KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
|
|
- Handoko Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 2
3 DINAMIKA DEMOKRASI DINAMIKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGA N INTERNAL MASYARAKAT BISNIS ETNIS LINGKUNGAN EKSTERNAL GOOD GOVERNANCE SEKTOR SOSIAL STAKEHOLDERS/L SM PEKERJA PEMERINTAH & POLITISI LOKAL ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS PELAKS PEMERINTAHAN-PEMBANGUNAN- PELAYANAN KPD MASY CLEAN GOVERMENT DINAMIKA DEMOKRASI PELAKS SISPEMDA PUBLIC SERVICE KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PELAKS SISBANGD A MASYARAKAT SEMAKIN KRITIS
4 PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT (PUBLIC SERVICE) PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (GOOD GOVERNANCE) PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN (CLEAN GOVERNMENT) PERLU KOMITMENT - KOLABORASI - KONSEKUENSI KONSISTENSI
5
6 1 INDONESIA = KAYA
7
8 JABATAN JUML AH Anggota DPR dan DPRD Kepala Lembaga/Kemen terian Duta Besar Komisioner Gubernur Walikota/Bupati dan Wakil Eselon I / II / III Hakim Swasta Lainnya Jumlah Keseluruhan Sumber Data : KPK -RI BELUM TERMASUK DATA DI KEJAKSAAN & POLRI???
9 NO ORGANISASI JUMLAH 1. DPRD 47 ORANG 2. WALIKOTA/BUPATI/DAN WAKIL 17 ORANG 3. PNS 121 ORANG 4. SWASTA 40 ORANG 5. BUMN/ BUMD 20 ORANG 6. KEPALA DESA 25 ORANG 7. POLISI/ HAKIM 6 ORANG 8. ORMAS 2 ORANG 9. REKTOR 1 ORANG 2 (Sumber data : KP2KKN).
10 Dulu: Bermula dari penjara berakhir menjadi pejabat negara...
11 Hero to Zero
12
13 !!! Jenis Korupsi MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA!!! 1 KONFLIK KEPENTINGAN 7 2 SUAP KORUPSI 3 GRATIFIKAS PERBUATAN CURANG 6 PEMERASAN 5 4 PENGGELAPAN DALAM JABATAN
14 RUTAN KPK Kebebasan yang hilang...
15
16 AREA POTENSI KORUPSI DI PEMERINTAHAN PENGADAAN BARANG DAN JASA (PBJ) APBD-PROSES PENYUSUNAN DAN ALOKASI PELAYANAN PUBLIK - PERIJINAN Intervensi pihak luar Bansos/Hibah tidak tepat Alokasi yang tidak fokus pada kepentingan publik Taat asas pengelolaan keuangan (Perencanaan, Pelaksanaan, penatausahaan..) Proses yang tidak transparan Masih adanya Mark-up Harga Spesifikasi yang berbeda Pelaksana yang tidak independen MASIH BANYAK GRATIFIKASI Pelayanan tidak Prima- PTSP Perijinan yang tidak transparan Sumber : KPK -RI 16
17 Distribusi infrastruktur tidak adil, memilih pelayanan fokus teknologi tinggi, daerah urban dan elite. AREA ATAU PROSES 1. KONSTRUKSI DAN REHABILITASI FASILITAS KESEHATAN JENIS DAN PROBLEM KORUPSI Suap, kickback, pertimbangan politis yang memengaruhi proses kontrak. Kontraktor gagal memenuhi dan tidak diminta pertanggungjawabannya. INDIKATOR ATAU AKIBATNYA Harga tinggi, kualitas fasilitas, dan pekerjaan konstruksi rendah. Lokasi fasilitas tidak cocok dengan kebutuhan, berakibat akses tak merata.
18 AREA ATAU PROSES 2. PEMBELIAN ALAT DAN SUPLAI, TERMASUK OBAT- OBATAN. JENIS DAN PROBLEM KORUPSI Suap, kickback, dan pertimbangan politis yang memengaruhi spesifikasi dan pemenang-pemenang lelang. Kolusi pada pengadaan barang dan jasa. Kurangnya insentif untuk memilih harga rendah dan kualitas tinggi suppliers. Promosi obat secara tidak etis. Suppliers gagal memenuhi dan tidak dimintai INDIKATOR ATAU AKIBATNYA Harga tinggi, tidak pantas atau duplikasi obat-obatan dan peralatan. Peralatan ditempatkan tidak tepat lokasinya tanpa pertimbangan kebutuhan yang sebenarnya. Ketidak adilan karena dana yang tidak cukup untuk semua kebutuhan.
19 AREA ATAU PROSES 3. DISTRIBUSI DAN PENGGUNAAN OBAT-OBATAN DAN SUPLAI DALAM PELAYANAN PENGIRIMAN JENIS DAN PROBLEM KORUPSI Pencurian (untuk manfaat pribadi) atau membelokkan (untuk penjualan kembali bagi sektor swasta) obat-obatan, suplai di titik-titik penyimpanan dan distribusi. Penjualan obat-obatan atau suplai yang seharusnya gratis. INDIKATOR ATAU AKIBATNYA Kemanfaatan rendah Pasien tidak mendapat pengobatan yang tepat. Pasien harus membayar pembayaran informal untuk mendapatkan obat-obatan. Interupsi atau tidak selesainya pengobatan yang menuju ke perkembangan resistensi antimikroba
20 AREA ATAU PROSES 4. REGULASI KUALITAS PRODUK, PELAYANAN, FASILITAS, DAN PROFESIONAL JENIS DAN PROBLEM KORUPSI Suap untuk mempercepat proses atau mendapat persetujuan bagi registrasi obat, inspeksi kualitas obat, atau sertifikasi praktik manufaktur yang baik. Suap atau pertimbangan politis yang memengaruhi hasil inspeksi atau meredam temuan. Aplikasi yang bias terhadap regulasi sanitasi bagi restoranrestoran, produsen makanan, dan kosmetik. Aplikasi bias terhadap akreditasi, sertifikasi atau lisensi prosedurprosedur dan standarstandar. INDIKATOR ATAU AKIBATNYA Obat-obatan subterapeutik atau obat palsu diizinkan masuk pasar Suppliers jelek diizinkan terus berpartisipasi dalam lelang, dan mendapat pekerjaan dari pemerintah. Naiknya insiden keracunan darah. Meluasnya penyakitpenyakit infeksi. Rendahnya kualitaskualitas fasilitas untuk kesinambungan. Profesional kesehatan yang tidak kompeten dan palsu terus dapat praktik.
21 AREA ATAU PROSES 5. PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN JENIS DAN PROBLEM KORUPSI Suap untuk mendapat tempat di fakultas kedokteran atau pelatihan (training) pelayanan kesehatan. Suap untuk mendapat nilai kelulusan Pengaruh politik, nepotisme dalam seleksi kandidat-kandidat untuk kesempatan pelatihan (training). INDIKATOR ATAU AKIBATNYA Profesional kesehatan yang tidak kompeten terus praktik atau bekerja dalam bidang progresi kesehatan Hilangnya kepercayaan dan kebebasan karena sistem yang tidak adil. 6. PENELITIAN MEDIS Pseudo-trials yang didanai oleh perusahaanperusahaan farmasi yang sebenarnya hanya untuk pemasaran (marketing). Kesalahpahaman terhadap informed consent dan masalah2 lainnya tentang standar yang adekuat di negara berkembang. Pelanggaran hak-hak individu. Bias dan ketidakadilan dalam penelitian.
22 AREA ATAU PROSES 7. PENGADAAN PELAYANAN OLEH GARDA DEPAN PEKERJA KESEHATAN. JENIS DAN PROBLEM KORUPSI Penggunaan fasilitas publik dan peralatan untuk memeriksa pasien di praktik pribadi Rujukan yang tidak perlu ke praktik pribadi atau fasilitas pelayanan medis lainnya milik pribadi. Tidak hadir dalam pelayanan medis. Pembayaran informal diminta dari pasien untuk pelayanan yang harusnya gratis. Pencurian atau menggunakan biaya pemasukan, pembelokan alokasi budget. INDIKATOR ATAU AKIBATNYA Pemerintah kehilangan nilai kompensasi atau investment tanpa kompensasi yang kuat. Petugas kesehatan tidak ada untuk melayani pasien. Menurunnya pemakaian pelayanan oleh pasienpasien yang tak mampu membayar. Pemiskinan masyarakat karena masyarakat harus menggunakan. penghasilan dan menjual aset untuk membayar pelayanan kesehatan. Berkurangnya kualitas pelayanan kesehatan dari hilangnya pendapatan yang dicuri. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
RAPAT KERJA NASIONAL ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA
RAPAT KERJA NASIONAL ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA Basaria Panjaitan Pimpinan KPK Malang, 20 Juli 2017 Apa itu KPK??? APA ITU GRATIFIKASI? Fenomena Jual Beli Jabatan Fenomena Dinasti Politik
Lebih terperinciNO. PERTANYAAN JAWABAN
NO. PERTANYAAN JAWABAN 1 2 3 4 5 Apakah Dasar Hukum Pendidikan dan Budaya anti Korupsi (PBAK)? Apa yang dimaksud dengan PBAK? Apakah maksud dan tujuan PBAK? Apakah Pengertian Apa saja yang termasuk kategori
Lebih terperinciMATERI KPK. Indonesia Kita. Pemberantasan Korupsi. Gratifikasi
MATERI Pemberantasan Korupsi KPK Gratifikasi Indonesia Kita Rumah Mewah Rp. 3 miliar Keluarga Bahagia Bersantai Menikmati Vila Bali Itu dulu... Sekarang??? Pasrah!! Divonis: 30 tahun Rp 74 miliar dirampas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau pengadaan obat. Berdasarkan Undang-undang kesehatan No.36 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UUD 1945 dalam konstitusinya mengakui bahwa Kesehatan merupakan salah satu hak dasar manusia di Indonesia. Sebagai perwujudan dari perlindungan hak atas dasar
Lebih terperinciHigh Level Commitment and Dialogue Penerapan Antikorupsi Pada Dunia Bisnis. Agus Rahardjo. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
High Level Commitment and Dialogue Penerapan Antikorupsi Pada Dunia Bisnis Agus Rahardjo Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) OUTLINE DATA TINDAK PIDANA KORUPSI MOMENTUM PENCEGAHAN KORUPSI SEKTOR SWASTA
Lebih terperinciPERAN UU NOMOR 2 TAHUN 2017 DAN TURUNANNYA DALAM PENGUATAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI
PERAN UU NOMOR 2 TAHUN 2017 DAN TURUNANNYA DALAM PENGUATAN MASYARAKAT JASA DISAMPAIKAN PADA INTERNATIONAL BUSINESS INTEGRITY CONFERENCE (IBIC) - KPK Jakarta, 11 Desember 2017 0 TUJUAN DAN PRINSIP UUJK
Lebih terperinciTANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER. Jakarta, 9 Juli 2013
1 TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER Jakarta, 9 Juli 2013 SEKTOR KORUPSI KPK 1. Bansos 2. APBN-APBD (banggar, satuan tiga = belanja K/L) 3. Hutan 4. Pajak 5. Kebijakan publik 6. Izin importasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, keberadaan dan peran auditor yang sangat strategis dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan meningkatkan kompetisi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Ikatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk
Lebih terperinciPAPARAN BUPATI KAPUAS TENTANG GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS
PAPARAN BUPATI KAPUAS TENTANG GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS PADA ACARA EVALUASI PROGRAM TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK PALANGKA RAYA, 8 FEBRUARI 2007 1 LANDASAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE
Lebih terperinciTrend Pemberantasan Korupsi 2013
Trend Pemberantasan Korupsi 20 Pembahasan. Sumber data dan periode pemantauan 2. Penindakan perkara korupsi 20. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan supervisi 4. Kesimpulan 5. Rekomendasi Waktu dan Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem tata kelola pemerintahan di Indonesia telah melewati serangkain proses reformasi sektor publik, khususnya reformasi pengelolaan keuangan daerah
Lebih terperincibarang dan jasa yang dibutuhkan, untuk mendapatkan mitra kerja yang sesuai dengan kriteria perusahaan diperlukan suatu proses untuk pemilihan
BAB IV TINJAUAN HUKUM MENGENAI PENGADAAN BARANG DAN JASA MELALUI SISTEM ELEKTRONIK PADA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
Lebih terperinciKODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS
KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;
Lebih terperinciPENERAPAN ANTIKORUPSI PADA DUNIA BISNIS PERAN KADIN DALAM MEWUJUDKAN PENGUSAHA BERINTEGRITAS
PENERAPAN ANTIKORUPSI PADA DUNIA BISNIS PERAN KADIN DALAM MEWUJUDKAN PENGUSAHA BERINTEGRITAS FAKTOR YANG PALING BERMASALAH DALAM BERBISNIS Sumber: World Economic Forum 2017 PERINGKAT INDEX PERSEPSI KORUPSI
Lebih terperinciKEBIJAKAN OTONOMI DALAM MANAJEMEN RUMAH SAKIT
Bagian I 51 BAB IV KEBIJAKAN OTONOMI DALAM MANAJEMEN RUMAH SAKIT 4.1 Globalisasi dan Otonomi Rumah Sakit Di Indonesia problem keuangan menyebabkan kemampuan pemerintah pusat untuk membiayai pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang selanjutnya data tersebut digunakan sebagai dasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan unsur penting bagi pihak internal maupun eksternal dalam perusahaan sebagai informasi tentang kondisi keuangan perusahaan yang selanjutnya
Lebih terperinciKOORDINASI DAN SUPERVISI PENCEGAHAN KORUPSI DALAM SEKTOR PELAYANAN PUBLIK
KOORDINASI DAN SUPERVISI PENCEGAHAN KORUPSI DALAM SEKTOR PELAYANAN PUBLIK Tupoksi KPK Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi didefinisikan sebagai serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas TPK melalui
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi, teknologi informasi komunikasi (TIK) semakin lama semakin berkembang. Bukan hanya perusahaan swasta saja yang menggunakan teknologi informasi
Lebih terperinciANALISIS POTENSI PENYIMPANGAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh:
ANALISIS POTENSI PENYIMPANGAN DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI Oleh: Robin Tibuludji * ABSTRAK Pengadaan barang/jasa pemerintah merupakan bagian yang paling banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive activity). Tujuan akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu, dan hasil tersebut
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR : 12 TAHUN : 2006 SERI : E NO. :5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEMITRAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak hanya mementingkan segi keuntungan (not profit oriented) tetapi juga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki manajemen yang kompleks. Rumah sakit adalah organisasi yang padat karya, padat modal, padat resiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu : penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tindak kecurangan yang dilakukan oleh aparatur sipil negara seperti perilaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara nyata dengan mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan arah kebijakan program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi atau melebihi harapan. Maka dapat dikatakan, bahwa hal-hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas Pelayanan Kesehatan tidak terlepas dari kualitas suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses dan lingkungan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) merupakan
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. A. Latar Belakang Masalah Mewujudkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah menantang pemerintah daerah untuk. mewujudkan pemerintah yang akuntabilitas dan transparan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah menantang pemerintah daerah untuk mewujudkan pemerintah yang akuntabilitas dan transparan. Pemerintah daerah diwajibkan menerbitkan laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komponen bangsa. Hal tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan tujuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa. Hal tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan tujuan bernegara sebagaimana yang diamanatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi bertanggungjawab untuk berusaha mengembangkan suatu perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan secara tertulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciPAPARAN BUPATI SERUYAN TENTANG PELAKSANAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN TAHUN 2006/2007
PAPARAN BUPATI SERUYAN TENTANG PELAKSANAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN TAHUN 2006/2007 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE DIKABUPATEN SERUYAN UNDANG UNDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan pelanggaran menjadi sesuatu hal yang sudah menjadi suatu hal yang wajar untuk dilakukan oleh
Lebih terperinciKEBIJAKAN ANTIKORUPSI
Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")
Lebih terperinciTATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 80% Terpenuhi 20-79% Terpenuhi sebagian < 20% Tidak terpenuhi
STANDAR, MAKSUD DAN TUJUAN, ELEMEN PENILAIAN TATA KELOLA TATA KELOLA, KEPEMIMPINAN DAN PENGARAHAN (TKP) > 8% Terpenuhi 2-79% Terpenuhi sebagian < 2% Tidak terpenuhi Standar TKP. 1 Tanggung jawab dan akuntabilitas
Lebih terperinciKode Etik Insinyur (Etika Profesi)
Kode Etik Insinyur (Etika Profesi) Dewan Akreditasi Rekayasa dan Teknologi (ABET) Kode Etik Insinyur ATAS DASAR PRINSIP Insinyur menegakkan dan memajukan integritas, kehormatan dan martabat profesi engineering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kecurangan pada pemerintahan, baik pusat dan daerah sudah kerap kali ditemukan. Hal ini ditandai dengan maraknya kasus-kasus korupsi pejabat pemerintahan yang
Lebih terperinciPERAN SERTA MASYARAKAT
PERAN SE R MASYARA TA KAT KORUPSI TERJADI DI BANYAK SEKTOR. SETIDAKNYA ADA 11 SEKTOR YANG POTENSIAL RAWAN KORUPSI: PENDIDIKAN ANGGARAN DANA BANTUAN SOSIAL PENYALAHGUNAAN APBD MAFIA HUKUM DAN PERADILAN
Lebih terperinciKebijakan Integritas Bisnis
Kebijakan Integritas Bisnis Pendahuluan Integritas dan akuntabilitas merupakan nilainilai inti bagi Anglo American. Memperoleh dan terus mengutamakan kepercayaan adalah hal mendasar bagi kesuksesan bisnis
Lebih terperinciORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami Organisasi Pelayanan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan atau organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi nirlaba. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas ekonomi yang memiliki keunikan tersendiri, salah satunya adalah sumber daya ekonomi sektor publik dikelola
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 7 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya kehidupan demokrasi, menuntut pemerintah sebagai perumus kebijakan berkewajiban untuk transparan dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pemerintahan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PENINGKATAN AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA DARYANTO Inspektur Jenderal Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Disampaikan dalam Kegiatan RAPAT KOORDINASI PROGRAM PENJAMINAN
Lebih terperinciSambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016
Sambutan Presiden RI - Pembukaan KNPK dan Peluncuran Program Jaga, Jakarta, 1 Desember 2016 Kamis, 01 Desember 2016 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN KONFERENSI NASIONAL PEMBERANTASAN KORUPSI
Lebih terperinciFreeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014
Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga
Lebih terperinciBAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE)
BAB 7 MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI (MKE) GAMBARAN UMUM Memberikan asuhan pasien merupakan upaya yang kompleks dan sangat bergantung pada komunikasi dari informasi. Komunikasi tersebut adalah kepada
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KESRA. Tenaga Kesehatan. Penyelenggaraan. Pengadaan. Pendayagunaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298) I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia tahun
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Korupsi merupakan salah satu pelanggaran hukum pidana, yakni pada kondisi seseorang mengambil sesuatu yang bukan haknya. Di Indonesia korupsi menjadi semacam hal yang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinci- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS
- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,
Lebih terperinci1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan
PORTOFOLIO DIREKTORAT PERBENIHAN Tugas pokok dan fungsi : Berdasarkan Peraturan Menteri No. Per. 5/MEN/200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Perbenihan terdiri
Lebih terperinciMENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SALINAN PERATURAN MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA NOMOR : PER - 01/1VIBU/01/2015 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN BADAN USAHA MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1105, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Good Public Governance. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
Lebih terperinciTUGAS POKOK DAN FUNGSI
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001, Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemberantasan tindakan korupsi saat ini semakin menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola pemerintahan yang baik dan mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Untuk pengertian good governance,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntabilitas merupakan suatu bentuk kewajiban pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa (UU No. 06 Tahun 2014) pada tanggal 15 Januari tahun 2014, pengaturan tentang Desa mengalami perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penganggaran merupakan suatu proses pada organisasi sector publik, termasuk diantaranya pemerintah daerah. Penganggaran sector publik terkait dalam penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan pemerintah yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mewajibkan Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam pelaksanaan urusan ini membutuhkan banyak. sumber daya dan kemampuan, diantaranya diperlukan kemampuan
Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah daerah harus dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Dalam pelaksanaan urusan ini membutuhkan banyak sumber daya dan kemampuan, diantaranya
Lebih terperincidr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes
dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes Peraturan yg menjadi acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit. Definisi Komite Medik Perangkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan dikeluarkannya PP 60 Tahun 2008 mengakibatkan tuntutan dan tantangan berat bagi auditor pemerintah untuk menghasilkan audit yang berkualitas, mewujudkan pemerintahan
Lebih terperinciBULETIN ORGANISASI DAN APARATUR
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR PENTINGNYA KETERBUKAAN INFORMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN PROFESIONALITAS APARATUR SIPIL NEGARA Oleh: Dr. Drs. H. Maisondra, S.H, M.H, M.Pd, Dipl.Ed
Lebih terperinciPPK UU
KORUPSI 2013 REGULASI UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Inpres Nomor 1 tahun 2013 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang dari dilakukan penelitian ini, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi dari penelitian ini dan kontribusi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik good governance, telah mendorong pemerintah pusat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik good governance, telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menerapkan
Lebih terperinciNo pemberhentian dan pensiun, yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN. Manajemen PNS dalam Peraturan Pemerintah in
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6037 ADMINISTRASI. Kepegawaian. PNS. Manajemen. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017
PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA RSUD KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEGIS SKPD VISI DAN MISI 1. Pernyataan Visi Visi RSUD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : /KEP.GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi sebagai titik tolak pembenahan sistem sosial politik di tanah air semakin
Lebih terperinciProf. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA.
www.bpkp.go.id PERBAIKAN PENGENDALIAN INTERNAL DI SEKTOR PUBLIK MELALUI PERAN INTERNAL AUDIT DALAM UPAYA PENCEGAHAN FRAUD Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,
Lebih terperinciPERAN BPKP DALAM PENANGANAN KASUS BERINDIKASI KORUPSI INSTANSI PEMERINTAH
PERAN BPKP DALAM PENANGANAN KASUS BERINDIKASI KORUPSI PENGADAAN JASA KONSULTANSI INSTANSI PEMERINTAH Oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi Jakarta, 22 Juni 2010 PRINSIP DASAR Efisien Efektif Bersaing Transparan
Lebih terperinciBAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas
Lebih terperinciFakta Korupsi di Sektor Pengadaan Tidak ada korupsi yang ongkosnya semahal korupsi dalam pengadaan barang dan jasa (Donald Strombom, 1998) Bank Dunia
Mencegah Korupsi di Bidang Pengadaan Barang & Jasa Instansi Pemerintah Oleh : Adnan Topan Husodo (Wakil Koordinator ICW) Fakultas Hukum UI, 22 Juni 2010 Fakta Korupsi di Sektor Pengadaan Tidak ada korupsi
Lebih terperinciUSULAN MEMBANGUN MEKANISME TRANSPARANSI DI ERA BPJS KESEHATAN. Muttaqien Peneliti Pusat KPMAK Fak Kedokteran UGM
USULAN MEMBANGUN MEKANISME TRANSPARANSI DI ERA BPJS KESEHATAN Muttaqien Peneliti Pusat KPMAK Fak Kedokteran UGM Latar Belakang Pasal 4 dalam UU SJSN menyatakan bahwa sistem jaminan sosial nasional akan
Lebih terperincitentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan
tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan 1 Manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS)? DEFINISI UMUM Pengelolaan PNS untuk menghasilkan Pegawai yang Profesional, memiliki nilai dasar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. korupsi baik di level pusat maupun daerah menjadi penyebab utama hilangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Banyaknya ditemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat kepercayaan masyarakat kepada kinerja aparat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan
Lebih terperinciPOTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada
POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada PELATIHAN APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM BIDANG MANAJEMEN PEMERINTAHAN DESA BAGI APARATUR PEMERINTAH DESA Oleh : IPTU I GEDE MURDANA, S.H. (KANIT TIPIDKOR
Lebih terperinciStandar Audit? i Oleh: Revoldi H. Siringoringo
1 Sudahkah APIP melaksanakan Audit sesuai Standar Audit? i Oleh: Revoldi H. Siringoringo Pengantar Pada bagian pendahuluan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 5 tahun 2008 tentang Standar
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008
1 1. PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara akademis dan praktis, batasan penelitian serta model operasional
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
KEBIJAKAN PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA Disampaikan oleh: Ir. Sodikin Sadek, M.Kes Direktur Pengawasan Alkes dan PKRT OUTLINE 1 2 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret. buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek penyelenggaraan pemerintah dewasa ini menjadi potret buram kekecewaan masyarakat yang terjadi di semua tempat dan di semua waktu. Kekecewaan masyarakat itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut PSAP No.01 tentang Penyajian Laporan Keuangan, tujuan umum pelaporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran,
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Lebih terperinci