LAJU SEDIMENTASI DAN AKUMULASI MASSA SEDIMEN PANTAI SURABAYA
|
|
- Lanny Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sumining, dkk. ISSN LAJU SEDIMENTASI DAN AKUMULASI MASSA SEDIMEN PANTAI SURABAYA Sumining, Sukirno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN ABSTRAK Laju sedimentasi pantai surabaya telah dipelajari dengan menggunakan profil radioaktivitas sinar gamma dari Pb-. Lokasi sampling adalah daerah muara Kalisari dengan posisi 7 o 15 53,1 LS dan 112 o, 47 95,4 BT dan daerah Morokrembangan, muara Kalianak dengan posisi 7 o LS dan 112 o, BT. Sampel diambil secara konvensional menggunakan pipa PVC diameter 1 cm panjang 1 meter, ditekan kebawah. Sedimen dipilih yang berbentuk lumpur di lokasi yang terlindung, tidak mendapat gangguan seperti angin, air pasang dan air surut, gelombang, gangguan kegiatan manusia dan biologi dll.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang laju akumulasi sedimen pantai Surabaya. Dipilih lokasi diatas karena kawasan ini selain terdapat pelabuhan Tanjung Perak, banyak terdapat tambak-tambak ikan, penangkap ikan, udang, rumput laut dll. Di lokasi muara Kalisari (lokasi 1) aktivitas Pb antara 11,996 Bq/kg sampai 26,992 Bq/kg. supported Pb sebesar 11,996 Bq/kg. Laju sedimentasi dari,46 cm/th sampai,858 cm/th. Laju akumulasi sedimen antara 28,445 kg/m 2 th. sampai 316,362 kg/m 2 th. Di Kalianak Morokrembangan (lokasi 2) aktivitas Pb antara 1,696 Bq/kg sampai 28,212 Bq/kg. Supported Pb sebesar 11,626Bq/kg. Pb dari atmosfer antara,93 Bq/kg sampai 16,586 Bq/kg. Laju fluktuasi massa antara 16,62 kg/m 2.th. sampai 1,198 kg/m 2.th. Sedangkan laju sedimentasi dari,84 cm/th sampai,498 cm/th. Laju sedimentasi lokasi muara Kalianak lebih tinggi dari lokasi Muara Kalisari. Mungkin karena sungai muara Kalianak membawa lebih banyak lumpur atau limbah. ABSTRACT Sedimentation rate of Surabaya coast has been studied using gamma radioactivity profile of Pb. Sampling location were the end of Kalisari river with the position of 7 o 15 53,1 LS dan 112 o, 47 95,4 E and Morokrembangan, the end of Kalianak river with position of 7 o S dan 112 o, E. Coring has conventionally done using PVC tube, which has 1 cm diameter and 1 meter length.. and pressed down. Sediment preferred were muddy, undisturbed (by tidal, storm, wind, human and biological activity, etc.), and contained of not less than 1% of <<63 µm grain size. Objective of this investigation was to have data of sediment accumulation rate of Surabaya coast. The location was selected because it is the location of Tanjung Perak Port, cultivation of fish, shrimp, sea-weed etc. At the end of Kalisari river (location 1), Pb activity was to Bq/kg. Supported Pb.activity was Bq/kg. Sedimentation rate was.46cm/y to.858 cm/y. Sediment accumulation rate was kg/m 2 y to kg/ m 2 y. At Kalianak Morokrembangan (location 2) the activity of Pb was Bq/kg to Bq/kg. The supported Pb activity was Bq/kg. Unsupported Pb activity ( from the atmosfer) was.93 Bq/kg to Bq/kg. Sediment accumulation rate was kg/m 2 y to kg/m 2 y and the sedimentation rate was.84 cm/y to.498 cm/y. Sedimentation rate of the end of Kalianak river was higher than the end of Kalisari river, it may come from the river water contained of mud and waste that contribute the sediment accumulation in the coast. PENDAHULUAN P antai Surabaya sebagai lokasi pelabuhan Tanjung Perak adalah merupakan gerbang aktivitas ekonomi meliputi transportasi laut baik domestik dan internasional, distribusi perdagangan produk kelautan untuk pulau Jawa dan sekitarnya. Oleh karena kontribusi pelabuhan ini terhadap perkembangan ekonomi sangat besar, maka kawasan ini perlu dijaga kelestariannya. Dengan berkembangnya industri dan perdagangan maka data-data lingkungan perlu selalu dimonitor. Salah satu faktor penting yang perlu dipelajari adalah laju akumulasi. Dengan adanya data ini maka perawatan pantai dapat diprogram, apabila terjadi pencemaran sumber maka waktu terjadinya pencemaran dapat ditelusur. Laju akumulasi sedimen pantai dapat diestimasi dengan menggunakan profil radioaktivitas Pb, radionuklida alam yang ada di dalam sedimen. Ada dua sumber radionuklida Pb dalam sedimen, dari dalam tanah disebut supported Pb dan dari jatuhan atmosfer disebut excess Pb atau unsupported Pb. Radionuklida Pb merupakan Prosiding PPI - PDIPTN 26
2 116 ISSN Sumining, dkk. anak luruh dari 238 U. Sebelum menjadi Pb, 238 U lebih dahulu menjadi 222 Rn yang bersifat folatil. Di atmosfer 222 Rn kemudian menjadi Pb. Dari atmosfer Pb turun bersama-sama dengan butiran air atau partikel-partikel kepermukaan air laut, selanjutnya bersama-sama dengan partikel mengendap. Mengendapnya Pb bersama endapan dapat dimanfaatkan untuk menentukan laju pengendapan sedimen dengan mengukur aktivitasnya. Untuk menentukan umur lapisan endapan, Pb yang diukur adalah yang berasal dari atmosfer saja bukan yang berasal dari tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang laju akumulasi sedimen pantai Surabaya. Rumus yang digunakan adalah : t λ t = 1/λ x ln [A / A x] = umur lapisan sedimen = konstanta peluruhan A O = jumlah aktivitas jenis excess Pb dari lapis teratas sampai bawah A x = A O - jumlah aktivitas jenis excess dari atas sampai lapis ke-x BAHAN DAN PERALATAN Bahan Sampel sedimen, IAEA SRM 315, vial polietilen, kantong klip 1 kg. Peralatan Spektrometer gamma dengan detektor Ge (Li), tabung PVC, timbangan, penggerus agath, ayakan. METHODOLOGY Sampel sedimen diambil dengan tabung PVC tanggal 3 Maret 25 di pantai Surabaya dengan lokasi sampling muara Kalisari dengan posisi 7 o 15 53,1 LS dan 112 o, 47 95,4 BT dan daerah Morokrembangan, muara Kalianak dengan posisi 7 o S dan 112 o, Pipa PVC lebih dahulu diberi roda dilengkapi dengan ban karet(c) yang ukurannya sama dengan penampang pipa. Bagian tengan ban diberi lubang (F). Pipa ditekan masuk ke dalam sedimen dengan lubang terbuka. Setelah sampai ke dasar sedimen lubang ditutup dengan penutup (E). Selanjutnya pipa ditarik keatas, diatas sedimen akan terjadi fakum sehingga sedimen tidak turun kebawah selama penarikan. Ujung bagian bawah pipa kemudian ditutup untuk dibawa ke laboratorium. Tahap selanjutnya sedimen didorong keatas dan diiris menjadi lapisan-lapisan dengan ketebalan 2 cm (E). Bagian luar dari lingkaran irisan (D) dipisahkan dari bagian dalam. Kedua bagian ini dikeringkan, dan masing-masing ditimbang dan berat keduanya dijumlah. untuk mengetahui berat total setiap lapisan. Bagian dalam digerus dengan agath, dihomogenisasikan, ditimbang dengan berat 7 gram dan dicacah dengan spektrometer gamma dengan waktu cacah 2jam (72 detik). Supported Pb ditentukan untuk menghitung excess Pb. Untuk mengetahui efisiensi pencacahan dilakukan dengan mencacah SRM sedimen IAEA-315 seberat 7 gram, sama dengan berat sampel sedimen yang dicacah. A Gambar 1. Pipa PVC yang diberi ban karet (A) dengan lubang ditengahnya (B) dengan tutup lubang (C) dan irisan sedimen (D). Bagian luar irisan (E) diiris dan dipisahkan dari bagian dalamnya (F) Contoh perhitungan : waktu pembentukan sedimen, laju sedimentasi dan laju akumulasi massa sedimen yang diambil dari Morokrembangan Kalianak dengan kedalaman -2 cm. Untuk menentukan estimasi umur setiap lapisan digunakan rumus : Atau Ax = Ao.e -λt, (1) tx = 1/λln (Ao/Ax) (2) x Ao = A excess (3) Ao = jumlah aktivitas total Pb dari lapis teratas sampai ke lapisan diatas supported Pb. total (A) = supported Pb (A supp).dan excess Pb( Aexcess) pada kedalaman -2 cm = 28,212 Bq/kg F B C D E Prosiding PPI - PDIPTN 25
3 Sumining, dkk. ISSN Asupp. Pb dihitung dari rata-rata aktivitas kedalaman cm sampai dengan cm 11, , ,91 + 1,696 = (5) = 11,626 Bq/kg Berat lapisan = 133, kg =,133 kg. Luas pipa PVC = 7, m 2 Aexcess = A Asupp = 28,212 Bq/kg 11,626 Bq/kg = 16,586 Bq/kg = 16,586x,133kg/7, m 2 = 281,353 Bq/m 2 Perhitungan akumulasi massa sedimen (dalam kg. m 2 /th) x Ao = A excess Ao = 316, , , ,445 Bq/m 2 Ao = 274,73 Bq/m 2 Ax = Ao Acum Bq/m 2 Acum = jumlah Aexcess/m 2 dari lapis 1 sampai lapis ke x, (untuk lapis -2 adalah hanya lapis pertama saja.= 274,73 Bq/m Bq/m 2 = 2387,712 Bq/m 2 ). Penentuan waktu pembentukan sedimen setiap lapisan dengan rumus Ax = Ao.e -λt atau tx = 1/λln (Ao/Ax) = 1/,311 (274,73 / 2387,712) tx = 4,1. Lama pembentukan lapisan sedimen dengan kedalaman -2 cm = 4,1 tahun Laju sedimentasi = 2 cm/4,1tahun =,498 cm/th. Laju akumulasi massa sedimen = massa kering lapisan / luas penampang PVC x lama pembentukan = 126, kg / (7, m 2.4,1 tahun = 16,62 kg. m 2 /th HASIL DAN PEMBAHASAN Kedalaman (cm) Tabel 1. Data kedalaman, pengukuran aktivitas Pb, aktivitas excess Pb hasil perhitungan umur, tahun pembentukan, laju sedimentasi dan laju akumulasi massa sedimen di muara Kalisari (Lokasi 1). Sedimen diiris dengan ketebalan 2 cm. total Pb 26,992 2,915 2,125 23,598 22,73 23,835 21,862 22,177 21,862 21,388 18,75 15,864 16,1 15,39 15,311 13,18 11,996 11,996 11,996 excess Pb Umur (tahun) Tahun pembentukan Laju sedimentasi (cm/y) ,41.378,323, laju akumulasi massa sedimen (kg/m 2.y) Prosiding PPI - PDIPTN 26
4 118 ISSN Sumining, dkk. Perhitngan aktivitas excess Pb pada sedimen yang diambil dari Morokrembangan Kalianak dengan kedalaman -2 cm. total supported Pb dan excess Pb kedalaman -2 cm terukur = 28,212 Bq/kg. Supproted Pb adalah rata-rata aktivitas. Tabel 2. Data aktivitas total Pb, aktivitas excess Pb, umur, tahun pembentukan, laju sedimentasi, laju akumulasi sedimen di muara Kalianak Morokrembangan ( lokasi 2) Surabaya. Sedimen diiris dengan ketebalan 2 cm. Depth (cm) total Pb excess Pb Umur sedimen (tahun) Tahun pembentukan Laju sedimentasi (cm/th) Laju akumulasi massa sedimen (kg.m 2 /th) -2 28,212 16,586 4,1 1997,498 16, ,872 21,81 19,686 17,826 17,671 18,446 15,1 16,121 15,811 14,571 16,586 13,331 12,246 9,466 8,61 6,2 6,45 6,82 3,875 4,495 4,185 2,945 4,96 1,75 13,489 19,345 24,113 29,117 34,934 41,638 46,789 54,433 62,419 69,254 89,528 1, ,356,336,41,389,336,245,399,252,262,29,84,221 9,316 1,113 1,54 11,226 9,736 7,17 1,39 7,353 6,195 6,987 2,762 4, , , , , , ,626 Kedalaman (cm) Pb- activitas Kedalaman (cm) Pb- activitas Prosiding PPI - PDIPTN 25
5 Sumining, dkk. ISSN Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan pipa PVC berdiameter 1 cm, bagian luar dari lingkaran irisan sedimen dipisahkan dari bagian dalam. Pemisahan dilakukan karena pada bagian saat pengambilan selama gerakan sedimen dalam pipa terjadi pencampuran antara lapisan atas dengan lapisan dibawahnya. Sampel dikeringkan agar diperoleh kondisi yang sama dari lapisan atas dan bawah, ditimbang 7 gram. Penimbangan 7 gram ini disamakan dengan berat SRM IAEA-315 untuk mendapatkan efisiensi pencacahan sedimen. Tenaga sinar gamma dari Pb adalah pada tenaga 46,2 kev. Waktu pencacahan selama 2 jam atau 72 detik dimana pada berat dan waktu ini pencacahan sudah cukup optimum. Supported atau aktivitas Pb dari lapisan tanah diperoleh dengan melihat aktivitas total Pb yang telah konstan. Laju akumulasi sedimen dihitung dari aktivitas Pb yang berasal dari atmosfer, dihitung dari aktivitas setiap lapisan dikurangi dengan aktivitas Pb dari tanah ( supported ). jenis total Pb yang menurun pada sedimen muara Kalisari kedalaman 2-4 cm dan 4-6 cm dapat disebabkan karena pada saat lapisan terbentuk, terjadi erosi misalnya karena banjir, air pasang surut atau gelombang besar yang membawa lumpur yang telah diendapkan sehingga endapan yang tersisa berbentuk pasir. Pada lumpur yang terlarut banyak mengandung Pb sehingga larutnya lumpur menyebabkan kandungan Pb dalam sedimen berkurang, dan aktivitas total Pb menurun. Lumpur di bagian ini banyak mengandung pasir. Di kedua lokasi makin dalam sedimen aktivitas total Pb cenderung makin rendah karena umurnya makin tua, meskipun kenyataannya berfluktuasi disebabkan karena kondisi lapisan yang berbeda-beda. Tinggi rendahnya kandungan Pb dalam sedimen pada kedua lokasi selain dipengaruhi oleh kandungan bahan organik dan ukuran butir sedimen, juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Erosi maupun penggalian di lokasi lain ( daerah sepanjang sungai) yang terbawa oleh arus sungai dan kemudian mengendap di muara lokasi tersebut. Disamping itu gelombang yang kuat yang membawa endapan dari dasar laut mengendap di daerah pantai menyebabkan kandungan Pb di muara meningkat. Sedangkan kondisi lingkungan yang menyebabkan kandungan Pb menurun adalah pasang surut. Pada saat air surut, air akan bergerak kelaut dengan membentuk aliran yang cepat. Fenomena tersebut berlangsung terus menerus sehingga aliran air tersebut dapat mengikis endapan di muara. Kondisi lingkungan ini mempengaruhi laju akumulasi sedimen. Di lokasi 1(muara Kalisari) aktivitas antara 11,996 Bq/kg pada kedalaman cm sampai cm sampai 26,992 Bq/kg pada permukaan atau kedalaman -2 cm. supported Pb dihitung dari rata-rata aktivitas terendah yaitu dari lapisan dengan kedalaman 32-34cm sampai cm, sebesar 11,996 Bq/kg. Laju sedimentasi dari,46 cm/th pada kedalaman 3-32 cm sampai,858 cm/th pada kedalaman 4-6 cm. Sedangkan laju akumulasi sedimen antara,417 kg/m2.th. pada kedalaman 3-32 cm sampai 6,561 kg/m2.th pada kedalaman 2-4 cm.. Di lokasi 2 (muara Kalianak ) aktivitas Pb antara 1,696 Bq/kg pada kedalaman cm sampai 28,212 Bq/kg pada permukaan atau kedalaman -2 cm. Supported Pb adalah rata-rata aktivitas dari kedalaman 3-32 cm sampa cm sebesar 11,626Bq/kg. Pb dari atmosfer antara,93 Bq/kg pada kedalaman 28-3 cm sampai 16,586 Bq/kg pada permukaan. Laju akumulasi massa sedimen antara 2,762 kg/m 2.th pada kedalaman cm sampai 11,226 kg/m 2.th pada kedalaman 8-1 cm. Sedangkan laju sedimentasi dari,84 cm/th pada kedalaman cm sampai,41 cm/th pada kedalaman -2 cm. Data menunjukkan bahwa terjadi pencampuran lapisan sedimen lokasi Kalisari kedalaman cm sampai dengan 18-2 cm, dapat dilihat dari aktivitas total yang hampir sama. Laju sedimentasi lokasi 1 (muara Kalisari) lebih tinggi dari lokasi 2 (muara Kalianak), mungkin disebabkan karena sungai Kalisari membawa lebih banyak lumpur atau limbah dari sungai Kalianak. Pada sedimen lokasi Kalisari laju sedimentasi makin kedalam makin lambat, hal ini karena di muara Kalisari sedimen pada lapisan bawah mengalami tekanan yang semakin besar dari lapisan sedimen di atasnya sehingga semakin kebawah sedimen semakin padat. Peristiwa ini disebut kompaksi atau pemampatan. Pemampatan menyebabkan ketebalan sedimen berkurang sehingga dari hasil perhitungan diperoleh nilai laju akumulasi sedimen yang lebih kecil dari yang seharusnya (grafik 1) yang cenderung menurun. Pemampatan ini selain dapat dilihat dari grafik laju sedimentasi juga adapat dilihat dari massa kering total lapisan sedimen yang makin kebawah massanya makin besar. Tidak banyak gangguan dialami oleh kedua lokasi baik secara fisik, karena kegiatan biota maupun manusia dapat dilihat dari tidak adanya fluktuasi aktivitas Pb pada grafik aktivitas Pb versus kedalaman secara signifikan (gambar 1dan 2). Dari data aktivitas Pb yang makin kedalam makin menurun menunjukkan bahwa sedimen yang diambil memenuhi syarat untuk dating yaitu sedimen yang : Prosiding PPI - PDIPTN 26
6 12 ISSN Sumining, dkk. 1. Mempunyai ukuran butiran berukuran<63 µm lebih dari 1%. Unsupported atau excess Pb yang berasal dari atmosfer biasanya berasosiasi dengan bahan butiran halus 2. Tidak terganggu oleh pencampuran fisik atau biota. 3. Paling sedikit 2 gram setiap lapis sampel diperlukan untuk satu kali penentuan unsupported Pb dengan menggunakan metoda spektrometri alpha. Untuk pengulangan analisis dan untuk penanggulangan aktivitas rendah atau hilangnya sampel selama proses preparasi diperlukan 5 gram 4. Paling sedikit 2 gram diperlukan untuk penentuan unsupported Pb dengan metoda spektrometri gamma. 5. Sampel tidak boleh dikeringkan pada temperatur > Untuk mengevaluasi hasil perhitungan perlu dilengkapi data-data dengan informasi besaran butiran terutama fraksi <63 µm dan <2 µm, kandungan organik, porositas dan densitas kering. KESIMPULAN Di lokasi 1(muara Kalisari) aktivitas antara 11,996 Bq/kg padakedalaman cm sampai 26,992 Bq/kg pada kedalaman -2 cm. Laju sedimentasi dari,46 cm/th pada kedalaman 3-32 cm sampai,858 cm/th pada kedalaman 4-6 cm. Sedangkan laju akumulasi massa sedimen antara,417 kg/m2.th. pada kedalaman 3-32 cm sampai 6,561 kg/m2.th pada kedalaman 2-4 cm.. Di lokasi 2 (muara Kalianak ) aktivitas Pb antara 1,696 Bq/kg pada kedalaman cm di permukaan atau pada kedalaman -2 cm sampai 28,212. Laju akumulasi massa sedimenantara antara 16,62 kg/m 2.th pada kedalaman -2 cm sampai 2,762 kg/m 2.th. Sedangkan laju sedimentasi dari,84 cm/th pada kedalaman cm sampai,498 cm/th pada kedalaman -2 cm. Data menunjukkan bahwa laju akumulasi sedimen lokasi 1 (muara Kalisari) lebih tinggi dari lokasi 2 (muara Kalianak). Hal ini mungkin disebabkan karena sungai Kalisari membawa lebih banyak lumpur atau limbah dari pada sungai Kalianak Morokrembangan. Tidak banyak gangguan dialami oleh kedua lokasi pengambilan sampel. DAFTAR PUSTAKA 1. RON SZYMCZAK, Sampling Strategies And Methodologies, IAEA Regional Training Course On Application of Tracers To Study Transport Processes And Sedimentation Rates in The Marine Environment, Thailand, 21 February 4 March WISNU SUSETYO, Spectrometri Gamma dan Penerapannya Dalam Anlisis Pengaktifan Neutron, Gadjah Mada University Press (1988) 3. SANCHEZ-CABEZA, J.A., Sediment Core Frofiles And Accumulation Rates. University 4. Antonoma dengan Barcelona (2). 5. EISMA, D; BERGER, G.W., CHEN WEI-YUE & SHEN JIAN, Pb- As a Tracer For Sediment Transport And Deposition In The Dutch-German Waddensea. Proceeding KNGMG Symposium Coastal Lowlands, Geology And Geotechnology, (1989) 6. BERGER, G.W., EISMA, D and VAN BENNEKOM, A.J., Pb- Derived Sedimentation 7. Rate In The Vlieter, A Recently Filled In Tidal Channel In The Waddensea. Netherland 8. Journal Of Sea Research 21 (4) (1987). TANYA JAWAB H. Muryono Fungsi penentuan profil Pb- untuk apa saja? Selain penetuan laju sedimentasi? Sumining Untuk mengetahui kejadian-kejadian yang dialami sediment setiap lapisan /setiap kurunwaktu tertentu. Setelah mengetahui umur lapisan sedimen, data ini dapat digunakan untuk mengetahui kapan terjadi kontaminasi di lokasi tersebut, secepatnya dapat ditelusur asal kontaminan. No Name Mengapa pengirisan sediment harus 2 cm? Mengapa bagian luar irisan dipisahkan? Prosiding PPI - PDIPTN 25
7 Sumining, dkk. ISSN Biasanya Pb tidak dapat dideteksi karena energinya rendah. Bagaimana cara mengukurnya? Sumining Agar dapat diperoleh perubahan aktivitas Pb dalam kurun waktu yang pendek, untuk mengetahui /estimasi kronologi kejadian yang dialamisetiap 2 cm lapisan sediment Dlam proses pendorongan keluar sedimen dari PVC lapisan terluar yang menempel di dinding PVC akan bercampur dengan lapisan diatasnya, sehingga perlu dipisahkan, tidak ikut dideteksi, tetapi beratnya masih diperlukan. Detektor gamma disetel dulu khusus untuk tenaga rendah. Prosiding PPI - PDIPTN 26
Estimasi Kecepatan Sedimentasi Di Perairan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Dalam Kaitanya Dengan Rencana Pengembangan Pelabuhan)
Estimasi Kecepatan Sedimentasi di Perairan Astanajapura, Cirebon (P. Raharjo, et.al) Estimasi Kecepatan Sedimentasi Di Perairan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Dalam Kaitanya Dengan Rencana
Lebih terperinciLAJU SEDIMENTASI DAN AKUMULASI MASSA SEDIMEN PANTAISURABAYA
Sumining, dkk. ISSN 0216-3128 115 LAJU SEDIMENTASI DAN AKUMULASI MASSA SEDIMEN PANTAISURABAYA Sumining, Sukirno Pusal Teknologi Akseleralor dan Proses Bahan-BATAN ABSTRAK Laju sedimenlasi panlai surabaya
Lebih terperinciFLUKS DEPOSISI Zn DAN Cr DI MUARA CISADANE BERDASARKAN
FLUKS DEPOSISI Zn DAN Cr DI MUARA CISADANE BERDASARKAN PROFIL 210 Pb UNSUPPORTED DAN SIKLUS BANJIR 5 TAHUNAN (Barokah Aliyanta dan Ali Arman Lubis) FLUKS DEPOSISI Zn DAN Cr DI MUARA CISADANE BERDASARKAN
Lebih terperinciESTIMASI KECEPATAN PENGENDAPAN PANTAI. CIREBON MENGGUNAKAN PROFIL 210Pb ABSTRACT. PENDAHULUAN
ESTIMASI KECEPATAN PENGENDAPAN CIREBON MENGGUNAKAN PROFIL 210Pb SUminiDg, WisyachudiD F. dad Sudarmadji Puslitbang Temologi Maju BATAN, Yogyakarta DI PANTAI ABSTRAK "It EST/MAS/ KECEPATAN PENGENDAPAN D/
Lebih terperinciLAJU SEDIMEN MENGGUNAKAN METODE ISOTOP 210 Pb DI MUARA JUNGKAT PONTIANAK KALIMANTAN BARAT
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 48-54 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose LAJU SEDIMEN MENGGUNAKAN METODE ISOTOP 210 Pb DI MUARA JUNGKAT PONTIANAK KALIMANTAN
Lebih terperinciAPLIKASI DATING PB-210 UNTUK ESTIMASI LAJU SEDIMENTASI MUARA CIGEDE DAN CIOMAS PADA DAERAH TANGKAPAN WADUK MALAHAYU - BREBES
Aplikasi Dating PB-210 Untuk Estimasi Laju Sedimentasi Muara Cigede dan Ciomas Pada Daerah Tangkapan Waduk Malahayu-Brebes APLIKASI DATING PB-210 UNTUK ESTIMASI LAJU SEDIMENTASI MUARA CIGEDE DAN CIOMAS
Lebih terperinciSEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN
SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN Aries Dwi Siswanto 1 1 Program Studi Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo Madura Abstrak: Sebaran sedimen
Lebih terperinciPENGARUH DEBIT AIR DAN TSS TERHADAP AKUMULASI AKTIVITAS RADIONUKLIDA ALAM
8 ISSN 216-3128 Tri Harningsih, dkk. PENGARUH DEBIT AIR DAN TSS TERHADAP AKUMULASI AKTIVITAS RADIONUKLIDA ALAM Tri Harningsih Mahasiswa S2 Kimia Lingkungan, UGM Yogyakarta Muzakky, Agus Taftazani PTAPB-BATAN
Lebih terperinciPERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT MULTI TEMPORAL DI DAERAH PESISIR SUNGAI BUNGIN MUARA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN
MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):25-32 PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT MULTI TEMPORAL DI DAERAH PESISIR SUNGAI BUNGIN MUARA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN SHORELINE CHANGES USING
Lebih terperinciSTUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 608-613 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK
Lebih terperinciANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY
ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY Oleh Supiyati 1, Suwarsono 2, dan Mica Asteriqa 3 (1,2,3) Jurusan Fisika,
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciSIMULASI SEBARAN SEDIMEN TERHADAP KETINGGIAN GELOMBANG DAN SUDUT DATANG GELOMBANG PECAH DI PESISIR PANTAI. Dian Savitri *)
SIMULASI SEBARAN SEDIMEN TERHADAP KETINGGIAN GELOMBANG DAN SUDUT DATANG GELOMBANG PECAH DI PESISIR PANTAI Dian Savitri *) Abstrak Gerakan air di daerah pesisir pantai merupakan kombinasi dari gelombang
Lebih terperinciKAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG
ISSN 0216 3128 Rosidi, dkk. 94 KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR CALON TAPAK PLTN UJUNG LEMAHABANG Rosidi dan Sukirno P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN Pb-210 DALAM BIOTA, AIR DAN SEDIMEN
Lebih terperinciPEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005
PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005 Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari, Wahyu P Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI
Lebih terperinciANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 54 60 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT Fajar Kurnia Pratomo,
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN
Lebih terperinciKAJIAN SEBARAN UKURAN BUTIR SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK, JAWA TIMUR
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 596 600 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose KAJIAN SEBARAN UKURAN BUTIR SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK, JAWA TIMUR Esa Fajar
Lebih terperinciANALISA ANGKUTAN SEDIMEN DI SUNGAI JAWI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA
ANALISA ANGKUTAN SEDIMEN DI SUNGAI JAWI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Endyi 1), Kartini 2), Danang Gunarto 2) endyistar001@yahoo.co.id ABSTRAK Meningkatnya aktifitas manusia di Sungai Jawi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesisir (coast) dan pantai (shore) merupakan bagian dari wilayah kepesisiran (Gunawan et al. 2005). Sedangkan menurut Kodoatie (2010) pesisir (coast) dan pantai (shore)
Lebih terperinciPENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia dan hidup serta tumbuh berkembang
Lebih terperinciESTIMATION OF SEDIMENT ACCUMULATION RATE IN JAKARTA BAY USING NATURAL RADIONUCLIDE UNSUPPORTED 210 Pb
309 ESTIMATION OF SEDIMENT ACCUMULATION RATE IN JAKARTA BAY USING NATURAL RADIONUCLIDE UNSUPPORTED 210 Pb Estimasi Laju Akumulasi Sedimen Daerah Teluk Jakarta dengan Teknik Radionuklida Alam Unsupported
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty
Lebih terperinciAnalisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 167-172 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung,
Lebih terperinciJURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 771-776 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI SEBARAN MATERIAL PADATAN TERSUSPENSI DI PERAIRAN SEBELAH BARAT TELUK JAKARTA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum pantai didefenisikan sebagai daerah di tepi perairan (laut) sebatas antara surut terendah dengan pasang tertinggi, sedangkan daerah pesisir adalah daratan
Lebih terperinciStudi sebaran sedimen berdasarkan ukuran butir di perairan Kuala Gigieng, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh
Studi sebaran sedimen berdasarkan ukuran butir di perairan Kuala Gigieng, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh Study of sediment distribution based on grains size in Kuala Gigieng Estuary, Aceh Besar District,
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perairan Laut Arafura di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Peta Batimetri Laut Arafura Perairan Laut Arafura di lokasi penelitian termasuk ke dalam kategori perairan dangkal dimana kedalaman mencapai 100 meter. Berdasarkan data
Lebih terperinciAnalisis Karakteristik Fisik Sedimen Pesisir Pantai Sebala Kabupaten Natuna Hendromi 1), Muhammad Ishak Jumarang* 1), Yoga Satria Putra 1)
PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 1 (215), Hal.21-28 ISSN : 2337-824 Analisis Karakteristik Fisik Sedimen Pesisir Pantai Sebala Kabupaten Natuna Hendromi 1), Muhammad Ishak Jumarang* 1), Yoga Satria Putra 1)
Lebih terperinciKajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)
Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi) Mario P. Suhana * * Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor Email: msdciyoo@gmail.com
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN
STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN Aries Dwi Siswanto 1, Wahyu Andy Nugraha 1 1 Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura Abstrak: Fenomena dan dinamika
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Batimetri Selat Sunda Peta batimetri adalah peta yang menggambarkan bentuk konfigurasi dasar laut dinyatakan dengan angka-angka suatu kedalaman dan garis-garis yang mewakili
Lebih terperinciANALISIS LAJU SEDIMENTASI DI PERAIRAN MUARA SUNGAI WARIDIN KABUPATEN KENDAL
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 246 253 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose ANALISIS LAJU SEDIMENTASI DI PERAIRAN MUARA SUNGAI WARIDIN KABUPATEN KENDAL
Lebih terperinciPENENTUAN UMUR SEDIMEN DAS CINANGKA DAN DAS CIRENGIT DENGAN GEOKRONOLOGI PB-210
ABSTRAK PENENTUAN UMUR SEDIMEN DAS CINANGKA DAN DAS CIRENGIT DENGAN GEOKRONOLOGI PB-210 TOMMY HUTABARAT 1 dan E. RISTIN PUJIINDIYATI 2 1,2 Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk pengukuran radionuklida alam dalam sampel adalah yang sesuai dengan standar acuan IAEA (International Atomic
Lebih terperinciBAB V RENCANA PENANGANAN
BAB V RENCANA PENANGANAN 5.. UMUM Strategi pengelolaan muara sungai ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya adalah pemanfaatan muara sungai, biaya pekerjaan, dampak bangunan terhadap
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN SELAT KARIMATA MUHAMMAD TRIAL FIAR ERAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
i KARAKTERISTIK ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN SELAT KARIMATA MUHAMMAD TRIAL FIAR ERAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN
Lebih terperinciSEDIMENTASI PADA SALURAN PRIMER GEBONG KABUPATEN LOMBOK BARAT Sedimentation on Gebong Primary Chanel, West Lombok District
26 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 3, No. 1 : 26-36, Maret 2016 SEDIMENTASI PADA SALURAN PRIMER GEBONG KABUPATEN LOMBOK BARAT Sedimentation on Gebong Primary Chanel, West Lombok District I.B. Giri
Lebih terperinciSTUDI ABRASI PANTAI PADANG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Ferli Fajri 1, Rifardi 1, Afrizal Tanjung 1
Studi abrasi Pantai Padang Kota Padang Provinsi Sumatera Barat 36 Jurnal perikanan dan kelautan 17,2 (2012): 36-42 STUDI ABRASI PANTAI PADANG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Ferli Fajri 1, Rifardi
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak
ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) 1) Alumni Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru 2) Dosen Fakultas
Lebih terperinciPENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN
PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN NI PUTU DIANTARIANI DAN K.G. DHARMA PUTRA Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana. ABSTRAK Telah diteliti
Lebih terperinciPENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Pengukuran Aktivitas Isotop 152 Eu Dalam Sampel Uji Profisiensi Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty) PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciEVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK
Lebih terperinciDISTRIBUSI LOGAM BERAT DALAM AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI CISADANE
DISTRIBUSI LOGAM BERAT DALAM AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI CISADANE Endang Rochyatun, M. Taufik Kaisupy dan Abdul Rozak Kelompok Penelitian Pencemaran Laut, Bidang Dinamika Laut, Pusat Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material Jurusan Fisika FMIPA Unila dan Laboratorium Teknik Sipil
Lebih terperinciPENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG
PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPENGUKURAN KONSENTRASI LURUHAN THORON DENGAN SPEKTROMETER GAMMA HP-Ge
Berkala Fisika Indoneia Volume 3 Nomor 1 & 2 Januari & Juli 2011 PENGUKURAN KONSENTRASI LURUHAN THORON DENGAN SPEKTROMETER GAMMA HP-Ge Eko Mulyadi SMKN 3 Yogyakarta Jl. R.W. Monginsidi 2A, Yogyakarta E-mail:
Lebih terperinciSUSPENSI DAN ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN LAUT JAWA
34 SUSPENSI DAN ENDAPAN SEDIMEN DI PERAIRAN LAUT JAWA Helfinalis Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta 14430, Indonesia E-mail: helfi55@yahoo.com Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada unit tabung pembakaran (boiler) pada industri akhir-akhir ini menjadi pilihan yang paling diminati oleh para pengusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan
Lebih terperinci2.1 Pengertian Radionuklida 6
IX DAFTARISI Halaman Judul! Halaman Pengesahan Motto Halaman Persembahan Kata Pengantar u 1V v vl Abstraksi Daftarlsi DaftarTabel DaftarGambar 1X xv xvl BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang * 1.2 Rumusan
Lebih terperinciLAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI SEMAT JEPARA
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 560 565 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI SEMAT JEPARA Septi Nur Fajarin, Siddhi Saputro,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe Estuari dan Debit Sungai. Tipe estuari biasanya dipengaruhi oleh kondisi pasang surut. Pada saat pasang, salinitas perairan akan didominasi oleh salinitas air laut karena
Lebih terperinciKOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU
KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU 1) oleh: Devy Yolanda Putri 1), Rifardi 2) Alumni Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru 2) Dosen Fakultas
Lebih terperinciSTUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 277-283 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose STUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR- BATAN Bandung meliputi beberapa tahap yaitu tahap preparasi serbuk, tahap sintesis dan tahap analisis. Meakanisme
Lebih terperinciReklamasi 17 Pulau dan GSW akan Memperparah Ancaman Banjir! Bukan Solusi Penurunan Tanah Jakarta
Reklamasi 17 Pulau dan GSW akan Memperparah Ancaman Banjir! Bukan Solusi Penurunan Tanah Jakarta Muslim Muin Ph.D. Ketua Kelompok Keahlian Teknik Pantai Institut Teknologi Bandung Muslim Muin Ph.D. Expertise
Lebih terperinciOPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI
Lebih terperinciANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA
Elin Nuraini, dkk. ISSN 0216-3128 383 ANALISIS RADIOAKTIVITAS GROSS α, β DAN IDENTI- FIKASI RADIONUKLIDA PEMANCAR γ DARI AIR DAN SEDIMEN SUNGAI CODE YOGYAKARTA Elin Nuraini, Sunardi, Bambang Irianto PTAPB-BATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam
Lebih terperinciPENGUKURAN SEDIMEN TERLARUT DI MUARA DESA NUSAPATI KECAMATAN SUNGAI PINYUH KABUPATEN MEMPAWAH
PENGUKURAN SEDIMEN TERLARUT DI MUARA DESA NUSAPATI KECAMATAN SUNGAI PINYUH KABUPATEN MEMPAWAH (Measurement Of Dissolved Sediment In The Estuary Of Nusapati Village Of Sungai Pinyuh Subdistrict In Mempawah
Lebih terperinciBAB 6 MODEL TRANSPOR SEDIMEN DUA DIMENSI
BAB 6 MODEL TRANSPOR SEDIMEN DUA DIMENSI Transpor sedimen pada bagian ini dipelajari dengan menggunakan model transpor sedimen tersuspensi dua dimensi horizontal. Dimana sedimen yang dimodelkan pada penelitian
Lebih terperinciTUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani
TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN Oleh : Edwin Patriasani Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc LATAR BELAKANG
Lebih terperinciESTIMASI KETIDAKPASTIAN ANALISIS RADIONUKLIDA Ra-226, Ra-228, Th-228 DAN K-40 DALAM CUPLIKAN SEDIMEN DENGAN TEKNIK SPEKTROMETRI GAMMA
ESTIMASI KETIDAKPASTIAN ANALISIS RADIONUKLIDA Ra-226, Ra-228, Th-228 DAN K-40 DALAM CUPLIKAN SEDIMEN DENGAN TEKNIK SPEKTROMETRI GAMMA Sukirno, Samin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Yogyakarta
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciSTUDI SEBARAN SEDIMEN SECARA VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN
STUDI SEBARAN SEDIMEN SECARA VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN Vivieta Rima Radhista 1, Aries Dwi Siswanto 1, Eva Ari Wahyuni 2 1 Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciKAJIAN KANDUNGAN U DAN Th DALAM SEDIMEN SUNGAI DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODA AKTIF DAN PASIF
40 KAJIAN KANDUNGAN U DAN Th DALAM SEDIMEN SUNGAI DI SEMENANJUNG MURIA DENGAN METODA AKTIF DAN PASIF Sukirno dan J Djati Pramana P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN KANDUNGAN U DAN Th DALAM SEDIMEN SUNGAI DI SEMENANJUNG
Lebih terperinciCetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura
Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Deskripsi halaman sampul : Gambar
Lebih terperinciSIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT
SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT Martono Divisi Pemodelan Iklim, Pusat Penerapan Ilmu Atmosfir dan Iklim LAPAN-Bandung, Jl. DR. Junjunan 133 Bandung Abstract: The continuously
Lebih terperinciPENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT)
PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT) SISWANTI, GEDE SUTRENA W Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sedimen Dasar Perairan Berdasarkan pengamatan langsung terhadap sampling sedimen dasar perairan di tiap-tiap stasiun pengamatan tipe substrat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Proses penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu; proses pengujian keadaan fisik bahan-bahan beton ( cth : specific gravity, absorpsi, dan kadar air ) serta preparasi benda
Lebih terperinciAPLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI
APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI Gb. Penelitian Gerakan Sedimen Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya Pemanfaatan teknik nuklir dimasa sekarang ini telah digunakan secara luas dalam berbagai bidang oleh
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan
Lebih terperinciSEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SEPANJANG JEMBATAN SURAMADU KABUPATEN BANGKALAN
Jurnal KELAUTAN,Volume 4, No.2 Oktober 2011 ISSN : 1907-9931 SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SEPANJANG JEMBATAN SURAMADU KABUPATEN BANGKALAN Kurratul Ainy 1, Aries Dwi Siswanto 2, dan Wahyu
Lebih terperinciAnalisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.
PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (214), Hal. 99-15 ISSN : 2337-824 Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh. Ishak
Lebih terperinciOleh Satria Yudha Asmara Perdana Pembimbing Eko Minarto, M.Si Drs. Helfinalis M.Sc
Oleh Satria Yudha Asmara Perdana 1105 100 047 Pembimbing Eko Minarto, M.Si Drs. Helfinalis M.Sc PENDAHULUAN Latar Belakang Pulau Bawean memiliki atraksi pariwisata pantai yang cukup menawan, dan sumber
Lebih terperinciBAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Dalam perencanaan pekerjaan, diperlukan tahapan-tahapan atau metodologi yang jelas untuk menentukan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan yang ada, bagaimana
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM PERAIRAN SUNGAI SEROPAN GUNUNGKIDUL
ISSN 1410-6957 STUDI PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM PERAIRAN SUNGAI SEROPAN GUNUNGKIDUL Tri Rusmanto, Agus Taftazani PTAPB BATAN Yogyakarta ABSTRAK STUDI PARAMETER AIR DAN RADIOAKTIVITAS ALAM SAMPEL
Lebih terperinciANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI INDRAGIRI
ANALISIS KARAKTERISTIK SEDIMEN DI MUARA SUNGAI INDRAGIRI Dendy Ariandi 1 dan Mubarak 2 Rifardi 2 Abstract This research was conducted on August 2008 with purpose has to know the characteristics of sediment
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Logam berat terdapat di seluruh lapisan alam, namun dalam konsentrasi yang sangat rendah. Dalam air laut konsentrasinya berkisar antara 10-5 10-3 ppm. Pada tingkat kadar yang
Lebih terperinciPROSES SEDIMENTASI SUNGAI KALIJAGA, DAN SUNGAI SUKALILA PERAIRAN CIREBON
PROSES SEDIMENTASI SUNGAI KALIJAGA, DAN SUNGAI SUKALILA PERAIRAN CIREBON Oleh : D. Setiady 1), dan A. Faturachman 1) 1) Puslitbang Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No.236, Bandung S A R I Berdasarkan
Lebih terperinciKAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK
KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK Ella Prastika Erlanda 1), Stefanus Barlian Soeryamassoeka 2), Erni Yuniarti 3) Abstrak Peristiwa sedimentasi atau pengendapan partikel-partikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan
Lebih terperinciANALISIS SEDIMENTASI PADA SALURAN UTAMA BENDUNG JANGKOK Sedimentation Analysis of Jangkok Weir Main Canal
08 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 3, No. : 08-14, September 016 ANALISIS SEDIMENTASI PADA SALURAN UTAMA BENDUNG JANGKOK Sedimentation Analysis of Jangkok Weir Main Canal I B. Giri Putra*, Yusron Saadi*,
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Erosi Erosi adalah lepasnya material dasar dari tebing sungai, erosi yang dilakukan oleh air dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a. Quarrying, yaitu pendongkelan batuan
Lebih terperinciMODUL 5: DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAHAYA GENANGAN PESISIR
MODUL 5: DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BAHAYA GENANGAN PESISIR University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung DAERAH PESISIR Perubahan Iklim dan Sistem Pesisir Menunjukkan Faktor Utama Perubahan Iklim
Lebih terperinciPOLA RADIOAKTIVITAS ALAM CUPLIKAN LINGKUNGAN DI PERAIRAN SURABAYA
136 ISSN 0216-3128 Rosidi dan Agus Taftazani POLA RADIOAKTIVITAS ALAM CUPLIKAN LINGKUNGAN DI PERAIRAN SURABAYA R o s i d i, Agus Taftazani Pusat Teknologi Akselerator dan Proses bahan BATAN, Yogyakarta.
Lebih terperinciPERUBAHAN WARNA SUBSTRAT PADA DAERAH HUTAN MANGROVE DESA PASSO. (Change of Substrate Colour at Mangrove Forest in Passo Village)
Jurnal TRITON Volume 10, Nomor 2, Oktober 2014, hal. 85 90 85 PERUBAHAN WARNA SUBSTRAT PADA DAERAH HUTAN MANGROVE DESA PASSO (Change of Substrate Colour at Mangrove Forest in Passo Village) L. Siahainenia,
Lebih terperinciLAJU PENGENDAPAN SEDIMEN DI PULAU ANAKAN MUARA SUNGAI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN
MASPARI JOURNAL JANUARI 2016, 8(1):7-14 LAJU PENGENDAPAN SEDIMEN DI PULAU ANAKAN MUARA SUNGAI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN RATE OF SEDIMENT DEPOSITION ON ANAKAN ISLAND BANYUASIN ESTUARY IN SOUTH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pantai adalah suatu wilayah yang mengalami kontak langsung dengan aktivitas manusia dan kontak dengan fenomena alam terutama yang berasal dari laut. Fenomena
Lebih terperinciKAJIAN VALIDASI METODE SPEKTROMETRI GAMMA SUPRESI COMPTON DENGAN STANDAR SRM LINGKUNGAN
88 ISSN 0216-3128 H. Muryono KAJIAN VALIDASI METODE SPEKTROMETRI GAMMA SUPRESI COMPTON DENGAN STANDAR SRM LINGKUNGAN H. Muryono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN ABSTRAK KAJIAN VALIDASI
Lebih terperinciSIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODE
BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 pada beberapa lokasi di hilir Sungai Padang, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara. Metode yang digunakan
Lebih terperinciVALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA
VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN ABSTRAK VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137,
Lebih terperinciANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA.
ANALISIS SEBARAN LOGAM BERAT DALAM CUPLIKAN SEDIMEN SUNGAI GAJAHWONG SECARA SSA. Supriyanto C.&Sunardi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN. Jl. Babarsari Po Box 1008 Yogyakarta. ABSTRACT
Lebih terperinciPENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan
PENDAHULUAN Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia yang sangat tinggi telah menimbulkan banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan pembangunan, terutama di sektor industri
Lebih terperinciINVESTIGASI KANDUNGAN RADIOISOTOP DALAM SAMPEL AIR PADA SUNGAI DISEKITAR RUMAH SAKIT. Reza Achmad Furqoni 1,*)
DOI: doi.org/10.21009/0305020311 INVESTIGASI KANDUNGAN RADIOISOTOP DALAM SAMPEL AIR PADA SUNGAI DISEKITAR RUMAH SAKIT Reza Achmad Furqoni 1,*) 1 Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang, Sekaran, Gunungpati,
Lebih terperinci4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari
Lebih terperinci