PERMUKIMAN DI SURABAYA BAGIAN BARAT STUDY OF CARBON FOOTPRINT (CO 2 ) FROM SETTLEMENT ACTIVITIES AT WESTERN PART OF SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERMUKIMAN DI SURABAYA BAGIAN BARAT STUDY OF CARBON FOOTPRINT (CO 2 ) FROM SETTLEMENT ACTIVITIES AT WESTERN PART OF SURABAYA"

Transkripsi

1 STUDI CARBON FOOTPRINT (CO 2 ) DARI KEGIATAN PERMUKIMAN DI SURABAYA BAGIAN BARAT STUDY OF CARBON FOOTPRINT (CO 2 ) FROM SETTLEMENT ACTIVITIES AT WESTERN PART OF SURABAYA Andria Muchlisin Wicaksono Laboratorium Pengendalian Pencemaran Udara Jurusan Teknik Lingkungan-FTSP-ITS * wicaksono.andria27@gmail.com Abstrak Salah satu paramater penurunan kualitas udara tersebut adalah emisi CO 2 yang merupakan salah satu komponen terbesar penyebab Gas Efek Rumah Kaca ( GRK ). Padatnya permukiman di Kota Surabaya Bagian Barat memiliki potensi sebagai salah satu penyumbang emisi CO 2 ke udara. Namun belum ada database jumlah emisi CO 2 dari kegiatan permukiman. Emisi CO 2 dari aktifitas permukiman dibagi menjadi 2 yaitu, emisi CO 2 primer dan sekunder atau yang biasa dikenal dengan istilah carbon footprint. Carbon footprint primer adalah emisi CO 2 yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar di rumah tangga. Sedangkan carbon footprint sekunder adalah emisi CO 2 yang dihasilkan dari penggunaan alat alat listrik di rumah tangga. Untuk mendapatkan data-data emisi CO 2 diperoleh dari pengisian kuisioner yang telah ditentukan. Kuota sampling yang diperoleh berdasarkan uji statistik dengan jumlah responden sebanyak 100 responden yang disebar secara random pada wilayah studi Kota Surabaya Bagian Barat. Penentuan emisi CO 2 ini menggunakan 2 variabel yaitu tipe rumah dan daya listrik. Tipe rumah dibagi menjadi 3 yaitu rumah sederhana, menengah dan mewah. Sedangkan daya listrik dibagi 3 yaitu daya listrik R1, R2 dan R3. Perhitungan jumlah emisi CO 2 berdasarkan pada Revised 1996 IPCC Guidelines for National Green house Gas Inventories. Dari perhitungan tersebut didapatkan jumlah emisi CO 2 primer adalah sebesar 969,573t CO 2 /bulan dan jumlah emisi CO 2 sekunder adalah sebesar ,86 t CO 2 /bulan. Sedangkan jumlah total emisi CO 2 adalah sebesar ,433 t CO 2 /bulan. 1

2 Faktor yang mempengaruhi emisi CO 2 ini adalah jumlah penggunaan bahan bakar, alat-alat listrik yang digunakan di rumah tangga, waktu pemakaian alat-alat listrik, daya listrik dan tipe rumah. Berdasarkan perhitungan, jumlah emisi CO 2 primer dan sekunder yang tertinggi terletak pada Kecamatan Sukomanunggal. Kata kunci : Kegiatan permukiman Kota Surabaya Bagian Barat, emisi carbon, carbon footprint. Summary One of the parameters of air quality degradation is the CO 2 emission that is one of the biggest component caused the Greenhouse Effect Gas (GHG). Dense settlements in the Western Part of the Surabaya City is as one potential contributor of CO 2 emissions. But unfortunately there is no database of CO 2 emissions from the settlement activity. The CO 2 emissions from the settlement activity is divided into two i.e primary and secondary CO 2 emissions, known by the term carbon footprint. The primary CO 2 emissions is resulting from fuel used in households, while the secondary CO 2 emissions is resulting from the used of electric household equipment. Quisonare sampling was conducted to get the CO 2 emissions data. The number of samples was obtained based on the statisfical analysis of respondent that 100 of respondents were distributed randomly at western part of Surabaya. Analysis of CO 2 emissions is to use two variables: the type of home and electrical power. Two variabels i.e type of house and electrica power were used to determine the CO 2 emission. Housing type was that is divided into three, simple, medium and luxury house. While electric power was divided by three type electric R1( VA), R2( VA), and R3(>6600VA). The CO 2 emission were calculated based on Revised 1996 IPCC Guidelines for National Green house Gas Inventories. The calculations showed the primary CO 2 emissions amounted to tco 2 /month and total CO 2 emissions secondary amounted to tco 2 /month. While the total CO 2 emissions amounted to t CO 2 /month. Factors affecting CO 2 emissions was the amount of fuels, electrical devices in the household, time use of electric device, electric power and the housing type. Based on the calculations the highest of primary and secondary CO 2 emissions were in the District Sukomanunggal. Keywords: Activities of settlements in Surabaya City West Part, a source of carbon emissions, carbon footprint, mapping 2

3 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penurunan kualitas udara di Kota Surabaya sudah dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi degradasi lingkungan. Kondisi ini tersebut berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Penyakit infeksi saluran pernapasan akut menduduki peringkat pertama dalam sepuluh penyakit utama yang diderita pasien rawat jalan pada tahun 2005 yaitu sebesar 7,05% kasus (Anonim, 2007). Bahkan, diperkirakan 9% kematian bayi usia 1-12 bulan disebabkan oleh polusi PM 10 (Arisandi, 2004). Oleh karena itu, perlu adanya upaya memperbaiki kualitas udara sehingga kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan. Kota Surabaya Bagian Barat merupakan sasaran pengembangan Kota Surabaya. Tingginya tingkat permukiman di kawasan barat ini berpengaruh menimbulkan aktifitas masyarakat yang beraneka ragam. Selain itu juga terdapat berbagai tingkat permukiman yang berbeda. Perbedaan ini bisa dilihat dari tipe rumah yang berbeda, daya listrik yang digunakan, peralatan listrik yang digunakan dan penggunaan bahan bakar Salah satu penyumbang emisi CO 2 terbanyak salah satunya berasal dari penggunaan alat alat rumah tangga menggunakan energi listrik dan penggunaan bahan bakar merupakan sumber emisi utama permukiman. Rekaman jejak karbon yang dihasilkan ini selanjutnya dikenal dengan istilah carbon footprint dari kegiatan permukiman. Penelitian yang dibahas kali ini adalah tentang emisi penyumbang pencemaran udara, yaitu pengaruh CO 2 yang disebabkan oleh peralatan rumah tangga dan penggunaan bahan bakar yang digunakan di tingkat permukiman khususnya di Kota Surabaya Bagian Barat. Perlunya dilakukan penelitian ini karena sampai sekarang masih minim sekali data tentang gas CO 2 yang disebabkan oleh aktifitas di tingkat rumah tangga mampu mempengaruhi kondisi kualitas udara termasuk pemanasan global. Ditetapkan disini bahwa carbon footprint dibagi menjadi 2 yaitu carbon footprint primer dan carbon footprint 3

4 sekunder. Carbon footprint primer ini berasal dari penggunaan bahan bakar di rumah tangga. Selanjutnya adalah carbon footprint sekunder yang bisa didapatkan dari produk produk di rumah tangga. 1.2 RUMUSAN MASALAH CO 2 yang dihasilkan dari beberapa kegiatan di permukiman yang diteliti di Kota Surabaya (carbon footprint) dapat digunakan sebagai database untuk kegiatan atau upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Terkait dengan hal tersebut maka permasalahan yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah: 1. Berapa jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan peralatan rumah tangga yang berhubungan dengan listrik dan bahan bakar yang digunakan di tingkat permukiman Kota Surabaya Bagian Barat? 2. Bagaimana pemetaan terhadap emisi karbon dari hasil pengukuran yang telah dilakukan di tingkat permukiman Kota Surabaya Bagian Barat? 3. Bagaimana hubungan antara pemakaian daya listrik dengan tingkat emisi karbon dari kegiatan permukiman Kota Surabaya Bagian Barat? 1.3 TUJUAN Tujuan dari Tugas Akhir ini adalah : 1. Menentukan jumlah emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan peralatan rumah tangga di Kota Surabaya Bagian Barat. 2. Membuat pemetaan carbon footprint dari hasil pengukuran yang telah dilakukan di tingkat permukiman di Kota Surabaya Bagian Barat. 3. Menentukan hubungan antara pemakaian daya listrik dengan tingkat emisi carbon dari kegiatan permukiman Kota Surabaya Bagian Barat. 1.4 RUANG LINGKUP Batasan-batasan yang dilakukan dalam Tugas Akhir ini adalah : 4

5 Penelitian ini dilakukan di Kota Surabaya Bagian Barat. Menggunakan 2 variabel yaitu : Variabel pertama adalah penggunaan jenis daya yang digunakan dalam setiap rumah. Variabel yang dimaksud adalah : - R1 ( VA). - R2 ( VA). - R3 (> 6600 VA). Variabel kedua adalah klaster tipe rumah. Klaster rumah yang dimaksud adalah : - Rumah sederhana ( m 2 ). - Rumah menengah ( m 2 ). - Rumah mewah ( m 2 ). Dilakukan dengan menggunakan titik sampling yang telah ditetapkan. Melakukan perhitungan terhadap emisi karbon primer dari bahan bakar rumah tangga yaitu : - Minyak tanah. - Gas elpiji. Melakukan perhitungan emisi CO 2 sekunder berdasarkan peralatan rumah tangga yang menggunakan energi listrik. Dilakukan pemetaan emisi karbon primer dari penggunaan bahan bakar peralatan rumah tangga berdasarkan kegiatan permukiman Kota Surabaya Bagian Barat. Dilakukan pemetaan kontribusi emisi CO 2 sekunder dari penggunaan alat listrik di Kota Surabaya Bagian Barat. 5

6 1.5 LANDASAN TEORI Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur (UU No 4, Tahun 1992). Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 C (1.33 ± 0.32 F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Carbon footprint merupakan suatu ukuran jumlah total dari hasil emisi karbon dioksida yang secara langsung maupun tidak langsung yang disebabkan oleh aktifitas atau akumulasi yang berlebih dari penggunaan produk dalam kehidupan sehari-hari (Wiedmann dan Minx,2008). Carbon footprint primer adalah emisi CO 2 yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar di rumah tangga. Dalam hal ini bahan bakar yang dimaksud adalah minyak tanah dan LPG. Tinjauan yang digunakan untuk menentukan faktor emisi CO 2 primer dari penggunaan bahan bakar adalah menggunakan data konversi dari program yang sudah dilakukan oleh PT.Pertamina. Pada program tersebut yang dinyatakan dalam 6

7 Formula Used in Carbon Emission Reduction Calculation, dinyatakan bahwa baseline emission adalah emisi yang akan terjadi tanpa intervensi kebijakan (dalam skenario bisnis seperti biasa). Pada program konversi LPG yang dilakukan oleh PT. Pertamina, ditetapkan untuk perhitungan kalkulasi yang digunakan ada 2 yaitu, kalkulasi emisi dari minyak tanah dan kalkulasi emisi CO 2 dari LPG. Untuk kalkulasi emisi yang menggunakan minyak tanah dapat digunakan perhitungan sebagai berikut (Anonim, 1991) Bey = EF kero x FC kero x NCV kero...(2.1) Dimana : Bey EF kero = total emisssion gram CO 2 (g Carbon). = kerosene emission factor 19,4 gram CO 2 /megajoule(g Carbon/MJ) ( FC kero NCV kero = Kerosene consumed (kg). = Net calorific value of kerosene 44,75 megajoule/kg(mj/kg) ( Densitas minyak tanah = 0,8 kg/m3. Pada perhitungan emisi CO 2 dari penggunaan bahan bakar minyak tanah tersebut nantinya akan dijadikan dalam satuan tco 2 / bulan. Sedangkan untuk kalkulasi emisi CO 2 yang menggunakan LPG dapat digunakan perhitungan sebagai berikut : Pey = Fcy x EF CO2 x NCV LPG...(2.2) Keterangan : Pey Fcy = total emission gram CO 2 (g Carbon). = amount of LPG consumed (kg). EF CO2 = emission factor LPG 17,2 gram CO 2 /megajoule(g Carbon/MJ) ( NCV LPG = Net calorific value of LPG 48,852 megajoule/kg(mj/kg) ( 7

8 Sumber : - Anonim, ( Carbon footprint sekunder adalah emisi CO 2 yang dihasilkan dari penggunaan alat alat listrik di rumah tangga. Menurut IPCC tahun 1996 dijelaskan bahwa alat alat listrik tersebut menggunakan daya listrik yang berbeda beda sehingga menghasilkan jumlah emisi CO 2 yang berbeda. Untuk menentukan besarnya faktor emisi dapat dilakukan perhitungan besarnya faktor emisi dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : EF = SFC.NCV.CEF.Oxid. 44/12...( 2.3 ) Dimana : EF SFC NCV = Emission factor. = Spesific Fuel Consumption kiloton fuel/megawatt hour(kt fuel/mwh). = Net Calorific Value terra joule/kiloton fuel(tj/kton fuel). CEF = Carbon emission factor ton ton CO 2 /terra joule(ton CO 2 /TJ ). Oxid = Oxidation factor. Untuk nilai faktor emisi selengkapnya berdasarkan perhitungan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gusman (2009), dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 1. Nilai Faktor Emisi. No Pembangkit Jenis Pembangkit Bahan Bakar Pembakaran (tco 2 /GWh) 1 PLTU OC Batubara 1.006,88 2 PLTU OC MFO 641,103 3 PLTU OC Gas 404,275 4 PLTGU OC HSD 546,164 5 PLTGU OC Gas 392,86 6 PLTGU OC HSD 647,514 7 PLTGU OC Gas 404,275 8 PLTG OC HSD 647,514 Total 4.690,59 Sumber : PT. Pembangkitan Jawa Bali dalam Gusman, 2009 Berikut ini adalah penjelasan perhitungan untuk menentukan faktor emisi CO 2 sekunder. Rata rata nilai faktor emisi CO 2 sekunder adalah total dari seluruh hasil pembakaran pembangkit listrik dibagi dengan jumlah seluruh jenis pembangkit listrik : 8

9 = 4.690,585 : 8 = 586,323 ton CO 2 /GWh (tco 2 /GWh). Uji statisik yang digunakan adalah dengan menggunakan program software minitab. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara daya listrik di rumah tangga dengan tipe rumah berdasarkan perhitungan yang dilakukan dan juga menentukan faktor emisi apa yang mempengaruhi emisi CO 2 sekunder. Langkah yang digunakan dalam menjalankan program software minitab ini adalah dengan dengan sistem kode. Penelitian ini selanjutnya dilakukan dengan memetakan kondisi daerah di Kota Surabaya Bagian Barat terhadap pengaruh emisi CO 2. Pemetaan dilakukan dengan menggunakan plotting pada daerah yang termasuk dalam kawasan emisi CO METODOLOGI PENELITIAN Penelitian lapangan ini adalah untuk menganalisa emisi karbon dan memetakan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan permukiman di Kota Surabaya Bagian Barat. Untuk analisanya akan dilakukan perhitungan terhadap sumber-sumber apa saja yang menghasilkan emisi karbon. Dalam hal ini adalah peralatan rumah tangga. Sehingga dapat diketahui seberapa besar carbon footprint dari sumber emisi carbon yang dihasilkan. Dalam melaksanakan penelitian selalu berdasarkan kepada metode penelitian. Metode penelitian ini dibuat berdasarkan munculnya permasalahan yang ada dalam tujuan penelitian. Tujuan penyusunan kerangka penelitian ini adalah untuk mengetahui memudahkan dalam melakukan penelitian dan mengetahui segala sesuatu yang nantinya akan berhubungan dengan pelaksanaan tugas akhir. 2.1 IDE TUGAS AKHIR Ide dari tugas akhir ini adalah memetakan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan Permukiman di Surabaya, dimana emisi karbon dihitung dari jumlah dan jenis peralatan rumah tangga yang diperkirakan mengeluarkan emisi karbon, serta bahan bakar yang dipergunakan dari pemukiman dikalikan dengan faktor emisi. 9

10 2.2 SURVEI PENDAHULUAN Survei yang dilakukan ini bertujuan untuk memperoleh dan meninjau lebih jauh beberapa data yang nantinya akan digunakan dalam penelitian. Hal dilakukan dikarenakan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini masih belum lengkap dan hanya diketahui dasarnya saja. Survei ini berisi tentang daya dari PLN yang digunakan oleh setiap rumah tangga. Dalam hal ini adalah PLN Kota Surabaya Bagian Barat. 2.3 POPULASI PENELITIAN Untuk populasi ini diambil berdasarkan data catatan di tiap-tiap kecamatan tentang jumlah kepala keluarga (KK) yang ada di Kota Surabaya Bagian Barat. Berikut ini adalah rumus yang digunakan (Husein, 2005) : n = N 1+ Nα 2 Keterangan : N = Jumlah Total dari keseluruhan jumlah KK yang ada di Kota Surabaya Bagian Barat. Alpha = Derajat kesalahan yang digunakan. Dengan jumlah N yang telah dihitung sebanyak KK. Maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 rumah. 2.4 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian lapangan ini. Pengumpulan dilakukan dengan mencari referensi-referensi dari berbagai pihak yang memiliki hubungan dengan penelitian. Data yang diperoleh didapatkan dari pengumpulan data primer dan sekunder. Untuk data sekunder didapatkan dari data-data yang sudah ada terlebih dahulu. Sedangkan untuk data primer didapatkan dari penelitian yang akan dilakukan. 10

11 2.5 PENGOLAHAN DATA PRIMER DAN SEKUNDER Pengolahan data yang dilakukan ini diambil berdasarkan hasil daripada input kuisioner yang telah disebarkan dan kemudian dihitung jumlah emisi gas CO 2 yang dihasilkan. 2.6 PEMETAAN TINGKAT EMISI KARBON Untuk perhitungan ini dimulai terlebih dahulu dengan memperoleh data-data yang didapatkan dari survei lapangan. Selanjutnya dilakukan perhitungan menggunakan peta autocad. Pemetaan dilakukan dengan cara plotting terhadap daerah yang berada di Kota Surabaya Bagian Barat. Untuk menentukan emisi CO 2 di suatu kawasan peta digunakan batasan range. 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 EMISI CO 2 PRIMER Berdasarkan data yang diperoleh dari sejumlah responden maka dapat dihitung jumlah emisi CO 2 primer/rumah/bulan dan nantinya dapat diketahui jumlah total emisi CO 2 primer /kecamatan/bulan. Untuk menentukan jumlah emisi CO 2 primer/kecamatan/bulan didasari oleh perhitungan jumlah emisi CO 2 primer/rumah/bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh perhitungan berikut. Tabel 3.1 Jumlah total emisi CO 2 di tiap Kecamatan Surabaya Bagian Barat berdasarkan jenis bahan bakar minyak tanah dan LPG per bulan. Kecamatan Jenis bahan bakar Rata-rata emisi CO 2 primer (tco 2 /rumah /bulan) ( 1 ) Jumlah KK tiap Kecamatan ( 2 ) Jumlah total emisi CO 2 primer (tco2 /kecamatan /bulan) ( 1 ) x ( 2 ) Tandes LPG 0, ,784 Sukomanunggal LPG 0, ,451 Asemrowo LPG 0, ,597 Benowo LPG,Minyak Tanah 0, ,334 Pakal LPG,Minyak 0,007 72, Tanah Lakarsantri LPG 0, ,948 Sambikerep LPG,Minyak Tanah 0, ,825 Sumber : Hasil Perhitungan,

12 3.2 EMISI CO 2 SEKUNDER Berdasarkan data yang diperoleh dari sejumlah responden maka dapat dihitung jumlah emisi CO 2 sekunder/rumah/bulan dan nantinya dapat diketahui jumlah total emisi CO 2 sekunder/kecamatan/bulan. Untuk menentukan jumlah emisi CO 2 sekunder per kecamatan didasari oleh perhitungan jumlah emisi CO 2 sekunder/rumah/bulan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh perhitungan berikut. Tabel 3.2 Rata-rata jumlah emisi CO 2 sekunder di tiap Kecamatan Surabaya Bagian Barat per bulan. Rata-rata Jumlah total Kecamatan emisi CO 2 emisi CO Jumlah KK 2 sekunder sekunder tiap (tco 2 (tco2 Kecamatan /rumah /kecamatan (2) /bulan) /bulan) (1) ( 1 ) x ( 2 ) Tandes 0, ,36 Sukomanunggal 0, Asemrowo 0, ,24 Benowo 0, ,24 Pakal 0, ,90 Lakarsantri 0, ,92 Sambikerep 0, ,20 Total ,86 Sumber : Hasil Perhitungan, EMISI CO 2 TOTAL Emisi CO 2 total adalah emisi CO 2 gabungan dari emisi CO 2 primer dan emisi. Emisi total ini didapatkan dari jumlah total emisi dari seluruh kecamatan. Berikut ini adalah perhitungannya : Emisi CO 2 total = Total emisi CO 2 primer + total emisi CO 2 sekunder. Diketahui : Total emisi CO 2 primer Total emisi CO 2 sekunder = 969,573 tco 2 /bulan. = ,86 tco 2 /bulan. Emisi CO 2 total = 969, ,86 tco 2 /bulan. = ,433 tco 2 /bulan. 12

13 Sehingga diperoleh jumlah emisi total CO 2 di Kota Surabaya Bagian Barat selama 1 bulan adalah ,433 tco 2 /bulan. 3.4 TINGKAT EMISI CO 2 PRIMER BERDASARKAN TIPE RUMAH SELAMA 1 BULAN Pada gambar 3.1 digambarkan bagaimana tingkat emisi CO 2 primer dalam tipe rumah yang berbeda. Yaitu pada tipe rumah sederhana, sederhana dan menengah. Perbandingan ini menggunakan emisi CO 2 primer dari penggunaan bahan bakar minyak tanah dan LPG. Tujuan dilakukan penggambaran dengan menggunakan grafik ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh hasil emisi CO 2 primer dan perbandingan tingkat emisi CO 2 primer tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik 3.1. Gambar 3.1 Tingkat emisi CO 2 primer/rumah berdasarkan tipe rumah sederhana, menengah dan mewah dalam 1 bulan. 3.5 TINGKAT EMISI CO 2 SEKUNDER DI TIPE RUMAH SEDERHANA, MENENGAH DAN MEWAH PER RUMAH SELAMA 1 BULAN Emisi CO 2 sekunder ini dipengaruhi oleh penggunaan peralatan listrik yang digunakan dalam 1 rumah. Peralatan listrik yang digunakan, menggunakan daya listrik yang berbeda-beda sehingga menghasilkan nilai emisi CO 2 sekunder yang berbeda juga. Terkait dengan penggunaan daya listrik, ada 3 jenis daya listrik yang digunakan. Yaitu daya listrik listrik R1, R2 dan R3. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik 13

14 3.2 tentang tingkat emisi CO 2 primer/rumah berdasarkan tipe rumah sederhana, menengah dan mewah dalam 1 bulan. Gambar 3.2 Tingkat emisi CO 2 sekunder /rumah di tipe rumah sederhana, menengah dan mewah. 3.6 PENGARUH PENGGUNAAN PERALATAN LISTRIK TERHADAP EMISI CO 2 Emisi CO 2 primer tidak terlepas dari pengaruh jenis alat- alat listrik yang digunakan di rumah. Perbedaan daya di alat-alat listrik ikut menyebabkan perbedaan emisi CO 2 yang muncul. Jika daya yang dimilki oleh alat listrik tersebut besar dan waktu penggunaannya juga lama, maka secara tidak langsung akan menimbulkan emisi CO 2. Berikut ini adalah gambar grafik emisi CO 2 yang dihasilkan dari jenis-jenis alat listrik yang digunakan di rumah tangga. Gambar 3.3 Grafik rata-rata emisi CO 2 sekunder berdasarkan alat-alat listrik dalam waktu 1 bulan. 14

15 3.7 UJI STATISTIK Uji statistik yang digunakan adalah menggunakan program software minitab. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara pemakaian daya listrik di rumah tangga dengan tipe rumah berdasarkan perhitungan yang dilakukan. Sedangkan data yang digunakan pada software ini adalah data emisi CO 2 sekunder yang dihasilkan dari penggunaan alat-alat listrik. Tabel 3.3 Uji Statistik. Tipe rumah Daya listrik Daya listrik 0,843 0,000 Emisi 0,919 0,813 CO 2 sekunder 0,000 0,000 Sumber : analisa dengan program minitab. Dari uji statistik yang dilakukan diketahui bahwa daya listrik dan tipe rumah memiliki hubungan berbanding lurus terhadap emisi CO 2 yang dihasilkan. Hal ini berarti bahwa emisi CO 2 dapat dipengaruhi dari tipe rumah dan daya listrik yang digunakan dalam masing-masing rumah. Faktor yang mempengaruhi emisi CO 2 primer adalah frekuensi penggunaan bahan bakar minyak tanah di tipe rumah sederhana dan menengah, frekuensi penggunaan bahan bakar LPG di tipe rumah sederhana, menengah dan mewah, frekuensi penggunaan bahan bakar LPG di tipe rumah sederhana, menengah dan mewah,. Faktor yang mempengaruhi emisi CO 2 sekunder adalah penggunaan daya listrik R1 di tipe rumah sederhana dan menengah, penggunaan daya listrik R2 di tipe rumah menengah dan mewah, penggunaan daya listrik R3 di tipe rumah menengah dan mewah, jumlah alat listrik yang digunakan di berbagai tipe rumah, frekuensi penggunaan alat-alat listrik di rumah tangga, jenis alat-alat listrik yang digunakan di rumah tangga. 3.8 PEMETAAN Pemetaan ini menggambarkan jumlah emisi CO 2 primer, jumlah emisi CO 2 sekunder dan jumlah emisi CO 2 total di Kota Surabaya Bagian Barat. Pada pemetaan ini menggunakan rangge untuk menentukan emisi CO 2 Kecamatan. Untuk range yang digunakan pada emisi CO 2 primer yaitu (0-60 tco 2 /bulan) sangat rendah dengan warna merah, ( tco 2 /bulan) rendah dengan warna kuning, ( tco 2 /bulan) sedang dengan warna hijau, ( tco 2 /bulan) tinggi 15

16 dengan warna biru, ( tco 2 /bulan) sangat tinggi dengan warna merah muda. Kecamatan Sambikerep emisi CO 2 nya berada pada range sangat rendah, Kecamatan Pakal dan Asemrowo emisi CO 2 nya berada pada range rendah. Kecamatan Tandes dan Benowo emisi CO 2 nya berada pada range sedang. Kecamatan Lakarsantri emisi CO 2 nya berada pada range tinggi. Kecamatan Sukomanunggal emisi CO 2 nya berada pada range sangat tinggi. Dari pemetaan tersebut Kecamatan Sukomanunggal nilai emisi CO 2 primer lebih besar jika dibandingkan dengan Kecamatan lain. Sedangkan range yang digunakan pada emisi CO 2 sekunder yaitu ( tco 2 /bulan) sangat rendah dengan warna biru, ( tco 2 /bulan) rendah dengan warna merah muda, ( tco 2 /bulan) agak sedang dengan warna merah, ( tco 2 /bulan) sedang dengan warna hijau, ( tco 2 /bulan) tinggi dengan warna putih, ( tco 2 /bulan) sangat tinggi dengan warna kuning. Kecamatan Benowo, Asemrowo, Sambikerep, Lakarsantri, Pakal emisi CO 2 nya berada pada range sangat rendah. Kecamatan Tandes emisi CO 2 nya berada pada range rendah. Kecamatan Sukomanunggal emisi CO 2 nya berada pada range sangat rendah. Dari pemetaan tersebut dapat diketahui untuk emisi CO 2 nya berada pada range sangat rendah. Dari pemetaan tersebut Kecamatan Sukomanunggal nilai emisi CO 2 primer lebih besar jika dibandingkan dengan Kecamatan lain. Range yang digunakan pada emisi CO 2 total yaitu ( tco 2 bulan) sangat rendah dengan warna merah, ( tco 2 ) rendah dengan warna kuning, ( tco 2 ) sedang dengan warna hijau, ( tco 2 ) tinggi dengan warna biru, ( tco 2 ) sangat tinggi dengan warna merah muda. Kecamatan Sambikerep, Tandes, Benowo, Pakal, Asemrowo, Lakarsantri emisi CO 2 nya berada pada range tinggi. Kecamatan Sukomanunggal emisi CO 2 nya berada pada range sangat tinggi. 4. KESIMPULAN 1. Jumlah emisi CO 2 primer yang tinggi terdapat pada kawasan sekitar Kecamatan Sukomanunggal. Jumlah emisi CO 2 sekunder yang tinggi terdapat pada kawasan sekitar kecamatan Sukomanunggal. 16

17 2. Jumlah total emisi CO 2 primer dalam waktu 1 bulan untuk Kota Surabaya Bagian Barat adalah sebesar 969,573 tco 2 /bulan. Jumlah total emisi CO 2 sekunder dalam waktu 1 bulan untuk Kota Surabaya Bagian Barat adalah sebesar ,86 t CO 2 /bulan. Jumlah emisi CO 2 total untuk Kota Surabaya Bagian Barat dalam waktu 1 bulan adalah sebesar ,433 t CO 2 /bulan. 5. SARAN 1. Dilakukan penelitian lebih lanjut lagi untuk memperoleh data respoden dengan menggunakan cara yang lebih efektif. 2. Penggunaan alat alat elektronik di rumah tangga sebaiknya digunakan dengan hemat listrik dan secukupnya. 3. Daya alat alat listrik yang digunakan sebaiknya menggunakan daya listrik yang hemat energi. 4. Pemakaian daya listrik di rumah tangga sebaiknya sesuai antara tipe rumah dengan daya listrik. 5. Dilakukan penelitian lebih lanjut lagi dengan menggunakan pemetaan yang lebih baik lagi. 6. Memperhitungkan besarnya emisi CO 2 primer seperti septictank, karena septictank termasuk sumber emisi yang potensial di rumah tangga. 7. Memperhitungkan besarnya emisi CO 2 sekunder yang dihasilkan dari sampah, karena jika sampah tertimbun terlalu lama akan juga menimbulkan emisi CO 2. 17

18 Daftar pustaka Anonim a, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman. Anonim b Revised 1996 IPCC Guidelines for National Green house Gas Inventories. Anonim c, 1999, BAPEDAL. Anonim d, CDM-PDD Version02. Anonim e, 2007, Ministry of Health Anonim f, 2007, Surabaya Dalam Angka : Statistik dan permukiman, modul perumahan susenas, Badan Pusat Statistik. Anonim g Browne, D. and O Regan, B. and Moles,R. December Use of carbon footprinting to explore alternative household waste policy scenarios in an Irish city-region. Resources, Conservation and recycling, Vol 54 No 2, pp Gurjar.2004, The Emission factors of Nox and Sox for biogas are devised from that of dung cake. Gusman, N., 2005, KAJIAN EMISI DAN POLA PENYEBARAN CO2 AKIBAT PRODUKSI ENERGI LISTRIK OLEH PT.PLN DI JAWA TIMUR, Tugas Akhir. Teknik Lingkungan ITS. Hart, John. 2005,"Global Warming." Microsoft Encarta 2006 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation. Husein, umar Teknik Sampling. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. IPCC. 1996, The emission factors for natural gas are from IPCC Tier 1 default emission factors. 18

19 Scotti, M and, Bondavalli, C. and Bodini,A. Agustus Ecological Footprint as a tool for local sustainability: The municipality of Piacenza (Italy) as a case study. Environmental Impact Assessment Review, Vol 29, pp Smith.2000, The emission factors. Wiedmann, T. and Minx, J A Definition of 'Carbon Footprint., Nova Science Publishers, Hauppauge NY, USA, Ecological Economics Research Trends: Chapter 1, pp

Beragam aktivitas manusia menyebabkan tingginya tingkat polusi atau pencemaran udara. Di Kota Surabaya emisi karbon yang ditimbulkan terlihat pada

Beragam aktivitas manusia menyebabkan tingginya tingkat polusi atau pencemaran udara. Di Kota Surabaya emisi karbon yang ditimbulkan terlihat pada Beragam aktivitas manusia menyebabkan tingginya tingkat polusi atau pencemaran udara. Di Kota Surabaya emisi karbon yang ditimbulkan terlihat pada aktivitas manusia, pertambahan penduduk mengakibatkan

Lebih terperinci

Studi Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Tangga di Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru

Studi Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Tangga di Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Studi Carbon Footprint dari Aktivitas Rumah Tangga di Kelurahan Pesisir Kota Pekanbaru Okthasia Indra 1), Aryo Sasmita 2), Jecky Asmura 2) 1) Mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan, 2) Dosen Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS CARBON FOOTPRINT YANG DIHASILKAN DARI AKTIVITAS RUMAH TANGGA DI KELURAHAN LIMBUNGAN BARU KOTA PEKANBARU

ANALISIS CARBON FOOTPRINT YANG DIHASILKAN DARI AKTIVITAS RUMAH TANGGA DI KELURAHAN LIMBUNGAN BARU KOTA PEKANBARU ANALISIS CARBON FOOTPRINT YANG DIHASILKAN DARI AKTIVITAS RUMAH TANGGA DI KELURAHAN LIMBUNGAN BARU KOTA PEKANBARU Aryo Sasmita 1, Jecky Asmura 2, Ivnaini Andesgur 3 1,2,3 Program Studi Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015 PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON BESERTA PEMETAANNYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR UNTUK MEMASAK DI KABUPATEN SUMENEP, JAWA TIMUR Nurfakhrina Ramadhani Ardedah 1, *), Rachmat Boedisantoso

Lebih terperinci

PERMUKIMAN DI KOTA SURABAYA BAGIAN TENGAH (PUSAT DAN SELATAN) STUDY OF CARBON FOOTPRINT (CO 2 ) FROM THE

PERMUKIMAN DI KOTA SURABAYA BAGIAN TENGAH (PUSAT DAN SELATAN) STUDY OF CARBON FOOTPRINT (CO 2 ) FROM THE STUDI CARBON FOOTPRINT (CO 2 ) DARI KEGIATAN PERMUKIMAN DI KOTA SURABAYA BAGIAN TENGAH (PUSAT DAN SELATAN) STUDY OF CARBON FOOTPRINT (CO 2 ) FROM THE SETTLEMENT ACTIVITIES IN THE MIDDLE OF SURABAYA (CENTRAL

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA MALANG

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA MALANG PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA MALANG Asri Hayyu Rinpropadebi 1), Joni Hermana 1 dan Rachmat Boedisantoso 1 1) Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI KABUPATEN SIDOARJO

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI KABUPATEN SIDOARJO PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANYA DARI PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DI KABUPATEN SIDOARJO Veny Rachmawati 1), Rachmat Boedisantoso 2) dan Joni Hermana 3) 1,2,3) Environmental

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK (FES) UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR INDUSTRI DAN TRANSPORTASI DI WILAYAH KABUPATEN SIDOARJO Yonnet Hellian Kresna 1, *), Rachmat Boedisantoso 2)

Lebih terperinci

Oleh: Renandia Tegar Asririzky. Dosen Pembimbing: IDAA. Warmadewanthi, ST, MT, PhD.

Oleh: Renandia Tegar Asririzky. Dosen Pembimbing: IDAA. Warmadewanthi, ST, MT, PhD. Studi Carbon Footprint (CO 2 ) dari Kegiatan Permukiman di Kota Surabaya BagianTengah (Pusat dan Selatan) Oleh: Renandia Tegar Asririzky 3306 100 079 Dosen Pembimbing: IDAA. Warmadewanthi, ST, MT, PhD.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu

I. PENDAHULUAN. hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya (Sitorus, 2004). Suatu pandangan yang mencoba

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA MALANG

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA MALANG PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR TRANSPORTASI DI KOTA MALANG Gianina Qurrata Dinora 1), Joni Hermana 1 dan Rahmat Boedisantoso 1 1) Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur

Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian Timur JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-11 Persebaran Spasial Produksi Emisi Karbon Dioksida (CO 2 ) dari Penggunaan Lahan Permukiman di Kawasan Perkotaan Gresik Bagian

Lebih terperinci

KAJIAN CARBON FOOTPRINT DARI KEGIATAN INDUSTRI DI KOTA SURABAYA STUDY OF CARBON FOOTPRINT FROM INDUSTRIAL ACTIVITY IN SURABAYA CITY

KAJIAN CARBON FOOTPRINT DARI KEGIATAN INDUSTRI DI KOTA SURABAYA STUDY OF CARBON FOOTPRINT FROM INDUSTRIAL ACTIVITY IN SURABAYA CITY KAJIAN CARBON FOOTPRINT DARI KEGIATAN INDUSTRI DI KOTA SURABAYA STUDY OF CARBON FOOTPRINT FROM INDUSTRIAL ACTIVITY IN SURABAYA CITY Ricky Yusdianto Setiawan*, Rachmat Boedisantoso**, Mohammad Razif***

Lebih terperinci

PENGARUH PERKEMBANGAN PERUMAHAN TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA DI KOTA SURABAYA

PENGARUH PERKEMBANGAN PERUMAHAN TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA DI KOTA SURABAYA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 PENGARUH PERKEMBANGAN PERUMAHAN TERHADAP EMISI KARBON DIOKSIDA DI KOTA SURABAYA Ummi Fadlilah Kurniawati, Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

ASSESSMENT OF SECONDARY CARBON FOOTPRINT FROM ACADEMIC ACTIVITIES AT ITS SURABAYA. KAJIAN TAPAK KARBON SEKUNDER DARI KEGIATAN AKADEMIK di ITS SURABAYA

ASSESSMENT OF SECONDARY CARBON FOOTPRINT FROM ACADEMIC ACTIVITIES AT ITS SURABAYA. KAJIAN TAPAK KARBON SEKUNDER DARI KEGIATAN AKADEMIK di ITS SURABAYA ASSESSMENT OF SECONDARY CARBON FOOTPRINT FROM ACADEMIC ACTIVITIES AT ITS SURABAYA KAJIAN TAPAK KARBON SEKUNDER DARI KEGIATAN AKADEMIK di ITS SURABAYA Sandi Dwi Yanto Environmental Engineering Study Program

Lebih terperinci

Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Keputih-Sukolilo, Surabaya Abstrak

Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Keputih-Sukolilo, Surabaya Abstrak SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 2012 Analisis Kecukupan Ruang Terbuka Hijau Privat Permukiman Dalam Menyerap CO 2 dan Memenuhi Kebutuhan O 2 Manusia di Surabaya Utara (Studi Kasus:

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KABUPATEN MALANG

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KABUPATEN MALANG PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KABUPATEN MALANG Siti Rahmatia Pratiwi 1), Joni Hermana 1 dan Rachmat Boedisantoso 1 1) Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seluruh bangunan fisik dan biasanya tinggal serta makan dari satu dapur. Makan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seluruh bangunan fisik dan biasanya tinggal serta makan dari satu dapur. Makan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rumah Tangga Rumah tangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik dan biasanya tinggal serta makan dari satu dapur. Makan dari satu

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK DARI SEKTOR TRANSPORTASI UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN SUMENEP-JAWA TIMUR Qorry Nugrahayu 1), Rachmat Boedisantoso 2) dan Joni Hermana 3) 1,2,3)

Lebih terperinci

INVENTARISASI GAS RUMAH KACA DARI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT JIH YOGYAKARTA

INVENTARISASI GAS RUMAH KACA DARI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT JIH YOGYAKARTA TA/TL/2014/0521 TUGAS AKHIR INVENTARISASI GAS RUMAH KACA DARI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT JIH YOGYAKARTA Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat

Lebih terperinci

Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia 2

Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia 2 Kajian Emisi Co 2 Berdasarkan Penggunaan Energi Rumah Tangga Sebagai Penyebab Pemanasan Global (Studi Kasus Perumahan Sebantengan, Gedang Asri, Susukan RW 07 Kab. Semarang) Mira Tri Wulandari 1,*, Hermawan

Lebih terperinci

JEJAK KARBON KONSUMSI LPG DAN LISTRIK PADA AKTIVITAS RUMAH TANGGA DI KOTA DENPASAR, BALI

JEJAK KARBON KONSUMSI LPG DAN LISTRIK PADA AKTIVITAS RUMAH TANGGA DI KOTA DENPASAR, BALI JEJAK KARBON KONSUMSI LPG DAN LISTRIK PADA AKTIVITAS RUMAH TANGGA DI KOTA DENPASAR, BALI I Gusti Ngurah Made Wiratama 1 * ), I Made Sudarma 2), I Made Adhika 3) 1) Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan manusia yang cepat mendorong manusia memanfaatkan alam secara berlebihan. Pemanfaatan tersebut baik sebagai pemukiman maupun usaha untuk mencukupi kebutuhan

Lebih terperinci

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 2 (2017)

Tersedia online di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 2 (2017) ANALISIS NILAI EMISI DAN PERSEBARAN SUMBER GAS RUMAH KACA BERDASARKAN JEJAK KARBON DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Eka Putra Aditia *), Irawan Wisnu W **), Purwono **) Departemen Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

: Riska Atma Puri NRP : Jurusan : Teknik Lingkungan FTSP-ITS Dosen Pembimbing: Abdu Fadli Assomadi SSi, MT

: Riska Atma Puri NRP : Jurusan : Teknik Lingkungan FTSP-ITS Dosen Pembimbing: Abdu Fadli Assomadi SSi, MT KAJIAN EMISI CO 2 BERDASARKAN TAPAK KARBON SEKUNDER DARI KEGIATAN NON AKADEMIK DI ITS SURABAYA ASSESSMENT OF CO 2 EMISSIONS BASED ON SECONDARY CARBON FOOTPRINT FROM NON ACADEMIC ACTIVITIES AT ITS SURABAYA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI JEJAK KARBON DARI AKTIVITAS PERMUKIMAN DI KECAMATAN PADEMANGAN KOTAMADYA JAKARTA UTARA SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA STUDI JEJAK KARBON DARI AKTIVITAS PERMUKIMAN DI KECAMATAN PADEMANGAN KOTAMADYA JAKARTA UTARA SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA STUDI JEJAK KARBON DARI AKTIVITAS PERMUKIMAN DI KECAMATAN PADEMANGAN KOTAMADYA JAKARTA UTARA SKRIPSI RATIH GITA ASTARI 0806459551 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN DEPOK

Lebih terperinci

PERHITUNGAN FAKTOR EMISI CO2 PLTU BATUBARA DAN PLTN

PERHITUNGAN FAKTOR EMISI CO2 PLTU BATUBARA DAN PLTN Perhitungan Faktor Emisi CO2 PLTU Batubara dan PLTN (Rizki Firmansyah Setya Budi dan Suparman) PERHITUNGAN FAKTOR EMISI CO2 PLTU BATUBARA DAN PLTN Rizki Firmansyah Setya Budi, Suparman Pusat Pengembangan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh :

KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN. Disusun Oleh : KONTRIBUSI SEKTOR TRANSPORTASI DARAT TERHADAP TINGKAT EMISI CO2 DI EKOREGION KALIMANTAN Disusun Oleh : Arianty Prasetiaty, S.Kom, M.S.E (Kasubid Transportasi, Manufaktur, Industri dan Jasa Bidang Inventarisasi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-251 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-251 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur terhadap Emisi CO 2 melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun

Lebih terperinci

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi

Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Kajian Tentang Kontribusi Jawa Timur Terhadap Emisi CO 2 Melalui Transportasi dan Penggunaan Energi Chrissantya M. Kadmaerubun,

Lebih terperinci

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Proyeksi Emisi CO 2 untuk Jangka Panjang Suryani *1 1 Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi, BPPT, Jakarta * E-mail: suryanidaulay@ymail.com

Lebih terperinci

KAJIAN JEJAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI AKTIVITAS KAMPUS DI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

KAJIAN JEJAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI AKTIVITAS KAMPUS DI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 1 (2017) KAJIAN JEJAK KARBON DAN PEMETAANNYA DARI AKTIVITAS KAMPUS DI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO Tasha Nur Azizah*,Pertiwi Andarani**,Budi P. Samadikun**.

Lebih terperinci

KAJIAN JEJAK KARBON DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

KAJIAN JEJAK KARBON DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO KAJIAN JEJAK KARBON DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO Rizkita Amelia Wardhani1 *), Endro Sutrisno **), Mochtar Hadiwidodo **) Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KAJIAN EMISI CO2 DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LONGRANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING (LEAP) DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA SURABAYA

TUGAS AKHIR KAJIAN EMISI CO2 DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LONGRANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING (LEAP) DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA SURABAYA TUGAS AKHIR KAJIAN EMISI CO2 DENGAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN LONGRANGE ENERGY ALTERNATIVES PLANNING (LEAP) DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA SURABAYA Disusun Oleh : Vega Pradiptya 3307 100 054 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK SEKTOR PERMUKIMAN UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK SEKTOR PERMUKIMAN UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN BANYUWANGI PENENTUAN FAKTOR EMISI SPESIFIK SEKTOR PERMUKIMAN UNTUK ESTIMASI TAPAK KARBON DAN PEMETAANNYA DI KABUPATEN BANYUWANGI DETERMINATION OF SPECIFIC EMISSION FACTORS OF RESIDENTIAL FOR CARBON FOOTPRINT ESTIMATION

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gas rumah kaca secara besar-besaran, salah satunya adalah CO 2 yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gas rumah kaca secara besar-besaran, salah satunya adalah CO 2 yang dihasilkan 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemanasan Global Pemanasan global (global warming) disebabkan oleh peningkatan jumlah gas rumah kaca secara besar-besaran, salah satunya adalah CO 2 yang dihasilkan dari

Lebih terperinci

PENGARUH KEGIATAN CAR FREE DAY (CFD) DI KOTA PEKANBARU UNTUK PENGURANGAN EMISI KARBON DARI KEGIATAN TRANSPORTASI

PENGARUH KEGIATAN CAR FREE DAY (CFD) DI KOTA PEKANBARU UNTUK PENGURANGAN EMISI KARBON DARI KEGIATAN TRANSPORTASI PENGARUH KEGIATAN CAR FREE DAY (CFD) DI KOTA PEKANBARU UNTUK PENGURANGAN EMISI KARBON DARI KEGIATAN TRANSPORTASI Aryo Sasmita Teknik Lingkungan, Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam,

Lebih terperinci

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Amalia, S.T., M.T. Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara Perubahan komposisi atmosfer secara global Kegiatan

Lebih terperinci

JEJAK KARBON KONSUMSI LPG DAN LISTRIK PADA RUMAH TANGGA DI KOTA DENPASAR, BALI

JEJAK KARBON KONSUMSI LPG DAN LISTRIK PADA RUMAH TANGGA DI KOTA DENPASAR, BALI TESIS JEJAK KARBON KONSUMSI LPG DAN LISTRIK PADA RUMAH TANGGA DI KOTA DENPASAR, BALI I GUSTI NGURAH MADE WIRATAMA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS JEJAK KARBON KONSUMSI LPG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim telah menjadi tantangan terbesar bagi kemanusiaan, ilmu pengetahuan, dan politik di abad ke-21. Kegiatan manusia menambah konsentrasi gas rumah kaca

Lebih terperinci

disertakan, maka penduduk sering makmur. Jika emisi Rulli Pratiwi Setiawan Paper ini mengkaji urban. Gresik, Kabupaten urban peri-urban, permukiman,

disertakan, maka penduduk sering makmur. Jika emisi Rulli Pratiwi Setiawan Paper ini mengkaji urban. Gresik, Kabupaten urban peri-urban, permukiman, PERBANDINGAN EMISI KARBON DIOKSIDA DARI PENGGUNAAN LAHAN PERMUKIMAN DI KAWASAN URBAN DAN PERI-URBAN DI WILAYAH GERBANGKERTOSUSILA Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, FTSP - ITS

Lebih terperinci

Perhitungan Emisi Karbon dan Kecukupan Ruang Terbuka Hijau di Lingkungan Kampus (Studi Kasus: Kampus Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya)

Perhitungan Emisi Karbon dan Kecukupan Ruang Terbuka Hijau di Lingkungan Kampus (Studi Kasus: Kampus Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya) Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 vember 2016 ISSN: 2548-1509 Perhitungan Emisi Karbon dan Kecukupan Ruang Terbuka Hijau di Lingkungan Kampus (Studi Kasus: Kampus Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya)

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) D216 Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Untuk Menyerap Emisi CO 2 Kendaraan Bermotor Di Surabaya (Studi Kasus: Koridor Jalan Tandes Hingga Benowo) Afrizal Ma arif dan Rulli Pratiwi Setiawan Perencanaan

Lebih terperinci

1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah

1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah 1.1 GRK dan Pengelolaan Limbah Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan (UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH). Pengelolaan Sampah diatur melalui UU 18/2008 (berwawasan lingkungan)

Lebih terperinci

ANALISIS EMISI CO2 ANTROPOGENIK RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PATUKANGAN, PEKAUMAN DAN BALOK, KABUPATEN KENDAL

ANALISIS EMISI CO2 ANTROPOGENIK RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PATUKANGAN, PEKAUMAN DAN BALOK, KABUPATEN KENDAL ANALISIS EMISI CO2 ANTROPOGENIK RUMAH TANGGA DI KELURAHAN PATUKANGAN, PEKAUMAN DAN BALOK, KABUPATEN KENDAL Ervina Dwi Indrawati, Hermawan 2, Haryono Setyo Huboyo ) Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan, Program

Lebih terperinci

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya Oleh : Prof. Dr., Ir. Moch. Sodiq Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

Penerapan Life Cycle Assessment untuk Menakar Emisi Gas Rumah Kaca yang Dihasilkan dari Aktivitas Produksi Tahu

Penerapan Life Cycle Assessment untuk Menakar Emisi Gas Rumah Kaca yang Dihasilkan dari Aktivitas Produksi Tahu Penerapan Life Cycle Assessment untuk Menakar Emisi Gas Rumah Kaca yang Dihasilkan dari Aktivitas Produksi Tahu Jatmiko Wahyudi 1* 1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kabupaten Pati *Email: jatmiko_tkuns@yahoo.com

Lebih terperinci

Proyeksi Emisi Gas Rumah Kaca Tahun

Proyeksi Emisi Gas Rumah Kaca Tahun Proyeksi Emisi Gas Rumah Kaca Tahun 2012 2030 Suryani Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi, BPPT, Jakarta Email: suryanidaulay@ymail.com Abstract Acceleration of the National development of Indonesia

Lebih terperinci

Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur

Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-62 Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur Amar Addinsyah dan

Lebih terperinci

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA Oleh: Ummi Fadlilah Kurniawati 3608100027 Dosen Pembimbing: Rulli Pratiwi Setiawan,S.T.,M.Sc. BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Surabaya

Lebih terperinci

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015

Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Penyusunan Indikator Perilaku Peduli Lingkungan Hidup, 2015 ABSTRAKSI Proses pembangunan seringkali dilakukan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, tanpa mempertimbangkan aspek

Lebih terperinci

Gambaran umum Surabaya Barat

Gambaran umum Surabaya Barat Gambaran umum Surabaya Barat Terbagi atas 3 unit pengembangan, 7 Kecamatan. Kecamatan yang terdapat di Surabaya Barat meliputi : UP 10 : Kecamatan Lakarsantri UP 11 : KecamatanTandes, Asemrowo, dan Benowo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Kupang merupakan ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berperan sebagai pusat pemerintahan, pusat perekonomian dan pusat pendidikan. Peranan kota Kupang

Lebih terperinci

Studi Carbon Footprint Dari Kegiatan Industri Pabrik Kelapa Sawit

Studi Carbon Footprint Dari Kegiatan Industri Pabrik Kelapa Sawit Studi Carbon Footprint Dari Kegiatan Industri Pabrik Kelapa Sawit Noviyani Puji 1), Aryo Sasmita 2), Ivnaini Andesgur 2) 1) Mahasiswa Teknik Lingkungan S1 2) Dosen Teknik Lingkungan S1 Fakultas Teknik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Pemanasan global yang semakin meningkat menuntut industri peternakan untuk ikut serta dalam upaya penurunan emisi gas. Penurunan emisi gas dengan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Demikian juga sebaliknya, lingkungan dapat dipengaruhi oleh aktivitas dan perilaku manusia. Kehidupan

Lebih terperinci

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur Agung Nugroho 1, *, Burhan Fazzry 1 1 Universitas Gajayana, Jl. Mertojoyo, Blok L, Merjosari, Malang. * E-mail

Lebih terperinci

KAJIAN EMISI KARBON PADA INDUSTRI AMDK (STUDI KASUS: PT XYZ) MARITHA NILAM K

KAJIAN EMISI KARBON PADA INDUSTRI AMDK (STUDI KASUS: PT XYZ) MARITHA NILAM K KAJIAN EMISI KARBON PADA INDUSTRI AMDK (STUDI KASUS: PT XYZ) MARITHA NILAM K 3306100021 LATAR BELAKANG INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI XYZ XYZ XYZ XYZ PEMANASAN PEMANASAN PEMANASAN PEMANASAN GLOBAL

Lebih terperinci

Perhitungan Carbon Footprint pada Perusahaan Peleburan Logam di Surabaya

Perhitungan Carbon Footprint pada Perusahaan Peleburan Logam di Surabaya Prosiding Seminar Nasional Teknik Industri UK Petra 2014 ISBN 978-602-71225-1-2 Menuju Era Green Governance, Green Industry Surabaya, 8 November 2014 Perhitungan Carbon Footprint pada Perusahaan Peleburan

Lebih terperinci

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 2 (2017)

Tersedia online di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 2 (2017) PENENTUAN NILAI JEJAK KARBON (CO 2, CH 4, N 2 O) DARI AKTIVITAS KAMPUS FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO Elfebri Pasca Wardani *), Endro Sutrisno**), Budi P. Samadikun**) Departemen

Lebih terperinci

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PERMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI, SURABAYA PUSAT

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PERMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI, SURABAYA PUSAT STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PERMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI, SURABAYA PUSAT STUDY OF CARBON EMISSION FROM MUNICIPAL SOLID WASTE WITH IPCC METHODS IN TEGALSARI DISTRICT,

Lebih terperinci

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) di Jawa Timur Agung Nugroho 1 *, Burhan Fazzry 2 1. Universitas Gajayana, Jl. Mertojoyo, Blok L, Merjosari, Malang. 2. Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN EMISI GAS CO 2 ANTROPOGENIK RUMAH TANGGA PERMUKIMAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL

KAJIAN EMISI GAS CO 2 ANTROPOGENIK RUMAH TANGGA PERMUKIMAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL KAJIAN EMISI GAS CO 2 ANTROPOGENIK RUMAH TANGGA PERMUKIMAN BERDASARKAN KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL Tesis Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Mencapai Derajat S-2 pada Program

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM

INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM Izzati Winda Murti 1 ), Joni Hermana 2 dan R. Boedisantoso 3 1,2,3) Environmental Engineering,

Lebih terperinci

Potensi Pencemaran Lingkungan dari Pengolahan Sampah di Rumah Kompos Kota Surabaya Bagian Barat dan Pusat

Potensi Pencemaran Lingkungan dari Pengolahan Sampah di Rumah Kompos Kota Surabaya Bagian Barat dan Pusat Potensi Pencemaran Lingkungan dari Pengolahan Sampah di Rumah Kompos Kota Surabaya Bagian Barat dan Pusat Oleh: Thia Zakiyah Oktiviarni (3308100026) Dosen Pembimbing IDAA Warmadewanthi, ST., MT., PhD Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 diketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49% per tahun

Lebih terperinci

ABSTRACT ELECTRICAL ENERGY POTENTIAL RESULTING FROM METHANE GAS EMISSIONS IN SUWUNG LANDFILL BALI PROVINCE

ABSTRACT ELECTRICAL ENERGY POTENTIAL RESULTING FROM METHANE GAS EMISSIONS IN SUWUNG LANDFILL BALI PROVINCE ABSTRACT ELECTRICAL ENERGY POTENTIAL RESULTING FROM METHANE GAS EMISSIONS IN SUWUNG LANDFILL BALI PROVINCE Waste is one source of greenhouse gas emissions (GHG) that has methane gas form which caused an

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahan fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi yang disebabkan dari pembangunan yang menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO₂).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih sebagai isu lingkungan global. Salah satu dampak perubahan iklim adalah meningkatnya suhu di bumi

Lebih terperinci

ESTIMASI EMISI KARBONDIOKSIDA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN IPCC GUIDELINES

ESTIMASI EMISI KARBONDIOKSIDA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN IPCC GUIDELINES Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan p-issn:2085-1227 dan e-issn:2502-6119 Volume 9, Nomor 1, Januari 2017 Hal. 25-36 ESTIMASI EMISI KARBONDIOKSIDA DARI SEKTOR PERMUKIMAN DI KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PROGRAM KONVERSI MINYAK TANAH KE LPG SEBAGAI SUATU TEHNIK PENGURANGAN EMISI

PROGRAM KONVERSI MINYAK TANAH KE LPG SEBAGAI SUATU TEHNIK PENGURANGAN EMISI JRL Vol.6 No.2 Hal. 215-221 Jakarta, Juli 2010 ISSN : 2085-3866 PROGRAM KONVERSI MINYAK TANAH KE LPG SEBAGAI SUATU TEHNIK PENGURANGAN EMISI Endang Suarna Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi

Lebih terperinci

Prediksi Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi Di Kecamatan Tampan Febrian Maulana 1), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3)

Prediksi Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi Di Kecamatan Tampan Febrian Maulana 1), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3) Prediksi Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi Di Kecamatan Tampan Febrian Maulana 1), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3) 1) Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan, 2,3) Dosen Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN PADA OPTIMASI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKITAN JAWA-MADURA-BALI DENGAN OPSI NUKLIR

ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN PADA OPTIMASI PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKITAN JAWA-MADURA-BALI DENGAN OPSI NUKLIR Analisis Aspek Lingkungan pada Optimasi Perencanaan Pengembangan Sistem Pembangkitan Jawa-Madura-Bali dengan Opsi Nuklir (Arief Heru Kuncoro dkk) ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN PADA OPTIMASI PERENCANAAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

Direktorat Konservasi Energi

Direktorat Konservasi Energi DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Direktorat Konservasi Energi 1 Latar Belakang Target Konservasi Energi : Mengurangi intensitas

Lebih terperinci

ANALISIS CARBON FOOTPRINT GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT, REKTORAT, DAN LAB. MIPA UII BERBASIS VEGETASI EKSISTING SEBAGAI PEREDUKSI EMISI GAS RUMAH KACA

ANALISIS CARBON FOOTPRINT GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT, REKTORAT, DAN LAB. MIPA UII BERBASIS VEGETASI EKSISTING SEBAGAI PEREDUKSI EMISI GAS RUMAH KACA AJIE - Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship (e-issn: 2477-0574 ; p-issn: 2477-3824) Vol. 01, No. 02, May 2016 ANALISIS CARBON FOOTPRINT GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT, REKTORAT, DAN LAB. MIPA UII

Lebih terperinci

Potensi implementasi mekanisme berbasis pasar untuk mitigasi dampak perubahan iklim. Rini Setiawati Sekretariat JCM Indonesia

Potensi implementasi mekanisme berbasis pasar untuk mitigasi dampak perubahan iklim. Rini Setiawati Sekretariat JCM Indonesia Potensi implementasi mekanisme berbasis pasar untuk mitigasi dampak perubahan iklim Rini Setiawati Sekretariat JCM Indonesia Latar belakang Intended Nationally Determined Contribution (INDC) 2020: Penurunan

Lebih terperinci

PERAN PLTN DALAM MENDUKUNG KOMITMEN PEMERINTAH UNTUK MENGURANGI EMISI CO2

PERAN PLTN DALAM MENDUKUNG KOMITMEN PEMERINTAH UNTUK MENGURANGI EMISI CO2 PERAN PLTN DALAM MENDUKUNG KOMITMEN PEMERINTAH UNTUK MENGURANGI EMISI CO2 Agus Sugiyono Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi (PTPSE) BPPT Gedung BPPT II, lantai 20, Jl. MH Thamrin 8, Jakarta

Lebih terperinci

Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis. Indonesia 2050 Pathway Calculator Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Lahan Kritis Indonesia... 3 2. Asumsi... 6 3. Metodologi... 7 4. Hasil Pemodelan... 8 5. Referensi...

Lebih terperinci

TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar magister dari Institut Teknologi Bandung

TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar magister dari Institut Teknologi Bandung No : 390/S2-TL/TML/2008 INVENTORI EMISI GAS RUMAH KACA (CO 2 DAN CH 4 ) DARI SEKTOR TRANSPORTASI DENGAN PENDEKATAN JARAK TEMPUH KENDARAAN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR DALAM UPAYA PENGELOLAAN KUALITAS UDARA

Lebih terperinci

Latar Belakang PENDAHULUAN UU No. 26 Tahun 2007, tata guna air, tanah, udara dan sumber daya alam lainnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

Latar Belakang PENDAHULUAN UU No. 26 Tahun 2007, tata guna air, tanah, udara dan sumber daya alam lainnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PENYUSUNAN MODEL SUMBER EMISI GAS RUMAH KACA SEBAGAI ASPEK SUMBER DAYA UDARA DALAM PENATAAN RUANG, DI KOTA SURABAYA Surya Hadi Kusuma 3308 201 203 Program Studi Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi sudah dimulai sejak Revolusi Industri yang terjadi pada abad ke 18 di Inggris yang pada akhirnya menyebar keseluruh dunia hingga saat sekarang ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bumi merupakan satu-satunya tempat tinggal bagi makhluk hidup. Pelestarian lingkungan dilapisan bumi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Suhu

Lebih terperinci

PENGURANGAN EMISI CO 2 MELALUI PENERAPAN PAJAK KARBON (CARBON TAX) DAN PENGARUHNYA TERHADAP ASPEK EKONOMI DAN LINGKUNGAN

PENGURANGAN EMISI CO 2 MELALUI PENERAPAN PAJAK KARBON (CARBON TAX) DAN PENGARUHNYA TERHADAP ASPEK EKONOMI DAN LINGKUNGAN PENGURANGAN EMISI CO 2 MELALUI PENERAPAN PAJAK KARBON (CARBON TAX) DAN PENGARUHNYA TERHADAP ASPEK EKONOMI DAN LINGKUNGAN Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Ekonomi Lingkungan Oleh: Annida Unnatiq Ulya 15/389591/PMU/08550

Lebih terperinci

NURUL MASYIAH RANI H. D

NURUL MASYIAH RANI H. D JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS BESARAN EMISI CO2 PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA MAKASSAR BERBASIS QUANTUM GIS Oleh : NURUL MASYIAH RANI H. D121 12 253 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN JURUSAN SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini banyak orang yang membicarakan masalah pemanasan global, bahkan dalam buku pendidikan lingkungan hidup untuk anak SD pun sudah mulai banyak yang membahas pemanasan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Maksud, Tujuan, Dan Sasaran... 1-1 1.3. Lokasi Pekerjaan... 1-2 1.4. Lingkup Pekerjaan... 1-2 1.5. Peraturan Perundangan... 1-2 1.6. Sistematika Pembahasan...

Lebih terperinci

KAJIAN JEJAK EMISI KARBON-DIOKSIDA DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO INDONESIA

KAJIAN JEJAK EMISI KARBON-DIOKSIDA DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO INDONESIA KAJIAN JEJAK EMISI KARBON-DIOKSIDA DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO INDONESIA Aditya Rachman, Andi Abdillah, Yuspian Gunawan, Muhammad Hasbi, Budiman Sudia, Jenny Delly, Abd. Kadir, Salimin, Kadir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida (CO 2 ), metana (CH 4 ), dinitrogen oksida (N 2 O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC)

Lebih terperinci

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi)

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi) Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi) Vandri Ahmad Isnaini 1, Indrawata Wardhana 2, Rahmi Putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat dalam hutan berbentuk pokok kayu, dahan, daun, akar dan sampah hutan (serasah) (Arief, 2005).

Lebih terperinci

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI

UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( ) RESUME SKRIPSI UPAYA JERMAN DALAM MENANGGULANGI PEMANASAN GLOBAL ( 1998 2011 ) RESUME SKRIPSI Disusun Oleh : Pongky Witra Wisesa (151040295) JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maupun Negara. Bisa melalui

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maupun Negara. Bisa melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang dijalankan beriringan dengan proses perubahan menuju taraf hidup yang lebih baik. Dimana pembangunan itu sendiri dilakukan

Lebih terperinci

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU Oleh: Imam Yanuar 3308 100 045 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia Sampai tahun 2004, Indonesia berada pada urutan ke 15 negara penghasil gas rumah kaca tertinggi di dunia dengan emisi tahunan 378 juta ton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul dan Pengertian Judul 1. Judul Jakarta Integrated Urban Farm 2. Pengertian Judul Jakarta merupakan ibu kota Indonesia, daerah ini dinamakan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun demikian

Lebih terperinci

Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis. Indonesia 2050 Pathway Calculator

Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis. Indonesia 2050 Pathway Calculator Panduan Pengguna Untuk Reboisasi Lahan Kritis Indonesia 2050 Pathway Calculator Daftar Isi 1. Ikhtisar Lahan Kritis Indonesia... 3 2. Asumsi... 6 3. Metodologi... 7 4. Hasil Pemodelan... 8 5. Referensi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terkait dengan isu perubahan iklim, banyak orang yang sepakat bahwa dampak yang ditimbulkan akan menjadi sangat serius apabila tidak diantisipasi, namun pada kenyataannya

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

Pemanfaatan Sifat dan Ketersediaan Data sesuai Karakteristik Kabupaten/Kota untuk Estimasi Emisi Spesifik Karbon

Pemanfaatan Sifat dan Ketersediaan Data sesuai Karakteristik Kabupaten/Kota untuk Estimasi Emisi Spesifik Karbon Pemanfaatan Sifat dan Ketersediaan Data sesuai Karakteristik Kabupaten/Kota untuk Estimasi Emisi Spesifik Karbon Joni Hermana 1, Abdu F. Assomadi, Rachmat Boedisantoso, Arie D. Syafe i Laboratorium Pengelolaan

Lebih terperinci