuka. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: bagaimana upaya kader Posyandu dalam peningkatan status gizi balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung. Tujuan penelitian ini yaitu tujuan umum penelitian mengidentifikasi upaya kader Posyandu dalam peningkatan status gizi balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung. Tujuan khusus penelitian adalah mengidentifikasi karakteristik responden / kader yang ada di Kelurahan Margasuka Kota Bandung, Mengidentifikasi upaya kader Posyandu dalam peningkatan status gizi balita sebelum hari Posyandu di Kelurahan Margasuka Kota Bandung, Mengidentifikasi upaya kader Posyandu dalam peningkatan status gizi balita saat hari Posyandu di Kelurahan Margasuka Kota Bandung. Mengidentifikasi upaya kader Posyandu dalam peningkatan status gizi balita setelah hari Posyandu di Kelurahan Margasuka Kota Bandung. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Pengambilan sampel secara total sampling dengan jumlah 80 responden. Hasil Penelitian Sub Variabel Upaya Peningkatan Status Gizi Balita Data penelitian upaya peningkatan status gizi terdiri dari upaya sebelum hari Posyandu, upaya saat hari Posyandu dan upaya setelah hari Posyandu. Data penelitian ini diperoleh peneliti dari jawaban responden atas sejumlah pertayaan yaitu jawaban-jawaban responden dari pertayaan di dalam angket yang mendukung penelitian, dan setiap jawaban yang dipilih responden yang benar di beri nilai 1 dan yang salah di beri nilai 0 yang kemudian diolah sesuai rumus persentase pada penelitian. Setelah mendapat nilai total dari jawaban responden, peneliti membagi 3 kategori yaitu baik dengan persentase >76-100%, cukup dengan persentase >61-75%, dan kurang dengan persentase <60%. Setelah mengkategorikan setiap sub variabel kemudian akan diinterprestasikan oleh peneliti menurut referensi. 506
7 1. Distribusi Frekuensi Upaya Sebelum Hari Posyandu Tabel 3 Upaya Peningkatan Status Gizi Balita Sebelum hari Posyandu Sub Variabel Kriteria Jumlah Persentase Upaya sebelum hari Posyandu Baik 22 orang 27% Cukup 26 orang 33% Kurang 32 orang 40% Total 80 orang 100% Dari tabel di atas bahwa upaya kader dalam peningkatan status gizi balita sebelum hari Posyandu yaitu hampir setengahnya dari responden berupaya kurang atau 40%. 2. Distribusi Frekuensi Upaya Saat Hari Posyandu Tabel 4 Upaya Peningkatan Status Gizi Balita Saat Hari Posyandu Sub Variabel Kriteria Jumlah Persentase Upaya saat hari Posyandu Baik 9 orang 11% Cukup 34 orang 43% Kurang 37 orang 46% Total 80 orang 100% Dari tabel di atas bahwa upaya kader dalam peningkatan status gizi balita saat hari Posyandu yaitu hampir setengahnya dari responden berupaya kurang atau 46%. 3. Distribusi Frekuensi Upaya Setelah Hari Posyandu Tabel 5 Upaya Peningkatan Status Gizi Balita Setelah Hari Posyandu Sub Variabel Kriteria Jumlah Persentase Upaya setelah hari Posyandu Baik 27 orang 34% Cukup 37 orang 46% Kurang 16 orang 20% Total 80 orang 100% Dari tabel di atas bahwa upaya kader dalam peningkatan status gizi balita setelah hari Posyandu yaitu hampir setengahnya dari responden berupaya cukup atau 46%. 507
8 Simpulan 1. Upaya kader Posyandu di kelurahan Margasuka dalam peningkatan status gizi balita sebelum hari Posyandu menyatakan hampir setengah respoden berupaya kurang (40%) dalam peningkatan status gizi balita sebelum hari Posyandu. 2. Upaya kader Posyandu di kelurahan Margasuka dalam peningkatan status gizi balita saat hari Posyandu yaitu hampir setengah responden berupaya kurang (46%). 3. Upaya kader Posyandu di kelurahan Margasuka dalam peningkatan status gizi balita setelah hari Posyandu yaitu hampir setengah responden berupaya Saran 1. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi Puskesmas serta kader Posyandu terhadap seberapa besar upaya kader dalam peningkatan status gizi balita di kelurahan Margasuka dan sebagai data dasar bagi Puskesmas dalam menentukan kebijakan-kebijakan seperti melakukan pelatihan atau pendidikan kesehatan kepada kader Posyandu untuk peningkatan status gizi balita di kelurahan Margasuka. 2. Bagi Institusi STIK Immanuel Diharapkan penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk menambah informasi mengenai upaya kader Posyandu dalam peningkatkan status gizi balita di kelurahan Margasuka. Oleh karena itu diharapkan kepada institusi untuk mempersiapkan mahasiswa yang akan praktek di keperawatan komunitas memberikan promosi kesehatan kepada kader Posyandu dan ibu yang memiliki balita mengenai upaya yang harus dilakukan dalam peningkatan status gizi balita. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar dalam hal penelitian selanjutnya. Peneliti selanjutnya disarankan agar meneliti hal yang lebih mendalam, salah satunya ialah faktor-faktor yang mempengaruhi upaya kader Posyandu dalam peningkatan status gizi balita di kelurahan Margasuka kota Bandung. DAFTAR PUSTAKA Adriani, M. dan Wirjatmadi, B Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group., M. dan wirjatmadi, B Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Amalia Rizqua Lama Menjadi Kader, Frekuensi Pelatihan, Pengetahuan Gizi, 508
9 Dan Sikap Kader Posyandu Dengan Perilaku Penyampaian Informasi Tentang Pesan Gizi Seimbang. Semarang: Universitas Diponegoro. Almatsier, S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Arikunto Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Dinkes Kota Bandung Seksi pelayanan kesehatan dasar. Bandung: Dinkes Kota Bandung. Dinkes Provinsi Jawa Barat Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Bandung: Dinkes Provinsi Jawa Barat. Efendi dan Makhfudli Keperawatan Kesehatan Komunitas Terori Dan Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hanum pengertian Balita. disk1/116/jtptunimus-gdlmuksing2a babii.pdf. diperoleh tanggal 29 april 2013 Hidayat, A Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika Jafar, N Status Gizi Balita. Makassar: Universitas Hasanuddin Mubarak W. Dan Chayatin Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori Dan Aplikasi. Jakarta: EGC. Notoadmojo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Riyanto, A Pengelolahan Dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Rossi suparman Pengaruh Faktor Motivasi Terhadap Peran Serta Kader dan Masyarakat Dalam Kegiatan Posyandu di Kabupaten Kuningan. Bandung : Program Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Padjadjaran. Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sandiyani, A Lama Menjadi Kader, Frekuensi Pelatihan, Pengetahuan Gizi, Dan Sikap Kader Posyandu Dengan Perilaku Penyampaian Informasi Tentang Pesan Gizi Seimbang. Semarang: Universitas Diponegoro. Sukiarko, Pengaruh Pelatihan Dengan Metode Belajar Berdasarkan Masalah Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Kader Gizi Dalam Kegiatan Posyandu. 509
10 Semarang: Diponegoro. Universitas Tejasari Nilai gizi pangan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Uci Sanusi Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Posyandu di Wilayah Uptd Puskesmas Pasawahan di Kabupaten Kuningan Tahun Tasikmalaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi. 510
BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat secara optimal oleh masyarakat seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu pendekatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang sehat, cerdas, dan produktif. Pencapaian pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak faktor. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sedangkan ukuran kesejahteraan masyarakat. sasaran yang membutuhkan layanan (Depkes RI, 2006).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azasi manusia dan sekaligus sebagai investasi, Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Lebih terperinciFaktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Pramanik Gantini, Dewi Hanifah, S.SIT., M.Keb Abstrak Rendahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA Nova Yulita Sellia Juwita Universitas Abdurrab Jl. Riau Ujung No 73 Pekanbaru 085376039565 nova.yulita@univrab.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani, dkk : 2008) adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan
Lebih terperinciPERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008
PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008 Asep Taryana, Tri Sulastri, Sunaryo ABSTRAK Posyandu sebagai salah satu bentuk upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator penentu keberhasilan tingginya tingkat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi dan balita. Berdasarkan peringkat Human Development Index
Lebih terperinciMahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN KEPATUHAN IBU MEMBERIKAN KAPSUL VITAMIN A PADA BALITA USIA 12 59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ROWOSARI KOTA SEMARANG Frida Cahyaningrum 1,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara operasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak balita merupakan salah satu golongan penduduk yang rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan
Lebih terperinciAsti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2
HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG POSYANDU DAN KADER DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI KELURAHAN NANGGELENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGELENG KOTA SUKABUMI Asti Nurilah Khadar
Lebih terperinciHUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI
HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2009 1 Fatimatuzzahra 2, Evi Nurhidayati 3, Dewi Rokhanawati 4 INTISARI Banyak faktor yang menyebabkan
Lebih terperinciOleh : Merlly Amalia ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DALAM EVALUASI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU DESA CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA
Lebih terperinciHUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG
HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG Nunung Nurjanah * Tiara Dewi Septiani** Keperawatan Anak, Program Studi Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda.
Lebih terperinciPENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR
PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR KOTA SUKABUMI TAHUN 2012 Irawan Danismaya, S.Kp.,M.Kep Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UUD 1945, pasal H ayat 1 dan UU No. 36 Tahun 2009, Kesehatan merupakan hak asasi dan sekaligus sebagai intervensi, sehingga perlu diupayakan dan ditingkatkan
Lebih terperinciOleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU OLEH IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pos pelayanan terpadu ( Posyandu) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balita merupakan kelompok masyarakat yang rentan gizi. Rentan gizi merupakan kelompok masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, bila suatu masyarakat terkena
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Khahfie Ramadhan Al Khaidar, Sri Janatri, S.Kp., M.Kep Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,
Lebih terperincie-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75
71 PENDAHULUAN Pada saat ini dan masa yang akan datang pembangunan di Indonesia memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas, yaitu sumberdaya manusia yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id Abstrak Periode penting dalam tumbuh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana pelaksanaannya dilakukan di tiap kelurahan/rw.
Lebih terperinciGAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU
Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 33-38 33 GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Rusmini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik. penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal tersebut maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator gizi yang menentukan keberhasilan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu ukuran fisik penduduk (Depkes, 2004). Guna menyukseskan hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendahnya tingkat partisipasi anak balita (bawah lima tahun) ke posyandu (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data laporan tahunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa bayi dan balita merupakan periode emas dalam kehidupan sehingga menjadi masa yang sangat penting dan perlu perhatian serius, karena pada masa ini berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan
Lebih terperinciHUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014
HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu merupakan bagian dari pembangunan untuk mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera, dikelola oleh kader posyandu yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan.
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PADUKUHAN PUCANGANOM DESA WEDOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PADUKUHAN PUCANGANOM DESA WEDOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Desi Suciarti 201410104150 PROGRAM STUDI BIDAN
Lebih terperinciOleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG TUMBUH KEMBANG DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN dan SARAN
BAB 7 KESIMPULAN dan SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 7.1.1 Faktor sanitasi lingkungan yang mempengaruhi diare pada balita sebesar 87% didukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. Bukti empiris menunjukkan, hal ini sangat ditentukan oleh status
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar terutama ibu, bayi dan anak balita
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI Anisa Dewati 1, Irdawati 2 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan,
Lebih terperinciANALISIS PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA DI DESA PASIRLANGU CISARUA BANDUNG BARAT
60 ANALISIS PENGETAHUAN GIZI IBU BALITA DI DESA PASIRLANGU CISARUA BANDUNG BARAT Vera Susanti 1, Sri Subekti 2, dan Ai Nurhayati 3 Program penyuluhan gizi di desa Pasirlangu, Cisarua, Bandung Barat diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Lembaga Pangan Dunia (LPD) dalam penelitiannya pada awal tahun 2008 menyebutkan jumlah penderita gizi buruk dan rawan pangan di Indonesia mencapai angka 13 juta.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia. Jumlah penderita kurang gizi di dunia mencapai 104 juta anak dan keadaan kurang gizi merupakan
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA Oleh M. Kusumastuty 1, O. Cahyaningsih 2, D.M. Sanjaya 3 1 Dosen Prodi D-III Kebidanan STIKES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 mengatakan bahwa Salah satu indikator yang ditetapkan pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan terkait dengan upaya
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN PADA SALAH SATU DESA DI WILAYAH LAMPUNG TIMUR Damayanti*, Siti Fatonah* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA CIKONENG
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 3, No 1 Januari 2018 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA BALITA DESA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN, ) di bidang kesehatan yang mencakup programprogram
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arah kebijaksanaan pembangunan bidang kesehatan, diantaranya menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk di dalamnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu dari tiga anak di dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas gizi. Dari data Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan
Lebih terperinci2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI ANAK USIA BALITA (0-59 BULAN) DI POSYANDU RW 15 KELURAHAN CICADAS KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anak yang sehat adalah anak yang sehat secara fisik dan psikis. Kesehatan seorang anak dimulai dari pola hidup yang sehat. Pola hidup sehat dapat diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia, oleh karena itu menjadi suatu keharusan bagi semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan indeks pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN
PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran
Lebih terperinciBAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik konsekuensinya terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia maupun penyebabnya. Gizi buruk secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan, penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk
Lebih terperinciHUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I SD NEGERI 5 BANDA ACEH. Nova Rizki, Awaluddin,Tursinawati.
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I SD NEGERI 5 BANDA ACEH Nova Rizki, Awaluddin,Tursinawati novarizki26@gmail.com ABSTRAK Anak sekolah termasuk kelompok rentan gizi sehingga memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENGAL ANGUS KABUPATEN TANGERANG Irma Puspita Puji Astuti, Intan Silviana M, SKM, MPH Abstrak Penyakit diare
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.2 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak prasekolah dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Tidak ada pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas, faktor gizi memegang
Lebih terperinciGAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG
GAMBARAN PERKEMBANGAN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KABUPATEN JOMBANG GROWTH OF LESS NUTRITION AT BALITA AT CUKIR HEALTH PRIMERY JOMBANG Rini Hayu L 1, Amalia R 2, Effy Kurniati 3
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011 Nora Rosalina Armydewi 1, Herry Suswanti Djarot 2, Indri
Lebih terperinci1. Puskesmas Punggur, Kabupaten Lampung Tengah 2. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bandar Lampung
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013 Titin Septina¹, Achmad Farich², Dina Dwi Nuryani 2 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait (Depkes, 2006.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). Ketersediaan pangan yang cukup belum dapat digunakan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan dan gizi terkait sangat erat dengan upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM). Ketersediaan pangan yang cukup belum dapat digunakan sebagai jaminan akan terhindar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia balita merupakan masa di mana proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup dalam jumlah
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM INFORMASI POSYANDU MAWAR KELURAHAN SIMPANG EMPAT
Technologia Vol 7, No.4, Oktober Desember 2016 237 PENERAPAN SISTEM INFORMASI POSYANDU MAWAR KELURAHAN SIMPANG EMPAT Sefto Pratama, S.Kom, M.Kom (seftopratama.bjm@gmail.com) ABSTRAK Posyandu saat ini memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan kegiatan yang dipadukan khususnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
5 TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya kesehatan melalui puskesmas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siklus hidup manusia terdiri dari beberapa fase kehidupan, salah satunya adalah masa di bawah usia lima tahun (balita) yang merupakan masa keemasan atau golden period
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL 1 2 ABSTRAK Amelia Enjel Suoth. 2015, Hubungan Jarak Kelahiran dan Jumlah Saudara Dengan Status Gizi Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Tolangohula Kecamatan Tolangohula Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan gizi terutama pada anak-anak akan mempengaruhi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan gizi terutama pada anak-anak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Gizi anak
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA
HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 12-24 BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NANING MASRURI 0502R00317 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciKUESIONER UNTUK KADER
KUESIONER UNTUK KADER Petunjuk Pengisian. 1. Jawablah pertanyaan yang ada pada kuesioner ini secara lengkap dan dengan sejujurnya. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut pendapat anda benar.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cerdas dan produktif. Indikatornya adalah manusia yang mampu hidup lebih lama
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan pembangunan suatu bangsa sangat bergantung pada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga Negara Indonesia, termasuk anak-anak. Setiap orang tua mengharapkan anaknya tumbuh dan berkembang secara sehat dan
Lebih terperinciOleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK Pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1tahun) usia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, karena merupakan kelompok yang rawan terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak balita merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena
Lebih terperinciBAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo
BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo dan Anggraini, 2010). Pada masa balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara pesat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah Negara, karena
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi oprasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk menghindari
44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi oprasional dalam penelitian ini perlu dikemukakan untuk menghindari kesalahpahaman antara penulis dan pembaca dalam menafsirkan istilah
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014 Suhrawardi 1, Vonny Khresna Dewi 2, Hj. Norlena 3 123 Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seluruh manusia mengalami kemajuan melalui fase petumbuhan dan perkembangan yang pasti tetapi tahapan dan perilaku kemajuan ini sifatnya sangat individual (Potter
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI I. PENJELASAN UMUM Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata bentuk peran masyarakat antara lain muncul dan perkembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
Lebih terperinciSTUDI DETERMINAN KEJADIAN STUNTED PADA ANAK BALITA PENGUNJUNG POSYANDU WILAYAH KERJA DINKES KOTAPALEMBANG TAHUN 2013
Artikel Penelitian STUDI DETERMINAN KEJADIAN STUNTED PADA ANAK BALITA PENGUNJUNG POSYANDU WILAYAH KERJA DINKES KOTAPALEMBANG TAHUN 2013 Terati, SKM, M.Si, Sartono, SKM, M.Kes, Yunita Nazarena.S.Gz Dosen
Lebih terperinci